• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dari pengertian ini, dapat diketahui bahwa bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi oleh suatu kelompok masyarakat. Sutedi (2003:2) menyatakan bahwa bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain.

Bahasa adalah salah satu fenomena yang sangat penting dan berharga dalam sejarah kehidupan umat manusia. Prawiroatmojo dan Hoed (1997:115) menyatakan bahwa peranan bahasa dalam kehidupan manusia sangat besar. Hampir dalam setiap kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam kegiatan-kegiatan khusus seperti kesenian dan ilmu pasti, bahasa merupakan sarana yang tidak dapat ditinggalkan. Tanpa adanya bahasa maka komunikasi tidak akan berjalan dengan baik. Baik itu menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulis.

Keduanya memiliki peranan yang sangat penting dalam berkomunikasi. Karena pada dasarnya bahasa merupakan alat yang ampuh untuk menghubungkan dunia seseorang dengan dunia luar, dunia seseorang dengan lingkungannya, dunia seseorang dengan alamnya, bahkan dunia seseorang dengan tuhannya (Pateda, 1993:6). Dari pendapat Pateda tersebut dapat diketahui bahwa bahasa merupakan alat penghubung semua ide, pikiran, maupun gagasan yang ada di dalam diri seseorang dengan dunia luar.

(2)

Komunikasi dapat berjalan dengan baik bila bahasa yang digunakan dapat dipahami oleh kedua belah pihak. Oleh karena itu, kedua pihak yang berkomunikasi harus mampu menginterprestasikan makna yang terkandung dalam bahasa yang digunakan, karena makna sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar harus sesuai dengan kesepakatan para pemakainya, sehingga dapat saling mengerti (Djajasudarma, 1993:5).

Seiring dengan dinamika peradaban yang terus bergerak menuju arus globalisasi, bahasa memiliki peranan yang penting dan strategis dalam proses komunikasi di tengah- tengah pergaulan dan interaksi sosial dalam bermasyarakat. Melalui penguasaan bahasa yang baik dan benar, seseorang akan mampu berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis, dengan pihak lain sesuai konteks dan situasinya. Setiap bahasa di dunia tentu saja memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Chaer (1994:51), bahwa hakekat bahasa, salah satunya adalah bahasa itu bersifat unik, artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem yang lain. Salah satu karakter yang unik yang tidak dimiliki oleh bahasa lain salah satunya terdapat dalam bahasa Jepang. Sudjianto dan Dahidi (2004:11-12) mengatakan bahwa bahasa Jepang merupakan bahasa yang unik yang merupakan bahasa yang berbeda dengan bahasa lainnya, seperti bahasa Inggris, Malaysia, Brunei dan bahasa Indonesia maupun bahasa- bahasa yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dan diamati dari huruf yang di pakainya, kosa kata, sistem pengucapan, gramatika, dan ragam bahasa. Apabila kita cermati secara seksama, bahasa Jepang kaya akan kosa kata, selain itu dalam bahasa Jepang banyak juga kata yang memiliki bunyi ucapan yang sama tetapi ditulis dengan huruf kanji yang berbeda sehingga menunjukkan makna yang berbeda pula.

(3)

Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia bukanlah bahasa yang serumpun, maka sudah tentu banyak terdapat perbedaan diantara kedua bahasa tersebut. Parera (1997:157) menjelaskan bahwa sumber utama kesulitan belajar bahasa kedua adalah perbedaan antar bahasa itu sendiri. Pengetahuan akan penggunaan tata bahasa ibu dengan tata bahasa asing sangat diperlukan untuk membantu dalam proses pembelajaran bahasa asing. Dalam bahasa Jepang banyak sekali terdapat kata yang apa bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya sama, namun dalam bahasa Jepang sendiri berbeda antara satu sama lainnya, baik dari segi katanya maupun makna dari kata tersebut.

Berikut adalah ciri-ciri umum bahasa Jepang menurut Iwao (2002:2) : 1. Jenis Kata

Dalam jenis kata pada bahasa Jepang terdapat kata kerja, kata sifat, kata benda, kata keterangan, kata penghubung, dan partikel.

2. Urutan Kata

Predikat selalu terletak di akhir kalimat. Selain itu, dalam bahasa Jepang, kata yang diterangkan terletak di belakang kata yang menerangkan.

3. Predikat

Kata benda, kata kerja, dan kata sifat dalam bahasa Jepang berfungsi sebagai predikat. Predikat dapat menunjukan :

(1) positif atau negatif

(2) non-waktu lampau atau waktu lampau.

4. Partikel

Di belakang kata atau kalimat dipakai partikel. Partikel dalam kalimat menunjukan hubungan antara kata dengan kata dalam kalimat dan maksud pembicara.

(4)

5. Kata-kata dan ungkapan yang bisa diketahui dari konteks kalimat biasanya dihilangkan. Subjek dan objek dalam kalimat juga biasanya dihilangkan.

Prawiroatmodjo dan Hoed (1997:116) mengatakan bahwa bahasa memiliki variasi.

Banyaknya variasi dan perbedaan yang terdapat dalam bahasa Jepang tentunya akan sangat berpengaruh ketika pemelajar bahasa Jepang ingin mempelajari bahasa tersebut.

Terdapatnya variasi dalam bahasa Jepang seperti yang telah disebutkan di atas, dapat dilihat melalui penjelasan Sakakura (1992:317) yang mengklasifikasikan kosa kata dalam bahasa Jepang ke dalam sepuluh kelompok kelas kata, yakni doushi ’verba’, i- keyoushi ’adjektiva-i’, keiyoudoushi ’adjektiva-na’, meishi ’nomina’, fukushi ’adverbia’, rentaishi ’prenomina’, setsuzokushi ’konjungsi’, kandoushi ’interjeksi’, jodoushi ’verba bantu’, joshi ’partikel’. Dari sepuluh kelas kata ada yang tersebut, beberapa diantaranya dapat dibagi kembali ke dalam ruang lingkup yang lebih kecil. Salah satu contohnya adalah kelas kata meishi「名詞」. Meishi「名詞」dalam bahasa Jepang dibagi kembali menjadi empat macam, yaitu daimeishi 「 代 名 詞 」 , futsuu meishi 「 普 通 名 詞 」 , keishiki meishi「形式名詞」, dan suushi「数詞」.

Dari keempat jenis meishi「名詞」yang terdapat dalam bahasa Jepang, masing- masing jenisnya diklasifikasikan lagi ke dalam ruang lingkup yang lebih kecil. Salah satunya ialah keishiki meishi「形式名詞」, dimana keishiki meishi「形式名詞」itu sendiri memiliki jenis yang beragam. Dalam penelitan ini peneliti hanya akan menganalisis keishiki meishi 「 こ と 」 . Penulis sebagai pemelajar bahasa Jepang, seringkali menemukan keishiki meishi「形式名詞」yang telah disebutkan di atas pada kalimat bahasa Jepang. Ketika mempelajarinya, penulis merasakan adanya keterbatasan pengetahuan dan informasi mengenai fungsi dari pemakaian keishiki meishi「こと」

(5)

dalam kalimat bahasa Jepang, mengingat fungsi pemakaian dari keishiki meishi「形式 名 詞 」 tersebut cukup banyak. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk menganalisis fungsi pemakaian keishiki meishi「こと」secara lebih mendalam. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan novel karya Haruki Murakami yang berjudul Noruwei no Mori sebagai korpus data. Penulis memilih novel tersebut karena dalam novel tersebut cukup banyak ditemukan kalimat yang terdapat keishiki meishi「こと」

di dalamnya.

1.2 Rumusan Permasalahan

Penulis akan menganalisis mengenai fungsi pemakaian salah satu jenis keishiki meishi「形式名詞」, yakni keishiki meishi ’koto’「こと」.

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti adalah mengenai fungsi pemakaian keishiki meishi「形式名詞」’koto’「こと」pada kalimat-kalimat yang terdapat dalam novel Noruwei no Mori yang berbahasa Jepang sebagai sumber data yang akan dianalisa.

Serta menggunakan buku-buku teori linguistik berbahasa Jepang sebagai landasan teori dalam bab 2.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat memahami fungsi pemakaian keishiki meishi 「 形 式 名 詞 」 ’koto’ 「 こ と 」 dalam suatu kalimat bahasa Jepang. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk mempermudah mahasiswa jurusan Sastra

(6)

Jepang khususnya untuk memahami fungsi pemakaian keishiki meishi ’koto’「こと」

serta mendapatkan penjelasan yang dapat mempermudah pemelajar bahasa Jepang memperkaya pengetahuan mengenai fungsi dari pemakaian keishiki meishi「こと」.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan. Penulis dalam hal ini akan mengumpulkan data dan mengumpulkan teori- teori yang mendukung penelitian ini. Data dan teori yang akan digunakan ialah yang diperoleh dari buku-buku dan internet.

Untuk mengkaji dan menganalisis data, peneliti menggunakan metode deskriptif- analitis, yaitu melakukan analisis berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari korpus data yang digunakan penulis.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang penulis gunakan untuk meyusun penelitian ini akan penulis jabarkan di bawah ini.

Dalam bab 1 Pendahuluan, berisikan gambaran mengenai latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode yang akan digunakan dalam penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab 2 Landasan teori, berisikan uraian teoritis baik dari sudut pandang para ahli mengenai permasalahan yang dibahas.

Pada bab 3 Analisis data, berisikan analisis yang dilakukan penulis dari kasus-kasus yang diteliti dan dihubungkan dengan data dan teori-teori dari bab 2.

(7)

Dalam bab 4 Simpulan dan saran, berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti. Selain itu dalam bab ini juga berisikan saran untuk peneliti selanjutnya.

Dalam bab 5 Ringkasan, dijelaskan kembali secara singkat mengenai isi keseluruhan dari penelitian ini mulai dari latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, dan hasil penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

- Aktarmalı yığın teşkili ve şeklini gösteren diyagramlar, - Kompost prosesinde en sık kullanılan maddelerin özellikleri, - İlk kez kompost yapacaklar için özel bir Bölüm,..

Bagi mengelakkan perkara yang tidak diingini berlaku, pengurusan berkaitan hal ehwal ubat- ubatan diserahkan kepada mereka yang arif dalam bidang ini, Mereka dalam golongan ini

Penulis berharap hasil penelitian ini berguna khususnya bagi pembelajar bahasa Jepang UPI Bandung semester lima dan enam, pada saat kesulitan dalam memahami arti, fungsi,

2 beberapa kosakata bahasa Jepang yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi kata yang sama. Tetapi dalam konteks tertentu, akan ditemui

Dengan adanya perbedaan dari beberapa hasil penelitian di atas, yang menunjukkan bahwa tidak selamanya disiplin kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja.Oleh karena itu,

Pembicaraan tahap dua juga masih dilakukan dalam forum rapat paripurna. Agenda utama tahapan ini adalah pemberian tanggapan atas Ranperda yang diusulkan dan jawaban

Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu membangun sebuah simulator 3D dengan memanfaatkan metode-metode pada Pemrograman Grafis.. Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu

ƒ Menggunakan Poster untuk pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: (1) Digunakan sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini poster digunakan saat