• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINAT BELAJAR SISWA DITINJAU DARI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MINAT BELAJAR SISWA DITINJAU DARI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT BELAJAR SISWA DITINJAU DARI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING STUDENTS' LEARNING INTEREST FROM ONLINE LEARNING IMPLEMENTATION

Oleh:

Intan Villanica Cendikia1), Minarti Usman2)

1)2)Universitas Halu Oleo Email:intanvillanica@gmail.com Kata Kunci:

Pembelajaran Daring, Minat Belajar

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pelaksanaan pembelajaran daring terhadap minat belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif regresional. Populasi dalam penelitian berjumlah 90 siswa. Sampel dalam penelitian berjumlah 74 siswa yang diambil menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner pembelajaran daring dan kuesioner minat belajar. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif persentase dan analisis statistik inferensial menggunakan uji analisis regresi linear sederhana. Hasil analisis data secara deskriptif menunjukkan skor pembelajaran daring berada pada kategori rendah dan skor minat belajar siswa berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil uji analisis regresi linear sederhana pada taraf signifikasi α = 0,05 diperoleh P-Value = 0,000. Karena P-Value < α (0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan pelaksanaan pembelajaran daring terhadap minat belajar siswa..

Keywords:

Online Learning, Interest in Learning

ABSTRACT

This research aims to determine the effect of the implementation of online learning on students' learning interests. It is quantitative regression research.

The population in this research amounted to 90 students. The research sample amounted to 74 taken using the Proportional Stratified Random Sampling technique. The data collection method used an online learning questionnaire and a learning interest questionnaire. The data analysis technique used is the descriptive percentage and inferential statistical analysis by simple linear regression analysis. The results of descriptive data analysis showed that online learning scores were in a low category and students' interest in learning scores were in the high level. The results of the inferential statistical analysis with simple linear regression analysis at the significance level of α = 0.05 P-Value = 0.000 were obtained. Because P-Value < α (0.000 < 0.05), it means that there is a significant influence on the implementation of online learning on students' learning interests.

(2)

Pendahuluan

Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) telah memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mencegah penularan virus tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap berada di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah. Akibat dari kebijakan tersebut, sektor pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi menghentikan proses belajar mengajar secara tatap muka. Proses pembelajaran yang dilewati dengan banyak hambatan dan rintangan sedang dirasakan oleh banyak pihak. Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan secara daring di rumah masing-masing siswa.

Isman (Dewi, 2020) mengatakan bahwa pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran daring siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar kapanpun dan di manapun. Siswa dapat berinteraksi dengan guru menggunakan beberapa aplikasi seperti Classroom, Video Converence, Telepon atau Live Chat, Zoom maupun melalui WhatsApp Group. Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif. Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya.

Dalam proses pembelajaran daring, guru perlu memerhatikan minat siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Ricardo & Meilani (Astuti, 2022) mengemukakan bahwa minat belajar menjadi faktor pendorong siswa dalam belajar dengan didasari atas rasa ketertarikan, rasa senang, perhatian dan keinginan siswa untuk belajar tanpa ada yang menyuruh. Faktor dari luar minat belajar yaitu bagaimana cara guru tersebut mengajar. Peran guru sangat penting untuk menumbuhkan minat belajar siswa salah satunya dengan cara mengajar yang menyenangkan, memberikan motivasi yang membangun. Ricardo & Meilani (Yolandatasari, 2020) mendeskripsikan minat belajar adalah suatu rasa untuk menyukai atau juga tertarik pada suatu hal dan aktivitas belajar tanpa ada yang menyuruh untuk belajar, hal ini sejalan dengan pendapat Friantini & Winata (Astuti, 2022) yang mengatakan bahwa minat belajar siswa dapat dilihat dari perasaan senang terhadap suatu pembelajaran, pemusatan perhatian dan pikiran terhadap pembelajaran, kemauan untuk belajar dan aktif dalam pembelajaran dengan tujuan mendapatkan hasil belajar. Minat belajar dapat diukur melalui 4 indikator sebagaimana yang disebutkan oleh Slameto (Nurhasanah, 2016) yaitu ketertarikan untuk belajar, perhatian dalam belajar, motivasi belajar dan pengetahuan. Berdasarkan indikator tersebut siswa yang tidak memiliki ciri-ciri yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa siswa tersebut memiliki minat belajar yang rendah.

Berdasarkan hasil wawancara pra-penelitian dengan dua orang guru mata pelajaran di MAS Nurul Yaqin Dawi-dawi, peneliti mendapat informasi bahwa selama diterapkannya pembelajaran daring pada bulan Maret 2020 di sekolah tersebut, awalnya para siswa merasa antusias karena bisa belajar dari rumah tanpa harus ke sekolah. Namun seiring berjalannya waktu pembelajaran daring tampaknya mulai membuat minat belajar siswa menurun. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran mengatakan para siswa awalnya antusias mengikuti pembelajaran daring karena metode belajar secara online ini adalah sesuatu yang baru dan pertama kali dilakukan oleh siswa dan juga para guru. Namun lama kelamaan antusias siswa mengikuti pembelajaran daring mulai berkurang.

Berdasarkan keterangan guru mata pelajaran tersebut, para siswa sudah mulai tidak tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan secara daring, ketidaktertarikan itu ditujukan seperti mereka sering mematikan kamera saat pembelajaran berlangsung, tidak menjawab pertanyaan saat ditanya oleh guru, terkadang tidak ikut dalam proses belajar, tidak mengerjakan tugas dan sulit memahami materi yang disampaikan. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara siswa yang mengatakan mereka lebih menyukai pembelajaran tatap muka daripada pembelajaran daring, sebab pembelajaran daring membuat mereka merasa bosan, kurang bersemangat karena tidak bisa berinteraksi secara langsung dengan guru dan teman-teman seperti saat pembelajaran tatap muka. Mereka juga merasa lelah karena

(3)

tangkap yang kurang dan lambat dalam belajar. Keadaan ini cukup berpengaruh terhadap minat belajar siswa, sebab tidak ada timbal balik yang menyenangkan dari pembelajaran yang dilakukan secara daring.

Media pembelajaran yang digunakan di MAS Nurul Yaqin Dawi-Dawi untuk membantu melancarkan proses belajar mengajar secara daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting, Google Meet, Google Classroom, WhatsApp Group, Telegram dan beberapa guru membuat bahan ajar dalam bentuk video yang nantinya bisa diakses oleh para siswa melalui Youtube. Pembelajaran daring juga tidak terlepas dari berbagai kendala, seperti masalah jaringan yang kadang tidak stabil, siswa yang tidak memiliki kuota dan tidak mendapat bantuan kuota dari pemerintah. Hal ini tentunya dapat menghambat proses pembelajaran.

Dari fenomena tersebut dapat dilihat bahwa pembelajaran daring tidak begitu efektif karena siswa tidak memiliki minat yang tinggi dalam proses pembelajaran daring padahal pembelajaran daring memiliki banyak manfaat. Meidawati (Yolandasari, 2020) mengemukakan bahwa pembelajaran daring memunyai banyak manfaat, yang pertama dapat membangun komunikasi dan diskusi yang sangat efisien antara guru dengan murid, kedua siswa saling berinteraksi dan berdiskusi antara siswa yang satu dengan yang lainnya tanpa melalui guru, ketiga dapat memudahkan interaksi antara siswa guru, dengan orang tua, keempat sarana yang tepat untuk ujian maupun kuis, kelima guru dapat dengan mudah memberikan materi kepada siswa berupa gambar dan video selain itu murid juga dapat mengunduh bahan ajar tersebut, keenam dapat memudahkan guru membuat soal di mana saja dan kapan saja. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring terhadap minat belajar siswa di MAS Nurul Yaqin Dawi-Dawi.

Pengertian Minat Belajar

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.

