• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN GURU DALAM MENULIS BUKU HARIAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN GURU DALAM MENULIS BUKU HARIAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SAWAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN GURU DALAM MENULIS BUKU HARIAN

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SAWAN

Putu Wahyu Pertiwi1, I Nengah Martha2, Ida Ayu Darmayanti3

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini mendeskripsikan (1) model pembelajaran guru dalam menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan, (2) Alasan guru menggunakan model pembelajaran tersebut dalam menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan, (3) kendala – kendala yang dihadapi oleh guru menerapkan model pembelajaran tersebut dalam menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VII B dan VII L SMP Negeri 2 Sawan. Objek penelitian ini adalah model pembelajaran guru dalam menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan. Data mengenai model pembelajaran yang digunakan guru diperoleh melalui metode observasi, dan dokumentasi. Data mengenai alasan guru menggunakan model pembelajaran tersebut serta kendala – kendala yang dihadapi guru diperoleh melalui metode wawancara. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kritis. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, didapatkan tiga hasil yaitu (1) model pembelajaran guru dalam menulis buku harian siswa kelas VII B dan VII L yaitu (a) model pembelajaran PAIKEM (b) kontekstual, (c) ekspositori. (2) Alasan guru menggunakan model pembelajaran tersebut dalam menulis buku harian yaitu, (a) menciptakan suasana belajar yang kondusif, aktif, kreatif, dan menyenangkan, (b) melatih siswa berfikir kritis dan kreatif dalam menemukan ide yang akan dikembangkan dalam menulis, (c) menumbuhkembangkan kreativitas menulis siswa. (3) Kendala – kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran yaitu (a) memotivasi siswa untuk berani bertanya dan menjawab pertanyaan, (b) sulit menjelaskan pembelajaran agar benar-benar dipahami siswa, (c) membangkitkan imajinasi siswa terhadap sesuatu yang dijadikan ide dalam menulis buku harian. Kesimpulannya dalam penelitian ini, guru menggunakan model pembelajaran PAIKEM, kontekstual, dan ekspositori dalam mengajarkan menulis buku harian. Guru harus menggunakan model pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran.

Kata kunci: model pembelajaran, menulis buku harian.

ABSTRACT

This study describes (1) model of teacher learning in a diary of seventh grade students of SMP Negeri 2 Sawan, (2) The reason teachers use the model lesson in a diary of seventh grade students of SMP Negeri 2 Sawan, (3) constraints - constraints faced by teachers applying the learning model in a diary of class VII SMP Negeri 2 Sawan. This study used a qualitative descriptive design. This research subject teachers pengampu Indonesian subjects in class VII B and VII L SMP Negeri 2 Sawan. The object of this study is a model of teacher learning in a diary of class VII SMP Negeri 2 Sawan. Data on teacher learning model used is obtained through observation, and documentation. Data on the reasons teachers use learning model and the constraints - constraints that teachers face obtained through the interview method. Analysis of the data in this study

▸ Baca selengkapnya: agenda harian guru bahasa indonesia smp k13

(2)

using critical analysis. Based on the analysis that has been done, get three results: (1) model of teacher learning in a diary of class VII B and VII L is (a) learning model PAIKEM (b) contextual, (c) the expository. (2) The reason teachers use the model lesson in a diary namely, (a) creating a conducive learning atmosphere, active, creative, and fun, (b) train students to think critically and creatively to find ideas that will be developed in writing, ( c) develop the creativity of students' writing. (3) Constraints - constraints faced by teachers in implementing the learning model, namely (a) motivate students to dare to ask and answer questions, (b) it is difficult to explain the learning that really - really understand the students, (c) the imagination of students towards something that made ideas in a diary. The conclution, the teachers using : PAIKEM, contextual, and exspository models in teaching and learning of deary. Sugisted that acconding to subject mater.

Keywords: learning model, write a diary.

