i Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Mekanisasi Pertanian sangat penting di dalam pembenahan sistem pendidikan menghadapi era globalisasi saat ini. Untuk itu, tim perumus merasa berbangga telah dapat merampungkan pekerjaan ini berkat dukungan dan kerjasama dari semua pihak termasuk dukungan dari Departemen Pendidikan Nasional dan para stakeholders lainnya.
Tim Perumus mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan kerjasama dari Departemen Pendidikan Nasional yang telah memberikan kepercayaan kepada tim untuk menyusun/menyempurnakan Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Mekanisasi Pertanian. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada stakeholder yang banyak memberikan masukan, kritikan dan perbaikan bagi tersusunnya Standar Kompetensi yang lengkap.
Pada akhirnya, tim perumus meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan yang dilakukan selama berjalannya kegiatan penyusunan/penyempurnaan Standar Kompetensi Nasional bidang keahlian Mekanisasi Pertanian.
Bogor, Desember 2003
Tim Perumus
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... I DAFTAR ISI ... II LEMBAR PENGESAHAN ... III DAFTAR TIM PENYUSUN/PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI ... IV DAFTAR ANGGOTA PROJECT REFERENCE GROUP (PRG) Bidang Mekanisasi
Pertanian ... V DAFTAR ISTILAH/GLOSARI ... VI
DEASKRIPSI KONSEP STANDAR KOMPETENSI ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan Penyusunan Dokumen ... 2
Pengertian Standar Kompetensi ... 2
Struktur Standar Kompetensi... 3
Format Unit Kompetensi ... 4
Level Kompetensi ... 5
MEKANISASI PERTANIAN ... 6
PEDOMAN PENGKODEAN UNIT KOMPETENSI BID. MEKANISASI PERTANIAN ... 10
Pemetaan Unit-Unit Kompetensi ... 10
Kualifikasi Jenjang Unit Kompetensi ke Tingkat Pendidikan ... 11
UNIT KOMPETENSI BIDANG MEKANISASI BUDIDAYA TANAMAN ... 12
UNIT KOMPETENSI BIDANG MEKANISASI PASCA PANEN ... 141
UNIT KOMPETENSI BIDANG PENGOLAHAN HASIL PANEN ... 194
UNIT KOMPETENSI BIDANG PENUNJANG ... 223
LEVEL KUALIFIKASI ... 286
ACUAN UMUM PENGUJIAN KOMPETENSI ... 299
Umum ... 299
Gambaran Umum Sistem Pengujian ... 301
Prinsip Dasar Pengujian Kompetensi ... 301
A. Prinsip-prinsip Pengujian ... 301
B. Metode Pengujian ... 303
C. Bahan Acuan untuk Pengujian ... 303
D. Kualifikasi Penguji ... 303
E. Panduan Penyelenggaraan Pengujian ... 304
Tata Cara Penilaian ... 307
A. Metode Penilaian: ... 307
B. Keterampilan Perusahaan : ... 308
DAFTAR PUSTAKA ... 309
iii
DAFTAR TIM PENYUSUN/PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI
No Nama Instansi
1 Dr. Sumardjo Fakultas Pertanian IPB
2 Dr. Setyo Pertiwi Fakultas Teknologi Pertanian IPB 3 Dr. Edy Hartulistyoso Fakultas Teknologi Pertanian IPB 4 Ir. M. Yanuar, MS Fakultas Teknologi Pertanian IPB
5 Ir. Sunarto Ciptohadijoyo Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM
6 Ir. Ridwan Baharta, MSc Politeknik Pertanian Negeri Lampung
7 Ir. Ekoyanto P Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UNIBRAW
8 Drs. Badaruddin SMK Negeri 2 Metro Lampung Tengah
9 Ir. Ahmad Majedi PT Gula Putih Mataram Lampung
10 I Nengah Suastawa, Phd Fakultas Teknologi Pertanian IPB
11 Drs. Moch Chafied Departemen Perindustrian dan Perdagangan 12 Prof. Dr. Ir. Nurpilihan, Msc PERTETA-UNPAD
13 Ir. Zaidir Said PPMPI Cabang Jakarta
14 Ir. Iskandar Zulkarnain LSP-MP Bogor
15 Dr. Astu Unadi Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian Litbang Deptan
16 Ir. Achmadi Partowijoto, Cert.AE-PU SDA
PPMPI Bogor
17 Ir. Rachmat Cahyadi PT United Tractors
18 Bambang Murtioso PTPN VIII Bandung
19 Marsudiyono PT PERTANI (Persero)
20 Ir. Bambang Somantri Balai Pasca Panen Litbang Deptan
v
BIDANG MEKANISASI PERTANIAN
No Nama Instansi
1 Dr. Sumardjo Fakultas Pertanian IPB
2 Dr. Setyo Pertiwi Fakultas Teknologi Pertanian IPB 3 Dr. Edy Hartulistyoso Fakultas Teknologi Pertanian IPB 4 Ir. M. Yanuar, MS Fakultas Teknologi Pertanian IPB
5 Ir. Sunarto Ciptohadijoyo Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM
6 Ir. Ridwan Baharta, MSc Politeknik Pertanian Negeri Lampung
7 Ir. Ekoyanto P Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UNIBRAW
8 Drs. Badaruddin SMK Negeri 2 Metro Lampung Tengah
9 Ir. Ahmad Majedi PT Gula Putih Mataram Lampung
10 I Nengah Suastawa, Phd Fakultas Teknologi Pertanian IPB
11 Drs. Moch Chafied Departemen Perindustrian dan Perdagangan 12 Prof. Dr. Ir. Nurpilihan, Msc PERTETA-UNPAD
13 Ir. Zaidir Said PPMPI Cabang Jakarta
14 Ir. Iskandar Zulkarnain LSP-MP Bogor
15 Ir. Marsudiyono PT PERTANI (PERSERO)
16 Ir. Achmadi Partowijoto, Cert.AE-PU SDA
PPMPI Bogor
17 Ir. Rahmat Cahyadi PT United Tractor
18 Bambang Murtioso PTPN VIII- Bandung
Ketua Tim
Dr. Sumardjo
DAFTAR ISTILAH/GLOSARI
1. Implement = Alat tambahan traktor
2. Power Take Off (PTO) = Keluaran dari penghasil daya
3. Titik gandeng = Tempat sambungan implement
4. Head land = Tempat berputar traktor (berbalik arah) pada proses pengolahan tanah
5. Tool box = Kotak peralatan
6. Pompa hidram = Pompa air
7. Sprinkler = Alat penyiram
8. Nozle = (Nosel) Bagian dari sprayer yang berfungsi
menyalurkan butir pestisida ke sasaran yang dituju, biasanya terletak di ujung srayer, dapat diganti-ganti sesuai kebutuhan.
