• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012"

Copied!
225
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012

Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung

(2)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012

Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung

(3)

LAMPIRAN

(4)

BAB 1

Pendahuluan

(5)

BAB 2

Gambaran Umum dan Perilaku

Penduduk Kabupaten Temanggung

(6)

BAB 3

Situasi Derajat Kesehatan

(7)

BAB 4

Situasi Upaya Kesehatan

(8)

BAB 5

Situasi Sumberdaya Kesehatan

(9)

BAB 6

Kesimpulan

(10)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 xiii

DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR ... Ii DAFTAR GAMBAR ... Iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

BAB 2 GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK KABUPATEN TEMANGGUNG ... 6

A KEADAAN PENDUDUK ... 7

B KEADAAN PENDIDIKAN ... 13

C KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN ... 15

1. Sarana dan Akses Air Minum Berkualitas ... 15

2. Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar ... 18

3. Rumah Sehat ... 20

D KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT ... 22

1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) ... 22

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) ... 24

BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN ... 27

A MORTALITAS ... 27

1. Angka Kematian Bayi (AKB) ... 27

2. Angka Kematian Balita (AKABA) ... 28

3. Angka Kematian Ibu (AKI) ... 30

B STATUS GIZI ... 32

1. Status Gizi Balita ... 32

C MORBIDITAS ... 37

1. Penyakit Menular ... 37

a. Tuberkulosis Paru ... 37

1) Kasus baru dan prevalensi BTA postif ... 37

2) Angka penemuan kasus ... 38

b. HIV & AIDS ... 39

(11)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 xiv

1) Jumlah kasus HIV positif dan AIDS ... 40

2) Pengetahuan AIDS ... 41

c. Pneumonia ... 43

d. Diare ... 45

2 Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) ... 45

a. Tetanus Neonatorum ... 45

b. Campak ... 46

c. Dipteri ... 47

d. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layuh Mendadak) ... 47

3. Penyakit Bersumber Binatang ... 48

a. Demam Berdarah Dengue (DBD) ... 48

b. Malaria ... 50

c. Filariasis ... 52

4. Penyakit Tidak Menular ... 53

a. Diabetes Melitus (DM) ... 53

BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN ... 54

A UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK ... 55

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil ... 56

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin ... 60

3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas ... 61

4. Penanganan Komplikasi Maternal ... 62

5. Penanganan Komplikasi Neonatal ... 65

6. Kunjungan Neonatal ... 66

7. Pelayanan Kesehatan pada Bayi ... 68

8. Pelayanan Kesehatan pada Anak Balita ... 70

9. Pelayanan Kesehatan pada Siswa SD dan Setingkat ... 71

B PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT ... 72

1. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) pada Ibu Hamil ... 74

2. Pemberian Kapsul Vitamin A ... 74

3. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif ... 75

C PELAYANAN IMUNISASI ... 77

(12)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 xv

1 Imunisasi Dasar pada Bayi ... 77

2. Imunisasi pada Ibu Hamil ... 80

D UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT ... 80

1. Pengendalian HIV AIDS ... 80

2. Pengendalian Penyakit TB Paru ... 81

a. Angka penemuan kasus TB Paru BTA (+) (Case Detection Rate/CDR) dan Angka keberhasilan pengobatan (Succes Rate/SR) ... 82

3. Pengendalian penyakit ISPA ... 85

4. Pengendalian penyakit Polio ... 87

5. Pengendalian Penyakit DBD ... 88

BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ... 91

A SARANA KESEHATAN ... 91

1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) ... 91

2. Rumah sakit (RS) ... 92

3. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) ... 95

B TENAGA KESEHATAN ... 97

1. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan ... 97

a. Tenaga kesehatan di puskesmas ... 98

b. Tenaga kesehatan di rumah sakit ... 98

C PEMBIAYAAN KESEHATAN ... 98

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Bidang Kesehatan ... 99

2. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ... 99

BAB 6 KESIMPULAN ... 101

A DERAJAT KESEHATAN ... 101

1. Mortalitas ... 101

2. Status Gizi ... 102

3. Morbiditas ... 102

B KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU MASYARAKAT ... 103

C UPAYA KESEHATAN ... 104

1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak ... 104

(13)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 xvi

2. Perbaikan Gizi Masyarakat ... 105

3. Pelayanan Imunisasi ... 105

D SUMBERDAYA KESEHATAN ... 106

1. Sarana Kesehatan ... 106

2. Tenaga Kesehatan ... 106

3. Pembiayaan Kesehatan ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 108

LAMPIRAN ... 109

(14)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ii

KATA PENGANTAR

Data dan informasi yang berkualitas adalah landasan pengambilan keputusan dalam Pembangunan Kesehatan. Di samping itu sesuai amanat Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, setiap orang berhak mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab. Oleh karena itu, ketersediaan data dan informasi sangat diperlukan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Penyediaan data dan informasi dilakukan melalui serangkaian proses panjang mulai dari hulu sampai hilir. Proses ini dimulai dari pengumpulan data dan informasi dari tingkat layanan kesehatan masyarakat, dilanjutkan dengan pengelolaan data dan informasi di tingkat kabupaten. Langkah perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan proses ini perlu dilakukan dari waktu ke waktu. Sebab, tuntutan terhadap pemenuhan data dan informasi yang lengkap dan tepat waktu dari hari ke hari semakin meningkat.

