• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kompetensi Guru dan Sarana Prasarana terhadap Prestasi Belajar Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kompetensi Guru dan Sarana Prasarana terhadap Prestasi Belajar Siswa"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

YUME : Journal of Management

ISSN : 2614-851X (Online)

Analisis Kompetensi Guru dan Sarana Prasarana terhadap

Prestasi Belajar Siswa

Rofiqah Al Munawwarah1, Gunawan Bata Ilyas2 1,Tarbiah dan Keguruan, UIN Alauddin Makassar 2Manajemen, STIE AMKOP Makassar

Abstrak

Jenis penelitian yang di pakai dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Tempat penelitian berlokasi pada Pada UPT Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Bantaeng. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus dimana seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian. Dalam melakukan pengujian statistic maka menggunakan analisis jalur.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Kompetensi Profesional Guru dan Sarana Prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap Manajemen Berbasis Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru dan kompetensi guru serta Manajemen Berbasis Sekolah berpengaruh poaitif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa dan berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja melalui prestasi belajar siswa Pada UPT Satuan Pendidikan Sekolah Formal Dasar Negeri Kabupaten Bantaeng

Kata Kunci : Kompetensi, Guru, Prestasi belajar, siswa

Copyright (c) 2021 Rofiqah Al Munawwarah  Corresponding author :

Email Address : rofiqah.al@uin-alauddin.ac.id

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi sekarang ini, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kebutuhan mutlak, terutama dalam menghadapi perubahan dan perkembangan yang sudah demikian pesat. Oleh karena itu, pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber daya manusia dan insan yang berkualitas. Memang secara kuantitas, kemajuan pendidikan di Indonesia cukup menggembirakan, namun secara kualitas perkembangannya masih belum merata (Sukmadinata dkk, 2006). Hal ini menjadikan bangsa Indonesia jauh tertinggal dibanding negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina dan Singapura. Salah satu upaya untuk mengantisipasi permasalahan tersebut adalah dengan melaksanakan pembangunan di bidang pendidikan. Karena dengan meningkatkan kualitas pendidikan, pada gilirannya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, (S, Sudjana 2000).

Upaya memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia sebenarnya juga telah ditempuh dengan lahirnya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, yang menyatakan bahwa wewenang terbesar bidang pendidikan ada di tangan pemerintah

(2)

daerah, baik yang menyangkut pendanaan maupun kebijakan yang bersifat strategis di bidang kurikulum. Berbagai program dan kebijakan digulirkan baik oleh pemerintah pusat, daerah maupun sekolah dalam rangka memperbaiki prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Dalam proses pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah semestinya kualitas guru harus diperhatikan.

Salah satu ukuran keberhasilan dari proses belajar mengajar dapat ditunjukan dengan prestasi belajar yang memuaskan oleh peserta didik. Sampai saat ini prestasi belajar masih sering dipakai sebagai kriteria (tolak ukur) untuk menentukan kualitas belajar peserta didik. Setiap peserta didik sudah tentu berharap untuk dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan oleh karena itu pesrta didik dituntut melakukan berbagai usaha sesuai dengan kondisi dirinya. Hal ini berarti bahwa segala usaha yang akan dilakukan peserta didik dalam mencapai prestasi belajar akan diselaraskan dengan konsep diri dan kedisiplinan pada peserta didik.

Hal ini menunjukan bahwa Keberhasilan peserta didik dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Menurut Slameto (2003) prestasi belajar dipengaruhi faktor dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Faktor dalam individu seperti intelegensi, motivasi belajar, kepribadian, bakat, minat, sikap kondisi fisik, jenis kelamin dan cara atau kebiasaan belajar. Sedangkan faktor dari luar individu meliputi faktor lingkungan sekolah dan lingkungan rumah.

Individu atau peserta didik yang memandang dirinya pribadi sebagai sosok yang tidak mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas, maka seluruh perilakunya akan menunjukan ketidakmampuannya. Tentu hal tersebut akan menyebabkan prestasi dalam belajar pada tingkat keberhasilan yang rendah, atau dengan kata lain mereka hanya mengharapkan tingkat keberhasilan pada tingkat minimum.

Peserta didik yang mempunyai konsep diri yang positif menyadari kewajiban dan kebutuhannya untuk belajar dan mengembangkan potensi diri untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Peserta didik akan belajar dengan kemampuan yang kuat, tekun dan bersemangat, percaya diri dan ketekunan belajar ini akan menentukan prestasi dalam belajar. Seandainya peserta didik tersebut mengalami kegagalan dalam belajar maka ia akan menunjukan persepsinya yang positif terhadap kegagalannya serta menjauhkan diri dari sikap pesimis. Dengan demikian konsep diri yang positif memungkinkan peserta didik untuk bertindak secara dinamis, rasional, kreatif, dan optimis. Hal ini mengandung arti bahwa melalui konsep diri yang positif diharapkan dapat tercapai suatu prestasi belajar yang memuaskan.

Peserta didik yang berhasil mencapai prestasi belajar yang sangat memuaskan akan dipandang sebagai peserta didik yang mempunyai kemampuan dan usaha yang baik oleh guru atau peserta didik yang lain. Sebaliknya peserta didik yang tidak berhasil mencapai prestasi yang sangat memuaskan, akan dipandang sebagai peserta didik yang tidak tahu atau kurang mempunyai kemampuan dan usaha. Kesulitan peserta didik untuk mengikuti proses belajar mengajar bukanlah disebabkan oleh tingkat kognitif yang rendah saja melainkan oleh sikap peserta didik yang memandang

(3)

dirinya bahwa ia tidak mampu untuk melaksanakan tugas-tugas di sekolah. dengan kata lain siswa dihinggapi rasa rendah diri dalam arti negatif, sehingga secara tidak langsung peserta didik menjadi pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Terkadang mereka tidak mempedulikan orang lain sehingga selama di sekolah mereka berbuat sesuatu yang tidak disenangi seperti sering mengganggu temannya yang lain dan sering bolos sekolah.

Berbagai program dan kebijakan digulirkan baik oleh pemerintah pusat, daerah maupun sekolah. Seperti peningkatan kompetensi profesional melalui diklat, begitupun juga pemenuhan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran dibarengi dengan pengelolaan yang baik dan sesuai dengan standar nasional dan landasan pembelajaran yang berlaku, dan kualitas sekolah yang rendah, sebenarnya merupakan area strategis untuk dikembangkan, terutama dalam penguatan kebijakannya yaitu berkaitan dengan faktor-faktor penyebabnya, seperti minimnya kualitas sarana/prasarana sekolah, manajemen sekolah, kualitas tenaga pendidik, dan lainnya, (Dalyono, M 2005).

Oleh karena itu salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kompetensi profesional guru. Kompetensi profesional guru adalah kemampuan seorang guru dalam penguasaan terhadap landasan kependidikan, menguasai bahan pengajaran, kemampuan menyusun program pengajaran (mengembangkan bahan pelajaran dan mengembangkan strategi pembelajaran), kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran (Syaiful, 2009). Guru yang mempunyai kompetensi profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai bidang ilmu, bahan ajar, metode pembelajaran, memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan, tetapi juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang hakikat manusia dan masyarakat. Profesional seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas utamanya mengajar.

METODOLOGI

Jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriftip dilakukan dengan pengumpulan data yaitu penelitian yang dimana pengumpulan datanya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik. untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel, Selanjutnya penelitian ini berlangsung selama dua bulan yaitu pada bulan September sampai dengan Oktober 2020 pada SDN di Kabupaten Bantaeng pada objek penelitian di Kecamatan Bantaeng.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Data

(4)

Berdasarkan hasil analisis jalur (path analysis) untuk pengujian hipotesis 1 dan 2 disajikan pada tabel 1 berkut :

Tabel 1

Hasil Uji Pengaruh Kompetensi Profesional dan Prestasi Belajar Siswa terhadap MBS Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 12,670 2,340 5,413 ,000 Kompetensi profesional (X1) ,683 ,133 ,585 5,127 ,000 Sarana Prasaran (X2) ,636 ,148 ,528 4,354 ,008

a. Dependent Variable: MBS(Y1)

Sumber :Data Primer setelah diolah, 2019

Dari tabel 1 dapat dibuat persamaan jalur dari output tersebut yaitu: Y1 = 0,585X1 + 0,528X2

Artinya:

1. Nilai Kompetensi profesional (X1) sebesar 0,585 memberi makna bahwa apabila Kompetensi profesional (X1) bertambah 1 poin, maka MBS di UPT Satuan Pendidikan Formal SDN Kabupaten Bantaeng akan meningkat sebesar 0,585

(5)

2. Nilai Sarana Prasarana (X2) sebesar 0,528 memberi makna bahwa apabila Prestasi Belajar Siswa (X2) bertambah 1 poin, maka MBS di UPT Satuan Pendidikan Formal SDN Kabupaten Bantaeng akan meningkat sebesar 0,528

Berdasarkan hasil analisis jalur (path analysis) untuk pengujian hipotesis 3,4 dan 5 disajikan pada tabel 2 berkut

Tabel 2

Hasil Uji Pengaruh Kompetensi Profesional, Sarana Prasarana dan MBS Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficien ts t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2,276 1,592 3,430 ,155 Kompetensi profesional (X1) ,419 ,090 ,207 2,448 ,006 Sarana Prasaran (X2) ,370 ,152 ,238 3,090 ,005 MBS(Y1) ,544 ,056 ,457 6,114 ,000

a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa (Y2) Sumber :Data Primer setelah diolah, 2019

Dari tabel 3 dapat dibuat persamaan jalur dari output tersebut yaitu:

Y2 = 0,207X1 + 0,238X2+0,457Y1 Artinya:

(6)

1. Nilai Kompetensi profesional (X1) sebesar 0,207 memberi makna bahwa apabila Kompetensi profesional (X1) bertambah 1 poin, maka Prestasi Belajar Siswa di UPT Satuan Pendidikan Formal SDN Kabupaten Bantaengakan meningkat sebesar 0,407

2. Nilai Sarana Prasarana (X2) sebesar 0,238 memberi makna bahwa apabila Sarana Prasarana (X2) bertambah 1 poin, maka Prestasi Belajar Siswa di UPT Satuan Pendidikan Formal SDN Kabupaten Bantaeng akan meningkat sebesar 0,338 3. Nilai MBS (Y1) sebesar 0,457 memberi makna bahwa apabila Prestasi beajar (Y1)

bertambah 1 poin, maka Prestasi Belajar Siswa di UPT Satuan Pendidikan Formal SDN Kabupaten Bantaeng akan meningkat sebesar 0,457

Pengujian Pengaruh Tidak Langsung

Berdasarkan hasil dari koefisen jalur pada tabel 1 dan 2 maka pengaruh tidak langsung Kompetensi profesional (X1) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y2) melalui MBS (Y1) diperolah dengan mengalihkan β1 dengan β5, serta pengaruh tidak langsung Sarana Prasarana (X2) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y2) melalui MBS(Y1) diperoleh dengan mengalihkan β2 dengan β5,. Olehnya itu, maka dapat disimpulkan hubungan kausal antar variabel Kompetensi Profesional dan Prestasi Belajar Siswa terhadap MBS yang diperhitungkan dapat dirangkum dalam tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3

Hasil Uji Pengaruh Tidak Langsung

Koefisien Jalur Standardized Coefficient Std. Error

X1 → Y1 0,585 0,133

Y1 → Y2 0,457 0,056

X1 → Y1 → Y2 0,585 x 0,457 = 0,267 -

X2 → Y1 0,528 0,248

X2 → Y1 → Y2 0,528 x 0,457 = 0,241 -

(7)

Hasil pengujian struktur I dan struktur II dapat diuraikan sebagai berikut :

Gambar 1 Hasil Analisis jalur Keterangan : Direct Effect Indirect Effect X1 Kompetensi Profesional X2 Sarana Prasarana Y1 MBS

Y2 Prestasi Belajar Siswa Hasil Pengujian Hipotesis

Adapun pengujian hipotesis untuk persamaan jalur pertama (1) dan jalur kedua (II), yaitu sebagai berikut :

Kompetensi profesional (X1) MBS (Y1) Prestasi belajar Siswa (Y2) 0,457 0,585 0,207 0,267 0,528 0,238 0,241 Sarana Prasana (X2)

(8)

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Nilai t hitung untuk variabel Kompetensi Profesional terhadap MBS diperoleh sebesar 5,127 dengan harga signifikansi 0,000 menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan karena harga signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 karena nilai t hitung 5,127 lebih besar dari nilai t tabel 1,981, dan nilai koefisien jalur menunjukkan tanda positif yaitu sebesar 0,585.

Berdasarkan hasil diatas maka hipotesis 1 yang menyatakan pengaruh Kompetensi profesional terhadap MBS di UPT Satuan Pendidikan SDN Kabupaten Bantaeng di terima

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Nilai t hitung untuk variabel Sarana Prasarana terhadap MBS diperoleh sebesar 4,354 dengan harga signifikansi 0,008 menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan karena harga signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 karena nilai t hitung 4,354 lebih besar dari nilai t tabel 1,981, dan nilai koefisien jalur menunjukkan tanda positif yaitu sebesar 0,528

Berdasarkan hasil diatas maka hipotesis 2 yang menyatakan pengaruh Sarana Prasarana terhadap MBS di UPT Satuan Pendidikan SDN Kabupaten Bantaeng

di terima

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Nilai t hitung untuk variabel Kompetensi profesional terhadap Prestasi Belajar Siswa diperoleh sebesar 2,448 dengan harga signifikansi 0,009 menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan karena harga signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 karena nilai t hitung 2,448 lebih besar dari nilai t tabel 1,981, dan nilai koefisien jalur menunjukkan tanda positif yaitu sebesar 0,207

Berdasarkan hasil diatas maka hipotesis 3 yang menyatakan pengaruh Kompetensi profesional terhadap Prestasi Belajar Siswa di UPT Satuan Pendidikan SDN Kabupaten Bantaeng di terima

4. Pengujian Hipotesis Keempat

Nilai t hitung untuk variabel Sarana Prasarana terhadap Prestasi Belajar Siswa diperoleh sebesar 3,090 dengan harga signifikansi 0,003 menunjukkan bahwa

(9)

nilai t yang diperoleh tersebut signifikan karena harga signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 karena nilai t hitung 3,090 lebih besar dari nilai t tabel 1,981, dan nilai koefisien jalur menunjukkan tanda positif yaitu sebesar 0,238

Berdasarkan hasil diatas maka hipotesis 4 yang menyatakan pengaruh Prestasi Belajar Siswa terhadap MBS UPT Satuan Pendidikan Formal SDN Kabupaten Bantaengdi terima

5. Pengujian Hipotesis Kelima

Nilai t hitung untuk variabel MBS terhadap Prestasi Belajar Siswa diperoleh sebesar 6,114 dengan harga signifikansi 0,000 menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan karena harga signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 karena nilai t hitung 6,114 lebih besar dari nilai t tabel 1,981, dan nilai koofisien jalur menunjukkan tanda positif yaitu sebesar 0,457 Bantaeng.

Berdasarkan hasil diatas maka hipotesis 5 yang menyatakan pengaruh MBS (Y1) terhadap Kualitas Prestasi Belajar Siswa di UPT Satuan Pendidikan Formal SDN Kabupaten Bantaeng di terima

6. Pengujian Hipotesis Keenam

Berdasarkan pengujian pada tabel 4.13 dengan menggunakan SPSS diketahui nilai koefisien jalur pengaruh langsung Kompetensi profesional (X1) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y2) sebesar 0,207. Pengaruh tidak langsung Kompetensi Pr0fesional (X1) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y2) melalui MBS (Y1) adalah perkalian antara nilai beta X1 melalui Y1 terhadap Y2 dengan nilai beta Y1 terhadap Y2 yaitu : 0,585 x 0,457 = 0,267. Maka pengaruh total yang diberikan Kompetensi profesional (X1) terhadap prestasi belajar siswa adalah pengaruh langsung ditambah dengan pengaruh tidak langsung yaitu 0,207 + 0,267 = 0,474. Berdasarkan hal perhitungan diatas diketahui bahwa nilai pengaruh langsung sebesar 0,207 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,267

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kompetensi profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa mealui MBS UPT Satuan Pendidikan Formal SDN Kabupaten Bantaeng, di terima

(10)

Berdasarkan pengujian pada tabel 4.13 dengan menggunakan SPSS diketahui nilai koefisien jalur pengaruh langsung sarana prasaran (X2) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y2) sebesar 0,238. Pengaruh tidak langsung sarana prasarana (X1) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y2) melalui MBS (Y1) adalah perkalian antara nilai beta X1 melalui Y1 terhadap Y2 dengan nilai beta Y1 terhadap Y2 yaitu : 0,528 x 0,457 = 0,241. Maka pengaruh total yang diberikan sarana prasarana (X2) terhadap prestasi belajar siswa adalah pengaruh langsung ditambah dengan pengaruh tidak langsung yaitu0,528 x 0,457 = 0,241. Berdasarkan hal perhitungan diatas diketahui bahwa nilai pengaruh langsung sebesar 0,238 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,241

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa mealui MBS UPT Satuan Pendidikan Formal SDN Kabupaten Bantaeng, di terima

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel exogen dalam menjelaskan varians dari variabel endogen, maka dapat dilihat pada hasil uji analisis koefisien determinasi. Pengujian koefisien determinase dilakukan terhadap masing-masing model dari analisis jalur sebagai berikut :

Tabel 4

Uji Koefisien Determinasi Model I Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,671a ,626 ,615 2,082

a. Predictors: (Constant), Sarana Prasaran (X2), Kompetensi profesional (X1)

Sumber : Data Primer yang diolah, 2018

Dari hasil perhitungan pada tabel 4 pada model 1, menunjukkan bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,615 yang berarti variabel Kompetensi Profesional (X1) dan

(11)

Sarana Prasarana (X2) mampu menjelaskan variasi MBS (Y1) sebesar 61,5% sedangkan sisanya sebesar 38,5 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.

Tabel 5

Uji Koefisien Determinasi Model II Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,751a ,664 ,653 1,266

a. Predictors: (Constant), MBS(X), Sarana Prasaran (X2), Kompetensi profesional (X1)

Sumber : Data Primer yang diolah, 2018

Dari hasil perhitungan pada tabel 5 pada model 2, menunjukkan bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,653 yang berarti variabel Kompetensi profesional (X1), Sarana Prasarana (X2), MBS (Y1) mampu menjelaskan variasi Prestasi Belajar Siswa sebesar 65,3% sedangkan sisanya sebesar 34,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.

PEMBAHASAN

Pengaruh Kompetensi Profesional Terhadap MBS

Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Kompetensi profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap MBS hal ini terlihat dari Nilai t hitung untuk variabel Kompetensi profesional terhadap MBS diperoleh sebesar 5,127 dengan harga signifikansi 0,000 menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan karena harga signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 karena nilai t hitung 5,127 lebih besar dari nilai t tabel 1,981 terhadap MBS UPT Satuan Pendidikan SDN Kabupaten Bantaeng.Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Kompetensi profesional maka MBS akan semakin meningkat, begitupun juga sebaliknya apabila rendah Kompetensi profesional maka MBS juga akan rendah.

(12)

Pengaruh Sarana Prasaran Terhadap MBS

Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa sarana prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap MBS hal ini terlihat dari Nilai t hitung untuk variabel sarana prasaran terhadap MBS diperoleh sebesar 4,354 dengan harga signifikansi 0,008 menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan karena harga signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 karena nilai t hitung 4,354 lebih besar dari nilai t tabel 1,981 terhadap MBS UPT Satuan Pendidikan SDN Kabupaten Bantaeng. Hal ini menunjukkan bahwa semakin layak dan lengkap baik jenis maupun jumlahnya sarana prasarana maka MBS akan semakin meningkat, begitupun juga sebaliknya apabila tidak layak dan tidak lengkap baik jenis maupun jumlahnya sarana prasarana maka MBS juga akan rendah.

Pengaruh Kompetensi Profesional Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Kompetensi profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa hal ini terlihat dari Nilai t hitung untuk variabel Kompetensi profesional terhadap MBS diperoleh sebesar 2,448 dengan harga signifikansi 0,016 menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan karena harga signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 karena nilai t hitung 2,448 lebih besar dari nilai t tabel 1,981 terhadap MBS UPT Satuan Pendidikan SDN Kabupaten BantaengHal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Kompetensi profesional maka prestasi belajar siswa akan semakin meningkat, begitupun juga sebaliknya apabila rendah Kompetensi profesional maka prestasi belajar siswa juga akan rendah.

Pengaruh Sarana Prasaran Terhadap Prestasi Pelajar Siswa

Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa sarana prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa hal ini terlihat dari Nilai t hitung untuk variabel sarana prasaran terhadap prestasi belajar siswa diperoleh sebesar 3,090 dengan harga signifikansi 0,003 menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan karena harga signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 karena nilai t hitung 3,090 lebih besar dari nilai t tabel 1,981 terhadap prestasi belajar siswa UPT Satuan Pendidikan SDN Kabupaten Bantaeng. Hal ini menunjukkan bahwa semakin layak dan lengkap baik jenis maupun jumlahnya sarana prasarana

(13)

maka prestasi belajar siswa akan semakin meningkat, begitupun juga sebaliknya apabila tidak layak dan tidak lengkap baik jenis maupun jumlahnya sarana prasarana maka prestasi belajar siswa juga akan rendah.

Pengaruh MBS Terhadap Prestasi Pelajar Siswa

Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa MBS berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa hal ini terlihat dari Nilai t hitung untuk variabel MBS terhadap prestasi belajar siswa diperoleh sebesar 6,114 dengan harga signifikansi 0,000 menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan karena harga signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 karena nilai t hitung 6,114 lebih besar dari nilai t tabel 1,981 terhadap prestasi belajar siswa UPT Satuan Pendidikan SDN Kabupaten Bantaeng. Hal ini menunjukkan bahwa semakin efektif MBS maka prestasi belajar siswa akan semakin meningkat, begitupun juga sebaliknya apabila efektif MBS maka prestasi belajar siswa juga akan rendah.

Pengaruh Kompetensi Profesional Terhadap Prestasi Belajar Siswa Melalui MBS

Dari hasil pengujian hipotesis dari kompetsni pedagogik terhadap Prestasi Belajar Siswa melalui MBS, hal ini terlihat dari pengaruh langsungnya sebesar 0,207 sedangkan pengaruh tidak langsungnya sebesar 0,238, Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Kompetensi profesional terhadap Prestasi Belajar Siswa melalui MBS adalah positif dan signifikan, hal ini menunjukkan bahwa apabila tinggi Kompetensi profesional maka MBS juga akan meningkat, sehingga Prestasi Belajar Siswa Guru UPT Satuan Pendidikan SDN Kabupaten Bantaengakan juga akan semakin meningkat.

Pengaruh Sarana Prasarana Terhadap Prestasi Belajar Siswa Melalui MBS

Dari hasil pengujian hipotesis dari sarana prasarana terhadap Prestasi Belajar Siswa melalui MBS, hal ini terlihat dari pengaruh langsungnya sebesar 0,207 sedangkan pengaruh tidak langsungnya sebesar 0,267, Hal ini menunjukkan bahwa

(14)

pengaruh sarana prasaran terhadap Prestasi Belajar Siswa melalui MBS adalah positif dan signifikan, hal ini menunjukkan bahwa apabila lengkap dan layak baik jumlah dan jenis sarana prasarana maka MBS juga akan meningkat, sehingga Prestasi Belajar Siswa Guru UPT Satuan Pendidikan SDN Kabupaten Bantaengakan juga akan semakin meningkat.

SIMPULAN

Kompetensi profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap MBS UPT Satuan Pendidikan Fomal SDN Kabupaten Bantaeng. Dalam hal ini semakin tinggi tingkat kompetensi profesional maka semakin meningkatkan MBS dan sebaliknya semakin rendah tingkat kompetensi profesional maka MBS juga akan rendah pada UPT Satuan Pendidikan Fomal SDN Kabupaten Bantaeng Sarana prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap MBS pada UPT Satuan Pendidikan Formal SDN Kabupaten Bantaeng. Dalam hal ini semakin lengkap dan layak sarana prasaran maka semakin meningkatkan MBS dan sebaliknya semakin tidak tidak lengakap dan tidak layak maka MBS juga akan rendah pada UPT Satuan Pendidikan Fomal SDN Kabupaten Bantaeng Kompetensi profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada UPT Satuan Pendidikan Formal SDN Kabupaten Bantaeng. Dalam hal ini semakin tinggi tingkat kompetensi profesional maka semakin meningkatkan prestasi belajar siswa dan sebaliknya semakintinggi tingkat kompetensi profesional maka prestasi belajar siswa juga akan rendah pada UPT Satuan Pendidikan Fomal SDN Kabupaten Bantaeng

Referensi :

Djalal, M.F. 2006. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing. Malang: P3T IKIP Malang Ferdinand. 2011, Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi,

Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen, Edisi 3, AGF Books, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hadi, S . & Arin, N 2008. 22 Desain Taman Jepang: Kemolekan Taman Jepang. Jakarta: PT. Penebar Swaday

Iqbal Hasan. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif), Bumi Aksara. Jakarta. Indriantoro, Nur., Bambang Supomo, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Kerlinger. 2006. Asas–Asas Penelitian Behaviour. Edisi 3, Cetakan 7. Yogyakarta

(15)

Karwati.. 2014. Manajemen Kelas. Bandung : Alfabeta

Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 2006. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya : Usaha Nasional. Nana Syaodih Sukmadinata (2009). Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Muhammad Saroni. (2011). Orang miskin bukan orang bodoh. Yogyakarta: Bahtera Buku. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2004) Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan. Bandung : Rosdakarya

Makmun. 2002. Efisiensi Kinerja Asuransi Pemerintah. Kajian Ekonomi Dan Keuangan. Vol.6, No.1

Natawijaya, Rochman. 2009. Aktivitas Belajar. Jakarta: Depdiknas

Nasution. (2004). Metode Research : Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara.

Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.

Priyatno, 2008, Mandiri Belajar SPSS - Bagi Mahasiswa dan Umum, Yogyakarta: MediaKom Purwanto.(2000),Pengukuran Kinerja Lingkungan (andipt2000@ yahoo. com). Diakses pada

13 Februari 2006.

Sarwono. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Siswoyo Haryono, dan Parwoto Wardoyo. 2013. Sructural Equetion Modeling Untuk Penelitian Manajemen Menggunakan AMOS 18. PT Intermedia Personalia Utama, Bekasi, Jawa Barat.

Sugiyono dan Wibowo, Eri. 2004. Statistika Penelitian. Penerbit Alfabeta. Bandung Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2001. Perilaku Pembelian Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Rosda: Bandung Sekaran, Uma. (2011). Research Methods for business Edisi I and 2. Jakarta: Salemba Empat. Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Soeitoe, Samuel. (2007). Psikologi Pendidikan untuk Para Pendidik dan Calon Pendidik. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Suryabrata. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sardiman.2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta

: Prenada Media Group

Suharno. 2008. Prinsip-Prinsip Dasar Kebijakan Publik. Yogyakarta: UNY Press

Syaiful Bahri. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta (online) terdapat. http:// belajarbarengandi. wordpress. com/ 2009/ 10/ 13/8.

(16)

Syafaruddin. 2008. Efektivitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Citra Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV

Suryosubroto. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. 223 hlm Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sugihartono. 2007, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sanjaya, Wina. (2009). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Usman. (2000). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Uzer Usman, 1995, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Umaedi. 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Ditjen Dikdasmen Depdikbud. Jakarta.

Oemar Hamalik,.2002. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara Zainuddin, 2008, Hukum Perbankan Syariah, Sinar Grafika, Jakarta

Gambar

Gambar 1  Hasil Analisis jalur  Keterangan :  Direct Effect  Indirect Effect     X1   Kompetensi Profesional    X2   Sarana Prasarana    Y1   MBS

Referensi

Dokumen terkait

a) Guru pembimbing harus mempunyai pengetahuan yang cukup luas, baik dari segi teori maupun segi praktik. Segi teori merupakan hal yang penting karena segi

02 Rumah Sakit Umum Daerah Sub Unit Organisasi : 1.. Pius

Digunakan pelat dua arah.Tebal plat untuk lantai gedung, tebal 130 mm dengan tulangan pokok P10-200 untuk daerah tumpuan dan lapangan arah x maupun arah y serta P8-200 untuk

Sepuluh hal tersebut adalah perawat memberikan informasi, menjaga kebersihan dan kerapihan ruangan, menjaga kebersihan dan kesiapan alat-alat kesehatan yang akan digunakan,

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin tersedianya lahan, sarana, dan prasarana selain lahan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan pelaksana program

“Kemampuan Informasi Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba dan Perubahan Arus Kas di Masa Mendatang Pada Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi yang Terdapat di Bursa

http://jurnal-Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, Strategi Pemasaran Terhadap Perkembangan UMKM di Desa Dayaan dan Kalilondo

Hasil dari penelitian ini adalah JWT yang diimplementasikan dapat melakukan validasi terhadap username dan password yang dikirimkan oleh publisher, JWT mampu melakukan