• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BERITA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN BERBANTUANAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BERITA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN BERBANTUANAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BERITA

MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN BERBANTUANAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs MA’ARIF NU WINDUSARI

Nasikhatul Hidayah, Hari Wahyono, Mursia Ekawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar

Abstrak

Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah memiliki empat keterampilan berbahasa. Keterampilan membaca salah satu dari empat keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan informasi seperti keterampilan membaca teks berita. Penelitian tindakan kelas ini didasarkan pada permasalahan yang berkaitan dengan keterampilan membaca siswa yang masih kurang. Adapun permasalahan tersebut meliputi nilai siswa yang masih di bawah KKM. Kesulitan siswa dalam membaca disebabkan oleh beberapa faktor (1) kurangnya motivasi belajar siswa, (2) minat siswa yang masih kurang terutama dalam membaca teks berita, (3) pemanfaatan media pembelajaran yang tidak tepat oleh guru pada saat pembelajaran, (4) teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru masih monoton.

Untuk mengatasi hal tersebut peneliti menggunakan teknik pemodelan dengan berbantuanan media audio visual. Berdasarkan analisis hasil keterampilan membaca teks berita di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran dua siklus menunjukan adanya peningkatan. Jumlah siswa yang meningkat menjadi 22 siswa dari total 28, dan yang belum mencapai KKM sejumlah 6 siswa. Dari data yang diperoleh, tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas terjadi kenaikan antara prasiklus dengan tindakan baik siklus I dan siklus II. Dari pra siklus terjadi peningkatan sebesar 17.85% untuk hasil pada siklus I pertemuan pertama meningkat menjadi 35.71% dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 17.85%.

Pada tindakan siklus II pertemuan pertama mendapatkan hasil yang sama dengan tindakan pada siklus I pertemuan pertama yaitu 35.71% dan mengalami peningkataan pada siklus II pertemmuan kedua yaitu mencapai keberhasilan 82.14%. Jika dilihat maka peningkatan terbesar terjadi pada siklus II pertemuan kedua dengan peningkatan sebesar 46.43% dari tindakan pada siklus sebelumnya.

Kata kunci: membaca teks berita, pemodelan, audio visual

I. PENDAHULUAN

Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah bertujuan agar siswa dapat menguasai empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan antara keterampilan yang satu dengan keterampilan yang lain.

Keterampilan membaca salah satu dari empat keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan informasi. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP

(2)

2 Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra

2009:64) upaya meningkatkan keterampilan membaca diterapkan dalam membaca teks berita dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Salah satu standar kompetensi tersebut adalah memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring dengan kompetensi dasar adalah membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas. Tetapi, yang menjadi permasalahannya adalah siswa masih mengalami kesulitan saat membaca teks berita.

Kesulitan siswa dalam membaca teks berita dapat dilihat dari nilai membaca berita yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 10 April 2014 siswa kelas VIII MTs Ma’arif NU Windusari, dari 28 siswa yang terdiri dari 13 siswa putri dan 15 siswa putra sebanyak 17 siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu kurang dari 75. Kesulitan siswa dalam membaca teks berita disebabkan oleh beberapa faktor yakni faktor internal dan eksternal.

Semangat dan motivasi dalam pembelajaran sangat penting untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan membaca teks berita.

Adanya semangat dari dalam diri siswa maka pembelajaran akan berjalan dengan baik. Untuk dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar maka seorang guru harus memiliki berbagai macam teknik dalam pembelajaran.

Teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca teks berita peneliti menggunakan teknik pemodelan audio visual. Teknik audio visual merupakan teknik yang dilakukan oleh guru dengan cara menampilkan video rekaman pembacaan berita yang dilakukan oleh pembaca berita di TV. Melalui rekaman pembacaan berita yang dilihat siswa mempunyai gambaran saat akan membaca berita di depan kelas, mulai dari sikap, intonasi, dan ekspresi saat membaca berita.

Berdasarkan hal itu, dirumuskan dua rumusan masalah yaitu (1) Apakah minat siswa kelas VIII MTs. Ma’Arif NU Windusari dalam pembelajaran membaca teks berita dapat ditingkatkan menggunakan teknik pemodelan berbantuanan media audio visual? (2) Apakah keterampilan membaca teks berita

(3)

Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra 3

pada siswa kelas VIII MTs. Ma’Arif NU Windusari dapat ditingkatkan menggunakan teknik pemodelan berbantuanan media audio visual?

II. KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Membaca

Salah satu keterampilan berbahasa yaitu keterampilan membaca. Membaca merupakan salah satu cara mendapatkan informasi. Selain itu, membaca merupakan kegiatan membunyikan kata-kata yang terangkai dalam kalimat.

Menurut Tarigan (2008:7) membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Lebih lanjut, Tarigan (2008:7) menambahkan pendapatnya tentang pengertian membaca yaitu suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.

2.2. Pengertian Berita

Berbicara tentang berita, maka akan dihadapkan pada kebutuhan informasi yang bersifat terkini dan penting. Hal tersebut erat kaitannya dengan sifat berita itu sendiri, yaitu penting dan up to date. Untuk memenuhi kebutuhan informasi itulah, media baik cetak maupun elektronik, menyajikan beragam jenis berita dan cara penyajiannya pun semakin beragam. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) berita merupakan cerita atau keterangan mengenai kejadian atau perstiwa yang hangat; kabar, laporan dan pengumuman.

Edward Jay Friedlaner dkk dalam Kusumaningrat (2012:39) berita mengungkapkan apa yang harus anda ketahui yang tidak anda ketahui. Berita memberikan informasi tentang peristiwa yang terjadi belakangan ini yang penting bagi anda dalam kehidupan anda sehari-hari. Dari pengertian tentang berita tersebut, maka berita itu bersifat aktual, cepat, dan berisikan tentang informasi yang menarik berupa fakta dan peristiwa penting untuk disampaikan pada khalayak. Membaca berita sering dijumpai pada acara penyiaran berita di media elektronik seperti televisi. Pembaca berita televisi di sebut news announcer.

Announcer menurut Suprapto (2006:103) seseorang bertugas membaca dan

(4)

4 Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra

mengantarkan acara siaran pada stasiun radio dan atau televisi. Perbedaan antara berita radio dengan berita televisi terletak pada penyajiannya.

2.3. Jenis-jenis Berita

Berita merupakan informasi yang disampaikan melalui media cetak maupun elektronik. Berita televisi memiliki jenis-jenis tersendiri. Baksin (2009:83) membagi berita televisi dalam beberapa jenis, yakni warta berita (straight newscast), siaran pandangan mata (the on the spot telecast), wawancara udara (interview on the air), dan komentar. Selain itu, Baksin (2009:93) juga membagi jenis berita menjadi dua, yakni, berita terkini, dan berita berkala.

1. Warta berita

2. Siaran pandangan mata 3. Wawancara udara 4. Berita terkini 5. Berita berkala

2.4. Anatomi Berita

Pada pola penulisan berita, menggunakan gaya penulisan dengan piramid terbalik. Hal itu disebut dengan anatomi berita. Pada anatomi berita penulisannya terdiri dari, judul berita (head line), teras berita (lead), perangkai (bridge), tubuh berita (news body), kaki berita (leg). Untuk bentuk piramida terbalik, anatomi berita dijelaskan oleh pendapat Sumadirria (2008:119) bahwa anatomi berita merupakan susunan yang membentuk suatu berita. Di bawah ini, bentuk piramida terbalik untuk berita.

head line lead bridge news body

leg

(5)

Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra 5

2.5. Teknik Pemodelan Audio Visual

Pemodelan merupakan cara pengajaran dengan menghadirkan contoh yang sesuai dengan materi dan dapat dilihat secara langsung oleh siswa. Jenis pemodelan yang digunakan adalah media audio visual, yaitu bukan hanya bentuk suara namun juga dapat dilihat. Media audiovisual adalah media pembelajaran yang pemanfaatannya untuk dilihat sekaligus didengar (Sufanti 2010:88).

Teknik pemodelan berbantuanan media audio visual digunakan karena selain untuk meningkatkan minat siswa dalam keterampilan membaca teks berita, juga memberikan contoh tentang cara membaca berita yang baik dari sumber televisi. Tujuan penggunaan teknik pemodelan audio visual tentu saja dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca teks berita.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VIII MTs. Ma’arif NU Windusari yang terdiri atas 28 siswa dengan rincian siswa laki-laki berjumlah 15 dan siswa perempuan berjumlah 13 siswa. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2014 sampai dengan selesai.

(6)

6 Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra

Bagan model PTK yang digunakan oleh peneliti menurut Asep (2012: 58) adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Adapun instrumen penilaian menggunakan tes dan nontes. Instrumen nontes tersebut seperti pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman angket, dan pedoman dokumentasi. Data dalam penelitian ini diolah secara kuantitatif dan kualitatif. Data berupa hasil tes keterampilan membaca teks berita dengan teknik pemodelan audio visual dianalisis secara kuantitatif. Selanjutnya, hasil observasi, wawancara, jurnal, dan dianalisis secara kualitatif.

Permasalahan Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Refleksi I Pengamatan/

pengumpulan data I

Pelaksanaan Tindakan II

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya Refleksi II

Apabila permasalahan belum

terselesaikan Permasalahan baru hasil refleksi

Perencanaan Tindakan II

Pengamatan/

pengumpulan data II

(7)

Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra 7

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pembelajaran Membaca Teks Berita Prasiklus

Pengamatan dilakukan ketika berlangsungnya pembelajaran membaca teks berita pada prasiklus, sebelum menggunakan teknik pemodelan berbantuanan media audio visual. Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tahap prasiklus terbukti bahwa siswa masih cenderung berperilaku negatif dalam mengikuti pembelajaran membaca teks berita. Hal itu terlihat masih banyak siswa yang tidak mendengarakan penjelasan guru dari 28 siswa hanya 6 (21.43%) siswa yang mendengarkan sedangkan 21 (78.57%) siswa tidak mendengarkan penjelasan guru sedangkan siswa aktif dalam pembelajaran hanya 3 siswa atau 10.71%. Siswa yang bertanya kepada guru hanya ada 2 siswa atau 7.14%, siswa yang menjawab pertanyaan guru 4 siswa atau 14.29%. Sementara itu, siswa yang membuat kegaduhan ada 5 siswa 17.87%, siswa yang berbicara sendiri 4 siswa atau 14.29%.

Penilaian membaca teks berita dinilai dari beberapa aspek sebagai berikut.

1. Aspek volume

Dari data penilaian, untuk penilaian aspek volume dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut 28 siswa, terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai dalam interval 3,1 – 4,0 dengan kategori baik dengan presentase 7.1%. Untuk kategori cukup baik yaitu interval nilai antara 2,1 – 3,0 sebanyak 21.4% atau sebanyak 6 siswa. Sedangkan, siswa lainnya mendapat nilai antara 1,1 – 2,0 dengan kategori kurang baik sebanyak 71.4% atau sebanyak 20 siswa. Hasil klasikal dari 28 siswa mencapai nilai total 38 dengan rata-rata 1.3. Nilai kategori kurang baik untuk nilai rata-rata kelas.

2. Artikulasi

Berdasarkan hasil tes aspek artikulasi dalam pembelajaran membaca teks berita tidak terdapat siswa yang memperoleh skor dalam interval 3,1 – 4,0 dengan kategori baik. Namun demikian, terdapat 10 (35 %) siswa atau dengan kategori cukup baik. Terdapat 20 (64%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 1,1 –

(8)

8 Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra

2,0 dengan kategori kurang baik. Hasil klasikal dari 28 siswa mencapai nilai total 38, dengan rata-rata 1.3. Nilai kategori kurang baik.

3. Aspek intonasi

Dari hasil penilaian untuk aspek intonasi, dari 28 siswa terdapat 1 siswa atau sebesar 3.5% yang mendapat nilai antara interval 3,1 - 4,0 dan termasuk kategori baik. Terdapat 7 (62,5%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 2,1 – 3,0 dengan kategori cukup baik. Siswa lainnya sebanyak 20 siswa atau sebesar (71%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 1,1 – 2,0 dengan kategori kurang baik. Hasil klasikal dari 28 siswa mencapai nilai total 38, dengan rata-rata 1.3. Nilai kategori kurang baik.

4. Aspek tempo

Hasil tes aspek tempo membaca teks berita terdapat 1 (3.5%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 3,1 – 4,0 dengan kategori baik. Terdapat 9 ( 32.1%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 2,1 – 3,0 dengan kategori cukup baik. Terdapat 18 (64%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 1,1 – 2,0 dengan kategori kurang baik. Hasil klasikal dari 28 siswa mencapai nilai total 39, dengan rata-rata 1.39. Nilai kategori kurang baik.

5. Aspek jeda

Berdasarkan hasil tes aspek jeda membaca teks berita, terdapat 1 (3,5%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 3,1 – 4,0 dengan kategori baik.

Terdapat 11 ( 39.4%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 2,1 – 3,0 dengan kategori cukup baik. Terdapat 16 (57.1%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 1,1 – 2,0 dengan kategori kurang baik. Hasil klasikal dari 28 siswa mencapai nilai total 40, dengan rata-rata 1.4. Nilai kategori kurang baik.

4.2. Hasil Pembelajaran Membaca Teks Berita Siklus 1

Pengamatan dilakukan ketika berlangsungnya pembelajaran membaca teks berita pada siklus 1, pada pertemuan 1 dan 2. Pembelajaran ini telah menggunakan teknik pemodelan berbantuanan media audio visual. Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan.

(9)

Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra 9

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tahap siklus 1 terbukti bahwa siswa masih cenderung berperilaku negatif yaitu kurang memperhatikan guru. Hal ini sesuai dengan lembar pengamatan di atas. Siswa masih kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran membaca berita. Hal itu terlihat masih banyak siswa yang tidak mendengarakan penjelasan guru dari 28 siswa hanya ada 12 siswa (42.86%) yang mendengarkan penjelasan guru sementara sisanya 16 siswa (57.14%) tidak mendengarkan penjelasan guru, sedangkan dari 28 siswa hanya 9 (32.14%) siswa yang aktif dalam pembelajaran sementara 19 siswa (67.86%) tidak aktif dalam pembelajaran. dari 28 siswa hanya 8 (28.57% ) siswa yang bertanya kepada guru sementara 260(71.43) tidak mau bertanya, dari 28 siswa hanya ada 4 (14.29%) siswa yang menjawab, pertanyaan guru. Sementara itu, siswa yang membuat kegaduahan ada 5 siswa 17.87%, siswa yang berbicara sendiri 4 siswa atau 14.29%.

Penilaian pembelajaran membaca teks berita sebagai berikut.

1. Volume

Tabel 1: Aspek Volume

No Skor Nilai Kategori Jumlah % Hasil Klasikal

1 3,1 – 4,0 10 Baik 0 0 28 siswa mencapai

nilai total 50, dengan rata-rata 1,7. Nilai kategori cukup baik.

2 2,1 – 3,0 7,5 Cukup Baik 24 85,7 3 1,1 – 2,0 5 Kurang Baik 4 14,3

Jumlah 28 100

2. Artikulasi

Tabel 2: Aspek Artikulasi

No Skor Nilai Kategori Jumlah % Hasil Klasikal

1 3,1 – 4,0 10 Baik 0 0 28 siswa mencapai

nilai total 57, dengan rata-rata 2,0. Nilai kategori cukup baik 2 2,1 – 3,0 7,5 Cukup Baik 21 75

3 1,1 – 2,0 5 Kurang Baik 7 25

Jumlah 28 100

3. Intonasi

Tabel 3: Aspek Intonasi

No Skor Nilai Kategori Jumlah % Hasil Klasikal

1 3,1 – 4,0 10 Baik 6 21,4 28 siswa mencapai nilai total 50, dengan rata-rata 1,7. Nilai kategori cukup baik 2 2,1 – 3,0 7,5 Cukup Baik 18 64,3

3 1,1 – 2,0 5 Kurang Baik 4 14,3

Jumlah 28 100

(10)

10 Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra

4. Tempo

Tabel 4: Aspek Tempo

No Skor Nilai Kategori Jumlah % Hasil Klasikal

1 3,1 – 4,0 10 Baik 3 10,7 28 siswa mencapai nilai total 57, dengan rata-rata 2,0. Nilai kategori cukup baik 2 2,1 – 3,0 7,5 Cukup Baik 18 64,3

3 1,1 – 2,0 5 Kurang Baik 7 25

Jumlah 28 100

5. Jeda

Tabel 5: Aspek Jeda

No Skor Nilai Kategori Jumlah % Hasil Klasikal

1 3,1 – 4,0 10 Baik 11 39,3 28 siswa mencapai nilai total 53, dengan rata-rata 1,89. Nilai kategori cukup baik

2 2,1 – 3,0 7,5 Cukup Baik 13 46,4 3 1,1 – 2,0 5 Kurang Baik 4 14,3

Jumlah 28 100

6. Keruntutan

Tabel 6: Aspek Keruntutan

No Skor Nilai Kategori Jumlah % Hasil Klasikal

1 3,1 – 4,0 10 Baik 0 0 28 siswa mencapai nilai total 59, dengan rata-rata 2,1. Nilai kategori cukup baik

2 2,1 – 3,0 7,5 Cukup Baik 22 78, 6 3 1,1 – 2,0 5 Kurang Baik 6 21,4

Jumlah 28 100

A. Hasil Pembelajaran Membaca Teks Berita Siklus II

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tahap siklus II terbukti bahwa siswa mengalami peningkatan pada minat belajar membaca teks berita. Hal ini sesuai dengan lembar pengamatan. Siswa masih kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran membaca berita. Hal itu terlihat masih banyak siswa yang tidak mendengarakan penjelasan guru dari 28 siswa hanya ada 20 siswa (71.43%) yang mendengarkan penjelasan guru sementara sisanya 8 siswa (28.57%) tidak mendengarkan penjelasan guru, siswa yang aktif dalam pembelajaranpun mengalami peningkatan yakni 15 anak (32.14%) siswa yang aktif dalam pembelajaran sementara 19 siswa (67.86%) tidak aktif dalam pembelajaran. dari 28 siswa hanya 8 (28.57% ) siswa yang bertanya kepada guru semntara 260(71.43) tidak mau bertanya, dari 28 siswa hanya ada 4 (14.29%) siswa yang menjawab,pertanyaan guru. Sementara itu siswa yang membuat

(11)

Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra 11

kegaduahan ada 5 siswa 17.87%, siswa yang berbicara sendiri 4 siswa atau 14.29%.

Hasil penilaian kemampuan membaca tek berita sebagai berikut.

1. Volume

Tabel 7: Aspek Volume

No Skor Nilai Kategori Jumlah % Hasil klasikal

1 3,1 -4,0 10 Baik 24 85,8 28 siswa mencapai nilai total 64, dengan rata-rata 2,28. Nilai kategori baik 2 2,1 – 3,0 7.5 Cukup Baik 2 7,1

3 1,1 – 2,0 5 Kurang Baik 2 7,1

Jumlah 28 100

2. Artikulasi

Tabel 8: Aspek Artikulasi

No Skor Nilai Kategori Jumlah % Hasil Klasikal

1 3,1 – 4,0 10 Baik 0 0 28 siswa mencapai

nilai total 70, dengan rata-rata 2,5. Nilai kategori cukup baik 2 2,1 – 3,0 7.5 Cukup Baik 27 96,4

3 1,1 – 2,0 5 Kurang Baik 1 3,6

Jumlah 28 100

3. Intonasi

Tabel 9: Aspek Intonasi

No Skor Nilai Kategori Jumlah % Hasil Klasikal

1 3,1 - 4,0 10 Baik 13 46,4 28 siswa mencapai nilai total 69, dengan rata-rata 2,46. Nilai kategori baik 2 2,1 -3,0 7,5 Cukup Baik 15 53,6

