• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR. Efektivitas Penggunaan E-filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Pajak. Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMedan Polonia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR. Efektivitas Penggunaan E-filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Pajak. Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMedan Polonia"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

“Efektivitas Penggunaan E-filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMedan Polonia”

Nama : Widya Eka Astri

Nim : 152600065

Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)
(3)

ABSTRAK

Efektivitas Penggunaan E-filing dalam Pelaporan SPT Tahunan Pajak Orang Pibadi pada Kantor Pajak Pratama Medan Polonia

E-filing merupakan suatu layanan yang disediakan Direktorat Jendral Pajak agar wajib pajak dapat melaporkan pajak secara real time melalui

perusahaan Jasa Penyedia Aplikasi. E-filing diharapkan dapat efektif dan layak sebagai sarana pelaporan pajak secara elektronik yang dapat memuaskan Wajib Pajak. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti sudahkan efektiv atau belum dalam menggunakan sistem e-filing wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayan Pajak Pratama Medan Polonia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

kualitatif. Penelitian kualitatif didasarkan data dan informasi yang objektif tentang objek penelitian dengan cara mengumpulkan data kemudian disusun, dijelaskan, dan ditarik kesimpulannya. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas sistem e-filing belum optimal dan sehingga Wajib Pajak masih belum mengerti bagaimana cara pelaporan SPT menggunakan sistem e-filing.

Kata kunci: E-filing, Wajib Pajak, Efektivitas Sistem

(4)

ABSTRACT

Effectiveness of the Use of E-Filing in Personal Tax Annual Tax Reports at the Medan Polonia Primary Tax Office

E-filing is a service provided by the Directorate General of Taxes so that taxpayers can report taxes in real time through the Application Provider Services company. E-filing is expected to be effective and feasible as a means of electronic tax reporting that can satisfy taxpayers. This study aims to examine whether or not it has been effective in using the e-filing system of individual taxpayers in the Polonia Medan Primary Tax Service Office. The research method used is a qualitative method. Qualitative research is based on objective data and

information about research objects by collecting data then compiled, explained, and drawn conclusions. Data analysis in this study used descriptive analysis. The results showed that the effectiveness of the e-filing system was not optimal and so that taxpayers still did not understand how to report the tax return using the e- filing system.

Keywords: E-filing, Taxpayers, System Effectiveness

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Efektivitas Penggunaan E-filing Terhadap Pelaporan SPT Tahunan Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia”. Tak lupa shalawat beriringan salam Penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang yang sarat akan ilmu pengetahuan ini

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dengan merujuk pada buku literature serta kondisi objektif yang terjadi dilapangan, undang-undang yang terkait dan bahan referensi lainnya, Penulis menyajikan Tugas Akhir ini.

Keberhasilan dalam terselesaikannya Tugas Akhir ini tidak lepas dari dukungan, bantuan, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karenanya, dengan kerendahan hati dan tulus iklas dalam kessempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Husni Thamrin S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(6)

3. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Kariono, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir dari tahap awal hingga selesai.

6. Seluruh Ibu/Bapak Dosen si Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

7. Ibu Diana dan seluruh pegawai Sub Bagian Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia yang telah memberi izin riset kepada saya.

8. Seluruh pegawai dan staff di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unuversitas Sumtera Utara yang telah banyak membantu penulis dalam mengurus berkas-berkas dalam rangka penyelesaian Tugas Akhir.

9. Ayahanda Suroso dan Ibunda Sudarmi tercinta yang telah memberikan kasih saying penuh kepada penulis, membesarkan, mendidik,

(7)

memberikan motivasi, dan dukungan serta nasihat dalam berbagai hal kepada penulis.

10. Untuk Muhammad Ridho Ihsan selaku kekasih penulis Terimakasih sudah memberikan semangat dan menemani penulis dalam segala hal, memberikan dukungan dan doa.

11. Untuk sahabat saya Miranda, Ira, Nesya, Rischa, Terimakasih sudah menemani penulis semasa perkuliahan yang sangat indah.

12. Teman-teman di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara stambuk 2015.

13. Untuk semua yang telah membantu dan memotivasi saya, maaf mungkin tidak bias disebutkan satu persatu. Tetapi kalian selalu penulis ingat dan selalu jadi saudara, sahabat dan teman buat penulis.

Tentunya dalam melakukan penulis ini terdapat banyak kekurangan dari penulis, sehingga penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca. Dan semoga ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi Penulis dan Pembaca. Akhir kata penulis ucapkan Terima Kasih.

Medan, 14 Oktober 2019

Penulis

(Widya Eka Astri)

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……...1

B. Rumusan Masalah…...4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...5

D. Uraian Teoritis...6

E. Metode Penelitian...20

BAB II. GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PENULISAN TUGAS AKHIR A. Sejarah Umum Direktorat Jendral Pajak...21

1. Nilai-Nilai dan Kode Etik Pegawai Direktorat Jendral Pajak ...23

1) Integritas...23

2) Profesionalisme...23

3) Sinergi...23

4) Pelayanan...23

5) Kesempurnaan...24

2. Struktur Organisasi Direktorat Jendral Pajak...27

B. Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia...28

C. Visi dan Misi KPP Pratama Medan Polonia...29

D. Struktur Organisasi...30

(9)

BAB III. GAMBARAN DATA

Data Wajib Pajak Seluruhnya di (KPP) Pratama Medan Polonia...36 BAB IV. PEMBAHASAN

A. Cara Pelaporan SPT Tahunan Secara E-filing...40 1. Formulir SPT Yang Tersedia Dalam E-filing Pajak Online...40 2. Langkah Melakukan E-filing Pajak Online...41 3. Petunjuk Registrasi E-filing Pajak Online Melalui DJP Online....41 4. Langkah PengisianSPT Tahunan Pajak Orang Pribadi dengan

menggunakan e-filing...42 B. Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Medan Polonia...43

1. Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Lapor SPT Yang Terdaftar Di KPP Pratama Medan Polonia...43 2. Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Lapor SPT Terdaftar yang

Melapor Pajak Secara E-filing di KPP Pratama Medan Polonia....43 C. Penerimaan Pajak di KPP Pratama Medan Polonia...44 D. Kendala yang Dihadapi KPP Pratama Medan Polonia...45 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan...46 B. Saran...47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL No Judul Halaman

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Lapor SPT Di KPP 3.1

Pratama Medan Polonia 36

3.2 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Lapor SPT Terdaftar yang Melapor Pajak Secara E-Filing KPP Pratama Medan Polonia 37 3.3 Jumlah Penerimaan Pajak di KPP Pratama Medan Polonia Tahun 2015-

2017 38

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini Direktorat Jendral Pajak meningkatkan pelayanan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada wajib pajak.Hal ini dibuktikan dengan Peraturan Jendral Pajak Nomor KEP.05/PJ.2005 tanggal 12 Januari 2005 tentang Tata Cara Penyampaian Surat pemberitauhuan secara Elektronik melalui e-filing Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi. Kemudian pada tanggal 24 Januari 2005 Direktorat Jendral Pajak meluncurkan system e-filing atau Elektronic Filing System yaitu system pelaporan atau penyampaian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik, yang dilakukan melalui System On-Line yang real time

Sesuai dengan visi dari Direktorat Jendral Pajak yang diatur dalam keputusan Direktur Jendral Pajak nomor KEP-111/PJ/2008 tanggal 23 juni 2008 keputusan yaitu “menjadi institusi pemerintahan yang menyelanggarakan system administrasi perpajakan modernisasi pajak adalah dengan menerapkan system pemungutan self assessmentsystem yang mana system ini member kepercayaan sepenuhnya kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya yaitu menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak terutang berdasarkan ketentuan undang-undang perpajakannya yang berlaku. Tujuan diterapkannya system ini adalah agar pelaksanaan administrasi perpajakan dapat dilakukan lebih mudah, tertib, dan efisien serta wajib pajak dapat lebih berperan langsung dalam membiayai pembiyaan dan pembangunan maksimal.

(12)

Menurut Melli pujiani, (2015:24) dalam rangka memaksimalkan penerimaan pajak, Direktorat Jendral Pajak terus melakukan inovasi baru untuk melakukan pelayanan prima terhadap wajib pajak.Salah satu inovasi yang dilakukan adalah system pelaporan pajak secara elektronik yaitu system pelaporan yang lebih sederhana, cepat, tepat, dan akurat.Ini merupakan pembaharuan dalam system administrasi perpajakan yang bertujuan untuk memberikan kemudahan dan pelayanan prima kepada wajib pajak yang hendak melaporkan SPT.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa sebelumnya pelaporan pajak harus dilakukan langsung di Kantor Pelayanan Pajak setempat ataupun pengiriman pos secara tercatat.Adapun kendala-kendala yang dihadapi Wajib Pajak dalam melakukan pelaporan SPT secara manual yaitu adanya antrian yang panjang, memakan banyak waktu, dan tidak praktis.

Pentingnya SPT Tahunan mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan di Indonesia. Selain sebagai perwujudan kepatuhan pelaksanaan ketentuan perpajakan, SPT Tahunan akan dijadikan sebagai trigger dalam menentukan besarnya pajak yang sebenarnya terutang menurut DJP melalui proses pemeriksaan. Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dalam hal ini berfungsi sebagai bahan mentah dalam dalam proses penertiban Surat Ketetapan Pajak. Mengingat pentingnya SPT Tahunan, maka ketentuan yang mengatur mengenai SPT Tahunan sangat rigid.Beberapa hal yang harus menjadi perhatian WP dalam mengisi SPT Tahunan diantaranya batas waktu penyampaian SPT Tahunan, Formulir SPT Tahunan yang dipergunakan. Tata cara pengisian SPT Tahunan, Tata cara penyampaian SPT Tahunan, sanksi apabila tidak menyampaikan SPT Tahunan.

(13)

Menurut Muhammad Gugus, (2015:28) aplikasi e-SPT atau disebut dengan Elektronik SPT adalah Surat Pemberitahuan Tahunan yang berbentuk formulir elektronik dalam media computer. Aplikasi e-filing adalah suatu cara penyampaian SPT atau Pemberitahun Perpanjangan SPT Tahunan yang dilakukan secara online dan real time melalui Penyedia Jasa Aplikasi atau Application service provider (ASP). Disini terlihat perbedaan antara e-SPT dan e-filing.e-SPT adalah medianya sedangkan e-filing adalah cara penyampaiannya. Aplikasi e-SPT atau disebut dengan Elektronik SPT adalah Surat Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan Tahunan yang berbentuk formulir elektronik dalam media computer

Menurut Sari Nurhidayah, (2015:18) hal ini merupakan cara baru yang dilakukan Direktorat Jendral Pajak untuk meningkatkan pelayanan secara optimal kepada masyarakat guna untuk memudahkan Wajib Pajak dalam melaporkan SPT.

Dengan adanya e-filing Wajib Pajak dapat melaporkan SPT 24 jam selama 7 hari, selain itu pengiriman SPT bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja sehingga wajib pajak dapat melakukan pelaporan walaupun pada hari libur. Tentu saja kesibukan sudah bukan menjadi alas an bagi wajib pajak untuk tidak melaporkan SPT. Dengan adanya sistem teknologi saat ini diharapkan wajib pajak tidak lagi mengantri panjang di Kantor Pelayanan Pajak setempat pada saat jadwal pelaporan SPT Tahunan.

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suattu tujua yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya

Menurut McLeod (Susanto 2007:21) pengertian efektivitas sistem adalah

(14)

informasi harus sesuai dengan kebutuhan pemakai dalam mendukung suatu proses bisnis,.termasuk didalamnya informasi tersebut harus disajikan dalam waktu yang tepat, format yang tepat sehingga mudah dipahami, konsisten dengan format sebelumnya, isinya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan lengkap atau sesuai dengen kebutuhan dan ketentuan”.

Berdasarkan latar belakang masalah peneliti mencoba mengetahui lebih dalam lagi mengenai masalah efektifitas e-filing terhadap pelaporan pajak kemudian mencoba meneliti dalam sebuah judul Tugas Akhir: “Efektifitas Pengunaan E-filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak PratamaMedan Polonia”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi berbagi masalah yang timbul antara lain:

1. Bagaimana Profil e-filing pada Wajib Pajak Orang pribadi pasal 21 di KPP Pratama Medan Polonia ?

2. Bagaimana Pelayanan e-filing KPP Pratama Medan Polonia dalam meningkatkan Efektif penggunaan E-filing?

C. Tujuan Dan Manfaat 1. Tujuan

a. Untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan E-filing dalam Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

(15)

b. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam peningkatan efektivitas penggunaan E-filing dalam pelaporan SPT tahunan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

2. Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

1) Menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan sistem e-filing di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

2) Menerapkan ilmu yang telah didapatkan di perkuliahan tentang perpajakan khususnya tentang e-filing

3) Meningkatkan komunikasi dan pendekatan dalam berinteraksi terlebih pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

b. Bagi Prodi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

1) Menambah hubungan kerja sama antar Universitas khususnya Program StudiDiploma III Administrasi Perpajakan dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

2) Untuk menambah pengetahuan dan pengembangan ilmu dalam bidang perpajakan di Prodi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

3) Memberi uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah disampaikan melalui perkuliahan

(16)

D. Uraian Teoritis 1. E-Filing

a. Pengertian E-Filing

Berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2014, e-filing adalah suatu cara penyampaian SPT tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Aplication Service Provider (ASP). Dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara online realtime sehingga Wajib Pajak tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua formulir laporan dan menunggu tanda terima secara manual.Online berarti bahwa Wajib Pajak dapat melaporkan pajak melalui internet dimana saja dan kapan saja, sedangkan kata realtime berarti bahwa konfirmasi dari DJP dapat diperoleh saat itu juga apabila data-data SPT yang diisi dengan lengkap dan benar telah sampai dikirim secara elektronik.

