• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN BUKU CATATAN HARIAN TERHADAP KEBIASAAN MENULIS DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA DI SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN BUKU CATATAN HARIAN TERHADAP KEBIASAAN MENULIS DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA DI SEKOLAH DASAR."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

vi DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 9

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 10

1.7 Asumsi Penelitian ... 12

1.8 Hipotesis Penelitian ... 12

1.9 Definisi Operasional ... 13

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media ... 15

2.1.1 Manfaat Media Pembelajaran ... 17

2.1.2 Kriteria Memilih Media Pembelajaran ... 18

2.2 Hakikat Pembelajaran Menulis ... 19

2.2.1 Pengertian Menulis ... 20

2.2.2 Fungsi Menulis ... 20

2.2.3 Tujuan Menulis ... 21

2.3 Pembelajaran Menulis ... 23

2.4 Jenis-Jenis Tulisan ... 25

2.4.1 Eksposisi ... 26

2.4.2 Deskripsi ... 26

2.4.3 Argumentasi ... 27

▸ Baca selengkapnya: contoh buku catatan kasus siswa dan solusinya

(2)

vii

2.5 Bentuk-Bentuk Tulisan ... 29

2.5.1Tulisan Bernada Informatif ... 30

2.5.2 Tulisan Bernada Menjelaskan ... 31

2.5.3 Tulisan Bernada Argumentasi ... 33

2.5.4 Tulisan Bernada Mengkritik ... 34

2.5.5 Tulisan Bernada Otoritatif ... 36

2.5.6 Tulisan Bernada Intim/Akrab ... 38

2.5.6.1 Buku Catatan Harian ... 39

2.5.6.2 Fungsi Buku Catatan Harian ... 42

2.5.6.3 Ciri-Ciri Buku Catatan Harian ... 45

2.5.6.4 Bentuk-Bentuk Buku Catatan Harian ... 47

2.6 Kebiasaan Menulis ... 49

2.6.1 Kebiasaan Menulis Sejak Kecil ... 54

2.7 Keterampilan Menulis ... 55

2.7.1 Proses Terampil dalam Menulis ... 57

2.8 Penilaian ... 60

2.8.1 Teknik Penilaian ... 62

2.9 Penelitian Terdahulu ... 66

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 68

3.2Desain Penelitian ... 71

3.3 Populasi dan Sampel ... 72

3.3.1 Populasi ... 72

3.3.2 Sampel ... 72

3.4 Alur Penelitian ... 73

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 75

3.6 Instrumen Penelitian ... 76

3.6.1 Observasi ... 76

3.6.2 Angket ... 78

3.6.3 Tes Menulis Karangan Narasi ... 79

3.7 Teknik Pengolahan Data ... 80

▸ Baca selengkapnya: download buku catatan kasus siswa

(3)

viii

3.7.2 Pengolahan Data ... 81

3.7.3 Analisis Data ... 81

3.8 Pengujian Sifat Data ... 82

3.8.1 Uji Validitas dan Uji Realibilitas Data ... 82

3.8.2 Uji Hipotesis ... 85

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembelajaran ... 92

4.2 Uji Normalitas ... 95

4.3 Uji Homogenitas ... 98

4.4 Uji T ... 102

4.5 Buku Catatan Harian Siswa ... 103

4.5.1 Hasil Buku Catatan Harian Siswa ... 108

4.6 Penilaian Angket ... 110

4.6.1 Data Angket Kelas Eksperimen ... 110

4.6.2 data Angket Kelas Kontrol ... 119

4.7 Pembatasa Isi Karangan ... 125

4.7.1 Kelas Eksperimen ... 126

4.7.2 Kelas Kontrol ... 132

4.8 Analisis data Penelitian ... 138

4.8.1 Korelasi ... 138

4.8.2 Regresi ... 141

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 144

5.2 Saran ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 146

(4)

ix DAFTAR TABEL

NO JUDUL HAL

2.1 Perbedaan Deskripsi Faktual dan Pribadi ... 31

2.2 Respon Pembaca ... 31

2.3 Contoh bentuk Pengalaman ... 47

2.4 Contoh Bentuk Perasaan ... 48

2.5 Contoh Bentuk Gabungan ... 48

2.6 Format Penilaian ... 63

2.7 Aspek-Aspek Penilaian Karangan ... 64

3.1 Lembar Observasi Siswa ... 77

3.2 Lembar Observasi Guru ... 77

3.3 Kisi-Kisi Kebiasaan Menulis Siswa ... 78

3.4 Penilaian Karangan Narasi ... 79

3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 86

3.6 Skor Total Aktivitas Guru dan Siswa ... 90

3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r2 ... 91

4.1 Tabel Chi-Square ... 96

4.2 Rekapitulasi Uji Normalitas Prates dan Pascates ... 97

4.3 Homogenitas Data X, Y1 dan Y2 ... 99

4.4 Uji Homogenitas Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 101

4.5 Uji T ... 102

4.6 Tabulasi Data Buku Catatan Harian (X)... 109

4.7 Data Angket Prates Kelas Eksperimen ... 111

4.8 Data Angket Pascates kelas Eksperimen ... 114

4.9 Perbandingan Nilai Kebiasaan Menulis Kelas Eksperimen ... 117

4.10 Data Angket Prates Kelas Kontrol ... 120

4.11 Data Angket Pascates Kelas Kontrol ... 122

(5)

x

4.13 Tabulasi Data Keterampilan Menulis (Y2) Prates Kelas Eksprimen ... 126

4.14 Tabulasi Data Keterampilan Menulis (Y2)Pascates Kelas Eksperimen ... 130

4.15 Tabulasi Data Keterampilan Menulis (Y2) Prates Kelas Kontrol ... 133

4.16 Tabulasi Data Keterampilan Menulis (Y2)Pascates Kelas Kontrol ... 135

4.17 Korelasi ... 139

4.18 Rekapitulasi Pengaruh Buku Catatan Harian (X) terhadap Kebiasaan Menulis Siswa (Y1) dan Keterampilan Menulis Siswa (Y2) ... 140

4.19 Hubungan Regresi X terhadap Y1 ... 141

(6)

xi DAFTAR GAMBAR

NO JUDUL HAL

2.1 Perkembangan Media Pembelajaran Berdasarkan Pengalaman E. Dale ... 16

3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif ... 68

3.2 Desain Penelitian ... 71

3.3 Alur Penelitian ... 74

4.1 Hubungan X terhadap Y1 ... 141

(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia. Menurut

pengertiannya bahasa merupakan simbol bunyi yang keluar dari alat ucap manusia.

Selain itu juga, bahasa adalah alat komunikasi yang menggunakan simbol vokal dan

bersifat arbiter (Keraf dalam Rahman 2005). Keterampilan dalam berbahasa ada empat

yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan juga menulis. Empat

keterampilan ini saling berkaitan dalam pemerolehannya. Pada tahapan pertama,

manusia kecil (bayi) baru mampu menyimak hal yang dia dengar, kemudian tahapan

selanjutnya adalah berbicara. Setelah tahapan kedua terlewati maka manusia bisa

membaca dan juga menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara dilihat dari sifatnya

dikategorikan sebagai bahasa lisan karena bisa didengarkan sedangkan membaca dan

juga menulis merupakan kategori bahasa tulisan karena berwujud rangkaian huruf yang

dapat dilihat. Suyatna (2005:2) berpendapat bahwa menyimak dan berbicara

merupakan keterampilan reseptif dikarenakan dalam proses kegiatan tersebut orang

tidak selalu aktif menerima, menangkap, memahami dan juga mengingat ujaran yang

disampaikan. Lain halnya dengan membaca dan menulis yang termasuk ke dalam

keterampilan produktif yang terlibat langsung secara aktif memproduksi

gagasan-gagasan ataupun informasi dengan menggunakan bahasa sehingga bisa didengar

(8)

Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa

yang mempunyai peranan yang penting. Dalam melakukan kegiatan menulis, seseorang

dapat mengungkapkan atau mengekspresikan ide dan gagasan yang dituangkan dalam

sebuah karya. Menulis dianggap sebagai kegiatan yang sangat sulit dan juga kompleks.

Banyak hal yang harus diperhatikan dalam menulis seperti ejaan, tatabahasa, gaya

bahasa, jenis kalimat, dan elemen lain yang harus ada dalam sebuah tulisan.

Menulis mempunyai banyak manfaat terutama bagi kehidupan siswa dimasa yang

akan datang. Hampir semua kegiatan yang dilalui siswa akan berhubungan dengan

menulis terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa menulis pemahaman tentang

pelajaran yang telah diajarkan oleh guru baik mencatat apa yang telah diberikan guru

ataupun ketika guru memberikan tes untuk mengukur keterpahamannya. Selain itu,

ketika siswa belajar di jenjang yang lebih tinggi seperti di perguruan tinggi, salah satu

syarat yang harus dicapai untuk dinyatakan lulus adalah dengan menuliskan karya tulis

ilmiah. Oleh sebab itu, pelajaran menulis sudah diajarkan kepada anak semenjak dia

berada di kelas rendah.

Sebelum mengenalkan pada pembelajaran menulis, guru mengajarkan siswa

tentang menulis permulaan. Guru mengenalkan lambang-lambang huruf kepada siswa

terlebih dahulu. Setelah itu siswa diperkenalkan dengan tulisan tegak bersambung dan

lain sebagainya sehingga siswa mampu menulis pemahaman tentang pelajaran yang

diberikan di sekolah. Semua hal itu tidak menjadikan siswa terbiasa atau bahkan

terampil dalam menulis, seperti yang diungkapkan oleh IEA (International Education

(9)

survei yang dilakukan oleh IEA yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara

yang budaya menulis dan membacanya masih berada di bawah rata-rata. Indonesia

masih berbudaya lisan karena masih banyak orang yang berbicara daripada membaca

ataupun menulis.

Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan menulis orang

Indonesia salah satunya adalah rendahnya kemampuan membaca. Ada keterkaitan

antara kegiatan menulis dan juga membaca. Seseorang akan mudah untuk menuangkan

ide atau gagasannya ketika dia sering membaca. Semakin banyak buku yang dibaca

maka tulisan yang dituangkan akan semakin beragam dan kaya akan kosa kata.

Disadari atau tidak, kemampuan membaca berdampak pada lemahnya seseorang dalam

menuangkan sebuah tulisan. Dengan membaca seseorang akan mempunyai wawasan

yang lebih luas dan kosa katanya pun akan lebih banyak jika dibandingkan dengan

orang yang jarang membaca, sehingga orang yang frekuensi membacanya lebih tinggi

ketika menulis akan banyak ide atau gagasan yang bisa dituangkan. Selain itu, metode

atau media yang digunakan tidak membuat siswa tertarik untuk menulis. Siswa bosan

dan jenuh dengan kegiatan menulis yang monoton semenjak mereka berada di sekolah

dasar seperti halnya membuat karangan sebagai tugas sekolah. Alasan lainnya adalah

tidak adanya contoh (role model) sebagai panutan dalam menulis. Untuk menumbuhkan

minat menulis siswa, terlebih dahulu guru harus memberikan contoh dengan produktif

dalam menulis. Alangkah lebih baik jika tulisan yang dibuat guru bisa dijadikan buku

(10)

kelas. Seperti yang diungkapkan Conny Semiawan pakar kreativitas dari UNJ dalam

Kusumah (2011) mengatakan:

Diperlukan sebuah kreativitas untuk menulis yang enak dibaca dan bermanfaat. Kreativitas muncul, bila terus didorong melalui berbagai latihan, termasuk latihan menulis. Sayangnya, budaya menulis belum menjadi primadona di sekolah kita. Masih banyak peserta didik kita yang tak mampu untuk menulis. Bahkan menuliskan ide atau gagasannya sendiri. Perlu dicari solusi memecahkan masalah ini. Anak didik di sekolah kita harus pandai menulis. Para guru ditantang untuk menemukan metode baru dalam mengembangkan kreativitas menulis.

Membangun suatu gagasan dalam menulis diperlukan ‘IREX’, hal ini diungkapkan

oleh Alwasilah (2005:149) bahwa menulis itu perlu ‘IREX’. IREX disini adalah

inspiration atau ide, research atau pencarian atau penelitian, dan experience atau

pengalaman. Dari pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menulis hal yang

pertama harus dimiliki oleh seseorang adalah ide atau inspirasi. Inspirasi bisa datang

tanpa diduga-duga dan tanpa disangka. Misalnya saja seseorang akan mendapatkan

insiprasi atau ide ketika merasa sedih ataupun senang. Cerita yang tertuang ketika

penulis dalam keadaan sedih adalah cerita yang berbau kesedihan, berbeda dengan

cerita ketika penulis merasa senang yang tertuang adalah cerita kebahagian atupun

keceriaan. Kemudian yang kedua adalah penelitian atau riset. Dalam menulis seseorang

membutuhkan bukti atau fakta untuk mendukung argumen yang akan diungkapkannya

sehingga tidak akan muncul istilah common sense atau pemikiran yang umum saja. Hal

yang ketiga adalah pengalaman. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman

adalah guru yang terbaik, begitu pula dalam hal keterampilan seseorang dalam menulis.

Apabila dia menulis dengan intensitas yang sering maka pengalaman menulisnya akan

semakin banyak dan menjadikannya terampil dalam menulis. Ketika menulis, seseorang

(11)

dengan tingginya kuantitas dalam menulis dan juga pengalaman yang telah didapat

maka dengan berjalannya waktu hal tersebut bisa berubah menjadi keberhasilan dalam

menulis. Ketiga hal tersebut apabila bisa dilakukan maka akan meningkatkan kualitas

seseorang dalam menulis.

