• Tidak ada hasil yang ditemukan

(~~ Al-f-Iuda. Pustaka Syiah JIHAD ILMU SAYYID AKHTAR RIZVI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(~~ Al-f-Iuda. Pustaka Syiah JIHAD ILMU SAYYID AKHTAR RIZVI"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

Pustaka

Syiah

(2)

Al-f-Iuda (~~

JIHAD ILMU

SAYYID AKHTAR RIZVI

Pustaka

Syiah

(3)

JIHAD DENGAN ILMU

Judul asli: The Scholarly Jihad of Imam Penulis: Sayyid Akhtar Rizvi

Penerjemah: Nailul Aksa Penyunting: Arif Mulyadi Setting: Ja'far Jamalullail Desain Cover: Eja Assegaf

© AI-Huda, 2006

Hak terjemahan dilindungi undang-undang All rights reserved

Cetakan 1: Nopember 2006 ISBN: 979-1193-02-9

Diterbitkan oleh Penerbit AI-Huda PO. BOX. 7335 JKSPM 12073

e-mail: info@icc-jakarta.com

Pustaka

Syiah

(4)

TAK BANYAK yang kita tahu, mungkin, bahwa sebetulnya kontribusi para imam dari Ahlulbait .\'abi saw sesungguhnya menembus berbagai lini dan lapi- san masyarakat. Di antara para imam Ahlulbait as yang berhasil mengembangkan ilmu dan kebudayaan Islam yang rasional sekaligus "basah" adalah Imam Ja'far Shadiq as, gurunya empat imam besar mazhab Sunni, secara langsung atau tidak langsung.

Pada masa Imam Ja'far, yang merupakan masa transisi dari Dinasti Umayah ke Dinasti Abbasiyah,

v

Pustaka

Syiah

(5)

VI

bcrbagai alirari pemikiran mulai Hinduisme, filsafat Yunani, Kristen, termasuk aliran-aliran dalam Islam sendiri, saling bcrlomba dalam mencari konstituen.

Diktumn)'£t, mana yang lcbih rasional, itulah yang ditcrima.

Islam yang bcracla di pusaran zaman terscbut, jelas membutuhkan metocle yang elok dan cantik guna mengembangkan ;:~jarannya. Kehausan akan ilmu clari masyarakat eli zaman terscbut pastinya tak bisa dipcrmhi dcngan hanya memberikan dogma- dogma yang kcring dan kaku. Apalagi pcsaing-pesaing Islam tarnpil bcgitu percaya diri clalam memasarkan ide-ide mereka seperti Hinduisme kepada masyarakat Islam eli zaman itu.

Tanpa harus bel~jar kepacla para filosofYunani, ImamJa'far as. dalam risalah kecil ini, berhasil mema- tahkan argumen-argumen keberatan dari seorang dokter Hindu. Diskusi yang bermula dari seputar anggota tubuh, tanaman halila, akhirnya mengarah ke persoalan yang lebih bersifat metafisis: masalah ketuhanan. Serangkaian dialog yang terjadi antara Imam Shacliq as dan clokter Hindu ini menunjukkan kepiawaian Imam as clalam menjawab keberatan- keberatan la\\·an bicaranya sehingga ia pun menya- takan keislamannya.

Pustaka

Syiah

(6)

Sayy:J Akhta:· ~.:; '

- ---. -- --. - ·--- -~~:;.:_.~~Y~-";;;;-..:;-~,-~

vii

Jihad ilmu yang dilakukan oleh Imam Shadiq as-yang dicatat oleh Syekh Shaduq clalam 'flal as)'- SJari'ah, hal. 44, yang terdiri dari clua \\·;Kana ini- selayaknya kita renungi dan kita tcladani, bahwa hanya dengan dialog yang terbuka dan rasional, sesungguhnya kita bisa mcmberikan pencerahan kepada yang lain. Tanpa pcrlu ada pemaksaan.

Jakarta, Syawal 1427 H

Nopember 2006 M

Penerbit A1-Hucla

Pustaka

Syiah

(7)

PENGANTAR ... v

WACANA PERTAMA ... I Tentang Rambut, Kerutan di Dahi, Bentuk Mata, Hidung, dan Lutut ... I WACANA KEDUA ... 5

Hadis Buah Halila (Myrobalan*) ... 5

Dalil sebab akibat ... 17

Keutamaan akal atas indra ...•....•...•.... 28

Tentang planet-planet dan gerakan-gerakannya ... 32

Tentang bumi ...•...•...•... 34

Tentang angin ...•...•...•... 35

Tentang gempo bumi ... 36

Tentang a wan dan turunnya hujan ... 38

Seputar Nama-nama Allah ... 99 viii

Pustaka

Syiah

(8)

Tentang Rambut, Kerutan di Dahi, Bentuk Mata, Hidung, dan Lutut

SEORANG dokter Hindu yang tergabung dalam majelis Khalifah Mansur Abbasi suatu saat bertanya kepada Imamja'far Shadiq as apakah beliau berminat mempelajari sesuatu dalam bidang ini darinya. Imam berkata, "Tidak perlu. Apa yang saya miliki lebih baik daripada yang engkau miliki." Kemudian berlangsung percakapan yang sangat menarik.

Pustaka

Syiah

(9)

Dalam dialog tcrsebut Imam as menanyakan kepada si dokter pertanyaan-pertanyaan seperti ini.

1. Kenapa kepala ditutupi dengan rambut?

2. Kenapa ada garis-garis dan kerutan-kerutan di dahi?

3. Kenapa mata bcrbentuk scperti kenari?

4. Kenapa hidung telah ditempatkan eli antara kcdua belah mata?

::>. Kenapa rambut dan kuku tanpa kchidupan

(indra perasa)?

Pertanyaan-pertanyaan ini bergerak dari kepala menuju ke bawah, sampai beliau mengakhiri dengan pertanyaan: Kenapa lutut-lutut kaki melipat ke arah belakang, dan kenapa kaki cekung pada satu sisi?

Atas semua pertanyaan tadi, si dokter hanya punya satujawaban, "Saya tidak tahu". Imam as ber- kata, "Sebaliknya, saya tahu benar." Kemudian beliau

mer~jelaskan semua pertanyaan dengan memperli- hatkan kebtjaksanaan dan kekuasaan Sang Pcncipta.

"Ram but diciptakan eli atas kepala agar minyak dapat mencapai bagian sebelah dalam, dan panas bisa keluar melalui itu, sehingga ia dapat melinclungi kepala dari panas clan clingin. Adanya garis-garis clan

Pustaka

Syiah

(10)

kerutan-kerutan pada dahi agar keringat c!ari kcpala ticlak masuk kc mata, vang }Jada £ilirannva memberi

) L.

!..._J '

orang kesempatan untuk menyekanya. "Mata ber- bentuk seperti kenari tt0uannya untuk memuclahkan memasukkan obat ke dalamnya dan membuang kotor- an clarinya. Sekiranya mata berbentuk set,ri empat atau bulat, maka kedua-cluanva menimbulkan kesulitan.

"Hiclung ditempatkan eli antara kcdua bclah mata karena ia membantu untuk mcmbagi rata cahaya dan sama banyak ke arab dua belah mata.

"Rambut dan kuku tidak memiliki indra perasa untuk lebih memudahkan clalam memotong clan mcmangkasnya. Scandainya ada kchidupan eli da- lamnya, maka itu akan menjaclikan orang kesakitan dalam memotongnya.

"Lutut kaki melipat ke arah belakang karena man usia be1jalan ke arab clepan dan kaki \·ang cekung berguna untuk membuat gerakan lebih muclah."

Si dokter itu akhirnya memcluk Islam.

- - o o O o o - -

Pustaka

Syiah

(11)

4

Pustaka

Syiah

(12)

w.n <w(.J H.o .u.c D u.n

-~---~--..,~-

Hadis Buah Halila (Myrobalan *)

DIRIWAYATKAN oleh sahabatnya Mufaclhdhal bin Umar al:Ju'fi (Sebagaimana yang telah direkam oleh Allamah Majlisi (w.l110 H) dalam kitab Bihiir al-Anwar jilid 3 halaman 153-196), Mufadhdhal bin Umar al:Ju'fi menulis sepucuk surat kepada Imam Jafar Shadiq as mengabarkan bahwa sejumlah orang

'Sejenis buah plum kering dari pobon-pohon tropis, Yang digunakan untuk pencelupan, pencoklatan dan pembuatan tinta-peny.

5

Pustaka

Syiah

(13)

6 l

iimd

.'if

m u

·-··· :.w·· ·~4~.~.!·\..~--l-1~,:--~-·-···

telah mempercayai teori 'tidak ada Allah' (ateis) dan memperlombakan eli antara mereka sendiri dengan argumen-argumen yang tidak berdasar. Mufadhdhal meminta Imam as untuk menyangkal kaum ateis ini, seperti ,·ang pernah Imam lakukan pada kejadian- kejadian sebelumnya.

Imam as menjawab, "Bismillrihirrahmanirrahim.

Semoga Dia Yang Mahakuasa memberikan kepada kita kesadaran yang baik dengan senantiasa tetap taat kepada kehendak-Nya, mencurahkan kepada kita ridha dan kasih sayang-Nya. Suratmu dengan merujuk pada kejahatan-kejahatan yang telah me- rasuk ke tengah-tengah kita, ada pada tangan kami.

