• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ORANG JUJUR DI SAYANG ALLAH SWT KELAS V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ORANG JUJUR DI SAYANG ALLAH SWT KELAS V"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

1

PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ORANG JUJUR DI SAYANG ALLAH SWT KELAS V

AGUS SALIM1

Emailagussalim.0486@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: untuk mengetahui Penerapan Model Problem Solving untuk Meningkatan hasil belajar pada Materi Orang Jujur Disayang Allah SWT kelas V di SDN 2 Muara Inu. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tehnik pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi, tes dan dokumentasi. Subyek yang melaksanakan tindakan adalah Guru PAI dan Subyek yang menerima tindakan adalah siswa kelas V sebanyak 7 orang. Metode analisis data kuantitatif dengan penyajian persentasi. Dimana hasil penelitian, menunjukkan bahwa hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pada siswa Kelas V SDN 2 Muara Inu yang dilakukan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan metode Problem Solving dapat Meningkatkan Hasil belajar Materi Orang Jujur Disayang Allah SWT Siswa Kelas V SDN 2 Muara Inu, yang di buktikan dengan adanya kenaikan hasil belajar siswa yang mendapat nilai sama atau lebih tinggi dari KKM. Siklus I yang mencapai ketuntasan belajar 5 siswa (71,43%) dan siswa yang belum tuntas 2 siswa (28,57%). Sedangkan pada siklus II yang mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 7 siswa (100%), pada siklus II ini semua siswa mampu mencapai nilai sama dengan KKM atau diatas KKM

.

Kata Kunci :Problem solving, Meningkatkan hasil belajar.

PENDAHULUAN

Guru dituntut atau bisa diharapkan menjadi seseorang yang melakukan 3 fasilitasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan kecakapan siswa. Peran guru sebagai sumber pengetahuan diminimalisir dengan menempatkan guru sebagai fasilitator

(2)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

2

dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan sehingga siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi pengetahuannya.

Sehubungan dengan hal diatas ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan, berkenaan dengan upaya mewujudkan proses pembelajaran yang variatif, inovatif, dan konstruktif, yaitu : a) situasi kelas yang dapat merangsang anak melakukan kegiatan belajar secara bebas; b) peran guru sebagai pengarah dalam belajar; c) guru berperan sebagai penyedia fasilitas; d) guru berperan sebagai pendorong; dan e) guru berperan sebagai penilai proses dan hasil belajar anak. (Ahmad Susanto, 2013 : 86).

Selain itu, guru juga harus bisa memberikan sebuah metode pembelajaran yang menarik sehingga dapat mewujudkan proses pembelajaran yang variatif, inovatif dan konstruktif. Penggunaaan metode pembelajaran yang efektif akan membuat peserta didik lebih antusias dalam menerima materi pembelajaran. Dari apa yang diamati oleh peneliti, hasil belajar peserta didik di SDN 2 Muara Inu Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara masih belum bisa dikatakan memuaskan. Indikasi keberhasilan hasil belajar dapat dilihat dari tiga aspek yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dari ketiga aspek tersebut terlihat bahwa peserta didik, khususnya di kelas V, kurang bisa menguasai materi yang telah diberikan.

Oleh karena itu diperlukan sebuah metode yang dapat membangkitkan minat dan antusiasme siswa terhadap mata pelajaran Materi Orang Jujur Disayang Allah. Dalam hal ini peneliti menggunakan Model Problem Solving yang dinilai efektif. Metode ini menitik beratkan pada kesiapan peserta didik untuk dapat memecahkan setiap masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar dengan cara penalaran. Hal ini akan merangsang peserta didik untuk berfikir dan mengeluarkan ide gagasannya. Pada metode ini materi pelajaran tidak terbatas pada buku saja tetapi juga bersumber dari peristiwaperistiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Indikator efektivitas dari penggunaan Model Problem Solving itu sendiri dapat ditunjukkan melalui keadaan kelas yang hidup dan tidak pasif, dalam artian bukan hanya guru saja yang komunikatif

(3)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

3

namun peserta didik juga harus aktif dalam proses pembelajaran. Keadaan kelas yang hidup ini disebabkan siswa pada pembelajaran menggunakan Model Problem Solving ini mempunyai rasa ingin tahu yang besar, memiliki minat yang luas, pemikiran yang jauh lebih maju serta interaktif. Dalam hal ini siswa yang interaktif biasanya lebih mandiri serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi yang membuat mereka berani untuk mengambil resiko. Artinya, dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti, dianggap penting dan disukai, mereka akan tetap konsisten karena dorongan yang besar dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitas untuk mempertahankan atau memperoleh apa yang mereka inginkan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas kami ingin megetahui apakah penerapan metode pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan Hasil belajar Materi Orang Jujur Disayang Allah siswa kelas V SDN 2 Muara Inu.

METODOLOGI PENELITIAN

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menerapkan Model Pembelajaran Problem Solving pada Materi Orang Jujur Disayang Allah pada kelas V SDN 2 Muara Inu Kecamatan Lahei Kabupaten Barito Utara, guna menciptakan suasana belajar aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan.

Table 2.1 Tahap – Tahap Metode Problem Solving

Tahap-Tahap Kemampuan Yang Diperlukan

(4)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

4

Merumuskan Masalah Mengetahui dan merumuskan masalah secara

jelas

Menelaah masalah Menggunakan pengetahuan untuk memperinci menganalisa masalah dari berbagai sudut

Merumuskan Hipotesis Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab – akibat dan alternative penyelesaian Mengumpulkan dan

mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis

Kecakapan mencari dan menyusun data menyajikan data dalam bentuk

diagram,gambar dan tabe

Pembuktian Hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung – hubungkan dan menghitung Ketrampilan mengambil keputusan dan kesimpula

Menentukan pilihan penyelesaian

Kecakapan membuat altenatif penyelesaian, kecakapan dengan memperhitungkan akibat

Penelitian ini di lakukan dengan sistem siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Hal ini berdasarkan alokasi waktu pelajaran PAI & BP kelas V semester I di SDN 2 Muara Inu yaitu 1 kali pertemuan dalam 1 minggu, dengan alokasi waktu 4x35 menit, serta disesuaikan pula dengan tingkat ketercapaian tujuan yang diharapkan dan rincian indikator yang diteliti. Masing-masing siklus di lakukan dalam 4 tahap yaitu (1) Tahap perencanaan tindakan; (2) Tahap pelaksanaan tindakan; (3) Tahap evaluasi;

(4)Tahap Refleksi.

Berikut merupakan siklus kegiatan PTK.

(5)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

5

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas Arikunto 2010: 137

Sesuai dengan rancangan penelitian yang direncanakan, maka langkah-langkah penelitian yang dilalui sebagai berikut :

Siklus 1 diawali dengan tahap perencanaan tindakan Perencanaan merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah (1) Membuat skenario pembelajaran (RPP). (2) Menyiapkan media konkret yang menunjang; (3) Membuat lembar kerja peserta dididk (LKPD); (4)Menyiapkan materi dan merancang media pembelajaran yang sesuai dengan materi dalam pelaksanaan model pembelajaran Problem Solving; (5) Membuat lembar observasi aktivitas guru; (6) Membuat lembar observasi aktivitas siswa. (7) Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa yang berupa soal latihan.

Berikutnya yakni pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini peneliti berperan sebagai pengajar dan pengumpul data. Hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan ini yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan rencana yang

(6)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

6

telah dituangkan dalam skenario pembelajaran. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model Problem Solving Pada Materi Orang Jujur Disayang Allah SWT kelas V SDN 2 Muara Inu untuk melihat perolehan pemahaman siswa kaitannya dengan pembelajaran. Tahap pelaksanaan tindakan yang dilakukan yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Dalam kegiatan awal, guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain (1) Guru mengecek kehadiran siswa dan menyapa siswa; (2) Siswa menyimak informasi dari guru terkait materi yang akan dielajari, dan tujuan pembelajaran; (3) Melakukan apersepsi yang berhubungan dengan materi pelajaran yakni statistika untuk memberikan motivasi. Apersepsi ini mengikuti tahapan-tahapan Model pembelajaran Problem Solving. Berikutnya pada kegiatan inti ini diharapkan proses pembelajan bermakna dirasakan oleh siswa, sehingga guru merencanakan kegiatan-kegatan yang dilaksanakan pada kegiatan inti ini antara lain (1) Siswa membentuk kelompok; (2) Setiap kelompok mengambil lembar kerja berisi masalah yang harus diselesaikan; (3) Siswa diarahkan untuk memecahkan permasalahan secara berkelompok sesuai prosedur model Problem Solving, yakni menganalisis masalah, menyusun sebuah rencana penyelesaian masalah, melaksanakan pemecahan masalah sesuai encana yang telah dibuat, serta memeriksa ulang hasil pemecahan masalah; (4) Tiap perwakilan kelompok menjelaskan penyelesaian masalah yang telah dibuatnya dengan tujuan untuk melihat kembali hasil akhir dan membahasnya bersama-sama; (5) Siswa lain diberikan kesempatan siswa untuk bertanya atau berpendapat; (6) Siswa menjawab atau menanggapi pertanyaan atau pendapat temannya. Terakhir yakni kegiatan penutup.

Berkenaan dengan kegiatan guru dan siswa sebelum mengakhiri proses pembeajaran.

Kegiatan-kegiatan tersebut anatara lain (1) Siswa bersama dengan guru menyimpulkan hasil seluruh rangkaian pembelajaran pembelajaran. (2) Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. (3) Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. (4) Guru dan siswa berdoa bersama dan mengucapkan salam penutup.

(7)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

7

Tahap selanjutnya yakni evaluasi. Merupakan tahapan penelitian yang bertujuan untuk menggetahui hasil belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran. Evaluasi dilakukan setiap akhir siklus. Berdasarkan evaluasi ini kemudian dipertimbangkan mengenai perlu atau tidaknya pengadaan siklus berikutnya.

Setelah evaluasi dilakukan, Tahap berikutnya yakni Refleksi. Tahap refleksi dilakukan pada akhir siklus, pada tahap ini peneliti bersama guru mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan tiap siklusnya. Sebagai acuan dalam refleksi ini adalah hasil evaluasi. Hasil ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya.

Jika keseluruhan tahap penelitian telah dilaksanakan, yang harus dilakukan yakni penyimpulan perlu atau tidaknya dilaksanakan siklus lanjutan. Apabila hasil evaluasi telah mencapai kriteria keberhasilan penelitian yang telah ditentukan maka penelitian tindakan kelas dihentikan. Sebaliknya apabila hasil evaluasi belum mencapai kriteria keberhasilan, maka perlu untuk diadakan perbaikan pada siklus berikutnya. Langkah- langkah yang dilakukan pada siklus lanjutan atau siklus berikutnya pada prinsipnya sama dengan siklus I, tetapi pada siklus ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan- kekurangan pada tindakan siklus sebelumnya.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 2 Muara Inu Kecamatan Lahei pada tanggal 29 Mei sampai 20 Juli 2022. Pelaksanaan kegiatan tiap siklus penelitian ini dialokasikan dua kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Muara Inu yang berjumlah 7 orang. Objek penelitian ini adalah hasil belajar Materi Orang Jujur Disayang Allah SWT kelas V SDN 2 Muara Inu.

Dalam Penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah nilai Materi Orang Jujur Disayang Allah SWT yang didapat siswa kelas 5 SDN 2 Muara Inu setelah diadakannya evaluasi.

(8)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

8

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah metode tes.

Tes tersebut merupakan tes tulis berupa tes lisan dengan instrumen yang sudah disiapkan yang dilaksanakan tiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Problem Solving.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif.

Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisa data kuantitatif, seperti hasil tes evaluasi. Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis data kuantitatif tersebut antara lain:

a. Menghitung Nilai Individu

Menghitung nilai individu siswa dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

NA =SP

SN X 100 NA = Nilai akhir

SA = Skor Perolehan

SM = Skor Maksimal.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, berikut merupakan tabel ringkasan hasil evaluasi dalam dua siklus

Tabel 3.1 Perbandingan hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II Hasil Belajar

(9)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

9 Siklus Jumlah

Siswa Tuntas

Jumlah Siswa Belum Tuntas

Rata-rata Kelas

Ketuntasan Klasikal

1 5 2 61,31 71,43 %

2 7 0 79,17 100 %

Berdasarkan hasil ringkasan hasil evaluasi siswa, terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan data yang diperoleh dari siklus I menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan yang ditetapkan belum tercapai, karena meskipun rata-rata kelas melebihi KKM yang ditetapkan, namun ketuntasan belajar secara klasikal yang dicapai siswa pada siklus I hanya 61,31% atau berkategori cukup sedangkan ketuntasan belajar dapat dikatakan tercapai jika ketuntasan hasil belajar siswa minimal mencapai 80% atau berkategori baik. Hal ini disebabkan adanya kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran kaitannya dengan penerapan model pembelajaran Problem Solving.

Berdasarkan pelaksanaan pembelaajaran, dirasakan beberapa kekurangan- kekurangan yang terjadi pada tiap siklusnya. Adapun kekurangan yang terjadi pada siklus 1, diantaranya intraksi guru dan siswa masih kurang, hal ini karena siswa masih malu dan belum mempersiapakan diri untuk mengikuti pembelajaran serta belum beradaptasi dengan guru baru. Selain itu guru kurang mampu dalam menguasai kelas.

Dalam kegiatan diskusi, guru kurang memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh siswa karena guru menduga mereka sudah memahami petunjuk umum yang disampaikan guru. Akibatnya ada kelompok yang kurang memahami pengerjaan LKPD. Cara penyampaian guru pada saat memberikan penjelasan mengenai materi maupun arahan pengerjaan tuga kelompok juga terlalu

(10)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

10

cepat. Di samping itu, guru juga kurang mampu kaitannya dengan manajemen waktu untuk tiap-tiap tahap pembelajaran

Berdasarkan kekurangan-kekurangan tersebut, maka dilakukan tindakan perbaikan yang akan dilakukan pada siklus 2. Adapun tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan, diantaranya memberikan apersepsi dan memotivasi siswa agar tidak malu mengungkapkan pendapat atau pertanyaan kepada guru mengenai hal-hal yang belum dimengerti, melakukan tanya jawab mengenai materi prasyarat dalam pembelajaran dan konsep-konsep penting yang menunjang kegiatan diskusi serta guru melakukan identifikasi permasalahan tiap-tiap kelompok kemudian memberikan bimbingan atau penjelasan di waktu yang bersamaan untuk keseluruhan kelompok, serta, serta menghimbau dan memberikan kesempatan kepada siswa

Pada siklus 2 terjadi peningkatan terhadap nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Niai rata-rata kelas siswa pada siklus II ini yakni 79,17 dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal yakni 100 %. Dengan demikian tujuan yang diinginkan pada indikator kerja sudah tecapai yaitu rata-rata kelas siswa lebih dari KKM yang ditetapkan yakni 60, dan ketuntasan belajar lebih dari 80% atau berkategori baik.

Pembelajaran Problem solving ini dikembangkan untuk melatih siswa untuk dapat berpikir kritis, analitis, simpatis, dan logis guna menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah (Sanjaya, 2006: 216). Model Problem Solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan, siswa kemudian dibimbing untuk mampu memahami masalah tersebut, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan pemecahan mesalah, hingga memeriksa ulang jawaban yang diharapkan sebagai alternatif pemecahan atas masalah tersebut.

Pembelajaran dengan model Problem Solving diawali guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang beranggotakan 2-3 orang siswa, kemudian kelompok tersebut

(11)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

11

dihadapkan pada suatu permasalahan dalam bentuk lembar kerja (LKPD) untuk dikerjakan secara berkelompok sesuai tahapan-tahapan Problem Solving, dimana siswa memahami masalah, menyusun perencanaan pemecahan masalah, melaksanakan perencanaan pemecahan masalah, memeriksa kembali jawaban, hingga presentasi oleh perwakilan tiap-tiap kelompok.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pada siswa Kelas V SDN 2 Muara Inu yang dilakukan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran dengan metode Problem Solving dapat Meningkatkan Hasil belajar Materi Orang Jujur Disayang Allah SWT Siswa Kelas V SDN 2 Muara Inu, yang di buktikan dengan adanya kenaikan hasil belajar siswa yang mendapat nilai sama atau lebih tinggi dari KKM.

Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem solving dapat meningkatkna motivasi belajar siswa pada pembelajaran Materi Orang Jujur Disayang Allah SWT Siswa Kelas V SDN 2 Muara Inu. Penerapan metode pembelajaran problem solving dalam kegiatan pembelajaran akan menambah variasi model pembelajaran yang diterapkan di sekolah sehingga dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa lebih aktif serta mandiri dalam mengikuti proses pembelajaran PAI.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Amir Zubaidah dan Risnawati. 2016.Psikologi Pembelajaran Matematika.Yogyakarta:

Aswaja Pressindo.

(12)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

12

Armei Arif. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta

Dindin Abdul Muiz Lidinillah. 2005. Heuristik Dalam Pemecahan Masalah Matematika Dan Pembelajarannya Di Sekolah Dasar, UPI

Endang dan Kusnadi. 2004. Makalah Seminar Penyuluhan Pembelajaran Matematika dengan Problem SolVng. Bandung.

Fadjar Shadiq (2009) Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi, Diklat Instruktur Pengembangan matematika tidak diterbitkan, Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Heriawan, Adang dkk. 2012. Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran. Banten: LP3G

(Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru).

Janulis Purba. 2011. Pemecahan Masalah dan Penggunaan Strategi Pemecahan Masalah, File UPI: Bandung

Krulik, Stephen dan rudnick, Jesse A. (1995). The New Sourcebook for Teaching Reasoning and Problem SolVng in Elementary School.Boston:Temple University

Muhibbin, Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Raya Grafindo Perkasa.

Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum. 2004. Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana,. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Polya, George, ((1985), How To Solve It 2nd ed Princeton University Press, New Jersey

(13)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

13

Santrock, John W. (2011). Perkembangan Anak Edisi 7 Jilid 2. (Terjemahan: Sarah Genis B) Jakarta: Erlangga

Suryosubroto. 2009. Proses belajar mengajar di sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diduga bahwa pemeliharaan abalon menggunakan drum plastik pada kawasan IMTA dengan kepadatan diatas 250 suda tidak dapat ditolerir oleh satuan luas dari

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah selain untuk mengetahui kefektifan media yang dikembangakan juga untuk mengatasi permasalahan belajar yang dihadapi oleh peserta

Ternyata dari hasil penelitian kan- dungan logam-logam berat perairan Teluk Jakarta yang dilakukan oleh beberapa instansi dapat dilihat kandungan merkuri- nya

Aset keuangan FVTPL termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai FVTPL disajikan dalam laporan

We need to distinguish between these two types of cost in the accounts so that managers can properly plan, monitor and control their project resources.. In particular, core costs

(7) Rumusan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) yang merupakan satu kesatuan rumusan capaian pembelajaran lulusan, diusulkan program studi kepada rektorat/Senat Akademik

LOYALITAS, ASOSIASI MEREK DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN PADA MEREK PASTA GIGI PEPSODENT DI SURABAYA”. 1.2

Bagi masyarakat di wilayah Piyungan Bantul Yogayakarta diharapkan menjadikan hasil penelitian ini sebagai sebuah informasi terkait pengaruh konsumsi 25 – 50 gram susu