Hilgard dan Bower (Sirait, 2016) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya). Ricardo & Meilani (Yolandasari, 2020) menambahkan bahwa minat belajar adalah suatu rasa untuk menyukai atau juga tertarik pada suatu hal dan aktivitas belajar tanpa ada yang menyuruh untuk belajar. Minat belajar juga merupakan faktor pendorong untuk siswa dalam belajar yang didasari atas ketertarikan atau juga rasa senang keinginan siswa itu untuk belajar. Minat belajar merupakan ketertarikan atau kesenangan pada suatu pelajaran sehingga dapat menimbulkan perubahan perilaku pada diri siswa yang relatif tetap untuk lebih memerhatikan dan mengingat secara terus menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapa pun untuk meningkatkan kualitasnya dalam hal pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, logika berpikir, komunikasi, dan kreativitas.

Aspek-aspek Minat Belajar

Minat adalah sebuah aspek psikologis yang dipengaruhi oleh pengalaman afektif yang berasal dari minat itu sendiri. Aspek-aspek minat dijelaskan oleh Pintrich dan Schunk (Sanjani, 2018) sebagai berikut:

1. Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity), yaitu perasaan suka tidak suka, setuju tidak setuju dengan aktivitas, umumnya terhadap sikap positif atau menyukai aktivitas.

(4)

2. Kesadaran spesifik untuk menyukai aktivitas (specivic conciused for or living the activity), yaitu memutuskan untuk menyukai suatu aktivitas atau objek.

3. Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the activity), yaitu individu merasa senang dengan segala hal yang berhubungan dengan aktivitas yang diminatinya.

4. Aktivitas tersebut memunyai arti atau penting bagi individu (personal importence or significance of the activity to the individual).

5. Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or participant in the activity) yaitu individu memilih atau berpartisipasi dalam aktivitas.

Faktor-faktor yang Minat Belajar

Purwanton (Alfurqon, 2017) mengemukakan seseorang akan berminat dalam belajar manakala ia dapat merasakan manfaat terhadap apa yang dipelajari, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang dan dirasakan ada kesesuaian dengan kebutuhan yang sedang dihadapi, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh berkembangnya minat maupun sebaliknya mematikan minat belajar adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal

a. Kematangan, kematangan dalam diri siswa dipengaruhi oleh pertumbuhan mentalnya.

Mengajarkan sesuatu pada siswa dapat dikatakan berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan dan potensi-potensi jasmani serta rohaninya telah matang untuk menerima hal yang baru.

b. Latihan dan Ulangan, oleh karena telah terlatih dan sering mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki siswa dapat menjadi semakin dikuasai. Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki dapat hilang atau berkurang. Oleh karena latihan dan sering kali mengalami sesuatu, maka seseorang dapat timbul minatnya pada sesuatu.

c. Motivasi, motivasi merupakan pendorong bagi siswa untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat mendorong seseorang, sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tidak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil yang akan dicapai dari belajarnya bagi dirinya.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor Guru, seorang guru mestinya mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat diri siswa. Segala penampilan seseorang guru yang tersurat dalam kompetensi guru sangat memengaruhi sikap guru sendiri dan siswa. Kompetensi itu terdiri dari kompetensi personal yaitu kompetensi yang berhubungan dengan kepribadian guru dan kompetensi profesional yaitu kemampuan dalam penguasaan segala seluk beluk materi yang menyangkut materi pelajaran, materi pengajaran maupun yang berkaitan dengan metode pengajaran. Hal demikian ini dapat menarik minat siswa untuk belajar, sehingga mengembangkan minat belajar siswa.

b. Faktor Metode, minat belajar siswa sangat dipengaruhi metode pengajaran yang digunakan oleh guru. Menarik tidaknya suatu materi pelajaran tergantung pada kelihaian guru dalam menggunakan metode yang tepat sehingga siswa akan timbul minat untuk memerhatikan dan tertarik untuk belajar

c. Faktor Materi Pelajaran, materi pelajaran yang diberikan atau dipelajari bila bermakna bagi diri siswa, baik untuk kehidupan masa kini maupun masa yang akan datang menumbuhkan minat yang besar dalam belajar. Berbagai faktor tersebut saling berhubungan erat dan dapat pula bersama-sama memengaruhi minat belajar siswa.

