• Tidak ada hasil yang ditemukan

EMULSI. Tim Dosen Teknologi Sediaan Farmasi 1 (Semi Solid)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EMULSI. Tim Dosen Teknologi Sediaan Farmasi 1 (Semi Solid)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

EMULSI

Tim Dosen Teknologi Sediaan Farmasi 1 (Semi Solid)

(2)

PENDAHULUAN

• Emulsi : (sistem dispersi) fase terdispersi berupa globul cairan berukuran kecil yang terdistribusi dalam fase pendispersi

• (Makro)emulsi : 1 – 20µm (rata- rata 5 µm)

• Mikroemulsi & Nanoemulsi :

0.001 to 0.1 µm

(3)

TIPE EMULSI

 Berdasarkan fase

M/A

A/M

M/A/M

A/M/A

 Cara pemberian

 oral

 topikal

 parenteral

 Alamiah

 Emulsa vera

 Emulsa spuria

 Bentuk fisik

 Cair; losion emulsi, linimen

Semisolid; krim, ointment emulsi

 Penampilan

 Jernih  mikroemulsi

 Keruh/opaque

makroemulsi

(4)

Tipe Emulsi Khusus

Emulsi Ganda

• w/o/w

– Dibuat emulsi w/o

– Ditambahkan ke fase air sehingga

terbentuk o/w

(5)

FASE LUAR DAN DALAM

• Fase dalam

– closepacked monodisperse

– closepacked non monodisperse – Non closepacked monodisperse

– Non closepacked - non monodisperse

Closepacked : susunan fase dalam rapat

Monodispers : ukuran partikel dalam homogen

m/a closepacked monodispers: fase dalam 74%

m/a closepacked non monodispers : fase dalam>74%

bagian

Hal ini tak terjadi pada emulsi a/m

Leal-Calderon, 2012

(6)

PROPERTIES

• Keuntungan

– Bentuk oral  rasa minyak dapat dieliminir – Topikal  mengurangi lengket dikulit (M/A) – Efek kerja  dapat dgn pelepasan perlahan

• Kekurangan

– Ketidakstabilan fisik (Creaming; Coalescense; Inversi fase), kimia, mikrobiologi

– Pengerjaan  teknik khusus

• Faktor penting

– Penurunan tegangan permukaan  emulgator – Proses pencampuran  suhu, waktu, kecepatan

pengadukan

(7)

Jenis Sediaan

 Specialized

Pharmaceutical emulsions

 Macroemulsions

 Multiple emulsions

 Microemulsions

 Vesicles

 Sistem penghantaran sediaan

 controlled release

 targeting of drugs to specific sites

 Macroemulsion

 Parenteral Emulsion

 Flurocarbon Emulsion

 Radiopaque Emulsion

 Water-in-Oil Emulsion

 Oral Emulsion

 Multiple emulsion

 Stability of Multiple Emulsion

 Drug Release

 Microemulsion

 Vesicles

 Methods of Liposome Preparation

 Liposomes of Drug Carriers

(8)

GOLONGAN EMULGATOR

A. Berdasarkan sifat dan mekanisme

 Bahan alami

Karbohidrat (PGA, tragakan, CMC, HPMC, Pectin)  o/w emulsion

Protein (Gelatin, Egg Yolk, Caesin)  o/w emulsion

Turunan Alkohol “BM tinggi” (o/w emulsion : Stearyl & Cetyl alcohol, Glyceryl mono stearate; w/o emulsion : Kolesterol)

 Zat padat terbagi halus (Bentonit, veegum) o/w emulsion

 Surfaktan/wetting agent

B. Berdasarkan pembentukan film antar permukaan

film monomolekuler; surfaktan

 film multi molekuler;aksia, tragakan, CMC

 film padatan antar permukaan; bentonit, veegum C. True emulsifiers dan ‘Quasi emulsifier’

(9)

TRUE & QUASI EMULGATOR

 True emulsifier (emulgator sejati)

 mekanisme kerja : mendispersikan fase dalam

 Contoh : akasia, surfaktan

 Quasi emulsifier (emulgator semu)

 mekanisme kerja : meningkatkan viskositas

 Contoh : tragakan, derivat selulosa (CMC, HPMC, tylose)

(10)

SURFAKTAN

Tujuan Penggunaan Surfaktan :

 Mempertinggi kelarutan efektif obat

 Meningkatkan efisiensi terapi

 Kontrol pelepasan obat

Facilitate control of drug uptake

 Minimalisasi degradasi obat

 Kontribusi mengurangi toksisitas obat

 New biopharmaceuticals: genomics and proteomics

zat yang dpt menurunkan tegangan antar permukaan dlm konsentrasi tertentu

(11)

PENGGOLONGAN SURFAKTAN

 ANIONIK :

 sabun : TEA stearat

(monovalen), Ca Palmitat (polivalen)

 ester as.sulfat; Na lauryl sulfat

 alkil sulfonat; Na dioktil sulfosuksinat

 KATIONIK  Benzalkonium khlorida

 AMFOTER  miranol

 NON IONIK

 Gugus hidrofil (H) dan lipofil (L)

 Hidrofil : glikol (PEG), gliserol, sorbitol, POE sorbitol

 Lipofil : asam lemak (C > 10);

laurat (10), miristat (12),

palmitat (14), stearat (16), oleat (monosaturated)

Konsep HLB

Efek struktur

Stabilitas rantai polyoxyethylene

 SPAN = sorbitol mono laurat

 TWEEN = POE Sorbitol monolaurat

(12)

HLB

• Angka yang menunjukkan perbandingan antara gugus lipofil dan hidrofil

• >HLB, semakin hidrofil

• HLB Campuran u/ jenis emulsi yang diinginkan

Griffin Scale

 EMULSIFIKASI

Tahap : bakal fase dalam didispersikan menjadi globul-globul kecil

 STABILISASI

Tahap : globul-globul kecil yang telah terbentuk dipertahankan dalam bentuk

(13)

TEORI EMULSIFIKASI

1. Teori Tegangan Permukaan (Surface Tension)

 Adhesi – kohesi –tegangan muka

 Interfacial Tension : Tegangan muka yang terdapat pada bidang batas antara 2 cairan yang tidak dapat campur (Tegangan antar muka)

 Semakin tinggi interfacial tension, kedua cairan tersebut semakin susah bercampur

 Emulgator, menurunkan/menghilangkan nilai interfacial tension sehingga kedua zat akan mudah bercampur

(14)

 Setiap molekul

emulgator dibagi 2

kelompok : Hidrofilik dan lipofilik

 Masing2 kelompok

bergabung dengan zat cair yang disukai

sehingga terbentuk keseimbangan fase

2. Teori Pasak pada permukaan (Oriented Wedge)

TEORI

EMULSIFIKASI

(15)

3. Teori Interparsial Film

 Emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak sehigga

terbentuk lapisan film yang

membungkus partikel fase dispers

 pada antar permukaan  terbentuk lapisan sedemikian kuat  emulsi yang terbentuk semakin stabil

 pembentukan lapisan tergantung kelompok emulgator

TEORI EMULSIFIKASI

Teori Bancroft :

 Fase yang dapat melarutkan

emulgator 

merupakan fase

luar

(16)

4. Teori Electric Double Layer

• Tiap-tiap partikel dispers diselimuti oleh muatan listrik yang berlawanan sehingga antar partikel dispers tidak dapat bergabung krn adanya

kesamaan muatan listrik

TEORI

EMULSIFIKASI

(17)

KETIDAKSTABILAN EMULSI

1. Creaming

 Terpisahnya emulsi menjadi 2 bagian

 akibat perbedaan konsentrasi fase dalam

 Bersifat reversible

Hukum Stoke’s : V = d

2

2

1

) / 18η g

V = kecepatan creaming d = diameter partikel

ρ21 = selisih bobot jenis fase dalam dan fase luar

g = kec,gravitasi η = viskositas

Piacentini, 2016

(18)

 Pecah/rusaknya lapisan film fase dispers sehingga butiran zat dispers akan menyatu

 Jika berlanjut  emulsi mengalami cracking/breaking (pemisahan total menjadi lapisan air/minyak)

 Bersifat irreversible

 Dipengaruhi oleh :

Peristiwa kimia : alkohol, pH, CaO/CaCl

2

eksikatus

Peristiwa fisika : pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan

KETIDAKSTABILAN

EMULSI

2. Koalesen & Cracking

(19)

Increase internal concentration Increase viscosity up to a certain point.

Viscosity will decrease after that point.

At this point the emulsion has undergone inversion i.e. it has changed from an o/w to a w/o, or vice versa.

In practice, emulsions may be prepared without inversion with as much as about 75% of the vol. of the product being internal phase.

 Perubahan tipe emulsi w/o menjadi o/w atau sebaliknya

 irrversible

The relative volume of internal and external

phases of an emulsion is important.

KETIDAKSTABILAN EMULSI 3. Inversi Fase

Perazzo et al, 2015

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat, rahmat, dan ridho-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Landasan Program Perencanaan dan

Dengan kondisi obyektif manusia Indonesia, masyarakat dan bangsa Indonesia saat ini, yang merupakan hasil dari disain peradaban berabad-abad lamanya: tidak mungkin kita

"ada kasus kedua akan dianalisis :BA untuk pengembangan ruang !I" yang ada di Rumah Sakit Haru Biru. Berikut adalah 5$nt$h kasus penghitungan :BA di pengembangan ruang

Metode belajar kumon adalah metode belajar perseorangan yang menggali potensi setiap individu siswa dan mengembangkan kemampuannya secara maksimal, dimana siswa mulai

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan makna denotasi, konotasi, dan mitos tentang kekerasan verbal yang terdapat dalam tayangan sinetron ‘Orang

Sebagaimana yang dikatakan Arikunto (2010:150) bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

Setelah dilakukan uji sampel dengan menggunakan larutan ekstrak (sari) kulit buah naga merah, kelima sampel tersebut yaitu sampel 1, 2, 3, 4, dan 5 menunjukkan tidak

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan observasi partisipasif yang dilakukan dengan informan, hasilnya bahwa Tujuan Pemberian Reward adalah suatu landasan dalam