SOSIALISASI di PT. SON TANGERANG
UU No. 9 Tahun 2011 Ttg Perubahan Atas U No. 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang (SRG) Dengan Penerapannya dalam Sistem Manajemen
Mutu Pengelolaan Gudang Sistem Resi Gudang
PENGERTIAN
1.
Lembaga Penilaian Kesesuaian adalah lembaga terakreditasi yang melakukan serangkaian kegiatan untuk menilai atau membuktikan bahwa persyaratan tertentu yg berkaitan dg produk, proses, sistem, dan/atau personel terpenuhi. (Ps. 1 ayat 12 UU. No.
9/2006)
2. Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) adalah
lembaga yang telah mendapat persetujuan Badan Pengawas untuk melakukan serangkain kegiatan
untuk menilai atau membuktikan bahwa persyaratan tertentu yang berkaitan dengan produk, proses,
sistem dan/atau personel terpenuhi (Ps. 1 ayat 12 UU. No. 9/2011).
3. Pengelola Gudang; adalah pihak yg melakukan usaha pergudangan, baik gudang milik sendiri
maupun milik orang lain, yg melakukan penyimpa- nan, pemeliharaan, dan pengawasan barang yg disimpan oleh pemilik barang serta berhak
menerbitkan Resi Gudang (Ps. 1 ayat 8 UU. No.
9/2011).
4. Sertifikat adalah jaminan tertulis yg diberikan
oleh LPK untuk menyatakan bahwa barang, jasa, proses, sistem atau personel telah
memenuhi standar yang dipersyaratkan.
5. Sistem Resi Gudang adalah kegiatan yg ber- kaitan dg penerbitan, pengalihan, penjaminan dan penyelesaian transaski Resi Gudang.
6 Resi Gudang adl dokumen bukti kepemilikan atas barang yg disimpan di gudang yg
diterbitkan oleh Pengelola Gudang
DASAR HUKUM LPK SMM-SRG
1. UU. No. 9 tahun 2011 Ttg Perubahan atas UU.
No. 9 tahun 2006 Ttg Sistem Resi Gudang.
2. PP. RI No. 70 tahun 2013 ttg Perubahan atas PP.
RI No. 36 tahun 2007 Tentang Pelaksanaan UU.
No. 9/2006 tentang Sistem Resi Gudang.
3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 33 tahun 2020 tanggal 26 Maret 2020 tentang Barang
dan persyaratan barang yang dapat di Gudang Sistem Resi Gudang
4. Peraturan Kepala Badan Pengawasa
Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 03/
BAPPEBTI/ PER-SRG/7/2007 Tentang
Persyaratan Umum Dan Persyaratan Teknis Gudang Tertutup Dalam Sistem Resi Gudang 5. Peraturan KaBappebti No. 04/BAPPEBTI/PER-
SRG/7/ 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara untuk Memperoleh Persetujuan Sebagai Lembaga Penilaian Kesesuaian Gudang
6. Peraturan KaBappebti No.13/BAPPEBTI/PER- SRG/5/ 2009 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Teknis Kelembagaan Dalam Sistem Resi Gudang.
7.
Peraturan Kepala Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 11/
BAPPEBTI/PER-SRG/5/2009 Tentang Persyaratan Keuangan Bagi Pengelola Gudang.
8.
Peraturan KaBappebti No.21/BAPPEBTI/ PER- SRG/7/2015/ tentang Perubahan Peraturan KaBappebti No. 15/BAPPEBTI/PE-SRG/07/
2012 ttg Persyaratan dan Tata Cara Utk
Memperoleh Persetujuan Sbg Pengelola Gdg.
9. SNI ISO 9001:2015 ttg Sistem Manajemen Mutu
KELEMBAGAAN DALAM SISTEM RESI GUDANG
a. Badan Pengawas, b. Pengelola Gudang,
c. Lembaga Penilaian Kesesuaian, dan
d. Pusat Registrasi (PS. 34 PP. 36/2007)
JENIS-JENIS LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN
1.
Lembaga Inspeksi yang menerbitkan Sertifikat untuk Gudang,
2. Laboratorium Penguji yang menerbitkan hasil uji berupa Sertifikat untuk barang dan,
3. Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu yang
menerbitkan Sertifikat Manajemen Mutu
(Ps. 44 PP. 70/2013)
PERSYARATAN SEBAGAI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN
1 Harus memperoleh persetujuan dari Badan Pengawas Perdagangan Ber- jangka Komoditi Kemendag (Pasal 44 PP. No. 36 thn 2007).
2 Bertanggung jawab atas atas segala keterangan yg tercantum dlm sertifikat untk brg, tapi tdk bertanggung jawab atas perubahan mutu barang yang
diakibatkan oleh kelalaian Pengelola
Gudang
BERDASARKAN
PERSETUJUAN BAPPEBTI
1. No. 04/BAPPEBTI/Kep-SRG/SPSP/LPK/8/09 tgl. 11 AGUSTUS 2009 LPK PT. SAWU
INDONESIA MELAKUKAN INSPEKSI GUDANG DALAM SRG DAN MENGELUARKAN
SERTIFIKAT GUDANG SRG.
2. No. 02/BAPPEBTI/Kep-SRG/SP/01/2013 tgl 28 JANUARI 2013 PT.SAWU INDONESIA MENGAUDT SISTEM MANAJEMEN MUTU DALAM SISTEM RESI GUDANG DAN
BERWENANG MENGELUARKAN SERETIFIKAT
SISTEM MANAJEMEN MUTU GUDANG SRG.
PERSYARATAN CALON PENGELOLA GUDANG
1. Calon Pengelola Gudang harus berbentuk badan hukum yang bergerak khusus dibidang
pengelolaan gudang (pasal 23 (1) UU. No. 9 tahun 2006, PP. No. 36 tahun 2007).
2. Memiliki Pengurus dengan integritas
moral dan reputasi bisnis yang baik.
3. Memiliki dan menerapkan pedoman Operasional Baku yang mendukung
kegiatan operasional Pengelola Gudang
4. Memiliki dan/atau menguasai paling sedikit 1 (satu) gudang yang telah memperoleh
persetujuan dari Badan Pengawas.
5. Memenuhi kondisi keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas
6. Memiliki personel yang kompeten dan
cukup untuk mengelola gudang.
7.
PP.No. 36 th. 2007 ttg pelaskanaan UU No. 9 th 2006 ttg SRG pasal 43 (2) c Pengelola gudang harus memiliki
Sertifikat Gudang yang diterbitkan oleh LPK Gudang untuk SRG.
8. PP No. 36 th. 2007 ttg. Pelaksanaan
UU No. 9 th. 2006 ttg. SRG pasal 39
(4) e Pengelola gudang harus memiliki
Sistem Manajemen Mutu.
BAGAIMANA CARA MEMPEROLEH SERTIFIKAT SMM PENGELOLAAN GUDANG SRG
1. Harus memiliki dokumen Sistem Manajmen Mutu Pengelolaan Gudang sesuai ketentuan.
2. Calon pengelola gudang meminta LPK SMM gudang SRG untuk menilai Dokumen Sistem Manajemen Mutu calon pengelola gudang.
3. Berdasarkan kesepakatan perjanjian kerjasama LPK SMM gudang untuk SRG dengan calon pengelola gudang dilakukan audit mutu perusahaan yg meliputi:
A. Administrasi dokumen mutu perusahaan, dan
B. Kondisi gudang dengan seluruh perlengkapannya seperti:
1) Kondisi bangunan gudang, 2) Fasilitas Gudang, dan
3) Peralatan gudang seperti: Timbangan, APAR/K3, Palet, Tangga stapel, palet dll.
B. Kondisi gudang dengan seluruh perleng- kapannya seperti:
1)Kondisi bangunan gudang, 2)Fasilitas Gudang, dan
3)Peralatan gudang seperti: Timbangan,
APAR/K3, Palet, Tangga stapel, palet dll.
4. Hasil audit dilaporkan LPK kepada calon pengelola gudang. Dalam laporan tersebut kemungkinan ada ketidak sesuaian dengan ketentuan peraturan SRG.
Untuk itu harus segera diperbaiki/dilengkapi, lalu hasilnya dilaporkan kepada LPK SMM SRG untuk diperiksa/dinilai, Apakah sudah sesuai/ terpenuhi atau masih belum sesuai/terpenuhi.
5. Jika semua temuan ketidaksesuaian sudah ditindaklanjuti dan hasilnya dapat diterima dan telah memenuhi ketentuan peraturan
SRG, maka LPK SMM SRG PT. Sawu
Indonesia akan menerbitkan sertifikasinya.
6. Sertifikat akan dikeluarkan LPK paling lama satu minggu setelah semua ketidak sesuaian sudah dapat diterima memenuhi
persyaratan ketentuanb peraturan tentang sertifikasi SMM Pengelolaan gudang SRG.
7. Masa berlaku sertifikat sesuai ketentuan.
JIKA CALON PENGELOLA GUDANG BELUM MEMILIKI DOKUMEN SISTEM MANAJEMEN MUTU PENGLOLAAN
GUDANG SRG MAKA:
1. Calon Pengelola gudang harus membuat SMM Pengelolaan gudang SRG terlebih dahulu.
2. Pembuatannya bisa dikerjakan sendiri dengan cara mempelajari semua ketentuan tentang SRG, baru dituangkan ke dalam bentuk panduan atau Manual Mutu, Prosedur Mutu, Instruksi Kerja dan dokumen pendukung lainnyan seperti formulir2.
3. Pembuatannya biswa juga dibantu consultan pendampingan, baru setelah selesai diajukan ke LPK SMM SRG PT. Sawu Indonesia.
ISI PEDOMAN MUTU
1.ACUAN NORMATIF, adl peraturan/regulasi yg menjadi dasar pembuatan Pedoman Mutu ini, memuat dokumen legalitas perushaan.
2.PROFIL PERUSAHAAN,memuat hal2 tentang perusahaan, maksud dan tujuan dibuat
Manual Mutu (1.8), proses jika ada perubahan/peraikan.
3. VISI-MISI perusahaan (1.3 &1.5.7), arah dan sasaran perusahaan/Target.
4.Tanggungjawab Manajemen, isi kebijakannya menggambarkan Kebijakan Mutu & Sasaran Mutu (2.1) perusahaan yg ingin dicapai.
Dg struktur organisasi, urain tugas dan
tanggungjawab personel gudang yg jelas dan hubungan yang satu dengan yg lain
5. SUMBERDAYA, meliputi SDM & sarana/
prasarana.
6. Realisasi Produk, yg digambarkan sumberdaya dalam alur proses, pengendalian dan pemantauan isi gudang 7. Pengendalian dokumen, pelaksanaan kegia-
tan SRG dikelola dan dokumentasinya diken- dalikan sesuai dengan keutuhan perusahaan yg mudah telusur & rekaman (5.1 & 5.2) kegiatan memastikan bahwa semua sitem dijalankan dengan baik dan tepat.
8. Pengukuran, Analisis & Perbaikan (6) utk melihat capaian pengelolaan gudang.
Analisis menilai secara komprehensif tentang kepuasan costumers.Tindakan perbaikan sesuai ketentuan &
Pencegahan spy tidak terulang kembali.
Kajian Manajemen Mutu/Kaji Ulang manajemen
Waktu : Minimal sekali setahun
Fungsinya : Untuk mengevuasi kegiatan gudangselama 1 th, atau untuk karena hal tertentu.
Bahan rapt : Disiapkan bahannya, undngan.
Outputnya : Putusan stragetis dari Diut untuk ke depan
PANDUAN PROSEDUR
1. Standar Operasional Prosedur adl.cra yg
ditentukan utk melakukan suatu kegiatan atau
proses hingga in put menjadi output (hasil/ produk- si). SOP SRG menjelaskan cara melakukan kegia- tan/ proses.
Kegiatan standar2 yg hrs dilakukan sesuai dgn yg telah ditentukan sebelumnya supaya dalam setiap pelaksanaan kegiatan proses terkendali dg baik
2 .DIISI FORMULIR SESUAI KEGIATAN 3. PENGENDALIAN MUTU (PP.10)
4. TINDAKAN PERBAIKAN & PENCEGAHANN (PP.11) 5. KELUHAN, USUL ATAU SARAN (PP.112)
6. PENGENDALIAN HAMA (PP.13)
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM IK
1. INI SEMUA URUTAN LANGKAH KERJA 2. ATT TERUTAMA PERAWATAN
BARANG DAN STAPEL
3. PENGENDALIAN REKAMAN DAN DOKUMEN ( 7 & 8)
4. PELATIHAN, KUALIFIKASI
PENYEGARAN DAN PENINGKATAN KEAHLIAN
5. SEMUA FORMULIR PERLU DIISI SESUAI
FUNGSI DAN KEGIATAN
INTRUKSI KERJA merupakan urutan/ lang- kah2 di dalam melakukan suatu pekerjaan/
kegiatan tertentu.
FUNGSI INSTRUKRI KERJA (IK)
1. Untuk menuntun pekerja melaksanakan pekerjaannya dg cara dan urutan yang benar, akibatnya mutu hasil kerjanya lebih terjamin.
2. Jika pekerja utama berhalangan, maka dapat digantikan pekerja baru dengan mudah mengikutinya urutan kerjan
BEBERAPA CONTOH INSTRUKSI KERJA 1. pengamanan/Satpan
2. Penerimaan barang di gudang, 3. Pengendalian hama,
4. Penerbitan Resi.
Terkait dengan instruksi kerja sering kali dilanjutkan dengan pengisian formulir sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
Formulir yang sudah diisi berdasarkan suatu hal atau kegiatan atu pekerjaan disebut dokumen.
Dokumen ini perlu disimpan dengan baikkarena suatu saat perlu. Disimpan dengan baik maksudnya
saat dibutuhkan mudah dicari/didapat.
LAMPIRAN & FORMULIR
1. LAMPIRAN ADALAH DOKUMEN
2. FORMULIR/BLANKO YANG HARUS
DIISI/REKAM SAAT SUATU KEGIATAN
DILAKUKAN. HASILNYA JADI DOKUMEN.
3. SESUAI PERKEMBANGAN FORMULIR BISA DI UPDATE SESUAI KEBUTUHAN.
4. SEMUA KEGIATAN YANG SUDAH
DIKERJAKAN DICATAT DENGAN MENGISI
FORMULIR
FORMULIR
ADA BEBERAPA BENTUK FORMULIR:
1. FORM/POB/02.2 Dimulai dari 01.1 ; 02.1. ... dst 2. MODEL FORMULIR NOMOR: SRG-OPR. 01. ... dst 3. FORMULIR NOMOR: SRG-OPR. 48 mulai 01. dst 4. FM.GdSRG.PT.SON. No.1 rev.0.2020 mulai dari
01. dst ...
Formulir perusahaan sendiri No. 4
melengkapi formulir bentuk 1 s/d 3 yang dibutuhkan perusahaan dan berlaku di
perusahaan.
Selain itu ada Lampiran:
1. Sesuai dengan yang ada dari Bappebti
2. Rekaman Formulir yang jadi dokumen dilampirkan, dan 3. Lampiran lain sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan perusahaan.
By, SIHAR SIHOMBING, SH.MM Tgl. 13 Sept 2020 di PT. SON Tangerang