• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inhibitor Korosi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inhibitor Korosi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 LataLatar Belr Belakanakangg

Sebagian besar orang mengartikan korosi sebagai karat. Sebenarnya, karat Sebagian besar orang mengartikan korosi sebagai karat. Sebenarnya, karat adalah salah satu jenis korosi yang dikhususkan untuk bahan logam, sangat lazim adalah salah satu jenis korosi yang dikhususkan untuk bahan logam, sangat lazim ter

terjadjadi i terterutautama ma padpada a besbesi. i. BerBerbagbagai ai jenjenis is loglogam am banbanyak yak kitkita a gungunakaakan n untuntuk uk   berbagai

 berbagai peralatan peralatan sehingga sehingga korosi korosi sama sama dengan dengan penurunan penurunan mutu mutu dari dari peralatanperalatan logam tersebut. Peristiwa korosi juga bisa dikatakan proses elektrokimia, yaitu logam tersebut. Peristiwa korosi juga bisa dikatakan proses elektrokimia, yaitu  proses

 proses (perubahan/ (perubahan/ reaksi reaksi kimia) kimia) yang yang melibatkan melibatkan adanya adanya aliran aliran listrik. listrik. BagianBagian ter

tertententu tu dardari i besbesi i berberlaklaku u sebsebagaagai i kutkutub ub negnegatiatif f (el(elektektrodroda a negnegatifatif, , anoanoda)da),, sem

semententara ara bagbagian ian yanyang g lailain n sebasebagai gai kutkutub ub pospositiitif f (ele(elektrktroda oda pospositiitif, f, katkatodaoda).). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.

Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi. Sal

Salah ah satu satu lanlangkagkah h antantisiisipasi pasi korkorosi osi adaadalah lah dendengan gan inhinhibiibitor tor korkorosiosi.. Inh

Inhibiibitor tor korkorosi osi yaiyaitu tu suasuatu tu zat zat kimkimia ia yanyang g bilbila a ditditambambahkahkan an kedkedalaalam m suasuatutu lingk

lingkunganungan, , dapat dapat menumenurunkarunkan n laju laju penyepenyerangan korosi rangan korosi lingklingkungan itu ungan itu terhadterhadapap su

suatatu u lologagam. m. DeDewawasa sa inini i teterdrdapapat at 6 6 jejeninis s ininhihibibitotor, r, yayaititu u ininhihibibitotor r yayangng memberikan pasivasi anodik, pasivasi katodik, inhibitor ohmik, inhibitor organik, memberikan pasivasi anodik, pasivasi katodik, inhibitor ohmik, inhibitor organik, inhib

inhibitor itor pengpengendapendapan an dan dan inhibinhibitor itor fasa fasa uap. Pembahasan mengenai uap. Pembahasan mengenai inhibinhibitor itor  korosi dapat membantu kita terhindar dari dampak peristiwa korosi yang bersifat korosi dapat membantu kita terhindar dari dampak peristiwa korosi yang bersifat sangat merugikan.

sangat merugikan. Bah

Bahan an inhinhibiibitor tor menmengunguntuntungkagkan n untuntuk uk menmenangangani ani loglogam-am-loglogam am besbesii kar

karena ena dapdapat at menmenghaghambambat t lajlaju u korkorosiosi. . Di Di indindustustri, ri, inhinhibiibitor tor berberfunfungsi gsi untuntuk uk  mengurangi korosivitas lingkungan. Di boiler sering ditambahkan inhibitor fosfat mengurangi korosivitas lingkungan. Di boiler sering ditambahkan inhibitor fosfat maupun

maupun hydrazinhydrazin.. Hydrazin Hydrazin sering disebut sebagai oksigensering disebut sebagai oksigen seavenger  seavenger yang efektif yang efektif  unt

untuk uk menmengamgambil bil oksoksigeigen n dardari i linlingkugkungangan, n, sehsehingingga ga elekelektrotrolit lit daldalam am boboiler iler  korosivitasnya berkurang dan menyebabkan laju korosi menjadi turun. Sejauh ini, korosivitasnya berkurang dan menyebabkan laju korosi menjadi turun. Sejauh ini,  penggunaan

 penggunaan inhibitor inhibitor merupakan merupakan salah salah satu satu cara cara yang yang paling paling efektif efektif untuk untuk  mencegah korosi karena biayanya yang relative murah dan proses yang sederhana. mencegah korosi karena biayanya yang relative murah dan proses yang sederhana.

(2)

1.2 Rumusan Masalah

• Apa itu inhibitor korosi?

• Apa saja jenis-jenis dari inhibitor korosi?

• Bagaimana mekanisme kerja dari inhibitor korosi?

1.3 Tujuan

• Mempelajari pemakaian inhibitor dalam pencegahan korosi • Mengetahui mekanisme kerja inhibitor korosi

• Mengetahui dan mempelajari bahan alam sebagai alternatif inhibitor 

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inhibitor Korosi

Inhibitor adalah zat yang menghambat atau menurunkan laju reaksi kimia. Sifat inhibitor berlawanan dengan katalis, yang mempercepat laju reaksi. Inhibitor  korosi adalah zat yang dapat mencegah atau memperlambat korosi logam.

Inhibitor korosi sendiri didefinisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap logam. Mekanisme penghambatannya terkadang lebih dari satu jenis. Sejumlah inhibitor menghambat korosi melalui cara adsorpsi untuk membentuk suatu lapisan tipis yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa molekul saja, ada pula yang karena pengaruh lingkungan membentuk endapan yang nampak dan melindungi logam dari serangan yang mengkorosi logamnya dan menghasilkan produk yang membentuk lapisan pasif, dan ada pula yang menghilangkan konstituen yang agresif.

Dewasa ini terdapat 6 jenis inhibitor, yaitu inhibitor yang memberikan  pasivasi anodik, pasivasi katodik, inhibitor ohmik, inhibitor organik, inhibitor   pengendapan, dan inhibitor fasa uap. Pembahasan mengenai kimia dari inhibitor  korosi dapat menyangkut sifat dari inhibitor, interaksi inhibitor dengan berbagai lingkungan yang agresif serta pengaruhnya terhadap proses korosi.

Secara umum korosi dapat digolongkan berdasarkan rupanya, keseragaman atau keserbanekaannya,baik secara mikroskopis maupun makroskopis. Dua jenis mekanisme utama dari korosi adalah berdasarkan reaksi kimia secara langsung, dan reaksi elektrokimia. Korosoi dapat terjadi didalam medium kering dan juga medium basah. Sebagai contoh korosi yang berlangsung didalam medium kering adalah penyerangan logam besi oleh gas oksigen (O2)

atau oleh gas belerang dioksida (SO2). Didalam medium basah, korosi dapat

terjadi secara seragam maupun secara terlokalisasi. Contoh korosi seragam didalam medium basah adalah apabila besi terendam didalam larutan asam klorida (HCl). Korosi didalam medium basah yang terjadi secara terlokalisasi

(4)

ada yang memberikan rupa makroskopis, misalnya peristiwa korosi galvani sistim besi - seng, korosi erosi, korosi retakan, korosi lubang, korosi  pengelupasan, serta korosi pelumeran, sedangkan rupa yang mikroskopis dihasilkan misalnya oleh korosi tegangan, korosi patahan, dan korosi antar butir. Dengan demikian, apabila didalam usaha pencegahan korosi dilakukan melalui  penggunaan inhibitor korosi, maka mekanisma dari jenis-jenis korosi diatas sangatlah penting artinya. Walaupun demikian sebagian korosi logam khususnya  besi, terkorosi di alam melalui cara elektrokimia yang banyak menyangkut fenomena antar muka. Hal inilah yang banyak dijadikan dasar utama pembahasan mengenai peran inhibitor korosi.

2.2 Mekanisme Kerja Inhibitor Korosi

Suatu inhibitor kimia adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi kimia. Secara khusus, inhibitor korosi merupakan suatu zat kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan tertentu, dapat menurunkan laju penyerangan lingkungan itu terhadap suatu logam. Pada  prakteknya, jumlah yang di tambahkan adalah sedikit, baik secara kontinu

maupun periodik menurut suatu selang waktu tertentu.

Adapun mekanisme kerjanya dapat dibedakan sebagai berikut :

(1) Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam, dan membentuk suatu lapisan tipis dengan ketebalan beberapa molekul inhibitor. Lapisan ini tidak dapat dilihat oleh mata biasa, namun dapat menghambat  penyerangan lingkungan terhadap logamnya.

(2) Melalui pengaruh lingkungan (misal pH) menyebabkan inhibitor dapat mengendap dan selanjutnya teradsopsi pada permukaan logam serta melidunginya terhadap korosi. Endapan yang terjadi cukup banyak, sehingga lapisan yang terjadi dapat teramati oleh mata.

(3) Inhibitor lebih dulu mengkorosi logamnya, dan menghasilkan suatu zat kimia yang kemudian melalui peristiwa adsorpsi dari produk korosi tersebut membentuk suatu lapisan pasif pada permukaan logam.

(5)

Berdasarkan sifat korosi logam secara elektrokimia, inhibitor dapat mempengaruhi polarisasi anodik dan katodik. Bila suatu sel korosi dapat dianggap terdiri dari empat komponen yaitu: anoda, katoda, elektrolit dan penghantar  elektronik, maka inhibitor korosi memberikan kemungkinan menaikkan  polarisasi anodik, atau menaikkan polasisasi katodik atau menaikkan tahanan listrik dari rangkaian melalui pembentukan endapan tipis pada permukaan logam. Mekanisme ini dapat diamati melalui suatu kurva polarisasi yang diperoleh secara eksperimentil.

2.3 Jenis Inhibitor dan Mekanisme Kerjanya 2.3.1 Inhibitor Memasifkan Anoda

Inhibitor anodik adalah zat yang ditambahkan ke dalam elektrolit, sehingga mampu menahan terjadinya reaksi anodik dioksida. Inhibitor ini  berakbat potesial korosi bergerak ke arah positive. Cotoh: kromat, nitrat dan nitrit yang merupakan inhibitor anodic oksidator (efektif tanpa oksigen), sedangkan inhibitor non oksidator (efektif dengan adanya oksigen terlarut) seperti boraks, fosfat, silikat.

Salah satu contoh inhibitor yang memasifkan anoda adalah senyawa-senyawa kromat, misalnya Na2CrO4 Salah satu reaksi redoks yang terjadi dengan logam

 besi adalah:

Oksidasi : 2 Fe + 3 H2O Fe2O3+ 6 H(+) + 6e

Reduksi : 2 CrO42-+ 10 H(+) + 6e Cr 2O3+ 5 H2O

Red-oks : 2 Fe + 2 CrO42- + 4 H(+) Fe2O3 + Cr 2O3+ 2 H2O

Padatan atau endapan Fe2O3 dan Cr 2O3 inilah yang kemudian bertindak 

sebagai pelindung bagi logamnya. Lapisan endapan tipis saja, namun cukup efektif untuk melindungi permukaan logam yang lemah dari serangan zat-zat agresif. Untuk ini diperlukan kontinuitas pembentukan lapisan endapan mengingat lapisan tersebut bisa lepas yang disebabkan oleh adanya arus larutan. Berbagai data penelitian dengan berbagai kondisi percobaan menganggap bahwa Cr(III) nampak dominan pada spesimen yang didukung oleh pembentukan lapisan udara, sementara itu Cr(IV) teramati di daerah luar dari spesimen pengamatan yang

(6)

didukung oleh suatu lapisan pelindung yang mengandung Cr(III). Ini menunjukkan bahwa terjadinya reduksi Cr(IV) menjadi Cr(III) pada permukaan spesimen. Secara keseluruhan tebal lapisan yang terdiri dari spesimen kromium dan aluminium memperlihatkan lapisan dalam bentuk Cr(IV) memiliki ketebalan sekitar satu perenam dari tebal lapisan keseluruhan. Hasil penelitian dengan menggunakan teknik pendar fluor dari adsorpsi sinar x memperlihatkan disagregasi lapisan yang mengandung Cr(IV) sebanding dengan pertumbuhan Cr 2O3 yang mengisi celah-celah lapisan anodik (dalam hal ini Al2O3) diatas

