• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu

diantaranya melalui jaringan internet. Internet memiliki banyak fasilitas yang telah digunakan dalam berbagai bidang, seperti militer, media massa, bisnis, dan juga untuk pendidikan (Purbo dalam Hidayat, 2010).

Pada lembaga pendidikan, yaitu perguruan tinggi, sudah mulai merintis dan mengembangkan model pembelajaran berbasis internet untuk mendukung sistem pendidikan konvensional. Dalam paradigma sistem pendidikan yang semula berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap muka, kini mulai beralih menjadi sistem pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dengan sentuhan dunia teknologi informasi khususnya dunia cyber (maya). Sistem pendidikan yang berbasis dunia cyber, jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elekronika (Munir, 2008).

Di Indonesia pemanfaatan teknologi internet dimulai sekitar tahun 1961 ketika Indointernet atau pusat pelayanan internet di indonesia membuka jasa layanan internet. Kemudian tahun 1997-an mulai berkembang pesat, namun harus

(2)

diakui bahwa kini pemanfaatan teknologi ini masih didominasi oleh lembaga seperti perbankan, perdagangan, media massa, atau kalangan industri. Jika melihat potensinya, dalam waktu mendatang mungkin saja lembaga pendidikan akan mendominasinya. Pemanfatan teknologi internet untuk pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai sejak dibentuknya telematika tahun 1995 (Munir, 2008).

Pemanfaatan internet untuk pendidikan ini tidak hanya untuk pendidikan jarak jauh, akan tetapi juga dikembangkan dalam sistem pendidikan konvensional.

Kini sudah banyak lembaga pendidikan terutama perguruan tinggi yang sudah mulai merintis dan mengembangkan model pembelajaran berbasis internet dalam mendukung sistem pendidikan konvensional. E-learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning, namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. e-learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning, jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika.

Pelaksanaan e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya (Rahmawati,dalam Soekartawi, 2003).

Salah satu universitas di Indonesia ini yang sudah menggunakan e- learning adalah Universitas Sumatera Utara (USU). USU mengembangkan bahan ajar berbasis digital guna menciptakan proses belajar yang efisien, efektif, dan kondusif. Konsep pembelajaran e-learning ini sudah dijalankan sejak tahun 2009

(3)

di USU, hanya saja masih banyak dosen yang belum memanfaatkan fasilitas e- learning ini, bahkan tidak sampai 10% dosen yang memakai e-learning

Aktifitas-aktifitas di dalam e-learning ini dapat dilihat dari fenomena di bawah ini yang terjadi di USU. Berdasarkan hasil dari wawancara yang lakukan peneliti terhadap seorang pegawai pusat informasi USU yaitu dengan Ibu Rini di bagian e-learning .

“ kalau e-learning di USU telah mengelola fasilitas dengan koleksi sebanyak 977 mata kuliah, dengan jumlah fakultas yang ada di USU sebanyak 13 fakultas yaitu fakultas kedokteran, hukum, pertanian, teknik, ekonomi,kedokteran gigi, ilmu budaya, matematika dan ilmu pengeahuan alam, ilmu sosial dan ilmu politik, kesehatan masyarakat, keperawatan, psikologi dan farmasi. Didalam proses pembelajaran e-learning ini semua dosen di lingkungan USU diharapkan agar dapat mengirimkan semua materi perkuliahan ke Pusat Sistem Informasi USU untuk dimuat dalam situs USU e-learning. Bahan kuliah yang dikirimkan adalah bahan bahan kuliah penuh atau handout dalam bentuk slide-slide perkuliahan yang disajikan dalam bentuk bahasa Indonesia atau bahasa inggris. Bahan yang dikrim dalam bentuk softcopy, dan untuk pemeliharaan konten tersebut, setiap dosen dapat melakukan update setiap saat dengan login ke USU e- learning menggunakan username dan password portal Akademik.

(Komunikasi personal, 9 Mei 2011 ).

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa di USU telah mulai melakukan pengembangan search engine dalam sistem e-learning. Pemaparan di atas juga menjelaskan kalau peran pengajar harus memiliki kemauan untuk memanfaatkan teknologi informasi komputer ini, karena aplikasi ini bersifat pragmatis yang memerlukan dukungan infrastruktur dan superstruktur yang terkait dengan lembaga pendidikan pengajar dan pendidik.

Fasilitas-fasilitas media pembelajaran atau e-learning yang dimiliki media pembelajaran adalah: e-mail, telnet, internet relay chat, news groups, Mailing List (milis), File Transfer Protocol (FTP ), dan World Wide Web (WWW) (Purbo, dalam Tafiardi, 2005). Proses pembelajaran di USU hanya menggunakan

(4)

beberapa fasilitas yang ada di dalam proses pembelajaran e-learning. Hal ini dapat lihat dari hasil wawancara yang lakukan peneliti kepada beberapa mahasiswa USU.

" e-learning di usu ini murni dikatakan e-learning kak, karena sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka.

Fungsinya saling melengkapi. Disini pengajar bisa memberikan petunjuk pada mahasiswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. kami juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.karena kami pun mengirim tugas tugas kuliah dari email kadang kadang saja, kalau dosen sibuk dan pergi keluar kota.

Yaaa…..paling paling cari cari bahan bahan kuliah dari internet, kayak cari jurnal atau bahan bahan lainnya mbak. Dan kami juga sekali kali ada disuruh dosen untuk mengunduh bahan bahan kuliah tambahan dari dosen, tapi kami sering kok masuk kuliah seperti biasanya dan kami masih ujian seperti biasa dikelas”

(Komunikasi personal, 11 Mei 2011).

Berdasarkan wawancara di atas menunjukan proses pembelajaran e- learning masih memadukan proses pembelajaran konvensional dengan proses

pembelajaran dengan menggunakan internet. Berbagai fasilitas dalam proses pembelajaran e-learning yang dapat diakses oleh peserta didik secara mandiri untuk keperluan pembelajaran karena didalamnya memuat pembelajaran, sumber daya web, informasi lain mengenai akademik (Munir, 2008).

Pengaplikasian e-learning terhadap peserta didik sudah tergolong baik karena tingkat motivasi belajar mahasiswa termasuk dalam kualifikasi tinggi, dan menjelaskan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pengaplikasian e- Learning dengan motivasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara

peneliti kepada beberapa mahasiswa USU berhubungan dengan motivasi belajar mahasiswa terhadap proses pembelajaran e-learning.

" Kalau proses belajar e-learning ini kak biasa buat kita lebih mandiri dalam mengerjakan tugas tugas kuliah dan lebih efektif serta efisien saja,

(5)

karena kita tinggal enak saja buat mengunduh bahan kuliah yang disiapkan dosen dari portal dan kita enak enak saja buat cari cari bahan kuliah dari google, dan kalau ada tugas kita kirim aja ke email dosen kak, kan gampang kak, tidak ribet.gitu kak” tapi terkadang kami sambil buka facebook dan game kak…hehee..hehehe. ya….namanya juga mahasiswa kak gak bias lepas dari facebook, twitter atau game.

(Komunikasi personal, 11 Mei 2011).

Berdasarkan dari wawancara dan hasil dari angket yang disebarkan peneliti bahwa e-learning yang sudah mulai dilakukan di USU ini mendorong mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah karena lebih efektif dan efisien dan mahasiswa juga lebih mandiri untuk menopang kognisi dan perilaku mereka untuk mencapai tujuan belajar mereka. Hal ini disebut dengan motivasi belajar, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku.

Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Di dalam motivasi belajar terdapat dua aspek aspek yaitu: motivasi instrinsik yang melibatkan motivasi internal untuk melakukan sesuatu untuk karena keinginan sendiri yang berdasarkan penentuan diri dan pilihan personal, dan motivasi ekstrinsik melakukan sesuatu untuk mendapatkan untuk mencapai tujuan yang dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman (Santrock, 2007).

Motivasi menyangkut proses yang terlibat dalam pemunculan awal satu intensi atau tujuan dan motivasi sangat mempengaruhi sukses atau tidaknya seseorang dalam melakukan sesuatu, serta berfungsi sebagai pendorong individu untuk memulai maupun meneruskan kegiatannya. E-learning sebagai suatu aktivitas yang menuntut para pelajar untuk memiliki motivasi yang kuat apabila ingin sukses dalam proses pembelajaran yang diikutinya. Terlebih lagi sistem e- learning adalah sistem yang menuntut usaha dari individu, sehingga motivasi diri

(6)

haruslah kuat dan datang dari individu tersebut (Albert & Mulyadi, 2009). Dari segi proses belajarnya sendiri, diperlukan motivasi yang kuat dari seorang peserta didik untuk menyelesaikan proses belajar melalui media ini. Karena dalam sistem ini, proses belajar akan dipusatkan pada kemandirian dari seorang peserta didik, dan dosen pada akhirnya akan bertindak sebagai fasilitator saja yang memandu peserta didik untuk mengkontruksi informasi-informasi yang diketahui oleh muridnya menjadi sebuah pengetahuan. Jadi sebaiknya hubungan penggunaan media ini dengan tingkat kemandirian peserta didik dapat diperhatikan, sehingga memudahkan untuk menentukan level pendidikan seperti apa sistem belajar jarak jauh ini diterapkan.

Menurut Hidayat, (2007) mengatakan bahwa penggunaan e-learning dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa sehingga menumbuhkan semangat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan mampu mendorong peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi dapat dipandang sebagai pendorong dalam belajar dan belum sampai pada self regulated learning, yaitu sebuah energi yang membuat peserta didik berusaha secara persisten dengan menggunakan berbagai strategi belajar untuk meregulasi dirinya mencapai tujuan yang ditetapkan (Wahyono, 2010). Apabila seorang peserta didik mengaktifkan dan menopang kognisi, perilaku, dan perasaannya yang secara sistematis berorientasi pada pencapaian suatu tujuan dan ketika tujuan tersebut meliputi pengetahuan, maka peserta didik memiliki self-regulated learning (Zimmerman, dalam Woolfolk, 2004).

(7)

Bekal yang dibutuhkan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan proses belajarnya adalah dengan memiliki kemampuan dan keterampilan untuk mengatur kegiatan belajar, mengontrol perilaku belajar, dan mengetahui tujuan, arah, serta sumber-sumber yang mendukung untuk belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti kepada beberapa mahasiswa USU berhubungan dengan regulasi diri mahasiswa terhadap proses pembelajaran e- learning dan proses pembelajaran konvensional.

" kami diberi tugas-tugas kuliah dengan cara searching bahan-bahan kuliah yang berhubungan dengan materi kuliah dari internet, mengumpul tugas dengan tepat waktu, masukan tugas-tugas kuliah kedalam blog dosen, dan masih banyak lagi kak, sehingga kami jadi lebih aktif dan inovatif kak.Dan kami juga terkadang mengirim tugas kuliah kedalam email dosen kak,disini kami jadi lebih aktif dan mandiri loh kak.

Terkadang kami juga mengumpulkan tugas secara manual kak,seperti biasa belajar konvensional, cari bahan kuliah dari buku-buku perpustakaan, dan masih banyak lagi kak.

(Komunikasi personal, 11 Mei 2011).

Berdasarkan dari wawancara dan hasil dari angket yang disebarkan peneliti bahwa menjelaskan bahwa mahasiswa dituntut untuk meregulasi proses belajarnya, sehingga kemampuan belajar mandiri menjadi lebih diperlukan oleh mahasiswa yang menghadapi tugas/kajian mandiri, tugas dalam bentuk proyek terbuka, penyusunan skripsi atau tugas akhir, dan sebagainya. Ketika menghadapi tugas-tugas seperti itu, mahasiswa sebenarnya dihadapkan pada berbagai sumber belajar yang melimpah yang mungkin relevan atau tidak relevan dengan kebutuhan dan tujuan mahasiswa bersangkutan. Pada kondisi demikian, mereka harus memiliki inisiatif sendiri dan motivasi, menganalisis kebutuhan, dan merumuskan tujuan, memilih dan menerapkan strategi pemecahan masalah,

(8)

menseleksi sumber yang relevan, serta mengevaluasi diri. Kemandirian belajar mahasiswa menjadi syarat untuk membentuk lulusan yang profesional. individu yang memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu dalam menyelesaikan tugasnya, mengatur belajar dan waktu secara efisien (Hidayati, 2007). Istilah yang berkaitan dengan kemandirian belajar diantaranya adalah self regulated learning.

