• Tidak ada hasil yang ditemukan

Self Regulated Learning Dalam Mengembangkan Kemampuan Menghafal Al-Qur'an Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an (PPTQ) Ebqory Jember Tegal Besar Kaliwates Jember Tahun 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Self Regulated Learning Dalam Mengembangkan Kemampuan Menghafal Al-Qur'an Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an (PPTQ) Ebqory Jember Tegal Besar Kaliwates Jember Tahun 2022"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

i

KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR’AN

SANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN (PPTQ) EBQORY TEGAL BESAR KALIWATES JEMBER

TAHUN 2022 SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Uswatun Khasanah NIM : T20181108

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2022

(2)

ii

SELF REGULATED LEARNING DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR’AN

SANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN (PPTQ) EBQORY TEGAL BESAR KALIWATES JEMBER

TAHUN 2022

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Uswatun Khasanah NIM : T20181108

Disetujui Pembimbing

Dr. H. Sofyan Tsauri, MM.

NIP. 195811111983031002

(3)

iii

SELF REGULATED LEARNING DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR’AN

SANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN (PPTQ) EBQORY TEGAL BESAR KALIWATES JEMBER

TAHUN 2022

SKRIPSI

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hari : Kamis

Tanggal : 22 Desember 2022 Tim Penguji

Ketua

Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag.

NIP. 1975080820033122003

Sekretaris

Najibul Khair, M.Ag.

NIP. 198702202019031002

Anggota:

1. Dr. H. Saihan, M.Pd.I. ( )

2. Dr. H. Sofyan Tsauri, M.M. ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas dan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni'ah, M.Pd.I NIP. 196405111999032001

(4)

iv MOTTO





































Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah

setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.

(QS. Al-Hasyr [59]: 18)1*

Dapartemen Agama Republik Indonesia. Al-Quran dan Terjemah, (Bandung: Cordoba, 2020), 568.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat, sholawat serta salam tak lupa pada kekasih alam tercinta baginda Nabi Muhammad saw. Seiring ucapan syukur alhamdulilah, penulis ingin berterima kasih dan mempersembahkan kepada orang-orang yang berarti dalam hidup dan telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini terkhusus kepada:

1. Orang tuaku tercinta Bapak Misingan dan Ibu Suparti yang selalu memberikan dukungan tiada henti. Terimakasih dan segenap rasa hormat atas segala perhatian, kasih sayang yang paling penting atas segala doa pengorbanan untuk memberikan pendidikan terbaik hingga sekarang.

2. Semua sahabat-sahabatku Suci, Dina, Zulfa, Salis dan lainya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu dan terimakasih telah menemani selama di kampus tercinta, semoga kelak kalian menjadi orang sukses dan silaturahmi kita tetap terjaga sampai nanti.

3. Semua teman-teman PAI A3 angkatan 2018 saya ucapkan terimakasih telah menemani saya selama perkuliahan selama kurang lebih empat tahun, terimakasih atas doa dan support yang kalin berikan, semoga kelakkalian menjadi orang sukses dan bermanfaat bagi orang lain.

4. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang saya banggakan.

(6)

vi

KATA PENGANTAR









Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Self Regulated Learning Dalam Mengembangkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember” sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana pendidikan (S.Pd) dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. yang senantiasa diharapkan syafaatnya kelak di Yaumul Qiyamah.

Penulis ingin menyampaikan terimakasih yang terdalam kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, semoga Allah membalasnya, kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E, MM., Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember yang telah mendukung dan memfasilitasi kami selama proses kegiatan pembelajaran.

2. Prof. Dr. Hj. Mukniah, M.Pd.I., Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri UIN KHAS Jember yang telah mendukung dan memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

3. Dr. H. Mashudi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik (FTIK) UIN KHAS Jember yang telah memberikan izin penelitian ini dan kesempatan untuk melakukan penelitian ini.

(7)

vii

4. Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd.I., Selaku Kepala Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa (FTIK) UIN KHAS Jember yang telah memberikan kemudahan untuk menimba ilmu agama selama belajar di kampus tercinta ini.

5. Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag., Selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Agama Islam (FTIK) UIN KHAS Jember yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian ini.

6. Dr. H. Sofyan Tsauri, MM., Selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dan masukan-masukan yang membangun sehingga memudahkan dalam menyelesaian skripsi ini.

7. Dr. Hj. St. Rodliyah, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang telah mengarahkan dan memberi masukan terhadap proses akademika kami selam belajar di UIN KHAS Jember.

8. Segenap civitas akademik, dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) yang telah membantu dan membekali ilmu penegetahuan selama proses perkuliahan ini.

9. Dr. Amin Fadlillah, SQ.MA., selaku pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

10. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan, baik dalam do’a ataupun dalam bentuk lainya selama proses menyelesaikan skripsi ini.

(8)

viii

Semoga Ridho AllAH SWT. menyertai kemana arah kaki melangkah dan dimana langkah berpijak. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Aamiin.

Jember, 22 Desember 2022

Uswatun Khasanah NIM. T20181108

(9)

ix ABSTRAK

Uswatun Khasanah, 2022: Self Regulated Learning Dalam Mengembangkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember Tahun 2022..

Kata Kunci : Self Regulated Learning, Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Santri

Menghafal Al-Qur’an adalah aktivitas yang membutuhkan waktu, tenaga dan fikiran. Fenomena yang ada santri memutuskan untuk menghafal dan kuliah secara beriringan.

Hal ini tentu tidak mudah bagi santri untuk melaksanakan kegiatan pondok dan kuliah. Oleh karena itu self regulated learning sangat penting bagi santri yang sedang menghafalkan Al- Qur’an, dengan adanya self regulated learning santri mampu mengembangkan kemampuan menghafalnya dan menjalankan kewajiban kuliah.

Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana faktor individu dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember Tahun 2022? 2) Bagaimana faktor perilaku dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember Tahun 2022? 3) Bagaimana faktor lingkungan dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember 2022?.

Tujuan Penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan faktor individu dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Jember Tahun 2022. 2) mendeskripsikan faktor perilaku dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Jember Tahun 2022. 3) mendeskripsikan faktor lingkungan dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Jember Tahun 2022.

Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Subjek penelitian dipilih secara purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan: 1) Observasi 2) Wawancara, dan 3) Dokumentasi. Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan dua jenis triangulasi yaitu: 1) Triangulasi sumber, dan 2) Triangulasi teknik.

Dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif Miles, Huberman dan Saldana yaitu 1) Kondensasi data, 2) Penyajian data, dan 3) Penarikan Kesimpulan.

Penelitian ini memperoleh hasil bahwa 1) Faktor individu dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an santri dengan memahami arti ayat Al- Qur’an dapat memudahkan dalam proses menghafal, mengatur waktu antara ziyadah dan muroja’ah, memiliki target untuk mengkhatamkan hafalan Al-Qur’annya. 2) Faktor perilaku dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an santri dengan santri diantaranya menyiapakan setoran jauh-jauh waktu, masa suci minimal mendapat hafalan satu juz, menambah waktu ngaji, tidak membandingkan pencapaian hafalan dengan teman lain. 3) Faktor lingkungan dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an santri orang tua sangat memberi dukungan dalam menghafal, kegiatan setoran langsung pada pengasuh akan lebih menumbuhkan semangat, sesama teman yang menghafal saling mengingatkan untuk semangat menambah hafalan dan juga muroja’ah.

(10)

x

DAFTAR ISI

COVER ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii ..

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Istilah ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Kajian terdahulu ... 11

B. Kajian Teori ... 15 BAB III METODE PENELITIAN

(11)

xi

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 29

B. Lokasi Penelitian ... 30

C. Subjek Penelitian ... 31

D. Teknik Pengumpulan data ... 31

E. Analisis Data ... 36

F. Keabasahan Data ... 37

G. Tahap-tahap Penelitian ... 38

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Objek Penelitian ... 42

1. Profil PPTQ Ebqory ... 42

2. Struktur Organisasi PPTQ Ebqory ... 44

3. Visi, Misi PPTQ Ebqory ... 45

4. Program Kegiatan PPTQ Ebqory ... 46

5. Data Santri PPTQ Ebqory ... 48

6. Data Sarana dan Prasarana PPTQ Ebqory ... 49

B. Penyajian data dan analisis ... 50

C. Pembahasan dan Temuan ... 84

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 14

Tabel 3.1 Subjek penelitian ... 31

Tabel 4.1 Struktur Pengurus PPTQ Ebqory ... 45

Tabel 4.2 Kegiatan Harian PPTQ Ebqory ... 46

Tabel 4.3 Kegiatan Mingguan PPTQ Ebqory ... 47

Tabel 4.4 Kegiatan Bulanan PPTQ Ebqory ... 47

Tabel 4.5 Kegiatan Tahunan PPTQ Ebqory ... 47

Tabel 4.6 Data Santri PPTQ Ebqory ... 48

Tabel 4.7 Data Sarana dan Prasarana PPTQ Ebqory ... 49

Tabel 4.8 Hasil Temuan Penelitian ... 83

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Kegiataan Ngaji Kitab Tafsir Jalalain………. 52

Gambar 4.2 Kegiatan Santri Memyiapakan Setoran Hafalan ……... 56

Gambar 4.3 Kegiatan Setoran Hafalan ………...63

Gambar 4.4 Kegiatan Setoran Muroja’ah………....69

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Ke-

1. Matrik Penelitian ... 95

2. Pernyataan Keaslian Tuliasan ... 96

3. Pedoman Penelitian ... 97

4. Dokumentasi Penelitian ... 99

5. Jurnal Kegiatan Penelitian ... 101

6. Permohonan Bimbingan Skripsi ... 102

7. Surat Tugas ... 103

8. Ujian Seminar Proposal ... 104

9. Permohonan Ijin Penelitian ... 105

10. Surat Keterangan Penelitian ... 106

11. Biodata Penulis ... 107

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Manusia adalah mahkluk yang beragam dan hubungan manusia dengan agama tidak dapat dipisahkan. Bagi umat yang memeluk agama Islam, pegangan agama dalam menjalani kehidupan adalah Al-Qur’an.2 Setiap individu yang mengaku muslim, Al-Qur’an merupakan identitas umat islam yang idealnya dikenal, difahami dan diaplikasikan. Namun, tidak sedikit individu yang dengan kesadaran diri mendekatkan diri pada sang Pencipta melalui pemahaman yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Sebagaimana firman Allah SWT surah Al-Qomar ayat 17 yang berbunyi:

















Artinya: Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran.3

Berdasarkan firman diatas sudah sangat jelas Al-Qur’an mudah dihafal dan dipelajari. Dalam menghafal Al-Qur’an terdapat proses yang tidak hanya menggunakan ingatan. Namun adanya kekuatan niat dan tekad yang benar.

Self Regulated Learning sangat menekankan pada pentingnya tanggung jawab individu dan mengontrol pengetahuan yang dimiliki.4 Dengan adanya self

2 Alawiyah Putri Irwani, “Regulasi Diri Remaja Penghafal Al-Qur’an Di Pondok Penghafal al- Qur’an Zawiyatul Huffadzh Kel Tangkah Kec Medan Labuan”(Skripsi, UIN Sumatera Utara, 2019), 1.

3 Dapartemen Agama Republik Indonesia. Al-Quran dan Terjemah, (Bandung: Cordoba, 2020), 529.

4 Eva Latipah,”Stratrgi Self Regulated Laearning Dan Prestasi Belajar Kajian Meta Analisis”, Jurnal Psikologi, 1 Juni, 2010), 111.

(16)

regulated learning dapat membantu santri dalam menetapkan tujuan dan menyelesaikan hafalan Al-Qur’annya. Olehkarenanya self regulated learning menjadi sangat penting bagi santri yang menghafal Al-Qur’an.

Mengenai regulasi diri dapat mengontrol perilaku seseorang. DeWall dalam Fransiska Lerek mengadakan penelitian pada mahasiswa di amerika.

Hasil penelitianya membuktikan bahwa regulasi diri yang kurang efektif dapat menimbulkan perilaku agresif, berbeda dengan mahasiswa yang memiliki regulasi efektif akan mudah dalam mengendalikan diri. Dengan pengendalian diri tersebut dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.5 Begitu juga dengan santri yang sedang proses mennghafal Al-Qur’an harus mampu melakukan regulasi diri yang nantinya dapat mempengaruhi perilaku dan mencapai tujuan yaitu menyelesaikan setoran hafalan Al-Qur’an.

Di antara santri-santri yang dalam proses menghafal Al-Qur’an, mayoritas para santri menetap di lembaga Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory. Pondok pesantren adalah suatu tempat pemondokan bagi para santri yang menimba ilmu agama Islam.6

Madjid memberikan pengertian bahwa santri berasal dari kata sastri dari bahasa sansekerta, yang arti melek huruf, dikonotasikan oleh orang jawa disebabakan minimnya pengetahuan tentang agama melalui kitab-kitab salaf.

Kemudian santri diasumsikan bahwa orang yang tahu tentang ilmu agama

5 Fransiska Lerek, “Pengaruh Motivasi Belajar dan Dukungan Sosila Teman Sebaya Terhadap Regulasi Diri Pada Mahasiswa Yang Kuliah Sambil Bekerja Di Fakultas Ekonomi Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Mulawarman Samarinda”. Jurnal Psikologi, 3 (Januari, 2015), 444.

6 Adnan Mahdi, “Sejarah Peran Pesantren Dalam Pendidikan di Indonesia,” Islamic Review, Vol.

II. No. 1 (2013), hlm. 3.

(17)

melalui kitab salaf atau setidaknya dapat membaca Al-Qur’an. 7 Oleh karena itu Pondok Pesantren dikenal dengan tempat para santri untuk belajar ilmu agama dan mengaji.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Pasal 2 Ayat 1 Nomor 31 Tahun 2020 tentang Pendidikan Pesantren bahwa:

Pesantren menyelenggarakan pendidikan pesantren sebagai bagian dari penyelenggaraan pendidikan nasional dan diselenggarakan berdasarkan ke-khasan, tradisi, dan kurikulum pendidikan masing- masing pesantren dengan tujuan membentuk santri yang unggul dalam mengisi kemerdekaan Indonesia dan mampu menghadapi perkembangan zaman yang mempunyai akhlak mulia, kedalaman ilmu agama Islam, keteladanan, kecintaan terhadap tanah air, kemandirian, keterampilan serta mempunyai wawasan global.8

Begitu juga dengan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember atau biasa dikenal PPTQ Ebqory yang merupakan pesantren yang khusus bagi santri untuk menghafalkan Al-Qur’an. Semua santri di pondok tersebut mayoritas mahasiswa dan menghafalkan Al-Qur’an, di sinilah letak di mana santri haus mampu meregulasi dirinya dalam menghafal Al-Qur’an disamping menjalankan peran sebagai mahasiswa.

Seperti yang telah diungkapkan Nilna Sa’adatus Syifa kedapa peneliti bahwa:

Kalau saya sendiri masih kuliah banyak tugas, banyak ini, setoran hafalannya jadi lebih sedikit dan itupun kadang masih tidak lancar setoran, karena masih ada kuliah dan banyak tugas, dan kadang juga ada rasa malas, kalau udah pegang gadget pastinya ngajinya jadi lebih sedikit dan yang pasti harus bisa ngontrol diri sendiri ya supaya ngaji dan kuliahnya sama-sama jalan.9

7 Subki, “Integrasi Sistem Pendidikan Madrasah dan Pesantren Tradisional (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Anwar Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang”, Tesis, Istitut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang, 2013). 22.

8 Menteri Agama Republik Indonesia. Peraturan Menteri Agama Nomor 31 Tahun 2020 tentang Pendidikan Pesantren, pasal 2 ayat (1)

9 Nilna Sa’adatus Syifa, diwawancara oleh penulis, Jember 18 Juni 2022.

(18)

Berdasarkan wawancara salah satu santri tersebut menyatakan adanya kesulitan membagi waktu antara menghafal Al-Qur’an dan kuliah. ketidak tercapaian target disebabkan santri belum bisa mengatur waktu antara keduanya, sehingga timbul kelelahaan dan rasa malas untuk nderes dan setoran terganggu. Menghafal Al-Qur’an akan sangat sulit bila tidak ada niat atau kesadaran dari individu sendiri. 10 Banyaknya tantangan yang perlu dihadapi seorang santri yang menghafalkan Al-Qur’an. dengan itu diperlukan self regulated learning sehingga dapat menunjang kelancaran menghafal dan dapat menyelesaikan hafalannya.

Di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember ini sangat disiplin dalam hal setoran hafalan dan yang paling ditekankan muroja’ah hafalannya. Pada waktu setoran muroja’ah hafalan ada batasan waktu mulai pukul 05.00 – 06.30 selain jam itu ustadzah tidak menerima setoran muroja’ah.11 Hal tersebut relevan dengan pernyataan salah satu badal yakni Ustadzah Nurus Sa’adah bahwa:

Pada dasarnya badal inikan dari bahasa arab yang artinya ganti, jadi peran kami adalah menjadi pengganti pengasuh untuk membimbing dan memperhatikan hafalan santri.12

Berdasarkan hal tersebut peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai self regulated learning dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Jember Tahun 2022, karena self regulated

10 Observasi di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Kecamatan Kaliwates Jember, 18 Juni 2022

11 Observasi di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Kecamatan Kaliwates Jember, 18 Juni 2022

12 Nurus Sa’adah, diwawancara oleh penulis, 18 Juni 2022

(19)

merupakan bagian penting dalam masa menghafal dan sebagai roda dalam menyelesaikan setoran hafalan. Jika dicermati self regulated mempunyai peran penting yaitu yaitu adanya niat dan tekad yang bulat untuk menjaga hafalan.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka dapat dikemukakan fokus penelitian dibawah ini:

1. Bagaimana faktor individu dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember Tahun 2022?

2. Bagaimana faktor perilaku dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember Tahun 2022?

3. Bagaimana faktor lingkungan dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember Tahun 2022?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan faktor individu dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember Tahun 2022.

2. Untuk mendeskripsikan faktor perilaku dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember Tahun 2022.

(20)

3. Untuk mendeskripsikan faktor lingkungan dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember Tahun 2022.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian di dalamnya memuat kontribusi yang akan diberikan setelah peneliti selesai melakukan penelitian. Penelitian ini berasal dari keingintahuan peneliti mengenai faktor-faktor dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an Santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember Tahun 2022. Oleh karenanya, penelitian ini diupayakan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis kepada peneliti dan pihak-pihak terkait. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian terkait dengan self regulated learning dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an dapat memberikan kontribusi pemikiran dan menambah wawasan keilmuan santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi literatur bagi peneliti selanjutnya dengan judul penelitian yang revelan.

(21)

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:

a. Peneliti

Penelitian ini harapkan peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan terkait self regulated learning dan juga kemampuan menghafal Al-Qur’an dan sebagai bekal pendidik ketika terjun di dunia pendidikan.

b. Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember

Dapat memberikan masukan positif bagi pesantren, sehingga digunakan untuk bahan pertimbangan dalam meningkatan program kegiatan selanjutnya.

c. UIN KHAS Jember

Mampu memberikan kontribusi mengenai self regulated learning dalam menghafal dan menambah khasanah keilmuan khususnya di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

d. Pembaca

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi yang aktual dan pemahaman yang lebih terkait self regulated learning dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an.

E. Definisi Istilah

Sebagaimana judul penelitian “Self Regulated Learning Dalam Mengembangkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Santri Pondok Pesantren

(22)

Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember Tahun 2022”

agar tidak terjadi kesalahpahaman makna, peneliti perlu menjelaskan definisi secara terurai tentang judul diatas. Adapun definisinya dibawah ini:

1. Self Regulated Learning

Self Regulated Learning adalah pengaturan diri seorang santri yang dilakukan selama menghafal. di Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember ini terdapat kegiatan yang dapat menunjang hafalan santri.

Usaha dalam setiap individu tentu berbeda sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

2. Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Santri

Kemampuan Menghafal Al-Qur’an adalah mampu melafalkan ayat Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid dengan tanpa melihat mushaf.

Kemampuan menghafal merupakan cerminan untuk dapat menyetorkan hafalannnya kepada guru. Santri yang berada di Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember ini wajib setoran kepada pengasuh langsung.

Jadi berdasarkan uraian di atas self regulated learning dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an yaitu belajar untuk mengelola diri sendiri selama proses menghafal, karena dalam praktek menghafal membutuhkan keseimbangan antara perasaan, pikiran dan

(23)

tingkah laku sehingga hafalan yang telah dimiliki dapat diperdengarkan oleh penyimak.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan penelitian memuat runtutan pembahasan skripsi mulai dari bab satu pendahuluan sampai bab lima penutup. Penellitian ini memuat sitematika berikut ini:

Pada bagian awal terdapat halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto hidup peneliti, halaman persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar gambar.

Bab Satu, merupakan pendahuluann yang di dalamnya berisi mengenai gambaran singkat keseluruhan pembahasan penelitian. yaitu konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

Bab Dua, merupakan kajian kepustakaan yang didalamnya berisi mengenai kajian terdahulu dan kajian teori yang relevan dengan peneliti lakukan.

Bab Tiga, merupakan metode penelitian yang didalamnya berisi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisi data dan tahap-tahap penelitian yang dilakukan.

Bab Empat, merupakan penyajian data dan analisi data yang didalamnya berisi mengenai gambaran objek penelitin, penyajian data dan analisis, dan pembahasan temuan.

(24)

Bab Lima, merupakan penutup didalamnya memuat kesimpulan penelitian dan saran. Simpulan adalah hasil akhir dari penelitian yang diperoleh dari lapangan. Adapun saran berupa arahan yang diarahkan kepada beberapa pihak yang terkait dengan penelitian.

(25)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini terdapat hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan peneliti. Ada lima penelitian terdahulu yang relevan dengan judul peneliti sebagai berikut:

1. Skripsi oleh Ni’matul Badriyatus Solikhah (2017) dengah judul: “Self Regulated Learning Santri Putri Penghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Putri Tahfizhil Qur’an Lirboyo.”13

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil yang diperoleh penelitian tersebut menunjukan bahwa adanya self regulated learning yang baik dari segi kognisi, motivasi, peilaku dan faktor yang mempengaruhi santri dalam menjalankan self regulated

2. Skripsi Arisya Rahmita Muna (2020) yang berjudul: “Self Regulated Learning Melalaui E-Counselling Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan.”14

13 Ni’matul Badriyatus Solikhah, “Self Regulated Learning Santri Putri Penghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Putri Tahfizhil Qur’an Lirboyo. (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Kediri:

2017).

14 Arisya Rahmita Muna, “Self Regulated Learning Melalaui E-Counselling Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan,” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya: 2021)

(26)

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melewati metode observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi.

Hasil yang diperoleh penelitian tersebut membuktikan bahwa perilaku konseling meningkat lebih positif dengan adanya E-counselling. Seperti mengurangi penggunaan bermain game online, tidak melakukan hal-hal yang tidak perlu diwaktu malam hari, adanya startegi dan waktu belajar yang baik.

3. Skripsi Ayu Indah Lestari (2020) yang berjudul: “Regulasi Diri Mahasiswa Penghafal al-Qur’an Di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu.”15

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melewati metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil yang diperoleh penelitian tersebut menunjukan bahwa regualsi mahasiswa peghafal al-Qur’an pertama self observation, kedua self judgmental proses, ketiga self respon. Faktor-faktor pendukung niat kuat untuk menhafal, adanya target hafalan, motivasi dari orang-orang terdekat, sedangkan faktor penghambat adanya ganguan mood, kosa kata yang sulit dan rasa malas yang terus ada.

15 Ayu Indah Lestari: “Regulasi Diri Mahasiswa Penghafal al-Qur’an Di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu,” (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu: 2020)

(27)

4. Jurnal Moh. Mizan Habibi (2020) dengan judul: “Self Regulated Learning (SLR) Santri Penghafal AL-Qur’an Di Pondok Pesantren Al-Qur’an Nurul Ulum Kretek Bantul.”16

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil dalam penelitian tersebut objek dari self regulated learning adanya motivasi belajar dan materi yang dikuasai, ada dua motivasi baik dari internal maupun eksternal, muatan yang ada dalam self regulated learning meliputi motivasi belajar, motivasi diri dan control atensi, sima’an dengan sebaya untuk strategi belajar, sorogan untuk mengevaluasi belajar.

5. Skripsi Shofiyatuz Zahroh (2021), dengan judul: “Analisis Sef Regulated Laeraning Siswa Ditinjau dari Kemampuan Matematika Kelas VIII MTsN 5 Kediri pada Materi Garis Singgung Lingkaran.”17

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil dalam penelitian tersebut menunjukkan objek dari self regulated learning adanya motivasi belajar dan materi yang dikuasai, ada

16 Moh. Mizan Habibi, “Self Regulated Leraning (SLR) Santri Penghafal AL-Qur’an Di Pondok Pesantren Al-Qur’an Nurul Ulum Kretek Bantul (Jurnal, Universitas Indonesia, Yogyakarta:

2020).

17 Shofiyatuz Zahroh, “Analisis Sef Regulated Laeraning Siswa Ditinjau dari Kemampuan Matematika Kelas VIII MTsN 5 Kediri pada Materi Garis Singgung Lingkaran.” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung: 2021)

(28)

dua motivasi baik dari internal maupun eksternal, muatan yang ada dalam self regulated learning meliputi motivasi belajar, motivasi diri dan control atensi, sima’an dengan sebaya untuk strategi belajar, sorogan untuk mengevaluasi belajar.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Yang Dilakukan

No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

1. Ni’matul Badriyatus Solikhah, Tahun 2017

“Self Regulated Learning Santri Putri Penghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Putri Tahfidzul Qur’an Lirboyo”

- Sama-sama membahas Self Regulated Learning

- Penelitian diatas fokus pada Self Regulated Learning Santri Putri Penghafal Al-Qur’an 2. Arisya

Rahmita Muna Tahun 2020

“Self Regulated Learning Melalaui E-Counselling Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di

Kecamatan Lekok Kabupaten

Pasuruan”

- Sama-sama membahas self regulated learning - Menggunaka

n metode kualitatif

- Penelitian terdahulu fokus pada Self Regulated

Learning melalui e-counselling meningkatkan motivasi belajar siswa

3. Ayu Indah Lestari Tahun 2020

Regulasi Diri Mahasiswa Penghafal al- Qur’an Di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Bengkulu”

- Sama-sama membahas self regulated learning - Menggunaka

n metode kualitatif

- atas fokus pada dinamika dan regulasi penghafal al- Qur’an

4. Moh. Mizan Habibi Tahun 2020

“Implementasi Self Regulated Leraning (SLR) Santri Penghafal AL-Qur’an Di Pondok Pesantren Al-Qur’an Nurul Ulum Kretek

- Sama-sama membahas self regulated learning

- Penelitian di atas fokus pada yaitu utu bagaimana mereka

mengatur diri dalam

menjalankan proses akademik

(29)

Bantul” tersebut 5 Shofiyatus

Zahroh Tahun 2021

“Analisis Sef Regulated Learning Siswa Ditinjau dari Kemampuan Mateematika Kelas VIII MTsN 5 Kediri pada Materi Garis Singgung Lingkaran”

- Sama-sama membahas self regulated learning

- Penelitian di atas fokus pada fase regulated

learning siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah pada materi garis singgung

lingkaran.

Adapun letak penelitian ini untuk melanjutkan penelitian sebelumnya yang mana penelitian ini lebih fokus pada faktor individu, faktor perilaku dan faktor lingkungan, dan lokasi penelitian ini terletak di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember dengan pendekatan kualitatif deskriptif.

B. Kajian Teori

1. Self Regulated Learning

a. Pengertian Self Regulated Learning

Self Regulated Learning terdiri dari dua kata yaitu self regulated dan learning. Self regulated memiliki makna mengelola sedangkan learning bermakna belajar.18 Jadi self regulated learning adalah belajar untuk mengelola diri.

18 Haryu, Self Regulated Learning Motivasi Berprestasi & Prestasi Belajar (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 173.

(30)

Bandura mendefinisikan self regulated learning kedaan dimana individu sebagai penegendali dalam mengambil keputusan dan melaksanakan aktivitasnya.19

Monitoring terhadap berbagai pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya untuk mencapai suatu tujuan merupakan self regulated learning. Tujuan itu bisa berupa akademik (peningkatan bacaan, mahir dalam menulis, belajar untuk mengendalikan suatu hal).20

Berdasarkan beberapa pendapat diatas self regulated learning dapat diartikan suatu kemampuan untuk mengendalikan pikiran, perasaan dan tingkah laku sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.

b. Proses-Proses SLR (Self Regulated Learning)

Dalam prakteknya self regulated learning itu terjadi dalam suatu proses yang meliputi:

1) Penetapan Tujuan

Seorang pembelajar mampu mengatur dirinya sendiri mengetahui apa yang ingin diacapai saat belajar.

2) Perencanaan

Pembelajar yang mampu mengatur dirinya sebelum melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan belajarnya.

19 Siti Suminarti Faikhahdan Siti Fatimah, Self Regulated Learning (SLR) dalam Meningkatkan Prestasi Akademik Mahasiswa”, Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, Vol. 01 No. 01 (Januari 2013), 144.

20 Supriyanti, Self Regulated Laerning Concept: Student Learning Progres, (Bandung: Alfabeta CV, 2017), 2.

(31)

3) Motivasi diri

Pembelajar yang mampu mengatur dirinya memiliki motivasi yang tinggi dalam pencapain tujuan.

4) Kontrol Atensi

Pembelajar yang mampu mengatur dirinya hanya memfokuskan pada apa yang dikerjakan dan mennjauhkan dari pikiran yang mengganggu.

5) Strategi belajar yang fleksibel

Pembelajar mampu mengatur dirinya dalam memilih strategi belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

6) Monitor diri

Pembelajar mampu mengatur dirinya akan terus memonitor kemajuan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

7) Mencari bantuan yang tepat

Pembelajar yang mampu mengatur dirinya menggunakan evaluasi diri untuk menyesuaikan cara belajar sehingga dapat memberikan kesempatan kemudahan dikemudian hari.

8) Evaluasi diri

Pembelajar yang mampu mengatur dirinya menggunakan evaluasi diri untuk menyesuaikan cara belajar sehingga dapat memberikan kesempatan kemudahan dikemudian hari.21

21 Malihah, Hannatul. "Hubungan Antara Self Regulated Learning Dengan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an." Skripsi). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga (2015).

(32)

c. Faktor-faktor Self Regulated Learning

Berikut ini faktor-faktor yangb mempengaruhi Self Regulated Learning terdapat tiga faktor yaitu:

1) Individu, faktor individu meliputi:

a) Pengetahuan individu, dengan banyaknya pengetahuan yang dimiliki self regulated learning akan semakin baik.

b) Kemampuan metakognisi yang tinggi akan membantu terlaksananya self regulated learning.

c) Tujuan, semakin jelas tujuan yang dimiliki individu semakin dapat melakukan self regulated learning.

2) Perilaku, faktor perilaku di antaranya:

a) Self observation

Self observation di mana individu melihat yang ada dalam dirinya atau performanisnya.

b) Sef judgment

Sef judgment di mana individu membandingkan performanisnya dengan strandar yang telah dibuat.

c) Self reaction

Self reaction tahapan dimana individu memyesuaikan pencapain tujuan yang dibuatnya.

3) Lingkungan

Proses melaksanakan self regulated learning sangat membutuhkan pengaruh lingkungan, baik itu mendukung atau

(33)

tidaknya aktivitas Dalam teori sosial kognitif yang dimaksud mencurahkan pada pengaruh sosial dan pengalamannya manusia.22

Faktor lingkungan yang sangat dekat dengan aktivitas belajarnya, meliputi:

a) Faktor Keluarga

Keterlibatan orang tua dalam pendidikan terbukti meningkatkan kemampuan regulasi diri siswa dalam belajar Abar dalam Titik Kristiyani.23

Dukungan orang tua sangat mempengaruhi perkembangan self regulated learning siswa. Semakin besar dukungan dari orang tua yang dirasakan siswa semakin besar pula kemungkinan siswa tersebut melakukan belajar berdasar regulasi diri.

b) Faktor Sekolah

Dari faktor sekolah terdapat dua faktor penting yaitu suasana pembelajaran di kelas dan relasi guru-siswa.

c) Faktor Teman

Newman dalam Titik Kristiyani menyatakan bahwa siswa yang memiliki self regulated learning adalah siswa yang memiliki perasaan otonomi tinggi. Tetapi hal ini bukan berarti terisolasi dan tidak membutuhkan

22 M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S. Teori-Teori Psikologi. Ar-Ruzz Media, (Jogjakarta: 2010), 62.

23 Titik Kristiyani, Self Regulated Learning Konsep, Iplikasi, dan Tantangannnya Bagi Siswa Di Indonesia: Fakultas Psikologi (Yogyakarta: Sanata Dharma University Press,2016), 47

(34)

bantuan orang lain, sebaliknya,mereka adalah siswa yang merasa nyaman untuk meminta bantuan ketika membutuhkan.

d. Teori-Teori Terkait Self Regulated Learning

Dalam Self Regulated Learning, tiga teori yang dianggap cukup mamapu menjelasakan bagaimana siswa mengelola diri sehingga mampu meregulasi diri dalam belajar meliputi teori fokus regulasi (regulasi fokus theory), teori atribusi (attribution theory), serta teori orientasi tujuan (goal orientation). Berikut penjelasan teori-teori tersebut:

1) Regulasi Focus Theory

Fokus regulasi seseorang, yaitu bagaimana orang mengelola kesenangan dan kesakitan, juga dapat mempengaruhi saat orag memprakarsai tindakan untuk mengejar kondisin akhir diingkan.

Hasil penelitian yang dilakukan di Asia menunjukkan bahwa fokus regulasi memainkan peran penting dalam berbagai situasi kehidupan seorang, anatara lain: emosi, motivasi dan keterbukaan terhadap perubahan, dan pemikiran. Orang dengan fokus promosi dilaporkan lebih terbuka terhadap perubahan dan lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah.

(35)

2) Attribution Theory

Penemuan dalam teori ini adalah hubungannya antara emosi dan keyakinan terhadap penyebab keberhasilan atau kegagalan, dimana emosi dapat diarahkan oleh pikiran.

Pemberian atribusi terhadap suatu keberhasilan atau kegagalan dapat dilakukan oleh diri sendiri, di mana orang yang bersangkutan mengarahkan pikiran dan persaan sendiri dalam memberikan penilaian terhdap faktor performanisnya.

3) Goal Orientation Theory

Pemahaman tentang orientasi tujuan dan strategi belajar yang dimiliki pelajar merupakan dasar untuk mengembangkan kondisi mereka. Karakteristik ini dapat dikatakan sebagai kondisi awal yang menjadi pijakan akan menjadi seperti apa kondisi setelah proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran dapat diartikan berbagai tujuan dalam belajar dan adanya strategi belajar yang sangat berhubungan dengan prestasi akademik.

2. Kemampuan Menghafal Al-Qur’an

a. Pengertian Kemampuan Menghafal Al-Qur’an

Kemampuan menghafal merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kemampuan dan menghafal. Kemampuan adalah kecakapan seseorang untuk dapat melakukan tugas dalam berbagai aktivitas.

(36)

Sedangkan Istilah menghafal secara harfiah bersaal dari arab

“hafiza-yahfazu-hifzun,” yang berarti memelihara, menjaga dan menghafal. Sedangkan penggabungan dengan kata Al-Qur’an adalah sebuah ben tuk susunan idhafah yang artinya menghafal Al-Qur’an.

Dalam ukuran prakteknya, yaitu membaca kemudian dapat memunculkan ingatan yang telah terekam dalam pikiran dan dapat masuk kedalam qolbu sehingga dapat diaplikasikan dalam keseharian.24

Al-Jurjani menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW dan siapa saja yang membacanya akan mendapatkan pahala.

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan menghafal Al-Qur’an merupakan kecakapan seseorang untuk merekam ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid ke dalam otak dan hati sehingga dapat ucapkan dan disimak oleh orang lain.

b. Keutamaan Menghafal Al-Qur’an

Perjuangan seseorang dalam menghafal Al-Qur’an tidak sebentar, maka keutamaan dan pahala yang didapat dari menghafal al- Qur’an juga tidak sedikit. Tidak hanya waktu didunia melainkan sampai diakhirat, inilah diantara keutamaanya:

24 Shofiatul Muhtaromah. Pengaruh Metode Kauny Quantum Memory Terhadap Kemampuan Mengahfal Al-Qur’an. Skripsi. Banten: IAIN Sultan Maulana Hasanudin, 2015.19.

(37)

1) Mendapatkan kedudukan yang sangat mulia di hadapan Allah Swt.

2) Pahala yang berlimpah bagi seorang yang menghafalkan Al- Qur’an.

3) Memperoleh gelar “Ahlullah” artinya orang yang dekat dengan Allah.

4) Kedua Orang tuanya akan diberikan mahkota oleh Allah diakhirat kelak.

5) Orang yang menghafal Al-Qur’an sebenarnya sedang mengaktifkan sel-sel otak yang ada dalam dirinya.

6) Orang yang menghafal Al-Qur’an adalah orang yang terdepan dalam menjaga kemurniannya.

7) Orang yang menghafal Al-Qur’an menjadikan dirinya manusia saleh.

8) Orang yang menghafal Al-Qur’an akan mendapat syafa’at nabi Muhammad nantinya.

c. Indikator Kemampuan Menghafal Al-Qur’an

Diturunkananya Al-Qur’an adalah sebagai petunjuk menjalani kehidupan dengan cara dibaca, ditadabburri maknanya, diamalkan segala perintahnya dan dijauhi segala larangnnya. Dalam dunia pendidikan makna dari mentadabburi yaitu memperhatikan, santri berupaya memahami dan berupaya mengamalkannya. Dengan melakukan tadabbur santri akan memperoleh ilmu, sedangkan buah dari ilmu sendiri adalah amal.

(38)

Telah disebutkan dalam surah Shad ayat 29 Allah berfirman:





















Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan, supaya mereka mentadabburri (memperhatikan) ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”25

Terdapat tiga aspek untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menghafal Al-Qur’an berikut aspeknya:

1) Kelancaran

Tanda ingatan yang baik yaitu siap, dapat merekam ayat yang telah dihafal pada saat dibutuhkan. 26 Sehingga, seseorang dikategorikan mempunyai kemampuan hafalan yang baik bisa mengucapkannya dengan benar, minim kesalahan, meskipun ada kesalahan pada waktu diingatkan langsung bisa membenarkan.

2) Kesesuaian bacaan dengan ilmu tajwid.27

Memahami makhorijul huruf, shifatul huruf, ahkamul huruf dan ahkamul mad wa Qashar adalah pilar diantara pilar ilmu tajwid karena seluruh bahasan dalam ilmu tajwid bersumber dari keempat pilar tersebut, Ilmu tajwid sebagai Batasan, seberapa haq dan mustahaqnya huruf-huruf Al-Qur’an tidak melebih-lebihkan bahkan mengurai, dengan adanya tajwid membaca Al-Qur’an lebih mudah tidak memberatkan pembacanya.

25 Tim Al-Qoshab, Al-Qur’an Hafalan Metode 7 Kotak, (Bandung: Al-Qur’an Al-Qosbah, 2020),

26 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajran, 128.

27 Misbahul Munir, Ilmu Dan Seni Qira’atil Qur’an, Pedoman Bagi Qari’Qari’ah Hafidh-Hafidhoh Dan Hakim Dalam MTQ (Semarang: Binawan, 2005), 356-357.

(39)

Berikut penjelasan dari empat pilar diatas:

a) Makhorijul huruf (tempat keluarnya huruf)

b) Shifatul huruf (sifat atau keadaan pada waktu membaca huruf) c) Ahkamul huruf (kaidah bacaan atau hukum bacaan)

d) Ahkamul mad wa Qashar (hukum panjang, pendek bacaan 3) Fashahah

Fashahah maksudnya disini memperlihatkan ucapan secara jelas dan terang meliputi:

a) Al-wafu wa al-ibtida’ (ketepatan berhenti dan memulai bacaan al-Qur’an).

b) Mura’atul huruf wa al-harakat (menjaga keberadaan huruf dan syakal atau harakat).

c) Mura’atul kalimah wa al-ayat (menjaga dan memelihara keberadaan kata dan ayat).

Jadi bacaan hafalan yang benar apabila dalam mengucapan kalimatnya dengan jelas dan terang sesuai dengan hak-hak huruf tersebut.

d. Metode Menghafal

Ada banyak sekali metode untuk menghafal, dibawah ini ada beberapa cara yang dapat dipraktekkan dalam menghafal meliputi:28

28 Sa’dullah, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, 52-57.

(40)

1) Bin-Nadhor

Membacakan ayat yang akan dihafal dihadapan gurunya, guna untuk mengetahui letak kesalahan ayat pada saat dibaca.

Metode ini dapat mempercepat dalam menghafal karena sebelum kita menghafal sudah terlebih kenal dengan ayat tersebut. Sehingga miminimalisir kesalahan saat disetorkan kepada guru.

2) Sima’i

Mendengarkan bacaan Al-Qur’an lewat murottal. Metode memaksimalkan pendengaran untuk merekam. Biasanya metode ini pas bagi tunanetra maupun anak kecil. Indra pendengaran sangat berpotensi untuk merekam apa yang telah kita dengar sehingga memudahkan dalam menghafal.

3) Muroja’ah

Mengulang hafalan juz-juz yang telah dihafal dengan menjadikan shalat fardhu atau sunnah sebagai sarana untuk memuroja’ah hafalan. Seorang penghafal Al-Qur’an harus punya waktu khusus untuk “muraja’ah” dan waktu untuk menambah hafalan.

4) Tasmi’

Memperdengarkan perolehan hafalan kepada orang lain secara bersama-sama. Melalui kegiatan tasmi’ seseorang akan diketahui kekurangan pada dirinya. Karena bisa saja ia lengah pada dirinya dalam mengucapkan huruf atau harakat. Seseorang akan lebih

(41)

berkonsentrasi dalam hafalan memalui tasmi’. Tasmi’diakukan secara bertahap mulai 1 juz sekali duduk sampai 30 juz sekali duduk.29

Dari banyaknya metode yang ada, di bawah ini dapat dijadikan alternatif:

Langkah Pertama:

Membaca ayat yang dihafal dengan melihat mushaf, sebanyak 10 sampai 30 kali dengan kosnsentrasi penuh (fokus) dan dan sambil mulai memghafalkan.

Langkah Kedua:

Membaca ayat yang tadi dibaca sebanyak 10 sampai 30 kali, namun sesekali melihat mushaf dan sesekali tidak melihat mushaf.

Langkah Ketiga:

Membaca sekali lagi ayat tersebut tanpa melihat mushaf sebnayak 10 samapai 30 kali dengan kosnsentrasi penuh.

Langkah Keempat:

Membaca sekali ayat tersebut sebanyak 10 sampai 30 kali dengan membelalaln mata, tanpa melihat mushaf. Jika Langkah keempat ini sudah bisa dilalui dengan lancar, berarti yat tersebut sudah melekat diotak.

29 Ahsin Sakho Muhammad, Menghafalkan Al-Qur’an, Manfaat, Keutamaan, Keberkahan, dan Metode Praktisnya (Jakarta: Qaf, 2017),37.

(42)

Ulang sebanyak 10 kali seperti petunjuk diatas tergantung dari kecerdasarn otak masing-masing. Ada yang hanya mengulangi ayat 4 sampai 5 kali sudah mampu dihafalkan.

Jika ayat yang dihafalkan agak panjang, bisa dipotong menjadi beberapa bagian. Lalu setiap bagian dihaflkan dan dilanjutkan dengan bagian yang lainnya.30

30 Ahsin Sakho Muhammad, Menghafalkan Al-Qur’an, Manfaat, Keutamaan, Keberkahan, dan Metode Praktisnya (Jakarta: Qaf, 2017),37

(43)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan jenis kualitatif deskriptif. Hal ini disebabkan karena pada penelitian kuaitatif data lebih condong dianalisis secara induktif. Lewat pendekatan kualitatif, makna atau arti dari setiap kejadian berbnilai sangat penting dalam penlitian.31 Pendekatan kualitatif adalah prosedur dalam penelitian yang menghasilkan data berbentuk deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari subjek dan peristiwa yang diamati.32 Semestara itu, deskriptif merupakan penelitian yang menguraikan suatu kondisi atau fenomena dengan tutur kata dan Bahasa tentang sifat-sifat atau karakteristiknya.33

Hal yang utama dalam pendekatan kualitatif deskriptif ialah pencarian makna dan arti dari suatu peristiwa. Melalui pendektan ini, peneliti sebagai instrument utama harus mengungkap gejala peristiwa secara keseluruhan dengan sifat yang deskriptif dan di lakukan analisis secara mendalam

Pendekatan kualitatif deskriptif dipilih dengan mempertimbangkan alasan bahwa pendekatan ini dianggap mampu data secara detail tentang faktor-faktor dalam memgembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an Santri PPTQ Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember.

Jenis penelitian ini adalah field reserch. Field reserch adalah salah satu bentuk penelitian kualitatif yang relevan diterapkan dalam mengkaji

31 Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta: Deepbublish, 2018), 4.

32 Rukajat, 6.

33 Sudarsono, Metodelogi Penelitian (Jakarta:Kencana, 2016), 12-13.

(44)

sosial yang ada. Karakteristik dari Field reserch adalah pengukuran data lebih akurat dari eskperimen menghasilkan data kualitatif yang tidak direduksi dengan ke dalam bentuk angka, serta pengumpulan data tidak dapat disimpulkan secara umum dengan penerikan kuisioner. Field reserch ini sering disebut sebagai participant observasion, direct observasion, atau case studies.34

Field reserch menghendaki peneliti untuk langsung terjun mengobservasi situasi lapanagn dan berusaha berpartisipasi denagn membaur bersama kelompok penelitian. Permasalah dalam penelitian ini lebih tepat dipcahkan dengan penelitian lapangan, mengingat masalah yang dibahas yakni tentang faktor-faktor dalam mengembangkan kemampuan menghafal Al- Qur’an santri PPTQ Ebqory Jember.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember. Peneliti memilih lokasi ini dengan alasan karena Pondok Ebqory khusus menyediakan wadah bagi santri untuk menghafal Al-Qur’an, memahami dan mengamalkannya, eksistensi pondok dapat dilihat pada pelaksanaan tasyakur wisuda khotmil qur’an bil ghoib.

Pengaturan diri sangat penting bagi santri yang sedang dalam proses menghafal sebagai cara untuk dapat menyelesaikan hafalannya.

34 Rini Dwiastuti, Metode Penelitian (Malang: UB Press, 2017), 65-66.

(45)

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menguraikan tentang jenis data dan sumber data penelitan. Uraian tersebut meliputi siapa yang hendak dijadikan informan, data apa saja yang akan diambil, dan bagaimana data tersebut akan diperoleh.35

Peneliti menentukan subjek dengan teknik purposive, maksudnya penentuannya dengan tujuan dan alasan menggunakan teknik purposive memerlukan data dari in informan yang memiliki pengetahuan lebih tentang self regulated learning sehingga dapat memperoleh data yang revelan dengan penelitian.

Dalam hal ini, subjek penelitian yag terlibat meliputi:

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

No Nama Informan Jabatan

1. Hj. Ibanah Suhrowardiyah Shiam Mubarokah

Wakil Pengasuh 2. Hafidatul Hasanah Badal/Ustadzah

3. Nurus Sa’adah Badal/Ustadzah

4. Nilna Sa’adatus Syifa Santri 5. Shofia Nadhroh Adilla Santri

6. Lilis Kurniawati Santri

7. Kiki Nadia Santri

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada bagian teknik pengumpulan data didalamnya menguraikan data yang telah didapat dari lapangan meliputi data observasi, data wawancara dan

35 UIN KHAS Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: UIN KHAS Jember, 2021), 95.

(46)

dokumentasi kesemuanya dideskripsikan dengn teknik tersebut. 36 Data penelitian kualitatif berupa teks, foto, cerita, dokumentasi dan tidak berupa angka.

Ada berbagai cara dalam mengumpulkan data. Jika melihat sumber datanya, maka pemgumpulan data dapat menggunakan sumber primer maupun sekunder. Melihat dari teknik pengumpulannya data diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.37

Peneliti mengumpulkan data menggunakan teknik berikut ini:

1. Observasi

Observasi merupakan dasar dari semua ilmu pengetahuan menurut Nasution. Para pakar ilmu hanya bisa bekerja setelah melakukan observasi dan mendapat fakta yang ada. 38 Yang paling penting dalam menggunakan teknik ini yaitu dengan mengandalkan pengamatan terhadap objek dan ingatan.

Adapaun peneliti disini menggunakan observasi partisipasi pasif, yang mana peneliti tidak terlibat langsung melainkan sebagai pengamat.39

Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan observasi dengan mengamati lokasi penelitian di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember. Berikut ini data yang didapat dari pengamatan peneliti:

36 Tim, Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, (Jember: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Khas, 2021), 95.

37 Hayat Ruhyat, Resume Buku Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Cirebon: Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon, 2013), 5.

38 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2016), 145.

39 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), 226.

(47)

a. Faktor Individu Dalam Mengembangkan Kemampuan menghafal Al- Qur’an Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember yakni peneliti mengamati bahwa di pesantren ini, terdapat ngaji kitab tafsir jalalain yang di isi langsung oleh pengasuh, untuk mempelajari kitab ini sngat tidak mudah, butuh pemahaman yang sangat mendalam harus mendapat penjelasan dari guru yang benar-benar memahami. para santri memberi makna kitab dengan penuh semangat setelah pengasuh memaknai.

b. Faktor Perilaku Dalam Mengembangkan Kemampuan Menghafal Al- Qur’an Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember yakni peneliti mengamati bahwa dalam kegiatan setoran hafalan santri mereka saling mengantri satu sama lain, namun sebelum itu mereka telah mempersiapkan hafalan untuk disetorkan.

c. Faktor Lingkungan Dalam Mengembangkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember yakni peneliti menyaksikan bahwa santri dengan teman yang lain sama-sama memberi semangat dalam hal ngaji, begitu juga dengan ustadzah memberikan motivasi pada santri yang pada waktu setoran muroja’ah tidak lancar.

(48)

2. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data dengan tanya jawab antara peneliti dan informan yang diwawancarai mengenai apa yang ingin diteliti sehingga memperoleh data yang dibutuhkan.40

Adapun jenis wawancara dalam penelitian yaitu semi terstruktur yang mana pelaksanaanya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini untuk mendapatkann data secara terbuka. 41.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan terdapat data yang diperoleh yaitu :

a. Faktor Individu Dalam Mengembangkan Kemampuan menghafal Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur;an’an Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember yakni santri memiliki tujuan yang jelas seperti menghafal al-Qur’an harus sampai khatam dan harus mengatur waktu dengan baik antara ngaji dan kuliah.

b. Faktor Perilaku Dalam Mengembangkan Kemampuan menghafal Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur;an’an Ebqory Tegal Besar Kaliwates Jember yakni santri harus mampu menilai kemampuan dirinya dalam menghafal memiliki target dalam menghafal, merespon dengan positif pada waktu hafalan tidak lancar.

c. Faktor Lingkungan Dalam Mengembangkan Kemampuan Menghafal Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur;an’an Ebqory Tegal Besar

40 Umrati dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif (Makassar : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2020), 84.

(49)

Kaliwates Jember yakni adanya relasi yang baik antara guru dan santri, teman yang saling mendukung pada saat semangat lagi down.

3. Dokumentasi

Dokumentasi memiliki arti barang-barang tertulis. Alat pengumpulan datanya disebut from pecatatan dokumen, sedangkan sumber datanya berupa dokumen atau catatan. Bentuk dari dokumentasi sendiri berupa tulisan, gambar atau karya-karya. Pelengkap dari metode observasi, dan wawancara dalam penelitian kualittaif yaitu dokumentasi tersebut.42

Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi mempunayi keuntungan biaya yang relative murah, tenaga dan waktu yang efisien.

Data dari hasil dokumentasi merupakan data sekunder. Berikut data yang didapat dari dokumentasi:

a. Foto kegiatan ngaji kitab tafsir jalalain b. Foto kegiatan setoran hafalan

c. Foto kegiatan muroja’ah

d. Catatan berupa hasil wawancara e. Profil PPTQ Ebqory Jember

f. Letak geografis PPTQ Ebqory Jember g. Sejarah berdirinya PPTQ Ebqory Jember h. Struktur kepengurusan PPTQ Ebqory Jember i. Visi dan misi PPTQ Ebqory Jember

j. Program Kegiatan PPTQ Ebqory Jember

42 Farida Ihza Amalia, Internalisasi Nilai-Nilai Akhlakul Karimah Melalui Metode Pembiasaan Sholat Dhuha Berjamaa’ah di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember, (Skripsi: Jember, Institut Agama Islam Negeri Jember, 2020), 46.

(50)

k. Data Santri PPTQ Ebqory Jember

l. Data Sarana dan Prasarana PPTQ Ebqory Jember E. Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun, membagi dan menetapkan suatu temuan mengacu pada fokus masalah yang ada. Data yang diperoleh diawal biasanya masih berantakan dan harus disederhanakan agar mudah dipahami.

Sebelum mengenalisi data pastikan data yang terkumpul valid.43

Peneliti menganalisis data menggunakan analisis model interaktif Miles, Huberman dan Saldana. Analisis dapat dilakukan dengan Tiga tahapan yaitu:44 1. Kondensasi Data

Miles, Huberman dan Saldana mengungkapakan tahapan dalam kondensasi yaitu:

Kondenasai data merujuk pada proses penentuan, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan data yang ada baik berupa catatan lapangan, transkip wawancara, dokumentasi dan elemen empiris lannya.

Adanya kondensasi data, data yang diperoleh menjadi kuat.

Data yang diperoleh dilapangan sangat banyak adanya proses kondensasi memudahkan dalam mendapatkan data yang diperlukan. Sehingga perlu adanya proses menyederhanakan.

43 Eko Murdiyanto, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat “UNP” Veteran Yogyakarta Press, 2020), 67.

44 Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Model-Model Baru, Terjemah. Tjetcep Rohendi Rohidi (Jakarta: UI-Perssm 2014), 15.

Referensi

Dokumen terkait