• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTITAS BUKU DINAS JAGA. Penyusun : Tim Pokja Lemdiklat Polri T.A Editor :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTITAS BUKU DINAS JAGA. Penyusun : Tim Pokja Lemdiklat Polri T.A Editor :"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS JAGA

Penyusun :

Tim Pokja Lemdiklat Polri T.A. 2019

Editor :

1. Kombes Pol Dr. S.M. Handayani, M.Si 2. AKBP Noffan Widyayoko, S.IK., M.A 3. AKBP Edi Hendrawiyatno, S.E.

4. AKP Yanto, S.H.

5. AKP Beny Satriawan

6. Penata Wita Puspitasari, S.Pd.

7. IPDA Achmad Subekti T., S.Pd.

8. Penda Paramita Rahmadani, A.Md.

Hanjar Pendidikan Polri

Pendidikan Pembentukan Tamtama Polair

Diterbitkan oleh:

Bagian Kurikulum dan Bahan Ajar Pendidikan Pembentukan Biro Kurikulum

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Tahun 2019

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pendidikan

Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri.

(2)

DAFTAR ISI

Cover ... i

Sambutan Kalemdiklat Polri ... ii

Keputusan Kalemdiklat Polri ... iv

Lembar Identitas Buku ... vi

Daftar Isi ... vii

Pendahuluan ... 1

Standar Kompetensi ... 1

HANJAR 01 HAKIKAT DINAS JAGA DAN TUGAS JAGA NAVIGASI ... 2

Pengantar ... 2

Kompetensi Dasar ... 2

Materi Pelajaran ... 3

Metode Pembelajaran ... 3

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ... 4

Kegiatan Pembelajaran ... 5

Tagihan / Tugas ... 6

Lembar Kegiatan ... 6

Bahan Bacaan ... POKOK BAHASAN I HAKIKAT DINAS JAGA DI ATAS KAPAL 1. Pengertian Dinas Jaga kapal ... 7

2. Tujuan Tugas Jaga ... 7

3. Faktor-faktor Penting Dalam Dinas Jaga ... 7

4. Prinsip-prinsip yang Harus Diperhatikan dalam Pengaturan

Tugas Jaga ...

8

5. Pembagian Tugas Jaga ...8

(3)

POKOK BAHASAN II TUGAS JAGA NAVIGASI

1. Jaga Navigasi/Laut ... 11

2. Tugas Jaga Navigasi / Laut. ... 11

3. Pergantian Jaga ... 17

Rangkuman ... 25

Latihan ... 27

HANJAR 02 JAGA MESIN ... 28 Pengantar ... 28

Kompetensi Dasar ... 28

Materi Pelajaran ... 29

Metode Pembelajaran ... 29

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ... 30

Kegiatan Pembelajaran ... 30

Tagihan / Tugas ... 32

Lembar Kegiatan ... 32

Bahan Bacaan ... 1. Pengertian Tugas Jaga Mesin ... 33

2. Pengaturan Dinas Jaga Mesin ... 33

3. Jaga Laut di Ruang Mesin ... 37

Rangkuman ... 44

Latihan ... 45

(4)

12 JP (540 menit)

Pendahuluan

Keselamatan kapal, awak kapal, muatan dipercayakan sepenuhnya kepada para awak kapal yang sedang berdinas jaga baik jaga laut, jaga kapal lego jangkar dan jaga kapal sandar.

Kecelakaan di laut sering dapat diketahui dari para awak kapal yang sedang dinas jaga tidak mengambil tindakan yang layak menurut kebiasaan pelaut yang baik dalam menilai dan memperkirakan situasi kapal, perairan dan bahaya tubrukan atau bahaya navigasi.

Untuk itu dalam menunjang keselamatan pelayaran kapal di laut sangat diperlukan para awak kapal yang bertanggungjawab atas pekerjaannya dan tidak pernah lalai dalam tindakan berjaga-jaga dengan melakukan pengamatan keliling.

Standar Kompetensi

Memahami dan menerapkan dinas jaga diatas kapal.

(5)

HANJAR

01

HAKIKAT DINAS JAGA DAN TUGAS JAGA NAVIGASI

4 JP (180 menit)

Pengantar

Dalam hanjar ini, berisikan materi tentang pengertian dinas jaga kapal, tujuan tugas jaga, faktor-faktor penting dalam tugas jaga, prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengaturan tugas jaga, pembagian tugas jaga, jaga navigasi/laut, tugas jaga navigasi/laut, serta pergantian jaga,

Tujuan diberikan materi ini agar peserta didik memahami hakikat dinas jaga diatas kapal dan mampu menerapkan tugas jaga navigasi.

Kompetensi Dasar

1. Memahami hakikat Dinas Jaga diatas Kapal.

Indikator Hasil Belajar :

a. Menjelaskan pengertian dinas jaga kapal.

b. Menjelaskan tujuan tugas jaga.

c. Menjelaskan faktor-faktor penting dalam tugas jaga.

d. Menjelaskan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengaturan tugas jaga.

e. Menjelaskan pembagian tugas jaga.

2. Memahami dan mampu menerapkan tugas jaga navigasi.

Indikator Hasil Belajar :

a. Menjelaskan pengertian tugas jaga navigasi/laut.

(6)

b. Menjelaskan tugas jaga navigasi/laut.

c. Menjelaskan pergantian jaga.

d. Mempraktikkan tugas jaga navigasi.

Materi Pelajaran

1. Pokok Bahasan :

Hakikat Dinas Jaga diatas Kapal.

Sub Pokok Bahasan : a. Dinas jaga kapal.

b. Tujuan tugas jaga.

c. Faktor-faktor penting dalam tugas jaga.

d. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengaturan tugas jaga.

e. Pembagian tugas jaga.

2. Pokok Bahasan : Tugas jaga navigasi.

Sub Pokok Bahasan :

a. Pengertian tugas jaga navigasi/laut.

b. Tugas jaga navigasi/laut.

c. Pergantian jaga.

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah.

Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang hakikat dinas jaga dan tugas jaga navigasi

2. Metode Brainstorming (curah pendapat)

Metode ini digunakan untuk menggali pendapat/pemahaman peserta

tentang materi hakikat dinas jaga dan tugas jaga navigasi

(7)

3. Metode Tanya Jawab

Metode ini digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik tentang materi yang telah diberikan.

4. Metode Penugasan

Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik tentang materi yang telah diberikan.

5. Metode Praktik/drill

Metode ini digunakan untuk mempraktikkan tugas jaga navigasi

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar

1. Alat/media : a. White board.

b. Laptop.

c. LCD infocus.

2. Bahan :

a. Kertas Flipchart b. Alat Tulis

3. Sumber Belajar :

Peraturan Internasional Tahun 1972 tentang pencegahan tubrukan di

laut .

(8)

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit Pendidik melaksanakan:

a. Membuka kelas dan memberikan salam.

b. Perkenalan.

c. Pendidik menyampaikan tujuan dan materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran

2. Tahap inti : 160 menit

a. Pendidik menyampaikan materi hakikat dinas jaga dan tugas jaga navigasi.

b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting, bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami.

c. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang materi yang disampaikan oleh pendidik.

d. Pendidik dan peserta didik melaksanakan tanya jawab tentang materi yang telah diberikan.

e. Pendidik memberikan contoh tugas jaga navigasi f. Peserta didik mempraktikkan tugas jaga navigasi g. Pendidik memfasilitasi jalannya praktik

h. Pendidik menyimpulkan hasil praktik.

3. Tahap akhir : 10 menit a. Cek Penguatan materi

Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum.

b. Cek penguasaan materi

Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.

c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.

Pendidik menggali manfaat yang bisa di ambil dari materi yang telah disampaikan.

d. Pendidik menugaskan peserta didik untuk membuat resume.

(9)

Tagihan/Tugas

Peserta didik mengumpulkan resume materi dalam bentuk tulisan tangan/catatan perorangan kepada pendidik.

Lembar kegiatan

1. Peserta didik mebuat resume materi yang telah diberikan.

2. Peserta didik mempraktikkan tugas jaga navigasi

(10)

Bahan bacaan

POKOK BAHASAN I

HAKIKAT DINAS JAGA DI ATAS KAPAL

1. Pengertian Dinas Jaga Kapal

Pengetahuan, pengalaman dan kemampuan untuk menjalankan tugas setiap anggota tugas jaga yang bersangkutan tentang peralatan, prosedur-prosedur dan kemampuan serta sifat olah gerak kapal.

Jaga menurut kamus berarti Melihat dengan cermat atau waspada yang berarti :

a. Cermat : memberikan perhatian penuh dan mengawasi dengan waspada

b. Awas : kontinyu dan hati-hati terutama untuk melihat dan menghindari tubrukan

c. Waspada : sangat siaga dan siap untuk mengatasi apapun yang akan terjadi.

2. Tujuan Tugas Jaga

Tercapainya penerapan prinsip tugas jaga yang aman dan mencegah terjadinya pencemaran laut. Dalam menentukan komposisi tugas jaga yang memadai untuk menjamin pelaksanaan pengamatan yang baik secara terus-menerus.

3. Faktor-faktor Penting dalam Dinas Jaga.

a. Jarak tampak dan keadaan cuaca/laut.

b. Kepadatan lalulintas, bahaya-bahaya navigasi di daerah dimana kapal sedang berada di dalam atau di deckat jalur-jalur pemisah.

c. Penggunaan dan kondisi alat bantu navigasi seperti radar atau

alat-alat penentu posisi elektronik dan peralatan lain yang

mempengaruhi keamanan.

(11)

4. Prinsip-prinsip yang Harus Diperhatikan dalam Pengaturan Tugas Jaga

a. Sertifikasi (Certification)

Perwira yang melaksanakan tugas jaga navigasi dan Mesin harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan-ketentuan jaga navigasi dan mesin.

b. Rencana Pelayaran (Voyage Planning)

Pelayaran yang akan dilakukan harus direncanakan terlebih dahulu dengan menggunakan peta-peta dan publikasi nautika lain yang memadai. Kepala Kamar Mesin harus terlebih dahulu menentukan kebutuhan-kebutuhan untuk pelayaran yang akan dilakukan (bahan bakar, AT, minyak pelumas, suku cadang dan lain-lain).

c. Tugas Jaga (Watch Keeping).

Nakhoda, kepala kamar mesin dan personil tugas jaga harus menjamin bahwa pelaksanaan tugas jaga selalu aman (jaga navigasi dan mesin) selama periode tugas jaga masing- masing. Harus menjaga kecermatan untuk cegah cemar sesuai peraturan internasional dan peraturan yang berlaku di suatu pelabuhan.

5. Pembagian Tugas Jaga

a. Tugas jaga dibagi dalam tiga kelompok, yaitu : 1) Tugas jaga bagian deck dan mesin 2) Pengoperasian kapal.

3) Jaga laut → awak kapal (Perwira dan ABK) selama 24 jam.

Jaga pelabuhan/labuh jangkar → 24 jam secara bergantian, awak kapal dapat diatur bergantian pesiar/meninggalkan kapal atau diatur sendiri sesuai waktu yang ada. Bagian deck dan mesin dipimpin oleh seorang perwira yang mampu mengambil keputusan yang tepat pada saat ada kejadian darurat.

b. Pembagian tugas jaga menurut sifat.

1) Jaga rutin.

2) Jaga khusus.

mengacu pada kegiatan yang dilaksanakan seperti kapal

perbaikan/ perawatan di dock.

(12)

3) Jaga darurat.

Keadaan dimana prinsip keamanan jiwa, barang dan lingkungan menjadi lebih utama dimana awak kapal bertindak menyelamatkan kapal tanpa mengabaikan keselamatan jiwanya → tindakan penyelamatan seperti kapal kandas, bocor, terbakar, tubrukan dan lain-lain.

c. Pembagian waktu jaga laut

Jam jaga di laut bagian penjagaan siang dan malam, adapun pembagian jam jaga adalah sebagai berikut :

1) 00.00 – 04.00 larut malam dengan 12.00 – 16.00 siang.

2) 04.00 – 08.00 dini hari dengan 16.00 – 20.00 petang.

3) 08.00 – 12.00 pagi hari dengan 20.00 – 24.00 malam.

Sebagai peraturan yang berlaku di atas kapal, maka sebelum melakukan serah-terima penjagaan dan hal-hal yang perlu dilakukan ialah ¼ jam sebelum aplus jaga dimulai maka, petugas jaga berikutnya harus sudah ada di tempat guna mencocokkan keadaan sebenarnya dan apa yang tertulis pada buku jurnal hingga sesuai dengannya.

Kesiapan tugas jaga :

1) Harus mempesiapkan fisik dan mental secara memadai agar tugas jaga dapat dilaksanakan dengan baik.

2) Hal-hal yang harus diperhatikan : a) Waktu istirahat yang cukup.

Sedikitnya sepuluh jam istirahat dari periode 24 jam/hari dan bila dibagi dua waktu istirahat, salah satu diantaranya harus enam jam kecuali keadaan darurat pengaturan tersebut tidak berlaku.

b) Tidak dalam keadaan mabuk.

Dilarang menggunakan minuman beralkohol dan obat terlarang setidak-tidaknya empat jam sebelum pelaksanaan tugas jaga. Apabila keadaan fisik dan mental untuk jaga tidak siap/beresiko dan mengganggu kelancaran dan keselamatan peng operasian kapal maka awak kapal dapat meminta dispensasi mencari pengganti jaga.

c) Sebelum bertugas awak kapal wajib melengkapi diri

dengan perlengkapan diri yang memadai.

(13)

d. Dinas Jaga Perhubungan (PHB).

1) Tugas rutin, melaksanakan hubungan sesuai dengan time sked.

2) Setiap saat diperlukan dapat untuk melaksanakan hubungan.

3) Semua berita - berita yang diterima, di beritahukan kepada Komandan Kapal.

4) Setiap pengiriman berita harus diketahui dan seijin Komandan Kapal.

5) Melaksanakan buku jurnal PHB

6) Merawat dan memelihara alat-alat Komlek sesuai ketentuan (termasuk sumber energinya/battery)

a) Diuji on load dan off load (sedang dipakai/tidak dipakai) setiap hari dan jika mungkin juga harus diisi penuh.

b) Diuji dengan Hydrometer 1 x seminggu.

c) Diperiksa 1 x sebulan tentang keamanan masing-

masing battery serta hubungan-hubungannya dari

kondisi battery serta komponennya dan hasil uji dicatat

di dalam buku harian radio.

(14)

POKOK BAHASAN II TUGAS JAGA NAVIGASI

1. Jaga Navigasi/Laut

Perwira yang bertugas jaga navigasi merupakan wakil nakhoda dan terutama selalu bertanggung jawab atas navigasi yang aman dan mematuhi peraturan Internasional pencegahan tubrukan di laut (tahun 1972).

Look out (aturan 5 P2TL) bagi kapal yang sedang berlayar, Kapal yang sedang berlabuh jangkar, Kapal yang sedang sandar. Menjamin keselamatan kapal terhadap semua bahaya navigasi, bahaya tubrukan dan keadaan khusus :

a. Melakukan pengamatan dan membuat penilaian yang lengkap terhadap situasi kapal, perairan dan bahaya tubrukan

b. Menjaga kewaspadaan terus-menerus dengan penglihatan, pendengaran dan dengan semua peralatan yang ada sesuai dengan keadaan keliling dan kondisi sedemikian rupa. Misal : Alat Navigasi Elektronik/Navel, teropong, isyarat bunyi/cahaya dan lain-lain, apabila daya tampak terbatas, kombinasi semuanya harus dilaksanakan secara bersamaan

c. Tugas pengawas dan tugas pemegang kemudi harus terpisah, tugas pemegang kemudi tidak boleh merangkap atau dianggap merangkap tugas pengamatan kecuali pada kapal-kapal kecil.

Perwira jaga merupakan wakil Nakhoda dan tanggungjawab utamanya setiap waktu adaah bernavigasi dengan aman → mematuhi setiap waktu peraturan yang berlaku untuk mencegah tubrukan.

Perwira jaga harus mengingat bahwa semua peralatan di anjungan berada dalam jangkauannya dan tidak boleh ragu menggunakannya seperti isyarat semboyan bunyi/cahaya dan lain-lain untuk menghindari tubrukan.

2. Tugas Jaga Navigasi / Laut.

Mualim untuk dapat melaksanakan kompetensi tugas jaga navigasi yang aman wajib memiliki pengetahuan, pemahaman dan keterampilan tentang :

a. Isi aplikasi dan makna peraturan internasional tenang

pencegahan tubrukan di laut (Collision Regulation).

(15)

b. Prinsip-prinsip yang harus diamati selama penjalankan tugas jaga navigasi.

c. Prosedur tim kerja anjungan yang efektif (Effective bridge tema work procedures).

d. Menggunakan rute sesuai dengan the General Provisions on Ships Routeing atau Boyage Planning (Rencana Pelayaran) Mualim dalam melaksanakan tugas jaganya sesungguhnya adalah mewakili tugas nakhoda sebagai penanggung jawab utama keselamatan kapal dalam bernavigasi serta melaksanakan P2TL/

International Collution Regulation at Sea (COLREG) 1972 yang selalu setiap saat harus melaksanakan pengamatan keliling yang tepat (proper look out) sesuai aturan 5 colreg 72.

a. Pengamatan keliling bertujuan mempertahankan tingkat kewaspadaan dengan menggunakan pendengaran, penglihatan dan sarana yang tersedia sesuai kondisinya.

b. Berdasarkan hasil pengamatan keliling wajib dilanjutkan dengan penilaian yang lengkap akan setuasi dan resiko tubrukan, kandas dan bahaya navigasi lainnya.

c. Pengamatan keliling dilaksanakan juga untuk tujuanmendeteksi kapal-kapal atau pesawat yang dalam bahaya, orang tercebur di laut dan kerangka kapal dan bahaya lainnya.

Agar pengamatan keliling dapat dilaksanakan dengan tepat dan perhatian penuh maka tugas mengamatan dan mengemudi harus dipisah dan tidak boleh dirangkap.

Seorang yang sedang menjalankan tugas mengemudi tidak dapat dianggap sebagai pengamat, keduali pada kapal-kapal kecil dimana dari posisi mengemudi dapat dilihat kesepuluh arah (3600) tanpa ada bagian kapal yang menghalangi dan melemahkan pengamatan di malam hari atau adanya kesulitan dilaksanakan pengamatan keliling.

Dalam melaksanakan tugas jaga harus mengamati lampu dan sosok benda sesuai aturan 20 P2TL dimana setiap keadaan penglihatan bagi seluruh kapal termasuk kapal-kapal kecil sekalipun agar keberadaan mereka dapat diketahui oleh kapal-kapal lain.

Lampu lampu harus dinyalakan mulai matahari terbenam sampai matahari terbit. Apabila siang hari keadaan penglihatan terbatas seperti hujan, kabut, asap, badai pasir, badai salju dan hal-hal lain yang serupa dengan itu maka lampu-lampu wajib dinyalakan.

Pada siang hari atau pada saat lampu-lampu sudah dipadamkan

untuk menyatakan keadaan kapal dipasang sosok benda. Kapal-kapal

(16)

tenaga yang sedang berlayar panjang kapal kurang dari 50 meter dengan panjang kapal lebih dari 50 meter penerangn navigas untuk penerangan tiang depan berbeda, sedang lampu lambung kiri / kanan tetap. Begitu juga dengan lampu buritan.

Dalam melaksanakan tugas jaga navigasi disamping menggunakan pengamatan visual juga pendengaran seperti isyarat bunyi. Isyarat bunyi yang ditunjukkan melalui suling kapal mempunyai arti yang berbeda seperti yang tercantum dalam aturan 34 P2TL yaitu isyarat olah gerak dan isyarat peringatan :

a. Satu tiup pendek artinya saya sedang mengubah Haluan ke kanan.

b. Dua tiup pendek artinya saya sedang mengubah Haluan ke kiri.

c. Tiga tiup pendek artinya saya sedang menjalankan mundur mesin penggerak.

d. Dua tiup panjang diikuti satu tiup pendek artinya saya bermaksud menyusul anda disisi kanan anda.

e. Dua tiup panjang diikuti dua tiup pendek artinya saya bermaksud menyusul anda disisi kiri anda.

f. Satu tiup panjang satu tiup pendek satu tiup panjang satu tiup pendek artinya setuju untuk disusul.

g. Lima tiup pendek artinya kapal yang disusul ragu-ragu atau tidak setuju disusul.

h. Kapal yang mendekati tikungan atau daerah alur atau air pelayaran sempit dimana pandangan kapal terhalang harus memperdengarkan satu tiup panjang dan kapal lain yang sedang mendekati tikungan wajib membalas dengan satu tiup panjang.

Keterangan :

a. Istilah tiup pendek artinya tiupan yang lamanya satu detik.

b. Istilah tiup panjang artinya tiupan yang lamanya empat sampai dengan enam detik.

Mualim yang bertugas jaga navigasi dapat sebagai pengamat seorang diri di anjungan di siang hari bila keadaannya :

a. Situasi telah dinilai dengan cermat dan tanpa keraguan bahwa tugas jaga memungkinkan dilakukan seorang diri akan aman.

b. Faktor-faktor relevan telah diperhitungkan sepenuhnya namun

tidak terbatas hanya pada :

(17)

1) Kondisi cuaca.

2) Jarak tampak (visibility).

3) Kepadatan lalulintas.

4) Perkiraan akan bahaya navigasi.

5) Perhatian yang diperlukan bilamana bernavigasi di dekat atau dalam tata permisahan lalulintas (Traffic Separation Scheme).

c. Bila terjadi perubahan situasi yang tiba-tiba maka diperlukan bantuan yang segera untuk berada di anjungan dapat dimungkinkan.

Penataan penjagaan (watch arrangements) wajib dibuat oleh Nakhoda atau Komandan kapal patrol Polri sehingga komposisi petugas jaga di anjungan memungkinkan dilibatkannya ABK yang cakap (Qualified Ratings).

Dalam melaksanakan jaga navigasi/laut :

a. Mualim dibantu Tamtama yang bertugas navigasi harus : 1) Melaksanakan tugas jaganya di anjungan.

2) Tidak diperkenankan meninggalkan anjungan sampai ada penggantiannya yang tepat.

3) Tetap bertanggungjawab untuk keselamatan navigasi kapal meskipun nakhoda berada di anjungan sampai nakhoda memberitahukan bahwa tanggung jawab diambil alih dandipahami oleh kedua pihak pertanggung-jawaban telah dialihkan.

4) Memberitahukan nakhoda jika timbul keragu-raguan akan tindakan yang harus diambilnya demi keselamatan.

b. Selama tugas jaga harus dilakukan pengecekan haluan yang sedang dikemudikan, posisi dan kecepatan kapal dalam interval waktu yang memadai/sering dengan menggunakan peralatan navigasi yang sesuai untuk meyakinkan dirinya bahwa kapal berada pada haluan direncanakan.

c. Mualim dibantu Tamtama yang sedang bertugas jaga navigasi

harus paham benar lokasi dan mengoperasikan seluruh

peralatan keselamatan dan peralatan navigasi yang ada di atas

kapalnya dan harus memperhatikan serta mempertimbangkan

keterbatasan-keterbatasan pengoperasian peralatan-peralatan

tersebut serta sadar bahwa perum gema (echo sounder) adalah

alat bantu navigasi yang penting.

(18)

d. Mualim dibantu Tamtama yang sedang bertugas jaga navigasi harus menggunakan seluruh peralatan navigasi sesuai peruntukannya.

e. Mualim dibantu Tamtama yang sedang bertugas jaga navigasi dalam daerah berpenglihatan terbatas atau akan memasuki daerah berpenglihatan terbatas dan di perairan yang padat lalu lintasnya/ramai harus menggunakan radar. Dalam menggunakan radar harus memperhatikan akan keterbatasan-keterbatasan radar yang sedang digunakannya, jika menggunakan radar harus mengganti atau mengubah skala jarak secara periodik atau sesering mungkin sesuai kebutuhan sehingga dapat mendeteksi objek sedini mungkin. Mualim jaga harus menyadari bahwa objek kecil akan memberikan memberikan echo yang lemah sehingga ada kemungkinan tidak terdeteksi.

Bila menggunakan radar, mualim yang sedang bertugas jaga navigasi harus menggunakan skala jarak yang tepat / sesuai dan mengamati display/tampilan radar dengan cermat. Ploting atau analisis yang sistematis harus mulai dilaksanakan dalam waktu yang memadai.

f. Mualim dibantu Tamtama yang sedang bertugas jaga navigasi, jika diperlukan tidak boleh segan untuk menggunakan kemudi, mesin dan isyarat bunyi. Namun untuk penggunaan mesin atau perubahan kecepatan harus memberitahukan sebelumnya akan maksudnya, untuk UMS dimana engine control berada di anjungan maka penggunaan harus sesuai prosedurnya.

g. Mualim dibantu Tamtama yang bertugas jaga navigasi harus memahami karakteristik kapalnya, termasuk lingkaran putar dan jarak henti serta memperhitungkan perbedaan karakteristik kapal lainnya. Pergerakan kapal dan aktivitas yang berhubungan dengan navigasi kapal selama periode jaga harus dicatat dengan teliti.

h. Mualim dibantu Tamtama sedang bertugas jaga navigasi harus setiap saat melaksanakan pengamatan keliling(look-out). Pada kapal yang kamar petanya terpisah, mualim yang bertugas jaga dapat memasuki kamar peta bilamana deperlukan untuk keperluan tugas navigasinya, namun hanya untuk periode waktu yang relative singkat. Sebelum masuk ke ruang peta pastikan bahwa hal itu dapat dilaksanakan sehingga lock-out dapat tetap dijaga.

i. Untuk menghindari keadaan berbahaya yang tidak diharapkan,

selama dalam pelayaran peralatan-peralatan navigasi jika

deadaan mengijinkan harus sesering mungkin diperiksa.

(19)

Pemeriksaan yang dilaksanakan harus dicatatkan/record.

Pemeriksaan demikian juga harus dilaksanakan pada saat kapal akan tiba di suatu pelabuhan atau saat menjelang keberangkatan.

j. Mualim dibantu Tamtama yang sedang bertugas jaga navigasi harus secara regular mengecek untuk memastikan bahwa :

1) Juru mudi atau kemudi otomatis pada haluan yang benar.

2) Kesalahan kompas standar bila keadaan memungkinkan harus sekurang-kurangnya sekali ditentukan dalam periode jaga dan juga bila memungkinkan setelah perubahan haluan yang besar. Penunjukkan antara standar kompas dan gyro kompas harus sesering mungkin dibandingkan, repeater dan master kompas disinkronisasikan.

3) Kemudi otomatis sekali dalam periode jaga dicoba dengan manual.

4) Lampu-lampu navigasi dan lampu isyarat serta peralatan navigasi lainnya berfungsi dengan baik.

5) Perlengkapan radio berfungsi dengan baik termasuk sumber tenaganya.

6) Pada kapal UMS, control, alarm dan indicator berfungsi dengan baik.

k. Mualim yang sedang bertugas jaga navigasi harus selalu menyadari perlunya setiap saat memenuhi ketentuan SOLAS 1974 as amended, untuk itu mualim jaga :

1) Perlu menempatkan orang untuk mengemudikan kapal dan mengemudikan secara manual pada waktu yang sesuai sehingga memungkinkan dalam situasi bahaya dapat ditanggulangi dengan selamat.

2) Bahwa kapal dengan kemudi otomatis akan dapat berakibat menjadikan situasi berbahaya dan berkembang menuju situasi dimana mualim jaga agar supaya dapat mengambil tindakan darurat tanpa bantuan seseorang akan melanggar ketentuan untuk melaksanakan look out yang harus secara terus menerus.

l. Mualim yang sedang bertugas jaga navigasi harus memberikan

petunjuk dan informasi dan istruksi yang tepat dan memadai

kepada personel regu jaganya sehingga dapat terlaksananya

penjagaan yang aman dan dapat dilaksanakan pengamatan

keliling (look out) yang baik.

(20)

m. Meskipun dipersyaratkan untuk memberitahukan nakhoda secepat mungkin keadaan-keadaan luar biasa yang akan terjadi, akan tetapi mualim yang sedang melaksanakan tugas jaga navigasi bila keadaan memerlukan juga harus segera melakukan tindakan pendahuluan / preventif untuk keselamatan kapalnya.

n. Calling The Master (Memanggil Nakhoda/Komandan Kapal) Mualim yang sedang bertugas jaga harus memberitahu nakhoda :

1) Jika kapal memasuki atau memasuki daerah berpenglihatan terbatas.

2) Jika keadaan lalulintas atau manover kapal-kapal lain memerlukan perhatian atau tindakan khusus.

3) Jika kesulitan mempertahankan haluan kapal.

4) Tidak dapat melihat daratan, rambu navigasi atau mendeteksi kedalaman pada waktu yang diperkirakan.

5) Jika tampak daratan atau rambu navigasi atau perubahan kedalaman yang tidak diperkirakan sebelumnya.

6) Terjadi kerusakan mesin, alat pengontrol mesin penggerak/telegraph, mesin kemudi dan alat navigasi termasuk alarm atau indikatornya.

7) Jika alat radio komunikasi tidak berfungsi dengan baik.

8) Dalam cuaca buruk, jika dirasakan akan semakin memburuk.

9) Jika kapal menjumpai suatu bahaya navigasi seperti gunung es atau kerangka kapal.

10) Kapal dalam keadaan darurat atau setiap keragu-raguan.

3. Pergantian Jaga

Setengah jam sebelumnya mualim/anggota pengganti jaga dibangunkan dengan setengah “1/2” jam, jam kemudian diberitahu lagi dengan seperempat ”¼” jam.

a. Mualim yang bertugas jaga laut/ navigasi tidak diperkenankan

menyerahkan tugas jaganya kepada mualim pengganti jika ada

keyakinan bahwa mualim pengganti tidak mampu menjalankan

tugasnya dengan baik, dalam situasi seperti in maka nakhoda

harus diberitahukan.

(21)

b. Mualim jaga pengganti harus yakin bahwa tegu jaganya telah siap dan dapat melaksnakan tugas jaganya, terutama sehubungan dengan penyesuaian pandangan utnuk kondisi gelap (night vision). Mualim pengganti tidak diperkenankan menerima tugas jaga sampai pandangannya sungguh sungguh telah menyesuaikan dengan kondisi cahaya.

c. Sebelum menerima tugas jaga, mualim pengganti harus memeriksa dan memastikan bahwa posisi duga (DR) atau posisi sejati kapal, haluan dan kecepatan kapal sesuai dengan yang dikehendaki (intended track), khusus untuk kapal Unmanned Machinery Space (UMS) pastikan UMS Controls, alarm dan indikator lainnya yang berada di anjungan dalam kondisi OK.

Selain itu harus juga diperiksa akan ada atau tidak adanya bahaya navigasi selama periode jaganya ke depan termasuk tindakan yang perlu diambil bilamana diperkirakan ada bahaya navigasi.

d. Mualim jaga pengganti harus meyakinkan dirinya untuk hal-hal sebagai berikut :

1) Standing orders dan perintah khusus nakhoda lainnya yang berkaitan dengan navigasi kapal.

2) Posisi, haluan, kecepatan dan draft kapal.

3) Kondisi saat itu dan perkiraan pasang surut, arus, cuaca, jarak tampak dan pengaruhnya terhadap haluan dan kedepatan kapal.

4) Jika control mesin penggerak utama dari anjungan pastikan prosedur menggunakan mesin penggerak utama untuk manuver.

5) Situasi navigasi/pelayaran yang meliputi :

a) Kondisi operasional peralatan navigasi dan peralatan/

perlengkapan keselamatan yang sedang digunakan atau kemungkinan digunakan selama periode jaganya.

b) Keselahan kompas gasing (gyro compass) dan kompas magnit.

c) Keberadaan dan pergerakan kapal-kapal disekitarnya atau yang dalam jangkauan pengamatan.

d) Kemungkinan bahaya dan kondisi yang akan dapat terjadi selama periode jaganya.

e) Kemungkinan efek dari kemiringan (list), trim, berat

jenis air dan squat.

(22)

e. Bila pada saat pergantian jaga navigasi mualim yang akan digantikan sedang melaksanakan tindakan manover atau tindakan lain untuk menghindari bahaya maka pergantian itu harus ditunda sampai tindakan dimaksud benar-benar selesai.

f. Penjagaan pada Daerah dan Kondisi Khusus 1) Cuaca baik/terang (Clear Weather).

Mualim yang sedang bertugas jaga navigasi barus mendeteksi apakah akan timbul resiko tubrukan terhadap kapal yang mendekati dengan cara mengambil baringan kompas secara berkala dan tepat. Namun harus selalu disadari walaupun perubahan baringan cukup besar bahwa tubrukan akan mungkin tetap terjadi terutama bila mendekati kapal-kapal yang relative amat besar atau suatu tindakan dalam jarak yang amat dekat. Mualim yang sedang bertugas jaga navigasi dalam memenuhi Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (Colreg 1972) harus melakukan tindakannya sedini mungkin dan nyata.

Tindakan yang dilakukan harus diperiksa kembali apakah menghasilkan keadaan sesuai yang diinginkannya. Dalam cuaca terang bilamana keadaan mengijinkan, mualim yang sedang bertugas juga navigasi harus mempraktekkan penggunaan radar yang tepat.

2) Tampak terbatas/waktu gelap.

Bilamana kondisi penglihatan menjadi terbatas atau akan menjadi terbatas, mualim yang sedang bertugas jaga sebagai taqnggung jawab/tugas pertamanya adalah melaksanakan aturan-aturan yang relevan dari Colreg 1972 terutama aturan-aturan isyarat bunyi dilanjutkan berlayar dengan kecepatan aman dengan mesin siap berolah gerak.

Selain itu mualim yang sedang bertugas jaga navigasi harus :

a) Memberitahu Nakhoda.

b) Menempatkan seorang pengamat dengan memperkirakan yang ada dan keterbatasan peralatan bantu navigasi yang ada.

c) Menghidupkan lampu-lampu navigasi.

d) Menghidupkan dan mengoperasikan/ menggunakan

radar.

(23)

3) Pada Saat Keadaan Gelap Gulita

Nakhoda dan mualim yang sedang bertugas jaga, bilamana menata tugas pengamatan keliling (look-out) harus memperhatikan peralatan yang ada di anjungan dan alat navigasi yang dapat/boleh digunakan, pembatasan- pembatasan seperti prosedur dan pengamanan diberlakukan.

4) Perairan pantai dan lalul intas padat.

a) Harus menggunakan peta skala besar yang sesuai untuk areanya dan telah dikoreksi dengan informasi terkini. Posisi fix harus ditentukan secara berkala dan sesering mungkin, bila memungkinkan dengan metode yang berbeda-beda.

b) Mualim yang sedang bertugas jaga harus mengidentifikasi sedara tepat seluruh rambu-rambu navigasi yang relevan.

c) Pelajari buku kepanduan bahari untuk daerah yang bersangkutan.

d) Perhatikan aturan 10 P2TL ketika bernavigasi di daerah TSS.

5) Cuaca Buruk / Badai

a) Beritahu nakhoda dan kepala kamar mesin.

b) Semua benda yang bergerak di kapal diikat / dilasting.

c) Ingatkan awak kapal untuk memeriksa dan mengamankan benda-benda dalam ruangan. Pasang tali mengaman di geladak (Rig Safety Lines).

d) Monitor laporan berita cuaca dan kirimkan laporan cuaca.

6) Jaga pada Saat Berlabuh Jangkar / Lego Jangkar

Jika nakhoda menganggap perlu dilanjutkan tugas jaga navigasi/laut pada saat kapal berlabuh jangkar, maka mualim yang sedang bertugas jaga navigasi harus :

a) Secepat mungkin menentukan dan plot posisi kapal di peta yang sesuai.

b) Bilamana keadaan mengijinkan, setiap interval waktu

yang memadai periksa apakah kapal dalam posisi

labuh jangkar yang masih aman dengan mengambil

baringan-baringan dari rambu-rambu navigasi yang fix

(24)

atau dari objek-objek di darat yang dapt diidentifikasi, agar kapal tetap pada tempat/posisinya.

c) Pastikan bahwa pengamatan keliling yang baik tetap dapat terlaksana.

d) Pastikan ronda keliling kapal dilakukan secara berkala/periodik.

e) Mengamati keadaan cuaca, pasang surut dan ombak.

f) Jika jangkar menggaruk/tidak makan sehingga kapal larat, laporkan kepada nakhoda dan ambil tindakan yang sesuai.

g) Pastikan bahwa mesin penggerak pada tingkat siap berolah gerak dan mesin penunjang lainnya juga dalam keadaan siap untuk digunakan sewaktu-waktu sesuai dengan instruksi nakhoda.

h) Jika jarak tampak berkurang/memburuk laporkan kepada nakhoda.

i) Pastikan bahwa lampu-lampu dan sosok-sosok benda yang wajib dinyalakan/diperlihatkan telah dinyalakan atau diperlihatkan, dan bila harus memperdengarkan isyarat bunyi maka bunyikan sesuai dengan aturan dalam Colreg 1972.

j) Lakukan tindakan untuk menjaga lingkungan akibat percemaran dari kapal sesuai Peraturan Pencegahan Pencemaran (Marpol 73/78).

g. Tugas Jaga Pelabuhan

Dalam rangka keselamatan kapal di pelabuhan, nakhoda atau komandan kapal Polri wajib membuat penataan jaga yang sesuai dan efektif agar kapal dalam situasi dan kondisi normal dapat selalu dapat selalu terlambat / sandar di dermaga yang aman.

Komposisi dan lama periode jaga dek di pelabuhan tergantung dari kondisi bagaimana kapal ditambat, type kapal dan karakteristik tugas jaganya. Penataan jaga dek selama kapal di pelabuhan harus selalu dapat :

1) Menjamin keselamatan jiwa, keselamatan kapal,

keselamatan lingkungan pelabuhan khususnya dari

pencemaran dan dapat dioperasikannya mesin-mesin untuk

kegiatan muat bongkar dengan selamat.

(25)

2) Mengetahui ketentuan-ketentuan Internasional, Nasional atau setempat.

3) Terlaksananya rutinitas dan ketertiban kapal.

Dalam melaksanakan jaga pada kapal yang sedang berlabuh yang harus dilakukan adalah :

1) Serah Terima Jaga Pelabuhan

a) Mualim yang tertugas jaga tidak dapat menyerahkan jaganya kepada pengganti bila diyakini bahwa pengganti akan tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik/efektif. Bila terjadi kasus seperti ini harus dilaporkan kepada nakhoda. Mualim jaga pengganti juga harus yakin bahwa regu jaganya akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan efektif. Bila pada saat / jam pergantian jaga sedang berlangsung kegiatan yang penting maka kegiatan itu harus diselesaikan oleh mualim jaga yang akan digantikan, kecuali atas catatan atau perintah nakhoda.

b) Sebelum menggantikan jaga dek, mualim yang akan digantikan wajib member informasi kepada mualim pengganti tentang hal-hal berikut :

(1) Kedalaman perairan di tempat kapal bersandar, draft kapal, waktu dan tinggi pasang surut, kondisi tali tambat/tros dan spring, penataan jangkar dan panjang rantai, keadaan mesin penggerak utama dan kesiapannya bila sewaktu- waktu dibutuhkan untuk keadaan darurat / emergency.

(2) Seluruh kegiatan / pekerjaan yang akan dilakukan di atas kapal, jenis dan jumlah muatan / cargo yang akan dimuat atau sisanya serta sisa muatan setelah dibongkar.

(3) Sounding / level air bilges dan ballast task.

(4) Lampu isyarat yang sedang dinyatakan atau isyarat bunyi yang diperdengarkan.

(5) Jumlah awak kapal yang harus berada di kapal dan orang-orang yang berada di kapal.

(6) Keadaan peralatan pemadam kebakaran.

(26)

(7) Peraturan-peraturan khusus pelabuhan.

(8) Catatan dan perintah nakhoda.

(9) Jalur komunikasi yang memungkinkan antara kapal dan personel di darat termasuk port authorities bila terjadi keadaan darurat atau memerlukan bantuan.

(10) Setiap keadaan lainnya yang dianggap penting untuk keselamatan kapal, awak kapal, muatan dan lingkungan dari akibat polusi.

(11) Prosedur untuk melaporkan kepada isntansi yang berwenang bila terjadi poluli lingkungan akibat aktivitas kapal.

c) Mualim pengganti sebelum melaksanakan tugas jaga dek harus memeriksa dan meyakinkan dirinya bahwa:

Tali tambat / tros dan spring serta rantai jangkar dalam kondisi yang baik dan memadai.

(1) Isyarat bunyi atau lampu isyarat yang dibunyikan/dinyatakan telah sesuai ketentuan.

(2) Aturan-aturan keselamatan dan pencegahan kebakaran telah dilaksanakan.

(3) Regu jaganya mengerti dan menyadari sifat muatan bahaya yang sedang dimuat atau dibongkar dan mengerti tindakan yang harus dilakukan bila terjadi tumpahan atau kebakaran.

(4) Kondisi di luar atau sekelilingnya kapal tidak membahayakan dan sebaliknya.

h. Pelaksanaan Jaga Dek

Mualim yang bertugas jaga dek harus :

1) Melakukan perondaan untuk memeriksa keadaan kapal untuk setiap interval waktu yang memadai.

2) Memberikan perhatian khusus untuk hal-hal berikut :

a) Kondisi gangway dalam keadaan terpasang dengan baik, rantai jangkar dan tali tambat khususnya pada daerah yang perubahan pasang surutnya relative besar / tinggi, jika perlu membuat aturan agar dapat selalu menjadi tugas / pekerjaan rutin.

b) Draft dan UKC (under Keel Clearance) dan keadaan

umum kapal untuk mencegah terjadinya kemiringan

(27)

dan trim yang dapat membahayakan kapal akibat kegiatan bongkar muat atau balas.

c) Cuaca dan kondisi laut.

d) Seluruh aturan-aturan tentang keselamatan dan pencegahan kebakaran.

e) Tinggi/Level air di lambung dan tangki-tangki.

f) Seluruh orang di atas kapal dan lokasinya, khususnya orang-orang yang berada di ruangan tertutup atau tersembunyi.

g) Kewajiban membunyikan atau menyalakan lampu isyarat sesuai yang di persyaratkan/diharuskan.

3) Dalam cuaca buruk atau setelah ada strom warning ambil tindakan untuk melindungi kapal, orang dan muatan dari bahaya.

4) Ambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan akibat polusi dari kapal.

5) Dalam keadaan darurat yang mengancam keselamatan, bunyikan alarm, laporkan kepada nakhoda, ambil seluruh tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerusakan kapal, muatan dan orang yang berada di atas kapal dan jika meminta bantuan dari authority di darat atau dari kapal didekatnya.

6) Perhatikan kondisi stabilitas Kapal dan karenanya jika terjadi kebakaran di kapal maka pemadam kebakaran dari darat harus diberi saran/informasi banyaknya air yang dapat dipompakan atau disemprotkan ke kapal tanpa membahayakan kapal.

7) Memberikan pertolongan/bantuan terhadap kapal atau orang yang dalam bahaya.

8) Ambil tindakan yang diperlukan jika akan menggerakkan / memutar baling-baling agar tidak kecelakaan atau kerusakan.

9) Catat di log-book seluruh kejadian penting yang dapat

mempengaruhi/berakibat kepada kapal.

(28)

Rangkuman

1. Jaga menurut kamus berarti Melihat dengan cermat atau waspada yang berarti :

a. Cermat : memberikan perhatian penuh dan mengawasi dengan waspada.

b. Awas : kontinu dan hati-hati terutama untuk melihat dan menghindari tubrukan.

c. Waspada : sangat siaga dan siap untuk mengatasi apapun yang akan terjadi.

2. Tujuan Jaga

Tercapainya penerapan prinsip tugas jaga yang aman dan mencegah terjadinya pencemaran laut.

3. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan : a. Jarak tampak dan keadaan cuaca/laut

b. Kepadatan lalulintas, bahaya-bahaya navigasi di daerah dimana kapal sedang berada di dalam atau di deckat jalur-jalur pemisah c. Penggunaan dan kondisi alat bantu navigasi seperti radar atau

alat-alat penentu posisi elektronik dan peralatan lain yang mempengaruhi keamanan.

4. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengaturan tugas jaga:

a. Sertifikasi (Certification

b. Rencana Pelayaran (Voyage Planning) c. Tugas Jaga (Watch Keeping).

d. Tugas jaga bagian deck dan mesin e. Pengoperasian kapal

5. Jaga laut → awak kapal (Perwira dan ABK) selama 24 jam. Jaga pelabuhan/labuh jangkar → 24 jam secara bergantian, awak kapal dapat diatur bergantian pesiar/meninggalkan kapal atau diatur sendiri sesuai waktu yang ada. Bagian deck dan mesin dipimpin oleh seorang perwira yang mampu mengambil keputusan yang tepat pada saat ada kejadian darurat.

6. Perwira yang bertugas jaga navigasi merupakan wakil nakhoda dan

terutama selalu bertanggung jawab atas navigasi yang aman dan

mematuhi peraturan Internasional pencegahan tubrukan di laut (tahun

1972).

(29)

7. Mualim dalam melaksanakan tugas jaganya sesungguhnya adalah mewakili tugas nakhoda sebagai penanggung jawab utama keselamatan kapal dalam bernavigasi serta melaksanakan P2TL / International Collution Regulation at Sea (COLREG) 1972 yang selalu setiap saat harus melaksanakan pengamatan keliling yang tepat (proper look out) sesuai aturan 5 colreg 72.

a. Pengamatan keliling bertujuan mempertahankan tingkat kewaspadaan dengan menggunakan pendengaran, penglihatan dan sarana yang tersedia sesuai kondisinya.

b. Berdasarkan hasil pengamatan keliling wajib dilanjutkan dengan penilaian yang lengkap akan setuasi dan resiko tubrukan, kandas dan bahaya navigasi lainnya.

c. Pengamatan keliling dilaksanakan juga untuk tujuanmendeteksi kapal-kapal atau pesawat yang dalam bahaya, orang tercebur di laut dan kerangka kapal dan bahaya lainnya.

8. Setengah jam sebelumnya mualim/anggota pengganti jaga dibangunkan dengan setengah “1/2” jam, jam kemudian diberitahu lagi dengan seperempat ”¼” jam.

9. Penjagaan pada Daerah dan Kondisi Khusus : a. Cuaca baik/terang (Clear Weather).

b. Tampak terbatas/waktu gelap.

c. Pada Saat Keadaan Gelap Gulita d. Perairan pantai dan lalul intas padat.

e. Cuaca Buruk / Badai

f. Jaga pada Saat Berlabuh Jangkar / Lego Jangkar

(30)

Latihan

1. Jelaskan Dinas jaga kapal ! 2. Jelaskan Tujuan tugas jaga!

3. Jelaskan Faktor-faktor penting dalam tugas jaga!

4. Jelaskan Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pengaturan tugas jaga!

5. Jelaskan Pembagian tugas jaga!

6. Jelaskan Jaga navigasi/laut!

7. Jelaskan Tugas jaga navigasi/laut!

8. Jelaskan Pergantian jaga!

(31)

HANJAR

02

JAGA MESIN

8 JP (360 menit)

Pengantar

Dalam hanjar ini, berisikan materi tentang pengertian tugas jaga mesin, pengaturan dinas jaga mesin serta tugas jaga mesin pada saat kapal berlayar.

Tujuan diberikan materi ini agar peserta didik memahami dan mampu menerapkan jaga mesin.

Kompetensi Dasar

Memahami dan mampu menerapkan jaga mesin.

Indikator Hasil Belajar :

1. Menjelaskan pengertian tugas jaga mesin.

2. Menjelaskan pengaturan dinas jaga mesin.

3. Menjelaskan tugas jaga mesin pada saat kapal berlayar.

4. Mempraktikkan jaga mesin.

(32)

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan : Jaga mesin.

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian tugas jaga mesin.

2. Pengaturan dinas jaga mesin.

3. Tugas jaga mesin pada saat kapal berlayar.

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah.

Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang jaga mesin 2. Metode Brainstorming (curah pendapat)

Metode ini digunakan untuk menggali pendapat/pemahaman peserta tentang materi jaga mesin.

3. Metode Tanya Jawab

Metode ini digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik tentang materi yang telah diberikan.

4. Metode Penugasan

Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik tentang materi yang telah diberikan.

5. Metode Praktik/drill

Metode ini digunakan untuk mempraktikkan jaga mesin.

(33)

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar

1. Alat/Media a. Whiteboard.

b. Flipchart.

c. Komputer/laptop.

d. LCD dan screen.

2. Bahan

a. Kertas flipchart.

b. Alat tulis.

3. Sumber Belajar :

Diktat perlengkapan kapal oleh Capt. J. Palambang.

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit

Pendidik melaksanakan apersepsi:

a. Pendidik menugaskan peserta didik melakukan refleksi materi sebelumnya.

b. Pendidik mengaitkan materi yang sudah disampaikan dengan materi yang akan disampaikan.

c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Tahap inti : 250 menit

a. Pendidik menyampaikan materi tali temali di atas kapal, takal dan takal dasar.

b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal yang penting,

bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami.

(34)

c. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang materi yang disampaikan oleh pendidik.

d. Pendidik dan peserta didik melaksanakan tanya jawab tentang materi yang telah diberikan.

e. Pendidik memberikan contoh jaga mesin f. Peserta didik mempraktikkan jaga mesin g. Pendidik memfasilitasi jalannya praktik h. Pendidik menyimpulkan hasil praktik.

3. Tahap akhir : 10 menit a. Cek Penguatan materi

Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum.

b. Cek penguasaan materi

Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.

c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.

Pendidik menggali manfaat yang bisa di ambil dari materi yang telah disampaikan.

d. Pendidik menugaskan peserta didik untuk membuat resume.

4. Tes Sumatif : 90 menit

(35)

Tagihan/Tugas

Peserta didik mengumpulkan resume materi yang telah disampaikan.

Lembar kegiatan

1. Peserta didik mebuat resume materi yang telah disampaikan.

2. Peserta didik mempraktikkan jaga mesin

(36)

Bahan bacaan

JAGA MESIN

1. Pengertian Tugas Jaga Mesin

Istilah tugas jaga mesin di bagian ini berarti “seseorang atau sekelompok orang personil tugas jaga, atau suatu periode tanggung jawab seorang perwira selama mana kehadirannya di mesin merupakan keharusan atau ketidakharusan”.

Istilah “perwira yang bertanggung jawab” atau melaksanakan tugas jaga mesin berarti : Wakil Kepala Kamar Mesin dan terutama selalu bertanggungjawab untuk keselamatan kapal dan juga bertanggungjawab dalam pemeriksaan, pengoperasian dan pengujian seluruh peralatan yang dibawah tanggungjawab tugas jaga mesin.

Prinsip dalam tugas jaga mesin adalah : aman (safe) dan cegah pencemaran. Syarat yang harus dimiliki ialah :

a. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang fungsi dan cara kerja permesinan.

b. Mengerti tugas dan tanggungjawab serta prinsip kerja yang aman.

c. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam penanggulangan keadaan darurat dan cegah cemar laut.

2. Pengaturan Dinas Jaga Mesin.

a. Komposisi tugas jaga mesin harus selalu memadai untuk menjamin pengoperasian secara aman seluruh permesinan yang mempengaruhi pengoperasian kapal pada kemudi otomatis atau kemudi tangan dan harus sesuai yang ada.

b. Jika memutuskan komposisi tugas jaga mesin, termasuk bawahan-bawahan yang harus memenuhi syarat, kriteria di bawah ini harus menjadi per timbangan :

1) Jenis kapal dan jenis serta kondisi per mesinan.

2) Pengawasan mesin-mesin yang mem pengaruhi keamanan

pengoperasian kapal secara terus-menerus.

(37)

3) Setiap cara pengoperasian khusus yang dipengaruhi kondisi-kondisi seperti cuaca, air yang tercemar, air dangkal, air darurat, penanggulangan kerusakan atau pencegahan pencemaran.

4) Kualifikasi dan pengalaman petugas jaga mesin.

5) Keselamatan jiwa, kapal, muatan dan pelabuhan serta perlindungan lingkungan.

6) Kepatuhan terhadap peraturan-peraturan internasional, nasional dan setempat.

7) Menjaga pengoperasian kapal secara normal.

c. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Mengambil Alih Tugas Jaga

Sebelum mengambil alih tugas jaga mesin perwira pengganti harus diberitahu oleh perwira yang diganti, tentang : 1) Perwira-perwira harian, setiap perwira khusus yang

berkaitan dengan pengoperasian kapal, fungsi pemeliharaan, perbaikan mesin kapal atau peralatan kendali.

2) Sifat semua pekerjaan yang sedang dilakukan pada mesin dan sistem yang ada di atas kapal, personil yang terlibat dan kemungkinan-kemungkinan bahaya yang terkait.

3) Jika mungkin ketinggian atau kondisi air atau residu-residu yang di dalam got, tangki ballast, tangki endap, tangki kotoran, tangki cadangan dan persyaratan khusus untuk penggunaan atau pembuangan isi tangki-tangki tersebut.

4) Setiap persyaratan yang berkaitan dengan sistem kebersihan.

5) Kondisi kesimpan alat pemadam kebakaran jinjing dan alat pemadam kebakaran permanen serta sistem pendeteksian kebakaran.

6) Personil yang telah diberikan kewenangan untuk melakukan

perbaikan di atas kapal dalam hal permesinan, lokasi

kerjanya dan fungsi perbaikan serta dan orang-orang lain

telah mendapat kewenangan dan awak kapal yang

diperlukan.

(38)

7) Setiap peraturan pelabuhan yang berkaitan dengan pembuangan kotoran oleh kapal, persyaratan tentang pemadam kebakaran dan kesiapan kapal khususnya selama cuaca buruk.

8) Jalur komunikasi antara kapal dengan petugas pantai jika terjadi keadaan darurat atau jika memerlukan bantuan.

9) Setiap situasi yang penting untuk keselamatan kapal, awak kapal muatan dan pencegahan pencemaran.

Sebelum mengambil alih tugas jaga mesin, perwira-perwira pengganti harus memastikan dia telah diberitahu oleh Perwira yang diganti sebagaimana tersebut di atas dan yang lain adalah : 1) Harus mengambil sumber tenaga yang ada dan sumber- sumber cadangan, panas dan penerangan serta distribusinya.

2) Mengenal tersedianya dan kondisi bahan bakar kapal minyak pelumas dan semua persediaan air.

3) Harus siap untuk menyiapkan kapal dan mesin semaksimal mungkin untuk kondisi darurat atau siap siaga yang diperlukan.

d. Serah Terima Tugas Jaga

1) Perwira tugas jaga mesin tidak boleh menyerahkan kepada perwira pengganti jika ada alasan yang kuat bahwa perwira pengganti jelas tidak mampu melaksanakan tugas jaga secara efektif yang jika demikian kepala kamar mesin harus diberitahu.

2) Perwira pengganti tugas jaga mesin harus memastikan bahwa anggota-anggota pengganti tugas jaga mesin sepenuhnya mampu melaksanakan tugas jaga masing- masing secara efektif.

3) Perwira-perwira yang melakukan tugas jaga deck atau mesin tidak boleh menyerahkan tugasnya kepada perwira pengganti jika ada alasan yang kuat bahwa perwira pengganti yang bersangkutan tidak mampu melaksanakan tugas jaga secara efektif dan jika demikian Nakhoda atau perwira kamar mesin harus diberitahu. Perwira pengganti tugas jaga deck atau mesin harus memastikan bahwa seluruh anggota tugas jaga mampu melaksanakan tugasnya masing-masing secara efektif.

4) Jika pada saat penyerahan tugas jaga atau deck suatu

kegiatan penting sedang dilakukan maka kegiatan tersebut

(39)

harus diselesaikan oleh Perwira yang akan diganti, kecuali jika diperintahkan lain oleh Nakhoda atau Kepala Kamar Mesin.

5) Sebelum mengambil alih tugas, perwira pengganti harus memperoleh kepastian paling tidak dalam hal-hal sebagai berikut :

a) Perintah-perintah harian dan petunjuk khusus dari Kepala Kamar Mesin, yang berkaitan dengan pengoperasian mesin dan sistem-sistem yang ada di atas kapal.

b) Sifat pekerjaan yang sedang dilakukan pada mesin dan sistem-sistem di dalam kapal, personil yang terlibat dan kemungkinan adanya bahaya.

c) Ketinggian dan kondisi air atau kotoran di dalam got, tangki ballast, tangki air tawar, tangki buangan dan setiap persyaratan khusus untuk penggunaan atau pembuangan isinya.

d) Ketinggian dan kondisi bahan bakar pada tangki cadangan, tangki endap (Settling Tank), tangki harian dan fasilitas-fasilitas lain untuk penyimpanan bahan bakar.

e) Persyaratan khusus yang berkaitan dengan sistem- sistem sanitasi.

f) Kondisi dan cara pengoperasian berbagai sistem utama dan sistem pembantu termasuk sistem distribusi tenaga listrik.

g) Jika dapat dilaksanakan, kondisi peralatan pemantauan dan papan tombol kendali dan peralatan yang dioperasikan secara manual.

h) Jika mungkin kondisi dan cara pengoperasian alat kontrol ketel uap otomatis seperti sistem pengendali api, sistem pengendali batas-batas pengoperasian, sistem pengendalian supply bahan bakar dan peralatan lain yang berkaitan dengan pengoperasian ketel.

i) Setiap kondisi yang dapat berakibat buruk, yang terjadi

karena cuaca buruk, air laut beku, air tercemar atau air

dangkal.

(40)

j) Setiap cara pengoperasian khusus yang disebabkan oleh tidak berfungsinya perlatan atau oleh kondisi kapal yang buruk.

k) Laporan para bawahan yang bertugas di kamar mesin yang berkaitan dengan tugas masing-masing.

l) Tersedianya peralatan pemadam kebakaran.

m) Mengisi buku harian kamar mesin.

3. Tugas Jaga Mesin pada saat Kapal Berlayar

a. Tugas Jaga Mesin dalam Kondisi dan Daerah yang Berbeda 1) Melaksanakan tugas jaga mesin

a) Perwira tugas jaga mesin pengaturan tugas jaga yang telah ditetapkan terus dipertahankan dan bahwa para yang diambil bagian dalam tugas mesin ikut membantu pengoperasian mesin penggerak dan motor bantu aman dan efisien.

b) Perwira tugas jaga mesin harus terus bertanggungjawab atas pengoperasian kamar mesin meskipun ada Kepala Kamar Mesin kecuali jika diberitahu secara khusus bahwa Kepala Kamar Mesin mengambil alih tanggungjawab yang bersangkutan dan hal ini harus saling dimengerti oleh kedua belah pihak.

c) Semua anggota tugas jaga mesin harus mengenal tugas masing-masing itu, setiap anggota tugas jaga mesin juga harus memiliki pengetahuan tentang : (1) Penggunaan sistem komunikasi internal.

(2) Rute meloloskan diri dari kamar mesin.

(3) Sistem tanda bahaya kamar mesin, harus membedakan antara berbagai sistem tanda bahaya yang ada dengan refrensi khusus tanda bahaya kebakaran.

(4) Jumlah, letak dan jenis-jenis alat pemadam

kebakaran dan alat pengendali kerusakan di

dlam kamar mesin bersama dengan peng

gunaannya dan berbagai kecermatan untuk

keselamatan yang harus diperhatikan.

(41)

d) Setiap mesin yang tidak berfungsi dengan baik, yang diperkirakan akan tidak berfungsi atau memerlukan service khusus harus dicatat bersama dengan setiap tindakan yang telah diambil. Rencana-rencana harus dibuat untuk tindakan lebih lanjut jika diperlukan.

e) Jika kamar mesin dalam kondisi jaga, Perwira tugas jaga harus selalu siap untuk mengoperasikan peralatan di kamar mesin untuk dapat segera melaksanakan perubahan haluan dan kecepatan.

f) Semua perintah yang datang dari anjungan harus segera dilaksanakan. Perubahan kecepatan penggerak utama harus dicatat kecuali jika suatu pemerintahan telah menentukan bahwa ukuran atau sifat suatu kapal tertentu mengakibatkan pencatatan semacam berikut tidak dapat dilakukan. Perwira tugas jaga mesin harus memastikan bahwa alat-alat pengendali mesin penggerak utama jika sedang dioperasikan secara manual, terus-menerus dijaga dalam kondisi siap dalam kondisi olah gerak.

g) Jika kamar mesin dalam keadaan dijaga secara berkala maka perwira yang ditunjuk untuk melakukan tugas jaga harus secepatnya ada dan siap untuk menangani kamar mesin.

h) Perhatian yang sungguh-sungguh harus diberikan pada pemeliharaan seluruh permesinan yang ada termasuk sistem-sistem mekanik, sistem elektrik, elektronik, hidrolik dan sistem pneumatik, peralatan pengendali dan pengamannya semua peralatan untuk sistem pelayanan tempat penampungan dan pencatatan tentang penyimpangan dan penggunaan suku cadang.

i) Kepala Kamar Mesin harus menjamin bahwa perwira tugas jaga mesin telah diberitahu tentang seluruh tugas pemeliharaan untuk mencegah kerusakan, pemeriksaan kerusakan atau operasi-operasi perbaikan yang harus dilakukan selama tugas jaga.

Perwira tugas jaga mesin harus bertanggungjawab dalam memisahkan, memeriksa dan menyetel seluruh permesinan di bawah tanggungjawab tugas jaga mesin yang harus dilaksanakan dan dicatat.

j) Jika kamar mesin dalam keadaan siap olah gerak

perwira tugas jaga mesin harus menjamin bahwa

(42)

seluruh mesin dan peralatan yang mungkin digunakan selama olah gerak telah benar-benar dalam keadaan siap untuk digunakan setiap saat dan bahwa cadangan tenaga yang cukup telah disiapkan untuk mesin kemudi dan kebutuhan-kebutuhan lain.

k) Perwira tugas jaga mesin tidak boleh merangkap atau menjalankan tugas lain yang akan mengganggu tugas- tugas pengawasan yang berkaitan dengan sistem tenaga penggerak dan peralatan pendukung lain.

Perwira-perwira tugas jaga mesin harus selalu mengawasi ruangan sistem penggerak utama dan sistem-sistem pendukung lain. Perwira-perwira tugas jaga mesin harus selalu mengawasi ruangan sistem penggerak utama dan sistem-sistem pendukungnya sampai waktu diganti oleh perwira pengganti tugas jaga dan harus selalu memeriksa secara berkala semua mesin yang ada di bawah tanggungjawabnya.

Perwira-perwira tugas jaga mesin juga harus menjamin bahwa giliran pemeriksaan pada kamar- kamar mesin dan ruangan mesin kemudi telah dilakukan untuk mengamati dan melaporkan kerusakan atau tidak berfungsinya peralatan yang ada, melaksanakan atau memimpin penyetelan-penyetelan rutin, pemeliharaan dan tugas-tugas lain yang perlu.

l) Perwira-perwira tugas jaga mesin harus memimpin semua anggota tugas jaga mesin yang ada untuk memberitahukan kondisi-kondisi yang mungkin dapat mendatangkan bahaya yang dapat mempengaruhi permesinan atau membahayak keselamatan kapal atau jiwa manusia.

m) Perwira-perwira tugas jaga harus menjamin bahwa pelaksanaan tugas jaga mesin terus diawasi dan harus mengatur personil pengganti jika ada personil tugas jaga mesin yang mengalami halangan. Kamar mesin tidak pernah boleh dibiarkan tanpa pengawasan yang dapat menyebabkan terganggunya pengoperasian manual pada sistem tenaga penggerak.

n) Perwira tugas jaga mesin harus mengambil semua

tindakan yang perlu untuk menanggulangi kerusakan

yang terjadi karena tidak berfungsi peralatan, karena

kebakaran, kebocoran, terlepasnya pengencang-

pengencang, tubrukan, kandas atau penyebab lainnya.

(43)

o) Sebelum meninggalkan tugas, perwira tugas jaga mesin harus memastikan bahwa seluruh kejadian yang berkaitan dengan mesin induk dan motor bantu selama tugas jaga telah dicatat.

p) Perwira tugas jaga mesin harus bekerjasama dengan setiap ahli mesin yang melaksanakan tugas pemeliharaan, selama langkah-langkah pencegahan yang ada, pelaksanaan -pelaksanaan tugas jaga ini termasuk :

(1) Mengisolasi mesin yang harus dipelihara atau diperbaiki.

(2) Menyatakan sistem penggerak yang lain agar berfungsi secara baik dan aman selama periode pemeliharaan atau perbaikan.

(3) Mencatat di dalam buku harian mesin atau dokumen lain tentang peralatan yang diperbaiki dan personil yang melakukannya, langkah - langkah pengamatan apa yang telah dilakukan dan oleh siapa. Untuk kepentingan perwira pengganti nantinya dan untuk kepentingan administrasi.

(4) Jika perlu, menguji dan memfungsikannya mesin atau peralatan yang telah diperbaiki.

q) Perwira tugas jaga mesin harus menjamin bahwa bawahan-bawahannya yang ambil bagian dalam tugas jaga kamar mesin dan melaksanakan tugas-tugas pemeliharaan selalu siap untuk membantu pengoperasian mesin secara manual, jika peralatan otomatis tidak berfungsi.

r) Perwira tugas jaga harus segera memberitahukan Kepala Kamar Mesin apabila

(1) Jika terjadi kerusakan atau berfungsinya mesin yang dapat membahayakan keselamatan peng operasian kapal.

(2) Jika terjadi tidak berfungsinya sesuatu yang

menyebabkan kerusakan sistem penggerak,

motor bantu atau sistem pemantau dan sistem

pengatur.

(44)

(3) Jika terjadi situasi darurat atau jika ada keraguan tentang keputusan atau langkah-langkah apa yang harus diambil.

s) Meskipun ada keharusan untuk memberitahu Kepala Kamar Mesin dalam situasi-situasi tersebut di atas tetapi perwira tugas jaga mesin tidak boleh ragu untuk mengambil langkah pengmanan yang perlu.

t) Perwira tugas jaga mesin harus memberikan perhatian khusus pada :

(1) Kepatuhan terhadap suatu perintah, prosedur pengoperasian khusus dan peraturan yang berkaitan dengan kondisi-kondisi yang membahayakan serta langkah pencegahan di semua lingkup tanggungjawab yang ada.

(2) Sistem-sistem pengendalian dan perlengkapan, pemantauan semua sistem tenaga, komponen- komponen dan sistem dioperasikan.

(3) Tehnik-tehnik, metode dan prosedur yang perlu untuk mencegah pelanggaran peraturan pencemaran setempat.

(4) Keadaan got-got.

u) Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perwira tugas jaga mesin adalah :

(1) Membunyikan tanda bahaya dalam keadaan dan pengambilan setiap langkah yang perlu untuk mencegah kerusakan kapal, untuk keselamatan.

(2) Mengetahui kebutuhan - kebutuhan perwira deck yang berkaitan dengan peralatan untuk bongkar muat dan keperluan tambahan untuk sistem ballast dan sistem pengaturan stabilitas.

(3) Melakukan pemeriksaan secara teratur untuk memastikan tidak adanya kerusakan peralatan dan mengambil langkah yang perlu demi keselamatan kapal, operasi bongkar muat dan juga keselamatan pelabuhan dan lingkungan.

(4) Memastikan bahwa tindakan pencegahan yang

perlu selalu di lakukan dalam lingkungan

tanggung jawab yang ada guna mencegah

Referensi

Dokumen terkait

f) Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri yang selanjutnya disingkat Densus 88 AT Polri adalah unsur pelaksana tugas pokok Polri di bidang penanggulangan

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 36 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI manusia). 5) Personel unit kimia, biologi dan radioaktif berjalan di belakang

PERMESINAN BANTU 10 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA POLAIR Bagian-bagian Oil Water Separator (OWL). Berfungsi sebagai tabung pemisah antara air got dan minyak / kotoran

Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut UUD, dan dapat pula tidak tertulis. UUD menempati tata urutan peraturan perundang- undangan tertinggi dalam

a. Gangguan yang bersifat konseptual yang bersumber dari upaya-upaya terencana yang dilakukan dan dikembangkan oleh pihak lawan yang dilakukan dan di kembangkan

"Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat dengan tidak mendapat gangguan dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan dan

Mission Coordinator (SMC) di satuan wilayah hukumnya dan berkewajiban memberikan atau menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan operasi SAR

a. Pengecekan terhadap objek yang akan dikawal meliputi jumlah orang dan barang yang dibawa. Pembagian tugas dan mengatur posisi siapa yang berada di depan, di samping,