Semoga dengan terbitnya buku Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung tahun 2012 ini dapat memenuhi tuntutan ketersediaan data dan informasi untuk dijadikan landasan pengambilan keputusan yang evidence-based dalam Pembangunan Kesehatan

Temanggung, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG

Dr. SUPARJO, M.Kes Pembina Utama /Muda NIP. 19610731 198903 1 008

(15)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 iii

DAFTAR GAMBAR

BAB 2 GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK KABUPATEN TEMANGGUNG GAMBAR 2.1 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN KECAMATAN DI

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 8 GAMBAR 2.2 ESTIMASI PIRAMIDA PENDUDUK KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN 2012 ... 9 GAMBAR 2.3 ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DI

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 10 GAMBAR 2.4 DISTRIBUSI PENDIDIKAN PENDUDUK USIA 10 TAHUN KE ATAS

YANG MENAMATKAN PENDIDIKANNYA TAHUN 2012 ... 14 GAMBAR 2.5 PERSENTASE SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN OLEH

RUMAH TANGGA DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 .... 17 GAMBAR 2.6 PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SANITASI

DASAR (JAMBAN KELUARGA SEHAT) MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 19 GAMBAR 2.7 PERSENTASE PENCAPAIAN RUMAH SEHAT DI KABUPATEN

TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 21 GAMBAR 2.8 PERSENTASE PENCAPAIAN RUMAH TANGGA BER-PHBS DI

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 25 BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN

GAMBAR 3.1 ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2012 ... 28 GAMBAR 3.2 ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1.000 KELAHIRAN

HIDUP DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2012 ... 29 GAMBAR 3.3 ANGKA KEMATIAN BALITA PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP

MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 30 GAMBAR 3.4 ANGKA KEMATIAN IBU PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP DI

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2012 ... 31 GAMBAR 3.5 PREVALENSI STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT

BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI KABUPATEN TEMANGGUNG

(16)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 iv TAHUN 2012 ... 32 GAMBAR 3.6 PREVALENSI BALITA KEKURANGAN GIZI BERDASARKAN BB/U

(GIZI KURANG + GIZI BURUK) MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 33 GAMBAR 3.7 PREVALENSI STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN TINGGI

BADAN MENURUT UMUR (TB/U) DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 34 GAMBAR 3.8 PREVALENSI STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT

BADAN MENURUT TINGGI BADAN (BB/TB) DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 35 GAMBAR 3.9 PREVALENSI BALITA KURUS DAN SANGAT KURUS MENURUT

KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 36 GAMBAR 3.10 ANGKA PENEMUAN KASUS (CASE DETECTION RATE) TB PARU

BTA (+) DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2012 ... 39 GAMBAR 3.11 JUMLAH KASUS BARU HIV POSITIF DI KABUPATEN

TEMANGGUNG TAHUN 2008-2012 ... 40 GAMBAR 3.12 CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA PADA BALITA DI

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2012 ... 43 GAMBAR 3.13 CAKUPAN PNEUMONIA BALITA MENURUT PUSKESMAS DI

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 44 GAMBAR 3.14 NON POLIO AFP PER 100.000 ANAK , 15 TAHUN DI KABUPATEN

TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 48 GAMBAR 3.15 ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE PER 100.000

PENDUDUK DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2012 ... 49 GAMBAR 3.16 ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE PER 100.000

PENDUDUK DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ...

50 GAMBAR 3.17 SEBARAN JUMLAH KASUS MALARIA PER KECAMATAN DI

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 52 BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN

GAMBAR 4.1 CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K1 DAN K4 DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2012 ... 57 GAMBAR 4.2 CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4 DI KABUPATEN

(17)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 v TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 59 GAMBAR 4.3 CAKUPAN PERSALINAN YANG DITOLONG OLEH TENAGA

KESEHATAN YANG BERKOMPETENSI DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 61 GAMBAR 4.4 CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DI

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 63 GAMBAR 4.5 CAKUPAN NEONATAL DENGAN KOMPLIKASI YANG DITANGANI

DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 66 GAMBAR 4.6 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) DI

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 67 GAMBAR 4.7 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI DI KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN 2012 ... 69 GAMBAR 4.8 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA DI KABUPATEN

TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 71 GAMBAR 4.9 CAKUPAN SD/MI YANG MELAKSANAKAN PENJARINGAN SISWA

SD/SETINGKAT KELAS 1 DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 73 GAMBAR 4.10 CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN

TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 76 GAMBAR 4.11 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DI KABUPATEN

TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 78 GAMBAR 4.12 PERSENTASE PENEMUAN KASUS BARU DAN KEBERHASILAN

PENGOBATAN TB PARU DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 83 GAMBAR 4.13 PERSENTASE KEBERHASILAN PENGOBATAN TB PARU (SUCCES

RATE) DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 84 GAMBAR 4.14 CAKUPAN PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA

DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2012 ... 86 GAMBAR 4.15 PENEMUAN KASUS AFP DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

2012 ... 88 GAMBAR 4.16 ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ) (%) DI KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN 2012 ... 89

(18)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 vi BAB 5 SITUASI SUMBERDAYA KESEHATAN

GAMBAR 5.1 PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAN RUMAH SAKIT UMUM SWASTA DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2012 ... 94 GAMBAR 5.2 JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT DAN RASIONYA PER

100.000PENDUDUK DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 95

(19)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 vii

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN TANGGUNGAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN NON PRODUKTIF DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ... 12 TABEL 3.1 PERSENTASE WANITA UMUR 15-49 TAHUN DAN PRIA KAWIN

15-54 TAHUN YANG PERNAH MENDENGAR TENTANG HIV-AIDS MENURUT KARAKTERISTIK LATAR BELAKANG TAHUN 2012 ... 42 TABEL 4.1 PENEMUAN PENDERITA HIV DAN AIDS DI KABUPATEN

TEMANGGUNG TAHUN 2007-2012 ... 81

(20)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 viii

DAFTAR LAMPIRAN

TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN.