PENDAHULUAN

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Kurikulum merupakan sumber atau salah satu alat dalam proses pendidikan. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional telah memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada setiap jenjang pendidikan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia sejak tahun 2006. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman belajar. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut dapat dikembangkan pada setiap sekolah sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. Kurikulum ini memberikan kebebasan bagi satuan pendidikan untuk menyusun standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dalam perencanaan pembelajaran. Hal ini dilakukan pemerintah berdasarkan pemikiran bahwa setiap sekolah memiliki kondisi dan kebutuhan yang berbeda dan hanya sekolah itu sendiri yang dapat mengetahui secara pasti hal yang dibutuhkan oleh para siswanya.

Dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) , khususnya pelajaran Bahasa Indonesia terdapat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Keempat keterampilan bahasa tersebut meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan keterampilan menulis.

Standar kompetensi yang kemudian membuat jabaran mengenai keterampilan menulis di sekolah menengah pertama yang dimplementasikan dalam mengungkapkan berbagai hal. Untuk pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan menulis di kelas VII masuk dalam standar kompetensi (SK) yaitu, mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi. Standar kompetensi tersebut kemudian dipecah menjadi tiga kompetensi dasar yaitu menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar, menulis surat pribadi dengan memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa, dan menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik, dan benar.

Dalam silabus bahasa Indonesia, kurikulum satuan pendidikan (KTSP) tertuang tujuan menulis buku harian yaitu mampu menulis pokok-pokok pengalaman pribadi yang terjadi sehari sebelumnya, dan mampu mengembangkan pokok-pokok pengalaman pribadi itu menjadi sebuah tulisan yang ekspresif dengan menambahkan waktu kejadian, curahan pemikiran, dan perasaan ke dalam buku harian. Maka dari itu, pembelajaran menulis buku harian penting dikuasai oleh siswa karena tercantum dalam kurikulum dan kurikulum tersebut mengharuskan siswa dapat menguasai keterampilan menulis buku harian.

Dari empat keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa, keterampilan menulis

▸ Baca selengkapnya: contoh jurnal harian guru bk smp

(3)

adalah salah satu keterampilan yang dianggap sulit oleh siswa kelas VII. Hal itu karena kemampuan menulis menuntut siswa untuk memahami kosa kata, ejaan, penyusunan kalimat, penentuan topik, menentukan tema, hingga penyusunan paragraf. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh tujuan dari SK keterampilan menulis tersebut. Ada berbagai tujuan yang harus dicapai oleh siswa dalam SK keterampilan menulis kelas VII seperti mampu menulis pokok- pokok pengalaman pribadi dengan kalimat singkat dan jelas, mampu secara rutin menuliskan pengalaman dalam buku harian dengan kalimat yang ekspresif, menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik dan benar, dan mampu menulis surat pribadi dengan memperhatikan komposisi isi dan bahasa. Maka tidaklah salah, keterampilan menulis dianggap sulit bagi sebagian besar siswa kelas VII. Sekalipun alokasi waktu untuk pembelajaran menulis yaitu 4x40 menit untuk setiap kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang bersifat produktif dan ekspresif. Ada beberapa jenis keterampilan menulis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, salah satunya adalah keterampilan menulis buku harian. Buku harian atau tulisan pribadi merupakan suatu pernyataan dari gagasan-gagasan serta perasaan-perasaan kita mengenai pengalaman-pengalaman diri sendiri. Menulis buku harian adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan daripada kebanyakan jenis tulisan lainnya. Hal itu karena dengan menulis buku harian kita akan terbiasa terlibat dengan diri kita sendiri, kita akan menikmati gambaran serta kenangan diri kita sendiri.

