• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTITAS BUKU KIMIA, BIOLOGI, DAN RADIOAKTIF. Penyusun : Tim Pokja Lemdiklat Polri T.A Editor :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTITAS BUKU KIMIA, BIOLOGI, DAN RADIOAKTIF. Penyusun : Tim Pokja Lemdiklat Polri T.A Editor :"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

KIMIA, BIOLOGI, DAN RADIOAKTIF v PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI

KIMIA, BIOLOGI, DAN RADIOAKTIF

Penyusun :

Tim Pokja Lemdiklat Polri T.A. 2019

Editor :

1. Kombes Pol Dr. S.M. Handayani, M.Si 2. AKBP Noffan Widyayoko, S.IK., M.A.

3. Kompol R.B Firman Hidayat, Sp.,M.M 4. IPDA Anton T.L

5. Penda I Rindang Galih Syahutami, S.E.

Hanjar Pendidikan Polri

Pendidikan Pembentukan Tamtama Brimob Polri

Diterbitkan oleh:

Bagian Kurikulum Bahan Ajar Pendidikan dan Pembentukan Biro Kurikulum

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Tahun 2019

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pendidikan Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri.

(2)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) vii PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI

DAFTAR ISI

Cover ... i

Sambutan Kalemdiklat Polri ... ii

Keputusan Kalemdiklat Polri ... iv

Lembar Identitas ... vi

Daftar Isi ... vii

Pendahuluan ... 1

Standar Kompetensi ... 2

HANJAR 01 SEJARAH KEJADIAN DAN PERALATAN KBR BERBAHAYA Pengantar ...3

Kompetensi Dasar ...3

Materi Pelajaran ...4

Metode Pembelajaran ...5

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ...6

Kegiatan Pembelajaran ...6

Tagihan / Tugas ...7

Lembar Kegiatan ...7

Bahan Bacaan ...8

Pokok Bahasan I 1. Pengertian-Pengertian yang Berkaitan dengan Bahan Kimia, Biologi dan Radioaktif Berbahaya ... 8 2. Dasar Hukum yang Berkaitan dengan Bahan Kimia, Biologi dan Radioaktif Berbahaya ... 9 3. Sejarah Kejadian Bahan Kimia Berbahaya ... 9

4. Sejarah Kejadian Dengan Mengunakan Agen Biologi Berbahaya ... 14

5. Sejarah Kejadian Bahan Radioaktif Berbahaya ... 16 Pokok Bahasan II

(3)

viii KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR)

PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI 1. Standarisasi, Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab

Serta Kemampuan Personel Yang Menangani Kimia,

Biologi Dan Radioaktif ... 19

2. Alsus Kimia, Biologi Dan Radioaktif ... 23

3. Kelebihan dan kekurangan baju pelindung level A, B, C, dan D ... 29 4. Administrasi, Persiapan, Pelaksanaan Dan Konsolidasi Penanganan Ancaman Kimia, Biologi Dan Radioaktif ... 33 5. Jenis Dan Kriteria Rangkaian Kimia, Biologi Dan Radioaktif . 35 6. Penanganan Rangkaian, ang Mengandung Bahan Kimia, Biologi Dan Radioaktif ... 35 7. Prosedur Penanganan Kecelakaan Bahan Kimia, Biologi Dan Radioaktif ... 36 8. Teknik Dekontaminasi ... 38

9. Kegiatan Yang Dilakukan Dalam Konsolidasi ... 39

Rangkuman ... 40

Latihan ... 41

HANJAR 02 PENGETAHUAN BAHAN KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF Pengantar ...42

Kompetensi Dasar ...42

Materi Pelajaran ...43

Metode Pembelajaran ...44

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ...44

Kegiatan Pembelajaran ...45

Tagihan / Tugas ...46

Lembar Kegiatan ...46

Bahan Bacaan ...46

1. Pengertian Bahan Kimia, Biologi Dan Radioaktif ...46 2. Lambang-Lambang Yang Digunakan Untuk Bahan Kimia,

Biologi Dan Radioaktif ...

50

(4)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) ix PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI

3. Klasifikasi Senjata Kimia dan Biologi ...52

4. Diseminasi/Penyebaran Senjata Kimia ...56

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Penyebaran Agen Biologi ... 57 6. Karakteristik Agen Biologi ...58

7. Pencegahan Dan Pengendalian Agen Biologi ...59

8. Jenis-Jenis, Karakteristik, Dan Daya Tembus Sinar Radiasi Radioaktif ...60

9. Peluruhan dan Waktu Paruh Zat Radioaktif ...66

10. Contoh Bahan Radioaktif ...66

11. Cara Penyebaran Zat Radioaktif ...70

12. Bahaya Radiasi Radioaktif Dan Manfaatnya ...72

Rangkuman ... 80

Latihan ... 81

HANJAR 03 PENGETAHUAN MEDIS KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF Pengantar ...82

Kompetensi Dasar ...82

Materi Pelajaran ...83

Metode Pembelajaran ...84

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ...84

Kegiatan Pembelajaran ...85

Tagihan / Tugas ...86

Lembar Kegiatan ...86

Bahan Bacaan ...87

1. Tanda – Tanda dan Gejala Racun Kimia ... 87

2. Perbedaan Penting antara Terorisme Kimia dan Biologi ... 92

(5)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) x PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI

3. Efek dari Racun-racun Biologi ... 92

4. Pengawasan terhadap Infeksi dan Perlindungan Pribadi ... 98

5. Tindakan Sterilisasi Untuk Racun-Racun Biologi. ... 100

6. Pencemaran/Kontaminasi Internal Oleh Radiasi ... 100

7. Dampak Kejadian Radiologis Pada Masyarakat ... 101

8. Pengawasan Terhadap Infeksi Dan Perlindungan Pribadi ... 101

9. Efek Radiasi Ion Terhadap Tubuh ... 101

10. Jenis-Jenis Dampak Kesehatan ... 102

11. Cara Menangani Pasien Potensi Kontaminasi ... 103

12. Pengertian Triage (Memilah) ... 104

13. Empat Tugas Utama Paramedis Di TKP Kimia, Biologi Dan Radioaktif ... 105

14. Beberapa Langkah Yang Dilaksanakan Pada Triage ... 105

15. Dukungan Medis Tim Tanggap Darurat ... 107

16. Tanggungjawab Dukungan Medis Kepada Tim Penanggap .... 108

Rangkuman ... 108

Latihan ... 109

(6)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 1 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI

HANJAR

KIMIA, BIOLOGI, DAN RADIOAKTIF (KBR)

6 JP (270 menit)

Pendahuluan

Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku alat Negara penegak hukum, pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat setiap saat dituntut untuk dapat menciptakan dan memelihara keamanan, ketertiban masyarakat, namun dengan segala keterbatasan sumber daya yang dimiliki dalam pelaksanaan tugas dilapangan memerlukan koordinasi yang lebih baik diantara fungsi – fungsi terkait.

Dinamika ancaman kriminlalitas terus mengalami peningkatan baik dalam aspek kualitas maupun kuantitas dan yang sangat dirasakan dampaknya adalah apabila kejadian tersebut menimbulkan korban jiwa dan kerugian materiil yang besar. Salah satu kejadian menonjol yang memerlukan penanganan lintas sektoral adalah kasus terorisme, maka semua fungsi kepolisian dan instansi terkait baik bersifat represif, preventif, maupun preemtif terlibat dalam penanganannya.

Perkembangan ilmu dan tekhnologi selain membawa dampak positif bagi kemajuan dan peningkatan kesejahteraan umat manusia, namun disisi lain dapat berdampak negatif karena dipergunakan oleh kelompok tertentu, khususnya pelaku terorisme dalam melakukan penyerangan dan penghancuran sasarannya yang terkadang bahkan sering masyarakat yang tidak berdosa menjadi korban. Salah satu tekhnik penyerangan yang dipergunakan adalah dengan memanfaatkan bahan – bahan berbahaya jenis Kimia, Biologi, dan Radioaktif, yang mengakibatkan korban masal.

Oleh karena itu untuk menyiapakan calon Tamtama Brimob Polri yang siap operasional melaksanakan tugas sebagai pelaksana di lapangan yang berkaitan dengan ancaman teror bom dan penggunaan bahan kimia, biologi, radioaktif (KBR), maka diberikan materi tentang pengertian, dasar hukum, sejarah kejadian, peralatan bahan kimia, biologi dan radioaktif berbahaya, penggolongan, klasifikasi, tanda- tanda korban dan penyebaran senjata kimia, biologi dan radioaktif, tanda-tanda dan gejala bahan kimia, biologi, radioaktif, triage (memilah) dan dukungan medis tim tanggap darurat,

(7)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 2 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI

Standar Kompetensi

Memahami pengetahuan tentang Kimia Biologi Radioaktif (KBR).

(8)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 3 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI

HANJAR

01

SEJARAH KEJADIAN DAN PERALATAN KBR BERBAHAYA

2 JP (90 menit)

Pengantar

Dalam Hanjar ini dibahas materi tentang pengertian-pengertian yang berkaitan dengan bahan kimia, biologi dan radioaktif berbahaya, Dasar hukum yang berkaitan dengan bahan kimia, biologi dan radioaktif berbahaya, Sejarah kejadian bahan kimia berbahaya, Sejarah kejadian dengan mengunakan agen biologi berbahaya, Sejarah kejadian bahan radioaktif berbahaya, Standarisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab serta kemampuan personel yang menangani kimia, biologi dan radioaktif, Alsus kimia, biologi dan radioaktif, Kelebihan dan kekurangan baju pelindung level A, B, C dan D, Administrasi, persiapan, pelaksanaan dan konsolidasi penganan ancaman kimia, biologi dan radioaktif, Jenis dan kriteria rangkaian kimia, biologi dan radioaktif, Penanganan rangkaian, yang mengandung bahan kimia, biologi dan radioaktif, Prosedur penanganan kecelakaan bahan kimia, biologi dan radioaktif, Teknik dekontaminasi, Kegiatan yang dilakukan dalam konsolidasi.

Tujuannya agar peserta didik memahami pengertian, dasar hukum, sejarah kejadian, peralatan bahan kimia, biologi, dan radioaktif berbahaya.

Kompetensi Dasar

1. Memahami pengertian, dasar hukum dan sejarah kejadian bahan kimia, biologi dan radioaktif berbahaya.

Indikator Hasil Belajar :

a. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan bahan kimia, biologi dan radioaktif berbahaya.

b. Menyebutkan dasar hukum yang berkaitan dengan bahan

(9)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 4 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI kimia, biologi dan radioaktif berbahaya.

c. Menjelaskan sejarah kejadian bahan kimia berbahaya.

d. Menjelaskan sejarah kejadian dengan mengunakan agen biologi berbahaya.

e. Menjelaskan sejarah kejadian bahan radioaktif berbahaya.

2. Memahami peralatan kimia, biologi dan radioaktif serta kegunaannya

Indikator hasil belajar :

a. Menjelaskan standarisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab serta kemampuan personel yang menangani kimia, biologi dan radioaktif.

b. Menjelaskan alsus kimia, biologi dan radioaktif.

c. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan baju pelindung level A, B, C dan D.

d. Menjelaskan administrasi, persiapan, pelaksanaan dan konsolidasi penganan ancaman kimia, biologi dan radioaktif.

e. Menjelaskan jenis dan kriteria rangkaian kimia, biologi dan radioaktif.

f. Menjelaskan penanganan rangkaian, yang mengandung bahan kimia, biologi dan radioaktif.

g. Menjelaskan prosedur penanganan kecelakaan bahan kimia, biologi dan radioaktif.

h. Menjelaskan teknik dekontaminasi.

i. Menjelaskan kegiatan yang dilakukan dalam konsolidasi

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan :

1. Pengertian, dasar hukum dan sejarah kejadian bahan kimia, biologi dan radioaktif berbahaya.

Sub Pokok Bahasan :

a. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan bahan kimia, biologi dan radioaktif berbahaya.

b. Dasar hukum yang berkaitan dengan bahan kimia, biologi dan radioaktif berbahaya.

(10)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 5 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI c. Sejarah kejadian bahan kimia berbahaya.

d. Sejarah kejadian dengan mengunakan agen biologi berbahaya.

e. Sejarah kejadian bahan radioaktif berbahaya.

2. Peralatan kimia, biologi dan radioaktif serta kegunaannya Sub Pokok Bahasan

a. standarisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab serta kemampuan personel yang menangani kimia, biologi dan radioaktif.

b. Alsus kimia, biologi dan radioaktif.

c. Kelebihan dan kekurangan baju pelindung level A, B, C dan D.

d. Administrasi, persiapan, pelaksanaan dan konsolidasi penganan ancaman kimia, biologi dan radioaktif.

e. Jenis dan kriteria rangkaian kimia, biologi dan radioaktif.

f. Penanganan rangkaian, yang mengandung bahan kimia, biologi dan radioaktif.

g. Prosedur penanganan kecelakaan bahan kimia, biologi dan radioaktif.

h. Teknik dekontaminasi.

i. Kegiatan yang dilakukan dalam konsolidasi.