Self regulated learning ini dapat diihat dari ke empat belas strategi yaitu

evaluasi terhadap diri (self-evaluating), mengatur dan mengubah materi pelajaran (organizing and transforming), membuat rencana dan tujuan belajar (goal setting

& planning), mencari informasi (seeking information), mencatat hal penting

(keeping record & monitoring), mengatur lingkungan belajar (environtmental structuring), konsekuensi setelah mengerjakan tugas (self consequating),

mengulang dan mengingat (rehearsing & memorizing), meminta bantuan teman sebaya (seek peer assistance), meminta bantuan guru (seek teacher assistance), meminta bantuan orang dewasa (seek adult assistance), mengulang tugas atau test sebelumnya (review test /work), mengulang catatan (review notes), dan mengulang buku pelajaran (review texts book).

Berdasarkan dari hasil penelitian dari Wahyono, (2010) proses pembelajaran e-learning yang memadukan proses pembelajaran dengan tatap muka dan proses belajar dengan menggunakan internet, membuat peserta didik memiliki pengaturan diri belajar yang lebih baik dalam penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan motivasi dalam menggunakan strategi belajar. Peserta didik juga menerapkan strategi manajemen sumber daya seperti memilih atau mengatur

(9)

aspek lingkungan fisik untuk mendukung belajar mereka dan untuk mengatur waktu mereka secara efektif (Corno & Mandinach, dalam Wahyono,2010).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu melihat hubungan antara motivasi belajar dengan self-regulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan antara motivasi belajar dengan self-regulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan self-regulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning, dimana penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada teori-teori yang akan diuraikan di landasan teoritis.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya temuan dalam bidang psikologi pendidikan, mengenai motivasi belajar dengan self- regulated learning pada mahasiswa USU yang mengalami proses pembelajaran e-learning, sehingga dapat memperkaya teori-teori yang sudah ada sebelumnya.

(10)

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi penelitian-penelitian sejenis dalam bidang Psikologi Pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai proses belajar e-learning yang berkaitan motivasi belajar dengan self- regulated dengan proses belajar dan mengajar bagi mahasiswa atau

mahasiswi serta dosen dan para karyawan atau karyawati di USU.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai peran dan fungsi dari e-learning kepada para staf pendidikan maupun para pendidik untuk menunjang proses belajar dan mengajar di USU.

c. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai e-learning USU.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

BAB II: LANDASAN TEORITIS

Bab ini menguraikan teori yang mendasari masalah yang menjadi variabel dalam penelitian. Teori-teori yang dimuat adalah teori mengenai motivasi belajar, self-regulated learning, e-learning dan pengertian mahasiswa.

(11)

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode dan alat pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, tahap pelaksanaan penelitian, dan metode analisis data.

Referensi

Dokumen terkait

Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur,

Pengembangan model pembelajaran dengan mathematical discourse yang sesuai digunakan guru untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematika adalah pembelajaran yang

Cetakan yang digunakan untuk PCR pada penelitian ini adalah first strand cDNA, yang diperoleh dari proses reverse transkripsi dengan penambahan enzim yang diisolasi dari avian

Jika notaris melakukan tindak pidana, maka tentu saja dapat diminta pertanggungjawaban di bawah hukum pidana, namun hal yang menjadi permasalahan terkait dengan tugas notaris

Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Hasil Uji

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas kacang tanah di lahan kering Desa

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan pajak dan sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh secara signifikan positif terhadap kepatuhan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan khazanah keilmuan di bidang psikologi pendidikan terutama terkait Pengaruh Self Regulated