3 1,1 – 2,0 5 Kurang Baik 0 0

Jumlah 28 100

4. Tempo

Tabel 10: Aspek Tempo

No Skor Nilai Kategori Jumlah % Hasil Klasikal

1 3,1 – 4,0 10 Baik 19 67,9 28 siswa mencapai nilai total 67, dengan rata- rata 2,39. Nilai kategori baik

2 2,1 – 3,0 7.5 Cukup Baik 9 32,1

3 1,1 – 2,0 5 Kurang Baik 0 0

Jumlah 28 100

(12)

12 Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra

5. Jeda

Tabel 11: Aspek Jeda

No Skor Nilai Kategori Jumlah % Hasil Klasikal

1 3,1 – 4,0 10 Baik 17 60,7 28 siswa mencapai nilai total 68, dengan rata-rata 2,42. Nilai kategori baik 2 2,1 – 3,0 7.5 Cukup Baik 10 35,7

3 1,1 – 2,0 5 Kurang Baik 1 5,6

Jumlah 28 100

6. Keruntutan

Tabel 12: Aspek Keruntutan

No Skor Nilai Kategori Jumlah % Hasil Klasikal

1 3,1 – 4,0 10 Baik 16 57,2 28 siswa mencapai nilai total 68, dengan rata-rata 2,4. Nilai kategori baik 2 2,1 – 3,0 7.5 Cukup Baik 10 35,7

3 1,1 – 2,0 5 Kurang Baik 2 7,1

Jumlah 28 100

Berdasarkan analisis hasil keterampilan membaca teks berita di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran dua siklus 2 menunjukan adanya peningkatan. Jumlah siswa yang meningkat menjadi 22 siswa dari total 28, dan yang belum mencapai KKM sejumlah 6 siswa. Penggunaan teknik pemodelan berbantuanan media audio visual membuktikan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca teks berita dan membantu siswa dalam pembelajaran.

V. SIMPULAN

Penggunaan media audio visual dalam hal ini video pembacaan berita pada pembelajaran membaca teks berita pada siswa kelas VIII MTs. Ma’arif Banjarsari Windusari dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran. Hasil tes menunjukkan peningkatan nilai dan juga minat siswa dari setiap pembelajaran baik siklus I maupun siklus II.

DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningrat, Purnama dan Hikmat Kusumaningrat. 2012. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: Rosdakarya.

Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Surakarta: Yuma Presindo.

(13)

Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra 13

Sumadirria, Haris. 2008. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung:

Rosdakarya.

Suprapto, Tommy. 2006. Berkarir di Bidang Broadcasting. Jogjakarta: Media Pressindo.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Gambar

Gambar 1. Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1: Aspek Volume
Tabel 4: Aspek Tempo
Tabel 7: Aspek Volume
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

juga memberikan pemahaman pada siswa tentang dunia kerja; (4) fasilitas lain selain sebagai tempat praktek dengan adanya kemampuan sekolah untuk memanfaatkan peralatan yang

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya klarifikasi dan negosiasi dan dengan berakhirnya masa sanggah, untuk itu kami mengundang Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan atau

Tabel 5.15, nilai signifikan diperoleh 0,000 lebih kecil dari 0,05, dari kedua cara tersebut maka hasil uji F pada penelitian ini disimpulkan bahwa variable Pekerjaan itu

Hambatan Eksternal Dalam Penegakan Hukum Terkait Bidan yang Emlakukan Tindak Pidana Penjualan Bayi

Melihat pada permasalahan diatas maka dilakukan penelitian mengenai “ Pengaruh Implementasi Kode Etik Profesi Terhadap Profesionalisme Guru Di Sekolah Laboratorium

Memimpin dan mengoordinasikan kegiatan Subbag Pendidikan serta melaksanakan urusan administrasi pendidikan dan memberi layanan di bidang pendidikan dan

b) Rumus nilai jumlah. Untuk menulis rumus selalu diawali dengan tanda = , tulis = kemudian pilih cells yang akan dijumlah dengan menkliknya lalu beri tanda +, lanjutkan hingga