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah

Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang sejarah kejadian dan peralatan KBR berbahaya.

2. Metode Tanya Jawab

Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang disampaikan.

3. Metode Brainstorming (curah pendapat)

Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengemukakan pendapat tentang materi yang disampaikan.

4. Metode Penugasan

Metode ini digunakan untuk menugaskan peserta didik membuat resume materi yang disampaikan.

(11)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 6 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar

1. Alat/Media :

a. Komputer / Laptop.

b. LCD / proyektor.

c. Whiteboard.

d. Papan Flipchart.

e. Slide.

2. Bahan :

a. Kertas Flipchart.

b. Penghapus.

c. Alat Tulis.

3. Sumber Belajar :

a. Hanjar Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR) Detasemen E Sat 1 Gegana Korbrimob Polri tahun 2010.

b. Perkap nomor 14 tahun 2010 tentang Penanganan Ancaman Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR).

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap Awal : 10 Menit Pendidik melaksanakan :

a. Membuka kelas dan memberikan salam;

b. Perkenalan;

c. Pendidik menyampaikan tujuan dan materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.

2. Tahap inti : 70 Menit.

a. Pendidik menjelaskan materi tentang sejarah kejadian dan peralatan KBR berbahaya.

b. Pendidik menggali pendapat (brainstorming) tentang materi yang telah disampaikan.

c. Peserta didik merespon secara aktif kegiatan pembelajaran dengan metode tanya jawab.

d. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya atau menanggapi materi.

(12)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 7 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI e. Pendidik menugaskan peserta didik untuk meresume materi

yang telah diberikan.

f. Peserta didik melaksanakan tugas yang diberikan oleh pendidik dan mengumpulkannya kepada pendidik.

g. Peserta didik memberikan penguatan kepada peserta didik untuk memotivasi semangat belajar.

h. Pendidik menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan kepada peserta didik.

3. Tahap akhir : 10 Menit.

a. Cek Penguatan materi.

Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum.

b. Cek penguasaan materi.

Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.

c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.

Pendidik menggali manfaat yang bisa di ambil dari materi yang disampaikan.

d. Pendidik menugaskan peserta didik untuk membuat resume.

Tagihan / Tugas

Peserta didik mengumpulkan resume mengenai materi yang telah diterima.

Lembar Kegiatan

Peserta didik membuat resume mengenai materi pelajaran yang telah diterima.

(13)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 8 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI

Bahan Bacaan

POKOK BAHASAN I

PENGERTIAN, DASAR HUKUM DAN SEJARAH KEJADIAN BAHAN KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF

BERBAHAYA

1. Pengertian-Pengertian yang Berkaitan dengan Bahan Kimia, Biologi dan Radioaktif Berbahaya

a. Kimia adalah bahan kimia berbahaya berupa uap, aerosol, cairan, racun toksik, pelepuh kulit atau yang melumpuhkan, termasuk juga bahan kimia dalam industri, yang dapat menyebabkan kematian, cacat, atau bahaya permanen pada manusia dan makhluk hidup lainnya.

b. Biologi adalah mikro organisme hidup atau bahan yang diambil dari organisme hidup berupa racun biologis, tetesan cairan, aerosol, atau serbuk kering yang dapat merusak dan/atau menyebabkan penyakit bagi manusia atau mahkluk hidup lainnya.

c. Radioaktif adalah partikel-partikel alfa, beta, sinar gama maupun sinar neutron berenergi tinggi yang dipancarkan oleh atom dalam proses pembusukan/peluruhan radioaktif yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

d. KBR yang selanjutnya disingkat KBR adalah bahan yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan atau mengakibatkan kematian, bila terkena atau digunakan pada manusia dan mahkluk hidup lain.

e. Kontaminasi adalah Pencemaran dan/atau penyerapan Racun kimia, biologi atau radiologi pada orang atau benda.

f. Dekontaminasi adalah Penghilangan dan/atau penetralan kontaminasi kimia, biologi atau radiologi dari orang, benda atau lokasi.

g. Rangkaian KBR adalah benda yang dimuati dengan zat berbahaya kimia, biologi, dan/atau radioaktif yang apabila tersebar dapat menimbulkan efek kontaminasi atau radiasi h. Tempat Kejadian Perkara yang selanjutnya disingkat TKP

adalah suatu tempat terjadinya tindak pidana atau kecelakaan yang diakibatkan oleh bahan rangkaian KBR.

i. Unit KBR adalah satuan kekuatan yang dimiliki oleh detasemen satuan Brimob Polri yang bertugas menangani

(14)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 9 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI ancaman KBR.

2. Dasar Hukum yang Berkaitan dengan Bahan Kimia, Biologi dan Radioaktif Berbahaya

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2008 tentang Penggunaan Bahan Kimia dan Larangan Penggunaan Bahan Kimia Sebagai Senjata Kimia.

e. Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Satuan Organisasi Pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia.

f. Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2010 tentang Penanganan Ancaman Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR).

3. Sejarah Kejadian Bahan Kimia Berbahaya a. Serangan Gas Beracun Halabja 1988 di Irak

Serangan gas beracun Halabja terjadi pada periode 15 Maret s/d 19 Maret 1988 selama perang Iran dengan Irak, Ketika bahan kimia berbahaya digunakan oleh pemerintah Irak terhadap orang–orang kurdi di kota Halabja dengan populasi 80.000 jiwa. Korban dalam peristiwa ini diperkirakan 5000 jiwa tewas. Ali Hasan Almajid ( sepupu presiden Irak Saddam Hussein ) mendapat julukan “Ali Kimia “ setelah melakukan perintah serangan gas beracun ini. Serangan gas di Halabja menggunakan pesawat yang menjatuhkan gas beracun yang menyerang syaraf, sekitar 5000 orang tewas, kebanyakan perempuan dan anak–anak.

Insiden ini terjadi menjelang akhir perang Iran dengan Irak.

Mereka yang selamat dalam serangan ini rawan terkena kanker dan bayi yang lahir kemungkinan besar akan cacat.

Pada saat itu jet Irak menukik kewilayah Halabja dan selama lima jam menyemprot wilayah tersebut dengan gas

mustard campuran dengan racun saraf sarin, tabun, dan VX.

(15)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 10 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI Gambar. 1.1. Korban serangan gas kimia beracun di Halabja tahun 1988

b. Serangan kelompok Aum Shinrikyo tahun 1995 di Tokyo Jepang

Pada tahun 1995 kelompok Aum Shinrikyo yang didirikan oleh Shoko Asahara melakukan penyerangan di kereta bawah tanah dengan menyebarkan gas Sarin, 12 orang meninggal dunia, 54 orang sakit parah / kritis, serta mengkontaminasi lebih dari 980 orang. Setelah Polisi melakukan penggeledahan di markas Aum Shinrikyo ditemukan bahan peledak, bahan kimia berbahaya, dan Helikopter militer Rusia Mil Mi -17. Pemerintah Kanada dan Amerika Serikat pun memasukkan jaringan / kelompok Aum Shinrikyo sebagai jaringan teroris.

Gambar. 1.2. Shoko Asahara pendiri kelompok Aum Shinrikyo

(16)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 11 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI Gambar. 1.3. Korban serangan kelompok Aum Shinrikyo th 1995 di Jepang

c. Serangan Klorin di propinsi Dinyala Irak tahun 2007

Serangan Klorin di propinsi Dinyala Irak mengakibatkan sedikitnya 32 0rang tewas dan 50 lainnya cidera akibat serangan tersebut, serangan dilakukan disebuah pasar terbuka di desa Abu sayda. Seorang juru bicara Kepolisian di ibukota propinsi Baquba mengatakan para dokter di sebuah rumah sakit setempat percaya bahwa luka–luka bakar para korban adalah akibat keracunan gas.

Penggunaan bahan kimia khususnya Klorin sebagai senjata telah menjadi hal yang cukup sering terjadi sejak awal 2007.

Militer AS juga melaporkan penemuan pabrik bom dekat Faluja, dimana bom mobil dengan Klorin sedang dibuat.

d. Sejarah kejadian di Palestina tanggal 06 januari 2009

Israel menggunakan zat berbahaya untuk membantai warga Gaza dalam serangan daratnya, bom–bom yang digunakan pasukan zionis mengandung Fosfor putih, sebuah zat kimia yang sangat berbahaya dan mematikan bagi manusia.

Fosfor putih oleh badan intelijen AS dimasukkan kedalam kategori “ Bahan berbahaya Kimia “.

Gambar. 1.4. Bom yang mengandung Fosfor putih

Orang yang terkena serpihan dari bom yang mengandung Fosfor putih akan mengalami luka bakar yang sangat mengerikan. Hal ini dengan jelas Israel telah menggunakan

(17)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 12 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI bahan kimia berbahaya yang penggunaanya masih menjadi kontroversi didunia.

Israel juga menggunakan bom- bom yang mengandung Fosfor putih dalam perang 34 hari dengan Hizbullah di Libanon sehingga banyak menimbulkan korban jiwa.

Gambar. 1.5. Bom yang mengandung fosfor putih

Gambar. 1.6. Contoh akibat terkena bom yang mengandung fosfor putih

(18)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 13 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI Gambar. 1.7. Akibat terkena bom yang mengandung fosfor putih

Gambar. 1.8. Akibat terkena bom yang mengandung fosfor putih

e. Sejaran Kejadian di Indonesia.

Di Indonesia beberapa kejadian pengeboman sepanjang tahun 2015 hingga tahun 2017 sudah menunjukkan trend penggunaan bahan kimia berbahaya, walaupun dari semua percobaan pengeboman tersebut belum ada menghasilkan korban jiwa dari efek kimia berbahaya yang di gabungkan dengan bom sebagai pemicu atau pelepas.

beberapa kejadian tersebut antara lain :

1) Ledakan Bom di Toilet lantai 2, Mall ITC Depok Jl.

Margonda raya, senin tgl : 23 -02-2015 petang. Pelaku Merakit Bom yang diletakkan dalam Gardus dan di kombinasikan dengan cairan pembersih lantai(Bom Klorin).

Bom sempat meledak namun karena ledakan yang terjadi rendah tidak mampu untuk mengurai cairan lantai menjadi uap klorin, sehingga hanya efek ledakannya saja terjadi.

2) Ledakan bom di toilet mall alam sutara tanggerang, rabu 28 oktober 2015, Pelaku Leopard Wisnu Kumala ( 29), pelaku memasang 2 buah bom, satu bom meledak di toilet, dan satunya di kantin mall yang tidak sempat meledak.

Dari hasil temuan tersebut diketahuan bahwa pelaku merakit bom yang di gabungkan dengan tabung obat nyamuk spray. Jika sempat meladak dapat menyebarkan gas obat nyamuk spray, yang bersifat racun kimia.

Sebelumnya pelaku juga sudah melakukan peledakan ditempat yang sama pada bulan 9 juli 2015.

3) Penggerebekan terduga teroris disebuah kamar kos, di jl.Jajaway, kelurahan antapani kidul, antapani, kota Bandung. Tersangka berinisial Y (30) dan R (28). Hasil temuan adalah beberapa bom rakitan dan cairan kimia berbahaya berupa Agen Pelepuh. Dimana rencananya

(19)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 14 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI para tersangka akan menggunakan bom tersebut untuk diledakkan di istana negera jakarta.

4. Sejarah Kejadian Dengan Mengunakan Agen Biologi Berbahaya

a. Penggunaan agen Biologi berbahaya di Iran tahun 400 SM Sejarah penggunaan agen biologi berbahaya dimulai pada tahun 400 SM, ketika orang Iran kuno ( Scythians ) menggunakan panah yang dicelupkan kedalam feses ( kotoran ) dan mayat yang telah membusuk. Hal serupa juga dilakukan oleh bangsa Roma yang mencelupkan pedangnya kedalam pupuk dan sisa hewan yang telah membusuk sebelum berperang dengan musuhnya. Apabila musuhnya terluka oleh senjata tersebut maka terjadi infeksi penyakit yang dapat menyebabkan kematian.

Peristiwa penting dalam sejarah kuno penggunaan agen biologi berbahaya terjadi ketika bangsa Mongol mengusir bangsa Genoa dari kota Kaffa ke laut mati dengan memanfaatkan mayat–mayat manusia yang terinfeksi wabah PES. Ketika bangsa Genoa menyingkir hingga ke Venice mereka tetap diikuti oleh kutu dan tikus yang terinfeksi PES sehingga akhirnya menimbulkan kematian hitam di wilayah Eropa.

b. Penggunaan agen biologi berbahaya pada tahun 1754 – 1760

Pada tahun 1754 – 1760 terjadi peperangan antara bangsa Britania Utara ( Inggris dan Perancis ) melawan bangsa Indian yang melibatkan penggunaan virus cacar. Ketika itu bangsa Britania Utara memberikan pakaian dan selimut dari Rumah Sakit yang merawat penderita cacar, kepada bangsa Indian untuk memusnahkan bangsa tersebut. Pada perang dunia pertama Jerman menggunakan dua bakteri Patogen yaitu Burkholderia mallei penyebab Glander dan Bacillus Antrhacis penyebab Antrax, untuk menginfeksi ternak dan kuda tentara sekutu.

Gambar 1.9. Orang yang terkena Bakteri Anthraxs dan Virus

(20)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 15 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI Cacar

c. Sejarah penggunaan Agen biologi berbahaya pada tahun 1932 –1935

Pada tahun 1932 – 1935 Jepang mengembangkan program pembuatan agen biologi berbahaya di China yang dinamakan Unit 731. Sebanyak 3000 ilmuwan Jepang bekerja untuk melakukan penelitian terhadap berbagai agen biologi yang berpotensi sebagai senjata misalnya Kolera PES dan Penyakit seksual yang menular. Eksperimen yang dilakukan menggunakan tahanan China yang mengakibatkan sekitar 10.000 tahanan mati pada masa itu.

Sejak saat itu tidak hanya Jepang yang mengembangkan agen biologi berbahaya, namun juga diikuti oleh negara–

negara lain seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet ( Rusia ).

Gambar. 1.10. Mayat korban Eksperimen 731

d. Rangkaian kejadian aksi terorisme yang menggunakan agen biologi berbahaya

1) Tahun 1972 kelompok Fascist group / Rissing sun di Amerika yang mencoba untuk mengkontaminasi air minum di Chicago, St. Louis USA dengan menggunakan bakteri Typhoid namun dapat digagalkan.

2) Tahun 1984, kelompok Oregon yang dipimpin oleh Bhagwan Shree Rajhnes mengkontaminasi dengan menggunakan bakteri Salmonella yang menyebabkan 750 orang keracunan.

3) Tahun 1995 bulan Mei, Larry Wayne harris salah satu anggota kelompok dari The White Suppremicis organization arrian nation telah terbukti menyimpan dan mengembangkan mikroorganisme bakteri Bubonic Plague sebanyak 40 kg.

4) Pada tahun 2001, Serangan bakteri Anthrax berupa bubuk yang dikirimkan melalui sepucuk surat dikantor pusat American media Inc di Washington, tepatnya pada tanggal 5 oktober 2001, telah membuat 5 orang meninggal dunia dan 22 orang jatuh sakit.

5) Pada tahun 2005 serangan terror dengan menggunakan virus Smallpox ( Virus penyebab cacar air ) tepatnya pada tanggal 1 , 2, dan 4 Januari 2005 yang telah menyebabkan ribuan orang terinveksi dalam waktu singkat. Sebanyak 16.000 orang di Frankfurt air Port, 8000 orang di RET Metro system Amsterdam, 12.000 orang di Metro Warsawa Polandia, 16.000 orang di Los Angeles Air port, 24.000 orang di Penn Station New york, dan 8.000 orang di Grand

(21)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 16 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI Bazaar Turki terserang cacar air.

6) Pada tahun 2005 kejadian serupa juga terjadi pada KBRI ( Kedutaan Besar Republik Indonesia ) di Canberra Australia, tepatnya pada awal Juni 2005 lalu, pihak KBRI mendapatkan kiriman paket mencurigakan yang dialamatkan pada Dubes Imron Cotan. Paket itu berisi serbuk putih yang berisi bakteri Anthrax. Diduga pengiriman paket itu berkaitan dengan kasus pengadilan terhadap warga Negara Australia, Schapelle L Corby yang kedapatan membawa Narkoba di Bali.

5. Sejarah Kejadian Bahan Radioaktif Berbahaya

a. Ledakan sumber tenaga listrik di Chernobyl, Ukraina Tahun 1986

Pada tanggal 26 April 1986, pusat tenaga nuklir Chernobyl yang berada di Ukraina, yang saat itu menjadi bagian dari Uni Soviet meledak. Pusat Nuklir Chernobyl merupakan sumber utama tenaga listrik di Ukraina ini meledak dengan menyebarkan berbagai zat Radioaktif yang sangat berbahaya.

Pemerintah Uni Soviet awalnya menyangkal adanya ledakan ini namun akhirnya mengaku setelah terlihatnya awan yang mengandung bahan radio aktif di angkasa dan menyatakan ledakan itu adalah akibat kesalahan tekhnis.

Korban meninggal 31 orang dan 135.000 orang lainya harus dievakuasi.

Gambar. 1.11. Kecelakaan nuklir menyebabkan terlepasnya bahan radioaktif

b. Bahan Radioaktif berbahaya AS merenggut korban di Irak tahun 1991 & 2003

Bertahun–tahun setelah serangan AS di Irak, orang–orang

(22)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 17 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI di Negara teluk Persia merasakan penderitaan akibat kontaminasi radioaktif yang disebabkan oleh penggunaan bahan radioaktif berbahaya berupa Uranium. Menteri lingkungan hidup Irak Narmin Othman Hasan, mengatakan pada hari senin tanggal 24 Agustus 2009 bahwa bahan radioaktif berbahaya Depleted Uranium ( DU ) yang digunakan oleh pasukan pimpinan Amerika terhadap Irak selama perang teluk Persia tahun 1991 dan Invasi tahun 2003 masih merusak negeri ini.

Othman Hasan mengatakan bahwa penggunaan senjata oleh pasukan pimpinan Amerika memiliki dampak pada bangsa dan telah menjadi tantangan yang serius bagi lingkungan karena telah mengkontaminasi di beberapa bagian Negara.

Bahan radioaktif berbahaya yang terbuat dari Uranium pertama kali digunakan dalam peperangan oleh pasukan pimpinan AS selama perang teluk Persia tahun 1991 dan selama invasi tahun 2003 mengubah banyak wilayah Irak menjadi wilayah pembuangan sampah radioaktif.

Delepted Uranium ( DU ) logam radioaktif yang 2 kali lebih padat menjadi penyebab sejumlah masalah kesehatan, mulai dari kanker hingga cacat sejak lahir. DU menyisakan radioaktif selama sekitar 4,5 milliar tahun.

Gambar. 1.12. Cacat sejak lahir akibat DU Delepted Uranaium logam Radioaktif

(23)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 18 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI Gambar. 1.13. Pasukan AS sedang mendekontaminasi bahan radioaktif berbahaya

(24)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 19 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI

POKOK BAHASAN II

PERALATAN KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF SERTA KEGUNAANNYA

1. Standarisasi, Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab Serta Kemampuan Personel Yang Menangani Kimia, Biologi Dan Radioaktif.

a. Standarisasi

1) Satu Unit Kimia, Biologi dan Radioaktif Gegana berjumlah 15 orang dan diorganisasikan dengan susunan sebagai berikut :

a) Kepala Unit Kimia,

Biologi dan Radioaktif (Kanit : 1 orang b) Petugas Safety : 1 orang.

c) Spesialis Teknis : 1 orang.

d) Tim Entri dan operator : 4 orang.

e) Petugas Akses kontrol : 2 orang.

f) Tim Dekontaminasi : 4 orang.

g) Petugas Logistik : 1 orang.

h) Petugas Medis : 1 orang.

2) Satu Subden kimia, biologi dan radioaktif terdiri dari 3 unit berjumlah 48 orang dan diorganisasikan dengan sususan sebagai berikut

a) Kasubden : 1 orang.

b) Pamin : 1 orang.

c) Bamin : 1 orang.

d) Unit 1 : 15 orang.

e) Unit 2 : 15 orang.

f) Unit 3 : 15 orang.

b. Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab

1) Kepala Unit kimia, biologi dan radioaktif (Kanit)

a) Memimpin penanganan kimia, biologi dan radioaktif dan bertanggung jawab menentukan kategori ancaman kimia, biologi dan radioaktif serta pilihan cara bertindak dengan mempertimbangkan situasi lingkungan, ancaman dan resiko yang dihadapi.

b) Mengidentifikasikan permasalahan di lapangan

(25)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 20 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI dan identifikasi kebutuhan akan sistem pengelolaan kejadian.

c) Mengembangkan kemampuan “berpikir sambil berjalan” dan menugaskan sumber daya tersebut dengan cara efektif sesuai ancaman kejadian dan peralatan yang memadai.

2) Petugas Safety

a) Petugas yang bertanggung jawab menentukan keamanan perlengkapan atau peralatan yang digunakan oleh tim penanggap serta keadaan dari seluruh peralatan kimia, biologi dan radioaktif.

b) Petugas Safety bisa terdiri dari 1 (satu) orang.

3) SpesialisTeknis

a) Petugas specialist atau ahli kimia, biologi dan radioaktif agar dapat menyediakan informasi teknis dan membantu identifikasi grup bahan- bahan berbahaya dengan menggunakan beragam referensi sumber daya seperti internet atau literatur.

b) Menyediakan identifikasi produk dengan menggunakan uji pemilihan bahan berbahaya atau cara lain mengenali bahan yang tidak diketahui.

c) Menentukan perlengkapan pakaian dan alat deteksi yang akan digunakan oleh tim penanggap.

d) Petugas specialist teknis minimal satu orang atau sesuai kebutuhan dari kejadian.

4) Tim Entri dan Operator

a) Petugas yang pertama kali memasuki TKP atau Zona Panas dengan mengunakan baju level A dan membawa perlengkapan alat deteksi untuk mendeteksi bahan-bahan kimia, biologi dan radioaktif.

b) Melaporkan ke Kepala unit kimia, biologi dan radioaktif apa yang dilihat, didengar dan dirasakan secara periodik 15 (lima belas) menit sekali.

c) Mengidentifikasi korban apakah meninggal, luka berat, luka ringan serta memberikan pertolongan kepada korban yang bisa berjalan.

d) Membuat sketsa atau menggambar tempat

(26)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 21 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI kejadian perkara serta mendokumentasikan tempat kejadian perkara.

e) Menemukan barang bukti lalu merespon dan diambil tindakan memindahkan benda-benda atau serpihan untuk diselamatkan, menstabilkan atau mengendalikan zat berbahaya. Untuk zat-zat berbahaya segera diambil tindakan untuk meminimalkan dampaknya pada area dan orang.

Setiap penemuan dan tindakan apa yang

digunakan dalam meminimalkan

gangguan/dampak pada area dan orang haruslah didokumentasikan.

f) Tim Entri dapat minimal berjumlah 4 (empat) orang, dapat bertambah disesuaikan dengan insiden kejadian.

5) Petugas Akses Kontrol

a) Petugas yang mengatur organisasi Unit dan yang menentukan pos aman / poskotis berdasarkan situasi dan kondisi TKP.

b) Bertanggung jawab atas pengendalian pergerakan semua orang dan peralatan sepanjang area hangat dan panas.

c) Memastikan penyebaran pencemaran / contaminant tetap terkendali hanya di daerah TKP.

d) Melakukan koordinasi dengan tim penanggap lain, tim dekontaminasi serta melapor langsung ke Kepala unit kimia, biologi dan radioaktif kelompok zat berbahaya apa yang ada.

6) Tim Dekontaminasi

a) Petugas yang melepaskan atau menetralisasi zat berbahaya dari korban, petugas penanggap dan peralatan yang keluar dari zona panas ke zona hangat, serta dari zona hangat ke zona dingin.

b) Tim Dekontaminasi bertanggung jawab atas semua kegiatan yang berlangsung di zona hangat dan melaporkan langsung ke Kepala unit kimia, biologi dan radioaktif

c) Melakukan koordinasi dengan Petugas Akses kontrol dan tim area pengungsian.

d) Tim Dekontaminasi minimal berjumlah 4 (empat) orang atau lebih sesuai kebutuhan kejadian.

(27)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 22 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI 7) Logistik

a) Petugas yang bertanggung jawab atas semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan oleh tim penanggap, tim medis, tim dekontaminasi serta petugas lainnya.

b) Petugas Logistik berjumlah 1 (satu) orang.

8) Tim Medis

a) Petugas yang mengecek kesehatan dari semua tim penanggap baik sebelum masuk atau sesudah keluar dari zona panas.

b) Mengevaluasi dan memprioritaskan perawatan korban serta mencegah menyebarnya kontaminasi dari korban serta mengumpulkan informasi dari korban dengan cara pelacakan, pengumpulan dan pengelompokan korban.

c) Melakukan koordinasi dengan tim penanggap dan tim dekontaminasi serta melaporkan langsung kejadian ke Kepala unit kimia, biologi dan radioaktif.

d) Mengurutkan dan mengkategorikan berdasarkan parahnya cidera korban, melakukan perawatan pasien dan disiapkan untuk dipindah.

e) Dalam hal transportasi dipastikan pergerakan cepat dari titik pengumpulan ke Unit udara dan darat dan koordinasi dengan sarana yang menerima.

f) Jumlah petugas Medis dapat 1 (satu) atau lebih disesuaikan dengan kebutuhan dari kejadian.

c. Kemampuan personel kimia, biologi dan radioaktif.

1) Pengetahuan bahan peledak.

2) Pengetahuan tentang bom.

3) Pengetahuan Switching.

4) Pengetahuan teknik dan taktik penjinakan bom.

5) Pengetahuan Prosedur Penjinakan Bom.

6) Pengetahuan TPTKP Teror Bom.

7) Pengetahuan tentang zat-zat berbahaya kimia, biologi dan radioaktif.

8) Pengetahuan Prosedur Penjinakan Bom kimia, biologi dan radioaktif.

9) Pengetahuan peralatan khusus kimia, biologi dan radioaktif.

(28)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 23 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI 10) Pengetahuan teknik dan taktik dasar sterilisasi.

11) Pengetahuan teknik dan taktik penjinakan bom kimia, biologi dan radioaktif.

12) Pengetahuan taktik dan teknik dekontaminasi.

13) Pengetahuan taktik dan teknik penanganan kasus bom kimia, biologi dan radioaktif.

14) Pengetahuan Harwat alsus kimia, biologi dan radioaktif.

15) Pengembangan dan penelitian tentang kimia, biologi dan radioaktif.

16) Pengembangan dan penelitian teknik dan taktik penjinakan bom kimia, biologi dan radioaktif.

17) Pengembangan dan penelitian Taktik dan teknik pemusnahan zat-zat berbahaya kimia, biologi dan radioaktif.

18) Penelitian dan Pengembangan alsus kimia, biologi dan radioaktif.

2. Alsus Kimia, Biologi Dan Radioaktif

Unit kimia, biologi dan radioaktif dalam melaksanakan tugas penanganan kejadian kimia, biologi dan radioaktif memerlukan beberapa alsus yang dikelompokkan menjadi:

a. Peralatan perorangan kimia, biologi dan radioaktif.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai masing – masing alsus kimia, biologi dan radioaktif. Peralatan perorangan kimia, biologi dan radioaktif Adalah peralatan yang digunakan oleh tim entri didalam melaksanakan tugas di zona panas meliputi:

1) Kotak alat.

2) Ikat pinggang.

3) Crimper.

4) Kantong alat.

5) Lampu senter.

6) Pahat kayu.

7) Benang nilon,gulungan 500.

8) Buku catatan.

9) Tali nilon.

10) Isolasi plastic hitam.

11) Isolasi nilon.

(29)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 24 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI 12) Tang diagonal ukuran 4” , 6”.

13) Tang buaya.

14) Tang potong.

b. Peralatan unit kimia, biologi dan radioaktif.

Peralatan unit terdiri dari peralatan deteksi, peralatan proteksi, SCBA, dan peralatan pendukung lainnya.

1) Peralatan deteksi a) M-8 paper

(1) Peralatan ini biasa digunakan oleh tim penanggap ketika pertama kali masuk ke TKP.

(2) Dapat digunakan untuk menentukan adanya zat syaraf termasuk vx zat pelepuh.

(3) Hanya digunakan untuk menguji zat kimia yangberbentuk tetesan-tetesan atau cairan.

(4) Bereaksi 30 detik setelah ditetesi zat kimia tergantung dari kemurnian produk tersebut.

(5) Prinsip kerja dari m-8 ini ialah satu ke suatu kertas yang mengandung indicator yang berubah warna.

b) M-9 paper

Kertas m-9 memiliki sifat yang sama dengan m-8 dengan bagian belakang lengket untuk bisa ditempel ke sepatu, kaki bagian bawah dari kendaraan digunakan untuk mendeteksi zat-zat yang lebih berat dari udara, bisa ditaruh pada kaki dan apabila zat – zat tersebut lebih ringan dari udara bisa di taruh diatas.

Beberapa Kelebihan Dari Kertas M-8 Dan M-9:

(1) Kertas m-8 dan m-9 memiliki hasil yang akurat dan dapat diandalkan.

(2) Termasuk tehnologi sederhana dan mudah digunakan.

Beberapa kelemahan kertas M-8 Dan M-9 yaitu : Hanya untuk mendeteksi bahan kimia yang berbentuk cairan dan tidak dapat digunakan untuk mendeteksi bahan kimia yang berbentuk uap.

c) Kertas pH

(30)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 25 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI Dapat digunakan untuk menentukan ke korosifan cairan dan gas.

(1) Satu strip kertas yang telah diberi indicator yang dapat berubah warna ketika terkena zat korosif cair.

(2) Iindicator adalah zat kimia yang berubah warna pada ph tertentu

Merah = Asam Kuat = Ph < 5 Orange= Asam Lemah = Ph 6-7 Hijau = Basa Lemah = Ph 7-8 Biru = Basa Kuat = Ph > 8.

d) Meteran gas segi empat.

Yaitu alat deteksi yang digunakan untuk mengukur atmosfer yang mudah terbakar, level oxygen, level carbon monoksida, dan hydrogen sulfida. Alat ini biasa digunakan untuk pengambilan sampel suatu titik/tempat udara sekitar.

Kelemahan Meteran Gas Segi Empat:

(1) Untuk Sensor Oxygen Harus Diganti Setiap Tahun.

(2) Untuk Sensor EX, CO, HS, Harus Diganti Setiap 2 Tahun.

Kelebihan Meteran Gas Segi Empat (1) Mudah digunakan .

(2) Membaca keseluruhan dari keempat pengaturan secara simultan.

(3) Kokoh dan informasi dapat dimasukkan kedalam komputer.

e) Saw mini cad

Yaitu peralatan deteksi kimia yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya zat-zat yang berbahaya seperti zat syaraf yang menguap (1) Ga : tabun - zat pelepuh.

(2) Gb : sarin - hd mustard.

(3) Gd : soman - l lewisite.

Alat ini menggunakan detektor gelombang akustik yang terdiri dari kristal-kristal piozoelektrik berlapiskan film yang menyerap zat kimia dari udara. Dengan mengamati frekuensi resonansi,

(31)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 26 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI pola tanggapan untuk uap tertentu muncul. Ketika pola tanggapan untuk uap sasaran cocok dengan pola yang sudah tersimpan maka alarm sistem akan berbunyi, dan memerlukan sekitar 30 detik untuk mendapatkan pembacaan.

f) Tuba kolorimetrik kimia

Alat ini digunakan untuk mendeteksi gas-gas atau uap-uap yang diketahui dan tak teridentifikasi (1) Senyawa padat yang bereaksi yang ada

dalam tuba kaca tertutup.

(2) Material bereaksi dengan suatu zat kimia dan berubah warna.

(3) Bahan sorbent bereaksi dengan zat kimia dan berubah warna .

(4) Tiap tuba hanya khusus untuk sebuah zat kimia.

(5) Cukup akurat dan hanya sekali pakai.

g) Monitor radiologis (probe telur dadar)

Alat ini mampu mendeteksi/mengukur jenis radiasi seperti alpha, beta dan gamma. Cara kerja dari alat ini adalah:

(1) Alat periksa (probe) menentukan radiasi jenis apa yang dapat dideteksi dengan monitor ini.

(2) Probe kue dadar digunakan sebagai alat penggeledah untuk survey personil.

(3) Probe internal untuk level radiasi yang lebih tinggi.

(4) Tekhnologi berdasarkan pertikel radioaktif yang memiliki muatan listrik unik .

(5) Alat ini memanfaatkan tampilan digital dengan alarm dengan nada yang dapat didengar.

h) Pager Radiasi

Alat ini hanya dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi sinar gamma.yang bersifat sensitif dan ringan bisa dengan peringatan suara atau getar serta indikator intensitas. Cara kerja dari alat ini dengan menekan tombol tampilan yang akan menyebabkan led berkedip sebanding dengan jumlah gamma/sinar x yang terseteksi. Tampilan numerik mengindikasikan intensitas radiasi

(32)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 27 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI dengan angka antara 0-9, tiap nomor menunjukkan intensitas radiasi dua kali harga sebelumnya (suatu level 5 adalah dua kali intensitas level 4), level 8 terjadi pada intensitas radiasi sekitar 2 MR/Hr.

i) M256 A1

Perangkat yang dikembangkan oleh militer untuk mendeteksi adanya zat syaraf, pelepuh, dan darah dan hanya dapat untuk mendeteksi zat kimia yang berbentuk uap saja.

Cara kerja:

(1) Menggunakan bahan kimia basah untuk menentukan adanya zat di udara.

(2) Bila ada zat perang, perubahan warna akakn terjadi pada waktu tersebut.

(3) Setiap kemasan perangkat uji m 256 ai di lengkapi dengan kertas m-8.

(4) Memerlukan waktu 25 menit untuk melalui prosedur pengujian.

(5) Dan membutuhkan 2 personel penanggap untuk melakukan pengujian dan membaca instruksinya.

j) Strip pintar

Alat yang menggunakan indikator bujur sangkar reagon yang diberi bahan kimia yang dapat mendeteksi syaraf, pelepuh, zat darah, oxidizer, arsenik, clorine, dan sulfides. Kertas lengket yang memiliki 8 bujur sangkar kolometrik yang dipenuhi dengan bahan kimia, perubahan warna apabila apabila bersentuhan dengan cairan tertentu/aerosol.

c. Peralatan kimia, biologi dan radioaktif tingkat detasemen.

1) Peralatan dekontaminasi

a) Mobile decontamination system on trailer rids.

b) Decontamination chemical.

c) The handy portable decontamination system.

d) Ember.

e) Sikap.

f) Tabung penyemprot.

g) Kolam dekontaminasi.

(33)

KIMIA, BIOLOGI DAN RADIOAKTIF (KBR) 28 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA BRIMOB POLRI h) Pompa busa dekontaminasi.

2) Peralatan pendukung a) Megaphone.

b) Compressor pengisi udara.

c) Tandu.

d) Police line.

e) Teropong.

f) Tenda komando.

g) Kursi.

h) Cones lalu lintas.

i) Isolasi.

j) PPPK komando.

k) Tempat sampah.

l) Stetoskop.

m) Papan punggung.

n) Self aid kit.

o) CS netutralising agent.

p) Injector atropine.

q) Medical casualty full bag.

r) Water clean 5000-GT.

s) Pillow water tank.

t) Truck for container.

u) Fire helmet.

v) Filter escape apparatus.

w) Protection clothing for fire fighting.

x) Robot.

y) Stick manipulator.

z) Kotak barang bukti radioaktif dari timbale/timah hitam.

3) Peralatan Detasemen

Peralatan kimia, biologi dan radioaktif untuk tingkat detasemen terdiri dari:

a) Laboratorium mikro biologi.

b) Traktor dekon pengupas tanah.

c)

Gambar

Gambar 1.9. Orang yang terkena Bakteri Anthraxs dan Virus
Tabel Karakteristik sinar alpha, beta dan gamma  Karakteristik  Sinar Alpha  Sinar Beta  Sinar
Ilustrasi berikut memperlihatkan perbandingan daya tembus  sinar-sinar radioaktif.
Gambar 4.20. Pengaruh waktu terhadap dosis radiasi.
+2

Referensi

Dokumen terkait

&#34;Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat dengan tidak mendapat gangguan dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan dan

Mission Coordinator (SMC) di satuan wilayah hukumnya dan berkewajiban memberikan atau menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan operasi SAR

a. Pengecekan terhadap objek yang akan dikawal meliputi jumlah orang dan barang yang dibawa. Pembagian tugas dan mengatur posisi siapa yang berada di depan, di samping,

f) Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri yang selanjutnya disingkat Densus 88 AT Polri adalah unsur pelaksana tugas pokok Polri di bidang penanggulangan

(4) Jumlah, letak dan jenis-jenis alat pemadam kebakaran dan alat pengendali kerusakan di dlam kamar mesin bersama dengan peng gunaannya dan berbagai kecermatan

PERMESINAN BANTU 10 PENDIDIKAN PEMBENTUKAN TAMTAMA POLAIR Bagian-bagian Oil Water Separator (OWL). Berfungsi sebagai tabung pemisah antara air got dan minyak / kotoran

Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut UUD, dan dapat pula tidak tertulis. UUD menempati tata urutan peraturan perundang- undangan tertinggi dalam

a. Gangguan yang bersifat konseptual yang bersumber dari upaya-upaya terencana yang dilakukan dan dikembangkan oleh pihak lawan yang dilakukan dan di kembangkan