BAB II
GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU
II.1 Profil PDAM Tirta Darma Ayu II.1.1 Sejarah PDAM Tirta Darma Ayu
Bermula pada tahun 1932 dibangunlah sebuah instalasi pengolahan air di Kabupaten Indramayu dengan kapasitas 20 liter/detik dan sumber air bakunya berasal dari saluran irigasi kali Sindu Praja. Pada masa itu pelayanan air bersih masih terbatas hanya untuk kalangan bangsa Belanda saja. Hingga akhirnya pada tahun 1945 setelah bangsa Indonesia merdeka, pengelolaan air minum yang selama ini dikelola oleh bangsa Belanda diambil alih oleh Pemerintah Indonesia dalam hal ini Dinas Air Minum Kab.
Indramayu. Kemudian dalam perkembangannya, kebutuhan air bersih bagi masyarakat senantiasa terus meningkat, maka pada tahun 1979 di Kabupaten Indramayu dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) berkapasitas 70 liter/detik.
Pengelolaan Air Bersih ini dalam perkembangannya kemudian menjadi tanggung jawab dan wewenang PDAM Kabupaten Dati II Indramayu sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Dalam Negeri Nomor 552/KPTS/1988, tanggal 17 Nopember 1988.
Pada tahun 1995 dibangun instalasi pengolahan air berkapasitas 80 liter/detik di kelurahan Kepandean Kecamatan Indramayu, kemudian disusul dengan instalasi-instalasi lainnya dengan sumber dana baik pinjaman dari pemerintah pusat maupun bantuan hibah dari pemerintah pusat dan daerah.
Sampai dengan bulan Juli 2005, kapasitas produksi total PDAM Kabupaten Indramayu adalah sebesar 657,5 liter/detik yang melayani sejumlah 45.872 SL di wilayah tersebar.
Sesuai SK Direksi PDAM Kabupaten Indramayu No.065/SK.06.Adm.HK/2000 Tentang Pengesahan Logo dan Nama, maka
nama PDAM Indramayu pada 12 Juni 2000 berubah menjadi PDAM Tirta Darma Ayu Kabupaten Indramayu (Buku Profil PDAM Tirta Darma Ayu, 2005).
II.1.2 Logo PDAM Tirta Darma Ayu
Logo PDAM Tirta Darma Ayu dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar II. 1 Logo PDAM Tirta Darma Ayu Kabupaten Indramayu
Makna dari gambar logo di atas adalah sebagai berikut :
Tetesan air berwarna biru muda melambangkan air bersih / air minum PDAM yang berkualitas untuk memenuhi keburtuhan masyarakat.
Gelombang air berwarna biru tua menyatakan sumber air yaitu air permukaan sungai yang merupakan air baku untuk proses pengolahan air bersih / air minum. Sedangkan lingkaran berwarna putih melambangkan penampang pipa yang siap menyalurkan / mendistribusikan air bersih / air minum PDAM kepada masyarakat Kabupaten Indramayu.
Tulisan Tirta Darma Ayu sebagai nama dari PDAM. Tirta berarti air, sedangkan Darma Ayu diambil dari lambang daerah yang menjadi dasar lahirnya nama Indramayu yang berarti juga Hajat Hidup (Darma). Jadi PDAM Tirta Darma Ayu berarti Pengabdian PDAM dalam penyediaan air (air minum / air bersih) bagi hajat hidup dan kesejahteraan rakyat Indramayu (Buku Profil PDAM Tirta Darma Ayu, 2005).
II.1.3 Visi, Misi dan Strategi PDAM Tirta Darma Ayu
• Visi PDAM Tirta Darma Ayu, yaitu :
Menjadikan PDAM sebagai perusahaan yang mandiri, sehat dan profesional.
• Misi PDAM Tirta Darma Ayu, yaitu :
- Meningkatkan pendapatan PDAM untuk meningkatkan Debt Service Ratio yang sehat.
- Menciptakan sistem partisipasi swasta / masyarakat dalam pengembangan prasarana dan sarana PDAM.
- Menciptakan iklim kerja yang sehat agar terjadi koordinasi yang harmonis antar semua pihak yang terkait.
- Mampu melaksanakan tugas pengendalian pelayanan air bersih untuk seluruh masyarakat Kabupaten Indramayu.
