How to cite: Fitrah Ivana Paisal, Zeni Zaenal Mutaqin, Devi Azriani, Jusuf Kristianto, (2023). Pengaruh Index Massa Tubuh Ibu Hamil Terhadap Neonatal di Wilayah Dki Jakarta, 4(1).
https://doi.org/10.46799/jhs.v4i1.657
E-ISSN: 2722-5356
Published by: Ridwan Institute
PENGARUH INDEX MASSA TUBUH IBU HAMIL TERHADAP NEONATAL DI WILAYAH DKI JAKARTA
Fitrah Ivana Paisal, Zeni Zaenal Mutaqin, Devi Azriani, Jusuf Kristianto Poltekkes Kemenkes Jakarta I, Jakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] Kata Kunci:
BMI; Pregnancy, Delivery birth; Baby.
Keywords:
IMT; Hamil;
Persalinan; Bayi.
ABSTRAK
Obesity in Indonesia is increasing at an alarming rate. One in three Indonesian adults are obese. The causes of maternal and infant mortality are closely related to the increase in obesity cases in Indonesia. Several studies have stated that BMI early in pregnancy, and weight gain during pregnancy greatly affect the outcomes of mothers and newborns. This type of research is observational with a cross sectional design. The sampling technique is total sampling. Samples were taken by total sampling. The number of samples obtained at the Duren Sawit Health Center was 544 subjects and at the Mampang Health Center as many as 199 subjects. The number of samples is 743 samples. The relationship between BMI of pregnant women and maternal outcomes. The results of the analysis showed a p value of 0.026 which means that there is a relationship between BMI of pregnant women and maternal outcomes. The prevalence ratio is 1.42 (0.43 -0.66) with 95% interval, which means that maternal BMI is a risk factor for labor outcomes. The results of the analysis of the relationship between BMI of pregnant women and neonatal outcomes. Statistical results showed a P value of 0.45 (> 0.05), which means that there is no relationship between BMI of pregnant women and neonatal outcomes. This is supported by the range of prevalence ratio values (-1.26–0.57) with 95% CI.
Maternal body mass index is related to maternal outcomes, namely the type of delivery that will be experienced by the mother.
ABSTRACT
Obesitas di Indonesia meningkat dengan angka kenaikan yang mengkhawatirkan. Satu dari tiga orang dewasa Indonesia mengalami obesitas. Penyebab kematian ibu dan bayi sangat erat hubungannya dengan peningkatan kasus obesitas di Indonesia.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa IMT awal masa kehamilan, dan kenaikan berat badan selama hamil sangat berpengaruh terhadap luaran maternal dan neonatal. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan observasional dan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Sampel diambil secara total sampling.
Jumlah sampel yang didapat di Puskesmas Duren Sawit sebanyak 544 subjek dan di Puskesmas Mampang sebanyak 199 subjek.
PENDAHULUAN
Obesitas di Indonesia meningkat dengan angka kenaikan yang mengkhawatirkan (Patonah, Afandi, & Resi, 2021). Berdasarkan data Kemenkes, satu dari tiga orang dewasa Indonesia mengalami obesitas, dan satu dari lima anak berusia 5 hingga 12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. (Idaiani et al., 2019) dan (Situmorang &
Pujiyanto, 2021), prevalensi obesitas di kalangan orang dewasa Indonesia meningkat hampir dua kali lipat dari 19,1 persen pada 2007 menjadi 35,4 persen pada 2018.
Penyebab kematian ibu dan bayi sangat erat hubungannya dengan peningkatan kasus obesitas di Indonesia. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa IMT awal masa kehamilan, dan kenaikan berat badan selama hamil sangat berpengaruh terhadap luaran maternal dan neonatal (Andriani, Lipoeto, & Utama, 2016).
Penelitian menyebutkan bahwa IMT sangat berhubungan dengan peningkatan kejadian yang berisiko pada ibu antara lain perdarahan, Diabetes Melitus Gestasional, hipertensi yang menyebabkan terjadinya preeklampsia dan eclampsia, gangguan mekanik menyebabkan terjadinya nyeri panggul dan lower back pain, menyebabkan terjadinya induksi persalinan, persalinan dengan section caesarea, infeksi masa nifas, dan kematian ibu (Utami, Utami, & Siwi, 2020). Risiko pada bayi dengan keadaan IMT ibu telah dijelaskan dalam beberapa penelitian antara lain makrosomia, besar untuk masa kehamilan yang dapat menyulitkan persalinan dengan keadaan distosia bahu dan operasi section caesarea, kecil untuk masa kehamilan, hipoglikemia, hiperbilirubine, gangguan pernafasan, asfiksia, premature, kelainan bawaan (Dennedy et al., 2012) (Rasmussen &
Yaktine, 2009).