 permukaan logam Al. Cara yang sudah lazim tentang studi pembentukan lqpisan  pasif pada permukaan logam akibat reaksi antar muka logam dengan inhibitor 

dapat menggunakan diagram potensial pH dan secara kinetik dengan menggunakan kurva polarisasi. Inhibitor jenis CrO42- dan NO2- cukup banyak 

digunakan untuk perlindungan logam besi dam aluminium terhadap berbagai medium korosif. Namun dari studi teoritis maupun eksperimentil, kedua jenis inhibitir tersebut kurang baik digunakan dalam medium yang mengandung H2S

dan Cl- . Dengan adanya H

2S, sebagian dari CrO42- bereaksi dengan H2S yang

menghasilkan belerang. Nampaknya Cr 2O3 yang terbentuk tidak dapat terikat

kuat pada logamnya. Sedangkan pada medium Cl-, terjadi kompetisi reaksi dengan

logamnya. Misalnya ion klorida dapat membentuk kompleks terlarut dengan senyawa Fe(III) yang ada pada permukaan logam besi, sehingga lapisan  pelindung Cr 2O3- Fe2O3sukar dipertahankan keberadaannya.

2.3.2 Inhibitor Memasifkan Katoda

Inhibitor katodik adalah zat yang dapat menghambat terjadiya reaksi dikatoda, karena pada daerah katodik terbentuk logam hidroksida (MOH) yag sukar larut dan menempel kuat pada permukaan logam sehinga menghambat laju korosi. Dan karena adanya inhibitor katodik maka potensial korosi bergeser ke arah negative. Dua reaksi uatama yang umum terjadi yaitu:

2H2O + O2 + 4e 4OH

-2H- + 2e H

(7)

Contoh inhibitor katodik adalah Arsen (As3+), antimon (Sb3+), fosfor (P),

kation positive dari logam divalent (seperti Zn2+, Pb2+, dan Fe2+) , air sadah yang

mengandung bikarbonat, soda dan polifosfat.

Karena bagi suatu sal korosi, reaksi reduksi oksidasi terbentuk oleh  pasangan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi dengan kecepatan yang sama, maka apabila reaksi reduksi (pada katoda) dihambat akan menghambat pula reaksi oksidasi (pada anoda). Inilah yang menjadi pedoman pertama di dalam usaha menghambat korosi logam dalam medium air atau medium asam. Hal yang kedua adalah melalui penutupan permukaan katoda oleh suatu senyawa kimia tertentu  baik yang dihasilkan oleh suatu reaksi kimia atau melalui pengaturan kondisi larutan,misalnya pH. Secara umum terdapat 3 jenis inhibutor yang mempasifkan katoda, yaitu jenis racun katoda, jenis inhibutor mengendap pada katoda dan  jenis penangkap oksigen. Inhibutor racun katoda pada dasarnya berperan mengganggu rekasi pada katoda. Pada kasus pembentukan gas hidrogen, reaksi diawali yang teradsorpsi pada permukaan katoda.

2.3.3 Inhibutor Ohmik dan Inhibutor Pengendapan

Sebagai akibat lain daripada penggunaan inhibitor pembentuk lapisan  pada katoda maupun anoda adalah semakin bertambahnya tahanan daripada rangkaian elektrolit. Lapisan yang dianggap memberikan kenaikan tahanan yang memadai biasanya mencapai ketebalan beberapa mikroinchi. Bila lapisan terjadi secara selektif pada daerah anoda, maka potensial korosi akan bergeser kearah harga yang lebih positif, dan sebaliknya potensial korosi akan bergeser ke arah yang lebih negatif bilamana lapisan terjadi pada daerah katoda. Jenis inhibutor   pengendapan yang banyak digunakan adalah natrium silikat dan berbagai senyawa

fosfat yang pada umumnya baik digunakan untuk melindungi baja keduanya cukup efektif bila kondisi pH mendekati 7 dengan kadar Cl- yang rendah.