Engkau menyebut bahwa 'perselisihan-perselisihan dan pe1·debatan-perdebatan ateistis' tersebut telah menjacli suatu ancaman bagi agama kita (Islam), clan engkau menghendaki saya menerbitkan sebuah buku yang menyanggah kesalahan dan kontradiksi dari mereka, seperti yang saya telah lakukan (terhadap musuh-musuh dan lawan-lawan Allah) sebelumnva ...

"Mari kita panjatkan puji syukur kita kepada Allah Yang Mahatinggi atas semua berkah-Nya kepada kita, dan atas I-Iujah-Nya (bukti) yang tiada tara, dan keadilan dari pengadilan-Nya yang dengan itu Dia

Pustaka

Syiah

(14)

mengt0i hamba-hamba pilihan-Nya dan begitu juga dengan hamba-hamba awam-Nya. Satu dari karunia yang paling besar dan yang paling penting dari-Nya adalah penetapan bukti yang dalam dan meyakinkan eli dalam hati yang paling jeluk dari tiap makhluk ciptaan bahwa 'Dia ada'. Dengan demikian, Dia telah mengamankan sumpah makrifat-Nya (pengetahuan akan wt0ud-Nya) dari sem ua makhluk-:'\Ya, dan telah mengirim (melalui nabi-Nya) kitab suci-0.\·a al-Quran, yang mengandung obat m~jarab bagi semua kera- guan dan prasangka. Allah telah melakukan semua ini bagi manusia. Dia tidak membiarkannya dan tidak juga membiarkan benda-benda lain apa pun bergantung kepada yang lain-lain selain Diri-Nya.

Secara langsung Dia telah membuktikan Diri-Nya sendiri. Dia sendiri sesungguhnya tidak bergantung dan Maha Terpuji. Demi hidupku, orang-orang ini, dalam kebodohan mereka, adalah orang-orang yang rugi, ketika mereka mengingkari eksistensi Allah di hadapan semua kesempurnaan itu dan bukti-bukti yang terang dan tanda-tanda yang telah mengelilingi mereka. Angkasa, bumi, dan benda-benda sangat mengagumkan yang terkait dengan keduanya, telah menunjukkan dengan jelas bahv.'a eksisitensi Sang Pencipta telah melampaui semua keraguan-keraguan.

Pustaka

Syiah

(15)

7 ifta<l J fmll

8---- -- --- ---iii--,.~~---

----

Orang-orang ini telah membuka bagi mereka sendiri pintu yang mengajak kepada kejahatan. Mereka men- cari pelepasannya dalam pencapaian-pencapaian duniawi yang terus menerus, yang tidak akan pernah terpuaskan. Keinginan hawa nafsu mereka telah mem- binasakan kesucian hati mereka. Karena penganiaya- an dan kezaliman mereka, Allah telah meninggalkan mereka. Setan telah menguasi mereka. Dengan de- mikian, Allah mengunci hati-hati yang bangga dan sombong.

Adalah hal yang sangat mengherankan bahwa manusia vancrh melihat dalam dirinva sendiri ciptaan

I c I

sempurna, masih dapat juga, tanpa pertimbangan akal, menyangkal teori Pencipta sempurna. Susunan tubuh, kesempurnaan ranqttgannya, dan hubungan- nya dengan suatu entitas spiritual yang dinamakan jiwa, menyingkap atau mewtuudkan penciptanya sebagai kearifan dan kecerdasan yang sangat luar biasq. Saya bersumpah demi hidupku bahwa orang- orang ini tidak dikaruniai pemikiran atas persoalan tersebut, ataujika tidak demikian, maka mereka pasti telah menyaksikan kesempurnaan yang jelas dan bening ini dalam penciptaan, misalnya, rancangan alam semesta, dan pengetahuan bahwa benda-benda ini pernah tidak ada (sebelumnya), niscaya akan

Pustaka

Syiah

(16)

S.,yyid A.k1.1u1 R·n•

--- -

--....-~-z:~~l\1

9

memunculkan penegasan yang tidak meragukan akan adanya Pencipta. Tidak ada satu benda pun yang tidak memperlihatkan tanda-tancla Allah Yang menciptakannya. Saya tuliskan kepada cngkau riwayat argumen-argumen yang saya ajukan kepada seorang dokter India yang atcis. Dia kerap kali rnengtu~jungi

saya, selalu membahas teori 'tidak ada Allah'-nya dan mengajukan semua argumennya untuk mendukung hal itu. Suatu ketika sambil menimang-nimang halila (buah Myrobalan), ide baru datang kepadanya. "Alam semesta ini", kata dia tiba-tiba, "telah eksis karena keabadian sebelumnya, dan akan tetap eksis untuk selamanya. Sebatang pohon tumbuh dan yang lain layu, satu lahir sementara yang lain mati, dan mata rantai yang menjalin mereka bersama-sama eksis eli masa lalu, dan akan eksis eli masa yang akan datang.

Klaim engkau mengenai pengetahuan ketuhanan adalah klaim yang tidak berdasar, ticlak dibangun di atas bukti aktual guna membenarkan eksistensi Allah.

Ia hanya pantas disebut suatu kepercayaan (dogmatis), yaitu suatu kepercayaan yang diwarisi dari nenek moyang-nenek moyang dan adat-adat kebiasaanmu."

Dia terus mengatakan dengan gaya yang s<una,

"Eksistensi berbagai benda-benda di alam semesta,

Pustaka

Syiah

(17)

baik nyata atau tidak, hanya dapat ditentukan lewat medium pancaindra yang dengan mata kita melihat, dengan telinga kita menclengar, dengan hidung kita mencium, scrta clengan tangan dan kaki kita dapat menycntuh dan mcrasa."

Mclanjutkan rangkaian argumen-argumennya hingga menjangkau ke prinsip-prinsip yang dibuatnya sencliri, clia berkata, "Sekarang saya ticlak pernah mengetahui Allah melalui inclra-inclra apa s~a yang telah disebutkan eli atas, clan, karena itu, tidak dapat mempercayai-Nya. Tetapi saya minta agar engkau membiarkan saya mendcngarkan argumen-argumen tersebut yang mana dengannya engkau meyakinkan orang-orang lain."

Kctika dia sampai s~jauh itu, saya berkata, "Sava membuktikan eksistensi-Nya clengan naluri inhcren akan \'\\~jud-Nya, yang climiliki tiap manusia, baik nyata ateis atau ticlak, dalam dirinya."

"Bagaimana engkan dapat berkata clemikian?", dokter itu bertanya. "Akal tidak dapat mengetahui eksistensi benda apa saja melalui medium apa pun, terkecuali panca indra. Sudahkah engkau melihat Allah, mendengar suara-Nya, mencium-Nya, men- cecap-Nya dengan liclahmu, atau menyentuh-Nya

Pustaka

Syiah

(18)

S,;yyiu Akhtc·ll-R,c,,

--

--f"";;;:c:z~,:;;~$;~-

II

dengan tangan atau kakimu? Bagaimana orang dapat sepenuhnya mengetahui-Nya?''

"Pengingkaranmu ten tang Allah,. .. " tukas saya,

" ... karena, engkau tidak dapat merasak~m<'\ya dengan indra-indra yang telah diberikan kepada kita untuk mengetahui objek-objek, sayajuga tidak dapat merasakan-Nya dengan salah satu dari indra-indra.

Tetapi keyakinan saya adalah sekuat ketidakpercayaan engkau, yang kedua-dua tidak mungkin sama-sama benar, apakah engkau mengakui ini?"

"Pasti tentu s~a," jawabnya, "Di sini engkau atau saya yang salah."

"Baik, kalau bcgitu ... ", t~ar saya, " ... sekarang, jika engkau benar, maka tidak ada bahaya bagi sava dalam mengancammu dcngan ketidaktidhaan Allah karena ketidakpercayaanmu."

'Tidak," tukasnya, "Engkau ticlak dalam bahaya."

'Jika saya benar ... ," tanva saya, " ... apakah engkau tidak berpikir bahwa engkau akan menderita hukuman karena ketidakpercayaanmu itu, dan saya akan menerima hadiah karena senantiasa me~auh dari pendapat-pendapatmu?"

"Sangat mungkin," jawabnya.

Pustaka

Syiah

(19)

jifw.d .'ltm

H

1i"-',>;21;~~~---·---·----·----··-·-·-··-

"Berscdiakah cngkau mengatakan kepada saya," tanya sap, "Siapa eli antara kita yang lchih bijak, mcncrima kemungkinan dari kedua situasi inir"

"0\1. .. ," jawabnya, " ... kepercayaanmu adalah suatu praduga, dan pernyataan yang tidak berdasar, sementara kepercayaan saya adalah kebenaran, ber- dasarkan atas akal sehat. Saya tidak mempersepsi-Nya dcngan indra-indra saya, karena itu Dia tidak eksis. ''

"Ketika inclra-indramu ticlak dapat mengetahui Allah, engkau tidak mempercayai-Nya. Sementara saya, sebaliknya, memcrcayai-Nya karena indra-indra saya gaga! untuk membedakan-Nya. Teori yang telah membuatmu tidak pcrcaya, memaksa saya untuk memercayai-Nya," jawab saya.

"Bagaimana itu mungkin?"

"Karena ... ," jawab saya, " ... segala sesuatu itu murahlwb (rangkapan, tersusun dari bagian-bagian).

Setiap murahlwb memiliki bentuk dan warna yang menarik inclra-indra. IZarena itu, segala yang dirasa atau clikenali lewat inclra-indra, yang berbentuk dan bcnvarna, bukanlah Allah. Argumenmu untuk tidak percaya adalah bodoh karena Allah bukan seperti salah satu objck yang clapat diindra, Dia juga bukan sesuatu yang dapat diserupakan dengan apapun yang

Pustaka

Syiah

(20)

harus mengalami hukum-hukum perubahan dan kehancuran. Pasalnya, scgala sesuatu itu berada eli bawah hukum yang satu dan sama, yaitu hukum pcrubahan dan penurunan. Allah, pencipta kita, tidak dapat dipersepsi clengan panca inclra yang engkau sebutkan, karcna Dia bukan benda, yakni rnurahlwb atau diciptakan ... JiLt Dia dapat dilihat dengan mata, dan dapat dirasa dengan indra, niscaya Dia menyerupai bcnda-benda yang clapat dilihat dan dirasa oleh indra-indra karcna wt~jud rangkapan dan keterciptaan mereka. Dalam hal itu, Dia bukan lagi sebagai pencipta."

"Omong kosong apa vang engkau bicarakan?"

katanya. "Ticlak, saya ticlak dapat pcrcaya kecuali jika saya mengindranya clengan salah satu dari panca inclra ini."

Karena clia begitu keras hati bertahan kcpada teori ini, kcbodohan yang karcnanya saya berusaha tunjukkan, saya kemudian berkata, "Saya mcnuntut- mu karena cacat itu yang engkau tuduhkan kepada saya. Perkataanmu tidak berdasarkan akal sehat dan bukti-bukti. Argumen-argumenmu juga berada pada garis-garis yang sama, sebagaimana engkau pikir, argumen saya, dan karenanya engkau melakukan penentangan seperti itu."

Pustaka

Syiah

(21)

''Bagaimana bisa saya tetap bertanggung jawab karcna cacat yang sama scbagaimana engkau?" dia balik bertama.

"Di awal, cngkau ... ", jawab saya, " ... secara licik rncncela saya clengan mcnycbutkan bahwa klaim saya alas pengetahuan tentang Allah adalah tradisional murni clan tidak punya clasar yang benar terhadap fakta. Bahwa tuduhan itu sekarang dapat diterapkan kepada engkan, karena engkau bertahan pacla teori itu, bahwa bcncla yang tidak dikctahui lcwat medium indra bukan eksistcn, walaupnn bukti yang sangat kuat dapat membuktikan sebaliknya. Engkau telah mengabaikan argumen-argnmcn, dan semua pesan dari Allah mclalui para nabi dan hamba-hamba yang clisayangi Allah. Katakan kcpacla saya, "Sudahkah engkau mengm~jungi sctiap sudut clunia ini?"

"Tentu

s~a

belum," katanya.

Saya meneruskan, "Pernahkan engkau mendaki gunung atau mengunjungi angkasa, yang engkau lihat dengan keclua bclah matamu, atau berada eli kedalaman bumi? Sudahkah engkau menjelajahi clunia, menyclam ke dalam setiap lautan, melangkah melewati atmosfer? Untuk berusaha mengingkari dengan sombong eksistensi Pcncipta Yang Mahatahu

Pustaka

Syiah

(22)

dan .Mahakuasa, engkau seharusnya sudah pernah mengunjungi semua tempat ini."

"Belum," katanya, "Engkau tabu itu".

"Nah," saya berkata, "Bagaimana dapat engkau katakan babwa Dia tidak ada eli tempat itu padahal baik engkau maupun alat indramu tidak pernah ada eli sana? Barangkali, Dia bolcb jadi tinggal di sana."

"Saya tidak dapat memastikannva," jawabnya,

"Barangkali sem-ang dengan kcccrdasan yang Iuar biasa boleh jadi tinggal dan rncnctap eli salah satu tempat-tempat itu."

"Karena,'' tuar saya melar~jutkan, ''Engkau telah mengakui kemungkinan pcncipta, engkau akan, saya harap, diyakinkan untuk mcngakui kepastian. Dari pcngingkaran yang datar, kini cngkau telah sampai pacla keraguan, c!ari situ barangkali ;m·al keimanan. ''

"Keraguan ini ... ,'' dia berkata, "adalah hasil dari pertanyaan yang engkau ajukan mcngenai tempat- tempat yang indra-indra saya belum me!iltat, tctapi saya abai untuk memahami bagaimana bencla dapat dikatakan eksis terkecuali dirasakan olehnya."

"Baiklah, sayajelaskan hal ini, dan membawamu kcpada kepcrcayaan melalui medium ltalila ini."

Pustaka

Syiah

(23)

)(me

t;;- :

,{];_~\,:z-,.~1:;:;.,:--;r,

--- -- . - ---- ..

"Oh ya," t~arnya, "Cobalah. Halila akan sangat cocok karena itu adalah salah satu buah-buahan dari sains ~eclokteran, yang saya kenal dengan baik."

"Saya gunakan halila," timpal saya, "Sebab itu adalah benda yang paling de kat kepada kita. Jika ada benda-benda apa saja yang lain eli sana sebagai ganti, maka itu pun sudah membuktikan eksistensi Allah."

"Setiap benda rangkapan (murakkab) diciptakan.

Ciptaan menunjukkan pencipta. Benda, yang sebe- lumnya tidak ada, dan mcnjadi ada, dimusnahkan oleh Allah. Allah yang membuatnya clan (Allah juga) yang memusnahkan benda itu. Katakan kepada saya, apakah engkau melihat halila ini?"

''Ya, saya lihat," clia berkata.

"Dapatkah engkau melihat," tanya saya, "Apa yang ada eli bagian clalamnya?" 'Tidak," jawabnya.

"Maka pasti tidak ada biji eli dalam halila ini,'' jawab saya, "Karcna cngkau tidak melihat itu dengan

matarnu ... "

"Bagaimana bisa saya berkata begitu?" balasnya,

"IZarena boleh jadi eli dalamnya tidak ada biji."

"At au, saya erus )er a 1an, " t l t l "I . nt1 yang ersem- t bunyi eli bawah kulit dan tidak memiliki warna?"

"Saya tidak tahu apa pun," jawabnya, "Kedua- duanya boleh jadi tidak ada."

Pustaka

Syiah

(24)

).:.vy:d Akht21

... - -- - .... ·--·-·-· 9-,..,..;i:~~~:~

"Saya yakin," kata saya, "Engkau akan segera mengakui bahwa itu dapat diterima jika eli India, karena semua dokter India sependapat pada poin ini."

"Mereka boleh jadi salah dalam pendapatnya,"

katanya, "Saya tidak mengakui itu."

"Baiklah kalau begitu, tetapi engkau sekurang- kurangnya harus percaya bahwa buah ini tumbuh eli beberapa tempat eli dunia ini."

"Bumi ini adalah sama seperti demikian dan saya sudah melihat tempat eli mana itu turnbuh,"jawabnya.

Saya berkata, "Bcrsediakah engkau rnemercayai dcngan kehacliran halila ini bahwa ada lzalila-halila yang lain, yang engkau tidak lihat dengan matamu?"

"Tidak," dia me1~awab dengan keras kepala, "ini boleh jacli hanya satu-satunya dari jenisnya eli dunia."

Melihat dia dengan seng<~ja membengkokkan clengan alasan ketidaktahuan, saya bertanya kepada- nya, apakah dia pikir lzalila itu ada? Apakah itu hasil dari pohon ataukah itu me1~elma dengan sendirinya?

Datil sebab akibat

"Saya tidak bodoh untuk mengatakan bahwa halila rnevmjud dengan sendirinya. Pastinya, ia basil dari pohon."

Pustaka

Syiah

(25)

·i(,;. •. ~~

'j;'.,~~!~,¥~~~1} ---

"Artinya, engkau tclah mcngakui," kata saya,

"eksistcnsi pohon yang engkau belum lihat."

''Ya", dia berkata, "Tetapi dengan tambahan bahwa pohon halila seperti scmua bencla lain telah eksis dcngan sendirinya karena dari keabadian. Dapat- kah engkau rnenyangkal kepercayaan saya ini?"

"Ya," jawab saya, "Terkait clengan halila, sudah- kah cngkau melihat pohon yang darinya buah ini muncul? Apakah engkau rnengetahui itu dengan sempurna dan baik?"

"Ya," jawabnya.

"Apakah engkau melihat halila sebelum ia me-

\Yl~ud?" tanya saya.

"Tidak, bagaimana saya bisa?" jawabnya.

"Kalan begitu, mungkin kejacliannya demikian,"

jelas saya:

"Ketika l'ngkau melihat pohon itu pertama kali- nya, itu ticlak mempunyai halila-halila. Akan tetapi, eli waktu berikutnya engkau rnelihatnya, ia berbuah.

Karena itu, sudikah engkau rnernercayai bahwa halila- halila mewt~ud dari keadaan non-eksistensi?"

":Mengapa tidak? Saya percaya itu, tetapi saya tcgaskan, scsuatu yang mcnjaclikan halila sudah ada

Pustaka

Syiah

(26)

... , !.'· .

. (

:;,;:,;.r:::_~:

...

~-~)::'..'",),.

eli pohon, yang pada \\·akttun·a vang tepat, bcrsatu dan membentuk hali!a."

"Apakah sebelum ini engkau pernah melihar bcnih yang membuat lwli/(1 tumbuh bcrscmi?" tama saya kemudian.

"Ya, saya sudah lihat, '' jawabnva.

"Apakah cukup konsisten bagimu untuk menga- takan bah\\·a akar-akar, cabang-cabang. kulit, daun- daun dan semua buah-buahan, \·ang cligabung bcr- sama-sama, mcmuat lxuwak muatan, terlctak terscm- bunyi eli elalam benih yang begitu kecil?" tanya saya.

"Tielak, '' jawabnya. "Saya ticlak clapat mcngerti bagaimana semua ini elapat tersembll!wi eli dalam satu benih."

"Sudikah engkau mcngakui bahwa semua ini tidak haelir eli clalam benih, melainkan mewt~jucl setelahnva?"

"Ya," jawabnya. "Tctapi saya tidak mengatakan ball\\·a mereka eliciptakan olch scseorang, dan cngkau tidak dapat membuktikan itu kepada sava."

"~~lengapa tidak?" tukas saya, 'jika saya pcrlihat- kan kepada engkau rancangan atau lukisan, maLt engkau harus percaya bahwa hal itu clilakukan oleh scscorang."

Pustaka

Syiah

(27)

}~.r-~~u.; .l{nn:

-(f. ~~~~i-~~-.,

... ____ _

"Ya," jawabnya.

"Apakah itu tidak mcngc;jutkanmu, bahwa halila ini terhuat dari stanclar tetap-warna khusus, ukuran khusus, bcnih khusus, cita rasa khusus-sc;jumlah bagian dari b~jinya lunak, scmcntara separuhnya lagi keras-satu bagian menvatu dengan yang lainnya membentuk .~uatu susunan-ada lapisan di atas lapisan, tubuh eli atas tubuh, dan warna eli atas warna?

Ia mempunyai material keras yang dibungkus oleh material lumik. Strukturnya tcrsusun dari partikel- partikel yang dihimpun bersama. vVarna kuningnya sedikit keputih-putihan. Ia mempunyai kulit untuk menjaganya dari pengaruh-pengaruh luar; akar- akarnya untuk menyalurkan air embun; daun-claun- nya mcmeliharanya dari sinar matahari agar ticlak terbakar dan hangus mc1~jadi dcbu, atau dingin agar tidak menipis dan kehilangan tenaganya?"

"Bukankah yang demikian itu lebih baik," tanya clia, " ... menutupi bcnih clengan daun-daun?"

''Allah aclalah Hakim yang terbaik," jawab saya.

'Jika benih ditutup dengan daun-daun sebagaimana engkau sarankan, maka udara yang memberi benih kekuatan dan tenaga tidak akan mencapainya. Benib tidak dapat clipcngaruhi oleh hawa dingin yang mem-

Pustaka

Syiah

(28)

')1yyid A:,,;1L1r ;-z,._-;1

. ·-· ·--

--~·~i:::i.;;;.;;-·7,»

buatnya sehat bertcnaga. Sinar matahari nisca\a ticlak punva kekuatan untuk mematangkannva. Ia akan membusuk. Pengaruh-pengaruh yang berbecla ini dengan seimbang clibagi-bagi, yang mampu mengan- tarkan buah kepada kesempurnaan yang dirancang oleh kearifan clan kuasa dari Allah Yang Mahakuasa."

"Benih clalam keadaan elementcrnya,'' lanjut saya, "bukanlah inti maupun kulit. Ia bukan warna maupun cita rasa. Hanya air."

"Benar," tukasnya, "yang ini say<l tahu."

'jika Allah tidak menguatkan setetes air, yang tidak lebih besar clari pada biji sawi, mengilhami bentuknya, yang secara seimbang membagi-bagi partikel-partikelnya, maka bagaimana hisa sctctcs air yang san gat renik mencapai keadaan pertum buhan- nya yang sekarang? Bagaimana bisa mcmperkirakan bentuknya yang sekarang, yang belum tergabung karena ia bersama kulit ataupun panikel-panikeP Anggap saja, ada scjumlah pertumbuhan, tctapi itu berupa dalam ukuran dan bentuk dan hanya terdiri dari pertambahan air s<Ua. Secara ilmiah ia tidak dapat disebuh apa-apa sampai pada bcntuknva yang sckarang-pastinya, ia tidak mcmiliki bentuk yang jelas," jelas saya.

Pustaka

Syiah

(29)

Jiirwl Jtuu •

..

lii-~~~~_(j.;;..;;;

-iir--- ---

"Engkau membuktikan kepada saya," balasnya,

"melampaui senma keragu-raguan eksistensi dari seseorang yang telah menciptakan benda-benda ini.

Dalil Anda tentang perturnbuhan pohon, perkem- bangannya, caranya berbuah, bentuk buah itu, telah meyakinkan sava. Namun mengapa membuatnya pencipta yang berbeda? Mengapa tidak kita katakan benda-benda ini telah menciptakan diri-diri mereka sendiri dari keinginan rnereka sendiri!"

"Karena rancangan ini rnengarah kepada kecer- dasan scmpurna. Bukankah begitu?" jawab saya.

'''-' .ta, mernang, a ·unya, " k "I tu ·enyataannya. k "

']adi," tanva saya, "~lenurutmu, apakah cukup konsisten untuk rnengatakan bahwa kecerdasan dan kearifan sempurna mewt0ud dari non-eksistensi?"

"Tidak," jawabnya.

"Apakah engkau ticlak mengetahui ... ," tanya saya, " ... halila ini adalah luldits, yakni ticlak eksis sebelumnya, tetapi mewujud setelah itu? Dan bahwa ia juga binasa dan kern bali ke non-eksistensi."

"Ya, saya memang mengetahui ini," timpalnya.

''Halila ini bolehjadi hiidits. Tetapi saya tidak menga- takan bahwa penciptanya adalah hiidits, dan bahwa ia

Pustaka

Syiah

(30)

S:~yfid Akit;,·~- ;'._~c 'y

··

P~i~,i.'i;;;;;'

1?.

ticlak dapat menciptakan wt~judnya sendiri. :\dalah mungkin bahwa clia bisa luzdits, atau holch jacli clia wajib al-wujiid (mengada clengan senclirinYa tanpa scbab eli luar dirinya).

"Baru s<.~ja tadi," tukas saYa, '· ... engkau mengakui balma pencipta tidak dapat mcnjadi luidits, tctapi halila adalah hadits. Katakan kepacla saya sekarang, bagaimana buah sebagai benda cipraan (hadits), men- ciptakan dirinya sendiri? Ketika engkau menyatakan buah halila adalah bcnda ciptaan, i::1. tenlunya me- nuntut bahwa engkau tidak menganggapnya sebagai penciptanva sendiri. ~amun, jika engkau ketnbali mengedepankan suclut pandang argumenmu yang terdahulu, mempertahankan pendapat bah\\a buah sebagai penciptanya sendiri, cngkau seclang menga- kui apa yang pertama engkau ingkari. Engkau tclah memiliki kesadaran akan kecerdasan sempurna, mes- kipun nama yang sebenarnya dan sifat-sif~unya tidak dikenal olehmu."

"Bagaimana mungkin dikatakan saya sekarang mengakui apa yang saya tolak eli av\·alnya?" t<:uwanya.

"Begini," jawab saya. ''Ketika engkau mengakui eksistensi dari beberapa keariLlll clan kecerdasan sempurna, sebenarnya engkau telah mengakui Allah.

Pustaka

Syiah

(31)

2.4 'jifwd .'l£mu

..

.-- ... ~-~---

---

--

---

Tetapi menamakan itu dengan nama halila, alih-alih menamainya Allah. Apabila engkau telah mengguna- kan mcski dengan sedikit pcrenungan dan pemikiran, niscaya engkau menyadari bahwa halila tidak punya kuasa untuk menciptakan atau merancang dirinya sendiri."

"Punyakah engkau bukti-bukti lain selain ini?"

tanyanya, "atau cuma ini?"

"Sa\'a punya ban yak bukti," jawab saya. "Sudikah engkau mengatakan kepada saya, mengapa halila ini, Yang engkau katakan bahwa ia telah menciptakan dirinya sendiri, sama sekali tidak penting dan tidak berdaya, benda yang tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri ketika sedang dipetik, diremas dan ditelan?"

"Karena ia hanya memiliki kekuatan penciptaan dirinya sendiri," tukasnya.

'jika engkau ccndcrung untuk tetap bersikukuh dalam kekerasan hatimu, silakan lakukan; tetapi seti- daknya, yakinkan saya ketika halila ini menciptakan dirinya sendiri, apakah ia melakukannya sebelum ia mevvujud, ataukah setelah itu? Jika engkau mengata- kan setelah itu, maka pernyataanmu adalah mustahil.

Karena tidak mungkin bagi benda untuk menciptakan

Pustaka

Syiah

(32)

25

dirinva sendiri ketika dirinya sendiri sudah selesai diciptakan. Tt~juan pernyataanmu ;tclalah bahwa- sanva lw!ila membuat dirinva sencliri clua kali. Itu akan berarti bahwa usaha pertamanva terkandung clalam penciptaan dirinya sendiri, dan ketika itu sudah siap dan tercipta, itu menciptakan dirinya lagi.

Ini adalah teori yang paling asburd clan mustahil- yakni, perolehan dari ~·ang sudah siap diperolch ( tahsil-P tahsil). Jika engkau katakan bah\\'a !tali/a menciptakan dirinya scndiri scbelum hali!a itu me- wujud, maka ini bcnar-benar bodoh. Karena hali!a itu scbelumnva adalah mutlak tidak ada scbelum halila it u mewt0ucl. Bagai mana bisa m ungkin be ncb vang tidak cksis menciptakan bencla \ang lain? Engkau menganggap kepercavaan saya pada sesuatu yang eksis yang menciptakan sesuatu yang tidak eksis lain adalah mustahil. Tetapi engkau tidak mcmpertim- bangkan kepercayaanmu itu sendiri, menyangkut sesuatu yang tidak memiliki scbuah kekuatan untuk menciptakan benda yang sudah eksis, sebagai musta- hil dan dungu.Jadikan dirimu sendiri sebagai hakim, dan katakan kepada saya teori siapa yang mustahil clan tidak rasional."

''Teorimu adalah yang paling bcnar," timpalnya.

Pustaka

Syiah

(33)

"Lantas, mcngapa engkau tidak menerimanya?"

kata sava.

"Sava tcrima," j~m·abnya. "Saya sudah cukup jelas mengenai kcbcnaran dan kc:jernihan akan f~lkta balm·a segala sesuatu tcrmasuk lzalila, tidak dicipta- kan okh cliri mcrcka scndiri clan tidak bergantung kepada diri mereka scndiri dalam pcrtumbuhan dan fungsinY<L ::-\amun kcraguan timbul dalam aka! saxa bahwa pohon boleh jadi scbagai pcncipta clari halila, karena lwlilo adalah basil clari pohon".

''Baik,'" kata saya. "Siapa vang mcmbuat pohon?''

"Halila yang lain," jawabnya.

"Ini semua sama, jika ticlak menentukan batas, rnaka argumen-argumcn kita pasti berputar-putar clalam lingkaran, tidak mempunyai sasaran atau tu- juan . .Jika engkau ingin sampai kepada kesimpulan,

percayalah pencipta tcrsebut adalah Allah, maka berakhirlah rantai argumcn. Jika engkcm lebih suka kepacla kcpercavaan vang cngkau akui agar tidak sampai pada keputusan final, maka saya akan me- nanyakan engkau sekali lagi tentang itu."

'Tanvakan kcpada saya," katanya.

"Bukankah ticlak bcnar bahwa pohon tumbuh berscmi clari lza!ita, setclah halila menjadi punah?"

Pustaka

Syiah

(34)

S:Jyyid Akht:::( f\1:'\

- ~-.,.;.;;:~~,.,t;j','i;;~'. ;~

27

"Ya."

"Pohon tersebut hidup kira-kira ratusan tahun setelah kematian halila, (yang engkau anggap sebagai pencipta pohon). Katakan kepada saya, ketika itu, siapa yang memelihara pohon dan merUadikannya besar dan kuat? Siapa yang akan memberi makan kepadanya, menjaganya dan memberi daun-daun?

Sudah tentu engkau mengatakan bahwa adalah Dia Yang menciptakan itu. Jika engkau menyebut halila sebagai sang pencipta, dan mengatakan bahwa benda mati mengatur benda-benda yang disebutkan di atas, maka kata-katarnu tidak bermakna. Karena kata-kata 'pencipta' dan 'penjaga' bermakna satu dan sama, dan mustahil bagi pencipta \ang mati dapat mcnjacli per~aga. Lebih-lebih lagi, pohon baru mulai turnbuh hanya ketika halila mulai hancur dan mcmbinasakan dirinya sendiri. Ketika pohon mcncapai pertumbuhan yang pcnuh, benih halila mati. Dalarn hal ini, tolong katakan kepada saya, siapa yang akan tetap merUaga, memberi makan, dan merancang pohon?"

"Hal itu saya tidak dapat katakan," jawabnya.

"Kenapa engkau tidak percaya," lanjut saya,

"Bahwa itu adalah Allah Yang Mahakuasa? Tcntunya engkau tidak punya lagi keraguan yang melekat pada akalmu."

Pustaka

Syiah

(35)

"Saya punya sejumlah kcraguan," katanya lagi.

"Engkau belum menm~jukkan kepada saya bukti- bukti yang rneyakinkan tentang eksistensi-Nya."

Keutamaan akal atas indra

']ika cngkau akan tetap bertahan pada teorimu yang mustahil bahwa segala scsuatu yang ada harus diketahui mclalui medium pancaindra, saya katakan kepadamu bahwa indra tidak akan dapat mcngctahui bcnda apa pun kccuali melalui medium aka!. Aka!

mcrupakan pemandu sejati. Akallah yang mampu menghubungkan scmua bencla. Pernyataanmu sangat bertolak belakang dari hal ini. Engkau berpendapat bahwa aka! tidak mempunyai kuasa apa pun untuk mengetahui segala scsuatu tanpa melalui perantaraan pancaindra. Sungguh pernyataan yang keliru."

"Argumenmu sama sekali merupakan argumen yang baru," tukasnya. "Sebelum saya akui, saya punya rincian-rinciannya."

"K1.lau demikian, mari saya mulai mcmberimu sebagian," t~jar saya. "Semcstinya engkau harus tahu bahwa ketika satu indra atau bahkan jika semua indra menjadi tidak berguna, telinga tuli, mata buta.

daya penciuman lenyap, maka akal sendirian yang

Pustaka

Syiah

(36)

mengatur fungsi tiap-tiap inch·a. Aka! ham·a mern- bimbing scseorang untuk mclakukan hal khusus atau menghindarinya, dan hal-hal vang dilakukan dengan petunjuknya membawa basil yang sangat bermanfaat."

"Argumenmu tampaknya sangat kuat. tetapi terangkan itu kepada saya secara lebih terpisah dan ringkas."

"Baiklah. Apakah engkau tabu bahwa aka! tents hidup ketika indra-indra mati~·· tanva saya.

"Ya," jawabnya, "Tetapi perasaan clan pengcta- huannva akan segala sesuatu akan hinasa clengan binasanya indra-inclra. Misalnya, telinga dapat mcn- clengar tetapi ticlak begitu dcngan aka!; ia tuli tanpa telinga."

"Apakah engkau tabu?' tam·a sa\·a, " ... ketika seorang ibu melahirkan bayi, indra-indra bayi tidak mempunyai kekuatan untuk lx·nindak. lndra-indra sungguh tidak layak untuk melakukan fung-;i a.pa pun pada periodc kchidupan itu."

"''

r

a, saya ta 1u, I ". ynva b nya.

"Katakan kepada saya, ., sam bung saya. "indra- indra mana yang mcngilhami bavi menangis untuk

Pustaka

Syiah

(37)

mendapatkan air susu, clan mcnjadi riang dan ceria ketika itu menghisapnya? Indra-indra mana yang membuat gairah burung-burung pemangsa, dan burung-burung yang memakan biji-bijian untuk memberi makan kepada sesamanya yang lebih muda, masing-masing dengan claging dan berbagai jenis biji-b~jian? Kenapa yang satu diberi makan dengan claging, dan jcnis lain yang lcbih kecil dengan bUi- bijian? \Iengcnai 'burung air', mcngapa mereka mampu bcrenang eli atas permukaan air, dan mereka yang menempati daratan tenggelam dan mati ketika tcrlempar ke dalam air? Ketika semua makhluk mem- punvai inclra-indra yang sama, bagaimana mungkin burung air memperoleh manfaat yang lebih besar dari bunmg darat? Kenapa burung-burung eli uclara mati, jika dimasukkan ke dalam air dalam waktu yang singkat, dan ikan-ikan, yang mcnghuni laut, akan mati jika clikeluarkan clari air dalam waktu vang singkat? Bukankah karakteristik-karakteristik dari indra-inclra yang berbcda tdah menyangkal teorimu tentang semua kekuatan mercka, dan menunjukkan adanya kecerdasan yang lebih besar, kecerdasan yang telah mcnciptakan spesies burung-burung dan ikan ini, dengan sengaja menakclirkan bahwa yang satu harus hidnp eli darat clan yang lain eli dalam

Pustaka

Syiah

(38)

air-Yang telah menciptakan kondisi lingkungan yang cocok dengan kcbutuhan mereka? Jika imh·a- indra itu konsistcn mempunyai kckuatan penuh, niscaya mereka sudah mempcrlihatkan kesamaan perilaku dalam sernua spcsies. Juga apakah engkau belum mengarnati semut yang tidak pernah melihat air, mulai berenang ketika terlempar kc dalamnya, dan manusia kuat dan pandai Yang tidak mengctahui cara berenang, tenggelam ke clasar, dan timbul ke pcrmukaan air me1~jacli tubuh yang mati? Sckarang jika teori bahwa segala sesuatu clapat diketahui olch indra-indra aclalah bcnar, lantas mengapa manusia kuat, arif, clan berpcngctahuan ticlak mcnggunakan indra-indranya agar dapat menyclamatkan hiclupnya sepcrti yang sernut lakukan? Apakah engkau _juga ticlak tabu bahwa ~' gudang harta ~lrurl_h<::ilrifan, ada pada anak binatang liar dan begitu juga anak manusia? Akallah Yang mengilhami bayi menangis untuk merninta air susu, burung-burung b~ji-b~jian untuk membcri makan clcngan b\ji-bUian clan hewan- bcwan pcmakan daging untuk lllcmangsa daging."

"Saya tahu hanya ini," tukasnya, "bahwa aka!

hanya dapat mengetahui bcnda-bcnda melalui inch-a- inch-a."

Pustaka

Syiah

(39)

;

-

·!rr(.·:· ;l!<

"Engkau tctap bcrsikukuh pada argumenmu vang berpihak kepada indra-indra, walaupun pernah engkau mengakui bahwa akal yang membirnbing indra-indra. Baiklah kalau bcgitu, sekarang saya akan mcmbuktikan kepaclamu sehubungan dengan indra- indra ini yang mercka tidak mampu mengetahui apa pun selain benda-bcnda ekstcrnal s~ja. Mereka tidak mendapat jalan 1mtuk mengetahui eksistensi hal-hal yang tidak terlihat olch mata, seperti Alldli Yang Mahakuasa dan ji\\'a. Karena alasan inilah, Pencipta telah menghadiahkan kita akal dan mcnetapkannya melalui mediumnva 'lhuah'-Nya (bukti-bukti akan cksistensi-),\ a).

Tentang planet-planet dan gerakan-gerakannya

''Dia telah menciptakan indra-indra yang de- ngannya rnereka bisa mengamati kondisi-kondisi eli luar (clirinya) dan dapat mcndukung keberadaan-

='Jva. Kctika mata mengamati ciptaan clengan semua bagiannya, itu mcnarik pcrhatian akal ke situ. Mata melihat ol~jek bcncla-bcncla angkasa bcrtahan dalam posisi tanpa penyangga vang sangat nyata dan jelas.

ketcraturan gerakan, rotasi dan revolusinya-mercka ticlak tcrtinggal eli bclakang sehingga mereka mel~u

Pustaka

Syiah

(40)

'·' .. / ·. j ~\ ',:

lebih de kat mcnghampiri kita, dan tic!ak mendah ului lebih jauh schingga mercka bisa meng·;:dami kcru- sakan scdikit pun. Jarak mereka elari kita tctap tielak berubah dan begitu juga kondisinya. ~Icrcka tielak tua atau usang walau bcrabad-abad silih berganti malam dan siang telah berlalu. Sudut-suclut atau pinggir-pinggirnva tidak jatuh ke bawah. Gerakan dari tt~juh planet juga bcrgan rung kcpada rotasi dari angkasa. ~creka menukar tcmpat1wa seriap hari, setiap bulan, dan setiap tahun. Scbagian sangat ccpat dan sebagian sangat lambat, tctapi tidak ada yang terlalu Iambat dalam gerakan1wa. :'vtcreka scmua kembali ke orbit semula usai mclakukan tugas tctap- nya dengan tanpa penyimpangan, scbagian mcrcka menempuh jalannya ke arah utara, dan kadang- kadang ke arah selatan. :\Iereka terlihat suram eli siang l1ari dan dapat dilihat di malam hari.

"Penampakan matahari dan bulan eli tempat- tempat tertentu eli \\·aktu tertcntu sebagaimana di- mengerti oleh orang-orang itu vang mengcnal haik ilmu astronomi, yaitu orang-orang yang dianugerahi dcngan kekuatan pikiran aclalah pasti lmkan basil- basil dari pengctahuan dan kehcndak manusia mana pun. :\Jcrekajuga tidak bcrpikir bah\\'a pcmdiclikan-

Pustaka

Syiah

(41)

'·:•t·. _)~.'I!J:

,·,·--::::~~·~t--~.:::.1~:~~-"

pcnyclidikan, pencarian-pencarian atau penelitian- penclitian dari makhluk manusia mana pun dapat menghasilkan sesuatu seperti fenomena. Jadi, dengan mclctakkan setiap sesuatu untuk mengt~i dengan keras dan meneliti dengan ccrmat clalil-dalil akal, dan menvimpulkan bahwa pasti ada Sesuatu yang telah mcnciptakan alam semesta yang paling mena~jubkan ini, Yang mcmclihara angkasa raya dalarn posisi alami mcrcka, yang mcnccgahnya jatuh ke Planet Bumi.

Bcrsama-sama clcngan angkasa raya Dia tclah mencip- takan planet-planet clan bintang-bintang."

Tentang bumi

"Kcmudian, ketika mata mengamati bumi yang cemhung, clan mcmbcritahukan kepada akal tentang pcngamatannya, aka! merasa bahwa penegak bumi clalam bentuknya vang sekarang ini pasti Dia yang telah menetapkan itu dalam tempatnya yang tetap dan mcnccgahnya keluar clari ruang angkasa, dan bahwa Dia pasti sarna clengan Yang mempertahankan angkasa raya yang bcrada eli atas kepala dalam posisi yang kukuh. Aka! juga merasa bahwa jika ticlak ada penegak benda-benda ini, Bumi berikut bobot clari semua yang dimiliki scperti gunung-gunung, pohon-

Pustaka

Syiah

(42)

pohon, laut-laut, pasir-pasir, dan lain-lain, mscaya dengan mudah diporakporandakan. Aka], dengan pertolongan mata, memutuskan bahwa pencipta dari Bumi pastilah Dia yang menciptakan angkasa raya ... "

Tentang angin

"Kemudian lagi telinga mendengar suara ge- muruh pusaran angin, dan yang lembut clan semilir menyenangkan. Mata rnelihat angin itu mcnum- bangkan pohon yang awalnya kuat, merobohkan gedung-geclung paling kokoh clan mcnyapu bukit- bukit pasir ke daratan dari satu tempat ke tempat lain. \Valaupun mata mengamati semua gerakan ini, namun tidak clapat melihat siapa pun yang mcla- kukannya. Telinga mendengar tidak seorang pun.

Ticlak juga indra-indra yang manapun clapat melacak kchadiran-Nya . .Mata tidak mampu melihat udara karena jangkauan luasnya, dan tangan tidak dapat menggenggam itu, karena ia tidak padat. Mata, telinga, dan indra-inclra tidak dapat mengetahui apa pun tanpa bantuan akal. Akallah yang mengatakan bahwa ada Yang mengendalikan semua bencla ini.

Ketika indra-indra menyampaikan kesan-kesannya kepada akal, akal dcngan bijaksana berpikir bahvva

Pustaka

Syiah

(43)

angm tidak lwrhembus atas ar~jurannya sendiri. Ia berpikir, scanclainya angin berhembus atas anjuran- nya scncliri, maka angin akan berhembus dengan terus menerus dan tanpa sebentar pun berhenti.

Karena itu, dibuktikan dalam filosofi sains alam, bahwa clava alami tidak berhenti, kecuali ditahan oleh snatu claYa yang lebih bcsar. Lagi-lagi, ia pun ticlak mcrobohkan sat u bencla clan membiarkan yang lain tanpa gangguan, dan rncruntuhkan satu pohon clan ticlak meruntuhkan pohon yang berikutnya-itu sudah mer~jangkau satu bagian daratan dan tidak

mer~jangkau bagian claratan yang lain. Merenungkan yang demikian, akal bcrkesimpulan bahwa ada yang rnengendalikan angin, mcnggcrakkannya ataupun mcnghentikannya scbagaimana yang Dia kehendaki, mengirim atau menariknya kembali aliran-alirannya dari siapa saja vang Dia suka .. Kembali ketika akal melihat bahwa angin terhubungkan dengan angkasa dan keajaiban-ke~aiabannya, tanpa ragu memutuskan bahwa pencipta angin adalah Dia Yang menciptakan dan menegakkan jagad raya dan scmua ke~jaibannya.

Tentang gempa bumi

"Sama halnya ketika mata, telinga dan indra-indra lain bcrsatu memberitahu aka! tentang gempa bumi,

Pustaka

Syiah

(44)

•,;oyy.~

--~~·~l:;;;.;c-~;.

ra menggambarkan guncangan bumi yang kuat, dengan gunung-gunungnya, laut-laut dan benda- benda besar lain dari miliknya, dan atas dasar fakta bahwa bumi merupakan bcnda besar padat tanpa celah-celah atau bagian-bagian yang tidak rnenyatu, namun begitu satu bagian bcrgetar-getar dan bagian yang lain tetap tegak. Dapat merobohkan bangunan- bangunan eli satu sisi clan tidak di sisi lain. Scbagai hasilnya aka! menyimpulkan b<dl\\'a z~,, Yang Yang rnenggetarkan satu kawasan dacr<d1 d~Fl bumi dan menyclamatkan vang lain adalah Dia t'ang meng- gerakkan angin dan mcngenclalikan udara dengan menahannya atau tidak, menurut kepacla keinginan- Nya. Dialah yang merancang dan mengatur <mgkasa raya dan bumi dan semua benda yang berkaitan dcngan mereka. Aka! memastikan bahwa sangatlah tidak mungkin bagi bumi untuk mengguncangkan dirinya sendiri. Karena secara alamiah ia tidak akan pernah berguncang dengan sendirinya . .Jika ia tidak tegak secara alamiah, maka ia senantiasa ticlak akan pernah berhenti berguncang. IZarena konclisi alami clari segala sesuatu selalu dalam keadaan tetap. Dengan clemikian, hal itu memhuktikan kepacla aka! bahwa Dialah yang rnencipt:1.kan clan merancang bumi sekali- gus mengguncangkan atau tidak suatu kawasan.

Pustaka

Syiah

(45)

.,

,)

/ih,_,.d

J{t!l(J

~~~i:~V~~~~.;---. -~----·~~-·~--- ·-~---

--

Tentang awan dan turunnya hujan

"Kemuclian, mata mengamati tanda keajaiban lain akan keberadaan Allah pada awan yang dengan perintah-)Jya cligantungkan seperti asap di atas kepala antara bumi dan angkasa raya. Ia tidak memiliki tubuh untuk membentur gunung; melintas melewati pepohonan tanpa menggetarkan atau menempel ke pohon; sering sekali mclintasi kafilah-kafilah, dan kctika ia gelap dan tebal, mengaburkan jalan mereka.

V{alaupun ringan penampakannya ia mengangkut air dalam jumlah yang sangat banyak. Kualitasnya sang!lt tinggi dan sangat menakjubkan. Membawa tak terhitung banyaknya petir, kilat, salju, hujan es, (timbunan) embun yang sangat banyak, sehingga dengan demikian, imajinasi manusia tidak dapat sepenuhnya memahami rahasia-rahasianya ataupun

keajaiban-kec~aibannya. Membumbung sangat tinggi di kawasan-kawasan dari angkasa; kadang-kadang terlihat berpencaran, kadang-kadang dalam posisi bersatu. Gerakannya bcrgantung kepada angin yang diatur oleh kchendak Allah Swt. Melalui pengaruh- nya, kadang-kadang awan naik tinggi dan turun rendah, dengan tidak membiarkan jumlah air yang diangkut, jatuh ke bumi. Ketika tetjadi, ia mengalir

Pustaka

Syiah

(46)

ke bawah berupa htuan. Sering sekali kita lihat awan berarak eli atas menaungi kota-kota besar, kota-kota kccil, dan tempat-tempat lain tanpa membiarkan bahkan setetes air pun jatuh ke bawah. Ketika telah menyebar eli atas daratan ratusan mil, mulailah turun ht0an tetes demi setetes, clan kadang-kadang dalam bentuk ln~jan lebat. Kadang-kadang ln~jan turun tents mencrus sehingga bendungan-bcndungan, kolam-kolam, jalurjalur air clan sungai-sungai mc- luap, dan jalanjalan clibar~iri, dan gunung-gunung air tampak berdiri eli depan mata. K.adang-kadang hujan turun discrtai dengan gemuruh schingga teling-a ditulikan deng-an raungan clan halilintanwa.

l__1 ( J (_ I

Dengan lnuan, Allah menghiclupkan kcmbali cla- ratan gersang, mengubah warna clan pakaiannya dengan kehijau-hijauan, rerumputan yang rnerupa- kan makanan hewan-hcwan, mulai tumbuh bersemi.

Setelah ln~jan berhenti, cnran-awan bubar mcnjauh, clan perlahan-lahan mcnjadi ticlak dapat dilihat clcngan mata. Ticlak seorang pun mcngatakan ke- mana mereka pergi.

"Pcngamatan-pcngamatan ini scgcra disarnpai- kan kepada pikiran, melalui mata, kcmudian aka!

mulai merenungkannya. Akal memikirkan bahwa

Pustaka

Syiah

(47)

'j'i{;-dd l.lnu;

__ ,-';~~·~~-~---

jika gerakan-gerakan dan fungsi-fungsi dari awan- awan mewujud dari mereka sendiri dan tidak diatur oleh suatu kearifan sempurna, niscaya mustahil bagi awan untuk mengangkut setengah timbangan air.

Dengan demikian, jika awan mencurahkan ht~jan

dengan sendirinya, maka ia tidak pergi jauh dari tempatnya, dan niscaya tidak menghtyani setetes demi setetes, tetapi sebaliknya mencurahkan air ke bawah semua seketika eli atas kawasan lokal, karena ia tidak mempunyai kecerdasan, dan tidak clapat memperkirakan ke depan hasil dari hujan secara seketika. Dalam hal ini, akal berpikir bahwa dengan begitu, gedung-gedung niscaya runtuh, hasil sayur- mayur porak-porancla, sebagian daratan tergenang, dan yang lain sudah ditinggalkan akibat gersang clan tanclus. Dengan begitu, akal menyimpulkan bahwa pencipta clari semua benda ini pasti satu dan sama.

Karenajika terclapat lebih dari satu, katakanlah dua atau tiga, maka sudah menimbulkan perbedaan- perbedaan dan ketidaksepakatan-ketidaksepakatan dalam periode yang sangat panjang menyangkut pengaturan fungsi-fungsi ini. Sebagian niscaya lebih lambat daripada yang lain. sebagian benda-benda eli ketinggian turun rendah, dan benda-benda lebih rendah mengambil tempat-tempat yang lebih tinggi.

Pustaka

Syiah

(48)

41

Sebagian planet-planet (berkebalikan dengan semua aturan-aturan yang sudah ditci1tukan) terbit alih-alih terbenam, dan sebagian terbenam, alih-alih terbit.

Pcndek kata, kesatuan rancangan begitu tampak nyata clalam ciptaan, mcyakinkan aka! akan fakta bahwa pencipta clari semua bcncla yangjelas tampak terlihat mata clan benda-benda yang samar serta

ke<:~jaiban-keajaiban alam semesta, adalah Dia Yang sudah eksis dari keabadian sebelum benda apa pun cliciptakan. Dialah pencipta clan pcnegak langit, pencipta clan perancang bumi, serta pencipta dari semua benda yang tclah saya sebutkan tadi dan bencla-bencla lain terlalu banyak untuk disebut satu per satu," papar saya.

"Demikian juga, mata mcngamati silih berganti- nya malam dan siang mengikuti satu sama lain dcngan ketidakmungkinan perubahan dalam kcteraturan dan kondisi. Ylata melihat malam dan siang bcr- gabung satu dengan yang lain dalam waktu-waktu teratur, kepelikan cahaya bendcrang dan kegelapan, pendek maupun panjang mercka yang berubah- ubah. Mata melihat bintang-gemintang dan planet- planet tidak rusak oleh pergantian siang dan malam ini, me~elang datang dan mulai berlangsungnya musim-musim yang berbeda, awal dan akhir musim

Pustaka

Syiah

(49)

42 'Mud J[mu

..

~-".,;:;i.::t;!.~-,~~---·---···--

- -

yang tidak berubah-ubah. Akal-dengan indra na- luriah yang diberikan kepadanya oleh Allah Yang :Mahakuasa-menyadari eli balik semua keraguan, bahwa pencipta clari semua kearifan yang sempurna ini pastilah Zat Yang Mahakuasa, Maha Mengetahui, Mahakekal abadi, yakni Allah. Akal berpikir, sekira- nya pencipta itu eksis lebih dari satu, maka setiap pencipta niscaya ticlak menganggap bernilai apa pun ciptaan milik pencipta lain, clan berusaha meng- ungguli yang lain dalam rancangan. Jadi, alih-alih keteraturan dan keserasian, yang muncul malah ke- tidakteraturan dan kekacauan ... Telinga juga mendengar pesan dari Allah melalui para nabi yang membenarkan kesimpulan akal. Telinga menclengar bukti seperti hahwa Allah Pencipta ticlak mempunyai istri maupun anak dan tidak juga sekutu bagi-Nva.

Pesan itu menghunjam ke akal untuk menyadari kebenaran," kata saya menutup penjelasan.

"Apa yang engkau gambarkan," sambutnya,

"adalah hal-hal sangat mena~jubkan, hal-hal yang saya belum pernah dengar sebelumnya. Tetapi masih saya ragu untuk menerima apa yang engkau katakan, kecuali engkau memberikan lagi kepada saya bebe- rapa bukti-bukti yang meyakinkan."

Pustaka

Syiah

(50)

43

"Baik," kata saya, "ketika engkau merasa dirimu sendiri tidak dapat menyangkal atau menemukan kesalahan dengan pe1~jelasan-penjelasan saya dan rnulai menyirarni argurnen-argumenmu, saya yakin akalmu akan meyakinkanrnu dalam \\'aktu singkat, insya Allah, akan kebenaran bahwa indra-indra itu tidak dapat mengetahui apa pun tanpa pertolongan.

Sekarang katakan kepada saya, pernahkah engkau mengalami mimpi dimana engkau sedang memakan sesuatu dan menikmati rasanya yang enak?"

''Ya," jawabnya.

"Pernahkah engkau bermimpi bahwa engkau sedang tertawa atau menangis tersedu, sedang mela- kukan perjalanan eli negara-negara yang dikenal atau tidak dikenal, menyadari negara-negara tersebut yang engkau sudah lihat dan ketahui?''

''Ya, saya sangat sering mengalami mimpi-mimpi seperti itu."

"Pernahkah engkau menyaksikan dalam mimpi- mimpimu sanak sauclara, orang tua atau sauclara- saudara yang telah lama \\'afat, dan mengenal mereka sebagaimana engkau kenai pada masa hidupnya?"

"Mengapa tidak? Saya banyak mengalami mimpi- mimpi seperti itu," serunya.

Pustaka

Syiah

(51)

"Baik, kabu begitu, yang manakah dari inclt-a- inclramu van\! merasakan orang yang mati dan me-

, ( J (._ '

nunjukkannp kepada aka! bahwa ia dapat mengenal- nya clan berbicara clengannya? Indra manakah yang mcnikmati makanan, mengenal negara-negara yang diketahui dan tidak diketahui, yang melaluinya ia melakukan perjalanan? Indra manakah yang me- nangis dan terta\\'a?" desak saya.

"Sava bingung," ja\\abnya. "Saya tidak dapat menjawab indra saya yang mana (clalam keaclaan tcrticlur) rnclakukan hal-hal eli atas. Faktanya ketika seseorang tertidur, dia seperti orang mati, dan clalam konclisi itu, sangatlah tidak mungkin bagi indra- indra untuk dapat mcrasa. mengetahui, melihat atau

cl "

men engar apa pun.

"Katakan kcpacla saya, kctika terkejut, engkau terbangun dari tidurmu. Bukankah engkau meng- himpun kembali mimpimu untuk menceritakannya kepada relasi-relasi dan teman-temanmu, dengan tidak lupa sama sekali?" tanya saya lagi.

"Ya, kadang-kaclang saya melihat sesuatu eli dalam mimpi dan sesuatu yang sama lagi dalam keadaan tetjaga," jawabnya.

"Baiklah," kata saya, "indra-indra manakah yang memberimu kcnangan ketika indra-inclra ini ticlur?"

Pustaka

Syiah

(52)

"Tidak ada satu pun," jawabnya, "nampaknya ada kekuasaan di dalamnva."

"Tidak dapatkah engkau rnelihat sekarang," kata saya, "Itulah akal yang menyaksikan semua benda ini, rnengingat (dalam keadaan bermimpi) ketika sege- nap indra rnenghentikan akti\itas? Tidakkah engkau mengetahui bahwa aka! telah diberkahi dcngan dalil, yang dengannya Allah menetapkan ht~jah-Nya?"

"Apa yang saya lihat eli dalam mimpi ticlaklah substansial seperti surab (fatamorgana), dari kejauhan tampak air beneran, tetapi dalam jarak dekat yang clitemukan hanyalah pasir."

"Bagaimana engkau membuat pcrbandingan, ketika dalam rnimpimu engkau menikmati cit~1 rasa berbeda?" tanya saya lagi.

"Karena ketika saya mcndekati surab itu, saya menemukan hanya pasir, dan ketika saya bangun saya temukan ticlak ada apa pun dari itu yang saya lihat dalam mimpi.''

"Baik, jika saya berikan engkau contoh clari apa yang engkau nikmati dalam mimpi, dan yang mem- buatmu gerah, maka bcrsediakah engkau memercayai realitas mimpi-mimpi?" tanya saya.

"Ya, kenapa tidak?" jawabnya.

Pustaka

Syiah

(53)

''Katakan kcpada sava," kata saya, "ooopernahkah engkau eli dalam mimpi tinggal dengan seorang wanita yang dikenal clan tidak dikenal?"

"Sering sekali,'' jawabnyao

"Apakah engkau tidak merasakan sensas1 yang sama persis yang berasal dari kepuasan kenikmatan bersetubuh dalam keadaan bangun, dan tidakkah bekas-bekas j<=:jak yang ditinggalkan sama?"

"Ini menyangkal argumen mengenai surab, kare- na yang kedua ini adalah sungguh tidak nyata-ketika seseorang mendekat, ia lenyap menghilango Tetapi eli sini kasusnya sangat berlawanano Perbuatan eli dalam mimpi meninggalkan jejak untuk membuktikan rea- Etas sensasi," jelas sayao

"Mereka yang bermimpi," katanya, "0 0 omelihat benda-benda sama yang inclra-indranya sudah pernah menyaksikan eli dalam keadaan terjaga sepenuhnyao"

"Bagus sekali, engkau memperkuat argumen saya, ketika engkau mengakui kemampuan akal untuk memahami dan mengenal benda-benda yang mana indra-indra (ticlak lagi seclang bekerja) tidak mem- punyai kenangano Kenapa engkau pertama-tama ber- pendapat bahwa aka!, bahkan dengan pertolongan indra-indra dan dalam keadaan sepenuhnya bangun,

Pustaka

Syiah

(54)

S1yy'd Akhu:· ~,,z •. -;

-·-·- ···--·--·----·--·--·~~*~--..-;t;

47

tidak memiliki kekuatan ini, dan bahwa mereka itu hanyalah indra-indra yang memahami semua benda ini? Sudikah engkau mengatakan kepada saya siapa (ketika indra tidak berfungsi) yang memberikan kekuatan ini kepada akal yang tidak mempunyai baik telinga maupun mata? Karena sekarang engkau mcngakui bahwa itu adalah akal Yang melihat wanita dan yang menikmati kesenangan pcrsahabatannya walau sekalipun indra-indra tidak beke1:ja?"

"Adalah tolol mengakui pengetahuan dari akal ketika indra-indra sedang tenidur, dan kemudian mengingkari itu ketika indra sedang terbangun.

Seorang yang berdalil pasti mempercayai bahwa akal adalah r~a, dan pengatur utama dari indra-indra.

Bagaimanapun juga dia boleh jadi bodoh, karen a dia tidak dapat mengabaikan fakta bahwa tangan tidak dapat mencabut mata, tidak dapat memotong lidah, dan juga indra-indra yang mana saja tidak dapat mempunyai kekuatan apa pun untuk berurusan dengan bagian tubuh yang mana pun tanpa izin, ilham, dan kendalinya. Allah tclah menciptakan akal sebagai pengawas tubuh, dan tubuh hanya dapat merasa, melihat, atau mendengar melalui wakilnYa.

Jika akal membayangkan ancaman, maka tubuh

Pustaka

Syiah

(55)

ticlak dapat maju dan clemikian pula hal sebaliknya.

Hanya melalui mccliumnya inclra-inclra itu beket~ja.

Mereka patuh kepada perintah-perintahnya. Jika aka!

melarang mcreka untuk bertindak, dengan segera mereka patuh. kepada perintahnya. Ttu adalah akal yang ketika scdih bercloa, clan (ketika) gembira ber- gairah. Sekalipun kehilangan atau ketergangguan indra-indra, akal tetap utuh. Tetapi jika akal tergang- gu maka indra-indra mengalami hal yang sama. mata tidak dapat mclihat dengan benar dan telinga tidak dapat memahami," papar saya panjang Iebar.

"Saya harnpir ticlak percaya", katanya, "bahwa cngkau mampu mcmbahas pcrtanyaan-pertanyaan sulit ini tanpa kekacauan. Argumenmu sangat clegan sepertinya ~amJ??ck ~<.tk c!<lPAt dis_angkal."

"Dengar, saya akan lebih kukuh lagi meyakinkan engkau yang menyangkut kebenaran clari apa yang saya sudah utarakan, clan hal-hal yang engkau sudah lihat dalam mimpi-mimpimu."

"Lakukanlah," serunya. "Saya tidak sedikit pun terkejut dengan kefasihanmu berbicara."

"Ketika engkau tengah memikirkan panggilan apa pun ... ," tanya saya, " ... atau memikirkan rencana- rencana untuk membangun atau mendirikan sesuatu,

Pustaka

Syiah

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada variabel lainnya, CAR, FDR, ROA, dan ROE tidak menunjukkan perbedaan kinerja antara satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah spin-off, dengan nilai

Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ketika variabel sikap pada informasi dijadikan setelah dikontrol (dibuat konstan) nilai koefisien korelasi intensitas

Produktivitas dari suatu perusahaan jika digunakan secara efektif dengan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk setiap modal kerja maka akan

Tujuan penelitian ini adalah memetakan lokasi dan kapasitas dari informasi inventarisasi mata air di Kecamatan Cidahu, mengkaji variasi dari data deret waktu mata air yang

Bila anak kita sudah dicurigai ditemukan bakat kelainan Autism sejak dini atau beresiko terjadi autisme, mungkin bisa saja menunda dahulu imunisasi yang mengandung thimerosal

Penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui dan memahami karakteristik santri lansia dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an di Majelis Ummahat Ishlahunnisa’ Ngebel Yogyakarta; 2)

Kalau alat2 yg digital, itu yang dibuat dan bekerja didasarkan pada prinsip digital, ini lebih gampang dari analog, tapi sekarang ini analog menjadi trend lagi, karena digital

Dapat peneliti menyimpulkan bahwa media box cuaca ini dapat mempengaruhi proses belajar siswa dan menumbulkan motivasi, semangat belajar peserta didik dengan