• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Prosedur

a. Pengertian Prosedur

Setiap pekerjaan akan berjalan secara efektif dan efisien apabila didukung oleh prosedur kerja yang baik. Prosedur merupakan rangkaian peraturan yang harus diikuti untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan pengertian prosedur menurut Kamus Besar Bahasa -tahap kegiatan untuk

yaitu urutan langkah langkah (atau pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan) dimana pekerjaan tersebut dilakukan berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana

Sedangkan Ida Nuraida (2008 : 35 ) mengungkapkan bahwa

a. Metode metode yang dibutuhkan untuk menangani aktivitas aktivitas yang akan datang

b. Urutan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu c.

Sehingga prosedur sangat penting digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sebuah pekerjaan agar dilakukan secara urut sehingga pencapaian tujuan dapat efektif dan efisien.

adalah suatu rangkaian, tindakan, langkah, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang untuk dapat mencapai suatu tahap tertentu d

(2)

Louis A. Allen (dalam A.S. Moenir, 1982 : 110) juga

suatu metode yang dinormalisasikan untuk melakukan pekerjaan yang

Jadi setiap tahapan dalam prosedur harus dilaksanakan secara urut agar dalam pencapaian tujuan akhirnya bisa maksimal.

Sedangkan M C Maryati ( 2008 : 43 ) menerangkan bahwa tahapan atau urut urutan dari langkah langkah yang saling terkait dalam menyelesaikan

Selain itu pengertian prosedur juga didefinisikan oleh Liang Gie

pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu k

Dari pengertian pengertian mengenai prosedur dari berbagai sumber yang ada maka dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah cara kerja dalam melaksanakan suatu kegiatan, dapat bermanfaat untuk menunjang kelancaran aktivitas agar hasil yang diperoleh dapat terordinasi dan lebih bersifat efektif dan efisien. Selain itu prosedur yang telah ditetapkan dari adanya suatu aktivitas tertentu akan mengarah pada pencapaian tujuan dan menghindari kesalahan kesalahan yang kemungkinan dapat timbul dalam pelaksanaan aktivitas tersebut. Prosedur dapat juga menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilakukan guna dapat memenuhi standar pelaksanaan sesuai dengan ketentuan dan sistem yang ada.

b. Pentingnya Prosedur

Pentingnya Prosedur Kerja dikemukakan oleh MC Maryati (2008:43) bahwa :

Sehingga waktu penyelesaian lebih cepat. Prosedur juga memberikan pengawasan lebih baik tentang apa dan bagaimana suatu pekerjaan

(3)

telah dilakukan. Prosedur kerja menjadikan setiap bagian berkoordinasi dengan bagian lain. Dengan adanya prosedur kerja maka pekerjaan dapat dikendalikan dengan baik dan tentu saja hal tersebut Jadi prosedur kerja disusun agar setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dengan tahapan yang teratur dan pada akhirnya dapat diselsesaikan menurut wakrtu yang telah ditentukan, sehingga akan lebih menghemat pembiayaan dalam proses kerja.

c. Prinsip- Prinsip Penyusunan Prosedur Kerja

Prosedur kerja dibuat supaya setiap aktivitas tertentu dapat diselesaikan dengan baik sesuai aturan yang telah disepakati dan waktu yang telah ditentukan. Di dalam menyusun prosedur pekerjaan hendaknya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Penyusunan Prosedur Kerja, M C Maryati ( 2008 : 44 ) menyebutkan prinsip prinsip Prosedur Perkantoran berupa:

a. Sederhana, tidak terlalu rumit dan berbelit-belit

b. Mengurangi beban pengawasan karena penyelesaian pekerjaan telah mengikuti langkah-langkah yang ditetapkan

c. Prosedur yang telah teruji, bahwa prosedur tersebut telah mencegah penulisan, gerakan an usaha yang tidak perlu.

Artinya prosedur tersebut menghemat gerakan dan tenaga d. Pembuatan prosedur harus memperhatikan pada arus pekerjaan.

e. Fleksibel, artinya bisa dilakukan perubahan jika terjadi hal-hal yang sifatnya mendesak

f. Prosedur kerja ditetapkan dengan memperhatikan penggunaan alat

g. Prosedur kerja harus menunjang pencapaian tujuan

Sedangkan Moekijat ( 1989 : 229-230 ) menyatakan prinsip prinsip penyusunan prosedur berupa :

a. Prosedur Perkantoran harus sederhana sehingga mempermudah supervise

(4)

b. Spesialisasi harus dimanfaatkan sebaik baiknya

c. Pencegahan, Penulisan, Gerakan, dan Kegiatan yang tidak perlu

d. Berusaha mendapatkan arus pekerjaan yang sebaik baiknya dan mencegah adanya kemacetan kemacetan dalam pekerjaan e. Mencegah adanya duplikasi pekerjaan

f. Hendaknya ia pengecualian pengecualian yang seminimum minimumnya terhadap peraturan

g. Cegah pengecekan yang tidak perlu

h. Prosedur prosedur harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi kondisi yang berubah

i. Pembagian pembagian tugas yang layak

j. Prosedur prosedur perkantoran harus melakukan pengawasan secara terus menerus terhadap pekerjaan yang dilakukan

k. Manfaatkan mesin mesin kantor sebaik baiknya

l. Pergunakan urutan urutan operasi operasi yang sebaik baiknya

m. Tiap operasi yang dilakukan harus memajukan pekerjaan dengan memperhatikan tujuan

n. Pekerjaan tata usaha harus dibuat sampai yang seminimum - minimumnya

o. Pergunakan prinsip pengecualian dengan sebaik baiknya Jadi prinsip-prinsip prosedur kerja harus ada dalam sebuah perusahaan untuk mengurangi atau meminimalisikan segala bentuk kesalahan, sehingga pekerjaan akan selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan juga untuk penghematan biaya.

(5)

d. Jenis-jenis Prosedur

AS Moenier (1982 :116 117) mengemukakan jenis prosedur sebagai berikut :

1) Prosedur Umum

Prosedur umum yaitu prosedur yang menyangkut bidang pekerjaan yang bersifat umum (general) dan berlaku secara nasional yang menjadi tanggung jawab menejer atas, dan kadang kadang demikian luasnya berlakunya hingga melampaui batas batas nasional dan menjadi norma umum.

2) Prosedur Khusus

Prosedur khusus atau lokal yaitu prosedur yang dibuat dan hanya berlaku secara lokal artinya untuk lingkungan tertentu yang menjadi tanggung jawab menejer di tempat itu. Prosedur semacam ini dapat juga merupakan bagian umum yang hanya berlaku di suatu tempat tertentu dengan mempertimbangan tertentu pula.

Dari teori mengenai jenis prosedur maka Prosedur Transaksi Tabungan Sembada Plus di PD. BPR Bank Daerah Karanganyar termasuk jenis prosedur khusus karena berlaku hanya pada PD. BPR Bank Daerah Karanganyar. Syarat, aturan dan prosedur transaksi Tabungan pada bank-bank lain belum tentu sama dengan yang diterapkan oleh PD. BPR Bank Daerah Karanganyar.

e. Informasi Dalam Pembuatan Prosedur

Menurut Ida Nuraida (2008 : 37-38 ) Ada beberapa informasi penting yang perlu diperhatikan dalam Pembuatan suatu Prosedur, antara lain :

1) Tujuan : perlu diketahui tujuan dalam pembuatan prosedur 2) Dokumen ( surat/formulir/laporan) yang diperlukan 3) Alat/mesin/fasilitas yang diperlukan

(6)

4) Orang/bagian/departemen yang diperlukan 5) Tata Ruang Kantor yang diperlukan 6) Metode prosedur yang akan digunakan 7) Langkah langkah alternatif yang diperlukan

Dari pendapat diatas maka Prosedur Transaksi Tabungan Sembada Plus Bank Daerah Karanganyar juga terdapat informasi penting yang perlu diperhatikan seperti tujuan dari adanya prosedur tersebut tentunya untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi tabungan selain itu bagi pihak bank juga dimudahkan dalam memberikan pelayanan. Berkaitan dengan dengan dokumen yang digunakan seperti formulir aplikasi pembukaan rekening yang menjadi syarat nasabah yang ingin melakukan transaksi tabungan, lalu berkaitan juga dengan bagian atau orang yang terlibat dalam transaksi tabungan Sembada Plus seperti customer service yang bertugas memberikan penjelasan dan formulir kepada nasabah yang akan melakukan transaksi tabungan dan ada petugas-petugas lain yang melakukan jemput bola terhadap nasabah-nasabah yang akan melakukan transaksi tabungan, lalu berkaitan dengan metode yang digunakan untuk melakukan transaksi tabungan yaitu dengan metode langsung maupun metode jemput bola dalam rangka memberikan kemudahan pada para nasabah yang akan melakukan transaksi tabungan Sembada Plus.

2. Tabungan

a. Pengertian Tabungan

Dengan adanya tabungan yang telah diperkenalkan pihak perbankan pada masyarakat umum masyarakat mulai gemar menabung dibank, selain aman menabung di bank juga mendapatkan bunga atas uang yang telah ditabung di bank. Tabungan merupakan simpanan yang penarikkannya dapat dilakukan setiap waktu dengan syarat yang telah ditentukan, sedangkan pengertian tabungan menurut Kamus

(7)

bank yang pengambilannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-

Menurut Undang-Undang No 10 tahun 1998 (dalam Kasmir,

dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet, giro atau alat lainnya yang

Sedangkan menurut Undang-Undang RI No.7 Tahun 1992 (dalam

dana yang dipercayakan masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk

simpanan pihak ketiga pada bank tanpa penetapan jangka waktu kepada bank dan penarikannya menggunakan syarat-syarat tertentu, dengan setoran pertaman sekurang-kurangnya sebesar Rp. 10.000,-

Pengertian tabungan juga didefinisikan juga oleh Marhainis Abdul bank yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat yang ditentukan

Dari pengertian-pengertian mengenai tabungan dari berbagai sumber maka dapat disimpulkan bahwa tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank tanpa penetapan jangka waktu yang penarikannya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang telah ditentukan oleh bank.

b. Tujuan tabungan

Setiap orang memiliki tujuan masing-masing ketika memutuskan untuk menabung. Tetapi sekarang ini banyak orang yang ditanya tentang tujuan menabung sering kali tidak jelas jawabannya karena

(8)

banyak orang menabung tanpa tujuan. Jadi setiap orang ketika memutuskan untuk menabung harus terlebih dahulu menetapkan tujuannya sehingga nantinya jelas apa yang hendak dicapai dari hasilna menabung.

Menurut R. Tjiptoadinugroho (1979:80) tujuan dari pelaksanaan tabungan yaitu:

1) Mengamankan uang daripada disimpan dirumah

2) Memudahkan penggunaan uang untuk bayar membayar karena transaksi-transaksi usaha melalui saluran bank

3) Memperbungakan uang yang berhenti

4) Memupuk penabung untuk maksud-maksud khusus

c. Jenis-jenis tabungan

1) Tabungan Pembangunan Nasional ( Tabanas ), merupakan bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu dengan syarat penyetoran dan pengambilan. Tabanas tersebut terdiri dari :

a) Tabanas Umum Yaitu tabanas yang berlaku bagi perorangan yang dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh penabung yang bersangkutan.

b) Tabanas Pemuda, Pelajar dan Pramuka ( Tappelpram ) Yaitu tabanas khusus yang dilaksanakan secara kolektif melalui organisasi pemuda, sekolah dan satuan pramuka.

c) Tabungan Pegawai Yaitu tabanas khusus para pegawai dari semua golongan kepangkatan di lingkungan Departemen / Lembaga / Instansi Pemerintah dan Perusahaan Pemerintah maupun Swasta yang pelaksanaan penyetorannya dilakukan secara kolektif.

2) Taska, merupakan bentuk tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa.

3) Tabungan ONH, merupakan setoran ongkos naik haji atas nama calon jemaah haji untuk setiap musim haji yang bersangkutan.

(9)

4) Tabungan lainnya, merupakan tabungan selain Tabanas dan Taska, misalnya tabungan dari pegawai bank sendiri yang bukan Tabanas dan Taska atau tabungan masyarakat pada bank-bank lain yang bukan penyelenggara Tabanas ataupun Taska.

d. Syarat-Syarat Umum Tabungan

H.M. Syarif Arbi (2003: 52-55) menyatakan bahwa setiap bank yang menyelenggarakan tabungan menetapkan syarat-syarat tabungan sebagai acuan umum tabungan yaitu :

1) Bank akan menerbitkan buku tabungan sebagai bukti bahwa nasabah memiliki tabungan pada bank yang bersangkutan.

Perkembangan selanjutnya berkenaan dengan kemajuan teknologi, bentuk buku telah digantikan oleh sebagaian bank denagn kartu yang kecil yang dapat dimasukkan ke dalam dompet.

2) Penyetoran dapat dilakukan dengan menggunakan buku dan tanpa buku. Bila disetor dengan transaksi yang terjadi, langsung tercetak dalam buku, sedangkan penyetoran dengan tidak menggunakan buku, misal lewat transfer atau pemindahbukuan untuk keuntungan rekening tabungan yang bersangkutan, perubahan transaksi nasabah tersebut disimpan oleh bank dalam saldo yang ada pada catatan bank (unposted items file), kemudian pada saat buku tabungan sampai ke bank diadakan penyesuaian saldo dengan mencetak unposted items pada buku. Bank tetentu menjanjikan kepada penabung bilamana melewatai tanggal tertentu baru buku diserahkan ke teller bank, maka pencetakan saldo dari administrasi bank diserahkan ke teller bank, maka pencetakan saldo dari administrasi bank ke dalam buku tidak dapat dicetak terperinci, yang Nampak hanya saldo akhir.

3) Pengambilan dengan menggunakan buku menggunakan slip pengambilan yang disediakan di counter bank atau dengan

(10)

menggunakan kartu ATM (tergantung bank pelaksana). Jika dengan kartu ATM, maka penyesuaian saldo dalam buku tabungan berlaku sepertu ketentuan No. b diatas.

4) Jika terdapat perbedaan saldo antara buku dengan saldo yng ada di bank, setiap bank penyelenggara menjanjikan kepada penabung bahwa saldo yang diakui adalah seperti yang tercatat pada bank.

5) Segala akibat penyalahgunaan buku ataupun kartu ATM atas nama penabung menjadi tanggung jawab sepenuhnya penabung. Hal ini diatur dalam syarat-syarat tabungan dan ditegaskan oleh petugas bank ketika penabung akan membuka tabungannya.

6) Apabila buku tabungan atau kartu ATM hilang, penabung harus segera melapor kepada polisi dan membawa laporan tersebut kepada bank untuk dilakukan proses penggantian buku tabungan maupun ATM.

7) Setiap bank menetapkan setoran minimum bagi penabung dan saldo tabungan yang harus tersisa jika dilakukan pengambilan.

Bank-bank tertentu menetapkan berdasarkan besarnya jumlah kelompok penabung misalnya kelompok emas, perak dengan perbedaan fasilitas.

8) Bank-bank penyelenggara tabungan tidak sama dalam menentukan tingkat suku bunga, akan tetapi pada umumnya tingkat suku bunga tabungan sekurang-kurangnya adalah sama dengan tingkat suku bunga deposito tertinggi pada bank yang besangkutan.

9) Cara perhitungan bunga pun juga bebas, apakah berdasarkan saldo terendah dalam satu bulan takwim atau saldo terendah rata-rata harian. Saldo terendah satu bulan takwim atau saldo terendah rata- rata harian.

10) Bunga tabungan dibukukan pada rekening tabungan pada awal bulan berikutnya, atas besarnya bunga tabungan dikenakan pajak 15% yang ditampakkan dalam rekening tabungan. Bank bung

(11)

tabungn maupun pajak serta saldo-saldo dalam tabungan dibukukan dengan angka tanpa di belakang koma.

11) Untuk menjadi penabung harus mengisi formulir yang disediakan oleh bank dengan melampirkan KTP atau identitas diri serta pasfoto (tergantung banknya)

12) Ada juga bank penyelenggara yang menjanjikan kepada penabungnya jika tidk aktif dalam jangka waktu tertentu, saldo minimum akan dilakukan sepihak.

13) Bilamana penabung meninggal dunia tidak serta merta ahli waris menggantikan kedudukannya, tetapi sldo tabungannya dapat diberikan kepada ahli warisnya setelah mendapatkan fatwa waris yang sah.

e. Prosedur transaksi tabungan

Prosedur Transaksi Tabungan oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda, yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh bank dengan perhitungan masing masing.

Menurut Ismail ( 2010: 50-60 ) prosedur transaksi tabungan meliputi:

1) Pembukaan Tabungan

a) Petugas bank memberikan formulir isian yag harus dilengkapi oleh calon nasabah.

b) Setelah formulir diisi lengkap, maka petuga bank akan membuka rekening tabungan.

c) Nasabah melakukan setoran minimal sejumlah uang tertentu sebagai saldo awal sebagai saldo awal rekening tabungan.

2) Penyetoran Tabungan

a) Nasabah datang langsung ke bank dan melakukan setoran tunai kepada bank.

(12)

b) Bank akan memeriksa jumlah uang yang disetorkan dan membandingkan dengan jumlah setoran yang ada pada slip setoran bila benar, maka akan dicatat dalam pembukuan bank.

3) Penarikan Tabungan

Penarikan dilakukan secara langsung dengan mengisi slip penarikan yang disediakan oleh bank disertai dengan menunjukkan buku tabungan ke teller.

4) Perhitungan Bunga Tabungan

Bunga tabungan dapat dihitung dengan berabagi metode perhitungan, antara lain:

a) Metode Saldo Terendah

Besarnya bunga dihitung dari jumlah saldo terendah pada bulan laopran dikalikan dengan suku bunga per tahun kemudian dikalikan dengan jumlah hari pada bulan laporan dan dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun.

b) Metode Saldo Rata-rata Harian

Metode perhitungan bunga yang didasarkan pada besarnya saldo rata-rata harian, sehingga dasar perhitungannya mempertimbangkan saldo tabungan setiap hari.

Sedangkan menurut Julius R. Latumaerissa ( 2011: 245-246) prosedur transaksi tabungan meliputi:

1) Pembukaan Tabungan

a) Calon nasabah mengisi formulir pembukaan rekening dan slip penyetoran tabungan dengan lengkap setelah itu menyerahkan ke petugas.

b) Petugas mencetak data-data nasabah ke dalam buku tabungan c) Menginput setoran awal ke dalam computer berdasarkan slip

setoran dan pilih kode transaksi yang sesuai.

d) Mencetak mutasi setoran ke dalam buku tabungan.

(13)

e) Memeriksa kembali hasil pencetakan dalam buku tabungan dan memastikan bahwa mutasi yang tercantu dalam buku tabungan sesuai dengan slip setoran.

f) Membubuhkan stempel posted pada slip setoran dan bubuhkan tanda paraf pada kolom yang tersedia dalam buku tabungan.

g) Menyerahkan buku tabungan kepada teller yang diteruskan kepada nasabah setelah disetujui oleh pejabat yang berwenang.

2) Penyetoran Tabungan

a) Nasabah mengisi slip setoran tabungan dengan lengkap dan menyerahkan ke petugas.

b) Petugas menginput slip setoran ke rekening tabungan nasabah sesuai nomor rekening yang tertera pada slip setoran dan membubuhi stempel posted dan paraf.

c) Mencetak mutasi penyetoran kedalam buku tabungan.

d) Memeriksa hasil cetakan pada buku tabungan untuk memastikan mutasi yang tercantum telah sesuai dengan slip setoran dan kemudian membubuhkan paraf.

e) Menyerahkan kembali buku tabungan kepada teller untuk diteruskan kepada nasabah dan menyimpan slip setoran untuk proses akhir.

3) Penarikan Tabungan

a) Nasabah mengisi formulir penarikan tabungan dengan lengkap dan menyerahkannya pada petugas.

b) Petugas menerima slip penarikkan tabungan dari teller.

c) Petugas memastikan cukup atau tiaknya dana pada rekening yang bersangkutan.

d) Bila dananya cukup, petugas membubuhi stempel dapat dibayar diatas slip penarikan dan meminta persetujuan kepaa pejabat yang ditunjuk.

(14)

e) Menyerahkan kembali slip kepada teller untuk dipersiapkan uangnya.

f) Membubuhkan (posting) slip penarikan kemudian membubuhkan stempel posted pada slip penarikan dan paraf.

g) Memeriksa kembali pencetakkan dalam buku tabungan, apabila sudah sesuai petugas membubuhkan paraf.

h) Mendistribusikan slip penarikan sebagai berikut. Lembar ke-1 untuk pembukuan atau central proof, lembar ke-2 disimpan untuk proses akhir, dan lembar ke-3 beserta buku tabungannya diserahkan kepada teller untuk diteruskan ke nasabah.

4) Penutupan Tabungan

a) Nasabah mengisi slip penarikan tabungan dengan lengkap dan menyerahkan ke petugas beserta buku tabungan.

b) Petugas membuat voucher secara gabungan untuk dibubuhi biaya penutupan rekening yaitu debit untuk tabungan, dan kredit untuk pendapatan operasi lainnya.

c) Petugas membubuhkan paraf pada kolom yang dibuat dan bersama dengan slip penarikan dimintakan paraf kepada petugas pemriksa dan pejabat yang berwenang.

d) Petugas menyerahkan kembali slip penarikan kepada teller.

e) Menerima slip penarikan lembar ke-2 dari teller.

f) Menginput slip penarikan dan voucher ke rekening nasabah.

g) Petugas mencetak mutasi penutupan tabungan tersebut ke dalam buku tabungan dan memeriksa hasil pencatatan tersebut telah sesuai.

h) Menyerahkan voucher lembar ke-1 dan ke-3 kepada central proof atau pembukuan.

i) Menarik contoh tanda tangan dari tempatnya, jadikan satu dengan formulir penutupan rekening dan membukukan

(15)

tabungan, membubuhkan stempel rekening ditutup, serta kartu tabungan.

j) Menyerahkan ke customer service seluruh dokumen yang telah dibubuhi stempel.

(16)

B. METODE PENGAMATAN 1. Lokasi pengamatan

Pengamatan dilakukan di PD. BPR Bank Daerah Karanganyar Kantor Pusat Jl. Lawu Kompleks Perkantoran Cangakan mengenai hal Prosedur Transaksi Tabungan Sembada Plus yang menjadi salah satu produk yang ditawarkan oleh pihak Bank Daerah Karanganyar.

Pengamatan dilakukan karena tabungan sekarang menjadi hal penting untuk masyarakat umum agar simpanannya memberikan manfaat yang optimal dengan segala kemudahan yang diberikan oleh bank.

PD. BPR Bank Daerah Karanganyar sebagai BPR terbaik tingkat nasional di Indonesia menjadi salah satu bank yang dipercaya oleh nasabah untuk memnyimpan sebagian uangnya karena dianggap prosedur dalam transaksi tabungannya dinilai baik dan memberikan kemudahan masyarakat dalam prosedur transaksi tabungannya terbukti semakin meningkatnya jumlah asset dalam hal ini dana tabungan bank daerah seperti yang dilansir melalui situs www.solopos.com, Senin

2012 senilai Rp.185 miliar. Sementara dana tabungan hingga akhir februari senilai Rp. 52 miliar. Kondisi ini akan terus meningkat seiring

Plus setiap tahunnya mengalami perkembangan jumlah rekening yang relatif tinggi. Prosentase jumlah rekening yang masuk per bulan januari 2014 mencapai 80% dibanding dengan semua jenis tabungan yang ditawarkan oleh PD. BPR Bank Daerah Karanganyar.

(Wawancara: Ka.Subag Rah Dana)

Dari uraian diatas, penulis memilih melakukan pengamatan secara langsung di PD.BPR Bank Daerah Karanganyar untuk mengetahui lebih dalam mengenai prosedur transaksi tabungan Sembada Plus di PD.BPR Bank Daerah Karanganyar agar tahu bagaimana prosedur yang ditetapkan.

(17)

2. Jenis Pengamatan

Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif menurut Bogdan dan Taylor ( dalam Moleong, 1990 : 3 )

kata kata tertulis atau lisan dari orang orang dan perilaku yang

Kirk dan Miller ( dalam Moleong, 1990

dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang orang tersebut dalam bahasanya dan

Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif kualitatif merupakan metode yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung tentang suatu aktivitas yang ingin diamati untuk nantinya dapat menghasilkan suatu data berupa kata dan tulisan bukan berupa angka atau statistik.

Dengan menggunakan metode pengamatan ini maka penulis ingin mengetahui dan memperoleh informasi berkaitan dengan prosedur transaksi tabungan Sembada Plus di PD. BPR Bank Daerah Karanganyar sehingga penulis nantinya dapat memaparkan dan mendeskripsikan secara terperinci mengenai prosedur transaksi tabungan Semabada Plus yang telah ditetapkan di Bank tersebut.

3. Sumber data

Menurut H. B. Sutopo (2006:56-62) jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif diperoleh dari:

a. Narasumber (informan)

Adapun narasumber yang memberikan informasi dalam pengumpulan data ini terdiri dari Kepala Sub Bagian Rah Dana yang memiliki tugas berkaitan dengan pemasaran dan penanganan transaksi tabungan, Customer Service yang memiliki tugas secara langsung memberikan pelayanan kepada nasabah dengan

(18)

memberikan formulir formulir dan menjelaskan prosedur dan syarat syarat administratif yang perlu dilengkapi dalam transaksi tabungan Sembada Plus ini, serta nasabah yang sedang melakukan transaksi tabungan Sembada Plus.

b. Tempat atau lokasi

Pengamatan aktivitas dalam prosedur transaksi tabungan Sembada Plus dilakukan di kantor pusat PD. BPR Bank Daerah Karanganyar khususnya di bagian Rah Dana dibawah Pimpinan Kepala Sub Bagian Rah Dana. Dibagian Rah Dana inilah penulis melakukan pengamatan bagaimana pelaksanaan prosedur transaksi tabungan Sembada Plus yang dilakukan pihak bank.

c. Dokumen dan arsip

Data yang diperoleh dari berbagai dokumen dan arsip yang berkaitan dengan pelaksanaan prosedur transaksi tabungan Sembada Plus berupa dokumen dokumen baik dokumen persyaratan yang harus dikumpulkan oleh nasabah maupun dokumen yang diperlukan pihak bank dalam pengurusan transaksi tabungan serta arsip arsip lainnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam melakukan pengamatan sebagi usaha untuk memperoleh data mengenai prosedur transaksi tabungan Sembada Plus ini seperti : a. Observasi

Teknik ini berupa pengumpulan data dengan menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, Dalam pengamatan mengenai aktivitas dalam transaksi tabungan Sembada Plus, penulis melakukan pengamatan secara langsung dan merupakan observasi berperan pasif yang artinya penulis secara langsung melakukan pengamatan

(19)

di bank PD. BPR Bank Daerah Karanganyar selama menjalankan On the Job Training yang dilakukan selama kurang lebih 1 bulan dan ikut berperan dalam melakukan aktivitas pelayanan transaksi tabungan Sembada Plus di tempat tersebut namun penulis tidak memiliki wewenang dalam menentukan keputusan yang berkaitan dengan prosedur transaksi tabungan Sembada Plus.

b. Wawancara atau interview

Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai ( interviewee ) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara dalam penelitian ini termasuk dalam Wawancara tidak terstruktur dan sering disebut sebagai wawancara mendalam bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mendalam dari narasumber tentang prosedur transaksi tabungan Sembada Plus. Melalui wawancara mendalam dapat mempermudah bagi penulis untuk memperoleh informasi secara terpererinci dari berbagai pihak yang dianggap oleh penulis mengetahui mengenai prosedur transaksi tabungan Sembada Plus seperti : Kepala Sub Bagian Rah Dana, staff Customer Service serta Nasabah.

c. Mengkaji dokumen dan arsip

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari dokumen- dokumen, arsip arsip, formulir, buku pedoman yang berkaitan dengan pelaksanaan dalam Prosedur Transaksi Tabungan Sembada Plus di PD. BPR Bank Daerah Karanganyar.

5. Teknik Analisis Data

Menurut Moelong (1990 : 103 ) bahwa analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

(20)

Maka dalam proses analisis data tersebut ada terdapat tiga komponen utama yang harus dipahami dalam kegiatan melakukan pengamatan (Soetopo, 2006 : 114 -116 ) seperti :

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokuskan, penyerdehanaan, dan abstraksi dari semua jenis informasiyang tertulis dalam catatan lapangan, Proses ini berlangsung sejak penulis mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan kasus, dan juga waktu menentukan cara pengumpulan data yang akan digunakan sehingga kesimpulan akhirnya nanti dapat diperoleh yang dibuat kedalam ringkasan maupun laporan dari data data yang ada.

b. Sajian Data

Sajian data merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca akan lebih mudah dipahami, Sajian data juga harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada.

c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi

Peneliti harus memahami berbagai hal yang ia temui dalam melakukan pengamatan dengan melakukan pencatatan dari proses pengumpulan data tersebut. Simpulan akhir akan dapat diperoleh nantinya sampai waktu proses pengumpulan data selesai.

Simpulan dari hasil pengamatan perlu diverifikasi agar nantinya isi dari simpulan tersebut benar benar bisa dipertanggungjawabkan.

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan tanpa ilmu pendidikan dapat diibaratkan anak yang kekurangan gizi, sudah tentu akan menghambat pertumbuhannya (Prayitno, 2009:1). Ilmu pendidikan adalah kebutuhan dasar

Jika anda tidak menggunakan alat untuk jangka waktu yang panjang atau pada malam hari, anda dapat mengubahnya OFF untuk menghemat

[r]

(1) pelaku utama yang melaksanakan agribisnis sesuai dengan produk/komoditi yang diperlukan pasar dan telah ditetapkan melalui pertemuan rembugtani Desa; (2) bersedia

Untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk 10 tahun mendatang digunakan metode aritmatik, geometrik dan eksponensial, dari hasil perhitungan diperoleh jumlah

Dalam rangka penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Terpaan Tayangan Reportase Investigasi Trans TV terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat Sleman di Yogyakarta (Studi

Pelatihan PIC Indikator ditujukan kepada petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan rekapitulasi, menganalisis, dan melaporkan data capaian indikator yang sudah diukur

Peneliti memilih lokasi ini karena pengembangan perumahan dan perubahan sosial ekonomi pada warga pinggiran Kota Bandung, Kecamatan Gedebage sedang dalam proses masa