USULAN PEMILIHAN SUPPLIER ALKYD PADA PT.X DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS
(ANP)
LAPORAN SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri
Disusun oleh:
Nama : Arsenius Arya Chandra NPM : 2017610074
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
2022
USULAN PEMILIHAN SUPPLIER ALKYD PADA PT.X DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC
NETWORK PROCESS (ANP)
LAPORAN SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri
Disusun oleh:
Nama : Arsenius Arya Chandra NPM : 2017610074
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
2022
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
Nama : Arsenius Arya Chandra
NPM : 2017610074
Jurusan : Teknik Industri
Judul Skripsi : USULAN PEMILIHAN SUPPLIER ALKYD PADA PT.X DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP)
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI Bandung, Januari 2022
Ketua Program Studi Sarjana Teknik Industri
(Dr. Ceicalia Tesavrita, S.T., M.T.)
Pembimbing Tunggal
(Dr. Carles Sitompul, S.T., M.T., M.I.M.)
Program Studi Sarjana Teknik Industri Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Parahyangan
Pernyataan Tidak Mencontek atau Melakukan Tindakan Plagiat
Saya, yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Arsenius Arya Chandra NPM : 2017610074
dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul :
USULAN PEMILIHAN SUPPLIER ALKYD PADA PT.X DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP)
adalah hasil pekerjaan saya dan seluruh ide, pendapat atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak sesuai dengan kenyataan, maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan dikenakan kepada saya.
Bandung, 19 Januari 2022
Arsenius Arya Chandra 2017610074
i
ABSTRAK
Coating adalah proses pelapisan yang dilakukan pada suatu benda dengan tujuan untuk melindungi benda tersebut dari beberapa hal yang dapat merusak penampilan seperti goresan, air, dan sebagainya. PT.X merupakan salah satu pabrik manufaktur di Indonesia yang memproduksi coating sejak tahun 1996 dengan produk wood coating sebagai fokus utama produk yang dihasilkan melihat meningkatnya industri furniture di Indonesia. Pada tahun 2017 PT.X melakukan kerja sama dengan supplier A sebagai supplier utama alkyd, namun pada tahun 2022 awal kontrak akan habis dan PT.X berencana untuk mencari supplier utama lain untuk mengantikan supplier A dikarenakan terjadi penurunan pada kualitas alkyd serta sering mengalami keterlambatan dan ketidaktepatan jumlah pesanan yang dikirim. Oleh karena itu, PT.X mencari supplier pengganti dalam memenuhi kebutuhan alkyd bagi PT.X.
Metode yang digunakan untuk memilih supplier yaitu Analytic Network Process (ANP) dikarenakan terdapat hubungan keterkaitan pada kriteria dan subkriteria untuk dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan supplier. Melalui proses wawancara dengan pemilik PT.X dan studi literatur didapatkan 5 kriteria dan 13 subkriteria yang digunakan dalam pembuatan model pengambilan keputusan dengan metode ANP. Setelah model ANP divalidasi oleh pemilik PT.X maka dilakukan pembuatan dan pengisian kuesioner perbandingan berpasangan.
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan supplier C memiliki prioritas paling tinggi untuk dipilih sebagai supplier utama. Supplier C memiliki keunggulan pada kualitas dan pengiriman dibandingkan dengan supplier lainnya dimana kualitas dan pengiriman merupakan masalah utama yang saat ini dialami oleh PT.X. Supplier C juga memiliki kekurangan yang perlu diatasi oleh PT.X, maka dari itu diberikan usulan sebelum hubungan kerjasama dilakukan seperti melakukan negosiasi harga alkyd, periode pelunasan pembayaran, dan jumlah minimum order. Selain itu juga dilakukan pembuatan lembar evaluasi untuk mengukur dan memperbaiki kinerja yang kurang baik dari supplier.
ii
ABSTRACT
Coating is a coating process carried out on an object with the aim to protect the object from several things that can damage the appearance such as scratches, water, and so on. PT. X is one of the manufacturing plants in Indonesia that produces coatings since 1996 with wood coating products as the main focus of products produced to see the increase of the furniture industry in Indonesia. In 2017 PT. X cooperates with supplier A as the main supplier of alkyd, but in 2022 the initial contract will expire and PT. X plans to find another major supplier to replace supplier A due to a decrease in the quality of alkyd and often experiencing delays and inaccuracies in the number of orders sent.
Therefore, PT. X is looking for a replacement supplier in meeting the needs of alkyd for PT.X.
The method used to choose a supplier is Analytic Network Process (ANP) because there is a linkage relationship in the criteria and subcriteria to be considered in conducting supplier selection. Through the interview process with the owner of PT. X and literature studies obtained 5 criteria and 13 subcriteria used in making decision-making models with the ANP method. After the ANP model is validated by the owner of PT. X then made and filled out a paired comparison questionnaire.
Based on the results of data processing obtained by supplier C has the highest priority to be chosen as the main supplier. Supplier C has advantages in quality and delivery compared to other suppliers where quality and delivery are the main problems currently experienced by PT.X. Supplier C also has shortcomings that need to be addressed by PT.
X, therefore given proposals before the cooperation relationship is carried out such as negotiating alkyd prices, payment repayment periods, and minimum order amounts. In addition, the creation of evaluation sheets to measure and improve the performance of the supplier is not good.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena dengan bimbingan dan penyertaannya, laporan skripsi yang berjudul
“Usulan Pemilihan Supplier Alkyd Pada PT.X Dengan Menggunakan Metode Analytic Network Process (ANP)” dapat selesai dengan tepat waktu.
Pembuatan laporan skripsi ini dapat berjalan dengan baik dengan adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Carles Sitompul, S.T., M.T., M.I.M. selaku dosen pembimbing yang selalu bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dari awal hingga akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan tepat waktu.
2. Bapak Dedy Suryadi, S.T., M.S., Ph.D. dan Ibu Cherish Rikardo, S.Si.,M.T. selaku dosen penguji sidang proposal skripsi yang telah memberikan komentar dan saran dalam penyusunan laporan skripsi.
3. Bapak Kurniawan selaku pemilik PT.X dan Ibu Mega selaku head of research & development PT.X yang telah bersedia memberikan informasi yang mendukung penulisan laporan skripsi ini.
4. Orang tua dan keluarga penulis atas segala dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan akhir skripsi ini.
5. Timoty Silalahi, Aldi Pranata, Gabriel Benhard, Paulus Nicholas, Andre Alexander,Deandra Gadis, Marcelline Ajeng selaku sahabat penulis yang memberikan dukungan dan motivasi dalam mengerjakan laporan skripsi.
6. Dikun, Toi, Pitwik, Randy, Guls, Kenny, Jason, Aulia, Togar, Bagong, Nyoi, Memet, Oji, Ditsur, Abe, Raka, Yola, dan Kent selaku sahabat kost Beneval yang telah memberikan dukungan selama perkuliahan sampai pengerjaan laporan skripsi.
7. Rekan-rekan anggota Mahitala Angkatan Samitra Antari yang telah memberikan dukungan selama perkuliahan sampai pengerjaan laporan skripsi.
iv
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan Namanya satu per satu yang telah berkontribusi dalam memberikan bantuan dan dukungan untuk penulis dalam menyelesaikan laporan skripsi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurang dalam penulisan laporan skripsi penelitian kali ini dan berharap semoga bagj para pembaca kiranya dapat memberikan komentar dan saran untuk dapat membuat penelitian ini menjadi lebih baik. Penulis juga mohon maaf apabila terjadi kesalahan kata-kata dalam penulisan yang kurang berkenan bagi para pembaca.