Untuk dapat menulis buku harian dengan baik, ada beberapa hal yang perlu dikuasai oleh siswa. Persyaratan itu meliput cara siswa mengutarakan nada khasnya, pilihan kata-kata, penggunaan frase-frase, dan pemanfaatan kalimat-kalimat. Dengan

demikian, untuk dapat menulis dengan baik, khususnya dalam bidang kebahasaan siswa memerlukan pengetahuan tentang pemilihan kata-kata, penggunaan frase-frase, dan pemanfaatan kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia Dari hasil kegiatan menulis buku harian inilah, kemampuan siswa dapat diketahui dalam mengutarakan nada khasnya, pemilihan kata-kata, penggunaan frase-frase, dan pemanfaatan kalimat-kalimat dalam menulis. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan menulis buku harian merupakan salah satu kegiatan penting untuk memperdalam pengetahuan siswa mengenai pemilihan kata-kata yang tepat, penggunaan frase-frase, dan pemanfaatan kalimat-kalimat

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri 2 Sawan, ada dua penyebab yang sangat berpengaruh pada hasil tulisan siswa. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan siswa mengenai (1) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan (2) kurangnya pemahaman siswa dalam memanfaatkan kalimat-kalimat, penggunaan frase-frase, dan pemilihan kata-kata dalam menulis. Untuk mengatasi permasalah tersebut, kemahiran guru dalam mengajar sangatlah berpengaruh dalam keberhasilan belajar siswa. Mengingat pentingnya siswa menguasai keterampilan menulis dengan baik, seorang guru dituntut untuk memilih model pembelajaran yang relevan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis, khususnya dalam menulis buku harian, guru perlu menggunakan model pembelajaran yang tepat sebagai alternatif. Penerapan model pembelajaran dalam melatih keterampilan dan kreativitas siswa dalam menulis buku harian sangat efektif dilaksanakan. Model pembelajaran merupakan suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat

(4)

dapat tercapai dengan lebih efektif dan efesien. Hal tersebut sesuai dengan penyataan Chauhan (dalam Hamdayama, 2016: 128) yang mengungkapkan bahwa model pembelajaran merupakan perencanaan pembelajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada prilaku siswa seperti yang diharapkan. Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar sangat beragam. Model-model pembelajaran tersebut meliputi, (1) model pembelajaran inkuiri, (2) kontekstual, (3) ekspositori, (4) berbasis masalah, (5) kooperatif, (6) PAIKEM, (7) tugas terstruktur, dan (8) Fortofolio. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam menulis akan terlatih secara maksimal apabila guru menggunakan model pembelajaran yang tepat sebagai alternatif.

Dipilihnya SMP Negeri 2 Sawan sebagai tempat penelitian karena berdasarkan observasi awal yang dilakukan di sekolah tersebut, terlihat bahwa keberhasilan guru bahasa Indonesia dalam menerapkan berbagai model pengajaran dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis siswa. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa, telah direkomendasikan dalam kurikulum. Mengingat pelajaran yang berkaitan keterampilan menulis yang dianggap sebagai keterampilan yang tersulit dibandingkan ketiga keterampilan lainnya, selain menggunakan model pembelajaran yang sudah direkomendasikan dalam kurikulum, guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Sawan juga menggunakan model pembelajaran lain yang menyesuaikan dengan keadaan dan kemampuan siswa dalam setiap kelas. Dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi akan mampu membangkitkan antusias dan kemauan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu telah, diperoleh informasi dari beberapa siswa di kelas VII SMP Negeri 2 Sawan sudah mendapat nilai

sesuai KKM. Hal itu menjadi pertanda bahwa ketuntasan pembelajaran menulis buku harian sudah tercapai. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan sudah baik. Harapan peneliti setelah dilaksanakan penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada peneliti dan peneliti lain berupa cara mengimplementasikan model pembelajaran saat proses belajar mengajar berlangsung.

Sebelum penelitian ini direncanakan, peneliti menemukan hasil penelitian lain terkait model pembelajaran. Penelitian pertama, yakni “Penerapan Model Inkuiri dalam Pembelajaran Fakta dan Opini di Kelas X SMK N 1 Sukasada” yang dilakukan oleh Sri Darmayanti pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil pembelajaran dalam menentukan fakta dan opini guru sudah memperhatikan keaslian ide saat melakukan evaluasi sesuai dengan kompetensi dasar. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran fakta dan opini pada artikel melalui model pembelajaran sudah memenuhi KKM. Selain itu, dalam penelitian ini juga mengemukakan beberapa kendala atau hambatan yang dialami guru dalam mengajar, terkait model yang digunakan pada saat mengajar di kelas.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sama-sama menggunakan rancangan deskriptif kualitatif dan mengkaji mengenai model pembelajaran. Mengingat, dalam proses belajar mengajar di sekolah seorang guru perlu menggunakan model pembelajaran sebagai alternatif dengan harapan pelajaran yang disampaikan akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu penelitian tersebut mengkaji penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran fakta dan opini pada sebuah artikel, sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan mengkaji tentang model

(5)

pembelajaran guru yang digunakan dalam pembelajaran menulis buku harian.

Penelitian kedua dilakukan oleh Sri Rahayu (2013) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran Menulis Pada Siswa Kelas XII SMKN 1 Denpasar”. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran menulis pada siswa kelas XII SMKN 1 Denpasar sudah dapat dilihat dalam 17 langkah pembelajaran, baik pada kegiatan awal atau pendahuluan, inti, maupun kegiatan akhir atau penutup. Hasil belajar siswa kelas XII SMKN 1 Denpasar dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual tergolong baik sekali, yaitu dengan skor 85,5. Skor tersebut diperoleh oleh siswa berdasarkan penilaian terhadap tulisan mereka yang sesuai dengan ketentuan dalam penilaian yang sudah ditetapkan, seperti isi gagasan yang dikemukakan, organisasi kosakata, pilihan kata, dan ejaan. Sesuai dengan hasil angket atau kuesioner, siswa merespons positif terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu ketika guru menerapkan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran menulis.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sama – sama menggunakan rancangan deskriptif kualitatif dan mengkaji mengenai penerapan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, persamaan lain penelitian ini dengan penelitian yang dirancang peneliti adalah dilihat dari segi subjek penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian tersebut dengan penelitian yang dirancang peneliti sama – sama adalah guru yang mengajar di kelas masing – masing sekolah. Perbedaannya yaitu penelitian tersebut mengkaji mengenai penerapan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran sedangkan penelitian yang

dirancang peneliti mengkaji tentang model pembelajaran guru dalam membelajarkan menulis buku harian.

Dari dua penelitian yang ada, sudah jelas berbeda dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian yang akan dilaksanakan tersebut belum ada yang mengkaji. Berdasarkan hal tersebut muncul pemikiran untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan menulis buku harian siswa. Selain itu, penelitian ini sangat menarik dilakukan untuk melengkapi sisi lain penelitian-penelitian yang sudah ada. Oleh karena itu, diangkat penelitian yang berjudul “Model Pembelajaran Guru dalam Menulis Buku Harian Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sawan”.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini diharapkan mampu mendeskripsikan (1) model – model pembelajaran yang digunakan guru dalam menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan (2) alasan guru menggunakan model pembelajaran tersebut dalam menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan (3) kendala – kendala yang dihadapi guru menerapkan model pembelajaran tersebut dalam menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan. Subjek penelitian ini adalah guru pengampu pelajaran bahasa Indonesia di kelas VII B dan VII L SMP Negeri 2 Sawan, sedangkan objek penelitian ini adalah model pembelajaran guru dalam membelajarkan menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi (1) metode observasi (2) dokumentasi dan (3) wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode nonpartisipan artinya peneliti memang hadir dalam kegiatan belajar mengajar, tetapi

(6)

peneliti tidak aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek peneliti. Peneliti hanya mengamati model pembelajaran guru dalam menulis buku harian siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Sawan. Instrumen yang digunakan dalam metode observasi adalah lembar observasi guru. Penelitian ini juga menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi digunakan untuk menggumpulkan data berupa RPP yang digunakan guru sebagai pedoman mengajar. RPP yang digunakan guru akan

di cross check dengan KBM untuk

mengetahui kesesuaian RPP dengan kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, peneliti juga menggunakan metode wawancara dalam pengumpulan data. Metode wawancara yang digunakan adalah metode wawancara tidak terstruktur. Penggunaan wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data yang lebih akurat dan mendalam dari subjek peneliian sehingga subjek tidak terikat dengan jawaban “ya” atau “tidak”. Metode wawancara ini digunakan peneliti untuk menjawab rumusan masalah kedua dan ketiga.

Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini adalah teknik analisis kritis (Critical Analysis), yang terdiri atas identifikasi data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pertama identifikasi data yang dilakukan peneliti untuk mencatat secara teliti dan rinci data yang diperoleh untuk melakukan pemberian kode, pembuatan gugusan data, dan pembagian data. Dengan demikian, data yang bermanfaat dikumpulkan dalam sebuah ikhtisar dan ditandai. Kedua, reduksi data yang dilakukan pemilihan hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal penting, mencari temannya serta polanya dan membuang yang tidak perlu. Ketiga, penyajian data yang dilakukan dengan mengolah dan menganalisis data untuk memperoleh jawaban yang tepat yang sesuai dengan rumusan masalah. Data berupa model pembelajaran guru dalam menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan yang disajikan secara jelas

dan alamiah tanpa adanya proses statistik. Keempat, penarikan kesimpulan, simpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh adanya data yang valid, maka pembuatan simpulan adalah jawaban dari permasalahan yang sesuai dengan keadaan dan apa adanya. Hasil kegiatan itu berupa simpulan sementara. Oleh sebab itu, sebelum menyusun laporan penelitian, dilakukan pengecekan kembali keseluruhan proses untuk mendapatkan hasil analisis dan simpulan yang meyakinkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini meliputi (1) model pembelajaran guru dalam membelajarkan menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan (2) alasan guru menerapkan model pembelajaran tersebut dalam membelajarkan menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan (3) kendala – kendala yang dihadapi guru menerapkan model pembelajaran tersebut dalam membelajarkan menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan. Berikut dipaparkan hasil temuan yang telah diperoleh selama melaksanakan penelitian. Model pembelajaran yang guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII B adalah model pembelajaran PAIKEM, kontekstual, dan ekspositori. Model pembelajaran PAIKEM digunakan guru diawal pembelajarkan untuk membangkitkan keantusiasan siswa dalam belajar dengan mengeluarkan celotehan – celotehan yang bersifat humor yang mampu membuat siswa tertarik untuk mendengarkannya. Hal tersebut dilakukan agar siswa tidak jenuh atau merasa bosan ketika setelah menerima pelajaran- pelajaran lain. Guru terlebih dahulu mengajak siswa bercanda gurau, saling melempar gurauan atau celotehan – celotehan lucu yang mampu mengundang tawa sebelum guru mengajak siswa fokus pada materi pelajaran. Seusai guru mengajak siswa saling melempar gurauan untuk membangkitkan semangat dan

(7)

