• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Metode Waspas Dalam Menyeleksi Posisi Chief Staff Pada Pt. Codinglab Dengan Metode Pembobotan Roc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Implementasi Metode Waspas Dalam Menyeleksi Posisi Chief Staff Pada Pt. Codinglab Dengan Metode Pembobotan Roc"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Metode Waspas Dalam Menyeleksi Posisi Chief Staff Pada Pt. Codinglab Dengan Metode Pembobotan Roc

Amanudin Harahap

Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi, Teknik Informatika, Universitas Budi Darma, Medan, Indonesia Email: amanhrp.dev@gmail.com

Abstrak−PT. CodingLab kota medan dalam kurun waktu tertentu selalu melakukan penilaian kinerja terhadap karyawannya. Hasil Penilaian kinerja selanjutnya akan diproses pada seleksi kenaikan jabatan tidak terkecuali pada posisi Chief Staff. Namun, dalam melakukan evaluasi penilaian kinerja karyawan PT.CodingLab prosesnya masih dilakukan secara manual (berdasarkan penilaian owner). Sehingga hasil penilaian tersebut dapat mengakibatkan penilaian yang kurang tepat dan bersifat subjektif Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas, dibutuhkan sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang diharapkan dapat membantu permasalahan yang ada karena bobot nilai yang digunakan, proses seleksi bisa lebih efektif dan optimal. Selain it u SPK mempermudah dalam melakukan penilaian kinerja pegawai. Metode ROC dan WASPAS sangat cocok digunakan dalam proses menyeleksi pegawai dengan pengembangan sistem informasi berbasis website memudahkan pengguna dalam melakukan kegiatannya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan adanya sistem pendukung keputusan (SPK) yang dibangun dengan kombinasi metode ROC dan WASPAS ini, PT. Codinglab Medan dapat melakukukan penilaian terhadap karyawan sehingga dapat menyeleksi posisi chief staff dengan lebih cepat tepat dan objektif.

Kata Kunci: Chief; Staff; ROC; WASPAS; SPK

Abstract−PT. CodingLab Medan within a certain period of time always evaluates the performance of its employees. The results of the performance appraisal will then be processed in the selection of promotions, including the position of Chief Staff. However, in evaluating the performance appraisal of PT. CodingLab employees, the process is still done manually (based on the owner's assessment). So that the results of the assessment can result in an inaccurate and subjective assessment. Based on the problems described above, a Decision Support System (DSS) is needed which is expected to help existing problems because of the weight of the values used, the selection process can be more effective and optimal. In addition, SPK makes it easier to evaluate employee performance. The ROC and WASPAS methods are very suitable to be used in the process of selecting employees by developing a website-based information system that makes it easier for users to carry out their activities. The results of this study indicate that with the decision support system (DSS) which was built with a combination of the ROC and WASPAS methods, PT. Codinglab Medan can conduct an assessment of employees so that they can select the position of chief staff more quickly, precisely and objectively.

Keywords: Chief; Staff; ROC; WASPAS; SPK

1. PENDAHULUAN

Dalam sistem managerial, perusahaan memiliki banyak sekali tingkatan jabatan yang level setiap jabatan tersebut berbeda-beda salah satunya adalah posisi Chief Staff. Tanggung jawab yang dimiliki posisi Chief diantarnya adalah memimpin sebuah divisi dalam suatu perusahaan. Biasanya dalam suatu perusahaan yang besar memiliki beberapa direksi yang bergerak dibidangnya masing-masing. Chief staff sangat berpengaruh dalam perkembangan dan pertumbuhan perusahaan, karena seorang Chief menjadi titik tumpu utama suksesnya suatu divisi dalam perusahaan.

PT. CodingLab kota medan dalam kurun waktu tertentu selalu melakukan penilaian kinerja karyawan. Hal tersebut dilakukan agar setiap karyawan dapat mengevaluasi diri dan memiliki kesempatan dalam promosi jabatan.

Penilaian kinerja karyawan tersebut sebagai bentuk penilaian kinerja nyata atas standar kualitas ataupun kuantitas dari setiap karyawan. Dalam melakukan proses penilaian dan penentuan variable yang akan dijadikan kriteria masih dilakukan secara manual (ditentukan owner) sehingga hasil yang didapatkan kurang efektif dan bersifat subjektif. Maka dari itu diperlukan sebuah sistem yang dapat mengatasi permasalahan yang terdapat pada PT.CodingLab.