Propinsi DKI Jakarta berdasarkan profil kesehatan tahun 2019 jumlah kematian ibu sebesar 166.696 kasus, dengan penyebab kematian adalah perdarahan, hipertensi, infeksi, gangguan sistem darah, gangguan metabolik dan lain-lain. Jumlah kematian bayi sebesar 403 kasus, dengan penyebab kematian antara lain BBLR, Asfiksia, Sepsis, kelainan Total sampel sejumlah 743 sampel. Hubungan IMT ibu hamil dengan luaran maternal. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai p 0,026 yang berarti terdapat hubungan bermakna antara IMT ibu hamil dengan luaran maternal. Rasio prevalensi 1,42 (0,43-0,66) dengan confidence Interval 95% yang berarti IMT ibu merupakan faktor risiko terhadap luaran persalinan. Hasil analisis hubungan IMT ibu hamil terhadap luaran neonatal. Hasil statistik menunjukkan nilai P 0,45 (>0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara IMT ibu hamil dengan luaran neonatal. Hal ini didukung dengan rentang nilai rasio prevalensi (-1,26–0,57) dengan CI 95%. Indeks massa tubuh ibu berhubungan dengan luaran maternal yaitu jenis persalinan yang akan dialami ibu.
Info Artikel Artikel masuk 27 Desember 2022, Direvisi 03 Desember 2023, Diterima 10 Desember 2023
Fitrah Ivana Paisal, Zeni Zaenal Mutaqin, Devi Azriani, Jusuf Kristianto
5 Syntax Health Sains: Vol. 4, No. 1 January 2023
bawaan dan lain-lain. Penyebab kematian tersebut mempunyai hubungan dengan IMT dan kenaikan berat badan selama hamil (Kurdanti, Khasana, & Wayansari, 2020).
Penting untuk mengetahui gambaran luaran maternal dan neonatal untuk perbaikan substansi pendidikan kesehatan disetiap pelayanan kebidanan dengan memperbaiki status gizi ibu hamil (Utami et al., 2020). Dengan adanya data yang akurat, diharapkan memudahkan dalam menyusun strategi dan bahan informasi kesehatan guna mengurangi kasus dan masalah dalam kehamilan, persalinan dan kematian neonatal (Harti, Kusumastuty, & Hariadi, 2016).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan observasional (Hidayat, 2015) dan rancangan cross sectional (Abduh, Alawiyah, Apriansyah, Sirodj, & Afgani, 2023). Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang dilakukan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Semua ibu hamil yang berada diwilayah kerja Puskesmas Duren Sawit dan Puskesmas Mampang. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling (Putra & Rizqi, 2018). Yang menjadi kriteria inklusi adalah data Ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan bayi di puskesmas. Kriteria ekslusi adalah data ibu hamil yang tidak lengkap.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data ibu bersalin di Puskesmas Duren Sawit Jakarta Timur dan Puskesmas Mampang Jakarta Selatan periode bulan Januari sampai dengan September 2022 dengan rancangan crossectional. Sampel diambil secara total sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Variabel yang diambil adalah indeks massa tubuh ibu (IMT), jenis persalinan dan berat badan bayi. Jumlah sampel yang didapat di Puskesmas Duren Sawit sebanyak 544 subjek dan di Puskesmas Mampang sebanyak 199 subjek. Total sampel sejumlah 743 sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan IMT, Luaran Maternal dan Luaran Neonatal Di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2022
Variabel n % N
Indeks Massa Tubuh Ibu
- Normal 437 58,8 743
- Tidak Normal 306 41,2
Luaran Maternal
- Persalinan normal 505 68 743
- Persalinan tidak normal 238 32 Luaran Neonatal
- Berat badan normal 722 97,2 743
- Berat badan tidak normal 21 2,8
- Reproduksi sehat 613 82,7 743
- Reproduksi tidak sehat 128 17,3
Berdasarkan IMT, Luaran Maternal dan Luaran Neonatal Di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2022.
Tabel 1.1 terlihat bahwa jumlah responden yang memiliki IMT normal sebanyak 58,8%, lebih banyak dibandingkan dengan IMT tidak normal 41,2%. Sebagian responden memiliki luaran maternal dengan persalinan normal 68%. Sebagian besar responden memiliki luaran neonatal berupa berat badan bayi lahir normal 97,2%. Responden 82,7%
berada pada rentang umur reproduksi sehat.
Variabel Luaran Material Rasio
Prevalensi (95% CI)
P Value
Persalinan Normal Persalinan Tidak Normal
n % n %
IMT
- Normal 311 71,2 126 28,8 1,42 (0,43
– 0,66)
0.026 - Tidak
Normal
194 63,4 112 36,6
Tabel 1.2
Hubungan IMT Ibu Hamil terhadap Luaran Maternal di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2022
Tabel 1.2 menganalisa hubungan IMT ibu hamil dengan luaran maternal (Weku, Wantania, & Sondakh, 2016). Hasil analisis statistik menunjukkan nilai p 0,026 di mana kurang dari batas kritis penelitian 0,05 sehingga keputusan hipotesis adalah menerima H1 yang berarti terdapat hubungan bermakna antara IMT ibu hamil dengan luaran maternal.
Rasio prevalensi 1,42 (0,43 -0,66) dengan confidence Interval 95% yang berarti IMT ibu merupakan faktor risiko terhadap luaran persalinan.
Tabel 1.3
Hubungan IMT Ibu Hamil terhadap Luaran Neonatal diWilayah DKI Jakarta Tahun 2022
Variabel
Luaran Neonatal
Rasio Prevalensi
(95% CI) P value BB
Normal
BB Tidak Normal
n % n %
IMT
- Normal 423 96,8 14 3,2 0.45
Fitrah Ivana Paisal, Zeni Zaenal Mutaqin, Devi Azriani, Jusuf Kristianto
7 Syntax Health Sains: Vol. 4, No. 1 January 2023
Tabel 1.3 melakukan analisis hubungan IMT ibu hamil terhadap luaran neonatal.
Hasil statistik menunjukkan nilai P 0,45 (>0,05) sehingga keputusannya adalah menolak H1 dan menerima H0 yang berarti tidak terdapat hubungan antara IMT ibu hamil dengan luaran neonatal. Hal ini didukung dengan rentang nilai rasio prevalensi (-1,26 – 0,57) dengan CI 95%.
Tabel 4.4
Hubungan Umur Ibu Hamil terhadap Luaran Maternal di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2022
Variabel
Luaran Maternal
Rasio Prevalensi (95% CI)
P value Persalinan
Normal
Persalinan Tidak Normal
n % n %
Umur
- Reproduksi
Sehat 416 67,9 197 32,1
0,99 ( -0,41 –
0,40) 0.98
- Reproduksi
Tidak Sehat 87 68 41 32
Tabel 1.4 melakukan analisis untuk melihat hubungan umur ibu hamil terhadap luaran maternal. Hasil statistik menunjukkan nilai P 0,98 (>0,05) sehingga keputusannya adalah menolak H1 dan menerima H0 yang berarti tidak terdapat hubungan antara umur ibu hamil dengan luaran maternal. Hal ini didukung dengan rentang nilai rasio prevalensi ( -0,41 – 0,40) dengan CI 95%.
Tabel 4.5
Hubungan Umur Ibu Hamil terhadap Luaran Neonatal di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2022
Variabel
Luaran Neonatal
Rasio Prevalensi (95% CI)
P value BB
Normal
BB Tidak Normal
n % n %
Umur
- Reproduksi
Sehat 598 97,6 15 2,4
1.96 (-0,29 –
1,64) 0.16
- Reproduksi Tidak Sehat
122 95,3 6 4,7
Tabel 1.5 melakukan analisis untuk melihat hubungan umur ibu hamil terhadap luaran neonatal. Hasil statistik menunjukkan nilai P 0,16 (>0,05) sehingga keputusannya adalah menolak H1 dan menerima H0 yang berarti tidak terdapat hubungan antara umur ibu hamil dengan luaran neonatal. Hal ini didukung dengan rentang nilai rasio prevalensi (-0,29 – 1,64) dengan CI 95%.
- Tidak
Normal 299 97,7 7 2,3 0,70 (-1,26 – 0,57)
Hasil analisis univariat menjelaskan bahwa jumlah responden yang memiliki IMT normal sebanyak 58,8%, lebih banyak dibandingkan dengan IMT tidak normal 41,2%.
Sebagian responden memiliki luaran maternal dengan persalinan normal 68%. Sebagian besar responden memiliki luaran neonatal berupa berat badan bayi lahir normal 97,2%.
Responden 82,7% berada pada rentang umur reproduksi sehat.
Angka tersebut menunjukkan angka status gizi ibu saat akan memulai kehamilannya. Status gizi ibu sangat penting terhadap luaran kehamilan. Indikator untuk mengukur status gizi ialah Indeks Massa Tubuh (IMT). Ibu dengan IMT awal kehamilan yang tidak dalam batas normal berkaitan dengan berbagai komplikasi baik terhadap ibu maupun bayi. IMT ≥25 kg/m2 berkaitan dengan beberapa luaran kehamilan yang merugikan. Seperti penelitian sebelumnya oleh Quedarusman mendapatkan bahwa ibu hamil dengan obesitas (IMT 25-≥30 kg/m2) berisiko lima kali lebih besar untuk menderita preeklampsia. Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari et al mendapatkan bahwa ibu dengan IMT >26 kg/m2 cenderung mengalami hipertensi dalam kehamilan.
Ekwendi mendapatkan bahwa sebanyak 50,22% ibu hamil dengan obesitas (IMT ≥30 kg/m2) menjalani seksio sesarea. Rahmani mendapatkan bahwa ibu hamil dengan IMT overweight 0,91 kali lebih berisiko mendapatkan bayi dengan BBLR (OR 0,91, CI 1,09- 2,1) dan obese 1,59 kali lebih berisiko mendapatkan bayi dengan BBLR (OR 1,59, CI 1,30-4,51).
Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan IMT ibu hamil dengan luaran maternal. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai p 0,026 di mana kurang dari batas kritis penelitian 0,05 yang berarti terdapat hubungan bermakna antara IMT ibu hamil dengan luaran maternal. Rasio prevalensi 1,42 (0,43 -0,66) dengan confidence Interval 95% yang berarti IMT ibu merupakan faktor risiko terhadap luaran persalinan. Dalam tinjauan sistematis dan meta-analisis ini dari kehamilan, kenaikan berat badan kehamilan di bawah rekomendasi (pada 23% wanita) dikaitkan dengan risiko lebih tinggi untuk usia kehamilan (rasio odds [OR], 1,53) dan kelahiran prematur (OR, 1,70) dan risiko besar untuk usia kehamilan yang lebih rendah (OR, 0,59) dan makrosomia (OR, 0,60).
Kenaikan berat badan kehamilan di atas rekomendasi (47%) dikaitkan dengan risiko kecil untuk usia kehamilan (OR, 0,66) dan kelahiran prematur (OR, 0,77) dan risiko tinggi besar untuk usia kehamilan (OR, 1,85), makrosomia (OR, 1,95), dan persalinan sesar (OR, 1,30).
Kenaikan berat badan baik di bawah normal atau di atas normal, dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi pada kondisi yang merugikan bagi ibu dan bayi. Penambahan berat badan kehamilan yang berlebihan dan tidak mencukupi dikaitkan dengan hasil kehamilan yang merugikan, termasuk kecil untuk usia kehamilan (SGA), besar untuk kehamilan usia (LGA), makrosomia, persalinan sesar, kehamilan diabetes mellitus (GDM), preeklamsia, postpartum retensi berat badan, dan obesitas keturunan.
Rekomendasi mengenai berat badan kehamilan keuntungan dikembangkan pada tahun 1990 untuk memandu praktek klinis. Ini bertujuan untuk mengurangi kejadian bayi berat lahir rendah dan didasarkan pada Survei Natalitas Nasional 1980 dari sebagian besar populasi kulit putih. Pedoman yang diperbarui pada tahun 2009 memasukkan kategori WHO dari indeks massa tubuh ibu (BMI; dihitung sebagai berat dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat; BMI untuk berat badan kurang, <18.5; berat badan normal, 18,5-24,9; kelebihan berat badan, 25-29,9; dan obesitas, 30).
Hasil analisis bivariat antara variabel IMT ibu hamil dengan luaran neonatal menunjukkan nilai P 0,45 (>0,05) sehingga keputusannya adalah menolak H1 dan menerima H0 yang berarti tidak terdapat hubungan antara IMT ibu hamil dengan luaran
Fitrah Ivana Paisal, Zeni Zaenal Mutaqin, Devi Azriani, Jusuf Kristianto
9 Syntax Health Sains: Vol. 4, No. 1 January 2023
neonatal. Hal ini didukung dengan rentang nilai rasio prevalensi (-1,26 – 0,57) dengan CI 95%. Dari hasil analisis bivariat, tidak ditemukan hubungan bermakna antara IMT awal kehamilan dengan berat badan lahir (p=1,000), yang berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Sari yang menemukan terdapat hubungan antara IMT dengan BBLR (<2500 g). Pada penelitiannya Sari 1 menyimpulkan bahwa makin rendah IMT ibu makin berisiko mendapatkan bayi dengan BBLR (Puspitaningrum, 2018). Pada penelitian sekarang tidak didapatkan hubungan antara IMT dengan berat badan lahir disebabkan karena hanya ditemukan dua sampel bayi dengan berat badan bayi tidak normal.
KESIMPULAN
Indeks massa tubuh ibu berhubungan dengan luaran maternal yaitu jenis persalinan yang akan dialami ibu (Nurhayati, 2016). IMT pada ibu hamil tidak berpengaruh dengan kelahiran dan berat badan bayi baru lahir.
BIBLIOGRAFI
Abduh, Muhammad, Alawiyah, Tri, Apriansyah, Gio, Sirodj, Rusdy Abdullah, & Afgani, M. Win. (2023). Survey Design: Cross Sectional dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Pendidikan Sains Dan Komputer, 3(01), 31–39. Google Scholar
Andriani, Cintya, Lipoeto, Nur Indrawati, & Utama, Bobby Indra. (2016). Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(1). Google Scholar
Dennedy, Michael Conall, Avalos, Gloria, O’Reilly, Michael W., O’Sullivan, Eoin P., Gaffney, Geraldine, & Dunne, Fidelma. (2012). ATLANTIC-DIP: raised maternal body mass index (BMI) adversely affects maternal and fetal outcomes in glucose- tolerant women according to International Association of Diabetes and Pregnancy Study Groups (IADPSG) criteria. The Journal of Clinical Endocrinology &
Metabolism, 97(4), E608–E612. Google Scholar
Harti, Leny Budhi, Kusumastuty, Inggita, & Hariadi, Irwan. (2016). Hubungan Status Gizi dan Pola Makan terhadap Penambahan Berat Badan Ibu Hamil (Correlation between Nutritional Status and Dietary Pattern on Pregnant Mother’s Weight Gain).
Indonesian Journal of Human Nutrition, 3(1), 54–62. Google Scholar
Hidayat, Aziz Alimul. (2015). Metode penelitian kesehatan paradigma kuantitatif. Health Books Publishing. Google Scholar
Idaiani, Sri, Yunita, Indri, Tjandrarini, Dwi Hapsari, Indrawati, Lely, Darmayanti, Ika, Kusumawardani, Nunik, & Mubasyiroh, Rofingatul. (2019). Prevalensi Psikosis di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 9–16. Google Scholar
Kurdanti, Weni, Khasana, Tri Mei, & Wayansari, Lastmi. (2020). Lingkar lengan atas, indeks massa tubuh, dan tinggi fundus ibu hamil sebagai prediktor berat badan lahir.
Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 16(4), 168–175. Google Scholar
Nurhayati, Eka. (2016). Indeks massa tubuh (IMT) Pra hamil dan kenaikan berat badan ibu selama hamil berhubungan dengan berat badan bayi lahir. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia, 4(1), 1–5. Google Scholar
Patonah, Siti, Afandi, Agus Ari, & Resi, Ermaya. (2021). Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Balen Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro Tahun 2020. Asuhan Kesehatan: Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan Dan Keperawatan, 12(1), 28–33. Google Scholar
Puspitaningrum, Elisa Murti. (2018). Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSIA Annisa Kota Jambi Tahun 2018.
Scientia Journal, 7(2), 1–7. Google Scholar
Putra, Yudha Wahyu, & Rizqi, Amalia Solichathi. (2018). Index massa tubuh (IMT) mempengaruhi aktivitas remaja putri SMP Negeri 1 Sumberlawang. Gaster, 16(1), 105–115. Google Scholar
Rasmussen, Kathleen M., & Yaktine, Ann L. (2009). Weight gain during pregnancy:
reexamining the guidelines. Google Scholar
Situmorang, Marlina Hendryka, & Pujiyanto, Pujiyanto. (2021). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Nifas Lengkap Di Indonesia: Analisis Lanjut Data Riskesdas 2018. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat: Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat, 13(2), 78–86. Google Scholar
Utami, Bekti Sri, Utami, Tin, & Siwi, Adiratna Sekar. (2020). Hubungan Riwayat Hipertensi Dan Status Gizi Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil:
Literature Review. Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, 3(2), 22–28. Google Scholar
Weku, Rut C. F., Wantania, John J. E., & Sondakh, Joice M. M. (2016). Hubungan indeks massa tubuh (IMT) awal kehamilan dengan luaran maternal neonatal. E-CliniC, 4(2). Google Scholar
Copyright holder:
Fitrah Ivana Paisal, Zeni Zaenal Mutaqin, Devi Azriani, Jusuf Kristianto (2023) First publication right:
Jurnal Health Sains This article is licensed under: