• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI DAYA DUKUNG HIJAUAN PAKAN TERHADAP PENGEMBANGAN TERNAK RUMINANSIA DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "POTENSI DAYA DUKUNG HIJAUAN PAKAN TERHADAP PENGEMBANGAN TERNAK RUMINANSIA DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

21 POTENSI DAYA DUKUNG HIJAUAN PAKAN TERHADAP PENGEMBANGAN

TERNAK RUMINANSIA DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

CARRYING CAPACITY POTENTIALS OF FORAGE FEED FOR DEVELOPMENT RUMINASIA CATTLE IN POLEWALI MANDAR DISTRICT

Hesti Rahasia1, Askar Salam2, Marthen Pasang Sirappa³

1,3Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat, Mamuju, Indonesia.

2Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Polewali Mandar, Indonesia.

hesti.rahasia.hr@gmail.com

ABSTRAK

Hijauan Pakan Ternak merupakan salah satu bahan makanan ternak yang sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Oleh karena itu hijauan makanan ternak sebagai salah satu bahan makanan merupakan dasar utama untuk mendukung peternakan yang setiap harinya membutuhkan cukup banyak hijauan pakan ternak. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi bahwa penempatan ternak kedaerah haruslah mempunyai keseimbangan daya dukung pakan dan kesesuain lahan dengan menghitung Daya Dukung Pakan.

Tulisan ini menggunakan data sekunder. Hasil tulisan menunjukkan bahwa Kabupaten Polewali Mandar memiliki populasi ternak sebesar 37.548 ST/Tahun dengan daya dukung pakan sebesar 434.206 BKC/tahun, lahan yang ada dikawasan ini dapat menampung ternak sejumlah 343.335 ST secara keseluruhan Kabupaten Polewali Mandar dalam kondisi aman karena ketersediaan bahan pakan masih mencukupi.

Kata Kunci: Pakan, Daya Dukung, Ruminansia

ABSTRACT

Forages is one of the livestock feed ingredients that is very much needed and benefits for the life and continuity of the population of ruminants. Therefore the forages as one of the food ingredients is the main basis for supporting livestock which every day requires a fair amount of animal feed. This study aims to provide information that the placement of regional livestock must have a balance of feed carrying capacity and land suitability by calculating the carrying capacity of feed. This study uses secondary data. The results showed that Polewali Mandar District had a livestock population of 37,548 Animal Units (AU) / year with feed carrying capacity of 434,206 Digestible Dry Matter (DDM) / year, land in this distric could accommodate livestock totaling 343,335 AU and for a conclusion whole Polewali Mandar District was in safe condition due to sufficient availability of feed ingredients.

Keyword: Feed, carrying capacity, ruminansia

(2)

22 PENDAHULUAN

Kabupaten Polewali Mandar secara geografis terletak diantara 2040’LS – 3032’LS, dan 11804012711BT - 11903212711BT, terletak sekitar 220 km sebelah selatan Kota Mamuju, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat. Luas wilayah 2.022,30 Km2, secara administratif terdiri dari 16 kecamatan, 167 Desa/Kelurahan dan hingga akhir tahun 2017 tercatat dihuni penduduk sejumlah 432.692 jiwa, dengan 97.368 KK.

Populasi ternak ruminansia yang tercatat di Kabupaten Polewali Mandar di akhir tahun yang sama sejumlah 37.548 ST dengan rincian 31.973 ekor ternak sapi (24.487 ST), Kerbau 448 ekor (420,45 ST), dan kambing 93.283 ekor (12.640,97 ST). Luas Baku sawah sejumlah 18.453 Ha dan Tanah Kering 114.452 Ha (Anonimous 2018).

Kabupaten Polewali Mandar memiliki sumber daya alam yang cukup potensial, dalam menunjang pembangunan perekonomian daerah. Upaya Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar, membangun pertanian melalui berbagai program percepatan pembangunan pertanian harus diakui dengan melihat beberapa hasil nyata yang diperoleh sebagai dampak dilaksanakannya program tersebut seperti produktivitas lahan dan produksi berbagai komoditas unggulan daerah, yang dampaknya berpengaruh nyata terhadap peningkatan pendapatan petani yang menjadi daftar tanggung jawab hasil setiap tahunnya.

Persoalan yang paling mendasar dalam memacu pembangunan pertanian di Kabupaten Polewali Mandar adalah lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di level operasional pelaku utama (petani-peternak dan keluarga intinya) yang berimplikasi pada penerapan teknologi pertanian yang masih rendah, sehingga produktivitas riel yang dicapai rata–rata masih jauh di bawah produktivitas potensial serta kualitasnya yang cenderung rendah, ditambah lagi ketersediaanya yang kurang berkesinambungan.

Sub sektor peternakan sebagai bagian yang terintegrasi langsung dengan pertanian secara umum, memegang peranan kunci dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia serta perekonomian daerah otonomi Kabupaten Polewali Mandar.

Pemetaan potensi daya dukung limbah pertanian serta penghitungan pasokan Hijauan Pakan Ternak (HPT) rata-rata per Satuan Ternak (ST) pertahun-nya menjadi aspek utama yang perlu dipertimbangkan untuk menunjang peningkatan populasi ternak ruminansia di Kabupaten Polewali Mandar. Adanya persaingan dalam penyediaan pakan dengan kebutuhan penyediaan pangan merupakan masalah yang harus segera diatasi.

Oleh karena itu, sangatlah relevan untuk mengetahui bagaimana daya dukung pakan terhadap pengembangan peternakan serta penempatan ternak harus mempertimbangkan keseimbangan daya dukung diantaranya ketersediaan hijauan pakan ternak, limbah dari hasil industri pertanian, kesesuaian lahan dan sumber daya manusia. Tujuan penulisan untuk memberikan informasi bahwa penempatan ternak kedaerah haruslah mempunyai keseimbangan daya dukung pakan dan kesesuain lahan.

METODE

Data yang digunakan dalam pengkajian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Polewali Mandar yang meliputi data luas wilayah administratif, jumlah dan struktur populasi penduduk tahun 2018, sedangkan data luas baku lahan, produktifitas lahan, serta jumlah populasi dan struktur ternak diperoleh dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Polewali Mandar.

Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan, dimana daya dukung wilayah terhadap ternak adalah kemampuan suatu wilayah untuk menampung sejumlah populasi ternak secara optimal yang sifatnya sangat spesifik antar agroekosistem.

Syamsu et al. (2006) menyatakan bahwa untuk mengetahui keseimbangan ketersediaan pakan (berdasarkan produksi Bahan Kering/BK) terhadap daya tampung ternak digunakan rumus:

(3)

23 Hasil perhitungan populasi ternak dan

persedian hijauan pakan ternak dapat diperoleh nilai Indeks Daya Dukung (IDD) hijauan pakan. Indeks daya dukung merupakan hasil bagi dari potensi penyediaan hijauan pakan dengan jumlah kebutuhan ternak (Atmiyati 2006).

Berdasarkan nilai indeks daya dukung diperoleh kriteria status daya dukung hijauan.

Indeks daya dukung mencerminkan tingkat keamanan pakan pada suatu wilayah, untuk mendukung kehidupan ternak yang berada di atasnya.

Kriteria ―aman‖ ditandai dengan indeks daya dukung (IDD) > 2; IDD < 1,5-2 menunjukkan kriteria ―rawan‖; IDD < 1-1,5 menunjukkan kriteria ―kritis‖ dan IDD < 1 menunjukkan kriteria ―sangat kritis‖ (Ashari et al. 1995).

Kebutuhan pakan ternak dapat dihitung leat angka kebutuhan pakan minimum. Kebutuhan pakan minimum ternak ruminansia untuk 1 ST dihitung menurut Thahar et al. (1991) dengan persamaan:

K = 2,5% x 50% x 365 x 250 Kg => 1,14 Ton BKC

Dimana :

K = Kebutuhan pakan minimum untuk 1 ST dalam Ton Bahan Kering tercerna atau disebut juga DDM (Digestible Dry Matter) selama satu tahun.

2,5% = Kebutuhan minimum jumlah ransum hijauan pakan (bahan kering) terhadap berat badan

50% = Nilai rata-rata daya cerna berbagai jenis tanaman

365 = Jumlah hari dalam setahun

250 Kg = Jumlah biomasa untuk satu Satuan Ternak

Syamsu et al. (2003) menyatakan bahwa pemetaan struktur populasi ternak ke dalam Satuan Ternak digunakan persamaan sebagai berikut (Tabel 1.):

Tabel 1. Pemetaan struktur populasi ternak dalam satuan ternak

Jenis Ternak

Persentase Ternak (%) Standar Satuan Ternak (ST)

Anak Muda Dewasa Anak Muda Dewasa

Sapi 16,99 26,68 56,33 0,25 0,60 1,00

Kerbau 11,14 25,15 63,71 0,29 0,69 1,15 Kambing 10,92 14,23 74,85 0,04 0,08 0,16

Sumber: Data Sekunder setelah diolah, (2019).

HASIL DAN PEMBAHASAN Populasi Ternak (ST)

Populasi ternak merupakan data sekunder dari masing-masing kecamatan dan diperoleh satuan ternak berdasarkan satuan ekor. Data populasi ternak disetarakan berdasarkan Satuan Ternak (ST). Data hasil perhitungan yang telah dikalikan dengan faktor konversi untuk masing- masing jenis ternak tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Populasi ternak dalam satuan ternak

Sumber: Data Sekunder setelah diolah, (2019).

Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah populasi ternak di Kabupaten Polewali Mandar sebanyak 37.548 ST, tertinggi di Kecamatan Mapilli dimana jumlah populasi sapi mencapai 5.205 ST dan terendah di Kecamatan Anreapi sebesar 434 ST.

Daya Dukung Pakan Ternak

Hijauan pakan ternak dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu hijauan alami dan hijauan limbah pertanian tanaman pangan. Hijauan alami seperti rumput lapangan sedangkan hijauan limbah tanaman pangan terdiri dari jerami padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai.

Kecamatan Populasi Ruminansia (ST) Jumlah (ST) Sapi Kerbau Kambing

Tinambung 1.333 263 792 2.388

Balanipa 666 0 1.313 1.979

Limboro 967 9 1.729 2.706

Tubbi Taramanu 1.652 1 1.265 2.917

Alu 1.657 54 1.033 2.745

Campalagian 3.198 11 1.780 4.990

Luyo 2.860 55 1.893 4.809

Wonomulyo 2.931 3 682 3.616

Mapilli 4.666 1 539 5.205

Tapango 1.119 6 660 1.785

Matakali 878 0 63 940

Bulo 365 3 185 553

Polewali 527 5 93 624

Binuang 817 8 179 1.004

Anreapi 347 2 85 434

Matangnga 503 0 351 854

TOTAL 24.487 420 12.641 37.548

(4)

24 Hijauan alami dihitung berdasarkan luas lahan

sedangkan hijauan limbah berdasarkan produksi pertanian tanaman pangan.

Perhitungan produksi hijauan menggunakan metode Ashari et al. (1996) sehingga diperoleh hijauan pakan berdasarkan Bahan Kering Cerna (BKC).

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa persedian pakan ternak yang berasal dari hijauan alami lebih tinggi yaitu sebesar 367.721 ton BKC dibandingkan dengan persedian pakan limbah pertanian sebesar 66.485 ton BKC seperti ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Persedian hijaun dan limbah pertanian di Kabupaten Polewali Mandar.

Kecamatan

Persedian Hijauan Alami

(BKC Ton/Tahun)

Persedian Pakan dari Limbah Pertanian (BKC

Ton/Tahun)

Tinambung 7.380 382

Balanipa 5.265 1.458

Limboro 7.794 1.124

Tubbi Taramanu 43.186 12.956

Alu 14.126 21.056

Campalagian 36.724 1.406

Luyo 28.672 9.784

Wonomulyo 41.514 31

Mapilli 40.062 1.211

Tapango 22.413 1.652

Matakali 40.458 1.906

Bulo 15.831 3.843

Polewali 12.195 193

Binuang 30.246 3.222

Anreapi 9.206 2.117

Matangnga 12.649 4.145

TOTAL 367.721 66.485

Sumber: Data Sekunder setelah diolah, (2019).

Data tersebut mengindikasikan bahwa masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan untuk pertanian. Hal ini juga diperkuat oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

(2016) menyatakan bahwa berdasarkan status kawasannya Kabupaten Polewali Mandar masih memiliki lahan yang sesuai untuk tanaman hijauan rumput gajah yang tersebar di Areal Penggunaan Lain (APL) sebesar 69.210 ha, seperti ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Sebaran lahan yang sesuai menurut status kawasan untuk tanaman rumput gajah di Kabupaten Polewali Mandar.

Kecamatan

Luas (Ha) APL

S3

Alu 3.147

Anreapi 1.210

Balanipa 3.238

Binuang 2.558

Bulo 4.347

Campalagian 10.312

Limboro 4.273

Luyo 5.939

Mapilli 5.456

Matakali 4.476

Matangnga 3.138

Polewali 1.822

Tapango 5.114

Tinambung 1.710

Tubbi Taramanu 7.902

Wonomulyo 4.568

TOTAL 69.210

Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

(2016).

Indeks Daya Dukung Ternak

Daya dukung pakan ternak merupakan kemampuan penyediaan hijaun pakan ternak dari suatu wilayah administratif. Hijauan pakan yang dihitung adalah rumput alami maupun limbah pertanian.

Suatu wilayah dikatakan memiliki kemampuan untuk menyediakan pakan ternak apabila jumlah pakan ternak tersedia di wilayah tersebut lebih besar dari kebutuhan hidup ternak. Hasil perhitungan indeks daya dukung pakan ternak dan kapasitas penambahan ternak dapat dilihat pada Tabel 5.

(5)

25 Tabel 5. Indeks daya dukung pakan dan kapasitas

penambahan ternak di Kabupaten Polewali Mandar

Kecamatan ID D

Populas i Ruminan

sia (ST)

Kebutuhan (BKC Ton/Th)

DDPakan Ternak (BKC Ton/Th)

Kelebihan Pakan (BKC Ton/Th)

Kapasitas Penamba han (ST)

Tinambung 3 2.388 2.722 7.762 5.039 4.420 Balanipa 3 1.979 2.255 6.722 4.467 3.918 Limboro 3 2.706 3.085 8.918 5.833 5.116 Tubbi

Taramanu 17 2.917 3.326 56.143 52.817 46.331 Alu 11 2.745 3.129 35.182 32.053 28.117 Campalagian 7 4.990 5.688 38.130 32.442 28.458 Luyo 7 4.809 5.482 38.456 32.974 28.924 Wonomulyo 10 3.616 4.122 41.545 37.422 32.826 Mapilli 7 5.205 5.934 41.273 35.339 30.999 Tapango 12 1.785 2.035 24.065 22.031 19.325 Matakali 40 940 1.072 42.364 41.292 36.221 Bulo 31 553 630 19.675 19.045 16.221 Polewali 17 624 712 12.388 11.676 10.242 Binuang 29 1.004 1.144 33.468 32.323 28.354 Anreapi 23 434 494 11.323 10.828 9.499 Matangnga 17 854 973 16.795 15.821 13.878 TOTAL 37.548 42.804,8 434.206 391.401 343.335 Sumber: Data Hasil Olahan (2019)

Hasil data di atas menunjukkan bahwa daya dukung pakan terbanyak berada di Kecamatan Tubbi Taramanu mencapai 56.143 ton BKC/tahun. Jumlah populasi ruminansia sebesar 2.917 ST dengan kebutuhan pakan sebesar 3.326 ton BKC/tahun, jadi masih mempunyai kelebihan pakan sebanyak 52.817 ton BKC/tahun.

Dengan demikian, Kecamatan Tubbi Taramanu masih dapat nemampung ternak sebanyak 46.331 ST. Daya dukung pakan terendah berada di Kecamatan Balanipa sebesar 6.722 ton BKC/tahun, jumlah populasi ruminansia sebesar 1.979 ST dengan kebutuhan pakan sebesar 2.255 ton BKC/tahun, jadi masih mempunyai kelebihan pakan sebanyak 4.467 ton BKC/tahun.

Secara perhitungan Kecamatan Tubbi Taramanu masih dapat nemampung ternak sebanyak 3.918 ST. Kapasitas penambahan populasi ternak ruminansia dipengaruhi oleh luas lahan pertanian, luas panen dan populasi ternak ruminansia (Arfa’i dan Dirgahayu 2007).

Secara keseluruhan Kabupaten Polewali

Mandar memiliki Indeks Daya Dukung diatas angka 2 (dua) artinya Kabupaten Poleali Mandar dalam kondisi aman untuk ketersedian bahan pakan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kabupaten Polewali Mandar memiliki populasi ternak sebesar 37.548 ST/Tahun dengan daya dukung pakan sebesar 434.206 BKC/tahun, lahan yang ada dikawasan ini dapat menampung ternak sejumlah 343.335 ST secara keseluruhan Kabupaten Polewali Mandar dalam kondisi aman karena mempunyai Indeks Daya Dukung lebih dari 2 (dua) artinya ketersediaan bahan pakan masih mencukupi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. (2018). Kabupaten Polewali Mandar Dalam Angka. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Polewali Mandar. Sulawesi Barat.

Arfa’i dan E. Dirgahayu. (2007). Analisis Potensi Pengembangan Ternak Sapi Potong Melalui Pendekatan Ketersediaan Lahan dan Sumberdaya Peternak di Kabupaten Padang Periaman, Sumatera Barat. Laporan Penelitian Dosen Muda. Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang.

Ashari, E. Juarini, Sumanto, B.Wibowo, Suratman dan Kusumo Dwiyanto.

(1996). Analisis Potensi Wilayah Penyebaran dan Pengembangan Peternakan. Pengantar Pemahaman.

Balai Penelitian Ternak Bogor.

Ashari, F., E. Juarini, Sumanto, B. Wibowo, Suratman. (1995). Pedoman Analisis Potensi Wilayah Penyebaran dan Pengembangan Peternakan. Balai Penelitian Ternak dan Direktorat Bina Penyebaran dan Pengembangan Peternakan. Jakarta.

Atmiyati. (2006). Daya Dukung Hijauan Pakan Terhadap Pengembangan Ternak di Kabupaten Sambas. Temu Teknis Tenaga Fungsional Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Halaman 96 — 100.

(6)

26 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

(2016). Atlas Peta Kesesuaian Lahan dan Arahan Komoditas Pertanian Kabupaten Polewali Mandar. Sulawesi Barat.

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Polewali Mandar. (2018). Data Base Peternakan. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Polewali Mandar.

Polewali.

Syamsu, J.A., Natsir, A., Siswadi., Abustam, E., Hikmah, Nurlaelah, Muliwarni, Setiawan, A.H., dan Arasy, A.M. (2006).

Limbah Tanaman Pangan sebagai Sumber Pakan Ruminansia: Potensi dan Daya Dukung di Sulawesi Selatan.

Makassar: Yayasan Citra Emulsi dan Dinas Peternakan Propinsi Sulawesi Selatan.

Syamsu, J.A., LA. Sofyan, K. Mudikdjo, EG Sa’id, EB Laconi. (2003). Analisis Potensi Limbah Tanaman Pangan sebagai Sumber Pakan Ternak Ruminansia di Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Peternakan, 8 (4), 291- 301.

Thahar A Santoso, Sumanto, Hastomo, dan Haryono. (1991). Daya Dukung Pakan Karang Agung Sungai Lilin, Sumatera Selatan. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan: 96 – 100.

Siagian, P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Simamora, B. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Umar, H. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dengan judul Kesantunan Berbahasa Mahasiswa dalam berinteraksi dengan Dosen di universitas

Selain mengklik pada palet layer, cara lain untuk menyeleksi bisa dengan cara klik kanan pada kanvas kemudian pilih layer yang

Pengrajin batik mendapat imbalan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dimana keberadaan batik di kampong tersebut memberikan lapagan pekerjaan

Pena yang sudah dimodifikasi dengan bentuk steampunk seperti dipadukan dengan logam tembaga dan kuningan bertujuan untuk lebih menonjolkan kesan bahwa meja itu adalah meja

menampung hasil tangkapan pada hari itu. Menurut informasi yang didapatkan dari beberapa kolektor, dari hasil tangkapan yang dilakukan semalam saja, seorang kolektor

Pabrik Es yang berfungsi sebagai tempat penghasil es untuk mengawetkan hasil tangkapan. Pabrik es ini sangat penting untuk menjamin tepeliharanya kualitas ikan tangkapan

Penelitian ini membahas tentang metode penafsiran yang digunakan Asma Barlas yaitu maudhu’i karena Barlas membahas ayat alquran sesuai dengan tema yang telah ditetapkan,

dimana kebijakan awal berasal dari pemerintah tidak bisa memenuhi apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh perempuan penerima PKH, selain itu semua tidak dilibatkanya