• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Akhir

~~

PERANCANGAN

BUKU VISUAL DEWA RUCI

~~

Mahasiswa / RijalMuttaqin

pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT.

(2)

Fenomena ~

™ Wayang adalah wahana untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia menjadi lebih bermutu (HB X).

™ Bima merupakan salah satu karakter yang paling

populer, terutama di kalangan masyarakat Jawa timur .

™ Lakon yang mengangkat Bima menjadi tokoh utama memiliki makna filosofis yang cukup dalam, terutama lakon “Dewa Ruci”.

™ Buku merupakan media yang memiliki kontribusi

besar dalam pengetahuan Buku memiliki fleksibilitas yang tinggi karena dapat dibaca kapan dan dimana

saja. Pemilihan media ini juga didasarkan atas survey, dimana mayoritas responden (56,16 %) memilih

media buku

(3)

Identifikasi Masalah ~

”Lakon Dewa Ruci memiliki potensi yang besar untuk

diangkat dalam berbagai media.”

(4)

Batasan Masalah ~

1. Perancangan ini dibatasi pada lakon “Dewa Ruci”. Dimana disamping menarik, lakon ini memiliki makna filosofis yang cukup dalam, terutama bagi orang Jawa.

2. Perancangan hanya difokuskan pada media buku.

3. Perancangan difokuskan pada perencanaan tata letak (layout) dan gambar (visual) yang mampu mencirikan isi buku dan cerita dalam bentuk

visual.

(5)

Rumusan Masalah ~

Bagaimana merancang buku visual yang dapat meningkatkan animo (ketertarikan) target

audience terhadap cerita Dewa Ruci”?

(6)

Ruang Lingkup ~

Perancangan visual buku “Dewa Ruci”

ini meliputi :

o Analisis lakon Dewa Ruci o Analisis target audiens o Gaya visual

(7)

Tujuan ~

™ Melalui perancangan ini diharapkan menghasilkan buku yang dapat meningkatkan ketertarikan target audience terhadap cerita Dewa Ruci.

™ Menciptakan dampak positif bagi wayang kulit berupa peningkatan antusiasme masyarakat,

terutama target audience terhadap wayang kulit setelah membaca buku Dewa Ruci.

™ Lebih lanjut, perancangan ini dapat memicu

pelestarian kesenian tradisional tertama wayang.

(8)

Manfaat ~

o Memberikan nilai lebih pada buku dengan menja- dikan unsur visual sebagai daya tarik bagi target audience.

o Bagi mahasiswa desain komunikasi visual yang akan datang, diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam perancangan yang sejenis.

o Bermanfaat bagi penulis untuk semakin kritis dalam mempelajari karakter target audience sesuai kapasitas penulis sebagai mahasiswa DKV.

o Bermanfaat bagi masyarakat terutama target audience untuk semakin antusias terhadap cerrita wayang.

(9)

Eksisting ~

Cerita Dewa Ruci

(10)

Komparator ~

Arjuna Krama

(11)

Komparator

~

Bhisma

Resi Junjungan Wangsa Bharata

(12)

Komparator

~

Wisanggeni

Sang Buronan

(13)

Metode Penelitian ~

Populasi

Geografis Target Segmen.

Kota - Perkotaan.

Demografis Target Segmen.

Pria dan Wanita usia 26-30.

Pengeluaran rutin diatas Rp. 1.500.000,00 /bulan.

Pendidikan minimal D3.

SES : B1, A1, A2.

Status : lajang dan berkeluarga.

Psikografis Target Segmen.

Aktif, suka membaca terutamakarya sastra, penyuka budaya lokal, tertarik dengan hiburan, sejarah, politik, ekonomi dan kesenian.