(8)

2.3.4 Inhibutor Organik 

Dewasa ini sudah berpuluh bahkan mungkin ratusan jenis inhibitor  organik yang digunakan. Studi mengenai mekanisme pembentukan lapisan lindung atau penghilangan konstituen agresif telah banyak dilakukan baik dengan cara-cara yang umum maupun dengan cara-cara baru dengan peralatan modern. Pada umumnya senyawa organik yang dapat digunakan adalah senyawa-senyawa yang mampu membentuk senyawa-senyawa kompleks baik kompleks yang terlarut maupun kompleks yang mengendap. Untuk itu diperlukan adanya gugus gugus fungsi yang mengandung atom atom yang mampu membentuk ikatan kovalen terkoordinasi, misalnya atom nitrogen, belerang, pada suatu senyawa tertentu.

2.4 Bahan Alam sebagai Alternatif Inhibitor Korosi

Umumnya, inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron  bebas, seperti nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, imidazolin, dan

senyawa-senyawa amina. Namun demikian, pada kenyataannya bahwa bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang berbahaya, harganya lumayan mahal, dan tidak  ramah lingkungan, maka sering industri-industri kecil dan menengah jarang menggunakan inhibitor pada sistem pendingin, sistem pemipaan, dan sistem  pengolahan air produksi mereka, untuk melindungi besi/baja dari serangan korosi. Untuk itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat  biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan sangatlah diperlukan.

Salah satu alternatifnya adalah ekstrak bahan alam khususnya senyawa yang mengandung atom N, O, P, S, dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron bebas. Unsur-unsur yang mengandung pasangan elektron bebas ini nantinya dapat berfungsi sebagai ligan yang akan membentuk senyawa kompleks dengan logam. Dari beberapa hasil penelitian seperti Fraunhofer (1996), diketahui  bahwa ekstrak daun tembakau, teh dan kopi dapat efektif sebagai inhibitor pada sampel logam besi, tembaga, dan alumunium dalam medium larutan garam. Keefektifan ini diduga karena ekstrak daun tembakau, teh, dan kopi memiliki

(9)

unsur nitrogen yang berfungsi sebagai pendonor elektron terhadap logam Fe2+untuk membentuk senyawa kompleks.

Sudrajat dan Ilim (2006) juga mengemukakan bahwa ekstrak daun tembakau, lidah buaya, daun pepaya, daun teh, dan kopi dapat efektif menurunkan laju korosimild steel dalam medium air laut buatan yang jenuh CO2. Efektivitas

ekstrak bahan alam sebagai inhibitor korosi tidak terlepas dari kandungan nitrogen yang terdapat dalam senyawaan kimianya seperti daun tembakau yang mengandung senyawa-senyawa kimia antara lain nikotin, hidrazin, alanin, quinolin, anilin, piridin, amina, dan lain-lain (Reynolds, 1994). Lidah buaya mengandung aloin, aloenin, aloesin dan asam amino. Daun pepaya mengandung  N-asetil-glukosaminida, benzil isotiosianat, asam amino (Andrade et al ., 1943).

Sedangkan daun teh dan kopi banyak mengandung senyawa kafein dimana kafein dari daun teh lebih banyak dibandingkan kopi.

2.5 Mekanisme Proteksi Ekstrak Bahan Alam

Mekanisme proteksi ekstrak bahan alam terhadap besi/baja dari serangan korosi diperkirakan hampir sama dengan mekanisme proteksi oleh inhibitor  organik. Reaksi yang terjadi antara logam Fe2+ dengan medium korosif seperti

CO2diperkirakan menghasilkan FeCO3, oksidasi lanjutan menghasilkan

Fe2(CO3)3dan reaksi antara Fe2+dengan inhibitor ekstrak bahan alam

menghasilkan senyawa kompleks. Inhibitor ekstrak bahan alam yang mengandung nitrogen mendonorkan sepasang elektronnya pada permukaan logam mild   steel ketika ion Fe2+ terdifusi ke dalam larutan elektrolit, reaksinya adalah Fe ->

(10)

Produk yang terbentuk di atas mempunyai kestabilan yang tinggi dibanding dengan Fe saja, sehingga sampel besi/baja yang diberikan inhibitor  ekstrak bahan alam akan lebih tahan (ter-proteksi) terhadap korosi. Contoh lainnya, dapat juga dilihat dari struktur senyawa nikotin dan kafein yang terdapat dalam ekstrak daun tembakau, teh, dan kopi, dimana kafein dan nikotin yang mengandung gugus atom nitrogen akan menyumbangkan pasangan elektron  bebasnya untuk mendonorkan elektron pada logam Fe2+ sehingga terbentuk 

(11)

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

1. Inhibitor korosi adalah suatu zat yang apabila ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap logam.

2. Jenis-jenis inhibitor, yaitu inhibitor yang memberikan pasivasi anodik,  pasivasi katodik, inhibitor ohmik, inhibitor organik, inhibitor   pengendapan, dan inhibitor fasa uap.

3. Mekanisme kerja inhibitor korosi dapat dibedakan sebagai berikut :

• Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam, dan membentuk suatu

lapisan tipis dengan ketebalan beberapa molekul inhibitor 

• Melalui pengaruh lingkungan (misal pH) menyebabkan inhibitor dapat

mengendap dan selanjutnya teradsopsi pada permukaan logam serta melidunginya terhadap korosi. Endapan yang terjadi cukup banyak, sehingga lapisan yang terjadi dapat teramati oleh mata

• Inhibitor lebih dulu mengkorosi logamnya, dan menghasilkan suatu

zat kimia yang kemudian melalui peristiwa adsorpsi dari produk korosi tersebut membentuk suatu lapisan pasif pada permukaan logam

• Inhibitor menghilangkan kontituen yang agresif dari lingkungannya.

4. Ekstrak bahan alam khususnya senyawa yang mengandung atom N, O, P, S dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron bebas dapat digunakan sebagai inhibitor alternatif dari bahan alam.

.

3.2 Saran

Makalah ini diharapkan menjadi bahan informasi tambahan bagi pembaca. Kritik dan saran sangat diharapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

(12)

DAFTAR PUSTAKA

H.M. Uhlig, Corrosion & corrosion Control , John Wiley & Sons, Inc., N.Y., 1963.

I. S. Van Delinder, Corrosion basics An Introduction, National Associate of  Corrosion Engineers, 1984.

J.S. Robinson, Corrosion Inhibitors Recent Developments, Noyes Data Corp., USA, 1979.

http://www.chemistry.org/artikel_kimia/berita/ekstrak_bahan_alam_seba

gai_alternatif_inhibitor_korosi/, diakses tanggal 11 Mei 2013 pukul 08.30 WIB

http://www.slideshare.net/XINYOUWANZ/kel-1-laporan-inhibitor-korosi-autosaved, diakses tanggal 11 Mei 2013 pukul 09.30 WIB

http://www.scribd.com/mobile/doc/77167585?width=400, diakses tanggal 12 Mei 2013 pukul 20.00 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian dari ahli media dan ahli materi, media pembelajaran motion graphics berbasis power point layak digunakan untuk

Sistem navigasi yang dibuat dapat menuntun roboboat mengikuti lintasan yang diberikan pada misi pertama , dengan lintasan yang terdiri dar 2 waypoint yang

Ini adalah Rencana Bisnis awal dari European Crypto Bank (ECB, sebuah perusahaan yang terdaftar dan didirikan di London pada bulan Juli 2014, dengan kemitraan Forgues Gestion

Kami memiliki tim pengembangan yang sangat aktif, dapat diakses, dan responsif yang mengusulkan untuk mengintegrasikan dalam waktu dekat protokol Zerocoin opsional

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor yang mendorong Amerika Serikat dalam kebijakannya terkait program nuklir Iran pada masa pemerintahan

Puji syukur kepada Yesus Kristus dan Bunda Maria, karena atas anugerah dan kasih- Nya maka penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul ”PENGARUH PERENDAMAN

Deputi Bidang Pengembangan Teknologi mempunyai tugas membantu Ketua dalam menyelenggarakan pengembangan pengkajian penerapan tknologi di bidang teknologi pemukiman dan

“Setelah dilakukan pendataan ternyata para pelajar tersebut berasal dari SMK Negeri 1 Cianjur yang akan menuju Candi Borobudur untuk liburan,” kata Kapolres