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK

HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

TABEL 5 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN

TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 7 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 8 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 9 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 10 JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 11 JUMLAH KASUS BARU DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA (+) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 12 JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA + MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 13 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 14 JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS DAN INFEKSI MENULAR LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

(21)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 ix TABEL 15 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS

MENURUT JENIS KELAMIN

TABEL 16 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 17 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 18 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 19 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 20 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 21 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 22 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS – Lanjutan

TABEL 23 JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 24 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 25 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 26 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 27 STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 28 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL29 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 30 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET Fe1 DAN Fe3

(22)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 x MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 31 JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RESIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 32 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 33 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 35 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 36 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 37 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 38 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 39 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 40 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 41 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 42 PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN DARI KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 43 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 44 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 45 CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

(23)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 xi TABEL 46 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 47 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 48 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 49 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL 1

TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIANPADA KLB MENURUT JENIS KLB TABEL 51 DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT

KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 52 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 53 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS (Lanjutan)

TABEL 54 JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

TABEL 55 CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 56 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 57 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

TABEL 59 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT TABEL 60 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

TABEL 61 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 62 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 63 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES

(24)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 xii MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 64 PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 65 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SARANA AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 66 PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANAN SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 67 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 68 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT

TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN TABEL 71 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN

MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR

TABEL 72 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECATAMAN, DAN PUSKESMAS TABEL 73 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT

KECAMATAN

TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN

TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN

TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA

KESEHATAN

TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN

TABEL 79 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

(25)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 1

BAB 1. PENDAHULUAN

ndang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 menyatakan bahwa negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Dengan demikian, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya terwujud, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial ekonomis.

Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDG’s (Millenium Development Goals), 5 diantaranya merupakan bidang kesehatan, terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1); menurunkan angka kematian anak (Tujuan 4);

meningkatkan kesehatan ibu (Tujuan 5); memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya (Tujuan 6); melestarikan lingkungan hidup (Tujuan 7).

Perhatian khusus dalam pencapaian MDGs terdiri dari : 1. Menjaga pencapaian kinerja indikator MDGs.

2. Perlu kerja keras.

3. Sinergi antar program.

4. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) berdampak lahirnya anak sehat.

Adapun upaya yang perlu dilakukan dalam pencapaian MDGs adalah : 1. Memenuhi jumlah, jenis, distribusi SDM Kesehatan

2. Memenuhi sarana minimal kebutuhan pelayanan kesehatan untuk mendukung pencapaian kinerja indikator MDGs.

3. Perlu kerjasama dan kerja cerdas semua pihak di berbagai tingkatan.

4. Perlu sinergi antar program dan antar kegiatan.

Rencana Strategis (Renstra) merupakan penjabaran dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU Nomor 25 Tahun 2004). Renstra Dinas Kesehatan

U

(26)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 2 Kabupaten Temanggung merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif dan memuat berbagai program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung untuk kurun waktu tahun 2008-2013, dengan penekanan pada pencapaian sasaran prioritas nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan, dan Millenium Development Goals (MDGs). Masalah kesehatan begitu berat, kompleks dan tidak terduga, sehingga perlu perhatian pada dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, ekologi dan lingkungan, kemajuan iptek, kemitraan, globalisasi dan demokratisasi, kerjasama lontas sektor dan mendorong partisipasi masyarakat.

Pembangunan kesehatan diarahkan guna mewujudkan Visi Kabupaten Temanggung “BERSATU UNTUK MAJU DAN SEJAHTERA”.

Dalam Peraturan Bupati Temanggung Nomor 25 Tahun 2009 tentang Indikator Kinerja dan target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2013 yang telah diubah dengan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 49 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2009 tentang Indikator Kinerja dan target Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2013, telah ditetapkan 6 (enam) sasaran strategis Dinas Kesehatan yaitu :

1. Terwujudnya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan, 2. Meningkatnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan, 3. Meningkatnya upaya kesehatan masyarakat,

4. Meningkatnya akses masyarakat ke fasilitas kesehatan,

5. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan perilaku hidup sehat, 6. Tersedianya sumberdaya kesehatan di semua tingkatan pelayanan

kesehatan.

Untuk mencapai sasaran strategis tersebut diatas diperlukan dukungan sasaran program dan kegiatan sebagai berikut :

(27)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 3 1. Terpenuhinya ketersediaan, distribusi dan monitoring Obat dan Perbekalan

Kesehatan,

2. Pengawasan Obat dan makanan, 3. Perbaikan Gizi Masyarakat,

4. Meningkatnya Upaya Kesehatan Masayrakat, 5. Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan,

6. Mendorong terwujudnya PHBS dan Lingkungan Sehat,

7. Meningkatnya upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan tidak menular termasuk Kejadian Luar Biasa dan Bencana.

8. Menjamin ketersediaan sumberdaya kesehatan yang memadai di Rumah Sakit, Dinas Kesehatan serta di Puskesmas-puskesmas dan jaringannya.

Profil kesehatan sebagai salah satu produk SIK berfungsi sebagai sarana penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi tahunan kegiatan yang sudah dilaksanakan. Profil kesehatan sangat penting artinya, sebagai sarana penyedia indikator-indikator yang menunjukkan tercapai tidaknya kabupaten/

kota sehat dan sebagai tulang punggung bagi pelaksanaan pembangunan daerah berwawasan kesehatan dari kabupaten/kota dan provinsi bersangkutan.

Indikator-indikator yang tersaji dalam profil kesehatan terdiri dari Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan dan indikator Millenium Develooment Goal`s (MDG`s) yang merupakan kesepakatan global tentang pencapaian di tahun 2015.

Profil kesehatan Kabupaten Temanggung disusun dengan tujuan untuk menyediakan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dan kewenangannya dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. Selain itu berfungsi sebagai pemantauan pencapaian Visi Kabupaten Temanggung :

“BERSATU UNTUK MAJU DAN SEJAHTERA”. Dengan tersusunnya Profil

(28)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 4 Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2012, maka profil ini dijadikan acuan data dan informasi resmi oleh pihak-pihak yang membutuhkan.

Sistematikan penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung ini adalah sebagai berikut :

Bab 1. Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistematika dari penyajiannya.

Bab 2 Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Temanggung di dalamnya berisi uraian tentang letak geografis, data kependudukan yang meliputi : pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, struktur penduduk menurut golongan umur; angka beban tanggungan dan sex ratio penduduk. Bab ini berisi pula uraian mengenai tingkat pendidikan penduduk.

Bab 3 Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan, yang mencakup tentang angka kematian, status gizi masyarakat, dan angka kesakitan di Kabupaten Temanggung tahun 2012.

Bab 4 Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang upaya kesehatan yang merupakan pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit, dan perbaikan gizi masyarakat.

(29)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 5 Bab 5 Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2012. Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup keadaan sarana/fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

Bab 6 Kesimpulan

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung tahun 2012, dan keberhasilan yang dicapai juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

LAMPIRAN

Berisi tabel resume/angka pencapaian Kabupaten Temanggung dan 79 tabel data kesehatan yang terkait kesehatan yang responsif gender.

(30)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 6

BAB 2 GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK KABUPATEN TEMANGGUNG

abupaten Temanggung memiliki luas wilayah 870,65 Km² dan merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Tengah yang terbagi dalam 20 kecamatan dan 266 desa serta 23 kelurahan. Dengan kondisi wilayah berhawa sejuk, sangat cocok untuk usaha pertanian sehingga mayoritas penduduknya (61,3%) menggantungkan hidupnya dalam sektor pertanian. Kabupaten Temanggung terutama terkenal sebagai penghasil tembakau dengan area penanaman tersebar hampir di semua kecamatan, namun yang menjadi sentra tembakau adalah Kecamatan : Bulu, Kledung. Ngadirejo dan Kedu.

Secara astronomis, Kabupaten Temanggung terletak antara 110º 23′ - 110º 40′ 30″ Bujur Timur dan 7º 14′ - 7º 32′ 35″ Lintang Selatan, dengan batas wilayah : Sebelah Utara Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang, Sebelah Timur Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, Sebelah Selatan Kabupaten Magelang, dan Sebelah Barat Kabupaten Wonosobo.

Topografi Kabupaten Temanggung yang berupa dataran tinggi berbukit-bukit dan dataran landai mirip cekungan raksasa yang terbuka di bagian tenggara, terletak di ketinggian 500 – 1450 m diatas permukaan air laut dengan curah hujan berkisar antara 1000 – 3100 mm per tahun. Curah hujan pada dataran rendah lebih kecil dibandingkan pada dataran tinggi. Kepadatan tanah 50%

dataran tinggi dan 50% dataran rendah. Jenis tanah di Kabupaten Temanggung :

Tanah Latosol Coklat seluas 26.563, 47 Ha (32,13%)

Tanah Latosol Coklat Kemerahan seluas 7.879, 93 Ha (9,53%)

K

(31)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 7

Tanah Latosol Merah Kekuningan seluas 29.209, 08 Ha (35,33%)

Tanah Regosol seluas 16.873, 97 Ha (20,14%)

Tanah Andosol seluas 2.149, 55 Ha (2,60%)

Geologi Kabupaten Temanggung tersusun dari batuan beku, yaitu sedimen dari piroklastik gunung api Sindoro-Sumbing dan sekitarnya. Piroklastik dengan ukuran bervariasi antara blek, gragal, krikil, pasir debu dan lempung sebagai akibat dari muntahan materi piroklastik yang mengendap kemudian membentuk daerah alluvial atau sedimen yang berlapis dimana butiran besar terletak dibawah.

Kemiringan tanah di Kabupaten Temanggung bervariasi antara datar, hampir datar, landai, agak terjal, hampir terjal, terjal dan sangat terjal, seperti terlihat pada kelas lereng di bawah ini :

Lereng 0 – 2 % seluas 963 Ha (1,17%)

Lereng 2 – 15 % seluas 32.492 Ha (39,31%)

Lereng 15 – 40 % seluas 31.232 Ha (37,88%)

Lereng > 40 % seluas 17.983 Ha (21,64%)

Gunung-gunung tinggi adalah gunung Sumbing (+ 3260 m) dan Gunung Sindoro (+ 3151m). Sungai-sungai yang tergolong besar antara lain : Waringin, Elo, Progo, Kuas, Galeh dan Tingal.

A. KEADAAN PENDUDUK

Berdasarkan data Estimasi BPS Kabupaten Temanggung, jumlah penduduk Kabupaten Temanggung Tahun 2012 sebesar 733.418 jiwa, yang terdiri dari 373.467 penduduk laki-laki dan 359.951 penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin 103,75. Angka ini berarti bahwa terdapat 103,75 laki-laki diantara 100 perempuan.

(32)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 8 GAMBAR 2.1

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012

Estimasi jumlah penduduk tahun 2012 berasumsi bahwa laju/angka pertumbuhan penduduk bersifat konstan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah laju pertumbuhan kecamatan. Pada Gambar 2.1, estimasi jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten Temanggung terdapat di Kecamatan Temanggung dengan jumlah penduduk sebesar 78.938 jiwa, Kedu sebesar 55.368 jiwa dan Ngadirejo sebesar 51.774 jiwa. Estimasi jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Selopampang sebesar 18.258 jiwa, bejen sebesar 19.462 jiwa dan Kecamatan Tretep sebesar 19.632.

Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Berdasarkan estimasi jumlah

78938

55368

51774 50698 48087 47670 45829 44842

40717

31570 30327 28778 28144

24770 24353 22129 22072 19632 19462 18258

(33)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 9 penduduk yang telah dilakukan oleh BPS Kabupaten Temanggung, dapat disusun sebuah piramida penduduk tahun 2012.

GAMBAR 2.2

ESTIMASI PIRAMIDA PENDUDUK KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012

Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa, dan tua. Struktur penduduk ini

29.503 28.906 29.418 27.974 24.122

25.344 28.900 28.524 29.902 27.826 24.029 18.606 12.275

30.282

(40.000) (30.000) (20.000) (10.000) - 10.000 20.000 30.000 40.000 0 - 4

5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 +

Laki-laki Perempuan

(34)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 10 menjadi dasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya, dan ekonomi.

Pada Gambar 2.2 ditunjukan bahwa struktur penduduk Kabupaten Temanggung termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) yang masih tinggi. Angka Harapan hidup semakin meningkat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk usia tua, untuk laki- laki dan perempuan yang cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup, kondisi ini mengharuskan adanya kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif.

GAMBAR 2.3

ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012

2364 2281 1584

1072 1065 1056 982 971 960 889 840 778 769 637 608 583 554 506 470 283

TEMANGGUNG PARAKAN KEDU TEMBARAK BULU SELOPAMPANG BANSARI NGADIREJO JUMO TLOGOMULYO PRINGSURAT KRANGGAN KLEDUNG KALORAN KANDANGAN TRETEP WONOBOYO CANDIROTO GEMAWANG BEJEN

(35)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 11 Kepadatan penduduk menunjukan banyaknya penduduk per kilometer persegi. Hasil estimasi penduduk menunjukan pada tahun 2012 kepadatan penduduk Kabupaten Temanggung sebesar 842 penduduk per km2. Estimasi kepadatan penduduk paling besar terdapat di Kecamatan Temanggung dengan kepadatan penduduk 2.364, parakan sebesar 2.281, dan Kecamatan Kedu sebesar 1.584. Estimasi kepadatan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Bejen dengan kepadatan penduduk sebesar 283, Gemawang sebesar 470, dan Kecamatan Candiroto sebesar 506.

Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering digunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka Beban Tanggungan atau Depedency Ratio. Angka Beban Tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk umur produktif (umur 15- 64 tahun). Secara kasar perbandingan angka beban tanggungan yang menunjukan dinamika beban tanggungan umur produktif terhadap umur non produktif. Semakin tinggi rasio beban tanggungan, semakin tinggi pula jumlah penduduk non produktif yang ditanggung oleh penduduk umur produktif.

(36)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 12 TABEL 2.1

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN TANGGUNGAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN NON

PRODUKTIF DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012

No Usia Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan %

1 0 – 14 Tahun 90.151 89.665 179.816 24,52

2 15 – 64 Tahun 255.811 241.646 497.457 67,82

3 65 Tahun ke atas 27.505 28.640 56.145 7,66

Jumlah 373.467 359.951 733.418 100 Angka Beban Tanggungan (%) 45,99 48,96 47,43

Sumber : BPS Kabupaten Temanggung

Komposisi penduduk Kabupaten Temanggung menurut kelompok umur yang ditunjukan oleh Tabel 2.1, menunjukan bahwa penduduk yang berusia 0-14 tahun sebesar 24,52% yang berusia 15-64 tahun sebesar 67,82% dan yang berusia > 65 tahun sebesar 7,66%. Dengan demikian Angka Beban Tanggungan penduduk Kabupaten Temanggung pada tahun 2012 sebesar 47,43%. Hal ini berarti bahwa 100 orang Kabupaten Temanggung yang masih produktif akan menanggung 47 orang yang belum/sudah tidak produktif lagi. Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, maka Angka Beban Tanggungan perempuan lebih besar jika dibandingkan dengan Angka Beban Tanggungan laki-laki, yaitu 48,96%

untuk perempuan dan 45,99% untuk laki-laki.

Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang serius. Program pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan, harus didasarkan pada dinamika kependudukan. Upaya

(37)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 13 pembangunan di bidang kesehatan tercermin dalam program kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupun regabilitatif. Untuk mendukung upaya tersebut diperlukan ketersediaan data mengenai penduduk sebagai sasaran program pembangunan kesehatan.

Penduduk sasaran program pembangunan kesehatan sangatlah beragam, sesuai dengan karakteristik kelompok umur tertentu atau didasarkan pada kondisi siklus kehidupan yang terjadi. Beberapa upaya program kesehatan memiliki sasaran ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu nifas. Beberapa program lainnya dengan penduduk sasaran terfokus pada kelompok umur tertentu, meliputi : bayi, batita, balita, anak balita, anak usia sekolah SD, wanita usia subur, penduduk produktif, dan usia lanjut.

B. KEADAAN PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan karakter manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan.

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu daerah. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.

Pendidikan memiliki peran penting dalam proses pembangunan. Laju perubahan sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus disejajarkan dengan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan kemudian menjadi pelopor utama dalam

(38)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 14 rangka penyiapan sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan yang merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Dalam upaya peningkatan peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan. Beberapa program pemerintah telah diupayakan sebagai sebuah alternatif dalam rangka menyiapkan dan meningkatkan mutu pendidikan, sebagai contoh adalah program wajib belajar 9 tahun.

GAMBAR 2.4

DISTRIBUSI PENDIDIKAN PENDUDUK USIA 10 TAHUN KEATAS YANG MENAMATKAN PENDIDIKANNYA TAHUN 2012

Dilihat dari Gambar 2.4 dapat diketahui bahwa penduduk usia 10 tahun keatas di Kabupaten Temanggung yang belum/tidak tamat SD sebesar 24,8%, tamat SD sebesar 43,5%, tamat SLTP/MTs sebesar 17,6%, tamat SLTA/MA sebessar 10,8%, tamat perguruan tinggi sebesar 3,3 %. Hal ini

Belum/Tdk Tamat SD

24,8%

SD/MI 43,5%

SLTP/MTs 17,6%

SLTA/MA 10,8%

DI/ DII/

DIII 1,5%

D IV/ Sarjana 1,8%

(39)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 15 menunjukan bahwa masih banyak penduduk usia 10 tahun keatas di Kabupaten Temanggung yang tidak bersekolah.

C. KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Lingkungan merupakan salah satu variabel yang perlu mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat.

Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang harus diatasi bersama. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator seperti : akses air minum berkualitas, akses terhadap sanitasi layak, rumah tangga sehat.

1. Sarana dan Akses Air Minum Berkualitas

Salah satu tujuan pembangunan prasarana penyediaan air baku untuk emmastikan komitmen pemerintah terhadap Millenium Development Goals (MDGs) yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan menurunkan target hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga 2015.

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

(40)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 16 langsung diminum. Penyelenggara air minum dapat berasal dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat, dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum. Syarat-syarat kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010, diantaranya adalah sebagai berikut :

 Parameter mikrobiologi E Coli dan Total Bakteri Koliform, kadar maksimum yang diperbolehkan 0 jumlah per 100 ml sampel;

 Syart fisik : tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna;

 Syarat kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, kesadahan (maks 500 mg/l), pH 6,5 – 8,5.

Amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum pada Pasal 6 disebutkan bahwa :

1. Air minum yang dihasilkan dari Sistem Penyediaan Air Minum (PAM) yang digunakan oleh masyarakat pengguna/pelanggan harus memenuhi syarat kualitas berdasarkan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

2. Air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas sebagaimana dimaksud ayat 1 dilarang didistribusikan kepada masyarakat.

Upaya pengawasan kualitas air sebagaimana yang diatur dalam Peraturan menteri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tatalaksana Pengawasan Kualitas Air Minum, dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai pengawasan eksternal dan penyelenggara air minum sebagai pengawasan internal. Selain

(41)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 17 itu diatur pula mengenai adanya upaya penyampaian informasi tentang data kualitas air minum oleh penyelenggara air minum ke dinas kesehatan kabupaten/kota serta upaya penyampaian kondisi kualitas air oleh pemerintah daerah di wilayahnya.

Sumber air minum mempengaruhi kualitas air minum. Untuk sumber air minumyang berasal dari sumber air minum yang layak, konsep yang digunakan meliputi air ledeng (kran, kran umum, hidran umum), terminal air, Penampungan Air Hujan (PAH), sumur bor/pompa, sumur terlindung, dan mata air terlindung. Khusus untuk sumur bor/pompa, sumur terlindung, dan mata air terlindung harus memenuhi syarat jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja minimal 10 meter.

GAMBAR 2.5

PERSENTASE SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN OLEH RUMAH TANGGA DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012

0%

33%

44% 0%

15%

1% 0%

7%

Air Isi Ulang Ledeng

Sumur bor/pompa Sumur terlindung Mata Air terlindung Mata Air tak terlindung PAH

Lain-lain

(42)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 18 Dari Gambar 2.5, persentase rumat tangga menurut sumber air minum yang digunakan di Kabupaten Temanggung tahun 2012 terbesar adalah Sumur terlindung sebesar 44%, Ledeng 33%, Mata Air terlindung sebesar 15%, dan Lain-lain sebesar 7%.

2. Sarana dan Akses terhadap Sanitasi Dasar

Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan salah satu faktor pondasi inti dari masyarakat yang sehat. Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit.

Berbagai alasan digunakan oleh masyarakat untuk buang air besar sembarangan, diantaranya adalah anggapan membangun jamban itu mahal, lebih enak buang air besar di sungai, tinja dapat digunakan sebagai pakan ikan, dan lain-lain. Perilaku ini harus diubah karena dapat meningkatkan resiko masyarakat untuk terkena penyakit menular.

Sesuai dengan konsep dan definisi MDGs, disebut akses sanitasi layak apabila penggunaan fasilitas tempat buang air besar milik sendiri atau bersama, jenis kloset yang digunakan jenis leher angsa dan tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik atau Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL). Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut:

(43)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 19 a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur

c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat atau hewan lain

e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar, atau bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin

f. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

GAMBAR 2.6

PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SANITASI DASAR (JAMBAN KELUARGA SEHAT) MENURUT KECAMATAN

DI KABUPATEN TEMANGGGUNG TAHUN 2012

95,3 94,1 86,5 85,6 84 83,8 83,6 82,9 81 79,7 79,6 79,6 77,7 75,7 72,7 69,9 67,5 65,7 64,9 48,7

TLOGOMULYO BANSARI GEMAWANG TEMANGGUNG KALORAN KRANGGAN CANDIROTO NGADIREJO TEMBARAK BULU KANDANGAN WONOBOYO JUMO KLEDUNG SELOPAMPANG BEJEN PRINGSURAT KEDU PARAKAN TRETEP

(44)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 20 Pada Gambar 2.6 persentase keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar (Jamban keluarga sehat) menurut kecamatan di Kabupaten temanggung tahun 2012 sebesar 78,7% lebih rendah dari target Renstra tahun 2012 yaitu 88%, kecamatan tertinggi untuk keluarga dengan kepemilikan jamban keluarga sehat dari Jamban keluarg yang diperiksa adalah Kecamatan Tlogomulyo sebesar 95,3%, Bansari sebesar 94,1%, Gemawang sebesar 86,5%. Sedangkan yang terendah pada Kecamatan Tretep sebesar 48,7%, Parakan sebesar 64,9% dan Kecamatan Kedu sebesar 65,7%.

3. Rumah Sehat

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 162 dan 163 mengamanatkan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada pasal 163 ayat 2 mengamanatkan bahwa lingkungan sehat antara lain mencakup lingkungan pemukiman.

Untuk menjalankan amanat dari pasal tersebut, maka untuk penyelenggaraan penyehatan pemukiman difokuskan pada peningkatan rumah sehat. Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria minimal : akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan (Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan perumahan dan permenkes Nomor 1077/PER/V/MENKES/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah).

(45)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 21 Pencapaian rumah sehat di Kabupaten Temanggung tahun 2012 sebesar 72,7%. Pada gambar 2.7 pencapaian rumah sehat tertinggi di Kecamatan Ngadirejo sebesar 89,9%, Temanggung sebesar 87,6, dan Kecamatan Tlogomulyo sebesar 85,1%. Capaian terendah rumah sehat di Kecamatan Wonoboyo sebesar 44,2%, Tretep sebesar 51%, dan Kecamatan Kledung sebesar 56,8%.

GAMBAR 2.7

PERSENTASE PENCAPAIAN RUMAH SEHAT DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012

Salah satu strategi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan rumah sehat adalah memperkuat jejaring penyehatan pemukiman hingga tingkat RT (Kecamatan dan desa) bekerjasama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan kesejahteraan Keluarga (PKK). Kader PKK tersebut dapat diberdayakan sebagai kader kesehatan lingkungan yang menilai rumah dengan instrumen kartu rumah.

89,9 87,6 85,1 81,5

80 78,1 77,1 76,2 76,2 74,2 73,9 71,3 66 63,3 62,3 57,5 57,1 56,8 51 44,2

0 20 40 60 80 100

NGADIREJO TEMANGGUNG TLOGOMULYO CANDIROTO BANSARI BULU TEMBARAK BEJEN SELOPAMPANG KRANGGAN KANDANGAN KEDU KALORAN GEMAWANG PRINGSURAT PARAKAN JUMO KLEDUNG TRETEP WONOBOYO

(46)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 22 D. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT

Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan akan disajikan beberapa indikator yang berkaitan dengan masyarakat diantaranya adalah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Kabupaten Sehat, dan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Peningkatan akses terhadap air minum yang berkualitas perlu diikuti dengan perilaku yang higienis untuk mencapai tujuan kesehatan, melalui pelaksanaan STBM . Dalam kerangka pembangunan kesehatan, sektor air minum, sanitasi dan higienis merupakan satu kesatuan dalam prioritas pembangunan bidang kesehatan dengan titik berat pada upaya promotif-preventif dalam perbaikan lingkungan untuk mencapai salah satu sasaran MDGs. STBM menjadi ujung tombak keberhasilan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan secara keseluruhan. Sanitasi total berbasis masyarakat sebagai pilihan pendekatan, strategi dan program untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metode pemicuan dalam rangka mencapai target MDGs. Dalam pelaksanaan STBM mencakup 5 (lima) pilar, yaitu :

1. Stop buang air besar sembarangan, 2. Cuci tangan pakai sabun,

3. Pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga,

4. Pengelolaan sampah dengan benar, dan

5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman.

(47)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 23 Pemerintah memberikan prioritas dan komitmen yang tinggi terhadap kegiatan STBM, hal ini tercantum dalam instruksi Presiden Nomor3 Tahun 2010 yang mempertegas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 dan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 132 Tahun 2012 terkait dengan STBM.

Tujuan dari STBM adalah mencapai kondisi sanitasi total dengan mengubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan 3 komponen strategi yaitu :

1. Menciptakan lingkungan yang mendukung terlaksananya kegiatan STBM melalui :

a. Advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan secara berjenjang;

b. Peningkatan kapasitas institusi pelaksana di daera; dan c. Meningkatkan kemitraan berbagai pihak.

2. Peningkatan kebutuhan akan sarana sanitasi melalui peningkatan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi dari kebiasaan buruk sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan pemicuan perubahan perilaku komunitas :

a. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilih teknologi, material dan biaya sarana sanitasi yang sehat;dan b. Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat (natural

leader) untuk memfasilitasi pemicuan perubahan perilaku masyarakat dan mengembangkan sistem penghargaan kepada masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga keberlanjutan STBM melalui deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS).

3. Peningkatan penyediaan melalui peningkatan kapasitas produksi swasta lokal dalam penyediaan sarana sanitasi yaitu melalui

(48)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 24 pengembangan kemitraan dengan kelompok masyarakat, koperasi, pengusaha lokal dalam penyediaan sarana sanitasi.

Suati desa/kelurahan dikatakan telah melakukan STBM didasarkan pada kondisi :

1. Minimal telah ada intervensi melalui pemicuan di salah satu dusun dalam desa/kelurahan tersebut,

2. Adanya masyarakat yang bertanggung jawab untuk melanjutkan aksi intervensi STBM baik individu atau dalam bentuk komite dan sebagai respon dari aksi intervensi STBM, dan

3. Masyarakat menyusun suatu rencana aksi kegiatan dalam rangka mencapai komitmen-komitmen perubahan perilaku pilar-pilar STBM yang telah disepakati bersama.

Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan STBM adalah masih belum optimalnya investasi bidang air minum dan sanitasi khususnya di daerah perkotaan seperti investasi PDAM untuk pelayanan air minum dan sanitasi di pedesaan dan akselerasi edukasi perilaku hidup sehat melalui kegiatan STBM. Untuk mengatasi kendala tersebut, maka dilakukan upaya peningkatan advokasi untuk meningkatkan investasi bidang air minum dan sanitasi terutama untuk masyarakat miskin, perluasan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat melalui program air bersih untuk rakyat serta meningkatkan edukasi perilaku sehat dengan akselerasi STBM.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Keluarga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi anggota keluarga yang menjadi awal penting dari

(49)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 25 suatu proses pendidikan perilaku. Pelaksanaan pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap upaya kesehatan di masyarakat. Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga, Seksi Promosi Kesehatan & Peran Serta masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung berupaya meningkatkan persentase rumah tangga ber-PHBS.

GAMBAR 2.8

PERSENTASE PENCAPAIAN RUMAH TANGGA BER-PHBS DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012

Pada gambar 2.8 persentase tertinggi rumah tangga ber-PHBS terdapat di Kecamatan Kranggan dengan persentase sebesar 96,8%, Temanggung sebesar 93,3% dan Kecamatan Kledung sebesar 89,2%.

Sedangkan kecamatan dengan persentase rumah tangga ber-PHBS

96,8 93,3 89,2

82,1 80,5 79,5 78,6

76,2 73,4 71,9 70,8 70,3 69,3 68,4 68,2 66,9 66,4

62,4 62,4

45,3

0 20 40 60 80 100 120

(50)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 26 terendah adalah Kecamatan Tretep sebesar 45,3%, Candiroto dan Gemawang sebesar 62,4%.

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah tangga ber-PHBS.

Terdapat 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu : (1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi ASI Eksklusif, (3) menimbang balita setiap bulan, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik di rumah sekali seminggu, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan (10) tidak merokok di dalam rumah.

(51)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 27

BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN

ntuk menilai derajat kesehatan masyarakat, digunakan beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan morbiditas (kesakitan). Pada bagian in, derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Temanggung digambarkan melalui Angka Mortalitas ; terdiri dari Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), dan Angka Kematian Ibu (AKI), Status Gizi pada Balita, dan Angka Morbiditas ; angka kesakitan beberapa penyakit.

Selain dipengaruhi oleh faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sumber daya kesehatan, derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, serta faktor lain yang kondisinya telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

A. MORTALITAS

Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit, maupun sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan pada bab ini adalah AKB, AKABA, AKI serta kematian yang disebabkan oleh penyakit lainnya.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan usia yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. Dari kematian 159 kematian balita per 1.000 kelahiran hidup di Kabupaten Temanggung pada tahun 2012, lebih dari tiga perempatnya (95%) disumbangkan oleh umur 0-11

U

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat/Pembanding diajukan oleh ahli waris yang mengaku mempunyai hak terhadap obyek yang berupa tanah seluas 150 m2 atas nama pemegang hak

Sukun dapat terjadi sepanjang musim, saat bahan pangan lainnya dalam keadaan paceklik karena baru melalui periode musim kemarau, namun pohon sukun tetap berbuah

Bentuk morfologi koloni dari 7 isolat bakteri penghasil protease dari limbah cair tahu umumnya memiliki bentuk yang hampir sama, memiliki warna koloni yang sama

Kabela dan Hidayat (2009) melakukan penelitian tentang Pengaruh Peristiwa Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden 9 juli 2009 Di Indonesia Terhadap Abnormal Return Di

Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung

Gambar 5.18 Prosentase Perubahan Simpangan Relatif Maksimum Lantai 1 pada Bangunan 6 Lantai

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maryadi (2012) bahwa pengaruh budaya organisasi, kompensasi, dan kepuasan kerja terhadap disiplin kerja guru SD di

Hasil wawancara menunjukan para pelaku usaha perikanan mengetahui secara pasti bahwa para petugas penertiban retribusi izin usaha perikanan adalah merupakan unsur