• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DESA LANDUNGSARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DESA LANDUNGSARI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

440

INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DESA LANDUNGSARI

Unika Basyirah Bari Brahma1, Alifia Putri Syafira2, Zulfiah Nur Hasannah3 , Iradhat Taqwa Sihidi4

Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi: Basyirahunika@gmail.com

ABSTRAK

Pelayanan publik adalah Pemberian layanan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (publik) yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.Desa Landungsari merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam pemberian pelayanan publik. Baik atau buruk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat akan tergantung pada kualitas dan kuantitasnya.

Revolusi industri 4.0 bisa di katakan era digilatisasi. Yang dulunya manusia sebagai elan vital sekarang mengalami pergeseran menjadikan mesin atau teknologi. Revolusi industri 4.0 sangat bagus untuk menunjang kinerja-kinerja birokrasi khususnya dalam melakukan inovasi pelayanan publik.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui inovasi pelayanan publik di Kantor Desa Landungsari. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kantor Desa Landungsari. Objek yang diteliti adalah Kantor Desa Landungsari. Pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi.

Analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dan kutipan langsung hasil wawancara tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa inovasi pelayanan publik di Kantor Desa Landungsari belum dilaksanakan sepenuhnya hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang kurang memadai dan masih terjadi beberapa faktor penghambat pelaksanaan inovasi tersebut, antara lain kesadaran masyarakat untuk mempersiapkan segala sesuatu yang menjadi persyaratan untuk melakukan suatu urusan pengurusan surat menyurat atau pelayanan lainnya di Kantor Desa Landungsari agar tidak terjadi keterlambatan dalam proses peayanan. Kemudian pada alat bantu, perlunya pembaruan komputer yang sudah lambat yang mengakibatkan proses pelayanan menjadi lama.

Kata kunci : Inovasi Pelayanan Publik, Revolusi Industri 4.0

ABSTRACT

Public service is the provision of services carried out by the government as the organizer of the state to meet the needs of the public (public) in accordance with applicable regulations. Desa Landungsari is one of the government agencies that has the duties and responsibilities in providing public services. Good or bad service provided to the community will depend on the quality and quantity. The industrial revolution 4.0 can be said to be a era of graft. What used to be a human as a vital elan is now experiencing a shift into a machine or technology. The industrial revolution 4.0 is very good to support the performance of the bureaucracy, especially in carrying out public service innovations. The purpose of this research is to find out public service innovations at the Landungsari Village Office. The research method used by researchers is a qualitative type with a descriptive approach. The location of this research was carried out at the Landungsari Village Office. The object under study was the Landungsari Village Office. Data collection through interviews and documentation. Data analysis in this study was presented in the form of narration and direct quotations from the interview. Based on the results of this study indicate that public service innovation at the Landungsari Village Office has not been fully

(2)

441 implemented this is due to inadequate human resources and there are still several factors inhibiting the implementation of these innovations, including public awareness to prepare everything that is a requirement for doing a business the management of correspondence or other services at the Landungsari Village Office to avoid delays in the service process. Then on the tools, the need for a slow computer update which results in a long service process.

Keywords: Public Service Innovation, Industrial Revolution 4.0

PENDAHULUAN

Memasuki era teknologi yang canggih sekarang ini, semakin besar pula tantangan yang harus dihadapi juga oleh Indonesia dan Negara – Negara lain di dunia, yang diperuntukkan juga bagi Negara berkembang juga seperti Negara Indonesia. Negara – Negara yang ada di seluruh dunia ini juga dituntut dalam mengikuti arus perkembangan jaman dan arus globalisasi ini yang dimana seiring dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat dan canggih. Adapun permasalahan – permasalahan yang harus dihadapi juga yakni permasalahan yang dimana rendahnya suatu pelayanan publik yang dilakukan oleh aparatur sipil Negara (ASN) sehingga munculnya permasalahan ini menjadikan isu di Indonesia.

Isu hangat yang mengenai Pelayanan publik itu dikarenkan hal ini bisa dikatakan sebagai suatu lingkungan yang bisa berinteraksi antara pemerintah dan warga negaranya. Berdasarkan Undang – Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, pelayanan publik merupakan suatu kegiatan atau sebuah rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang – undangan bagi setiap warga negaranya dan penduduk atas barang , jasa atau pelayanan administratifnya yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik1. Jadi dengan adanya terkait undang – undang ini kebutuhan masyarakat dalam masalah pelayanan juga ikut meningkat dan kesiapan pemerintah juga dalam memberikan pelayanan kepada warga negaranya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik seperti prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kecepatan pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan, kepastian biaya pelayanan, dan kepastian jadwal pelayanan maka pemerintah memiliki

1 Undang – Undang No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

(3)

442 konsekuensi untuk meningkatkan pelayanan dalam sektor pelayanan publik.

Diharapkan aparat pemerintah di seluruh Indonesia melaksanakan pelayanan publik dengan baik sesuai apa yang diharapkan oleh mayarakat.

Memuaskan masyarakat dan pencapaian keputusanmerupakan tujuan dari pelayanan publik yang timbul dari kualitas pelayanan yang prima. Dimana hal ini seringkali terjadi tuntutan yang ditujukan kepada pemerintah yakni Pegawai Negeri Sipil. Seperti abdi Negara dan abdi masyarakat, dimana sebagai Pegawai Negeri Sipil itu harus mampu bertindak dan juga bertanggungjawab secara penuh dalam melayani masyarakatnya. Pada dasarnya semakin kuatnya tuntutan dari masyarakat itu sendiri dalam pelayanannya yang juga lebih baik dan optimal juga maka seluruh instansi pemerintah akan tergerak untuk lebih meningkatkan prestasi kerja yang prima.2

Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik sendiri, pemerintah mempunyai kewajiban dalam melakukan perubahan kearah yang lebih baik.

Peningkatan kualitas pelayanan itu sendiri dapat dilakukan dengan melakukan suatu terobosan yang dimana melalui inovasi pelayanan publiknya. Apabila kita cermati dengan seksama maka kita ketahui bahwa perlunya suatu inovasi bagi pelayanan publiknya agar bisa memaksimalkan suatu keputusan mengenai masyarakatnya dan juga memberi sebuah solusi bagi sebuah kepentingan masyarakatnya terkait dengan pelayanan publiknya. Pada dasarnya apabila kita melihat dari segi konsepnya tentu juga bisa diartikan dengan memberikan sebuah inovasi-inovasi baru yang dimana langsung tertuju kepada masyarakat, hal tesebut bisa dikatakan sebagai dampak kebijakan yang bisa dirasakan secara efektif dan juga efisien bagi kepentingan masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Inovasi Daerah khususnya pasal 2 ayat (2) bahwa sasaran Inovasi Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui: 1. Peningkatan pelayanan publik, 2. Pemberdayaan dan peran serta masyarakat dan 3. Peningkatan daya saing daerah.3 Inovasi sektor publik dibutuhkan untuk memberikan layanan publik yang lebih mencerminkan

2 Gumilar, Inovasi pelayanan administrasi terpadu kecamatan di kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep. Kebijakan dan Manajemen Publik (2016), Hlm. 1

3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Inovasi Daerah

(4)

443 ketersediaan bagi pilihan – pilihan publik guna menciptakan keanekaragaman metode pelayanannya. Dan selain itu juga bisa diketahui bahwa peran kerja pemerintah dalam memberikan arahan itu harus di pahami betul – betul yang berguna dalam memberikan sebuah inovasi secara langsung dapat membuka jalan keluar dalam suatu problematika masyarakat dimana yang terkait dengan kinerja pemerintah mengenai pelayanan publiknya.

Pada dasarnya pentingnya inovasi pada pemerintahan lokal di Indonesia itu mulai menjadikan perhatian saat terjadinya pergeseran dalam sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi. Dimana desentralisasi dimaknai sebagai penyerahan kewenangan dan tanggungjawab atas fungsi publik dari pemerintahan pusat ke pemerintahan daerah.4 Pada awalnya, hakekat dari desentralisasi tersebut adalah otonomi suatu masyarakat yang berada di dalam teritoir tertentu, dan kemudian masuk ke dalam elemen wewenang yang mengatur dan mengurus suatu kebijakan yang diselenggarakan secara konseptual oleh pemerintah daerah. Lahirnya otonomi daerah melalui Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999, menjadi Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2003, dan kemudian diperbaharui lagi menjadi Undang – Undang Nomor 32 Tahun 20145 Tentang Pemerintahan Daerah menjadi dasar setiap lembaga Pemerintahan Daerah melakukan inovasi dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerahnya agar dapat berjalan efektif dan efisien khususnya terkait penyelenggaraan pelayanan public.

Berbicara mengenai penyelenggaraan pelayanan publik ini seakan – akan memicu akan munculnya sebuah inovasi pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah yang ada di berbagai daerah yang ada di Indonesia, bisa kita ambil contoh yakni pemerintah Kota Malang. Dalam mengoptimalkan pelayanan publik di Kota Malang, pada saat Moch. Anton yang akrab di sapa Abah Anton ini selaku pada saat menjabat Walikota Malang ini berpesan bahwa “kepada seluruh camat dan kelurahan yang ada di Kota Malang ini agar bisa meningkatkan kualitas

4 Bhenyamin Hoeseein, Kebijakan Desentralisasi, Jurnal Administrasi Negara, Vol.I, No. 02, Maret 2002

5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

(5)

444 pelayanan publik. Dan menurut beliaulah pelayanan publik harus benar – benar diupayakan dengan berbagai ragam inovasi yang ada di dalam masyarakat”6.

Secara administratif, saat ini Kota Malang terbagi menjadi 5 wilayah kecamatan, 5 wilayah kecamatan itu sendiri terdiri dari 57 Kelurahan7. Dan wilayah Kabupaten Malang secara administratifnya terdiri dari 33 kecamatan dan 12 kelurahan8. Dari segala upaya dan usaha yang dituturkan oleh mantan Walikota Malang yang mengenai inovasi dari segi pelayanan publik tersebut muncullah suatu kebijakan yang dihasilkan oleh salah satu kecamatan dau yakni desa landungsari yang lebih tepatnya Kantor Desa Landungsari. Jadi berangkat dari keluhan – keluhan masyarakat yang akan pelayanan publiknya yang menjadi suatu permasalahannya yakni efisiensi waktu, dan kebutuhan warga sekitar semakin banyak. Di samping itu juga ketersediaan sumber daya manusia tidak mencukupi yang menjadi salah satu lambatnya suatu pelayanan publik. Dalam mengatasi hal tersebut, muncullah suatu kebijakan yang dihasilkan yakni membuat pelayanan satu atap dan juga sistem yang namanya “SILADESKEL” (Sistem Layanan Administrasi Desa dan Kelurahan).

Jadi pada tahun 2000 pada Kantor Desa Landungsari sendiri dalam memberikan akses pelayanan publiknya masih tergolong manual. Adapun sistem administratifnya juga masih menggunakan kertas / blangko manual dan menulis.

Pada saat itu juga masih ada sistem komputernya hanya satu saja. Dalam hal ini lambat laun kebutuhan warga dalam permohonan surat - menyurat bisa menguras banyak waktu karena permasalahan teknis nya juga belum memadai dan tenaga kerja masih belum mendukung. Dan seluruh administrasinya masih di handle oleh semua bidang yang bersangkutan. Seiring berjalannya waktu ini bisa dikatakan tidak efisien, dan juga kebutuhan warga / masyarakat sekitarnya semakin banyak dalam hal permohonan surat – menyurat.

Tahun 2010 perangkat desa yang ada di Kantor Desa Landungsari membuat sebuah kebijakan yakni sistem pelayanan satu atap. Dari sistem pelayanan satu atap ini memberikan dampak positif untuk pelayanan yang ada di Kantor Desa Landungsari, dulunya sistem administratisnya di handle oleh semua

6 https://malangkota.go.id yang diakses pada tanggal 28 November 2019

7 https://ngalam.co yang diakses pada tanggal 28 November 2019

8 https://ngalam.id yang diakses pada tanggal 28 November 2019

(6)

445 bidang masing – masing tetapi sekarang menjadi satu pintu saja. Tetapi dari segi teknisnya juga melibatkan bidang – bidang yang ada di kantor desa tersebut.

Sehingga dengan ada sistem pelayanan satu atap ini mengajukan surat – menyurat kini menjadi lebih efisien dalam segi waktu.

Tidak hanya sampai pada tahun 2010 saja, seiring berjalannya waktu pada tahun 2018 perangkat desa Landungsari terus melakukan inovasi yang sekiranya bisa meningkatkan pelayanan publik lebih efisien lagi, lahirlah sebuah software yang bernama “SILADESKEL”. Aplikasi SILADESKEL ini membantu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar Landungsari, dari yang dulu sistem administrasinya masih manual dan menimbulkan dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat landungsari sekarang berubah menjadi lebih baik dan pastinya efisien dalam hal segi waktunya. Adapun baik semua masyarakat landungsari dan juga perangkat desa juga merasakan dampak positifnya, namun disisi lain juga ada dampak negatif yang dirasakan oleh perangkat desanya yakni dalam data penduduk yang ada di desa Landungsari sendiri berkisar 10.000 warga, dan penduduk musimannya berkisar 12.000 orang, maka aplikasi software ini tidak bisa berjalan dengan baik / competable yang dikarenakan database yang ada di SILADESKEL ini murni warga Desa Landungsari saja. Sementara yang mengajukan administrasi dalam hal surat – menyuratnya itu kebanyakan penduduk musiman yang ada di Desa Landungsari.

Untuk mengetahui bagaimana penerapan inovasi dalam segi pelayanan publik tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Inovasi Pelayanan Publik Di Kantor Desa Landungsari”

METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam proposal ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data- data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari informan penelitian dan perilaku obyek penelitian yang diamati. Dalam penelitian ini tidak ada perlakuan yang ditambahkan atau dikurangi dalam perolehan data di lapangan, penelitian ini menggambarkan suatu gejala, kondisi dan sifat situasi secara apa adanya tanpa adanya manipulasi pada waktu penyelidikan lapangan dilakukan. Tujuan

(7)

446 penelitian ini adalah melukiskan variabel atau kondisi obyek yang diamati secara apa adanya tanpa adanya manipulasi.

1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Desa Landungsari. Dengan pertimbangan yang sesuai permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan

1.3 Sumber Data

1. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari narasumber melalui wawancara, pendapat dari individu ataupun kelompok bukan melalui media. Peneliti akan melakukan wawancara dengan informasi untuk menggali mengenai bagaimana Inovasi Pelayanan Publik di Kantor Desa Landungsari.

2. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono 2014). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal dan lain-lain.

1.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang kami gunakan adalah sebagai berikut yaitu:

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan wawancara merupakan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang bersangkutan dengan permasalahan yang diteliti pada Inovasi Pelayanan Publik di Kantor Desa Landunsari.

2. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen tertentu yang berhubungan dengan judul penelitian.

1.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan data yang telah terkumpul dari hasil wawancara tersebut, dengan studi kepustakaan dan analisis dokumentasi yang ditafsirkan untuk mengetahui maksud dan makna dari penelitian tersebut. Hal ini bisa dihubungkan dengan masalah penelitian yang akan diteliti. Adapun data yang

(8)

447 akan terkumpul itu disajikan dalam bentuk narasi dan kutipan langsung hasil wawancara tersebut.

KERANGKA TEORI ATAU TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Inovasi Pelayanan

1. Definisi Inovasi

Rogers mengatakan bahwa sebuah invasi itu melahirkan sebuah ide, praktik dan suatu objek yang dimana menganggap baru dikalangan unit – unit lainnya. Selain itu Asian Development Bank Inovasi merupakan suatu yang dikatakan baru di implementasikan dan juga memiliki pengaruh yang menguntungkan. Bahkan inovasi sendiri itu di artikan sebagai sebuah perubahan kejadian ataupun aktivitas yang merupakan dari konsep, proses, penerapan dan kapabilitas yang dimana menentukan kesuksesan sebuah organisasi yang dimana sebuah inovasi tersebut bisa membantu organisasi sektor publik dalam membuat penilaian terhadap masyarakat.

2. Jenis-jenis Inovasi Pelayanan Publik

Menurut Agus Dwiyanto jenis-jenis inovasi pelayanan publik, yaitu : a. Inovasi pelayanan

b. Inovasi dalam proses c. Inovasi sistem d. Inovasi konsepsual

3. Cara Menerapkan Inovasi

a. Nilai : Yang dimaksud dengan nilai ini yang di ibaratkan sebuah batasan yang dimana dari pihak yang dikatakan cukup aneh. Artinya kita tidak akan melahirkan sebuah inovasi tanpa adanya sebuah izin. Yang maksudnya budaya yang berinovatif juag membutuhkan pemerintahan yang mendukung apa saja ide – ide yang dilahirkan dan juga memastikan apakah ide – ide itu sudah di angkut apa belum. Adapun masalah kebijakan dan juga perilaku itu melihat dari sebuah inovasi. Adapun cara – cara yang dilakukan dalam melahirkan sebuah inivasi yang baru seperti membuat cara – cara baru yang dilakukan agar bisa mengenalkan sebuah inovasi yang baru didalam sebuah organisasi yang contohnya penghargaan. Hal ini juga mempunyai kesan positifnya agar melahirkan budaya – budaya yang berinovatif.

(9)

448 b. Sumber Daya : Sebuah sumber daya merupakan sumber atau pasokan dimana sebuah organisasi mendapatkan keuntungan. Letakkan inovasi pada inti strategi dan melengkapinya. Mengidentifikasi bidang prioritas untuk inovasi.

Kebijakan sumber daya manusia untuk mengeluarkan yang terbaik dari inovator. Membangun lingkungan fisik yang membuat orang berpartisipasi.

Mengeksploitasi perbedaan: melibatkan personil yang bersemangat yang berpikir kreatif dan melihat pola-pola baru, penggambaran pada teknologi baru untuk menarik kebutuhan dan kemungkinan secara bersama- sama. Membentuk tim khusus dan jaringan yang bertanggung jawab untuk mempromosikan inovasi. Mendorong dan menarik untuk menciptakan tekanan untuk inovasi, juga menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Mengelola persediaan dan arus pengetahuan untuk memperkaya bahan baku pemikiran kreatif. Inovasi keuangan untuk memastikan bahwa

kurangnya sumber daya bukanlah kendala serius.

4. Kemampuan Inovasi

Adapun kemampuan inovasi sendiri juga memiliki potensi yang munculnya suatu inivasi yang dikatakan efektif. Yang dimana seorang birokrasi yang ada di pemerintahan juga menciptakan keratifitas dan juga inovasi – inovasi guna menciptakan efektifitas pelayanan publik. Dimana efektifitas pelayanan publik ini juga ditentukan oleh kemampuan inovasi – inovasi yang dimiliki oleh instansi lembaga pemerintahan itu.

Terziovski beranggapan bahwa kemampuan dalam hal berinovasi di dalam suatu lembaga. Adapun faktor – faktor yang dimana bisa disebut sebagai dimensi kemampuan dalam hal berinovasi. Adapun hal – hal yang ada dalam dimensi kemampuan dalam hal berinovasi yakni : perekatan dasar kompetensi, penguatan dalam berinformasi dan juga dalam hal kecerdasan sebuah organisasi. Di dalam hal dimensi kemampuan dalam hal berinovasi di jelaskan sebagai berikut :

a. Visi dan Strategi Inovasi

Visi dan strategi inovasi itu bukan hanya sebagai nilai utama dalam penyelenggaran pemerintahan, akan tetapi ditempatkan sebagai tujuan. Dimana inovasi menempati posisi yang sangat dihargai yaitu visi. Dengan posisi inovasi yang saat ini, maka strategi itu didesain untuk menghasilkan sebuah inovasi,

(10)

449 diantaranya melalui penanaman nilai – nilai kewirausahaan dalam tubuh birokrasi pemerintah daerah.

b. Perekatan Dasar Kompetensi

Dalam suatu langkah strategis untuk dapat meningkatkan suatu kompetensi aparatur itu harus dilakukan karena hal tersebut digunakan untuk meningkatkan kreatifitas Aparatur Sipil Negara, sehingga bisa lebih inovatif dalam memberikan pelayanan publik dan untuk meningkatkan penguasaan e – government.

c. Penguatan Informasi dan Kecerdasan Organisasi

Dalam kelancaran dan kecepatan arus informasi sangatlah penting bagi keberhasilan suatu kegiatan yang dalam proses pendukungnya berada pada banyak satuan unit kerja. Supaya informasi tersebut dapat mengalir dengan cepat dan lancar, lembaga pada umumnya harus melakukan transformasi proses dengan cara mendasarkan pada kemampuan teknologi informasi yang saat ini sedang berkembang dengan pesat.

d. Orientasi Pasar Dan Pelanggan

Orientasi pasar dan Pelanggan dari pelayanan yang dihasilkan oleh instansi pemerintah adalah masyarakat umum, dan tugas utamanya pemerintah adalah memuaskan masyarakat melalui pelayanan publik tersebut. Dimana hubungan pemerintah dan masyarakat ini, sebagai pemenuhan kepuasan masyarakat adalah sebuah nilai yang harus tertanam pada jiwa Aparatur Sipil Negara dalam menciptakan dan menjalankan sebuah inovasi pelayanan publik.

e. Manajemen Kreativitas dan Gagasan

Manajemen kreativitas dan gagasan merupakan inovasi yang tidak akan terjadi jika tidak ada kebebasan untuk mengembangkan suatu gagasan dan kreatifitas tersebut. Inovasi ini tidak hanya difasilitasi melalui pembukaan ruang bagi munculnya berbagai gagasan yang kreatif, bahkan diletakkan sebagai fokus utama dari strategi manajemen sumber daya manusia. Adapun manajemen sumber daya manusia Aparatur Sipil Negara ini diarahkan untuk terciptanya entrepreneurial spirit yang mengutamakan inovasi, teamwork, trustworthness, prosperity, dan speed dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat.

f. Manajemen Teknologi

(11)

450 Teknologi menjadi suatu bagian yang tak terpisahkan dari inovasi dalam pemerintah daerah. Dimana pemerintah daerah itu membangun jaringan kerja berbasis teknologi informasi yang mampu menghubungkan berbagai lembaga yang terkait dengan penyelenggaraan perizinan sampai di tingkat desa. Dalam sebuah penelitian mengenai inovasi di sektor publik dengan diperoleh temuan bahwa inovasi telah menciptakan suatu kesadaran tentang perlunya sektor publik melakukan inovasi dan juga perlunya menggabungkan hasil – hasil inovasi ke dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan khususnya dalam pelayanan publik.

Kemampuan dalam sebuah inovasi pada bidang pemerintahan itu bukanlah suatu konsep yang seakan-akan berdiri sendiri, tetapi hal tersebut selalu berkaitan dengan berbagai aspek manajemen, kepemimpinan, lingkungan politik dan pemahaman kepentingan stakeholders, iklim organisasi, alokasi sumber daya dan lain – lain yang sebagaimana tertera dalam suatu hal – hal yang menjadi pendorong adanya suatu inovas pelayanan publik tersebut. Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi kemampuan inovasi pelayanan publik itu mengakibatkan perbedaan kemampuan dan keberhasilan suatu inovasi pada masing-masing lembaga pemerintahan. Oleh karena itu dalam pemahaman terhadap faktor – faktor tersebut sangat penting untuk dilakukan agar dapat muncul suatu strategi untuk meningkatkan kemampuan inovasi pada suatu organisasi atau lembaga pemerintahan yang efektif dan efisien.9

1.2 Pelayanan Publik 1. Definisi Pelayanan Publik

Dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik, merupakan suatu Undang-Undang yang mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintah yang baik yang merupakan efektifitas fungsi-fungsi pemerintah itu sendiri. Dengan adanya pelayanan publik yang di lakukan oleh pemerintah atau koporasi yang dilakukan secara efektif sehingga dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, dalam mempromosikan kemakmuran ekonomi di suatu negara.

Adapun untuk dapat memberikan pelayanan publik secara menyeluruh bagi pengguna jasa, dan penyelenggara pelayanan harus memenuhi asas pelayanan sebagai berikut:

9 Asropi. Budaya Birokrasi dan Reformasi Birokrasi. Jurnal Ilmu Administrasi, 5 (3): 246-255.

2008

(12)

451 a. Kepentingan umum

b. Kepastian hukum

c. Kesamaan hak yang di dapatkan d. Keseimbangan hak dan kewajiban e. Keprofesionalan

f. Partifasif

g. Persamaan perlakuan / tidak diskriminatif h. Keterbukaan

i. Akuntabilitas

j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok disabilitas

Pelayanan publik juga bertujuan untuk memuaskan keinginan masyarakat dalam pemberian pelayanan yang baik.

