• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suharni Guru SDN. N , Kedaidurian Kecamatan Delitua. ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Suharni Guru SDN. N , Kedaidurian Kecamatan Delitua. ABSTRAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

119 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMERANKAN TOKOH DRAMA MELALUI

STRATEGI ACTIVE LEARNING (BERMAIN PERAN) SISWA KELAS V SDN 101801 KEDAIDURIAN KECAMATAN DELITUA KAB. DELISERDANG

Suharni

Guru SDN. N0. 101801, Kedaidurian Kecamatan Delitua.

Email : [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan Kemampuan Memerankan Tokoh Drama Melalui Strategi Active Learning (Bermain Peran) Siswa Kelas V SDN 101801 Kedaidurian Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun Pembelajaran 2010 - 2011”.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri No 101801 Kedaidurian Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang pada siswa kelas V semester ganjil tahun pelajaran 2010 – 2011 dengan siswa berjumlah 35 orang.Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikan yang tuntas belajar dari 23 siswa (65,71%) pada pra tindakan menjadi 27 siswa (77,14 %) pada siklus I, dan menjadi 30 siswa (85,71%) pada siklus II. Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “Jika strategi Active Learning (Bermain Peran) digunakan, maka kemampuan memerankan tokoh drama siswa kelas V SD Negeri No.101801 Delitua Kabupaten Deliserdang akan meningkat”, dapat diterima.Penelitian ini juga memberikan rekomendasi kepada para guru agar semakin aktif dan kreatif dalam memilih model dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kepada Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan tentang perlunya setiap guru menjadi seorang fasilitator yang inspiratif, agar motivasi belajar siswa juga semakin meningkat. Selain itu kepada Kepala Sekolah hendaknya dapat mengusahakan agar ketersediaan sarana yang menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan terus ditingkatkan.

Kata Kunci :Strategi, BermainPeran, Drama, danPembelajaranAktif

LATAR BELAKANG MASALAH

Penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Masing-masing memiliki peran yang sangat besar dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Kesadaran orang tua, dan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan

sangat diperlukan. Setiap orang tua harus mampu memberikan motivasi yang besar kepada anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Sedangkan warga masyarakat juga harus dapat menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif sehingga setiap anak selalu berusaha untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan aman dan nyaman. Ada beberapa hal

(2)

120 yang menjadi indikator keberhasilan

pendidikan di sekolah.

Strategi dan metode mengajar menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam proses pembelajaran, khususnya pada pelajaran bahasa Indonesia. Jika mata pelajaran ini disampaikan dengan cara-cara yang kurang menarik, penggunaan strategi dan metode mengajar yang monoton dan kurang variasi, maka kejenuhan siswa akan lebih cepat muncul, akibatnya motivasi belajar siswa rendah dalam menerima pembelajaran. Dengan motivasi yang rendah, sangat sulit bagi guru maupun siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Ditambah lagi pada pelajaran bahasa Indonesia, dengan materi pelajaran yang cukup luas karena dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada 4 aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa yaitu;

menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Sementara, tidak semua guru yang mengajarkan bahasa Indonesia menguasai keempat aspek berbahasa itu.

Di SDN 101801 Kedaidurian Kecamatan Delitua misalnya, sesuatu yang memprihatinkan terjadi, guru menyampaikan apa adanya, apa yang dibenaknya, tanpa menyadari bahwa bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan. Disamping itu, faktor sosial ekonomi siswa yang kurang

mendukung, sebab sebahagian besar pekerjaan orang tua murid adalah buruh harian. Faktor kurang gizi dan kurang motivasi belajar dari guru dan orang tua. Siswa sering tidak masuk sekolah dengan sebab yang tidak jelas. Sementara, guru dalam menyampaikan pembelajaran masih menggunakan cara lama yaitu secara konvensional. Hal yang tersebut diatas menjadi sebab mengapa di Sekolah Dasar Negeri 101801 kelas V selalu saja nilai pembelajaran bahasa Indonesia masih kurang memuaskan, masih sangat rendah.

Khususnya dalam memerankan tokoh drama. Melihat kondisi riil di sekolah tersebut, diperlukan usaha dari guru untuk dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa. Dengan jalan memilih metode atau strategi pembelajaran yang tepat diharapkan siswa tertarik dengan pelajaran bahasa Indonesia dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Salah satu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan strategi Active Learning (Bermain Peran).

Strategi Active Learning (Bermain Peran) merupakan usaha yang dikemas agar dapat mendorong siswa untuk lebih menguasai materi pelajaran. Dengan penggunaan Strategi Active Learning (Bermain Peran) yang dirancang secara matang dan dilaksanakan secara tepat, diharapkan dapat mendorong siswa lebih meningkatkan persiapan dalam menerima pelajaran.

(3)

121 Strategi Active Learning

(Bermain Peran) merupakan strategi pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk memberikan terapi atas kemalasan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

Dampak strategi Active Learning ini adalah siswa akan selalu berusaha untuk menyiapkan diri sebaik- baiknya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. strategi Active Learning mengacu pada peserta didik yang lebih dominan selama proses pembelajaran dan guru sebagai fasilitator.

Salah satu metode mengajar yang dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah bermain Peran. Metode bermain peran mengajak siswa berperan langsung dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran ini membutuhkan pengalaman yang luas dari siswa. Melalui strategi Active Learning (Bermain Peran) yang dilaksanakan dengan baik dan sinergis, siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan. Strategi ini meningkatkan penguasaan konsep materi pelajaran bahasa Indonesia dan mampu membangkitkan minat belajar siswa.

SD Negeri 101801 Kedaidurian Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang, dalam beberapa kali ulangan bahasa Indonesia selalu mendapat nilai rendah khususnya untuk materi memerankan tokoh drama. Peneliti hanya mengambil

sampel dalam tiga kali hasil belajar terakhir

Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin menindaklanjutinya dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul

“Peningkatan Kemampuan Memerankan Tokoh Drama Melalui Strategi Active Learning (Bermain Peran) Siswa Kelas V SDN 101801 Kedaidurian Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun Pembelajaran 2010 - 2011”.

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan Rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Meningkatkan kemampuan memerankan tokoh drama melalui Penerapan strategi Active Learning (Bermain Peran) siswa kelas kelas V SDN.101801 Kedaidurian Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun Pembelajaran 2010 - 2011

TINJAUAN TEORI

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran tersebut.

Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki

(4)

122 karakteristik sebagai berikut: 1)

Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh guru melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas, 2) Siswa tidak hanya mendengarkan pembelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran, 3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran, 4) Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi, 5) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

perbedaan antara pendekatan pembelajaran Active Learning (belajar aktif) dan pendekatan pembelajaran konvensional, yaitu :

Tabel 1 Perbandingan Pendekatan Pembelajaran

Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran Aktif Berpusat pada

guru

Berpusat pada anak didik

Penekanan pada menerima pengetahuan

Penekanan pada menemukan

Kurang

menyenangkan

Sangat

menyenangkan Kurang

memberdayaka n semuaindera

Membemberdayak an semua

indera dan potensi

Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran Aktif dan potensi

anak didik

anak didik

Menggunakan metode yang monoton

Menggunakan banyak metode

Kurang banyak media yang digunakan

Menggunakan banyak media

Tidak perlu disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada

Disesuaikan denganpengetahua n yang sudah ada

Perbandingan di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk menerapkan strategi pembelajaran Active Learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di kelas. Selain itu beberapa hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan saja di dalam kelas.

Mereka perlu membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggota kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi.

Dalam konteks ini, maka ditawarkanlah strategi-strategi yang berhubungan dengan belajar aktif.

Dalam arti kata menggunakan teknik

(5)

123 Active Learning (belajar aktif) di

kelas menjadi sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap belajarsiswa.

metode Role-Play dapat membantu siswa untuk memahami suatu masalah. Selain itu juga dapat mengubah sikap atau perilaku yang kurang baik dalam diri siswa.

Dengan Role-Play akan muncul secara alami sikap-sikap yang kurang baik maupun yang baik dalam diri siswa. Sehingga setiap guru dapat memberikan koreksi yang mendalam terhadap sikap tersebut.

Selanjutnya disebutkan oleh Slameto (1991:105) tentang keunggulan dan kekurangan metode Role-Play.Keunggulan: 1) Segera mendapat perhatian, 2) Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil, 3) Membantu anggota untuk menganalisa situasi,4) Menambah rasa percaya diri pada peserta, 5) Membantu anggota dan siswa menyelami masalah, 6) Membantu anggota mendapat pengalaman yang ada pada pikiran orang lain, 7) Membangkitkan minat dan perhatian pada saat untuk pemecahan masalah.Kekurangan: 1) Mungkin masalahnya disatukan dengan pemerannya. 2) Banyak yang tidak senang memerankan sesuatu yang salah, 3) Membutuhkan pemimpin yang terlatih, 4) Terbatas pada beberapa situasi saja, 5) Ada kesulitan dalam memerankan

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri No.

101801 Delitua Kabupaten Deli Serdang, kelas V, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jumlah siswa ada 35 siswa. Penelitian dilaksanakan dalam Tahun Pembelajaran 2010 – 2011 semester ganjil,

Pelaksanaan tindakan dan pengamatan dalam penelitian ini dibagi dalam 2 siklus. Setiap siklus dibagi dalam tiga kali pertemuan.

Bagan 1 Skema Penelitian

Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa instrumen yang digunakan untuk menjaring data penelitian, antara lain: pedoman observasi, dokumen, dan catatan lapangan.

Instrumen penelitian disusun secara fleksibel dengan harapan agar segala bentuk permasalahan yang mungkin timbul dapat dicarikan jalan keluarnya dengan cepat dan tepat.

(6)

124 Instrumen penelitian tindakan

kelas yang digunakan untuk menjaring data adalah berupa:

Lembar Observasi Bermain Peran

Instrumen ini berisi tentang kegiatan yang dilakukan oleh siswa, dengan indikator sebagai berikut : 1) Peran serta masing-masing anggota,

2) Kesungguhan dalam

membawakan peran, 3) Penguasaan peran, 4) Kesesuaian dengan tujuan.

Skala penilaian yang digunakan adalah: skor 1 = tidak baik; skor 2 = kurang baik; skor 3 = baik; skor 4 = sangat baik.

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan pelaksanaan ketrampilan bermain peran, digunakan kualifikasi sebagai berikut:

Tabel 2 Kualifikasi Keterampilan Bermain Peran

No Prosentase Kualifikasi 1 0 – 50 Tidak baik 2 51 – 64 Kurang baik 3 65 – 84 Baik 4 85 – 100 Sangat baik

Lembar Observasi Tim

Instrumen kerjasama kelompok berisi tentang kegiatan yang dilakukan oleh siswa, dengan indikator sebagai berikut : Menghargai kesepakatan, Berpartisipasi secara aktif, Memberikan penghargaan dengan

menunjukkan simpati, Menerima tanggung jawab, Mendorong partisipasi, Membuat kesan untuk tiap materi yang diterima

Skala penilaian yang digunakan adalah: skor 1 = tidak baik; skor 2 = kurang baik; skor 3 = baik; skor 4 = sangat baik.

Untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan pelaksanaan ketrampilan kerja sama siswa dalam kelompok, digunakan kualifikasi sebagai berikut:

Tabel 3 Kualifikasi Ketrampilan Kerjasama Tim

No Prosentase Kualifikasi 1 0 – 50 Tidak baik 2 51 – 64 Kurang baik 3 65 – 84 Baik 4 85 – 100 Sangat baik

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Menelaah seluruh data yang dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan.

Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal penjaringan data. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan

pengkategorian dan

(7)

125 pengklasifikasian. Hasil yang

diperoleh dapat berupa pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model bermain peran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan tentang kegiatan bermain peran yang dilakukan oleh masing-masing kelompok yang dilakukan pada siklus I dan siklus II, maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini:

Tabel 4 Perbandingan Kegiatan Bermain Peran Siklus I dan II

N o

Nama Kelo mpok

Siklus I Siklus II Jml % Jml % 1 Menyi

mak

72, 00

67, 86

76, 00

67, 86 2 Berbic

ara

76, 00

70, 54

79, 00

70, 54 3 Menul

is

71, 00

69, 64

78, 00

69, 64 4 Memb

aca

73, 00

71, 43

80, 00

71, 43 5 Aktif 81,

00 75,

00 84,

00 75,

00 Jumlah 373

,00 333

,04 397

,00 354

,46 Rata-rata 74,

60 66,

61 79,

40 70,

89

Kegiatan bermain peran sebagaimana dalam tabel di atas, dapat diuraikan bahwa rata-rata prosentase pada siklus I sebesar 66,61 %. Jadi kerjasama siswa dalam kelompok sudah cukup baik pada siklus I. Namun dalam siklus II, kegiatan bermain peran mengalami peningkatan, yaitu menjadi 70,89 %. Jadi kegiatan bermain peran yang dilakukan sudah termasuk baik dalam siklus II.

Dengan demikian kegiatan bermain peran yang dilaksanakan oleh masing-masing kelompok dalam kegiatan pembelajaran sudah baik.

Kerjasama Di dalam Kelompok

Berdasarkan hasil pengamatan tentang kerjasama siswa dalam kelompok yang dilakukan pada siklus I dan siklus II, maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini:

Tabel 5 Perbandingan Ketrampilan Kerjasama Diskusi

Siklus I dan II

N o

Nama Kelo mpok

Siklus I Siklus II Jml % Jml % 1 Menyi

mak

111 ,00

66, 07

117 ,00

69, 64 2 Berbic

ara

115 ,00

68, 45

120 ,00

71, 43 3 Menul

is

106 ,00

63, 10

114 ,00

67, 86 4 Memb

aca

110 ,00

65, 48

118 ,00

70, 24

(8)

126 5 Aktif 120

,00 71,

43 124

,00 73,

81 Jumlah 562

,00 334

,52 593

,00 352

,98 Rata-rata 112

,4 66,

90 118

,6 70,

60

Kerjasama siswa dalam kelompok diskusi sebagaimana tabel di atas, dapat diuraikan bahwa rata- rata prosentase pada siklus I sebesar 66,90 %. Sehingga dapat disimpulkan kerjasama siswa dalam kelompok sudah cukup baik pada siklus I.Namun dalam siklus II, kerjasama siswa dalam kelompok mengalami peningkatan, yaitu menjadi 70,60 %. Jadi kerjasama siswa dalam kelompok sudah termasuk baik.

Dengan demikian kerjasama siswa dalam kelompok yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran sudah baik.

Hasil Evaluasi

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini:

Tabel 6 Perbandingan Hasil Evaluasi

N o

Kegiat an

Tuntas Belum Tuntas J

ml % J

ml % 1 Pra 23 65,7 12 34,2

Tindak an

1 9

2 Siklus I 27 77,1

4 8 22,8 6 3 Siklus

II 30 85,7

1 5 14,2 9

Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 23 siswa (65,71%) pada pra tindakan menjadi 27 siswa (77,14

%) pada siklus I, dan menjadi 30 siswa (85,71 %) pada siklus II.

Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 12 siswa (34,29 %) pada pra tindakan menjadi 8 siswa (22,86 %) pada siklus I, dan menjadi 5 siswa (14,29 %) pada siklus II.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dalam bab terdahulu, dapat diuraikan sebagai berikut :

 Prestasi belajar siswa yang berupa kemampuan melakonkan drama menunjukkan kenaikan, yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi belajar yang tuntas belajar dari 23 siswa (65,71%) pada pra tindakan menjadi 27 siswa (77,14 %) pada siklus I, dan menjadi 30 siswa (85,71%) pada siklus II.

 5Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 12 siswa (34,29 %) pada pra

(9)

127 tindakan menjadi 8 siswa (22,86

%) pada siklus I, dan menjadi 5 siswa (14,29 %) pada siklus II.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model bermain peran dapat meningkatkan penguasaan konsep materi pelajaran bahasa Indonesia khususnya memerankan tokoh dramapada siswa kelas V SD Negeri 101801 KecamatanDelitua Kabupaten Deli Serdangpadatahun pelajaran 2010 – 2011.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “Jika strategi Active Learning (bermain peran) digunakan dalam pembelajaran, maka kemampuan memerankan tokoh drama siswa kelas VSD Negeri101801 Kedaidurian Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun Pembelajaran 2010 – 2011 akan meningkat”, dapat diterima.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : P.T. Rineka Cipta, 2006.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: P.T. Bumi Aksara, 2006

Brown, G & Yule, G.Discourse Analisis. terj. Soetikno.

Jakarta : P.T. Gramedia, 1993.

Gani, Rizanur. Respon Pengajaran Bahasa Indonesia. Padang : Dian Dinamika Press, 1988.

Hamalik, Umar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : P.T.

Bumi Aksara, 2008.

Hayon, Josep. Membaca dan Menulis Wacana. Jakarta : P.T. Grasindo, 2007.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: CTSD, 2004.

Jihad, Asep dan Abdul Haris.

Evaluasi Pembelajaran.

Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008.

Kasim, Anwar. Bimbingan Konseling Belajar. Universitas Jakarta, 2005.

Ketetapan MPR RI No.

IV/MPR/1999, Tentang GBHN. Surabaya: Penabur Ilmu.

Kunandar. Guru Profesional. Jakarta : P.T. Raja Grafindo Persada, 2007.

Lysanti, Rita Jenay. Studi Korelasi antara Konsep Diri dan Inteligensi dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia.

Tesis : PPs UNJ, 2002.

(10)

128 Muliono, M. Anton. Buku Praktis

Bahasa Indonesia. Jakarta Timur : Pusat Bahasa Depdiknas, 2008.

Nurcholis, Hanif. Dkk. Saya Senang Berbahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga, 2000.

Purwo, Bambang Kaswanti. Pokok- Pokok Pengajaran Bahasa dan Kurikulum 1994 : Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdikbud, 1997.

Purwoko Herujati. Discourse Analisis. Jakarta : P.T.

Indeks, 2008.

Pusat Bahasa Depdiknas. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 2001.

Riantiarno, N. Menyentuh Teater.

Jakarta : MU3Book, 2003.

Saiful Rachman, Yoto, Syarif Suhartadi, Suparti. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah.

Surabaya: SIC Bekerjasama Dengan Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur,2006.

San, Suyadi. Telaah Drama Konsep Teori dan Kajian. Medan : Media Persada, 2004.

Slameto. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta:

Bumi Aksara,1991.

Soetomo. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya:

Usaha Nasional,1993.

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta : P.T.

Rineka Cipta, 2006.

Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru, 1989.

Sudjana. Metode Statistika. Bandung : Tarsito, 2005.

Suryaman, Maman. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : P.T. Bumi Aksara, 2009 Suyatno, H. Dkk. Indahnya Bahasa

dan Sastra Indonesia kelas 5.

Jakarta : P.T. Mentari Pustaka, 2008.

Triningsih, Diah Erna. Teknik Berbicara. Jakarta : Intan Pariwara, 2008.

Triningsih, Diah Erna. Berani Bicara. Jogjakarta: C.V.

Kompetensi Terapan Sinergi Pustaka, 2007.

Tukan, Paulus. Mahir Berbahasa Indonesia 2. Jakarta : P.N.

Yudhistira, 2005. S

Gambar

Tabel 1 Perbandingan Pendekatan  Pembelajaran  Pembelajaran  Konvensional  Pembelajaran Aktif  Berpusat pada  guru
Tabel 3 Kualifikasi Ketrampilan  Kerjasama Tim  No  Prosentase  Kualifikasi  1  0 – 50  Tidak baik  2  51 – 64  Kurang baik  3  65 – 84  Baik  4  85 – 100  Sangat baik
Tabel 4 Perbandingan Kegiatan  Bermain Peran Siklus I dan II
Tabel 6 Perbandingan Hasil  Evaluasi  N o  Kegiatan  Tuntas  Belum  Tuntas J ml  %  J ml  %  1  Pra  23  65,7 12  34,2 Tindakan  1  9 2 Siklus I 27 77,14 8  22,86 3 Siklus II 30 85,71 5 14,29

Referensi

Dokumen terkait

Acara FT Camp yang dilangsungkan pada kesempatan itu kebetulan bebarengan dengan kegiatan Pramuka yang diselenggarakan oleh beberapa SMAdan kegiatan lomba motocross yang

This is the outgoing mail port used by email programs such as Outlook Express, Outlook, FoxMail, and hundreds more, and it is also the SMTP Outgoing port used by mail

(9) Rekan – rekan program studi Teknik Sipil angkatan 2013 yang telah berjuang bersama dari awal kuliah hingga mencapai gelar Sarjana Teknik dan semua pihak yang telah

Jenis konstribusi penulisan karya ilmiah untuk publikasi jurnal diarahkan pada pemilihan judul, antara lain; judul tidak harus persis (sama) dengan judul

Sedangkan variabel lainnya yaitu kekayaan pemerintah daerah yang diukur berdasarkan jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD), tipe pemerintah daerah yang berupa Kabupaten atau Kota,

Apa tujuan kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?. Tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk memberikan

[r]

yang berarti tidak terdapat stock selection skills.Akan tetapi Panin Dana Maksima malah memiliki beta > 1 (1,418 > 1),yang berarti setiap reksa dana terdapat. market