• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembangunan kesehatan pada dasarnya adalah upaya yang dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan, tekad, dan perilaku hidup sehat bagi setiap manusia agar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan di Indonesia pada tahun 2015-2019 direalisasikan dalam bentuk program Indonesia Sehat dengan salah satu target nya adalah meningkatkan pengendalian penyakit menular maupun tidak menular. Salah satu penyakit menular yang berada dalam pengendalian program Indonesia sehat adalah diare.1

Diare merupakah gejala infeksi pada saluran usus, yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme bakteri, virus dan parasit. Infeksi menyebar melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi, atau dari orang ke orang sebagai akibat dari kebersihan yang buruk. Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan seluruh dunia dimana angka kesakitan dan kematiannya tinggi terutama di negara berkembang. Hal ini dikarenakan diare dapat menyebabkan kekurangan cairan dan elektrolit didalam tubuh yang mana bila tidak dapat penanganan yang tepat akan beresiko terjadinya dehidrasi berat Seluruh kelompok umur mulai dari balita sampai orang tua bisa terkena penyakit diare.2,3

Penyakit diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantara nya faktor umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, Sarana Pembuangan Air limbah (SPAL), sarana air bersih, sarana air minum , kepemilikan jamban, kebiasaan mencuci tangan, serta penerapan untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi diare berdasarkan kategori usia yang paling tinggi pada usia 1-4 tahun.

Adapun prevalensi diare berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada perempuan.

Sedangkan untuk tempat tinggal, prevalensi diare lebih tinggi pada pedesaan daripadaperkotaan.4,5

(2)

2

Faktor resiko lainnya seperti kepadatan penduduk dan curah hujan turut mempengaruhi terjadinya diare. Berdasarkan penelitian dari Novia Anasta dan dkk, memaparkan bahwa daerah yang punya kepadatan penduduk yang padat meningkatkan resiko terjadinya kasus diare. Sedangkan untuk curah hujan menurut penelitian yang dilakukan oleh Taqiyah Hamidah dan Siti Riptifah Tri Handari memaparkan terdapat korelasi dan hubungan antara curah hujan dengan kejadian diare, hal ini disebabkan terjadinya kontaminasi terhadap sarana air yang diakibatkan hujan lebat adapun saat penurunan curah hujan dan terjadi musim kemarau dapat menyebabkan berkurang kuantitas air bersih.6,7

Penyakit diare juga merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan, maka dari itu salah satu upaya dan program yang dibuat pemerintah untuk menurunkan kejadian diare adalah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM).

STBM ini memiliki 5 pilar yaitu berhenti buang air besar, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga, pengelolaan sampah yang benar, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman.8

Program yang dikeluarkan dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan pencegahan penyakit yang lain adalah rumah sehat. Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi persyaratan kesehatan. Salah satu persyaratan rumah sehat ini adalah tersedianya sarana air bersih, air minum yang memenuhi syarat, tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman, pengelolaan limbah. Rumah sehat menjadi salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal yang dimana derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan berperan dalam meningkatkan resiko berbagai jenis penyakit, salah satunya diare.9,10

Berdasarkan data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2019, kasus diare mencapai 7.265.013 kasus untuk kategori semua umur dan 3.979.790 kasus untuk kategori balita.Sedangkan data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2020, kasus diare di Indonesia sebanyak 7.318.417 untuk kategori semua umur dan 3.953.716 untuk kategori balita. Terjadi kenaikan pada tahun 2020 di kategori semua umur sebanyak 53.404 kasus dan penurunan kasus pada kategori balita sebanyak 26.074

(3)

3

kasus. Kasus diare pada Provinsi Jambi tahun 2019 sebanyak 97.864 kasus untuk kategori semua umur dan 54.014 kasus untuk kategori balita. Pada tahun 2020 terjadi kenaikan sebesar 1.439 kasus dari tahun 2019 pada kategori semua umur dan penurunan pada kategori balita sebanyak 195 kasus dari tahun 2019.11,12

Berdasarkan data dari profil kesehatan Provinsi Jambi tahun 2019, kasus penderita diare yang dilayani berjumlah 70.882 kasus yang tersebar di 11 kabupaten/kota. Pada tahun 2020 penemuan penderita diare yang dilayani semua umur di Provinsi Jambi berjumlah 46.379 kasus yang tersebar pada 11 kabupaten/

kota. Kasus penyakit diare di Kabupaten Muaro Jambi menjadi peringkat nomor 2 tertinggi dari 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi pada tahun 2019 dan 2020.

Penyakit diare juga termasuk dalam 10 penyakit terbanyak di puskesmas Provinsi Jambi tahun 2016-2020.13,14

Adapun memilih Puskesmas Jambi Kecil yang masuk dalam wilayah Dinas Kesehatan Muaro Jambi dalam penelitian ini karena berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Muaro Jambi, Puskesmas Jambi Kecil nomor 2 tertinggi dari 22 puskesmas dalam kasus diare 2021. Penyakit diare juga menjadi penyakit nomor 2 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Jambi Kecil pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2020. Terdapat 643 penderita diare dengan rentang umur kurang dari 6 bulan sampai lebih dari 20 tahun. Penderita diare ini berasal dari wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil yang terdiri dari kelurahan jambi kecil, desa Tanjung Katung, Lubuk Raman, Setiris, Mudung Darat, Danau Kedap, Bakung, Niaso, Jambi Tulo, Desa Baru, Danau Lamo, Muaro Jambi dengan total seluruh penduduk sebanyak 21.972 jiwa. Berdasarkan data sekunder di Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021 yang didapatkan lengkap pada bulan Maret 2022, adapun data lengkap tersebut meliputi jumlah kasus diare tahun 2021 berdasarkan usia,jenis kelamin, bulan terkena diare/bulan berobat ke puskesmas, wilayah tempat tinggal, data kesehatan lingkungan(rumah sehat, jamban sehat, desa yang melakukan STBM, sarana air minum, SPAL, kepadatan penduduk.15

Pada penjelasan diatas terdapat banyak faktor resiko penyakit diare pada lingkungan. Studi epidemiologi salah satu studi yang merupakan suatu langkah yang bertujuan untuk menjelaskan suatu masalah kesehatan di suatu daerah. Studi epidemiologi mengumpulkan dan menganalisis data berdasarkan variabel waktu,

(4)

4

tempat, dan orang. Melihat data penyakit diare yang masih tinggi di Puskesmas Jambi Kecil tahun 2021 akan terbantu dengan studi epidemiologi untuk pemetaan distribusi dan penyebaran penyakit diare berdasarkan variabel epidemiologi dan juga sarana sanitasi yang menjadi faktor determinan penyakit diare. Sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan masukan kepada Puskesmas Jambi Kecil untuk strategi perbaikan sarana sanitasi ataupun rancangan program agar penyakit diare menurun atau ditekan. 15,16

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana frekuensi kejadian kasus diare di Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021?

2. Bagaimana penyebaran penyakit diare berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021?

3. Bagaimana penyebaran penyakit diare berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021?

4. Bagaimana penyebaran penyakit diare berdasarkan wilayah/tempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021?

5. Bagaimana penyebaran dan hubungan kejadian penyakit diare berdasarkan bulan berobat di wilayah Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021?

6. Bagaimana penyebaran dan hubungan kejadian penyakit diare dengan kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021?

7. Bagaimana penyebaran penyakit diare berdasarkan curah hujan di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021?

8. Bagaimana penyebaran penyakit diare berdasarkan Sarana Pembuangan Air limbah (SPAL) di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021?

9. Bagaimana penyebaran penyakit diare berdasarkan Sarana air minum di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021?

(5)

5

10. Bagaimana penyebaran penyakit diare berdasarkan jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021?

11. Bagaimana penyebaran penyakit diare berdasarkan desa yang melakukan STBM di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021?

12. Bagaimana penyebaran penyakit diare dengan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran epidemiologi penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui frekuensi kejadian kasus diare di Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

2. Untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran penyakit diare berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

3. Untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran penyakit diare berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

4. Untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran penyakit diare berdasarkan wilayah/tempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

5. Untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran penyakit diare berdasarkan waktu (bulan) di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

6. Untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran penyakit diare berdasarkan kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

(6)

6

7. Untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran penyakit diare berdasarkan curah hujan di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

8. Untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran penyakit diare berdasarkan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

9. Untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran penyakit diare berdasarkan sarana air minum di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

10. Untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran penyakit diare berdasarkan jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

11. Untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran penyakit diare berdasarkan desa yang melakukan STBM di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

12. Untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran penyakit diare berdasarkan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi puskesmas

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan masukan untuk Puskesmas Jambi Kecil mengenai gambaran epidemiologi penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Jambi Kecil pada tahun 2021

2. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat jadi informasi dan referensi penelitian selanjutnya untuk dikembangkan dari kekurangan dan keterbatasan penelitian ini.

3. Manfaat bagi institusi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan sumber literature penelitian tentang studi epidemiologi penyakit diare

Referensi

Dokumen terkait

Penyebab kesalahan penggunaan kata depan seperti yang terlihat pada contoh di atas, adalah dikarenakan mahasiswa umumnya menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke

Keistimewaan ikan glodok ini yaitu hanya dapat dijumpai di kawasan pesisir hutan mangrove serta memiliki kemampuan merangkak naik ke darat atau bertengger ke

Bahasa yang disampaikan dalam bentuk metafora dan iringan musik instrumental yang dihadirkan dalam pelaksanaan upacara ini memiliki tujuan, yakni sarana untuk

Tetapi untuk perusahaan besar, semua prosedur yang berhubungan dengan pesanan pembeliaan barang dagangan dan harta lain yang akan digunakan dalam perusahaan,

Penelitian ini bertujuan untuk menge- tahui jenis mangrove yang paling baik dalam menyerap polutan logam berat Hg, Pb dan Cu dan kandungan polutan dalam ikan yang hidup di

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Jenis perilaku harian burung Salmon-Crested Cockatoo (Cacatua moluccensis) yang ditemukan di penangkaran Eco Green

Selanjutnya, mereka tidak ber- Sekolah Alkitab yang formil (bagaimana mungkin, lulus S.D. saja sudah syukur!), melainkan sekedar serangkaian Persekutuan yang dipenuhi oleh

Data Jumlah Kasus Baru Penderita TB Paru dengan BTA (+) dan Perkiraan Penderita TB Paru dengan BTA (+) Per Kelurahan.. Data Jumlah Kasus Baru Diare pada Kelompok Umur ≤ 1 Tahun dan