• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS NARASI ALUR KONFLIK KEIMANAN DALAM NOVEL TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR! KARYA MUHIDIN M. DAHLAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS NARASI ALUR KONFLIK KEIMANAN DALAM NOVEL TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR! KARYA MUHIDIN M. DAHLAN"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

IZINKAN AKU MENJADI PELACUR!” KARYA MUHIDIN M. DAHLAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Dsisun Oleh:

Aulia Rahmadini NIM. 11170510000195

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1442 H/ 2021 M

(2)

i

(3)

ii

DALAM NOVEL “TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR!” KARYA MUHIDIN M. DAHLAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memeperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Aulia Rahmadini NIM. 11170510000195

Di Bawah Bimbingan:

Drs. Masran, M.Ag.

NIP. 19601202 1995503 1 001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1442H/ 2021 M

(4)

iii

MENJADI PELACUR!” KARYA MUHIDIN M. DAHLAN”

telah diujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 29 April 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos) pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Jakarta, 29 April 2021 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Armawati Arbi, M.Si H. Edi Amin, S.Ag., MA.

NIP.1965207 199103 2 002 19760908 200901 1 010

Anggota:

Penguji I Penguji II

Ade Masturi, MA. Pia Khoirotun Nisa, M.Ikom NIP.19750606 200710 1 001 NIP.

Pembimbing,

Drs. Masran, M.Ag.

NIP.19601202 199503 1 001

(5)

iv

dalam Novel “Tuhan, Izinkan AKu Menjadi Pelacur!” Karya Muhidin M. Dahlan.

Narasi merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam suatu waktu. Sebuah teks yang merupakan narasi salah satunya adalah novel. Novel yang berjudul “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!” menggambarkan adanya konflik keimanan pada alur ceritanya. Di mana keimanan tokoh utama kepada Allah di dalam cerita runtuh karena kekecewaan. Karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana struktur cerita konflik keimanan itu dinarasikan pada novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!” karya Muhidin M. Dahlan?.

Subjek pada penelitian ini adalah novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!” dan objek penelitiannya yaitu narasi alur konflik keimanan Nidah Kirani. Teori yang digunakan adalah teori narasi Tzevetan Todorov, yang membagi struktur narasi ke dalam lima bagian, yakni equilibrium, distruption, recognition, repair the damage, and equilibrium again.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan meneliti narasi yang terdapat dalam novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!”. Penulis menemukan hasil penelitian yang sesuai dengan teori narasi Tzevetan Todorov, konflik keimanan sangat kompleks dan terbagi dalam lima bagian struktur narasi, equilibrium, Nidah Kirani mendekatkan diri kepada Allah dan masuk ke dalam pergerakan yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia. Distruption, Nidah Kirani merasa kecewa terhadap pergerakan tersebut. Recognition, diawali ketika Kiran bertemu dengan Hudan, hingga akhirnya ia berani menentang Tuhan dan menjadi pelacur. Repair the Damage, Kiran meninggalkan dataran Yogyakarta dan memilih jujur kepada Tuhan atas apa yang ia ingin lakukan. Dan equilibrium again, Kiran mencintai dan mengimani Tuhan dengan caranya sendiri.

Kata Kunci: Analisis Narasi, Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!, Struktur.

(6)

v

dalam Novel “Tuhan, Izinkan AKu Menjadi Pelacur!” Karya Muhidin M. Dahlan.

Narrative is a series of events that occur at one time. A text which is a narrative is one of them is novel. The novel entitled

"Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!" describes a conflict of faith in the story line. Where the main character's faith in Allah in the story collapses because of disappointment. Therefore, the formulation of the problem in this research is how is the structure of the conflict of faith narrated in the novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!” by Muhidin M. Dahlan?.

The subject of this research is the novel "Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!" and the object of his research is the narrative flow of the faith conflict of Nidah Kirani. In this research, the narrative theory used is narrative according to Tzevetan Todorov, which divides the narrative structure into five parts, namely equilibrium, disturption, recognition, repair the damage, and equilibrium again.

The research method used in this research is a qualitative method by examining the narrative contained in the novel "Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!" The author found that the research results are in accordance with Tzevetan Todorov's narrative theory, the conflict of faith is very complex and is divided into five parts of the narrative structure, equilibrium, Nidah Kirani draws closer to Allah and enters the movement that wants to establish an Indonesian Islamic State. Distruption, Nidah Kirani was disappointed with the movement. Recognition, started when Kiran met Hudan, until finally he dared to oppose God and became a prostitute. Repair the Damage, Kiran left the plains of Yogyakarta and chose to be honest with God for what he wanted to do. And equilibrium again, Kiran loves and believes in God in her own way.

Keywords: Narrative Analysis, Novel, Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!, Structure.

(7)

vi

Puji dan syukur penulis panjatkan atas berkat rahmat Allah SWT., yang telah memberikan nikmat dan karunia-nya kepada penulis juga dengan izin dan ridha Allah SWT., sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan apa yang diharapkan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., kepada para sahabat, keluarga dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Setelah melewati waktu yang cukup lama, akhirnya dengan kesabaran dan keyakinan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua ini tentu tidak menjadi sebuah kenyataan tanpa bantuan, do’a, dan semangat dari semua pihak yang berkontribusi dalam penyelesaiian penulisan skripsi ini. Maka penulis ini mengucapkan terima kasih kepada:

1. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag. selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabbudin Noor, M.Ag sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dr. Cecep Sastrawijaya, MA sebagai Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan.

2. Dr. Armawati Arbi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. H.

Edi Amin, M.A selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan

(8)

vii

3. Bapak Prof. Dr. Andi M. Faisal Bakti, M.A., selaku dosen penasihat akademik yang telah membimbing penulis selama perkuliahan.

4. Bapak Drs. Masran, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan, arahan, serta kritik terkait penulisan skripsi ini sehingga dapat penulis selesaikan dengan baik.

5. Para dosen, karyawan, dan staff di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan juga staff pengurus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu untuk penulis dan pelayanan selama penulis selama masa pendidikan penulis berjalan.

6. Kedua Orang Tua penulis tercinta, Ayahanda Tamin Efendi dan Almh. Ibunda Nurhasanah yang dengan penuh rasa cinta mengasuh, menasihati, dan mendidik serta mendo’akan penulis sehingga dapat menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi dan menyelesaikan skripsi ini, hingga akhir hayatnya Ibunda. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan memberkahi orang tua penulis.

Dan keluarga lainnya yang sudah mendukung penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.

7. Prof. Dr. Masri Mansoer, M.Ag. dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mendapatkan beasiswa hingga dapat melanjutkan perkuliahan hingga selesai.

(9)

viii

yang sangat sabar dan selalu memotivasi, menghibur, di manapun dan kapanpun.

9. Kawan-kawan KPI D dan KPI 2017 yang telah berjuang bersama-sama selama perkuliahan. Semua kesan yang sangat berarti bersama kalian.

Penulis hanya dapat mendoakan semoga semua pengorbanan mereka untuk penulis menjadi amal kebaikan serta pahala yang berlipat ganda. Aharapn penulis semoga bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi teman-teman mahasiswa/I Komunikiasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Amin.

Jakarta, 24 Mei 2021

Aulia Rahmadini NIM. 11170510000195

(10)

ix

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan dan Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Tinjauan Pustaka ... 10

G. Metodologi Penelitian ... 15

H. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 20

A. Landasan Teori ... 20

B. Kajian Pustaka ... 22

(11)

x

A. Gambaran Umum Novel “Tuhan, Izinkan Aku

Menjadi Pelacur!” ... 40

B. Biografi Muhidin M. Dahlan ... 43

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 47

A. Equlibrium ... 47

B. Distruption ... 51

C. Recognition ... 54

D. Repair the Damage ... 57

E. Equilibrium Again ... 60

BAB V ANALISIS... 62

A. Equilibrium ... 63

B. Dsitruption ... 67

C. Recognition ... 71

D. Repair the Damage ... 76

E. Equilibrium Again ... 80

BAB VI PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Implikasi ... 84

C. Saran ... 84

(12)

xi

(13)

xii

(14)

xiii

Bagan 2 2 Teks Naratif ... 26

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia diciptakan oleh Allah SWT. di muka bumi adalah sebagai makhluk yang sempurna dengan kelebihan serta kekurangannya masing- masing. Terlahir dalam keadaan suci, tetapi selama hidupnya tentu saja tak terlepas dari dosa-dosa. Manusia diwajibkan untuk selalu beribadah dan memohon ampun kepada Allah SWT. tak lupa untuk bertaubat, karena Dia lah yang Maha Pengampun.

Dosa yang paling besar dan tidak dimaafkan oleh Allah adalah syirik, sebagaimana firman Allah yang terdapat dalam al-Qur’an surat An-Nisa: 48:

ُرِفْغَي َو ِهِب َكَرْشُي ْنَأ ُرِفْغَي َلَ َ َّاللَّ َّن ِا َمَ َو ُءُاَشَي ْنَْمَِلِ َكَِلِ َذَٰ َنوُدُ اَمَ

ْنْ

اًمَيِظَع اًمَْثِإ ىَرَتْفا ِدَقَف ِ َّللَّاِب ْك ِرْشُي Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Brangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.”1

1 Qur’an Surat An-Nisa ayat 48, Al-Qur’an (PT. Dinamika Cahaya Pustaka).

(16)

Ayat di atas menegaskan bahwasanya janganlah manusia menyekutukan Allah, karena perbuatan tersebut tidak dimaafkan. Begitu pula janganlah berbuat dosa dan selalu mengingat Allah. Jika kita mengingat Allah maka senantiasa kita akan menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. dan akan senantiasa pula mendekatkan diri kepada Allah.

Perbuatan yang dilarang Allah salah satunya adalah dengan berbuat zina. Dalam surat al-Isra’ ayat 32:

َس َوۗ ًةَش ِحاَف َناَك ٗهَّنِا ٓى ن ِ زلِا اوُبَرْقَت َلَ َو ًلْيِبَس َءُۤا

Artinya: “Dan janganlah kamu medekati zina;

(zina) itu sungguh suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.”2

Berbuat zina adalah hal yang sangat dilarang oleh Allah, karena itu adalah perbuatan yang keji. Janganlah sekali-sakli berbuat zina, sebab akan banyak keinginan lainnya berbuat zina kembali. Zina suatu perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam, namun pada kenyataannya ialah perbuatan zina semakin menjadi biasa saja di zaman sekarang ini. Maka dari itu, keimanan seseorang dan pendalamannya tentang Islam perlu ditingkatkan kembali agar dapat menghindari perbuatan zina dan maksiat

2 Qur’an Surat al-Isra’ ayat 32, Al-Qur’an (PT. Dinamika Cahaya Pustaka).

(17)

lainnya. Dekatkanlah diri kepada Allah agar mendapat berkah dan rahmat dalam menjalani hidup di dunia.

Oleh karena itu, apabila berbuat salah hendaklah manusia bertaubat kepada Allah. Menurut Syaikh Muhammad bin Ibrahin Al-Hamd, taubat bukan hanya sekedar merasa bersalah dan menyesali perbuatan maksiat yang pernah dilakukan atau sedang dilakukan namun juga segera meninggalkan perbuataan maksiat tersebut jika sedang dilakukan artinya, saat ingat bahwa hal tersebut merupakan suatu perbuatan maksiat maka segara tinggalkan jangan dilanjutkan. Setelah meninggalkan perbuatan maksiat tersebut, bertekad untuk tidak mengulanginya lagi jika ada kesempataan diwaktu yang akan datang.

Dalam surah al-Furqan ayat 71, Allah SWT.

berfirman:

اَص َلِمََع َو َباَت ْنَْمَ َو َتَمَ ِ هاللَّ ىَلِِا ُب ْوُتَي ٗهَّنِاَف اًحِلِ

اًبا

Artinya: “Dan barangsiapa bertobat dan mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya.”3

Maka dengan bertaubat sebenar-benarnya Allah akan mengampuni dosa-dosannya yang lampau dengan tidak akan melakukannya lagi. Hal ini sudah termasuk dalam upaya peningkatan Islam dalam diri karena

3 Qur’an Surat al-Furqan ayat 71, Al-Qur’an (PT. Dinamika Cahaya Pustaka).

(18)

sebagaimana Islam meyakini bahwa hanya Allah lah yang disembah dan tidak ada yang menyekutukanNya.

Dewasa ini, banyak tempat atau instrumen yang dapat dijadikan sarana dakwah dan dipelajari seseorang.

Baik media massa, online, cetak. Tetapi tidak hanya dari pemberitaan-pemberitaan yang disajkian, dari berbagai macam bentuk tulisan juga dapat dipelajari baik itu fiksi maupun non-fiksi. Tak jarang pulang karya fiksi terinspirasi oleh adanya peristiwa-pertiwa yang terjadi dalam dunia nyata. Novel fiksi salah satunya yang banyak dibaca oleh muda-mudi. Dalam novel non-fiksi terdapat pelajaran dan pesan yang dapat kita ambil dan implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak ditemukan novel-novel yang menyisipkan pesan-pesan keagamaan seperti Iman.

Hal ini sangat baik karena dibuat semenarik mungkin jalan cerita yang terdapat di dalamnya dan pesan-pesan tersebut disisipkan dengan bahasa yang sederhana sehingga pembaca tak merasa bosan dan mudah memahaminya.

Dalam Ismail, Quthub menjelaskan bahwa dakwah adalah ajakan untuk melakukan suatu kebaikan untuk kesempurnaan hidup, segala bentu dan makna yang sempurna dalam kehidupan.4 Dakwah merupakan hal yang diajarkan oleh seluruh agama dan merupakan hal yang penting. Dalam Islam sendiri, berdakwa adalah suatu

4 Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, (Jakarta: PT Penamadani, 2008), h. 31.

(19)

kewajiban yang wajib dilakukan oleh umat muslim untuk berbuat kebaikan baik baik bagi diri sendiri maupun orang lain.5

Novel dapat menjadi sarana dakwah mengenai iman dan Islam ini merupakan suatu hal yang sangat baik.

Karena terkadang melihat minat antusias membaca di kalangan remaja masih kurang terlebih mengenai keagamaan, hanya kelompok tertentu yang kerap kali membaca informasi keagamaan dari berbagai sumber.

Dengan menuliskan kisah remaja yang disatupadukan dengan ajaran agama amat menjadi ide yang cemerlang.

Novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!”

karya Muhidin M. Dahlan, menceritakan seorang Nidah Kirani yang menyerahkan seluruh hidupnya di jalan Allah SWT. seorang perempuan yang sangat taat kepada ajaran agama, hari-harinya dihabiskan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sampai salah seorang kawannya dalam suatu organisasi kampus mengajaknya untuk menjadi tentara Allah, berjihad di jalan Allah dengan jalan yang bersembunyi dan tidak boleh keluar begitu saja dari organisasi tersebut. Namun, seluruh jiwa raganya yang ia berikan pada organisasi perjuangan yang ingin mendirikan negara Islam sendiri pada akhirnya hanya menancapkan duri tajam dan membuatnya kecewa. Keimanan seorang

5 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998), h.

194.

(20)

Nidah Kirani pada akhirnya runtuh dan segala yang dilakukannya adalah apa yang dilarang oleh ajaran Islam.

Novel ini berisikan konflik kehidupan yang cukup kompleks; agama, sosial, politik, dan sebagainya. Dalam penelitian ini penulis memilih konflik mengenai keimanan yang tertanam di dalam diri tokoh utama seorang Nidah Kirani yang menggambarkan realita di kehidupan bahwasanya Iman seseorang dapat luntur karena penyebab tertentu dan berkelakuan seperti ajaran agama Islam.

Berdasarkan latar belakang di atas, sejarah yang menyebutkan jika Negara Islam Indonesia (NII) berdiri pada 7 Agustus 1949 dan didirikan oleh Kartosoewirjo, hasil wawancara mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII), bahwasanya yang digambarkan dalam novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!” Karya Muhidin M. Dahlan adalah sama dengan apa yang dialami mantan anggota NII ketika bergabung di dalamnya. Di mana setiap bulannya setiap anggota diminta untuk menyerahkan iuran yang dikatakan untuk pembangunan sebuah Daulah Islamiyah, tetapi pada kenyataannya hal itu hanyalah kebohongan.

Perjanjian untuk setia pada organisasi tersebut ketika proses baiat membuat para anggota sulit untuk keluar dari organisasi tersebut. Janji-janji dalam ajakan untuk bergabung ke dalam NII tersebut juga hanyalah ucapan semata, karena dalam organisasi tersebut menjalankan syariat Islam seperti yang seharusnya tidaklah ada, jauh

(21)

upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT., Tokoh dalam novel tersebut menjalani hari-harinya dengan penuh konflik, maka novel ini banyak mengadopsi konflik dari berbagai aspek dan memiliki struktur konflik yang teratur, juga menggambarkan akhir yang mungkin saja tidak sesuai harapan pembaca. Maka dari itu, penulis membuat penelitian ini dengan judul “ANALISIS NARASI ALUR KONFLIK KEIMANAN DALAM NOVEL “TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR!” KARYA MUHIDDIN M. DAHLAN”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dengan uraian latar belakang di atas dan teori narasi yang dikemukakan oleh Tzevetan Todorov menjelaskan bahwa narasi dalam sebuah cerita terdapat struktur yang dijabarkan menjadi lima, yaitu equilibrium, distruption, recognition, repair the damage, dan equilibrium again. Dalam novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!” Karya Muhidin M. Dahlan ini memiliki sebuah struktur yang diawali dengan keseimbangan hidup seorang tokoh Nidah Kirani yang akhirnya mengalami pertentangan-pertentangan dengan keimanannya dan menjauhi ajaran agama karena kekecewaannya terhadap organisasi yang ia percayai akan mendekatkannya kepada Yang Maha Kuasa dengan ibadah yang ia jalani tetapi kenyataannya dalam organisasi tersebut malah menjauhkannya dari ajaran agama, dan diakhiri dengan

(22)

dikeseimbangkan lagi. Tetapi akhir dari cerita dalam novel ini dirasa harusnya masih berlanjut karena Nidah Kirani yang pada akhirnya berdamai dengan segala permasalahan hidupnya tetapi tetap meilih untuk berada di jalan yang jauh dari ajaran agama. Maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Narasi dalam novel ini agak sulit dimengerti oleh orang awam karena berkaitan dengan keislaman yang cukup dalam.

2. Narasi dalam novel ini juga sangat kompleks, sehingga untuk menentukan batas pembagian struktur pada cerita cukup sulit.

3. Tokoh yang diceritakan dalam narasi ini cukup banyak, sehingga dapat membingungkan pembaca.

C. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di jabarkan diatas, alur konflik yang dialami Nidah Kirani dengan menggunakan teori narasi Tzevetan Todorov yang menjabarkan struktur narasi dalam sebuah cerita di mana terdapat equilibrium, distruption, recognition, repair the damage, dan equilibrium again maka dapat diketahui bahwa rumusan masalah yang ingin diketahui melalui penelitian ini adalah:

(23)

Bagaimana struktur konflik keimanan menggunakan teori narasi Tzevetan Todorov dalam novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!” karya Muhidin M. Dahlan?”

1. Bagaimana equilibrium struktur konflik keimanan?

2. Bagaimana distruption konflik keimanan?

3. Bagaimana recognition struktur konflik keimanan?

4. Bagaimana repair the damage struktuk konflik keimanan?

5. Bagaimana equilibrium again struktruk konflik keimana?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui struktur narasi konflik keimanan yang dialami Nidah Kirani dalam novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!”.

1. Equilibrium dalam konflik keimanan.

2. Distruption dalam konflik keimanan.

3. Recognition dalam konflik keimanan.

4. Repair the Damage dalam konflik keimanan.

5. Equilibrium again dalam konflik keimanan.

E. Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini utamanya adalah untuk

(24)

meningkatkan minat membaca dan mempelajari serta meneguhkan Iman dan bagi kehidupan sehari- hari baik, agar dapat menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan- Nya. Sehingga hidup senantiasa selalu berada di jalan Allah dan mendapat berkah. Selain itu, penelitian ini bermanfaat bagi:

a. Manfaat Akademis

Hasil dari penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan informasi dan dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang keagamaan.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan baru bagi para teoritis, praktisi dan pemikir dakwah dalam mengemas nilai-nilai keimanan menjadi sebuah kajian yang menarik. Kemudian memberikan inspirasi dan motivasi kepada pelaksana dakwah untuk lebih memanfaatkan media sebagai saluran dakwah khususnya novel.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan hasil- hasil penelitian yang sebelumnya sudah ada dan menjadi inspirasi bagi peneliti. Tetapi penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian terdahulu memiliki perbedaan yaitu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Narasi Alur Konflik Keimanan dalam Novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!” Karya

(25)

Muhidin M. Dahlan karena dalam penelitian ini, peneliti meneliti bukan hanya keseluruhan struktur cerita yang terdapat dalam novel tersebut, tetapi dikhususkan dalam struktur narasi konflik keimanan yang dialami tokoh utama yaitu Nidah Kirani. Selain itu, peneliti mengambil subjek penelitian novel ini karena novel tersebut menceritakan sesuatu yang dianggap tabu di kalangan masyarakat, di mana seorang muslimah yang mulanya taat ibadah menjadi seorang pelacur karena kekecewaannya terhadap organisasi yang ia yakini dapat mendeketkannya kepada jalan Allah.

Novel ini juga memunculkan kontroversi di beberapa kalangan sebab terlalu berani membahas agama serta menyandingkannya dengan larangan agama. Maka, peneliti menelaah dan melakukan tinjauan pustaka dari beberapa penelitian sebelumnya yang berikatan maupun hampir sama dengan penelitian yang dilakukan untuk dijadikan contoh dan mendapatkan refensi, seperti:

Tabel 1.1 Tinjauan Pustaka

IDENTITAS JUDUL PERBEDAAN PERSAMAAN

Singgih

Egananto, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (2018)

Analisis Narasi Sinetron

Tukang Ojek Pengkolan di RCTI dalam Perspektif Komunikasi

Menganalisis film dalam perspektif komunikasi

antarabudaya dan nilai-nilai

keislaman. Teknik pengumpulan

Menggunakan satu teori narasi dalam penelitian tersebut, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.

(26)

Antarbudaya dan Nilai-Nilai Keislaman

datanya menggunakan dokumentasi, observasi, telaah pustaka dan wawancara. Di landasan teori terdapat teori antarbudaya, nilai- nilai keislaman dan sinetron. Teori narasi yang digunakan adalah teori narasi Claude Levi-Strauss. Hasil penelitian tersebut adalah salah satunya untuk memberikan solusi yang komperhensif tentang dampak kehadiran ojek online yang mana mengikuti dengan perkembangan teknolohi dan

(27)

komunikasi.

Muhammad Badruzzaman, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2017)

Analisis Narasi Fungsi Makna Perjuangan dalam Film Surat dari Praha

Menganalisis makna perjuangan pada film, teori narasi yang digunakan yakni teori Vladimir Propp, sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari lima bab, penelitian ini mengharapkan hasil agar pemuda- pemuda masa kini masih

mengedepankan perjuangan.

Menggunakan teori narasi dan metode penelitian kualitatif.

Miftakhul Aida, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (2014)

Karya Sastra Sebagai Media Pertarungan Antar Budaya

Menganalisis pertarungan

antarbudaya dalam novel Enderson karya Andrea Hirata, dalam sistematikanya penulisan hanya

Subjek penelitian adalah sebuah novel,

menggunakan teori narasi Tzevetan Todorov.

(28)

terdiri dari lima bab dan berbentuk poin- poin.

Khairunnisa Nandya Nasution, Universitas Sumatera Utara, Medan (2018)

Kepribadian Nidah Kirani Tokoh Utama dalam Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pleacur Karya Muhidin M.

Dahlan:

Analisis Psikologi Sastra

Menggunakan analisis tipe kepribadian Nidah Kirani dengan menggunakan kajian psikologi sastra, terdapat lima

bab dalam

penelitian ini, menghasilkan bahwa Nidah Kirani termasuk ke dalam tipe orang yang sentimental.

Meneliti Nidah Kirani dalam novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur.

Gilang Nur Alfi Jauhari, Universitas Airlangga (2020)

Eksistensi Pelaccur Muslimah dalam Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur Karya Muhidin M.

Dahlan

Untuk mencari makna eksistensi Nidah Kirani sebagai seorang pelacur muslimah, menggunakan teori struktur naratif J.

Greimas.

Meneliti novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur dengan

menggunakan penelitian kualitatif.

(29)

G. Metodologi Penelitian a. Paradigma Penelitian

Paradigma sebagai petunjuk hal penting, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, sebagai petunjuk kepada penggunanya untuk melakukan sesuatu tanpa melakukan pertimbangan eksistensial atau epitimologis yang panjang.6

Penelitian ini menggunakan paradigma naratif.

Dalam Sobur dijelaskan, naratif sebagai sebuah strategi penilitian yang meneliti atau menyelidiki kehidupan individu dan meminta individu atau sekelompok orang untuk menceritakan kehidupannya.7 Paradigma naratif lahir dari anggapan bahwa adanya keterkaitan tiga hal pokok dalam wacana kebudayaan, yaitu manusia, ruang atau tempat, dan waktu. Dalam kajiannya yang berfokus pada cerita lisan, tulisan, amaupun hasil observasi atau pengamatan yang disusun menjadi rangkaian cerita oleh peneliti. Istilah “naratif” menggambarkan jika dalam melakukan analisis cerita umumnya berfokus pada pertama pelaku, kedua awal cerita, tengah dan akhir, ketiga hubungan dan fungsi, dan keempat motif.8 Hal ini berarti, penggambaran unsur yang terdapat

6 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 9.

7 Alex Sobur, Komunikasi Naratif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 215.

8 Alex Sobur, Komunikasi Naratif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 215-216.

(30)

dalam cerita yang menjadi fokus penelitian penulis yakni alur cerita awal, tengah, dan akhir.

b. Pendekatan Penelitian

Penelitian kualitatif adalah wujud metodologis yang menggunakan pendekatan deskriptif. Dimana data-data yang dikumpulkan untuk diteliti berupa kata- kata. Objek dalam penelitian ini adalah Novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!” karya Muhiddin M.

Dahlan, serta hasil dari penelitian ini akan dijabarkan dalam bentuk kata-kata atau tulisan bukan berbentuk angka-angka.

c. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan analisis narasi. Mengolah narasi atau cerita yaitu dengan cara di mana makna dan kegemaran dapat terbina dan tersusun baik dari dalam dan luar media. Dua poin kajian sistematik dari narasi di media modern, adalah sebagai Pertama, teori narasi menganjurkan bahwa cerita/kisah dalam media apapun dan budaya manapun saling berbagi keunggulan tertentu. Kedua, tetapi media tertentu/khusus mampu untuk “menceritakan” kisah dengan cara yang berbeda.

Hal ini sangat berharga bahwa manusia hampir tidak pernah menemukan pemisahan suatu cerita dari harapan tersebut.

(31)

d. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek

Adapun subjek pada penelitian ini ialah novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!”

karya Muhidin M. Dahlan.

2. Objek

Objek yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah struktur narasi konflik keimanan yang dialami Nidah Kirani.

e. Data

1. Data Primer

Data primer yang digunakan pada penelitian adalah Novel karya Muhidin M. Dahlan yang berjudul “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!”

tahun terbit 2006 dan jumlah halaman 261 dengan menggunakan teori narasi yang dikemukakan oleh Tzevetan Todorov yang mana menjelaskan struktur dalam sebuah narasi, yaitu equilibrium, distruption, recognition, repair the damage, dan equilibrium again.

2. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini yatu dengan menggunakan kajian pustaka dari buku, jurnal, penelitian terdahulu mengenai teori narasi, analisis naratif, Iman, dan novel.

f. Teknik Pengumpulan Data

(32)

Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan cara memabaca berulang kali novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!” kemudian memilih data dari novel tersebut yang menjadi fokus penelitian dengan mencatat atau menandai konflik lalu selanjutnya dianalisis menggunakan Teori Narasi Tzvetan Todorov.

Pada penelitian ini penulis akan melakukan analisis terhadap struktur narasi konflik yang dialami oleh tokoh utama, yakni Nidah Kirani. Konflik yang diteliti mengenai keimanan Nidah Kirani yang baik tersirat maupun tersurat dijelaskan dalam novel “Tuhan, Izinkan Aku menjadi Pelacur!”.

g. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan analisis narasi. Data yang ditemukan pada proses pengumpulan data selanjutnya dianalisis menggunakan Teori dari Tzvetan Todorov mengenai struktur dalam sebuah narasi.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang runut, maka skripsi ini terbagi ke dalam 6 bab pembahasan.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Pada bab 1 terdapat pendahuluan yang berisikan latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

(33)

Selanjutnya dalam bab 2 berisikan kajian pustaka yang di dalamnya terdapat landasan teori.