(5)

Indikator Minat Belajar

Safari (Herdiyanto, 2019) mengemukakan bahwa ketika seorang siswa memiliki minat belajar, ia akan menunjukkan pada beberapa indikator yaitu:

1. Perasaan senang. Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.

2. Ketertarikan siswa. Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

3. Perhatian siswa. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memerhatikan objek tersebut.

4. Keterlibatan siswa. Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.

Pengertian Pembelajaran Daring

Istilah daring adalah akronim dari “dalam jaringan’’ yaitu kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan koneksi internet. Isman (Yolandasari, 2020) menjelaskan bahwa pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. Thorme (Kuntarto, 2017) menjelaskan pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi multimedia, kelas virtual, CD ROM, streaming video, pesan suara, email dan telepon konferensi, teks online animasi, dan video streaming online.

Selanjutnya, Ghirardini (Kartika, 2018) menjelaskan daring memberikan metode pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan adanya umpan balik terkait, menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan menggunakan simulasi dan permainan. Dengan kemajuan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan diberbagai sektor terutama pada bidang pendidikan. Peran teknologi informasi dan komunikasi pada bidang pendidikan sangat penting dan mampu memberikan kemudahan bagi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

Karakteristik Pembelajaran Daring

Tung (Mustofa, dkk., 2019) menyebutkan karakteristik dalam pembelajaran daring antara lain:

1. Materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai elemen multimedia.

2. Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video conferencing, chats rooms, atau discussion forums

3. Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya.

4. Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM untuk meningkatkan komunikasi belajar.

5. Materi ajar relatif mudah diperbaharui.

6. Meningkatkan interaksi antara siswa dan guru.

7. Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal.

8. Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet

Manfaat Pembelajaran Daring

Bilfaqih dan Qomarudin (2015: 4) menjelaskan beberapa manfaat dari pembelajaran daring sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan memanfaatkan multimedia secara efektif dalam pembelajaran.

2. Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang bermutu melalui penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan.

3. Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang bermutu melalui pemanfaatan sumber daya bersama.

(6)

Selain itu manfaat pembelajaran daring yang disebutkan oleh Bates dan Wulf (Mustofa, dkk., 2019) terdiri atas 4 hal, yaitu:

1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity),

2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility),

3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience),

4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).

Prinsip Desain Pembelajaran Daring

Bilfaqih dan Qomarudin (2015: 6) mengemukakan untuk menghasilkan pembelajaran daring yang baik dan bermutu ada beberapa prinsip desain utama yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Identifikasi capaian pembelajaran bagi siswa atau peserta pendidikan dan pelatihan, mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.

2. Menjamin strategi asesmen selaras dengan capaian pembelajaran.

3. Menyusun aktivitas dan tugas pembelajaran secara progresif agar siswa dapat mematok target pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibangun dalam proses belajarnya.

a. Menyajikan materi yang mendukung belajar aktif;

b. Dalam durasi pembelajaran, pengetahuan dibangun mulai dari yang mendasar lalu meningkat menuju keterampilan pada tingkat yang lebih tinggi seperti aplikasi, integrasi dan analisis.

4. Menjamin keseimbangan antara kehadiran dosen memberi materi, interaksi sosial, tantangan atau beban kognitif.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 10 bulan, mulai bulan November 2020 sampai september 2021.

Penelitian ini dilaksanakan di MAS Nurul Yaqin Dawi-dawi yang beralamat di Jl. Masjid Nurul Yaqin No.2, Kelurahan Dawi-dawi, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan jenis survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MAS Nurul Yaqin Dawi-dawi yang aktif dan terdaftar pada tahun pelajaran 2020/ 2021 dengan jumlah 90 siswa, dengan jumlah subjek 74 orang siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling (Sugiyono, 2018).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan karakteristik pembelajaran daring dan aspek minat belajar. Kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pembejaran daring terhadap minat belajar siswa di MAS Nurul Yaqin Dawi-dawi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui gambaran umum pembelajaran daring dan minat belajar siswa dan analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

a. Gambaran Umum Pembelajaran Daring

Data variabel pembelajaran daring dianalisis menggunakan aplikasi SPSS 25, adapun hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut:

(7)

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Pembelajaran Daring Siswa Interval Kategori Frekuensi %

95-117 Sangat Tinggi 3 4 %

73-94 Tinggi 42 57 %

51-72 Rendah 15 20 %

29-50 Sangat Rendah 14 19 %

Jumlah 74 100

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa terdapat 3 (4%) siswa yang pembelajaran daringnya di kategori sangat tinggi, 42 (57%) siswa yang pembelajaran daringnya di kategori tinggi, 15 (20%) siswa yang pembelajaran daringnya di kategori rendah, dan 14 (19%) siswa yang pembelajaran daringnya di kategori sangat rendah. Untuk mengetahui gambaran umum tingkat pembelajaran daring siswa digunakan bantuan program SPSS. Tolak ukur yang digunakan untuk memberikan norma kategorisasi pembelajaran daring siswa merupakan nilai rata-rata pembelajaran daring siswa. Berikut merupakan output SPSS untuk mengetahui nilai minimum pembelajaran daring siswa sebesar 35, nilai maksimum sebesar 103 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 70,92 dan standar deviasi sebesar 17,732. Nilai rata-rata pembelajaran daring siswa jika dikonversi ke dalam nilai norma kategorisasi menunjukkan bahwa tingkat pembelajaran daring siswa berada pada kategori rendah. Ini berarti bahwa dapat diketahui tingkat pembelajaran daring siswa MAS Nurul Yaqin Dawi-dawi berada pada kategori rendah.

b. Gambaran Umum Minat Belajar Siswa

Selanjutnya data variabel minat belajar juga dianalisis menggunakan aplikasi SPSS 25. Adapun hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa Interval Kategori Frekuensi %

95-117 Sangat Tinggi 32 31 %

73-94 Tinggi 45 61 %

51-72 Rendah 6 8 %

29-50 Sangat Rendah 0 0 %

Jumlah 74 100

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa terdapat 23 (31%) siswa yang memiliki minat belajar yang sangat tinggi, 45 (61%) siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi, 6 (8%) siswa yang memiliki minat belajar yang rendah, dan 0 (0%) siswa yang memiliki minat belajar yang sangat rendah. Untuk mengetahui gambaran umum tingkat minat belajar siswa digunakan bantuan program SPSS. Tolok ukur yang digunakan untuk memberikan norma kategorisasi minat belajar siswa merupakan nilai rata-rata minat belajar siswa. Berikut merupakan output SPSS untuk diketahui tingkat minat belajar siswa bahwa nilai minimum minat belajar siswa sebesar 66, nilai maksimum sebesar 116 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 89,89 dan standar deviasi sebesar 10,193. Nilai rata-rata minat belajar siswa jika dikonversi ke dalam nilai norma kategorisasi menunjukkan bahwa tingkat minat belajar siswa berada pada kategori tinggi. Ini berarti bahwa dapat diketahui tingkat minat belajar siswa di MAS Nurul Yaqin Dawi-Dawi berada pada kategori yang tinggi.

(8)

2. Analisis Statistik Inferensial a. Hasil Uji Normalitas Data

Diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,2. Nilai 0,2 lebih besar dari pada nilai probabilitas yang ditetapkan sebesar 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi secara normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel memunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Dua variabel dikatakan linear bila nilai Deviation fro Linearity lebih besar dari 0,05. hasil uji linearitas dapat dilihat bahwa nilai signifikan pada deviation from linearity sebesar 0,505 yang berarti lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini linier.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Glejser. Hasil dari uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan program SPSS 25, berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas diketahui nilai sig sebesar 0,540 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan data pada penelitian ini bebas heteroskedastisitas.

d. Uji Hipotesis

Setelah Data penelitian dinyatakan lulus uji prasyarat kemudian dianalisis melalui analisis regresi linier untuk menentukan persamaan garis regresi. Penentuan persamaan garis regresi yang terjadi dilakukan dengan bantuan SPSS 25 for windows, diketahui bahwa nilai konstanta (constant) pembelajaran daring sebesar 115,415. Masuknya variabel pembelajaran daring kemudian dapat menaikkan atau menurunkan minat belajar siswa sebesar -0,360 jika nilai pembelajaran daring mengalami kenaikan atau penurunan sebesar satu angka. Melalui hasil ini dapat pula diketahui bahwa persamaan garis regresi yang terjadi adalah Ŷ = 115,415 - 0,360X.