Bandung, 19 Januari 2022
Arsenius Arya Chandra
v
DAFTAR ISI
I.1 Latar Belakang Masalah ... I-1 I.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... I-7 I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... I-17 I.4 Tujuan Penelitian ... I-17 I.5 Manfaat Penelitian ... I-17 I.6 Metodologi Penelitian ... I-18 I.7 Sistematika Penulisan ... I-22
II.1 Pengambilan Keputusan ... II-1 II.2 Kriteria Pengambilan Keputusan ... II-3 II.3 Multi-Criteria Decision Making (MCDM) ... II-4 II.4 Analytical Network Process (ANP)... II-7
III.1 Identifikasi Pengambil Keputusan... III-1 III.2 Identifikasi Kriteria dan Subkriteria ... III-2 III.2.1 Kriteria dan Subkriteria Harga ... III-8 III.2.2 Kriteria dan Subkriteria Kualitas ... III-9 III.2.3 Kriteria dan Subkriteria Pelayanan………III-11
vi
III.2.4 Kriteria dan Subkriteria Pengiriman ... III-13 III.2.5 Kriteria dan Subkriteria Fleksibilitas ... III-13 III.3 Identifikasi Hubungan Keterkaitan Kriteria dan Subkriteria ... III-15 III.3.1 Inner Dependence ... III-15 III.3.2 Outer Dependence ... III-17 III.4 Pembuatan dan Validasi Model ANP ... III-22
IV.1 Pembuatan dan Pengisian Kuesioner………...IV-1 IV.2 Perhitungan Nilai Eigen Vector dan Consistency Ratio…………..IV-2
IV.2.1 Perbandingan Kriteria dan Subkriteria Berdasarkan Tingkat Kepentingan ... IV-2 IV.2.2 Perbandingan Kriteria dan Subkriteria Berdasarkan Tingkat
Pengaruh ... IV-10 IV.2.3 Perbandingan Kriteria dan Subkriteria Berdasarkan Tingkat
Keunggulan ... IV-12 IV.3 Pembuatan Super Matrix……… IV-29 IV.3.1 Cluster Matrix ... IV-29 IV.3.2 Unweighted Matrix ... IV-30 IV.3.3 Weighted Matrix ... IV-30 IV.3.4 Limiting Matrix ... IV-31 IV.4 Penentuan Prioritas Pemilihan Supplier Alkyd………...IV-36
V.1 Analisis Identifikasi Pengambil Keputusan ... V-1 V.2 Analisis Pembuatan Model ANP………...V-2 V.3 Analisis Perhitungan Eigen Vector dan Consistency Ratio………..V-2 V.4 Analisis Pembuatan Super Matrix dan Prioritas Supplier Alkyd…..V-3 V.5 Analisis Usulan Supplier Alkyd Terpilih………..V-6
VI.1Kesimpulan ... VI-1 VI.2Saran ... VI-2
vii DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Pendapatan PT.X pada Bulan Maret 2021- Agustus 2021 ... I-5 Tabel I.2 Biaya Rework Produk PT.X Pada Bulan Januari 2021 – Agustus 2021I-6 Tabel I.3 Data Keterlambatan dan Produk Defect oleh Supplier A ... I-7 Tabel I.4 Kelebihan dan Kekurangan Supplier B,C, dan D ... I-12 Tabel II.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode pada MCDM ... II-6 Tabel II.2 Matriks Perbandingan Berpasangan ... II-9 Tabel II.3 Skala Penilaian Tingkat Kepentingan ... II-10 Tabel II.4Nilai Random Index ... II-10 Tabel III.1 Kriteria dan Subkriteria Berdasarkan Studi Literatur ... III-2 Tabel III.2Kriteria dan Subkriteria Pemilihan Supplier Alkyd Berdasarkan Wawancara……… III-5 Tabel III.3 Kriteria dan Subkriteria Pemilihan Supplier Alkyd Pada PT.X ... III-6 Tabel III.4 Penjelasan Subkriteria Pemilihan Supplier Alkyd pada PT.X ... III-7 Tabel IV.1 Hasil Pengisian Kuesioner untuk Perbandingan Kriteria Berdasarkan Tujuan ... IV-3 Tabel IV.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Berdasarkan Tujuan . IV-3 Tabel IV.3 Hasil Penjumlahan Nilai pada Setiap Kolom Matriks Perbandingan
Berpasangan Kriteria Berdasarkan Tujuan ... IV-4 Tabel IV.4 Hasil Pembagian Nilai pada Matriks Perbandingan Berpasangan
Kriteria Berdasarkan Tujuan ... IV-5 Tabel IV.5 Hasil Perhitungan Eigen Vector Matriks Perbandingan Berpasangan
Kriteria Berdasarkan Tujuan ... IV-5 Tabel IV.6 Hasil Perkalian Matriks Awal dengan Nilai Eigen Vector Perbandingan
Kriteria Berdasarkan Tujuan ... IV-6 Tabel IV.7 Hasil Perhitungan Eigen Vector dan Consistency Ratio menggunakan Software Super Decision ... IV-7 Tabel IV.8 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Kualitas Berdasarkan Tujuan ... IV-8
x
Tabel IV.9 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Pelayanan Berdasarkan Tujuan ... IV-9 Tabel IV.10 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Pengiriman Berdasarkan
Tujuan ... IV-9 Tabel IV.11 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Fleksibilitas Berdasarkan
Tujuan ... IV-10 Tabel IV.12 Perbandingan Kriteria Berdasarkan Kriteria Kualitas ... IV-11 Tabel IV.13 Perbandingan Kriteria Berdasarkan Kriteria Pelayanan ... IV-11 Tabel IV.14 Perbandingan Kriteria Berdasarkan Kriteria Pengiriman ... IV-12 Tabel IV.15 Perbandingan Kriteria Berdasarkan Alternatif Supplier ... IV-13 Tabel IV.16 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Kualitas Berdasarkan Alternatif Supplier B ... IV-14 Tabel IV.17 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Fleksibilitas Berdasarkan
Alternatif Supplier B ... IV-14 Tabel IV.18 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Pelayanan Berdasarkan Alternatif Supplier B ... IV-15 Tabel IV.19 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Pengiriman Berdasarkan Alternatif Supplier B ... IV-16 Tabel IV.20 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Kualitas Berdasarkan Alternatif Supplier C ... IV-17 Tabel IV.21 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Fleksibilitas Berdasarkan Alternatif Supplier C ... IV-17 Tabel IV.22 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Pelayanan Berdasarkan
Alternatif Supplier C ... IV-18 Tabel IV.23 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Pengiriman Berdasarkan
Alternatif Supplier C ... IV-18 Tabel IV.24 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Kualitas Berdasarkan Alternatif
Supplier D ... IV-19 Tabel IV.25 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Fleksibilitas Berdasarkan
Alternatif Supplier D ... IV-20 Tabel IV.26 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Pelayanan Berdasarkan
Alternatif Supplier D ... IV-20 Tabel IV.27 Perbandingan Subkriteria pada Kriteria Pengiriman Berdasarkan Alternatif Supplier D ... IV-21
xi
Tabel IV.28 Perbandingan Alternatif Supplier Berdasarkan Subkriteria Warna ...
... IV-22 Tabel IV.29 Perbandingan Alternatif Supplier Berdasarkan Subkriteria Viskositas ... IV-22 Tabel IV.30 Perbandingan Alternatif Supplier Berdasarkan Subkriteria Kejernihan ... IV-23 Tabel IV.31 Perbandingan Alternatif Supplier Berdasarkan Subkriteria Kecepatan
Kering... IV-23 Tabel IV.32 Perbandingan Alternatif Supplier Berdasarkan Subkriteria Konsistensi Kualitas ... IV-24 Tabel IV.33 Perbandingan Alternatif Supplier Berdasarkan Subkriteria Harga Alkyd ... IV-24 Tabel IV.34 Perbandingan Alternatif Supplier Berdasarkan Subkriteria Sistem Pembayaran ... IV-25 Tabel IV.35 Perbandingan Alternatif Supplier Berdasarkan Subkriteria Minimum Order ... IV-25 Tabel IV.36 Perbandingan Alternatif Supplier Berdasarkan Subkriteria Fleksibilitas Volume ... IV-26 Tabel IV.37 Perbandingan Alternatif Supplier Berdasarkan Subkriteria Responsiveness………..IV-27 Tabel IV.38 Perbandingan Alternatif Supplier Berdasarkan Subkriteria Proses Retur ... IV-27 Tabel IV.39 Perbandingan Alternatif Supplier Berdasarkan Subkriteria Ketepatan Waktu ... IV-28 Tabel IV.40 Perbandingan Alternatif Supplier Berdasarkan Subkriteria Ketepatan Jumlah yang Dikirim ... IV-28 Tabel IV.41 Hasil Perhitungan Cluster Matrix ... IV-29 Tabel IV.42 Hasil Perhitungan Unweighted Matrix ... IV-32 Tabel IV.43 Hasil Perhitungan Weighted Matrix ... IV-33 Tabel IV.44 Hasil Perhitungan Limiting Matrix ... IV-34 Tabel IV.45 Hasil Perhitungan Normalized by Cluster ... IV-35 Tabel IV.46 Urutan Prioritas Subkriteria Pemilihan Supplier Alkyd ... IV-36 Tabel IV.47 Urutan Prioritas Pemilihan Supplier Alkyd ... IV-37 Tabel V.1 Contoh Lembar Penilaian Performansi Supplier ... V-10
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Proses Produksi Basecoat pada Wood Coating ... I-2 Gambar I.2 Proses Produksi Topcoat pada Wood Coating ... I-4 Gambar I.3 Alkyd Berwarna Kekuningan ... I-11 Gambar I.4 Alkyd Keruh ... I-11 Gambar I.5 Metodologi Penelitian ... I-19 Gambar II.1 Model Hirarki dan Network ... II-8 Gambar III.1 Hubungan Inner Dependence pada Kriteria Kualitas ... III-16 Gambar III.2 Hubungan Inner Dependence pada Kriteria Pelayanan ... III-17 Gambar III.3 Hubungan Inner Dependence pada Kriteria Pengiriman... III-17 Gambar III.4 Hubungan Outer Dependence antara Tujuan dan Kriteria ... III-18 Gambar III.5 Hubungan Outer Dependence antara Kriteria Kualitas………….III-19 Gambar III.6 Hubungan Outer Dependence antara Subkriteria Responsiveness
dengan Subkriteria Fleksibilitas Volume ... III-20 Gambar III.7 Hubungan Outer Dependence antara Subkriteria Responsiveness dengan Subkriteria Ketepatan Waktu ... III-20 Gambar III.8 Hubungan Outer Dependence antara Kriteria dengan Alternatif Supplier Alkyd ... III-21 Gambar III.9 Model ANP Pemilihan Supplier Alkyd pada PT.X ... III-23
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A KUESIONER ...A-1 LAMPIRAN B HASIL PENGISIAN KUESIONER ...B-1
I-1
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, pembatasan masalah dan asumsi penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian kali ini
I.1 Latar Belakang Masalah
PT.X merupakan salah satu pabrik manufaktur di Indonesia yang memproduksi coating sejak tahun 1996 dengan produk wood coating sebagai fokus utama produk yang dihasilkan melihat meningkatnya industri furniture di Indonesia saat itu. Seiring tumbuh dan berkembangnya sektor perindustrian lain yang ada di Indonesia, PT.X memutuskan untuk memproduksi tidak hanya wood coating sebagai produk yang dihasilkannya melainkan mengembangkan produknya untuk industrial coatings.
Coating merupakan salah satu proses yang cukup penting dalam dunia industri. Coating adalah proses pelapisan yang dilakukan pada suatu benda dengan tujuan untuk melindungi benda tersebut dari beberapa hal yang dapat merusak penampilan seperti goresan, air, dan sebagainya. Selain untuk memberikan perlindungan pada benda, coating juga dapat meningkatkan penampilan pada benda tersebut yaitu dengan memberikan warna pada benda.
Jenis coating juga terdapat beberapa macam, namun untuk saat ini permintaan konsumen terhadap perusahaan hanya terbatas pada dua jenis yaitu coating yang memberikan efek glossy atau dapat dikatakan memberikan efek mengkilap pada benda dan efek dove yang dapat membuat produk tidak mengkilap terutama saat terkena sinar matahari.
Sistem produksi yang digunakan pada PT.X merupakan make to order dimana perusahaan baru akan memproduksi apabila terdapat pesanan dari customer. Alasan perusahaan membuat sistem produksi make to order dikarenakan order atau permintaan dari customer untuk wood coating memiliki banyak variasi warna tergantung permintaan customer pada suatu waktu. Oleh
BAB I PENDAHULUAN
I-2
karena permintaan warna yang begitu beragam dan bervariasi, maka perusahaan memutuskan untuk membuat sistem produksi secara make to order dan tidak melakukan stok produk dikarenakan sejauh ini tidak pernah ada customer yang pasti memesan warna tertentu saja. Produk wood coating yang dihasilkan saat ini terbagi ke dalam tiga jenis yaitu nitrocellulose system, melamine system, dan poly urethane system. Dalam memproduksi wood coating di PT.X terdapat beberapa proses produksi yang dimiliki. Setiap wood coating yang dihasilkan akan terbagi menjadi dua produk yaitu basecoat dan topcoat. Oleh karena itu, proses produksi juga terbagi ke dalam dua proses yaitu pembuatan basecoat dan topcoat.
Basecoat merupakan produk coating yang digunakan untuk melapisi bagian awal permukaan pada benda yang ingin dilapisi. Produk basecoat terbagi ke dalam dua jenis yaitu basecoat clear dan basecoat warna. Basecoat clear merupakan pelapis yang tidak memiliki warna atau bening, sedangkan basecoat warna merupakan pelapis yang memiliki warna. Berikut merupakan flowchart proses produksi basecoat wood coating dengan jenis nitrocellulose system, melamine system, dan poly urethane system.
