• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Peta Orientasi Kota Bandung. Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Peta Orientasi Kota Bandung. Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 1"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 1 BAB I

PENDAHULUAN

Kota Bandung terletak pada posisi 107º36’ Bujur Timur dan 6º55’ Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Bandung adalah 16.729,65 Ha.

Perhitungan luasan ini didasarkan pada Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung. Secara administratif, Kota Bandung berbatasan dengan beberapa daerah kabupaten/kota lainnya, yaitu:

1. sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat;

2. sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi;

3. sebelah Tmur berbatasan dengan Kabupaten Bandung; dan 4. sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung.

Gambar 1 Peta Orientasi Kota Bandung

(2)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 2 Secara morfologi regional, Kota Bandung terletak di bagian tengah

“Cekungan Bandung”, yang mempunyai dimensi luas 233.000 Ha. Secara administratif, cekungan ini terletak di lima daerah administrasi kabupaten/kota, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan 5 Kecamatan yang termasuk Kabupaten Sumedang.

A. Kondisi Topografi

Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m di atas permukaan laut (dpl). Titik tertinggi berada di daerah utara dengan ketinggian 1.050 m dpl, dan titik terendah berada di sebelah selatan dengan ketinggian 675 m dpl. Wilayah yang dikelilingi oleh pegunungan membentuk Kota Bandung menjadi semacam cekungan (Bandung Basin).

B. Kondisi Geologi

Keadaan geologis di Kota Bandung dan sekitarnya terdiri atas lapisan aluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di wilayah bagian utara umumnya jenis tanah andosol, sedangkan di bagian selatan serta timur terdiri atas jenis aluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagian tengah dan barat tersebar jenis tanah andosol. Secara geologis Kota Bandung berada di Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh Gunung Berapi yang masih aktif dan berada di antara tiga daerah sumber gempa bumi yang saling melingkup, yaitu (i) sumber gempa bumi Sukabumi-Padalarang-Bandung, (ii) sumber gempa bumi Bogor-Puncak- Cianjur, serta (iii) sumber gempa bumi Garut-Tasikmalaya-Ciamis.

Daerah-daerah ini aktif di sepanjang sesar-sesar yang ada, sehingga menimbulkan gempa tektonik yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Selain itu Kota Bandung yang berpenduduk banyak dan padat serta kerapatan bangunan yang tinggi juga berisiko tinggi pada berbagai bencana.

Untuk penyusunan Renja di bidang pangan dan pertanian berdasarkan keadaan geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya diperlukan perencanaan yang matang dalam mencapai target kinerja yang telah ditentukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.

(3)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 3 Undang – Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap Daerah harus menyusun Rencana Pembangunan Daerah secara sistematis, terarah terpadu dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun ), jangka menengah (5 tahun ), maupun jangka pendek ( 1 tahun ). Berdasarkan hal itu setiap daerah harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Dokumen tersebut akan menjadi acuan untuk penyusunan RENJA SKPD.

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung merupakan penjabaran visi, misi, program dan kegiatan Dinas Pangan dan Pertanian yang akan dilaksanakan pada tahun 2018, penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (PD) Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung berpedoman pada RKPD Kota Bandung.

Berbagai program dan kegiatan pemerintah daerah tersebut dituangkan dalam Rencana Kerja PD sebagai acuan bagi PD dalam mengoperasionalkan RKPD yang memuat rencana pembangunan selama 1 (satu) tahun yang akan dilaksanakan oleh Perangkat Daerah Pemerintah Daerah.

Mengingat peran dan fungsi RKPD Kota Bandung sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat maka penyusunan Renja SKPD Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung dilakukan secara transparan dan partisipatif untuk menghasilkan dokumen rencana kerja yang baik.

(4)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 4 1.1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Pasal 130 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, RKPD kota yang telah ditetapkan dijadikan pedoman penyempurnaan rancangan Renja Perangkat Daerah Kota.

Program dan kegiatan dalam Renja Perangkat Daerah dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran serta target kebijakan program dan kegiatan pembangunan dalam RKPD Kota Bandung Tahun 2018. Perumusan Renja Perangkat Daerah merupakan proses yang tidak terpisahkan dan dilakukan bersamaan dengan tahap perumusan rancangan Perangkat Daerah. Penyempurnaan rancangan Renja Perangkat Daerah bertujuan untuk mempertajam tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan daerah sesuai dengan tugas dan fungsi Perangkat Daerah yang ditetapkan dalam RKPD.

Renja Perangkat Daerah merupakan dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun. Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telah mewajibkan setiap Perangkat Daerah untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah sebagai pedoman kerja selama periode 1 (satu) tahun dan berfungsi untuk menterjemahkan perencanaan strategis lima tahunan yang dituangkan dalam Renstra Perangkat Daerah kedalam perencanaan tahunan yang sifatnya lebih operasional.

Sebagai sebuah dokumen resmi Perangkat Daerah, Renja Perangkat Daerah mempunyai kedudukan yang strategis yaitu menjembatani antara perencanaan pada Perangkat Daerah dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), sebagai implementasi pelaksanaan strategis jangka menengah (RPJMD) daerah dan Renstra Perangkat Daerah yang menjadi satu kesatuan untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Daerah. Renja Perangkat Daerah disusun oleh masing-masing Perangkat Daerah secara terpadu, partisipatif dan demokratis. Renja Perangkat Daerah digunakan sebagai dasar

(5)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 5 penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Perangkat Daerah untuk penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota dan sebagai dasar pengusulan program/kegiatan yang akan dibiayai APBD Propinsi dan APBN.

Dokumen Renja Perangkat Daerah pada dasarnya merupakan suatu proses pemikiran strategis untuk menyikapi isu-isu yang berkembang dan mengimplementasikannya dalam program dan kegiatan Perangkat Daerah. Kualitas dokumen Renja sangat ditentukan oleh kualitas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga penyusunan Renja Perangkat Daerah sangat ditentukan oleh kemampuan Perangkat Daerah dalam menyusun, mengorganisasikan, mengimplementasikan, mengendalikan dan mengevaluasi capaian program dan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah.

Berdasarkan Permendagri No.54 Tahun 2010 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, proses penyusunan Renja Perangkat Daerah terdiri dari tiga tahapan utama yaitu tahap persiapan penyusunan, tahap penyusunan rancangan, dan tahap penetapan renja Perangkat Daerah. Tahapan persiapan meliputi pembentukan tim penyusun RKPD dan Renja Perangkat Daerah, orientasi mengenai RKPD dan Renja Perangkat Daerah, penyusunan agenda kerja, serta penyiapan data dan informasi. Penyusunan rancangan Renja Perangkat Daerah merupakan tahapan awal yang harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja Perangkat Daerah yang definitif.

Dalam prosesnya, penyusunan rancangan Renja Perangkat Daerah mengacu pada kerangka arahan yang dirumuskan dalam rancangan awal RKPD. Oleh karena itu penyusunan rancangan Renja Perangkat Daerah dapat dikerjakan secara simultan/paralel dengan penyusunan rancangan awal RKPD, dengan fokus melakukan

(6)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 6 pengkajian terlebih dahulu terhadap kondisi eksisting Perangkat Daerah, evaluasi pelaksanaan Renja Perangkat Daerah tahun-tahun sebelumnya dan evaluasi kinerja terhadap pencapaian Renstra Perangkat Daerah. Tahap penetapan rancangan akhir Rencana Kerja Perangkat Daerah dilakukan dengan pengesahan oleh Kepala Daerah, selanjutnya Kepala Perangkat Daerah menetapkan Renja Perangkat Daerah untuk menjadi pedoman di lingkungan Perangkat Daerah dalam menyusun program dan kegiatan prioritas Perangkat Daerah pada tahun anggaran berkenaan.

1.2. LANDASAN HUKUM

Landasan Hukum Penyusunan Rancangan Renja Perangkat Daerah adalah :

1) Undang-Undang Nomor 58 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

(7)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 7 5) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah;

6) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

8) Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tatacara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

9) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung 2005-2025;

10) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2009 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah;

11) Peraturan Daerah Kota Bandung No. 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung 2013 – 2018

12) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung;

13) Peraturan Walikota Bandung No 1389 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung.

(8)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 8 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan penyusunan renja Perangkat Daerah adalah : 1) Memenuhi kebutuhan akan adanya perencanaan strategis

sebagai acuan dalam penyusunan rencana kegiatan sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang mewajibkan setiap instansi pemerintah untuk menyusun perencanaan strategis.

2) Sebagai dokumen pelaksanaan program dan kegiatan yang berpedoman pada RKPD Kota Bandung

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mengemukakan pengertian ringkas tentang Renja Perangkat Daerah, proses penyusunan Renja Perangkat Daerah, keterkaitan antara Renja Perangkat Daerah dengan dokumen RKPD, Renstra Perangkat Daerah, dengan Renja K/L dan Renja provinsi/kabupaten/kota, serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD.

1.2. Landasan Hukum

Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang SOTK, kewenangan Perangkat Daerah, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran Perangkat Daerah.

1.3. Maksud dan Tujuan

(9)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 9 Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renja Perangkat Daerah.

1.4. Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja Perangkat Daerah, serta susunan garis besar isi

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA PERANGKAT DAERAH TAHUN LALU

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja PD Tahun Lalu

Bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja PD tahun lalu (tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja PD sudah disahkan.

Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra PD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja PD tahun-tahun sebelumnya.

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan PD berisi kajian terhadap capaian kinerja pelayanan PD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM, maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. Jenis indikator yang dikaji, disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing-masing PD, serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kinerja pelayanan.

2.3 Isu – isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi PD Sub bab ini berisi uraian mengenai:

(10)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 10 1. Sejauh mana tingkat kinerja pelayanan PD dan hal

kritis yang terkait dengan pelayanan PD;

2. Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi PD;

3. Dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi kepala daerah, terhadap capaian program nasional/global, seperti SPM dan MDGs (Millenium Development Goals);

4. Tantangan dan peluang dalam meningkatkan pelayanan PD dan

5. Formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan catatan yang strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program prioritas tahun rencana.

2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD Sub-bab ini berisikan uraian mengenai:

1. Proses yang dilakukan yaitu membandingkan antara rancangan awal RKPD dengan hasil analisis kebutuhan;

2. Penjelasan mengenai alasan proses tersebut dilakukan;

3. Penjelasan temuan-temuan setelah proses tersebut dan catatan penting terhadap perbedaan dengan rancangan awal RKPD, misalnya: terdapat rumusan program dan kegiatan baru yang tidak terdapat di rancangan awal RKPD, atau program dan kegiatan cocok namun besarannya berbeda.

(11)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 11 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN

3.1 Telaahan terhadap kebijakan nasional

Telaahan terhadap kebijakan nasional dan sebagaimana dimaksud, yaitu penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi PD.

3.2 Tujuan dan sasaran Renja PD

Sub bab ini berisi perumusan tujuan dan sasaran yang didasarkan atas rumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi PD yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Renstra PD.

3.3 Program dan Kegiatan Tahun 2018 Berisikan penjelasan mengenai:

a. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan. Misal:

Pencapaian visi dan misi kepala daerah, Pencapaian MDGs, Pengentasan kemiskinan, Pencapaian SPM, Pendayagunaan potensi ekonomi daerah, Pengembangan daerah terisolir, dsb.

b. Uraian garis besar mengenai rekapitulasi program dan kegiatan, yang meliputi:

 Jumlah program dan jumlah kegiatan.

 Sifat penyebaran lokasi program dan kegiatan (apa saja yang tersebar ke berbagai kawasan dan apa saja yang terfokus pada kawasan atau kelompok masyarakat tertentu).

(12)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 12 BAB IV. PENUTUP

Berisikan uraian penutup, berupa:

a. Catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan.

b. Kaidah-kaidah pelaksanaan.

c. Rencana tindak lanjut.

(13)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 13 BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS PANGAN DAN PERTANIAN KOTA BANDUNG TAHUN 2016

2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS PANGAN DAN PERTANIAN KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DAN CAPAIAN RENSTRA

Pada tahun 2016 nomenklatur Dinas Pangan dan Pertanian masih bernama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung pada tahun 2016 telah melaksanakan 1 (satu) Urusan Wajib yaitu Ketahanan Pangan dan 2 (dua) Urusan Pilihan yaitu Urusan Pertanian, dan Urusan Kelautan dan Perikanan. Terhadap masing-masing urusan tersebut dianalisis sebagai berikut :

A. URUSAN WAJIB

1. URUSAN KETAHANAN PANGAN

Urusan Ketahanan Pangan pada Tahun Anggaran 2016 mendapat alokasi

anggaran sebesar Rp. 1.956.000.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 1.923.147.350,00 (98,32%). Program dan Kegiatan pada Urusan

Ketahanan Pangan tahun 2016 dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertapa) Kota Bandung.

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. PROGRAM DAN KEGIATAN 1) Program Ketahanan Pangan

Program Ketahanan Pangan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 1.956.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 1.923.147.350,00 (98,32%), yang dilaksanakan melalui :

a) Kegiatan Promosi Keamanan Pangan.

(14)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 14 b) Kegiatan Operasional Dewan Ketahanan Pangan Kota

Bandung.

c) Kegiatan Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif.

d) Kegiatan Koordinasi Kebijakan Perberasan.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Terlaksananya Sosialisasi Promosi Keamanan Pangan di 20 Kewilayahan dan kelompok masyarakat serta 12 Sekolah Dasar; Terlaksananya program pemberian makanan tambahan untuk anak sekolah dari keluarga penerima manfaat 1 paket.

b) Terlaksananya Rakor Dewan Ketahanan Pangan Kota Bandung 1 kali, Sidang Tahunan Dewan Ketahanan Pangan 1 kali, Sidang Regional Dewan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional 1 kali, Pameran Hari Pangan Sedunia Tingkat Provinsi 1 kali, Kampanye, promosi, publikasi, sosialisasi Program Ketahanan Pangan 1 tahun.

c) Terlaksananya Lomba kreatifitas program One Day No Rice dan B2SA 1 kali, Sosialisasi Program Makan Sayur dan Buah Lokal 3 kali, Lomba Cipta Menu B2SA dan olahan ikan tingkat Kota Bandung 1 kali, Lomba Cipta Menu B2SA dan olahan ikan tingkat Provinsi Jawa Barat 1 kali, Pembinaan Kelompok KRPL 16 kali, Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NMB) Kota Bandung 1 kali.

d) Tersusunnya Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Raskin di Kota Bandung Tahun 2016 1 berkas, Tersusunnya Keputusan Walikota tentang Tim Koordinasi Program Raskin dan Alokasi Pagu Raskin Kota Bandung Tahun 2016 2 kepwal, Tersusunnya Peraturan Walikota Bandung tentang Subsidi Raskin kepada Perum Bulog Sub. Divre Bandung 2 perwal, Terlaksananya Sosialiasai Program Raskin Kota Bandung Tahun 2016 1 kali, Launching Program Raskin Kota Bandung Tahun 2016 1 kali, Monitoring Program Raskin sampai ke sasaran (RTS-PM) 1 tahun, Evaluasi Program Raskin Kota

(15)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 15 Bandung Tahun 2016 1 kali, Pelaporan Program Raskin Kota Bandung Tahun 2016 1 laporan.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pangan yang aman dikonsumsi melalui sosialisasi bagi kelompok sasaran yang meliputi aparat kewilayahan di Kelurahan dan Sekolah Dasar dan terlaksananya pemberian makanan tambahan anak sekolah.

b) Tersusunnya rekomendasi kebijakan ketahanan pangan di Kota Bandung.

c) Meningkatnya pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang sumber pangan alternatif dan Menu B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman) implementasinya melalui program One Day No Rice sehingga terwujudnya pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman yang berbasis sumber daya lokal.

d) Tercapainya kinerja Program Raskin sesuai dengan indikator 6T di Kota Bandung.

b. CAPAIAN KINERJA

Indikator Penguatan Cadangan Pangan Daerah dari target pada tahun 2016 sebesar 60 ton, dapat terealisasi sebesar 82,29 ton atau tercapai sebesar 137,15 %.

Indikator Pencapaian Pola Pangan Harapan dari target sebesar 90,30 dapat terealisasi pada tahun 2016 sebesar 91,67 atau dapat terealisasi sebesar 101,52 %.

c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI 1) Permasalahan

a) Belum optimalnya implementasi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan lokal (P2KP) yang diharapkan dapat mengurangi konsumsi beras, ketersediaan karbohidrat pengganti beras belum dapat memenuhi

(16)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 16 kebutuhan serta harganya lebih mahal dari harga beras premium.

b) Program/kegiatan Ketahanan Pangan menyangkut berbagai kepentingan mulai dari ketersediaan, distribusi dan konsumsi yang dalam pelaksanaannya melibatkan bidang dan SKPD terkait, sehingga untuk mencapai target ketahanan pangan tidak bisa terlepas dari kontribusi data dari bidang dan SKPD terkait.

c) Belum optimalnya masyarakat menerima sosialiasai tentang keamanan pangan

2) Solusi

a) Mengoptimalkan implementasi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), melalui sosialisasi, bimbingan, dan pelatihan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) atau Pemanfaatan lahan pekarangan dan koordinasi dengan kab/kota penghasil bahan umbi-umbian

b) Pentingnya pemahaman bidang/SKPD terkait untuk bisa memberikan kontribusi data terhadap indikator ketahanan pangan

c) Meningkatkan frekuensi sosialisasi keamanan pangan.

B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Penyelenggaraan pembangunan urusan kelautan dan perikanan diarahkan untuk meningkatkan aktifitas penyediaan komoditas hasil- hasil kelautan dan perikanan yang berkualitas serta pengembangan usaha budidaya perikanan dengan pemilihan komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan bisa dikembangkan dilahan sempit.

Urusan Kelautan dan Perikanan pada tahun anggaran 2016 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 1.797.200.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 1.747.483.805,00 (97,23%). Program dan kegiatan pada

(17)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 17 Urusan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung.

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

1) Program Pengembangan Budidaya Perikanan

Pelaksanaan program pengembangan budidaya perikanan mendapat

alokasi anggaran sebesar Rp. 1.797.200.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 1.747.483.805,00 (97,23%), yang dilaksanakan melalui:

a) Kegiatan Pendampingan pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan.

b) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Terlaksananya : (1) Pelatihan pembudidaya ikan 14 kali (2) Workshop/Seminar Perikanan 1 kali (3) Surveilence pendataan

ulang kelompok tani ikan 1 kali (4) Pembuatan aplikasi Sistem Informasi Perikanan 1 paket, dan Terlaksananya pengadaan : (1) Benih ikan konsumsi untuk restocking 5 paket (2) Bahan peralatan data untuk aplikasi system informasi perikanan 1 paket (3) Surveilence pendataan ulang kelompok tani ikan 1 paket.

b) Terlaksananya pengadaan: (1) Pakan ikan 2 paket (2) Sarana dan prasarana Balai Benih Ikan 3 paket (3) Calon induk ikan hias 1 paket.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatnya produksi ikan konsumsi dan ikan hias.

b. CAPAIAN KINERJA

1) Indikator Peningkatan Produksi Ikan Konsumsi, dari target sebanyak 2.665 ton dapat terealisasi sebanyak 2.965 ton atau tercapai sebesar 109,39%.

(18)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 18 2) Indikator Peningkatan Produksi Ikan Hias, dari target sebanyak

1.021.700 ekor dapat terealisasi sebanyak 1.023.104 ekor atau tercapai sebesar 100,14%.

Dalam upaya meningkatkan pemasaran produk hasil perikanan yang terjamin kualitasnya, Pemerintah Kota Bandung telah membangun Pasar Ikan Higienis (PIH) di Pasar Induk Gedebage, sehingga tersedia hasil perikanan yang lebih terjamin kualitasnya, aman di konsumsi serta dapat meningkatkan konsumsi ikan per kapita masyarakat Kota Bandung, dari 34,28 kg/kapita/tahun pada tahun 2015 menjadi 36,94 kg/kapita/tahun pada tahun 2016 atau mengalami kenaikan sebesar 2,66 %.

c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI 1) Permasalahan

a) Semakin sempitnya lahan untuk budidaya perikanan sebagai akibat alih fungsi lahan di Kota Bandung.

b) Masih rendahnya pengetahuan dan sikap pelaku usaha dan masyarakat tentang bahayanya penggunaan bahan kimia berbahaya dan produk perikanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan mutu pangan.

2) Solusi

a) Mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan melalui pemilihan komoditas yang mempunyai produktivitas tinggi, nilai ekonomis tinggi dan bisa dikembangkan dilahan yang sempit (ikan hias dan ikan lele).

b) (1) Meningkatkan frekuensi pemeriksaan dan pengawasan mutu

ikan dan hasil olahannya yang beredar di Kota Bandung, (2) meningkatkan pembinaan kepada pedagang ikan yang ada di Kota Bandung, (3) meningkatkan koordinasi dengan Dinas Perikanan tempat asal ikan, agar ikan yang masuk ke Kota Bandung tidak menggunakan bahan kimia berbahaya.

(19)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 19 2. URUSAN PERTANIAN

Penyelenggaraan pembangunan urusan pertanian diarahkan untuk meningkatkan aktivitas penyediaan komoditas hasil-hasil pertanian yang berkualitas serta pengembangan usaha pertanian dengan pemilihan komoditas pertanian yang memiliki produktivitas tinggi, memiliki nilai ekonomi tinggi, dan mempunyai peluang pasar yang terbuka serta usaha pengolahan produk pertanian.

Urusan Pertanian pada tahun anggaran 2016 mendapat alokasi anggaran

sebesar Rp. 14.996.461.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 14.738.890.331,00 (98,28 %).

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut :

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Pelaksanaan program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/perkebunan) mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.

10.791.300.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 10.616.407.136,00 (98,38%), yang dilaksanakan melalui:

a) Kegiatan Penyusunan Data Base Potensi Produksi Pangan.

Output : Terlaksananya pendataan data base potensi produksi pangan di Kota Bandung pada 30 Kecamatan.

Outcome: Tersedianya data potensi produksi pangan sebagai bahan pengambilan kebijakan dinas.

b) Kegiatan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan.

Output: Terlaksananya (1) Pengadaan pot dan polybag 1 paket (2) Pengadaan media tanam 1 paket (3) Pengadaan benih sayuran 1 paket (4) Pengadaan bibit sayuran 1 paket (5) Pengadaan pohon produktif 2 paket (6) Pengadaan tanaman produktif dalam drum/pot 1 paket.

Outcome: Meningkatnya kelompok masyarakat yang memanfaatkan lahan pekarangan sehingga meningkatnya produksi tanaman

(20)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 20 sayuran/hortikultura di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan.

c) Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian.

Output: Terlaksananya Pelatihan Peningkatan Manajemen Usaha Pertanian sebanyak 17 kali dengan total peserta pelatihan sebanyak 1.020 orang (60 orang per pelatihan), Pelatihan Kemasan Olahan Hasil Pertanian sebanyak 2 kali dengan peserta sebanyak 120 orang (60 orang per pelatihan).

Outcome: (1) Meningkatnya jumlah pelaku usaha di bidang pengolahan hasil pertanian, perikanan dan peternakan, (2) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan cara pengolahan hasil pertanian dan manajemen usaha.

d) Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman.

Output: Terlaksananya (1) Pengadaan bahan untuk Pameran Hari Lingkungan Hidup 1 paket (2) Pengadaan bahan untuk Pameran Hari Krida Pertanian 1 paket (3) Pengadaan sarana produksi untuk gardening school SD, SMP 10 paket (4) Pengadaan instalansi hidroponik untuk pengembangan pertanian perkotaan 1 paket (5) Pengadaan media tanam untuk mendukung kegiatan kampung berkebun 3 paket (6) Pengadaan bahan pelatihan kampung berkebun 151 paket (7) Pengadaan benih sayuran untuk mendukung kegiatan kampung berkebun 3 paket (8) Pengadaan bibit sayuran untuk mendukung kegiatan kampung berkebun 3 paket (9) Pengadaan pot, polybag dan wadah tanaman lainnya untuk mendukung kegiatan kampung berkebun 3 paket (10) Pengadaan nutrisi dan sarana pendukung instalasi hidroponik

untuk pengembangan pertanian perkotaan 1 paket (11) Pengadaan tanaman produktif untuk penghijauan 3 paket (12) Pengadaan pembuatan screen house dan bibit 1 paket (13)

Pengadaan sarana dan prasarana budidaya padi untuk meningkatkan produksi padi 1 tahun (14) Pengadaan bahan pelatihan gardening school 10 kali (15) Pengadaan screen house

(21)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 21 instalasi hidroponik untuk pengembangan pertanian perkotaan 6 paket (16) Pengadaan vertical garden 2 paket (17) Pengadaan anggrek 2 paket (18) Pengadaan bibit, sarana dan prasarana kampung flori 1 paket.

Outcome : Meningkatnya produktivitas tanaman sayuran di lahan pekarangan rumah.

e) Kegiatan Pengembangan Perbenihan/Perbibitan.

Output: Terlaksananya (1) Pelatihan perbenihan/perbibitan 10 kali (2) Pelatihan hidroponik 10 kali (3) Pelatihan tanaman hias 8 kali (4) Pengadaan tanaman hias 1 paket (5) Pengadaan bahan kimia 1

tahun (6) Pengadaan sarana UPT Pembibitan 1 tahun (7) Pengadaan tanaman obat keluarga (toga) 1 paket (8) Penataan Taman UPT Pembibitan 1 paket.

Outcome: Meningkatnya keterampilan masyarakat tentang budidaya pertanian dan tersedianya bibit tanaman

f) Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan.

Output: Terlaksananya Pemeriksaan sampel daging, susu, telur, beras, palawija, sayuran, buah-buahan, rempah dan bumbu- bumbuan sebanyak 6.566 sampel dengan cakupan sasaran pengawasan sebanyak 200 lokasi (126 swalayan, 33 pasar tradisional, 26 distributor/agen/loper susu, telur, daging dan beras serta 15 tempat pemotongan ayam, Pelatihan tatacara pemotongan hewan qurban sebanyak 250 orang, Pelatihan pemotongan ayam bagi juru potong ayam sebanyak 100 orang, Pelatihan pengawasan mutu komoditi tanaman pangan dan hortikultura sebanyak 100 orang, Kegiatan sosialisasi pengawasan mutu komoditi pertanian sebanyak 10 kali, Sidak komoditi pertanian sebanyak 4 kali, Pengadaan bahan kimia sebanyak 2 paket.

Outcome: (1) Meningkatnya cakupan pengawasan mutu dan keamanan pangan komoditi pertanian, (2) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pengurus mesjid (DKM) tentang tata cara pemotongan hewan qurban, dan (3) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan juru potong ayam tentang tata cara

(22)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 22 pemotongan ayam yang halal (4) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kader PKK tentang cara pemilihan komoditi pangan segar yang bermutu (5) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan para pelaku usaha tentang penyalahgunaan bahan kimia berbahaya bagi komoditi pertanian.

g) Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

Output: Terlaksananya laporan kegiatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan selama satu tahun (RKA, DPA, RENJA, RENSTRA, Laporan Tahunan, Laporan Triwulanan, dan Laporan Bulanan) dan terlaksananya 3 Kajian (Kajian Akademis Perubahan Perda No. 11 Tahun 2012, Kajian Subsidi Raskin, Kajian Pemetaan Lahan Pertanian yang Berkelanjutan).

Outcome: Tersedianya Laporan Kegiatan Dinas sebagai bahan pengambilan kebijakan dinas.

2) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

Pelaksanaan program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.

950.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 933.961.400,00 (98,31%), yang dilaksanakan melalui Kegiatan Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah :

Pameran Bandung Agri Market (BAM) 3 kali, Pameran Bursa Tanaman Hias 1 kali, Pameran Ikan Hias 1 kali, Pameran di luar kota 2 kali yaitu Agro and Food Expo di Jiexpo Kemayoran Jakarta dan Pameran Investasi dan Perdagangan Nasional di Kota Malang, Pameran di luar negeri 1 kali yaitu China Export Impor Expo di Kunshen RRT, Monitoring info harga pasar komoditas pertanian, peternakan dan perikanan 4 pasar (Pasar Ujungberung, Pasar Sederhana, Pasar Kosambi dan Pasar Astana Anyar).

(23)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 23 Hasil (outcome) dari Pelaksanaan program tersebut adalah :

Terpenuhinya promosi pemasaran hasil usaha pertanian, perikanan dan peternakan serta tersedianya data info harga pertanian, perikanan dan peternakan

3) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Pelaksanaan program peningkatan produksi pertanian/perkebunan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 318.641.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 303.805.000,00 (95,34%), yang dilaksanakan melalui Kegiatan Standarisasi Kualitas Bahan Baku.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: (1) Terlaksananya pelatihan budidaya tembakau 1 kali (2) Pelatihan Pasca Panen tembakau 1 kali (3) Terlaksananya Workshop tembakau 3 kali.

Hasil (outcome) adalah meningkatnya Mutu Tembakau sesuai dengan Kebutuhan Industri.

4) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan

Pelaksanaan Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 11.520.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 9.280.000,00 (80,56%), yang dilaksanakan melalui Kegiatan BOP Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan (Banprov).

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah tersalurkannya honor petugas penyuluh pertanian lapangan.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah tersalurkannya honor petugas penyuluh pertanian lapangan sampai bulan Desember.

5) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 1.725.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 1.691.878.295,00 (98,08%), yang dilaksanakan melalui:

(24)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 24 a) Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit

Menular Ternak.

b) Kegiatan Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik.

c) Kegiatan Pengelolaan Sanitary Rumah Potong Hewan.

d) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Hewan di Klinik Hewan.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) (1) Terlaksananya vaksinasi hewan untuk penyakit flu burung sebanyak 65.000 ekor, serta untuk penyakit rabies sebanyak 2.000 ekor (2) Pengambilan sampel unggas di 20 pasar tradisional (3) Pemeriksaan specimen ke laboratorium rujukan 2 jenis (4) Pelayanan kesehatan hewan di 151 kelurahan (5) Pengawasan obat hewan pada 11 pengusaha (6) Pengawasan lalu lintas hewan di 30 kecamatan (7) pengadaan obat hewan 2 paket (8) Monitoring hama penyakit ikan dan obat hewan ke 11 pelaku usaha ikan (9) Workshop Potensi Retribusi Lalulintas Hewan/Ternak 1 kali.

b) (1) Terlaksananya pengadaan obat-obatan hewan sebanyak 1 paket

(2) Eliminasi Hewan Penular Rabies sebanyak di 30 kecamatan (3) Pengamatan dan penyidikan penyakit ternak dan hewan di 77

kelurahan (4) Koordinasi dan sosialisasi penyakit rabies di 32 kelurahan

c) (1) Terlaksananya pelayanan pemotongan hewan di 2 RPH dan 10 TPH (2) Terlaksananya pemeriksaan kesehatan hewan di 2 RPH dan 10 TPH (3) Terlaksananya pengangkutan limbah padat RPH 2 kali (4) Terlaksananya pengadaan peralatan kebersihan dan bahan pembersih 2 paket.

d) Tersedianya pengadaan (1) Alat dan bahan kesehatan hewan 3 paket (2) Pengadaan obat-obatan hewan 3 paket (3) Cetak brosur dan leaflet 1 paket

(25)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 25 2.2. ANALISIS KINERJA PELAYANAN DINAS TAHUN 2016

Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2016 dengan realisasinya. Tingkat capaian kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2016 berdasarkan hasil pengukurannya dapat dilaporkan dalam Tabel 2.1. berikut ini :

TABEL 2.1.

CAPAIAN KINERJA IKU TAHUN 2016

Sasaran 1 : Terjaganya ketersediaan pangan

No Indikator Satuan IKU

Target PK Tahun 2016

Realisasi Tahun 2016

Capaian

(%) Keterangan 1 Score Pola Pangan

Harapan (PPH)

Nilai 91,50 91,67 100,19 2 Penguatan Cadangan

Pangan Daerah

Ton 60 82,29 137,15

3 Tingkat Konsumsi Pangan-Beras

Kg/kapita / tahun

91,31 91,01 100,33 Tingkat konsumsi beras semakin menurun semakin baik 4 Tingkat Konsumsi

Pangan-Daging

Kg/kapita / tahun

16,52 18,20 110,17 5 Tingkat Konsumsi

Pangan-Ikan

Kg/kapita / tahun

36,03 36,94 102,53

Sasaran 2 : Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan

No Indikator Satuan IKU

Target PK Tahun 2016

Realisasi Tahun 2016

Capaian

(%) Keterangan 6 Produktivitas

tanaman padi Kw/ha 65,06 68,05 104,60 7 Produksi tanaman

hias Pot/tahun √ 190.000 190.754 100,40 8 Populasi ternak - Sapi Ekor 1.648 1.670 101.33 9 Populasi ternak – Ekor 32.375 32.549 100,54

(26)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 26 Domba

10 Produksi ikan –

konsumsi Ekor 2.931 2.965 101,16

11 Produksi ikan - hias Ekor 1.021.700 1.023.104 100,14

Sasaran 3 : Terkendaliya kasus penyakit zoonosa

No Indikator Satuan IKU

Target PK Tahun 2016

Realisasi Tahun 2016

Capaian

(%) Keterangan 12 Jumlah Kasus

penyakit zoonosa di Kota Bandung

Kasus 8 0 200,00 Kasus

penyakit zoonosa semakin sedikit kasus semakin baik Sasaran 4 : Menurunnya produk pangan segar yang tercemar

No Indikator Satuan IKU

Target PK Tahun 2016

Realisasi Tahun 2016

Capaian

(%) Keterangan 13 Jumlah pangan segar

yang tercemar

Kasus 40 13 167,50 semakin

tidak ada kasus semakin baik

Sasaran 5 : Bertambahnya pelaku usaha olahan di bidang pertanian dan perikanan

No Indikator Satuan IKU

Target PK Tahun 2016

Realisasi Tahun 2016

Capaian

(%) Keterangan 14 Jumlah pelaku usaha

olahan bidang pertanian dan perikanan

Pelaku Usaha

740 800 108,11

Sasaran 6 : Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik dan akuntabilitas kinerja

No Indikator Satuan IKU

Target PK Tahun 2016

Realisasi Tahun 2016

Capaian

(%) Keterangan 15 Indeks Kepuasan

masyarakat (IKM)

Indeks - 82 83,28 101,56

16 Prosentase

keluhan/pengaduan layanan yang

ditindaklanjuti

% - 100% 100% 100%

17 Nilai Evaluasi AKIP Angka - 75,88 77,15 100,35

(27)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 27 Berdasarkan analisis terhadap pencapaian kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung pada tahun 2016, beberapa capaian yang mengindikasikan keberhasilan kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dapat dirumuskan sebagai berikut :

 Pada tahun 2016, pengukuran kinerja yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dilakukan pada 6 sasaran strategis dengan menggunakan 17 Indikator sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2016, tingkat pencapaian kinerja Berhasil atau rata- rata tercapai di atas 100 % (Sangat baik).

Uraiannya adalah sebagai berikut :

1. Sasaran Strategis Terjaganya Ketersediaan Pangan, diukur melalui 5 indikator kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata capaian 110,07%).

Indikator Kinerjanya berupa; 1) Score Pola Pangan Harapan (PPH) dari target

91,50 dapat terealisasi 91,67 atau terealisasi mencapai (100,19%), 2) Penguatan cadangan pangan daerah dari target 60 ton dapat terealisasi

sebanyak 82,29 ton atau terealisasi mencapai (137,15%), 3) Tingkat Konsumsi Pangan - Beras dari target 91,31 kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 91,01 kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (100,33%). Tingkat konsumsi beras ini perhitungannya berbeda dengan perhitungan yang lain dimana semakin rendah tingkat konsumsinya maka semakin baik, karena capaian target kinerja tingkat konsumsi pangan beras adalah menurunnya konsumsi pangan beras sehingga bila capaiannya lebih kecil dari target itu menunjukan kinerja yang baik karena targetnya adalah mengurangi konsumsi beras setiap tahunnya. 4) Tingkat Konsumsi Pangan – Daging, dari target 16,52 kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 18,20 kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (110,17%), dan 5) Tingkat Konsumsi Pangan – Ikan, dari target 36,03 kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 36,94 kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (102,53%);

2. Sasaran Strategis Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Hasil Pertanian dan Perikanan diukur melalui 6 indikator kinerja dengan capaian kategori

Sangat Baik (rata-rata capaian 101,36%), Indikator Kinerjanya berupa : 1) Produktivitas tanaman padi dari target 65,06 kwintal/ha dapat terealisasi

sebanyak 68,05 kw/ha atau terealisasi mencapai (104,60%), sedangkan pada

(28)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 28 tahun sebelumnya terealisasi 65,05 kw/ha. 2) Produksi tanaman hias dari target 190.000 pot/tahun dapat terealisasi sebanyak 190.754 pot/tahun atau terealisasi mencapai (100,40%), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 189.002 pot/tahun 3) Populasi ternak – Sapi, dari target 1.648 ekor dapat terealisasi sebanyak 1.670 ekor atau terealisasi mencapai (101,33 %) sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 1.625 ekor. 4) Populasi ternak – Domba, dari target 32.375 ekor dapat terealisasi sebanyak 32.549 ekor atau terealisasi mencapai (100,54%), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 30.991 ekor 5) Produksi Ikan – Konsumsi, dari target 2.931 ton dapat terealisasi sebanyak 2.965 ton mencapai (101,16%), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 2.877 ton 6) Produksi Ikan - Hias dari target 1.021.700 ekor dapat terealisasi sebanyak 1.023.104 ekor atau terealisasi mencapai (100,14%), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 922.900 ekor.

3. Sasaran Strategis Terkendalinya Kasus Penyakit Zoonosa diukur melalui 1 indikator kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (capaian 200%) indikator kinerjanya berupa jumlah kasus penyakit zoonosa di Kota Bandung, dari target maksimal kejadian 8 kasus ternyata kejadian 0 kasus dan pada tahun sebelumnya tidak terjadi kasus, hal ini menunjukan kinerja baik karena semakin sedikit terjadinya kasus, maka semakin baik kinerjanya.

4. Sasaran Strategis Menurunnya Produk Pangan Segar yang Tercemar diukur melalui 1 indikator kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (capaian 167,50 %) indikator kinerjanya berupa jumlah pangan segar yang tercemar, dari target kejadian kasus maksimal 40 kasus realisasinya 13 kasus ini menunjukkan kinerja yang baik karena semakin sedikit terjadinya kasus, maka semakin baik kinerjanya.

5. Sasaran Strategis Bertambahnya Pelaku Usaha Olahan di Bidang Pertanian dan Perikanan diukur melalui 1 indikator kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (capaian 108,11 %) indikator kinerjanya berupa jumlah pelaku usaha olahan bidang pertanian dan perikanan , dengan target 740 pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 800 pelaku usaha.

6. Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Akuntabilitas Kinerja diukur melalui 3 indikator kinerja dengan capaian

(29)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 29 kategori Sangat Baik (rata-rata capaian di atas 100,66 %) indikator kinerjanya berupa : 1) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dari target 82 dapat terealisasi 83,28 atau mencapai 101,62 %; 2) Prosentase keluhan/pengaduan layanan yang ditindaklanjuti dari target 100 % dapat terealisasi 100 %; 3) Nilai evaluasi AKIP dari target angka 75,88 dapat terealisasi 77,15 (A) atau terealisasi mencapai 100,35%.

Selain beberapa capaian kinerja tersebut, masih ditemui beberapa kendala dan permasalahan dalam peningkatan kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung antara lain :

– Terlambatnya pengesahan APBD murni dan pengesahan APBD Perubahan – Menumpuknya beban pekerjaan dan pencairan anggaran pada akhir Triwulan

ke-4 setiap tahunnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya adalah :

– Melakukan koordinasi dan konsultasi secara rutin ke Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

– Mengoptimalkan ketersediaan sumber daya manusia yang tersedia sesuai dengan tupoksi dan kemampuannya.

– Pelaksanaan kegiatan berdasarkan time schedule yang disepakati pada awal pelaksanaan kegiatan.

2.3. ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PANGAN DAN PERTANIAN KOTA BANDUNG

Untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran, dapat dilakukan dengan beberapa cara. Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung memandang bahwa cara pencapaian tujuan dan sasaran dapat dilaksanakan melalui pendekatan kebijakan.

Sebagai sebuah rangkaian cara untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi operasional yang dapat diimplementasikan diwujudkan melalui garis-garis kebijakan, rangkaian program, dan kegiatan yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Setiap strategi operasional tersebut

(30)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 30 menunjukkan adanya keterkaitan dan konsekuensi yang jelas sebagai suatu sistem operasional Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung.

Kebijaksanaan, program, dan kegiatan pembangunan yang bersifat makro telah dirumuskan berdasarkan pada RPJMD Kota Bandung Tahun 2014-2018.

Sedangkan kebijakan dalam konteks organisasi Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung dirumuskan melalui Renstra Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung yang tidak terlepas dari RPJMD Kota Bandung. Adapun strategi Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut :

1) Memfasilitasi ketersediaan dan kemudahan pangan bagi masyarakat

2) Meningkatkan usaha pertanian melalui pemilihan komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, produktivitas tinggi, dan mempunyai peluang pasar

3) Meningkatkan usaha perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, produktivitas tinggi, dan mempunyai peluang pasar

4) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan usaha pertanian perkotaan (urban farming) yang unggul sehingga masyarakat dapat manfaat nilai ekonomis, ekologis dan estetika dari usaha yang dilaksanakannya

5) Peningkatan pemeriksaan mutu komoditas hasil pertanian yang beredar di Kota Bandung.

6) Meningkatkan pemeriksaan kesehatan hewan dan ternak, terutama penyakit zoonosa (penyakit hewan yang menular dan membahayakan manusia

7) Meningkatkan kerjasama dengan Lembaga Penelitian, Perguruan Tinggi, Swasta dan masyarakat.

2.4. Analisis Strategi

Pendekatan analisis SWOT (Strenght, Weekness, Opportunity, Threats) disajikan untuk melihat kompleksitas permasalahan dasar sebagai strategi untuk mengatasi dan menghilangkan atau mengurangi kelemahan dan ancaman serta memperkuat atau meningkatkan kekuatan dan peluang.

(31)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 31 Tabel 2.2.

ANALISIS KEKUATAN FAKTOR-FAKTOR SWOT

ALI

ALE

KEKUATAN(S) KELEMAHAN(W)

1. Adanya landasan hukum perda No. 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung 2. Tersedianya Sumber

Daya Manusia (SDM) 3. Adanya dukungan

Dana APBD yang berkesinambungan 4. Good Image pertanian

di masyarakat

1. Pelayanan terhadap masyarakat belum Optimal

2. Masih rendahnya kinerja aparatur Dinas 3. PAD kurang optimal 4. Lingkungan kinerja

kurang mendukung 5. Belum dapat

diterapkannya

peraturan-peraturan perundang-undangan secara tegas

PELUANG(O) S+O(PENDORONG) O+W(STATUS QUO)

1. Terbentuknya peluang kemitraan

dengan pihak lain yang berkaitan 2. Segmen pasar

masih terbuka 3. Animo anggota

DPRD dan

organisasi profesi terhadap kegiatan pangan dan pertanian relatif baik

4. Animo

Adanya faktor-faktor kekuatan dan didukung faktor-faktor peluang maka Visi Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung adalah Terwujudnya

Penyelenggaraan

Pangan dan

Pertanian yang Tangguh dan Unggul

Adanya faktor-faktor eksternal merupakan

peluang untuk

mendorong tercapainya Visi dan Misi yang diharapkan namun sangat terpengaruh faktor-faktor intern berupa kelemahan merupakan kendala yang dapat memperlambat terealisasinya Visi dan Misi.

(32)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 32 masyarakat

terhadap

teknologi pangan dan pertanian cukup tinggi 5. Peluang

kesempatan kerja 6. Berkembangnya

teknologi pangan dan pertanian 7. Peluang PAD

TATANGAN(T) S+T(STATUS QUO) T+W(PENGHAMBAT)

1. Citra birokrasi yang kurang baik dimata masyarakat 2. Belum stabilnya

kondisi

perekonomian nasional 3. Pasar Global 4. Mudahnya isu

Politik 5. Lemahnya

modal petani dan kurang investor

6. Tingginya daya kritis

masyarakat

Walaupun terjadi ancaman yang dapat menghambat

terwujudnya Visi dan Misi tetapi dengan adanya faktor kekuatan dari internal dapat mengatasi ancaman tersebut.

Faktor–faktor internal dan eksternal yang berupa kelemahan dan ancaman merupakan faktor-faktor yang sangat menghambat

bahkan dapat

menggagalkan pencapaian Visi dan Misi yang telah disepakati.

(33)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 33 Asumsi-asumsi dari setiap Strategis :

a. Strategis S – O

1. Manfaatkan dukungan dana dan Good Image masyarakat untuk meraih kemitraan demi memenuhi segmen pasar.

2. Menciptakan berbagai program dan kegiatan di dukung PERDA dan SDM guna meraih peluang PAD

3. Memanfaatkan SDM dan Good Image masyarakat untuk meraih animo legislative dan walikota dalam mewujudkan kemitraan untuk menggali potensi peluang PAD.

4. Memanfaatkan program ketahanan pangan untuk membantu krisis pangan di masyarakat

b. Strategis S – T

1. Memanfaatkan SDM dan Good Image masyarakat untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan citra birokrasi.

2. Gunakan Perda No. 8 Tahun 2016 dan dukungan dana dalam mengatasi lemahnya modal dan investor.

c. Straight W – O

1. Intensifikasi fungsi pembinaan pegawai dalam lingkungan kerja untuk mewujudkan komitmen dan integritas pegawai dalam meraih kemitraan serta menggali potensi peluang PAD.

2. Perketat pelaksanaan pemungutan PAD untuk mengantisipasi kelemahan SDM demi meraih animo legislatif dan walikota sehingga menunjang kepada peraihan segmen yang masih terbuka.

d. Strategis W – T

1. Tingkatkan profesionalisme pegawai untuk menghindari lemahnya kualitas pelayanan dan citra birokrasi.

2. Tingkatkan kemampuan SDM dan PAD dalam menghindari lemahnya Modal dan Investor.

2.4.1. Faktor-faktor Kunci Keberhasilan

Faktor-faktor kunci keberhasilan (Critical Succes Factor) merupakan faktor yang sangat penting dalam penetapan pencapaian keberhasilan ini ditetapkan dengan terlebih dahulu menganalisis faktor lingkungan baik internal maupun eksternal

(34)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 34 dengan pendekatan SWOT analisis dilanjutkan untuk menentukan tingkat urgensi dan dampak potensial serta skala prioritasnya.

Adapun faktor-faktor kunci keberhasilan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Adanya peraturan perundang-undangan dan sarana prasarana yang mendukung penyelenggaraan pemerintah yang baik

2. Tersedianya dana APBD yang mencukupi dan berkesinambungan 3. Adanya aparatur yang professional

4. Net Working, yaitu dukungan Stake Holders, dengan membuat jaringan kerja dengan pihak ketiga yang efektif dan efisien.

5. Penerapan dan pemanfaatan teknologi pertanian yang tepat guna berdaya saing serta berwawasan lingkungan

2.5. REVIEW TERHADAP RANCANGAN AWAL RKPD

Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2018, merupakan pedoman untuk penyusunan rancangan RENJA Perangkat Daerah.

Rancangan Renja PD merupakan kebijakan Top Down Planning yaitu kebijakan yang harus mengikuti arah kebijakan dari pusat dan juga harus melaksanakan Up Down Planning yaitu harus mengadopsi usulan dari masyarakat sehingga

PD nantinya menyelaraskan antara usulan dari bawah dan menyelaraskannya dengan kebijakan dari atas. Berdasarkan Perda No. 5 tahun 2009 usulan hasil Musrenbang dan reses Dewan harus bisa diakomodir minimal sebesar 30 %.

2.6. PENELAAHAN USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN MASYARAKAT

Melalui kegiatan Musrenbang mulai dari Tingkat Kelurahan, Musrenbang Kecamatan dan Musrenbang Kota, PD akan menyerap aspirasi dari masyarakat. Usulan Masyarakat sebagian besar umumnya mengajukan

(35)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 35 usulan mengenai perbaikan sarana prasarana jalan tetapi ada juga sebagian lagi yang mengusulkan kegiatan pada PD Dinas teknis yang pada garis besarnya meminta bantuan pelatihan keterampilan dan bantuan peralatan usaha.

Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung menanggapi usulan masyarakat terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang dan akan mengakomodir sepanjang sesuai dengan TUPOKSI Dinas. Usulan- usulan dari hasil Musrenbang akan ditelaah lebih lanjut dengan melakukan klarifikasi ke lokasi yang meminta bantuan bila sesuai dengan kriteria yang dimiliki Dinas maka akan ditindaklanjuti.

(36)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 36 BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. TELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL

Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), diamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan (ayat (2) Pasal 2), dengan jenjang perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah, maupun perencanaan tahunan. Untuk setiap daerah (kabupaten/kota) harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Sementara itu Paralel dengan pembuatan RKPD, sesuai dengan pasal 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 juga mewajibkan setiap PD membuat dan memiliki Renja- PD, yang disusun dengan berpedoman kepada Renstra- PD dan mengacu kepada RKPD, memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), telah merubah pola perencanaan yang ada dari shopping list ke working plan. Dimana satuan kerja perangkat daerah menyusun perencanaan berdasarkan pagu indikatif dan perencanaan yang disusun merupakan hasil dari proses perencanaan yang telah memadukan proses politik, proses teknokratik, proses partisipatif dan proses bottom up dan top down.

Keterpaduan proses perencanaan ini diharapkan akan lebih banyak dapat menampung aspirasi masyarakat sehingga penyelenggaraan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Mekanisme Musrenbang sebagai saluran formal bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan pembangunan telah mendapatkan legalisasi dan jaminan bahwa paling sedikit 30 % dari Usulan Musrenbang akan diakomodasi dalam Rencana Kerja PD aturan tersebut tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Bandung No 7 Tahun 2008 yang telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung No 5 Tahun 2009 tentang Tahapan, Tata Cara

(37)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 37 Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah;

Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah Kota Bandung dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kota Bandung.

Dinas Pangan dan Pertanian berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1389 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, membawahkan:

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Keuangan dan ;

3. Sub Bagian Program, Data dan Informasi.

c. Bidang Ketahanan Pangan, membawahkan:

1. Seksi Ketersediaan dan Cadangan Pangan;

2. Seksi Distribusi Pangan;

3. Seksi Konsumsi Dan Penganekaragaman Pangan.

d. Bidang Keamanan Pangan, membawahkan:

1. Seksi Keamanan Pangan Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura;

2. Seksi Keamanan Pangan Hasil Peternakan;

3. Seksi Keamanan Pangan Hasil Perikanan.

e. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, membawahkan:

(38)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 38 1. Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman;

2. Seksi Produksi dan Perlindungan Tanaman;

3. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman.

f. Bidang Peternakan, membawahkan:

1. Seksi Sarana dan Prasarana Peternakan;

2. Seksi Produksi dan Kesehatan Hewan;

3. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan.

g. Bidang Perikanan, membawahkan:

1. Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan;

2. Seksi Produksi dan Kesehatan Perikanan;

3. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan.

h. Bidang Pemberdayaan, Penyuluhan dan Kerjasama membawahkan:

1. Seksi Pemberdayaan Masyarakat Pangan dan Pertanian;

2. Seksi Penyuluhan;

3. Seksi Kerjasama Antar Lembaga.

i. UPT;

j. Jabatan Pelaksana dan kelompok Jabatan Fungsional.

A. Tugas dan Fungsi

Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah di bidang pangan dan pertanian berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pangan dan pertanian

2. Penyelenggaraan sebagian urusan Pemerintah Daerah dan Pelayanan umum di bidang pangan dan pertanian.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pangan dan Pertanian yang meliputi Ketahanan Pangan, Keamanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perikanan, Peternakan, dan Pemberdayaan Penyuluhan dan Kerjasama.

(39)

Renja Dinas Pangan dan Pertanian Tahun 2018 Page 39 4. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Dinas.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3.2. TUJUAN DAN SASARAN RENJA DINAS PANGAN DAN PERTANIAN KOTA BANDUNG

3.2.1. Tujuan

Tujuan adalah penjabaran/implementasi dari pernyataan misi dan merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Adapun salah satu tujuan pembangunan pangan dan pertanian adalah meningkatkan status sosial ekonomi atau taraf hidup petani, disamping sebagai pendukung pembangunan industri manufaktur terutama sektor penyedia bahan baku.

Berdasarkan hal tersebut, Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung telah menetapkan tujuan dan sasarannya dalam mendukung program pembangunan pangan dan pertanian sebagai berikut:

1) Meningkatnya penyelenggaraan pangan yang berkelanjutan

2) Meningkatnya Mutu dan Keamanan Pangan Segar serta Terkendalinya Penyakit Zoonosa

3) Meningkatnya produksi hasil pertanian dan perikanan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

4) Meningkatnya pelaku usaha di Bidang Pertanian dan Perikanan 5) Meningkatnya pelayanan dan kinerja

3.2.2. Sasaran

Sasaran yang akan dicapai yaitu : 1) Terpenuhinya ketersediaan pangan

2) Menurunnya produk pangan segar yang tercemar 3) Terkendalinya kasus penyakit zoonosa

4) Meningkatnya produksi hasil pertanian dan perikanan

5) Bertambahnya pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan

6) Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik dan akuntabilitas kinerja

Gambar

Gambar 1 Peta Orientasi Kota Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Undang-Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Pembangunan

Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), perencanaan pembangunan daerah dituangkan dalam Rencana

Undang- undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang -undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah telah mewajibkan setiap Perangkat

Sebagai amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pasal 7 dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Struktur perencanaan pembangunan di Indonesia berdasarkan hirarki dimensi waktunya sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

bahwa untuk melaksankan ketentuan Undang-Undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004

Sebagai pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan