• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Prinsip Kemandirian Ekonomi. 2. Kemandirian Ekonomi dalam Nawa Cita. 3. Kebijakan Untuk Kedaulatan Pangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1. Prinsip Kemandirian Ekonomi. 2. Kemandirian Ekonomi dalam Nawa Cita. 3. Kebijakan Untuk Kedaulatan Pangan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEMANDIRIAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA MELALUI KEDAULATAN PANGAN SAING BANGSA MELALUI KEDAULATAN PANGAN FEEDING THE NATION: CHALLENGES & SOLUTIONS

BOGOR, 22 OKTOBER 2016

DISAMPAIKAN PADA PROGRAM “AYO  INDONESIA” RAPPLER DAN SB‐IPB

Outline:

1. Prinsip Kemandirian Ekonomi

2. Kemandirian Ekonomi dalam Nawa Cita 3. Kebijakan Untuk Kedaulatan Pangan

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

j g

26/10/2016 2

(2)

Prinsip dari Kemandirian Ekonomi

Membangun ekonomi nasional secara mandiri yang bebas dari

1

Kemandirian Ekonomi:

Membangun ekonomi nasional secara mandiri yang bebas dari ketergantungan pada ekonomi negara lain, tetapi didasarkan pada kekuatan sumber daya domestik.

Membangun ekonomi yang berorientasi pada kemakmuran rakyat. 

1 2

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

Menentang dominasi ekonomi asing dan penjajahan, tetapi  tidak mengesampingkan kerja sama ekonomi internasional.

3

Sumber: Columbia Law School (2016)

3

k

Kemandirian Ekonomi merupakan solusi permasalahan yang  dihadapi Indonesia

Solusi untuk:

Kemiskinan

Kesenjangan Ekonomi dan Sosial Pengangguran

1 2 3

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

Pengangguran Stabilitas Ekonomi

3 4

4

(3)

Kemiskinan

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

• Angka kemiskinan di perdesaan masih tinggi. 

• Yang menjadi fokus adalah kemiskinan di perdesaan. Dalam konsep kemandirian ekonomi, petani sebagai entitas dominan di perdesaan didorong menjadi subjek dari pembangunan.  

Sumber: BPS (2016), diolah

5

Kesenjangan Ekonomi dan Sosial (1)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

• Sejak tahun 2011, Gini Ratio (indicator kesenjangan ekonomi) belum mengalami perbaikan.

• Pembangunan infrastruktur (peningkatan konektivitas) sebagai upaya imperatif dalam meningkatkan produktivitas (Harvard Kennedy School, 2013).

Keterangan: * nilai Gini Ratio yang semakin besar berarti kesenjangan ekonomi yang semakin besar.

Sumber: BPS (2016), diolah

6

(4)

Kesenjangan Ekonomi dan Sosial (2)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

• IPM terendah ada di wilayah timur Indonesia.

• Paradoks dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki.

Keterangan: * nilai IPM yang semakin besar berarti aksesibilitas terhadap kesehatan dan pendidikan lebih baik.

Sumber: BPS (2016), diolah

7

Outline:

1. Prinsip Kemandirian Ekonomi

2. Kemandirian Ekonomi dalam Nawa Cita 3. Kebijakan Untuk Kedaulatan Pangan

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

j g

26/10/2016 8

(5)

Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Sebagai Amanat Nawa Cita

3 Sektor Strategis:

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

3 Sektor Strategis:

1. Pangan 2. Energi 3. Keuangan

9

Kedaulatan Bagi Kemandirian Ekonomi 

Dalam Nawa Cita, Kemandirian Ekonomi akan diwujudkan melalui:

Kedaulatan di Sektor Pangan Kedaulatan di Sektor Energi 1

2

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

Kedaulatan di Sektor Keuangan

3

Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal (www.bulog.co.id, 2016).

10

(6)

Urgensi Kedaulatan Pangan: 

Hampir 50% pengeluaran masyarakat diperuntukan untuk  konsumsi pangan

• Di perdesaan, kerentanan akibat gejolak pasar pangan lebih besar dibanding  perkotaan. 

• Pangsa pengeluaran pangan di perdesaan sebesar 55,63%, lebih tinggi Pangsa pengeluaran pangan di perdesaan sebesar 55,63%, lebih tinggi  dibanding perkotaan yang mencapai 42,55%.

No Jenis Pengeluaran Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

1 Pangan 42,55% 55,63% 47,47%

2 Non‐Pangan 57,45% 44,37% 52,53%

Tabel Pangsa Pengeluaran Masyarakat (2015)

Sumber: Susenas BPS (2015), diolah

• Perdesaan identik dengan banyaknya penduduk yang bermata perncaharian  petani.

Petani sebagai produsen pangan, pada waktu tertentu juga sebagai net‐

consumer. Hal itu menyebabkan gejolak pangan akan berdampak negatif  kepada petani dan perdesaan. 

11

Tantangan dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan

Skala Usaha yang belum efisien

Tantangan

1 Skala Usaha yang belum efisien

Arable land yang semakin menurun

Kesejahteraan Petani yang belum stabil

1 2 3

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

Kesejahteraan Petani yang belum stabil

3

12

(7)

Skala usaha tani Indonesia masih kecil  (dilihat dari kepemilikan lahan)

Rumah tangga dengan penguasaan lahan di bawah 0,5 ha mendominasi profil penguasaan lahan pertanian. Hal ini akan berdampak pada efisiensi usaha tani.

Rumah tangga dengan penguasaan lahan di bawah 0,5 ha mendominasi profil penguasaan lahan pertanian. Hal ini akan berdampak pada efisiensi usaha tani.

Keterangan: ST2013 =  Sensus Pertanian 2003; ST2013 = Sensus Pertanian 2013 Sumber: BPS (2014)

13

Arable Land per kapita (hektar per kapita) diperkirkan akan  semakin menurun

Berkurangnya lahan budidaya terjadi disemua negara.

ha / per s on

Sumber: FAO (2012)

14

(8)

Tingkat kesejahteraan petani masih perlu ditingkatkan dan  harus terjaga

Nilai Tukar Petani (NTP) masih berfluktuasi. Pada waktu tertentu, petani mendapatkan pendapatan yang layak (mampu menutupi biaya hidup), tetapi pada waktu tertentu masih mengkhawatirkan (seperti yang terjadi pada tahun 2009).

100,16 99 86

101,77 104,58

105,24

104,92

102,03

101,28 101,56

100,00 101,00 102,00 103,00 104,00 105,00 106,00

Keterangan: NTP merupakan indikator proxy kesejahteraan petani. NTP > 100 berarti pendapatan petani naik lebih besar dari  pengeluarannya.

Sumber: BPS (2016), diolah

99,86

97,00 98,00 99,00 ,

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Ags 2015 Ags 2016

Outline:

1. Prinsip Kemandirian Ekonomi

2. Kemandirian Ekonomi dalam Nawa Cita 3. Kebijakan Untuk Kedaulatan Pangan

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

j g

26/10/2016

(9)

Upaya Menjaga Kesinambungan Ketersediaan  dan Produksi Pertanian Nasional

Dalam rangka menjaga gairah petani untuk tetap menanam/berproduksi, menjaga ketersediaaan dan meningkatkan

k j h i i h l k

kesejahteraan petani, pemerintah mengeluarkan kebijakan, diantaranya:

• Perpres No. 71 Tahun 2015 Tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Pokok dan Barang Penting;

• Perpres No. 48 Tahun 2016 Tentang Penugasan Kepada Perusahaan Umum (Perum) Bulog Dalam Rangka Ketahanan ( ) g g Pangan Nasional;

• Permendag No. 63/M‐DAG/PER/9/2016 Tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani Dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen.

17

P ERATURAN P RESIDEN N O . 71 T AHUN 2015 T ENTANG P ENTAPAN DAN P ENYIMPANAN B ARANG K EBUTUHAN P OKOK DAN B ARANG P ENTING

Tujuan: (1) Jumlah Memadai, (2) Mutu Baik, dan (3) Harga Terjangkau

Pengaturan 1:

Kriteria Penentuan dan Jenis

Bapokting Kriteria Penentuan Barang Penting:

1. Sifat strategis dalam pembangunan

Perubahan jenis  diusulkan 

Mendag   (berkoordinasi  dgn Kementerian 

lain) dan  disahkan melalui 

Perubahan  UU PERDAGANGAN

Pasal 25:

Pemerintah mengendalikan ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting dengan jumlah yang memadai mutu yang baik dan

LANDASAN HUKUM

Jenis Barang Kebutuhan Pokok: (1) Beras, (2) Kedelai bahan baku Tahu/Tempe; (3) cabe, (4) bawang merah, (5) gula, (6) minyak goreng, (7) tepung Terigu, (8) daging sapi, (9) daging ayam ras, (10) telur ayam ras, (11) ikan segar (bandeng, kembung, tongkol/tuna/cakalang)

Jenis Barang Penting: (1) Benih (padi, jagung, kedelai), (2) pupuk, (3) gas Kriteria Penentuan Barang

Kebutuhan Pokok:

1. Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga Tinggi, 2. Pengaruh terhadap infflasi 3. Memiliki kandungan gizi

nasional

2. Mendukung program pemerintah 3. Disparitas harga antardaerah tinggi

Perpres

Pengaturan 2:

Kewenangan Menteri Perdagangan

Kondisi  Normal

Mendag Menetapkan 1.Harga Acuan 2.Harga Pembelian 

Pemerintah utk  Sebagian/Seluruh Harga

Parameter Kondisi  Tertentu:

1.Menggangu Kegiatan  Perdagangan Nasional

Mendag Menetapkan Kebijakan:

1. Harga Khusus Menjelang/Saat/Setelah  Hari Besar Keagamaan atau saat gejolak  harga

2. Harga eceran tertinggi dalam rangka  operasi pasar

3. Harga subsidi

Mendag Mengelola Stok dan  Logistik, melalui:

1 Optimalisasi Perdag Antar Pulau memadai, mutu yang baik dan

harga yang terjangkau.

Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting ditetapkan dengan Peraturan Presiden

UU PANGAN Pasal 51:

Pemerintah berkewajiban mengatur perdagangan pangan dengan tujuan untuk stabilisasi pasokan dan harga

Kondisi  Tertentu

LPG 3kg, (4) triplek, (5) semen , (6) besi baja konstruksi, (7) baja ringan

2.Gangguan Pasokan 3.Kondisi harga berada 

di atas/ di bawah  harga acuan

1. Optimalisasi Perdag. Antar Pulau 2. Pengawasan stok di gudang /pelabuhan 3. Penyediaan/Optimalisasi Sarana 

Distribusi

4. Koordinasi dgn Penyedia Moda  Transportasi

5. Koordinasi penyediaan stok pemerintah

Mendag Mengelola Ekspor‐Impor:

1. Ekspor (jika stok DN cukup min. 6 bulan) 2. Impor (jika DN kekurangan pasokan yg 

berakibat gejolak harga) Pengaturan 3:

Kebijakan Penyimpanan

Wajib Daftar bagi  Pelaku Usaha  Pendistribusian Barang  Kebutuhan Pokok dan  Barang Penting

Larangan Penimbunan Bapokting melebihi stok berjalan  max. 3 bulan) (berdasarkan data penjualan perbulan di  kondisi normal) kecuali utk bahan baku/penolong proses 

produksi pangan terutama pangan

pokok, manajemen cadangan pangan serta penciptaan iklim usaha pangan yang sehat.

Pasal 52:

Dalam hal perdagangan pangan, pemerintah menetapkan mekanisme, tata cara, dan jumlah maksimal penyimpanan pangan pokok oleh pelaku usaha pangan

Menteri dibantu Tim Ketersediaan dan Stabilisasi Harga

18

(10)

PERATURAN PRESIDEN NO. 48 TAHUN 2016

TENTANG PENUGASAN KEPADA PERUM BULOG DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN NASIONAL

UU PERDAGANGAN Pasal 25:

Pemerintah mengendalikan ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting dengan jumlah yang memadai, mutu yang baik dan harga yang terjangkau.

Barang Kebutuhan Pokok

LANDASAN

HUKUM

TUJUAN: MENJAGA KETERSEDIAAN PANGAN

DAN STABILISASI HARGA PANGAN PADA TINGKAT KONSUMEN DAN PRODUSEN TUJUAN: MENJAGA KETERSEDIAAN PANGAN

DAN STABILISASI HARGA PANGAN PADA TINGKAT KONSUMEN DAN PRODUSEN

KOMODITI:

1. RAJALE (Beras, Jagung, Kedele) Æ Hanya PERUM BULOG

2. PANGAN LAINNYA (Gula, minyak goreng, tepung terigu, bawang merah, cabe, daging sapi, daging ayam, telur) Æ PERUM BULOG dan BUMN Lainnya (atas persetujuan Menteri BUMN dan Keputusan RAKOR)

KOMODITI:

1. RAJALE (Beras, Jagung, Kedele) Æ Hanya PERUM BULOG

2. PANGAN LAINNYA (Gula, minyak goreng, tepung terigu, bawang merah, cabe, daging sapi, daging ayam, telur) Æ PERUM BULOG dan BUMN Lainnya (atas persetujuan Menteri BUMN dan Keputusan RAKOR)

KEWENANGAN MENTERI PERDAGANGAN:

1. Menugaskan Perum BULOG dan BUMN Lainnya.

Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting ditetapkan dengan Peraturan Presiden

UU PANGAN Pasal 51:

Pemerintah berkewajiban mengatur perdagangan pangan dengan tujuan untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan terutama pangan pokok, manajemen cadangan pangan serta penciptaan iklim usaha pangan yang sehat.

Pasal 52:

PENGAMANAN HARGA

ƒ Penetapan Harga

A t HPP di

PENYEDIAAN DAN DISTRIBUSI

ƒ Pengadaan Pangan Terutama Dari Dalam

PENGELOLAAN CADANGAN

PANGAN Pengelolaan CBP IMPOR

Impor dilakukan apabila ketersediaan dalam negeri tidak mencukupi untuk 2. Menetapkan HPP dalam rangka pelaksanaan pengelolaan CPP.

3. Menetapkan jumlah dan waktu pelaksanaan pengadaan Pangan dari luar negeri.

4. Mengatur ketentuan pelaksanaan pengadaan Pangan dan tata niaga impor pangan.

5. Menetapkan penyaluran Pangan oleh Perum BULOG untuk kebutuhan lainnya.

6. Mengusulkan alokasi anggaran kepada Menteri Keuangan untuk mengalokasikan anggaran untuk pembayaran kompensasi dan margin penugasan kepada Perum BULOG.

7. Melakukan pembayaran kompensasi dan margin kepada Perum BULOG.

Tugas Perum BULOG

Dalam hal perdagangan pangan, pemerintah menetapkan mekanisme, tata cara, dan jumlah maksimal penyimpanan pangan pokok oleh pelaku usaha pangan

UU BUMN Pasal 66 Pemerintah dapat memberikan penugasan khusus kepada BUMN untuk menyelenggarakan fungsi kemanfaatan umum dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan BUMN.

Acuan atau HPP di Tingkat Produsen

ƒ Fleksibilitas Harga, apabila Harga Pasar > HPP

ƒ HET untuk OP di Konsumen

Terutama Dari Dalam Negeri

ƒ Penyaluran untuk Masyarakat (Rastra)

ƒ Penyaluran kepada Industri TT, Pakan Ternak dll.

Pengelolaan CBP Untuk Kondisi Darurat dan Operasi Pasar tidak mencukupi untuk

(1) pemenuhan stok;

(2) stabilisasi harga dalam negeri; dan (3) penugasan Pemerintah

lainnya

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS

PANGAN

PENGEMBANGAN PERGUDANGAN

ANGGARAN / PEMBIAYAAN

(1) APBN (untuk beras) (2) Dana Bulog (3) Kredit Pinjaman (4) Pendanaan Lainnya Kompensasi dan Margin penugasan (Diaudit oleh BPK) 19

PERMENDAG NO. 63/M‐DAG/PER/9/2016 TENTANG PENETAPAN HARGA ACUAN  PEMBELIAN DI PETANI DAN HARGA ACUAN PENJUALAN DI KONSUMEN

Permendag No. 

63 Tahun 2016 Pasal 2 Perum BULOG 

dalam melakukan

Harga Acuan Pembelian di Petani adalah harga pembelian di tingkat petani yang ditetapkan oleh Menteri dengan mempertimbangkan struktur biaya yang wajar mencakup antara lain biaya produksi, biaya distribusi, keuntungan, dan/ atau biaya lain.

Harga Acuan Penjualan di Konsumen

melakukan pembelian dan

penjualan beras, jagung, d

an kedelai mengacu pada

Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di

g j

adalah harga penjualan di tingkat konsumen yang ditetapkan oleh Menteri dengan mempertimbangkan struktur biaya yang wajar mencakup antara lain biaya produksi, biaya distribusi, keuntungan, dan/ atau biaya lain.

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia

Konsumen yang  ditetapkan oleh

Menteri.

Keterangan: *) Harga penjualan di industri pengguna (sebagai pakan ternak) masing-masing Rp 3.650/kg (curah) dan Rp 3.750/kg (kemasan);

**) Harga penjualan ke pengguna (pengrajin tahu, tempe dan pakan); ***) Di petani atau sentra produsen.

20

(11)

Regulasi Impor Jagung dan Daging Sapi

Regulasi Pokok Pengaturan

Jagung 

Permendag 20/M‐

DAG/PER/3/2016  tentang Ketentuan

• Mengatur impor jagung dengan kode HS 1005.90.90.00

• Impor hanya dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan (oleh API‐U dan API‐P) pakan (oleh Perum BULOG) dan bahan baku industri tentang Ketentuan 

Impor Jagung

API U dan API P), pakan (oleh Perum BULOG), dan bahan baku industri  (oleh API‐U dan API‐P)

• Penentuan jumlah dan peruntukan impor Jagung ditetapkan dalam Rakor  tingkat Menteri

• Impor hanya dapat dilakukan setelah mendapat Persetujuan Impor (PI)  dari Menteri

• Impor Jagung sebagan bahan baku dilarang untuk diperdagangkan

• Berlaku pada tanggal 24 Maret 2016 Daging Sapi

Permendag 05/M‐ • Impor Produk Hewan hanya dapat dilakukan oleh BUMN dan/atau BUMD

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia Sumber: BPS (diolah Puska Daglu)

21

Permendag 05/M

DAG/PER/1/2016  tentang Ketentuan  Ekspor dan Impor  Hewan dan Produk  Hewan

Impor Produk Hewan hanya dapat dilakukan oleh BUMN dan/atau BUMD  yang mendapat penugasan dari Pemerintah (secondary cut) serta  pemegang API (prime cut), setelah memperoleh PI dari Menteri

Persetujuan Impor untuk produk pada Lampiran III (prime cut) diajukan 1  bulan sebelum Triwulan masa berlaku PI.

• Untuk memperoleh PI, diperlukan rekomendasi dari Kementan.

• Produk hewan yang diimpor harus memenuhi persyaratan kemasan.

Kebijakan Pendukung: Program Tol Laut

Kementerian Program  berkepentingan dengan tol laut untuk:

• Meningkatkan kelancaran arus barang;

• Menjaga ketersediaan barang; 

• Mengurangi disparitas harga dan menjaga stabilitas harga;

• Meningkatkan integrase pasar;

• Meningkatkan

22

GERAI MARITIM Kementerian Perhubungan sebagai tulang punggung Sistem Logistik Nasional:

ƒ Pembangunan 24 pelabuhan strategis untuk mendukung tol laut; 

ƒ Pembangunan Short Sea Shipping (Coastal Shipping);

ƒ Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bitung sebagai international  hub port.

• Meningkatkan

perdagangan antar

pulau;

(12)

NETWORK ROUTE OF TOL LAUT

NATUNA TAREMPA

TAHUNA LIRUNG

MOROTAI

TG PRIOK

SAUMLAKI BIAK

SERUI

NABIRE WASIOR FAKFAK

TIMIKA BABANG

TOBELO

NAMLEA

MAKASSAR

TAHUNA MOROTAI

MANOKWARI TERNATE

KAIMANA

DOBO WANCI

23

WAINGAPU SABU ROTE TG PERAK

No Route (mil) No Route (mil)

Tg. Perak – Wanci – Namlea –Fakfak –Kaimana –Timika – Kaimana – Fakfak – Namlea – Wanci –Tg. Perak

3426 Tg. Priok – Makassar – Manokwari – Wasior – Nabire – Serui – Biak – Serui – Nabire – Wasior – Manokwari – Makassar – Tg. Priok

4644

Tg. Perak – Kalabahi – Moa – Saumlaki –Dobo –Merauke –Dobo – Saumlaki – Moa – Kalabahi – Tg. Perak

3874 Makassar – Tahuna – Lirung – Morotai – Tobelo – Ternate – Babang – Ternate – Tobelo – Morotai – Lirung – Tahuna – Makassar

2608 Tg. Perak – Larantuka – Lewoleba – Rote – Sabu – Waingapu – Sabu

– Rote – Lewoleba – Larantuka – Tg. Perak

2078 Tg. Priok – Tarempa – Natuna – Tarempa – Tg. Priok 1400

Dirjen Perhubungan Laut No. AL.108/7/8/DTPL‐15 T‐I

T‐II T‐III

T‐IV T‐V T‐VI Route Port of PT. PELNI PSO

KALABAHI LARANTUKA MOA

LEWOLEBA MERAUKE

23

TERIMA KASIH

www.kemendag.go.id

24

Gambar

Tabel Pangsa Pengeluaran Masyarakat (2015)

Referensi

Dokumen terkait

Bank BNI Syariah Kantor Cabang Kota Banda Aceh harus mempertahankan pelayanan yang baik terhadap nasabah, terutama nasabah yang ingin mengambil pembiayaan,

Batasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah (1) metode yang digunakan pada pengukuran tekanan darah dan denyut nadi ini adalah metode osilometri (2) sensor

Pihak showroom “M” juga belum mengukuhkan diri sebagai pengusaha kena pajak (PKP) sesuai dengan pasal 15 PER-20/PJ/2013 tentang tata cara pendaftaran dan

Dalam pelaksanaan evaluasi implementasi aksi perubahan dilakukan pengelolaan budaya pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi yakni menggunakan laptop dan smartphone

Penyala Awal (Fuze). Untuk dapat memfungsikan warhead diperlukan komponen rudal sebagai penyala awal yang lazimnya disebut Fuze. Berdasarkan cara kerjanya fuze

Dengan demikian kemampuan representasi free body diagrams siswa kelas X Darel Hikmah berada pada kategori sangat rendah.Sehubungan dengan kesimpulan hasil

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik dengan dosis tertentu yang ditambahkan pada pakan, media pemeliharaan dan interaksi dari kedua

1 Bahan timbunan yang baik dihampar dengan 1 Menggunakan tenaga orang (96 m3/hari, pemadatan 960 m bahu jalan tenaga orang 2 Material pilihan dikirim sampai tempat pekerjaan