Gambar I.1 Proses Produksi Basecoat pada Wood Coating
Dalam pembuatan basecoat clear, bagian produksi akan melakukan proses pertama yaitu mencampurkan resin pertama yang berjenis short oil alkyd
BAB I PENDAHULUAN
I-3
dengan aditif yaitu wetting dispersing dan talk. Kemudian campuran tersebut akan dilarutkan dengan solvent. Setelah dilarutkan dengan solvent, proses selanjutnya adalah mencampurkan larutan tersebut dengan resin kedua. Untuk wood coating dengan jenis nitrocellulose system dan poly urethane system resin kedua yang digunakan merupakan resin jenis cellulose. Pada produk wood coating dengan jenis melamine system, resin kedua yang digunakan adalah resin dengan jenis amino. Setelah itu proses produksi terakhir yaitu mencampurkan campuran tersebut dengan additive. Additive pada proses ini terdapat dua pilihan sesuai dengan keinginan customer yaitu surface additive atau antifoam additive. Setelah proses produksi selesai dilakukan selanjutnya akan dilakukan inspeksi oleh bagian quality control. Apabila produk telah lolos tahap inspeksi maka produk dapat lanjut untuk dilakukan pengemasan pada produk oleh bagian packing. Produk yang sudah jadi akan dikemas ke dalam dua jenis kemasan yaitu pail 20 liter dan drum 200 liter tergantung pesanan dari customer. Pada proses produksi basecoat warna, proses produksi serupa dengan basecoat clear hanya saja terdapat perbedaan yaitu penambahan satu proses dari proses produksi basecoat clear yang terletak sehabis penambahan surface additive atau antifoam additive yaitu penambahan pasta atau colour. Dalam melakukan pelapisan pada benda, produk basecoat saja belum cukup karena fungsi basecoat hanya melapisi bagian awal permukaan dari benda sehingga benda belum sepenuhnya terlindungi dari berbagai gangguan seperti goresan, sinar matahari, air dan sebagainya. Untuk itu terdapat produk topcoat yang berfungsi dalam memberikan perlindungan lapisan terakhir pada benda. Berikut merupakan flowchart proses produksi topcoat wood coating dengan jenis nitrocellulose system, melamine system, dan poly urethane system.
BAB I PENDAHULUAN
I-4
Gambar I.2 Proses Produksi Topcoat pada Wood Coating
Dalam memproduksi topcoat, hanya terdapat sedikit perbedaan dari proses produksi basecoat. Perbedaan hanya terletak pada proses pertama pencampuran bahan baku. Apabila pada basecoat proses pertama yaitu mencampurkan resin pertama yang berjenis short oil alkyd dengan aditif yaitu wetting dispersing dan talk, sedangkan pada topcoat talk digantikan dengan matting. Sisanya proses produksi topcoat sama dengan proses produksi basecoat yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah proses produksi pesanan customer telah selesai dilakukan, maka produk tersebut akan dibawa menuju gudang bahan jadi untuk kemudian dikirimkan kepada customer. Saat ini perusahaan memiliki tiga truk untuk melakukan pengiriman produk kepada customer yang berada di dalam kota, sedangka untuk pengiriman ke luar kota, perusahaan menggunakan jasa ekspedisi.
Terdapat tiga produk yang dihasilkan oleh PT.X sampai saat ini yang terdiri dari wood coating, plastic coating, dan can coating. Namun omset terbesar perusahaan saat ini didapatkan dari produk wood coating dibandingkan dengan kedua produk lainnya yaitu produk can coating dan plastic coating. Hal ini menunjukkan bahwa wood coating merupakan produk yang memberikan kontribusi omset paling besar pada PT.X Dari bulan Maret hingga Agustus 2021 terjadi penurunan omset pada PT.X yang menunjukkan kerugian yang dialami.
Berikut ini merupakan data omset penjualan PT.X bulan Maret 2021 hingga Agustus 2021.
BAB I PENDAHULUAN
I-5
Tabel I.1 Pendapatan PT.X pada Bulan Maret 2021- Agustus 2021 No
. Bulan
Omset
Total Omset Wood Coating Plastic
Coating Can Coating
1 Maret 2021 Rp
1.103.477.255
Rp 238.737.001
Rp 349.862.325
Rp 1.692.076.581
2 April 2021 Rp
988.627.900
Rp 313.834.303
Rp 280.968.310
Rp 1.583.430.513
3 Mei 2021 Rp
979.313.843
Rp 328.121.503
Rp 146.158.127
Rp 1.453.593.473
4 Juni 2021 Rp
825.354.845
Rp 130.250.502
Rp 415.356.309
Rp 1.370.961.656
5 Juli 2021 Rp
679.447.667
Rp 220.285.901
Rp 367.655.766
Rp 1.267.389.334 6 Agustus
2021
Rp 559.256.080
Rp 247.026.500
Rp 329.218.505
Rp 1.135.501.085
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa penjualan produk wood coating memberikan omset paling besar bagi PT.X kurang lebih sebesar 70% dari total omset perusahaan, sedangkan produk plastic coating memberikan omset sebesar 15% dari total omset perusahaan, dan can coating juga memberikan omset 15% dari total omset perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa PT.X sangat bergantung pada penjualan wood coating dibandingkan dengan kedua produk lainnya yang dihasilkan saat ini. Namun dapat dilihat pada tabel diatas, bahwa omset penjualan wood coating menunjukkan penurunan setiap bulannya.
Tentunya hal ini berdampak signifikan terhadap total pendapatan PT.X yang semakin menurun tiap bulannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik PT.X, Pemilik PT.X mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 4 supplier yang pernah bekerja sama dengan PT.X untuk mensuplai bahan baku wood coating yaitu resin alkyd yang terdiri dari supplier A, B, C, dan D. Untuk saat ini PT.X menggunakan supplier A sebagai supplier utama resin alkyd. Bentuk kerjasama yang dilakukan oleh supplier A yaitu terdapat kontrak yang berlaku untuk suatu periode dimana satu periode berjalan selama 2 tahun. Dengan adanya kontrak kerjasama yang dilakukan dengan supplier A sebagai supplier utama, terdapat beberapa benefit bagi perusahaan seperti diberikannya potongan harga bahan baku yang dipesan dan potongan biaya pengiriman pesanan kepada perusahaan. Maka dari itu perusahaan tidak memilih untuk melakukan pembelian dari supplier secara beli putus dikarenakan dengan melakukan kontrak untuk menjadikan suatu supplier sebagai supplier utama akan didapatkan beberapa keuntungan seperti potongan
BAB I PENDAHULUAN
I-6
harga dan prioritas pengiriman dan pemesanan bahan baku dibandingkan dengan konsumen lain yang dimiliki oleh supplier. Saat ini kontrak antara perusahaan dengan supplier A sudah lebih dari 5 tahun dan akan habis pada awal tahun 2022 mendatang. Pada awalnya, supplier A dijadikan sebagai supplier utama dikarenakan harga/kg nya yang murah dan kualitas yang sesuai oleh permintaan perusahan. Namun belakangan ini terjadi penurunan kualitas terutama pada segi warna dan kejernihan alkyd serta pengiriman bahan baku oleh supplier A seringkali terlambat sehingga menyebabkan bahan baku yang dibutuhkan tidak mencukupi untuk dilakukannya proses produksi. Hal ini menyebabkan perusahaan terlambat dalam memenuhi permintaan konsumen dimana secara tidak langsung menyebabkan penurunan omset setiap bulannya bagi PT.X. Berikut merupakan salah satu kerugian yang diakibatkan oleh kerjasama dengan supplier A.
Tabel I.2 Biaya Rework Produk PT.X Pada Bulan Januari 2021 – Agustus 2021 N
o. Bulan
Biaya Bahan Baku
Biaya Kemasan
Biaya Overhead
Total Biaya
Jumlah Barang
Total Biaya Rework 1 Januari
2021 $71.30 $0.230 $3.640 $75.17 18 $1,353.06 2 Februari
2021 $69.50 $0.222 $3.640 $73.36 8 $586.90 3 Maret
2021 $69.50 $0.216 $3.640 $73.36 14 $1,026.98 4 April
2021 $67.00 $0.216 $3.640 $70.86 5 $354.28 5 Mei
2021 $66.40 $0.222 $3.640 $70.26 9 $632.36 6 Juni
2021 $68.20 $0.218 $3.640 $72.06 7 $504.41 7 Juli
2021 $70.40 $0.218 $3.640 $74.26 7 $519.81 8 Agustus
2021 $70.40 $0.233 $3.640 $74.27 8 $594.18
Dapat dilihat dari tabel di atas, kerugian per bulan yang dialami oleh PT.X karena bahan baku supplier A yang diterima terdapat kualitas yang kurang baik sehingga menyebabkan produk yang dihasilkan PT.X terdapat yang tidak sesuai dengan pesanan konsumen dan menghasilkan permintaan retur dari konsumen.
Proses retur ini kemudian harus diterima oleh perusahaan dan perusahaan harus melakukan rework terhadap produk yang diminta konsumen agar sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Dengan dilakukannya rework maka tentu biaya yang dikeluarkan oleh PT.X akan lebih dan mengakibatkan kerugian.
BAB I PENDAHULUAN
I-7
Untuk mengatasi masalah tersebut, PT.X telah berulang kali mencoba untuk menegur supplier A dalam mengatasi keterlambatan pengiriman bahan baku yang dipesan. Namun hal tersebut ternyata tidak dapat menyelesaikan masalah, bahan baku yang dipesan nyatanya masih terlambat datang ke PT.X dan kualitas alkyd yang kurang baik juga masih sering ditemukan. Permasalahan yang terjadi pada supplier A ini membuat PT.X mencari alternatif supplier utama resin alkyd yaitu supplier B, C, dan D untuk menggantikan supplier A di PT.X.
I.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Untuk mengidentifikasi masalah yang sedang dialami PT.X maka perlu dilakukan wawancara terhadap pemilik PT.X untuk mengetahui urgensi masalah yang sedang dihadapi saat ini. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap pemilik PT.X, didapatkan bahwa masalah yang saat ini terjadi adalah terdapatnya permasalahan pada supplier A sebagai supplier utama PT.X selama 6 bulan terakhir ini. Permasalahan yang diakibatkan oleh supplier A adalah ketidaktepatan pengiriman jumlah pesanan dan keterlambatan pengiriman bahan baku yang menyebabkan bahan baku kurang untuk dapat dilakukannya proses produksi terhadap pesanan dari customer. Berikut merupakan data keterlambatan pesanan yang dipesan oleh PT.X terhadap supplier A.
Tabel I.3 Data Keterlambatan dan Produk Defect oleh Supplier A
Bulan No.
Pemesanan
Jumlah Pemesanan
(pail)
Jumlah Dikirim (pail)
Jumlah yang Dikirim
bulan selanjut
nya (pail)
Produk defect
Frekuensi Keterlambatan
Juli 2021 1 40 40 0 3 -
Juni 2021
2 50 20 30
6 1x
1 40 40 0
Mei 2021 1 30 0 30 5 1x
April 2021
3 30 10 20
7 3x
2 50 0 50
1 40 0 40
Maret
2021 1 80 80 0 5 -
3 50 0 50 10 1x
Bulan No.
Pemesanan
Jumlah Pemesanan
(pail)
Jumlah Dikirim (pail)
Jumlah yang Dikirim
bulan selanjut
nya (pail)
Produk defect
Frekuensi Keterlambatan
(lanjut)
BAB I PENDAHULUAN
I-8 Februari
2021
2 40 40 0
1 60 60 0
Januari 2021
4 30 0 30
8 3x
3 30 0 30
2 30 0 30
1 40 40 0
Desember 2020
5 20 0 20
9 2x
4 30 0 30
3 100 100 0
2 40 40 0
1 60 60 0
November 2020
7 80 60 20
11 1x
6 30 30 0
5 40 40 0
4 20 20 0
3 40 40 0
2 100 100 0
1 30 30 0
Oktober 2020
5 20 0 20
10 3x
4 30 0 30
3 40 20 20
2 40 40 0
1 20 20 0
September 2020
9 60 20 40
14 4x
8 60 40 20
7 20 10 10
6 40 30 10
5 60 60 0
4 30 30 0
3 30 30 0
2 40 40 0
1 30 30 0
Agustus 2020
5 100 0 100
8 2x
4 20 0 20
3 50 50 0
2 60 60 0
1 20 20 0
Tabel I.3 Data Keterlambatan dan Produk Defect oleh Supplier A (lanjutan)
Bulan No.
Pemesanan
Jumlah Pemesanan
(pail)
Jumlah Dikirim (pail)
Jumlah yang Dikirim
bulan selanjut
nya (pail)
Produk defect
Frekuensi Keterlambatan
Bulan No.
Pemesanan
Jumlah Dikirim (pail)
Jumlah yang Dikirim
bulan selanjut
nya (pail)
Produk defect
Frekuensi Keterlambatan
BAB I PENDAHULUAN
I-9
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat data keterlambatan pengiriman pesanan yang dilakukan oleh supplier A terhadap PT.X mulai dari Agustus 2020 – Juli 2021. Pada tabel terdapat kolom jumlah yang dikirim diberi warna merah dan kuning. Warna merah menunjukkan bahwa pada periode pemesanan tersebut barang yang dipesan sama sekali tidak dikirimkan oleh supplier A. Warna kuning menunjukkan bahwa pada periode pemesanan tersebut barang yang dipesan dikirim hanya sebagian atau tidak sesuai dengan jumlah yang dipesan. Dalam kurun periode tersebut, supplier A telah melakukan keterlambatan pengiriman sebanyak 21 kali. Keterlambatan pesanan yang terjadi dikarenakan pesanan yang diminta oleh PT.X tidak dikirimkan sesuai dengan jumlah yang dipesan bahkan ada juga yang sama sekali tidak dikirim. Seperti pada periode April 2021 contohnya, pada pemesanan 1 dan 2 PT.X melakukan pemesanan 40 dan 50 pail sedangkan supplier A sama sekali tidak mengirimkan pesanannya. Namun pada pemesanan 3 PT.X memesan 30 pail dan supplier A hanya mengirimkan 10 pail.
Oleh karena keterlambatan yang dilakukan oleh supplier A inilah, perusahaan ingin mencari alternatif supplier yang dapat menggantikan supplier A sebagai supplier utama di PT.X.
Selain keterlambatan dan ketidaktepatan jumlah pesanan yang dikirim ke PT.X, supplier A juga seringkali mengalami kendala yaitu mengalami penurunan kualitas pada produknya. Penurunan kualitas yang dimaksud yaitu alkyd yang dikirim oleh supplier A seringkali tidak memenuhi spesifikasi yang diminta oleh PT.X. Dalam mengukur kualitas alkyd terdapat empat kriteria yaitu warna, kerjernihan, viskositas, dan kecepatan kering.