- Dapat menyediakan air bersih yang memenuhi persyaratan baik secara kualitas, kuantitas, dan kontinuitas serta dapat menciptakan rasa kepastian terhadap penyediaan air bersih secara bertahap dan permanen.
• Strategi PDAM Tirta Darma Ayu, yaitu :
- Mengembangkan kemampuan pengelolaan PDAM agar dapat mensejahterakan ekonomi personil dan afektifitas pemanfaatan pola yang ada.
- Mendorong kemampuan personil PDAM melalui pelatihan-pelatihan.
- Menata organisasi untuk hubungan kerja antar personil maupun antar sub instansi terkait dalam rangka pengembangan PDAM.
- Mendorong partisipasi masyarakat / swasta.
(Buku Profil PDAM Tirta Darma Ayu, 2005)
II.2 Kondisi Eksisting Pelayanan PDAM Tirta Darma Ayu II.2.1 Sarana dan Prasarana yang Tersedia
PDAM Tirta Darma Ayu mempunyai Sistem Penyediaan Air bersih yang memanfaatkan air baku sebagian besar dari air permukaan, sehingga dalam sistem pengolahannya menggunakan Sistem Pengolahan Air Bersih secara lengkap. Dalam hal ini kualitas air baku sangat mempengaruhi hasil pengolahan, yang mana faktor kekeruhan air sering menjadi kendala, disamping pH (derajat keasaman) serta kandungan zat kimia lainnya, sehingga efisiensi dari IPA termasuk kondisi mekanikal elektrikal seperti
pompa sering rusak dan efisiensinya menurun, yang mana ikut mempengaruhi hasil dari produktifitas air hasil olahan tersebut.
Tabel II. 1 Tabel Lokasi Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirta Darma Ayu
NO WILAYAH LOKASI KAPASITAS
(LITER/DETIK)
DIBANGUN TAHUN 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Indramayu
Jatibarang
Kandanghaur
Lohbener
UP. Jatisawit
UP. Bangodua
UP. Losarang
UP. Gabus Wetan
UP.
Kertasemaya
Kel. Kepandean Kel. Kepandean Kec. Indramayu
Ds. Jatibarang Baru
Kec. Jatibarang
Ds. Babakan Jaya Kec. Kandanghaur Ds. Lohbener Kec. Jatibarang Ds. Pamayahan Kec. Lohbener Ds. Jatisawit Kec. Jatibarang Ds. Sukaperna Kec. Bangodua Ds. Puntang Kec. Losarang Ds. Sekarmulya Ds. Bangodua Kec. Bangodua
70 80
20 20 20 30 30 300
10
10
5
5
7,5 50
1977 / 1978 1994 / 1995
1997 / 1980 1991 / 1992
2004 1987 / 1988 1995 / 1995 1996 / 1997
2004
1991 / 1992
1983 / 1984
1983 / 1984
1982 / 1983 2004
Sumber : Buku Profil PDAM Tirta Darma Ayu, 2005
Kapasitas pengolahan air PDAM Tirta Darma Ayu ini berjumlah 657,5 liter/detik dengan lokasi tersebar di berbagai wilayah. Secara terperinci
pembagian kapasitas pelayanan beserta lokasi IPA masing-masing dapat dilihat pada tabel II.1.
Pipa transmisi dan distribusi yang ada terdiri dari berbagai ukuran dan berbagai jenis pipa. Untuk pipa transmisi, dari pipa GI, steel, PVC dengan diameter 500 mm sampai dengan 100 mm sebanyak 21.238 m, sedangkan pipa distribusi dari diameter 400 mm sampai dengan 25 mm sepanjang 651.495 m. Jumlah sambungan langganan sebanyak 45.872 unit dan hidran umum sebanyak 156 unit.
II.2.2 Kinerja Karyawan
Cakupan pelayanan PDAM Tirta Darma Ayu hingga akhir tahun 2005 mencapai sekitar 31,58 %, dengan kuantitas dan kualitas pelayanan yang cukup baik. PDAM Tirta Darma Ayu telah mampu memberikan pelayanan terhadap pelanggan rata-rata 24 jam perhari.
Pada tahun 2005 ini PDAM tirta Darma Ayu dapat meningkatkan kapasitas pengolahan air dari 577,5 liter/detik menjadi 657,5 liter/detik. Begitu juga dengan jumlah pelanggan, pada awal tahun 2004 berjumlah 42.011 SL, hingga pada bulan Juli tahun 2005 menjadi 45.872 SL.
Saat ini PDAM Tirta Darma Ayu berusaha menjadi PDAM yang diharapkan, yaitu mampu memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat secara prima dan menghasilkan pendapatan yang dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan.
Sebagai upaya peningkatan kinerja, PDAM Tirta Darma Ayu selalu berusaha meningkatkan SDM para karyawan yaitu dengan cara terus menerus memberikan pendidikan dan pelatihan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Meningkatkan pelayanan prima, dengan cara memperhatikan keluhan pelanggan, guna memperoleh informasi tentang hal-hal yang harus dibenahi.
Juga memberika penyuluhan kepada pelanggan, sehingga dapat mengetahui
pengelolaan dan pemakaian air bersih secara bijak sekaligus memahami manfaat air bersih.
II.2.3 Permasalahan dan Tantangan yang Dihadapi PDAM Tirta Darma Ayu Dalam upaya peningkatan pelayanan air bersih kepada masyarakat kota Indramayu, PDAM Tirta Darma Ayu selalu berupaya meningkatkan mutu pelayanan maupun pengembangan daerah pelayanan, sehingga setiap tahun bertambah banyak masyarakat yang dapat menikmati air bersih.
Seperti pada umumnya, dalam setiap sistem penyediaan air bersih selalu terdapat kendala dan permasalahan yang dihadapi, baik itu permasalahan yang bersifat teknis maupun non teknis. Banyaknya kendala dan permasalahan tersebut berdampak pada rendahnya tingkat pelayanan air bersih kepada masyarakat.
Demikian halnya dalam sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Indramayu, yang sampai tahun 2005 tingkat pelayanan air bersih secara total baru mencapai 31,58%. Hal ini disebabkan karena beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain :
1. Sumber air baku
2. Tingkat kebocoran tinggi
3. Biaya investasi dan operasional tinggi
• Sumber air baku
Sulitnya mendapatkan sumber air baku merupakan permasalahan utama dalam sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Indramayu. Adapun sumber-sumber air baku yang dapat digunakan antara lain berasal dari sungai dan saluran irigasi yang mana memiliki tingkat fluktuasi debit yang cukup tinggi dengan kualitas air yang tidak memenuhi syarat baik secara fisik, kimia dan biolgis.
• Tingkat kebocoran tinggi
Lokasi sumber air baku yang tersebar dan luasnya daerah pelayanan, sangat tidak memungkinkan bagi Kabupaten Indramayu untuk memiliki satu sistem penyediaan air bersih secara terpusat. Sebagaimana sistem
penyediaan air bersih di Kabupaten Indramayu yang dikelola PDAM saat ini, telah memiliki 10 unit produksi yang tersebar
Kondisi seperti ini sangat rawan terhadap tingginya tingkat kebocoran, baik itu pada sistem transmisi, unit produksi maupun pada jaringan distribusi. Namun demikian, tingkat kebocoran air dalam sistem penyediaan air bersih Kabupaten Indramayu yang dikelola PDAM saat ini masih relatif sedang yaitu sebesar 26,3%.
• Biaya investasi dan operasional tinggi
Kondisi sumber air yang tersebar dan kualitas air yang tidak meenuhi syarat fisik, kimia dan biologis serta lokasi daerah pelayanan yang luas mengakibatkan perlunya dibangun beberapa unit produksi dengan sistem pengolahan lengkap ataupun sebagian. Hal ini membutuhkan biaya investasi yang cukup tinggi baik itu untuk membangun sistem yang baru maupun untuk pengembangan sistem yang sudah ada.
Dalam sistem pengolahan lengkap ataupun sebagian, dibutuhkan beberapa jenis material bahan kimia untuk mengoperasikannya, baik itu berupa koagulan maupun desinfektan. Selain itu, kondisi topografi Kabupaten Indramayu yang relatif datar mengakibatkan sistem pengaliran untuk transmisi maupun distribusi harus menggunakan pemompaan.
Kondisi demikian merupakan penyebab tingginya biaya operasional untuk sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Indramayu.
II.2.4 Rencana Pengembangan
Rencana Program Pembangunan Jangka Menengah PDAM Tirta Darma Ayu pada prinsipnya untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang memadai baik dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Pembangunan jangka menengah ini direncanakan untuk daerah yang belum terdapat sistem air bersih dan daerah yang sudah terdapat sistem air bersih tetapi masih belum mencukupi kebutuhan masyarakatnya.
Salah satu rencana pengembangan jangka menengah tersebut yaitu Pembangunan sarana air bersih di Kecamatan Sukra, Anjatan dan
Haurgeulis. Pembangunan sistem penyediaan air bersih tersebut direncanakan dalam satu sistem, lokasi IPA terletak di Desa Kopyah Kecamatan Anjatan dengan kapasitas produksi 150 liter/detik. Namun pada kenyataannya hanya terbangun IPA dengan kapasitas produksi 50 liter/detik dan pada bulan Juli 2007 mulai beroperasi.
II.3. Kondisi Eksisting IPA Salam Darma
Pada buku perencanaan teknik pembangunan prasarana air bersih di daerah pantura (2005) diuraikan bahwa tahap perencanaan pembangunan IPA Salam Darma terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
Untuk pembangunan unit produksi : - Tahap I (2005 – 2010) = 150 liter/detik - Tahap II (2010 – 2020) = 500 liter/detik - Tahap mendesak (2005 – 2006) = 50 liter/detik
Untuk pembangunan unit distribusi : - Tahap I (2005 – 2010) = 250 liter/detik - Tahap II (2010 – 2020) = 700 liter/detik - Tahap mendesak (2005 – 2006) = 75 liter/detik
Kapasitas pengolahan IPA Salam Darma terpasang merupakan perencanaan tahap mendesak seperti yang telah diuraikan di atas.
Pembangunan sistem penyediaan air bersih di daerah Sukra, Anjatan, dan Haurgeulis ini terdiri dari beberapa pembangunan bagian prasarana air bersih, antara lain :
- Pembangunan Intake dan Jaringan Transmisi - Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Bersih - Pembangunan Jaringan Distribusi Air Bersih - Pembangunan Booster
Intake yang terbangun berada di tepi sumber air baku. Sumber air baku yang diandalkan dapat mensuplai kebutuhan air yang direncanakan (pada tahun 2005) berasal dari Saluran Induk Bugis Sektor Anjatan. Lokasi intake tersebut berjarak 800 m dari lokasi instalasi air bersih eksisting. Kondisi
topografi dari daerah Anjatan yang datar menyebabkan penyaluran air baku dari intake menuju instalasi pengolahan menggunakan sistem pemompaan.
Gambar II.2 dan II.3 menunjukkan kondisi sumber air baku yang digunakan dan kondisi intake eksisting.
Gambar II. 2 Kondisi Sumber Air Baku
Gambar II. 3 Kondisi Intake
Instalasi pengolahan air bersih eksisting menggunakan IPA Konvensional yang terbuat dari konstruksi baja dengan kapasitas 50 liter/detik.
Unit-unit pengolahan air bersih yang terdapat pada paket konstruksi baja tersebut antara lain :
- Unit koagulasi, dengan menggunakan tipe hidrolis pengadukan dalam pipa.
- Unit flokulasi, dengan menggunakan tipe hidrolis (Buffle Channel Vertikal) berbentuk hexagonal atau cyclone.
- Unit sedimentasi, menggunakan plate settler.
- Unit filtrasi, tipe Rapid Sand Filter dengan menggunakan dua media penyaring (pasir dan antrasit), dan satu media penyangga berupa kerikil.
Air hasil pengolahan ditampung dalam bak reservoir dengan kapasitas 850 liter/detik, yang terdiri dari tiga bangunan reservoir, antara lain :
- Reservoir induk dengan volume 450 m3 - Reservoir booster I dengan volume 200 m3 - Reservoir booster II dengan volume 200 m3
Tiap reservoir yang terpasang dilengkapi dengan hidrofor (pengatur tekanan hidrolik).
Kondisi IPA eksisting ditunjukkan oleh gambar II.4, II.5 dan II.6.
Gambar II. 4 IPA Paket Baja
Gambar II. 5 Reservoir Induk
Gambar II. 6 Hidrofor