• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak bernama “Belasting”, yang kemudian setelah kemerdekaan berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia. Sebelum tahun 1976 , Kantor Pelayanan Pajak bernama Kantor Inspeksi Pajak Medan dan oleh Pemerintah dipecah menjadi dua bagian yaitu :

1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara yang berdomisili di Jl. Suka Mulya No.17A Medan, dan

2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan yang berdomisili di Jl. Diponegoro No. 30A Medan.

Di Sumatera Utara pada tahun 1976 berdiri tiga Kantor Inspeksi Pajak, yaitu : a. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan

b. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara c. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar

Di tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Untuk memudahkan pelayanan pembayaran pajak dari masyarakat, dan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka didirikanlah Kantor Inspeksi Pajak Medan Timur (sekarang Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dan Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota).

(2)

Sebelum Indonesia merdeka, masalah pajak ini dikelola oleh Pemerintah Hindia Belanda yang segala peraturannya diatur menurut Undang-Undang tentang Perpajakan yang disesuaikan dengan iklim dan kebudayaan Indonesia saat itu.

Pada tanggal 1 April 1979, Kantor Inspeksi Pajak di seluruh Indonesia diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Begitu juga halnya dengan yang ada di kota Medan.

Bahkan Kantor Inspeksi Pajak di Medan dulunya terbagi atas dua bagian, yaitu :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara, yang berdomisili di Jl. Diponegoro No.17 A, dan 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan, yang berdomisili di Jl. Diponegoro. No. 30 A.

Sesuai Surat Keputusan Menteri mengenai Kantor Pelayanan Pajak, jajaran Kantor Wilayah I Sumatera Utara, terdiri dari :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara, yang berdomisili di Jl. Kejaksaan No. 2 Medan, 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, yang berdomisili di Jl. Suka Mulya No.17 A

Medan,

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, yang berdomisili di Jl. Diponegoro No.30 A Medan, dan

4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai, yang berdomisili di Jl. Binjai Km. 7.5

Dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 267/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989, telah diadakan reorganisasi Direktur Jenderal Pajak, dimana dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut disebutkan tentang penggantian nama Kantor Inspeksi Pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak, juga dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Dan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.443/KMK.01/2001 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Pajak di Kotamadya Medan menjadi enam wilayah kerja.

(3)

Dan terakhir sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan yang mulai berlaku 1 April 2007, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terbagi menjadi :

1. KPP Medan Barat, yang berdomisili di Jl. Suka Mulya No. 17 A Medan,

2. KPP Medan Polonia, yang berdomisili di Gedung Keuangan Negara Jl. Diponegoro No.30 A Medan,

3. KPP Medan Timur, yang berdomisili di Jl. Diponegoro No. 30 A Medan, 4. KPP Medan Belawan, yang berdomisili di Jl. Asrama No. 7 A Medan,

5. KPP Medan Kota, yang berdomisili di Gedung Keuangan Negara Jl. Diponegoro No. 30 A Medan,

6. KPP Binjai, yang berdomisili di Jl. Binjai Km. 7.5,

7. KPP Madya Medan, yang berdomisili di Gedung Graha Niaga II Jl. Putri Hijau No. 20 Medan.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan pecahan dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang berdasarkan kepada :

a. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001.

b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 58/KMK.01/2002 tanggal 26 Februari 2002.

Berdasarkan penjelasan sejarah Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota diatas, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Kota berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota pada tanggal 27 Mei 2008 sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.01/2007 dan berdasarkan

(4)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67/PMK.01/2008.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, pada akhir tahun 2008, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di seluruh jajaran Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu :

1. KPP Wajib Pajak Besar yang terdiri dari KPP Wajib Pajak Besar Satu, KPP Wajib Pajak Besar Dua, dan KPP Badan Usaha Milik Negara.

2. KPP Madya yang terdiri dari KPP Penanaman Modal Asing, KPP Perusahaan Masuk Bursa, KPP Badan dan Orang Asing, KPP Madya Medan, KPP Madya Palembang, KPP Madya Pekanbaru, KPP Madya Batam, KPP Madya Tanggerang, KPP Madya Bekasi, KPP Madya Jakarta Pusat, KPP Madya Jakarta Barat, KPP Madya Jakarta Selatan, KPP Madya Jakarta Timur, KPP Madya Jakarta Utara, KPP Madya Bandung, KPP Madya Semarang, KPP Madya Surabaya, KPP Madya Sidoarjo, KPP Madya Malang, KPP Madya Balikpapan, KPP Madya Denpasar, KPP Madya Makassar.

(5)

3. KPP Pratama.

Beberapa karakteristik untuk setiap jenis KPP, diantaranya dapat dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

Tabel A

No URAIAN

KPP WP

BESAR KPP MADYA

KPP PRATAMA

1. Skala Wajib Pajak

BUMN &

WP WP Besar Kanwil WP Menengah Besar

Nasional (Regional) Kecil ( SME) 2. Jenis Wajib

Pajak

Badan Badan(Corporate)

Badan dan OP (Corporate) dan Ekspatriat

3. Jumlah Wajib

Pajak 300 - 400 200 - 500 Ribuan

4. Jenis Pajak

PPh, PPN & PPh, PPN & PPh, PPN,

PTLL PTLL PTLL, PBB &

BPHTB 5. PPN Sentralisasi Sentralisasi Desentralisasi 6. P2PPH Desentralisasi Desentralisasi Desentralisasi 7. Penugasan AR Sektor

Industri Sektor Industri Wilayah

8. Fungsi Tidak Tidak Ada

Ekstensifikasi Ada Ada

9. Jumlah Eselon

IV 9 (Sembilan) 9 (Sembilan) 10 (Sepuluh) 10. Wilayah Kerja Nasional Regional Lokal

Pembentukan KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madya telah diselesaikan pada akhir tahun 2006, sedangkan KPP Pratama yang ada saat ini baru berjumlah 15 KPP Pratama, yaitu KPP Pratama di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Pusat dan pembentukan KPP Pratama untuk seluruh Indonesia direncanakan akan diselesaikan pada akhir tahun 2008. Sebagaimana lazimnya KPP yang menerapkan sistem administrasi perpajakan modern, KPP Pratama juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu : Organisasi berdasarkan fungsi, Sistem informasi yang berintegritas, Sumber daya manusia yang kompeten, Sarana kantor yang memadai, Tata kerja yang transparan,

(6)

Penggabungan KPP, KPPBB, dan Karipka, Prinsip Utama Penggabungan KPP, KPPBB, dan Karipka adalah tidak menghilangkan tugas dan fungsi yang sebelumnya ada di masing-masing kantor tersebut tetapi membagi hasil seluruh tugas yang ada ke masing-masing seksi pada KPP Pratama sesuai dengan fungsinya. Seksi-seksi yang memiliki tugas dan fungsi yang sama digabung menjadi seksi-seksi yang ada di KPP Pratama.

(7)

2.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Struktur organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah struktur organisasi lini dan staf, yang dipimpin oleh seorang kepala kantor dibawah naungan kantor wilayah DJP Sumatera bagian Utara, dimana seluruh pegawai adalah pegawai negeri sipil Republik Indonesia di bawah naungan Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Secara umum tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama meliputi :

1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan,

2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan,

3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya,

4. Penyuluhan perpajakan,

5. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, 6. Pelaksanaan ekstensifikasi,

7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak, 8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak

9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, 10. Pelaksanaan konsultasi perpajakan,

11. Pelaksanaan Intensifikasi, 12. Pembetulan ketetapan pajak,

13. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan,

(8)

14. Pelaksanaan administrasi kantor.

Setelah adanya modernisasi perpajakan tahun 2006 s/d 2008 Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan maka Kantor Pelayanan Pajak Pratama terbagi menjadi beberapa seksi yaitu :

1. Sub.bagian Umum

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi 3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Penagihan 5. Seksi Pemeriksaan

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 11. Kelompok Jabatan Fungsional

(9)

2.3 Bidang-Bidang Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota 2.3.1 Kepala Kantor

Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPBB, dan Karikpa maka Kepala Kantor KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan ,dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Tidak Langsung Lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.3.2Sub Bagian Umum (Subbag. Umum)

Membantu dan menunjang kelancaran tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan Subbagian Umum yaitu :

1. Penerimaan Dokumen di KPP.

2. Pemrosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Subbagian Umum.

3. Penyampaian Dokumen di KPP.

4. Pelaksana Pelantikan, Sumpah dan Serah Terima Jabatan serta Pengambilan Sumpah Pegawai Negeri Sipil.

5. Permintaan Pengujian Kesehatan Pegawai.

6. Pembuatan Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa.

7. Penyusunan Laporan/Daftar Realisasi Anggaran Belanja.

2.3.3Seksi Pelayanan

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan pada Seksi Pelayanan yaitu :

1. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak.

(10)

2. Penatausahaan Surat, Dokumen dan Laporan Wajib Pajak pada Tempat Pelayanan Terpadu.

3. Perubahan Identitas Wajib Pajak.

4. Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

5. Penyelesaian Pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Lama.

Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data pada Seksi Pengolahan Data dan Informasi yaitu :

1. Pemrosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi PDI.

2. Penatausahaan Alat Keterangan.

3. Pembentukan Bank Data.

4. Pemanfaatan Bank Data.

5. Pembuatan dan Penyampaian Surat Perhitungan (SPH) kirim ke Kantor Pelayanan Pajak lainnya.

6. Penyusunan Rencana Penerimaan Pajak berdasarkan Potensi Pajak, Perkembangan Ekonomi dan Keuangan.

Seksi Pengawasan dan Konsultasi ( I, II, III, IV )

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak pada Seksi Pengawasan dan Konsultasi yaitu :

1. Pemrosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

2. Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP).

3. Penerbitan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB).

4. Penyelesaian Permohonan Perubahan Metode Pembukuan.

(11)

5. Penetapan Wajib Pajak Patuh.

Seksi Ekstensifikasi

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak,dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Seksi Pemeriksaan

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

Seksi Penagihan

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaanya, Pejabat Fungsional Pemeriksa berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ektensifikasi.

. Account Representative

Dalam organisasi KPP Pratama terdapat jabatan Account Representative (Staf Pendukung Pelayanan) yang berada di bawah pengawasan dan bimbingan Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi. Ikhtisar tugas Account Representative adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.

(12)

2. Bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan.

3. Penyusunan Profil Wajib Pajak.

4. Analisis kinerja Wajib Pajak.

5. Rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi.

6. Melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku.

7. Memberikan informasi perpajakan.

Pembagian tugas kinerja Account Representative dilakukan dengan membagi habis wilayah kerja seksi Pengawasan dan Konsultasi berikut seluruh pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakannya (PPh, PPN, PBB, BPHTB, dan pajak lainnya). Untuk mempermudah pembagiannya wilayah kerja Account Representative dapat digunakan Peta Wilayah/Blok PBB dengan memperhatikan keseimbangan beban kerja.

Referensi

Dokumen terkait

Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan ditetapkan dalam Standar

Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4 yang dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang

Guru harus memperhatikan perbedaan individu dalam memberi pelajaran kepada mereka, supaya dapat menangani sesuai dengan kondisi peserta didiknya untuk menunjang

Dengan selesainya penelitian ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang akan dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bagian upaya penting dalam

Sistem yang berjalan pada PT.Mayasari Bakti Depo Cijantung Jakarta Timur dimana sistem masih berjalan secara manual, dalam penelitian ini diteliti 2 subjek yang berada pada

Hal ini sama seperti yang dikatakan Fauz dan Rosidi (2008) bahwa tingginya collateral assets yang dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan antara

Namun pada variabel pengakuan profesional dan lingkungan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik dan akuntan

26 Terkait dengan agama, Susanto mendapati bahwa peran yang dimainkan agama pada dasarnya sama, yaitu sebagai alat untuk menghindar dari dilabeli sebagai