Bagi Wajib Pajak yang hendak menyampaikan laporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi (1770, 1770S, 1770SS) maupun SPT Tahunan PPh Badan (1771) dapat mengisi dan menyampaikan laporan SPT-nya pada aplikasi e-filing di DJP Online.Untuk jenis SPT 1770S dan 1770SS disediakan formulir pengisian langsung pada aplikasi e-filing. Sedangkan untuk pelaporan SPT pajak lainnya terutama jenis pajak SPT 1770maupun 1771, e-filing di DJP Online menyediakan fasilitas penyampaian SPT berupa unggah SPT yang telah dibuat melalui aplikasi e-SPT maupun e-Form, SPT yang telah dibuat melalui aplikasi-aplikasi tersebut dapat disampaikan secara online tanpa harus datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

(17)

Menurut Devina, (2016: 78) definisi dari penggunaan E-filing adalah suatu proses atau cara penyampaian Surat Pemberitauan Tahunan (SPT) atau penyampaian Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara On-line yang real time melalui website. E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT atau penyampaian Pemberitauan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara on-line yang realtime melalui webside Direktorat Jenderal Pajak atau Penyediaan Jasa Aplikasi, On-line berarti bahwa melaporkan pajak melalui internet dimana saja dan kapan saja, sedangkan kata realtime berarti bahwa konfirmasi dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat diperoleh saat itu juga apabila data-data Surat Pemberitahuan (SPT) yang diisi dengan lengkap dan benar telah sampai dikirim secara elektronik.

Menurut Sugiharti dan Dewantara, (2015: 1) e-filing merupakan suatu layanan yang disediakan Direktorat Jenderal Pajak agar wajib pajak dapat melaporkan pajak secara Real time melalui perusahaan jasa Penyedia Aplikasi. e- filing diharapkan dapat efektif dan layak sebagai sarana pelaporan pajak secara elektronik yang dapat memuaskan wajib pajak. E-filing merupkan suatu carapenyampaian surat pemberitahuan tahunan secara on-line, sehingga wajib pajak (WP) tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua folmulir laporan dan menunggu tanda terima secara manual. E-filing bertujuan untuk menyediakan wajib pajak dalam pelaporan SPT secara elektronik sehingga wajib pajak tidak perlu mengecek formulir dan 20 meminta tanda tangan secara manual. Dengan adanya E-filing dapat lebih efisiensi dan lebih efektif dalam pelaporan SPT karena tidak perlu menghawatirkan jam kerja operasional kantor pajak dan wajib pajak tidak perlu datang ke Kantor Pelayanan Pajak

(18)

b. Tujuan Pelaporan Pajak Secara E-Filing

Menurut Erwin Priambodo D. Putro (2018:11), kepala Bidang Penilaian Ekstensifikasi dan Pendaftaran dalam Gathering dan Dialog Perpajakan Direktorat Jenderal Pajak, oleh Kanwil DJP Sumut Sumatera Utara I mengatakan untuk mengelola pajak Negara memang membutuhkan sosialisasi. Salah satunya sosialisasi berupa dialog supaya pesan-pesan yang harus diketahui sampai tepat sasaran yakni pada Wajib Pajak. Untuk pelaporan pajak bisa melalui sistem e- filing dari smartphone saja.Sedangkan untuk EFIN atau nomor identitas yang diterbitkan oleh DJP bisa dibuat secara mudah dan cepat melalui twitter. Dengan demikian pelaporan Wajib Pajak dan juga pembayaran akan semakin mudah.

Tujuan e-filing berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2014 adalah:

1) Mencapai transparansi dan bisa menghilangkan praktik-praktik Korupsi, Kolusi,dan Nepotisme (KKN). DJP telah mengeluarkan sebuah peraturan mengenai e-filing yaitu Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER 47/pj/2008 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan secara Elektronik (e-filing) melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).

2) Wajib Pajak tidak perlu lagi datang ke Kantor Pelayanan Pajak jika sudah menggunakan fasilitas e-filing sehingga penyampaian SPT menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini karena pengiriman data SPT dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja serta dikirim langsung ke database DJP dengan fasilitas internet yang disalurkan melalui satu atau beberapa perusahaan penyedia jasa aplikasi yang ditunjuk oleh DJP.

3) E-filing mempermudah penyampaian SPT dan memberi keyakinan kepada

(19)

Wajib Pajak bahwa SPT itu sudah benar diterima DJP serta keamanan jauh lebih terjamin.

c. Syarat Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Secara E-Filing

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Pasal I Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan. Adapun Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan adalah SPT Pajak Penghasilan untuk suatu Tahun atau Bagian Tahun Pajak.

Syarat bagi Wajib Pajak agar dapat menyampaikan SPT Tahunan PPh secara e-filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak yaitu harus memiliki Electronic Filing Identification Number (e-FIN). E-FIN adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh secara e-filing.

Adapun cara mengajukan permohonan untuk memperoleh e-FIN dapat disampaikan secara:

1) Online melalui website DJP (http://efiling.paja k.go.id)

2) Langsung ke Kantor Pelayanan Pajak terdekat dengan menggunakan formulir permohonan memperoleh e-FIN dengan ketentuan:

3) Formulir aktivasi e-FIN yang sudah diisi dengan benar, lengkap, dan jelas a. Alamat email aktif

b. Fotokopi dan asli KTP bagi WNI atau KITAS/KITAP bagi WNA

(20)

c. Fotokopi dan asli NPWP

Jangka waktu penerbitan oleh Kantor Pelayanan Pajak paling lama:

1) 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar, dalam hal permohonan disampaikan secara online melalui website Direktorat Jenderal Pajak

2) 1 (satu) hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar, dalam hal permohonan disampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak.

E-FIN yang sudah terbit akan disampaikan kepada Wajib Pajak dengan cara:

1. Dikirimkan melalui pos, perusahaan jasa ekspedisi, atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat ke alamat Wajib Pajak yang tercantum pada Master File Nasional Direktorat Jenderal Pajak, dalam hal permohonan e-FIN disampaikan secara online melalui website Direktorat Jenderal Pajak 2. Disampaikan secara langsung, dalam hal permohonan e-FIN disampaikan

secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak.

Setelah mendapatkan e-FIN Wajib Pajak harus mendaftarkan diri paling lama 30 (tigapuluh) hari kalender sejak terbitnya e-FIN. Pendaftaran dilakukan melalui website Direktorat Jenderal Pajak (http://efiling.pajak.go.id) dengan mencantumkan alamat surat elektronik (e-mail address) dan nomor telepon seluler (handphone). Namun apabila Wajib Pajak yang sudah mendapatkan e-FIN tetapi tidak mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak e-filing sampai batas waktu yang ditentukan atau e-FIN hilang sebelum Wajib Pajak mendaftarkan diri maka Wajib Pajak dapat mengajukan kembali permohonan e-FIN baik secara online atau secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak.