Menurut penelitian yang dilakukan Stefy Falentino Akuba dkk, pada tahun 2020 yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Penalaran, Efikasi Diri dan Kemampuan Memecahkan Masalah Terhadap Penguasaan Konsep Matematika” menyimpulkan bahwa kemampuan mengatasi masalah didasari pada kemampuan dalam penguasaan konsep[1]. Dalam hal ini, posisi Chief pada PT.CodingLab seharusnya memiliki kemampuan memimpin serta menganalisa dan memecahkan masalah yang terdapat pada direksinya. Masalah ini menarik untuk diangkat dengan berkembangnya fenomena rintisan startup-startup baru saat ini yang tidak hanya membutuhkan kompetensi akademik.

Kemampuan dan pengalaman menjadi sangat 2 penting karena banyak departemen yang tak hanya membutuhkan tenaga kerja yang merupakan lulusan universitas terkenal dan memiliki IPK yang tinggi.

Dari permasalahan yang telah dijelaskan di atas, Maka diperlukan sebuah sistem yang dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut seperti Sistem Pendukung Keputusan (SPK) karena bobot nilai yang digunakan dapat membuat proses penilaian kemampuan analisa serta problem solving lebih efektif dan optimal. Selain itu, SPK dapat memudahkan dalam proses penilaian kemampuan yang dimiliki karyawan. SPK juga akan digunakan sebagai alat penunjang perhitungan kinerja karyawan. Metode WASPAS dan metode ROC merupakan metode yang dapat dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pembobotan dan perangkingan suatu nilai yang sesuai[2]. Penilaian Kemampuan analisa dan problem solving karyawan dalam mengembangkan sistem informasi berbasis website memudahkan pengguna dalam menyelesaikan perkerjaan.

(2)

Sistem pendukung keputusan merupakan sebuah sistem informasi khusus yang dapat membantu manajemen mengambil keputusan dengan masalah semi terstruktur secara efektif dan efisien, namun tidak akan mengganti fungsi pengambilan keputusan dalam proses pengambilan keputusan[3]. Ada banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam suatu pendukung keputusan (SPK), seperti metode TOPSIS yang digunakan dalam pengolahan data, AHP digunakan untuk menganalisis apa saja yang mendukung keputusan dalam pemilihan lokasi, PROMETHE digunakan untuk menentukan dan menghasilkan keputusan dari beberapa alternatif yang ditentukan[4]. Metode ROC digunakan sebagai metode untuk melakukan pembobotan pada suatu kriteria yang ditentukan, WASPAS digunakan untuk memberikan perangkingan terhadap data alternatif yang ada[5]. Metode MAUT yang digunakan dalam penentuan kepala pemimpin perusahaan[6]. dan Metode SAW untuk penilaian kinerja seorang karyawan, pemilihan dosen terbaik, pengangkatan pegawai negri dan masih banyak lagi[7][8][9].

Dalam penelitian-penelitian terdahulu kombinasi metode WASPAS dan ROC sudah sering digunakan sehingga penulis bisa dengan mudah mendapatkan referensi penggunakan metode tersebut. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Samuel Damanik dkk, pada Oktober 2020 tentang “Sistem Pendukung 3 Keputusan Pemilihan Produk Unggulan Daerah Menggunakan Metode ROC dan WASPAS”. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan menggunakan metode WASPAS dan ROC dapat menghindari dari penilaian yang bersifat subjektif[10]. Penelitian lainnya dilakukan oleh Jeffrey Junior dkk pada tahun 2021 dengan judul “Sistem Penunjang Keputusan Dalam Penilihan calon karyawan dengan metode Rank Order Centroid dan Weight Agregate Sum Product Assesment”, pada penelitian ini menjelaskan bahwa metode ROC digunakan untuk pembobotan sedangkan metode WASPAS sangat cocok digunakan sebagai metode perankingan sehingga dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan[2] . Pada penelitian lain juga dilakukan oleh Wira Apriani pada tahun 2019 dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pimpinan Dengan Metode Multi Attribute Utility Theory (MAUT) di PT. Sagami Indonesia”

menjelaskan bahwa penggunaan Sistem pendukung keputusan dapat membantu mempermudah manajemen dalam menentukan Pemimpin perusahaan[6]. Penelitan lainnya juga dilakukan oleh Dian Tri Utami dkk, tahun 2018 yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Promosi Leader Menggunakan Metode AHP (Analytic Hierarchy Process)”, pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil alternatif yang di dapatkan sesuai dengan nilai kriteria yang telah ditentukan[11].

Pada penelitian ini, akan melakukan kombinasi antara 2 metode Sistem pendukung Keputusan yaitu Rank Order Centroid (ROC) sebagai metode yang digunakan untuk memberikan bobot pada setiap kriteria. Kemudian menggunakan metode Weight Aggregated Sum Product Assesment (WASPAS) diprioritaskan sebagai penentuan kompetensi dari setiap alternatif. Pada dasarnya hanya menggunakan metode WASPAS saja permasalahan pada penelitian ini dapat dipecahkan, namun metode ROC digunakan dengan harapan akan memberikan penilaian yang lebih objektif dan menghasil kriteria yang tepat dan mendapatkan proses seleksi Chief yang lebih cepat dan mudah pada PT.Codinglab.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Kajian Topik Secara Khusus 2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung keputusan dapat diartikan sebagai sistem interaktif yang dapat mendukung proses pengambilan keputusan melalui alternatif-alternatif yang di dapatkan dari informasi, hasil pengolahan data serta pada perancangan model[12]. Berikut beberapa pendapat para ahli tentang Sistem Pendukung Keputusan adalah:

Menurut Kusrini, Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur dimana dalam proses pengambilan keputusan diperlukan berbagai analisis[13].

Menurut Efan Turban, Sistem pendukung keputusan tidak hanya menyediakan alat yang secara langsung mendukung pengambilan keputusan, namun hal ini juga dapat meningkatkan berbagai sistem pendukung keputusan yang memanfaatkan teknologi komputerisasi[14].

Dari beberapa pendapat ahli yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu memudahkan sistem manajerial dalam mengambil keputusan berbasis komputer yang mendukung implementasi solusi. data yang benar dan penentuan pendekatan dalam proses pengambilan keputusan dan alternatif dalam penilaian suatu aset[15].

2.1.2 Chief

Posisi chief merupakan kepala departemen pada sebuah perusahaan atau di indonesia sering disebut sebagai direktur utama dari setiap departemen. produktifitas tim dalam suatu departemen akan dilihat dari kepala departemennya[16]. dalam hal tersebut posisi chief sangat berpengaruh terhadap berkembangnya suatu perusahaan, posisi chief bertanggung jawab dalam menentukan pilihan strategis serta alur serta konsep yang akan dikerjakan oleh departemen terkait[17]. ada beberapa posisi chief yang perusahaan pada umumnya. seperti Chief Executive Officer (CEO), Chief Finance Officer (CFO), serta Chief Marketing Officer (CMO)[18].

(3)

2.2.1 Metode Rank Order Centorid

Metode Rank Order Centroid merupakan salah satu metode pendukung keputusan yang didasarkan pada tingkat kepentingan dan prioritas dari kriteria. metode ini memberikan bobot pada setiap kriteria sesuai dengan rangking yang dinilai berdasarkan tingkat prioritas[19]. Dalam penggunaan metode Rank Order Centroid pada umumnya akan menjelaskan bahwa kriteria 1 lebih penting dari kriteria 2, kriteria 2 lebih penting dari kriteria 3 begitu pula seterusnya hingga kriteria ke n, dan jika dituliskan kedalam bentuk symbol harsilnya seperti berikut Cr1 > Cr2 > Cr3 > Cr4…..Crn.

akan mendapat hasil prioritas terhadap kriteria yang telah ditentukan. Dalam penerapan metode ROC terdapat beberapa aturan dan langkahlangkah yang akan diikuti, seperti:

Jika

𝐶𝑟1 ≥ 𝐶𝑟2 ≥ 𝐶𝑟3 ≥ 𝐶𝑟4 … 𝐶𝑟𝑛 ……….………..………...(1) Maka

𝑊1 ≥ 𝑊2 ≥ 𝑊3 ≥ 𝑊4 … 𝑊𝑛 ………..………(2) Untuk mendapatkan nilai bobot dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑊𝑛= 1

21

𝑖

𝑛𝑖=1 ……….………(3)

2.2.2 Metode Weight Agregate Sum Product Assesment

Metode Weight Agregate Sum Product Assesment adalah metode yang dibuat berdasarkan kombinasi dari dua sumber yang dikenal dengan MCDMapproaches dan Weight Product Model (WPM) yang pada awalnya memerlukan teknik normalisasi linear dari elemen hasil. Metode ini diprioritaskan dalam mencari pilihanopsi yang paling sesuai dengan cara pembobotan[3][20]. Pada proses cara kerja metode Weight Agregate Sum Product Assesment mengikuti langkah-langkah sebagai berikut[2][3].

Menentukan matriks normalisasi dalam pengambilan keputusan

𝑅𝑖𝑗= [

𝑅11 𝑅12 ⋮ 𝑅1𝑛 𝑅21 𝑅22 ⋮ 𝑅2𝑛

… … ⋮ …

𝑅𝑚1 𝑅𝑚2 ⋮ 𝑅𝑚𝑛

]………...……….(4)

Jika nilai minimal dan maksimal ditentukan, maka persamaan sebagai berikut:

Kriteria Benefit 𝑅𝑖𝑗= 𝑅𝑖𝑗

𝑀𝑎𝑥𝑖 𝑅𝑖𝑗…...………..(5)

Kriteria Cost 𝑅𝑖𝑗= 𝑅𝑖𝑗

𝑀𝑎𝑥𝑖 𝑅𝑖𝑗 .………..(6)

Menghitung nilai normalisasi matriks serta bobot dalam pengambilan keputusan

𝑄𝑖= 0.5 ∑𝑛𝑖=1𝑅𝑖𝑗 𝑊𝑖𝑗+ 0.5 ∏𝑚𝑗=1(𝑅𝑖𝑗) 𝑊𝑖𝑗……….………..(7)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa Masalah

PT.Codinglab merupakan startup bergerak dibidang konsultasi IT yang berdiri pada tahun 2016. Dalam merintis sebuah startup tentunya harus memiliki tim yang cukup lengkap untuk mengisi bidang atau divisi-divisi utama yang diperlukan perusahaan. Biasanya divisi yang harus dilengkapi terdiri dari divisi officer, divisi technical, serta divisi marketing. Pada penelitian ini, akan dilakukan proses seleksi Chief dibidang marketing pada PT.Codinglab dengan bantuan Sistem Pendukung Keputusan. Dalam proses yang dilakukan akan dijelaskan mulai dari data yang diperlukan hingga metode yang akan digunakan. Setelah mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian permasalahan yang terjadi pada PT. Codinglab dengan kombinasi metode Rank Order Centroid (ROC) dan Weighted Aggregated Sum Product Assesment (WASPAS). Penggabungan metode ROC dan WASPAS dilakukan untuk mengetahui penilaian kinerja karyawan untuk melakukan proses seleksi posisi Chief di PT.

Codinglab. Kedua metode ini dilakukan dengan kombinasi metode ROC yang akan menghasilkan bobot untuk setiap kriteria dan WASPAS digunakan untuk mencari tingkatan kemampuan dari setiap karyawan.

(4)

3.1.1 Penetapan Kriteria

PT.Codinglab merupakan startup bergerak dibidang konsultasi IT yang berdiri pada tahun 2016. Dalam merintis sebuah startup tentunya harus memiliki tim yang cukup lengkap untuk mengisi bidang atau divisi-divisi utama yang diperlukan perusahaan. Biasanya divisi yang harus dilengkapi terdiri dari divisi officer, divisi technical, serta divisi marketing.

Pada penelitian ini, akan dilakukan proses seleksi Chief dibidang marketing pada PT.Codinglab dengan bantuan Sistem Pendukung Keputusan. Dalam proses yang dilakukan akan dijelaskan mulai dari data yang diperlukan hingga metode yang akan digunakan. Setelah mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian permasalahan yang terjadi pada PT. Codinglab dengan kombinasi metode Rank Order Centroid (ROC) dan Weighted Aggregated Sum Product Assesment (WASPAS). Penggabungan metode ROC dan WASPAS dilakukan untuk mengetahui penilaian kinerja karyawan untuk melakukan proses seleksi posisi Chief di PT. Codinglab.

Kedua metode ini dilakukan dengan kombinasi metode ROC yang akan menghasilkan bobot untuk setiap kriteria dan WASPAS digunakan untuk mencari tingkatan kemampuan dari setiap karyawan.

Tabel 1. Data kriteria

Kode Kriteria Kriteria Tipe

C1 Kemampuan Memimpin Benefit

C2 Kemampuan Komunikasi Benefit

C3 Kemampuan Analisa Benefit

C4 Disiplin Benefit

C5 Percaya Diri Benefit

Dari kriteria yang telah ditentukan dan rating kecocokan dari pada setiap alternatif yang ada pada setiap kriteria yang telah ditentukan untuk mendapatkan variabel dari setiap kriteria harus dibuat dalam bentuk sebuah grafik untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.2.

Tabel 2. Bobot kriteria Bilangan Fuzzy Bobot

Sangat baik 5

Baik 4

Cukup baik 3

Buruk 2

Sangat Buruk 1 a. Kemampuan dalam memimpin

Tingkat kemampuan dalam memimpin merupakan poin yang paling penting dalam proses penilaian posisi chief. Karena posisi chief adalah suatu posisi yang akan mengatur dan memimpin jalannya suatu direksi dalam sebuah perusahaan.

b. Tingkat kemampuan dalam berkomunikasi

komunikasi akan menciptakan interaksi antara karyawan. Semakin baik proses komunikasi setiap karyawan, maka dampak pada pekerjaan akan terasa besar. Sehingga variable komunikasi harus dimasukkan sebagai kriteria untuk menentukan Chief yang supportif.

c. Kemampuan analisa

Permasalahan yang dihadapi perusahaan akan diatasi oleh setiap karyawan yang bertanggung jawab. Dalam proses mengatasi masalah diperlukan Chief yang memiliki kemampuan analisa yang baik agar proses penyelesaian masalah lebih terstruktur dan untuk menghindari menemukan masalah yang sama dikemudian hari.

d. Disiplin

Karyawan yang memiliki kedisiplinan yang tinggi akan membawa hasil yang lebih terarah dan

terdokumentasi dengan baik. Sehingga Chief yang memiliki kedisiplinan yang baik akan mempengaruhi efektifitas kinerja dalam suatu direksi.

e. Percaya diri

Tingkat Percaya diri seorang karyawan sangat penting, sehingga seorang Chief dapat mempertanggung jawabkan arahan dan perintah yang dilakukan kepada tim.

3.1.2 Penetapan Alternatif

Dalam penelitian ini digunakan beberapa data alternatif untuk menjadi sample data yang akan di proses dalam penilaian kompentesi karyawan. Data alternatif yang digunakan atau yang di proses sebanyak 6 sample data sebagai contoh. Data pada penelitian ini di ambil dari Kantor PT. Codinglab terlihat pada gambar tabel 3 berikut ini.

(5)

Tabel 3. Data alternatif

No Nama alternatif Kode alternatif

1 Aris Pratomo A1

2 Vivi Andriyani A2

3 Anita A3

4 Irma Dwi Tantri A4

5 Ainul Mardiyah Marpaung A5

6 Afri Dermawan Ginting A6

Dari tabel pembobotan pada tabel 2 diatas telah dijelaskan pada tabel-tabel sebelumnya yang sesuai dari nilai fuzzy yang telah ditentukan, maka dapat dilihat rating kecocokan antara alternatif dan kriteria, seperti yang terlihat pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Rating kecocokan alternatif dan kriteria Kode

alternatif C1 C2 C3 C4 C5

A1 4 4 4 4 5

A2 3 4 4 4 4

A3 4 4 4 4 4

A4 3 4 4 4 4

A5 3 4 4 4 4

A6 4 4 4 4 3

3.2 Penerapan Metode ROC dan WASPAS

Metode ROC akan digunakan untuk menentukan nilai dari suatu kriteria, sedangkan untuk melakukan perangkingan setiap alternatif dilakukang menggunakan metode WASPAS.

Pada tabel kriteria 1 yang telah ditentukan belum mempunyai bobot, sehingga bobot dihasilkan dengan menerapkan metode ROC. Perhitungan untuk mendapatkan bobot dari setiap kriteria dapat dilihat pada proses berikut dengan menggunakan persamaan (3).

𝑊1= 1 + 1 2 +

1 3 +

1 4 +

1 5

5 = 0,457

𝑊2= 0 + 1 2 +

1 3 +

1 4 +

1 5

5 = 0,257

𝑊3= 0 + 0 +1 3 +

1 4 +

1 5

5 = 0,157

𝑊4= 0 + 0 + 0 +1 4+1

5

5 = 0,090

𝑊5= 0 + 0 + 0 + 0 +1 5

5 = 0,040

Sehingga diperoleh nilai bobot dari setiap kriteria yaitu: 𝑊1= 0.457, 𝑊2= 0.257, 𝑊3= 0.157, 𝑊4= 0.090, 𝑊5= 0.040.

Setelah bobot didapatkan dari perhitungan ROC, langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan

menggunakan metode WASPAS untuk memberikan ranking pada alternatif. Pada proses perhitungan WASPAS dapat dilihat pada langkah-langkah berikut:

a. Matriks keputusan

(6)

𝑋𝑖𝑗= [

4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3]

b. Normalisasi terhadap matriks keputusan

Pada tahapan ini dilakukan untuk memcari nilai normal dari matriks keputusan sebelumnya. Cara mencari nilai normalisasi dari matrik keputusan dapat dilihat dilihat pada persamaan 6 untuk tipe benefit, sedangkan untuk tipe cost dapat dilihat pada persamaan 7. Maka proses normalisasi yang terjadi adalah:

𝑅1,1=4

5= 0,80 𝑅1,2=4

5= 0,80 𝑅1,3=4

5= 0,80 𝑅1,4=4

5= 0,80 𝑅1,5=5

5= 1

Proses ini dilakukan sesuai dengan total baris dan kolom pada matrik keputusan.Berikut adalah hasil lengkap dari proses normalisasi yang telah dilakukan terhadap matrik keputusan.

𝑋𝑖𝑗= [

0,80 0,80 0,80 0,80 1 0,60 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,60 0,80 0,80 0,80 0,80 0,60 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,800 0,60]

c. Setelah hasil normalisasi didapatkan, maka langkah berikutnya adalah menghitung nilai akhir untuk tiap alternatif menggunakan persamaan 8.berikut proses perhitungan nilai akhir untuk alternatif A1 (𝑄1) dan A2 (𝑄2).

𝑄1= 0,5 ∗ ((1 ∗ 0,457) + (1 ∗ 0,257) + (1 ∗ 0,157) + (1 ∗ 0,090) + (1 ∗ 0,040)) + 0,5 ∗ ((10,457)

∗ (10,257) ∗ (10,157) ∗ (10,090) ∗ (10,040) = 5,00

𝑄2= 0,5 ∗ ((0,75 ∗ 0,457) + (1 ∗ 0,257) + (1 ∗ 0,157) + (1 ∗ 0,090) + (0,80 ∗ 0,040)) + 0,5 ∗ ((0,75)

∗ (10,257) ∗ (10,157) ∗ (10,090) ∗ (0,800,040) = 4,87

𝑄3= 0,5 ∗ ((1 ∗ 0,457) + (1 ∗ 0,257) + (1 ∗ 0,157) + (1 ∗ 0,090) + (0,80 ∗ 0,040)) + 0,5 ∗ ((10,457)

∗ (10,257) ∗ (10,157) ∗ (10,090) ∗ (0,800,040) = 4,99

𝑄4= 0,5 ∗ ((0,75 ∗ 0,457) + (1 ∗ 0,257) + (1 ∗ 0,157) + (1 ∗ 0,090) + (0,80 ∗ 0,040)) + 0,5

∗ ((0,750,457) ∗ (10,257) ∗ (10,157) ∗ (10,090) ∗ (0,800,040) = 4,87

𝑄5= 0,5 ∗ 0,5 ∗ ((0,75 ∗ 0,457) + (1 ∗ 0,257) + (1 ∗ 0,157) + (1 ∗ 0,090) + (0,80 ∗ 0,040)) + 0,5

∗ ((0,750,457) ∗ (10,257) ∗ (10,157) ∗ (10,090) ∗ (0,800,040) = 4,87

𝑄6= 0,5 ∗ ((1 ∗ 0,457) + (1 ∗ 0,257) + (1 ∗ 0,157) + (1 ∗ 0,090) + (0,60 ∗ 0,040)) + 0,5 ∗ ((10,457)

∗ (10,257) ∗ (10,157) ∗ (10,090) ∗ (0,600,040) = 4,97

Dengan demikian hasil perangkingan menggunakan metode WASPAS dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 5. Hasil ranking

Kode Alternatif Nama Alternatif Nilai Akhir Ranking

A1 Aris Pratomo 5,00 1

A3 Anita 4,99 2

A6 Afri Dermawan Ginting 4,97 3

A2 Vivi Andriyani 4,87 4

A4 Irma Dwi Tantri 4,87 4

(7)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa karyawan yang memiliki potensi untuk dijadikan chief staff divisi marketing pada perusahaan PT.Codinglab yaitu Alternatif A1 memiliki jumlah nilai tertinggi yaitu 5,00.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut: Prosedur penilaian dilakukan dengan menyediakan data kriteria yang harus dipenuhi dan data alternatif yang akan diproses dan diseleksi. Dengan melakukan proses observasi dan pengumpulan data, maka proses seleksi diharapkan dapat menjadi realistis dan tidak dibuat-buat. Dari hasil pengujian disimpulkan bahwa proses seleksi chief staff dengan menerapkan kombinasi metode WASPAS dan ROC dapat dilakukan dan memperoleh data yang optimal dan objektif. Perancangan aplikasi seleksi posisi chief staff dengan menerapkan metode WASPAS dan ROC menggunakan bahasa pemrograman PHP yang terdiri dari halaman login, halaman dashboard, halaman list pengguna, halaman list kriteria serta halaman list ranking pengguna. Dengan aplikasi yang dibangun diharapkan mampu melakukan proses seleksi posisi chief staff.

REFERENCES

[1] S. F. Akuba, D. Purnamasari, and R. Firdaus, “Pengaruh Kemampuan Penalaran, Efikasi Diri dan Kemampuan Memecahkan Masalah Terhadap Penguasaan Konsep Matematika,” JNPM (Jurnal Nas. Pendidik. Mat., vol. 4, no. 1, p. 44, 2020, doi:

10.33603/jnpm.v4i1.2827.

[2] J. Mahasiswa, A. Teknologi, J. Junior, and M. Siddik, “Sistem Penunjang Keputusan Dalam Pemilihan Calon Karywan Dengan Metode Rank Order Centroid dan Waspas Weight Agregate Sum Product Assesment,” vol. 3, no. 2, pp. 71–77, 2021.

[3] S. Damanik and J. S. S. Lase, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Produk Unggulan Daerah Menggunakan Metode Roc dan Waspas,” Semin. Nas. Sains Teknol. Inf., pp. 604–608, 2019.

[4] R. Tambusai, F. Ilmu, K. Dan, T. Informasi, T. Informatika, and U. Budidarma, “Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kompetensi Soft Skill Pegawai Kantor Camat Medan Kota dengan Kombinasi Metode AHP dan PROMETHEE,” vol. 5, 2022, doi: 10.30865/komik.v5i1.3717.

[5] F. T. Waruwu and M. Mesran, “Comparative Analysis of Ranking Methods of WASPAS+ROC with Preference Selection Index (PSI) in Determining the Performance of Young Lecturers,” IJISTECH (International J. Inf. Syst. Technol., vol. 5, no.

2, pp. 207–214, 2021, [Online]. Available: http://ijistech.org/ijistech/index.php/ijistech/article/view/136.

[6] W. Apriani, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pimpinan Dengan Metode Multi Attribute Utility Theory (MAUT) di PT. Sagami Indonesia,” J. Mantik, vol. 3, no. January, pp. 31–38, 2019.

[7] A. P. Windarto, “Penilaian Prestasi Kerja Karyawan PTPN III Pematangsiantar Dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW),” Jurasik (Jurnal Ris. Sist. Inf. dan Tek. Inform., vol. 2, no. 1, p. 84, 2017, doi: 10.30645/jurasik.v2i1.22.

[8] T. Mufizar, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi Di STMIK Tasikmalaya Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW),” CSRID (Computer Sci. Res. Its Dev. Journal), vol. 7, no. 3, p. 155, 2016, doi:

10.22303/csrid.7.3.2015.155-166.

[9] K. Sigit Eka and D. Joni, “Analisis Dan Perancangan Spk Pemilihan Pns Teladan Dengan Metode Saw Pada Bkd Provinsi Jambi,” Peratur. Walikota Jambi Nomor 18 Tahun 2016, vol. 2, no. 2, pp. 483–493, 2017, [Online]. Available:

http://ejournal.stikom-db.ac.id/index.php/manajemensisteminformasi/article/download/458/331.

[10] S. Damanik and D. P. Utomo, “Implementasi Metode ROC (Rank Order Centroid) Dan Waspas Dalam Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kerjasama Vendor,” … Teknol. Inf. dan …, vol. 4, pp. 242–248, 2020, doi: 10.30865/komik.v4i1.2690.

[11] dadan U. Daihani, “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROMOSI LEADER MENGGUNAKAN METODE AHP (Analytic Hierarchy Process),” Sist. Pendukung Keputusan, vol. 16, no. 1, p. 63, 2018.

[12] A. A, P. S. Ramadhan, and S. Yakub, “Sistem Pendukung Keputusan dalam Menenetukan Calon (Tailor) Penjahit di Ranhouse Medan dengan Menggunakan Metode AggregatedSum Product Assesment,” J-SISKO TECH (Jurnal Teknol. Sist. Inf. dan Sist.

Komput. TGD), vol. 3, no. 2, p. 12, 2020, doi: 10.53513/jsk.v3i2.2029.

[13] P. Soepomo, “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Rumah Sehat,” JSTIE (Jurnal Sarj. Tek. Inform., vol. 1, no. 2, pp. 584–596, 2013.

[14] J. C. Wyatt and P. Taylor, “Decision Support Systems and Clinical Innovation,” Get. Res. Find. into Pract. Second Ed., pp.

123–137, 2008, doi: 10.1002/9780470755891.ch11.

[15] L. Hernando, “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penerimaan Karyawan Baru Berbasis Client Server,” JURTEKSI (Jurnal Teknol. dan Sist. Informasi), vol. 6, no. 3, pp. 239–246, 2020, doi: 10.33330/jurteksi.v6i3.671.

[16] I. M. Sudana and N. P. N. Aristina, “Chief Executive Officer (Ceo) Power, Ceo Keluarga, Dan Nilai Ipo Premium Perusahaan Keluarga Di Indonesia,” J. Akunt., vol. 21, no. 2, p. 219, 2017, doi: 10.24912/ja.v21i2.196.

[17] P. Nurmayanti, “Karakteristik Chief Executive Officer (CEO) dan Kualitas Akrual: Bukti Empiris dari Indonesia,” J. Akunt.

dan Gov. Andalas, vol. 3, no. 1, pp. 1–29, 2020, [Online]. Available: www.jaga.unand.ac.id.

[18] M. Dumitrașcu, “Study of the Presence of the Corporate Social Responsibility Chief Officer in Banking System,” pp. 381–385, 2014, [Online]. Available: www.bnr.ro.

[19] L. Handayani, M. Syahrizal, and K. Tampubolon, “Pemilihan Kepling Teladan Menerapkan Metode Rank Order Centroid (Roc) Dan Metode Additive Ratio Assessment (Aras) Di Kecamatan Medan Area,” KOMIK (Konferensi Nas. Teknol. Inf. dan Komputer), vol. 3, no. 1, pp. 532–538, 2019, doi: 10.30865/komik.v3i1.1638.

[20] Z. Turskis, J. Antuchevičiene, V. Keršuliene, and G. Gaidukas, “Hybrid group MCDM model to select the most effective alternative of the second runway of the airport,” Symmetry (Basel)., vol. 11, no. 6, 2019, doi: 10.3390/sym11060792.

Referensi

Dokumen terkait

Menerapkan metode WASPAS sebagai salah satu metode pemecahan masalah dalam pembuatan sistem pendukung keputusan untuk menentukan posisi jabatan yang kosong pada PT..

ROC diharapkan dapat membantu dalam menentukan bobot untuk kriterita yang telah ditentukan, dan WASPAS diharapkan dapat membantu dalam menentukan hasil dari perankingan

Karena itu dalam penelitian ini akan menyelesaikannya dengan mengimplementasikan dengan metode Weighted Aggregated Sum Product Assesment (WASPAS), Pemanfaatan

Pada penelitian ini menggunakan metode menerapkan metode Multi Attribute Utility Theory (MAUT) dan metode Rank Order Centroid (ROC) merupakan suatu metode yang

Berdasarkan penulisan skripsi yang berjudul sistem pendukung keputusan pemilihan guru terbaik dengan menerapkan metode Weighted Aggregated Sum Product Assessment (WASPAS) dan

Kombinasi pada metode ROC penulis akan melakukan pembobotan setiap kriteria dan metode ARAS untuk melakukan perangkingan agar mengetahui alternatif terbaik dalam pemilihan

Pada bagian ini analisa sistem pendukung keputusan rekomendasi penerimaan bantuan Kartu Indonesia Pintar di SMA Yapim Taruna Medan dengan metode Multi Attribute Utility Theory

Pada penelitian ini metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah menerapkan metode waspas dan vikor dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut,