• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN PADA MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN DI MASA PANDEMI COVID 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN PADA MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN DI MASA PANDEMI COVID 2019"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN PADA MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN DI MASA PANDEMI COVID

2019

1Supiningtyas Purwaningrum

2Ary Natalina

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

1ningtyas@staff.gunadarma.ac.id

2arynatalina@staff.gunadarma.ac.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan luas tentang dampak pandemi COVID-19 terhadap pendidikan akuntansi di perguruan tinggi swasta dalam Perspektif Materi Pengajaran, Perspektif Metodologi Pembelajaran, Perspektif Soft Skill, Perspektif Kegunaan Teknologi Informasi. Perspektif Kemudahan PenggunaanTeknologi informasi.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif Jumlah sampel dalam penelitian berjumlah 257 responden. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang diisi secara daring oleh mahasiswa dengan tautan menggunakan Google Form. Skala pengukuran yang digunakan. yaitu Skala Likert, dengan memberikan skor pada setiap item jawaban.

Selanjutnya digunakan metode kriteria interpretasi skor untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perspektif materi pembelajaran, penilaian yang paling tinggi (979) tentang kesesuaian materi pembelajaran terhadap konsep teori relevan yang diajarkan di era new normal. Pada perspektif metodologi pembelajaran yang menilai adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk bertanya kepada dosen selama perkuliahan dalam jaringan sebesar 1056 (sangat tinggi). Pada perspektif Soft Skill, ada 5 item penilaian dan item 5 yaitu tingkat adaptasi mahasiswa terhadap teknologi menunjukkan hasil yang sangat tinggi (1119).

Pada perspektif kegunaan teknologi informasi, sebanyak 158 responden menjawab bahwa teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dalam jaringan atau masuk pada kriteria sangat. Pada perspektif kemudahan teknologi informasi, platform yang digunakan dalam pembelajaran dalam jaringan mudah dipahami dan membantu dalam proses belajar mengajar dalam jaringan termasuk dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan kriteria penilaian sebesar 1086 (sangat tinggi).

Kata Kunci : materi, metodologi, soft skill, kegunaan, kemudahan TI.

Abstract

This study aims to analyze and answering broad questions about the impact of the COVID-19 pandemic on accounting education in universities (PTN and private)in Teaching Material Perspective, Learning Methodology Perspective, Soft Skill Perspective, Information Technology Usefulness Perspective. Perspective of Easy of Use of information technology.

This research is a quantitative descriptive study. The number of samples in the study was 127 respondents. The research data was obtained by using a questionnaire filled out boldly by students with a link using Google Form. Scale The measurement scale used. namely the numerical scale. By giving a score for each answer item. Furthermore, the score interpretation method is used to measure a person's attitudes, opinions and perceptions about social phenomena.

The results showed that from the perspective of learning materials, the highest (979) was about the suitability of learning materials to relevant theoretical concepts taught in the new normal era. In the learning perspective, which assesses the opportunity for students to ask questions to lecturers during online lectures, it is 1056 (very high). On the Soft Skills perspective, there are 5 assessment items and fifth items of student adaptation to technology which show very

(2)

high results (1119). From the perspective of the usefulness of information technology, as many as 158 answered that information technology is needed in learning in the network or is included in the very criteria. In the perspective of the easy of use of information technology, the platform used in online learning is easy to understand and helps in the online learning process, including in doing the tasks given with an assessment criteria of 1086.

Keywords: Learning Materials and Methodologies, Soft Skills, Usefulness and Easy of use of IT.

1. Pendahuluan

Dunia pendidikan dan peserta didik di berbagai belahan dunia sudah menggunakan dan memanfaatkan platform metode pembelajaran secara daring. Faktor- faktor seperti kemudahan penggunaan, fleksibilitas belajar dan lingkungan yang terkendali menjadi alasan penerimaan pembelajaran dalam jaringan ini. Selain faktor-faktor kelebihan tersebut ada juga beberapa keterbatasan dalam metode pembelajaran dalam jaringan ini seperti isolasi sosial, interaksi tatap muka antara pengajar dan anak didik, masalah konektivitas, dll.

Pada masa Pandemi Covid 19 seperti sekarang ini memaksa seluruh lembaga pendidikan dan anak didik diseluruh dunia untuk memanfaatkan metode pembelajaran elektronik. Hal ini jelas berbeda dengan kondisi sebelum pandemi Covid 19 e-learning belum pernah secara penuh diadopsi dan diterima sebagai pembelajaran nyata atau model pendidikan formal.

Hampir seluruh lembaga pendidikan diera pandemi ini tengah mengimplementasikan proses pembelajaran dengan metode e-learning untuk mempermudah anak didik dalam proses belajar di masa new normal.

Krisis di era pandemi menimbulkan persoalan besar dalam dunia pendidikan, dampak yang secara universal dialami oleh hampir seluruh anak didik dan pendidik di seluruh dunia.

Pandemi ini berdampak pada seluruh sektor kehidupan di seluruh dunia termasuk sektor pendidikan. UNESCO pada 1 April 2020 melaporkan bahwa 189 negara menyatakan penutupan berbagai macam lembaga pendidikan yang berpengaruh terhadap 1.542.412.000 atau sebanyak 89,4 % dari total peserta didik yang terdaftar. Pada akhir Juli 2020, jumlah peserta didik yang terdampak mengalami penurunan menjadi 1.066.817.855 termasuk peserta didik yang terdaftar di pendidikan tinggi. Jumlah ini merupakan 60,9% dari total pelajar di 107 negara (UNESCO, 2020). Pendidikan di Indonesia pun tidak luput dari dampak pandemi covid 19 ini. Bahkan, mulai bulan Juni 2021 terjadi peningkatan yang luar biasa pada kasus aktif naik sekitar 12,9%, sehingga yang sedianya pada Tahun Ajaran baru 2021/2021 proses belajar mengajar sudah mulai dapat dilakukan tatap muka terpaksa harus ditunda kembali.

(3)

Gambar 1. Sebaran Covid 19 di Indonesia Sumber: https://covid19.go.id

Sejumlah besar universitas diseluruh dunia melakukan perubahan dalam metode pembelajaran dari konvensional (tatap muka) menjadi pembelajaran dalam jaringan, dalam kesempatan yang sama seluruh aktivitas di kampus dibatalkan atau ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut (Sahu, 2020). Sebagian besar universitas telah memiliki dan dilengkapi perangkat lunak yang baik untuk pembelajaran dalam jaringan melalui investasi dalam sistem manajemen pembelajaran (LMS) (seperti Microsoft Teams dan Blackboard) (Lim, 2020). Namun demikian, terdapat beberapa pengajar dan peserta didik yang mengalami hambatan dan persoalan dalam penyampaian proses belajar dengan metode online ini. (Khan et al., 2021)

Pendidikan akuntansi merupakan bidang studi yang menarik bagi anak didik secara global.

Pendidikan akuntansi merupakan suatu tahapan penting bagi akuntan terampil dan berbakat yang dibutuhkan oleh profesi akuntansi Oleh karena itu apabila pendidikan akuntansi terpengaruh secara negatif, maka akan berdampak buruk pada profesi akuntansi. Desain penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran dalam jaringan pada mata kuliah akuntansi keuangan di masa pandemic Covid 19.

Platform pembelajaran yang tersedia dalam pembelajaran daring dilakukan tanpa bertatap muka (Komarudin & Prabowo, 2020). Pembelajaran daring memberikan keleluasaan waktu belajar kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat belajar kapanpun dan dimanapun mereka berada. Di era new normal dalam masa pandemi Covid 19 ini, pembelajaran daring merupakan solusi alternative terbaik saat ini. Namun dalam implementasinya proses pembelajaran daring tidak semudah yang dibayangkan karena banyak persoalan dan hambatan yang dihadapi. Persepsi mahasiswa akan berbeda-beda dalam menerima materi kuliah yang disampaikan oleh dosen. Persepsi yaitu kecakapan untuk melihat, memahami, kemudian menafsirkan suatu stimulus sehingga menjadi sesuatu yang berarti dan menghasilkan penafsiran (Komarudin & Prabowo, 2020). Materi akuntansi yang banyak berisi praktik hitung- hitungan mengharuskan peserta didik mengerjakan latihan secara mandiri di rumah. Pemaparan

(4)

materi akuntansi oleh pengajar melalui platform pembelajaran daring tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh peserta didik. Demikian juga dengan masalah gangguan sinyal atau tidak adanya kuota internet yang dimiliki oleh mahasiswa menjadi persoalan yang dihadapi dalam proses pembelajaran daring di era new normal ini.

Aplikasi obrolan grup WhatsApp (Facebook, Inc., Menlo Park, California), telah muncul jauh sebelum Pandemi Covid 19. Aplikasi tersebut telah banyak digunakan dalam proses pendidikan dan pelatihan pelatihan dalam menyebarkan pengetahuan, informasi dan kolaborasi medis. Demikian juga dengan Media sosial, seperti Twitter, Instagram, di era pandemi ini terus menjadi saluran penting bagi banyak dokter untuk belajar dan menyebarkan informasi dalam skala global. Sementara alat-alat ini menyediakan outlet virtual dan sosial yang berguna untuk pendidikan kedokteran, mereka sering kekurangan kedalaman dan organisasi untuk menerapkan kurikulum pendidikan secara andal. Di era COVID-19, kebutuhan akan solusi inovatif untuk mengoptimalkan upaya pendidikan semakin meningkat.

