• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIOURINE PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN TERONG (Solanum melongena L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BIOURINE PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN TERONG (Solanum melongena L.)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

VARIETAS TANAMAN TERONG (Solanum melongena L.)

Palupi Puspitorini

Staf Pengajar di Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi Universitas Islam Balitar Blitar

Email : puspitorini.palupi@gmail.com

Abstract

This research was conducted on 15 Januari until 15 April 2017, in Blitar. The study used a randomized complete block design with 8 treatment combinations: are A: combination of green eggplant varieties with urine dose 80 ml/plant, B: of green eggplant variety with urine dose 120 cc/plant, C: eggplant varieties green with a urine dose of 160 cc/plant, D: green eggplant varieties with urine dose 200 cc/plant, purple eggplant varieties with urine dose 80 cc/plant, F: purple eggplant varieties with urine dose 120 cc/plant, G: purple eggplant varieties with urine dose 160 cc/plant, H: purple eggplant varieties with urine dose 200 cc/plant, this research was repeated 3 times so obtained 24 unit experiment, each experiment plot consist of 15 plants. Variables observed include plant height, number of leaves, total fruit weight, fruit length and amount of fruit per plant. Giving cow urine has a significant effect on the variables of plant height, number of leaves, fruit weight, fruit length, number of fruits per plant. The best treatment is a combination of purple eggplant and 160 – 200 cc/plant of biourine.

Keywords:

eggplant, biourine PENDAHULUAN

Terong merupakan komoditas pertanian yang penting dibutuhkan di Indonesia, Karena terong mempunyai kandungan gizi cukup lengkap dan bahan makanan.Kandungan dalam terong yaitu kalium dan vitamin A yang dapat berguna bagi tubuh. Komposisi gizi terong per 100 gram yaitu air 92,70gram; abu (mineral) 0,60 gram; besi 0,60 mg; karbohidrat 5,70 gram; lemak 0,20 gram; serat 0,80 gram; kalori 24,00 kal; fosfor 27,00 mg; kalium 223,00 mg; kalsium 30,00 mg; protein 1,10 gram; natrium 4,00 mg; vitamin B3 0,60 mg; vitamin B2 0,05 mg; vitamin B1 10,00

mg; vitamin A 130,00 SI; dan vitamin C 5,00 mg (Budiman.2008). Produksi terong tahun 2013 adalah 545,646ton dari luas 50,718ha, sedangkan pada tahun 2014 produksinya 557,040ton dari luas panen 59,7ha (Direktorat Jendral Hortikultura). Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang diikuti meningkatnya akan kesadaran manfaat sayur-sayuran dalam memenuhi kebutuhan keluarga. untuk itu perlu adanya peningkatan produksi tanaman terong, usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman terong selain dalam usaha ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi

(2)

juga melalui usaha intensifikasi pertanian .salah satu usaha intensifikasi tersebut adalah pemupukan .dikemukakan oleh Prihmantoro (1999) bahwa pemupukan bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman agar dapat mencapai produksi dan kualitas hasil tanaman yang tinggi.

Urin sapi merupakan pupuk kandang cair yang mengandung unsur hara N, P, K dan bahan organik (Sutanto, 2002). Hasil penelitian Haerul dkk (2015) menunjukkan bahwa pupuk organik cair dari urin sapi berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman tomat dimana konsentrasi POC yang memberikan hasil terbaik dan hasil tertinggi adalah 60 ml.tanaman. Dari penelitian yang dilakukan oleh Hadianto Ignatius.dkk (2014), bahwa pemberian pupuk organik cair urin sapi dengan dosis 12.000l/Ha dapat meningkatkan panjang buah, diameter buah, dan bobot buah per tanaman terong tertinggi. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah penelitian bahwa apakah konsentrasi bio urin sapi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong varietas hijau Milan dan price 07.

Tujuan penelitian ini adalah ntuk mengetahui respon dua (2) varietas terong (Solanum Melongena L) pada pemberian bio urin dan untuk mengetahui konsetrasi bio urin yang terbaik untuk terong (Solanum Melongena L).

METODOLOGI Waktu Dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – April 2017 pada musim penghujan. di Kabupaten Blitar.

Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan adalah cangkul, gembor, handsprayer, meteran, timbangan serta alat-alat yang mendukung dalam proses

penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu: Benih terong varietas hijau milan dan varietas ungu prince 07, urin sapi yang telah difermentasi, pupuk kandang, pestisida, insektisida, serta bahan-bahan pendukung dalam pelaksanaan penelitian. Rancangan Percobaan

Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan kombinasiyaitu: 1.Perlakuan A : kombinasi varietas terong hijau dengan dosis urin 80 cc 2.Perlakuan B : kombinasi varietas terong hijau dengan dosis urin 120 cc 3.Perlakuan C : kombinasi varietas terong hijau dengan dosis urin 160 cc 4.Perlakuan D : kombinasi varietas terong hijau dengan dosis urin 200 cc 5.Perlakuan E : kombinasi varietas terong ungu dengan dosis urin 80 cc 6.Perlakuan F : kombinasi varietas terong ungu dengan dosis urin 120 cc 7.Perlakuan G : kombinasi varietas terong ungu dengan dosis urin 160 cc 8.Perlakuan H : kombinasi varietas terong ungu dengan dosis urin 200 cc, Setiap perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri 15 tanaman, dengan demikian jumlah seluruhnya adalah 360 tanaman. Sebagai sampel dalam satuan percobaan diambil 3 tanaman.

Variabel Pengamatan

Variabel pengamatan yang diamati meliputi :tinggi tanaman, panjang buah, bobot buah total, jumlah buah per tanaman. Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakanuji F pada taraf 5%. Bila hasil pengujian diperoleh perbedaaan yang nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan menggunakan uji DMRT pada taraf 5%

(3)

HASIL PENELITIAN Tinggi Tanaman

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) taraf 5% dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi varietas terong dan dosis urin pada peubah tinggi tanaman terong memberikan pengaruh nyata umur pengamatan 14 dan 42 hst namun tidak berpengaruh nyata pengamatan umur 28 dan 56 hst.

Tabel.1. Respon Varietas Terong (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Bio Urin

Pada Berbagai Umur Pengamatan Tinggi Tanaman

Per

lak

uan Tinggi Tanaman (cm)

14 hst 28 hst 42 hst 56 hst

A 7.94c 17.67a 28.33ab 46.55a

B 6.78abc 13.89a 27.72ab 48.11a

C 7.44bc 15.45a 29.06ab 48.78a

D 7.11abc 15.56a 31.44c 52.00a

E 7.11abc 17.56a 27.33ab 44.78a

F 5.61a 16.33a 26.11ab 49.78a

G 5.89ab 12.89a 26.00ab 48.78a

H 5.89ab 12.89a 23.56a 46.78a

Keterangan :Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan (α = 0,05).

Hasil uji DMRT 5% perlakuan kombinasi varietas terong dan dosis urin yang disajikan pada Tabel 1 terdapat perbedaaan nyata pada umur tinggi tanaman umur 14 dan 42 hst. Umur 14 hst hasil tertinggi adalah kombinasi perlakuan A yaitu 7.94 cm/tanaman. Pada umur 42 hasil tertinggi adalah kombinasi perlakuan D yaitu 31.44 cm/tanaman. Pemberian urine sapi berpengaruh terhadap peubah tinggi tanaman.Hal ini diduga pupuk urin sapi memiliki N yang tinggi sehingga

dapat memicu tinggi tanaman cabai pada fase vegetative. Hadianto Ignatius.dkk (2014) menyatakan bahwa ketersediaan unsur hara tanah yang rendah belum mampu mencukupi bagi kebutuhan tanaman dimana pupuk organik umumnya lambat dalam memberikan unsur hara karena harus dirombak terlebih dahulu oleh mikroba untuk bisa menjadi bentuk senyawa yang dapat diserap oleh tanaman. Lamabatnya ketersediaan unsur hara seperti yang sering terjadi pada aplikasi pupuk organik lainnya menyebabkan ter-batasnya jumlah unsur hara yang dapat diserap tanaman. Hal ini menyebabkan tidak adanya perbedaan antar perlakuan dari berbagai dosis pemberian pupuk organik cair urine sapi terhadap pertumbuhan awal (vegetatif) tanaman. Sharif(1986) mengatakan bahwa unsur nitrogen (N) diperlukan oleh tanaman untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman seperti batang, akar, daun dan cabang. Dengan ketersedianya unsur N yang cukup dapat memacu pertumbuhan tinggi tanaman terung.

Selain itu pupuk urin sapi berfungsi untuk membantu meningkatkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) di dalam tanah sehingga hara pada tanaman tidak mudah hilang dan tercuci dan tanaman dapat tumbuh dengan maksimal, Rizal (2012) menyatakan bahwa manfaat pupuk organik cair (biourine) selain untuk menyuburkan tanaman, juga untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara dalam tanah dengan baik, dan dapat mengurangi dampak sampah organik.

Jumlah Daun

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) taraf 5% dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi varietas terong dan dosis urin pada peubah jumlah daun terong tidak berpengaruh nyata umur pengamatan 14 hst. Namun

(4)

memberikan pengaruh nyata pengamatan umur 28,42dan 56 hst.

Tabel.2. Respon 2 Varietas Terong (Solanum melongena l) Terhadap Pemberian

Bio Urin Pada Berbagai Umur Pengamatan Jumlah Daun.

Per

lak

uan Jumlah Daun

14 hst 28 hst 42 hst 56 hst

A 4.11a 5.57a 7.22a 8.99a

B 4.11a 6.00ab 7.89ab 10.22ab

C 4.33a 6.22abc 7.67ab 9.11a

D 4.11a 6.11abc 8.89abc 11.78ab

E 4.44a 6.89bc 9.67bc 11.78ab

F 4.44a 6.22abc 8.66abc 11.33a

G 4.33a 7.00c 10.55c 12.22b

H 4.00 a 6.77ab 8.44abc 10.56ab

Keterangan :Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan (α = 0,05)

Hasil uji DMRT 5% perlakuan kombinasi varietas terong dan dosis urin yang disajikan pada Tabel 2 terdapat perbedaan nyata pada jumlah daun umur 28,42 dan 56 hst, Umur 28 hst hasil tertinggi adalah kombinasi perlakuan G yaitu 7.00 helai/tanaman. Pada umur 42 hasil tertinggi adalah kombinasi perlakuan G yaitu 10.55 helai/tanaman.Sedangkan umur 56 hasil tertinggi adalah kombinasi perlakuan G yaitu 12.22 helai/tanaman. Hal ini diduga pupuk organik urin sapi mampu dapat menyediakan unsur hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman dan juga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sebagai media tanam sehingga meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini sesuai hasil penelitian Muhammad, dkk(2014) dalam Benyamin Huruna dan Ajang Maruapey (2015) melaporkan bahwa dengan bertambahnya umur tanaman terung, maka kebutuhan

terhadap unsure hara terutama Nitrogen (N) dapat di penuhi seluruhnya oleh tanah tempat tumbuhnya,sehingga pemberian pupuk organik urin sapi mampu meningkatkan ketersediaan dan penyerapan unsur N yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan fase vegetatif tanaman.

Bobot Buah

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) taraf 5% dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi varietas terong dan dosis urin pada peubah bobot buah terong tidak berpengaruh nyata pengamatan panen 1. Namun memberikan pengaruh sangat nyata pengamatan panen 2,3. dan bobot buah.

Tabel.3 Respon 2 Varietas Terong (Solanum melongena l) Terhadap Pemberian

Bio Urin Pada Berbagai Umur Pengamatan Bobot Buah

Per

lak

uan Bobot Buah (gram)

Panen 1 Panen 2 Panen 3 Total

A 194.33a 233.67a 284.00a 712.00ab

B 163.00a 223.33a 255.33a 641.66a

C 153.00a 313.67abc 235.33a 702.33ab

D 177.00a 351.33bc 311.00a 839.33b

E 175.67a 351.33a 338.00a 753.00ab

F 137.00a 239.33ab 336.67a 754.00ab

G 177.67a 371.00bc 504.67b 1053.33c

H 167.33a 391.00c 564.67b 1122.00c

Keterangan :Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris dan kolom yang Sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan (α = 0,05).

Hasil uji DMRT 5% perlakuan kombinasi varietas terong dan dosis urin yang disajikan pada Tabel 3 terdapat perbedaan nyata pada bobot buah pengamatan panen 2,3 dan bobot buah total. pada panen 2 hasil tertinggi

(5)

adalah kombinasi perlakuan H yaitu 391.00 gr /tanaman. Sedangkan panen 3 hasil tertinggi adalah kombinasi pelakuan G dan H yaitu 504.67 dan 564.67 gr/tanaman. Untuk bobot buah total hasil tertinggi adalah kombinasi perlakuan G dan H yaitu 1053.33 dan 1122.00 gr /tanaman Hal ini diduga bio urin dapat meningkatnya pertumbuhan tanaman dan bobot buah.

Haerul dkk (2015) menyatakan bahwa Pertumbuhan dan produksi tanaman tomat yang lebih baik dengan pemberian pupuk organik cair dari urin sapi disebabkan karena kandungan bahan organik dan N urin cukup tinggi dimana urin ternak mengandung N ± 10 g l-1, sebagian besar berbentuk urea. Urin juga mengandung sejumlah unsur-unsur mineral (S, P, K, Cl, dan Na) dalam jumlah bervariasi tergantung jenis dan makanan ternak, keadaan fisiologi dan iklim. Dijelaskan bahwa keadaan ini dipengaruhi perlakuan dosis pupuk organik urin sapi selain mengandung N juga mengandung P dan K yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan produktivitas terong sehingga mempercepat pembuahan dan pemasakan buah. Subhan (1992) dalam Hulman Rinanto (2014) menyebutkan bahwa apabila pertumbuhan vegetatif baik maka pertumbuhan generatif juga akan baik, karena pertumbuhan vegetatif menyokong pertumbuhan generatif. Semakin tinggi hasil fotosintesis maka semakin tinggi fotosintat yang akan dihasilkan tanaman kemudian hasil fotosintesis yang berupa karbohidrat akan diakumulasikan pada bagian generatif dan pada bawang merah akumulasi karbohidrat yang dihasilkan. Biourine termasuk bahan organik sehingga hanya memiliki sedikit unsur hara yang diperlukan untuk tanaman bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga tanaman yang ditanam pada tanah yang memiliki kandungan bahan organik yang tinggi pertumbuhannya akan lebih bagus dibanding

dengan tanaman yang ditanam pada lahan yang memiliki bahan organik yang rendah.

Panjang Buah

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) taraf 5% dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi varietas terong dan dosis urin pada peubah panjang buah terong tidak berpengaruh nyata pengamatan panen 3. Namun memberikan pengaruh nyata pengamatan panen 1,2 dan panjang buah total.

Tabel. 4 Respon 2 Varietas Terong (Solanum melongena l) Terhadap Pemberian

Bio Urin Pada Berbagai Umur Pengamatan Panjang Buah .

Per

lak

uan Panjang Buah (cm)

Panen 1 Panen 2 Panen 3 Total

A 14.25a 14.50a 15.49a 44.25a

B 15.17ab 14.39a 15.33a 44.89ab

C 14.91ab 15.41ab 15.72a 46.05ab

D 15.67ab 15.89ab 15.94a 47.50b

E 16.00b 14.78a 15.72a 46.50ab

F 14.58ab 15.83ab 15.17a 45.58ab

G 14.67ab 15.11ab 14.39a 44.17a

H 15.67ab 16.39b 15.95a 47.61b

Keterangan :Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang samapadabaris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan (α = 0,05)

Hasil uji DMRT 5% perlakuan kombinasi varietas terong dan dosis urin yang disajikan pada table 4 terdapat perbedaan nyata pada panjang buah pengamatan panen 1,2 dan panjang buah total, pada panen 1 perlakuan E hasilnya tertinggi yaitu 16.00 cm /tanaman. Sedangkan panen 2 pelakuan H hasilnya tertinggi yaitu 16.39 cm/tanaman. Untuk

(6)

panjang buah total hasil tertinggi adalah kombinasi perlakuan H dan D yaitu 47.61dan 47.50 cm/tanaman Perlakuan kombinasi urin sapi 200cc/tanaman dapat meningkatkan kandungan unsur hara dalam tanah sehingga proses fotosintesis berjalan optimal dan dapat ditranformasikan ke pembentukan buah selain itu peran hormon auksin yang terdapat pada urin sapi menyebabkan peningkatan pembelahan sel, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Kiki Sanjaya (2016) Semakin tinggi dosis yang diberikan akan memberikan hasil yang lebih tinggi seperti pada panjang tongkol. Namun, bila ditingkatkan pemberiannya melebihi kebutuhan, akan menurunkan pertumbuhan. Jumlah Total Buah Per Tanaman

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) taraf 5% dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi varietas terong dan dosis urin pada peubah jumlah buah memberikan pengaruh nyata pada semua pengamatan panen dan jumlah buah.

Tabel. 5 Respon 2 Varietas Terong (Solanum melongena l) Terhadap Pemberian

Bio Urin Sapi Pada Berbagai Umur Pengamatan Jumlah Buah.

Per

lak

uan Jumlah Buah  

Panen

1 Panen 2 Panen 3 Total

A 1.67a 2.67a 2.67a 7.00a

B 1.00a 3.00ab 3.00ab 7.00a

C 1.00a 3.67bc 3.33abc 8.00ab

D 1.33ab 3.67bc 3.67bc 8.66abc

E 1.33ab 3.00ab 3.00a 7.33a

F 1.33ab 3.33abc 3.33abc 8.00ab

G 1.67ab 3.67bc 4.00c 9.66c

H 2.00b 4.00c 3.67bc 9.33bc

Keterangan :Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan (α = 0,05)

Hasil uji DMRT 5% perlakuan kombinasi varietas terong dan dosis urin yang disajikan pada table 5 terdapat perbedaan nyata pada jumlah buah semua pengamatan panen, Panen 1 perlakuan H hasilnya tertinggi yaitu 2.00 buah /tanaman. Pada panen 2 pelakuan H hasilnya tertinggi yaitu 4.00 buah/tanaman. Sedangkan panen 3 perlakuan G hasilnya tertinggi yaitu 4.00 buah/tanam. Untuk jumlah buah total hasil tertinggi kombiansi perlakuan G hasilnya yaitu 9.66 buah /tanaman Hal ini di duga kombinasi perlakuan urin berpengaruh terhadap jumlah buah.

Sarief (2005) dalam Dyah Karunia Sari dkk (2014) menyatakan bahwa setiap varietas akanmembutuhkan pupuk yang berbeda jumlahnya untuk menunjang pertumbuhan dan menghasilkan produksi yang lebih baik. Masing-masing varietas akan memberikan respon pertumbuhan dan tingkat produksi yang berbeda-beda pula.

Mappanganro N, dkk.(2011)Pemberian pupuk dengan konsentrasi tinggi sampai batas tertentu dapat meningkatkan hasil,dan konsentrasi yang melebihi batas tertentu akan menurunkan hasil dan juga tanaman akan tumbuh dengan baik apabila unsur hara yang diberikan berada dalam jumlah yang seimbang dan memenuhi kebutuhan tanaman.

