• Tidak ada hasil yang ditemukan

CATATAN UMUM PERTEMUAN TIGA PIHAK (TRILATERAL MEETING) PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN ESDM TA 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "CATATAN UMUM PERTEMUAN TIGA PIHAK (TRILATERAL MEETING) PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN ESDM TA 2022"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

CATATAN UMUM PERTEMUAN TIGA PIHAK (TRILATERAL MEETING) PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN ESDM TA 2022

No. Pokok Bahasan Catatan Tindak Lanjut yang

Disepakati Kementerian/Lembaga Kementerian PPN/Bappenas Kementerian Keuangan

1. Catatan Umum 1. Sesuai dengan surat Menteri ESDM Nomor T-

1157/PB.03/SJN.R/2021 tanggal 17 September 2021 perihal Usulan Pengalihan Program dan Anggaran Badan Litbang ESDM ke BRIN, disampaikan bahwa Kementerian ESDM akan menyerahkan alokasi anggaran penelitian dan pengembangan sebesar Rp15,35 Milyar ke BRIN 2. Kementerian ESDM akan

menyesuaikan Renja K/L sesuai dengan Surat persetujuan DPR 3. Sampai saat ini terus

dilakukan pembahasan dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terkait dengan pembentukan Balai Besar 4. RSPP yang diusulkan oleh

Kementerian ESDM

sebagaimana surat Kepala Biro Perencanaan nomor B- 313/PR.02/SJR.3/2021

1. Beberapa Rincian Output (RO) yang semula berada dalam Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi akan dipindah ke dalam 4 Program yaitu Program Mitigasi dan Pelayanan Geologi, Program Pertambangan Mineral dan Batubara, Program Energi dan Ketenagalistrikan, dan Program Dukungan Manajemen, sampai menunggu penerbitan SOTK baru

2. RO yang masih berada di Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi akan dipindahkan ke BRIN dengan alokasi anggaran sebesar Rp15,35 Milyar

3. Seluruh RO dan Komponen yang akan dipindahkan ke 4 Program tersebut agar dapat disesuaikan dengan sasaran dan indikator Program yang dituju

4. Diharapkan agar tidak lagi

terdapat RO dan Komponen yang mencantumkan nomenklatur Penelitian, Studi, Kajian, dsb

1. Diharapkan agar SOTK KESDM dapat terbit dalam waktu dekat.

2. Pemindahan Kegiatan, KRO/RO dan alokasi anggaran agar dapat disesuaikan dengan Program yang dituju.

3. Terdapat 3 KRO yang akan dialihkan ke BRIN sebesar 15,35 Milyar sesuai dengan Surat Menteri ESDM Nomor T- 1157/PB.03/SJN. R/2021 tanggal 17 September 2021 perihal Usulan Pengalihan Program dan Anggaran Badan Litbang ESDM ke BRIN

4. Seluruh nomenklatur Kegiatan, KRO, RO, dan Komponen agar tidak lagi mencantumkan kosakata Penelitian, Studi, dan Kajian

Bappenas:

1. Telah disepakati bahwa beberapa RO Progam Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi akan dipindah ke dalam 4 Program 2. Selanjutnya,

Bappenas akan menyampaikan hasil catatan TM dan dokumen pendukung lainnya kepada Dit. APP agar dapat dibuatkan kode kegiatan baru di KRISNA

KESDM:

1. KESDM akan menyelesaikan dasar hukum pembentukan Balai Besar 2. KESDM akan

melakukan

(2)

No. Pokok Bahasan Catatan

Disepakati Kementerian/Lembaga Kementerian PPN/Bappenas Kementerian Keuangan

tanggal 1 Oktober 2021 dan surat Sekjen KESDM a.n.

Menteri ESDM nomor T- 1282/PR.02/SJN.R/2021 tanggal 12 Oktober 2021 masih dengan SOTK yang lama (Balitbang masih menjadi bagian Kementerian ESDM).

5. Saat ini, KESDM sedang menunggu BRIN untuk berkoordinasi membahas usulan anggaran sesuai dengan Surat Sekretaris Kabinet Nomor

B.430/Seskab/Ekon/10/2021 tanggal 11 Oktober 2021 perihal Pengalihan Pagu Anggaran Badan Riset dan Inovasi Nasional Tahun Anggaran 2022

yang berpotensi untuk dialihkan ke BRIN

penyesuaian pada aplikasi Krisna terkait dengan pemindahan beberapa RO ke dalam 4

program yang dituju

3. Akan dilakukan perubahan nomenklatur kegiatan 1914 pada program Dukman menjadi Pengelolaan Manajemen Kesekretariatan Bidang

Dukungan Sektor ESDM Kementerian Keuangan:

1. Alokasi anggaran

KESDM sebesar

15,35 Milyar

yang akan

dialihkan ke

BRIN akan

diberikan

catatan pada

(3)

No. Pokok Bahasan Catatan

Disepakati Kementerian/Lembaga Kementerian PPN/Bappenas Kementerian Keuangan

Halaman IV.A DIPA (diblokir) 2. Selanjutnya,

pengalihan anggaran ke BRIN akan diproses pada TA 2022 melalui mekanisme revisi anggaran pergeseran antar Bagian Anggaran/KL.

2. Alokasi Per Program (Lampiran I)

1. Kegiatan Pembangunan Transmisi Pipa Gas Ruas Cirebon - Semarang, saat ini Komite BPH Migas masih melakukan pembahasan bersama dengan Direktur Gas Bumi untuk

menyelesaikan persoalan Transmisi Pipa Gas Ruas Cirebon – Semarang. Disisi lain pihak BNBR juga telah diundang untuk penyelesaian persoalan tersebut.

2. Biro Hukum Kementerian ESDM sedang melakukan klarifikasi, evaluasi dan antisipaasi perihal persoalan yang akan muncul sehingga menghambat Pembangunan

1. Pembangunan Pipa Gas Bumi Trans Kalimantan merupakan salah satu Major Projects dalam RPJMN 2020-2024, sehingga diharapkan kegiatan

pembangunan pipa gas bumi dapat masuk dalam Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN) yang nantinya dapat segera ditetapkan. Disamping itu perlu melakukan identifikasi awal/policy brief terhadap

kemungkinan pembangunan pipa gas bumi melalui APBN ataupun KPBU.

2. Pembangunan Pipa Gas Transmisi Ruas Cirebon –

Semarang merupakan salah satu

1. Penggunaan alokasi anggaran PNBP (BPH Migas) sebaiknya sesuai dengan Surat Izin

penggunaan dari Kementerian Keuangan kepada Kementerian ESDM.

Kementerian ESDM 1. Kementerian

ESDM akan menyampaikan kajian aspek hukum dan data dukung

pertemuan

Pembahasan

Ruang Pipa

Transmisi

Cirebon –

Semarang.

(4)

No. Pokok Bahasan Catatan

Disepakati Kementerian/Lembaga Kementerian PPN/Bappenas Kementerian Keuangan

Transmisi Pipa Gas Ruas Cirebon - Semarang.

upaya akselerasi dalam penyediaan energi dan bahan baku di beberapa Kawasan Industri (KI) seperti KI Batang, sehingga diharapkan adanya kesiapan secara teknis maupun administratif dalam

pembangunan ruas pipa

transmisi termasuk dengan suplai gas di kawasan tersebut.

3. Pembangunan Jaringan gas untuk Rumah Tangga merupakan salah satu Prioritas Nasional dan mendukung Major Project dalam RPJMN 2020-2024. Sesuai dengan dokumen RPJMN 2020- 2024, tahun 2022 merupakan tahun terakhir rencana

pembangunan jaringan gas untuk rumah tangga melalui APBN.

4. Adanya dinamika perubahan target akan berdampak pada pencapaian target RPJMN

tersebut sehingga perlu perhatian lebih lanjut.

5. Penambahan anggaran diharapkan dapat menambah alokasi target atau volume dari Prioritas Nasional.

3. Alokasi Prioritas Nasional

(Lampiran II)

(5)

(6)

Unit

TA 2022 Rupiah Murni

PNBP BLU Jumlah

Operasional Non

Jumlah Pegawai Barang Operasional

01-Setjen KESDM 02-Itjen KESDM 04-Ditjen Migas 05-Ditjen Gatrik 06-Ditjen Minerba 07-DEN

11-Balitbang 12-BPSDM 13-Badan Geologi 14-BPH Migas 15-Ditjen EBTKE 16-BPMA

Total

Catatan:

(7)

NO. PROGRAM/

KEGIATAN/OUTPUT TM PI TM PA TM PAA CATATAN/KESEPAKTAN

A. PROGRAM ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi

1. Nomenklatur Penyediaan Elpiji 3 kg yang tepat sasaran bagi Masyarakat, Usaha Mikro, Nelayan, dan Petani Sasaran

Penyediaan Elpiji 3 kg yang tepat sasaran bagi Masyarakat, Usaha Mikro, Nelayan, dan Petani Sasaran

Penyediaan Elpiji 3 kg yang tepat sasaran bagi

Masyarakat, Usaha Mikro, Nelayan, dan Petani Sasaran

Disepakati

Indikator Jumlah Volume Elpiji 3 kg yang Tepat Sasaran bagi Masyarakat, Usaha Mikro, Nelayan, dan Petani Sasaran

Jumlah Volume Elpiji 3 kg yang Tepat Sasaran bagi Masyarakat, Usaha Mikro, Nelayan, dan Petani Sasaran

Jumlah Volume Elpiji 3 kg yang Tepat Sasaran bagi Masyarakat, Usaha Mikro, Nelayan, dan Petani Sasaran

Bappenas:

1. Saat ini sedang dilakukan uji coba

transformasi digital bantuan sosial non tunai, termasuk integrasi kegiatan penyediaan LPG 3 Kg yang tepat sasaran. Kementerian ESDM agar dapat melakukan sinkronisasi data.

2. Perlu konfirmasi apakah kenaikan target juga mendukung wilayah-wilayah yang belum mendapatkan program konversi Mitan ke Gas.

KESDM:

1. Perubahan target merupakan hasil Kesepakatan/Pembahasan dengan Komisi VII DPR RI.

2. Kondisi Pandemic COVID-19 saat ini meningkatkan angka kemiskinan, sehingga diperlukan peningkatan target alokasi LPG 3KG untuk Masyarakat, Usaha Mikro, Nelayan, dan Petani Sasaran.

Kemenkeu:

1. Diharapkan Kementerian ESDM dapat menjaga agar target saat ini tidak ditambah lagi sehingga tidak berdampak pada meningkatnya beban APBN.

2. Mekanisme transformasi LPG 3 KG diharapkan dapat segera diputuskan dan dapat segera dilaksanakan pada tahun 2022.

Target 7754-7836 Ribu Ton 8.000 Ribu Ton 8.000 Ribu Ton

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1,628,128 1.628.128 1.628.128

Lokasi Pusat Pusat

(8)

KEGIATAN/OUTPUT

2. Nomenklatur Wilayah Kerja Migas yang Disiapkan, Ditetapkan, dan Ditawarkan

Wilayah Kerja Migas yang Disiapkan, Ditetapkan, dan Ditawarkan

Wilayah Kerja Migas yang Disiapkan, Ditetapkan, dan Ditawarkan

Disepakati

Indikator 1) Jumlah Wilayah Kerja Migas Konvensional yang Disiapkan dan Ditetapkan

2) Jumlah Wilayah Kerja Migas Non

Konvensional yang Disiapkan dan Ditetapkan

3) Jumlah Wilayah Kerja Migas Konvensional yang Ditawarkan"

1) Jumlah Wilayah Kerja Migas Non

Konvensional yang Ditawarkan

1) Jumlah Wilayah Kerja Migas Konvensional yang Disiapkan dan Ditetapkan 2) Jumlah Wilayah

Kerja Migas Non Konvensional yang Disiapkan dan Ditetapkan 3) Jumlah Wilayah

Kerja Migas Konvensional yang Ditawarkan 4) Jumlah Wilayah

Kerja Migas Non Konvensional yang Ditawarkan

1) Jumlah Wilayah Kerja Migas Konvensional yang Disiapkan dan Ditetapkan

2) Jumlah Wilayah Kerja Migas Non Konvensional yang Disiapkan dan Ditetapkan

3) Jumlah Wilayah Kerja Migas Konvensional yang Ditawarkan 4) Jumlah Wilayah Kerja

Migas Non Konvensional yang Ditawarkan

KESDM:

1. Terdiri dari 10 WK Konvensional dan 2 WK Non Konvensional

2. Anggaran penyiapan WK Migas sebagian menggunakan PNBP, namun PNBP Migas realiasinya ada di pertengahan tahun namun kegiatan sudah dilaksanakan dari awal tahun, sehingga penambahan ini

dialokasikan untuk memperlancar kegiatan tersebut.

Bappenas:

1. Perlu dijelaskan alokasi penambahan sekitar 2 Milliar digunakan untuk kegiatan apa saja.

2. Apakah penambahan ini sudah menjadi kesepakatan dengan Komisi VII DPR.

Kementerian Keuangan:

1. Penggunaan Alokasi Kegiatan ini apakah merupakan bagian dari penambahan anggaran KESDM sebesar 850 M dan apakah sudah diketahui/dibahas DPR.

Target 12 WK 12 WK 12 WK

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 4,420,090 4.420.090 6,558,312

Lokasi - Provinsi Kepulauan Riau,

Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Riau dan Jambi 3. Nomenklatur Fasilitasi Peningkatan

Infrastruktur Kilang Minyak Bumi

Fasilitasi Peningkatan Infrastruktur Kilang Minyak Bumi

Fasilitasi Peningkatan Infrastruktur Kilang Minyak Bumi

Disepakati

Indikator 1. Jumlah Laporan

Monitoring dan Evaluasi

Pembangunan dan Pengembangan Kilang

2. Jumlah Rekomendasi Kebijakan/Regulasi

1. Jumlah Laporan Monitoring dan Evaluasi

Pembangunan dan Pengembangan Kilang

2. Jumlah Rekomendasi

1. Jumlah Laporan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan dan Pengembangan Kilang 2. Jumlah Rekomendasi

Kebijakan/Regulasi Pembangunan dan Pengembangan Kilang

(9)

KEGIATAN/OUTPUT

Pembangunan dan Pengembangan Kilang

Kebijakan/Regulasi Pembangunan dan Pengembangan Kilang

Target 2 Laporan 2 Laporan 2 Laporan

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 537,095 537.095 537.095

Lokasi

4. Nomenklatur Konverter Kit BBM ke Bahan Bakar Gas untuk Nelayan Sasaran

Konverter Kit BBM ke Bahan Bakar Gas untuk Nelayan Sasaran

Konverter Kit BBM ke Bahan Bakar Gas untuk Nelayan Sasaran

Disepakati dengan catatan

Indikator Jumlah Paket Konverter Kit untuk Nelayan

Jumlah Paket Konverter Kit untuk Nelayan

Jumlah Paket Konverter Kit untuk Nelayan

Bappenas:

1. Akibat refocusing Tahun 2021, target kegiatan Konverter Kit BBM ke Bahan Bakar Gas untuk Nelayan Sasaran, mengalami perubahan target dari 40.000 paket menjadi nol. Sehingga, diharapkan Tahun 2022 adanya peningkatan jumlah target dari target awal untuk memenuhi pengurangan di Tahun 2021. Paling tidak menjaga target pada Tahun 2022 agar tidak mengalami pengurangan.

2. Perlu mempertimbangan target Kegiatan Konterter Kit BBM ke BBG untuk Nelayan hingga tahun 2004, mengingat tahun 2021 kegiatan ini di 0 kan karena adanya refocusing.

3. Perlu memperkuat basis dan validasi data.

KESDM:

1. Perubahan target dan alokasi merupakan hasil Kesepakatan/Pembahasan dengan Komisi VII DPR RI.

2. Dengan adanya pembatasan/pengaturan dalam Juknis Konkit BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran sehingga Nelayan yang memenuhi syarat/kriteria sudah mulai berkurang, namun hal tersebut berbeda dengan Konkit BBM ke BBG untuk Petani Sasaran.

Target 40.000 Paket 35.000 Paket 30.000 Paket

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 400,000,000 350.000.000 300.000.000

Lokasi Aceh, Sumatera Utara, Riau,

Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,

Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara

(10)

KEGIATAN/OUTPUT

3. Berdasarkan koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kegiatan Konkit BBM ke BBG untuk

Nelayan, Data Nelayan yang bisa memenuhi syarat/kriteria sekitar 300 ribu Nelayan, sampai dengan saat ini realisasinya mencapai sekitar 50 ribu

4. Definisi nelayan yang memenuhi

syarat/kriteria mengalami perubahan yaitu Nelayan Sasaran yang memiliki kapal sekitar 5 GT kebawah.

5. Pada TW III TA 2021 sudah masuk musim hujan dan pelaksanaan kegiatan akan terkendala cuaca, sehingga untuk menjaga konsistensi maka alokasi dialihkan Konkit BBM ke BBG untuk Petani Sasaran 6. Pelaksanaan kegiatan ini harus prudent

datanya dan mengacu kesiapan pelaksanaan kegiatan dilapangan.

7. Perlu adanya database penerima kegiatan yaitu Nelayan Sasaran dan Petani Sasaran sehingga tidak terjadi pengulangan.

Kementerian Keuangan

1. Data calon penerima kegiatan yaitu Nelayan Sasaran dan Petani Sasaran dipersiapkan dengan baik, sehingga nantinya dapat menjadi baseline perencanaan kedepan dan akan lebih siap

2. Konkit BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran merupakan program yang sudah

dilaksanakan sejak lama sehingga perlu adanya sinkronisasi data dengan KKP.

5. Nomenklatur Konverter Kit BBM ke BBG untuk Petani Sasaran

Konverter Kit BBM ke BBG untuk Petani Sasaran

Konverter Kit BBM ke BBG untuk Petani Sasaran

Disepakati dengan catatan

Indikator Jumlah Paket Konverter Kit untuk Petani

Jumlah Paket Konverter Kit untuk Petani

Jumlah Paket Konverter Kit untuk Petani

Bappenas:

1. Sehbungan dengan adanya peningkatan dari target RPJMN dan Renstra, perlu

Target 10.000 Paket 10.000 Paket 30.000 Paket

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 83,500,000 83.500.000 250,500,000

(11)

KEGIATAN/OUTPUT

Lokasi Aceh, Sumatera Utara, Riau,

Sumatera Selatan, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara

memperhatikan kesiapan kegiatan dilapangan mencakup data dan SDM.

KESDM:

1. Perubahan target dan alokasi merupakan hasil Kesepakatan/Pembahasan dengan Komisi VII DPR RI.

2. Pelaksanaan kegiatan ini harus prudent datanya dan mengacu kesiapan pelaksanaan kegiatan dilapangan.

3. Perlu adanya database penerima kegiatan yaitu Nelayan Sasaran dan Petani Sasaran sehingga tidak terjadi pengulangan.

4. Definisi petani yang memenuhi syarat/kriteria adalah Petani Sasaran yang mempunyai lahan sekitar 0,5 Ha.

Kementerian Keuangan

1. Data calon penerima kegiatan yaitu Nelayan Sasaran dan Petani Sasaran dipersiapkan dengan baik, sehingga nantinya dapat menjadi baseline perencanaan kedepan dan akan lebih siap

2. Konkit BBM ke BBG untuk Petani Sasaran merupakan program yang sudah

dilaksanakan sejak lama sehingga perlu adanya sinkronisasi data dengan Kementerian Pertanian.

6. Nomenklatur Infrastruktur Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga

Infrastruktur Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga

Infrastruktur Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga

Disepakati dengan catatan

Indikator Jumlah Sambungan

Rumah Tangga

Jumlah Sambungan Rumah Tangga

Jumlah Sambungan Rumah Tangga

Bappenas:

1. Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga merupakan salah satu Major Project di RPJMN dan Renstra KESDM tahun 2020- 2024 dengan target 100.000 SR di Tahun 2022 melalui alokasi APBN.

2. Adanya penambahan alokasi anggaran untuk KESDM diharapkan dapat

meningkatkan target pembangunan jaringan gas rumah tangga di tahun 2022 yang dalam

Target 10.000 R 3.000 SR 40.000 SR

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 100,000,000 30.000.000 400,000,000

Lokasi Terdapat di 12 Lokasi Kota

dan Kabupaten, antara lain:

Kab. Musi Banyuasin, Kab.

Muara Enim, Kab. Siak, Kab.

Pelalawan, Kab. Tanjung

(12)

KEGIATAN/OUTPUT

Jabung Barat, Kab. Ogan Komering Ulu Timur, Kab.

Indramayu, Kota Semarang, Kota Probolinggo, Kab.

Gresik, Kab. Wajo, Kab.

Lumajang (belum ada pipa, jarak sekitar 20km sampai dengan Kecamatan perbatasan)

pagu indikatif ditargetkan sebanyak 100.000 SR.

3. Perlu dipastikan kesiapan FEED dalam mendukung pembangunan Jargas di tahun 2022.

KESDM

1. FEED sudah disesuaikan, kecuali untuk lokasi Jargas di Kabupaten Lumajang dengan target penyelesaian FEED bulan November.

2. Lokasi sudah sesuai.

3. Masih ada beberapa poin untuk Jargas KPBU yang sedang disiapkan untuk disampaikan kepada Kementerian Keuangan.

Kementerian Keuangan

1. Pembangunan Jargas merupakan kegiatan PEN (untuk ditagging), dan apabila ada sisa anggaran maka pembangunan dapat diusulkan untuk dilanjutkan ke dalam Kota Lumajang.

2. Jargas KPBU agar disiapkan dengan baik.

7. Nomenklatur Paket Konversi Mitan ke LPG 3 Kg

- - Disepakati

Indikator - -

Target 1,106,905 Unit - -

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 564,520,000 - -

Lokasi - - -

8. Nomenklatur Evaluasi Usulan Ruas Transmisi Trans Kalimantan pada Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional

- - Disepakati

Indikator Jumlah Evaluasi Usulan Ruas Transmisi Trans Kalimantan pada Rencana Induk Jaringan

- -

(13)

KEGIATAN/OUTPUT

Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional

Target 1 Rekomendasi - -

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 500.000 - -

Lokasi Pusat - -

9. Nomenklatur Transmisi Pipa Gas Ruas Cirebon - Semarang

Transmisi Pipa Gas Ruas Cirebon - Semarang

Transmisi Pipa Gas Ruas Cirebon - Semarang

Disepakati dengan catatan

Indikator Panjang Pipa Gas Ruas

Cirebon – Semarang yang terbangun

Panjang Pipa Gas Ruas Cirebon – Semarang yang terbangun

Panjang Pipa Gas Ruas Cirebon – Semarang yang terbangun

Bappenas:

1. Perlu melengkapi kelengkapan data dukung dalam pelaksanaan kegiatan seperti surat rekomendasi yang pernah Bappenas sampaikan melalui surat No.

06722/PP.04.04/Dt.3.4/B/ 06/2021 tanggal 7 Juni 2021.

2. Pada rapat sebelumnya tanggal 26 Agustus 2021 yang dilaksanakan oleh BPH Migas, disampaikan bahwa Biro Hukum KESDM telah melakukan kajian hukum terkait Pembangunan Transmisi Pipa Gas Ruas Cirebon – Semarang. Kajian tersebut agar dapat disampaikan kepada Bappenas.

3. Pembangunan Ruas Batang – Cirebon didorong melalui mekanisme KPBU. Namun, jika pembangunan tersebut akan

dilaksanakan oleh APBN maka perlu menyampaikan hasil studi awal yang menyatakan bahwa pembangunan tersebut tidak dapat dilaksanakan melalui mekanisme KPBU.

KESDM

1. Untuk nomenklatur RO sebaiknya tetap sama yaitu Transmisi Pipa Gas Ruas Cirebon – Semarang.

2. Berdasarkan rapat terakhir dengan KSP dan DJPPR, Kementerian ESDM menyampaikan arahan untuk mengusulkan penggunaan alokasi APBN pada pembangunan keseluruhan ruas Cirebon – Semarang.

Target 1 Ruas 1 Ruas 1 Ruas

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1,000,000,000 1.000.000.000 1.190.000.000

Lokasi Pusat Pusat Pusat

(14)

KEGIATAN/OUTPUT

3. Total alokasi untuk Kegiatan Pembangunan Pipa Gas CISEM (ruas Semarang – Batang) adalah sebesar Rp. 1,2 T termasuk Rp 10 Milliar untuk kegiatan layanan perencanaan, pengadaan, pelaksanaan dan

pengawasannya.

4. Pekerjaan basic design sudah dilaksanakan 80 persen dan diperkirakan selesai bulan November 2021.

5. Usulan untuk multiyears 2022-2023 tergantung pelaksanaan kegiatan pada tahun awal 2022.

6. Pelaksanaan pembangunan Ruas Pipa Gas Transmisi Cirebon – Semarang pada tahun 2022 mencakup segmen Semarang-Batang.

Kemenkeu:

1. Untuk nomenklatur RO tidak masalah apabila sebaiknya tetap sama yaitu Transmisi Pipa Gas Ruas Cirebon – Semarang, mengingat segmen Batang- Semarang yang dibangun saat ini melalui APBN merupakan bagian dari Transmisi Pipa Gas Ruas Cirebon – Semarang.

2. Berdasarkan rapat terakhir dengan KSP dan DJPPR, Kementerian ESDM menyampaikan arahan Menteri ESDM untuk mengusulkan penggunaan alokasi APBN pada

pembangunan keseluruhan ruas Cirebon – Semarang.

3. Kementerian Keuangan tetap mengharapkan agar Ruas Pipa Gas Transmisi Cirebon – Semarang segmen Batang – Cirebon, dapat dilaksanakan melalui KPBU sehingga tidak seluruhnya dibebankan ke APBN, dan mengingat pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi selama ini dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh Badan Usaha.

4. Perlu informasi terkait dengan mekanisme pembangunan Ruas Pipa Gas Transmisi Cirebon – Semarang, mengingat adanya

(15)

KEGIATAN/OUTPUT

Surat MESDM bahwa kebutuhan alokasi Cisem sebesar 3 T

5. Alokasi tahun 2022 apakah mencakup keseluruhan pembangunan Ruas Pipa Gas Transmisi Cirebon – Semarang?

10. Nomenklatur Studi Pendahuluan Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga

- - Disepakati, pelaksanaan SP yang berada pada

2 lokasi pembangunan Kawasan IKN telah dilaksanakan pada tahun 2021.

Indikator Jumlah Studi

Pendahuluan

Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga melalui Skema KPBU (Swakelola Tipe II dengan BLU Lemigas)

- - Bappenas:

1. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan Tahun 2020 terdapat 7 lokasi studi pendahuluan yang belum mendapatkan PDF, dan Tahun 2021 ini juga akan

menyelesaikan 15 lokasi studi pendahuluan.

Kementerian ESDM perlu merencanakan kegiatan atau skenario menuju tahun 2022 untuk menentukan skema yang tepat (unsolicited atau solicited) dalam

menindaklanjuti hasil studi pendahuluan di 22 lokasi tersebut dalam rangka mendukung pencapaian target pembangunan

Infrastruktur Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga sebesar 4 juta SR di Tahun 2024.

KESDM:

1. Untuk hasil Studi Pendahuluan sebanyak 21 lokasi yang belum mendapatkan fasilitas PDF sedang diputuskan untuk dipilih masuk ke skema unsolicitied atau solicitied.

Pengaturan, Penetapan dan Pengawasan pada Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa 1. Nomenklatur Supervisi Progres

Pembangunan Penyalur BBM 1 Harga

Supervisi Progres Pembangunan Penyalur BBM 1 Harga

Supervisi Progres

Pembangunan Penyalur BBM 1 Harga

Disepakati

Indikator Jumlah Pembangunan

Penyalur BBM 1 Harga

Jumlah Pembangunan Penyalur BBM 1 Harga

Jumlah Pembangunan Penyalur BBM 1 Harga

Bappenas

1. Terdapat 3 lokasi yang diharapkan adanya pembangunan SPBU di daerah perbatasan

Target 72 Penyalur 72 Penyalur 72 Penyalur

(16)

KEGIATAN/OUTPUT

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 5,000,000 5.000.000 5.000.000 negara yaitu Skouw, Aruk, dan Motaain sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2021 tentang Percepatan

Pembangunan Ekonomi pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk, Mootain, dan Skouw.

KESDM

1. BPH hanya dapat mencantumkan lokasi kegiatan sampai dengan level Kabupaten, namun untuk lokasi detailnya akan disampaikan oleh Ditjen Migas.

2. 3 lokasi tsb sudah masuk di SK Ditjen Migas dan akan masuk ke penugasan di BPH Migas yang akan dibangun di tahun 2022.

Adapun update progress pembangunan SPBU di 3 lokasi tsb sbb:

a. Progress di wilayah Aruk, Kecamatan Sajinga Besar Kab. Sambas, saat ini sudah ada mitra yang melakukan pembangunan SPBU bekerja sama dengan Pertamina. Progress saat ini sudah masuk dalam tahap land clearing b. Progress di wilayah Skouw, saat ini

sudah ada calon mitra dan menunggu proses perizinan di Walikota Jayapura.

c. Progress di wilayah Motaain, Kec Tasifeto Timur, Kab. Belu, saat ini Pertamina masih mengajukan penyalur skala kecil yaitu melalui Pertashop dengan BBM yang akan disalurkan adalah BBM jenis non Subsidi (JBU Ron 92).

Lokasi 1. Aceh Singkil

2. Gayo Lues 3. Simeleu 4. Nias Barat 5. Nias Selatan 6. Nias Utara

7. Kepulauan Mentawai 8. Kepulauan Anambas 9. Bengkulu Utara 10. Musi Banyuasin 11. Lampung Barat 12. Sumbawa 13. Sumbawa Barat 14. Dompu

15. Alor 16. Ende 17. Kupang 18. Lembata 19. Malaka

20. Manggarai Barat 21. Nagekeo 22. Rote Ndao 23. Sabu Raijua 24. Sumba Timur 25. Timor Tengah

Selatan

26. Sumba Barat Daya 27. Flores Timur 28. Ngada 29. Bengkayang 30. Ketapang 31. Landak 32. Melawi 33. Sambas 34. Sanggau 35. Sintang 36. Katingan 37. Lamandau 38. Seruyan

39. Hulu Sungai Selatan 40. Bulungan

1. Aceh - Simeuleu 2. Aceh - Pidie 3. Sumatera Utara –

Mendailing Natal 4. Sumatera Utara –

Nias Selatan 5. Sumatera Barat –

Kepulauan Mentawai 6. Kepulauan Riau -

Lingga

7. Kepulauan Riau – Karimun

8. Sumatera Selatan – Musi Banyuasin 9. Sumatera Selatan

– Muara Enim 10. Bangka Belitung –

Bangka Selatan 11. Lampung –

Lampung Barat 12. Lampung –

Pesisir Barat 13. Nusa Tenggara

Barat – Bima 14. Nusa Tenggara

Barat – Sumbawa Barat

15. Nusa Tenggara Timur – Kupang 16. Nusa Tenggara

Timur – Sumba Barat Daya 17. Nusa Tenggara

Timur – Malaka – Sasitamean 18. Nusa Tenggara

Timur – Malaka – Malaka Barat 19. Nusa Tenggara

Timur - Nagekeo

1. Aceh - Simeuleu 2. Aceh - Pidie 3. Sumatera Utara –

Mendailing Natal 4. Sumatera Utara – Nias

Selatan

5. Sumatera Barat – Kepulauan Mentawai 6. Kepulauan Riau -

Lingga

7. Kepulauan Riau – Karimun

8. Sumatera Selatan – Musi Banyuasin 9. Sumatera Selatan –

Muara Enim 10. Bangka Belitung –

Bangka Selatan 11. Lampung – Lampung

Barat

12. Lampung – Pesisir Barat

13. Nusa Tenggara Barat – Bima

14. Nusa Tenggara Barat – Sumbawa Barat 15. Nusa Tenggara Timur –

Kupang

16. Nusa Tenggara Timur – Sumba Barat Daya 17. Nusa Tenggara Timur –

Malaka –Sasitamean 18. Nusa Tenggara Timur –

Malaka – Malaka Barat 19. Nusa Tenggara Timur -

Nagekeo

20. Nusa Tenggara Timur - Belu

21. Nusa Tenggara Timur – Flores Timur

(17)

KEGIATAN/OUTPUT

41. Malinay 42. Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro 43. Kepulauan Sangihe 44. Tojo Una-Una 45. Konawe Kepulauan 46. Gorontalo Utara 47. Seram Bagian Barat 48. Kepulauan Aru 49. Maluku Barat Daya 50. Maluku Tenggara 51. Halmahera Selatan 52. Halmahera Tengah 53. Halmahera Barat 54. Halmahera Timur 55. Kepulauan Sula 56. Pulau Taliabu 57. Keerom 58. Waropen 59. Boven Digoel 60. Puncak Jaya 61. Yahukimo 62. Tolikara 63. Lanny Jaya

64. Mamberamo Tengah 65. Paniai

66. Pengunungan Bintan 67. Nduga

68. Puncak 69. Maybrat 70. Tambrauw 71. Raja Ampat 72. Pegunungan Arfak

20. Nusa Tenggara Timur - Belu 21. Nusa Tenggara

Timur – Flores Timur

22. Kalimantan Barat – Kubu Raya 23. Kalimantan Barat

– Sambas 24. Kalimantan Barat

– Kapuas Hulu 25. Kalimantan Barat

- Sintang 26. Kalimantan Barat

- Sanggau 27. Kalimantan

Tengah – Kotawaringin Timur 28. Kalimantan

Tengah – Gunung Mas

29. Kalimantan Tengah – Kapuas 30. Kalimantan Utara

- Malinau - Pujungan 31. Kalimantan Utara

– Nunukan – Krayan Timur 32. Kalimantan Utara

– Nunukan – Tulin Onsoi

33. Kalimantan Utara - Malinau – Malinau Selatan 34. Sulawesi Utara –

Bolaang Mongondow Selatan

22. Kalimantan Barat – Kubu Raya 23. Kalimantan Barat –

Sambas

24. Kalimantan Barat – Kapuas Hulu 25. Kalimantan Barat -

Sintang

26. Kalimantan Barat - Sanggau

27. Kalimantan Tengah – Kotawaringin Timur 28. Kalimantan Tengah –

Gunung Mas

29. Kalimantan Tengah – Kapuas

30. Kalimantan Utara - Malinau - Pujungan 31. Kalimantan Utara – Nunukan – Krayan Timur

32. Kalimantan Utara – Nunukan – Tulin Onsoi 33. Kalimantan Utara -

Malinau – Malinau Selatan

34. Sulawesi Utara – Bolaang Mongondow Selatan

35. Sulawesi Utara – Kepulauan Sangihe 36. Sulawesi Utara –

Kepulauan Talaud 37. Sulawesi Tengah –

Tojo -Una-Una - Togean

38. Sulawesi Tengah – Banggai Laut 39. Sulawesi Tengah –

Tojo Una-Una - Talatako

(18)

KEGIATAN/OUTPUT

35. Sulawesi Utara – Kepulauan Sangihe

36. Sulawesi Utara – Kepulauan Talaud 37. Sulawesi Tengah

– Tojo -Una-Una - Togean

38. Sulawesi Tengah – Banggai Laut 39. Sulawesi Tengah

– Tojo Una-Una - Talatako

40. Sulawesi Selatan – Makassar 41. Sulawesi Selatan

– Bone - Tellilimpue 42. Sulawesi Selatan

– Bone - Bontocani 43. Sulawesi

Tenggara – Konawe Kepulauan 44. Maluku Utara –

Halmahera Selatan – Kepulauan Batang Lomang 45. Maluku Utara –

Halmahera Selatan – Bacan Barat

46. Maluku Utara – Kepulauan Sula 47. Maluku Utara -

Pulau Morotai 48. Maluku Utara –

Pulau Taliabu

40. Sulawesi Selatan – Makassar

41. Sulawesi Selatan – Bone - Tellilimpue 42. Sulawesi Selatan –

Bone - Bontocani 43. Sulawesi Tenggara –

Konawe Kepulauan 44. Maluku Utara –

Halmahera Selatan – Kepulauan Batang Lomang

45. Maluku Utara – Halmahera Selatan – Bacan Barat

46. Maluku Utara – Kepulauan Sula 47. Maluku Utara - Pulau

Morotai

48. Maluku Utara – Pulau Taliabu

49. Maluku Utara - Halmahera Tengah 50. Maluku – Kepulauan

Aru – Aru Tengah Selatan

51. Maluku – Kepulauan Aru – Sir-sir

52. Maluku – Tual 53. Maluku - Maluku

Tenggara – Kei Besar Selatan

54. Maluku - Maluku Tenggara – Kei Besar Selatan Barat 55. Maluku – Seram

Bagian Barat

56. Papua Barat – Maybrat – Mare Selatan 57. Papua Barat – Raja

Ampat

(19)

KEGIATAN/OUTPUT

49. Maluku Utara - Halmahera Tengah 50. Maluku –

Kepulauan Aru – Aru Tengah Selatan 51. Maluku –

Kepulauan Aru – Sir-sir

52. Maluku – Tual 53. Maluku - Maluku

Tenggara – Kei Besar Selatan 54. Maluku - Maluku

Tenggara – Kei Besar Selatan Barat

55. Maluku – Seram Bagian Barat 56. Papua Barat –

Maybrat – Mare Selatan 57. Papua Barat –

Raja Ampat 58. Papua Barat –

Teluk Bintuni 59. Papua Barat –

Sorong Selatan 60. Papua Barat –

Maybrat – Aitinyo Barat

61. Papua Barat – Maybrat – Aitinyo Tengah

62. Papua Barat – Tambrauw 63. Papua Barat –

Pegunungan Arafak

64. Papua – Asmat 65. Papua – Deiyai

58. Papua Barat – Teluk Bintuni

59. Papua Barat – Sorong Selatan

60. Papua Barat – Maybrat – Aitinyo Barat

61. Papua Barat – Maybrat – Aitinyo Tengah 62. Papua Barat –

Tambrauw 63. Papua Barat –

Pegunungan Arafak 64. Papua – Asmat 65. Papua – Deiyai 66. Papua – Tolikara 67. Papua – Jayapura 68. Papua – Keerom 69. Papua – Tolikara 70. Papua – Waropen 71. Papua – Nduga 72. Papua – Pegunungan

Bintang

(20)

KEGIATAN/OUTPUT

66. Papua – Tolikara 67. Papua – Jayapura 68. Papua – Keerom 69. Papua – Tolikara 70. Papua – Waropen 71. Papua – Nduga 72. Papua –

Pegunungan Bintang

2. Nomenklatur Pengawasan

Pelaksanaan BBM 1 Harga

Pengawasan Pelaksanaan BBM 1 Harga

Pengawasan Pelaksanaan BBM 1 Harga

Disepakati

Indikator Jumlah Kumulatif

Penyalur BBM 1 Harga di Seluruh Wilayah Indonesia

Jumlah Kumulatif Penyalur BBM 1 Harga di Seluruh Wilayah Indonesia

Jumlah Kumulatif Penyalur BBM 1 Harga di Seluruh Wilayah Indonesia

Bappenas

1. Perlu konfirmasi apakah pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara sampling atau keseluruhan.

2. Perlu ditinjau kembali terkait alokasi anggaran kegiatan ini, apakah sudah mencukupi untuk melakukan pengawasan 3. Apabila ada kekurangan alokasi anggaran,

dapat dilakukan realokasi dari kegiatan lainnya, karena kegiatan ini merupakan direktif Bapak Presiden.

KESDM

1. Target sebanyak 329 Penyalur merupakan angka kumulatif yang dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia.

2. Kegiatan ini dilakukan dengan 2 cara yaitu ondesk dan uji sampling ke lapangan.

Kementerian Keuangan:

1. Terkait dengan alokasi anggaran dirasa sudah mencukupi, namun apabila perlu

Target 329 Penyalur 329 Penyalur 329 Penyalur

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 4,096,066 4.096.066 4.096.066

Lokasi Pusat Pusat Pusat

3. Nomenklatur Dukungan Percepatan Pembangunan Ruas Pipa

Transmisi dan Distribusi Gas Bumi

- - Disepakati menjadi non PN, dengan catatan

apabila RIJTGBN sudah ditetapkan, maka RO ini kembali menjadi PN.

Indikator Panjang Ruas Pipa

Transmisi dan Distribusi

- - KESDM:

(21)

KEGIATAN/OUTPUT

Gas Bumi yang di Fasilitasi (kumulatif)

1. Diusulkan di-drop dari PN karena merupakan kegiatan rutin dan kegiatan ini tetap dilaksanakan.

2. Selain itu, target yang tertera sangat tergantung dari peran badan usaha, sementara sampai saat ini RIJTGBN yang menjadi dasar lelang oleh badan usaha masih belum ditetapkan.

Bappenas:

1. Apabila RIJTGBN sudah ditetapkan, maka RO ini kembali menjadi PN.

2. Perlu mempertimbangkan tindak lanjut terhadap studi pendahuluan atau kajian yang sudah dilakukan oleh BPH Migas terhadap rencana pembangunan Ruas Pipa Transmisi Gas Bumi Trans Kalimantan.

Target 16.300 KM - -

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1,754,020 - -

Lokasi - -

4. Nomenklatur Lelang Ruas Transmisi dan atau Wilayah Jaringan Distribusi Dalam Rangka

Pemberian Hak Khusus

- - Disepakati

Indikator Jumlah Dokumen Lelang

Ruas Transmisi dan Atau Wilayah Jaringan Distribusi Dalam Rangka Pemberian Hak Khusus

- - Bappenas:

1. Apabila RIJTGBN sudah ditetapkan, maka RO ini kembali menjadi PN.

KESDM:

1. Diusulkan di-drop dari PN karena belum dilakukan lelang akibat belum ditetapkannya RIJTDGBN.

Target 1 Institusi - -

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 2,055,872 - -

Lokasi - -

Pengelolaan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi 1. Nomenklatur Volume Biofuel untuk

Domestik

Volume Biofuel untuk Domestik

Indikator Jumlah Pemanfaatan

Biofuel untuk Domestik

Jumlah Pemanfaatan Biofuel untuk Domestik

Target 1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 2,420,000 2,420,000

Lokasi Pusat Pusat

(22)

KEGIATAN/OUTPUT

2. Nomenklatur Penurunan Intensitas Energi Final

Penurunan Intensitas Energi Final

Indikator Jumlah Penurunan

Intensitas Energi Final

Jumlah Penurunan Intensitas Energi Final

Target 1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 3,647,303 3,647,303

Lokasi Pusat Pusat

3. Nomenklatur Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Label Hemat Energi pada Peralatan Pemanfaat Energi

Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Label Hemat Energi pada Peralatan Pemanfaat Energi

Indikator Jumlah Peralatan yang

Disusun SKEM-nya

Jumlah Peralatan yang Disusun SKEM-nya

Target 1 Produk 1 Produk

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 486,155 486.155

Lokasi Pusat Pusat

4. Nomenklatur Monitoring TKDN Bidang Bioenergi

Monitoring TKDN Bidang Bioenergi Indikator TKDN PLT Bioenergi TKDN PLT Bioenergi

Target 1 Produk 1 Produk

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 395,270 395,270

Lokasi Pusat Pusat

5. Nomenklatur Monitoring TKDN Bidang Panas Bumi

Monitoring TKDN Bidang Panas Bumi Indikator TKDN PLT Panas Bumi TKDN PLT Panas Bumi

Target 1 Produk 1 Produk

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 500,000 500,000

Lokasi Pusat Pusat

6. Nomenklatur Monitoring TKDN PLT Surya

Monitoring TKDN PLT Surya

Indikator TKDN PLT Surya TKDN PLT Surya

Target 1 Produk 1 Produk

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 100,000 100,000

Lokasi Pusat Pusat

(23)

KEGIATAN/OUTPUT

7. Nomenklatur Monitoring TKDN PLT Bayu

Monitoring TKDN PLT Bayu

Indikator TKDN PLT Bayu TKDN PLT Bayu

Target 1 Produk 1 Produk

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 50,000 50,000

Lokasi Pusat Pusat

8. Nomenklatur Monitoring TKDN PLT Air

Monitoring TKDN PLT Air

Indikator TKDN PLT Air TKDN PLT Air

Target 1 Produk 1 Produk

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 105,000 105,000

Lokasi Pusat Pusat

9. Nomenklatur Reduksi Gas Rumah

Kaca (GRK) Sektor ESDM

Reduksi Gas Rumah Kaca (GRK) Sektor ESDM

Indikator Jumlah Reduksi Emisi

Gas Rumah Kaca (GRK) Sektor ESDM (Ribu Ton)

Jumlah Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Sektor ESDM (Ribu Ton)

Target 1 Lembaga 1 Lembaga

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 540,097 540,097

Lokasi Pusat Pusat

Perencanaan, Pembangunan dan Pengawasan Infrastruktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

10. Nomenklatur PLTS Atap PLTS Atap

Indikator Jumlah Unit PLTS Atap Jumlah Unit PLTS Atap

Target 66 Unit 66 Unit

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 43,938,984 43.938.984

Lokasi 33 Provinsi 1. Aceh (2),

2. Sumatera Utara (2), 3. Riau (2),

4. Kepulauan Riau (2), 5. Sumatera Barat (2), 6. Jambi (2),

7. Bengkulu (2), 8. Sumatera Selatan

(2),

9. Bangka Belitung (2),

(24)

KEGIATAN/OUTPUT

10. Lampung (2), 11. Banten (2), 12. Jawa Barat (2), 13. Jawa Tengah (2), 14. DI Yogyakarta (2), 15. Jawa Timur (2), 16. Bali (2), 17. Nusa Tenggara

Barat (2), 18. Nusa Tenggara

Timur (2), 19. Kalimantan Barat

(2),

20. Kalimantan Tengah (2),

21. Kalimantan Timur (2),

22. Kalimantan Selatan (2),

23. Kalimantan Utara (1),

24. Sulawesi Utara (2), 25. Gorontalo (2), 26. Sulawesi Barat (2), 27. Sulawesi Tengah

(2),

28. Sulawesi Tenggara (2),

29. Sulawesi Selatan (2),

30. Maluku (2), 31. Maluku Utara (3), 32. Papua (3) , 33. Papua Barat (2)

11. Nomenklatur PLTMH PLTMH

Indikator Jumlah Unit PLTMH Jumlah Unit PLTMH

Target 1 Unit 1 Unit

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 25,200,000 25.200.000

Lokasi Kab. Pegunungan Arfak Papua/Papua Barat

12. Nomenklatur APDAL APDAL

(25)

KEGIATAN/OUTPUT

Indikator Jumlah Unit APDAL Jumlah Unit APDAL

Target 6.601 Unit 11.347 Unit

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 55,500,000 78.077.893 Lokasi Papua dan Papua Barat Papua : 10.517

1. Pegunungan Bintang : 4.419 2. Jayawijaya : 93 3. Lenny Jaya : 996 4. Boven Digoel: 142 5. Mappi: 550 6. Asmat : 348 7. Merauke : 1.221 8. Kerrom: 45 9. Mamberamo

Raya : 1.255 10. Sarmi : 57 11. Tolikara : 721 12. Yalimo : 670 Papua Barat : 830 13. Maybrat : 291 14. Fak-fak : 31 15. Kaimana : 120 16. Teluk Bintuni :

181

17. Teluk Wondama : 207

Kegiatan Pengelolaan Ketenagalistrikan

1. Nomenklatur Rekomendasi Reviu dan Evaluasi Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Rekomendasi Reviu dan Evaluasi Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Indikator Jumlah Rekomendasi

Reviu dan Evaluasi Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Jumlah Rekomendasi Reviu dan Evaluasi Subsidi Listrik Tepat Sasaran

Target 1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 959,526 959,526 Lokasi

(26)

KEGIATAN/OUTPUT

2. Nomenklatur Rekomendasi Efisiensi Pembangkit dan Penurunan Susut Jaringan Tenaga Listrik

Rekomendasi Efisiensi Pembangkit dan Penurunan Susut Jaringan Tenaga Listrik

Indikator Jumlah Rekomendasi

Efisiensi Pembangkit dan Penurunan Susut Jaringan Tenaga Listrik

Jumlah Rekomendasi Efisiensi Pembangkit dan Penurunan Susut Jaringan Tenaga Listrik

Target 1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 222,274 222,274 Lokasi

3. Nomenklatur Rekomendasi

Percepatan Peningkatan Pasokan Tenaga Listrik 24 Jam/Hari

Rekomendasi Percepatan

Peningkatan Pasokan Tenaga Listrik 24 Jam/Hari Indikator

Target 1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 274,150 274,150 Lokasi

4. Nomenklatur Rekomendasi

Pengendalian Pembangunan Pembangkit Listrik

Rekomendasi Pengendalian Pembangunan Pembangkit Listrik

Indikator Jumlah Rekomendasi

Pengendalian Pembangunan Pembangkit Listrik

Jumlah Rekomendasi Pengendalian

Pembangunan Pembangkit Listrik

Target 1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1.552,655 1.552,655 Lokasi

5. Nomenklatur Rekomendasi

Pengendalian

Pembangunan Jaringan Transmisi dan Gardu Induk

Rekomendasi Pengendalian

Pembangunan Jaringan Transmisi dan Gardu Induk

(27)

KEGIATAN/OUTPUT

Indikator Jumlah Rekomendasi

Pengendalian

Pembangunan Jaringan Transmisi dan Gardu Induk

Jumlah Rekomendasi Pengendalian

Pembangunan Jaringan Transmisi dan Gardu Induk

Target 1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1.353,620 1.353,620 Lokasi

6. Nomenklatur Rekomendasi

Pengendalian

Pembangunan Jaringan Distribusi dan Gardu Distribusi

Rekomendasi Pengendalian

Pembangunan Jaringan Distribusi dan Gardu Distribusi

Indikator Jumlah Rekomendasi

Pengendalian

Pembangunan Jaringan Distribusi dan Gardu Distribusi

Jumlah Rekomendasi Pengendalian

Pembangunan Jaringan Distribusi dan Gardu Distribusi

Target 1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1.093,725 1.093,725 Lokasi

7. Nomenklatur Rekomendasi

Penguatan Pemenuhan Akses dan Konsumsi Listrik pada Masyarakat

Rekomendasi

Penguatan Pemenuhan Akses dan Konsumsi Listrik pada Masyarakat

Indikator Jumlah Rekomendasi

Penguatan Pemenuhan Akses dan Konsumsi Listrik pada Masyarakat

Jumlah Rekomendasi Penguatan Pemenuhan Akses dan Konsumsi Listrik pada Masyarakat

Target 1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 520,000 520,000

Lokasi -

8. Nomenklatur Rekomendasi

Pengendalian

Pengembangan Smart Grid dan Pelaksanaan

Rekomendasi Pengendalian

Pengembangan Smart Grid dan Pelaksanaan

(28)

KEGIATAN/OUTPUT

Kerjasama Sektor Ketenagalistrikan

Kerjasama Sektor Ketenagalistrikan

Indikator Jumlah Rekomendasi

Pengendalian

Pengembangan Smart Grid dan Pelaksanaan Kerjasama Sektor Ketenagalistrikan

Jumlah Rekomendasi Pengendalian

Pengembangan Smart Grid dan Pelaksanaan Kerjasama Sektor Ketenagalistrikan

Target 1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1.050,000 1.050,000 Lokasi

9. Nomenklatur Rekomendasi Dukungan Sektor Ketenagalistrikan Dalam Pencapaian Target Mitigasi Gas Rumah Kaca Sektor Energi

Rekomendasi Dukungan Sektor Ketenagalistrikan Dalam Pencapaian Target Mitigasi Gas Rumah Kaca Sektor Energi

Indikator Jumlah Rekomendasi

Dukungan Sektor Ketenagalistrikan Dalam Pencapaian Target Mitigasi Gas Rumah Kaca Sektor Energi

Jumlah Rekomendasi Dukungan Sektor Ketenagalistrikan Dalam Pencapaian Target Mitigasi Gas Rumah Kaca Sektor Energi

Target 1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 350,000 350,000 Lokasi

10. Nomenklatur Rekomendasi

Penerapan Keselamatan Ketenagalistrikan pada Infrastruktur Pengisian Listrik pada Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai

Rekomendasi Penerapan Keselamatan

Ketenagalistrikan pada Infrastruktur Pengisian Listrik pada Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai

Indikator Jumlah Rekomendasi

Penerapan Keselamatan Ketenagalistrikan pada

Jumlah Rekomendasi Penerapan

Keselamatan

(29)

KEGIATAN/OUTPUT

Infrastruktur Pengisian Listrik pada Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai

Ketenagalistrikan pada Infrastruktur Pengisian Listrik pada Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai

Target 1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 222,128 222,128 Lokasi

11. Nomenklatur - Pemasangan

Sambungan Baru Listrik bagi Rumah Tangga Belum Berlistrik yang Tidak Mampu atau Berada di Daerah 3T

Indikator - Jumlah Pemasangan

Sambungan Rumah

Target - 20.000 SR

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) - 30.000,000

Lokasi - 23 Provinsi:

1. Aceh

2. Sumatera Utara 3. Riau

4. Kepulauan Riau 5. Bangka Belitung 6. Sumatera

Selatan 7. Banten 8. Jawa Barat 9. Jawa Tengah 10. DI Yogyakarta 11. Jawa Timur 12. NTT 13. Kalimantan

Barat 14. Kalimantan

Tengah 15. Kalimantan

Selatan 16. Kalimantan

Timur

(30)

KEGIATAN/OUTPUT

17. Kalimantan Utara 18. Sulawesi

Tenggara 19. Sulawesi

Selatan 20. Maluku 21. Maluku Utara 22. Papua Barat 23. Papua B PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VOKASI

Pendidikan Vokasi Sektor ESDM

1. Nomenklatur Mahasiswa Pendidikan Vokasi PEM AKAMIGAS

Mahasiswa Pendidikan Vokasi PEM

AKAMIGAS

Indikator Jumlah Mahasiswa PEM

AKAMIGAS

Jumlah Mahasiswa PEM AKAMIGAS

Target 1.040 orang 1.040 orang

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 26,393,654 26.393.654

Lokasi Kab. Blora Kab. Blora

2. Nomenklatur Mahasiswa Pendidikan Vokasi PEP Bandung

Mahasiswa Pendidikan Vokasi PEP Bandung

Indikator Jumlah Mahasiswa

Pendidikan PEP Bandung

Jumlah Mahasiswa Pendidikan PEP Bandung

Target 270 Orang 270 Orang

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 4,876,727 4,876,727

Lokasi Bandung Bandung

Pelatihan Vokasi Sektor ESDM

3. Nomenklatur Diklat Masyarakat Bidang KEBTKE

Diklat Masyarakat Bidang KEBTKE Indikator Jumlah Peserta Diklat

Masyarakat Bidang KEBTKE

Jumlah Peserta Diklat Masyarakat Bidang KEBTKE

Target 180 Orang 250 Orang

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 2,089,209 2.712.920

Lokasi Pusat Pusat

(31)

KEGIATAN/OUTPUT

4. Nomenklatur Diklat Industri Bidang KEBTKE

Diklat Industri Bidang KEBTKE

Indikator Jumlah Peserta Diklat Industri PPSDM EBTKE

Jumlah Peserta Diklat Industri PPSDM EBTKE

Target 2.500 Orang 2.500 Orang

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 3,873,455 2.652.000

Lokasi Pusat Pusat

5. Nomenklatur Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Sektor Ketenagalistrikan dan EBTKE

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Sektor Ketenagalistrikan dan EBTKE

Indikator Jumlah Peserta

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Sektor KEBTKE

Jumlah Peserta Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Sektor KEBTKE

Target 3.750 Orang 3.750 Orang

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 4,777,280 4.771.900

Lokasi Pusat Pusat

6. Nomenklatur Diklat Masyarakat Bidang Minyak Dan Gas Bumi

Diklat Masyarakat Bidang Minyak Dan Gas Bumi

Indikator Jumlah Peserta

Pelatihan Masyarakat Bidang Minyak dan Gas Bumi

Jumlah Peserta Pelatihan Masyarakat Bidang Minyak dan Gas Bumi

Target 200 Orang 300 Orang

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 2,850,915 4.423.082

Lokasi Kab. Blora Kab. Blora

7. Nomenklatur Diklat Industri Bidang Minyak Dan Gas Bumi

Diklat Industri Bidang Minyak Dan Gas Bumi Indikator Jumlah Peserta Diklat

Industri Bidang Minyak dan Gas Bumi

Jumlah Peserta Pelatihan Industri Bidang Minyak dan Gas Bumi

Target 7.500 Orang 7.500 Orang

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 9,726,796 9.726.796

Lokasi Kab. Blora Kab. Blora

(32)

KEGIATAN/OUTPUT

8. Nomenklatur Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Sektor Minyak dan Gas Bumi

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Sektor Minyak dan Gas Bumi

Indikator Jumlah Peserta

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Sektor Minyak dan Gas Bumi

Jumlah Peserta Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Sektor Minyak dan Gas Bumi

Target 14.000 Orang 14.000 Orang

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 5,356,132 5.356.132

Lokasi Kab. Blora Kab. Blora

9. Nomenklatur Diklat Masyarakat Bidang Geologi, Mineral dan Batubara

Diklat Masyarakat Bidang Geologi, Mineral dan Batubara

Indikator Jumlah Peserta Diklat Masyarakat Bidang Geologi, Mineral dan Batubara

Jumlah Peserta Diklat Masyarakat Bidang Geologi, Mineral dan Batubara

Target 1.000 Orang 1.000 Orang

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 9,500,000 9.500.000

Lokasi Bandung Bandung

10. Nomenklatur Diklat Industri Bidang Geologi, Mineral dan Batubara

Diklat Industri Bidang Geologi, Mineral dan Batubara

Indikator Jumlah Peserta Diklat Industri Bidang Geominerba

Jumlah Peserta Diklat Industri Bidang Geominerba

Target 5.500 Orang 5.500 Orang

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 16,921,362 16.921.362

Lokasi Bandung Bandung

11. Nomenklatur Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Sektor Geologi, Mineral dan Batubara

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Sektor Geologi, Mineral dan Batubara

Indikator Jumlah Peserta

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Sektor Geominerba

Jumlah Peserta Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Sektor Geominerba

Target 2.500 Orang 2.500 Orang

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 5,786,400 5.786.400

(33)

KEGIATAN/OUTPUT

Lokasi Bandung Bandung

12. Nomenklatur Diklat Masyarakat Bidang Tambang Bawah Tanah

Diklat Masyarakat Bidang Tambang Bawah Tanah Indikator Jumlah Peserta Diklat

Masyarakat Bidang Tambang Bawah Tanah

Jumlah Peserta Diklat Masyarakat Bidang Tambang Bawah Tanah

Target 224 Orang 300 Orang

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 2,433,690 4.001.506

Lokasi Kab. Sawahlunto Kab. Sawah Lunto

C. PROGRAM MITIGASI DAN PELAYANAN GEOLOGI Mitigasi dan Pelayanan Kebencanaan Geologi 1. Nomenklatur Sistem Mitigasi Bencana

Geologi Yang Dikembangkan

Sistem Mitigasi Bencana Geologi Yang Dikembangkan

Indikator Jumlah Lokasi Sistem

Mitigasi Bencana Geologi yang Dikembangkan

Jumlah Lokasi Sistem Mitigasi Bencana Geologi yang Dikembangkan

Target 5 Lokasi 5 Lokasi

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 13.164.843 13.164.843

Lokasi 1. G. Awu, Sulawesi

Utara

2. G. Krakatau, Banten 3. G. Tangkuban

Parahu, Jawa Barat 4. G. Arjunowelirang,

Jawa Timur 5. Kab. Malang, Jawa

timur

1. G. Awu, Sulawesi Utara

2. G. Krakatau, Banten 3. G. Tangkuban

Parahu, Jawa Barat 4. G. Arjunowelirang,

Jawa Timur 5. Kab. Malang, Jawa

timur 2. Nomenklatur Peta Zona Kerentanan

Likuifaksi

Peta Zona Kerentanan Likuifaksi

Indikator Jumlah Rekomendasi

Zona Kerentanan Likuifaksi

Jumlah Rekomendasi Zona Kerentanan Likuifaksi

Target 2 Rekomendasi 2 Rekomendasi

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 724.652 724.652

Lokasi 1. Kebumen, Jawa

Tengah

1. Kebumen, Jawa Tengah

(34)

KEGIATAN/OUTPUT

2. Pandeglang, Banten 2. Pandeglang, Banten 3. Nomenklatur Rekomendasi Geologi

Penurunan Muka Tanah di

Kawasan Pesisir Pantai Utara Pulau Jawa (PATGTL)

Rekomendasi Geologi Penurunan Muka Tanah di

Kawasan Pesisir Pantai Utara Pulau Jawa (PATGTL)

Indikator Jumlah Rekomendasi

Geologi Penurunan Muka Tanah di Kawasan Pesisir Utara Pulau Jawa

Jumlah Rekomendasi Geologi Penurunan Muka Tanah di Kawasan Pesisir Utara Pulau Jawa

Target 3 Rekomendasi 3 Rekomendasi

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1.200.000 1.200.000

Lokasi 1. Kota Surabaya

2. Kab. Bekasi 3. Kab. Subang

1. Kota Surabaya 2. Kab. Bekasi 3. Kab. Subang

4. Nomenklatur Rekomendasi

Penyelidikan Geologi Terpadu untuk Penataan Ruang

Rekomendasi Penyelidikan Geologi Terpadu untuk Penataan Ruang

Indikator Jumlah Rekomendasi

Penyelidikan Geologi untuk Penataan Ruang (Kawasan)

Jumlah Rekomendasi Penyelidikan Geologi untuk Penataan Ruang (Kawasan)

Target 4 Rekomendasi 4 Rekomendasi

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 2.421.149 2.421.149

Lokasi 1. Kota Yogyakarta

2. Nias, Sumut 3. Aceh Besar, NAD 4. Minahasa, Sulut

1. Kota Yogyakarta 2. Nias, Sumut 3. Aceh Besar, NAD Minahasa, Sulut 5. Nomenklatur Rekomendasi Geologi

Hasil Pemantauan Penurunan Muka Tanah di Cekungan Air Tanah Jakarta (BKAT)

Rekomendasi Geologi Hasil Pemantauan Penurunan Muka Tanah di Cekungan Air Tanah Jakarta (BKAT)

Indikator Jumlah Titik

Pemantauan

Jumlah Titik Pemantauan Target 100 pemantauan titik 100 pemantauan titik

(35)

KEGIATAN/OUTPUT

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 436.860 436.860

Lokasi CAT Jakarta CAT Jakarta

6. Nomenklatur Peta Kawasan Rawan

Bencana Geologi

Peta Kawasan Rawan Bencana Geologi

Indikator Jumlah Peta Geologi

Gunung Api dan Peta Kawasan Rawan Bencana Geologi

Jumlah Peta Geologi Gunung Api dan Peta Kawasan Rawan Bencana Geologi

Target 13 Peta 13 Peta

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1.645.289 1.645.289

Lokasi Pemetaan Geologi

Gunungapi:

1. G. Lokon, Sulawesi Utara

2. G. Rinjani, NTB Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Bencana Gunungapi:

1. G. Colo, Sulawesi Tengah

2. G. Gamalama, Maluku Utara 3. Pematang Bata,

Lampung Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi:

1. Likupang, Sulawesi Utara

2. Teluk Weda, Maluku Utara

Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Tsunami:

1. Likupang, Sulawesi Utara

2. Teluk Weda, Maluku Utara

Pemetaan Geologi Gunungapi:

1. G. Lokon, Sulawesi Utara

2. G. Rinjani, NTB Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Bencana Gunung Api:

1. G. Colo, Sulawesi Tengah

2. G. Gamalama, Maluku Utara 3. Pematang Bata, Lampung

Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi:

1. Likupang, Sulawesi Utara

2. Teluk Weda, Maluku Utara

Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Tsunami:

1. Likupang, Sulawesi Utara

2. Teluk Weda, Maluku Utara

(36)

KEGIATAN/OUTPUT

Pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah:

1. Kab, Sinjai, Sulawesi Selatan

2. Kab Kerinci, Jambi 3. Kab. Tanggamus,

Lampung

4. Kab. Buleleng, Bali

Pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah:

1. Kab, Sinjai, Sulawesi Selatan

2. Kab Kerinci, Jambi 3. Kab. Tanggamus, Lampung

4. Kab. Buleleng, Bali

7. Nomenklatur Pos Pengamatan

Gunungapi yang Dikembangkan

Pos Pengamatan Gunungapi yang Dikembangkan

Indikator Jumlah Pos Pengamatan

Gunungapi yang Dikembangkan

Jumlah Pos Pengamatan Gunungapi yang Dikembangkan

Target 4 Pos Pengamatan

Gunung Api

4 Pos Pengamatan Gunung Api Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 7.840.799 7.840.799

Lokasi 1. Pos PGA Arjuno

Welirang

2. Pos PGA Sinabung 3. Pos PGA Iya 4. Pos PGA Merapi

Kaliurang

1. Pos PGA Arjuno Welirang, Jawa Timur

2. Pos PGA Sinabung, Sumatera Utara 3. Pos PGA Iya, NTT 4. Pos PGA Merapi

Kaliurang, DI Yogyakarta Data, Informasi, Rekomendasi dan Layanan Geologi

8. Nomenklatur Jaringan Pemantauan Air Tanah Berbasis Cekungan Air Tanah

Jaringan Pemantauan Air Tanah Berbasis Cekungan Air Tanah

Indikator Jumlah Cekungan Air

Tanah (CAT)

Jumlah Cekungan Air Tanah (CAT)

Target 4 CAT 4 CAT

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 9.000.000 9.000.000

(37)

KEGIATAN/OUTPUT

Lokasi 1. Tegal

2. Brebes 3. Ngawi 4. Ponorogo 5. Gunung Kidul 6. Wonogiri

1. Tegal 2. Brebes 3. Ngawi 4. Ponorogo 5. Gunung Kidul 6. Wonogiri 9. Nomenklatur Rekomendasi Teknis

Pengusahaan Air Tanah

Rekomendasi Teknis Pengusahaan Air Tanah

Indikator Jumlah Rekomendasi

Teknis Pengusahaan Air Tanah

Jumlah Rekomendasi Teknis Pengusahaan Air Tanah

Target 250 Rekomendasi 250 Rekomendasi

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1.789.783 1.789.783

Lokasi Provinsi DKI

Jakarta, Pusat

CAT Jakarta

10. Nomenklatur Rekomendasi

Keprospekan Migas

Rekomendasi Keprospekan Migas

Indikator Jumlah Rekomendasi

Keprospekan Migas

Jumlah Rekomendasi Keprospekan Migas

Target 4 Rekomendasi 4 Rekomendasi

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 3.652.311 3.652.311

Lokasi 1. Rangkas, Jabar

2. Kuningan, Jabar 3. Pangkalanbuun 4. Cekungan Jatim

1. Rangkas, Jabar 2. Kuningan, Jabar 3. Pangkalanbuun 4. Cekungan Jatim 11. Nomenklatur Warisan Geologi yang

ditetapkan

Warisan Geologi yang ditetapkan

Indikator Jumlah Penetapan

Warisan Geologi

Jumlah Penetapan Warisan Geologi

Target 4 Warisan Geologi 4 Warisan Geologi

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 2.105.116 2.105.116

Lokasi 1. Jawa Timur

2. Kalimantan Timur 3. Kalimantan Selatan 4. Gorontalo

1. Jawa Timur 2. Kalimantan Timur 3. Kalimantan Selatan 4. Gorontalo

12. Nomenklatur Rekomendasi

Keprospekan Sumber Daya dan Cadangan Panas Bumiv

Rekomendasi Keprospekan Sumber Daya dan Cadangan Panas Bumi

(38)

KEGIATAN/OUTPUT

Indikator Jumlah Rekomendasi

Keprospekan Sumber Daya dan Cadangan Panas Bumi

Jumlah Rekomendasi Keprospekan Sumber Daya dan Cadangan Panas Bumi

Target 2 Rekomendasi 3 Rekomendasi (1

rekomendasi update- ting cisolok)

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1,051,729 38.251.729

Lokasi Provinsi Jawa Barat,

Provinsi Sumatera Barat

1. Kab Lima Puluh Kota, Prov Sumatera Barat.

2. Kab. Cianjur, Provinsi Jawa Barat

3. Cisolok

13. Nomenklatur Rekomendasi

Keprospekan Sumber Daya Batubara, Gambut, dan Gas Metana Batubara

Rekomendasi Keprospekan Sumber Daya Batubara, Gambut, dan Gas Metana Batubara

Indikator Jumlah Rekomendasi

Sumber Daya Batubara, Gambut dan Gas Metan Batubara

Jumlah Rekomendasi Sumber Daya Batubara, Gambut dan Gas Metan Batubara

Target 4 Rekomendasi 4 Rekomendasi

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1.911.010 1.911.010

Lokasi 1. Laung Tuhup, Kab.

Murung Raya, Prov.

Kalimantan Tengah 2. Batulicin, Kab.

Tanah Bumbu, Prov.

Kalimantan Selatan 3. Kab. Mempawah,

Provinsi Kalimantan Barat

4. Pulau Buton, Prov.

Sulawesi Tenggara

1. Laung Tuhup, Kab.

Murung Raya, Prov.

Kalimantan Tengah 2. Batulicin, Kab.

Tanah Bumbu, Prov.

Kalimantan Selatan 3. Kab. Mempawah,

Provinsi Kalimantan Barat

4. Pulau Buton, Prov.

Sulawesi Tenggara

14. Nomenklatur Rekomendasi

Keprospekan Sumber Daya Mineral

Rekomendasi Keprospekan Sumber Daya Mineral

(39)

KEGIATAN/OUTPUT

Indikator Jumlah Rekomendasi

Wilayah Keprospekan Mineral

Jumlah Rekomendasi Wilayah Keprospekan Mineral

Target 8 Rekomendasi 7 Rekomendasi

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 4.461.018 4.461.018

Lokasi 1. Kab. Tapanuli Utara,

Prov. Sumatera Utara 2. Ketungau-Marakai,

Kab. Sintang, Prov.

Kalimantan Barat 3. Watulimo, Kab.

Trenggalek, Prov.

Jawa Timur 4. Hulawa, Kab.

Gorontalo, Prov.

Gorontalo

5. Kab. Mandailingnatal, Prov. Sumatera Utara 6. Kab. Nagan Raya,

Prov. Aceh 7. Kab. Kolaka, Prov.

Sulawesi Tenggara 8. Pulau Seram,

Provinsi Maluku

1. Kab. Tapanuli Utara, Prov.

Sumatera Utara 2. Watulimo, Kab.

Trenggalek, Prov.

Jawa Timur 3. Hulawa, Kab.

Gorontalo, Prov.

Gorontalo 4. Kab.

Mandailingnatal, Prov. Sumatera Utara

5. Kab. Nagan Raya, Prov. Aceh 6. Kab. Kolaka, Prov.

Sulawesi Tenggara 7. Pulau Seram,

Provinsi Maluku 15. Nomenklatur Peta Bersistem dan

Bertema

Peta Bersistem dan Bertema

Indikator Jumlah Peta Geologi

Bersistem dan Bertema

Jumlah Peta Geologi Bersistem dan Bertema

Target 10 Peta 10 Peta

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 2.480.234 2.480.234

Lokasi 1. Kab. Semarang

2. Kab. Pekalongan

1. Kab. Semarang 2. Kab. Pekalongan 16. Nomenklatur Pusat Informasi Geologi Pusat Informasi Geologi

Indikator Jumlah Unit Pusat

Informasi Geologi

Jumlah Unit Pusat Informasi Geologi

Target 1 Lokasi 1 Lokasi

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 2.564.162 2.564.162

Lokasi Ciletuh, Sukabumi Ciletuh, Kab. Sukabumi

D. PROGRAM PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

(40)

KEGIATAN/OUTPUT

Pengelolaan dan Pengusahaan Mineral dan Batubara 1. Nomenklatur Draft Kebijakan Rencana

Produksi dan

Pemanfaatan Batubara Untuk Kebutuhan Dalam Negeri Mineral Logam dan Batubara

Draft Kebijakan Rencana Produksi dan

Pemanfaatan Batubara Untuk Kebutuhan Dalam Negeri Mineral Logam dan Batubara Indikator Jumlah Draft Kebijakan

Rencana Produksi dan Kebutuhan Dalam Negeri Mineral Logam dan Batubara

Jumlah Draft Kebijakan Rencana Produksi dan Kebutuhan Dalam Negeri Mineral Logam dan Batubara

Target 2 Draft Kebijakan 2 Draft Kebijakan

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1.410.000 1.410.000

Lokasi Pusat Pusat

2. Nomenklatur Draft Kebijakan

Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Batubara

Draft Kebijakan Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Batubara Indikator Jumlah Draft Kebijakan

Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Batubara

Jumlah Draft Kebijakan Percepatan

Peningkatan Nilai Tambah Batubara Target 2 Draft Kebijakan 2 Draft Kebijakan Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 1.175.991 1.175.991

Lokasi Pusat Pusat

3. Nomenklatur Luasan Reklamasi dan Pascatambang Berbasis Teknologi Penginderaan Jauh

Luasan Reklamasi dan Pascatambang Berbasis Teknologi Penginderaan Jauh

Indikator Luas Reklamasi dan

Paskatambang Berbasis Teknologi Pengindraan Jauh

Luas Reklamasi dan Paskatambang

Target 7.050 Hektar 7.050 Hektar

Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 966.282 966.282

Lokasi Pusat Pusat

(41)

KEGIATAN/OUTPUT

4. Nomenklatur Tingkat Implementasi P3DN dan Peningkatan TKDN pada Subsektor Pertambangan Batubara

Tingkat Implementasi P3DN dan Peningkatan TKDN pada Subsektor Pertambangan Batubara

Indikator Persentase

Implementasi P3DN dan TKDN pada Subsektor Pertambangan Batubara

Persentase

Implementasi P3DN dan TKDN pada Subsektor Pertambangan Batubara

Target 79,5% (P3DN)/ 14%

(TKDN)

79,5% (P3DN)/ 14%

(TKDN) Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 925,057 925,057

Lokasi Pusat Pusat

5. Nomenklatur Hasil Monitoring Pembangunan Fasilitas Pengolahan Pemurnian Mineral dalam Negeri

Hasil Monitoring Pembangunan Fasilitas Pengolahan Pemurnian Mineral dalam Negeri Indikator Jumlah Smelter yang di

Monitor

Pembangunannya (Kumulatif)

Jumlah Smelter yang di Monitor

Pembangunannya (Kumulatif)

Target 20 Perusahaan/Smelter 20 Perusahaan/Smelter Alokasi Anggaran (Ribu Rp) 2.619.160 2.619.160

Lokasi 1. PT Freeport

Indonesia – Gresik, Jawa Timur 2. PT Amman Mineral

Nusa Tenggara – Sumbawa Barat, NTB 3. PT Sebuku Iron

Lateritic Ore – Kotabaru, Kalimantan Selatan

4. PT Kalbar Bumi Perkasa – Sanggau, Kalimantan Barat 5. PT Telaga Bintan Jaya – Kepulauan Riau

1. PT Freeport Indonesia – Gresik, Jawa Timur 2. PT Amman Mineral

Nusa Tenggara – Sumbawa Barat, NTB

3. PT Sebuku Iron Lateritic Ore – Kotabaru,

Kalimantan Selatan 4. PT Kalbar Bumi

Perkasa – Sanggau, Kalimantan Barat

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian 2,4 l pada media Histosol memperlihatkan hasil terbaik terhadap volume akar, diduga dengan meningkatkan dosis yang diberikan makan akan meningkatkan

 Semua kumpulan memulakan sesi penyoalan dengan dimulai oleh kumpulan 1 yang menyoal kumpulan 2 tentang teori kedatangan agama Islam, diikuti dengan kumpulan 2

Sedangkan sewa guna usaha ( leasing) syariah adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (f inance lease ) maupun sewa guna

• Define anaerobic respiration as the chemical reactions in cells that break down nutrient molecules to release energy without using oxygen. • State the word equations

International Undergraduate Program conducted by Universitas Indonesia based on cooperation with reputable university abroad. This program use English as the medium

[r]

[r]

Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Nunukan Nunukan. 23 Nopember