• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Sesuai dengan cita- cita negara yang tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk bisa mencapai cita-cita negara Indonesia tersebut, perlu adanya kurikulum guna membantu proses Pendidikan. Hingga kini kurikulum terus diperbarui guna menyesuaikan pelajar serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada saat ini kurikulum 2013 telah diterapkan sebagai pedoman proses pembelajaran di Indonesia.

Menurut Soeyono (2014), penerapan kurikulum 2013 ini diidentifikasi dari adanya kesenjangan kurikulum antara kondisi saat ini dengan konsep ideal yang diharapkan yaitu, sebagian besar pembelajaran saat ini masih terpusat pada pendidik atau guru, sedangkan paradigma saat ini mengharapkan peran aktif siswa dalam berlangsungnya proses pembelajaran. Perubahan kurikulum bertujuan untuk memajukan Pendidikan Indonesia dalam berbagai bidangnya, tidak terkecuali dalam mata pelajaran matematika.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang penting dalam dunia pendidikan, karena setiap aktivitas manusia berkaitan dengan matematika.

Contohnya seperti menghitung, mengukur, menentukan bentuk dan lainnya.

Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan penalaran melalui kegiatan analisis, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika, sera sebagai komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, ataupun diagram dalam menjelaskan gagasan. Menurut Hamdi dan Abadi

(2)

(2014) matematika sebagai salah satu bagian dari disiplin ilmu yang dipelajari dalam setiap jenjang pendidikan memiliki konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya. Dengan demikian, materi matematika harus diberikan secara berurut. Seperti halnya dalam mempelajari geometri.

Geometri adalah cabang matematika yang berkaitan dengan bentuk, ukuran, kompisisi dan proporsi suatu benda beserta sifat-sifatnya dan hubungannya satu sama lain. Sehingga geometri merupakan cabang ilmu matematika yang sangat dekat dengan manusia, karena geometri ada hampir di setiap objek visual. Menurut NCTM (2000) salah satu standar diberikannya geometri di sekolah adalah agar anak dapat menggunakan visualisasi, mempunyai kemampuan penalaran spasial dan pemodelan geomteri untuk menyelesaikan masalah. Materi bangun ruang sisi datar merupakan salah materi geometri yang dipelajari di kelas VIII SMP. Pada materi bangun ruang sisi datar tersebut terdapat standar kompetensi, yaitu dapat memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya (Ningsih S, 2019).

Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dan mempermudah penguasaan materi yang berkaitan dengan keruangan siswa harus didukung kemampuan spasial yang cukup. Menurut Lestari & Yudhanegara (2015) dalam (Cahyani, dkk, 2020), mengemukakan bahwa kemampuan spasial matematis adalah kemampuan membayangkan, membandingkan, menduga, menentukan, mengkontruksi, merepresentasi, dan menentukan informasi dari stimulus visual dalam konteks ruang. Sedangkan menurut Taylor dan Tenbrink (2013) kemampuan spasial berkaitan dengan kapasitas yang dimiliki individu untuk memahami dan mengingat hubungan spasial antar objek geometri. Dalam kurikulum nasional di

(3)

Indonesia, dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, siswa/mahasiswa dituntut untuk dapat menguasai materi geometri bidang dan geometri ruang yang kebanyakan juga membutuhkan kemampuan spasial.

Namun ternyata kemampuan spasial siswa belum begitu optimal. Hal tersebut disebabkan karena kemampuan spasial siswa belum terlatih karena kurangnya pemanfaatan media dan pembelajaran yang menggunakan visualisasi objek (Indriani, 2018). Selain itu juga diperkuat oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Alimuddin dan Trisnowali (2018), bahwa pada kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa materi geometri kurang dikuasai oleh sebagian besar siswa, masih banyak yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri, sehingga siswa diharuskan untuk mengembangkan kemampuan spasialnya dalam memahami relasi dan sifat-sifat yang terkandung dalam geometri untuk penyelesaian masalah matematika dan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini juga sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan di MTs Negeri 8 Muaro Jambi pada 13 Mei 2022 yang dilakukan peneliti dengan memberikan tes awal kemampuan spasial berupa lima butir soal materi bangun ruang sisi datar kepada 27 orang siswa kelas VIII di MTsN 8 Muaro Jambi. Dari tes tersebut siswa masih belum dapat menerapkan indikator-indikator kemampuan spasial pada materi bangun ruang sisi datar. Sehingga dapat dikatakan kemampuan spasial siswa kelas VIII di MTsN 8 Muaro Jambi masih tergolong rendah. Hal tersebut dikarenakan belum lengkap media pembelajaran untuk materi bangun ruang sisi datar, yang membuat siswa sulit untuk memahami materi tersebut.

Dari lembar jawaban tes pra-penelitian siswa pada Gambar 1.1, terlihat bahwa siswa belum dapat memaparkan indikator presepsi spasial pada bangun

(4)

ruang sisi datar. Karena siswa belum dapat mempresepsikan bangun ruang, maka siswa tidak mengetahui bentuk bangun ruang yang sesuai dengan yang diminta pada soal.

Gambar 1.1 Jawaban Siswa Nomor 1 Soal Pra-Penelitian

Dari lembar jawaban tes pra-penelitian siswa pada Gambar 1.2, terlihat bahwa siswa belum dapat memaparkan indikator visualisasi spasial pada bangun ruang sisi datar. Karena siswa belum dapat mengvisualkan bangun ruang, maka siswa tidak mengetahui bentuk bangun ruang yang sesuai dengan yang diminta pada soal.

Gambar 1.2 Jawaban Siswa Nomor 2 Soal Pra-Penelitian

Dari lembar jawaban tes pra-penelitian siswa pada Gambar 1.3, terlihat bahwa siswa belum dapat memaparkan indikator rotasi mental pada bangun ruang sisi datar. Karena siswa belum dapat merotasikan bangun ruang, maka siswa tidak mengetahui bentuk bangun ruang yang sesuai dengan yang diminta pada soal.

(5)

Gambar 1.3 Jawaban Siswa Nomor 3 Soal Pra-Penelitian

Dari lembar jawaban tes pra-penelitian siswa pada Gambar 1.4, terlihat bahwa siswa belum dapat memaparkan indikator relasi spasial pada bangun ruang sisi datar. Karena siswa belum dapat merelasikan atau menghubungkan bangun ruang, maka siswa tidak mengetahui bentuk dan unsur bangun ruang yang sesuai dengan yang diminta pada soal.

Gambar 1.4 Jawaban Siswa Nomor 4 Soal Pra-Penelitian

Dari lembar jawaban tes pra-penelitian siswa pada Gambar 1.5, terlihat bahwa siswa belum dapat memaparkan indikator orientasi spasial pada bangun ruang sisi datar. Karena siswa belum dapat mengorientasikan bangun ruang, maka siswa tidak mengetahui bentuk bangun ruang yang sesuai.

Gambar 1.5 Jawaban Siswa Nomor 5 Soal Pra-Penelitian

(6)

Berdasarkan hasil jawaban tes pra-penelitian siswa dalam pemahaman indikator-indikator kemampuan spasial, masih banyak siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah atau kemampuan pemahaman indikator-indakator kemampuan spasial masih rendah. Dan berdasarkan hasil jawaban tes pra-penelitian menunjukkan masih banyak siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi bangun ruang sisi datar.

Selain itu, peneliti mewawancarai guru mata pelajaran matematika kelas VIII di MTsN 8 Muaro Jambi. Media yang digunakan saat proses pembelajaran di kelas VIII yaitu berupa kerangka bangun ruang yang masih belum lengkap. Namun begitu, siswa cukup aktif dan juga antusias mempelajari materi geometri, karena siswa mudah untuk mengenal unsur-unsur bangun ruang dengan adanya bantuan media yang nyata. Hal ini menandakan pentingnya penggunaan media pembelajaran yang konkret dan nyata untuk membantu proses pembelajaran pada geometri khususnya materi bangun ruang sisi datar. Hanya saja, penggunaan media tersebut kurang praktis.

Dalam proses pembelajaran matematika, guru kelas VIII di MTs Negeri 8 Muaro Jambi telah menggunakan bahan ajar berupa buku paket matematika kurikulum 2013 dari pemerintah, dan modul yang dibuat sendiri oleh guru yang bersumber dari internet. Namun, modul belum memiliki desain yang menarik seperti penggunaan teknologi smartphone. Hal tersebut juga membuat pembelajaran terlihat lebih monoton dan membuat siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Guru juga mengatakan pentingnya penggunaan modul sebagai bahan ajar, karena modul disusun secara sistematis yang terdiri dari materi yang harus dikuasai siswa yang di lengkapi dengan contoh soal, latihan, serta

(7)

ringkasan yang membuat siswa lebih mudah untuk memahami materi pelajaran.

Selain itu, modul juga dirancang agar siswa bisa belajar secara mandiri sesuai petunjuk yang ada di dalam modul.

Menurut Sanjaya (2008) modul merupakan salah satu bentuk unit lengkap yang berdiri sendiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.

Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing. Selain itu penelitian Khaerun, dkk (2010) menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan modul pembelajaran interaktif mengalami kenaikan 51.38% sedangkan pembelajaran tanpa modul pembelajaran interaktif (konvensional) mengalami kenaikan hanya 38.62%, sehingga pembelajaran dengan modul dapat meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut peneliti memilih untuk menggunakan modul sebagai bahan ajar dalam materi bangun ruang sisi datar karena modul merupakan bahan ajar yang lengkap, yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami, dipelajari dan diserap oleh siswa secara individual atau mandiri, sehingga diharapkan dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dalam memahami materi pelajaran terutama pada materi bangun ruang sisi datar. Penerapan teknologi juga dapat mempermudah siswa dalam memahami materi ajar serta dapat meningkatkan kemampuan spasial. Salah satu teknologi yang dapat meningkatkan pada pembelajaran materi geometri untuk menampilkan objek secara konkret adalah dengan teknologi Augmented Reality.

(8)

Menurut Mustaqim dan Kurniawan (2017), Augmented Reality merupakan aplikasi penggabungan dunia nyata dengan dunia maya dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang diproyeksikan dalam sebuah lingkungan nyata dalam waktu yang bersamaan. Teknologi Augmented Reality memungkinkan untuk menggabungkan antara dunia nyata dan virtual (digital) yaitu dengan menampilkan objek tiga dimensi (3D) pada dunia nyata melalui media kamera sehingga pada kamera tersebut terlihat solah-olah objek 3D tersebut ada pada dunia nyata dan Augmented Reality juga memungkinkan untuk menampilkan ilustrasi yang sulit untuk diwujudkan secara konkret (Maulana A, dkk, 2020). Selain itu, menurut Kariadinata (2010) diketahui bahwa siswa masih sulit untuk mengkonstruksi bangun ruang geometri terutama untuk menyelesaikan masalah dengan visualisasi.

Visualisasi tersebut termasuk salah satu indikator dari kemampuan spasial.

Sehingga salah satu teknologi yang memungkinkan untuk meningkatkan kemampuan spasial yaitu Augmented Reality.

Beberapa penelitian dan pengembangan dalam bidang Pendidikan juga telah dilakukan dan menunjukkan hasil positif bahwa teknologi Augmented Reality dapat diterapkan dengan baik dalam dunia Pendidikan. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Yusro dan Purwito (2021) dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran berbasis Augmented Reality memenuhi persyaratan dengan kualitas baik dan layak digunakan sebagai modul penunjang dalam pembelajaran juga sebagai alternatif sumber belajar. Selain itu menurut Maulana A, dkk.(2020) media pembelajaran Augmented Reality Mathematics berhasil meningkatkan kemampuan spasial siswa khususnya pada materi bangun ruang. Augmented Reality

(9)

ini dapat dijalankan dengan menggunakan smartphone android yang telah memiliki fasilitas kamera digital.

Dari beberapa penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi Augmented Reality diatas belum ada yang merancang modul berbasis Augmented Reality. Maka dari itu, peneliti akan mendesain modul berbasis Augmented Reality sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan spasial siswa pada materi bangun ruang sisi datar melalui “Desain Modul Berbasis Augmented Reality Untuk Materi Bangun Ruang Sisi Datar Dalam Meningkatkan Kemampuan Spasial Siswa Kelas VIII MTs Negeri 8 Muaro Jambi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses dan hasil pengembangan bahan ajar Modul berbasis Augmented Reality pada pembelajaran Matematika MTs Negeri 8 Muaro Jambi materi bangun ruang sisi datar?

2. Bagaimana kelayakan terhadap bahan ajar Modul berbasis Augmented Reality ditinjau dari valid, praktis, dan efektif pada pembelajaran Matematika MTs Negeri 8 Muaro Jambi materi bangun ruang sisi datar dalam meningkatkan kemampuan spasial siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, maka dapat dikemukakan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

(10)

1. Untuk mengetahui proses dan hasil pengembangan bahan ajar Modul berbasis Augmented Reality pada pembelajaran Matematika MTs Negeri 8 Muaro Jambi materi bangun ruang sisi datar.

2. Untuk mengetahui kelayakan terhadap bahan ajar Modul berbasis Augmented Reality ditinjau dari valid, praktis, dan efektif pada pembelajaran Matematika MTs Negeri 8 Muaro Jambi materi bangun ruang sisi datar dalam meningkatkan kemampuan spasial siswa.

1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu berupa bahan ajar Modul berbasis Augmented Reality untuk siswa kelas VIII pada materi bangun ruang sisi datar.

2. Materi yang dibuat disesuaikan dengan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar serta indikator pada kurikulum 2013.

3. Modul berbasis Augmented Reality yang dihasilkan dalam penelitian ini didalamnya berisikan cover bagian depan, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, peta konsep modul, kompetensi yang akan dicapai, pendahuluan, isi materi modul, evaluasi, kunci jawaban, dan daftar pustaka.

4. Modul berbasis Augmented Reality yang dihasilkan memiliki variasi warna, tulisan, dan gambar yang berkaitan dengan materi.

5. Modul berbasis Augmented Reality diharapkan dapat digunakan oleh siswa secara mandiri maupun oleh guru dalam pembelajaran di sekolah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(11)

6. Tampilan produk yang dihasilkan merupakan bahan ajar cetak yaitu modul.

Modul yang didesain terdapat marker (penanda) pada penjelasan materinya.

Beberapa bagian dari uraian materi dan contoh soal akan disajikan penjelasan lebih lanjutnya dengan marker (penanda), yang terhubung dengan aplikasi di smartphone yaitu assemblr atau dengan membuka google lens. Jika marker pada modul dipindai oleh kamera smartphone maka akan menampilkan sebuah ilustrasi baik berupa objek dua dimensi, ataupun tiga dimensi.

7. Kualitas Modul berbasis Augmented Reality yang dihasilkan dalam penelitian ini ditinjau dari kriteria kevalidan, kepraktisan dan keefektifan.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Diharapkan setelah melakukan penelitian terhadap pengembangan bahan ajar yakni berupa Modul berbasis Augmented Reality pada materi bangun ruang sisi datar di MTs Negeri 8 Muaro Jambi, dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Siswa. Siswa dapat menggunakan modul berbasis Augmented Reality untuk belajar secara mandiri, ketika guru tidak dapat hadir di kelas dan dapat meningkatkan kemampuan spasial siswa.

2. Bagi Guru. Modul berbasis Augmented Reality ini dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar selain buku cetak.

3. Bagi Peneliti Lain. Menambah wawasan bagi peneliti terutama dalam membuat modul dan penggunaan program pembuat Augmented Reality.

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Desain modul berbasis Augmented Reality dalam meningkatkan kemampuan spasial siswa pada materi bangun ruang sisi datar dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:

(12)

1. Dapat menjadi sumber bahan ajar bagi guru dan bahan belajar bagi siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dan mandiri selama proses pembelajaran.

2. Dapat membantu siswa menjadi lebih mudah memahami dan meningkatkan kemampuan spasial siswa pada materi bangun ruang sisi datar.

Agar penelitian ini terpusat dan terarah, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut:

1. Materi yang disajikan dalam bahan ajar yang akan dikembangkan dengan menggunakan teknologi Augmented Reality hanya menyangkut pokok bahasan Bangun ruang sisi datar.

2. Bentuk penyajian bahan ajar yang akan dikembangkan adalah model animasi 3D bergerak yang dapat digunakan dengan menggunakan smartphone

3. Penelitian hanya dilakukan pada satu sekolah dan satu kelas, yakni MTs Negeri 8 Muaro Jambi dan kelas VIII A.

4. Fase pengembangan dalam penelitian ini hanya sampai fase tes, evaluasi dan revisi.

1.7 Definisi Istilah

Untuk menghindari salah paham istilah dalam penelitian ini maka dijelaskan beberapa istilah yang terkait dengan penelitian ini yaitu:

1. Penelitian pengembangan

Penelitian pengembangan adalah peneliitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang baru melalui proses pengembangan dan validasi yang digunakan di ranah pendidikan.

2. Modul

(13)

Modul merupakan salah satu bahan ajar cetak yang dirancang secara sistematis untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa. Hal ini karena modul memiliki panduan sendiri untuk belajar yang terdapat didalamnya. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan pembelajaran tanpa perlu adanya pengajar secara langsung.

3. Bangun ruang sisi datar

Bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang dengan sisi berbentuk mendatar. Bangun ruang sisi datar meliputi kubus, balok, prisma, dan limas.

4. Augmented Reality

Augmented Reality adalah teknologi yang dapat menampilkan objek dua dimensi (2D) dan dapat mengintegrasikan suatu objek dua dimensi (2D) menjadi tiga dimensi (3D) pada dunia nyata dengan memindai suatu penanda yang biasa disebut marker menggunakan kamera smartphone.

5. Kemampuan Spasial

Kemampuan spasial adalah kemampuan untuk membayangkan dunia ruang visual secara tepat dan mengubahnyanya menjadi suatu yang nyata baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi didalam pikiran serta mengungkap kepekaan data tersebut kedalam suatu keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk dan ruang.

Referensi

Dokumen terkait

QIYADAH AL-ISLAMIYAH DI KORAN SORE WAWASAN EDISI SEPTEMBER-DESEMBER 2007''. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kerangka penulisan pemberitaan aliran Al Qiyadah

Kesimpulan dari hasil analisis data berdasarkan sampel yang ada dalam penelitian ini adalah bahwa Model Springate lebih cepat memberikan peringatan sebuah perusahaan

 Assets dari alam yang specific dipertimbangkan untuk tidak mempunyai nilai menurut CoCoA karena tidak dapat.

perang dengan Baginda Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam daripada permulaannya itu / dan datang kepada kesudahannya itu, maka diampuni Allah Subhanahu Wa Taala akan /

Prototipe I dikembangkan dalam bentuk rancangan awal media pembelajaran kimia berbasis Augmented Reality berbantuan handout pada materi analisis volumetri. Pembuatan media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS AUGMENTED REALITY SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA BUDI UTAMA YOGYAKARTA

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Struktur Modal, dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Sektor Properti, Real Estate,

Pembuatan media pembelajaran berbasis augmented reality ini merupakan pengembangan media pembelajaran dalam menopang kegiatan praktikum pada saat ini, selain itu