SARAN Kesimpulan

1. Pemberian urin sapi berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman ,jumlah daun, bobot buah, panjang buah, jumlah buah per tanaman.

2. Perlakuan terbaik adalah kombinasi terong ungu dan bio urin 160cc/tanaman

(7)

yang tidak berbeda dengan 200 cc/ tanaman.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui berbagai jenis urin

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,1993.Urin-A Wased,Reneweble Natural Resource,Noragric.Norwegia. Budiman,Eriyadi.2008. Budidaya Terung.

Bandung.

Derektorat Jendral Hortikultura, Kementerian Pertanian, Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014.

Karunia Dyah Sari, Yaya Hasanah, Toga Simanungkalit,Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max L. (MERILL) dengan Pemberian Pupuk Organik Cair, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155 Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol.2, No.2 : 653 - 661, Maret 2014

Rinanto Hulman, Nur Azizah dan Mudji Santosa, 2014. Pengaruh Aplikasi Kombinasi Biourin dengan Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesi.

Haerul, Muammar,Junyah Leli Isnaini,2015. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.) Terhadap POC (Pupuk Organik Cair) Program Studi Agroteknologi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian YAPIN Maros, JL Dr ratu langi No 62 Maros 9511 Hal : 69-90 Sulawesi Selatan Diakses Tanggal 14 juli 2017.

Huruna benyamin dan ajang marupey,2015. Pertumbuhan dan ProduksiTanaman Terong (Solanum melongena L) Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik Limbah Biogas Kotoran Sapi.Mahasiswa Sarjana dan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sorong (UMS)Jurnal Agroforestri X Nomor 3.

Ignatius Hadianto,irianto,ahmad ridwan,2014. Respon Tanaman Terong (Solanum Melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Sapi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Kampus Pinang Masak Jl. Jambi – Muara Bulian Km. 15, Mendalo Darat – Jambi 36361 VOL 16 hal 31-38. Mappanganro, N., Enny, L. S. dan Baharuddin.

2011. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Stroberi pada berbagai Jenis danKonsentrasi Pupuk Organik Cair dan UrineSapi dengan Sistem Hidroponik Irigasi Tetes.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Terung. Kanisisus. Yogyakarta.

Rahman Sutanto. 2002. Pertanian organik. Kasnisius.Yogyakarta.

Sanjaya Kiki,Jurnawaty Sjofjan, Nurbaiti, 2016 Pengaruh Pemberian Urin Sapi Dan Pupuk Npk Terhadap Komponen Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) Di Lahan Gambut, Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau, Jom Faperta Vol 3 No. 2

Syarief, E.S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.

Parnata, A. S, 2010. Untuk Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Penebar Swadaya.Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Asan DI Kotawaringin Timur, Sampit, Kalimantan Tengah Area apron pesawat Yang mampu menampung 4 pesawat ^ hanggar dan bangunan servis, depo, dan mobil pemadam kebakaran tersedia

Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rachmansyah (2010) untuk produk Pasta Gigi Pepsodent dimana ada tiga indikator untuk mengukur suatu persepsi kualitas pelanggan yang

Analisis stabilitas lereng dilakukan pada dengan terasering pada berbagai kondisi lereng, yaitu dengan variasi kemiringan lereng, kondisi tanah (nilai c dan ), dan lebar

terjadi sebesar 56,8 mV. Pada jarak sensor sebesar 50 cm, diperoleh besar magnitude tertinggi peluahan sebagian yang terjadi sebesar 34,4 mV. Sementara untuk

Hasil t-hitung diperoleh signifikansi ,043<0,05, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran mind mapping dan model pembelajaran

Hak dokter sebagai pengemban profesi adalah: hak memperoleh informasi yang selengkap-lengkapnya dan sejujur-jujurnya dari pasien yang akan digunakannya bagi

Program Perencanaan Tata Ruang merupakan program yang bertujuan agar tata ruang Kota Lubuklinggau terencana dengan baik.. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban BAPPEDA