9. Head-feed combine harvester = Mesin pemanen padi (combine harvester) tipe Jepang
10. Convensional combine harvester
= Mesin pemanen padi (combine harvester) tipe konvensional
11. Rice Miling Unit (RMU) = Alat mesin penggilingan padi 12. Boom sprayer = Alat semprot skala besar
13. Conveyor = Alat pemindah material
14. Forklift = Mesin pengangkut tipe lift
15. Kiln = Mesin pengering dengan metoda
pembakaran
16. Grader (hal 14) = Alat sortasi beras kepala, beras patah dan menir
17. Sifter (hal 14) = Alat sortasi beras kepala, beras patah dan menir
18. Ekstraktor = Alat pengambil sari bahan
19. Planimetris = Alat pemetaan lahan
20. Buldozer = Mesin Perata lahan
21. Chainsaw = Gergaji mesin
22. Exavator = Mesin keruk yang biasanya digunakan pada pembukaan dana penyiapan lahan
23. Bachoe loader = Mesin angkut yang biasanya digunakan pada
pembukaan dana penyiapan lahan
vii memindahkan, membangun material dan mengelompokkan
25. Topografi = Keadaan/wujud permukaan bumi
26. Hopper = Kotak penampung material
27. Metering device = Alat ukur/ Penjatah
28 Knapsack hand sprayer = Alat penyemprot cairan atau larutan menjadi butiran kecil seperti hujan yang digendong di punggung dengan cara dipompa dengan tangan
29 Knapsack blower sprayer = Alat penyemprot cairan atau larutan menjadi butiran kecil seperti hujan yang digendong di punggung dengan cara dipompa dengan mesin
30 Tranplanter Alat pemindah tanaman dari persemaian ke
lahan pertamanan
DESKRIPSI KONSEP STANDAR KOMPETENSI
L A T A R B E L A K A N G
Era globalisasi merupakan lingkungan strategis yang akan mempengaruhi kehidupan bangsa di masa yang akan datang. Globalisasi dalam lingkup perdagangan bebas baik barang maupun jasa (termasuk informasi) antar negara membawa dampak ganda, bahwa di satu sisi hal ini akan membuka kesempatan kerjasama yang sangat besar antar negara, namun di sisi lain globalisasi dapat membawa persaingan yang semakin tajam dan ketat. Oleh karena itu tantangan utama dimasa mendatang adalah meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor industri dan sektor jasa dengan mengandalkan kemampuan sumberdaya manusia (SDM), teknologi dan manajemen. Berbagai komitmen ekonomi internasional telah semakin dekat, antara lain GATT, AFTA dan APEC dengan kesepakatan bahwa AFTA dan AFLA mulai dilaksanakan pada tahun 2003 dan APEC dilaksanakan pada tahun 2020.
Penyiapan SDM yang berkualitas sangat penting untuk dapat menjadi aset pemerintah daerah dalam rangka otonomi daerah dan sekaligus mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi dan daya saing untuk menghadapi tantangan era global. Upaya penyiapan SDM yang berkualitas seperti tersebut diatas diwujudkan dalam bentuk Standar Kompetensi Bidang Keahlian yang merupakan refleksi atas kompetensi yang diharapkan dimiliki seseorang yang akan bekerja di bidang tersebut. Manfaat dari ditetapkannya Standar Kompetensi tersebut adalah pihak tenaga kerja memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh pemberi kerja sesuai bidangnya, pihak lembaga diklat/sekolah akan menggunakan standar tersebut sebagai acuan dalam mengembangkan program dan kurikulum sedangkan pihak birokrat (pemerintah) akan menggunakannya sebagai acuan dalam perumusan kebijakan dalam pengembangan SDM secara makro.
Pada tahun 1995 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bersama dengan
perwakilan industri dan dunia usaha yaitu KADIN Indonesia (DU/DI), telah
membentuk Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional (MPKN). Salah satu tugas
pokoknya adalah memberikan masukan dalam memberikan saran dalam perumusan
2
masukan tersebut adalah berupa standar kompetensi bidang keahlian, yang dilakukan dalam bentuk Kelompok Bidang Keahlian (KBK). Sampai saat ini telah terbentuk 43 (empat puluh tiga) KBK dari berbagi sektor industri, dan diantaranya 22 (dua puluh dua) standar kompetensi telah diselesaikan dan telah disahkan oleh Ketua Umum MPKN. Selanjutnya 7 (tujuh) dari 22 standar kompetensi tersebut telah disempurnakan dan menjadi standar nasional, yaitu keahlian Hotel dan Restoran, Usaha Jasa Pariwisata, Otomotif, Mesin, Labortorium Kimia, Listrik Instalasi Pemakaian dan Apperal. Penyempurnaan standar kompetensi tersebut melalui IAPSD Project yang dibiayai oleh grant dari Pemerintah Australia. Pada tahun anggaran 2002 telah disusun dan disempurnakan menjadi standar nasional 5 (lima) bidang keahlian (kerjasama dengan LPPM ITB) yaitu Perkayuan khusus Perabot Kayu, Pemanfaatan tenaga Listrik, Surveying, Teknologi Informatika dan Tari Etnis (Yogyakarta, Bali dan Surakarta). Penyusunan standar kompetensi bidang keahlian mekanisasi pertanian sangat dibutuhkan karena bidang ini penting untuk mendukung pengembangan pembangunan pertanian terutama di wilayah pendesaan, sebagai pedoman untuk menyediakan tenaga profesional untuk mengelola sumberday agraris yang melimpah agar sektor pertanian lebih efisien dengan dukungan teknologi pertanian.
T
U J U A NP
E N Y U S U N A ND
O K U M E NDokumen ini merupakan Dokumen Standar Kompetensi Nasional Bidang Mekanisasi pertanian yang merupakan dokumen akhir pekerjaan penyusunan/penyempurnaan Standar Kompetensi menjadi Standar Nasional Kelompok Bidang Keahlian Mekanisasi Pertanian.
P
E N G E R T I A NS
T A N D A RK
O M P E T E N S IKata “kompetensi” ditinjau dari perspektif etimologi berasal dari kata kompeten atau
mampu. Kata mampu di sini diartikan sebagai kemampuan atau keahlian untuk
melakukan suatu pekerjaan atau aktifitas. Tinjauan lebih luas dari kata kompetensi
terkait dengan terminologi ketenagakerjaan, adalah suatu kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk melakukan suatu pekerjaan.
Tinjauan standar kompetensi dari segi bahasa dapat diartikan sebagai ukuran atau patokan yang disepakati, sedangkan kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dilandasi atas pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk melaksanakan pekerjaan.
Dengan demikian pengertian yang dimaksud dengan Standar Kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Dengan dikuasainya kompetensi tersebut, maka yang bersangkutan akan mampu:
1. Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan
2. Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
3.
Memutuskan apayang
harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbedadengan rencana semula
4.
Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.S
T R U K T U RS
T A N D A RK
O M P E T E N S IStruktur standar kompetensi adalah sebagai berikut:
1. Standar Kompetensi: sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksakan/melakukan pekerjaan tertentu
2. Unit Kompetensi: uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapaianya standar kompetensi, setiap unti kompetensi memiliki sejumlah sub kompetensi
3. Sub Kompetensi: sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati 4. Kriteria Unjuk Kerja: persyaratan sejauh mana sub kompetensi yang
dipersyaratkan tersebut terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan 5. Persyaratan Unjuk Kerja: pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks dimana
kriteria unjuk kerja tersebut diaplikasikan
6. Acuan penilaian: pernyataan kondisi atau konteks sebagai acuan dalam
melaksanakan penilaian.
4 Kode Unit
Terdiri dari berapa huruf dan angka yang disepakati oleh para pengembang dan industri terkait
Judul UnitMerupakan fungsi tugas/pekerjaan suatu unit kompetensi yang mendukung sebagian atau keseluruhan standar kompetensi. Judul unit biasanya menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif yang dapat terobservasi.
Uraian Unit
Penjelasan singkat tentang unit tersebut berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Merupakan elemen-elemen yang dibutuhkan untuk tercapainya unit kompetensi tersebut di atas (untuk setiap unit biasanya terdiri dari 2 hingga 6 Sub Kompetensi)
Pernyataan-pernyataan tentang hasil atau output yang diharapkan untuk setiap elemen/Sub Kompetensi yang dinyatakan dalam kalimat pasif dan terukur.
Untuk setiap subkompetensi sebaiknya mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap (KSA)
Persyaratan Unjuk Kerja
Menjelaskan kontek unit kompetensi dengan kondisi pekerjaan unit yang akan dilakukan, peraturan dan perundang-undangan yang terkait dan diberlakukan, prosedur atau kebijakan yang harus dipatuhi pada saat melakukan pekerjaan tersbut serta informasi tentang peralatan dan fasilitas yang diperlukan
Acuan Penilaian
Menjelaskan prosedur penilaian yang harus dilakukan
Persyaratan awal yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit yang dimaksud tersebut
Informasi tentang pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan terkait dan mendukung tercapainya kompetensi dimaksud
Aspek-aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi yang dimaksud
Pernyataan tentang jenjang/level kompetensi unit yang dimaksud Level kunci kompetensi
Kompetensi
kunci Mengum- pulkan informasi
Mengkomu- nikasikan ide dan informasi
Merencana- kan dan mengatur kegiatan
Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
Mengguna- kan ide dan teknik matematika
Memecah- kan persoalan atau masalah
Mengguna- kan teknologi
Level
kinerja 1 2 3 2 2 1 2
L
E V E LK
O M P E T E N S IPada dasarnya untuk satu satuan unit belum/tidak ada levelnya, akan tetapi masing- masing memiliki tingkat kesulitan berdasar pada level kinerja kompetensi kunci. Level kinerja kompetensi kunci akan menentukan tingkat kesukaran atau kompleksitas serta tingkat persyaratan yang harus dipenuhinya.
Unjuk kerja level 1:
Kompetensi dibutuhkan untuk melakukan aktifitas secara efisien, memuaskan berdasarkan kemampuan mandiri, dan memperoleh hasil kerja berdasarkan pada kriteria atau parameter yang telah ditetapkan.
Unjuk kerja level 2:
Kompetensi dibutuhkan untuk mengatur kegiatan yang memerlukan alternatif/pilihan, aplikasi dan integrasi dari sejumlah elemen untuk membuat penilaian (judgments) atas kualitas proses dan hasil.
Unjuk kerja level 3:
Kompetensi dibutuhkan untuk mengevaluasi dan merancang kembali proses, menetapkan dan menggunakan prinsip-prinsip (rumus) dalam rangka menentukan cara yang terbaik dan tepat untuk pendekatan kegiatan dan menetapkan kriteria untuk penilaian kualitas proses dan hasil.
Unit-Unit kompetensi dalam Standar Kompetensi suatu bidang keahlian dapat dikelompokkan kedalam 3(tiga) kategori, yaitu: kelompok umum, kelompok utama dan kelompok pilihan.
Kelompok Umum.
Kelompok ini mencakup unit-unit kompetensi yang berlaku dan dibutuhkan pada
hampir semua sub-sub bidang keahlian, yang berkaitan dengan keselamatan kerja,
berkomunikasi di tempat kerja, menggunakan komputer, memelihara dan menjaga
ruang kerja, menggunakan peralatan tangan
6
Pada kelompok ini mencakup unit-unit kompetensi yang berlaku dan dibutuhkan hanya untuk spesifik sub bidang keahlian (stream) tertentu dan merupakan unit yang wajib (compulsory) sub bidang keahlian dimaksud.
Kelompok Pilihan
Pada kelompok ini mencakup unit-unit kompetensi yang dapat ditambahkan kedalam sub bidang keahlian tertentu, sebagai pelengkap dan bersifat pilihan.
MEKANISASI PERTANIAN
Teknologi pertanian sering dipahami sebagai penggunaan mesin-mesin pertanian lapang (mechanization) pada proses produksi pertanian, bahkan sering dipandang sebagai traktorisasi. Pemahaman seperti itu dapat dimaklumi karena introduksi teknologi di bidang pertanian ketika itu diawali dengan gerakan mekanisasi pertanian untuk memacu produksi pangan terutama dengan penerapan traktor seperti percobaan mekanisasi pertanian di Sekon Timor-Timur tahun 1946, pool-pool traktor pada tahun 1958, perusahaan bahan makanan dan pembukaan lahan tahun 1958, serta PN. Mekatani (Mekanisasi Pertanian) tahun 1962.
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi
pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang
bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat
mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh
tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi
lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan
ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di
dalam produksi pertanian. Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang
sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang
mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses
produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya
teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan
teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi
robotik. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi.
Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani.
Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka.
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan introduksi mesin-mesin pertanian.
Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi irigasi dan drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih banyak lagi aspek lainnya yang belum disentuh secara sungguh-sungguh dan profesional.
Relevansinya dengan hal tersebut, beberapa hal penting yang harus dilaksanakan antara lain adalah merencanakan atau memperbaiki kondisi lahan (konsolidasi lahan).
Selain itu juga mendatangkan dan mengupayakan agar prasarana dan sarana pertanian sampai dan tersedia di lapangan tepat waktu sehingga dapat mengakselerasi pencapaian visi dan misi pertanian modern.
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan
bahwa jika teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan
diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti
akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal ekonomi dan politik dapat kita
8
global nanti kita sudah punya bekal paling tidak ketahanan pangan dalam menghadapi beberapa goncangan. Dengan ketahanan pangan berarti bahaya kekurangan pangan atau kelaparan akibat tajamnya persaingan pada era global dapat dihindarkan. Pada akhirnya kita punya modal kemandirian minimal dalam satu aspek pangan dan beberapa aspek lainnya misalnya keutuhan bangsa dan semangat untuk berkompetesi demi kemajuan bangsa yang berdaulat dan bermartabat.
Terdapat sejumlah permasalahan dalam upaya pengembangan teknologi pertanian berupa alat dan mesin pertanian (alsintan) di dalam negeri yakni: (1) sistem standarisasi, sertifikasi, dan pengujian alat dan mesin pertanian (alsintan) masih lemah, (2) pemanfaatan dan ketersediaan alat dan mesin (alsintan) masih kurang, (3) skala usaha penggunaan alat dan alsintan belum memadai, (4) dukungan perbengkelan masih lemah, (5) belum mantapnya kelembagaan alsintan, (6) belum optimalnya pengelolaan alsintan di sub sektor peternakan, dan (7) masih rendahnya partisipasi masyarakat/swasta dalam pemanfaatan dan pengembangan alsintan serta terbatasnya daya beli maupun permodalan akibat daya tukar produk pertanian yang makin menurun. Adapun tantangan yang dihadapi dalam pengembangan teknologi alat dan mesin pertanian adalah: (1) menyiapkan perangkat peraturan perundang- undangan tentang alsintan, (2) menumbuh kembangkan industri dan penerapan alsintan, (3) mengembangkan kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang mandiri untuk meningkatkan efisiensi penggunaan alsintan, (4) mengembangkan lembaga pengujian alsintan yang terakreditasi di daerah dalam rangka otonomi daerah, (5) mengembangkan alsintan sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan (6) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan alsintan.
Melihat permasalahan dan kebutuhan kemajuan mekanisasi pertanian saat ini, maka
dalam penyusunan standar kompetensi nasional diperlukan sub-sub-bidang
kompetensi sebagai berikut: 1) Bidang Budidaya, 2) Bidang Pasca Panen, 3) Bidang
Pengolahan, dan 4) Bidang Penunjang. Adapun bagan pembidangan kompetensi
mekanisasi pertanian adalah sebagai berikut:
Gambar 1 Bagan Bidang Kerja Mekanisasi Pertanian BIDANG MEKANISASI PERTANIAN
(MP)
BUDIDAYA (MP-1)
PASCA PANEN (MP-2)
MESIN PENGOLAH (MP-3)
PENUNJANG (MP-4)
PENGOLAHAN TANAH (MP-A1)
PEMELIHARAAN (MP-A2)
PEMANENAN (MP-A3)
PEMBERSIHAN (MP-2.1)
PENGANGKUTAN (MP-2.2)
PERONTOKAN (MP-2.3)
PENGECILAN UKURAN (MP-3.1)
PENCAMPURAN (MP-3.2)
EKSTRAKSI (MP-3.3)
PENGUKURAN DAN PEMETAAN
(MP-4.1)
PEMBUKAAN DAN PENYIAPAN LAHAN
(MP-4.2)
TENAGA PENGGERAK DAN TRAKTOR PERTANIAN
(MP-4.3)
BENGKEL PERTANIAN (MP-4.4)
ANGKUTAN DAN BONGKAR MUAT
(MP-4.5)
PENGOLAHAN TANAH (MP-1.1)
PENANAMAN (MP-1.2)
PEMELIHARAAN (MP-1.3)
PEMANENAN (MP-1.4)
PENGERINGAN (MP-2.4)
SORTASI DAN MUTU (MP-2.5)
PENGEMAS
(MP-3.4)
10
PEDOMAN PENGKODEAN UNIT KOMPETENSI BIDANG MEKANISASI PERTANIAN
Pengkodean unit kompetensi untuk bidang Mekanisasi Pertanian adalah sebagai berikut:
MEP : Menunjukkan Unit Kompetensi Bidang Mekanisasi Pertanian Digit ke-1 : Menunjukkan kategori kompetensi
Digit ke-2 : Menunjukkan Bidang Kerja Digit ke-3 : Menunjukkan Sub Bidang Kerja
Digit ke-4 : Menunjukkan Nomor Unit Kompetensi Digit ke-5 : Menunjukkan jenjang/level
Digit ke-6 : Menunjukkan edisi
Dengan contoh di atas, dapat dibaca MEP U.1.1.1.1a adalah unit kompetensi kategori umum untuk bidang kerja Mekanisasi Budidaya Tanaman, sub bidang kerja pengolahan tanah, unit kompetensi mengoperasikan alat dan mesin pengolahan tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan kering, berada pada jenjang/level pelaksana muda.
P
E M E T A A NU
N I T- U
N I TK
O M P E T E N S IPemaketan unit-unit kompetensi sesuai dengan jenjang pekerjaan, level sertifikat maupun kualifikasi pendidikan, didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertimbangan tersebut mencakup antara lain :
1. Jenjang atau level jabatan/kualifikasi yang ada di dunia industri/usaha atau bidang tertentu.
2. Tuntutan kebutuhan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan berdasar pada masing-masing jenjang
3. Karakteristik unit-unit kompetensi ditinjau dari aspek level performan kunci kompetensi yang dikandungnya, kelompok unit (umum, inti atau pilihan).
4. Gambaran umum diskripsi kompetensi pada kerangka kualifikasi diklat
Untuk memperoleh hasil pemaketan yang relevan dengan kebutuhan dunia usaha/industri dan kualifikasi diklat, maka perlu disandingkan antara keduanya. Bagan berikut mengilustrasikan penyandingan antara kualifikasi diklat kejuruan, vokasi dan jenjang jabatan di industri.
Kode Mekanisasi Pertanian
Digit 2
MEP U. 1.1.1.1a.A
Digit 1 Digit 3 Digit 4 Digit 5 Digit 6
K
U A L I F I K A S IJ
E N J A N GU
N I TK
O M P E T E N S I K ET
I N G K A TP
E N D I D I K A N1. Jenjang/Level 1 disebut dengan Pelaksana 1 (P1) : setara dengan pendidikan SMK tahun kedua
2. Jenjang/Level 2 disebut dengan Pelaksana 2 (P2): setara dengan pendidikan lulus SMK
3. Jenjang/Level 3 disebut dengan Pelaksana 3 (P3): setara dengan pendidikan diploma 1
4. Jenjang/Level 4 disebut dengan Teknisi 1 (T1): setara dengan pendidikan diploma 2 5. Jenjang/Level 5 disebut dengan Teknisi 2 (T2): setara dengan pendidikan diploma 3 6. Jenjang/Level 6 disebut dengan Teknisi 3 (T3): setara dengan pendidikan diploma 4
atau strata 1 (S1)
Keahlian Bidang Mekanisasi Pertanian terbagi menjadi 13 (tigabelas) sub bidang kerja, yaitu:
1. Kualifikasi Mekanisasi Pengolahan Tanah 2. Kualifikasi Mekanisasi Penanaman
3. Kualifikasi Mekanisasi Pemeliharaan Tanaman 4. Kualifikasi Mekanisasi Pemanenan
5. Kualifikasi Mekanisasi Perontokan
6. Kualifikasi Mekanisasi Pengeringan
7. Kualifikasi Mekanisasi Sortasi dan Mutu
8. Kualifikasi mekanisasi Pengecilan Ukuran
9. Kualifikasi Mekanisasi Pembesihan
10. Kualifikasi Mekanisasi Pengangkutan
11. Kualifikasi Mekanisasi Pencampuran
12. Kualifikasi Mekanisasi Ekstraksi
13. Kualifikasi Mekanisasi Pengemasan
12 1.1. Sub Bidang Pengolahan Tanah
KODE DESKRIPSI
MEP 1.1.01.1a.A Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan kering
MEP 1.1.02.1b.A Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan sawah
MEP 1.1.03.1c.A Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan kering
MEP 1.1.04.1c.A Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan sawah
1.2. Sub Bidang Penanaman
KODE DESKRIPSI
MEP 1.2.01.1a.A Mengoperasikan alat mesin penanam benih tipe dorong
MEP 1.2.02.1a.A Mengoperasikan alat mesin penanam bibit (planter) tipe dorong MEP 1.2.03.1a.A Mengoperasikan alat mesin penanam stek tipe dorong
MEP 1.2.04.1b.A Mengoperasikan alat mesin penanam benih yang ditarik traktor roda dua
MEP 1.2.05.1b.A Mengoperasikan alat mesin penanam bibit (planter) yang ditarik traktor roda dua MEP 1.2.06.1b.A Mengoperasikan alat mesin penanam stek yang ditarik traktor roda dua
MEP 1.2.07.1c.A Mengoperasikan alat mesin penanam benih yang ditarik traktor roda empat
MEP 1.2.08.1c.A Mengoperasikan alat mesin penanam bibit (planter) yang ditarik traktor roda empat MEP 1.2.09.1c.A Mengoperasikan alat mesin pindah tanam bibit padi (rice transplanter)
MEP 1.2.10.2b.A Melakukan supervisi pekerjaan dengan alat mesin penanam benih yang ditarik traktor roda empat
MEP 1.2.11.2b.A Mengoperasikan alat mesin penanam stek yang ditarik traktor roda empat MEP 1.2.12.2c.A Melakukan supervisi pekerjaan dengan alat mesin penanam bibit (planter) yang
ditarik traktor roda empat
MEP 1.2.13.2c.A Melakukan supervisi pekerjaan dengan alat mesin pindah tanam bibit padi (rice
transplanter)1.3. Sub Bidang Pemeliharaan Tanaman
KODE DESKRIPSI
MEP 1.3.01.1a.A Mengoperasikan alat irigasi dengan pompa hidram MEP 1.3.02.1a.A Mengoperasikan alat irigasi dengan pompa sentrifugal
MEP 1.3.03.1a.A Mengoperasikan alat mesin pemupuk pupuk butiran atau pelet tipe dorong MEP 1.3.04.1a.A Mengoperasikan alat penyemprot manual tipe gendong (knapsack hand sprayer) MEP 1.3.05.1b.A Mengoperasikan alat mesin pemupuk pupuk butiran atau pelet yang ditarik traktor
roda dua
MEP 1.3.06.1b.A Mengoperasikan mesin penyiang mekanis (mechanical weeder) tipe dorong MEP 1.3.07.1b.A Mengoperasikan mesin penyiang mekanis (mechanical weeder) yang ditarik traktor
roda dua
MEP 1.3.08.1b.A Mengoperasikan mesin penyemprot bermotor tipe gendong (knapsack blower sprayer)
Sub Bidang Pemeliharaan Tanaman (Lanjutan)
MEP 1.3.09.1c.A Mengoperasikan alat irigasi dengan pompa aksial
MEP 1.3.10.1c.A Mengoperasikan alat mesin pemupuk pupuk butiran atau pelet yang ditarik traktor roda empat
MEP 1.3.11.1c.A Mengoperasikan alat mesin penyemprot pupuk cair (liquid fertilizer sprayer) MEP 1.3.12.1c.A Mengoperasikan mesin penyiang mekanis (mechanical weeder) yang ditarik traktor
roda empat
MEP 1.3.13.1c.A Mengoperasikan alat mesin penyemprot tenaga surya (solar energy sprayer) MEP 1.3.14.1c.A Mengoperasikan mesin penyemprot bermotor portabel (portable power sprayer) MEP 1.3.15.1c.A Mengoperasikan boom sprayer
MEP 1.3.16.1c.A Mengoperasikan instrumen penghalau hama dengan ultra sonic MEP 1.3.17.2a.A Mengoperasikan alat irigasi curah (sprinkler)
MEP 1.3.18.2a.A Mengoperasikan alat irigasi tetes single
MEP 1.3.19.2b.A Mengoperasikan alat irigasi curah mikro (mikro sprinkler)
MEP 1.3.20.2b.A Mengoperasikan alat irigasi tetes tipe spiral (inline, side, labirinth dan thread) MEP 1.3.21.2b.A Melakukan supervisi pekerjaan pemupukan dengan alat mesin pemupuk pupuk
butiran atau pelet yang ditarik traktor roda empat
MEP 1.3.22.2b.A Melakukan supervisi pekerjaan penyiangan dengan mesin penyiang mekanis (mechanical weeder) yang ditarik traktor roda empat
MEP 1.3.23.2b.A Melakukan supervisi pekerjaan penyemprotan dengan alat mesin penyemprot bermotor portabel (portable power sprayer)
MEP 1.3.24.2c.A Mengoperasikan alat mesin irigasi curah (boom sprinkler)
MEP 1.3.25.2c.A Mengoperasikan alat mesin irigasi tetes tipe perforated (fia flow dan distributed) MEP 1.3.26.2c.A Melakukan supervisi pekerjaan penyemprotan dengan alat mesin penyemprot tenaga
surya (solar energy sprayer)
MEP 1.3.27.2c.A Melakukan supervisi pekerjaan penyemprotan dengan boom sprayer
MEP 1.3.28.2c.A Melakukan supervisi pekerjaan dengan instrumen penghalau hama dengan ultra sonic
1.4. Sub Bidang Pemanenan
KODE DESKRIPSI
MEP 1.4.01.1a.A Mengoperasikan alat mesin pemotong padi (reaper) MEP 1.4.02.1b.A Mengoperasikan mesin pemotong padi ikat (reaper binder)
MEP 1.4.03.1b.A Mengoperasikan alatmesin pemotong rumput tipe dorong (reel mower dan rotary
mower)MEP 1.4.04.1b.A Mengoperasikan alat mesin pemotong rumput tipe kemudi (riding reel mower dan
riding rotary mower)MEP 1.4.05.1c.A Mengoperasikan head-feed combine harvester (Japanese type combine harvester) MEP 1.4.06.1c.A Mengoperasikan conventional combine harvester
MEP 1.4.07.1c.A Mengoperasikan alat mesin pemanen tebu (cane harvester) MEP 1.4.08.1c.A Mengoperasikan alat mesin pemanen umbi-umbian MEP 1.4.09.1c.A Mengoperasikan alat mesin pemetik pucuk daun (picker) MEP 1.4.10.1c.A Mengoperasikan alat mesin pemetik buah
MEP 1.4.11.1c.A Mengoperasikan alat mesin pencabut singkong
MEP 1.4.12.2b.A Melakukan supervisi pekerjaan pemanenan dengan head-feed combine harvester (Japanese type combine harvester)
MEP 1.4.13.2b.A Melakukan supervisi pekerjaan pemanenan dengan conventional combine harvester MEP 1.4.14.2b.A Melakukan supervisi pekerjaan pemanenan dengan alat mesin pemetik pucuk daun
(picker)
14
MEP 1.4.15.2b.A Melakukan supervisi pekerjaan pemanenan dengan alat mesin pencabut singkong MEP 1.4.16.2c.A Melakukan supervisi pekerjaan pemanenan dengan alat mesin pemanen tebu (cane
harvester)
MEP 1.4.17.2c.A Melakukan supervisi pekerjaan pemanenan dengan alat mesin pemanen umbi- umbian
MEP 1.4.18.2c.A Melakukan supervisi pekerjaan pemanenan dengan alat mesin pemetik buah
Kode Unit MEP 1.1.01.1a.A
Judul Unit Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan kering
Uraian Unit Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk mengoperasikan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan kering
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 01. Mempersiapkan pekerjaan
pengolahan tanah
Prosedur pemeriksaaan kondisi dan kelengkapan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan kering dikuasai dengan benar sesuai Buku Petunjuk
Alat mesin pengolah tanah diidentifikasi dan dibedakan berdasarkan spesifikasi teknis dan kapasitas
Kesiapan alat mesin serta traktor roda dua diperiksa secara teliti
Traktor roda dua serta alat mesin pengolah tanah dibawa dari garasi ke lahan dengan benar dan aman
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 02. Menggandeng implemen Prosedur penggandengan implemen dikuasai dengan benar sesuai
Buku Petunjuk
Implemen alat mesin pengolah tanah diidentifikasi dan dibedakan berdasarkan spesifikasi teknis dan kapasitas
Implemen alat mesin pengolah tanah dipasang pada titik gandeng atau PTO dengan benar
Implemen alat mesin yang telah dipasang, disetel dengan benar sesuai kondisi kerja yang dibutuhkan
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan segera diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja
03. Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah
Prosedur pengoperasian alat mesin pengolah tanah dikuasai dengan benar sesuai buku petunjuk
Pembagian luas lahan dan head land dilakukan dengan benar sesuai pola lintasan pengolahan yang telah ditetapkan
Alat mesin pengolah tanah dioperasikan dengan benar dan dengan meminimalkan kehilangan waktu kerja
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 04. Menyelesaikan pekerjaan dan
merawat alat mesin pengolah tanah
Kondisi akhir pengolahan tanah diperoleh sesuai standar
Implemen alat mesin dibersihkan, dilepaskan dari traktor sambil diperiksa kelengkapan dan kondisinya
Alat mesin diangkut dari lahan ke garasi dengan baik dan benar dengan menggunakan traktor roda dua dan trailer
Prosedur perawatan alat mesin pengolah tanah dikuasai dengan benar sesuai Buku Petunjuk
Alat mesin pengolah tanah diperiksa secara teliti terutama bagian- bagian yang bergerak relatif
Tindakan perawatan berupa pelumasan, penyetelan dan
pengencangan, dan pemeliharaan kebersihan serta pemeliharaan kebersihan dilakukan secara rutin dan berkala
Kerusakan ringan segera segera diperbaiki agar alat mesin berfungsi dengan baik dan layak untuk dioperasikan
Mengisi formulir laporan pekerjaan yang telah ditentukan
16 Dalam melaksanakan kompetensi ini harus didukung dengan terpenuhinya persyaratan sebagai berikut :
1. Tersedia Buku Petunjuk yang berkaitan dengan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan kering.
2. Tersedia akses jalan masuk ke dalam lahan 3. Kemiringan lahan < 15%
4. Lahan dalam kondisi siap olah (bebas dari tunggul, batu, dan benda-benda lain yang mengganggu) 5. Kadar air tanah berada pada sekitar kapasitas lapang
6. Alat mesin dalam kondisi baik.
7. Tool box dengan alat-alat perawatan utama tersedia dalam kondisi baik Acuan Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian pada unit kompetensi ini harus mempertimbangkan :
1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya : mengoperasikan motor bensin (MEP 4.3.01.1a.A) dan motor diesel (MEP 4.3.02.1a.A)
2. Kompetensi harus diujikan di tempat kerja dengan kondisi kerja normal..
3. Penilaian terhadap pengetahuan yang meliputi :
a. Jenis, sifat, dan kondisi tanah untuk memilih implemen pengolahan tanah lahan kering b. Jenis tanaman yang akan ditanam untuk menentukan kedalaman olah lahan kering c. Kualitas hasil pengolahanan tanah lahan kering
4. Penilaian terhadap ketrampilan yang meliputi :
a. Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah dengan meminimumkan kehilangan waktu kerja dengan kualitas hasil pengolahanan tanah yang sesuai standar pengolahan tanah lahan kering
b. Melakukan perbaikan bila terjadi kerusakan ringan pada alat mesin 5. Penilaian terhadap sikap yang meliputi :
a. Memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja
b. Peduli terhadap gejala-gejala gangguan dan atau kerusakan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan kering
c. Memperhatikan kebersihan alat mesin setelah menyelesaikan pengoperasian alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan kering .
6. Aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi:
a. Hasil pengolahan tanah sesuai standar pengolahan tanah lahan kering b. Alat mesin pengolah tanah terhindar dari kerusakan dan dalam kondisi baik
Level kunci kompetensi Kompetensi
kunci
Mengumpul kan informasi
Mengkomu nikasikan ide dan informasi
Merencan akan dan mengatur kegiatan
Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
Mengguna kan ide dan teknik matematika
Memecah kan persoalan/
masalah
Mengguna kan teknologi
Level kerja 1 1 1 1 1 1 1
Kode Unit MEP 1.1.02.1b.A
Judul Unit Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan sawah
Uraian Unit Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk mengoperasikan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan sawah
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 01. Mempersiapkan pekerjaan
pengolahan tanah
Prosedur pemeriksaan kondisi dan kelengkapan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktir roda dua pada lahan sawah dikuasai dengan benar sesuai Buku Petunjuk
benar sesuai Buku Petunjuk
Alat mesin pengolah tanah diidentifikasi dan dibedakan berdasarkan spesifikasi teknis dan kapasitas
Kesiapan alat mesin serta traktor roda dua diperiksa secara teliti
Traktor roda dua serta alat mesin pengolah tanah dibawa dari garasi ke lahan dengan benar dan aman
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 02. Menggandeng implemen Prosedur penggandengan implemen dikuasai dengan benar sesuai
Buku Petunjuk
Implemen alat mesin pengolah tanah dipasang pada titik gandeng atau PTO dengan benar, dan roda ban diganti roda apung
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan segera diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja
03. Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah
Prosedur pengoperasian alat mesin pengolah tanah dikuasai dengan benar sesuai buku petunjuk
Pembagian luas lahan dan head land dilakukan dengan benar sesuai pola lintasan pengolahan yang telah ditetapkan
Alat mesin pengolah tanah dioperasikan dengan benar dan dengan meminimalkan kehilangan waktu kerja
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 04. Menyelesaikan pekerjaan dan
merawat alat mesin pengolah tanah
Kondisi akhir pengolahan tanah diperoleh sesuai standar
Implemen alat mesin dibersihkan, dilepaskan dari traktor sambil diperiksa kelengkapan dan kondisinya, roda apung diganti dnegan roda ban
Alat mesin diangkut dari lahan ke garasi dengan baik dan benar dengan menggunakan traktor roda dua dan trailer
Prosedur perawatan alat mesin pengolah tanah dikuasai dengan benar sesuai Buku Petunjuk
Alat mesin pengolah tanah diperiksa secara teliti, terutama bagian- bagian yang bergerak relatif
Tindakan perawatan berupa pelumasan, penyetelan dan
pengencangan, dan pemeliharaan kebersihan serta pemeliharaan kebersihan dilakukan secara rutin dan berkala
Kerusakan ringan segera segera diperbaiki agar alat mesin berfungsi dengan baik dan layak untuk dioperasikan
Mengisi formulir laporan pekerjaan yang telah ditentukan Persyaratan Unjuk Kerja
Dalam melaksanakan kompetensi ini harus didukung dengan terpenuhinya persyaratan sebagai berikut : 1. Tersedia Buku Petunjuk alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan sawah 2. Tersedia akses jalan masuk ke dalam lahan
3. Sawah dalam kondisi siap olah (terairi dengan baik) 4. Alat mesin dalam kondisi baik
5. Tool box dengan alat-alat perawatan utama tersedia dalam kondisi baik
18 Dalam melaksanakan penilaian pada unit kompetensi ini harus mempertimbangkan :
1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya : mengoperasikan motor bensin (MEP 4.3.01.1a.A) dan motor diesel (MEP 4.3.02.1a.A)
2. Kompetensi harus diujikan di tempat kerja dengan kondisi kerja normal.
3. Penilaian terhadap pengetahuan yang meliputi :
a. Jenis, sifat, dan kondisi tanah untuk memilih implemen pengolah tanah lahan sawah b. Jenis tanaman yang akan ditanam untuk menentukan kedalaman olah lahan sawah c. Kualitas hasil pengolahan tanah lahan sawah
4. Penilaian terhadap ketrampilan yang meliputi :
a. Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah dengan meminimumkan kehilangan waktu kerja dengan kualitas hasil pengolahanan tanah yang sesuai standar pengolahan tanah lahan sawah
b. Melakukan perbaikan bila terjadi kerusakan ringan pada alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan sawah
5. Penilaian terhadap sikap yang meliputi :
a. Memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja
b. Peduli terhadap gejala-gejala gangguan dan atau kerusakan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan sawah
c. Memperhatikan kebersihan alat mesin setelah menyelesaikan pengoperasian alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda dua pada lahan sawah.
6. Aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi:
a. Hasil pengolahan tanah sesuai standar pengolahan tanah lahan sawah b. Alat mesin pengolah tanah terhindar dari kerusakan dan dalam kondisi baik Level kunci kompetensi
Kompetensi kunci
Mengumpul kan informasi
Mengkomu nikasikan ide dan informasi
Merencan akan dan mengatur kegiatan
Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
Mengguna kan ide dan teknik matematika
Memecah kan persoalan/
masalah
Mengguna kan teknologi
Level kerja 1 1 2 1 1 1 1
Kode Unit MEP 1.1.03.1c.A
Judul Unit Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan kering
Uraian Unit Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk mengoperasikan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan kering
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 01. Mempersiapkan pekerjaan
pengolahan tanah
Prosedur pemeriksaan kondisi dan kelengkapan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan kering dikuasai dengan benar sesuai Buku Petunjuk
Kesiapan mesin diperiksa
Traktor roda empat serta alat mesin pengolah tanah dibawa dari garasi ke lahan dengan benar dan aman
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 02. Menggandeng implemen Prosedur penggandengan implemen dikuasai dengan benar sesuai
Buku Petunjuk
Alat mesin pengolah tanah diidentifikasi dan dibedakan berdasarkan spesifikasi teknis dan kapasitas
Implemen alat mesin pengolah tanah dipasang pada titik gandeng atau PTO dengan benar
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 03. Mengoperasikan alat mesin
pengolah tanah
Prosedur pengoperasian alat mesin pengolah tanah dikuasai dengan benar sesuai buku petunjuk
Pembagian luas lahan dan head land dilakukan dengan benar sesuai pola lintasan pengolahan yang telah ditetapkan
Alat mesin pengolah tanah dioperasikan dengan benar dan dengan meminimalkan kehilangan waktu kerja
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 04. Menyelesaikan pekerjaan dan
merawat alat mesin pengolah tanah
Kondisi akhir pengolahan tanah diperoleh sesuai standar
Implemen alat mesin dibersihkan, dilepaskan dari traktor sambil diperiksa kelengkapan dan kondisinya
Alat mesin diangkut dari lahan ke garasi dengan baik dan benar dengan menggunakan traktor roda empat dan trailer
Prosedur perawatan alat mesin pengolah tanah dikuasai dengan benar sesuai Buku Petunjuk
Alat mesin pengolah tanah diperiksa secara teliti terutama bagian- bagian yang bergerak relatif
Tindakan perawatan berupa pelumasan, penyetelan dan
pengencangan, dan pemeliharaan kebersihan serta pemeliharaan kebersihan dilakukan secara rutin dan berkala
Kerusakan ringan segera segera diperbaiki agar alat mesin berfungsi dengan baik dan layak untuk dioperasikan
Mengisi formulir laporan pekerjaan yang telah ditentukan Persyaratan Unjuk Kerja
Dalam melaksanakan kompetensi ini harus didukung dengan terpenuhinya persyaratan sebagai berikut : 1. Tersedia Buku Petunjuk alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan kering 2. Tersedia jalan akses masuk ke dalam lahan
3. Kemiringan lahan < 15%
4. Lahan dalam kondisi siap olah (bebas dari tunggul, batu, dan benda-benda lain yang mengganggu) 5. Lahan dalam keadaan kering yang sesuai untuk mobilitas traktor dan aman dari resiko pemadatan tanah 6. Alat mesin dalam kondisi baik.
7. Toolbox dengan alat-alat perawatan utama tersedia dalam kondisi baik
20 Dalam melaksanakan penilaian pada unit kompetensi ini harus mempertimbangkan :
1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya : mengoperasikan motor bensin (MEP 4.3.01.1a.A) dan motor diesel (MEP 4.3.02.1a.A)
2. Kompetensi harus diujikan di tempat kerja dengan kondisi kerja normal.
3. Penilaian terhadap pengetahuan yang meliputi :
a. Jenis, sifat, dan kondisi untuk memilih implemen pengolahan tanah lahan kering b. jenis tanaman yang akan ditanam untuk menentukan kedalaman olah lahan kering c. Kualitas hasil pengolahanan tanah lahan kering
4. Penilaian terhadap ketrampilan yang meliputi :
a. Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah dengan meminimumkan kehilangan waktu kerja dengan kualitas hasil pengolahan tanah yang sesuai standar pengolahan tanah lahan kering
b. Melakukan perbaikan bila terjadi kerusakan ringan pada alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan kering
5. Penilaian terhadap sikap yang meliputi :
a. Memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja
b. Peduli terhadap gejala-gejala gangguan dan atau kerusakan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan kering
c. Memperhatikan kebersihan alat mesin setelah menyelesaikan pengoperasian alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan kering.
6. Aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi:
a. Hasil pengolahan tanah sesuai standar pengolahan tanah lahan kering b. Alat mesin pengolah tanah terhindar dari kerusakan dan dalam kondisi baik
Level kunci kompetensi Kompetensi
kunci
Mengumpul kan informasi
Mengkomu nikasikan ide dan informasi
Merencan akan dan mengatur kegiatan
Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
Mengguna kan ide dan teknik matematika
Memecah kan persoalan/
masalah
Mengguna kan teknologi
Level kerja 1 1 2 1 1 2 1
Kode Unit MEP 1.1.04.1c.A
Judul Unit Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan sawah
Uraian Unit Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk mengoperasikan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan sawah
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 01. Mempersiapkan pekerjaan
pengolahan tanah
Prosedur pemeriksaan kondisi dan kelengkan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat dikuasai dengan benar sesuai Buku Petunjuk
Kesiapan alat mesin diperiksa secara teliti
Traktor roda empat serta alat mesin pengolah tanah dibawa dari garasi ke lahan dengan benar dan aman
Roda apung dipasang dengan benar
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 02. Menggandeng implemen Prosedur penggandengan implemen dikuasai dengan benar sesuai
Buku Petunjuk
Alat mesin pengolah tanah diidentifikasi dan dibedakan berdasarkan spesifikasi teknis dan kapasitas
Implemen alat mesin pengolah tanah dipasang pada titik gandeng atau PTO dengan benar
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 03. Mengoperasikan alat mesin
pengolah tanah
Prosedur pengoperasian alat mesin pengolah tanah dikuasai dengan benar sesuai buku petunjuk
Pembagian luas lahan dan head land dilakukan dengan benar sesuai pola lintasan pengolahan yang telah ditetapkan
Alat mesin pengolah tanah dioperasikan dengan benar dan dengan meminimalkan kehilangan waktu kerja
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 04. Menyelesaikan pekerjaan dan
merawat alat mesin pengolah tanah
Kondisi akhir pengolahan tanah diperoleh sesuai standar
Implemen alat mesin dibersihkan, dilepaskan dari traktor sambil diperiksa kelengkapan dan kondisinya
Alat mesin diangkut dari lahan ke garasi dengan baik dan benar dengan menggunakan traktor roda empat dan trailer
Prosedur perawatan alat mesin pengolah tanah dikuasai dengan benar sesuai Buku Petunjuk
Alat mesin pengolah tanah diperiksa secara teliti terutama bagian- bagian yang bergerak relatif
Tindakan perawatan berupa pelumasan, penyetelan dan
pengencangan, dan pemeliharaan kebersihan serta pemeliharaan kebersihan dilakukan secara rutin dan berkala
Kerusakan ringan segera segera diperbaiki agar alat mesin berfungsi dengan baik dan layak untuk dioperasikan
Mengisi formulir laporan pekerjaan yang telah ditentukan Persyaratan Unjuk Kerja
Dalam melaksanakan kompetensi ini harus didukung dengan terpenuhinya persyaratan sebagai berikut : 1. Tersedia Buku Petunjuk alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan sawah 2. Tersedia jalan akses dari jalan kebun ke dalam sawah
3. Sawah dalam kondisi siap olah (terairi dengan baik) 4. Alat mesin dalam kondisi baik.
5. Tool box dengan alat-alat perawatan utama tersedia dalam kondisi baik
22 Dalam melaksanakan penilaian pada unit kompetensi ini harus mempertimbangkan :
1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya : mengoperasikan motor bensin (MEP 4.3.01.1a.A) dan motor diesel (MEP 4.3.02.1a.A)
2. Kompetensi harus diujikan di tempat kerja dengan kondisi kerja normal.
3. Penilaian terhadap pengetahuan yang meliputi :
c. Jenis, sifat, dan kondisi untuk memilih implemen pengolahan tanah lahan sawah.
d. Jenis tanaman yang akan ditanam untuk menentukan kedalaman olah lahan sawah.
e. Kualitas hasil pengolahanan tanah
4. Penilaian terhadap ketrampilan yang meliputi :
a. Mengoperasikan alat mesin pengolah tanah dengan meminimumkan kehilangan waktu kerja dengan kualitas hasil pengolahanan tanah yang sesuai standar.
b. Melakukan perbaikan bila terjadi kerusakan ringan pada alat mesin mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan sawah.
5. Penilaian terhadap sikap yang meliputi :
a. Memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja
b. Peduli terhadap gejala-gejala gangguan dan atau kerusakan alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan sawah
c. Memperhatikan kebersihan alat mesin setelah menyelesaikan pengoperasian alat mesin pengolah tanah yang ditarik traktor roda empat pada lahan sawah.
6. Aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi:
a. Hasil pengolahan tanah sesuai standar pengolahan tanah lahan sawah b. Alat mesin pengolah tanah terhindar dari kerusakan dan dalam kondisi baik
Level kunci kompetensi Kompetensi
kunci
Mengumpul kan informasi
Mengkomu nikasikan ide dan informasi
Merencanak an dan mengatur kegiatan
Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
Mengguna kan ide dan teknik matematika
Memecah kan persoalan/
masalah
Mengguna kan teknologi
Level kerja 1 1 2 1 1 2 1
Kode Unit MEP 1.2.01.1a.A
Judul Unit Mengoperasikan alat mesin penanam benih tipe dorong
Uraian Unit Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk mengoperasikan alat mesin penanam benih tipe dorong Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
01. Mempersiapkan pekerjaan penanaman benih
Prosedur pemeriksaan kondisi dan kelengkapan alat mesin penanam benih tipe dorong dikuasai dengan benar sesuai Buku Petunjuk
Kesiapan alat mesin diperiksa secara teliti
Alat mesin penanam benih tipe dorong dibawa dari garasi ke lahan dengan benar dan aman
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 02. Memilih tipe penjatah benih
(matering device)
Prosedur pemilihan tipe penjatah dikuasai dengan benar sesuai Buku Petunjuk
Alat mesin penanam benih diidentifikasi dan dibedakan berdasarkan spesifikasi teknis dan kapasitas.
Karakteristik benih diidentifikasi dan dibedakan berdasarkan spesifikasi teknis dan kapasitas
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 03. Mengoperasikan alat mesin
penanam benih
Prosedur pengoperasian alat mesin penanam benih dikuasai dengan benar sesuai buku petunjuk.
Alat mesin penanam benih dioperasikan dengan benar dan dengan meminimalkan kehilangan waktu kerja
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 04. Menyelesaikan pekerjaan dan
merawat alat mesin penanam benih
Kondisi akhir penanaman diperoleh sesuai standar
Prosedur perawatan alat mesin penanam benih dikuasai dengan benar sesuai Buku Petunjuk
Alat mesin penanam benih diperiksa secara teliti, terutama bagian- bagian yang bergerak relatif
Tindakan perawatan berupa pelumasan, penyetelan dan
pengencangan, dan pemeliharaan kebersihan dilakukan secara rutin dan berkala
Kerusakan ringan segera diperbaiki agar alat mesin berfungsi dengan baik dan layak untuk dioperasikan
Mengisi formulir laporan pekerjaan yang telah ditentukan Persyaratan Untuk Kerja
Dalam melaksanakan kompetensi ini harus didukung dengan terpenuhinya persyaratan sebagai berikut : 1. Tersedia Buku Petunjuk alat mesin penaman benih
2. Lahan dalam kondisi siap tanam (bebas dari tunggul, batu, dan benda-benda lain yang mengganggu) 3. Kondisi benih dalam keadaan baik
4. Alat mesin dalam kondisi baik.
5. Tool box dengan alat-alat perawatan utama tersedia dalam kondisi baik
24 Dalam melaksanakan penilaian pada unit kompetensi ini harus mempertimbangkan :
1. Kompetensi harus diujikan di tempat kerja dengan kondisi kerja normal.
2. Penilaian terhadap pengetahuan yang meliputi :
a. Jenis, sifat, dan kondisi tanah untuk menentukan metode penanaman
b. Jenis, sifat, dan kondisi benih yang akan ditanam untuk menentukan metode penanaman c. Sistem transmisi daya dan penjatahan benih pada alat mesin penanam benih tipe dorong d. Karakteristik alat mesin penanam benih tipe dorong
e. Pemilihan tipe penjatah benih yang digunakan untuk effisiensi penanaman f. Kualitas hasil penanaman
3. Penilaian terhadap ketrampilan yang meliputi :
a. Mengoperasikan alat mesin penanam benih dengan meminimumkan kehilangan waktu kerja dengan kualitas hasil penanaman yang sesuai standar.
b. Melakukan perbaikan bila terjadi kerusakan ringan pada alat mesin penanam benih tipe dorong.
4. Penilaian terhadap sikap yang meliputi :
a. Memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja
b. Peduli terhadap gejala-gejala gangguan dan atau kerusakan alat mesin penanam benih tipe dorong c. Memperhatikan kebersihan alat mesin setelah menyelesaikan pengoperasian alat mesin penanam benih
tipe dorong.
5. Aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi:
a. Hasil penanaman sesuai standar
b. Alat mesin penanam benih terhindar dari kerusakan dan dalam kondisi baik
Level kunci kompetensi Kompetensi
kunci
Mengumpul kan informasi
Mengkomu nikasikan ide dan informasi
Merencanak an dan mengatur kegiatan
Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
Mengguna kan ide dan teknik matematika
Memecah kan persoalan/
masalah
Mengguna kan teknologi
Level kerja 1 1 1 1 1 1 1
Kode Unit MEP 1.2.02.1a.A
Judul Unit Mengoperasikan alat mesin penanam bibit (planter) tipe dorong Uraian Unit Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diperlukan untuk mengoperasikan alat mesin penanam bibit (planter) tipe dorong
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 01. Mempersiapkan pekerjaan
penanaman bibit
Prosedur pemeriksaan kondisi dan kelengkapan alat mesin penanam bibit (planter) tipe dorong dikuasai dengan benar sesuai Buku Petunjuk
Kesiapan alat mesin diperiksa secara teliti
Alat mesin penanam bibit diidentifikasi dan dibedakan berdasarkan spesifikasi teknis dan kapasitas.
Alat mesin penanam bibit tipe dorong dibawa dari garasi ke lahan dengan benar dan aman
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 02. Mempersiapkan bibit Prosedur pelaksanaan pembibitan dikuasai dengan benar sesuai Buku
Petunjuk
Kesiapan bibit diperiksa secara teliti
Bibit yang siap tanam dipersiapkan secara hati-hati dan teliti
Bibit dimasukan ke dalam hoper alat mesin penanam secara baik dan benar
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 03. Mengoperasikan alat mesin
penanam bibit
Prosedur pengoperasian alat mesin penanam bibit dikuasai dengan benar sesuai buku petunjuk.
Alat mesin penanam bibit dioperasikan dengan benar dengan meminimalkan kehilangan waktu kerja
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan dan kecelakaan
diidentifikasi dan diambil tindakan sesuai prosedur keselamatan kerja 04. Menyelesaikan pekerjaan dan
merawat alat mesin penanam bibit
Kondisi akhir penanaman diperoleh sesuai standar
Prosedur perawatan alat mesin penanam bibit dikuasai dengan benar sesuai Buku Petunjuk
Alat mesin penanam bibit diperiksa secara teliti, terutama bagian- bagian yang bergerak relatif
Tindakan perawatan berupa pelumasan, penyetelan dan
pengencangan, dan pemeliharaan kebersihan dilakukan secara rutin dan berkala
Kerusakan ringan segera diperbaiki agar alat mesin berfungsi dengan baik dan layak untuk dioperasikan
Mengisi formulir laporan pekerjaan yang telah ditentukan Persyaratan Untuk Kerja
Dalam melaksanakan kompetensi ini harus didukung dengan terpenuhinya persyaratan sebagai berikut : 1. Tersedia Buku Petunjuk yang berkaitan dengan alat mesin penanam bibit tipe dorong
2. Lahan dalam kondisi siap tanam (bebas dari tunggul, batu, dan benda-benda lain yang mengganggu) 3. Kondisi bibit dalam keadaan baik dan siap tanam
4. Alat mesin dalam kondisi baik.
5. Tool box dengan alat-alat perawatan utama tersedia dalam kondisi baik
26 Dalam melaksanakan penilaian pada unit kompetensi ini harus mempertimbangkan :
1. Kompetensi harus diujikan di tempat kerja dengan kondisi kerja normal.
2. Penilaian terhadap pengetahuan yang meliputi :
a. Jenis, sifat, dan kondisi tanah untuk menentukan metode penanaman
b. Jenis, sifat, dan kondisi bibit yang akan ditanam untuk menentukan metode penanaman c. Sistem transmisi daya dan penjatahan bibit pada alat mesin penanam benih tipe dorong d. Karakteristik alat mesin penanam bibit tipe dorong
e. Kualitas hasil penanaman
3. Penilaian terhadap ketrampilan yang meliputi :
a. Mengoperasikan alat mesin penanam bibit dengan meminimumkan kehilangan waktu kerja dengan kualitas hasil penanaman yang sesuai standar.
b. Melakukan perbaikan bila terjadi kerusakan ringan pada alat mesin penanam bibit tipe dorong 4. Penilaian terhadap sikap yang meliputi :
a. Memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja
b. Peduli terhadap gejala-gejala gangguan dan atau kerusakan alat mesin penanam bibit tipe dorong c. Memperhatikan kebersihan alat mesin setelah menyelesaikan pengoperasian alat mesin penanam bibit
tipe dorong.
5. Aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi:
a. Hasil penanaman sesuai standar
b. Alat mesin penanam bibit terhindar dari kerusakan dan dalam kondisi baik
Level kunci kompetensi Kompetensi
kunci
Mengumpul kan informasi
Mengkomu nikasikan ide dan informasi
Merencanak an dan mengatur kegiatan
Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
Mengguna kan ide dan teknik matematika
Memecah kan persoalan/
masalah
Mengguna kan teknologi
Level kerja 1 1 1 1 1 1 1