• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR AN SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR AN SISWA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGHAFAL

AL-QUR’AN SISWA

Hendi Herdiansyah

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Ihsan Baleendah Jl. Adipati Agung No. 40 Baleendah Bandung Jawa Barat Telp. (022) 5949227 Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertolak dari kemampuan menghafal al-Qur’an siswa yang beragam di SMA Plus Assalaam Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perhatian orangtua, pengaruh kedisiplinan belajar,pengaruh perhatian orangtua terhadap kedisiplinan belajar, dan pengaruh perhatian orangtua dan kedisiplinan belajar terhadap kemampuan menghafal al-Qur’an. Hipotesis yang diungkapkan adalah semakin tinggi perhatian orangtua dan kedisiplinan belajar, semakin tinggi pula kemampuan menghafal al-Qur’an. Sebaliknya, semakin rendah perhatian orangtua dan kedisiplinan belajar, semakin rendah pula kemampuan menghafal al-Qur’an. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena jumlah populasi kurang dari 100 yaitu 39 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, tes, observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan perhatian orangtua siswa dikategorikan baik dengan presentasi 73,95%, kedisiplinan belajar dikategorikan baik dengan presentasi 76,93% dan kemampuan menghafal al-Qur’an juga dikategorikan baik ditunjukkan dengan skor 70,43%. Adapun hasil uji hipotesis pertama menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan dari perhatian orangtua terhadap kemampuan menghafal al-Quran yang dibuktikan dengan rhitung > rtabel yaitu 0,403 > 0,316. Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan dari kedisiplinan belajar terhadap kemampuan menghafal al-Quran yang dibuktikan dengan rhitung > rtabel yaitu 0,404 > 0,316. Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan dari perhatian orangtua terhadap kedisiplinan belajar yang dibuktikan dengan rhitung > rtabel yaitu 0,340 > 0,316. Hasil uji hipotesis keempat menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan dari perhatian orangtua dan kedisiplinan belajar terhadap kemampuan menghafal al-Quran yang dibuktikan dengan rhitung > rtabel yaitu 0,428 > 0,316.

Kata Kunci: Perhatian Orang Tua; Kedisiplinan; Menghafal Al-Qur’an

ABSTRACT

The background underlying this research is ability of memorizing the Quran among the students of SMA Plus Assalam, Bandung. The objective of this research is to analyze the influence of parent attention and student discipline on the student’s ability of memorizing the Quran. Hypothesis of this runs as follows: the higher the parent attention and student discipline, the higher student’s ability of memorizing the Quran.

The method used in descriptive in nature with 39 respondents of total number of population, 100 students. The technique of data collection includes questionnaire distribution, test, observation and interview. The result shows that parent attention is categorized good at 73,95% while student discipline is categorized good at 76,93%. On the other hand, student’s ability of memorizing the Quran is categorized good at 70,43%. In addition, the result shows that there is positive and significant influence of both parent attention and student discipline on student’s ability of memorizing the Quran.

Keywords: Parent Attention; Discipline; Memorizing the Quran

(2)

PENDAHULUAN

Pembelajaran yang

dilaksanakan di sekolah idealnya mengandung muatan pembentukan kepribadian muslim sebagai hamba Allah yang berakhlak mulia dan dekat dengan sumber ajarannya yakni al- Qur’an dan Hadits. Pembelajaran yang didasarkan pada tujuan pendidikan Islam, hendaknya mampu menyiapkan lingkungan yang sesuai dengan ajaran Islam. Al-Qur’an merupakan salah satu isi materi pelajaran yang umumnya diajarkan di sekolah menengah. Dekat dengan al-Qur’an dan Hadits, mampu membaca, menghafal sampai mengamalkan isinya akan membentuk kepribadian muslim yang ideal.

SMA Plus Assalaam

merupakan sebuah sekolah berciri khas Islam yang berusaha mencetak generasi penerus bangsa yang islami cerdas dan kreatif dalam menghadapi perubahan.

Sekolah ini melaksanakan beragam program yang seyogyanya mampu memperkuat karakter siswa yang mulia.

Program tahfidz al-Qur’an termasuk program keagamaan khas SMA Plus Assalaam. Dalam pelaksanaannya, siswa dibiasakan membaca surat-surat pendek Juz

‘Amma dan Yassin pada waktu-waktu tertentu. Hafalan ini dibimbing dan dievaluasi pada program pembelajaran al-Quran. Selain itu, hasil hafalannya dijadikan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di sekolah.

Kemampuan menghafal al- Qur’an merupakan bagian dari hasil belajar wilayah kognitif paling rendah.

Menghafal merupakan bagian dari kognitif tingkat pertama yaitu ingatan atau pengetahuan.

Dalam mencapai hasil belajar yang baik, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk

mencapai hasil belajar yang optimal banyak faktor yang terlibat di dalamnya, antara lain: faktor kurikulum, guru, orang tua, dan siswa itu sendiri.

Lingkungan pendidikan terdiri dari keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pada dasarnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, akan tetapi pondasi pendidikan siswa berada pada lingkungan keluarga. Pendidikan pertama dan utama inilah yang akan menjadi corak pendidikannya kelak setelah dewasa. Untuk itu, perhatian orang tua terhadap anaknya menjadi sangat penting, hal ini terkait dengan adanya pengawasan dari orang tua terhadap proses belajar siswa baik di rumah maupun di sekolah.

Siswa sangat membutuhkan perhatian orang tuanya dalam melakukan aktivitas belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memotivasi, menguatkan konsentrasi, dan mengatur cara belajar siswa agar disiplin.

Sehingga proses belajar siswa dalam menghafal al-Qur’an dapat berjalan dengan optimal. Hasilnya, kemampuan menghafal al-Qur’an siswa akan tercapai dengan maksimal. Selain perhatian orangtua, faktor yang mempengaruhi lainnya bersumber dari internal siswa yaitu kedisiplinan belajar siswa.

Kedisiplinan belajar merupakan

salah satu sikap atau perilaku yang

harus dimiliki oleh siswa. Pencapaian

hasil belajar yang baik selain karena

adanya tingkat kecerdasan yang cukup,

baik, dan sangat baik, juga didukung

oleh adanya disiplin sekolah yang ketat

dan konsisten, disiplin individu dalam

belajar dan juga karena perilaku yang

baik.

(3)

Menurut Muhibbin Syah,

1

faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor lingkungan sosial, lingkungan non sosial dan pendekatan pembelajaran. Faktor lingkungan sosial terdiri dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini terkait dengan cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan.

Sedangkan menurut Abu Ahmadi,

2

untuk mencapai prestasi yang baik orang tuaharus menanamkan kebiasaan belajar yang baik dan disiplin diri, karena kedua hal itu secara mutlak harus dimiliki siswa.

Prestasi belajar yang menurun bukan hanya karena faktor keluarga saja, melainkan karena beberapa kemungkinan lain, yaitu 1) karena kurikulum sekolah di luar kemampuan siswa, 2) karena terlalu banyak tugas yang harus dikerjakan anak, 3) karena anak terlalu banyak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, 4) karena anak kurang mampu mangatur waktu, 5) karena tidak ada kebiasaan belajar pada anak dan ia kurang mampu mendisiplinkan diri, dan 6) karena dari pihak orang tua kurang perhatian.

Dari uraian di atas dapat dikatakan perhatian orang tua dan lingkungan keluarga yang harmonis akan membentuk dan mendidik siswa berdisiplin dalam belajar yang pada akhirnya siswa akan mencapai kemampuan menghafal al-Qur’an yang maksimal. Kenyataan di lapangan

1Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rosdakarya, 2003), 128.

2Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta:

Rineka Cipta, 2003), 136.

menunjukan bahwa orang tua sibuk dengan urusannya sehingga perhatian mereka terhadap anaknya kurang.

Berdasarkan pengamatan empirik terdapat beberapa masalah berkenaan dengan proses dan hasil hafalan al-Quran. Faktanya menunjukkan bahwa kedisiplinan belajar siswa kurang dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini didukung dengan kurangnya perhatian orangtua terhadap proses belajar anaknya sehingga kemampuan menghafal al- Qur’annya rendah. Akan tetapi di sisi lain masih ada sebagian siswa yang justru cukup memiliki kemampuan menghafal al-Qur’an sehingga prestasinya belajarnya baik.

Berkaitan dengan masalah tersebut, penulis mengadakan penelitian tentang Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Kedisiplinan Belajar terhadap Kemampuan Menghafal al- Qur’an (Penelitian pada Siswa Kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung).

Masalah ini dapat dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan berikut:

Pertama, Bagaimana pengaruh perhatian orang tua terhadap kemampuan menghafal al-Qur’an siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung? Kedua, Bagaimana pengaruh kedisiplinan belajar terhadap kemampuan menghafal al-Qur’an siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung? Ketiga, Bagaimana pengaruh perhatian orang tua terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung?

Keempat, Bagaimana pengaruh perhatian orang tua dan kedisiplinan belajar terhadap kemampuan menghafal al-Qur’an siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung?

Adapun tujuan penelitian ini

adalah untuk memperoleh bukti empiris

dan menganalisis: Pertama, Pengaruh

perhatian orang tua terhadap

(4)

kemampuan menghafal al-Quran siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung. Kedua, Pengaruh kedisiplinan belajar terhadap kemampuan menghafal al-Quran siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung. Ketiga, Pengaruh perhatian orang tua terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung. Keempat, Pengaruh perhatian orang tua dan kedisiplinan belajar terhadap kemampuan menghafal al- Quran siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung.

A. Perhatian Orangtua

1. Pengertian Perhatian Orangtua Perhatian merupakan pemusatan pikiran atau energi psikis secara sengaja, intensif, fokus dan terkonsentrasi oleh seseorang yang ditujukan pada suatu objek baik yang ada di dalam maupun di luar dirinya.

Orangtua adalah orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga baik ayah, ibu atau siapapun yang membimbing, mengawasi dan mengasuh anggota keluarganya. Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa pengertian perhatian orangtua adalah pemusatan pikiran orangtua terhadap anaknya secara sengaja melalui pengawasan, bimbingan dan asuhan sebagai rasa tanggung jawab kepada anak sehingga dapat membantu belajar anak agar dapat berjalan dengan baik.

2. Jenis-jenis Perhatian Orangtua Ditinjau dari beberapa segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa jenis.

a. Perhatian Intensif dan Tidak Intensif Perhatian intensif adalah perhatian yang memiliki banyak kuantitas kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin. Sedangkan, perhatian tidak

intensif adalah perhatian yang memiliki sedikit kuantitas kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin.

b. Perhatian Spontan dan Disengaja Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan. Perhatian jenis ini timbul begitu saja seakan tanpa usaha, tanpa disengaja. Sedangkan perhatian disengaja adalah perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan karena adanya tujuan tertentu.

c. Perhatian Statis dan Dinamis Perhatian statis adalah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Orang dengan tipe perhatian ini kekuatan perhatiannya seolah-olah tidak berkurang dan terpaku pada suatu objek. Sedangkan perhatian dinamis adalah perhatian yang mudah berubah- ubah, mudah bergerak, mudah berpindah dari objek yang satu ke objek yang lain. Maka perlu suatu rangsangan agar perhatian orang dapat tetap pada suatu objek.

d. Perhatian Konsentratif dan Distributif

Perhatian konsentratif adalah perhatian yang hanya ditujukan kepada satu objek tertentu. Ciri umum perhatian ini adalah perhatiannya tidak bercabang, terpusat pada satu objek, tetap kukuh, kuat dan tidak gampang teralihkan perhatiannya pada objek lain.Sedangkan perhatian distributif adalah perhatian yang terbagi-bagi pada beberapa objek. Dengan sifat terbagi-bagi ini seseorang membagi perhatiannya pada beberapa arah dalam waktu yang bersamaan.

e. Perhatian Fiktif dan Fluktuatif

Perhatian fiktif, disebut juga

perhatian melekat, adalah perhatian

yang mudah dipusatkanpada suatu hal

dan boleh dikatakan bahwa

(5)

perhatiannya dapat melekat lamapada objeknya. Orang yang memiliki perhatian seperti ini biasanya teliti dalam mengamati sesuatu, bagian- bagiannya dapat ditangkap, dan apa yang dilihatnya dapat diuraikan secara objektif.

3. Bentuk-bentuk Perhatian Orangtua

a. Pemberian Bimbingan

Bimbingan yang diberikan orangtua dilakukan untuk mengarahkan anaknya agar belajar dengan cara yang benar.

Dalam belajar, bimbingan orangtua dapat ditunjukkan dengan menerangkan hal-hal mengenai cara belajar, cara mengatur waktu, disiplin belajar, konsentrasi, dan persiapan menghadapi ujian.

b. Pemberian Nasehat

Nasehat diberikan orangtua karena memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka kesadaran anak-anak akan hakekat sesuatu, mendorong mereka menuju harkat dan martabat yang luhur, menghiasinya dengan akhlak yang mulia, dan membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam.

c. Pengawasan Belajar

Pengawasan yang diberikan orangtua dimaksudkan sebagai penguat kedisiplinan anaknya agar proses pembelajaran berkesinambungan, baik saat di sekolah maupun di rumah.

Buruknya kedisiplinan siswa dapat menyebabkan terbengkalainya tugas- tugas sekolah sehingga akan merugikan dirinya sendiri.

d. Pemberian Penghargaan dan Hukuman

Penghargaan dan hukuman merupakan dua bentuk metode dalam memotivasi siswa untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Penghargaan diberikan ketika siswa melakukan sesuatu yang baik atau berhasil mencapai tahap

perkembangan tertentu, atau tercapainya sebuah target.

e. Pemenuhan Kebutuhan Belajar Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar siswa.

Kebutuhan belajar ini akan mempermudah siswa dalam meraih prestasi yang baik. Bimo Walgito menyatakan, semakin lengkap alat- alatpelajaran, semakin dapat belajar dengan sebaik-baiknya.Jika tidak, hal ini merupakangangguan di dalam proses belajar, sehingga hasilnya akan mengalamigangguan.

f. Menciptakan Suasana Belajar yang Tenang dan Tenteram Suasana belajar yang tenang dan tentram akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Suasana tersebut akan memberikan kenyamanan saat belajar.

Fokus dan konsentrasi yang baik akan tercipta ketika nyaman dalam belajar sehingga materi pelajaran yang sedang dihafalkan bisa masuk ke otak dengan lebih mudah.

g. Memperhatikan Kesehatan Proses belajar siswa akan terganggu jika kesehatannya terganggu. Selain itu, siswa akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk dan kurang darah jika ada gangguan- gangguan pada fungsi alat indera lainnya. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya semangat belajar siswa.

Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting agar badan tetap kuat, pikiran segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.

4. Indikator Perhatian Orangtua

Indikator perhatian orangtua dalam

penelitian ini diklasifikasikan menjadi

dua dimensi sebagai berikut: a)

perhatian orangtua dalam memenuhi

kebutuhan fisik, seperti: 1)

menyediakan tempat belajar; 2)

memberi alat belajar; 3) menjaga

(6)

kesehatan anak; b) perhatian orangtua dalam memenuhi kebutuhan non fisik, seperti: 1) suasana nyaman saat belajar;

2) pemberian motivasi; 3) pemberian bimbingan; 4) keteladanan orangtua; 5) penanaman nilai-nilai; dan 6) mengawasi kegiatan belajar.

B. Kedisiplinan Belajar

1. Pengertian Kedisiplinan Belajar Kedisiplinan adalah ketaatan dan kepatuhan pada aturan bersama yang menjadikan keadaan tertib dan teratur dengan pembinaan yang memunculkan rasa setia senang hati dalam melaksanakannya. Belajar adalah aktivitas fisik-psikis yang dilakukan dengan ditandai adanya perubahan pada diri seseorang setelah berinteraksi dengan lingkungannya melalui proses pembelajaran.

Setelah mengetahui pengertian disiplin dan belajar maka yang dimaksud kedisiplinan belajar adalah ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang berkenaan dengan belajar baik peraturan yang ditentukan oleh lingkungan sekolah maupun rumah yang dapat menjadikan tunduk dan patuh sehingga timbul perubahan pada diri siswa.

2. Urgensi Kedisiplinan Belajar Disiplin berperan penting dalam membentukkarakter siswa yang unggul.

Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diriakan mendorong siswa berhasil dalam belajarnya.Sebaliknya siswa yang sering melanggar ketentuansekolah akan menghambat optimalisasi potensi danprestasinya.

Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan jugakelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatanpembelajaran.

Disiplin memberi dukungan yangtenang dan tertib bagi proses pembelajaran.

3. Fungsi Kedisiplinan Belajar

Beberapa fungsi disiplin antara lain menata kehidupan bersama terkait dengan identitas manusia sebagai makhluk sosial, membangun kepribadian dalam rangka mengarahkan sifat dan tingkah laku yang khas danberbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya, melatih kepribadian agar tertib, teratur, taat, dan patuh, mencipta lingkungan kondusif dengan upaya penerapan aturan sekolah yang harus diimplematsikan dengan baik.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Belajar

Setiap siswa memiliki kedisiplinan yang berbeda-beda. Tinggi rendahnya kedisiplinan seseorang dipengaruhibeberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar.

Setidaknya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan. Diri sendiri, sikap pendidik yakni guru ataupun orangtua, lingkungan dan tujuan penanaman disiplin.

5. Indikator Kedisiplinan Belajar Menurut A.S. Moenir, sebagaimana dikutip Sri Rahayu Rezki indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat disiplin belajar siswa berdasarkan ketentuan disiplin waktu tempat dan disiplin perbuatan. Kedisiplinan dalam hal waktu, meliputi:1) tepat waktu dalam belajar. 2) tidak meninggalkan kelas saat pelajaran, 3) menyelesaikan tugas tepat waktu. kedisiplinan dalam tempat belajar, meliputi: 1) Belajar pada tempat yang telah disediakan agar tidak mengganggu atauterganggu oleh orang lain, 2) Menjaga kebersihan tempat belajar baik ruang belajar di rumah atau ruang kelas dan lingkungan sekolah dan 3) aktif mengikuti kegiatan pembelajaran di tempat belajar.

Kedisiplinan dalam perbuatan,

meliputi: 1) patuh dan tidak menentang

(7)

peraturan yang berlaku, 2) tidak malas belajar, 3) tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya, 4) tidak suka berbohong, 5) tingkah laku menyenangkan, seperti tidak mencontek dan tidak mengganggu orang lain yang sedang belajar.

3

C. Kemampuan Menghafal Al- Qur’an

1. Pengertian Kemampuan Menghafal Al-Qur’an

Kemampuan berasal dari kata

"mampu" yang artinya bisa atau sanggup. sedangkan kemampuan berarti kesanggupan atau kecakapan.

Kata menghafal berasal dari kata

“hafal” yang berarti telah masuk dalam ingatan atau dapat mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain.

Kemampuan menghafal adalah kecakapan seseorang dalam memasukan suatu informasi ke dalam ingatan dan mengucapkannya di luar kepala tanpa melihat bahan informasi.

Jadi, kemampuan menghafal al-Qur’an adalah kecakapan seseorang dalam mengingat bacaan al-Qur’an dan mengucapkannya di luar kepala tanpa melihat al-Qur’an.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menghafal Al-Qur’an a. Faktor Internal Siswa

Sebagaimana dikatakan Muhibbin Syah dan Slameto, faktor internal siswa adalah faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang sedang belajar. Secara garis besar, faktor-faktor ini terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Aspek Fisiologis

3Sri Rahayu Rezki, Kedisiplinan Belajar pada Mata Pelajaran Agama Islam pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 010 Desa Pulau Terap II Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar (Riau:

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2015), 13.

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik seseorang. Baik keadaan fisiknya ataupun fungsi fisiologisnya.

Tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas dalam mengikuti pelajaran.

4

Selain itu, kondisi organ-organ khusus siswa seperti indera pendengar dan penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan selama proses pembelajaran baik di sekolah maupun rumah.

2) Aspek Psikologis

Muhibbin Syah menyebutkan lima faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Kelima hal tersebut adalah intelegensi, sikap, bakat, motivasi dan minat siswa.

5

a) Intelegensi

Al-Jurjani menyebutkan bahwa intelegensi merupakan suatu kekuatan yang meliputi inderawi lahir dan batin yang siap untuk memperoleh ilmu.

6

Reber, dalam Muhibbin Syah, menyebutkan intelegensi adalah kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri pada lingkungan dengan cara yang tepat.

b) Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek baik secara positif maupun negatif.

c) Bakat Siswa

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang dan setiap orang pasti

4 Syah, Psikologi, 130.

5 Syah, Psikologi, 131.

6 Nawabuddin, Teknik, 39.

(8)

memiliki potensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing- masing.

d) Motivasi dan Minat Siswa Dalam hal ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Adapun minat, diartikan sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan terhadap yang besar terhadap sesuatu.

e) Manajemen Waktu

Pengaturan waktu dan pembatasan jam pelajaran merupakan faktor penting dalam menghafal al- Qur’an. Hal ini sekaligus sebagai media bagi umat muslim dalam melatih kedisiplinan. Sebagaimana adanya pengaturan kewajiban-kewajiban lain seperti shalat fardhu maka pengaturan waktu sangat penting dalam menata dan mengelola kegiatan.

b. Faktor Eksternal Siswa 1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial yang menjadi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menghafal al-Qur’an terdiri dari tiga macam, yaitu, keluarga, sekolah dan masyarakat.

2) Lingkungan Nonsosial

Ngalim Purwanto menyebut lingkungan nonsosial dengan istilah instrumental. Sebagaimana Muhibbin

Syah, Ngalim Purwanto

mengidentifikasi faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial berupa kurikulum pelajaran, guru, adminstrasi dan sarana pembelajaran. Faktor-faktor inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar akan berlangsung.

7

3) Aspek Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah kefektifan segala cara atau

strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar materi tertentu. Ahsin W. menambahkan faktor lain yang dapat mendukung kemampuan menghafal al-Qur’an adalah strategi menghafal al-Qur’an. Strategi-starategi tersebut yaitu:

8

1) pengulangan ganda, 2) bertahap, 3) menyeluruh, 4) mushaf tetap, 5) paham isi kandungan ayat, 6) perhatian pada ayat yang serupa dan 7) setor pada seorang pengampu.

3. Indikator Kemampuan Menghafal Al-Qur’an

Indikator kemampuan menghafal al-Quran siswa terdiri dari tiga indikator, yaitu:

a. Kelancaran membaca hafalan al- Qur’an. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan

kemampuan siswa dalam membaca hafalan al-Qur’an dengan lancar.

b. Kefasihan membaca hafalan al- Qur’an. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan

kemampuan siswa dalam membaca hafalan al-Qur’an dengan fasih dan tepat pengucapan makhorijul hurufnya.

c. Ketepatan penerapan kaidah tajwid dalam membaca hafalan al-Qur’an. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan

kemampuan siswa dalam membaca hafalan al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid.

Perhatian orang tua terhadap kegiatan yang dilakukan oleh siswa akan memberikan dampak besar bagi perkembangan prestasi belajarnya.

Prestasi belajarnya ini dapat terlihat dari prestasi kognitif siswa pada tingkatan pertama, yaitu mengingat.

Tidak hanya ingat, akan tetapi siswa

7Ngalim Purwanto, Psikologi

Pendidikan (Bandung: Rosdakarya, 2013), 107. 8 Ahsin W., Bimbingan, 67-70.

(9)

mampu hafal terhadap materi-materi yang diberikan di sekolah. Bahkan, mampu hafal dalam memori jangka panjangnya, sehingga perkembangan prestasi kogntifnya mampu meningkat secara signifikan.

Kedisiplinan siswa dalam belajar juga akan meningkatkan prestasi belajar, terutama jika dikuatkan dengan adanya perhatian orang tua. Hal ini disebabkan siswa merasa diperhatikan dan dipedulikan, sehingga belajar dengan cara yang sebaik-baiknya. Sebaliknya, ketika mendapat perhatian yang kurang, seorang siswa biasanya sulit untuk menghadapi kesukaran-kesukaran yang semakin hari semakin menumpuk sehingga membuat siswa jenuh.

Kejenuhan ini menjadi sebab menurunya intensitas siswa dalam menggunakan wilayah kognitifnya sehingga prestasinya menurun.

Selain itu, perhatian orang tua juga mampu menjadi kontrol terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa terutama terkait dengan proses belajarnya di rumah, seperti penyelesaian tugas, membuat karya, mengulang materi, menghafal materi, bekerja kelompok dan lain sebagainya.

Dengan perhatian orang tua yang baik, kedisiplinan belajar siswa dapat meningkat.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari perhatian orang tua terhadap kemampuan menghafal al- Quran siswa di SMA Plus Assalaam Bandung.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari kedisiplinan belajar terhadap kemampuan menghafal al- Quran siswa di SMA Plus Assalaam Bandung.

3. Terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari perhatian orang tua terhadap kedisiplinan belajar siswa di SMA Plus Assalaam Bandung 4. Terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari perhatian orang tua dan kedisiplinan belajar terhadap kemampuan menghafal al-Quran siswa di SMA Plus Assalaam Bandung.

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatori yang bertujuan untuk menguji hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

Penelitian ini menghubungkan 3 (tiga) variabel, yaitu perhatian orang tua sebagai variabel bebas (independent variable, dengan notasi statistik X

1

) dan kedisiplinan belajar sebagai variabel bebas (independent variable, dengan notasi statistik X

2

), sedangkan kemampuan menghafal al-Qur’an sebagai variabel terikat (dependent variable, dengan notasi statistik Y).

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif berupa hasil angket dan tes kemampuan menghafal al-Qur’an.Data penelitian bersumber dari siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung yang berjumlah 39 orang. Untuk itu, penelitian ini disebut penelitian populasi karena jumlah populasinya tidak terlalu banyak atau kurang dari 100.

Metode penelitian yang

digunakan adalah metode deskriptif

dengan mengumpulan data dari angket

dan tes praktek menghafal al-

Qur’an.Untuk menguji validitas dan

reliabilitasnya peneliti melakukan

pengolahan data menggunakan SPSS

(10)

for windows 17.0 dengan fungsi analyze correlate bivariate.

Uji keabsahan data dilakukan dengan melakukan uji normalitas data dengan Uji Kolmogorof Smirnof program SPSS seri 17 windows . Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik korelasi dan regresi, yaitu dengan korelasi sederhana untuk menentukan hubungan masing-masing variabel X dengan Y, regresi sederhana untuk menentukan kontribusi masing-masing variabel X

1

, X

2

secara bersama-sama terhadap variabel Y dan regresi ganda menentukan kontribusi variabel X

1

, X

2

, secara bersama-sama terhadap variabel Y.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Dari hasil perhitungan analisis deskriptif persentase variabel perhatian orangtua secara keseluruhan diperoleh skor 3441 dengan persentase sebesar 73,95%. Dari perhitungan analisis deskriptif persentase kedisiplinan belajar secara keseluruhan diperoleh skor 3755 dengan persentase sebesar 76,93%, dengan demikian perhatian orangtua dan ke disiplinan belajar siswa termasuk dalam kategori baik.

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan menghafal al- Qur’an. Dari perhitungan analisis deskriptif persentase diperoleh rata-rata skor 70,43. Hal ini menujukkan bahwa nilai termasuk dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS for Windows Series 17,00 diperoleh hasil seperti yang terangkum dalam tabel berikut ini.

1. Pengujian Hipotesis Pertama Hipotesis pertama menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan dari perhatian orang tua terhadap kemampuan menghafal al-Quran siswa.

Pengujiannya dilakukan dengan

menggunakan rumus Korelasi

ProductMoment. Setelah

diolahdiperoleh hasil bahwa data koefisien korelasi sebesar 0,403, nilai R square sebesar 0,163, dan r hitung 0,403 lebih besar dari r tabel 0,316, t hitung 3,512 lebih besar dari t tabel 2,026. Dari hasil perhitungan rumus korelasi product moment tersebut menunjukkan bahwa r hitung > r tabel.

maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan dari perhatian orang tua terhadap kemampuan menghafal al- Quran siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung. Kemudian jika hasil R Square dipersentasikan maka perhatian orang tua memiliki kontribusi sebesar 16,3% terhadap kemampuan menghafal al-Quran siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa perhatian orangtua cukup memberikan pengaruh terhadap kemampuan menghafal al- Quran siswa. Perhatian orangtua merupakan faktor yang penting dalam kegiatan pembelajaran, karena perhatian orangtua dapat mengontrol proses belajas siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya seperti halnya kemampuan menghafal al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan pendapat hasan Langgulung yang mengatakan bahwa pendidikan yang berupa perhatian orangtua ini tidak dapat digantikan oleh lembaga lainnya kecuali oleh orangtua itu sendiri di antaranya penanaman rasa cinta kasih dan sayang yang dapat memberikan rasa nyaman ketika siswa belajar.

2. Pengujian Hipotesis Kedua Hipotesis kedua menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan dari kedisiplinan belajar terhadap kemampuan menghafal al-Quran siswa.

Pengujiannya dilakukan dengan

menggunakan rumus Korelasi

(11)

ProductMoment. Setelah diolahdiperoleh hasil bahwa data koefisien korelasi sebesar 0,404 dan nilai R square sebesar 0,164. Karena r hitung 0,404 lebih besar dari r tabel 0,316 dan t hitung 2,699 lebih besar dari t tabel 2,026 maka hasil perhitungan rumus korelasi product moment tersebut menunjukkan bahwa r hitung > r tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan dari kedisiplinan belajatr terhadap kemampuan menghafal al-Quran siswakelas XII SMA Plus Assalaam Bandung. Kemudian jika hasil R Square dipersentasikan maka kedisiplinan belajar memiliki kontribusi sebesar 16,4% terhadap kemampuan menghafal al-Quran siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung. Kemudian jika hasil R Square dipersentasikan maka perhatian orang tua memiliki kontribusi sebesar 16,3% terhadap kemampuan menghafal al-Quran siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kedisiplinan belajar cukup memberikan pengaruh terhadap kemampuan menghafal al- Quran siswa. Kedisiplinan belajar merupakan faktor penting dalam kegiatan pembelajaran, karena disiplin belajar dapat mengarahkan siswa pada tingkah laku yang tertib saat proses kegiatan pembelajaran di sekolah.

Sebagaimana dikutip Amri, hal ini sesuai dengan pendapat Tu’u yang mengatakan bahwa disiplin belajar akan berdampak positif bagi kehidupan siswa, mendorong mereka belajar konkret dalam praktik hidup di sekolah, serta dapat beradaptasi.

9

9Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2013), 163.

Disiplin yang muncul pada diri siswa atas kesadaran diriakan mendorong siswa berhasil dalam belajarnya. Selain itu, disiplin juga akan menciptakan suasana pembelajaran lebih tenang dan tertib sehingga proses pembelajaran dapat berjalan kondusif. Apabila proses pembelajaran berjalan dengan baik maka akan meningkatkan prstasi belajar.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan dari perhatian orang tua terhadap kedisiplinan belajar siswa.

Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi ProductMoment. Setelah diolahdiperoleh hasil bahwa data koefisien korelasi sebesar 0,340, nilai R square sebesar 0,116, dan r hitung 0,340 lebih besar dari r tabel 0,316, t hitung 3,668 lebih besar dari t tabel 2,026. Dari hasil perhitungan rumus korelasi product moment tersebut menunjukkan bahwa r hitung > r tabel.

maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan dari perhatian orang tua terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung. Kemudian jika hasil R Square dipersentasikan maka perhatian orang tua memiliki kontribusi sebesar 11,6% terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa perhatian orangtua cukup memberikan pengaruh terhadap kedisiplinan belajar siswa.

Perhatian orangtua merupakan faktor

penting dalam kegiatan pembelajaran,

karena perhatian orangtua dapat

mengontrol proses belajar siswa seperti

halnya kedisiplinan dalam belajar.

(12)

Hasil pengaruh perhatian orangtua terhadap kemampuan menghafal al-Qur’an dan kedisiplinan belajar adalah 16,3% dan 11,6%. Hal ini memberikan keterangan bahwa sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan menghafal al-Qur’an yang merupakan bagian dari hasil belajar:

a. Faktor internal yang dimiliki oleh diri siswa diantaranya kondisi fisik, bakat, minat, dan kecerdasan atau intektual.

b. Faktor eksternal diantaranya lingkungan sosial dan lingkungan alam yang erat hubungannya dengan kegiatan siswa termasuk lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

4. Pengujian Hipotesis Keempat Hipotesis ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari perhatian orang tua dan kedisiplinan belajar terhadap kemampuan menghafal al-Quran siswa.

Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi

ProductMoment. Setelah

diolahdiperoleh hasil bahwa data koefisien korelasi sebesar 0,428 dan dikategorikan sedang. Nilai R square sebesar 0,184, F hitung 33,77 lebih besar dari F tabel 3,259, r hitung 0,428 lebih besar dari r tabel 0,316, t hitung 2,854 lebih besar dari t tabel 2,026.

Dari hasil perhitungan rumus korelasi product moment tersebut menunjukkan bahwa r hitung > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan dari perhatian orang tua terhadap kemampuan menghafal al-Quran siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung.

Hasil perhitungan tersebut juga menunjukkan bahwa F hitung > F tabel. Maka dapat dinyatakan bahwa

korelasi ganda tersebut berpengaruh signifikan dan dapat diberlakukan dimana sampel diambil. Kemudian jika hasil R Square dipersentasikan maka perhatian orang tua memiliki kontribusi sebesar 16,3% terhadap kemampuan menghafal al-Quran siswa kelas XII SMA Plus Assalaam Bandung.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian di atas maka penulis mengambil simpulan sebagai berikut:

1. Realitas perhatian orangtua dikategorikan baik dengan presentasi sebesar 73,95% dan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari perhatian orang tua terhadap kemampuan menghafal al- Quran siswa sebesar 16,3%. Hal ini dibuktikan dengan data statistik rx₁y

= 0,403, r² = 0,163, dan t hitung = 3,512 lebih besar dari t tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 2,026.

2. Realitas kedisiplinan belajar siswa dikategorikan baik dengan presentasi sebesar 76,93% dan terdapat pengaruh positif dan signifikan dari kedisiplinan belajar terhadap kemampuan menghafal al- Quran siswa sebesar 16,4%. Hal ini dibuktikan dengan data statistik rx₁y

= 0,404, r² = 0,164, dan t hitung = 2,699 lebih besar dari t tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 2,026.

3. Realitas kemampuan menghafal al- Qur’an siswa dikategorikan baik dengan skor rata-rata 70,43 dan terdapat pengaruh positif dan signifikan dari perhatian orang tua terhadap kedisiplinan belajar siswa sebesar 11,6%. Hal ini dibuktikan dengan data statistik rx₁y = 0,340, r²

= 0,116, dan t hitung = 3,668 lebih besar dari tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 2,026.

4. Terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari perhatian orang tua

(13)

dan kedisiplinan belajar terhadap kemampuan menghafal al-Quran siswa sebesar 18,4%. Hal ini dibuktikan dengan rx₁x₂y = 0,428, r²x₁x₂y = 0,184 dan F hitung = 33,77 lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikan 5% sebesar 3,25.

Variabel disiplin belajar dan motivasi belajar pada penelitian ini memberikan sumbangan terhadap hasil belajar sebesar 69,3%.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nurwadjah. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan: Hati yang Selamat hingga Kisah Luqman. Bandung:

PT Marja, 2007.

Ad-Din, Abu Zakariya Yahya bin Syarif. At-Tibyanu fi Adabi Hamalatil Qur’ani. Terjemahan Umniyyati Sayyidatul Hauro’

dkk. Sukoharjo: Al-Qowam, 2014.

Al-‘Aqil, Muhammad A. W. Manhaj

‘Aqidah Imam Asy-Syaf’i terj.

Nabhani Idris dan Saefudin Zuhri. Bandung: Pustaka Imam Asy-Syafi‘i, 2009.

Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia III. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.

Amri, Sofan. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum. Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2013.

Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar.

Jakarta: Rineka Cipta, 1990.

Ahsin W. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta:

Bumi Aksara, 2000.

Al-Qattan, Manna Khalil. Studi Ilmu- Ilmu Qur’an, terjemahan oleh Mudzakir AS. Jakarta: Litera Antar Nusa, 2006.

Ali, Mohamad. Penelitian Kependidikan, Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa, 1987.

Arifin, M.. Ilmu Pendidikan Islam.

Jakarta: Bumi Aksara, 1998.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka Cipta, 2003.

Dalyono, M. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta, 2012 Daradjat, Zakiyah. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Rosdakarya, 2003.

Daryanto.Belajar dan Mengajar.

Bandung: Yarama Widya, 2010.

Dewan Redaksi.Ensiklopedi Islam.

Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 1993.

Dimyati dan Mudjiono.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Djamarah, Syaiful Bahri. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Echols, John M. dan Hassan Shadily.Kamus Inggris Indonesia An English Indonesian Dictionary. Jakarta: Gramedia, 1992.

Gie, The Liang. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Gajah Mada Univesitas Press, 1983.

Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru, 2012.

Imron, Ali.Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Kartono, Kartini. Psikologi Umum.

Bandung: Mandar Maju,1996.

Khafid, Muhammad dan M. Suroso.

”Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Ekonomi”

Dinamika Pendidikan 2:2 (Juli, 2007).

Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan.

Jakarta: Alhusna Zikra, 1995.

(14)

Majid, Abdul. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Rosdakarya, 2012.

Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung:

Al-Ma’arif, 1989.

Mulyasa, E. Kurikululum Berbasis Kompetensi.Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Munir, Ahmad. Tafsir Tarbawi:

Mengungkap Pesan Al-Qur’an tentang Pendidikan. Yogyakarta:

Teras, 2008.

Nasution,Thamrin.Peran Orangtua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta : Kanisius, 1985.

Nawabuddin, Abdurrab. Teknik Menghafal al-Qur’an. Bandung:

Sinar Baru, 1991.

Pranadha, Nanda.Pengaruh Intensitas Perhatian Orangtua dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar. Yogyakarta:

UNY, 2012.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan.Bandung:

Rosdakarya, 2013.

Qolbiyah, Sifaul.Korelasi antara Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih. Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2011.

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1991.

Rauf, Abdul Aziz Abdul. Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah.

Bandung: Syaamil Cipta Media, 2004.

Rezki, Sri Rahayu. Kedisiplinan Belajar pada Mata Pelajaran Agama Islam pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 010 Desa Pulau Terap II Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Riau:

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2015.

Samidjo dan Mardiani.Bimbingan Belajar: Dalam Rangka Penerapan Sistem SKS dan Pola Belajar yang Efisien. Bandung:

Armico, 1985.

Sardiman AM.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Grafindo Persada, 2007.

Schaefer, Charles. Bagaimana Mempengaruhi Anak. Semarang:

Dahara Press, 1994.

Sedarmayantie dan Syarifudin Hidayat. Metodologi Penelitian.

Bandung: Mandar Maju, 2002.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al- Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an.Jakarta:

Lentera Hati, 2002.

Shochib, Moh. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri.

Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, 2006.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:

Bina Aksara, 2003.

Sobur, Alex. Psikologi Umum.

Bandung: Pustaka Setia, 2009.

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta:

Rineka Cipta, 1998.

Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Sinar Baru, 2000.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta, 2011.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi

Pendidikan. Jakarta: Grafindo

Persada, 2006.

(15)

Suryana, Yaya dan Tedi Pratna Metodologi Penelitian. Bandung:

Sahifa, 2008.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar.

Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: Rosdakarya, 2013.

Tanthowi, Jawahir. Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran Al- Qur’an. Bandung: Pustaka Al- Husna, 1983.

Tim Dosen IKIP Malang. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. cet. ke- 3. Malang: Usaha Nasional Surabaya-Indonesia, 1980.

Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo. Pengantar Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Tohirin.Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Jakarta: Grafindo, 2005.

Tu’u, Tulus. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.

Jakarta: Grasindo, 2004.

Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam.

Bandung: Pustaka Setia, 1998.

UIN Sunan Gunung Djati. Panduan Akademik Penulisan Tesis dan Disertasi, Bandung: Gunung Djati Press, 2014.

Ulwan, Abdullah Nasih. Pedoman pendidikan Anak dalam Islam.

Semarang: As-Syifa, 1981.

Walgito, Bimo. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta : Andi Offset, 1995.

Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran.

Jakarta: Grasindo, 1999.

Referensi

Dokumen terkait

Pengamat musik Bens Leo pernah mengungkapkan, tren penurunan rekaman fisik telah terjadi mulai awal 2000-an ketika ditemukannya new media di dunia. Ini imbas dari tren di

PRIVELEGE Yang diberikan kepada suatu benda tertentu mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada Yang diberikan terhadap semua kekayaan orang yang berutang

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Melalui berbagai kegiatan positif seperti pagelaran Pekan olah raga dan Seni (Porseni) ini, diharapkan generasi muda khususnya para pelajar dapat menyalurkan bakat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kualitas pelayanan Program Studi PGSD UAD Yogyakarta; 2) kepuasan mahasiswa Program Studi PGSD UAD; dan 3)

Hasil pengamatan dan pengukuran kualitas air dengan parameter fisik (pH, DO, BOD, COD, Fosfat, dan Nitrat) bahwa selama tahun 2009 hingga 2013 kualitas air Sungai Progo

Kalau Maggy menempatkan dirinya sebagai junior - meskipun dalam perjalanan waktu ada lagi keluarga muda yang lebih junior daripada dia sendiri - saya pasti termasuk dalam

Diagram Alir Data merupakan alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sestem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang