• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan kata kerja dari organizing yang berarti menciptakan sebuah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan kata kerja dari organizing yang berarti menciptakan sebuah"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

13

BAB II

LANDASAN TEORITIS A. Pengorganisasian

1. Pengertian Pengorganisasian

Secara etimologi pengorganisasian berasal dari kata organize yang merupakan kata kerja dari “organizing” yang berarti menciptakan sebuah struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga hubungannya satu sama yang lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhannya. Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis.1

Dari pengertian di atas manajemen terlihat bahwa pengorganisasian merupakan fungsi kedua setelah perencanaan, dimana pengorganisasian ini merupakan penentuan pekerjaan, pengelompokan tugas dan penentuan hubungan dalam rangka mencapai tujuan.

Menurut para ahli pengorganisasian mengandung beberapa pengertian di antaranya adalah:

a. Drs. Melayu S.P. Hasibuan

Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan,

1Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: PT. Bumi

(2)

menetapkan wewenang yang secara relatif yang didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.2 b. George R. Terry

Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.3

c. Ahmad Ibrahim Abu Sinn

Pengorganisasian menurut Ahmad Ibrahim Abu Sinn yang dikutip oleh Rozalinda di dalam buku manajemen perspektif syariah yaitu sebagai proses penetapan struktur peran melalui penentuan aktivitas-aktivitas, penugasan kelompok-kelompok kepada manajer, pendelegasian wewenang dan informasi, baik horizontal maupun vertikal dalam struktur organisasi.4

d. Maidawati

Pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar perkerjaan yang efektif di antara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka berkerja secara efisien. Dan juga sebagai suatu pekerjaan

2Ibid. 3Ibid., h. 119 4

(3)

membagi tugas, mendelegasikan otoritas, dan menetapkan aktivitas yang hendak dilakukan oleh manajer pada seluruh hirarki organisasi.5 e. Sondang P. Siagian

Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.6

Selaras dengan para ahli tersebut Rahima Zakia mengungkapkan bahwa pengorganisasian adalah sebagai keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga terciptanya suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang ditentukan sebelumnya.7 Dan juga Zakia mengatakan bahwa pengorganisasian adalah suatu proses manajemen sehingga orang-orang, fungsi-fungsi atau faktor-faktor fisik dan bekerja sama untuk membentuk suatu yang diawasi atau dipimpin.8

Berdasarkan beberapa defenisi di atas pada prinsipnya mempunyai kesamaan, maka dengan demikian dapat disimpulkan pengorganisasian adalah tindakan atau aktivitas yang dilakukan untuk

5Maidawati, Pengantar Manajemen, (Lemlit IAIN Imam Bonjol Padang, Puslit IAIN IB

Press, 2010), h. 55

6Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, (Jakarta: Bumi Aksara 2007) h. 60 7Rahima Zakia, op.cit., h. 81

8

(4)

mengelompokkan orang-orang, penetapan tugas-tugas, fungsi-fungsi, wewenang dan tanggung jawab serta mengatur hubungan yang efektif antara orang-orang secara formal agar dapat bekerja sama secara efektif dalam satu kesatuan, sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Hasil pengorganisasian merupakan organisasi. Organisasi merupakan alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, artinya, fungsi pengorganisasian yang menghasilkan organisasi bukanlah dan tidak boleh dijadikan sebagai tujuan. Dalam kaitan ini penting pula untuk menekankan bahwa ampuh tidaknya organisasi sebagai alat pencapaian tujuan pada analisis terakhir tergantung pada manusia yang menggerakkannya.9

Dengan konsep demikian, Organisasi didefinisikan sebagai usaha bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara formal yang tercermin pada hubungan sekelompok orang yang disebut pemimpin, atasan dan sekelompok orang yang disebut bawahan.

Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua setelah rencana-rencana disusun, maka tugas manajer yang bersangkutan adalah mengorganisasi sumber daya manusia dan sumber-sumber visikal dan memanfaatkannya dengan tepat.

Pengorganisasian dalam pandangan Islam bukan semata-mata sebagai wadah tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dapat

9

(5)

dilakukan secara sistematis. Ayat yang menjelaskan tentang pengorganisasian yaitu dalam Al-Qur’an surat Yusuf 108 :





































Artinya : “Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk

orang-orang yang musyrik".10

Dalam beberapa kitab tafsir penulis ketahui bahwa ayat di atas menjelaskan tentang agama sebagai gerakan yang dapat mensistimatisasikan aktivitas dengan tujuan yang jelas dan adanya pelaksana aktivitas tersebut mulai pemimpin sampai anggotanya dengan pembagian tugasnya itulah organisasi.

M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan bahwa sebagian besar manusia yang enggan menerima kebenaran, dan menjelaskan pula bahwa jalan kebenaran adalah mengesakan Allah SWT secara penuh, yang telah dibuktikan oleh sekian banyak ayat dan tanda-tanda, kini Rasulullah SAW diperintahkan: Katakanlah wahai Muhammad inilah jalan agama-ku yang kusampaikan melalui al- Qur’an dan Sunnah. Aku dan orang-orang yang mengikuti yaitu yang beriman dan benar serta meneladani aku, kami semua mengajak seluruh manusia kapan dan dimanapun kepada Allah dengan bashirah, yaitu hujjah yang nyata dalam bentuk bukti-bukti rasional dan emosional. Kata subhana mengisyaratkan

10Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit J-ART,

(6)

bahwa setiap ajakan menuju jalan Allah hendaknya disertai dengan tasbih, yaitu pensucian Allah SWT dari segala sesuatu yang tidak wajar bagi-Nya.11

2. Tujuan Pengorganisasian

Tujuan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah organisasi, Setiap organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas, karena jika tidak mempunyai tujuan yang jelas maka suatu organisasi tersebut tidak terarah. Tujuannya adalah arah atau sesuatu yang ingin dicapai menjadi sebab dilaksanakannya sesuatu kegiatan.

