• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

18

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

a).Tugas dan wewenang Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan

Bank Indonesia telah ditetapkan sebagai Bank Sentral yang sifatnya independen. Berdasarkan Undang- undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, disebutkan bahwa tujuan utama BI yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah, dan menghapuskan tujuan sebagai agen pembangunan

1

. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indoensia memiliki tugas:

menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;

mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan

mengatur dan mengawasi bank

Kemudian fungsi pengaturan dan pengawasan tentang perbankan dialihkan kepada OJK berdasarkan Undang-undang No.21 Tahun 2011 tentang otoritas jasa keuangan (OJK). Dalam Undang-undang no 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, disebutkan bahwa OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang ini

2

. Undang-Undang No 21 Tahun 2011 tentang otoritas jasa keuangan (OJK) juga membagi ruang lingkup pengaturan dan pengawasan mikroprudensial

1 Bank Indonesia. Sejarah BI. https://www.bi.go.id/. Diakses pada 8 september 2021 .

2 Undang-undang Republik Indonesia No 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

(2)

19

lembaga keuangan sebagai kewenangan OJK, sementara pengaturan dan pengawasan makroprudensial menjadi tanggung jawab BI dengan sasaran stabilitas sistem keuangan

3

.

b).peraturan tentang Fintech antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas jasa keuangan dan Bank Indonesia dipercaya sebagai lembaga yang mengatur tentang fintech. Dan keduanya juga sama-sama mengatur tentang finansial teknologi. Tetapi keduanya bertugas dalam ruang lingkup pengawasan fintech di bidang yang berbeda.. Fintech terus mengikuti permintaan kebutuhan masyarakat. Sehingga menjadikan fintech terus berkembang pesat. Menurut Partner firma hukum AKSET (Arfidea Kadri Sahetapy-Engel Tisnadisastra) yang biasa disapa Abi ini mencontohkan bahwa pada dasarnya internet banking dan penggunaan mesin ATM adalah bentuk inovasi teknologi pada layanan keuangan. Hanya saja, inovasi ini melekat pada perbankan sebagai bagian dari lembaga keuangan konvensional

4

. Abi berpendapat bahwa fintech pada masa kini telah mengembangkan berbagai produk serupa perbankan dan jasa keuangan lainnya yang lebih efisien

5

. Sehingga menghasilkan industri tersendiri yang produknya hampir sama dengan komoditas berbagai lembaga keuangan konvensional. Meskipun terdapat produk industri fintech yang menggandeng produk dari lembaga keuangan konvensional seperti perusahaan perbankan, investasi, dan perasuransian

6

. Melalui PBI No.19/12/PBI/2017 pasal 1 ayat 3 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial,disebutkan bahwa:

Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran adalah penyelenggara jasa sistem pembayaran sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai

3 Ibid

4 Norman Edwin Elnizar.2018. Aspek hukum fintech di Indonesia yang wajib diketahui lawyer.

https://www.hukumonline.com/. Diakses pada 21 agustus 2021.

5 Ibid

6 Ibid

(3)

20

penyelenggaraan pemrosesan transaksi pembayaran . Bank Indonesia mengatur mengenai kewajiban pendaftaran di Bank Indonesia bagi Penyelenggara Teknologi Finansial yang melakukan kegiatan sistem pembayaran. Kewajiban pendaftaran tersebut dikecualikan bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia dan bagi Penyelenggara Teknologi Finansial yang berada di bawah kewenangan otoritas lain

7

. Sesuai dalam peraturan bank Indonesia no 19/12/PBI/2017 pasal 5 ayat 2 yang berbunyi : Kewajiban pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi:

a. Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia;

dan/atau

b. Penyelenggara Teknologi Finansial yang berada di bawah kewenangan otoritas lain.

Sedangkan peraturan otoritas jasa keuangan no 77/pojk.01/2016 adalah tentang jasa layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi dan informasi. Seperti yang disebutkan dalam pasal 1 ayat 3 POJK no 77/pojk.01/2016 tentang layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi dan informasi yaitu :

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet .

Maka perbedaan tugas dan kewenangan Bank Indonesia dan Otoritas jasa keuangan adalah BI mengatur keuangan dalam makroprudensial sedangkan OJK mengatur keuangan mikroprudensial. Dan perbedaan berdasarkan peraturan tentang fintech oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan yaitu Otoritas Jasa Keuangan mengatur tentang fintech di bidang jasa

7Bank Indonesia.Teknologi finansial (Fintech). https://www.bi.go.id/.diakses pada tanggal 18 agustus 2021.

(4)

21

pinjam meminjam secara online sedangkan Bank Indonesia mengatur tentang jasa system pembayaran secara online

.

2.Prinsip Perlindungan Konsumen

Pengertian konsumen menurut peraturan otoritas jasa keuagan no 01/pojk.07/2013 tentang perlindungan konsumen sektor jasa keuangan adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau memanfaatkan pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara lain nasabah pada Perbankan, pemodal di Pasar Modal, pemegang polis pada perasuransian, dan peserta pada Dana Pensiun, berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Maka saat ini peraturan yang secara khusus mengatur perlindungan konsumen di bidang jasa keuangan online adalah peraturan otoritas jasa keuangan no 77/POJK.01/2016 tentang layanan jasa pinjam meminjam uang berbasis teknologi dalam pasal 29 yang menyebutkan : Penyelenggara wajib menerapkan prinsip dasar dari perlindungan Pengguna yaitu:

a. transparansi;

b. perlakuan yang adil;

c. keandalan;

d. kerahasiaan dan keamanan data; dan

e. penyelesaian sengketa Pengguna secara sederhana, cepat, dan biaya terjangkau.

Dan peraturan yang dibuat oleh Bank Indonesia dalam PBI 19/12/2017 tentang

penyelenggaraan fintech. Dalam pasal 2 PBI 19/12/2107 disebutkan bahwa : Bank Indonesia

mengatur penyelenggaraan Teknologi Finansial untuk mendorong inovasi di bidang keuangan

dengan menerapkan prinsip perlindungan konsumen serta manajemen risiko dan kehati-hatian

(5)

22

guna tetap menjaga stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan sistem pembayaran yang

efisien, lancar, aman, dan andal.

(6)

23

3. Fintech (Financial Technology)

Jasa keuangan dengan system online merupakan suatu perkembangan teknologi saat ini,jasa keuangan online diharapkan bisa membantu masyarakat dalam bidang perekonomian.

Teknologi finansial adalah penggunaan teknologi dalam system keuangan yang menghasilkan produk,layanan,teknologi,dan atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilis moneter,stabilitas keuangan,dan atau efisiensi,kelancaran,keamanan,dan keandalan system pembayaran

8

. Carney (2016) menjabarkan teknologi keuangan berawal dari sektor keuangan dalam perekonomian yang menjadi sektor kunci dan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Teknologi keuangan tidak hanya diterapkan di negara maju saja, tetapi juga mulai muncul dan tumbuh di negara berkembang, seperti Indonesia. Financial technology membawa harapan baru bagi kemudahan dalam berbagai macam transaksi keuangan dalam berbagai sektor

9.

sistem keuangan yang online akan mempermudah bagi nasabah untuk melakukan pinjaman tanpa harus keluar rumah. Karena fintech di Indonesia terus mengalami perkembangan.

Maka lembaga otoritas jasa keuangan dan bank Indonesia dipercaya sebagai lembaga yang mengawasi dan mengatur tentang jalannya fintech di Indonesia. Fintech dapat dikategorikan dalam beberapa bidang jasa keuangan. Dalam bidang perbankan teknologi seperti mesin ATM dan kartu kredit juga bisa termasuk dalam teknologi. Saat ini fintech merambah ke bidang jaringan komunikasi. Misalnya dalam bidang jasa layanan pinjam meminjam uang dan system pembayaran. Hal tersebut dapat memunculkan peraturan-peraturan baru yang dibuat oleh lembaga yang mengatur tentang fintech.

a). Dasar hukum Fintech

8.Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 tentang penyelenggaraan teknologi finansial.

9.Dalam jurnal Maulidah Narastri dan Abdullah kafabih.2020.Financial technology di Indonesia Ditinjau Dari Prespektif Islam.Jurnal ekonomi syariah Vol.2.No.2 Universitas 17 agustus,Universitas Islam Sunan Ampel.Hal.157.

(7)

24

Sebuah perusahaan jasa keuangan online pastilah memiliki landasan hukum sebagai pedoman atau peraturan yang mengatur tentang perlindungan konsumen, pendaftaran, perizinan ,ruang lingkup dan lain-lain. Maka seiring berjalan waktu OJK dan lembaga lainnya terus membuat peraturan tentang layanan jasa keuangan yang berbasis teknologi sesuai dengan berkembangnya teknologi. Dan saat ini landasan hukum yang dipakai dalam fintech atau layanan jasa keuangan yang bersifat online adalah. Menurut Maria Herminia Sagrado, partner dari firma hukum Makarim & Taira S. memaparkan bahwa di Indonesia saat ini ada dua lembaga yang berwenang mengatur fintech yaitu Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Namun, sejauh ini baru BI yang secara khusus menerbitkan berbagai peraturan soal penyelenggaraan fintech. Berikut pengaturan fintech di Indonesia:

1) .Peraturan bank Indonesia No.18/40/PBI/2016 tentang penyelenggaraan pemrosesan transaksi pembayaran.

2) Peraturan Bank Indonesia No 19/12/PBI/2017 tentang penyelenggaraan teknologi finansial.

3) Peraturan anggota dewan gubernur No 19/14/PADG/2017 tentang ruang uji coba terbatas (regulatory sandbox) teknologi finansial.

4) Peraturan anggota dewan gubernur No.19/15/PADG/2017 tentang tata cara pendaftaran,penyampaian informasi, dan pemantauan penyelenggara teknologi finansial

10

.

Selain itu otoritas jasa keuangan juga membuat peraturan tentang fintech di peraturan Otoritas jasa keuangan no 77/POJK.01/2016 tentang layanan jasa pinjam meminjam uang berbasis teknologi dan informasi. Peraturan diatas merupakan landasan yang mengatur tentang penyelenggaraan jasa keuangan yang berbasis teknologi.

10 Normand Edwin elnizar.Aspek Hukum Fintech Di Indonesia Yang Wajib Diketahui Lawyer.

https://www.hukumonline.com/.diakses tanggal 4 Juli 2021.

(8)

25

b). Produk Jasa Keuangan Fintech

1) Peer to Peer Lending

Peer 2 peer lending merupakan produk fintech yang menawarkan pinjaman modal usaha.

Produk ini meminjamkan untuk pemilik usaha kecil dan menengah (UMKM). Menurut Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016, fintech lending/peer-to-peer lending/ P2P lending adalah layanan pinjam meminjam uang dalam mata uang rupiah secara langsung antara kreditur/ lender (pemberi pinjaman) dan debitur/ borrower (penerima pinjaman) berbasis teknologi informasi. Fintech lending juga disebut sebagai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI).

2) Investasi Online

Layanan investasi online disediakan oleh bank yang ada di Indonesia, baik bank pemerintah maupun swasta. investor dapat melakukan investasi secara online, seperti investasi reksadana, pembelian aset finansial seperti saham, asuransi, obligasi, dll. Tentunya calon investor harus teliti dalam memilih perusahaan investasi yang kredibel dan reliabel. Dan jangan mudah terpengaruh terhadap investasi dengan hasil yang cepat.

3) Mobile Payments/online banking

Produk ini ditawarkan oleh perbankan untuk melakukan transaksi finansial melalui

smartphone atau komputer dan memiliki jaringan internet. Transaksi ini meliputi pembayaran

tagihan bulanan, transfer uang, pembayaran belanja pada took online, informasi saldo maupun

mutasi rekening.

(9)

26

4) Marketplace

Marketplace madalah platform digital yang mewadahi penjual untuk menawarkan produknya, dan memberikan kemudahan layanan belanja bagi konsumen konsumen. Dalam artian marketplace adalah pihak yang memberikan wadah antara pihak penjual dan pihak pembeli dalam

suatu aplikasi digital. Situs marketplace akan menjadi pihak ketiga dalam transaksi online dengan menyediakan fitur penjualan serta fasilitas pembayaran yang aman. Marketplace sendiri bisa kita artikan sebagai suatu department store-nya online store.

Dan masih banyak lagi produk-produk fintech lainnya, selain produk teresebut masih

banyak jenis produk fintech lainnya yang ada di Indonesia.

(10)

27

4.Undang-Undang ITE (informasi dan transasksi eltektronik)

Menurut undang-undang ITE transaksi elektronik merupakan perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan sebuah computer,jaringan maupun media elektronik lainnya.

Maka dalam setiap melakukan transaksi elektronik adalah sebuah perbuatan hukum. Dimana dalam aspek hukum harus ada kepastian hukum,kegunaan dan keadilan. Maka apabila terjadi perbuatan melawan hukum dalam transaksi elektronik. Maka dapat dikenakan pasal dalam undang-undang ITE. Menurut Pengacara publik LBH Jakarta, Jeanny Silvia Sirait menjelaskan setiap bentuk pelanggaran fintech legal maupun ilegal seharusnya menjadi tanggung jawab Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Itu (pelanggaran) tanggung jawab OJK bahwa UU OJK pasal 4,5 dan 6 mengatur itu. Jadi kalau dibilang aspek hukum apa menjerat pinjol tersebut jelas OJK sendiri punya aturan ke sana, baik dia terdaftar atatu tidak,” jelas Jeanny kepada hukumonline, Selasa (19/2)

11

. terdapat aturan lain bagi perusahaan fintech yang terbukti melakukan pelanggaran hukum. Misalnya, dia menjelaskan bagi perusahaan fintech yang melakukan pelanggaran berupa penyaberan data pribadi dapat dikenakan Pasal 32 juncto (jo) Pasal 48 UU No. 11 Tahun 2008 Juncto UU No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Kemudian, pengancaman perusahaan fintech terhadap nasabah dapat dijerat dengan Pasal 368 Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Pasal 29 jo Pasal 45B UU ITE

12

. Selanjutnya apabila terjadi pelecehan seksual maka dapat dikenakan Pelecehan seksual melalui media elektronik (Pasal 27 Ayat 1 jo 45 Ayat 1 UU ITE).

11 Mochamad Januar Rizky.2019.Pasal-pasal pidana yang bisa jerat perusahaan fintceh illegal.

https://www.hukumonline.com/ . diakses pada tanggal 21 agustus 2021.

12 Ibid

(11)

28

5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Online No 77/POJK.01/2016 tentang jasa layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi dan informasi

Otoritas Jasa Keuangan secara khusus telah menerbitkan peraturan di bidang fintech..

Dasar sosiologis dari peraturan otoritas jasa keuangan ini adalah kegiatan pinjam meminjam uang secara langsung merupakan praktik yang telah berlangsung di tengah kehidupan masyarakat dengan banyak diminati oleh pihak yang membutuhkan dana cepat atau pihak yang karena sesuatu hal tidak dapat diberikan pinjaman oleh jasa keuangan konvensional seperti perbankan,pasar modal,atau perusahaan pembiayaan

13

. Menurut penjelasan peraturan otoritas jasa keuangan no 77/pojk.01/2016 peraturan ini timbul karena Sampai dengan saat ini, belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kegiatan bisnis layanan jasa keuangan berbasis teknologi informasi

14

. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan kerugian bagi Pengguna. Oleh karena itu, regulasi kegiatan bisnis Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi dinilai sudah sangat mendesak

15

. Berdasarkan pertimbangan tersebut, kegiatan usaha Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi perlu diatur dan diawasi dalam rangka perlindungan Pengguna, penyelenggaraan kegiatan Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, dan perlindungan kepentingan nasional dengan tetap memberikan ruang bertumbuh bagi perusahaan perintis (start up company) dalam rangka peningkatan inklusi keuangan di Indonesia

16

. Peraturan OJK ini antara lain berisi ketentuan untuk meminimalisasi risiko kredit, perlindungan kepentingan Pengguna seperti penyalahgunaan dana

13 Novia Astuti.2020.Implementasi Kebijakan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 77/POJK.01/2016.

https://www.indrasatrianis.com/.Diakses pada tanggal 7 Juli 2021

14 Otoritas Jasa Keuangan.Penjelasan POJK no 77/POJK.01/2016. Bab ketentuan umum hal.2.

15 ibid 16 ibid

(12)

29

dan data Pengguna, dan perlindungan kepentingan nasional seperti kegiatan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme, serta gangguan pada stabilitas sistem keuangan

17

.

17 ibid

Referensi

Dokumen terkait

Setelah terpilih, maka Pimpinan DPR bertugas antara lain: (1) Memimpin sidang-sidang dan menyimpulkan hasil sidang untuk diambil keputusan; (2) Menyusun rencana

Abstrak: Pemberian pembiayaan kepada nasabah, merupakan hal yang penting bagi kegiatan usaha perbankan. pemberian pembiayaan pada nasabah menjadi salah satu faktor

Perangkat lunak CorelDraw yang karakter visual- isasinya memiliki garis lengkung halus dan tegas berkat adanya fitur freehand tools lebih tepat digunakan sebagai

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa nilai probabilitas (LR stat) 0,004 yang berarti bahwa variabel bebas (independent) seperti harga susu bubuk, usia, lama

Tidak ada korelasi yang linear antara peningkatan dosis fraksi etil asetat ekstrak etanol 96% daun alpukat (Persea Americana Mill.) dengan penurunan kadar kolesterol LDL

Geçen sürenin kısalığına rağmen 1971 Türkiye’si bile 1970 Türkiye’si değildir. İn­ sanlar ve sorunlar dış yüzeyleriyle aynı insan­ lar ve sorunlar da

Manajer Investasi dapat membeli Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang informasinya dapat diakses dari Indonesia melalui media massa atau

Mangrove merupakan nursery ground (tempat pembesaran) dan spawning ground (tempat pemijahan) bagi beragam jenis biota air seperti ikan, sehingga perlu mengetahui keterkaitan