(21)

d. Kendala E-Filing Melalui DJP Online

Aplikasi ini masih memiliki sejumlah kendala yang terkadang dikeluhkan Wajib Pajak seperti:

1) Website sering tidak dapat diakses karena sistem down atau sibuk

2) Saat systemerror, tidak jarang Wajib Pajak dianggap telat lapor karena tanggal yang tertera pada BPE tidak sama dengan tanggal saat klik lapor 3) Makan banyak waktu karena untuk hitung,bayar, dan lapor SPT, pengguna

harus berpindah aplikasi seperti excel untuk menghitung dan internet banking untuk membayar pajak

4) Tidak semua jenis SPT dengan beragam status pembayaran dapat dilaporkan melalui website DJP

Aplikasi DJP Online tidak dapat digunakan untuk berkolaborasi dengan e. Manfaat Adanya E-filing

Manfaatnya bagi wajib pajak kerap kali belum banyak dipahami oleh masyarakat awam. Dengan hadirnya sistem lapor SPT online sebenarnya memberikan beragam manfaat bagi wajib pajak dan proses penyampaian SPT itu sendiri, yaitu:

1) Mempermudah proses perekaman data SPT di dalam basis data DJP. Jika sebelumnya perekaman data dilakukan secara manual dan menghabiskan waktu yang cukup banyak, kini dengan sistem lapor pajak online tentu menghemat lebih banyak waktu.

2) Mengurangi pertemuan langsung wajib pajak dengan petugas pajak. Wajib pajak sudah tidak harus selalu datang ke KPP, apalagi terkena macet hanya untuk melaporkan pajak mereka.

(22)

3) Mengurangi dampak antrean dan volume pekerjaan proses penerimaan SPT.

Adanya lapor SPT online bertujuan agar mengurangi jumlah wajib pajak yang datang ke KPP sehingga tidak ada lagi antrean panjang.

4) Mengurangi volume berkas fisik/kertas dokumen perpajakan. Pemanfaatan sistem online tentu akan mengurangi pengurangan penggunaan kertas atau dokumen yang perlu dibawa oleh wajib pajak dan juga berisiko hilang dan rusak saat melakukan penyimpanan.

2. Wajib Pajak

a. Pengertian Wajib Pajak

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Pasal I Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, termasuk pembayar pajakdan pemungut pajak, yang memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan.

b. Tingkat Efektivitas Wajib Pajak Dalam Penggunaan E-filing

Efektivitas dan kelayakan sistem pelaporan pajak menggunakan e-filing dapat dilihat dari kelebihan-kelebihan yang dihasilkan e-filing.Kelebihan- kelebihan yang dihasilkan e-filing seperti menghemat waktu dan biaya serta kualitas sistem dan kualitas informasi yang baik diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada wajib pajak. Kepuasan wajib pajak merupakan harapan utama Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam hal pemberian fasilitas e-filing.

1) Kriteria Wajib Pajak Mengisi SPT Melalui E-filing

(23)

Kriteria Wajib Pajak patuh menurut Keputusan Menteri Keuangan No.544/KMK.04/2000, bahwa kriteria kepatuhan Wajib Pajak adalah:

a) Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan keinginan masyarakat untuk tertib sebagai Wajib Pajak.

b) Mematuhi ketentuan peraturan perpajakan dengan mendaftarkan diri sebagai wajib pajak, membayar pajak, serta mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan secara e-filling

c) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin menganggur atau menunda pembayaran pajak.

Tunggakan pajak adalah angsuran pajak yang belum dilunasi pada saat atau setelah tanggal pengenaan denda.

2) Indikator Penggunaan E-filing Terhadap Wajib Pajak

Adapun indikator penggunaan E-filing terhadap Wajib Pajak menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:139) adalah:

a) Wajib Pajak yang mengisi dengan jujur, lengkap, dan benar Surat Pemberitahuan (SPT) melalaui E-filing sesuai ketentuan.

b) Menyampaikan SPT ke KPP sebelum batas waktu terakhir.

(24)

3. Pajak Penghasilan

Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak

a) Subjek Pajak Penghasilan

- Orang Pribadi

Orang Pribadi sebagai subjek dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun diluar Indonesia.

1. Wajib Pajak Orang Pribadi Sebagai Subjek Pajak Dalam Negeri

Wajib pajak orang pribadi yang menjadi subjek pajak dalam negeri menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 Tahun 2008 adalah Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

2. Wajib Pajak Orang Pribadi Sebagai Subjek Pajak Luar Negeri

Wajib pajak orang pribadi yang menjadi subjek pajak luar negeri menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 Tahun 2008 adalah orang pribadi yang tidak tinggal di Indonesia, atau orang pribadi yang tidak tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Orang pribadi yang tidak tinggal di Indonesia, atau orang pribadi yang tidak tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam

(25)

jangka waktu 12 bulan yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia, tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Wajib Pajak Orang Pribadi mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan seperti berikut:

1. Melakukan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 2. Menghitung Besarnya Pajak

3. Membayar Kewajiban Pajak 4. Lapor Surat Pemberitahuan (SPT)

- Warisan yang belum terbagi

Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakansubjek pajak pengganti, menggantikan merekayang berhak yaitu ahli waris,penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan

- Badan

Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer

- Bentuk Usaha Tetap

(26)

Bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia ,orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu dua belas bulan dan badan yang tidak didirikan yang tidak bertempat kedudukan diIndonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan usaha di Indonesia.Untuk menetapkan perhitungan wajib pajak orang pribadi maka diperlukan sebuah wadah untuk melaporkan pajak yang terutang tersebut yaitu Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)

4. Hasil Kajian Efektifitas E-filing

Menurut Erwin Priambodo D. Putro (2018), Kepala Bidang Penilaian Ekstensifikasi dan Pendaftaran dalam Gathering dan Dialog Perpajakan Direktorat Jenderal Pajak, oleh Kanwil DJP Sumut Sumatera Utara I mengatakan untuk mengelola pajak Negara memang membutuhkan sosialisasi. Salah satunya sosialisasi berupa dialog supaya pesan-pesan yang harus diketahui sampai tepat sasaran yakni pada Wajib Pajak. Untuk pelaporan pajak bisa melalui sistem e- filing dari smartphone saja.Sedangkan untuk EFIN atau nomor identitas yang diterbitkan oleh DJP bisa dibuat secara mudah dan cepat melalui twitter. Dengan demikian pelaporan Wajib Pajak dan juga pembayaran akan semakin mudah.

Tujuan e-filing berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-01/PJ/2014 adalah:

1) Mencapai transparansi dan bisa menghilangkan praktik-praktik Korupsi, Kolusi,dan Nepotisme (KKN). DJP telah mengeluarkan sebuah peraturan mengenai e-filing yaitu Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER 47/pj/2008 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan secara

(27)

Elektronik (e-filing) melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).

2) Wajib Pajak tidak perlu lagi datang ke Kantor Pelayanan Pajak jika sudah menggunakan fasilitas e-filing sehingga penyampaian SPT menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini karena pengiriman data SPT dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja serta dikirim langsung ke database DJP dengan fasilitas internet yang disalurkan melalui satu atau beberapa perusahaan penyedia jasa aplikasi yang ditunjuk oleh DJP.E-filing mempermudah penyampaian SPT dan memberi keyakinan kepada Wajib Pajak bahwa SPT itu sudah benar diterima DJP serta keamanan jauh lebih terjamin.

3) E-filing mempermudah penyampaian SPT dan memberi keyakinan kepada Wajib Pajak bahwa SPT itu sudah benar diterima DJP serta keamanan jauh lebih terjamin.

5. Pengertian Surat Pemberitahuan

Menurut Suandy Erly, (2011) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan / atau pembayaran pajak, objek pajak, dan/atau bukan objek pajak, dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. .

(28)

6. Pengertian Efektivitas

Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan yang diukur dengan kualitas, kuantitas, dan waktu, sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.Ada juga yang menjelaskan arti efektivitas adalah suatu tingkat keberhasilan yang dihasilkan oleh seseorang atau organisasi dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Dengan kata lain, semakin banyak rencana yang berhasil dicapai maka suatu kegiatan dianggap semakin efektif.

Pengertian Efektivitas Menurut Para Ahli:

1. Menurut Ravianto

Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan.Artinya, apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya, maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif.

2. Menurut Gibson etal

Efektivitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan organisasi.Semakin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan (standar), maka mereka dinilai semakin efektif.

3. Menurut Budi Saksono Prasetyo

(29)

Efektivitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan antara keluaran (output) yang dicapai dengan keluaran yang diharapkan dari jumlah masukan (input) dalam suatu perusahaan atau seseorang.

4. Sondang P. Siagian

Efektivitas adalah suatu pemanfaatan sarana prasarana, sumber daya dalam jumlah tertentu yang sebelumnya telah ditetapkan untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang akan dijalankan oleh seseorang atau suatu perusahaan.

5. Schemerhon John R. Jr.

Efektivitas adalah pencapaian target keluaran (output) yang akan diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau OA (seharusnya) dengan output realisasi atau OS (sesungguhnya). Jika OA > OS maka akan dinilai efektif.

E. Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian tugas akhir sebagai berikut:

1. Jenis Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penulisan tugas akhir, yang terdiri dari:

a) Data Primer,yaitu data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang- orang yang dianggap mampu memberikan masukan dan informasi serta observasi penulis di lapangan tempat objek penelitian.

(30)

b) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti melalui studi literatur seperti sumber-sumber pustaka, tulisan ilmiah, peraturan perundang- undangan, dokumentasi maupun

c) literatur lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

2. Sumber Data

Pada tahap ini penulis menyediakan persiapan kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, buku perpajakan, Undang-Undang Perpajakan, internet dan bahan-bahan lainya yang berhubungan dengan objek pembahasan dan melakukan pengamatan sesuai dengan data di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia. Pada saat observasi lapangan penulis akan mengamati secara langsung secara sistematis serta data-data yang berhubungan dengan masalah-masalah yang dibahas nantinya akan dijadikan bukti dalam daftar dokumen penulis.

3. Alat Pengumpul Data

Adapun Pengumpulan data yang dilakukan penulis, yaitu:

1) Wawancara (Interviw) yaitu dengan mengadakan pembicaraan langsung terhadap pegawai dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia.

2) Pengamatan (Observasi) yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia.

3) Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dokumen yang berhubungan dengan pelaporan SPT secara e-filing di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

(31)

Pratama Medan Polonia dan data-data lain yang berhubungan dengan objek pembahasan.

4. Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang bersifat eksporatif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data variable yang di peroleh dan kelompok subjekyang diteliti.

(32)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK / LOKASI PENULISAN TUGAS AKHIR

A. Sejarah Umum Direktorat Jendral Pajak

Organisasi Direktorat Jendral Pajak pada mulanya merupakan bagian dari beberapa unit organisasi, yaitu:

1. Jabatan Pajak yang bertugas melaksanakan pemungutan pajak berdasarkan perundang-undangan dan melakukan tugas pemeriksaan kas Bendaharawan Pemerintah.

2. Jabatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang sitaan guna pelunasan piutang pajak Negara.

3. Jabatan Akuntan Pajak yang bertugas membantu jabatan pajak untuk melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan Wajib Pajak Badan.

4. Jabatan Pajak Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah pada Dirjen Pajak Moneter) yang bertugas melakukan pemungutan pajak hasil bumi dan pajak atas tanah yang pada tahun 1963 diubah menjadi Direktorat Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA). Dengan keputusan presiden RI Nomor 12 Tahun 1976 tanggal 25 Maret 1976, Direktorat IPEDA diserahkan dari Direktorat Jendral Pajak. Pada tanggal 27 Desember 1985 melalui Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1985, Drektorat IPEDA berganti yang semula bernama Inspeksi IPEDA diganti menjadi Pajak Bumi dan Bangunan, dan kantor dinas luar IPEDA diganti menjadi kantor Dinas Luar PBB.

Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ItDa) yaitu di Jakarta dan beberapa daerah

(33)

seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Inspektorat Daerah ini kemudian menjadi Dirjen (Kantor Wilayah) seperti yang ada sekarang.

Setelah Kanwil Pajak Daerah terbentuk, dibentuklah beberapa unit kerja berdasarkan pembagian wilayah di Sumatera Utara yaitu KPP Medan Barat, KPP Medan Petisah, KPP Medan Polonia, KPP Medan Kota, KPP Medan Timur, KPP Medan Belawan, KPP Binjai, KPP Lubuk Pakam dan unit kerja yang bergerak khusus dibidang pemeriksaan terhadap wajib pajak yaitu kantor pemeriksaan dan penyidikan pajak (karipsa).

1. Nilai-Nilai dan Kode Etik Pegawai Direktorat Jendral Pajak

Dalam keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor KEP-111/PJ/2008 tanggal 28 Juni 2008 tentang Rencana Strategi Direktorat Jendral Pajak Tahun 2008-2012 telah ditetapkan Rencana Strategi Direktorat Jendral Pajak (Renstra DJP) untuk priode 5 (lima) tahun terhitung mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, yang berisi visi, misi, nilai, tujuan, sasaran, strategi, program, dan indicator kinerja Direktorat Jendral Pajak untuk priode tersebut.

Berdasarkan Renstra Direktorat Jendral Pajak tersebut, visi Direktorat Jendral Pajak adalah “menjadi Institusi Pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi”.Dan misi Direktorat Jendral Pajak adalah “menghimpun pemerintah pajak Negara nerdasarkan undang-undang perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi yang efektif dan efisien”.

(34)

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, Direktorat Jendral Pajak berpedoman kepada nilai-nilai kementrian keuangan sebagai berikut.

1) Intergritas

Berfikir, berkata, berprilaku, dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.

2) Profesionalisme

Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi.

3) Sinergi

Membangun dan memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.

4) Pelayanan

Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman.

5) Kesempurnaan

Senantiasa melakukan upaya perbaikan disegala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.

Kewajiban dan larangan dalam kode etik pegawai Direktorat Jendral Pajak:

a. Setiap pegawai mempunyai kewajiban untuk:

1) Menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain.

2) Bekerja secara professional, transparansi, dan akuntabel.

(35)

3) Mengamankan data dan informasi yang dimiliki Direktorat Jendral Pajak.

4) Memberikan pelayanan kepada wajib pajak, sesame pegawai, atau pihak lain dalam pelaksaan tugas dengan sebaik-baiknya.

5) Menaati perintah kedinasan

6) Bertanggung jawab dalam penggunaan barang inventaris milik Direjtorat Jendral Pajak.

7) Menaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor.

8) Menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

9) Bersikap, berpenampilan, dan bertutur kata secara sopan.

b. Setiap pegawai dilarang:

1) Bersifat diskriminatif dalam melaksanakan tugas.

2) Menyalahgunakan kewenangan jabatan baik langsung maupun tidak langsung

3) Menyalahgunakan fasilitas kantor

4) Menerima segala pemberian dalam bentuk apapun, baik langsung maupun tidak langsung, dari Wajib Pajak, sesame pegawai atau pihak yang menyebabkan pegawai yang menerima patut diduga memiliki kewajiban yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaannya.

5) Menyalahgunakan data dan infomasi pekejaan.

(36)

6) Melakukan perbuatan yang patut diduga dapat menyebabkan gangguan, kerusakan, dan atau perubahan data sistem informasi milik Direktorat Jedral Pajak.

7) Melakukan Perbuatan tidak terpuji yang bertentangan dengan norma kesusilaan dan dapat merusak citra serta martabat Direktorat Jendral Pajak.

2. Struktur Organisasi Direktorat Jendral Pajak

Struktur organisasi merupakan penyedia lingkungan kerja yang tepat sesuai dengan keahlian dan kecepatan karyawan masing-masing serta membatasi kerja dan wilayah kerja setiap karyawan. Adapun kegunaan dari struktur organisis tersebut adalah:

a) Memudahkan pelaksanaan kerja.

b) Mempermudah pengawasan oleh pemimpin.

c) Membagi kegiatan kerja khusus pada tiap bagian (Job Description).

d) Mencegah adanya penumpukan kerja pada staff bagian saja.

e) Mempemudah kerja sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana.

B. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

Di zaman Belanda, Kantor Pelayanan Pajak bernama Kantor Belasting dan kemudian berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan yang selanjutnya diubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak yang induk organisasinya Direktorat jenderal Pajak

(37)

dibawah Departemen Keuangan Republik Indonesia. Tahun 1976 di Sumatera Utara berdiri tiga Kantor Inspeksi Pajak, yaitu:

a. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan b. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara c. Kantor Inspeksi Pajak Siantar

Tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua, yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran.Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka dirasa perlu adanya tambahan kantor untuk melayani masyarakan di dalam membayar pajak. Oleh karena itu didirikan Kantor Inspeksi Pajak Medan Barat.

Selanjutnya untuk lebih memantapkan nilai pelayanan kepada masyarakat, maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tanggal 25 Maret 1989 No.267/KMK.01/1989 , telah diadakan perubahan menyeluruh pada struktur Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak diganti menjadi Kantor Pelayanan Pajak dan juga dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Terakhir berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.443/KMK.03/2002 tanggal 26 Februari 2002 dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia.Kantor Pelayanan Pajak adalah instansi Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah kepala Kantor Wilayah.

Pada tanggal 27 Mei 2008 Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan dirubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dengan wilayah kerja Kecamatan Medan

(38)

Polonia, Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Maimun, Medan Baru, dan Medan Johor. Dilakukan perubahan oleh Menteri Keuangan adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada wajib pajak.

C. Visi dan Misi KPP Pratama Medan Polonia

Adapun Visi dari KPP Pratama Medan Polonia adalah mewujudkan pelayanan yang profesional dengan kinerja yang baik dan dapat diperccaya untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak di lingkungan Kanwil DJP Sumatera Utara.

Misi dari Kantor Direksi KPP Pratama Medan Polonia adalah meningkatkan penerimaan dan pendapatan negara melalui PPh, PPN, dan PPnBM serta senantiasa memperbaharui diri sesuai perkembangan aspirasi masyarakat dan tata tertib administrasi.

Nilai-Nilai Kementerian Keuangan yaitu : 1. Integritas

"Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral."

2. Profesionalisme

"Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi."

3. Sinergi

"membangun dan memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas."

(39)

4. Pelayanan

"Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman."

5. Kesempurnaan

"Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik."

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok yang bekerja sama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi menyediakan pengadaan personil yang memegang jabatan tertentu dimana masing-masing diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai jabatannya.Hubungan kerja dalam organisasi dituangkan dalam struktur organisasi dimana merupakan gambaran sistematis tentang hubungan kerja dari orang-orang yang menggerakan organisasi dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Struktur organisasi diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan tingkat hirarki. Struktur organisasi juga diharapkan akan dapat menetapkan sistem hubungan dalam oranganisasi yang mengahsilkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan integrasi secara efesien dan efektif dari segenap kegiatan organisasi baik vertikal maupun horizontal.

Pada prinsipnya struktur organisasi yang digunakan tergantung pada ukuran besarnya dan jenis organisasi serta banyaknya jumlah staf dalam

(40)

organisasi serta tingginya tingkat kerumitan dalam operasional organisasi. Berikut gambaran struktur organisasi KPP Pratama Medan Polonia:

a. Kepala Kantor

Kepala kantor mempunyai tugas mengkordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib pajak di bidang pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan pajak tidak langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

b. Subbagian Umum

Membantu dan menunjang kelancaran tugas kepala kantor dalam mengkordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturran kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan perlengkapan.

c. Seksi PDI (Pengolahan Data dan Informasi)

Membantu kepala kantor dalam mengkordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT, e-Filing, dan penyimpanan laporan kinerja dengan teknologi informasi perpajakan sehingga dapat memudahkan pekerjaan pada seksi PDI.

d. Seksi Pelayanan

Membantu tugas kepala kantor dalam mengkordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, mengadministrasikan dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya,

(41)

penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak, serta kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

e. Seksi Pemeriksaan

Membantu tugas kepala kantor mengkordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan, pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak.

f. Seksi Penagihan

Membantu tugas kepala kantor mengkordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

g. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan

Membantu tugas kepala kantor mengkordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)

Membantu tugas kepala kantor mengkordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak, bimbingan atau himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyususnan profil wajib pajak, analisis kinerja wajib pajak, rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pada KPP Pratama Medan Polonia terdapat empat kepala seksi pengawasan dan

(42)

konsultasi yang masing-masing pembagian tugas pokoknya berdasarkan wilayah kerja tertentu.

i. Jabatan Fungsional

Kelompok fungsional ini mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.Tugas dan fungsinya adalah melakukan pemeriksaan kewajiban pajak terhadap wajib pajak orang pribadi dan badan sesuai dengan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) yang dikeluarkan.

E. Keadaan Pegawai di KPP Medan Polonia

Aspek kepegawaian yang mendukung operasional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Keadaan berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 85

Perempuan 23

Jumlah 105

(43)

2. Keadaan berdasarkan Jabatan

Jabatan Jumlah

Kepala Kantor 1

Kasi/Kasubbag 10

Fungsional 13

Account

Representative 40

Pelaksana 44

Jumlah 108

(44)

3. Keadaan berdasarkan Seksi

Seksi Jumlah

Subbag Umum 10

Seksi Pelayanan 15

Seksi PDI 9

Seksi Waskon I 6

Seksi Waskon II 11

Seksi Waskon III 10

Seksi Waskon IV 10

Seksi Penagihan 7

Seksi Ekstensifikasi 11

Seksi Pemeriksaan 5

Fungsional 13

Jumlah 107

4. Keadaan berdasarkan Pangkat dan Golongan

(45)

Golongan Jumlah

IV 6

III 57

II 45

I 0

Jumlah 108

(46)

BAB III

GAMBARAN DATA

A. Data Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

Berikut adalah tabel data Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia.

Tabel 3.1

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Lapor SPT yang Terdaftar di KPP Pratama Medan Polonia Tahun 2015-2017

Tahun 2015 2016 2017

Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

94.512 105.542 115.882

Sumber Data: Diolah dari Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Polonia 2018

Dari tabel 3.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Lapor SPT yang terdaftar dari tahun 2015-2017 mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi sebanyak 94.512 jiwa, mengalami peningkatan di tahun 2016 sebanyak 105.542 jiwa dan pada tahun 2017 sebanyak 115.882 jiwa.

(47)

Tabel 3.2

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Lapor SPT Terdaftar yang Melapor Pajak Secara E-Filing KPP Medan Polonia Tahun 2016 -2017 Tahun 2016 2017

Target KPP 25.209 14.265

Realisasi 29.580 15.186 Sumber Data: Diolah dari Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Polonia 2018

Dari tabel 3.2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Lapor SPT terdaftar yang melapor pajak secara e-filing di KPP Pratama Medan Polonia dari tahun 2016 ke tahun 2017 realisasinya telah mencapai target yang di tetapkan. Pada tahun 2016 realisasi jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang melapor pajak secara e-filing sebanyak 29.580 jiwa dari target yang sudah ditetapkan KPP Pratama Medan Polonia yaitu sebanyak 25.209 jiwa.Dan pada tahun 2017 realisasi jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang melapor pajak secara e-filing sebanyak 15.186 juga telah mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 14.265 jiwa.

(48)

Tabel 3.3

Jumlah Penerimaan Pajak di KPP Pratama Medan Polonia Tahun 2015- 2017

Tahun 2015 2016 2017

Target KPP (Dalam Rupiah)

678.733.119.000 819.632.260.000 676.764.789.000

Realisasi

(Dalam Rupiah)

587.347.033.378 520.323.136.715 585.884.087.794

Sumber Data :Diolah dari Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Polonia 2018

Dari tabel 3.3 diatas dapat dilihat besar jumlah penerimaan pajak keseluruhan di KPP Pratama Medan Polonia belum mencapai target yang ditetapkan. Adapun realisasi penerimaan pajak tahun 2015 sebesar 587.347.033.378 dari target yang ditetapkan sebesar 678.733.119.000. Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2016 sebesar 520.323.136.715 juga belum mencapai target KPP yaitu sebesar 819.632.260.000. Begitupun pada tahun 2017 dengan realisasi penerimaan pajak sebesar 585.884.087.794 belum mencapai target KPP sebesar 676.764.789.000. Namun dalam hal pelaporan pajak secara e-filing telah mencapai target pada bagian penerimaan seperti dilihat pada tabel 3.2.

(49)

B. Hasil Wawancara Pegawai KPP Pratama Medan Polonia

Dalam mendukung penulisan Tugas Akhir ini diperoleh data yaitu melalui metode pengumpulan data dengan wawancara.Pada Tugas Akhir ini penulis mewawancarai salah satu pegawai yang ada di KPP Pratama Medan Polonia.

Adapun hasil wawancara tersebut ialah sebagai berikut:

1. Masih banyak Wajib Pajak yang tidak begitu paham dan juga kurang mengerti mengenai pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi melalui sistem e- filing atau pelaporan secara online dengan menggunakan internet.

2. Dalam hal penyampaian SPT Tahunan secara online kebanyakan Wajib Pajak tidak mempunyai email dan atau punya email tetapi lupa password, hal ini membuat petugas pajak harus mendaftarkan terlebih dahulu email Wajib Pajak dan atau menggantikan password yang tentunya akan memakan banyak waktu dari yang diperkirakan sebelumnya.

3. Jaringan atau website terkadang tidak dapat diakses karena sistem e-filing sedang down atau sibuk.

4. Saat ingin menyampaikan SPT Tahunan secara online terkadang Wajib Pajak lupa EFIN, sehingga proses menjadi semakin lama karena Wajib Pajak harus meminta cetak ulang EFIN kembali.

5. Tidak jarang bukti potong yang diberikan oleh bendaharawan kepada Wajib Pajak salah sehingga memperlambat proses penyampaian SPT Tahunan secara online, sebab setiap data yang dilaporkan harus sesuai dengan bukti potong.

(50)

BAB IV PEMBAHASAN

A. Cara Pelaporan SPT Tahunan Secara E-Filing

1. Formulir SPT yang tersedia dalam E-Filing pajak online

Dalam proses pengisian SPT terdapat 3 jenis formulir, yakni 1770, 1770 S, dan 1770 SS dengan kriteria sebagai berikut:

1. E-Filing 1770 SS (Sangat Sederhana)

Formulir ini digunakan jika memenuhi kriteria berikut:

a. Penghasilan setahun kurang dari Rp 60 juta.

b. Pekerjaanmu adalah Pegawai Swasta, PNS/ASN, TNI/polri, atau Pegawai BUMN/BUMD.

c. Bukan Pengusaha atau pekerjaan bebas.

2. E-Filing 1770 S (Sederhana)

Formulir ini digunakan jika memenuhi kriteria berikut:

a. Penghasilan setahun kamu Rp 60 juta atau lebih.

b. Pekerjaan kamu adalah Pegawai Swasta, PNS/ASN, TNI/polri, atau Pegawai BUMN/BUMD.

c. Bukan Pengusaha atau pekerjaan bebas.

3. SPT 1770

Bagi yang berprofesi sebagai pengusaha atau memiliki pekerjaan bebas yang profesional, seperti akuntan, dokter, dan notaris dapat menggunakan formulir ini.

(51)

2. Langkah Melakukan Pengisian Awal Dalam Menggunakan E-filing Bagi yang baru pertama kali menggunakan E-Filing, maka perlu melakukan beberapa langkah berikut ini:

1. Datang ke kantor pajak (KPP atau KP2KP) terdekat untuk melakukan registrasi EFIN (Electronic Filing Identification Number).

2. Mengisi, menandatangani, dan menyampaikan formulir permohonan aktivasi EFIN.

3. Mendaftarkan diri atau registrasi untuk membuat akun di laman DJP online.

4. Mengisi dan mengirim laporan SPT tahunan.

Informasi tambahan:

a. Permohonan hanya dapat dilakukan sendiri dan tidak dapat dikuasakan kepada pihak lain.

b. Permohonan ini hanya perlu dilakukan satu kali untuk seluruh layanan DJP online.

3. Petunjuk Registrasi E-filing Melalui DJP Online

Agar bisa menggunakan fitur e-filing, maka harus melakukan registrasi terlebih dahulu. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Untuk memulai registrasi layanan e-filing, masuk ke laman http:/djponline.pajak.go.id dan klik “Daftar”.

b. Isi Nomor Pokok Wajib Pajak dan nomor EFIN yang sebelumnya telah kamu peroleh dari KPP atau KP2KP. Kemudian klik “Verifikasi”.

(52)

c. Cek nama wajib pajak yang secara otomatis terisi.Kemudian Isi alamat email aktif dan buat password yang mudah kamu ingat.Klik “Simpan”.

d. klik link yang telah dikirimkan ke email, kemudian siap masuk ke DJP Online.

4. Langkah Selanjutnya Pengisian SPT Tahunan Pajak Orang Pribadi Dengan E-filing

Setelah melakukan registrasi, maka Wajib Pajak telah terdaftar dan memiliki akun. Langkah selanjutnya adalah untuk mengisi SPT tahunan menggunakan e-filing pajak online.

a. Masih dalam laman http:/djponline.pajak.go.id, klik “Login”.

b. Klik “E-Filing” untuk memasuki laman E-Filing. Kemudian klik “Buat SPT”.

c. Ikuti petunjuk dan jawab seluruh pertanyaan yang diberikan untuk menentukan jenis formulir yang sesuai dengan profil Wajib Pajak.

d. SPT 1770 S dengan formulir jika hendak mengisi formulir tanpa panduan.SPT 1770 S dengan panduan jika hendak mengisi formulir dengan panduan.

e. Setelah mengisi semua formulir hingga laman ini, kirim SPT dengan mengisi kode verifikasi dengan cara klik tombol “[di sini]”.Kode verifikasi kemudian dapat dicek di email.Akhiri proses isi SPT melalui E-Filing dengan klik

“Kirim SPT”.

B. Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Medan Polonia

1. Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Lapor SPT yang Terdaftar di KPP Pratama Medan Polonia

(53)

Wajib Pajak atau pembayar pajak yang melaksanakan kewajiban perpajakannya harus terdata dan/atau terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia.Wajib Pajak yang terdata dan/atau terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia pada 3 (tiga) tahun terakhir yakni 2015, 2016 dan 2017.

Pada data jumlah Wajib Pajak terdaftar di KPP Pratama Medan Polonia dapat dilihat bahwa jumlah Wajib Pajak tiga tahun terakhir (2015, 2016 dan 2017) setiap tahun meningkat jumlah Wajib Pajak yang terdaftar, dapat dihitung bahwa kenaikan jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Polonia tidak terlalu mengalami kenaikan yg signifikan.

Persentasi kenaikan jumlah Wajib Pajak dari tahun 2015 ke tahun 2016 ialah sebesar 0,11% kenaikannya sedangkan jumlah Wajib Pajak dari tahun berikutnya 2016 ke tahun 2017 ialah 0,09% kenaikannya. Jadi jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Medan Polonia dari tahun 2015 s/d 2016 mengalami kenaikan jumlah yang terdaftar walaupun kenaikan dari tahun 2015 ke tahun 2016 lebih tinggi kenaikannya daripada kenaikan jumlah Wajib Pajak dari tahun 2016 ke tahun 2017, perbandingan kenaikannya adalah 0,02%.

2. Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Lapor SPT Terdaftar yang Melapor Pajak Secara E-filing di KPP Pratama Medan Polonia

Pada bagian ini dapat dilihat keseluruhan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar sebagai Wajib Pajak yang wajib lapor SPT dengan sistem e- filing pada KPP Pratama Medan Polonia. Dari tabel 3.2 yaitu jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai Wajib Pajak wajib lapor SPT dapat diketahui bahwa jumlah

(54)

Wajib Pajak di KPP Pratama Medan Polonia telah mencapai target yang di tetapkan oleh pihak KPP. Jumlah dari realisasi 2 tahun terakhir 2016 dan 2017 ialah sebanyak 29.580 jiwa dan 15.186 jiwa dengan target yang ditetapkan yaitu sebanyak 25.209 jiwa untuk tahun 2016 dan 14.265 jiwa untuk tahun 2017.

Adapun persentasi pencapaian target pada tahun 2016 yaitu 117,34% dan tahun 2017 yaitu 83,03%.

C. Penerimaan Pajak di KPP Pratama Medan Polonia Tahun 2015-2017 Pendapatan atau penerimaan pajak berdasarkan tabel 3.3 pada BAB III Gambaran Data menunjukkan jumlah data dari tahun 2015, 2016 dan 2017 di KPP Pratama Medan Polonia (dalam rupiah). Penerimaan pajak yang ada di KPP Paratama Medan Polonia dapat dilihat dari data tiga tahun terakhir ini (2015, 2016 dan 2017) bahwa penerimaan pajak di KPP Pratama Medan Polonia dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan juga penurunan pendapatan pajak. Realisasi pendapatan dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan pendapatan yaitu sebesar 0,11%. Sedangkan realisasi pendapatan dari tahun 2016 ke tahun 2017 mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,12%.

Dengan demikian dapat di analisa bahwa pada KPP Pratama Medan Polonia jumlah Peningktan Wajib Pajak Orang Pribadi mencapai target yang terdaftar dari tiga tahun data yang dibandingkan, Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar dan Jumlah penerimaan atau pendapatan Pajak Penghasilan (PPh) dari realisasi tahun 2015, 2016 dan 2017 mengalami penurunan dan sekaligus kenaikan pendapatan walaupun belum mencapai target yang di tetapkan KPP Pratama Medan Polonia.

(55)

D. Kendala yang Dihadapi KPP Pratama Medan Polonia

Adapun kendala yang diperoleh oleh KPP Pratama Medan Polonia didalam upaya meningkatkan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam pelaporan SPT Tahunan melalui sistem e-filing ialah masih banyaknya Wajib Pajak yang tidak begitu paham dan juga kurang mengerti mengenai pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi melalui sistem e-filing atau pelaporan secara online dengan menggunakan internet. Dalam hal penyampaian SPT Tahunan secara online kebanyakan Wajib Pajak tidak mempunyai email, jaringan atau website terkadang tidak dapat diakses karena sistem e-filing sedang down atau sibuk. Begitu pun saat ingin menyampaikan SPT Tahunan secara online terkadang Wajib Pajak lupa EFIN, sehingga proses menjadi semakin lama karena Wajib Pajak harus meminta cetak ulang EFIN kembali. Dan tidak jarang bukti potong yang diberikan oleh bendaharawan kepada Wajib Pajak salah sehingga memperlambat proses penyampaian SPT Tahunan secara online, sebab setiap data yang dilaporkan harus sesuai dengan bukti potong.

Referensi

Dokumen terkait

Aliran-aliran sungai besar di wilayah ini bersama dengan anak-anak sungainya membentuk pola Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dapat digolongkan atas 6 Sub DAS yakni Sub

Berdasarkan hasil Finite Element Analysis (FEA) seperti yang diperlihatkan pada gambar 3 dan gambar 4, diperoleh komponen pencacah yang dipakai terdiri atas 14 buah shredder blade

Berdasarkan lokasi provinsi Jawa dan Luar Jawa, dapat dikatakan bahwa sebagian besar wilayah yang memiliki ternak unggul berada di Luar Jawa kecuali untuk sapi perah dan

Use Case Administrasi Use case administrasi menggambarkan perluasan use case “administrasi” (sesuai gambar 2), pengguna (administrator) setelah memilih fitur utama akan

Peran dan kontribusi Humas untuk meningkatkan citra perusahaan (TVRI) harus didukung oleh strategi-strategi kehumasan yang sesuai dengan realitas yang ada sehingga

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 5 orang mahasiswa yang memiliki tingkat kecemasan berbicara di depan umum yang tergolong tinggi, serta memiliki pengalaman masa lalu

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dengan Bank Syariah BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Penulis ingin mengangkat karya tulis tentang Lokananta karena Lokananta merupakan bagian dari sejarah musik Indonesia yang sudah tidak diperhatikan lagi