BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Sayur 2.1.1. Definisi Sayur
Sayur adalah makanan yang menjadi momok bagi seseorang yang tidak menyukainya terutama bagi anak-anak. Sayur sangat dibutuhkan pada tubuh karena di dalam sayur terdapat banyak sumber vitamin dan mineral yang sangat membantu untuk proses pertumbuhan anak (Mohammad & Madanijah, 2015).
Pada anak usia sekolah anak ia lebih suka makan makanan yang hanya ia sukai atau makanan favoritnya yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubunhya. Disinilah peran orang tua yang sangat dibutuhkan oleh anak karena orang tua merupakan orang yang sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan anak. Tanpa adanya dukungan atau dorongan dari orang tua untuk meningkatkan kualitas makan anak maka, pada akhirnya anak tidak terbiasa dan menjadi anti pada sayur tersebut.
Sayur juga merupakan makanan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan. Sayur juga mengandung serat yang berguna untuk memperlancar proses defekasi (BAB) bagi tubuh sehingga proses metabolisme dapat tercerna dengan lancar. Warna pada sayur-sayuran memang tidak menarik terutama bagi anak-anak yang memang tidak suka mengonsumsi sayur.Akan tetapi dengan warna sayur yang tidak menarik perhatian itu menandakan bahwa sayur banyak mengandung vitamin yang berguna untuk pembentukan jaringan tubuh dan memperkuat fungsi organ (Nurjanah & Ihsan, 2013).
2.1.2. Kandungan Sayur
Menurut (Hamidah, 2015) kandungan yang ada pada sayuran antara lain sebagai berikut :
1. Kandungan karbohidrat
Karbohidrat adalah merupakan sumber energi dalam tubuh yang
menjadikan tubuh kita kuat sepanjang hari.Karbohidrat yang terkandung di dalam
makanan adalah amilum atau pati yaitu polisakarida yang dibuat dari tumbuhan
dengan cara fotosintesa (Firani, 2017). Karbohidrat di dalam sayur juga merupakan sumber utama dalam tubuh selain protein dan lemak.Pada sayur yang mengandung karbohidrat antara lain yaitu : kacang-kacangan dan sayuran yang berwarna hijau gelap seperti bayam, sawi dan brokoli.
2. Kandungan protein pada sayur
Protein adalah sesuatu jaringan panjang yang terdiri dari beberapa molekul asam amino sehingga saling terikat. Protein tidak kalah penting fungsinya dengan karbohidrat di dalam tubuh karena sebagian besar jaringan dan sel tubuh manusia terbentuk dari protein antara lain jaringan otot organ dalam tubuh, persendian, tulang, kulit, rambut dan darah. Pada manusia normal hampir 20% dari berat badannya merupakan unsur dari protein, oleh karena itu protein juga sangat penting bagi proses pertumbuhan. Protein berlangsung prosesnya sampai manusia mati (Lau, 2013).Sayur yang mengandug protein adalah sayuran hijau, kacang- kacangan dan polong-polongan.
3. Zat yang terkandung dalam sayur
Zat pertama yang terkandung dalam sayur-sayuran adalah klorofil yang memberi warna hijau pada sayur.Selain itu di dalam klorofil juga mengandung antioksidan, anti penuaan dan anti kanker serta sebagai pembersih alamiah atau membantu mengeluarkan racun.Zat kedua yang terkadung dalam sayur-sayuran adalah karetonoid yaitu adalah yang memberikan warna merah, jingga dan kuning pada sayur.Karetonoid juga mengandung precursor vitamin A yang berfungsi untuk melawan sel kanker, penyakit jantung, mengurangi penyakit mata, antioksidan dan pengatur pada sistem imun tubuh. Kandungan gizi yang ada di dalam sayur dapat berubah kualitas dan kuantitasnya tergantung dengan pasca panen dan cara pengolahannya (Iriyani & Nugrahani, 2014).
2.1.3. Manfaat Sayur
Menurut (Hamidah, 2015) ada beberapa manfaat sayur sebagai berikut : 1. Sayur sebagai sumber vitamin
Vitamin adalah senyawa organik tidak termasuk karbohidrat, protein dan lemak yang berfungsi untuk menjadi bahan pelengkap pada proses pertumbuhan.
Vitamin tidak dapat langsung banyak diproduksi oleh tubuh tanpa diperoleh dari
makanan.Karena kurangnya seseorang bahkan tidak konsumsi vitamin dalam jangka waktu yang panjang. Ada 2 jenis macam vitamin dan fungsinya yaitu : a) Vitamin yang larut dalam air :
Jenis Fungsi Sumber
Vitamin C Antioksidan, membentuk kolagen dan sistem imun tubuh
Brokoli, kentang, tomat, jeruk, stroberi, kiwi
Thiamin B1 Membentuk metabolisme pertumbuhan dan energi
Biji bung, kacang, kedelai, gandum, tepung
Ribovlavin B2
Membentuk metabolisme pertumbuhan dan energi
Susu, daging, beras tumbuk, telur
Niacin B3 Membentuk metabolisme pertumbuhan dan energi
Daging, ayam, ikan, beras tumbuk, susu, telur
Vitamin B6 Metabolisme dari protein, membentuk sel darah merah, sel darah putih dan syaraf
Daging, ikan, pisang,kentang, sayuran hijau
Folat Bagian dari co enzym utuk menghubungkan syaraf pada otak
Sayuran hijau, kacang, beras, jeruk
Vitamin B12 Untuk kesehatan tulang Daging, telur, susu, ikan kerang
Asam pantetonat (B5)
Untuk membangun metabolisme energi Brokoli, wortel, kubis
Biotin Membangun metabolisme energi, lemak dan protein
Ubi jalar, kuning telur, kacang-kacangan keju Cholin Sebagai sintesis syaraf penghubung Susu, telur, kacang
b) Vitamin yang larut dalam lemak :
Jenis Fungsi Sumber
Vitamin A Kesehatan mata, pertumbuhan dan kesehatan tulang dan gigi, kulit dan sitem imun
Hati, susu, sayuran hijau, telur, jeruk
Vitamin D Membangun pertumbuhan ulang dan gigi, menjaga tigkat kalsium dalam darah
Susu, minyak ikan, kuning telur, sinar matahari
Vitamin E Antioksidan dalam sel darah merah, paru- paru dan otak. Membangun pertumbuhan tulang dan gigi
Minyak sayur, margarin, kacang, roti atau cereal yang berasal dari gandum utuh Vitamin K Kesehatan tulang dan pembeku darah Hati, sayuran hijau, minyak
sayur, brokoli
2. Sayur sebagai sumber serat
Menurut (Hamidah, 2015) Serat merupakan suatu komponen dalam tuuh
yang tidak dapat dicerna oleh enzym, artinya enzym tidak dapat menguraikan
serat menjadi bahan yang mudah diserap yang memberikan keuntugan bagi
manusia :
a). Serat menjadikan makanan menjadi rendah kalori yang merupakan adanya kandungan rendah kalori di dalam serat.
b). Bisa mejadikan menu makanan penurunan berat badan. Setelah mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup biasaya seseorang tidak mudah untuk menjadi lapar lagi atau mengonsumsi makanan yang lainnya.
c) Serat dapat mengikat glukosa di dalam usus yang pada artinya serat memiliki fungsi memberi efek hipoglemik yaitu membantu menurunkan kadar gula darah yang berlebih pada tubuh.
d) Mengonsumsi serat yang tinggi dapat membantu mengeluarkan lemak dan
kolestrol dalam tubuh melalui feses, sehingga hal ini dapat membantu
seseorang dengan konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan
kolestrol berlebih.
2.2. Konsep Orangtua 2.2.1. Definisi Orangtua
Orangtua adalahterdiri dari ayah dan ibu yang disatukan melalui ikatan pernikahan dan menghasilkan sebuah keluarga. Orangtua sendiri adalah sosok figur yang sangat berpengaruh dalam proses pembentukan kepribadian anak.
Orangtua berperan dalam memantau dan membimbing anak dalam perkembangan ke arah yang baik dan benar.Pada pembentukan kepribadian anak menjadi baik ialah dari orang tua yang peduli dan dari keutuhan keluarga. Kondisi keluarga yang kurang harmonis dan kurang kasih sayang dari orang tua atau kurang lengkapnya orangtuaakan menghambat dalam proses pembentukan kepribadian anak seacara baik dan sempurna (Setianingsih, Tarma, & Yulastri, 2015).
2.2.2. Peran Orangtua dalam perkembangan dan pemenuhan nutrisi anak Dalam proses perkembangan anak orangtua berperan sangat penting di dalamnya. Dengan berinteraksi dengan anak dan memberikan feed back yang baik, mendukung kegiatan yang ingin dilakukan anak atau disukai anak sesuai dengan umur yang bersifat positif dan bahkan memberikan manfaat. Oragtua juga bisa memberikan sebuah penghargaan untuk anak yang sudah melakukan sesuatu yang baik, memberikan pelukan bahkan dengan menyanyi, mendongeng, belaian.
Dengan itu tumbuh perkembangan anak akan menjadi baik karena orangtua mampu memberikan peran yang baik di dalamnya (Republik Indonesia, 2014).
Keluarga adalah terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal seatap dan memiliki ikatan emosional. Keluarga yang memilik anak dengan usia sekolah memiliki peranan penting untuk membantu anak bersosialisasi pada lingkungan dalam rumah maupun luar rumah, sekolah dan membantu aak untuk mencapai perkembangan yang diharapkan. Orangtua berpengaruh besar dalam perkembangan psikososial anak dengan melihat yang pada akhirnya meniru perilaku orangtua dalam jangka waktu tertentu.
Peran orangtua dalam psikososial anak dengan melibatkan anak itu sendiri
didalamnya, contohnya dalam kegiatan sehari-hari (membersihkan kamar tidur,
menyapu, membantu ibu memasak, dll). Pada hal ini orangtua memberikan pujian,
orangtua tidak menuntut berbagai macam hal yang diluar batas kemampuan anak atau menerima anak apa adanya. Peran orangtua dalam psikososial anak sangat penting, karena pada masa ini anak akan berusaha sekuat tenaganya untuk menigkatkan kemampuannya dalam bidang prestasi belajar maupun kegiatan yang disukainya untuk menghasilkan suatu karya berdasarkan dengan tingkat kemampuannya yang membuat anak merasa bangga terhadap dirinya sendiri (Irmilia, Herlina, & Hasneli, Hubungan Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah, 2015).
Peran orangtua terutama ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak yaitu antara lain dengan dukungan dan dorongan dari orang tua (ibu sebagai edukator) disini anak menjadi lebih mudah untuk menerima apa yang tidak ia sukai contohnya dengan mengonsumsi sayur. Pada anak usia sekolah pastinya ia lebih dekat dengan ibu, oleh karena itu peranan ibu menjadi penting untuk menentukan apa yang harus dimakan oleh anak (Khodijah, 2016). Peran ibu yang lain yaitu dengan ibu selalu menyediakan makanan (ibu sebagai inisiator) yang sehat dan layak dikonsumsi oleh anak terutama sayur. Karena dengan tidak tersedianya makanan sehat dirumah maka anak tidak akan bisa mengonsminya (Putri & Sri, 2017). Dengan membiasakan anak makan sayur dari umur bayi sampai dewasa, maka anak akan menyukai sayur dari waktu ke waktu. Meskipun anak tetap menolak untuk mengonsumsi sayur, maka orang tua harus tetap membiasakan anak untuk memakannya meskipun sedikit tetapi sering.
2.2.3. Hambatan Orangtua dalam pemenuhan kebutuhan sayur pada anak
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang cukup pada anak sangat penting untuk
perkembangan dan pembentukan fungsi tubuh.Pemberian makan yang dilakukan
orangtua kepada anak sangat berpengaruh untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi
anak.Orangtua bertanggung jawab pemenuhan nutrisi yang diberikan ke anak
untuk proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebanyakan orangtua cenderung
membiarkan anak memakan makanan yang ia sukai tanpa melihat apakah baik
bagi kesehatan anak atau tidak. Orangtua tidak menentukan makanan apa yang
harus dikonsumsi anak melainkan menuruti keinginan anak (Purnama,
Lusmilasari, & Julia, 2015).
Kurangnya pengetahuan ibu juga merupakan hambatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak. Karena pada usia anak sekolah anak hanya ingi memakan makanan yang ia sukai tanpa memikirkan apakah baik bagi tubuh dan kesehatannya atau tidak. Tingkat pengetahuan ibu disini menjadikan pengaruh yang besar terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak, pada ibu yang tidak mengerti sama sekali pentingnya sayur pada anak maka akan menjadikan anak mengonsumsi makanan sembarangan dan tanpa larangan dari orangtuanya.
Berbeda dengan ibu yang memiliki pengetahuan luas tentang pentingnya sayur bagi anak, ibu akan terus memantau anak dalam makanan yang dikonsumsinya karena pengetahuan ibu tentang pemenuhan nutrisi pada anak memang sangat diperlukan untuk membangun pola makan yang sehat (Khodijah, 2016).
Pada dasarnya sayur merupakan salah satu komponen yang paling penting bagi tubuh. Namun masih banyak masyarakat terutama pada usia sekolah atau anak-anak yang enggan mengosumsinya. Beberapa alasan yang dapat dikatakan oleh anak-anak mengenai ketidaksukaan mereka mengonsumsi sayur yaitu adalah rasanya yang pahit serta warnanya yang kurang menarik karena hanya berwarna hijau (Tri, Etisa, & Deny, 2018).
2.2.4. Upaya Orangtua dalam memenuhi kebutuhan sayur pada anak
Ketersediaan sayuran dirumah menjadikan peluang yang besar untuk dikonsumsinya. Jika sayuran tidak disediakan sama sekali dirumah, maka sayuran tersebut tidak akan dapat dikonsumsi dan membatasi pada konsumsi anak terhadap sayur. Kebalikannya, jika dirumah menyediakan sayuran maka anak bisa mengonsumsinya dan orangtua akan bisa memantau konsumsi sayur pada anak (Candrawati, Wiarsih, & Sukihananto, 2014).
Pada permasalahan anak yang memang tidak biasa bahkan tidak suka
mengosumsi sayur sangat dibutuhkan untuk orang tua terutama ibu yang memiliki
daya kreatifitas tinggi. Untuk menghadapi anak yang tidak suka mengonsumsi
sayur dengan alasan bosan warnanya yang kurang menarik perhatian.Menurut
(Muaris, 2014) berikut adalah upaya orangtua dalam menghadapi anak yang tidak
suka mengonsumsi sayur :
a) Mengajak anak ke pasar atau swalayan untuk memilih sayuran yang paling disukai dengan itu ibu bisa membuat menu menarik dengan menambahkan sayuran yang sudah dipilih anak.
b) Menyajikan makanan yang berwarna warni dengan mengkombinasikan makanan kesukaan atau makanan yang paling favorit anak sehingga pada akhirnya anak memiliki rasa berkeinginan untuk mencoba.
c) Selalu mencari resep terbaru untuk membuat makanan menarik lainnya dengan menghias makanannya semenarik mungkin sehingga anak juga tidak merasa bosan dengan makanan yang biasa disediakan.
(Putri & Sri, 2017) mengatakan bahwa ibu berperan penting dalam semua aspek yang berkaitan dengan kesehatan keluarga termasuk dalam pengaturan makan keluarga. Ibu juga bertindak sebagai educator, fasilitator dan motivator dalam mencegah dan menangani berbagai masalah kesehatan keluarga.
Menurut (Novita, 2017) orang tua sering memberikan makanan siap saji (junk food) daripada anaknya tidak mau makan apa-apa, daripada perutnya kosong, daripada anaknya kelaparan. Masa anak merupakan tahap di mana anak-anak ingin mengembangkan kebebasannya. Maka dari itu anak perlu diberikan pengenala terhadap sayur supaya anak bisa terbiasa dengan rasanya. Hal ini sering terjadi pada anak yang tidak suka mengkonsumsi sayur ibu memiliki pemikiran anaknya kekurangan gizi, maka dari itu prang tua memberikan vitamin dan suplemen tambahan karena dibutuhkan untuk pertumbuhanya.
2.3. Konsep Anak Usia Sekolah 2.3.1. Definisi Anak
Anak adalah titipan Allah SWT yang diberikan kepada orang tua agar
selalu dijaga dan diberi kasih sayang. Anak juga dapat diartikan sebagai seseorang
yang masih berada pada umur kurang dari 21 tahun dan belum mampu untuk
hidup sendiri. Pada anak usia sekolah perubahan pola makan menjadi salah satu
kurang tercukupimya gizi pada anak karena ia lebih sering bermain dengan teman
sebayanya sehingga sering melewatkan makan (Damayanti, 2011). Anak usia
sekolah lebih cenderung lebih terpengarruh oleh teman seusianya.
Pada anak usia sekolah anak mencoba untuk melakukan beberapa hal, diantaranya pada tahun pertama anak berada pada masa belajar secara individu yang disebut dengan fase oral (mulut) karena merupakan sumber kenikmatan dan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun ke 2 anak mencoba untuk berjalan dan pembiasaan untuk kebersihan yang mampu untuk mengendalikan dorongan yang datang dari dalam dirinya sendiri (Ariani, 2017).
2.3.2. Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah
Masa perkembangan anak mulai usia 10-14 tahun terbagi menjadi 3 tahapan yaitu, masa anak, masa pra sekolah dan menjelang remaja. Pada tahap perkembangan anak usia sekolah ini ditandai dengan terjadinya perkembangan psikososial yang memerlukan stimulus dan rangsangan tertentu untuk berkembang secara optimal. Perkembangan psikososial pada anak usia sekolah antara lain mengerjakan tugas sekolah yang diberikan, senang bermain dan beraktifitas, senang berkelompok serta ikut berperan dalam kelompoknya.
Pada tahap perkembangan anak usia sekolah anak kebanyakan sudah memilih makanan yang akan dikonsumsinya. Asupan antara anak laki-laki dengan perempuan berbeda bisa dilihat mulai mereka mengijak usia 12 tahun. Anak laki- laki cenderung banyak mengkonsumsi makanan sehingga asupan zat gizinya lebih banyak daripada aak perempuan (Irmilia, Herlina, & Hasneli, 2015).
2.3.3. Kebutuhan Nutrisi Pada Anak
Menurut (Ariani, 2017) kebutuhan gizi pada anak sekolah antara lain : a) Energi
Kebutuhan energi pada anak ditentukan oleh dari beberapa faktor, yaitu metabolism basal, umur, aktivitas fisik, suhu lingkungan dan kesehatannya.Zat-zat yang terkandung dalam energi disebut makronutrien yang di dalamnya terdapat karbohidrat, protein dan lemak.
b) Protein
Jumlah protein pada tubuh dikatakan adekuat ketika semua makanan yang
mengandung protein dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Maka protein
yang diberikan harus berkualitas tinggi seperti tahu, tempe, ikan, daging,
kacang hijau, kacang olong, dll.
c) Mineral dan vitamin
Zat yang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh.Beberapa sumber vitamin dan mineral yang mengandung kalsium dan fosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi. Contohnya seperti susu sapi karena mengandung vitamin A dan B kompleks.
d) Cairan
Pada anak normal jumlah cairan dalam tubuh memerlukan sekitar 1000- 1500ml/ hari.Dalam keadaan sakit yang menyebabkan kekurangan cairan maka sangat diperlukan untuk meningkatkan jumlah cairan supaya keadaan anak tidak semakin memburuk.
Menurut (Niati Puspamika & Sutiari, 2015) sebanyak 80%
penduduk Indonesia asupan serat ≤15 gr/hari/orang. Konsumsi serat di Pulau Jawa dengan rentan usia 7-9 tahun adalah sebanyak 5,7 gram dan usia 10-12 tahun sebesar 6.02 gram. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, menunjukkan bahwa prevalensi nasional konsumsi serat pada usia 10-14 tahun masih kurang dari 5 porsi per hari dihitung selama 7 hari dalam seminggu.
2.3.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi Anak
Menurut (Ariani, 2017) faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi anak sebagai berikut :
a) Anak cenderung memilih milih makanan yang ia sukai dan akan dimakan secara terus menerus tanpa tau kadar gizinya. Pada orangtua yang tidak memberikan petunjuk kepada anak mana saja makanan yang baik dikonsumsi dan tidak anak akan mudah terserang penyakit.
b) Kebiasaan jajan yang dilakukan anak-anak sangat berpengaruh pada kesehatannya terutama pada makanan yang mengandung banyak bahan pengawet, pewarna dan makanan instan.
c) Terlalu lelah bermain di lingkungan rumah maupun di sekolah membuat
anak lupa akan makan sehingga sesampainya dirumah anak tersebut
langsung beristirahat dan melupakan makan.
2.3.5. Pola dan Menu Makanan Untuk Anak Usia Sekolah
Pola dan menu makanan pada anak usia sekolah harus tetap diperhatikan dan dipertahankan karena meningat pada anak usia sekolah masih dalam masa pertumbuhan. Kebutuhan energi pada anak usia 10-12 tahun laki-laki sekitar 200 kkal dan perempuan sekitar 1900 kkal tergantung dengan berat badan, usia dan aktivitas fisik. Menu makanan pada anak usia sekolah sebaiknya terdiri dari laukpauk, sayur, buah dan susu karena pada makanan tersebut mengandung zat makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tubuh (Istiany & Rusilanti, Gizi Terapan, 2013).
Menurut (Istiany & Rusilanti, 2013) pada anak usia 10-12 tahun kebutuhan nutrisinya dibedakan berdasarkan jenis kelamin anak. Pada anak laki- laki karena lebih banyak melakukan aktivitas sehingga memerlukan energi yang lebih banyak pula. Berbeda dengan anak perempuan karena mengalami haid/
menstruasi maka asupan makanan yang diperlukan lebih banyak yang mengandung zat besi dan protein. Berikut adalah menu makanan dari anak usia sekolah :
Makan pagi Makan siang Makan malam
1) Nasi, nugget ayam (campur degan sayuran, contoh : brokoli) 2) Roti isi dengan sayuran
(sandwich)
3) Susu stoberi/ coklat 4) Sari dari buah-buahan,
contoh : sari jeruk, apel
1) Nasi putih, bola daging saus tiram
2) Tahu goring dengan isi sayuran
3) Mie ayam jamur 4) Cah bayam/kangkung
udang
5) Buah-buahan : manga, pepaya
1) Nasi putih, cah
bayam/kangkung udang 2) Buah-buahan :
semangka, melon