Tujuan organisasi menurut Terry ialah untuk membimbing manusia-manusia bekerja sama secara efektif.12

Sedangkan Sapoerta memahami tujuan pengorganisasian adalah:

a. Organizing yang efektif akan menyebabkan masing-masing anggota suatu organisasi mengetahui kelompok-kelompok aktivitas apa yang dilaksanakan.

b. Dengan organizing yang tepat, akan didapat ketegasan, kejelasan, dalam hubungan-hubungan kerja dalam suatu organisasi perusahaan atau kantor dinas.

c. Hubungan-hubungan yang tetap dan diinginkan diantara aktivitas- aktivitas dan pelaksanaan akan tercapai, organizional ini jauh lebih besar manfaatnya dari pada sekelompok usaha-usaha individual.

11M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 188-190 12Gorge R. Terry, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), Cet 8, h. 82

(7)

d. Organizing yang baik berarti juga pendelegasian wewenang dilakukan dengan mantap, sehingga mereka menerima limpahan wewenang yang dapat bertanggung jawab.

e. Organizing yang efektif berarti pemanfaatan dengan sebaik mungkin komponen manusia dan hubungan yang tepat antara pekerjaan tertentu, orang-orang, pelaksanaan dan fasilitas diteliti lebih lanjut dan diseimbangkan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh efektivitas dan efesiensi kerja.13

Pengorganisasian menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi yang dapat dianggap sebagai sebuah kerangka yang merupakan titik pusat sekitar apa manusia dapat menggabungkan usaha-usaha mereka dengan baik. Dengan kata lain salah satu bagian terpenting dari tugas pengorganisasian adalah mengharmoniskan suatu kelompok orang-orang yang berbeda, mempertemukan bermacam-macam kepentingan dan memanfaatkan kemampuan ke suatu arah tertentu.

Pengorganisasian bermanfaat untuk mencapai tujuan dimana individu-individu tidak dapat mencapainya sendiri, sekelompok orang yang bekerja sama secara koperatif dan terkoordinasikan dapat mencapai hasil yang lebih dari pada dilakukan perorangan. Konsep ini disebut dengan sinergi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Handoko bahwa tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja (division of labor) yang memungkinkan sinergi terjadi.

13G. Karta Sapoetra, Dasar-dasar Manajemen Perusahaan, (Bandung: Armico, 1982),

(8)

Jadi dengan adanya pembagian kerja maka akan memudahkan untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bidang masing-masing supaya tercapainya tujuan yang diharapkan.

3. Unsur-unsur pengorganisasian

Unsur merupakan bagian dari keseluruhan yang mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya. Apapun bentuk sebuah kegiatan tidak terlepas dari unsur-unsur yang melingkupinya, begitu juga dengan pengorganisasian. Ada beberapa unsur pengorganisasian sebagaimana yang dikemukakan Effendi bahwa unsur pengorganisasian terdiri dari tiga, yaitu: 1) pengenalan dan pengelompokan kerja, 2) penentuan dan pelimpahan tanggung jawab dan wewenang, 3) pengaturan hubungan kerja.14

Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dijelaskan satu persatu dari poin diatas, yaitu:

a. Pengenalan dan pengelompokan kerja

Dalam pembentukan suatu organisasi pertama kali harus diketahui dengan baik misi, tugas dan tujuan yang harus dicapai. Macam-macam pekerjaan harus dibagi dalam kelompok-kelompok yang kemudian dalam cabang-cabang yang dapat dikerjakan oleh seseorang atau beberapa orang yang ada di dalam organisasi itu. Diketahui dengan jelas tugas dan posisi pekerjaanya masing-masing

14Mocthar Effendi, Manajemen Berdasarkan Ajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bharata

(9)

tidak merangkap, dan tidak pula tumpang tindih (over lapping), setiap masing-masing, sehingga akan mampu mengerjakan tugasnya.

b. Penentuan dan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab

Sebuah organisasi harus dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pembagian tanggung jawab (responsibility) pada ruang yang jelas dan sesuai tingkatnya masing-masing, demikian juga masing-masing mempunyai tanggung jawab dan hak sesuai dengan wewenang (authority) masing-masing.

Dalam pelimpahan tanggung jawab dan wewenang manejer atau pemimpin memutuskan bagian apa yang akan dikerjakan sendiri dan bagian apa yang harus dilimpahkan tanggung jawab dan wewenang yang sendiri. Manusia memiliki kemampuan fisik dan kecakapan yang terbatas, karena itu tidak mungkin seorang manejer atau pimpinan memikul tanggung jawab atau wewenang di luar kemampuannya, makin luas suatu lapangan kerja sebuah organisasi makin perlu pembagian kerja yang tegas tentang wewenang dan tanggung jawab yang akan dilakukan.

c. Pengaturan hubungan kerja

Seorang pemimpin atau manejer harus menetapkan jalinan dan peraturan kerja di dalam kerja sama (team work) untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama secara harmonis. Tugas pokok seorang manejer atau pimpinan adalah membina dan mengatur kerja sama yang

(10)

baik (harmonis) merupakan hasil pertama seorang manejer atau pimpinan.

Seorang manejer atau pimpinan yang baik selalu mengawasi bawahannya dan mengevaluasi aturan hubungan kerja, dimana memberikan bimbingan dan mengatur kerja sama dengan cara meminta kesadaran maupun kerja sama yang ikhlas dengan pola berfikir yang realitis dan sehat.

Sedangkan Terry mengatakan bahwa unsur-unsur pengorganisasian adalah: 1) pekerjaan yang dibagi-bagi, 2) orang-orang yang ditugaskan melaksanakan pelaksanaan yang dibagi-bagi tersebut, 3) lingkungan dimana pekerjaan dilaksanakan, 4) pengelompokan dan pengaturan serta jalinan hubungan antara kelompok kerja satu dengan kelompok kerja lainya.15

Lebih lanjut mengenai empat unsur pengorganisasian yang telah ditetapkan oleh Terry di atas dapat penulis jelaskan tentang pengorganisasian sebagai berikut :

a. Pekerjaan yang dibagi-bagi

Pekerjaan yang dibagi-bagi artinya pengorganisasian akan dapat berjalan jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan, serta adanya pembagian pekerjaan. Pekerjaan-pekerjaan yang ada dibagi sesuai dengan kebutuhan organisasi, bagian-bagian pekerjaan tersebut yang disebut unit kerja organisasi.

15G. R. Terry, Azas-azas Manajemen, Alih Bahasa J. Smith D.F.M (Bandung: Alumni,

(11)

b. Orang-orang yang ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan yang dibagi-bagi tersebut.

Adanya orang-orang yang digerakkan sebagai suatu kesatuan untuk melaksanakan pekerjaan yang telah dibagi-bagi tersebut. Setiap orang ditegaskan untuk melaksanakan pekerjaan maka lebih baik lagi penugasan tersebut disertai perhatian terhadap kepentingan pegawai, perhatian tersebut sangat diperlukan dalam pengorganisasian, karena merupakan suatu kekuatan yang besar dibandingkan kekuatan orang-perorang, apabila semua unsur pengorganisasian dapat menyatu dalam sebuah wadah yang disebut dengan organisasi. Unsur-unsur tersebut sangat berperan dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi, kelemahan pada salah satu atau beberapa unsur sangat berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi.

c. Lingkungan dimana pekerjaan dilaksanakan.

Lingkungan yang dimaksud adalah mencakup sarana fisik dan sarana umum, di dalam lingkungan dimana pegawai-pegawai melaksanakan tugas-tugas mereka, lokasi, mesin perabot kantor, blanko-blanko, penerangan dan sikap mental. Semuanya merupakan faktor yang membentuk lingkungan, yang dilakukan untuk menyatukan orang-orang yang akan diajak untuk bekerja sama.

d. Pengelompokan dan pengaturan serta jalinan hubungan antara kelompok kerja satu dengan kelompok kerja lainnya.

(12)

Dalam pengelompokan dan pengaturan ini diatur hubungan sedemikian rupa diantara orang-orang yang bekerja di dalam kelompok tersebut. Dan begitu juga diatur hubungan kerja antara kelompok kerja yang satu dengan kelompok kerja yang lainnya, sehingga terjalin hubungan suatu ikatan kerja yang saling memperkuat untuk mencapai tujuan.16

Effendy merumuskan unsur-unsur pengorganisasian sebagai berikut :

1) Pengenalan dan pengelompokan kerja (indentificatioan and grouping of work)

2) Penentuan serta pelimpahan wewenang dan tanggung jawab. 3) Pengaturan hubungan kerja (establishment of relationship).17

Di samping menciptakan aturan-aturan kerja dan jalinan kerja, seorang manejer harus menciptakan iklim kerja antara ia dan orang-orang yang selalu memelihara dan mengembangkan prosedur serta iklim kerja sama di dalam kelompok yang sehat, wajar dan sukarela.

Jadi dapat disimpulkan dari pendapat ahli diatas bahwa unsur-unsur pengorganisasian meliputi : pengelompokan kerja, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, pengaturan hubugan kerja. Dengan demikian akan mempermudah untuk melakukan pekerjaan yang akan bertanggung jawab dengan pekerjaan yang akan diberikan kepada bawahan sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.

16Ibid 17

(13)

4. Prinsip-prinsip Pengorganisasian

Prinsip-prinsip pengorganisasian bertujuan agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik atau dalam usaha menyusun suatu organisasi dapat tewujud organisasi yang efektif dan efesien.

Manulang mengemukakan bahwa prinsip pengorganisasian adalah sebagai berikut:

a. Adanya tujuan yang jelas

Tujuan pengorganisasian harus ditetapkan sebelum merumuskan perencanaan kegiatan karena rencana-rencana harus merujuk dan mengarah kepada upaya tercapainya tujuan organisasi. b. Pembagian kerja

Dalam sebuah organisasi pembagian kerja adalah keharusan sebab tanpa adanya pembagian kerja kemungkinan terjadinya tumpang tindih tugas yang menjadi amat besar. Pembagian kerja akan menghasilkan departemen-departemen dan job description dari masing-masing unsur sampai unit-unit terkecil dalam organisasi

c. Delegasi kekuasaan

Kekuasaan atau wewenang merupakan hak seseorang untuk mengambil tindakan yang perlu agar tugas dan fungsi-fungsi yang dijalankan dengan sebaik-baikya. Kekuasaan atau wewenang terdiri dari berbagai aspek diantaranya : wewenang dalam mengambil keputusan, sumber daya, wewenang perintah, wewenang memakai batas waktu tertentu.

(14)

d. Rentangan kekuasaan

Rentang kekuasaan yang dimaksud adalah berapa jumlah orang yang tepat menjadi bawahan seorang pemimpin, sehingga pemimpin itu dapat memimpin, membimbing serta mengawasi secara baik sehingga bisa berhasil dan berdaya guna.

e. Tingkat-tingkat Pengawasan

Di dalam suatu organisasi harus diusahakan agar organisasi sesederhana mungkin, selain memudahkan komunikasi agar ada motivasi bagi setiap orang di dalam organisasi untuk mencapai tingkat-tingkat di dalam struktur organisasi.

f. Kesatuan perintah dan tanggung jawab

Berdasarkan prinsip ini seorang bawahan hanya mempunyai seorang atasan dari siapa ia menerima perintah dan kepada siapa ia memberi pertanggung jawaban akan pelaksanaan tugasnya.

g. Koordinasi

Koordinasi adalah usaha mengarahkan kegiatan seluruh unit organisaisi agar tertuju untuk memberikan sumbangan semaksimal mungkin guna mencapai tujuan organisasi sebagai keseluruhan. Dengan adanya koordinasi akan menjadikan keselarasan aktivitas diantara unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.18

Menurut Prajudi Atmosudirdjo dalam Anton Athoillah prinsip- prinsip pengorganisasian yaitu:

18M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Gadjah Mada University Press,

(15)

1) Kesatuan komando

Penyusunan setiap organisasi harus mengikuti garis tata hubungan atasan, yaitu mulai bawah ke atas sampai berakhir pada satu titik, yaitu puncak dari organisasi. Semua arus komando (perintah), laporan, arus informasi, , arus kerja, dan sebagiannya harus melalui jalur hierarki yang jelas.

2) Pembagian kerja

Prinsip pembagian kerja dapat dibagi menjadi empat: a. Menurut wilayah/ daerah

b. Menurut produk/ barang yang dihasilkan c. Menurut jumlah orang bawahan

d. Menurut fungsi

3) Keseimbangan antara tugas, tanggung jawab, dan kekuasaan, yaitu pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota organisasi yang propesional dengan jabatan yang diemban serta gaji yang diterima.

4) Prinsip komunikasi

Adanya pertukaran informasi diantara anggota organisasi, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat dipantau secara bersama-sama.

5) Kontinuitas /kesinambungan

Setiap kegiatan harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan jadwal yang ditetapkan.

6) Prinsip koordinasi

Dengan prinsip pembagian kerja dan kesinambungan kerja, prinsip koordinasi dalam berorganisasi sangat penting untuk dilaksanakan agar tidak terjadi mismanagement dan kesinambungan komunikasi antara anggota organisasi.

7) Saling asuh

Prinsip saling asuh merupakan pelaksanaan pembinaan dari atasan kepada bawahan.Terjadi pengayoman yang berjalan secara kekeluargaan sehingga tidak terjadi konflik organisasi yang berakibat hancurnya hubungan anggota organisasi.

8) Pelimpahan kekuasaan/delegasi

Pelimpahan wewenang ini sangat perlu dalam organisasi karena atasan tidak selalu bisa melaksanakan kegiatanya adakalanya berhalangan.

9) Pengamatan, pengawasan, pengecekan

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kinerja anggota organisasi, supaya setiap ada masalah akan mudah diantisipasi dan dicarikan jalan keluarnya sesegera mungkin.

10) Asas tahu diri

Asas ini mengajarkan agar semua anggota organisasi menyadari kedudukannnya dalam organisasi, sehingga tidak melakukan pekerjaan yang bukan merupakan tugas dan tanggung jawabnya.

(16)

11) Kehayatan

Kehayatan yaitu anggota organisasi harus bekerja berdasarkan komitmen yang kuat kepada organisasi, loyalitas yang maksimal, dan sikap yang penuh pengabdian, dalam arti ketaatan terhadap peraturan.19

Sementara itu Malayu S.P. Hasibuan berpendapat bahwa prinsip-prinsip pengorganisasian yaitu:

1) Principle of organizational (asas tujuan organisasi)

Menurut asas ini, tujuan organisasi harus jelas dan rasional, apa bertujuan untuk mendapatkan laba, atau untuk memberikan pelayanan. Prinsip ini merupakan bagian paling penting dalam menentukan struktur organisasi.

2) Principle of unity of objective (asas kesatuan arah)

Didalam suatu organisasi (perusahaan) harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai.

3) Principle of unity of Command (asas kesatuan perintah)

Menurut asas ini, hendaknya setiap baawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggung jawaban hanya kepada satu orang atasan, tetapi seorang atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan.

4) Principle of the span of management (asas rentang kendali)

Menurut asas ini, seorang manajer hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3 sampai 9

19Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h.

(17)

orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan manajer bersangkutan.

5) Principle of delegation of authority (asas pendelegasian wewenang)

Menurut asas ini, hendaknya pendelegasian wewenang dari seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui wewenangnya.

6) Principle of parity of authority and responsibility (asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab)

Menurut asas ini, hendaknya wewenang dan tanggung jawab harus seimbang.

7) Principle of responsibility (asa tanggung jawab)

Menurut asas ini, hendaknya pertanggung jawaban dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang dan pelimpahan wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab kepada orang yang melimpahkan wewenang tersebut.

8) Principle of departementation (principle of devision of work= asas pembagian kerja)

Menurut asas ini, pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja (departemen) hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut.

(18)

9) Principle of personnel placement (asas penempatan personalia) Menurut asas ini, hendaknya penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas kecakapan, keahlian, dan keterampilannya.

10) Principle of scalar chain (asas jenjang berangkai)

Menurut asas ini, hendaknya saluran pemerintah atau wewenang dari atas kebawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak terpendek. Sebaliknya pertanggung jawaban dari bawahan ke atasan juga melalui mata rantai vertikal, jelas dan menempuh jarak terpendeknya.

11) Principle of officiency (asas efesiensi)

Menurut asas ini, suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.

12) Principle of continuity (asas kesinambungan)

Organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan hidupnya.

13) Principle of coordination (asas koordinasi)

Asas ini merupakan tindak lanjut dari asas-asas organisasi lainnya. Koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan

(19)

mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah kepada sasaran yang ingin dicapai.20

Menurut Fayol dalam Maidawati prinsip-prinsip pengorganisasian yaitu:

1. Pembagian kerja

2. Otoritas dan tanggung jawab 3. Disiplin

4. Kesatuan komando 5. Kesatuan pengarahan

6. Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap kepentingan umum 7. Gaji 8. Sentralisasi 9. Rantai scalar 10. Tata tertib 11. Keadilan

12. Stabilitas masa jabatan 13. Inisiatif semangat korp21

Sedangkan menurut Sondang P. Siagian prinsip-prinsip pengorgansasian yaitu:

1) Kejelasan tujuan yang ingin dicapai

Kejelasan tujuan bukanlah merupakan jaminan bahwa perjalanan organisasi akan mulus. Akan tetapi, tanpa tujuan yang jelas pasti organisasi akan menghadapi berbagai masalah.

2) Pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi

Alasan utama seseorang memasuki berbagai jenis organisasi yaitu pemuasan kepentingan dan kebutuhan yang biasanya bersifat individualis, bahkan juga mungkin egois.

20Malayu S.P. Hasibuan, op.cit., h. 124-125 21Meidawati, Op.cit., h. 56-58

(20)

3) Penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi

Tujuan berakibatkan pada tersalurkannya kebutuhan seseorang dalam hal pemilihan kekuasaan dan pengaruh terhadap orang lain.

4) Kesatuan arah

Apa pun yang terjadi dalam organisasi dan kegiatan apa pun yang dilakukan, semuanya ditujuakan pada hanya satu arah, yaitu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

5) Kesatuan perintah

Seorang manajer memberikan perintah kepada orang yang setingkat lebih rendah dari padanya yang meneruskannya ke tingkat yang lebih bawah lagi apabila hal itu diperlukan.

6) Fungsionalisasi

Dalam setiap organisasi terdapat satuan kerja tertentu yang secara fungsional bertanggung jawab atas penyelesaian tugas-tugas tertentu pula.

7) Deliniasi berbagai tugas

Adanya perumusan yang jelas dari uraian tugas. 8) Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab 9) Pembagian tugas

10) Kesederhanaan struktur

Penstrukturan berbagai kegiatan organisasional harus disesuaikan dengan tugas yang diemban.

(21)

11) Pola dasar organisasi yang relatif permanen 12) Adanya pola pendelegasian wewenang

Pola pendelegasian apapun yang digunakan dalam suatu organisasi, pada analisis terakhir manajer yang mendelegasikan wewenang itu pulalah yang bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan yang didelegasikannya.

13) Rentang pengawasan 14) Jaminan pekerjaan,

Selama seseorang melakukan tugasnya sesuai dengan berbagai ketentuan yang berlaku dalam organisasi, ada jaminan bahwa seseorang tidak akan kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber mata pencaharian baginya yang pada gilirannya memungkinkannya memuaskan berbagai kebutuhannya

15) Keseimbangan antara jasa dan imbalan22

5. Langkah-langkah pengorganisasian

Agar fungsi pengorganisasian dapat berjalan lancar dan sesuai dengan yang diinginkan, terdapat beberapa langkah yang harus dilaksanakan. Beberapa pendapat para ahli mengenai langkah-langkah pengorganisasian, diantaranya:

22

(22)

Menurut Hasibuan langkah-langkah pengorganisasian adalah:

a. Manajemen harus mengetahui, tujuan organisasi yang ingin dicapai apakah profit, motive atau service motive.

b. Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan dan menspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang di perlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

c. Pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokan kegiatan-kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama. Kegiatan-kegiatan yang bersamaan dan berkaitan erat disatukan ke dalam satu departemen atau satu bagian. d. Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya

wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen.

e. Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap departemen atau bagian.

f. Peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas-tugas setiap individu karyawan, supaya tumpang tindih tugas dihindarkan.

g. Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan dipakai, apakah line organization, line and staff organization ataukah function organization.

(23)

h. Struktur (organization chart/ bagan organisasi), artinya manajer harus menetapkan struktur organisasi yang bagaimana akan dipergunakan, apa struktur organisasi segitiga vertikal, segitiga horizontal berbentuk lingkaran, berbentuk setengah lingkaran, berbentuk kerucut vertikal/ horizontal ataukah berbentuk oval.23

Sedangkan menurut Handoko langkah-langkah pengorganisasian adalah:

a. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

b. Membagi beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logic dapat dilaksanakan untuk satu orang. Pembagian pekerjaan tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan atau terlalu ringan sehingga biaya dan waktu yang digunakan tidak efisien.

c. Pengadaan atau pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membantu para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efesienan dan konflik-konflik yang merusak.24

Lebih lanjut Winardi juga mengungkapkan beberapa langkah pengorganisasian yaitu:

23Ibid., h 127 24

(24)

a. Ketahuilah dahulu saran-saran dari pada pengorganisasian dalam situasi lingkung.

b. Bagian pekerjaan yang harus dilaksanakan ke dalam aktivitas-aktivitas bagian.

c. Kelompokkanlah aktivitas-aktivitas tersebut ke dalam kesatuan-kesatuan praktis yang didasarkan atas persamaan pentingnya aktivitas atau pihak mana yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut.

d. Tetapkanlah tugas-tugas dan sediakanlah alat-alat fisik bagi masing-masing aktivitas atau kelompok masing-masing-masing-masing aktivitas.

e. Tugaskanlah personal yang kompeten atau personal yang secara potensial dapat dikembangkan.

f. Beritahukanlah kepada masing-masing anggota aktivitas apa yang diharapkan, apa yang dilaksanakan dan hubungannya dengan pihak lain di dalam perusahaan yang bersangkutan.25

Menurut Rosyad Shaleh langkah-langkah pengorganisasian dakwah terdiri dari:

a. Membagi dan menggolong-golongkan tindakan-tindakan dakwah dalam kesatuan-kesatuan tertentu.

b. Menuntut dan merumuskan tugas dari masing-masing kesatuan, serta menempatkan pelaksanaan atau da’i untuk melakukan tugas tersebut. c. Memberikan wewenang kepada masing-masing pelaksanaan.

d. Menetapkan jalinan hubungan.26

25

(25)

Menurut pendapat Rosyad Shaleh di atas diterangkan bahwa dia mengelompokkan langkah-langkah pengorganisasian yang dimulai dari mengelompokkan tugas, merumuskan, memberikan wewenang dan menetapkan jalinan hubungan guna untuk mencapai tujuan dari organisasi dakwah itu sendiri.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah pengorganisasian merupakan proses pengelompokan kerja orang yang akan melakukan pekerjaan, batas wewenang dan jalinan koordinasi antar bagian yang pada dasarnya langkah-langkah pengorganisasian mengiringi organisasi kearah pencapaian tujuan.

B. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) merupakan sebuah lembaga non pemerintah yang dipercaya sebagai bagian dari pemerintah dalam melakukan bimbingan manasik bagi jama’ah calon haji yang akan menunaikan ibadah haji.

Mengingat semakin tingginya keinginan masayarakat dalam melaksanakan ibadah haji yang setiap tahunnya mencapai ribuan orang maka KBIH ditugaskan dan dipercaya oleh pemerintah dalam melaksanakan bimbingan kelompok kepada calon jama’ah haji, yang di SK kan oleh Kanwil Departemen Agama WC/S/HJ.O1/SK/18/1999 Tanggal 16 Oktober 1999. Tingginya minat masyarakat untuk melakukan ibadah haji tersebut, maka hal ini mendorong sebagian masyarakat untuk ikut andil dan membantu

26

(26)

pemerintah dalam pelaksanaan ibadah haji yaitu dengan memunculkan kelompok yang akan melakukan bimbingan terhadap calon jama’ah haji yang disebut dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).

Munculnya KBIH ini cukup mendapat respon dari pemerintah terutama Departemen Agama, karena cukup membantu pemerintah dalam hal pelaksanaan ibadah haji, terutama dalam melaksanakan pembimbingan terhadap calon jama’ah haji.

1. Pengertian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji

KBIH adalah singkatan dari kelompok bimbingan ibadah haji yang melaksanakan bimbingan kelompok dan manasik haji yang berdasarkan Surat Keputusan (SK) kan oleh Kanwil Departamen Agama, dimana tugasnya hanya membimbing bukan sebagai penyelenggara ibadah haji.27

Adapun kelompok adalah pembimbing yang dilakukan secara berkelompok yang jumlah anggotanya adalah 45 orang jamaah. Setiap kelompok dibagi menjadi empat regu, masing-masing beranggotakan sebanyak 11 orang termasuk ketua regunya.28

Berdasarkan ketentuan di atas, maka kelompok Bimbingan ibadah Haji (KBIH) adalah sebuah organisasi yang berperan menjadi mitra pemerintah dalam hal pelaksanaan ibadah haji. Yaitu melakukan bimbingan terhadap calon jamaah haji, dengan mengacu kepada moto yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

27Depag RI, Pedoman Pembimbing, Penyuluh dan Pelatihan Calon Haji, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, 2000), h. 75

28Depag RI, Pada Pembinaan Jamaah Haji, (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan

(27)

2. Tujuan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)

Pada dasarnya tujuan dari KBIH adalah untuk membimbing calon haji secara efektif, terutama pengetahuan tentang manasik haji.29

Sementara dalam melakukan pembimbingan, KBIH mengharapkan agar:

a. Calon haji dapat mengetahui tentang tata cara melaksanakan perjalanan haji dan kesehatan sesuai dengan ketentuan pemerintah. b. Calon haji dapat mengetahui tata cara menurut kesehatan dan segala

sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan.

c. Calon haji dapat mengetahui secara jelas tentang hukum dan ketentuan ibadah haji.

d. Calon haji dapat mengetahui secara jelas tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji (tata cara pelaksanaan dan urutan pelaksanaan ibadah haji). e. Calon haji mendapat gambaran yang jelas tentang adat istiadat, kondisi

alam dan daerah-daerah perhajian

f. Calon haji diharabkan mampu melaksanakan haji secara sempurna, lancar dan syah sesuai dengan syari’at.30

Secara umum tujuan dari KBIH dalam melaksanakan bimbingan ibadah haji adalah agar:

a. Masyarakat umum dapat memahami manasik haji dan terdorong untuk pergi haji

29Ibid. 30

(28)

b. Calon jamaah haji lebih memahami tentang haji dan dapat mempraktekkan manasik haji secara benar.31

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa KBIH merupakan lembaga yang berperan aktif dalam melakukan pembimbingan calon jamaah haji untuk melaksanakan penyempurnaan salah satu rukun Islam yaitu menunaikan ibadah haji ke Makkah. Tujuannya adalah agar para calon jamaah haji dapat memahami secara sempurna segala aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan ibadah haji, yang meliputi aspek mental, fisik, teori dan praktek serta petunjuk perjalanan ibadah haji, sehingga semua calon jamaah haji mampu melaksanakan segala kegiatan ibadah haji secara mandiri dan sempurna.32

3. Unsur-unsur KBIH

Sebagai sebuah organisasi atau lembaga, tentulah KBIH juga punya unsur-unsur yang mendukung terhadap suksesnya pelaksanaan kegatan bimbingan ibadah haji.

Unsur-unsur tersebut adalah: Berdasarkan buku petunjuk teknis Pengorganisasian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dijelaskan bahwa unsur-unsur KBIH meliputi:

a. Ada calon jemaah (peserta yang akan mengikuti bimbingan ibadah haji)

1) Peserta adalah calon jamaah haji yang bergabung dengan KBIH. 2) Persyaratan peserta calon jamaah haji adalah:

31Ibid., h. 31 32

(29)

a) Telah memperoleh nomor porsi dan ketetapan tahun keberangkatan

b) Membayar biaya tambahan bimbingan pada KBIH yang bersangkutan sesuai dengan kesepakatan.

c) Sehat jasmani dan rohani

3) Jumlah peserta tiap kelompok maksimal 45 orang33

b. Ada pembimbing/instruktur. Yang terdiri dari alim ulama yang menguasai ilmu manasik haji atau mereka yang telah mengikuti Orientasi Pembimbingan Calon Haji yang diselenggarakan oleh Departemen Agama untuk melakukan bimbingan ibadah haji.34

c. Ada sarana dan prasarana yang memadai dalam buku pola pembinaan jamaah haji. Dijelaskan bahwa sarana tersebut terdiri dari:

1) Tempat pertemuan dan perlengkapannya 2) Buku paket bimbingan manasik haji 3) Flip Chart “menuju Haji Mabrur: 4) Denah bimbingan manasik haji35

Berkaitan dengan perlengkapan atau alat yang diperlukan dalam melakukan bimbingan manaik haji dapat dilihat dalam buku Pola Pembinaan Jemaah Haji yang terdiri dari:

1) Overhead Proyektor OPH/ slide dengan film dan transparan. 2) Maket Masjidil Haram, Masjid Nabawi, tempat Sa’i dan Jamrah.

33

Depag RI, Petunjuk Teknis Pengorganisasian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji, (Jakarta : Direktorat Jederal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004), h. 21

34Depag RI, Pola Pembinaan, op.cit., h.3 35

(30)

3) Denah/ panel/ peta lapangan perhajian Arab Saudi. 4) White Board dengan spidol.

5) Wireless

6) Buku bimbingan manask haji/ buku panduan. 7) Daftar hadir.

8) ATK dan lain-lain.36

Disamping peralatan di atas juga diperlukan sarana tambahan seperti VCD, kaset, tape recorder, film, Ka’bah mini, Jamrat mini, Syafa-Marwa mini, Overhead Projector (OHP) dan lain sebagaianya. d. Ada pengurus yang bertanggung jawab atas pelaksanaan bimbingan

terhadap calon haji.

e. Ada kurikulum atau silabus sebagian acuan dalam pelaksanaan bimbingan ibadah haji, yang tujuannya adalah agar kegiatan yang dilakukan berjalan secara sistematis dan terukur. Kurikulum diterbitkan dan disusun oleh Departemen Agama dengan Rujukan Buku Pola Pembinaan Jemaah Haji. Sedangkan materi yang disampaikan pada bimbingan kelompok adalah:

1) Manasik haji.

2) Peragam manasik haji.

3) Adat budaya dan kondisi Alam Arab Saudi. 4) Kesehatan Haji.37

36Ibid., h. 7 37

(31)

f. Ada metode. Metode merupakan salah satu cara yang dilakukan dalam pelaksanaan bimbingan ibadah haji dan metode ini disesuaikan dengan kondisi tingkat pengetahuan jama’ah calon haji serta mudah dipahami dan dimengerti oleh calon jama’ah haji. Metode yang dilakukan dalam melakukan bimbingan kelompok tersebut adalah:

1) Home Visit, yaitu pembimbing mendatangi setiap calon jamaah haji dirumahnya atau kelompok kecil dari rumah ke rumah, calon jamaah haji diajak berdialog tentang haji atau diajak mempelajari buku materi pembimbingan haji.

2) Ceramah, yaitu penjelasan tentang haji yang disampaikan oleh pembimbing haji kepada calon jamaah haji yang berkumpul secara klasikal.

3) Tanya jawab, dilaksanakan sebagai kelanjutan ceramah untuk memberikan pemahaman yang sempurna kepada calon jamaah haji terhadap materi yang disampaikan.

4) Peragaan, visualisasi terhadap setiap bagian pelajaran yang dicontohkan oleh pembimbing, diperhatikan serta diperagakan oleh calon jamaah haji.

5) Praktek lapangan, yaitu calon jamaah haji secara bersama-sama mempraktekkan seluruh pelaksanaan manasik haji dari awal sampai selesai yang dipandu oleh pembimbing calon jamaah haji.

(32)

6) Diskusi, yaitu bertukar pikiran untuk mencapai sesuatu atau beberapa kesimpulan pemahaman calon jemaah haji terhadap materi pembimbingan perhajian.

7) Sarasehan yaitu calon jama’ah haji secara bersama-sama mempelajari manasik haji dengan pembimbingan haji dengan adanya moderator atau fasilitator atau dapat juga sebagai narasumber yang sekaligus memandu jalannya pertemuan.

8) Konsultasi yaitu calon jama’ah haji aktif bertanya tentang masalah-masalah haji kepada pembimbing haji. Pembimbing memberikan penjelasan dan bimbingan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh calon haji.38

Adapun pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan bimbingan haji terhadap calon jemaah haji adalah pendekatan andrologi atau pendekatan orang dewasa, karena pada umumnya peserta calon jamaah haji adalah orang dewasa, sedangkan orang dewasa mempunyai sifat tersendiri, seperti: sudah punya banyak pengalaman, tidak senang digurui dan memiliki waktu dan memori yang terbatas. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan harus disesuaikan dengan kondisi calon jamaah haji serta dilakukan pada daerah tempat berdomisilinya para jamaah calon haji atau sesuai dengan jadwal dan waktu yang disepakati.

38

(33)

4. Prinsip-prinsip Kelompok Bimbingan Ibadah Haji(KBIH)

Ada beberapa prinsip yang dimiliki oleh KBIH, yang dikemukakan oleh Kepala Seksi Haji dan Umrah di Kementrian Agama Kota Bukittinggi yang penulis kutip dari Rahmadi yaitu :

a. Semi institusional, kelompok bimbingan ibadah haji merupakan suatu organisasi sosial keagamaan. Sebagai organisasi ini tidak terlalu terkait oleh aturan-aturan layaknya lembaga formal dan tidak pula terlalu bebas tanpa aturan, sehingga KBIH dikenal sebagai organisasi yang semi institusional.

b. Kebersamaan dan kekeluargaan dalam mengelola kegiatan maka pada KBIH tidak terlalu memfokuskan pada jabatan tertentu, melainkan dikelola secara bersama-sama dan tidak terlalu memandang atasan dan bawahan akan tetapi lebih mengutamakan prinsip-prinsip tolong menolong dan kekeluargaan.

c. Waktu pelayanan KBIH mengatur waktu dan jadwal pelayanan berdasarkan kesepakatan KBIH dmengan calon jama’ah haji.

d. Kurikulum, maka peserta mansik haji tidak berkewajiban mengikuti seluruh kurikulum yang ditetapkan dan tidak ada sangsi bagi peserta manasik haji yang tidak hadir pada waktu manasik haji.

e. Metode, dalam penyampaian materi manasik haji KBIH menggunakan metode yang mudah dipahami, karena telah disesuaikan dengan kondisi umur dan psikologi peserta manasik haji.

(34)

f. Disiplin, pada KBIH peserta manasik diperbolehkan melakukan bimbingan pada tempat atau KBIH lain akan tetapi peraturan pada KBIH ditetapkan berdasarkan kesepakatan antar pengurus kelompok bimbingan ibadah haji dengan peserta manasik haji.

g. Nonprofitorientik, KBIH adalah lembaga sosial keagamaan Islam yang tidak mengutamakan untung dan rugi serta tidaak bersifat bisnis. Apabila ada keluhan dari masyarakat tentang pembiayaan yang ada pada KBIH, maka departemen agama berhak menegur KBIH yang bersangkutan.

Dari beberapa hal di atas dapat diambil kesimpulan bahwa KBIH merupakan lembaga yang berhak di bidang pembimbingan terhadap calon jama’ah haji yang akan menunaikan ibadah haji ketanah suci. Agar pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan oleh masyarakat dapat terlaksana dan terealisasi dengan baik dan sesuai denagan syariat Islam serta mendapat haji yang mabrur.

Referensi

Dokumen terkait

Kebutuhan sarana membawa bahan makanan untuk lansia dengan posisi genggaman telapak tangan lebih menjangkau dan mencakup benda yang dibawa, agar lansia dapat dengan mudah

R3, disusun dari sebagian bungkil kedelai dan disubstitusi dengan tepung ikan sebagai sumber protein hewani tahan degradasi rumen untuk lebih mampu memasok asam amino pakan bypass

Sejumlah inhibitor menghambat korosi melalui cara adsorpsi untuk membentuk suatu lapisan tipis yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa molekul saja, ada pula yang

Selengkapnya judul penelitian yang akan penulis angkat adalah “Pengaruh Pendapatan, Pendidikan dan Beban Tanggungan Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kecamatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi LAZNAS Baitul Maal Hidayatullah Kantor Perwakilan Jawa Timur, khususnya Manajer Sumber Daya Manusia

menggunakan video kamera selama berlangsungnya unjuk rasa. 4) Mengedepankan peran negosiasi yang mengambil posisi di depan pasukan Dalmas awal untuk melakukan

a. Apabial diriwayatkan oleh seorang perawi maka disebut hadis gharib.. Jika diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih namun tidak sampai pada derajat mutawatir maka termasuk

Meskipun tidak dapat diketahui secara pasti kapan masa prasejarah berakhir, namun dengan prasasti, patung dan peninggalan lain serta adat-istiadat yang masih