Dalam menciptakan generasi mendatang yang lebih produktif dalam menulis, maka

hal yang harus dilakukan adalah dengan memberikan rangsangan-rangsangan yang tepat

terhadap generasi muda terutama pada tingkat dasar. Guru sebagai pengajar harus bisa

memotivasi siswanya dalam menulis. Motivasi yang diberikan guru bukan saja

dilakukan pada saat proses pembelajaran tetapi juga setelah pembelajaran itu

berlangsung. Hal ini dilakukan agar siswa memahami tentang konsep menulis dan

diharapkan ketika proses pembelajaran berakhir siswa akan terus menulis. Siswa diajak

untuk menyukai kegiatan menulis tanpa ada tekanan ataupun beban. Oleh karena itu,

guru harus menciptakan motivasi yang baik untuk meningkatkan keinginan siswa dalam

menulis. Selain dengan memotivasi siswanya, guru juga bisa menggunakan media

sebagai alat bantu untuk menciptakan iklim menulis yang baik. Dengan pemilihan

media yang tepat dan cocok dalam pembelajaran menulis maka anak akan menjadikan

kegiatan menulis sebagai kegiatan yang menyenangkan. Media yang digunakan dalam

penelitian ini adalah buku catatan harian. Hal ini berdasarkan sifatnya yang tidak

mengekang dan juga membuat siswa senang akan menulis. Siswa bisa menuangkan

semua ide yang ada dalam pikirannya dengan konsep yang jelas kedalam buku catatan

(12)

Penggunaan buku catatan harian dalam pembelajaran menulis diharapkan bisa

meningkatkan kebiasaan siswa dalam menulis. Berdasarkan sifat dari buku catatan

harian yang bersifat tidak formal, siswa bisa menulis setiap saat dan dimana saja.

Misalkan ketika siswa sedang berlibur mereka bisa menulis kegiatan yang dialaminya

dalam buku catatan harian. Begitupun dengan waktunya, siswa bisa menulis ketika

keesokan harinya setelah bangun tidur, atau ketika menjelang tidur, dan bisa juga

dilakukan disela kegiatan yang mereka lakukan. Pembiasaan yang dilakukan akan

membuat siswa secara terus menerus menulis di buku catatan harian sehingga hal itu

menjadi suatu kebiasaan yang dilakukannya. Pembiasaan menulis yang diterapkan

kepada siswa juga akan meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis. Berawal dari

menulis hal yang terjadi sehari-hari dan diharapkan meningkat menjadi tulisan yang

lebih ilmiah.

Keterampilan dalam menulis hanya bisa dicapai ketika seseorang terbiasa

melakukan kegiatan menulis. Seperti pepatah yang diungkapkan oleh Wijaya dalam

kompasiana bahwa menulis itu diibaratkan sebuah pisau. Ketika pisau itu sering diasah

maka akan semakin tajam dan bermanfaat, berbeda dengan pisau yang tidak pernah

diasah, pisau itu akan tumpul dan berkarat. Begitu pula dengan keterampilan menulis

seseorang, ketika mereka terbiasa dengan menulis maka tulisan yang dihasilkan akan

semakin baik dan isinya semakin jelas.

Menulis merupakan sebuah kreativitas yang dimiliki oleh setiap orang. Semakin

sering seseorang melatih keterampilannya dalam menulis maka akan menciptakan

(13)

seseorang akan menurun ketika mereka jarang atau bahkan menghilangkan

kebiasaannya dalam menulis. Menulis membutuhkan suatu proses yang dilakukan terus

menerus dan tidak terhenti.

Penelitian tentang penggunaan buku catatan harian telah dilakukan oleh beberapa

peneliti diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Ida Hamidah (2006) yang dilakukan

di SMPN 29 Bandung dengan judul “Penerapan Media Menulis Catatan Harian dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi”. Selain itu juga, penelitian berjudul

“Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Melalui Catatan Harian Artifisial” yang

dilakukan oleh Ella Nofiarty pada tahun 2006. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa

catatan harian merupakan alat bantu yang digunakan untuk memotivasi siswa dalam

menulis terutama menulis karangan narasi. Oleh sebab itu, penelitian ini akan

menggunakan media buku catatan harian untuk meningkatkan kebiasaan menulis dan

keterampilan menulis siswa khususnya yang dilakukan di SDN Sariwangi.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam sebuah penelitian diperlukan untuk melihat

permasalahan yang terjadi di lapangan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan identifikasi

permasalahan sebagai berikut:

1) siswa sulit untuk menuangkan gagasan dalam sebuah kalimat sehingga sulit untuk

membuat sebuah karangan.

2) siswa menulis hanya di sekolah dan hanya menulis hal-hal yang berhubungan

(14)

3) siswa tidak menggunakan buku catatan harian untuk menuliskan peristiwa yang

terjadi sehari-harinya.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah sangat diperlukan dalam sebuah penelitian karena banyak

permasalahan yang dihadapi dalam melakukan penelitian. Masalah yang dihadapi dalam

meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis sangat luas. Supaya penelitian yang

dilakukan lebih efisien dan berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah dalam

penelitian ini, maka masalah yang akan diteliti yaitu tentang pengaruh pembelajaran

menulis dengan menggunakan buku catatan harian terhadap kebiasaan menulis dan

keterampilan menulis.

Media yang digunakan dalam pembelajaran sangat beragam, begitu pula dalam

pembelajaran bahasa. Dalam penelitian ini hanya buku catatan harian yang digunakan

sebagai media pembelajaran terutama dalam pembelajaran menulis. Buku catatan harian

juga dirasakan penulis cocok untuk meningkatkan kebiaasaan menulis siswa. Selain

mudah, buku catatan harian lebih ekonomis. Semua siswa bisa memiliki buku catatan

harian. Buku catatan harian bisa dengan mudah dimiliki oleh siswa. Mereka bisa

mendapatkannya di toko buku, atau dengan membuat buku catatan hariannya sendiri

dari kertas yang tidak terpakai. Dengan menggunakan buku catatan harian ini, siswa

bisa menuliskan kegiatan sehari-hari sehingga mereka akan terbiasa menulis dan akan

meningkatkan keterampilannya dalam menulis. Berdasarkan sifatnya yang memaparkan

atau menceritakan kegiatannya sehari-hari maka tulisan yang dilakukan siswa bersifat

(15)

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah langkah yang harus dilakukan dalam sebuah penelitian

karena rumusan masalah ini merupakan sebuah upaya untuk menyatakan secara tertulis

pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya didapat dalam penelitian ini.

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan tersebut, maka masalah yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut:

1) bagaimana pengaruh buku catatan harian terhadap kebiasaan menulis siswa?

2) bagaimana pengaruh buku catatan harian terhadap keterampilan menulis siswa?

3) bagaimana pengaruh buku catatan harian terhadap kebiasaan menulis dan

keterampilan menulis siswa?

1.5Tujuan Penelitian

Dalam sebuah penelitian ada keinginan yang dicapai sehingga penelitian ini

berguna ketika diterapkan di lapangan. Keinginan tersebut dituangkan dalam sebuah

tujuan dalam penelitian. Tujuan dalam penelitian terbagi menjadi dua yang pertama

adalah tujuan umum penelitian yang membahas secara umum tentang keinginan

peneliti yang akan dicapai. Kedua adalah tujuan secara khusus penelitian ini dilakukan.

Tujuan ini bisa membantu peneliti dalam melakukan penelitian sehingga peneliti tahu

tujuan apa yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Adapun tujuan tersebut adalah

(16)

1) tujuan Umum Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari

penggunaan buku catatan harian terhadap kebiasaan menulis dan keterampilan menulis

yang di lakukan di SDN Sariwangi.