Selanjutnya, dilakukan pengujian hipotesis untuk menjawab hipotesis penelitian yang berbunyi “pembelajaran daring berpengaruh secara signifikan terhadap minat belajar siswa di MAS Nurul Yaqin Dawi-dawi”. dilakukan dengan bantuan SPSS 25 for windows dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima. Artinya bahwa pembelajaran daring tidak berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa di MAS Nurul Yaqin Dawi-dawi, dan b. Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima. Artinya bahwa pembelajaran daring berpengaruh

signifikan terhadap minat belajar siswa di MAS Nurul Yaqin Dawi-dawi.

Berikut merupakan output SPSS dalam pengujian hipotesis penelitian, diketahui bahwa nilai sig. sebesar 0,00. Nilai ini jika dibandingkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,05, maka 0,00 <

0,05 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa pembelajaran daring berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa di MAS Nurul Yaqin Dawi-dawi. Dengan demikian maka hipotesis penelitian yang berbunyi “pembelajaran daring berpengaruh secara signifikan terhadap minat belajar siswa di MAS Nurul Yaqin Dawi-dawi” dinyatakan diterima. Untuk melihat seberapa kuat pengaruh pembelajaran daring terhadap minat belajar siswa dapat dilihat pada tabel:

Tabel 3

Nilai Prediktor Pembelajaran Daring Model R R Square Adjuted

R Square

Std. Error of the Estimate

1 626a 0,392 0.383 8.004

(9)

Berdasarkan tabel diatas, nilai r = 0,626 yang menunjukkan bahwa variabel pembelajaran daring memiliki pengaruh yang kuat terhadap minat belajar siswa. Kemudian nilai koefisien determinan (r2) sebesar 0,392 atau dapat dikatakan bahwa pembelajaran daring memiliki pengaruh terhadap minat siswa sebesar 39,2%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif data menunjukkan bahwa terdapat 3 (4%) siswa yang pembelajaran daringnya di kategori sangat tinggi, 42 (57%) siswa yang pembelajaran daringnya di kategori tinggi, 15 (20%) siswa yang pembelajaran daringnya di kategori rendah, dan 14 (19%) siswa yang pembelajaran daringnya di kategori sangat rendah. Berdasarkan hal itu dapat diketahui bahwa metode pembelajaran daring yang digunakan cukup efektif sehingga minat belajar siswa tidak rendah.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa terdapat 23 (31%) siswa yang memiliki minat belajar yang sangat tinggi, 45 (61%) siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi, 6 (8%) siswa yang memiliki minat belajar yang rendah, dan 0 (0%) siswa yang memiliki minat belajar yang sangat rendah. Berdasarkan hal itu dapat dipahami bahwa minat belajar siswa berada pada kategori tinggi, hal ini berbanding terbalik dengan fakta yang ditemukan pada saat pra penelitian yaitu siswa memiliki minat belajar yang rendah dalam proses pembelajaran daring, namun walaupun minat belajar siswa berada di kategori tinggi tetapi ada 6 atau 8% siswa yang memiliki minat belajar yang rendah.

Purwanton (Alfurqon, 2017) mengemukakan seseorang akan berminat dalam belajar manakala ia dapat merasakan manfaat terhadap apa yang dipelajari, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang dan dirasakan ada kesesuaian dengan kebutuhan yang sedang dihadapi. Ada beberapa faktor yang memengaruhi minat belajar siswa yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain:

1. Faktor Guru, seorang guru mestinya mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat diri siswa.

Segala penampilan seseorang guru yang tersurat dalam kompetensi guru sangat memengaruhi sikap guru sendiri dan siswa. Kompetensi itu terdiri dari kompetensi personal yaitu kompetensi yang berhubungan dengan kepribadian guru dan kompetensi profesional yaitu kemampuan dalam penguasaan segala seluk beluk materi yang menyangkut materi pelajaran, materi pengajaran maupun yang berkaitan dengan metode pengajaran. Hal demikian ini dapat menarik minat siswa untuk belajar, sehingga mengembangkan minat belajar siswa.

2. Faktor Metode, minat belajar siswa sangat dipengaruhi metode pengajaran yang digunakan oleh guru. Menarik tidaknya suatu materi pelajaran tergantung pada kelihaian guru dalam menggunakan metode yang tepat sehingga siswa akan timbul minat untuk memerhatikan dan tertarik untuk belajar

3. Faktor Materi Pelajaran, materi pelajaran yang diberikan atau dipelajari bila bermakna bagi diri siswa, baik untuk kehidupan masa kini maupun masa yang akan datang menumbuhkan minat yang besar dalam belajar. Berbagai faktor tersebut saling berhubungan erat dan dapat pula bersama- sama memengaruhi minat belajar siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi minat belajar salah satunya adalah metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang saat ini digunakan di sekolah berdasarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), pemerintah menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar mengajar dari rumah secara daring. Metode pembelajaran daring secara serentak mulai diterapkan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan dari mulai Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi, sejak pertengahan atau akhir bulan Maret 2020, Hal ini sejalan dengan pendapat Purwanton (Alfurqon, 2017) bahwa metode pembelajaran berpengaruh besar terhadap minat belajar siswa. Oleh karena itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran daring juga Memengaruhi minat belajar siswa.

(10)

Berdasarkan Hasil analisis uji F variabel pembelajaran daring dan minat belajar siswa diperoleh besarnya F hitung sebesar 46.409 > F tabel yaitu 3,97 dengan taraf signifikasi sebesar 0,000 yang berarti Pvalue < 0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh pembelajaran daring terhadap minat belajar siswa. Artinya H0 ditolak maka Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring berpengaruh terhadap minat belajar siswa di MAS Nurul Yaqin Dawi-dawi. Selanjutnya untuk melihat besarnya pengaruh pembelajaran daring terhadap minat belajar siswa dapat dilihat dari nilai r square sebesar 0,392 yang artinya pembelajaran daring berpengaruh terhadap minat belajar siswa dengan kontribusi sebesar 39,2%.

Hal yang sama juga ditemukan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Jusmawati (2020) yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Daring Terhadap Minat Belajar Mahasiswa PGSD Unimerz Pada Mata Kuliah Pendidikan Matematika”. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa hasil uji hipotesis pembelajaran berbasis daring dan minat belajar matematika mahasiswa menunjukkan nilai sig 0,038 < 0,05 menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring dengan minat belajar matematika mahasiswa. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ada pengaruh pembelajaran daring terhadap minat belajar siswa. Pembelajaran daring merupakan salah satu metode pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa dengan memanfaatkan koneksi internet. Dalam proses pembelajaran siswa berinteraksi dengan guru menggunakan media aplikasi seperti Zoom Meeting, Google Meet, Google Classroom, Whatsapp Group, Telegram dan Youtube. Pembelajaran daring termasuk dalam faktor penentu yang memengaruhi tumbuh berkembangnya minat maupun sebaliknya mematikan minat belajar siswa pada masa pandemi saat ini. Oleh karena itu untuk meningkatkan minat belajar siswa metode pembelajaran daring perlu dirancang dengan baik dengan cara menciptakan pembelajaran daring yang menarik, variatif dan guru selalu memerhatikan siswa saat proses pembelajaran daring berlangsung sehingga siswa tidak merasa bosan, minat belajarnya meningkat dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata pembelajaran daring siswa sebesar 70.92 atau berada pada kategori yang rendah, nilai rata-rata minat belajar siswa sebesar 89,89 atau berada pada kategori yang tinggi, dan pembelajaran daring berpengaruh secara signifikan terhadap minat belajar siswa di MAS Nurul Yaqin Dawi-dawi dengan kontribusi sebesar 39,2%.

Saran

Terdapat beberapa saran yang diajukan kepada berbagai pihak berkaitan dengan temuan dalam penelitian ini.

1. Bagi kepala sekolah

Kepala sekolah diharapkan mampu menyusun program sekolah yang mampu meningkatkan minat belajar siswa. Program ini pula diharapkan mampu menjembatani upaya-upaya dalam meningkatkan pembelajaran daring siswa agar tidak membosankan.

