• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA AKSARA LONTARA MAKASSAR TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS III SD NEGERI TASSESE KECAMATAN MANUJU KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA AKSARA LONTARA MAKASSAR TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS III SD NEGERI TASSESE KECAMATAN MANUJU KABUPATEN GOWA"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

iv

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA AKSARA LONTARA MAKASSAR TERHADAP KETERAMPILAN

MEMBACA SISWA KELAS III SD NEGERI TASSESE KECAMATAN MANUJU KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Oleh : SUMARNI 105401121718

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

(2)

MEMBACA SISWA KELAS III SD NEGERI TASSESE KECAMATAN MANUJU KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh : SUMARNI 105401121718

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

(3)

vi

(4)
(5)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

Tentang perjalanan.

jangan pikirkan endingnya tapi nikmati prosesnya,

karena tidak ada hal hebat yang tercipta dalam sekejap.

Persembahan

Karya ini kupersembahkan kepada Ayahanda Alm. Maja S.Pd., dan Ibunda Norlia dan juga anggota keluarga lainnya yang telah mencurahkan kasih sayang yang tulus, yang mencintai dan menyayangiku dengan sepenuh hati sehingga menjadi tumpuan bagiku untuk meraih kesuksesan.

Teman seperjuanganku di kelas G Angkatan 2018 serta sahabat-sahabatku yang telah ikhlas mendoakan dan mendukung untuk mewujudkan harapan dan mimpi menjadi kenyataan.

(6)

v

Sumarni. 2022. Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kata Aksara Lontara Makassar Terhadap Keterampilan Membaca Siswa Kelas III SD Negeri Tassese Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa, Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Sitti Aida Azis dan Pembimbing II Haslinda.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimana pengaruh penggunaan media kartu kata aksara lontara Makassar terhadap keterampilan membaca Siswa Kelas III SD Negeri Tassese”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh media kartu kata aksara lontara makassar terhadap keterampilan membaca siswa kelas III SD Negeri Tassese. Jenis Penelitian ini adalah penelitian Pre-Eksperimental design dalam bentuk penelitian One Grup Pretest-Posttest. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pretest, treatment, posttest, dan hasil pretest dan posttest dibandingkan dengan uji statistic yang sesuai. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Tassese sebanyak 28 siswa.

Hasil membaca aksara lontara pada pretest memiliki skor rata-rata 59,46 dan dapat dikategorikan rendah, dan hasil membaca aksara lontara pada posttest memiliki skor rata-rata yakni 80,17 dan dikategorikan tinggi. Perbandingan rata- rata skor membaca aksara lontara sebelum dan sesudah perlakuan meningkat sebesar 20,71. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, = 19,17 dan = 2,052, maka diperoleh atau 19,17 ≥ 2,052.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti terdapat pengaruh pengunaan media kartu kata Aksara Lontara Makassar terhadap keterampilan membaca pada siswa kelas III SD Negeri Tassese Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa dalam pembelajaran Bahasa Daerah Makassar.

Kata Kunci: Media Kartu Kata Aksara Lontara, Keterampilan Membaca

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini, yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kata Aksara Lontara Makassar Terhadap Keterampilan Membaca Siswa Kelas III SD Negeri Tassese Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa” sebagai salah satu tugas akhir untuk menempuh jenjang pendidikan. Tak lupa juga salam serta shalawat yang senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw., yang telah membawa perubahan dan kabar baik bagi umatnya hingga memberi semangat dalam setiap langkah kebajikan.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua Ayahanda Alm. Maja, S.Pd., dan Ibunda Norlia yang telah berjuang, berdoa, mendidik dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula,

(8)

vii

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, Skripsi ini tidak dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepadaDr. Sitti Aida Azis, M.Pd., dan Dr. Haslinda, M.Pd., pembimbing I dan pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, motivasi serta bimbingan dengan penuh kesabaran dan ketulusan kepada penulis sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada; Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Ernawati S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, kepada para dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan semua pihak dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, guru, staf SD Negeri Tassese, dan Ibu Saribina, S.Pd., selaku guru kelas III yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan

(9)

viii

penelitian. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada para sahabat yang selalu menemani dalam suka maupun duka.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Makassar, Juni 2022

Peneliti

(10)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

SURAT PERNYATAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Teori ... 6

1. Hakekat Media ... 6

2. Manfaat Media ... 7

3. Jenis-jenis Media ... 8

(11)

x

4. Media Kartu Kata ... 9

5. Aksara Lontara ... 10

6. Membaca ... 12

7. Hakikat Bahasa Daerah ... 14

B. Kerangka Berpikir ... 17

C. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 19

D. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

C. Desain Penelitian ... 23

D. Variabel Penelitian ... 24

E. Definisi Operasional Variabel ... 24

F. Prosedur Penelitian ... 24

G. Instrument Penelitian ... 25

H. Tekhnik Pengumpulan Data ... 27

I. Teknik Analisi Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Hasil Penelitian ... 32

B. Pembahasan ... 41

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Simpulan ... 43

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 47

(12)

xi

TABEL HALAMAN

3.1 Sampel Keadaan Siswa ... 23

3.2 Indikator Penilaian Keterampilan Membaca ... 26

3.3 Standar Ketuntasan Bahasa Daerah ... 28

4.1 Nilai Rata-rata Hasil Pretest Keterampilan Membaca Siswa Kelas III SD Negeri Tassese ... 32

4.2 Statistik Frekuensi dan Presentase Skor Hasil Belajar Pretest ... 33

4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest ... 34

4.4 Nilai Rata-rata Hasil Posttest Keterampilan Membaca Siswa Kelas III SD Negeri Tassese ... 35

4.5 Statistik Frekuensi dan Presentase Skor Hasil Belajar Posttest ... 36

4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest ... 37

4.7 Analisi Perhitungan Hasil Pretest dan Posttest ... 38

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN 2.1 Skema Kerangka Pikir... 17 3.1 Desain Penelitian ... 23

(14)

xiii

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 48

2. Soal Hasil Pretest dan Posttest ... 52

3. Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Aksara Lontara Makassar ... 53

4. Lembar Penilaian Pretest ... 55

5. Lembar Penilaian Posttest ... 57

6. Dokumentasi ... 59

(15)
(16)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara bahasa harfiah berarti

“tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Gerlach, dkk dalam Haliq, 2018:15).

Media merupakan suatu alat atau sarana yang berfungsi sebagai perantara atau saluran, atau jembatan, dalam kegiatan komunikasi, antara komunikator (penyampai pesan) dan komunikan (penerima pesan) untuk menyampaikan informasi dalam situasi belajar mengajar (Gusti, dkk dalam Havisa, 2021:26).