2) tujuan Khusus Penelitian

Secara khusus penelitian ini untuk melihat:

a. besarnya pengaruh penggunaan buku catatan harian dalam kebiasaan menulis

siswa,

b. besarnya pengaruh buku catatan harian terhadap keterampilan siswa dalam

menulis, dan

c. pengaruh buku catatan harian dalam pembelajaran menulis.

1.6 Manfaat Penelitian

Pada setiap penelitian diharapkan bermanfaat terutama bagi objek yang ditelitinya,

begitupun dengan penelitian ini. Penelitian tentang menulis ini diharapkan memberikan

manfaat yang besar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD khususnya dalam hal

pembelajaran menulis. Manfaat penelitian dibagi menjadi dua kategori yaitu manfaat

secara teoretis dan juga manfaat secara praktis. Manfaat secara teoretis adalah manfaat

secara teori. Penelitian yang dilakukan akan menyumbang suatu teori, baik

menyumbang teori baru atau mengembangkan teori yang sudah ada. Selai itu, manfaat

praktis adalah manfaat yang bisa didapat secara praktek langsung di lapangan. Adapun

(17)

1) Manfaat teoretis

Penelitian ini memberikan sumbangan terhadap teori kebiasaan menulis dan juga

keterampilan menulis untuk siswa pada tingkat sekolah dasar. Guru sekolah dasar

khususnya guru kelas V bisa menerapkan teori pada penelitian ini untuk

mengembangkan kebiasaan menulis dan keterampilan menulis siswanya. Selain itu,

Siswa mempunyai media baru dalam menulis dengan menggunakan buku catatan

harian. Buku catatan harian yang digunakan siswa diharapkan bisa bermanfaat untuk

mengembangkan kemampuan menulisnya dan siswa bisa menghasilkan tulisan yang

lebih baik lagi di masa yang akan datang.

2) Manfaat praktis

a. memperbaiki persepsi siswa tentang anggapan bahwa menulis sangat sulit dan

kompleks. Siswa membutuhkan suatu keterampilan dalam menulis. Keterampilan

tersebut bisa dicapai siswa ketika mereka terus mengasah keterampilannya dalam

menulis dengan membiasakan dirinya untuk menulis. Pembiasaan ini harus muncul

dari dalam diri siswa itu sendiri sehingga menjadi motivasi yang positif dalam

menulis.

b. guru mempunyai media baru dalam pembelajaran menulis sehingga siswa tidak

merasa jenuh dengan pembelajaran mengarang ataupun menulis. Berdasarkan

sifatnya yang menyenangkan buku catatan harian bisa membangkitkan keinginan

(18)

atau kejadian yang telah dialaminya sehari-hari. Siswa menulis tentang hal-hal yang

dianggapnya biasa sampai hal yang dianggapnya luar biasa. Seiring berjalannya

waktu tulisan yang ditorehkan siswa akan berkembang. Tulisan yang pertama kali

dibuat di catatan hariannya akan berbeda dengan tulisan yang dibuat setelah

beberapa tahun siswa menggunakan buku catatan hariannya itu. Ada peningkatan

dalam hal gaya bahasa, penuangan ide atau gagasan yang lebih matang, dan

kerapian dalam tulisannya.

1.7 Asumsi Penelitian

Asumsi atau bisa disebut sebagai anggapan dasar dimunculkan dalam sebuah

penelitian untuk melihat kenyataan yang terjadi di lapangan. Asumsi ini bisa membantu

penulis untuk melihat permasalahan yang akan ditelitinya. Berdasarkan asumsi dalam

penelitian ini maka penelitian tentang pengaruh buku catatan harian terhadap kebiasaan

menulis dan keterampilan menulis dilaksanakan. Maka, penelitian ini mempunyai

anggapan dasar sebagai berikut:

1)pembelajaran menulis merupakan hal yang kompleks dan sulit sehingga siswa

khususnya harus sering diberikan latihan agar terampil dalam menulis.

2)kejenuhan merupakan salah satu faktor siswa sulit untuk menulis. Guru harus

memberikan siswa cara yang menarik dalam menulis. Penggunaan buku catatan

harian akan memberikan hal baru bagi siswa terutama dalam hal menulis.

3)kesulitan siswa dalam membuat suatu karangan atau tulisan karena tema yang tidak

dipahami. Oleh karena itu, guru memberikan tema yang mudah dan dekat dengan

(19)

1.8 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara penelitian berdasarkan rumusan

masalah yang diajukan oleh peneliti. Dalam dari hipotesis perlu dibuktikan

kebenarannya melalui data-data yang terkumpul dan berdasar penelitian yang dilakukan.

Hipotesis akan ditolak ataupun diterima berdasarkan hasil jawaban dari penelitian.

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) penggunaan buku catatan harian berpengaruh terhadap kebiasaan menulis siswa.

2) penggunaan buku catatan harian berpengaruh terhadap keterampilan menulis siswa.

3) penggunaan buku catatan harian berpengaruh terhadap kebiasaan menulis dan

keterampilan menulis siswa.

1.9 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan pengertian atau pemahaman tentang kata kunci

yang ada dalam penelitian. Untuk mempermudah pemahaman dalam membaca

penelitian ini, maka ada beberapa definisi operasional yang membantu memahami

penelitian, yaitu:

1)pengaruh adalah suatu perubahan yang diakibatkan oleh sesuatu. Dalam penelitian

ini, pembelajaran menulis dengan menggunakan buku catatan harian sebagai media

pembelajaran menulis mempengaruhi siswa untuk terbiasa dan terampil dalam

menulis. Siswa menjadi termotivasi dalam menulis setelah menggunakan buku

catatan harian.

2)buku catatan harian adalah media atau alat bantu yang digunakan siswa dalam

(20)

harian yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku yang digunakan siswa untuk

menuliskan tentang peristiwa atau kegiatan yang dilakukannya sehari-hari. Tulisan

yang dibuat siswa dalam buku catatan hariannya digunakan sebagai data dalam

penelitian ini berdasarkan persetujuan dengan siswa.

3)kebiasaan menulis merupakan perilaku menulis yang dilakukan oleh siswa. Siswa

menulis bukan hanya pada saat jam pelajaran tetapi mereka menulis di rumah juga.

Kebiasaan menulis siswa di sini dinilai dari angket yang diberikan oleh peneliti.

Siswa cukup menjawab pertanyaan tentang kebiasaan menulis yang diberikan oleh

peneliti.

4)keterampilan menulis merupakan suatu proses siswa menjadi bisa menulis karena

terbiasa menulis. Keterampilan yang dilihat dalam penelitian ini adalah siswa sudah

mampu menuangkan ide atau gagasannya dalam sebuah tulisan. Siswa sudah

memahami tentang dimensi atau elemen-elemen yang harus ada dalam sebuah tulisan

(21)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

semu (quasi experiment) dengan membagi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan juga

kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dilakukan sebuah perlakuan atau treatment berupa

buku catatan harian. Sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan buku catatan

harian sebagai media dalam pembelajaran menulis. Metode penelitian ini digunakan

untuk mencari pengaruh suatu perlakuan dengan kondisi yang terkendali, sedangkan

dilihat dari ruang lingkupnya, maka penelitian ini merupakan sebuah penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif pada dasarnya adalah sebuah penelitian untuk

menjawab masalah yang ada di lapangan.

Pengujian Instrumen

Populasi Pengembangan

& Instrumen

Sampel

Rumusan Landasan Perumusan Pengumpulan Analisis

Masalah Masalah Hipotesis Data Data

Kesimpulan & Saran

(22)

Penelitian ini muncul dari studi pendahuluan yang terjadi dari objek yang diteliti

(preliminary study) sehingga masalah dapat terlihat. Adapun proses penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Berdasarkan bagan di atas, proses penelitian kuantitatif bermula dari permasalahan

yang ada di lapangan. Permasalahan pada penelitian kuantitatif bersifat jelas dan sudah

pasti, sehingga permasalahan ini akan dijawab berdasarkan penelitian yang dilakukan.

Setelah itu, permasalahan yang ada di lapangan diidentifikasi dan juga dibatasi sehingga

peneliti tahu hal yang akan dilakukan dan tidak keluar dari jalur penelitian yang akan

diteliti. Ada beberapa permasalahan dalam penelitian ini yaitu siswa sulit untuk

menuangkan gagasan dalam sebuah kalimat sehingga sulit untuk membuat sebuah

karangan, siswa menulis hanya di sekolah saja dan hanya menulis hal-hal yang

berhubungan dengan pelajaran sekolah, dan siswa tidak menggunakan buku catatan

harian untuk menulis peristiwa sehari-harinya.

Setelah permasalahan itu diidentifikasi maka permasalahan tersebut bisa

dirumuskan. Rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan ini kemudian akan dijawab

berdasarkan teori yang sudah ada. Adapun rumusan masalah dalam peneleitian ini

adalah sebagai berikut. pengaruh buku catatan harian terhadap kebiasaan menulis dan

keterampilan menulis siswa, kemudian besarnya pengaruh buku catatan harian terhadap

kebiasaan menulis dan keterampilan menuliss siswa. Setelah rumusan masalah

diperoleh maka teori yang digunakan harus kuat karena akan menjawab pertanyaan

pada penelitian. Jawaban yang didapatkan berdasarkan teori disebut hipotesis. Hipotesis

(23)

membedakan penelitian kuantitatif dengan kualitatif. Pada penelitian kuantitatif

hipotesis digunakan untuk melihat penelitian yang akan dilakukan selanjutnya sehingga

analisis pada penelitian ini bersifat deduktif.

Proses selanjutnya adalah pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini bisa berupa populasi ataupun sampel tergantung dari data yang diambil

peneliti. Jika datanya banyak dan luas maka peneliti memilih populasi sedangkan jika

datanya merupakan bagian dari populasi maka menggunakan sampel. Data yang

dikumpulkan sebelumnya harus menggunakan instrumen penelitian. Instrumen

penelitian ini dikembangkan dan juga diuji untuk dilihat cocok digunakan dalam

penelitian atau tidak. Jika instrumen yang digunakan tidak cocok maka peneliti harus

membuat instrumen baru yang cocok dengan peneliltian. Proses selanjutnya adalah

menganalisis data yang sudah didapatkan. Penganalisisan data ini untuk menjawab

rumusan masalah dan juga hipotesis masalah yang sudah ada, sehingga hasil penelitian

bisa terlihat dan teruji, hipotesis mana yang sesuai dengan hasil penelitian.

Setelah hasil penelitian didapatkan, maka peneliti bisa menyimpulkan berdasarkan

rumusan masalah dan analisis masalah. Kesimpulan harus berisi jawaban singkat atau

hasil penelitian yang ada. Jika penelitilian mempunyai rumusan masalah tiga, maka

kesimpulan yang dibuat harus tiga. Selain kesimpulan, peneliti juga harus menuliskan

saran-saran untuk memecahkan permasalahan selanjutnya. Adapun saran yang diberikan

harus berdasarkan kesimpulan yang dibuat. Jangan membuat saran yang tidak ada

hubungannya dengan hasil penelitian.

(24)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain nonequivalent

control grup. Pada kelas kontrol peneliti tidak memberikan perlakuan khusus,

pembelajaran menulis pada kelas kontrol menggunakan proses pembelajaran seperti

biasa dengan tidak menggunakan media buku catatan harian sebagai media

pembelajaran menulis. Sedangkan pada kelas eksperimen, peneliti memberikan media

buku catatan harian pada siswa. Siswa diberikan perlakuan untuk menulis bukan hanya

di sekolah tetapi juga di rumah tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukannya. Siswa

bebas untuk mengekspresikan apa yang ada di pikirannya dengan gaya bahasa yang

bebas dan tidak ada aturan khususnya. Inti dari pemberian buku catatan harian disini

adalah membuat siswa menuliskan gagasan ataupun pemikirannya ke dalam sebuah

buku tanpa ada ketakutan, paksaan ataupun kekangan. Siswa secara senang hati menulis

dalam buku, hal ini berdasarkan dari sifat buku catatan harian yang merupakan jenis

tulisan menyenangkan. Semakin ekspresif dan berapi-api tulisan yang dibuat siswa

maka prinsip dari buku catatan harian tersebut berhasil dipahami oleh siswa. Adapun

desain penelitian: 3.2 Gambar Desain Penelitian (Sugiyono, 2009:116)

O1 X O2

O3 O4

Penjelasan:

O1 = prates kelas eksperimen

O2 = pascates kelas eksperimen

X = Treatment

O3 = prates kelas kontrol

O4 =Pascates kelas kontrol

(25)

Pada bagian ini dijelaskan tentang populasi dan sampel. Populasi adalah subjek

dalam penelitian dan merupakan data untuk dianalisis. Sedangkan sampel menurut

Riduwan (2011:70) adalah bagian dari populasi. Sedangkan yang dimaksud dengan

sampel penelitian adalah data yang merupakan bagian dari populasi dan bisa mewakili

populasi dalam pengambilan datanya.

3.3.1 Populasi

Penelitian ini dilakukan di SDN Sariwangi yang beralamat di Jl. Sariwangi Raya

No. 129 A Desa Sariwangi Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Propinsi

Jawa Barat. Sekolah yang berstatus sekolah negeri biasa ini didirikan pada tahun 1925,

di atas lahan/tanah pemerintah seluas 1200 m. Pada saat ini, SDN Sariwangi dipimpin

oleh Ibu Dra. Purmasih sebagai kepala sekolah. Di sekolah ini juga terdapat 16 guru

tetap dan 7 guru sukwan. Jumlah siswa yang ada sampai dengan tahun 2011 adalah

sebanyak 605 orang dengan rincian laki-laki 303 orang dan perempuan sebanyak 307

orang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V. Ada tiga kelas yang

merupakan populasi dalam penelitian ini.

3.3.2 Sampel

Pada penelitian kuantitatif ada dua jenis pengambilan sampel pertama yaitu

probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang pada

setiap unsur atau anggota dalam sampel sama. Kedua, nonprobability sampling yaitu

teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang bagi setiap unsur atau

anggota untuk dijadikan sampel. Penelitian ini mengambil teknik probability sampling

(26)

sampel simple random karena melihat sampel yang diambil merupakan populasi yang

dianggap homogen atau relatif homogen. Tidak ada perbedaan yang sangat mencolok

antara sampel yang diambil sebagi subjek penelitian.

Berdasarkan populasi di atas maka sampelnya bisa ditarik menjadi dua kelas. Pada

kelas eksperimen atau disebut dengan kelas A terdapat 32 orang siswa begitupun pada

kelas kontrol atau yang disebut kelas B ada 32 orang siswa. Pemilihan sampel dilakukan

secara acak sehingga tidak ada kriteria khusus dalam memilih sampel. Jenis sampel

yang diambil mempunyai sifat yang homogen. Pada kelas eksperimen akan dilakukan

sebuah perlakuan dengan menggunakan media buku catatan harian.

3.4 Alur Penelitian

Alur penelitian dibuat untuk menjelaskan tentang arah dari sebuah penelitian. Alur

pada penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang

“Pengaruh Pembelajaran Menulis dengan Menggunakan Buku Catatan Harian Terhadap

Kebiasaan Menulis dan Keterampilan Menulis Siswa”. Adapun alur penelitiannya

adalah sebagai berikut:

(27)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Populasi

Sampel

Prates

Kelas Kontrol Kelas

Eksperimen

Pascates

Analisis Rumusan

Masalah

Pembuktian Hipotesis

(28)

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

penyebaran angket, obsevasi, dan tes menulis karangan narasi. Ketiga teknik ini dipilih

peneliti untuk mengambil data secara kuantitatif.

Langkah pertama yang dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu dengan

memberikan prates terhadap semua responden yaitu siswa kelas V SDN Sariwangi.

Adapun materi prates yang diberikan yaitu berupa angket untuk menanyakan tentang

kebiasaan menulis siswa. Data angket yang diperoleh bertujuan untuk mengetahui

kebiasan menulis siswa dan minat siswa dalam menulis. Setelah angket diberikan

kepada responden maka selanjutnya adalah memberikan tes menulis karangan narasi.

Tema yang diberikan adalah tentang liburan sekolah. Tema dipilih berdasarkan

pengalaman yang siswa pernah alami sehingga siswa tidak begitu sulit dalam

menuangkan idenya dalam tulisan. Dalam pengerjaannya, siswa langsung mengerjakan

di kelas. Sedangkan observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Observasi dilakukan pada guru dan murid.

Langkah kedua dalam pengumpulan data prates maka pascates dilakukan. Seperti

pada prates, dalam pasca tes siswa mengerjakan angket dan juga tes menulis karangan

narasi. Angket dan tes menulis pada pasca tes serupa dengan prates sehingga peneliti

bisa mengetahui data awal dan data akhir setelah dilakukan perlakuan pada kelas

eksperimen. Peneliti akan melihat data responden ada perubahan atau tidak setelah

diberikan perlakuan.

(29)

Ada tiga instrumen yang digunakan yaitu daftar pertanyaan, lembar observasi, dan

petunjuk membuat karangan. Obeservasi dilakukan pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Instrumen yang pertama adalah observasi yang dilakukan kepada guru

ketika mengajar dan juga siswa pada saat belajar. Instrumen yang kedua dalah angket.

Angket diberikan kepada siswa untuk melihat kebiasaan menulisnya. Kemudian

instrumen yang ketiga adalah tes menulis karangan. Tes menulis karangan berupa narasi

tentang liburan sekolah siswa. Siswa bebas memilih judul yang mereka inginkan tetapi

dengan tema liburan sekolah. Ketiga instrumen tersebut akan memberikan data yang

akan menjawab rumusan masalah.

3.6.1 Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses belajar dan pembelajaran berlangsung.

Peneliti melihat tentang pembelajaran menulis karangan narasi di sekolah. Berdasarkan

sifat dari observasi yang merupakan alat pengumpul data, maka dalam observasi ini

peneliti menyediakan format pengamatan sebagai instrumen yang berisi uraian-uraian

tentang perilaku baik guru maupun siswa. Adapun lembar observasi sebagai berikut:

(30)

No Aspek yang dinilai SB B C K SK

7 Tidak ribut dalam proses pembelajaran 8 Diskusi tentang pelajaran dengan teman 9 Menjawab pertanyaan guru

TABEL 3.2 LEMBAR OBSERVASI GURU

No Aspek yang dinilai SB B C K SK

1 Apersepsi

2 Mengkondisikan murid dalam pembelajaran 3 Suara yang jelas dalam mengajar

4 Cara mengajar yang menarik

5 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan indikator

6 Ada diskusi yang terjadi dalam proses pembelajaran

7 Guru memberikan penjelasan dan juga contoh untuk keterpahaman siswa

8 Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis

9 Memberikan penilaian selama pembelajaran berlangsung, misalnya dengan mencatat siswa yang bertanya atau mengemukakan pendapat 10 Menyimpulkan proses pembelajaran

11 Meninjau siswa antara yang paham dan kurang paham akan pelajaran yang diberikan

12 Mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran

13 Menginformasikan materi yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya

Penilaian yang dilakukan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung ini

dilakukan dengan menggunakan lembar observasi ini. Peneliti sebagai observer

(31)

tersedia dengan format penilaian SB (Sangat Baik)= 5, B (Baik)=4, C (Cukup)=3, K

(Kurang)=2, dan SK (Sangat Kurang)=1.

3.6.2 Angket

Angket menurut Sugiyono (2009: 199) adalah suatu teknik dalam pengumpulan

data dengan cara memberikan pertanyaan kepada subjek peneliti dalam bentuk tulisan.

Teknik ini akan lebih efisien jika peneliti variabel yang akan diukur dalam penelitian.

Untuk mengetahui data selain melakukan wawancara langsung juga bertanya melalui

angket. Pada saat prates siswa diberikan pertanyaan dalam bentuk angket untuk melihat

kebiasaan menulisnya. Setelah materi tentang karangan narasi diberikan kepada siswa

dan penggunaan media buku catatan harian yang diberikan kepada siswa kelas

eksperimen maka angket ini akan diberikan lagi kepada siswa pada saat pascates.

TABEL 3.3 KISI-KISI KEBIASAAN MENULIS SISWA

Indikator No Item Jumlah

Item 1. Tuliskan kebiasaan menulis

2. Menulis setiap hari pada waktu yang sama,dengan pemicu

3. Berkomitmen pada orang lain 4. Fokus dalam satu bulan

5. Temukan motivasi dalam menulis 6. Catat dan bertanggung jawab 7. Tentukan penghargaan diri 8. Disiplin

9. Mencari inspirasi

10.Jadikan menulis sebagai kegiatan yang menyenangkan

Sumber:Teori kebiasaan menulis oleh Coffing (2008) dalam http://www.women-ink.com/index.htm

Angket yang terdiri atas 20 soal ini berisi pertanyaan berdasarkan

(32)

dengan kebiasaan menulis siswa. Siswa hanya menjawab ya atau tidak saja. Jawaban ya

bernilai 1, sedangkan tidak bernilai 0.

3.6.3 Tes menulis Karangan Narasi

Tes menulis karangan narasi digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam

pembelajaran menulis karangan narasi. Tes dilakukan sebanyak dua kali. Tes pertama

diberikan pada saat prates. Hal ini dilakukan untuk melihat keterampilan awal siswa.

Setelah itu tes kedua atau pasca tes dilakukan pada saat peroses pembelajaran telah

selesai. Pasca tes dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan buku catatan harian

sebagai media pembelajaran pada kelas eksperimen. Adapun format penilaian karangan

menulis narasi adalah sebagai berikut.

TABEL 3.4 PENILAIAN KARANGAN NARASI

No Aspek yang diukur skor kategori

1 Kesesuaian judul dengan isi karangan

4 Penggunaan dan penulisan ejaan

3 Sempurna

(33)

No Aspek yang dinilai Skor Kategori

5 pilihan kata/diksi

2 kurang bertautan dan berurutan

1 tidak bertautan dan berurutan

0

tidak bertautan, tidak berurutan dan tidak dipahami

6 keterpaduan antar kalimat dan antar paragraf

3 bertautan dan berurutan

2 kurang bertautan dan berurutan

1 tidak bertautan dan berurutan 1 terbaca tidak bersih

0 tidak terbaca dan tidak bersih

Ada delapan aspek yang akan dinilai dalam karangan narasi. Kedelapan aspek ini

berdasarkan format penilaian yang dikeluarkan oleh Dikdasmen Depdiknas tahun 2003.

3.7 Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dan isntrumen penelitian telah digunakan dalam mencari

(34)

sudah didapatkan. Ada beberapa teknik dalam pengolahan data, yaitu: identifikasi data,

pengelompokan data, dan analisis data. Keterangan lebiih lanjut akan dibahas pada

penjelasan di bawah ini:

3.7.1 Identifikasi data

Semua data yang diperoleh dari siswa diidentifikasi agar peneliti tidak mengalami

kesulitan. Penilaian untuk data angket menggunakan skala sikap Guttman sedangkan

penilaian tes karangan narasi menggunakan pedoman penilaian yang sudah dijelaskan di

atas.

3.7.2 Pengelompokan data

Setelah data terkumpul dan diidentifikasi maka langkah selanjutnya adalah

mengelompokan data. Data dikelompokan berdasarkan data kuanlitatif dan data

kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari angket skala sikap sedangkan data kuantitatif

diperoleh dari hasil pembelajaran menulis karangan narasi siswa dan nilai tes

keterampilan menulis siswa.

3.7.3 Analisis data

Sugiyono (2009:207) menyatakan bahwa dalam penelitian kuantitatif analisis data

dilakukan setelah semua data terkumpul. Kegiatan analisis data kuantitatif meliputi

pengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis datanya; mentabulasi data

berdasarkan variabel dari seluruh data; dan melakukan penghitungan (penelitian

kuantitatif) untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian kuantitatif

penggunaan statistik dilakukan untuk menganalisis data. Statistik dalam kuantitatif ada

(35)

3.8 Pengujian Sifat Data

Data yang berasal dari isntrumen-instrumen yang digunakan seperti observasi,

angket, dan tes menulis karangan narasi diuji untuk dilihat kenberlakuannya dalam

penelitian. Untuk menguji instrumen digunakan uji validitas dan juga reliabilitas.

Sedangkan untuk menguji sifat data dilakukan dengan cara uji normalitas dan uji

homogenitas dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution)

versi 17.

3.8.1 Uji Validitas dan Uji Realibilitas Data

Pada uji validitas dan uji realibilitas yang diujikan adalah daftar pertanyaan berupa

angket untuk melihat kebiasaan menulis siswa. Angket diujikan untuk melihat

kelayakannya sebelum diberikan kepada subjek penelitian.

1) Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang

diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan

pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2010 :97-118) menjelaskan bahwa

validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu

alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji

validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat

(36)

total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur

digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.

(

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya

(r) sebagai berikut.

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi

Antara 0,600 – 0,799 : tinggi

Antara 0,400 – 0,599 : cukup

Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid).

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keter-andalan atau

keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen

dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis

reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha

(37)

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut.

Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan : Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXi2 = Jumlah kuadrat item Xi

(ΣXi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

Keterangan : Σ Si = Jumlah Varians semua item

S1, S2, S3…..n = Varians item ke-1,2,3…...n

Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:

Keterangan : St = Varians total

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Korelasi

Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

(

disebut rawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman

(38)

Brown yakni:

kebebasan (dk=n–1). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r tabel.

Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > r tabel berarti Reliabel dan r11 < r tabel berarti Tidak

Reliabel.

3.8.2 Uji Hipotesis

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah

pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data

yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan segera

diketahui. Analisis yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment

namun dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan

komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi

17.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi

pearson product moment. Analisis ini untuk mengetahui pengaruh buku catatan

harian (Y) terhadap kebiasaan menulis (X1) dan keterampilan menulis siswa (X2) di

SDN Sariwangi. Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah

(39)

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga

(–1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = – 1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya

tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan

dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut.

Tabel 3.5

INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI NILAI r

Interval Koefisien Tingkat Kontribusi

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah

Sangat Rendah Sumber: Riduwan dan Sunarto (2010:138)

Analisis lanjut digunakan teknik korelasi dan uji beda. Kemudahan dalam

perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS

(Statistical Product and Service Solutions) Windows Version 17.

1) Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t yang diawali dengan uji normalitas, uji

homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata. Ada pun langkah-langkahnya

sebagai berikut.

a. Uji normalitas dengan menggunakan chi kuadrat. Pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui normal atau tidaknya hasil tes. Rumus yang digunakan adalah:

= −

K = Banyaknya kelas interval dari daftar distribusi frekuensi

(40)

Ei = Frekuensi teoretis yang diharapkan

Jika chi squarehitung < chi squaretabel Maka distribusi data dinyatakan normal

Jika chi squarehitung > chi squaretabel Maka distribusi data dinyatakan tidak normal.

(Riduwan, 2010:170)

b. Uji Homogenitas dua varians melalui uji F. Rumus yang digunakan adalah:

Uji Homogenitas dua varians melalui uji F. Rumus yang digunakan adalah:

=

Kriteria pengujiannya yaitu:

Jika F hitung < 1 2a# $ dk1, dk2 maka data homogen

Jika F hitung ≥ F 1 2a# $ dk1, dk2 maka data tidak homogen

(Sugiono, 2008:199)

c. Uji kesamaan dua rata-rata variabel Y1 (kebiasaan menulis) dan Y2 (keterampilan

menulis) sebelum dan sesudah diberikan perlakuan melalui uji t-tes. Jika data

berdistribusi normal dengan jumlah anggota sampel n1=n2 dan variansinya

homogen,rumus yang digunakan adalah:

* = +̅ − -.

/0 1 12 +2 41

+̅ = Rata-rata kelas eksperimen

-. = Rata-rata kelas kontrol

S2 = Varians total

(41)

S22= Varians kelas kontrol

n1= Banyak data kelas eksperimen

n2= Banyak data kelas kontrol

Sudjana (1996:239)

S diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

5 21 − 1 01 + 22 − 1 5221 + 22 − 2

Jika berdistribusi normal dengan n1=n2 dan variansinya tidak homogen, rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

* = +... − +...

/512 +522

Kriteria pengujian tetap sama, yang membedakan adalah dk=n1-1 atau n2-2 (Riskha

dalam Sugiyono, 2006:135). Uji kesamaan dua rata-rata itu dilanjutkan dengan uji dua

sisi dan uji satu sisi. Uji dua sisi dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan hasil

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ada pun uji kesamaan satu sisi dilakukan

untuk mengetahui apakah hasil yang didapat oleh kelas eksperimen lebih baik daripada

kelas kontrol. Kedua uji kesamaan tersebut dilakukan untuk menganalisis data nilai

hasil tes menulis karangan narasi sebagai berikut:

1. Uji kesamaan dua rata-rata dengan uji dua pihak atau dua sisi. Hipotesis yang

diujinya adalah:

Ho = 61 = 62 , kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata kelas

(42)

Ha = 61 ≠ 62 , kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak sama). Kriteria pengujiannya adalah:

Jika −* 8 9

# < * < * 8 #9maka, Ho diterima

Jika * ≤ −* 8 9

# atau * ≥ * 8 # 9 maka, Ho ditolak

* 8 # 9 didapat data distribusi t dengan dk= 2 + 2 − 2 dan peluang

1-1# 2;.(Sudjana, 1996:239)

2. Uji kesamaan rata-rata dengan uji satu pihak atau satu sisi. Untuk mengetahui

lebih lanjut apakah hasil yang didapat kelas eksperimen lebih baik dari daripada

kelas kontrol, dilakukan uji lanjutan yaitu uji kesamaan dua rata-rata satu pihak.

Untuk uji satu pihak, rumus yang digunakan masih sama dengan uji rata-rata dua

pihak, yang membedakan hanya dalam hipotesis yang diuji dan kriteria

pengujiannya.

=>= 6 = 6 , kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol itu sama).

=9= 6 ≠ 6 , kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak sama).

Berdasarkan perbandingan nilai *? @ ABdan *@9CDE adalah :

Jika *? @FAB> *@9CDE atau * > * 89 maka => ditolak.

Jika *? @FAB< *@9CDE atau * < * 89 maka => diterima.

* 89 diperoleh dari daftar distribusi t dengan dk= 2 + 2 − 2 dan peluang 1-H.

Jika data tidak berdistribusi normal, pengujian kesamaan dua rata-rata dilanjutkan

(43)

adalah keberartian perbedaan perlakuan pada dua buah sampel bebas yang diambil dari

satu atau dua buah populasi. Rumus yang digunakan dalam uji U Mann-Whitney, yaitu:

I9 = 292C + A

J + 29 + 1 − ∑ L9

IC = 292C +

AM + 2C + 1 − ∑ LC

I9 = Jumlah sampel a

IC = Jumlah sampel b

L9 = Peringkat sampel a

LC = Peringkat sampel b

Hipotesis yang diujinya tetap sama, tetapi kriteria pengujiannya, yaitu => diterima

jika U yang terkecil > U tabel, dan => dalam hal lainnya.

2) Mengolah data hasil pengamatan dalam bentuk persentase. Ada pun skor total

aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut

Tabel 3.6

Skor Total Aktivitas Guru dan Siswa

4,50 – 5,00 Sangat Baik

4,00 – 4,49 Baik

3,00 – 3,99 Cukup

2,00 – 2,99 Kurang

0,00 – 1,99 Sangat Kurang

3) Analisisi yang akan digunakan dalam menguji besarnya keefektifan variabel

(44)

pengaruh buku catatan harian (X) terhadap kebiasaan menulis siswa (Y1) dan

keterampilan menulis siswa (Y2) di SDN Sariwangi. Rumus analisis korelasi

Pearson Product Moment (PPM) adalah sebagai berikut.

)

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (–

1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = – 1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0

artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan

arti harga r akan mengikuti tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut.

Tabel 3.7

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r2

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,80 – 1,000

Pengolahan data selain menggunakan software Microsoft Excel, juga dibantu

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah M.K, Sabarti dan kawan-kawan. 1993. Bahasa Indonesia 3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Alwasilah, A.Chaedar. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Coffing, Katey. 2008. The Write Habit: How to Strengthen Your Writing Muscle.(online) tersedia dalam http://www.women-ink.com/index.htm

Donovan, Melissa. Better Writing Habit. (online) tersedia dalam

http://writing%20habit/better-writing-habits-2.htm

Djamarah, Syaiful B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamidah, Ida. 2006. Penerapan Media Menulis Catatan Harian dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi. Bandung: UPI.

Hartati, Tatat dkk. 2006. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi. Bandung: UPI.

Keith, Kimberly L. Help Your Child Learn Writing Skills.About.com School Age-Children.

Kurikulum 2006 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006.

Luthfiyani, Khairulia. Buku Harian Sebagai Bahan Ajar Sederhana. (online) tersedia dalam http://blog.lutfiyani.

(46)

Nofiarty, Ella. 2006. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Melalui Catatn Artififial (Studi Kasus di Kelas VII SMP Lab-School Pecontohan UPI Bandung). Bandung: Tidak diterbitkan

Potter, Clarkson N. 1990. Writing for Publication. New York: Plume.

Rahman. 2006. Teori Belajar dan Pembelajaran Dalam Konteks Teaching and Learning Process. Bandung: Konferensi Internasional Program Pendidikan Guru untuk Abad ke-21

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru –Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Riduwan (2010a). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

______ (2010b). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riduwan (2010). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Riduwan, Adun Rusyana dan Enas. 2011. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, Arief S dkk. 1996. Media dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Indonesia: Penerbit Universitas Terbuka.

Santosa, Puji dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Indonesia: Penerbit Universitas Terbuka.

Semi, M.Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.

Suyatna, Amir. 2005. Menyimak dan Pengajarannya. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis (Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa.

(47)

Tim Penyusun. 2010. Konsep Buku Harian. (online) tersedia dalam e-dukasi.net.

Yunita, Siska. 2009. Berlatih Menulis dengan Buku Harian. Tulisan ini jiga dipublikasikan di Majalah Bakti (Kanwil Depag Provinsi Daerah Iatimewa

Yogyakarta) Edisi No. 216-TH.XVIII-Juni 2009.

Gambar

Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif  Sumber: Sugiyono (2009:49)
Gambar 3.3 Alur Penelitian
TABEL 3.1 LEMBAR OBSERVASI SISWA
TABEL 3.2 LEMBAR OBSERVASI GURU
+5

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia |

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas VIIF SMP N 2 Kartasura tahun Pelajaran 2010-2011 dengan media buku harian dalam hal

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS X.. SMA NEGERI

Dengan demikian tujuan penelitian ini diharapkan melalui pembiasaan menulis catatan harian dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi bagi siswa kelas V SD Negeri

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

kemampuan menulis kreatif narasi siswa, penulis juga menggunakan media gambar dalam penelitian untuk melihat pengaruh model induktif kata bergambar terhadap keterampilan

Kendala – kendala yang dihadapi guru dalam membelajarkan menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan pada saat menerapkan model pembelajaran PAIKEM, ekspositori

Berdasar pada latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian yang dicapai yaitu untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui model pembelajaran Concept