2. Bagi guru mata pelajaran

Sebagai pelaksana unit bantuan dalam sekolah, guru diharapkan mampu menindaklanjuti hasil penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran daring dengan melakukan suatu upaya untuk menjadikan pembelajaran daring menjadi pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa.

3. Bagi siswa

Siswa hendaknya selalu yakin dengan kemampuannya dan memotivasi dirinya sendiri sehingga dapat menumbuhkan minat belajarnya.

(11)

Daftar Pustaka

Alfurqon, Fatkhuriza Abdulmanaf. (2017). Efektivitas Pembelajaran Berbantuan Video Game Visual Novel Untuk Meningkatkan Minat Belajar Matematika Peserta Didik. Skripsi: Universitas Negeri Semarang

Astuti, Subhiya Dwi. (2022). AnalisisMinat AnakDalam Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid 19. Jurnal Educatio. Vol.8, No.2, Hal. 552-558.

Bilfaqih, Y., Qomarudin, M. N. (2015). Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring. Edisi Satu.

Yogyakarta: Deepublish.

Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Dari Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 2, No. 1, Hal. 55-61.

Ernawati, Y. (2020). Problematik Pembelajaran Daring Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Jurnal Ilmiah Bina Edukasi, Vol. 13, No. 1, Hal.1-15.

Herdiyanto, R. (2019). Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS SD Negeri 2 Badransari Tahun Ajaran 2019/ 2020. Skripsi: IAIN Metro.

Kartika, R. A. (2018). Model Pembelajaran Daring Mata Kuliah Kajian PAUD di Jurusan PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Journal of Early Chilhood Care and Education, Vol. 1, No. 1, Hal. 26-31.

Kuntarto, E. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Journal Indonesian Language Education and Literature, Vol. 3, No.1, Hal. 102.

Mustofa, M. I., Chodzirin, M., Sayekti. (2019). Formulasi Model Perkuliahan Daring Sebagai Upaya Menekan Disparitas Kualitas Perguruan Tinggi. Walisongo Journal of Information Technology, Vol. 1, No. 2, Hal. 151-160.

Nurhasanah, S. dan Sobandi, A. (2016). Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar Terhadap Siswa, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 1, No. 1, Hal. 128-135.

Sanjani, A. (2018). Perbedaan Minat Melanjutkan Perguruan Tinggi Antara Siswa SMA dan SMK Prayatna Medan. Skripsi. Universitas Medan Area.

Sirait, E. D. (2016). Pengaruh Minat Belajar Terhadap Belajar Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, Vol. 6, No. 1, Hal. 35-43.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).

Yolandasari, M. B. (2020). Efektivitas Pembelajaran Daring dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas II A MI Unggulan Miftahul Huda Tumang Cepogo Boyolali Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel kinerja karyawan sebesar 50,7 % dipengaruhi oleh variabel Sikap Kerja dan

menemukan dunia sesunguhnya yang tadi di kurung di kelas ketika melihat halaman sekolahan khususnya lari 40 m denganbermain sisiwa akan tidak sadar dalam

dilakukan untuk mempengaruhi individu lain dalam masyarakat. Sebagaimana yang telah dikatakan bahwa tindakan sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Hal

Selanjutnya, jika seorang pegawai ada pada posisi bekerja dengan beban kerja melebihi normal (=apabila yang bersangkutan melaksanakan tugas – tugas dengan jumlah poin

$. &amp;bat dengan ekstraksi rendah dan protein binding plasma tinggi #27&#34;3% 8 Clearance oral dan intraena obat ini ditentukan melalui kapasitas intrinsik  dari

Ilmu komputer mencakup beragam topik yang berkaitan dengan komputer, mulai dari analisa abstrak algoritma sampai subyek yang lebih konkret seperti bahasa pemrograman, perangkat

restoran.Service ini digunakan pada restoran formal/mewah/resmi.Platter service adalah salah satu teknik pelayanan makanan di mana makanan tersebut ditata secara baik dan

Penelitian Haryani (2009), salah satu cara peningkatan pendapatan petani adalah melalui teknologi inovasi pada Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada padi sawah, sehingga