Sejalan dari pendapat tersebut, media adalah perantara untuk menyampaikan informasi dalam situasi belajar mengajar, maka dari itu media pembelajaran memiliki peran penting dalam pembelajaran karena dapat membantu proses pembelajaran sehingga tujuan tercapai. Maka dari itu, untuk meningkatkan pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa daerah perlu media terutama pada materi aksara lontara.

Aksara Lontara adalah salah satu kebudayaan masyarakat-masyarakat Sulawesi Selatan yang umumnya digunakan oleh suku Bugis, Makassar, dan Mandar, yang huruf atau aksaranya memiliki bentuk yang unik serta makna dalam setiap penulisan katanya. Huruf Aksara Lontara Makassar adalah aksara tradisional yang terdiri dari 19 huruf. Namun saat ini masih banyak siswa yang

(17)

2

belum menguasai aksara lontara khususnya pada keterampilan dalam membaca tulisan aksara lontara padahal di lingkungan sekolah pun siswa menggunakan bahasa lokal sendiri. Selain itu, guru kurang menggunakan media pada saat proses pembelajaran sehingga siswa merasa bosan belajar bahasa daerah khususnya penggunaan aksara. Karena itu, selayaknya guru perlu menggunakan media yang variatif dalam menarik perhatian sehingga keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran aksara Lontara dapat meningkat.

Media yang dijadikan alternatif untuk mengetahui pengaruh terhadap keterampilan membaca siswa aksara Lontara adalah media yang bervariatif yaitu media kartu kata aksara lontara Makassar. Untuk itu, peneliti berkreasi membuat media kartu kata yang perlu diterapkan pada pembelajaran bahasa daerah Makassar khususnya pada materi aksara Lontara. Media kartu kata adalah media yang terbuat dari kertas karton, dari kertas potongan-potongan kata tersebut dapat dipindahkan sesuai keinginan untuk menyusun kartu kata menjadi kalimat, dapat menggunakan metode permainan. Dengan media kartu kata dan permainan diharapkan siswa lebih aktif dan merasa tertarik dengan pembelajaran yang berlangsung, sehingga aksara Lontara tidak lagi menjadi momok dalam pembelajaran.

Terkait media pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa daerah belum berjalan secara efektif dan belum sesuai harapan. Huruf aksara lontara dianggap sulit, karena siswa harus menghafal huruf-huruf tersebut yang dominan ada kemiripan. Selain itu, guru kurang menggunakan media pada saat proses pembelajaran. Sehingga siswa merasa bosan mempelajari aksara lontara.

(18)

Situasi pembelajaran yang demikian menjadikan siswa SD cenderung tidak menyukai aksara lontara karena memiliki variasi yang sama yaitu hafalan.

Mempelajari aksara lontara memang menjadi momok bagi sebagian besar anak di Sekolah Dasar (SD). Apabila hal itu dibiarkan secara terus menerus maka pemahaman makna filosofis aksara Lontara akan semakin memudar, dan bahkan punah karena terdesak oleh arus modernisasi dan globalisasi yang melanda ke segala aspek kehidupan, termasuk kebudayaan. Oleh sebab itu, diharapkan kepada peneliti untuk lebih kreatif mempedulikan.

Umumnya hasil belajar bahasa daerah belum memenuhi Standar Ketuntasan Minimum (SKM), yaitu 65. Sama halnya nilai ulangan harian yang dilaksanakan tanggal 22 Januari 2022 dari guru kelas III SD Negeri Tassese hasilnya kurang memuaskan. Hanya 28,57% siswa yang mencapai ketuntasan belajar dan 71,42%

siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan idealnya adalah 75% siswa yang harus mencapai ketuntasan belajar. Dari observasi yang di lakukan peneliti di SD Negeri Tassese, dari 28 siswa kelas III hanya ada tiga siswa yang lancar membaca sedangkan siswa lain ada yang sudah mampu membaca kata tetapi harus dieja setiap hurufnya dan ada pula yang belum bisa menggabungkan huruf menjadi kata.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kata Aksara Lontara Makassar terhadap Keterampilan Membaca Siswa Kelas III SD Negeri Tassese Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa”.

(19)

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini. Bagaimana Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kata Aksara Lontara Makassar terhadap Keterampilan Membaca Siswa Kelas III SD Negeri Tassese Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini. Untuk mendeskripsikan Pengaruh Media Kartu Kata Aksara Lontara Makassar terhadap Keterampilan Membaca Siswa Kelas III SD Negeri Tassese Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Secara umum diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peserta didik, pendidik, dan lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terkait penerapan dan penggunaan media yang tepat terhadap keterampilan membaca dan mengembangkan media pembelajaran, sehingga dapat memperbanyak interaksi dalam proses belajar mengajar melalui latihan dan praktik dengan media yang tepat sehingga mempengaruhi tingkat keterampilan membaca siswa.

(20)

2. Manfaat Praktis

Manfaat yang diharapkan dari hasil peneliti ini, yaitu:

a. Bagi Siswa, sebagai masukan bagi siswa untuk meningkatkan minat belajar pada mata pelajaran bahasa daerah Makassar.

b. Bagi Guru, sebagai bahan masukan dalam menentukan media pembelajaran agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

c. Bagi Sekolah, sebagai masukan dalam rangka meningkatkan dan memperbaiki mutu sekolah melalui peningkatan mutu pembelajaran terutama pembelajaran bahasa daerah Makassar.

(21)

6 BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Hakekat Media

Pengertian Media Pembelajaran adalah perpaduan antara bahan dan alat atau antara software dan hadware . Media pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan tujuan pembelajaran (Rismawati, 2016:8).

Media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, flim, foto, radio, rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, benda dan sejenisnya adalah media.

Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran (Heinich dalam Haliq, 2018:15).

Media pembelajaran merupakan media yang membantu pengalaman nyata peserta didik. Sehingga peserta didik dapat memperluas wawasan dan pengalaman yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat menurut Dale (Haliq, 2018:16).

Seringkali kata media pembelajaran digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (Haliq, 2018:15) ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.

(22)

Dalam memilih media, orang perlu memperhatikan tiga hal, yaitu: (1) kejelasan maksud dan tujuan pemilihan tersebut; (2) sifat dan ciri media yang akan dipilih; (3) adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan akan adanya alternative-alternatif pemecahan yang dituntut oleh tujuan (Angkowo dalam Havisa, 2021:26).

Jadi, dapat di simpulkan bahwa media adalah sebuah alat yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi dari suatu sumber kepada penerima, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sumber adalah guru dan penerima adalah murid, jadi guru memberikan informasi kepada murid melalui bantuan media.

2. Manfaat Media

Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran

c. Metode pembelajaran yang bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. Apalagi jika guru mengajar pada setiap jam pelajaran

(23)

8

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan memerankan (Sudjana & Rivai dalam Haliq, 2018:17).

Manfaat media pembelajaran sebagai berikut:

a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme

b. Memperbesar perhatian siswa

c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap

d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan usaha sendiri di kalangan siswa

e. Menumbuhkan perhatian siswa (Hamalik dalam Haliq, 2018:17).

Adapun fungsi media pembelajaran secara umum adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Dimana ketika guru menggunakan media dalam kelas dapat mempermudah dalam menarik perhatian siswa yang memiliki perbedaan sikap dan perilaku serta tingkat pemahaman masing- masing dimana biasanya sangat sulit untuk menyatukan mereka.

3. Jenis-jenis Media

Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, antara lain:

(24)

a. Media visual, yaitu media yang berkaitan dengan indera penglihatan. Secara umum dapat dikatakan bahwa media ini berguna dalam hubungannya dengan memotivasi, ingatan dan pengertian.

b. Media audio, yaitu media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Media ini dapat menarik dan memotivasi peserta didik untuk mempelajari materi dengan lebih banyak.

c. Media audio-visual, yaitu media pengajaran yang lengkap karena media ini terjadi proses saling membantu antara indera pandang

d. Media asli atau orang, yaitu media berupa benda asli atau orang yang memberikan pengalaman nyata bagi peserta didik sehingga peserta didik lebih tertarik untuk aktif dalam proses pembelajaran (Citra dalam Haliq, 2018:18).

Berdasarkan dari jenis-jenis media di atas, maka dalam penelitian ini media yang digunakan adalah media asli yang berupa media kartu kata.

4. Media Kartu Kata

Kartu kata adalah kartu yang berisi sebuah kata yang dapat menghasilkan sebuah kalimat. Dari kartu kata dapat disusun menjadi kalimat baru dengan beberapa kartu kata, selain itu dari kata tersebut dapat dipisah-pisah menurut suku-suku kata, kemudian diuraikan lagi menjadi huruf-huruf menurut Rahman (2020:17).

Media kartu kata dapat di golongkan sebagi media visual karena mengadung unsur-unsur visual, seperti rupa dan bentuk dua dimensi. Selain itu juga, media kartu kata dapat di golongkan sebagai media tradisional jika dilihat

(25)

10

dari aspek teknologi. Artinya media kartu di katergorikan media yang dapat dilihat melalu panca indra (Herawati dalam Rahman 2020:18).

Kartu kata dapat disebut sebagai media yang terbentuk dari kertas tebal yang berisi unsur-unsur bahasa diantaranya berisi huruf maupun kata-kata yang tergolong dalam media visual. Artinya media kartu kata yang terbuat dari kertas terdapat unsur kata-kata, bahasa dalam tulisanya (Mahroja dalam Rahman 2020:18).

Kartu kata adalah kertas tebal yang tertulis unsur bahasa yang mempunyai gambar sesuai dengan unsur bahasa artinya kartu kata adalah kartu yang berisi kata-kata dan gambar (Jaruki dalam Rahman 2020:18).

Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa media kartu kata, adalah jenis kertas yang berukuran tebal dan berbentuk persegi panjang yang ditulisi atau ditandai dengan unsur abjad atau huruf tertentu. Kartu kata merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang dapat digunakan di kelas rendah, untuk menyampaikan isi pesan terutama pada proses pembelajaran membaca.

5. Aksara Lontara

Etnis Bugis-Makassar dalam hal ini di singkat menjadi BM merupakan dua etnis berbeda namun memiliki kesatuan dasar kebudayaan diantara ratusan etnis yang terdapat di Indonesia sekaligus menjadi beberapa etnis yang mendominasi dengan berbagai pencatatan atas pencapaian etnis BM dalam penyebarannya di Nusantara, diakui ataupun tidak. Sebuah per-adaban kebudayaan besar dalam teorinya memberikan pensyaratan sebagai sebuah bangsa atau entitas dominan salah satunya memberikan pensyaratan hasil kebudayaannya yakni memiliki bahasa tersendiri dan memiliki aksara

(26)

tersendiri. Oleh sebab itulah mengapa etnis BM tersebut dapat dikategorikan sebagai sebuah suku-bangsa. Salah satu hasil kebudayaan warisan leluhur tersebut yang menjadi penanda jejak peradaban leluhur suku bangsa BM adalah pewarisan berupa aksara atau huruf yang saat ini dikenal dengan aksara Lontara (Cahyadi dalam Muhajida 2017:4-5).

Kerajaan Gowa sudah lama mengenal Aksara. Namun belum menemukan media yang tepat untuk dijadikan tempat menorehkan Aksara.

Barulah terpikirkan memanfaatkan pelepah daun lontar untuk menulis fatwa- fatwa kerajaan. Pada Abad 14 karena kertas belum dikenal, maka digunakan daun lontar sebab pohon lontar banyak tumbuh. Aksara tersebut mulanya ditulis pada batang pohon katangka, batu dan kulit hewan, hanya saja kualitas tulisan tersebut tidak awet. Barulah daun lontar dianggap efektif dan cocok untuk menuliskan Aksara ini. Lontara ditulis didaun Lontara dengan menggunakan benda tajam sejenis pisau kecil kemudian dibubuhi dengan arang yang dicampur dengan minyak atau kemiri yang telah dibakar sampai gosong.

Panjang daun Lontara tergantung dari cerita yang dituliskan, sedang lebarnya hanya sekira 1 cm. Inilah sebabnya sehingga disebut Aksara Lontara.

Lontara merupakan warisan sejarah dan budaya masyarakat Bugis Makassar yang memiliki nilai yang sangat tinggi. Berbagai falsafah dan petuah (pappangaja; Bugis) tertuang dalam Lontara. Lontara merupakan manuskrip yang ditulis di atas daun lontar yang dibubuhi cairan berwarna hitam. Lontara adalah manuskrip yang aslinya ditulis dengan alat yang tajam di atas daun lontar. Setelah ditemukannya kertas sebagai media tulis, nama lontara masih tetap digunakan menurut Bahri (2019:50).

(27)

12

6. Membaca

a. Pengertian Membaca

Membaca merupakan tahap awal anak dalam proses belajar membaca.

Membaca permulaan sebagai keterampilan dasar mambaca bagi siswa dan alat bagi siswa untuk mengetahui pengetahuan yang dikemukakan oleh Syatauw,G.R.,dkk (2020).

Membaca sebagai suatu proses (dengan tujuan tertentu) pengenalan, penafsiran, dan penilaian terhadap gagasan-gagasan yang berkenaan dengan bobot mental atau kesadaran total dari pembaca. Hal ini merupakan suatu proses yang kompleks yang tergantung pada perkembangan bahasa pribadi, latar belakang pengalaman, kemampuan kognitif dan sikap terhadap bacaan (Tarigan dalam Bahri, 2015:24).

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa lisan. Membaca juga merupakan proses pengembangan keterampilan, nilai dari keterampilan memahami kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan (Tarigan dalam Khatimah, 2020:14).

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah seseorang yang mampu mengenal simbol-simbol bahasa tulis yang merupakan stimulus dalam membantu mengingat dan memahami

(28)

pesan apa yang dibaca atau yang tertulis serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bacaan.

b. Manfaat Membaca

Manfaat yang dapat diperoleh anak melalui membaca, diantaranya sebagai berikut :

1) Kosa kata bertambah

2) Keterampilan komunikasi meningkat 3) Memahami konsep baru

4) Melatih konsentrasi anak

5) Mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak

6) Membentuk pola perilaku dan nilai sosial anak (Dhieni, dkk dalam Khatimah, 2020:15).

Pendapat yang lain tentang manfaat membaca adalah sebagai berikut:

1) Membaca menambah kosakata dan pengetahuan tata bahasa dan tata kalimat. Dengan membaca semakin memahami penggunaan bahasa yang baik dan benar, sesuai situasi dan konteks pembicaraannya.

2) Membaca memicu imajinasi.

3) Membaca bermanfaat pula untuk berlatih menulis (Djiwatampu dalam Khatimah, 2020:16).

(29)

14

Beberapa manfaat lain dari membaca yaitu sebagai berikut : 1) Mendapat pembendarahan pengetahuan dan pengalaman hidup

2) Meningkatkan intelektual/ kecerdasan serta memperdalam penghayatan ilmu

3) Memperkaya kosa kata, menambah pembendarahan ungkapan yang tepat 4) Memperluas cakrawala pikir dan pandang, meningkatakan penghayatan

hidup yang lebih dalam serta membina keterbukaan dan obyektivitas.

5) Menggugah daya kreativitas mencipta (Amir & Rukayah dalam Khatimah, 2020:16 ).

c. Jenis-jenis Membaca

Pada umumnya siswa yang duduk di kelas I, II, III, dan IV proses membaca yang dilakukan adalah:

1) Membaca bersuara (membaca nyaring)

Yaitu membaca dilakukan dengan bersuara, biasanya dilakukan oleh kelas tinggi atau besar. Pelaksanaan membaca keras bagi siswa sekolah dasar dilakukan seperti berikut.

a) Membaca klasikal yaitu membaca yang dilakukan secara bersama-sama dalam satu kelas;

b) Membaca berkelompok yaitu membaca yang dilakukan oleh sekelompok siswa dalam satu kelas;

c) Membaca perorangan yaitu membaca yang dilakukan secara individu.

Membaca perorangan diperlukan keberanian siswa dan mudah dikontrol oleh guru. Biasa dilaksanakan untuk mengadakan penilaian.

(30)

2) Membaca dalam hati, yaitu membaca dengan tidak mengeluarkan kata- kata atau bersuara.

3) Membaca teknik

Membaca teknik hampir sama dengan membaca keras. Membaca teknik adalah cara membaca yang mencangkung sikap, dan intonasi bahasa.

Latian-latihan yang diperlukan diantaranya:

a) latihan membaca di tempat duduk;

b) latihan membaca di hadapan kelas;

c) latihan membaca di mimbar;

d) latihan membacakan (Depdiknas dalam Maghfiroh, 2017: 28-29).

Dari uraian di atas, membaca yang dilakukan oleh peneliti adalah membaca nyaring. Karena membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, siswa ataupun pembaca bersama- sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang. Sehingga dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa.

7. Hakikat Bahasa Daerah a. Pengertian Bahasa Daerah

Keberadaan sebuah bahasa lokal atau bahasa daerah sangat erat dengan eksistensi suku bangsa yang melahirkan dan menggunakan bahasa tersebut. Bahasa menjadi unsur pendukung utama tradisi dan adat istiadat.

Bahasa juga menjadi unsur pembentuk sastra, seni, kebudayaan, hingga peradaban sebuah suku bangsa. Bahasa daerah dipergunakan dalam berbagai

(31)

16

upacara adat, dan dalam percakapan sehari-hari. Dengan demikian bahasa daerah merupakan unsur pembentuk budaya daerah dan sekaligus budaya nasional (Fini 2015:1).

Bahasa daerah telah bertahan melewati berbagai macam perubahan zaman dan telah sering bersinggungan dengan bahasa lain seperti bahasa daerah lain, bahasa asing maupun bahasa Indonesia. Akibat dari berinteraksinya bahasa ini dengan berbagai macam kondisi dan stuasi, maka muncullah berbagai macam jenis dialek dan logat yang berbeda (Azhar dalam Khatimah 2020:24).

b. Pembelajaran Bahasa Daerah di Sekolah

Kurikulum 2013 adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan dengan berpedoman pada kurikulum Nasional. Kurikulum 2013 terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Dalam kurikulum 2013, muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.

Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang

(32)

tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing- masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional.

Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.

B. Kerangka Pikir

Kurikulum 2013 tak lepas dari pembelajaran bahasa Daerah di Sekolah Dasar. Pembelajaran Bahasa Daerah Makassar di sekolah dasar, diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

Pembelajaran Bahasa Daerah Makassar, tertutama di sekolah dasar tidak akan lepas dari kemampuan berbahasa. Ada empat kemampuan berbahasa yaitu menyimak, menulis, membaca dan berbicara.

Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam belajar siswa sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak dapat dilepaskan dari kemampuan siswa dalam membaca.

Sebelum dilakukan perlakuan, peneliti memberikan pretest berupa teks bacaan. Lalu siswa membaca teks bacaan yang diberikan oleh peneliti. Lalu

Kurikulum 2013

(33)

18

peneliti melakukan penilaian terhadap kemampuan membaca siswa sesuai dengan kriteria penilaian kemampuan membaca siswa.

Selanjutnya pemberian perlakuan, berupa penerapan penggunaan media kartu kata dengan mengarahkan siswa untuk menyusun media kartu kata aksara lontara sesuai dengan teks bacaan. Kemudian Tes Akhir atau posttest, yaitu dengan siswa membaca teks bacaan sesuai dengan teks bacaan yang telah di berikan oleh peneliti. Setelah itu hasil pretest dan posttest siswa dianalisis.

Kemudian membandingkan perbedaan tersebut untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan media kartu kata terhadap keterampilan membaca bahasa daerah Makassar materi membaca lontara pada siswa kelas III SD Negeri Tassese.

5

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Bahasa Daerah Makassar

Pretest

Analisis Penggunaan Media Kartu

Kata Aksara Lontara

Posttest

Keterampilan Membaca

Hasil

Kurikulum 2013

Ada Pengaruh

Tidak Ada Pengaruh

(34)

C. Hasil Penelitian Relevan

1. Dede Aditya, mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom. (2019) dengan judul

“Perancangan Media Pembelajaran Kreatif Untuk Belajar Aksara Lontara”

dengan media utama akan diwujudkan menggunakan game sebagai bentuk medianya. Game ini akan menyajikan pelajaran secara menarik, dan juga mengangkat nilai budaya melalui media yang populer dikhalayak pengguna.

2. Penelitian dari Mujahida (2019), mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo, dengan judul penelitian “Efektivitas Media Lagu dalam Pembelajaran Membaca Bahasa Daerah Bugis (Aksara Lontara) pada Kelas IV SDN 1 Mojong Kabupaten Sidra”. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keterampilan membaca dalam pembelajaran Bahasa Daerah Bugis (aksara lontara) di SDN 1 Mojong sebelum menggunakan media lagu sangat kurang, dengan melihat hasil pre-test di bawah rata-rata 70 yaitu 42,05. Kemudian nilai rata- rata post-test pembelajaran membaca bahasa daerah yang menggunakan media lagu di SDN 1 Mojong pada Kelas IV Kabupaten Sidrap dengan rata- rata 75,85 Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang jelas setelah penggunaan lagu untuk pre-test, karena hasil dari post-test lebih besar dari hasil pre-test, artinya terdapat perbedaan pembelajaran membaca bahasa daerah sebelum menggunakan media lagu dengan pembelajaran membaca bahasa daerah di SDN 1 Mojong kelas IV Kabupaten Sidrap tahun ajaran setelah menggunakan media lagu hal itu menunjukkan bahwa media lagu

(35)

20

efektif dalam pembelajaran membaca bahasa daerah di SDN 1 Mojong kelas IV Kabupaten Sidrap.

3. Hasil Penelitian Khusnul Khatimah (2020), dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Kalbu (Kartu Aksara Lontara Bervariasi Unik) terhadap Pembelajaran Bahasa Daerah Makassar Materi Membaca Lontara Pada Siswa Kelas IV SD Unggulan Toddopuli”. Berdasarkan Hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan media KALBU (Kartu Aksara Lontara Bervariasi Unik) terhadap pembelajaran bahasa Daerah Makassar materi membaca Lontara pada siswa kelas IV SD Unggulan Toddopuli. Hal ini menunjukkan bahwa cukup memuaskan bila dibandingkan hasil belajar siswa tanpa penerapan perlakuan. Hal ini dibuktikan oleh nilai rata-rata posttest yaitu 84,28 sedangkan nilai rata-rata pretest yaitu 67,64. Dan dapat juga kita lihat pada hasil pretest, jumlah siswa yang mendapat nilai 70 ke atas hanya 11 orang siswa sedangkan hasil posttest menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 70 ke atas sebanyak 25 orang. Dengan kata lain terdapat pengaruh Media KALBU terhadap hasil belajar Bahasa Daerah Makassar pada murid kelas IV SD Unggulan Toddopuli.

Berdasarkan dari beberapa penelitian yang relevan tersebut terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya adalah untuk mengetahui adanya pengaruh suatu media pembelajaran terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran aksara lontara pada mata pelajaran Bahasa Daerah, sedangkan yang menjadi perbedaan terletak pada media yang digunakan.

(36)

D. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh penggunaan media kartu kata aksara lontara Makassar terhadap keterampilan membaca siswa kelas III SD Negeri Tassese pada pembelajaran Bahasa Daerah?

H1: Terdapat pengaruh penggunaan media kartu kata aksara lontara Makassar terhadap keterampilan membaca siswa kelas III SD Negeri Tassese pada pembelajaran Bahasa Daerah?

(37)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis pre- Eksperimental Design. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antar dua faktor yang menyisihkan faktor-faktor lain yang menganggu. Metode penelitian Eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono dalam Khatimah 2020:34).

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi merupakan subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono dalam Khatimah 2020:34).

Populasi dalam penelitian ini diambil dari satu kelas, yaitu kelas III SD Negeri Tassese Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa. Jumlah keseluruhan siswa kelas III yaitu 28 orang, yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan

(38)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi. Dalam penelitian ini sampelnya terdiri dari kelas III SD Negeri Tassese Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa. Jumlah keseluruhan siswa kelas III yaitu 28 orang, Siswa laki-laki terdiri dari 14 orang dan siswa perempuan terdiri dari 14 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Tabel 3.1 Sampel keadaaan Siswa

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Kelas 3 14 14 28

C. Desain Penelitian

Desain yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah OneGroup Pretest- Postest Design. Dalam penelitian ini, hasil perlakuan dapat diketahui akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment). Adapun desain penelitin ini adalah sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono, 2018 Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

= nilai pretest (sebelum diberi diklat)

= nilai posttest (setelah diberi diklat)

O

1

X O

2

(39)

24

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu, variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent variabel) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah media kartu kata sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah keterampilan membaca siswa.

E. Definisi Operasional

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefenisikan sebagai berikut:

1. Media kartu kata adalah sebuah media yang dapat disusun menjadi kalimat baru dengan beberapa kartu kata.

2. Keterampilan membaca bahasa daerah Makassar adalah kesanggupan siswa dalam mengenal dan memahami huruf-huruf dan lambang-lambang tulisan aksara lontara kemudian diucapkan dengan meniti beratkan aspek ketepatan menyuarakan huruf, lafal dan intonasi yang wajar, kelancaran dan kejelasan suara.

F. Prosedur Penelitian

1. Sebelum dilakukan perlakuan

a. Peneliti memberikan pretest berupa teks bacaan.

b. Lalu siswa membaca teks bacaan yang diberikan oleh peneliti.

(40)

c. Lalu peneliti melakukan penilaian terhadap kemampuan membaca siswa sesuai dengan indikator penilaian kemampuan membaca siswa.

2. Selanjutnya pemberian perlakuan, berupa penerapan penggunaan media kartu kata.

a. Setelah itu, siswa diberikan media kartu kata.

b. Lalu siswa menyusun media kartu kata sesuai dengan teks bacaan

c. Kemudian, siswa membaca teks bacaan yang diberikan oleh peneliti (Posttest).

3. Setelah itu hasil pretest dan posttest siswa dianalisis.

4. Membandingkan perbedaan tersebut untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan media kartu kata terhadap keterampilan membaca siswa kelas III SD Negeri Tassese pada pembelajaran Bahasa Daerah.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, dalam hal ini yaitu dengan menggunakan media kartu kata yang dilaksanakan pada awal dan pada akhir setelah diberikan serangkaian tindakan. Adapun bentuk tes yang digunakan berupa tes membaca.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan selama pembelajaran membaca berlangsung yaitu dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Lembar observasi yang digunakan

(41)

26

dalam penelitian yaitu untuk mencatat beberapa aspek. Adapun indikator penilaian berdasarkan aspek:

a. menggunakan ucapan yang tepat (pelafalan)

b. menggunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami c. menggunakan frase yang tepat (bukan kata demi kata)

d. menguasi tanda-tanda baca sederhana, seperti titik (.) koma (,) tanda tanya (?) tanda seru (!).

e. ekspresi wajah (mimik).

Pedoman penilaian membaca ini terdiri dari 5 aspek yang kemudian dari masing-masing aspek diberi skor. Indikator kemampuan membaca pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2 Indikator Penilaian Keterampilan Membaca

No. Aspek Skor

1. Pelafalan 30

2. Intonasi 30

3. Frase 20

4. Tanda Baca 10

5. Mimik 10

Jumlah 100

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai berikut:

(42)

1. Tes awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum digunakan media kartu kata.

2. Pemberian perlakuan (treatment)

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau treatment pada kelas eksperimen. Perlakuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan media kartu kata.

3. Tes akhir (posttest)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartu kata.

I. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan analisis statistik deskriptif dan interfal. Data yang terkumpul berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut dengan mengajukan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai yang didapatkan antara nilai pretest dengan nilai posttest. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rata-rata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan demikian langkah- langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen One Group Pretest Posttest. Design adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Statistik Deskriptif

Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul selama proses

(43)

28

penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:

a. Rata-rata (Mean)

̅=

b. Presentase (%) nilai rata-rata P = 𝑓𝑁 x 100%

Dimana:

P = Angka presentase

f = frekuensi yang dicari presentasenya

N = Banyaknya sampel responden

Dalam analisis ini peneliti menetapkan tingkat kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang direncanakan oleh Depdikbud (Haliq, 2018:27) yaitu:

Tabel 3.3 Standar Ketuntasan Bahasa Daerah

Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar 0-54

55-64 75-79 80-89 90-100

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Sumber : Departemen Pendidikan Nasional (2018)

(44)

2. Analisis Data Satistik Inferensial

Analisis penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji t). Dengan tahapan sebagai berikut:

t =

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest

= hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

= hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

d = deviasi masing-masing subjek Σ𝑥2d = jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengujian adalah sebagai berikut:

a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md =

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest Σ𝑑 = jumlah dari gain (posttest-pretest)

𝑁 = subyek pada sampel

(45)

30

b. Mencari harga “Σ𝑥2d” dengan menggunakan rumus:

Σ𝑥 𝑑 = Σ𝑑 −

Keterangan :

Σ𝑥 𝑑 = jumlah kuadrat deviasi

Σ𝑑 = jumlah dari gain (posttest-pretest)

N = subjek pada sampel

c. Menentukan harga dengan menggunakan rumus:

t =

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest

= hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

= hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

d = deviasi masing-masing subjek Σ𝑥 𝑑 = jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampul

d. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan.

Kaidah pengujian signifikan:

(46)

Jika < maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti penggunaan media kartu kata berpengaruh terhadap keterampilan membaca Bahasa Daerah Makassar kelas III SD Negeri Tassese Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa.

e. Jika < maka H0 diterima, berarti penggunaan media pembelajaran tidak berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Daerah Makassar kelas III SD Negeri Tassese.

Menentukan harga dengan mencari menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan a = 0,05 dan dk = N-1

f. Membuat kesimpulan apakah penggunaan media kartu kata berpengaruh terhadap keterampilan membaca Bahasa Daerah Makassar kelas III SD Negeri Tassese.

(47)

32 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Pretest Keterampilan Membaca Sebelum Menggunakan Media Kartu Kata Aksara Lontara Makassar Pada Siswa Kelas III SD Negeri Tassese

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di kelas III SD Negeri Tassese memperoleh data-data dari hasil tes membaca yang diberikan kepada siswa kelas III SD Negeri Tassese dalam bentuk nilai atau angka.

Dari hasil tes yang diperoleh, maka untuk mencari nilai rata-rata (mean) dari hasil pretest siswa kelas III SD Negeri Tassese dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Hasil Pretest Keterampilan Membaca Siswa Kelas III SD Negeri Tassese

X F F × X

35 2 70

40 1 40

45 2 90

50 1 50

55 4 220

60 7 420

65 4 260

70 4 280

75 1 75

80 2 160

Jumlah 28 1.665

(48)

Keterangan :

X : Keterampilan membaca siswa F : Frekuensi

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat di ketahui nilai dari Σfx = 1.665, dan banyaknya siswa atau nilai N adalah 28. Maka dapat diperoleh nilai rata-rata yaitu sebagai berikut:

̅=

=

=

59,46

Berdasarkan pada hasil perhitungan diatas maka diperoleh nilai rata-rata (mean) keterampilan membaca dari siswa kelas III SD Negeri Tassese sebelum menggunakan media kartu kata yaitu 59,46. Adapun deskripsi secara kuantitatif skor hasil belajar pretest sebelum diberikan perlakuan (treatment) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Statistik Frekuensi dan Prentase Skor Hasil Belajar Pretest

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase

1. 0-54 Sangat Rendah 6 21,42%

2. 55-64 Rendah 11 39,27%

3. 65-79 Sedang 9 32,13%

4. 80-89 Tinggi 2 7,18%

5. 90-100 Sangat Tinggi 0 0%

Jumlah 28 100

Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca siswa kelas III SD Negeri Tassese dari 28 siswa pada tahap pretest dengan menggunakan instrumen tes membaca, terdapat 6 siswa

(49)

34

(21,42%) dikategorikan sangat rendah, 11 siswa (39,27%) dikategorikan rendah, 9 siswa (32,13%) dikategorikan sedang dan terdapat 2 siswa (7,18%) yang dikategorikan tinggi. Jika dilihat dari hasil presentase dapat dikatakan bahwa keterampilan membaca siswa kelas III SD Negeri Tassese sebelum menggunakan media kartu kata termasuk pada kategori rendah. Adapun persentase ketuntasan hasil belajar bahasa Daerah Makassar Kelas III SD Negeri Tassese pada hasil belasar pretest dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest

Skor Kategori Frekuensi %

≤ 70 Tidak Tuntas 21 75

≥ 70 Tuntas 7 25

Berdasarkan tabel 4.3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas III SD Negeri Tassese setelah dilakukan pretest hasil belajar Membaca Aksara Lontara terdapat 21 siswa (75%) yang belum tuntas hasil belajarnya dan 7 siswa (25%) yang telah tuntas belajarnya. Ini berarti ketuntasan belajar siswa tidak memuaskan secara klasikal karena nilai rata-rata 59,46 tidak mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70.

2. Hasil Posttest Keterampilan Membaca Setelah Menggunakan Media Kartu Kata Aksara Lontara Makassar Pada Siswa Kelas III SD Negeri Tassese

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah diberikan perlakuan. Pada bagian ini peneliti memberi perlakuan kepada siswa,

(50)

perlakuan yang diberikan adalah peneliti menerapkan media menggunakan media kartu kata aksara lontara Makassar. Dalam penerapan media kartu kata tersebut siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Daerah Makassar.

Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya diperoleh setelah diberikan posttest.

Berdasarkan hasil posttest yang diperoleh, maka untuk mencari nilai rata- rata (mean) dari hasil posttest siswa kelas III SD Negeri Tassese dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.4 Nilai Rata-rata Hasil Posttest Keterampilan Membaca Siswa Kelas III SD Negeri Tassese

X F F × X

65 3 195

70 1 70

75 3 225

80 10 800

85 8 680

90 2 180

95 1 95

Jumlah 28 2.245

Keterangan :

X : Keterampilan membaca siswa F : Frekuensi

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat di ketahui nilai dari Σfx = 2.245, dan banyaknya siswa atau nilai N adalah 28. Maka dapat diperoleh nilai rata-rata yaitu sebagai berikut:

̅=

=

= 80,17

(51)

36

Berdasarkan pada hasil perhitungan diatas maka diperoleh nilai rata-rata (mean) keterampilan membaca dari siswa kelas III SD Negeri Tassese setelah menggunakan media kartu kata yaitu 80,17. Adapun deskripsi secara statistik frekuensi dan persantase skor hasil belajar posttest setelah diberikan perlakuan (treatment) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Statistik Frekuensi dan Prentase Skor Hasil Belajar Posttest

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase

1. 0-54 Sangat Rendah 0 0%

2. 55-64 Rendah 0 0%

3. 65-79 Sedang 3 10,71%

4. 80-89 Tinggi 22 78,58%

5. 90-100 Sangat Tinggi 3 10,71%

Jumlah 28 100

Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca siswa kelas III SD Negeri Tassese dari 28 siswa pada tahap posttest dengan tes membaca, tidak terdapat siswa yang dikategorikan sangat rendah dan rendah, dan terdapat 3 siswa (10,71%) dikategorikan sedang, 22 siswa (78,58) dikategorikan tinggi dan terdapat 3 siswa (10,71%) yang dikategorikan sangat tinggi. Jika dilihat dari hasil presentase dapat dikatakan bahwa keterampilan membaca siswa kelas III SD Negeri Tassese sesudah menggunakan media kartu kata termasuk pada kategori tinggi.

Berdasarkan data hasil posttest, maka persentase ketuntasan hasil belajar bahasa Daerah Makassar Kelas III SD Negeri Tassese pada hasil belajar posttest dapat dilihat pada tabel berikut.

(52)

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Posttest

Skor Kategori Frekuensi %

≤ 70 Tidak Tuntas 3 11

≥ 70 Tuntas 25 89

Berdasarkan tabel 4.6 di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Tassese setelah dilakukan posttest telah memenuhi kriteria indikator ketuntasan hasil belajar dalam tes keterampilan membaca, karena nilai rata-rata 80,17 telah mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70.

Sehingga dapat disimpulkan setelah penerapan media kartu kata akasara lontara pada siswa kelas III SD Negeri Tassese pada posttest belajar dalam keterampilan membaca secara klasikal dapat dilihat dari perbedaan rata-rata nilai saat pretest lebih rendah yaitu 59,46 dibanding dengan nilai pottest yaitu 80,17 atau siswa memiliki ketuntasan sebesar 80,17% ≥ 59,67%.

3. Pengaruh Penerapan Media Kartu Kata Aksara Lontara Makassar Terhadap Keterampilan Membaca

Sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu “Terdapat pengaruh penggunaan media kartu kata aksara lontara Makassar terhadap keterampilan membaca Siswa Kelas III SD Negeri Tassese pada pembelajaran Bahasa Daerah”. Maka teknik yang digunakan untuk menguji kebenaran dari hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji-t. Berikut tabel untuk menguji hipotesis :

(53)

38

Tabel 4.7 Analisis Perhitungan Hasil Belajar Pretest dan Posttest No. Pretest (X1) Posttest (X2) D = X2-X1

1. 55 80 25 625

2. 65 80 15 225

3. 55 75 20 400

4. 80 90 10 100

5. 50 80 30 900

6. 45 75 30 900

7. 65 85 20 400

8. 35 65 20 400

9. 65 80 15 225

10, 60 85 25 625

11. 70 85 15 225

12. 60 80 20 400

13. 55 80 25 625

14. 70 85 15 225

15. 75 90 15 225

16. 60 85 25 625

17. 80 95 15 225

18. 35 65 30 900

19. 70 85 15 225

20. 60 80 20 400

21. 45 75 30 900

23. 55 70 15 225

24 60 85 25 625

25 70 85 15 225

26 60 80 20 400

27 60 80 20 400

28 40 65 25 625

Jumlah 1.665 2.245 580 12.900

(54)

Berdasarkan tabel 4.7, maka dapat diketahui bahwa dari jumlah siswa kelas III SD Negeri Tassese sebanyak 28 orang, diperoleh jumlah nilai pretest yang diperoleh adalah 1.665 dan jumlah nilai posttest yang diperoleh adalah 2.245. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat pengaruh penggunaan media kartu kata aksara lontara Makassar terhadap keterampilan membaca Siswa Kelas III SD Negeri Tassese pada pembelajaran Bahasa Daerah sebelum diberi perlakuan (pretest) dan setelah diberi perlakuan (posttest) dengan mengunakan analisis Uji T (t-test)”. Langkah-langkah untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Menentukan atau mencari nilai harga Md

Menentukan atau mencari nilai harga Md dengan rumus

Md = =

= 20,71

b. Menentukan atau mencari harga “Σ𝑥2d”

Menentukan atau mencari harga “Σ𝑥2d” dengan menggunakan rumus:

Σ𝑥 𝑑 = Σ𝑑 –

= 12.900 −

= 12.900 −

= 12.900 – 12.014 Σ𝑥 𝑑 = 886

Jadi, Σ𝑥 𝑑 = 886

(55)

40

c. Menentukan harga

Menentukan harga dengan menggunakan rumus:

t =

=

=

=

=

= 19,17 d. Menentukan

Untuk menentukan harga dengan mencari menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan α› = 0,05 dan d.b.=N – 1 = 28 – 1 = 27 sehingga dapat diperoleh = 2,052.

Berdasarkan tabel t, maka diperoleh = 2,052. Setelah diperoleh

= 19,17 dan = 2,052 maka diperoleh atau 19,17

≥ 2,052. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa penggunaan media kartu kata Aksara Lontara berpengaruh terhadap keterampilan membaca pada Pembelajaran Bahasa Daerah Makassar siswa kelas III SD Negeri Tassese Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa.

Dalam pengujian statistik, hipotesisis dinyatakan sebagai berikut:

Berdasarkan nilai yang diuraikan, dapat dilihat pada persentase yang diperoleh oleh siswa kelas III SD Negeri Tassese bahwa jumlah nilai dari setelah perlakuan (posttest) lebih tinggi dari sebelum perlakuan (pretest).

Presentase yang diperoleh siswa setelah perlakuan (posttest) mencapai 80,17%.

sedangkan persentase yang diperoleh siswa kelas III SD Negeri Tassese 𝐻 : 𝑡𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 vs H1 : 𝑡𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙

(56)

sebelum perlakuan terlihat lebih rendah yakni 59,67%. Dengan demikian, penggunaan media kartu kata aksara lontara Makassar memiliki pengaruh terhadap Pembelajaran Bahasa Daerah pada siswa kelas III SD Negeri Tassese Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan media kartu kata aksara lontara Makassar terhadap keterampilan membaca siswa kelas III SD Negeri Tassese. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. one group pretest-posttest design. Prosedur dari penelitian ini adalah pretest dan posttest, di mana hasilnya menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest lebih tinggi yaitu 80,17%. Sedangkan nilai rata-rata pretest yang diperoleh siswa kelas III SD Negeri Tassese lebih rendah yaitu 59,67%. Ini berarti ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah di berikan perlakuan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa, = 19,17 dan = 2,052, maka diperoleh atau 19,17 ≥ 2,052. Sehingga dapat dikatakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti terdapat pengaruh pengunaan media kartu kata Aksara Lontara Makassar terhadap keterampilan membaca pada siswa kelas III SD Negeri Tassese dalam pembelajaran Bahasa Daerah Makassar. Berdasarkan dari hasil yang di peroleh, maka penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dede Aditya (2019) dengan judul “Perancangan Media Pembelajaran Kreatif Untuk Belajar Aksara Lontara”. Hasil penelitiannya menunjukkan peningkatan kemampuan menulis aksara lontara karena pada siklus 1 kemampuan siswa hanya mencapai 55% dan pada siklus kedua kemampuan

(57)

42

siswa meningkat menjadi 75%. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis aksara lontara meningkat jika menggunakan media.

Penelitian ini juga sejalan dari penelitian terdahulu dari Penelitian dari Mujahida (2019), dengan judul penelitian “Efektivitas Media Lagu dalam Pembelajaran Membaca Bahasa Daerah Bugis (Aksara Lontara) pada Kelas IV SDN 1 Mojong Kabupaten Sidrap”. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil pre-test adalah 42,05 dan nilai rata-rata post-test adalah 75,85, ini menunjukkan bahwa media lagu efektif dalam pembelajaran membaca bahasa daerah. Penelitian ini juga terkait dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Khusnul Khatimah (2020), dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Kalbu (Kartu Aksara Lontara Bervariasi Unik) terhadap Pembelajaran Bahasa Daerah Makassar Materi Membaca Lontara Pada Siswa Kelas IV SD Unggulan Toddopuli”. Berdasarkan Hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh Media KALBU terhadap hasil belajar Bahasa Daerah Makassar pada murid kelas IV SD Unggulan Toddopuli.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, maka penggunaan media kartu kata berpengaruh terhadap keterampilan membaca pada siswa kelas III SD Negeri Tassese.

(58)

43

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kartu kata Aksara Lontara Makassar cocok diterapkan dalam pembelajaran membaca lontara karena berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yang dapat dilihat dari hasil posttest dari 28 siswa ada 25 siswa yang telah mencapai KKM yaitu nilai 70 ke atas dan 3 siswa masih di bawah nilai KKM. Hal ini juga tampak pada nilai pretest yang diperoleh siswa sebelum menggunakan media kartu kata aksara lontara makassar yang belum mencapai standar keberhasilan belajar, yaitu hanya mencapai 25% atau sebanyak 7 siswa yang mencapai nilai KKM atau mendapat nilai 70 ke atas.

2. Setelah menggunakan media kartu kata aksara lontara, terhadap pembelajaran bahasa Daerah Makassar dikategorikan memadai dengan 25 siswa mampu memperoleh nilai 70 ke atas atau kriteria keberhasilan mencapai 89%. Dari hasil pretest siswa sebelum menggunakan media kartu kata aksara lontara Makassar belum mencapai standar keberhasilan belajar, yaitu hanya mencapai 25% atau sebanyak 7 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas. Dan dapat kita simpulkan bahwa menggunakan media kartu kata aksara lontara Makassar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, diketahui pula berdasarkan perhitungan uji t. Perbandingan hasil kemampuan pretest dan posttest

Referensi

Dokumen terkait

dari sejumlah karya seni pertui^ukaru tart pantomiiv teater, sastra, dan sastra lisan Lanq&gt;ung. SembUan pemain di atas pentas, tanpa tokoh sentral, bertindak sebagai medium

Hasil analisa dari pengujian sistem ini,terdapat waktu tunda sebesar 4 detik untuk plant virtual dan 5 detik untuk plant riil Pada pengujian kestabilan,

Tujuan dibangunnya sistem ini adalah untuk membangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan Pengadaan Buku Perpustakaan yang dapat membantu petugas untuk menentukan buku

Analisa pasar berbasis data (Business Intelligent). Diversifikasi media pelayanan on-site, on-call dan on-line/batch. Banyaknya lahan perairan yang belum optimal pengelolaannya

 Peserta didik berdiskusi secara berkelompok mengenai materi perjuangan Khalifah Abu Bakar as- Shiddiq dalam berdakwah ( menyadarkan kaum murtad dan nabi palsu, menyadarkan

Berdasarkan simpulan di atas, peneliti mengusulkan beberapa rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut sebagai berikut: (1) perlu dilakukan pengujian pengaruh

Berdasarkan pengujian dan pembahasan mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, opini audit dan ukuran KAP terhadap audit delay

Dalam rilis media mereka dinyatakan dengan jelas bahwa apa yang terjadi di Marosi merupakan cerminan kelalaian bisnis pariwisata dalam mencegah terjadinya dampak-dampak