2. Indikator Pelayanan Publik

Lijan Poltak Sinambela (2008:6) mengemukakan indikator-indikator yang digunakan untuk melihat apakah pelayanan publik yang diberikan adalah pelayanan yang prima atau tidak, indikator tersebut antara lain:

a. Transparansi b. Akuntabilitas c. Kondisional d. Partisipatif e. Kesamaan Hak

f. Keseimbangan Hak Dan Kewajiban

Berdasarkan pengertian di atas, maka pelayanan publik akan berkualias apabila memenuhi asas-asas diantaranya: transparansi, akuntabilitas, partisipasif, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, fasilitas, ketepatan waktu dan kemudahan

3. Unsur-Unsur Pelayanan Publik

Menurut Bharata (2004:11) terdapat empat unsur yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Penyedia layanan b. Penerima layanan c. Jenis layanan

(13)

452 d. Kepuasan pelanggan

4. Jenis Pelayanan Publik

Munculnya pelayanan umum atau publik dikarenakan adanya kepentingan, dan kepentingan tersebut bermacam macam bentuknya sehingga pelayanan publik yang dilakukan ada beberapa macam. Menurut Hardiyansyah (2011:23) jenis pelayanan umum atau publik yang diberikan pemerintah terbagi dalam tiga kelompok, yaitu :

a. Pelayanan administratif b. Pelayanan Barang c. Pelayanan Jasa

Jenis pelayanan di Kantor Desa Landungsari termasuk kedalam kategori pelayanan administratif dan pelayanan jasa.

5. Kualitas Pelayanan Publik

Kualitas menurut Fandy Tjiptono (2000:4) adalah suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi harapan, sehingga kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang mereka terima dengan pelayanan yang sesungguhnya yang mereka harapkan. Jika jasa pelayanan yang diterima sesuai yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk HASIL DAN PEMBAHASAN

Adanya Pelayanan Publik sangat berperan penting bagi keperluan orang atau masyarakat dengan memberikan pelayanan atau melayani jika dinilai mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut. Tentunya harus sesuai dengan tata cara serta aturan hukum yang telah ditetapkan. Dalam melayani masyarakat sendiri adalah pemerintah dengan arti tidak dapat melayani dengan dirinya sendiri. karena tentu dalam menciptakan kondisi dengan mengembangkan kreativitas serta kemampuan yang dimiliki setiap anggotanya demi mencapai tujuan bersama. Seperti yang kita rasakan akhir- akhir ini terkait pelayanan

(14)

453 publik, masyarakat selalu menuntut pelayanan publik yang mempunyai sifat kompeten dan berkualitas dari birokrat itu sendiri. karena secara empiris pelayanan publik yang ada saat ini bercirikan lambat, mahal, berbelit-belit. Hal seperti itu cenderung masih diposisikan sebagai pihak yang melayani bukan dilayani. Lagi-lagi Pelayanan Publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan sesuai keperluan masyarakat atau orang pada organisasi tersebut. Seharusnya birokrasi publik yang baik adalah mempunyai ciri professional, sederhana, transparansi, efektif, responsive, tepat waktu serta dapat membangu kualitas manusia dengan meningkatkan kapasitas masyarakat perindividu secara aktif dan menentukan masa depannya. Pemerintah merupakan pihak berwajib yang menyediakan barang publik dalam kaitanya degan barang publik murni dan sifat barang privat khususnya barang publik yang dinamakan kebijakan publik. Barang publik murni merupakan bentuk aturan yang tidak boleh diserahkan kepada swasta yang terkait. Karena akan menimbulkan kepentingan kepentingan swasta yang membuat aturan sehingga aturan itu menjadi penuh dengan ested interest dan menjadikan ketidakadilan. Adanya barang publik murni tersebut akan membuat peran pemerintah akan tetap melekat di sepanjang keberadaannya.

Yang dimaksud pelayanan publik ialah sebagai pemberi layanan atau penyedia layanan untuk keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan. Pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan pengembagan penyusunan standar pelayanan. Penyedia layanan, pelanggan atau stakeholder dalam kegiatan pelayanan akan memiliki acuan tentang bentuk, alasan, waktu, tempat dan proses pelayanan yang seharusnya. Penggunaan istilah pelayanan publik (public service) di indonesia dianggap memiliki kesamaan arti dengan istilah pelayanan umum atau pelayanan masyarakat. Oleh karna itu ketiga istilah tersebut dipergunakan bersama dan tidak memiliki perbedaan mendasar, Pelayanan berfungsi sebagai sebuah sistem yang menyediakan apa yang di butuhkan oleh masyarakat. Terdapat empat unsur penting dalam proses pelayanan publik, yaitu (Bharata,2004:11) :

(15)

454 1. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan penyerahan barang (goods) atau jasa-jasa (services).

2. Penerima layanan, mereka yang di sebut sebagai konsumen yang menerima berbagai layanan dari penyedia layanan .

3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat di berikan kepada pihak yang membutuhkan layanan .

Pelayanan publik adalah suatu usaha yang di berikan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Penyelenggara pelayanan publik tidak terlepas dari hubungan pemerintah selaku penyelenggara pelayanan dan masyarakat sebagai pengguna layanan tersebut. Pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, kegiatan pemberi pelayanan publik dapat diamati dari berbagai pelayanan salah satunya adalah di bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan tanggungjawab pemerintah dalam upaya mencapai kesejateraan masyarakat di bidang kesehatan. Hal tersebut tercantum pada cita-cita bangsa indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia pasal 36 tahun 2006 bahwa setiap upaya pembangunan harus di landasi dengan wawasan kesehatan, dalam arti dalam pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak bail pemerintah maupun masyarakat.

Dalam hal mengembangkan organisasi yang berorentasi pada kebutuhan dan keinginan pengguna jasa, sebab kesalahan dalam mengedintifikasi kebutuhan dan harapan pengguna jasa akan menyebabkan pelayanan tersebut menjadi tidak berarti dan sia-sia. Pemerintah berperan besar dalam memberikan pelayanan publik dan dapat berperan dalam memperbaiki atau memperluas pelayanan kesehatan dengan berbagai cara antara lain memperluas sistem dan arus informasi sehingga mampu untuk menangkap kecendrungan masalah kesehatan dalam masyarakat untuk membangun prioritas kebijakan.

Peningkatan kualitas pelayanan publik adalah isu yang sangat penting karena masyrakat terus menerus menuntut kualitas pelayanan publik tersebut agar menjadi lebih baik. Karena peningkatan kualitas pelayanan publik adalah salah

(16)

455 satu bentuk aktivitas harapan dari sebuah konsumen kepada perusahaan.

Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat di Desa Landungsari sangat berkaitan erat dengan ketersediaannya Sumber Daya Manusia yang terampil.

Karena Sumber Daya Manusia itu sendiri salah satu factor yang sangat penting dalam sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahan terkait yang dimana Sumber Daya Manusia merupakan sumber kunci dalam meningkatkan sebuah organisasi. Selain karena keterkaitannya dengan Sumber Daya Manusia, peningkatan kualitas pelayanan juga dipengaruhi oleh suatu kinerja birokrasi.

Ketika suatu birokrasi memiliki kinnerja yang buruk dalam memberikan pelayanan kepada publik tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja pemerintah secara keseluruhan. Jadi memang perlu untuk mengubah pola pikir budaya kerja dalam pembenahan organisasi untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik dan bisa meningkatkan kepercayaan publik kepada pelayanan yang ada di kantor Desa Landungsari kembali.

Fokus utama ketika membicarakan pelayanan publik adalah orang yang dilayani dan orang yang melayani. Disini yang dikatakan orang melayani adalah perangkat desa yang ada di Kantor Desa Landungsari dan yang dilayani adalah warga Desa Landungsari itu sendiri. Pada prinsipnya pelayanan publik sengaja dirancang agar pelayanan tersebut menjadi simple, cepat, dan tanpa biaya.

Mufarruh H. Rasyid sebagai kepala urusan umum di Kantor Desa Landungsari mengatakan bahwa sebelum tahun 2000, pada awal sebelum terciptanya teknologi informasi di Kantor Desa Landungsari masih menggunakan alat manual dan hanya terdapat satu komputer saja. Hal ini juga disebabkan karena tenaga Sumber Daya Manusia yang kurang memadai atau kurang mencukupi dan belum sesuai dengan kompetensinya sehingga memperlambat pelayanan publik tersebut.

Kantor Desa Landungsari pada dasarnya seluruh administrasi publik telah dihendle oleh masing-masing bidang (bidang Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, bidang pertanahan dan lain-lain) yang mana ternyata tidak berjalan secara efisien karena disebabkan oleh kebutuhan pokok warga yang semakin melonjak naik. Jika dulunya hanya 1 atau 2 orang saja yang datang untuk menyerahkan surat (surat keterangan usaha, surat keterangan biasa, surat perizinan dan lain-lain) dalam sehari, saat ini bisa mencapai 20 atau 30 orang dalam sehari

(17)

456 yang datang ke Kantor Desa Landungsari. Lalu pada awal tahun 2010, kantor Desa Landungsari menyiapkan beberapa perangkat lunak dan perangkat keras bertujuan ingin membuat pelayanan yang dinamakan Pelayanan Satu Atap. Hal ini agar pelayanan publik dengan sistem satu atap atau satu pintu ini dianggap sudah efektif, kemudian kelengkapan pelayanan yang maksimal dan cepat serta terjangkau. Pelayanan ini dibuat agar yang dahulunya bermacam-macam bidang, saat ini hanya 1 bidang saja yang menghendle dengan penerimanya melewati satu pintu saja. Hal ini dilakukan agar warga penduduk Desa Landungsari yang datang tidak menunggu terlalu lama untuk menyerahkan surat permohonan.

Tahun 2017, para perangkat Kantor Desa Landungsari telah mengikuti beberapa pelatihan yang dinamakan dengan SILADESKEL (Sistem Layanan Administrasi Desa dan Kelurahan) Pelatihan Siladeskel di mulai dengan dengan Sumber Daya Manusia Kantor desa yang minim karna masih banyak yang belum mengerti tentang Internet namun ada sebagian yang sangat mengerti akan internet.

Adapun perbedaan Sumber Daya Manusia yang sangat jauh antara satu desa dengan desa yang lainnya ini menjadi awal hambatan dalam pelaksaan pelatihan SILADESKEL. Pelatihan tersebut dilaksanakan secara santai dengan menggunakan bahasa yang sangat sederhana supaya bahasa pengantar dapat di terima oleh para peserta operator desa yang masih memiliki sedikit pengetahuan tentang internet. Dengan minimnya Sumber Daya Manusia dalam operator desa tentang internet karena memang terkakadang bermaslah dengan kendala teknis jaringan IT celular di Desa Landungsari yang tidak merata. Setelah pelatihan SILADESKEL berjalan kurang lebih sekitar 3 jam dan mencapai akhir pelatihan, semua operator desa dapat menerima pelatihan dengan sempurna, hasilnya bagi operator yang tadinya kurang akan pengetahuan internet kini sudah tidak lagi bahkan saat ini sudah bisa menjalankan program SILADESKEL secara online dengan baik.

Kekurangan setelah menerapkan sistem tersebut, jika Desa Landungsari berpenduduk sejumlah 10.000 orang sedangkan penduduk musiman sebanyak 12.000 orang. SILADESKEL ini tidak berjalan secara kompetebel karena database yang tersedia hanya database keuntungan Desa Landungsari. Sementara yang mengajukan administrasi surat menyurat bukan hanya dari Desa

(18)

457 Landungsari sehingga para perangkat kantor desa memutuskan untuk kembali ke manual. Lalu pada tahun 2018 diciptakannya SIKDES (Sistem Informasi Manajemen Desa) sistem ini berguna untuk mengedit jika ada yang diikuti dari orang luar dan sekaligus di save, akan tetapi lagi-lagi sistem ini dirasa kurang efektif karena dirasa terlalu lama. Dan saat ini di kantor Desa Landungsari belum berjalan sistem online, hanya sistem keuangan saja yang menggunakan sistem online.

Bagan 1. Undang-Undang Tentang Desa

Dengan adanya dan disahkannnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, harapan dari masyarakat desa bahwa atas segala kebutuhannya dapat diakomodasi dengan lebih baik. Atas pemberian tersebut harapan masyarakat desa dapat meningkatkan mutu kualitas hidup masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan hidup dengan memberantas suatu permasalahan seperti kesenjangan antar wilayah, kemiskinan dan masalah sosial dan lainnya. Atas pelaksanaan tersebut maka pemerintah desa juga harus mempunyai peran tanggung jawab yang besar serta harus bisa menerapkan prinsip - prinsip akuntabilitas dalam tatanan pemerintah yang dimana semua penyelenggaraan kegiatan harus dipertanggungjawabkan oleh masyarakat desa sesuai dengan ketentuannya. Selain itu pemerintah desa wajib menyusun suatu laporan realisasi pelaksaan APBDes

Transparansi dan

Akuntabilitas Akuntabilitas

Partisipatif dan Transparansi

Pertanggungjawaba n Dana Desa Pelaksanaan Dana

Desa Pengelolaan Dana

Desa

Perencanaan Dana Desa

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

(19)

458 dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDes yang kemudian laporan tersebut yang akan dihasilkan dari siklus pengelolaan keuangan desa.

Adapun tahapannya seperti tahapan pelaksanaan, tahapan pelaporan, tahapan perencanaan, hingga laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa.

Dimana dalam perencanaan ini, BPD (Badan Permusyawaratan Desa) ikut serta dalam merepresentasikan masyarakat desa sehingga program kerja tersebut dapat terakomodir berdasarkan kepentingan dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat desa tersebut. Selain itu pemerintah desa harus melakukan pembukuan atau melakukan transparansi atas taransaksi keuangan atas bentuk pertanggungjawaban yang sudah dilakukannya.

Dana Desa ini diatur dalam Peraturan Pemerintah PP Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Berdasarkan PP Nomor 60 tahun 2014, Dana Desa merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten atau kota dan digunakan sebagai pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan desa tersebut, dalam pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Seperti halnya yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 ini yang kemudian direvisi kembali menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015.

Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 ke Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 menjelaskan bahwa pembagian atas Dana Desa akan lari ke pusat-kabupaten dan dari kabupaten menuju desa. Dana Desa merupakan dana bantuan yang dialokasikan kepada Pemerintah Desa yang mana akan dipergunakan untuk sarana prasana masyarakat serta lembaga yang ada di desa dengan diprioritaskannya oleh masyarakat. Administrasi tersebut akan dikelola dan dipertanggung jawabkan oleh Kepala Desa. Pemberian Dana Desa merupakan salah satu salinan dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 t5entang pengelolaan Keuangan desa yang gunanya untuk membiayai dan mendorong program Pemerintah Desa yang ditunjang oleh swadaya gotong royong dengan beberapa partisipasi masyarakat dalam melaksanakan program pemerintah pemberdayaan masyarakat.

(20)

459 Adapun Tujuan pemberian Dana Desa antara lain meliputi :

a. Untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan suatu pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, b. Untuk meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam

melakukan suatu perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara partisipatif yang sesuai dengan potensi yang dimiliki desa tanpa memaksa,

c. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan desa, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat desa serta dalam rangka pengembangan kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang akan membantu kehidupan yang lebih layak,

d. Untuk mendorong dalam peningkatan partisipasi swadaya gotong royong masyarakat. Dimana dana desa yang dianggarkan oleh pemerintah pusat secara nasional dalam APBN setiap tahun harus dapat dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat setempat, agar lebih bermanfaat.

Pada dasarnya dalam Pengelolaan Keuangan Desa adalah sebuah hak dan kewajiban desa yang dinilai berupa uang dan barang yang masih ada hubungannya dengan kewajiban desa. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 menjelaskan tentang sumber Dana Desa yang mana Dana Desa sendiri bersumber dari APBN melalui kas umum desa yang sepenuhnya menjadi pendapatan desa ke APBDes. APBDes dikelola oleh Kepala Desa karena jabatannya slaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan desa dengan dibantu PTPKD (Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa. PTPKD berasal dari unsur unsur perangkat desa untuk mengelola keuangandesa dan Sekretaris Desa yang bertindak atas coordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan. Keuangan Desa dikelola berdasarkan beberapa asas, yakni akuntabel, transparan serta adanya kedisiplinan dan tertib terkait anggaran.

(21)

460 Keuangan Desa di Kantor Desa Landungsari sudah memiliki sistem online yang dinamakan Sistem SISKEUDES (Sistem Keuangan Desa). Sistem Keuangan Desa disini berguna untuk mengamankan keuangan desa. Hal ini sama dengan perihal yang pernah ramai diperbincangkan di media berkaitan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) online hanya saja dalam lingkup kecil.

SISKEUDES ini dibawah pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan softwarenya digunakan di Indonesia. Pengelolaan keuangan desa harus dilakuknan dengan baik agar tidak terjadi kecurangan-kecurangan dalam mengelolan anggaran desa. Pemerintah dalam mengembangkan SISKEUDES adalah untuk membantu pemerintah desa lebih mandiri dalam mengelola keuangan desa secara efektif dan lebih baik, serta meningkatkan transparansi dalam akuntabilitas keuangan di desa. Dengan adanya SISKEUDES diharapkan pemerintah desa lebih mandiri dan lebih bekerja keras dalam mengelola unsur pemerintahan dan sumber daya alam yang dimiliki. Aplikasi ini dikeluarkan pada tahun 2016 dan sudah mulai diterapkan di desa-desa. Di mulai pada tahun 2016 tentunya banyak kendala-kendala yang dihadapi terhadap penerapannya seperti error saat peng inputan data Jadi sewaktu proses penginputan sering kali tidak teriput dengan baik atau halaman entri bisa jadi tidak muncul. Mengingat dana untuk pembangunan desa tidak sedikit dan biasanya akan digelontorkan setiap tahun. Hanya karena ketidakmampuan dari satu atau dua orang saja dalam membuat laporan maka akan mengakibatkan desa tersebut tidak terbangun. Dan bagaimana pemerintah desa melakukan persiapan untuk penggunaan aplikasi ini.

Beberapa waku yang lalu pada tahun 2016, file projectnya juga dengan daerah Malang, Pasuruan dan Madiun. Dalam menjalankan suatu sistem tentunya adanya beberapa dampak yang dikarenakan sistem SISKEUDES ini, jika orang yang berpikiran maju akan berfikir bahwa adanya sistem ini akan berdampak yang sangat bagus karena sifatnya yang simple dan aman serta lebih transparan kepada masyarakat. Namun, jika orang tersebut berpikiran mundur atau akan berfikir bahwa adanya sistem ini bersifat susah dan merepotkan. Hal itu tentunya akan mempersulit pelayanan publik tersebut karena masyarakat yang tidak punya satu pikiran untuk mendukung pelayanan publik yang diberikan Kantor Desa Landungsari tersebut.

(22)

461 Kantor Desa Landungsari juga mempunyai situs website yang dibuat oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang dulu pernah melakukan magang di Kantor Desa tersebut. Situs website tersebut sayangnya belum sepenuhnya berjalan dengan optimal. Pada dasarnya website merupakan halaman situs sistem informasi yang dapat diakses secara cepat dan didasari oleh perkembangan teknologi informasi terciptanya suatu jaringan antar komputer yang saling berkaitan. Dalam penggunaan website itu sudah menjadi suatu perhatian oleh banyak kalangan, mulai dari pengusaha, akademisi, pemasaran, praktisi media massa, perusahaan, hingga instansi pemerintahan.

Penggunaan website di Kantor Desa Landungsari masih menimbulkan kesenjangan karena masih kurang sumber daya manusia yang berkompeten, baik pengelolaan website maupun pembuat berita. Keberadaan website Kantor Desa Landungsari ini hanyalah gambaran tentang point-point informasi dan belum ada isi informasinya. Padahal penggunaan website Kantor Desa Landungsari http://desa-landungsari.malangkab.go.id/interaktif.html akan mempermudah masyarakat ataupun wartawan dalam pencarian berita yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan di Desa Landungsari.

Gambar 1. Situs Web Desa Landungsari http://desa-landungsari.malangkab.go.id/

Bahwa penggunaan situs website tersebut dapat diaplikasikan dan dimanfaatkan datanya, tidak mengalami kesulitan terhadap pelayanan publik, seedangkan sebagai pembuatan aplikasi untuk pelayanan bersifat dari Pemerintah ke Publik dikategorikan kurang menguasai penggunaannya. Selain itu Kantor

(23)

462 Desa Landungsari untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 melakukan kerja bekerja sama dengan jurusan Teknologi Informasi Universitas Muhammadiyah Malang untuk membantu membuatkan software pelayanan publik yang harapannya langsung terkoneksi ke kantor dari warga Landungsari itu sendiri. Namun, kerja sama tersebut masih terhenti dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Hambatan yang terjadi dalam pelayanan publik tersebut terkait proses diselenggarakannya sistem online ini yakni perlunya ketelatenan karena dari tahun ke tahun akan ada perubahan yang terkait aplikasi tersebut. Dimana aplikasi tersebut akan terus berkembang dan harus mengikuti regulasi yang menyertai.

KESIMPULAN

Inovasi pelayanan publik merupakan cara baru maupun ide kreatif teknologi pelayanan memperbaharui, penyederhanaan, maupun menciptakan terobosan dalam aturan, prosedur, metode, pendekatan, struktur organisasi sehingga memiliki nilai baik dari segi kualitas maupun kuantitas pelayanan. Tiga hal utama dari inovasi yaitu: Produk dan Jasa, Gagasan baru, dan Upaya perbaikan melakukan penyempurnaan dan perbaikan secara terus menerus yang dapat dirasakan manfaatnya. Jadi untuk saat ini Kantor Desa Landungsari masih menggunakan pelayanan manual kecuali pada bidang Keuangan Desa yang dinamakan SISKEUDES dan inovasi-inovasi lain masih dalam proses kerja sama dan belum terlaksana. Dan adanya Situs website yang sayangnya belum sepenuhnya berjalan dengan optimal sehingga masih terlihat ketinggalan padahal situs website tersebut sangat penting bagi masyarakat dan wartawan dalam pencarian berita yang mengenai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Desa Landungsari.

Pelayanan publik sendiri yang mempunyai peran penting bagi masyarakat yang mana akan mengarah kepada kesejahteraan masyarakat. Bahwasanya masyarakat juga berhak untuk mengawasi maupun memberikan pendapat atas pelaksanaan pelayanan publik tersebut. Hak ini menjadikan bekal masyarakat untuk mengendalikan penyelenggaraan pelayanan publik. Tanpa berpacu pada hak, sebenarnya pengawasan pelayanan publik memang sudah melekat pada diri masyarakat.

(24)

463 DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Creswell, John W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed .Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Sinambela, Lijan Poltak. (2011). Reformasi Pelayanan Publik : Teori Kebijakan dan Implementasi. Jakarta. Bumi Aksara.

Journal

Mirnasari, Rina Mei. (2013). Inovasi Pelayanan Publik UPTD Terminal Purabaya Bungurasih. Universitas Airlangga. Volume 1. Diakses pada 20 November 2019.

Pratama, M Rizky. (2013). Inovasi Pelayanan Publik (Studi Deskriptif Tentang Nilai Tambah (Value Added) Inovasi Pelayanan Perizinan Bagi Masyarakat Di Kota Kediri). Volume 1

Mulgan, G., & Albury, D. (2003). Innovation in the public sector. Strategy Unit, Cabinet Office, 1, 40.

Demircioglu, M. A., & Audretsch, D. B. (2019). Public sector innovation: the effect of universities. The Journal of Technology Transfer, 44(2), 596-614.

Rahman, A. Z. (2018). Smart City: Inovasi Peningkatan Pelayanan Publik Masa Kini.

Rahadian, A. H. (2019). Revitalisasi Birokrasi Melalui Transformasi Birokrasi Menuju E-Governance Pada Era Revolusi Industri 4.0. In Prosiding Seminar STIAMI (Vol. 6, No. 1, pp. 85-94).

Peyusinta, T. M., & Setyawan, D. (2019). Inovasi Piket Malam Dalam Meningkatkan Kinerja Pelayanan Publik. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 7(1).

Musdalipa, M., Parawangi, A., & Malik, I. (2017). Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Desa Parigi Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, 3(1), 47-62.

Hadi, Krishno, Listiano Asworo, Iradhad Taqwa Sihidi. 2020. “Inovasi Dialogis:

Menuju Transformasi Pelayanan Publik Yang Partisipatif (Kajian Sistem Pelayanan Malang Online).”Journal of Government and Civil Society 4(1):115–29 DOI: http://dx.doi.org/10.31000/jgcs.v4i1.2438.

Referensi

Dokumen terkait

Seseorang pekerja tidak boleh mempunyai beban kerja lebih daripada satu walaupun beliau terlibat dalam beberapa

The results of the second case study LCA: Health effects imply that the total cost of health issues is lower when import of EVs is from the nearby countries, which

Norėdamas pasipraktikuoti ir galimai plačiau išvystyti dailiąją knygrišystę ir jos idė- ją plačiau paskleisti knygrišių ir knygų mėgėjų tarpe, o taip pat visą knygrišystės

Salah satu bentuk penilaian untuk melakukan evaluasi terhadap pembelajaran pada mahasiswa yang diterapkan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Beberapa lembaga pendidikan yang ditangani langsung dengan sentuhan modernitas antara lain; Al-Jami’ah Al-Islamiyah di Sungayang – Batusangkar, Kweekschool/Normal Islam

Kegiatan pengkajian dan penelitian untuk mendukung keberhasilan upaya tersebut juga sangat diperlukan Terdapat tiga hal pokok yang hendaknya diperhatikan dalam mengkreasi

1) mengetahui keragaman dan kesamaan parasitoid yang berasosiasi dengan hama penggerek batang padi kuning pada kedua ketinggian. 2) mengetahui kelimpahan populasi parasitoid

Penelitian ini untuk mengkaji polimorfisme lokus mikrosatelit D18S536 pada populasi monyet ekor panjang di Pancasari, Bali.. Sejumlah 10 sampel darah telah dikoleksi dan DNA