Aplikasi Zoom dan Microsoft Teams juga merupakan aplikasi yang memfasilitasi kegiatan pendidikan. Microsoft Teams, digunakan karena keterhubungan yang mudah, kemudahan dalam mengakses, platform yang kolaboratif, dan sistem cloud yang terintegrasi dan aman.

Semacam toko serba ada untuk semua kebutuhan pendidikan, dalam satu aplikasi seseorang dapat berbagi artikel yang disimpan di cloud program, bekerja secara kolaboratif pada dokumen yang sama, dan melakukan konferensi virtual yang menarik.

Beberapa permasalahan terkait dengan materi pengajaran secara daring yang belum maksimal dapat dipahami oleh mahasiswa pada mata kuliah akuntansi, metodologi mengajar yang belum efektif pada mata kuliah akuntansi di era new normal, dan belum tumbuh secara efektif soft skill mahasiswa mata kuliah akuntansi dengan pembelajaran daring di era new normal.

(Prasetio & Hariyani, 2021) dalam penelitiannya mengenai persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring pada mata kuliah akuntansi di era new normal menemukan bahwa pembelajaran daring dilakukan melalui Google Classroom sebesar 46,8%, aplikasi Whatsapp sebesar 27,4%, Edmodo sebesar 19,4% dan urutan terakhir yaitu Zoom sebesar 6,4%. Hasil riset menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa lebih menyukai pembelajaran tatap muka sebesar 93,5% dibanding pembelajaran secara daring. Perkuliahan daring sebagai sarana pembelajaran selama masa karantina Covid-19 menunjukkan bahwa perkuliahan daring yang digemari oleh mahasiswa yaitu menggunakan whatsapp dan Google Classroom. Sebagian besar mahasiswa sudah mengenal dan mengetahui berbagai media pembelajaran daring sebelum perkuliahan daring dilaksanakan dengan persentase sebesar 53% (Zhafira et al., 2020).

(5)

(Rusdiana et al., 2020) dalam penelitian tentang respon mahasiswa pada pembelajaran daring mata kuliah pengantar hukum Indonesia dengan menggunakan e-learning vinesa unesa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas perkuliahan dengan e-learning tersebut memiliki persentase sebesar 76,4% dan untuk motivasi mahasiswa saat mengikuti perkuliahan daring dengan persentase sebesar 71%. Penelitian yang membahas persepsi mahasiswa dalam pembelajaran daring di mata kuliah praktik untuk pendidikan vokasi. Memberikan hasil temuan bahwa persepsi mahasiswa bersifat positif. Hal yang ditinjau fokus pada rincian aspek kapabilitas dosen dengan persentase sebesar 74,6%. Kemudian untuk aspek sarana dan prasarana perkuliahan sebesar 72,7%. Serta aspek belajar dan mengajar sebesar 66,4%.

Maulana & Hamidi (2020 dalam penelitian mengenai pembelajaran daring di tengah wabah covid-19 menunjukkan bahwa sikap kemandirian belajar dan motivasi lebih aktif dalam belajar tumbuh dalam diri mahasiswa dan mendorong munculnya sikap tersebut dari sistem pembelajaran daring. Mahasiswa memiliki perkembangan soft skill yang meningkat terkait adaptasi dalam menggunakan teknologi, kejujuran dalam mengerjakan tugas atau ujian yang diberikan dosen, meskipun ditemukan beberapa kondisi mahasiswa mengirimkan jawaban yang sama persis dengan jawaban temannya. Disiplin dalam mengisi kehadiran presensi dan mengirimkan tugas sesuai ketentuan dari dosen, meskipun didapatkan fakta bahwa mahasiswa lupa mengisi presensi yang sudah dijadwalkan oleh dosen. Serta mandiri dalam mempelajari materi serta menyelesaikan studi kasus pada mata kuliah akuntansi. Mayoritas dari penelitian terdahulu dilakukan pada mata kuliah teori di institusi pendidikan tinggi pada masa pandemi Covid-19. Sedangkan masih sangat sulit ditemukan penelitian terkait pembelajaran daring pada mata kuliah hitung-hitungan dan di masa persiapan dan adaptasi kebiasaan baru (Era New Normal). Penelitian ini berfokus pada pembelajaran dalam jaringan pada materi mata kuliah Akuntansi Keuangan. Perspektif pembelajaran dalam jaringan pada mata kuliah akuntansi keuangan mengarah pada pembelajaran akuntansi di era new normal yaitu meliputi materi pengajaran, metodologi mengajar, soft skill, Kegunaan teknologi informasi, dan kemudahaan penggunaan teknologi informasi.

2. Landasan Teori

Persepsi merupakan suatu proses yang tanpa disadari terjadi pada setiap individu. Setiap stimulus yang diterima baik dari luar maupun dari dalam diri seseorang yang kemudian stimulus itu menyebabkan seseorang melakukan pengorganisasian terhadap stimulus yang diterima dan menerjemahkannya, sehingga orang tersebut menyadari dan memahami stimulus yang diterima. Ludigdo dalam (Hermuningsih & Wardani, 2016) menjelaskan persepsi adalah

(6)

proses di mana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Namun, setiap individu mempunyai stimulus yang saling berbeda mesikpun objeknya sama.

Kegunaan yang dirasakan didefinisikan di sini sebagai "sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Dalam konteks organisasi, orang umumnya diperkuat untuk kinerja yang baik dengan kenaikan gaji, promosi, bonus, dan penghargaan lainnya Pfeffer, 1982; Schein, 1980; Vroom, 1964). Sebuah sistem yang tinggi dalam persepsi kegunaan, pada gilirannya, adalah salah satu yang pengguna percaya akan adanya hubungan penggunaan-kinerja yang positif.

Kemudahan penggunaan yang dirasakan, mengacu pada "sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari usaha." Ini mengacu pada definisi

"kemudahan" menurut KBBI yaitu "sesuatu yang dapat memperlancar atau mempermudah meski tanpa usaha yang besar." KBBI juga menyebutkan yang dimaksud dengan upaya adalah suatu bentua usaha atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud atau tujuan, dan memecahkan persoalan. Faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, pengetahuan sebelumnya tentang literasi komputer dan gaya belajar individu adalah prediktor penting dari penerimaan teknologi oleh mahasiswa. Mereka menggunakan perangkat digital ini untuk komunikasi melalui platform jaringan formal dan informal seperti gmeet, zoom, whatsapp, email, dll. Studi ini didasarkan pada keahlian, harapan, dan persepsi masiswa tentang e-learning. Literatur yang relevan dikonsultasikan untuk menemukan kemungkinan jawaban khususnya di bidang persepsi pengguna terhadap suatu inovasi. (Khan et al., 2021).

3. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif dan deskriptif dan menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner. Kuesioner dimodifikasi dari penelitian sebelumnya (Prasetio

& Hariyani, 2021) dan (Davis, 1989). Responden survei ini adalah mahasiswa aktif yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dengan metode purposive sampling. Kriteria tersebut adalah 1) Mahasiswa Program Studi Akuntansi, 2) Mahasiswa yang aktif pada semester genap 2020/2021 dan semester ganjil dan genap 2021/2022, 3) sudah mengambil mata kuliah pengantar akuntansi 1 atau 2 dan/atau akuntansi keuangan menengah 1 dan 2, dan/atau akuntansi keuangan lanjut 1 atau 2.

Kuesioner disebarkan secara daring menggunakan aplikasi google form. Skala pengukuran yang digunakan yaitu Skala likert, Sangat Setuju (5), Setuju (4), Ragu-ragu (3), Tidak Setuju (2) dan Sangat Tidak Setuju (1). Jumlah responden yang terkumpul sebanyak 257. Kuesioner

(7)

terdiri dari dua bagian. Bagian A mengumpulkan informasi pribadi siswa. Bagian B Kuesioner mengukur persepsi dan sikap siswa terhadap aktivitas belajar mengajar dalam jaringan selama COVID-19. Sebelum kuesioner disebarkan secara luas dilakukan uji validitas dan uji reliabilatas terhadap item pertanyaan pada kuesioner tersebut. Validitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan antara data yang terdapat di lapangan dan data yang dilaporkan oleh peneliti, sedangkan reliabilitas digunakan untuk mengetahui keandalan alat ukur. Uji validitas dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment atau dikenal juga dengan korelasi pearson yang dihitung dengan menggunakan alat bantu aplikasi excell. Hasil dari perhitungan tersebut menunjukkan setiap item dalam kuesioner tersebut valid. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Metode yang digunakan adalah dengan menghitung nilai cronbach alfa dengan alat bantu aplikasi excell. Hasil hitung menunjukkan nilai Cronbach Alfa sebesar 0,894 sehingga disimpulkan bahwa kuesioner tersebut reliabel.

Analisis data dalam mengukur persepsi mahasiswa dalam penelitian ini menggunakan kategori interpretasi skor. Tahap pertama yang dilakukan adalah menentukan skor jawaban atas kuesioner yang disebar, kemudian menentukan skor ideal dengan rumus nilai skala dikalikan dengan jumlah responden. Sesudah skor ideal diketahui tahap berikutnya adalah menentukan rating scale yang akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan kriteria penilaian atas perspektif yang digunakan untuk mengukut persepsi mahasiswa, (Sugiono, 2012).

(8)

Tabel 1 dan 2 menyajikan tahapan penentuan rating scale (kriteria penilaian).

Tabel 1. Kriteria Penilaian Skala

Jawaban Kriteria Jumlah responden

Skor ideal

Skala Sangat Tidak

Setuju 1 257 257 Sangat

Tidak Setuju Tidak Setuju

2 257 514 Tidak Setuju

Ragu-Ragu

3 257 771 Ragu-Ragu

Setuju

4 257 1028 Setuju

Sangat Setuju

5 257 1285 Sangat

Setuju Sumber: Sugiono, 2012

Tabel 2. Kriteria Penilaian Nilai Jawaban Kriteria

1029 - 1285 Sangat Tinggi 772 - 1028 Tinggi

515 - 771 Cukup

258 - 514 Rendah

0 - 257 Sangat Rendah Sumber: (Soegiono, 2012)

4. Hasil dan Diskusi

Data penilaian yang digunakan untuk menilai persepsi mahasiswa terhadap teknologi informasi pada pembelajaran dalam jaringan pada mata kuliah akuntansi keuangan ini dikumpulkan menggunakan kuesioner. Terdapat 5 perspektif dalam menilai persepsi mahasiswa ini yang terdiri dari perspektif materi pengajaran, perspektif metodologi pengajaran, perspektif softskill, perspektif kegunaan teknologi informasi dan perspektif kemudahan teknologi informasi.

Kuesioner terkumpul 257 responden.

4.1. Perspektif Materi Pembelajaran

Tabel 3 menyajikan hasil olah data kuesioner pada perspektif materi pembelajaran. Jumlah pertanyaan pada perspektif ini sebanyak tiga item yang menilai tentang 1) Kesesuaian materi pembelajaran terhadap konsep teori relevan yang diajarkan di era new normal; 2) Tingkat pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah yang lebih banyak praktik hitung- hitungan; 3) Mahasiswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh dosen pengampu.

Berdasarkan tabel 3 tersebut dapat diketahui bahwa persepsi mahasiswa yang dilihat dari perspektif materi pembelajaran dari 3 item yang ditanyakan masuk kedalam kriteria

(9)

penilaian tinggi diantara 772 - 1028. Item 1 memperoleh nilai sebanyak 979 (tinggi), item 2 memiliki nilai kriteria sebesar 835 (tinggi) dan item 3 sebesar 919 (tinggi). Hal ini menunjukkan bahwa ditengah krisis yang melanda di seluruh belahan dunia dan di tengah keterbatasan media belajar yang ada, seluruh sivitas akademika yang terlibat dalam proses belajar mengajar bersama-sama berjuang dan beradaptasi serta terus semangat, demikian juga dosen dengan penuh tanggung jawab juga terus beradaptasi dengan kondisi yang ada agar tidak mengurangi kualitas materi yang harus disampaikan kepada mahasiswa, dan mahasiswa tetap dapat menangkap materi yang disampaikan meski tidak dapat bertatap muka secara langsung.

Tabel 3. Nilai Jawaban pada Perspektif Materi Pengajaran

Skala Item

1 2 3

1 2 2 9 9 3 3

2 10 20 50 100 19 38

3 68 204 97 291 94 282

4 132 528 70 280 109 436

5 45 225 31 155 32 160

Jumlah 257 979 257 835 257 919

Kriteria Tinggi Tinggi Tinggi

Sumber: data diolah

4.2. Perspektif Metodologi Pembelajaran

Item pertanyaan yang digunakan untuk menilai persepsi mahasiswa pada perspektif metodologi pembelajaran ini terdiri dari 4 item pertanyaan. Item pertanyaan tentang efektifitas pembelajaran secara daring untuk mata kuliah akuntansi memiliki kriteria nilai sebesar 806 (tinggi), kemudahan dalam mengakses perkuliahan dalam jaringan memiliki nilai kriteria 917 (tinggi), Mahasiswa menyukai pembelajaran dalam jaringan memiliki nilai 786, dan nilai kriteria untuk adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk bertanya kepada dosen selama perkuliahan dalam jaringan sebesar 1056 (sangat tinggi).

Tabel 4. Nilai Jawaban pada Perspektif Metodologi Pembelajaran

Skala Item

1 1 1 1

1 12 12 4 4 30 30 2 2

2 46 92 28 56 46 92 8 16

3 110 330 77 231 92 276 44 132

4 73 292 114 456 57 228 109 436

5 16 80 34 170 32 160 94 470

Jumlah 257 806 257 917 257 786 257 1056

Kriteria Tinggi Tinggi Tinggi Sangat

Tinggi

(10)

Sumber: data diolah

Berdasarkan Tabel 4 diatas menunjukkan bawa keempat item pertanyaan pada perspektif metodologi pembelajaran dalam jaringan ini memiliki nilai keriteria tinggi.

Perkuliahan dalam jaringan sudah didukung dengan sistem yang baik dan sudah berjalan secara efektif. Namun demikian pada item pertanyaan yang ketiga meskipun masuk dalam ketegori tinggi jumlah responden yang menjawab ragu-ragu hingga sangat tidak setuju lebih dari 50% yaitu 65,37% atau sebanyak 168 responden. Data ini menunjukkan bahwa banyak mahasiswa yang lebih menyukai metode pembelajaran secara langsung atau tatap muka di kelas. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor misalnya kendala teknis, signal yang tidak stabil, kuota internet yang terbatas, perangkat keras yang tidak mendukung.

Banyaknya kendala yang berbeda diantara para mahasiswa menyebabkan ketidaknyamanan atau tingkat rasa suka pada pembelajaran dalam jaringan ini.

4.3. Perspektif Soft Skill

Tabel 5. Nilai Jawaban pada Perspektif Soft Skill

Skala Item

1 2 3 4 5

1 26 26 12 12 31 31 18 18 1 1

2 43 86 11 22 38 76 35 70 2 4

3 102 306 63 189 117 351 94 282 24 72

4 59 236 109 436 53 212 80 320 108 432

5 27 135 62 310 18 90 30 150 122 610

Jumlah 257 789 257 969 257 760 257 840 257 1119

Kriteria Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Sangat

Tinggi Sumber: data diolah

Tabel 5 menunjukkan hasil perhitungan kategori penilaian persepsi mahasiswa pada perspektif soft skill. Terdapat 5 item pertanyaan untuk menilai aspek ini. Satu dari 5 pertanyaan tersebut yaitu pertanyaan nomor 3 masuk dalam kategori cukup dengan nilai 760. Item ini mengukur perspektif mahasiswa dalam menilai kejujuran mahasiswa dalam mengerjakan tugas dan ujian. Sebanyak 117 responden menjawab ragu-ragu dan 69 responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju, sedangkan sebanyak 71 responden menyatakan setuju dan sangat tidak setuju. Hampir 117 responden yang merasa tidak jujur dalam hal mengerjakan tugas dan ujian. Hal ini dapat disebabkan oleh bebrapa kondisi misalnya adanya keterbatasan sarana prasarana dan sistem pembelajaran dalam jaringan untuk mengontrol kemandirian dan kejujuran dalam mengerjakan tugas dan ujian memang masih terbatas, apalagi didukung dengan ketidakjujuran mahasiswa serta

(11)

kemudahan akses untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber melalui internet.

Tabel di atas juga menunjukkan bahwa tingkat adaptasi mahasiswa terhadap teknologi menunjukkan hasil yang sangat tinggi, diikuti oleh 3 item pertanyaan lainnya yang menilai tentang kemandirian, kedisiplinan dan keaktifan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dalam jaringan ini.

4.4. Perspektif Kegunaan Teknologi Informasi

Tabel 6 berikut menunjukkan hasil jawaban responden serta kriteria penilaian. Empat item pertanyaan digunakan untuk menilai persepsi mahasiswa pada pembelajaran dalam jaringan pada aspe kegunaan teknologi informasi. Jawaban responden sangat dominan mengarah pada bermanfaatnya teknologi informasi dalam mendukung berhasilnya proses belajar mengajar dalam jaringan. Item pertama adalah teknologi informasi membantu dalam pembelajaran dalam jaringan dijawab sangat setuju oleh 146 responden atau masuk pada kriteria sangat tinggi, teknologi informasi meningkatkan efektifitas pembelajaran dalam jaringan dijawab sangat setuju sebanyak 100 responden atau masuk pada kriteria sangat tinggi, 122 responden memilih bahwa Teknologi Informasi memudahkan pekerjaan dalam pembelajaran dalam jaringan atau masuk pada kriteria sangat tinggi, dan 158 menjawab bahwa teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dalam jaringan atau masuk pada kriteria sangat tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa para mahasiswa merasakan bahwa teknologi informasi sangat berguna dan sangat bermanfaat dalam mendukung proses belajar mengajar dalam jaringan. Beberapa platform pembelajaran yang digunakan misalnya gmeet, zoom, vclass atau pun platform lainnya dirasakan sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam pembelajaran dalam karingan

Tabel 6. Nilai Jawaban pada Perspektif Kegunaan Teknologi Informasi

Skala Item

1 2 3 4

1 0 0 1 1 0 0 0 0

2 0 0 6 12 3 6 0 0

3 23 69 43 129 33 99 18 54

4 88 352 107 428 99 396 81 324

5 146 730 100 500 122 610 158 790

Jumlah 257 1151 257 1070 257 1111 257 1168 Kriteria Sangat

Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi Sumber: data diolah

4.5. Perspektif Kemudahan Penggunaan Teknologi informasi

(12)

Selain teknologi informasi yang dinilai sangat berguna dalam proses belajar mengajar dalam jaringan, kemudahaan dalam menggunakan teknologi informasi ini merupakan salah satu perspektif untuk mengetahui persepsi mahasiswa pada pembelajaran dalam jaringan ini. Item pertanyaan yang digunakan berjumlah 5 item dan hasilnya menunjukkan bahwa 4 item tersebut masuk dalam kriteria tinggi dan 1 item memiliki kriteria sangat tinggi. Rata- rata mahasiswa berpendapat bahwa Platform yang digunakan dalam pembelajaran dalam jaringan mudah dipahami dan membantu dalam proses belajar mengajar dalam jaringan termasuk dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Platform pembelajaran dalam jaringan sangat mudah digunakan memiliki kriteria penilaian sebesar 1086 atau sangat tinggi. Sebuah sistem yang memiliki persepsi kegunaan yang sangat tinggi, diyakini oleh pengguna akan adanya hubungan penggunaan-kinerja yang positif (Davis, Fred. D, 2014).

Tabel 7. Nilai Jawaban pada Perspektif Kemudahan Teknologi

Skala Item

1 2 3 4 5

1 11 11 17 17 16 16 2 2 1 1

2 33 66 44 88 36 72 18 36 1 2

3 102 306 95 285 67 201 113 339 41 123

4 62 248 57 228 90 360 88 352 110 440

5 49 245 44 220 48 240 36 180 104 520

Jumlah 257 876 257 838 257 889 257 909 257 1086

Kriteria Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat

Tinggi Sumber: data diolah

5. Kesimpulan Implikasi dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pandemi COVID-19 terhadap pendidikan akuntansi di perguruan tinggi swasta dalam perspektif materi pengajaran, perspektif metodologi pembelajaran, perspektif soft skill, perspektif kegunaan teknologi informasi.

perspektif kemudahan penggunaan teknologi informasi. Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka kesimpulan penelitian ini adalah :

Perspektif materi pembelajaran, terdapat 3 item penilaian dan pemilaian tertinggi pada item 1 dengan skor 979 tentang kesesuaian materi pembelajaran terhadap konsep teori relevan yang diajarkan di era new normal. Pada perspektif metodologi pembelajaran terdapat 4 item penilaian dengan item 4 yang memiliki penilaian sangat tinggi yaitu menilai adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk bertanya kepada dosen selama perkuliahan dalam jaringan sebesar 1056. Pada perspektif soft skill, ada 5 item penilaian dan item 5 yaitu tingkat adaptasi mahasiswa terhadap teknologi menunjukkan hasil yang sangat tinggi dengan penilaian sebesar

(13)

1119. Perspektif kegunaan teknologi informasi, terdapat 4 item penilaian dan sebanyak 158 responden menjawab bahwa teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dalam jaringan atau masuk pada kriteria sangat. Sedangkan perspektif kemudahan teknologi informasi, terdapat 5 item penilaian dan item mengenai platform yang digunakan dalam pembelajaran dalam jaringan mudah dipahami dan membantu dalam proses belajar mengajar dalam jaringan termasuk dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan memperoleh kriteria penilaian sebesar 1086 (sangat tinggi).

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan dampak pandemi COVID-19 terhadap pendidikan akuntansi di perguruan tinggi swasta dalam perspektif materi pengajaran, perspektif metodologi pembelajaran, perspektif soft skill, perspektif kegunaan teknologi informasi. perspektif kemudahan penggunaan teknologi informasi.

Penelitian ini menganalisis persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran dalam jaringan di masa pandemi COVID-19. Studi ini mengungkapkan preferensi siswa untuk e-learning karena memberikan mereka banyak kebebasan untuk terhubung dengan guru mereka, sesama siswa dan terlibat dengan bahan belajar mereka pada kenyamanan dan fleksibilitas ruang dan waktu.

Kemudahan akses sumber belajar ditemukan menjadi salah satu alasan utama bagi siswa untuk memilih e-learning. Studi ini menunjukkan bahwa teknologi e-learning memungkinkan akses informasi yang mudah yang mengarah pada pembentukan sikap positif siswa terhadapnya.

Temuan ini didasarkan pada kegunaan, efikasi diri, kemudahan penggunaan, dan perilaku siswa terkait e-learning. Studi ini menegaskan kegunaan e-learning seperti kemudahan belajar dari lokasi geografis mana pun yang tidak mungkin dilakukan dalam pembelajaran tatap muka konvensional. Selanjutnya, penelitian ini menggambarkan pengalaman serupa dididik seperti yang dilakukan melalui pengajaran kelas fisik karena siswa menganggap e-learning sebagai analog dengan pembelajaran tatap muka. Namun berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Abbasi et al., studi penelitian ini menunjukkan bahwa di masa lalu, e-learning telah mendapatkan popularitas besar di India sebagai siswa ditemukan cenderung ke arah alat pembelajaran online untuk berinteraksi satu sama lain dan pendidik juga. Selain itu, dengan tidak adanya interaksi tatap muka, teknologi digital juga telah diterima dengan baik oleh siswa untuk tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, langkah-langkah yang diperlukan harus diambil untuk meningkatkan kualitas E-learning untuk membantu pembelajaran siswa yang lebih baik selama fase pandemi Covid-19.

6. Daftar Pustaka

Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of

(14)

information technology. MIS Quarterly: Management Information Systems, 13(3), 319–

339. https://doi.org/10.2307/249008

Hermuningsih, S., & Wardani, K. (2016). Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Simulasi Online Trading Di Bursa Efek Indonesia Di Fakultas Ekonomi Yogyakarta. Jurnal

Ekonomi Dan Bisnis, 17(2), 199–207.

http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ekobis/article/view/1332

Khan, M. A., Vivek, Nabi, M. K., Khojah, M., & Tahir, M. (2021). Students’ perception towards e-learning during covid-19 pandemic in India: An empirical study. Sustainability (Switzerland), 13(1), 1–14. https://doi.org/10.3390/su13010057

Komarudin, & Prabowo, M. (2020). Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Daring Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Pada Masa Pandemi Covid-19.

Majalah Ilmiah Olahraga (MAJORA), 26(2), 56–66.

Prasetio, T., & Hariyani, R. (2021). Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring Pada Mata Kuliah Akuntansi Di Era New Normal. Jurnal Perspektif, 19(1), 57–63.

https://doi.org/10.31294/jp.v19i1.9687

Rusdiana, E., Rusdiana, E., & Nugroho, A. (2020). Respon Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Bagi Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia UNESA. Integralistik, 31(1), 1–12. https://doi.org/10.15294/integralistik.v31i1.21834

Zhafira, N. H., Ertika, Y., & Chairiyaton, C. (2020). Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Daring sebagai Sarana Pembelajaran. Jurnal Bisnis Dan Kajian Strategi Manajemen, 4(1), 37–45. http://jurnal.utu.ac.id/jbkan/article/view/1981

Gambar

Gambar 1. Sebaran Covid 19 di Indonesia  Sumber: https://covid19.go.id
Tabel 1 dan 2 menyajikan tahapan penentuan rating scale (kriteria penilaian).
Tabel 4. Nilai Jawaban pada Perspektif Metodologi Pembelajaran
Tabel 5. Nilai Jawaban pada Perspektif Soft Skill
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari ke lima rumus gugus fungsi tersebut di atas, yang merupakan gugus fungsi dalam butanal adalah ….. 3-metil-2-butanol

Hasil pelaksanaan PPL di SMK N 1 Wonosari mulai dari 10 Agustus 2015 sampai dengan 12 September 2015 antara lain mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan kompetensi

Begitu juga sebaliknya semakin sedikit waktu yang diberikan untuk melangsungkan proses hidrolisis makan semakin sedikit pula enzim selulase bekerja untuk menghidrolisis selulosa

Relasi merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel dengan lainnya yang mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata dan berfungsi untuk mengatur mengatur

Pelaksanaan pengelolaaan perpustakaan di SMPN 01 Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah dilakukan dengan melaksanakan kegiatan program kerja tahunan sesuai dengan rencana

penggunaan teknik Sebar Gambar telah digunakan oleh Ratu Arini Martika Ditayanti Jurusan Kajian bahasa Jepang (2007) dalam skripsinya untuk pembelajaran kosakata

Lewis (dalam Wartapa. Efendi dan Sukadi, 2009) menyatakan bahwa hal ini terjadi karena tanaman yang dilakukan pewiwilan memiliki cabang yang sedikit sehingga asimilat yang

Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah Pembuatan film animasi 3D dengan background Matte Painting tentang anak pecandu video game.. Hal ini