(14)

Metode Penelitian ~

Sampel

Penduduk Surabaya dengan kriteria yang

sama dengan populasi

(15)

Metode Penelitian ~

Data Primer

• Mayoritas responden memilih buku sebagai media untuk mengetahui lebih jauh tentang

wayang kulit, ditunjukkan dengan angka sebesar 56,16 % (41 responden)

Survey “seputar Subjek dan Objek perancangan”:

(16)

Metode Penelitian ~

Data Primer

• Suka membaca buku, terutama karya sastra dan buku- buku yang membahas tentang budaya.

• Penyuka budaya lokal, terutama kesenian tradisional.

• Memiliki hubungan sosial yang cukup baik.

• Aktif, ceria, percaya diri.

• Tertarik dengan permasalahan yang sedang terjadi, terutama masalah budaya, agama, dan ekonomi.

Survey seputar “Aktivitas, Minat dan opini ”:

(17)

Metode Penelitian ~

Data Primer

Dalam survey AIO ini, diketahui juga :

• 58 % responden (29 orang) tidak mengetahui cerita ”Bima Suci”.

• 64 % responden (32 orang) tertarik untuk mengetahui lebih jauh cerita ”Bima Suci”, dari jumlah ini 87,5 % responden (28 orang) setuju apabila dibuat buku yang membahas tentang cerita Bima Suci.

(18)

Metode Penelitian ~

Data Primer

Wawancara, dengan Bapak Sinarto, S.Kar,

pengurus PEPADI Jawa Timur yang juga merangkap sebagai Kepala Seksi Pendidikan Kesenian, Dinas Pendidikan Jawa Timur.

• Bima adalah salah satu tokoh wayang kulit

yang cukup populer. Lakon – lakon wayang

kulit yang mengambil Bima sebagai tokoh

utamanya mengandung makna filosofis yang

dalam. Terutama lakon “Dewa Ruci.”

(19)

Metode Penelitian ~

Data Sekunder

• Buku.

• Eksisting/Komparator.

• Artikel.

(20)

Keyword ~

(21)

Keyword ~

penjelasan Keyword

Penyusunan keyword diawali dari lakon Dewa Ruci sebagai subyek perancangan, dimana lakon ini telah ada sejak masa penyebaran ajaran agama Islam oleh Walisongo. Pada masa ini (PAST) lakon Dewa Ruci disampaikan melalui bahasa lisan dan

pertunjukan wayang. Seiring dengan perkembangan jaman dan peradaban, maka lakon ini diabadikan dalam media berupa tulisan.

Dalam perancangan kali ini (PRESENT), penulis berusaha memberi nilai lebih pada subyek agar audience lebih tertarik terhadap lakon Dewa Ruci dengan cara mengoptimalkan aspek

visual (gambar) pada lakon Dewa Ruci.

Hasil yang diharapkan dari perancangan ini (FUTURE) adalah obyek perancangan yang memiliki sarat akan aspek visual, menarik

perhatian target audience, dan mempermudah komunikasi (penyampaian cerita).

(22)

Pembabakan Buku

~

Bagian Pendahulu

Berisi kata pengantar dan penjelasan singkat tentang isi buku.

Bagian Isi

Bagian isi dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Dewa Ruci.

Bagian ini membahas tentang cerita Dewa Ruci.

Makna filosofis lakon Dewa Ruci.

Bagian ini membahas tentang makna yang terkandung dalam cerita Dewa Ruci.

Bagian Penutup

(23)

Visualisasi

~ Gaya Visual.

Secara garis besar, perancangan ini menggunakan

visualisasi khas Jawa. Dengan pertimbangan bahwa Cerita Dewa Ruci merupakan karya dari Sunan Kalijaga, yang notabene merupakan salah satu anggota walisongo yang

aktif menyebarkan ajaran agama Islam melalui jalur kebudayaan daerah setempat (Jawa), terutama melalui

jalur kesenian.

Pencapaian visualisasi dilakukan dengan memadukan unsur - unsur seni rupa khas Jawa, seperti batik, ukiran

dan terutama wayang kulit.

(24)

Visualisasi

~ Gaya Visual.

(25)

Ragam hias Jawa memiliki bentukan khas berupa bentukan lengkung yang desebut dengan ukel, untuk memunculkan kesan padu dengan ragam

hias, maka dalam perancangan ini font yang

digunakan adalah tipe font yang memiliki bentukan lengkung, terutama tipe font yang digunakan dalam

judul maupun sub-judul.

Visualisasi

~ Tipografi

(judul + sub-judul)

(26)

Visualisasi

~ Tipografi

(judul + sub-judul)

(27)

Tipografi

(teks)

Visualisasi

~

(28)

Alternatif Desain

~

Visualisasi merupakan

penyederhanaan dari visualisasi wayang kulit, dengan ornamen

yang diadaptasi dari batik dan ukiran. Pewarnaan menggunakan

style monokrom, untuk

memberikan kesan klasik dan kuno.

Kelebihan alternatif ini terletak pada tatanan teks yang memiliki

banyak ruang kosong sehingga

nyaman dibaca.

(29)

Serupa dengan alternatif 1, namun dengan warna (bukan monokrom).

Meskipun demikian kesan kuno tetap dipertahankan dengan cara penggunaan warna dominan cokelat

kusam. Pada alternatif ini teks diberikan area tersendiri dengan

menggunakan frame.

Alternatif Desain ~

(30)

Alternatif Desain ~

Visualisasi mulai dominan ke realis, namun dengan tetap menggunakan ornamen khas jawa yang diaplikasikan dalam

environment. Ilustrasi sangat dominan, oleh karenanya ditambahkan frame pada teks untuk memisahkan teks dengan ilustrasi. Untuk menciptakan kepaduan dan kesatuan antara teks

dengan ilustrasi, maka diberikan bentukan frame yang sesuai.

(31)

Alternatif Desain ~

menggunakan ilustrasi realis, baik pada karakter maupun environment, namun dengan tetap

mempertahankan gesture wayang kulit. Style dekoratif diaplikasikan dengan menambahkan ornamen pada teks. Alternatif memiliki kelebihan ruang kosong pada

teks yang cukup banyak, sehingga nyaman dibaca.

(32)

Setelah diujikan pada 50 responden, maka menghasilkan data sebagai berikut :

Alternatif Desain ~

•13 responden (26%) memilih kombinasi

LatienneSwaT / Lucian BT sebagai judul dan sub judul, dan 11 responden (22%) memilih Euphorigenic /

ThyssenJ.

•14 responden (28%) memilih Adobe Jenson Pro sebagai teks yang paling nyaman dibaca.

•20 responden (40%) memilih alternatif gaya visual 3.

(33)

Penyempurnaan Desain Terpilih

~

Penyempurnaan dilakukan dengan memperbaiki pewarnaan, pemberian tekstur. Selain itu juga dilakukan penyempurnaan ornamen pada frame teks

serta perbaikan peletakan (layout) teks pada

keseluruhan bidang desain agar mencapai komposisi yang nyaman dipandang.

(34)

Desain Buku ~

Pembabakan Buku

(35)

Desain Buku ~

Tipografi

(judul + subjudul)

(36)

Desain Buku ~

Tipografi

(teks)

Tipografi

(judul bab)

(37)

Desain Buku ~

Visualisasi Bab 1

menggunakan ornamen dengan dominasi warna hitam, warna hitam ini digunakan untuk

menggambarkan sesuatu yang belum jelas (masih misteri), dalam hal ini adalah cerita tersurat Dewa Ruci yang menyimpan makna-makna tersembunyi.

Desain Awal Bab

(38)

Desain Buku ~

Simbolisasi Bunga

Mawar Kantil Melati

Simbolisasi bunga menggambarkan tahap perjalanan Bratasena dalam mencari Tirta Pawitrasari.

Simbolisasi diterapkan pada bingkai teks.

Visualisasi Bab 1

(39)

Desain Buku ~

Illustrasi Karakter

Visualisasi Bab 1

(40)

Desain Buku ~

Illustrasi Environment

Visualisasi Bab 1

(41)

Desain Buku ~

Visualisasi Bab 1

Menggunakan ornamen yang sama dengan awal bab 1, namun didominasi dengan warna putih/abu-abu. Warna ini digunakan untuk

menggambarkan sesuatu yang telah jelas, dalam hal ini adalah keterangan tentang makna-makna yang tersembunyi dalam cerita

yang terdapat pada bab sebelumnya.

Desain Awal Bab

(42)

Desain Buku ~

Ornament

Visualisasi Bab 1

Pada bagian ini digunakan ornamen sebagai penghias agar halaman tidak kosong

dan hanya diisi oleh

teks.

(43)

Desain Buku ~

Illustrasi Pendamping

Visualisasi Bab 1

Porsi ilustrasi tidak begitu dominan. Ilustrasi

dimaksudkan untuk memberi kesan kesinambungan

dengan bab 1.

Aplikasi ilustrasi pada bab ini adalah sebagai tanda air

pada latar belakang teks.

Ilustrasi yang digunakan sesuai dengan perlambang

dan makna yang dibahas.

(44)

kesimpulan ~

1. Mendesain buku visual menuntut penulis untuk

memahami isi cerita, agar visual tidak melenceng ataupun bahkan bertolak belakang dengan cerita yang disajikan.

2. Keberadaan eksisting mutlak diperlukan, bukan hanya pada media yang sejenis, namun juga pada media lain yang mengangkat tema sama.

3. Perancangan ini menghasilkan buku yang dapat meningkatkan animo (ketertarikan) target audience terhadap cerita Dewa Ruci. Selanjutnya diharapkan berdampak positif dengan meningkatnya antusiasme masyarakat terhadap cerita pewayangan.

4. Hasil yang dicapai memiliki nilai lebih dengan

menjadikan unsur visual sebagai daya tarik bagi target audience.

(45)

Saran ~

1. Masih banyak bidang lokal yang dapat digali sebagai acauan penelitian dan perancangan dalam masa perkuliahan.

2. Adanya perubahan pola pendidikan dalam masa kuliah ke arah eksperimen dibandingkan ke arah teoritis, sehingga mahasiswa mendapat

kesempatan untuk eksplorasi dalam berkarya,

diharapkan dengan kebebasan eksplorasi dan

eksperimen dapat memicu hal-hal baru baik

dalam segi desain maupun pola berpikir para

mahasiswa.

(46)

~~

fin

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi zat warna RB5 yang digunakan yaitu 10 mg/l. Percobaan degradasi zat warna dilakukan dengan variasi membran SB tanpa Ag dan TiO 2 , dengan TiO 2 saja dan

Keefektifan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dan perangkat pembelajaran pendukung lainnya dapat dilihat dari empat kegiatan, yaitu pengamatan

Jika ditelisik lebih dalam lagi, maka masalah yang dihadapi oleh SLA sebagai anak berbakat di SMP Negeri 3 Surabaya adalah sesuai dengan perilaku bermasalah yang ada dalam

Tingkat Persetujuan reponden terhadap tipe usaha BUMDes berbasis padat modal melalui potensi dan kebutuhan desa 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Tidak Baik Kepemilikan BUMdes

Jika dikatakan bahwa analisis SWOT dapat merupakan instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis strategi, kemampuan tersebut terletak pada kemampuan para penentu

Nilai konsistensi di bawah 0,10 yaitu (-0,71340) sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan usaha mikro kecil... Penentuan Usaha Mikro Kecil Prioritas dengan Tujuan

Analisis materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran haruslah mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam keanekaragaman

pertanyaan dari kartu yang dipegang. Guru membagikan kartu kepada perwakilan kelompok pertanyaan dan jawaban.. mendapatkan satu buah buah kartu, kemudian setiap siswa memikirkan