BAB I PENDAHULUAN
I-10
Gambar I.3 Alkyd Berwarna Kekuningan
Penurunan kualitas yang seringkali dilakukan oleh supplier A seperti warna yang seharusnya berwarna seperti air putih namun yang dikirimkan berwarna kekuningan bahkan sempat ada yang sangat kuning. Warna kekuningan pada alkyd ini akan menyebabkan sulitnya alkyd tersebut untuk dapat diolah dan mempengaruhi pewarnaan dari wood coating yang dihasilkan tidak timbul secara maksimal. Selain itu alkyd yang berwarna kekuningan juga dapat menyebabkan warna yang dihasilkan dapat menyimpang dari permintaan konsumen. Seperti misalnya, konsumen memesan wood coating dengan warna putih kebiruan namun oleh karena alkyd yang kekuningan produk yang dihasilkan dapat menjadi berwarna putih gading.
Gambar I.4 Alkyd Keruh
BAB I PENDAHULUAN
I-11
Pada kejernihan, seringkali alkyd yang dikirimkan keruh dimana terdapat kontaminasi dari zat lain sehingga akan mempersulit alkyd tersebut untuk diolah pada proses produksi dan mempengaruhi kualitas cat yang dihasilkan. Dengan adanya spesifikasi yang tidak sesuai oleh supplier A, maka PT.X beberapa kali harus melakukan retur dan menunggu pesanan bahan baku yang sesuai spesifikasi dikirimkan kembali. Hal ini menyebabkan terhambatnya proses produksi perusahaan dan mengakibatkan pesanan dari customer juga terhambat.
Pada beberapa barang yang tidak sesuai spesifikasi tidak semuanya harus dilakukan retur namun nantinya produk yang dihasilkan mengalami penurunan kualitas.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap pemilik PT.X, terdapat tiga supplier yang pernah digunakan di luar dari supplier A sebagai supplier utama saat ini. Ketiga supplier tersebut yaitu supplier B, supplier C, dan supplier D. Dari ketiga supplier ini terdapat kelebihan dan kekurangan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menggantikan supplier utama.
Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing supplier B, C, dan D.
Tabel I.4 Kelebihan dan Kekurangan Supplier B,C, dan D
Supplier B Supplier C Supplier D
Kualitas Alkyd : - Warna
- Viskositas
- Clarity/kejernihan
- Kecepatan kering
Sangat Baik (Putih Bening)
Sangat Baik (120 sec ± 10)
Sangat Baik (Sangat Jernih, tembus pandang) Cukup Cepat (25-30 menit)
Sangat Baik (Putih Bening)
Baik
(100 sec ± 10)
Baik
(Jernih tapi tidak terlalu tembus pandang)
Sangat Cepat (<20 menit)
Cukup Baik (Putih, sedikit sekali
kekuningan) Cukup Baik (90 sec ± 10)
Cukup Baik (Jernih tapi tidak terlalu tembus pandang)
Cukup Cepat (25-30menit)
(lanjut)
BAB I PENDAHULUAN
I-12
Tabel I.4 Kelebihan dan Kekurangan Supplier B,C, dan D (lanjutan)
Supplier B Supplier C Supplier D
Konsistensi Kualitas Sangat Baik (Kualitas alkyd yang dikirimkan selalu konsisten dalam setiap periode pengiriman)
Baik
(Kualitas alkyd yang dikirimkan cukup konsisten dalam setiap periode
pengiriman)
Cukup Baik (Kualitas alkyd yang dikirimkan kurang
konsisten dalam setiap periode pengiriman)
Minimum Order 50 pail 100 pail 30 pail
Kesesuaian Jumlah Pesanan Sesuai Sesuai Kadang Tidak Sesuai
Ketepatan Waktu Jarang
Terlambat
Jarang Terlambat
Cukup Sering Terlambat
Responsiveness Agak sedikit
lambat
Cepat Lambat
Proses Retur Cukup Sulit
Mudah Cukup Sulit
Fleksibilitas Volume Kurang Fleksibel
Fleksibel Kurang Fleksibel
Harga Alkyd ($/kg) 1,75 1,6 1,4
Sistem Pembayaran 30 hari 30 hari 60 hari
Pada kriteria kualitas, masing-masing faktor memiliki tolak ukur sendiri- sendiri hingga bisa dikatakan kurang baik, cukup baik, baik dan sangat baik. Untuk warna, dinilai sangat baik apabila warna alkyd putih bening seperti air putih, baik apabila putih namun terdapat sedikit sekali kekuningan, kurang baik apabila warna alkyd kekuningan dan kurang baik apabila warna alkyd sangat kuning.
Untuk faktor viskositas, digolongkan sangat baik apabila viskositas bernilai mulai dari 110 sec ± 10 hingga 130 sec ± 10, digolongkan baik mulai dari 80 sec ± 10 hingga 100 sec ± 10, digolongkan cukup baik apabila bernilai mulai dari 50 sec ± 10 hingga 70 sec ± 10 dan kurang baik apabila kurang dari 50 sec
± 10.
Untuk faktor kejernihan, digolongkan sangat baik apabila alkyd sangat jernih terlihat jelas dan tembus pandang, digolongkan baik apabila alkyd cukup
BAB I PENDAHULUAN
I-13
jernih namun agak tidak tembus pandang, digolongkan cukup baik apabila alkyd sedikit keruh dan tidak tembus pandang, dan digolongkan kurang baik apabila alkyd sangat keruh dan tidak tembus pandang.
Untuk faktor kecepatan kering, digolongkan sangat cepat apabila debu tidak menempel pada pengecatan kurang dari 20 menit, digolongkan cepat apabila debu tidak menempel pada pengecatan mulai dari 20 hingga 25 menit, digolongkan cukup cepat apabila debu tidak menempel pada pengecatan mulai dari 25 hingga 30 menit, dan digolongkan lambat apabila debu tidak menempel pada pengecatan lebih dari 30 menit.
Supplier B memiliki beberapa kelebihan yaitu dari segi kualitas memiliki warna yang sangat baik, kejernihan yang sangat baik, dan viskositas yang sangat baik. Selain itu, supplier B juga memiliki konsistensi kualitas yang sangat baik, keterlambatan pengiriman jarang, minimum pemesanan sejumlah 50 pail, dan ketepatan jumlah pesanan yang dikirim sesuai. Kekurangan yang dimiliki yaitu memiliki periode pelunasan pembayaran dengan batas waktu 30 hari, respon yang agak sedikit lambat, cukup sulit dalam melakukan retur apabila terdapat ketidaksesuaian pesanan bahan baku yang dipesan, kurang fleksibel dalam melakukan perubahan volume pesanan, kecepatan kering yang cukup cepat (tidak secepat supplier C), harga yang paling mahal dibandingkan supplier lainnya dengan harga 1,75 $/kg.
Supplier C memiliki beberapa kelebihan yaitu dari segi kualitas memiliki warna yang sangat baik dan kecepatan kering yang sangat cepat. Selain itu, supplier C juga memiliki keterlambatan pengiriman jarang, respon yang cepat, mudah dalam melakukan retur apabila terdapat ketidaksesuaian pesanan bahan baku yang dipesan, fleksibel dalam melakukan perubahan volume pesanan, dan ketepatan jumlah pesanan yang dikirim sesuai. Kekurangan yang dimiliki yaitu minimum pemesanan sejumlah 100 pail, memiliki periode pelunasan pembayaran dengan batas waktu 30 hari, kejernihan yang baik (tidak sebaik supplier B), viskositas yang baik (tidak sebaik supplier B), konsistensi kualitas yang baik (tidak sekonsisten supplier B), harga yang lebih mahal dibandingkan supplier D dengan harga 1,6 $/kg.
Supplier D memiliki beberapa kelebihan yaitu memiliki harga yang paling murah dibandingkan supplier lainnya yaitu 1.4 $/kg, memiliki minimum order 30 pail, memiliki periode pelunasan pembayaran sampai dengan batas waktu 60 hari.
BAB I PENDAHULUAN
I-14
Namun terdapat kekurangan yang dimiliki yaitu dari segi kualitas memiliki warna yang cukup baik (tidak sebaik supplier B dan C), memiliki kecepatan kering yang cukup cepat (tidak secepat supplier C), viskositas yang cukup baik (tidak sebaik supplier B dan C), kejernihan yang cukup baik (tidak sebaik supplier B dan C), respon yang lambat, cukup sulit dalam melakukan retur apabila terdapat ketidaksesuaian pesanan bahan baku yang dipesan, kadang terdapat ketidaksesuaian jumlah pesanan yang dikirim, cukup sering terjadi keterlambatan, fleksibilitas volume yang kurang baik, dan konsistensi kualitas yang cukup baik (tidak sekonsisten supplier B dan C).
Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dari masing-masing supplier B, C, dan D dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh PT.X dalam menentukan pengganti supplier A yang merupakan supplier utama saat ini.
Supplier A tidak lagi dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan supplier utama dikarenakan PT.X merasa sudah cukup memberi kesempatan dan kepercayaan kepada supplier A untuk mengatasi masalah keterlambatan yang terus-menerus terjadi, ketidaktepatan jumlah pesanan yang dikirim, dan penurunan kualitas yang signifikan yang menyebabkan penurunan omset pada perusahaan. PT.X saat ini menginginkan supplier yang dapat mengirimkan pesanannya tepat waktu, pengiriman sesuai dengan jumlah yang dipesan, dan kualitas yang baik sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar serta produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik pula.
Dalam menentukan supplier, perusahaan mempertimbangkan beberapa kriteria. Oleh karena perusahaan mempertimbangkan beberapa kriteria dalam melakukan pemilihan supplier, maka pada penelitian ini metode pemilihan supplier menggunakan metode yang terkait dengan Multi-Criteria Decision Making (MCDM). Permasalahan MCDM dapat diselesaikan dengan banyak metode yang dapat digunakan seperti Multi-Attribute Utility Theory (MAUT), Analytical Hierarchy Process (AHP), Analytic Network Process (ANP), Fuzzy Set Theory, Case-based Reasoning, Data Envelopment Analysis (DEA), Simple Multi-Attribute Rating Technique (SMART), Goal Programming (GP), ELECTRE, PROMETHEE, Simple Additive Weighting (SAW), dan Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solutions (Velasquez & Hester, 2013).
Berdasarkan wawancara dengan pemilik PT.X, didapatkan bahwa terdapat adanya hubungan keterkaitan pada kriteria-kriteria yang menjadi bahan
BAB I PENDAHULUAN
I-15
pertimbangan dalam melakukan pemilihan supplier. Hubungan keterkaitan terdapat pada harga alkyd dengan kualitas warna, viskositas, kejernihan, dan kecepatan kering yang dihasilkan, dimana semakin tinggi harga alkyd yang diberikan maka akan semakin baik kualitas warna, viskositas, kejernihan, dan kecepatan kering alkyd yang dihasilkan namun sebaliknya apabila harga semakin rendah maka kualitas warna, viskositas, kejernihan, dan kecepatan kering alkyd yang dihasilkan kurang baik. Hal ini ditunjukkan pada supplier B yang memiliki kualitas warna, viskositas, dan kejernihan alkyd yang sangat baik namun memiliki harga alkyd/kg yang paling tinggi dibandingkan supplier lainnya yaitu sebesar 1.75$/kg. Sedangkan supplier C yang memiliki kualitas warna, viskositas, dan kejernihan alkyd yang kurang baik, memiliki harga alkyd/kg yang paling rendah yaitu sebsar 1,4$/kg. Selain itu hubungan keterkaitan juga terdapat pada ketepatan jumlah pesanan yang dikirim dengan ketepatan waktu, dimana apabila jumlah pesanan yang dikirim oleh supplier terhadap perusahaan tepat maka pengiriman juga akan sesuai dan tidak terlambat, sebaliknya apabila jumlah pesanan yang dikirim tidak sesuai dengan yang dipesan maka pengiriman akan terlambat karena sisa pesanan yang belum dikirim akan dikirim pada periode yang tidak sesuai dengan yang ditentukan. Hal ini ditunjukkan pada supplier B dan C yang memiliki kesesuaian dalam mengirimkan jumlah pesanan maka pengiriman yang dilakukan juga menjadi tepat waktu dan jarang terlambat. Sedangkan pada supplier D yang kadang tidak sesuai dalam mengirimkan jumlah pesanan maka pengiriman yang dilakukan juga cukup sering terlambat. Hubungan keterkaitan juga terdapat pada responsiveness dengan proses retur, dimana apabila respon pelayanan yang diberikan oleh supplier cepat maka proses retur juga akan semakin mudah, namun sebaliknya apabila respon pelayanan yang diberikan oleh supplier cenderung lambat maka proses retur menjadi cukup sulit untuk dilakukan.
Hal ini dibuktikan pada supplier C yang memiliki responsiveness cepat maka proses retur juga mudah untuk dilakukan. Sedangkan pada supplier D yang memiliki responsivess lambat maka proses retur akan cukup sulit untuk dilakukan.
Dikarenakan terdapatnya hubungan keterkaitan pada kriteria pemilihan supplier alkyd, maka metode yang paling tepat untuk digunakan yaitu Analytic Network Process (ANP) dalam mengambil keputusan pemilihan supplier alkyd pada PT.X.
Penggunaan metode ANP cocok digunakan untuk melakukan pemilihan supplier alkyd pada PT.X dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki
BAB I PENDAHULUAN
I-16
oleh metode ANP. Dengan metode ANP, hasil pemilihan prioritas supplier mempertimbangkan penilaian tingkat kepentingan kriteria dan subkriteria sehingga cocok dengan PT.X saat ini yang sulit dalam menentukan supplier yang akan dipilih dikarenakan terdapat kelebihan dan kekurang dari masing-masing alternatif supplier. Penentuan kriteria dan subkriteria juga dilakukan oleh pengambil keputusan yang benar-benar memahami mengenai kondisi dan apa yang diperlukan oleh perusahaan sehingga keputusan yang diambil juga valid. Dengan mempertimbangkan penilaian tingkat kepentingan kriteria dan subkriteria yang ada maka pengambilan keputusan akan lebih bersifat objektif daripada pengambilan keputusan yang saat ini dilakukan oleh PT.X yang hanya mengukur peformansi supplier secara subjektif. Selain itu metode ANP juga dapat mendukung pengambilan keputusan yang tidak terlalu rumit hingga permasalahan yang kompleks sekalipun dengan mempertimbangkan kriteria. Hal ini cocok untuk mendukung pengambilan keputusan dalam mengatasi permasalahan pemilihan supplier pada PT.X yang tidak terlalu kompleks dengan mempertimbangkan
berbagai kriteria yang ditentukan. Keunggulan metode ANP yang lain yaitu mudah untuk digunakan. Hal ini tentu cocok dalam mengatasi permasalahan yang mendesak pada PT.X dalam mengganti supplier utama, sehingga dengan metode ANP yang mudah digunakan maka akan semakin cepat pula dalam membantu PT.X dalam pengambilan keputusan pemilihan supplier alkyd tanpa mengurangi efektivitas dari penggunaan metode ANP sendiri.
Dari hasil identifikasi masalah yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini. Rumusan masalah ini dibuat dengan tujuan agar penelitian ini dapat lebih terfokus dalam menyelesaikan masalah pemilihan supplier alkyd pada PT.X saat ini. Berikut ini merupakan rumusan masalah pada penelitian.
1. Apa saja kriteria dan subkriteria yang terdapat dalam pemilihan supplier alkyd di PT.X?
2. Bagaimana model pengambilan keputusan yang akan digunakan dalam mengambil keputusan pemilihan supplier alkyd di PT.X?
3. Bagaimana usulan supplier alkyd di PT.X?
BAB I PENDAHULUAN
I-17 I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi
Pada penelitian ini perlu dilakukan pembatasan masalah dan asumsi yang bertujuan agar permasalahan yang akan dibahas lebih terfokus dan sejalan terhadap tujuan penelitian yang ingin dicapai. Berikut ini merupakan pembatasan masalah yang telah ditentukan pada penelitian ini.
1. Penelitian kali ini hanya dilakukan pada supplier alkyd yang pernah digunakan oleh PT.X, yaitu supplier B, C, dan D.
2. Pemilik PT.X hanya menginginkan satu supplier yang terpilih sebagai supplier utama alkyd.
Selain batasan masalah, dibuat juga asumsi yang akan digunakan pada penelitian kali ini. Asumsi ini dibuat dengan tujuan untuk menghilangkan beberapa faktor yang dapat timbul akibat suatu keterbatasan tertentu dan sukar untuk dihilangkan. Asumsi yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu tidak adanya perubahan yang signifikan pada performansi dari setiap supplier alkyd di PT.X selama penelitian ini dilakukan.
I.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, dapat dibuat beberapa tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini. Berikut merupakan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian.
1. Mengetahui kriteria dan subkriteria yang akan digunakan dalam pemilihan supplier alkyd di PT.X.
2. Merancang model pengambilan keputusan yang digunakan dalam pengambilan keputusan pemilihan supplier alkyd di PT.X.
3. Mengetahui usulan supplier alkyd di PT.X.
I.5 Manfaat Penelitian
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diberikan dari pemilihan supplier alkyd pada PT.X di dalam penelitian ini. Berikut merupakan beberapa manfaat yang dapat diberikan.
1. Bagi PT.X, diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini dapat membantu dalam melakukan pengambilan keputusan pemilihan supplier alkyd.
BAB I PENDAHULUAN
I-18
2. Bagi pembaca, diharapkan melalui penelitian ini dapat menambah pengetahuan terkait pengambilan keputusan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP).
I.6 Metodologi Penelitian
Gambar I.5 Metodologi Penelitian
1. Studi Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
I-19
Sebelum dapat melakukan penelitian, tahap pertama ini harus dilakukan dengan melakukan wawancara kepada pemilik PT.X untuk mengumpulkan informasi sekaligus mengetahui permasalahan yang sedang dialami oleh PT.X saat ini yang harus segera diselesaikan.
2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Untuk mengidentifikasi permasalahan yang sedang dialami oleh PT.X, maka perlu dilakukan wawancara kepada pemilik PT.X. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa PT.X sedang mengalami permasalahan dengan supplier utama bahan baku alkyd yang saat ini sedang digunakan dan ingin menggantinya dengan supplier lain yang sebelumnya sudah pernah menjalin kerjasama. Setelah identifikasi masalah didapatkan, maka akan dilakukan perumusan masalah yang disajikan dalam bentuk pertanyaan yang dapat merangkum permasalahan pemilihan supplier alkyd sebagai pengganti supplier utama saat ini pada PT.X.
3. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pencarian dasar-dasar teori yang relevan dengan permasalahan pemilihan supplier alkyd yang sedang dialami oleh PT.X untuk digunakan selama penelitian kali ini. Pencarian dapat dilakukan dengan mengakses berbagai sumber antara lain seperti buku, jurnal, artikel, dan internet yang terkait dengan penelitian.
4. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Pada tahap ini akan dilakukan pembatasan masalah yang bertujuan untuk memberi batasan terhadap masalah yang akan dibahas pada penelitian ini agar lebih terfo kus dan sejalan terhadap tujuan penelitian yang ingin dicapai. Setelah dilakukan pembatasan masalah, selanjutnya akan dibuat juga asumsi yang bertujuan untuk menghilangkan beberapa faktor tidak terduga yang dapat timbul akibat suatu keterbatasan tertentu dan sukar untuk dihilangkan selama penelitian dilakukan.
5. Penentuan Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penentuan tujuan dibuat agar dalam penelitian ini memiliki arah dan tujuan jelas yang ingin dicapai. Tujuan penelitian yang dibuat mengacu pada rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya sekaligus juga tujuan yang ditentukan harus dapat menjawab rumusan masalah. Selain itu terdapat manfaat penelitian yang berisikan mengenai manfaat ataupun keuntungan apa saja yang
BAB I PENDAHULUAN
I-20
didapatkan oleh pembaca maupun pihak perusahaan melalui penelitian yang dilakukan ini.
6. Identifikasi Pengambil Keputusan
Pada tahap ini dilakukan wawancara untuk mengidentifikasi orang yang berwenang dalam melakukan pengambilan keputusan pemilihan supplier alkyd di PT.X. Orang yang diidentifikasi sebagai pengambil keputusan merupakan orang yang betul-betul memahami permasalahan dalam pemilihan supplier alkyd di PT.X.
7. Identifikasi Kriteria dan Subkriteria
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kriteria dan subkriteria yang digunakan sebagai bahan pertimbangan PT.X dalam melakukan pemilihan supplier alkyd. Identifikasi dilakukan melalui wawancara dengan orang yang berwenang sebagai pengambil keputusan.
8. Identifikasi Hubungan Keterkaitan Antar Kriteria dan Subkriteria
Pada tahap ini dilakukan identifikasi hubungan keterkaitan antar kriteria dan subkriteria melalui wawancara dengan orang yang berwenang sebagai pengambil keputusan. Terdapat dua jenis hubungan keterkaitan pada metode Analytic Network Process yaitu inner dependence dan outer dependence.
Hubungan keterkaitan yang telah diidentifikasi ini kemudian akan dimasukkan dalam pembuatan model keputusan dalam pemilihan supplier alkyd pada PT.X.
9. Pembuatan Model Pengambilan Keputusan dengan Menggunakan Metode ANP
Pada tahap ini dilakukan pembuatan model pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP). Model keputusan yang dibuat akan mewakili seluruh hubungan keterkaitan yang meliputi dua jenis hubungan keterkaitan yaitu inner dependence dan outer dependence.
10. Validasi Model
Pada tahap ini dilakukan validasi model pengambilan keputusan yang dilakukan dengan melakukan wawancara kepada pengambil keputusan. Bila model pengambilan keputusan tidak dapat dinyatakan valid, maka harus dilakukan perbaikan pada model pengambilan keputusan kemudian dilakukan validasi hingga model tersebut dapat dinyatakan valid. Namun apabila model telah dinyatakan valid, maka penelitian dapat dilanjutkan menuju tahap berikutnya yaitu pembuatan kuesioner penelitian.