• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Peta Orientasi Kota Bandung. Renja Dispertapa 2016 Page 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Peta Orientasi Kota Bandung. Renja Dispertapa 2016 Page 1"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Renja Dispertapa 2016 Page 1 BAB I

PENDAHULUAN

Kota Bandung terletak pada posisi 107º36’ Bujur Timur dan 6º55’ Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Bandung adalah 16.729,65 Ha.

Perhitungan luasan ini didasarkan pada Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung. Secara administratif, Kota Bandung berbatasan dengan beberapa daerah kabupaten/kota lainnya, yaitu:

1. sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat;

2. sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi;

3. sebelah Tmur berbatasan dengan Kabupaten Bandung; dan 4. sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung.

Gambar 1 Peta Orientasi Kota Bandung

(2)

Renja Dispertapa 2016 Page 2 Secara morfologi regional, Kota Bandung terletak di bagian tengah

“Cekungan Bandung”, yang mempunyai dimensi luas 233.000 Ha. Secara administratif, cekungan ini terletak di lima daerah administrasi kabupaten/kota, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan 5 Kecamatan yang termasuk Kabupaten Sumedang.

A. Kondisi Topografi

Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m di atas permukaan laut (dpl). Titik tertinggi berada di daerah utara dengan ketinggian 1.050 m dpl, dan titik terendah berada di sebelah selatan dengan ketinggian 675 m dpl. Wilayah yang dikelilingi oleh pegunungan membentuk Kota Bandung menjadi semacam cekungan (Bandung Basin).

B. Kondisi Geologi

Keadaan geologis di Kota Bandung dan sekitarnya terdiri atas lapisan aluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di wilayah bagian utara umumnya jenis tanah andosol, sedangkan di bagian selatan serta timur terdiri atas jenis aluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagian tengah dan barat tersebar jenis tanah andosol. Secara geologis Kota Bandung berada di Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh Gunung Berapi yang masih aktif dan berada di antara tiga daerah sumber gempa bumi yang saling melingkup, yaitu (i) sumber gempa bumi Sukabumi-Padalarang-Bandung, (ii) sumber gempa bumi Bogor-Puncak- Cianjur, serta (iii) sumber gempa bumi Garut-Tasikmalaya-Ciamis.

Daerah-daerah ini aktif di sepanjang sesar-sesar yang ada, sehingga menimbulkan gempa tektonik yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Selain itu Kota Bandung yang berpenduduk banyak dan padat serta kerapatan bangunan yang tinggi juga berisiko tinggi pada berbagai bencana.

Untuk penyusunan Renja di bidang pertanian dan ketahanan pangan berdasarkan Keadaan geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya diperlukan perencanaan yang matang dalam

(3)

Renja Dispertapa 2016 Page 3 mencapai target kinerja yang telah ditentukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.

Undang – Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap Daerah harus menyusun Rencana Pembangunan Daerah secara sistematis, terarah terpadu dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun ), jangka menengah (5 tahun ), maupun jangka pendek ( 1 tahun ). Berdasarkan hal itu setiap daerah harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Dokumen tersebut akan menjadi acuan untuk penyusunan RENJA SKPD.

Renja SKPD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung merupakan penjabaran visi, misi, program dan kegiatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016, penyusunan Rencana Kerja SKPD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung berpedoman pada RKPD Kota Bandung.

Berbagai program dan kegiatan pemerintah daerah tersebut dituangkan dalam Rencana Kerja SKPD sebagai acuan bagi SKPD dalam mengoperasionalkan RKPD yang memuat rencana pembangunan selama 1 (satu) Tahun yang akan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD).

Mengingat peran dan fungsi RKPD Kota Bandung sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat maka penyusunan Renja SKPD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dilakukan secara transparan dan partisipatif untuk menghasilkan dokumen rencana kerja yang baik .

(4)

Renja Dispertapa 2016 Page 4 1.1. LATAR BELAKANG

Renja SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun. Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telah mewajibkan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD sebagai pedoman kerja selama periode 1 (satu) tahun dan berfungsi untuk menterjemahkan perencanaan strategis lima tahunan yang dituangkan dalam Renstra SKPD kedalam perencanaan tahunan yang sifatnya lebih operasional.

Sebagai sebuah dokumen resmi SKPD, Renja SKPD mempunyai kedudukan yang strategis yaitu menjembatani antara perencanaan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), sebagai implementasi pelaksanaan strategis jangka menengah (RPJMD) daerah dan Renstra SKPD yang menjadi satu kesatuan untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Daerah. Renja SKPD disusun oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah secara terpadu, partisipatif dan demokratis. Renja SKPD digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Perangkat Daerah untuk penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota dan sebagai dasar pengusulan program/kegiatan yang akan dibiayai APBD Propinsi dan APBN.

Dokumen Renja SKPD pada dasarnya merupakan suatu proses pemikiran strategis untuk menyikapi isu-isu yang berkembang dan mengimplementasikannya dalam program dan kegiatan SKPD. Kualitas dokumen Renja sangat ditentukan oleh kualitas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga penyusunan Renja SKPD sangat ditentukan oleh kemampuan SKPD dalam menyusun, mengorganisasikan, mengimplementasikan, mengendalikan dan mengevaluasi capaian program dan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD.

(5)

Renja Dispertapa 2016 Page 5 Berdasarkan Permendagri No.54 Tahun 2010 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, proses penyusunan Renja SKPD terdiri dari tiga tahapan utama yaitu tahap persiapan penyusunan, tahap penyusunan rancangan, dan tahap penetapan renja SKPD. Tahapan persiapan meliputi pembentukan tim penyusun RKPD dan Renja SKPD, orientasi mengenai RKPD dan Renja SKPD, penyusunan agenda kerja, serta penyiapan data dan informasi. Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tahapan awal yang harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja SKPD yang definitif.

Dalam prosesnya, penyusunan rancangan Renja SKPD mengacu pada kerangka arahan yang dirumuskan dalam rancangan awal RKPD. Oleh karena itu penyusunan rancangan Renja SKPD dapat dikerjakan secara simultan/paralel dengan penyusunan rancangan awal RKPD, dengan fokus melakukan pengkajian terlebih dahulu terhadap kondisi eksisting SKPD, evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya dan evaluasi kinerja terhadap pencapaian Renstra SKPD. Tahap penetapan rancangan akhir Rencana Kerja SKPD dilakukan dengan pengesahan oleh Kepala Daerah, selanjutnya Kepala SKPD menetapkan Renja SKPD untuk menjadi pedoman di lingkungan SKPD dalam menyusun program dan kegiatan prioritas SKPD pada tahun anggaran berkenaan.

1.2. LANDASAN HUKUM

Landasan Hukum Penyusunan Rancangan Renja SKPD adalah : 1) Undang-Undang Nomor 58 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

(6)

Renja Dispertapa 2016 Page 6 3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

5) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

7) Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tatacara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

8) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung 2005-2025;

9) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2009 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

(7)

Renja Dispertapa 2016 Page 7 dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah;

10) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kota Bandung;

11) Peraturan Daerah Kota Bandung No. 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung 2013 – 2018

12) Peraturan Walikota Bandung Nomor 533 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Bandung Tahun 2015;

13) Peraturan Walikota Bandung No 474 tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Pada Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung

14) Peraturan Walikota Bandung No 121 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan penyusunan renja SKPD adalah:

1) Memenuhi kebutuhan akan adanya perencanaan strategis sebagai acuan dalam penyusunan rencana kegiatan sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang mewajibkan setiap instansi pemerintah untuk menyusun perencanaan strategis.

2) Sebagai dokumen pelaksanaan program dan kegiatan yang berpedoman pada RKPD Kota Bandung

(8)

Renja Dispertapa 2016 Page 8 1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mengemukakan pengertian ringkas tentang Renja SKPD, proses penyusunan Renja SKPD, keterkaitan antara Renja SKPD dengan dokumen RKPD, Renstra SKPD, dengan Renja K/L dan Renja provinsi/Kabupaten/kota, serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD.

1.2. Landasan Hukum

Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang SOTK, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD.

1.3. Maksud dan Tujuan

Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renja SKPD.

1.4. Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja SKPD, serta susunan garis besar isi

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu

Bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu (tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-1),

(9)

Renja Dispertapa 2016 Page 9 mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja SKPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya.

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Berisi kajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM, maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.

Jenis indikator yang dikaji, disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD, serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kinerja pelayanan.

2.3 Isu – isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD

Subbab ini berisi uraian mengenai:

1. Sejauhmana tingkat kinerja pelayanan SKPD dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan SKPD;

2. Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi SKPD;

3. Dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi kepala daerah, terhadap capaian program nasional/global, seperti SPM dan MDGs (Millenium Development Goals);

4. Tantangan dan peluang dalam meningkatkan

(10)

Renja Dispertapa 2016 Page 10 pelayanan SKPD dan

5. Formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan catatan yang strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program prioritas tahun rencana.

2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD Sub-bab ini berisikan uraian mengenai:

1. Proses yang dilakukan yaitu membandingkan antara rancangan awal RKPD dengan hasil analisis kebutuhan;

2. Penjelasan mengenai alasan proses tersebut dilakukan;

3. Penjelasan temuan-temuan setelah proses tersebut dan catatan penting terhadap perbedaan dengan rancangan awal RKPD, misalnya: terdapat rumusan program dan kegiatan baru yang tidak terdapat di rancangan awal RKPD, atau program dan kegiatan cocok namun besarannya berbeda.

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap kebijakan nasional

Telaahan terhadap kebijakan nasional dan sebagaimana dimaksud, yaitu penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.

3.2 Tujuan dan sasaran Renja SKPD

Subbab ini berisi perumusan tujuan dan sasaran yang didasarkan atas rumusan isu-isu penting

(11)

Renja Dispertapa 2016 Page 11 penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Renstra SKPD.

3.3 Program dan Kegiatan Tahun 2014 Berisikan penjelasan mengenai:

a. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan. Misal:

Pencapaian visi dan misi kepala daerah, Pencapaian MDGs, Pengentasan kemiskinan, Pencapaian SPM, Pendayagunaan potensi ekonomi daerah, Pengembangan daerah terisolir, dsb.

b. Uraian garis besar mengenai rekapitulasi program dan kegiatan, yang meliputi:

 Jumlah program dan jumlah kegiatan.

 Sifat penyebaran lokasi program dan kegiatan (apa saja yang tersebar ke berbagai kawasan dan apa saja yang terfokus pada kawasan atau kelompok masyarakat tertentu).

BAB IV. PENUTUP

Berisikan uraian penutup, berupa:

a. Catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan.

b. Kaidah-kaidah pelaksanaan.

c. Rencana tindak lanjut.

(12)

Renja Dispertapa 2016 Page 12 BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014

2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DAN CAPAIAN RENSTRA

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung pada tahun 2014 telah melaksanakan 1 (satu) Urusan Wajib yaitu Ketahanan Pangan dan 2 (dua) Urusan Pilihan yaitu Urusan Pertanian, dan Urusan Kelautan dan Perikanan. Terhadap masing- masing urusan tersebut dianalisis sebagai berikut :

A. URUSAN WAJIB

URUSAN KETAHANAN PANGAN

Urusan Ketahanan Pangan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 1.656.400.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 1.627.964.367,00 (98.31%). Program dan kegiatan pada Urusan Ketahanan Pangan tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertapa) Kota Bandung.

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut:

(13)

Renja Dispertapa 2016 Page 13 I. PROGRAM DAN KEGIATAN

a. Program Ketahanan Pangan

Program Ketahanan Pangan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 1.656.400.000,00 dengan realisasi sebesar Rp.

1.627.964.367,00 (98.31%) yang dilaksanakan melalui:

a) Kegiatan Promosi Keamanan Pangan.

b) Kegiatan Operasional Dewan Ketahanan Pangan Kota Bandung.

c) Kegiatan Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif.

d) Kegiatan Koordinasi Kebijakan Perberasan.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Terlaksananya Sosialisasi Keamanan Pangan di 12 Kelurahan, 9 Sekolah Dasar, dan 5 Kelompok Masyarakat.

b) Terlaksananya Sidang Tahunan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Kota Bandung sebanyak 1 kali, Sidang Regional DKP Kota Bandung sebanyak 1 kali, Rapat Koordinasi DKP Kota Bandung sebanyak 1 kali, Rapat POKJA DKP Kota Bandung sebanyak 2 kali, Rapat Penyusunan Neraca Bahan Makanan 1 kali, Bintek NBM sebanyak 1 kali, Mengikuti Pameran dalam Hari Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Provinsi sebanyak 1 kali, Rapat Evaluasi DKP Tahun 2014 dan Pembahasan Rencana DKP Tahun 2015 sebanyak 1 kali.

c) Terlaksananya Sosialisasi Peraturan Walikota Bandung Nomor 376 Tahun 2011 Tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal sebanyak 1 kali (200 orang), Lomba B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) Tingkat Kota Bandung, Pelatihan Olahan Pangan Lokal sebanyak 1 kali (Pelatihan, Bimbingan dan Praktek), Pameran dalam rangka Olahan Pangan B2SA tingkat Provinsi

(14)

Renja Dispertapa 2016 Page 14 Jawa Barat, serta mengikuti Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Provinsi Jawa Barat, dan Lomba Olahan Serba Ikan Tingkat Provinsi Jawa Barat 1 kali, Pameran Kreasi Olahan Jajanan Tradisional dengan tema “Kreasi Jajanan Baheula” sebanyak 1 kali.

d) Terlaksananya Sosialisasi program Raskin Tahun 2014, Launching Program Raskin sebanyak 1 kali, Monitoring pelaksanaan Program Raskin Tahun 2014 di Kota Bandung sebanyak 4 kali, Rapat Musyawarah Forum Lurah dan Koordinator Raskin sebanyak 2 kali, Rapat Evaluasi Program Raskin 2014 sebanyak 4 kali, Pengadaan 151 timbangan beras untuk 151 Kelurahan.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Meningkatnya kesadaran tentang keamanan pangan melalui sosialisasi bagi kelompok sasaran yang meliputi aparat kewilayahan di Kelurahan dan Sekolah Dasar, pelaku usaha di Pasar Tradisional dan Pasar Induk.

b) Terwujudnya Sinergitas Program Ketahanan Pangan di Tingkat Kota dan Tersusunnya Rumusan Kebijakan Program Ketahanan Pangan di Kota Bandung.

c) Meningkatnya pengetahuan, dan kesadaran masyarakat tentang sumber pangan alternatif dan Menu B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman).

d) Terpenuhinya kebutuhan pangan pokok bagi Rumah Tangga Sasaran (RTS) secara merata.

(15)

Renja Dispertapa 2016 Page 15 II. CAPAIAN KINERJA

Indikator Penguatan Cadangan Pangan Daerah dari target pada tahun 2014 sebesar 24 ton, dapat terealisasi sesuai target sebesar 26,7 ton atau tercapai sebesar 111,25 %.

Indikator Pencapaian Pola Pangan Harapan dari target sebesar 89,60, dapat terealisasi pada tahun 2014 sebesar 91,20 atau dapat terealisasi sebesar 101,79 %.

III. PERMASALAHAN DAN SOLUSI a. Permasalahan

a) Belum optimalnya implementasi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan lokal (P2KP) yang diharapkan dapat mengurangi konsumsi beras.

b) Pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan selain ditangani oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan juga merupakan Kewenangan SKPD terkait lainnya.

c) Belum optimalnya sosialisasi keamanan pangan.

b. Solusi

a) Mengoptimalkan implementasi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), melalui sosialisasi, bimbingan, dan pelatihan kawasan rumah pangan lestari (KRPL) atau Pemanfaatan lahan pekarangan.

b) Pencapaian SPM dilaksanakan melalui koordinasi dengan SKPD terkait.

c) Meningkatkan frekuensi sosialisasi keamanan pangan.

(16)

Renja Dispertapa 2016 Page 16 B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

1) URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Penyelenggaraan pembangunan urusan kelautan dan perikanan diarahkan untuk meningkatkan aktifitas penyediaan komoditas hasil- hasil kelautan dan perikanan yang berkualitas serta pengembangan usaha budidaya perikanan dengan pemilihan komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan bisa dikembangkan dilahan sempit.

Urusan Kelautan dan Perikanan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 1.050.000.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 1.035.965.390,00 (98,66%). Program dan kegiatan pada Urusan Kelautan dan Perikanan tahun 2014 dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung.

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut:

I. PROGRAM DAN KEGIATAN

a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan

Pelaksanaan program pengembangan budidaya perikanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 1.050.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 1.035.965.390,00 (98,66 %), yang dilaksanakan melalui:

a) Kegiatan Pendampingan pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan.

b) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) Terlaksananya pengadaan: (1) Bibit dan sarana Produksi Kampung Ikan Hias 1 paket, (2) Bibit dan sarana Produksi Kampung Ikan Lele 1 paket, (3) Bantuan Ikan Konsumsi 1 paket, (4) Ikan Konsumsi untuk restocking 2 paket.

(17)

Renja Dispertapa 2016 Page 17 b) Terlaksananya pengadaan: (1) Benih dan induk ikan konsumsi sebanyak 1 paket (500 ekor jantan, 1500 ekor betina), (2) Induk ikan hias sebanyak 1 paket (12 ekor jantan, 48 ekor betina).

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatnya produksi ikan konsumsi dan ikan hias.

II. CAPAIAN KINERJA

1) Indikator Peningkatan Produksi Ikan Konsumsi, dari target sebanyak 2.600 ton dapat terealisasi sebanyak 2.764,09 ton.

Produksi ikan konsumsi pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 6,31 %.

2) Indikator Peningkatan Produksi Ikan Hias, dari target sebanyak 821.700 ekor dapat terealisasi sebanyak 907.670 ekor. Produksi ikan hias pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 10,46

%.

Dalam upaya meningkatkan pemasaran produk hasil perikanan yang terjamin kualitasnya, Pemerintah Kota Bandung telah membangun Pasar Ikan Higienis (PIH) di Pasar Induk Gedebage, sehingga tersedia hasil perikanan yang lebih terjamin kualitasnya, aman di konsumsi serta dapat meningkatkan konsumsi ikan per kapita masyarakat Kota Bandung, dari 31,76 kg/kapita/tahun pada tahun 2013 menjadi 33,50 kg/kapita/tahun ada tahun 2014 atau mengalami kenaikan sebesar 5,48 %.

(18)

Renja Dispertapa 2016 Page 18 III. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

a. Permasalahan

a) Semakin sempitnya lahan untuk budidaya perikanan sebagai akibat alih fungsi lahan di Kota Bandung.

b) Masih rendahnya pengetahuan dan sikap pelaku usaha dan masyarakat tentang bahayanya penggunaan bahan kimia berbahaya dan produk perikanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan mutu pangan.

b. Solusi

a) Mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan melalui pemilihan komoditas yang mempunyai produktivitas tinggi, nilai ekonomis tinggi dan bisa dikembangkan dilahan yang sempit (ikan hias dan ikan lele).

b) (1) Meningkatkan frekuensi pemeriksaan dan pengawasan mutu ikan dan hasil olahannya yang beredar di Kota Bandung, (2) meningkatkan pembinaan kepada pedagang ikan yang ada di Kota Bandung, (3) meningkatkan koordinasi dengan Dinas Perikanan tempat asal ikan, agar ikan yang masuk ke Kota Bandung tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, dan (4) Sosialisasi keberadaan Pasar Ikan Higienis (PIH) yang terletak di Pasar Induk Gedebage.

2) URUSAN PERTANIAN

Penyelenggaraan pembangunan urusan pertanian diarahkan untuk meningkatkan aktifitas penyediaan komoditas hasil-hasil pertanian yang berkualitas serta pengembangan usaha pertanian dengan pemilihan komoditas pertanian yang memiliki produktivitas tinggi, memiliki nilai

(19)

Renja Dispertapa 2016 Page 19 ekonomi tinggi, dan mempunyai peluang pasar yang terbuka serta usaha pengolahan produk pertanian.

Urusan Pertanian pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 18.391.087.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp.

16.987.773.740,00 (92,37 %).

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut:

I. PROGRAM DAN KEGIATAN

a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Pelaksanaan program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/perkebunan) mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.

14.687.466.000.00 dengan realisasi sebesar Rp 13.339.712.426 (90,82 %), yang dilaksanakan melalui:

a) Kegiatan Penyusunan Data Base Potensi Produksi Pangan.

Output: Terlaksananya pendataan data base potensi produksi pangan di Kota Bandung pada 30 Kecamatan.

Outcome: Tersedianya data potensi produksi pangan sebagai bahan pengambilan kebijakan dinas.

b) Kegiatan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan.

Output: Terlaksananya Pelatihan Tanaman Hias 2 paket @40 orang, terlaksananya Pelatihan Tanaman Anggrek 2 paket @40 orang, terlaksananya Pelatihan Pertanian Perkotaan untuk Masyarakat 10 paket @50 orang, terlaksananya Pengadaan Toga/Biofarmaka sebanyak 3 paket, terlaksananya Pengadaan Pupuk Kandang dan Kompos sebanyak 1 paket, terlaksananya

(20)

Renja Dispertapa 2016 Page 20 Pengadaan Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Tanaman Produktif Buah-buahan sebanyak 2 paket, terlaksananya Pengadaan Ajir sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Tanaman Produktif dalam Pot Besar/Drum sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Pengadaan Benih Sayuran Berbagai Jenis sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Tanaman Hias untuk Pengembangan Kampung Flori/Tanaman Hias sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Sarana Penunjang Pengembangan Kampung Flori/Tanaman Hias sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Bibit dan Induk Tanaman Anggrek untuk Pengembangan Kampung Anggrek sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Sarana Penunjang Pengembangan Kampung Anggrek sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Sarana Produksi Budidaya Anggur sebanyak 1 paket.

Outcome: Meningkatnya produksi tanaman sayuran/hortikultura di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan.

c) Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian.

Output: Terlaksananya Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian sebanyak 8 kali dengan total peserta pelatihan sebanyak 480 orang (60 orang per pelatihan), Pelatihan Kemasan sebanyak 1 kali dengan peserta sebanyak 60 orang, dan terlaksananya pemberian bantuan Sarana Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian kepada 17 Kelompok (136 anggota) Pengolah Hasil Pertanian, Peternakan, dan Perikanan.

Outcome: (1) Meningkatnya jumlah pelaku usaha dibidang pengolahan hasil pertanian, perikanan dan peternakan, (2)

(21)

Renja Dispertapa 2016 Page 21 Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan cara pengolahan hasil pertanian dan manajemen usaha.

d) Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman.

Output: Terlaksananya Pelatihan Pertanian Perkotaan di 151 RW (7.550 orang), terlaksananya Pelatihan Pertanian Perkotaan untuk 50 orang Relawan, Terlaksananya Pengadaan dan Pendistribusian Sarana Produksi Pertanian Perkotaan untuk 151 RW, terlaksananya Pembuatan Percontohan Pertanian Perkotaan di Pendopo sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Vertical Garden sebanyak 3 paket, terlaksananya Percontohan Hidroponik sebanyak 3 paket, terlaksananya Pembuatan Percontohan Gardening School (4 SD, 4 SMP, dan 4 SMA), terlaksananya pembuatan berbagai jenis rak besi dan pergola sebanyak 1 paket, terlaksananya penataan kebun/taman PKK sebanyak 2 paket, terlaksananya pembuatan percontohan pertanian perkotaan di atas dak bangunan sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Bahan Pameran untuk Pameran PF2N sebanyak 1 paket, Pengadaan Bahan untuk Pameran Hari Lingkungan Hidup sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Benih Sayuran Berbagai Jenis sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Media Tanam, Pupuk Kandang, dan Pupuk Kimia sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Benih dan Bibit Sayuran sebanyak 1 paket, Pengadaan Pot dan Polybag sebanyak 1 paket, Pengadaan pot dan polybag sebanyak 1 paket, Pengadaan Media Tanam sebanyak 1 paket, Pupuk Pestisida dan Tanah Lembang sebanyak 1 paket, Pengadaan berbagai jenis sarana pertanian perkotaan sejumlah 1 paket, Pengadaan bibit sayuran berbagai jenis sejumlah 1 paket, Pengadaan Bibit Tanaman Hias sebanyak 1 paket, dan Pengadaan sarana Kebun Bibit Desa (KBD) 151 unit 1 paket.

(22)

Renja Dispertapa 2016 Page 22 Outcome: Meningkatnya produktivitas tanaman sayuran di lahan pekarangan rumah.

e) Kegiatan Pengembangan Perbenihan/Perbibitan.

Output: Terlaksananya Pengadaan Indukan Tanaman Hias sebanyak 1 paket, Pengadaan Media Tanam sebanyak 2 paket, Pengadaan Sarana Pertanian sebanyak 2 paket, Pengadaan Sarana untuk Lomba-lomba sebanyak 14 paket, Pengadaan Alat-alat Laboratorium sebanyak 1 paket, terlaksananya Pelatihan Perbenihan sebanyak 14 kali, terlaksananya Pelatihan Hidroponik sebanyak 7 kali, terlaksananya Pelatihan Kultur Jaringan sebanyak 2 kali, terlaksananya Pembuatan Percontohan Hidroponik sebanyak 2 paket, Percontohan Budidaya Anggrek Potong sebanyak 1 paket, Percontohan Pertanian Organik sebanyak 1 paket, terlaksananya Pengadaan Indukan Toga sebanyak 100 pot, Pengadaan Benih Sayuran sebanyak 10 jenis.

Outcome: Tersedianya Bibit Tanaman Obat Keluarga (TOGA) sebanyak 500 pot, Tanaman Hias 1000 pot, Tanaman Sayuran 500 Polybag, meningkatnya pengatahuan dan keterampilan anak sekolah tentag Budidaya Tanaman sebanyak 500 orang, meningkatnya Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat tentang Pembibitan Kultur Jaringan sebanyak 50 orang, dan meningkatnya Pengetahuan dan Keterampilan masyarakat tentang budidaya Hidroponik sebanyak 150 orang.

f) Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan.

Output: (1) Terlaksananya pemeriksaan sample Daging, Susu, Telur, Beras, Palawija, Sayuran, dan buah-buahan sebanyak 5.378 sampel, dengan penambahan cakupan sasaran pengawasan

(23)

Renja Dispertapa 2016 Page 23 sebanyak 180 lokasi dari sebelumnya sebanyak 165 lokasi (101 swalayan, 36 pasar tradisional, 20 distributor/agen/loper susu murni dan telur, 18 Rumah Pemotongan Ayam/Tempat Pemotongan Ayam, 5 distributor daging), (2) Terlaksananya pelatihan tata cara dan seleksi pemotongan hewan qurban sebanyak 200 orang, (3) Terlaksananya Pelatihan Pemotongan Ayam sebanyak 100 orang, (4) Terlaksananya pelatihan pengawasan mutu hasil pertanian sebanyak 100 orang, (5) Pengadaan bahan kimia sebanyak 1 paket, (6) Terlaksananya kegiatan sosialisasi tentang bahayanya penggunaan zat-zat kimia berbahaya sebanyak 8 kali.

Outcome: (1) Meningkatnya cakupan pengawasan mutu dan keamanan pangan komoditi pertanian, (2) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pengurus mesjid (DKM) tentang tata cara pemotongan hewan qurban, dan (3) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kader PKK tentang pemilihan komoditas pertanian yang bermutu, (4) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan para pelaku usaha tentang bahaya penyalahgunaan bahan kimia berbahaya pada komoditi pertanian.

g) Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

Output: Terlaksananya laporan kegiatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan selama satu tahun (RKA, DPA, RENJA, RENSTRA, Laporan Tahunan dan laporan Triwulanan).

Outcome: Tersedianya Laporan Kegiatan Dinas sebagai bahan pengambilan kebijakan dinas.

(24)

Renja Dispertapa 2016 Page 24 b. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan

Pelaksanaan program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.

832.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 812.289.174,00 (97,63 %), yang dilaksanakan melalui Kegiatan Promosi Atas Hasil ProduksiPertanian/Perkebunan Unggulan Daerah.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah :

1). Pameran/Lomba Ikan Hias sebanyak 1 kali dengan peserta 30 orang, 2). Pameran Pasar Tani (Bandung Agri Market) sebanyak 2 kali, 3). Pameran Pasar Tani (Bazar Ramadhan) sebanyak 1 kali, 4).

Pameran Tanaman Hias sebanyak 1 kali dengan peserta sebanyak 20 orang, 5). Pameran Agro & Food Expo di Jakarta, 6). Pameran Industri Bahari di Grand City Convex Surabaya, 7) Bantuan sarana pemasaran pertanian untuk Kelompok Agritektur 1 paket, 8) Monitoring info harga pasar komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan di 4 pasar tradisional (Pasar Ujungberung, Pasar Sederhana, Pasar Ciwastra, dan Pasar Andir).

Hasil (outcome) dari Pelaksanaan program tersebut adalah :

a) Terfasilitasinya promosi pemasaran hasil usaha pertanian, perikanan, dan peternakan.

b) Tersediannya data info harga komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan dari 4 pasar tradisional.

(25)

Renja Dispertapa 2016 Page 25 c. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Pelaksanaan program peningkatan produksi pertanian/perkebunan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 318.641.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 317.073.600,00 (99,51 %), yang dilaksanakan melalui Kegiatan Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: 1) Terlaksananya Sosialisasi Budidaya Tembakau dan Pasca Panen tembakau kepada 60 orang petani, 2) Terlaksananya demplot pembuatan tembakau 2 paket, 3) Terlaksananya Sekolah Lapang Penanganan Tanaman Terpadu (SLPTT) Tembakau untuk Kelompok Tani sebanyak 60 orang.

Hasil (outcome) adalah meningkatnya Mutu Tembakau sesuai dengan Kebutuhan Industri.

d. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan

Pelaksanaan Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 18.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 12.500.000,00 (69,44 %), yang dilaksanakan melalui Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Penyuluh Pertanian/Perkebunan (Banprov).

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah tersalurkannya honor petugas penyuluh.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah tersalurkannya honor petugas penyuluh sampai bulan Desember.

(26)

Renja Dispertapa 2016 Page 26 e. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Pelaksanaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 1.535.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 1.515.446.790,00 (98,73 %), yang dilaksanakan melalui:

a) Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak.

b) Kegiatan Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik.

c) Kegiatan Pengelolaan Sanitary Rumah Potong Hewan.

d) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Hewan di Klinik Hewan.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a) 1) Terlaksananya pengadaan obat hewan 2 paket, 2) Terlaksananya vaksinasi hewan untuk penyakit Flu Burung sebanyak 85.787 ekor serta untuk penyakit Rabies sebanyak 1.820 ekor, 3) Terlaksananya Pelayanan Kesehatan Hewan sebanyak 583 ekor, 4) Terlaksananya pengawasan peredaran obat hewan kepada 8 distributor dan 42 poultry shop/pet shop, 5) Pemeriksaan sampel unggas suspect flu burung ke Laboratorium Kesehatan Hewan di Cikole Lembang sebanyak 70 sampel uji PCR, 6) Pemeriksaan Kesehatan Hewan Qurban sebanyak 5.939 ekor sapi dan 20.782 ekor domba, 7) Sosialisasi Penyakit Flu Burung sebanyak 30 kali.

b) 1) Terlaksananya pengadaan obat-obatan sebanyak 1 paket, 2) Terlaksananya eliminasi Hewan Penular Rabies (HPR) sebanyak 21 ekor, 3) Terlaksananya depopulasi ternak unggas sebanyak 205 ekor unggas, 4) Surveillance sebanyak 76 kali.

c) Terlaksananya pengadaan: 1) Peralatan kebersihan dan alat pembersih sebanyak 1 paket, 2) Chois 1 unit, Rancatan 10 unit,

(27)

Renja Dispertapa 2016 Page 27 Karekan 3 unit, Hak Gantungan Karkas 1 paket, Peralatan Kunci 1 paket, Timbangan Digital 1 unit, Tackel 6 unit, Smawar dan Spuyer 25 unit, Lori Dorong 5 unit, Roda Pengangkut Limbah 4 buah, Pisau 4 buah,3) Pengangkutan Limbah RPH 1 paket.

d) Tersedianya pengadaan 1) Alat kedokteran hewan sebanyak 1 paket, 2) Obat Hewan sebanyak 1 paket, 3) Bahan kimia sebanyak 1 paket, 4) Alat Laboratorium Veteriner sebanyak 1 paket.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah:

a) Terlaksananya pencegahan penyakit hewan menular, terawasinya peredaran obat hewan, terdiagnosanya kasus penyakit flu burung (hasil positif atau negatif AI), dan terlaksananya pemeriksaan hewan qurban yang dipasarkan di wilayah Kota Bandung.

b) Terlaksananya pemberantasan penyakit hewan menular (rabies dan flu burung).

c) Terlayaninya pemotongan dan pemeriksaan hewan di Rumah Potong Hewan (RPH).

d) Terlaksananya pelayanan (pemeriksaan dan pengobatan) hewan di klinik hewan.

f. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 990.751.750,00 (99,08 %), yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan.

Keluaran (output) dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah: a) Domba Garut sebanyak 120 ekor, b) Sapi sebanyak 18 ekor, c) Obat ternak sebanyak 1 paket, d) Kambing Perah 12 ekor, e) Bibit, Sarana dan Prasarana Produksi Kampung Itik 1 paket, f) Bibit, Sarana dan Prasarana

(28)

Renja Dispertapa 2016 Page 28 Produksi Kampung Ayam 1 paket, g) Sarana Produksi Peternakan 1 paket, dan h) Pelatihan bagi petani sebanyak 120 orang.

Hasil (outcome) dari pelaksanaan program tersebut adalah meningkatnya populasi ternak dan produksi hasil ternak.

II. CAPAIAN KINERJA

1) Indikator Produktivitas Komoditas Pertanian:

a) Padi, dari target sebanyak 63,09 kw/ha dapat terealisasi sebanyak 65,03 kw/ha. Capaian produktivitas padi tahun 2014 sebesar 103,07 %.

b) Jagung, dari target sebanyak 26,50 kw/ha dapat terealisasi sebanyak 26,50 kw/ha. Capaian produktivitas padi tahun 2014 sebesar 103,07 %.

c) Tanaman Hias, dari target sebanyak 186.500 pot/tahun dapat terealisasi sebanyak 186.920 pot/tahun. Capaian produktivitas tanaman hias tahun 2014 sebesar 100,23 %.

2) Indikator Populasi Ternak:

a) Populasi Sapi, dari target sebanyak 1.417 ekor dapat terealisasi sebanyak 1.554 ekor. Capaian populasi sapi tahun 2014 sebesar 109,67 %.

b) Populasi Domba, dari target sebanyak 29.365 ekor dapat terealisasi sebanyak 29.955 ekor. Capaian populasi domba tahun 2014 sebesar 102,01 %.

3) Indikator Jumlah Kasus Penyakit Zoonosa, pada tahun 2014 terjadi 1 kejadian penyakit zoonosa (flu burung/rabies), dari target kejadian penyakit zoonosa paling banyak 8 kasus,.

(29)

Renja Dispertapa 2016 Page 29 III. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

a. Permasalahan

a) Semakin sempitnya lahan pertanian sebagai akibat alih fungsi lahan.

b) Kota Bandung merupakan pusat pemasaran ternak terbesar di Jawa Barat, sehingga resiko masuknya penyakit zoonosa (penyakit yang menular dari ternak ke manusia) dari daerah asal ternak ke Kota Bandung relatif tinggi.

c) Masih rendahnya pengetahuan dan sikap pelaku usaha dibidang pertanian serta masyarakat tentang bahayanya penggunaan bahan kimia berbahaya dan produk pertanian yang tidak memenuhi persyaratan keamanan mutu pangan.

b. Solusi

a) Kebijakan yang diambil dalam rangka mengantisipasi alih fungsi lahan pertanian adalah mengembangkan model pertanian perkotaan melalui pemilihan komoditas pertanian yang memiliki produktivitas tinggi, memiliki nilai ekonomi tinggi, dan mempunyai peluang pasar yang terbuka serta dapat dikembangkan pada lahan sempit, sehingga diharapkan keterbatasan lahan bukan menjadi kendala untuk usaha dibidang pertanian. Untuk meningkatkan nilai tambah, usaha pertanian lainnya yang dikembangkan adalah pengolahan hasil pertanian.

b) Lebih mengintensifkan pemeriksaan lalulintas ternak yang masuk ke Kota Bandung.

c) Meningkatkan frekuensi pemeriksaan dan pengawasan mutu hasil pertanian yang beredar, meningkatkan sosialisasi dan pelatihan

(30)

Renja Dispertapa 2016 Page 30 tentang penggunaan zat kimia berbahaya, serta meningkatkan pembinaan kepada pelaku usaha hasil pertanian.

Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD dan Pencapaian Renstra SKPD sampai dengan Tahun 2014 (tahun ke-2) Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 2.1. di bawah ini :

(31)

Renja Dispertapa 2016 Page 31 Tabel 2.1.

REKAPITULASI EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2014 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG

NO PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN REALISASI

PROSENTASE KELUARAN HASIL PERMASALAHAN/ SKPD/UNIT

URUSAN

(Rp) (Rp) (OUTPUT) (OUTCOME) KETERANGAN KERJA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

I Program: Ketahanan

Pangan

1 Promosi Keamanan Pangan

295.950.000 294.583.000 99,54 Sosialisasi Keamanan Pangan di 10 Kelurahan, 4 Sekolah Dasar, Pedagang di pasar induk dan

tradisional.

Meningkatnya kesadaran melalui Sosialisasi Keamanan Pangan bagi kelompok sasaran yang meliputi aparat kewilayahan di kelurahan dan sekolah dasar, pelaku usaha di pasar tradisional dan pasar induk.

- Dinas

Pertanian Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

Urusan Wajib

2 Koordinasi Kebijakan Perberasan

150.000.000 148.820.500 99,21 Sosialisasi program Raskin Tahun 2013, Launching Program Raskin, Monitoring pelaksanaan Program Raskin Tahun 2013 di Kota Bandung sebanyak 2 kali, Rapat Musyawarah Forum Lurah dan

Koordinator Raskin sebanyak 1

Terpenuhinya kebutuhan pangan pokok bagi RTSPM secara merata.

- Dinas

Pertanian Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

Urusan Wajib

(32)

Renja Dispertapa 2016 Page 32

kali, Rapat Evaluasi Program Raskin 2013 sebanyak 1 kali.

3 Operasional Dewan Ketahanan pangan

Kota Bandung

594.450.000 582.165.000 97,93 Sidang Tahunan DKP Kota Bandung sebanyak 1 kali, Rapat Koordinasi DKP Kota Bandung sebanyak 2 kali, Rapat POKJA DKP Kota Bandung sebanyak 3 kali, Penyusunan Neraca Bahan Makanan 1 kali,

Roadshow ke 4 BUMD (PDAM, PD BPR, PD Pasar Bermartabat, PD

Kebersihan), Sosialisasi Undang- undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Hari

Terwujudnya Sinergitas Program Ketahanan Pangan di Tingkat wilayah dan Tersusunnya Rumusan Kebijakan Program Ketahanan Pangan di Kota Bandung.

- Dinas

Pertanian Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

Urusan Wajib

(33)

Renja Dispertapa 2016 Page 33

Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Provinsi 1 kali, Hari Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Nasional 1 kali, Kampanye Olahan Pangan non beras non terigu sebanyak 1 kali, Rapat Evaluasi DKP Tahun 2013 dan Pembahasan Rencana DKP Tahun 2014 sebanyak 1 kali.

4 Penyuluhan sumber pangan alternatif

237.000.000 231.443.750 97,66 Sosialisasi Peraturan Walikota Bandung Nomor 376 Tahun 2011 Tentang Percepatan Penganekara gaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal sebanyak 1 kali (400 orang).Penyu

Meningkatnya

pengetahuan, dan kesadaran masyarakat tentang sumber pangan alternatif dan Menu B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman).

- Dinas

Pertanian Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

Urusan Wajib

(34)

Renja Dispertapa 2016 Page 34

luhan sumber pangan alternatif sebanyak 5 kali (250 orang) di 5 lokasi Kecamatan Buahbatu, Astanaanyar, Sukasari, Arcamanik,da n Sukajadi, Pembinaan Kader PKK dan masyarakat tentang produk B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) sebanyak 2 kali (120 orang), Pelatihan Olahan Pangan Lokal sebanyak 3 kali (Pelatihan, Bimbingan dan Praktek), Pameran dalam rangka Olahan Pangan B2SA tingkat Provinsi Jawa Barat, serta mengikuti Lomba Cipta

(35)

Renja Dispertapa 2016 Page 35

Menu B2SA Tingkat Provinsi Jawa Barat, dan Lomba Olahan Serba Ikan Tingkat Provinsi Jawa Barat 1 kali.

5 Promosi Keamanan Pangan

145.500.000 145.150.000 99,76 Sosialisasi Keamanan Pangan di 10 Kelurahan melalui pendekatan kewilayahan dengan kelompok sasaran Aparatur Kewilayahan, Masyarakat, dan pelaku usaha.

Meningkatnya

pengetahuan, dan kesadaran masyarakat tentang keamanan pangan

- Dinas

Pertanian Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

Urusan Wajib

II. Program:

Peningkatan

Kesejahteraan Petani

5 Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis

309,600,000 308,699,800 99.71 Terlaksanany a pelatihan petani

Meningkatnya

pengetahuan dan keterampilan petani

-

Dinas Pertanian

Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

urusan Pilihan Pertanian

(36)

Renja Dispertapa 2016 Page 36

Terlaksanany a pameran pembanguna n

Terinformasikannya potensi pertanian Kota Bandung

-

Dinas Pertanian

Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

urusan Pilihan Pertanian

III Program:Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/Perkebuna

n

6 Penyusunan Data Base Potensi Produksi Pangan

236,050,000 235,149,900 99.62 Terlaksanany a pendataan potensi produksi pangan

Tersedianya data potensi produksi pangan

- Dinas

Pertanian Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

urusan Pilihan Pertanian

7 Penanganan Pasca

Panen dan

Pengolahan Hasil Pertanian

279,000,000 259,680,000 93.08 Terselenggar a-nya pelatihan peningkatan manajemen usaha pertanian

Meningkatnya skala usaha di bidang pengolahan hasil pertanian

- Dinas

Pertanian Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

urusan Pilihan Pertanian

Tersalurkann ya bantuan stimulan kegiatan TTG Tersedianya data profiler usaha agribisnis 8 Pengembangan

Diversifikasi Tanaman

285,970,000 259,656,000 90.80 Tertanaminy a lahan pertanian

dengan tabulapot, tabulakar,tog

a, anggrek dan tanaman buah-buahan

Meningkatnya produktivitas lahan

pertanian

- Dinas

Pertanian Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

urusan Pilihan Pertanian

(37)

Renja Dispertapa 2016 Page 37

9 Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering

380,870,000 373,765,176 98.13 Terdistribusi- kannya: (1) 27.450 bibit tanaman produktif, (2) 40 unit alat pengolah pupuk organik (drum komposter), (3) 4 unit alat Pengolah Pupuk Organik (APPO), (4)100 buah alat pembuat lubang biopori, (5) 1.375 pasang sarana penutup lubang biopori, (6) 6 unit mesin potong rumput, (7) 8.125 pak (33.125 kg) pupuk kompos, (8) 29.000 batang ajir, (9) 250 bungkus (125 kg) benih jagung hibrida pipil, (10) 200 bungkus (50 kg) jagung manis

Meningkatnya: (1) jumlah pohon yang ditanam; (2) lubang resapan biopori;

dan (3) jumlah pembuatan dan penggunaan pupuk organik di masyarakat.

- Dinas

Pertanian Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

urusan Pilihan Pertanian

(38)

Renja Dispertapa 2016 Page 38

hibrida, (11) 114 pohon buah-buahan dalam drum, (12) 305 pot (7 jenis) tanaman hias, (13) 425 pohon Vegetasi Sungai(7 jenis), (14) 165 pohon Tanaman Langka (5 jenis), (15) 4 jenis Pupuk Anorganik, (16) 8 jenis pestisida.

10 Pengembangan Perbenihan/Perbibitan

217,000,000 214,255,500 98.74 Tersedianya sarana kebun bibit Pasirluyu

Terlaksananya pengadaan:

(1) 2.025 bibit tanaman produktif, (2) 2 buah mesin babat rumput, (3) 1 paket alat pertanian, (4) 1 paket sarana produksi, (5) 1 paket pupuk dan pestisida.

Meningkatnya fungsi Kebun Bibit Pasirluyu.

Dinas Pertanian

Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

urusan Pilihan Pertanian

11 Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

694,115,000 689,173,000 99.29 Terawasinya mutu hasil komoditi pertanian yang beredar di Kota Bandung

Terpeliharanya keamanan pangan komoditi pertanian yang beredar di

Kota Bandung -

Dinas Pertanian

Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

urusan Pilihan Pertanian

12 Monitoring,Evaluasi dan Pelaporan

286,458,000 285,393,250 99.63 Terlaksanany a kegiatan sosialisasi kajian akademis Perda No.26

Terpenuhinya tertib administrasi

-

Dinas Pertanian

Dan Ketahanan

Pangan Kota

urusan Pilihan Pertanian

(39)

Renja Dispertapa 2016 Page 39

Tahun 2001 Bandung

IV Program:

Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian

/Perkebunan

13 Promosi Atas Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah

454,450,000 439,054,000 96.61 Terlaksanany a gelar pasar agribisnis

Terwujudnya gelar pasar promosi agribisnis di bidang pertanian

-

Dinas Pertanian

Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

urusan Pilihan Pertanian

V Program:

Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/

Perkebunan

14 Peningkatan

Kesejahteraan Tenaga Penyuluh Pertanian /Perkebunan

(Banprov)

15.960.000 12.350.000 77,38 tersalurkanny a biaya operasional penyuluh (BOP) bagi 7 orang penyuluh

Meningkatnya frekuensi pembinaan kelompok tani.

- Dinas

Pertanian Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

urusan Pilihan Pertanian

VI Program: Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Ternak

15 Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakut Menular Ternak

540.927.000 535.744.000 99,04 Terlaksanany a vaksinasi AI,ND dan Rabies

Terkendalinya penyakit zoonosis di Kota Bandung

- Dinas

Pertanian Dan Ketahanan

Pangan Kota Bandung

urusan Pilihan Pertanian

Terlaksanany a pemeriksaan

specimen ke laboratorium

rujukan

Gambar

Gambar 1 Peta Orientasi Kota Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Darwis, Djamaluddin, “Manusia Menurut Pandangan Qur’ani”, Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerja sama dengan Fakultas Tarbiyah

Oleh karena itu dalam filsafat pendidikan Islam kebenaran yang mutlak hanya terdapat dalam ajaran Islam, sedangkan agama selain Islam kebenarannya bersifat relatif karena

Peningkatan-peningkatan yang terjadi pada masing-masing siklus bukan tanpa alasan, mengingat model pembelajaran two stay – two stray adalah model pembelajaran kooperatif yang

safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak, harus mendapatkan kesempatan untuk ikut

Pekerjaan yang dibagi-bagi artinya pengorganisasian akan dapat berjalan jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan, serta adanya pembagian pekerjaan. Pekerjaan-pekerjaan

Dalam penjelasannya semua kepentingan ialah kepentingan pemerintah dan masarakat secara adil dengan memperhatikan golongan masarakat lemah; terpadu ialah dirumuskan menjadi

Pada November 2015 NTP subsektor Perikanan Tangkap mengalami penurunan sebesar 1,13 persen yang disebabkan oleh turunnya It sebesar 0,83 persen yang disebabkan turunnya

Selain itu, perlu ditekankan bahwa desa dalam konteks ini diposisikan sebagai unit wilayah administrarif terkecil dalam wilayah kerajaan (rājya, rāt,atau