Berikutnya pada bab 3 terdapat gambaran umum yang berisikan gambaran umum novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!” dan biografi Muhidin M. Dahlan sebagai penulis novel tersebut.

Lalu di bab 4 yaitu data dan temuan penelitan yang berisikan uraian penyajian data dan temuan penelitian.

Selanjutnya dalam bab 5 berisikan pembahasan, yaitu berisi uraian yang mengaitkan latar belakang dan teori yang digunakan dalam penelitian.

Akhir dari penelitian ini terdapat pada bab 6 yang menjelaskan simpulan dari semua pembahasan pada penelitian ini serta saran yang diberikan penulis kepada pembaca yang berisi solusi.

(34)

20 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

Dalam Branston dan Stafford, ada empat macam narasi, yakni narasi menurut Tzevetan Todorov yang mengatakan bahwa narasi terdiri dari tiga alur, yaitu awal, tengah, dan akhir. Lalu, narasi menurut Propp, apabila cerita pasti memiliki tokoh dan karakternya masing- masing. Sementara narasi menurut Levis-Strauss, narasi adalah suatu cerita yang memiliki sifat-sifat yang berlawanan. Terakhir, narasi menurut Joseph Campbell, ia menjelaskan kaitan sebuah narasi dengan mitos.9 Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori narasi yang dipopulerkan oleh Tzevetan Todorov.

Teori Narasi menurut Tzevetan Todorov

Todorov mengemukakan jika semua cerita diawali dengan

“keseimbangan” yang mana peluang pertentangan- pertentangan berusaha untuk ‘diseimbangkan’ pada suatu waktu. Teori ini memang terdengar klise, bahwa cerita memiliki tiga alur, yaitu awal, tengah, dan akhir. Tetapi keseimbangan itu menandai sebuah keadaan dengan cara- cara tertentu.10 Narasi itu sendiri dapat dibatasi sebagai

9 Gill Branston and Roy Stafford. The Media Studen’s Book, (London and New York: Routledg, 2003), h. 56-57.

10 Gill Branston and Roy Stafford. The Media Studen’s Book, h. 36.

(35)

suatu wacana yang fokus utamanya adalah tingkah laku yang terangkai menjadi peritiwa atau kejadian dalan suatu waktu.11

Sebuah narasi diawali dari keteraturan atau keseimbangan yakni sebuah kondisi di masyarakat yang tertib. Selanjutnya akan menjadi sebuah masalah akibat tindakan yang dilakukan oleh tokoh dalam narasi. Akhir dari narasi adalah kembalinya keteraturan. Dalam kebanyakan cerita fiksi, kembalinya keteraturan ditandai dengan kekalahan musuh, pahlawan yang hidup bahagia, serta masyarakat yang bebas, sehingga makmur dan bahagia selamanya.12

Dalam teorinya, Todorov mengemukakan lima struktur dalam sebuah narasi, yaiitu:

11 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 136.

12 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h.

46.

Ekuilibrium (Keseimbangan) Gangguan

(Kekacauan) Ekuilibrium

(Keseimbangan)

Bagan 2.1 Teori Narasi

(36)

1. Equilibrium, tahap ini ketika karakter memiliki kehidupan yang normal dan melakukan aktivitas yang ia miliki.13

2. Distruption, pada tahap ini karakter mulai mendapatkan gangguan dalam hidupnya.

3. Recognition, tahap ini karakter telah menyadari masalah yang mempengaruhi kehidupannya.

4. Repair the Damage, tahapan ini karakter mencoba untuk memperbaiki dan mengatur seluruh masalah yang terjadi dalam cerita.

5. Equilibrium Again, pada tahap ini karakter telah memperbaiki dan mengatur semua masalah yang terjadi di dalam cerita. Dalam tahapan ini pula karakter tersebut memiliki kehidupan normal seperti di cerita pertama atau menyesuaikam situasi baru dalam cerita.14 B. Kajian Pustaka

a. Narasi

Naratif berasal dari bahasa Latin yaitu narrare yang berarti menunjukkan kejadian atau peristiwa. jelas William F. Woo dalam tulisan “Just write what happened: imposing a narrative structure doesn’t always work”.15 Adapun definisi narasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:

13 M. Keanu Adepati & Samanik, Narrative Structure of The Minds of Billy Milligan Novel and Spilt Film, ELLiC Proceedings, (Universitas Tenokrat, 2018) Vol. 2, h. 441.

14 M. Keanu Adepati & Samanik, Narrative Structure of The Minds of Billy Milligan Novel and Spilt Film, ELLiC Proceedings, Vol. 2, h. 442.

15 Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta, Yayasan obor Indonesia, 2005), h. 30.

(37)

1. Girard Ganette: The representasi of a sequence of events.

(Representasi dari sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa- peristiwa).

2. Gerald Prince: The representation of one or more real or fictive events communicated by one, two, or several narator to one, two, or several narrates. (Representasi dari salah satu peristiwa nyata atau fiktif yang dikomunikasikan oleh satu, dua, atau beberapa narrator untuk satu, dua, atau beberapa naratee).

3. Porter Abbott: Representation of events, consisting of story and narrative discourse, story is an events or sequence of events (the action) and narrative discourse is those events as represented.

(Representasi dari peristiwa-peristiwa, memasukkan cerita dan wacana naratif, diamanacerita adalah peristiwa-peristiwa atau rangkaian peristiwa (tindakan) dan wacana naratif adalah peristiwa sebagaimana ditampilkan).16

Narasi adalah suatu wacana untuk menjelaskan kepada pembaca tentang suatu kejadian atau peristiwa.

Narasi juga menjelaskan tentang tempat, cara, kapan dan

16 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h.

1.

(38)

waktu peristiwa tersebut terjadi.17 Sebuah narasi memfokuskan pada tingkah laku dan dirangkai menjadi peristiwa yang terjadi pada waktu tersebut.18

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan jika narasi adalah penggambaran dari serangkaian peristiwa- peristiwa. Maka, teks yang dapat dikatakan sebagai narasi adalah yang di dalamnya terdapat rangkaian peristiwa yang terjadi.19

b. Karakteristik Narasi

Sebuah teks yang dikatakan narasi memiliki beberapa syarat, yaitu Pertama, terdiri dari serangkaian peristiwa. Sebuah narasi terdiri atas lebih dari dua peristiwa yang dirangkai. Kedua, rangkaian peristiwa yang berurutan sebab akibat sehingga peristiwa tersebut berkaitan dan mengikuti logika, tidak acak.

Maka dari itu, jika peristuiwa-peristiwa tersebut tidak disusun secara logis maka, itu bukanlah sebuah narasi.

Misalnya, jika dirurutkan sesuai pola urutan waktu, maka dapat menjadi A, B, C, D, E. tetapi juga dapat tidak berurutan secara wakti, seperti C, D, A, B, E, yang penting mengikuti logika, sistematika atau jalan pikiran

17 Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media; Pengantar Kepada Kajian Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2006), h. 139.

18 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, h. 136.

19 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media, h. 1-2.

(39)

tertentu.20

Ketiga, dalam narasi bukan hanya memindahkan peristiwa ke dalam bentuk sebuah teks cerita. Di dalamnya selalu terdapat proses memilih bagian-bagian tertentu dari peristiwa yang dipilih dan dihilangkan. Bagian yang di pilih tentu harus berkaitan dengan makna yang akan disampaikan atau jalan pikiran yang akan ditampilkan oleh narrator. Dengan demikian, bisa jadi peristiwa sesungguhnya adalah rangkaian peristiwa A, B, C, D, dan E. Namun, peristiwa yang terdapat dalam narasi itu tidak apa adanya.

Itu semua adalah syarat-syarat yang harus ada dalam narasi dan tidak dapat dipisahkan. Teks yang dapat dikatakan narasi adalah teks yang di dalamnya mengandung tiga syarat tersebut.

c. Komunikasi Naratif

1. Konsep Komunikasi Naratif

Secara etimologis, komunikasi berarti hubungan. Apapun yang dilakukan dalam kehidupan didasarkan dengan energi-energi dari adanya hubungan yang memiliki tujuan berbeda- beda. Baik itu positif atau negative. Karya sastra sebagai gejala komunikasi yang merajuk pada sistem di mana berperan menghubungkan karya

20 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media, h. 2.

(40)

Implied Narrator (Narratee) Implied

Author Reader

dengan pengarang dan pembaca.21

Chatman menawarkan konsep dalam diagramnya mengenai sistuasi komunikasi naratif (narrative communication situation), yang menggambarkan mengenai siapa penulis dan pembaca implisitnya (implied author and implied reader).22

Bagan 2 2 Teks Naratif

Real Real

Author Reader

Berikut cara memahami konsep yang dikemukakan oleh Chatman, real author sebagai pengarang atau penulis sebenarnya, yakni pengarang atau penulis dalam pengertian fisik, manusia (seseorang) yang melakukan tindak penulisan. Implied author adalah indikasi tekstual yang menjadi penuntun (penutur kisah, juru bicara, juru dongeng) bagi penulis yang sebenarnya, dalam hal ini misalnya tokoh

‘pembicara’ dalam tataran tekstual. Narrator adalah pencerita, pengisah, yang berbicara, atau yang menyampaikan cerita. Narratee adalah pasangan atau interlocutor narrator, kepadanya

21 Alex Sobur, Komunikasi Naratif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), h.7.

22 Alex Sobur, Komunikasi Naratif, h. 7.

(41)

narrator berbicara atau menyampaikan cerita.

Implied reader adalah jangkauan menyeluruh dari indikasi tekstual yang mengarahkan pembaca yang sebenarnya dalam hal ini misalnya, tokoh

‘pembaca’ dalam tataran tekstual. Real reader adalah pembaca yang sesungguuhnya, pembaca dalam arti fisik, yaitu manusia yang membaca cerita tersebut.23

Dalam kajian semiotik, penulis atau pengarang lazim disebut pengirim tanda;

sementara pembaca, biasa disebut sebagai penerima tanda. Baik pengirim tanda maupun penerima tanda keduanya bisa disebut sebagai pemakai tanda. Dalam narasi terjadi aktivitas atau fungsi utama pertukaran yang terjadi antara pemberi dan penerima, maka terkait dengan itu, narasi sebagai pokok bahasan bisa dikatakan sebagai ruang berlangsungnya komunikasi: ada pemberi narasi, ada penerima narasi. Dalam komunikasi linguistik aku dan kau secara mutlak saling mensyaratkan satu sama lain; begitu pula halnya, tidak aka nada narasi jika tidak ada narrator dan pembaca (atau pendengar).24

23 Alex Sobur, Komunikasi Naratif, h. 7-8.

24 Alex Sobur, Komunikasi Naratif, hal. 8-9.

(42)

Komunikasi sastra bukan sekadar menyangkut Bahasa saja, akan tetapi lebih kepada bahasa yang sudah dimodifikasi secara artifisial.

Kualitas para tokoh utama, kedua, ketiga, dan seterusnya, narrator dengan variasi status peranan dalam proses interaksi, jelas merupakan sistem komunikasi yang sangat kompleks, sangat rumit, yang tidak kita jumpai pada praksis kehidupan sehari-hari.25

2. Fungsi Sastra sebagai Sistem Komunikasi

Secara etimologis Teeuw menjelaskan, kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta; akar kata sas- dalam kata kerja turunan berarti ‘mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi’. Akhiran -tra biasanya menunjuk alat, sarana. Maka dari itu sastra dapay berarti ‘alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran; misalnya silapasastra, buku arsitektur, kamasastra, buku pentujuk mengenai seni cinta’.26

Horatius (dalam Mukmini, 2000: 1) bahwa suatu karya sastra berfungsi dulce et utile, yang berarti memberikan kenyamanan dan bermanfat.

Dalam konteks ini, menjadi tugas pengaranglah

25 Alex Sobur, Komunikasi Naratif, hal. 21.

26 Alex Sobur, Komunikasi Naratif, hal. 23.

(43)

untuk menciptakan kenyamanan dan manfaat bagi pembaca atau penikmatnya.27

Dari perspektif komunikasi, salah satu ciri karya sastra yang sangat penting adalah fungsinya sebagai sistem komunikasi. Memang benar bahwa karya sastra dihasilkan lewat imajinasi serta kreativitas, sebagai hasil kontemolasi secara individual, namun pada dasarnya karya sastra dimaksudkan guna menyampaikan suatu pesan kepada orang lain, sebagai komunikasi.28

Teori narasi yang digunakan juga berkaitan dengan komunikasi yang telah dibahas pada penjelasan konsep komunikasi naratif, di mana dalam sebuah novel adanya pemberi tanda dan penerima tanda. Narasi tersebut sebagai pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.

Penulis memilih teori narasi yang dikemukakan Todorov karena di dalam sebuah alur cerita yang berisikan konflik tokoh dalam cerita tersebut terdapat pesan-pesan yang disampaikan, tentunya hal ini terdapat dalam konsep komunikasi.

d. Analisis Naratif

Dalam analisis naratif, teks berita sebagai sebuah cerita atau dongeng. Di mana terdapat plot, adegan, tokoh, dan karakter. Narasi merupakan bentuk

27 Alex Sobur, Komunikasi Naratif, hal. 25.

28 Alex Sobur, Komunikasi Naratif, hal. 26.

(44)

teks tertua dan yang paling terkenal, karena mengacu pada pengalaman hidup manusia.29 Dalam analisis naratif, dijelaskan bahwa narasi kaitannya dengan cara bercerita, fakta yang diceritakan kepada pembaca.

Analisis naratif yang mengalisis sebuah narasi, baik dalam bentuk fiksi (novel, puisi, cerita rakyat, dongeng, film, komik, musik, dan sebagainya) ataupun fakta— seperti berita dengan menggunakan analisis naratif berarti menempatkan teks sebagai sebuah cerita.

Teks sendiri merupakan rangkaian dari sebuah peristiwa, nalar, dan tata aturan dari peristiwa tersebut yang telah dipilih dan dibuang.30

1. Kelebihan Analisis Naratif

Analisis memiliki beberapa kelebihan.

a. Analisis naratif menjelaskan tentang cara pengetahuan, makna, dan nilai produksi yang selanjutnya disebarkan kepada khalayak.

b. Memberikan pemahaman yang berkaitan dengan sosial dan politik, dan dikemas dalam cerita dengan pandangan tertentu, sehingga pembaca dapat mengetahui kekuatan dan nilai sosial yang dominan dalam masyarakat.

c. Analisis naratif dapat membantu kita untuk meneliti hal-hal yang tersembunyi dan laten dari

29 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media, h. 8.

30 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media, h. 9-10.

(45)

suatu teks media.

d. Analisis naratif merefleksikan kontinuitas dan perubahan komunikasi.31

e. Iman

Iman dalam Bahasa Arab merupakan inti ajaran dari semua agama. Kata iman menurut bahasa terdiri dari tiga huruf a-m-n (hamzah-mim-nun) yang berarti tentram, tenangm aman, jujur dapat dipercaya dan tidak khianat. Adapun imân berasal dari kata âmana- yu’minu, yaitu perubahan bentuk kata dasar a-m-n yang ditambah huruf hamzah pada bagian fa’ fi’ilnya (tsulatsi mazid bi harf wahid) yang berarti memiliki rasa aman (șâra żâ amn) atau menjadikannya aman (ja’alahu ya’man).32

Di dalam al-Qur’an banyak sekali ditemukan ayat di mana kata-kata yang berakar pada huruf a-m-n disebutkan. Iman yang berarti tasdiq (membenarkan) misalnya dapat ditemui pada surat Yunus: 90, surat Yusuf: 17, dan surat Yasin: 25.

Dan kamimemungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fīraun dan bala tentaranya, Karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fīraun itu Telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya

31 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dala Analisis Teks Berita Media, h. 9-11.

32 I. Anis, al-Mu’jam al-Wasit (Kairo: Dar al-Ma’arif, 1972), h. 28.

(46)

bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”

Kata âmantu di dalam surat Yunus ayat 90 di atas berarti șaddaqtu (aku membenarkan). Dalam surat Yusuf ayau 17 terdapat kata bi mu’min yang bermakna bimușaddiq.

Dari ayat-ayat di atas dapat dipahami bahwa makna asal iman di dalam al-Qur’an adalah tașdiq (membenarkan). Sedangkan secara terminologi al- Qur’an menyebutkan iman berarti menunjukkan ketundukan dan penerimaan pada syariat yang disertai dengan keyakinan dan pembenaran dalam hati. Hal ini terdapat pada surat al- Hujurat ayat 14.33

Dalam teologi Islam, diskursus tentang imân ditemukan pada ajaran dasarnya (ushûl al-dîn). Kata ini dipakai dalam Bahasa Arab secara leksikal dengan arti

“percaya.” Sejalan dengan makna ini, maka orang yang percaya disebut mu'mîn (Ind. mukmin).34

Iman merupakan keyakinan dan kepercayaan terhadap Allah Tuhan Semesta Alam serta mengikuti aturan-aturanNya, melaksanakan segala perintah-Nya

33Shofaussamawati, Iman dan Kehidupan Sosial, Jurnal Studi Hadis, Vol.

2, No. 2, 2016, h. 213.

34 Husnel Anwar Matondang, Konsep Al-Iman dan Al-Islam: Analisis Terhadap Pemikirian Al-‘Izzn Ibn ‘Abd As-Salam (577-660 H. atau 1181-1262 M), Jurnal AnalyticaIslamica, Vol. 4, No. 1, 2015: 54-83, h. 54.

(47)

dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Islam artinya tunduk, patuh, atau berserah diri kepada Allah SWT.

dan ajaran- Nya berupa pokok- pokok kepercayaan dan peraturan (syariat) yang telah disampaikan kepada Nabi Muhammad untuk umat manusia. Ihsan merupakan perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang dengan niat hati beribadah kepada Allah SWT.35

Selanjutnya Nabi ditanya mengenai iman.

Beliau bersabda, “Iman itu ialah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rosul-Nya, hari akhir dan engkau beriman terhadap qodho’ dan qodar; yang baik maupun yang buruk”. Jadi Iman yang dimaksud disini mencakup perkara-perkara batiniyah yang ada di dalam hati.36

Menurut WJS. Poerwadarminta iman adalah kepercayaan, keyakinan, ketetapan hati atau keteguhan hati. Abul ‘Ala al-Mahmudi menterjemahkan iman dalam Bahasa inggris Faith, yaitu to know, to believe, to be convinced beyond the last shadow of doubt yang artinya, mengetahui, mempercayai, meyakini yang didalamnya tidak terdapat keraguan apapun.37 HAR Gibb dan JH Krammers memberikan pengertian iman

35 Raghda Na’im, Skripsi: Analisis Isi Pesan Dakwah Iman, Islam Dan Ihsan Dalam Film Munafik 2, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), h. 3-4.

36 Ari Wahyudi, Islam, Iman dan Ihsan, 2008, https://muslim.or.id/425- islam-iman-ihsan.html, diakses pada 3 Mei 2020.

37 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h. 18.

(48)

ialah percaya kepada Allah, percaya kepada utusan- Nya, dan percaya kepada amanat atau apa yang dibawa/berita yang dibawa oleh utusannya.38

Iman sebagai pondasi sebaiknya tidak bersifat turun-naik, sebab iman merupakan dasar keyakinan yang seharusnya stabil. Dasar-dasar keyakinan selalu memiliki implikasi yang “hitam- putih”, yaitu antara imân dan kâfir (kafir). Ketika imân berkurang maka yang muncul adalah kufr (kekafiran) dan tatkala imân muncul maka kekafiran akan sirna.39

Penggunaan kata Iman dalam Al- Qur‟an, akan mendapatinya dalam dua pengertian dasar40, yaitu:

1) Iman dengan pengertian membenarkan adalah membenarkan berita yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya. Dalam salah satu hadist shahih diceritakan bahwa Rasulullah ketika menjawab pertanyaan Jibril tentang Iman yang artinya bahwa yang dikatakan Iman itu adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari kiamat dan engkau beriman bahwa Qadar baik dan buruk adalah dari Allah SWT. 2) Iman dengan pengertian amal atau

38 Abu A'la Al-Maududi, Toward Understanding, (Comiti Riyadh: Islamic Dakwah, 1985), h. 18.

39 Husnel Anwar Matondang, Konsep Al-Iman dan Al-Islam: Analisis Terhadap Pemikirian Al-‘Izzn Ibn ‘Abd As-Salam (577-600 H. atau 1181-1262 M), Jurnal Analitical Islamica, Vol. 4, No. 1, 2015: 54-83, h. 55.

40 Dr. Abdul Rahman Abdul Khalid, Garis Pemisah antara Kufur dan Iman, (Jakarta: Bumi Aksara,1996), h. 5.

(49)

ber-iltizam dengan amal: segala perbuatan kebajikan yang tidak bertentangan dengan hukum yang telah digariskan oleh syara’.

Penjelasan tentang karakter-karakter orang beriman dapat ditemukan dalam al-Qur’an maupun Hadits. Secara rinci dijelaskan dalam al-Qur’an yaitu pada surat al- Mu’Minun: 1-11, surat al-Hujurat: 15, dan al-Baqarah: 177.

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusy’ dalam sembahyangnya, Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, Dan orang-orang yang menunaikan zakat, Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada tercela.

Barangsiapa mencari yang di balik itu, Maka mereka tulah orang-orang yang melampaui batas.

Dan orang-orang yang memelihara amanat- amanat (yang dipukulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memilihara sembahyangnya.

Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (QS. al-Mu’minun: 1-11)

ا ْوُدَهاَج َو ا ْوُباَت ْرَي ْمَلِ َّمُث ٖهِلِ ْوُسَر َو ِ هللَّاِب ا ْوُنَمَ ا َنْْيِذَّلِا َن ْوُنِمَْؤُمَْلِا اَمََّنِا َن ْوُقِدهصلِا ُمُه َكَِٕىۤ لِوُا ۗ ِ هاللَّ ِلْيِبَس ْيِف ْمِهِسُفْنَاَو ْمِهِلِاَوْمََاِب

(50)

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang- orang yang benar.”

Berdasarkan penjelasan dari ayat di atas, dapat diketahui bahwa karakter orang beriman adalah bahwa iman tidak hanya berhenti pada pembenaran di hati (tasdiq bi al-qalb) semata, tetapi harus diikuti dengan ketertiban lisan (iqrar bi al-lisan) dan aktualisasi perbuatan (amal bi al-arkan), sehingga secara lebih jauh makna iman adalah keterlibatan dimensi teologis dan fisis, seperti aktivitas pelayanan sosial humanistic.41

Dapat disimpulkan jika iman adalah mempercayai, meyakini, dan menjalankan apa yang terdapat dalam ajaran agama. Karena bukan hanya pada lisan mengatakan seseorang beriman tetapi dalam hati dan perbuatan juga harus mencerminkan iman yang tertanam dalam hati.

f. Novel

Cerita yang panjang disebut novel. Novel sendiri berasal dari bahasa Italia, yaitu novella yang

41 M. Yusuf, Metode dan Pemaknaan Hadits Relasi Iman dan Sosial Humanistik Paradigma Integrasi Interkoneksi. (Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Yogya, 2008), h. 213-214.

(51)

berarti berita. Novel merupakan bentuk prosa baru yang menceritakan tentang kehidupan tokoh utama, berisi konflik yang terjadi dalam narasi dapat berupa konflik mental atau perjuangan yang mengakibatkan perubahan nasib pelaku, lika roman cenderung idealis dan realisme dalam novel. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, berburu oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.42

Novel merupakan sebuah fiksi prosa yang ditulis secara naratif: kebanyakan dalam bentuk cerita.

Novel tentu lebih panjang tulisannya dengan ketentuan setidaknya 40.000 kata, juga lebih kompleks dari cerpen, tidak ada batasan struktural dan sajak di dalamnya. Umumnya novel berisikan cerita tentang tokoh-tokoh yang berperan dan perilaku mereka.43

Adapun unsur-unsur novel yang terbagi menjadi dua; unsur instrinsik dan ekstrinsik. Unsur instrinsik novel yaitu unsur yang berada dalam novel tersebut,44 sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur

42 Irmayanti dan M. Yusuf Larigau, Analisis Novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur Ditinjau Dari Psikologi Sastra, (Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar).

43 Aida Azizah dan Leli Nisfi Setiana, Karakter Tokoh Dalam Novel Langit Mekah Berkabut Merah Karya Geidurrahman Al-Mishry Berbasis Nilai-Nilai Karakter Religius Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di Madrasah Aliyah, Jurnal Refleksi Edukatika 7 (1), (Semarang: Universitas Islam Sultan Agung, 2016), h. 79.

44 Aida Azizah dan Leli Nisfi Setiana, Karakter Tokoh Dalam Novel Langit Mekah Berkabut Merah Karya Geidurrahman Al-Mishry Berbasis Nilai-Nilai

(52)

yang berada di luar novel. Unsur ekstrinsik tidak berkaitan langsung dalam membangun suatu novel.

Berikut apa saja yang termasuk dalam unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel:

1. Unsur Instrinsik

Sebagai unsur yang membangun karya sastra sehingga menyebabkan sebuah karya itu hadir, terdiri dari:

1. Tema adalah ide dasar atau gagasan pokok yang mendasari novel.

2. Alur adalah rangkaian peristiwa demi peristiwa dalam novel.

3. Tokoh serta perwatakan berkaitan dengan pelaku dalam novel.

4. Sudut pandang adalah cara penulis novel membawakan cerita. Sudut pandang berkaitan dengan penggunaan kata ganti dalam bercerita oleh penulis. Apakah menggunakan kata ganti orang pertama, orang kedua, atau orang ketiga.

5. Latar adalah tempat dan waktu terjadinya cerita dalam novel.

6. Gaya Bahasa berkaitan dengan penggunaan bahasa oleh penulis dalam novel tersebut.

7. Amanat adalah pesan yang terkandung dalam novel. Pesan tersebut umumnya merupakan

Karakter Religius Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di Madrasah Aliyah, Jurnal Refleksi Edukatika 7 (1), h. 79.

(53)

ajaran moral yang bersifat mendidik.

2. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik meruapak unsur pembangun karya sastra dari luar, seperti psikologi, sosial, budaya, filsafat, serta lingkungan dan agama.45

45 Aida Azizah dan Leli Nisfi Setiana, Karakter Tokoh Dalam Novel Langit Mekah Berkabut Merah Karya Geidurrahman Al-Mishry Berbasis Nilai-Nilai Karakter Religius Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di Madrasah Aliyah, Jurnal Refleksi Edukatika 7 (1), h. 60.

(54)

40 BAB III

GAMBARAN UMUM NOVEL DAN BIOGRAFI PENGARANG

A. Gambaran Umum Novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!”

Novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!”

(TIAMP) karya Muhidin M. Dahlan merupakan novel yang kontroversial di kalangan masyarakat, karena isi dari novel tersebut menceritakan tentang hal yang masih dianggap tabu di masyarakat juga tentang mencampakkan Tuhan.

Meskipun novel ini mengalami kontroversi tetapi sangat banyak peminatnya, sebab sudah mengalami 20 kali cetak.

Di awal, pembaca akan diberikan sedikit informasi mengenai penulis cerita tersebut, gambaran seorang Muhidin M. Dahlan, Surat Penulis “Memerkarakan Tuhan, Tubuh, dan Tabu” serta daftar isi dan cerita yang disajikan perbab dengan alur cerita yang berkelanjutan. Adapun sinopsis novel tersebut yang tertera pada belakang sampul berisikan;

Dia seorang Muslimah yang taat. Tubuhnya dihijabi jubah dan jilbab besar. Hampir semua waktunya dihabiskan untuk berzikir. Dia memilih hidup yang sufistik.

Demi laku kezuhudan itu dia kerap hanya mengkonsumsi roti dalam jumlah sangat terbatas di sebuah pesantren

Gambar

Tabel 1.1 Tinjauan Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu daerah yang cukup berpotensi dalam mengembangkan pepaya, sebelumnya pun kabupaten Boyolali, terutama Kecamatan Mojosongo

Tugas Prarancangan Pabrik Kimia merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Ibu yang memiliki bayi / balita pada penelitian ini sebagian besar berusia < 25 tahun, dengan tingkat pendidikan hingga sekolah dasar (SD), memilki tingkat pendapatan

Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun di mana Perusahaan akan membayar iuran tetap kepada lembaga keuangan terpisah dan tidak memiliki kewajiban hukum atau

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, berkah dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat

Selain itu juga ada substansi hak tersangka atau terdakwa yang hanya diatur di dalam Kompendium saja namun ada substansi hak tersangka atau terdakwa yang di dalam hukum

(An Experimental Research to the First Grade Students at One of Vocational High School Purwokerto in Academic Year 2015/2016).. menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi

‘Now, Doctor,’ said the Brigadier sternly, ‘I’d like some explanations from you.’ He looked at the Doctor’s tall figure, and at the smaller figure of the second Doctor