• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran histopatologi tumor payudara di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik dari bulan Januari 2009 sampai Desember 2010.

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

Tumor payudara adalah segala bentuk pembesaran yang tidak normal pada organ payudara tanpa memperhatikan jenisnya apakah jinak atau ganas.

Gambaran histopatologi adalah hasil dari pembacaan sedian histopatologi tumor payudara oleh dokter spesialis Patologi Anatomi.

Cara pengukuran gambaran histopatologi adalah dengan analisis data rekam medik dari sediaan histopatologi tumor payudara yang ada di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009-2010.

Alat ukur yang digunakan adalah data rekam medis yang menunjukkan karakteristik histopatologi dari tumor payudara.

Hasil pengukuran yang diperoleh adalah jenis-jenis gambaran histopatologi dari tumor payudara baik tumor jinak maupun tumor ganas,

Gambaran Histopatologi Tumor Payudara

(2)

berdasarkan klasifikasi yang paling spesifik dari WHO tahun 2003 dengan skala pengukuran berupa skala nominal.

Klasifikasi Utama Tumor Payudara berdasarkan WHO tahun 2003 yaitu:

a. Ephitelial Tumours b. Myoepithelial Lessions c. Mesenchymal Tumours d. Fibroepithelial Tumours e. Tumours of the Nipple f. Malignant Lymphoma g. Metastatic Tumours

h. Tumours of the Male Breast

(3)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan desain penelitian cross sectional (potong lintang). Dengan satu kali pengamatan didapatkan data gambaran histopatologi tumor payudara di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik tahun 2009-2010

4.2. Waktu & Tempat Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu dari bulan Agustus 2011 hingga September 2011.

Tempat penelitian adalah Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik-Medan. Tempat penelitian ini dipilih karena RSUP H. Adam Malik adalah Rumah Sakit tipe A sesuai SK MENKES No. 335/MENKES/SK/VII/1990 yang merupakan tempat rujukan dari berbagai sarana pelayanan kesehatan sehingga cukup representatif untuk dijadikan acuan sumber data epidemiologi khusunya di propinsi Sumatera Utara. Selain itu RSUP H. Adam Malik juga adalah Rumah Sakit Pendidikan sesuai SK MENKES No. 502/MENKES/SK/IX/1991.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3. 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua sediaan histopatologi dari tumor payudara dari bulan Januari 2009 sampai Desember 2010 di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik-Medan.

4.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling, dimana seluruh populasi digunakan sebagai sampel penelitian.

(4)

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah : Kriteria inklusi :

Semua data rekam medik berupa nama, jenis kelamin, umur dari sediaan histopatologi tumor payudara yang dilengkapi dengan tipe histologinya pada bulan Januari 2009 sampai Desember 2010.

Kriteria eksklusi :

Data rekam medis dengan pemeriksaan secara Sitologi.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data rekam medik sediaan histopatologi tumor payudara pada bulan Januari 2009 sampai Desember 2010. Data dikumpulkan kemudian diolah dan dikelompokkan sesuai gambaran histopatologinya.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat, dikelompokkan kemudian diolah dengan menggunakan program Statistic Package for Social Science (SPSS) versi 17.0 sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran histopatologi dari hasil operasi organ payudara di RSUP H. Adam Malik-Medan.

(5)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik juga sebagai Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau.

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik terletak di Jalan Bunga Lau No. 17 Km. 12 Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan yang dikepalai oleh dr. Sumondang M. Pardede, Sp. PA. Instalasi Patologi Anatomi ini berada di lantai dua gedung Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan.

Instalasi Patologi Anatomi adalah mitra klinis dalam menunjang diagnosis penyakit untuk tindakan atau pengobatan yang akurat. Hampir semua klinisi membutuhkan hasil pemeriksaan Patologi Anatomi, antara lain Kebidanan, Bedah (Onkologi, Urologi, Thoraks, Saraf, dan lain-lain), THT, Penyakit Dalam, dan lain-lain.

Jenis pelayanan Laboratorium Patologi Anatomi yang tersedia adalah pra-bedah, yaitu Sitologi (Biopsi Aspirasi, Pap’s Smear, Sitologi Ascites, Urin, Pleura, dan lain-lain), Histopatologi (Core Biopsy, Kuret, Eksisi), Intra Bedah (Sitologi Imprint/Kerokan, Frozen Section/Potong Beku), Pasca Bedah Histopatologi blok Parafin rutin, pemeriksaan khusus Histokimia, pewarnaan khusus imunohistokimia (IHC) terbatas (ER, PR, Her-2 Neu). Jenis pelayanan unggulan adalah Frozen Section (potong

(6)

beku) dan pemeriksaan IHC, yang akan dikembangkan terus dengan jenis pemeriksaan lainnya.

5.1.2. Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang berasal dari rekam medis penderita tumor payudara yang berisi hasil pemeriksaan histopatologi dari tumor payudara di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Data yang diambil berasal dari dua kurun waktu, yaitu data rekam medis pada tahun 2009 sampai tahun 2010.

Jumlah data keseluruhan adalah 279 data rekam medis lengkap yang berisi nomor PA, nama pasien, umur, jenis kelamin dan hasil pemeriksaan histopatologi tumor payudara. Untuk tahun 2009, terdapat 139 data rekam medis, sedangkan untuk tahun 2010 terdapat 140 data rekam medis.

5.1.2.1. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi data penelitian berdasarkan jenis kelamin penderita tumor payudara untuk tahun 2009-2010 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.1. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2009-2010

Jenis Kelamin N %

Laki-laki 12 4.3

Perempuan 267 95.7

Total 279 100

(7)

Berdasarkan tabel 5.1., didapati bahwa untuk tahun 2009-2010, jumlah pasien laki-laki yang menderita tumor payudara adalah 12 orang (4.3%) dan perempuan sebanyak 267 orang (95.7%).

5.1.2.2. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Kelompok Umur

Distribusi data penelitian yang menunjukkan umur penderita tumor payudara pada tahun 2009-2010 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.2. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2009-2010

Kelompok Umur N %

10-19 tahun 30 10.8

20-29 tahun 29 10.4

30-39 tahun 52 18.6

40-49 tahun 86 30.8

50-59 tahun 57 20.4

60-69 tahun 19 6.8

70-79 tahun 6 2.2

Total 279 100

Berdasarkan tabel 5.2., didapati bahwa jumlah penderita tumor payudara pada rentang usia 10-19 tahun sebanyak 30 orang (10,8%), pada rentang usia 20-29 tahun sebanyak 29 orang (10.4%), pada rentang usia 30-39 tahun sebanyak 52 orang (18.6%), pada rentang usia 40-49 tahun sebanyak 86 orang (30.8%), pada rentang usia 50-59 tahun sebanyak 57 orang (20.4%), pada rentang usia 60-69 tahun sebanyak 19 orang (6.8%), dan pada rentang usia 70-79 orang sebanyak 6 orang (2.2%).

(8)

5.1.2.3. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Gambaran Histopatologi

Gambaran histopatologi dari tumor payudara pada tahun 2009 - 2010 adalah sebagai berikut.

Tabel 5.3. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Gambaran Histopatologi Tahun 2009-2010

Tingkat Keganasan N % Tingkat

Keganasan % Total

Tumor Jinak

Fibroadenoma Mammae 64 75.3 22.9

Phyllodes Tumor 11 12.9 3.9

Intraductal Papillary

Neoplasm 5 5.9 1.8

Lipoma 2 2.4 0.7

Atypical Ductal

Hyperplasia 2 2.4 0.7

Gynecomastia 1 1.2 0.4

Total Tumor

Jinak Payudara 85 100 30.5

Tumor Ganas

Invasive Ductal

Carcinoma 151 77.8 54.1

Invasive Lobular

Carcinoma 36 18.6 12.9

Phyllodes Malignant 4 2.1 1.4

Medullary Carcinoma 2 1 0.7

Paget Disease 1 0.5 0.4

Total Tumor

Ganas Payudara 194 100 69.5

Total Tumor

Payudara 279 100

Berdasarkan tabel 5.3., dapat dilihat bahwa untuk penderita tumor payudara di tahun 2009-2010, total penderita tumor jinak pada payudara

(9)

adalah 85 orang (30.5%) dengan penyebaran jenis gambaran histopatologi antara lain, Fibroadenoma Mammae sebanyak 64 orang (75.3%).

Phyllodes Tumor sebanyak 11 orang (12.9%), Intraductal Pappilary Neoplasm sebanyak 5 orang (5.9%), Lipoma sebanyak 2 orang (2.4%), Atypical Ductal Hyperplasia sebanyak 2 orang (2.4%) dan Gynecomastia 1 orang (1.2%)

Sementara untuk tumor ganas payudara, total penderita adalah 194 orang (69.5%) dengan penyebaran jenis gambaran histopatologi berupa Invasive Ductal Carcinoma sebanyak 151 orang (77.8%), Invasive Lobular Carcinoma sebanyak 36 orang (18.6%), Phyllodes Malignant sebanyak 4 orang (2.1%), Medullary Carcinoma sebanyak 2 orang (1%), dan Paget Disease 1 orang (0.5%).

5.1.2.4. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Keganasan

Distribusi penderita tumor payudara jika ditinjau dari jenis kelamin dan tingkat keganasan untuk tahun 2009-2010 dapat dilihat pada tabel 5.4.

berikut.

Tabel 5.4. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Jenis kelamin dan Tingkat Keganasan

Jenis Kelamin

Tingkat Keganasan

Total Tumor Jinak Tumor Ganas

Laki-laki N 4 8 12

% 1.4 2.9 4.3

Perempuan N 81 186 267

% 29.0 66.7 95.7

Total N 85 194 279

% 31.9 68.1 100

Berdasarkan tabel 5.4., pada tahun 2009-2010, jumlah pasien laki- laki yang menderita tumor jinak payudara sebanyak 4 orang (1.4%),

(10)

jumlah pasien laki-laki yang menderita tumor ganas payudara sebanyak 8 orang (2.9%), jumlah pasien perempuan yang menderita tumor jinak payudara sebanyak 81 orang (29%) dan jumlah pasien perempuan yang menderita tumor ganas payudara sebanyak 186 orang (66.7%).

5.1.2.5. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Kelompok Umur dan Tingkat Keganasan

Jika ditinjau dari distribusi penderita tumor payudara berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, maka penyebaran data penelitian tumor payudara untuk tahun 2009-2010 adalah sebagai berikut.

Tabel 5.5. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Kelompok Umur dan Tingkat Keganasan Kelompok

Umur

Tingkat Keganasan

Total Tumor Jinak Tumor Ganas

10-19 tahun N 25 5 30

% 9.0 1.8 10.8

20-29 tahun N 23 6 29

% 8.2 2.2 10.4

30-39 tahun N 23 29 52

% 8.2 10.4 18.6

40-49 tahun N 13 73 86

% 4.7 26.2 30.8

50-59 tahun N 1 56 57

% 0.4 20.1 20.4

60-69 tahun N 0 19 19

% 0.0 6.8 6.8

70-79 tahun N 0 6 6

% 0.0 2.2 2.2

Total N 85 194 139

% 30.5 69.5 100

Tabel 5.5. di atas memperlihatkan bahwa pada kelompok umur 10- 19 tahun, terdapat frekuensi tumor jinak sebanyak 25 orang (9%) dan tumor ganas sebanyak 5 orang (1.8%). Untuk kelompok umur 20-29 tahun

(11)

terdapat frekuensi tumor jinak sebanyak 23 orang (8.2%) dan tumor ganas sebanyak 6 orang (2.2%). Untuk kelompok umur 30-39 tahun terdapat frekuensi tumor jinak sebanyak 23 orang (8.2%) dan tumor ganas 29 orang (10.4%). Untuk kelompok umur 40-49 tahun terdapat frekuensi tumor jinak sebanyak 13 orang (4.7%) dan tumor ganas 73 orang (26.2%). Untuk kelompok umur 50-59 tahun terdapat frekuensi tumor jinak sebanyak 1 orang (0.4%) dan tumor ganas 56 orang (20.1%). Untuk kelompok umur 60-69 tahun tidak terdapat insidensi tumor jinak sedangkan tumor ganas sebanyak 19 orang (6.8%). Dan untuk kelompok umur 70-79 tahun juga tidak terdapat insidensi frekuensi tumor jinak sementara tumor ganas sebanyak 6 orang (2.2%).

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi, seperti yang dilakukan pada penelitian ini, sampai sekarang merupakan gold standart/baku emas dalam penentuan diagnosis suatu neoplasma apakah neoplasma tersebut ganas ataupun jinak (Dewi, 2009).

Metode diagnosis dengan pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : metode potongan blok parafin (paraffin embeded tissue selection) dan metode potongan beku (frozen section).

Metode potongan blok parafin merupakan metode dimana jaringan sampel didehidrasi kemudian ditanam dalam parafin padat, lalu dipotong dan diwarnai dengan pewarnaan hematoksilin eosin/H-E dan selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop. Metode pengambilan sampel pada potongan blok parafin dapat berupa spesimen biopsi (biopcy specimens) ataupun spesimen besar (gross specimens).

Sedangkan metode potongan beku merupakan metode pemeriksaan dengan cara mengambil sekeping jaringan segar, tidak perlu difiksasi, dan dibawa ke bagian patologi untuk dicetak beku secara cepat, diwarnai dan

(12)

didiagnosis. Umumnya proses ini berlangsung singkat (30 menit). Namun, karena potong beku sifatnya mendesak, jaringan belum dapat difiksasi, desikasi dan tahapan lain, hingga pewarnaan sediaan kurang baik, maka ketepatan diagnosisnya lebih rendah daripada metode potongan blok parafin. Oleh sebab itu, pada penelitian ini potongan beku tidak boleh menggantikan diagnosis dari potongan blok parafin (Desen, 2011).

Sehingga penentuan diagnosis apakah seseorang menderita tumor payudara dan juga penentuan tingkat keganasan dari tumor payudara tersebut ditentukan oleh pemeriksaan histopatologi dengan metode blok parafin.

5.2.2. Analisis Distribusi Data Penelitian

5.2.2.1. Analisis Distribusi Tingkat Keganasan Tumor Payudara

Berdasarkan hasil penelitian, didapati bahwa insidensi tumor ganas pada payudara ternyata jauh lebih tinggi daripada tumor jinak. Insidensi tumor ganas adalah sebanyak 194 orang (69.5%) sementara untuk tumor jinak sebanyak 85 orang (30.5%). Tingkat keganasan juga tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, pada laki-laki insidensi tumor ganas payudara sebanyak 8 orang (2.9%) sedangkan tumor jinak sebanyak 4 orang (1.4%). Demikian juga, insidensi tumor ganas pada perempuan lebih besar daripada tumor jinak. Jumlah perempuan yang menderita tumor ganas adalah 186 orang (66.7%) dan tumor jinak sebanyak 85 orang (31.9%).

Hal serupa juga didapati dari berbagai laporan terpisah yang merujuk pada tingginya angka keganasan dari suatu tumor termasuk tumor payudara. Begitu juga menurut laporan Nadella (2006) yang menyatakan bahwa tumor ganas payudara merupakan neoplasma tersering pada wanita di Amerika Serikat.

Sementara data demografi yang cukup lengkap menggambarkan distribusi dari tumor yang jinak pada payudara masih belum ada. Namun,

(13)

hal ini sebaiknya janganlah dijadikan suatu patokan umum, karena menurut penelitian, sebagian besar tumor ganas payudara tersebut berkembang dari tumor jinak payudara. Menurut Scott dalam New England Journal of Medicine (2005), seseorang yang sedang didiagnosis ataupun pernah didiagnosis menderita tumor jinak payudara, sudah menjadi faktor resiko untuk berkembang menjadi tumor ganas payudara.

Selain itu, masih rendahnya sarana diagnostik untuk menemukan kasus-kasus tumor payudara terutama tumor jinak pada payudara juga mempengaruhi jumlah angka kejadian dari tumor payudara. Serta masih kurangnya kesadaran dari masyarakat sendiri untuk mendatangi pihak sarana kesehatan, dokter dan rumah sakit saat mengalami gejala awal yang masih tergolong ringan dan cenderung baru mengeluhkan saat sudah berada pada stadium lanjut. Seperti penelitian kasus kontrol oleh Azamris (2000) di RSUP Dr. M. Djamil Padang yang melaporkan persentase kasus kanker payudara tertinggi saat didiagnosis adalah pada stadium III B (40%) dan spektrum stadium pasien terbanyak pada stadium lanjut lokal sebesar 68,6%. Hal ini tentu menyamarkan laporan jumlah insidensi tumor jinak payudara.

5.2.2.2. Analisis Distribusi Gambaran Histopatologi Tumor Payudara Berdasarkan gambaran histopatologi, dari 85 orang penderita tumor jinak payudara, tipe gambaran histopatologi yang tersering adalah Fibroadenoma mammae, yaitu sebanyak 64 orang (75.3%). Kemudian disusul oleh Phyllodes Tumor sebanyak 11 orang (12.9%).

Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita di usia muda, yaitu pada usia remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, Fibroadenoma mammae umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya menurut Euhus (2008) lebih dari 9%

populasi wanita terkena Fibroadenoma mammae. Sedangkan laporan dari

(14)

Western Breast Services Alliance, Fibroadenoma mammae terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami Fibroadenoma mammae dalam hidupnya.

Namun, kejadian Fibroadenoma mammae dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda.

Pada tumor ganas payudara didapati frekuensi tertinggi di tahun 2009-2010 masih berada pada tipe tumor dengan gambaran histopatologi Invasive Ductal Carcinoma sebanyak 151 orang (77.8%) disusul dengan tipe gambaran Invasive Lobular Carcinoma yaitu sebanyak 36 orang (18.6%).

Pada suatu penelitian cross sectional di India oleh Saxena (2005) juga menyatakan bahwa prevalensi tertinggi tumor ganas payudara adalah Invasive Ductal Carcinoma sebanyak 88,2% dan seterusnya tipe Invasive Lobular Carcinoma sebanyak 3,7 %. Begitu juga dengan penelitian Wahyuni (2006), yang menemukan tipe histopatologi kanker payudara terbanyak yang dilaporkan di RS Kanker Dharmais adalah Invasive Ductal Carcinoma yaitu sebanyak 59 orang (76.6%), kemudian disusul oleh tipe Invasive Lobular Carcinoma sebanyak 10 orang (13%).

5.2.2.3. Analisis Distribusi Umur Penderita Tumor Payudara

Distribusi kelompok umur pasien tumor payudara ternyata berbeda untuk tumor ganas dan tumor jinak. Untuk tumor jinak payudara, frekuensi tertinggi berada pada kelompok umur yang lebih muda yaitu < 40 tahun.

Dan umur rata-rata dari penderita tumor jinak payudara adalah 28,45 tahun.

Suatu penelitian di Benin, Nigeria oleh Umanah (2010) yang mengamati tentang pola tumor payudara pada remaja berusia 10-19 tahun melaporkan bahwa pada usia tersebut jenis tumor yang paling banyak didapati adalah tumor jinak, sementara kejadian tumor ganas ternyata

(15)

sangat jarang. Hal ini sesuai dengan penelitian ini, yang menunjukkan bahwa pada usia 10-19 tahun insidensi tumor jinak payudara mencapai puncak tertinggi, yaitu sebanyak 25 orang (9.0%). Namun, data yang dilaporkan Robbins (2007) menunjukkan bahwa usia puncak penderita Fibroadenoma mammae, sebagai tumor jinak yang paling sering adalah pada usia 30-an.

Untuk tumor ganas, frekuensi tertinggi terdapat pada kelompok usia 40-49 tahun yaitu sebanyak 73 orang (26.2%), dan paling rendah adalah kelompok umur 10-19 tahun, yaitu sebanyak 5 orang (1.8%).

Hal ini sesuai dengan pelaporan Bugis (2007) sebuah penelitian kasus kontrol di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang bahwa kasus tumor payudara paling banyak ditemukan pada kelompok umur 40-49 tahun. Dan umur rata-rata penderita tumor ganas payudara pada penelitian ini adalah 47,32 tahun. Selain itu, berdasarkan penelitian Wahyuni (2006), juga melaporkan bahwa usia tersering dari penderita tumor ganas payudara adalah <50 tahun.

Hal ini ternyata tidak sesuai dengan hasil pelaporan ACS pada tahun 2009 yang menyatakan bahwa usia rata-rata seseorang terkena tumor ganas payudara adalah 61 tahun dan dengan jumlah kasus 129.850 kasus dalam setahun untuk kelompok umur 55-65 tahun.

Namun demikian, berdasarkan suatu studi yang dilakukan di Shanghai oleh Ye, et al (2008) menunjukkan bahwa usia rata-rata penderita tumor ganas payudara adalah 46,9 tahun. Suatu angka yang menandakan bahwa usia rata-rata penderita tumor ganas payudara pada ras Asia adalah pada rentang umur 40-49 tahun. Hal ini menunjukkan usia rata-rata seseorang terkena tumor payudara di Indonesia yang tergolong pada ras Asia lebih rendah daripada di USA. Sehingga faktor ras bisa dipertimbangkan sebagai faktor resiko dalam kejadian tumor ganas payudara.

Secara garis besar terdapat perubahan pola keganasan pada tumor payudara seiring dengan meningkatnya usia. Saat usia muda (<40 tahun),

(16)

tumor payudara yang paling sering didapati adalah tumor jinak, sedangkan untuk usia yang lebih tua (>40 tahun), terdapat peningkatan insidensi tumor ganas payudara dan penurunan insidensi dari tumor jinak payudara.

Perubahan pola keganasan tersebut dapat dilihat pada grafik linear yang membandingkan antara frekuensi tumor jinak dan tumor ganas payudara berdasarkan kelompok usia pada tahun 2009-2010.

Gambar 5.1. Distribusi Tumor Jinak dan Tumor Ganas Payudara berdasarkan Kelompok Umur

(17)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Gambaran histopatologi dari penderita tumor payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan pada tahun 2009-2010 dibedakan menjadi tumor jinak dan tumor ganas. Total penderita tumor payudara adalah sebanyak 279 orang. Jumlah penderita tumor ganas lebih banyak daripada penderita tumor jinak.

2. Prevalensi tumor jinak payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan pada tahun 2009-2010 adalah sebanyak 85 orang (30.5%).

3. Prevalensi tumor ganas payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan pada tahun 2009-2010 adalah sebanyak 194 orang (69.5%).

4. Gambaran histopatologi dari penderita tumor jinak payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan pada tahun 2009-2010 yang tersering didapati adalah tipe Fibroadenoma mammae yaitu sebanyak 64 orang (75.3%).

5. Gambaran histopatologi dari penderita tumor ganas payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan pada tahun 2009-2010 yang tersering didapati adalah tipe Invasive Ductal Carcinoma yaitu sebanyak 151 orang (77.8%).

6. Usia tersering dari penderita tumor jinak payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan pada tahun 2009-2010 adalah adalah kelompok 10-19 tahun yaitu sebanyak 25 orang (9.0%).

7. Usia tersering dari penderita tumor ganas payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan pada tahun 2009-2010 adalah kelompok umur 40-49 tahun yaitu sebanyak 73 orang (26.2%).

(18)

6.2. Saran

1. Lokasi penelitian sebaiknya diperluas, mengingat masih banyak sentra diagnostik yang lain yang terdapat di kota Medan, sehingga data demografi yang diperoleh semakin akurat.

2. Rekam Medis sebagai sumber data penelitian sebaiknya lebih lengkap dalam melampirkan unsur-unsur demografi, pelaporan pemeriksaan, hasil pemeriksaan dan follow up yang dilakukan, serta lebih spesifik dalam pengklasifikasian sehingga memudahkan dalam pengolahan data.

3. Sehubungan dengan tingginya angka kejadian dari tumor payudara, terutama tumor ganas payudara, maka sebaiknya tindakan-tindakan dalam upaya diagnosis dini (skrining) harus secara intensif dilakukan, seperti periksa payudara sendiri (SADARI), periksa payudara oleh klinisi (SARANIS), dan mammography sehingga kejadian tumor payudara dapat dicegah lebih awal.

Gambar

Tabel 5.3.   Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan  Gambaran Histopatologi Tahun 2009-2010
Gambar 5.1. Distribusi Tumor Jinak dan Tumor Ganas Payudara  berdasarkan Kelompok Umur

Referensi

Dokumen terkait

 Dengan kegiatan membaca teks, siswa mampu menceritakan kembali informasi dalam bentuk tulisan mengenai Gajah Mada menggunakan kosakata baku dengan tepat dan percaya diri.. 

5 Darul Hikmah 6 Babussalam 7 Ar Raudah 8 Al Huda 9 Miftahul Ulum 10 Baitul Yaqin 11 Nurul Qomariah 12 Raudah Salafiyah 13 Ar Rasyid.. 14 Attaqwa 15 Nailul Authar

Introduction: This study aims to determine the level of physical fitness related to gateball players' health of Bantul Regency which includes: heart lung endurance, muscular

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui e-mail juga akan ditempatkan dalam pojok berita website LPSE Provinsi Jawa Tengah, oleh karenanya Pokja 3 ULP Provinsi

Sehubungan dengan hal itu dilakukan penelitian lapangan implementasi pendidika karakter pada santri pondok pesantren al- falah salatiga, dengan rumusan masalah

Pembelajaran Problem Solving yang diterapkan di SDN Suko I Sidoarjo dalam memecahkan masalah soal cerita dapat berjalan dengan efektif karena adanya kemampuan guru

3-4 Kaki kiri kembali jejer, tangan kiri mentang, tangan kanan ukel mlumah, kemudian ukel separo. 5-6 Debeg gejug kaki kanan, tangan kiri ngembat, badan leyek ke kiri. 1-6

Adapun aplikasi yang dibuat pada Tugas Akhir ini adalah “Aplikasi Pembelajaran Rambu-Rambu Lalu Lintas Berbasis Smart Phone Android”, menggunakan Java 2