keantusiasan siswa dalam belajar, guru mulai kegiatan pembelajaran dengan memberikan apersepsi berkaitan dengan pengalaman – pengalaman yang pernah dialami oleh siswa setiap harinya. Dalam hal ini guru mengaitkan pembelajaran yang disampaikan dengan kehidupan keseharian siswa melalui model pembelajaran kontekstual. Penggunaan model pembelajaran kontekstual ini akan membantu siswa untuk mengingat kembali pengalaman – pengalaman yang dialami dalam keseharian mereka, yang nantinya akan berguna ketika siswa melatih kemampuan menulisnya, khususnya menulis buku harian. Setelah guru memberikan apersepsi mengenai pengalaman – pengalaman yang pernah dialami oleh siswa dalam kehidupan keseharian mereka. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan membagikan contoh buku harian kepada siswa untuk dibaca dan dicermati.Dalam hal ini guru menggunakan model pembelajaran PAIKEM. Dalam menyampaikan pembelajaran guru berusaha menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Guru menyampaikan pelajaran dengan menyelipkan celotehan – celotehan lucu, dengan harapan siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran. ketika guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa berupa unsur – unsur buku harian beserta bahasa yang harus digunakan dalam menulis buku harian, guru menerapkan model pembelajaran ekspositori. Model pembelajaran ekspositori yang diterapkan oleh guru bermaksud agar siswa lebih memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Ketika guru menyampaikan materi pelajaran di depan kelas dengan berbantuan media pembelajaran berupa papan tulis dan spidol, diharapkan siswa menyimak pembelajaran dengan baik sambil mencatat hal- hal penting yang tidak mampu diingat sepenuhnya oleh siswa.

Sebelum Ibu Wayan Wetri, selaku guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII L menjelaskan materi pelajaran, beliau menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa terlebih dahulu. Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran barulah guru menyampaikan materi pelajaran mengenai menulis buku harian. Ketika guru menjelaskan materi mengenai menulis buku harian guru menggunakan model pembelajaran kontekstual. Dalam hal ini guru menjelaskan materi pelajaran menulis buku harian dengan mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata yang tentunya pengalaman – pengalaman tersebut pernah dialami oleh siswa. Dalam hal ini, guru tersebut pada dasarnya ingin mengajak siswa untuk mengingat kembali pengalaman yang pernah dialami oleh siswa baik itu pengalaman yang menyenangkan, lucu, menjengkelkan, atau pengalaman yang menyedihkan, melalui model pembelajaran kontekstual dengan mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata yang dialami oleh siswa. Melalui kegiatan ini siswa akan mampu mengingat-ingat kembali pengalaman yang pernah dialami yang nantinya akan dijadikan bahan untuk menulis buku harian. Seusai guru menyampaikan apersepsi dengan membuka pemikiran siswa dalam hal ini menggali ingatan siswa, mengenai pengalaman- pengalaman yang pernah dialami dengan memberikan beberapa contoh nyata yang mungkin dialami oleh sebagian siswa, guru mulai menjelaskan materi pelajaran yaitu tentang menulis buku harian. Dalam penyampaian materi pelajaran menulis buku harian tersebut guru menerapkan model pembelajaran ekspositori. Model pembelajaran tersebut dipilih oleh guru, dengan harapan siswa lebih memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Di akhir pelajaran guru menggunakan model pembelajaran PAIKEM. Dalam hal ini penerapan model

(8)

pembelajaran tersebut diharapkan mampu melatih kemampuan siswa dalam menulis, dalam hal ini menulis buku harian. Kegiatan menulis buku harian tampak sepele, tetapi dalam kegiatan ini secara tidak langsung akan melatih kemampuan siswa dalam menulis, menuangkan pemikiran-pemikiran siswa dalam bentuk tulisan, dan mengungkapkan perasaan yang dirasakan oleh siswa dalam sebuah buku harian. Secara tidak langsung melalui kegiatan ini, siswa juga lebih mengenal dirinya sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan alasan guru menggunakan model pembelajaran PAIKEM, ekspositori, dan kontekstual dalam membelajarkan menulis buku harian untuk melatih kemampuan menulis siswa serta untuk meningkatkan kreativitas menulis siswa. Dalam hal ini, dengan menerapkan model – model pembelajaran tersebut dalam membelajarkan menulis buku harian, besar harapan guru agar seluruh siswa kelas VII mampu menulis buku harian dengan baik dengan memperhatikan unsur – unsur menulis buku harian serta mampu menulis buku harian dengan bahasa yang ekspresif dan komunikatif, serta mampu memilah dan memilih kata yang tetap digunakan dalam menulis buku harian.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian adapun kendala – kendala yang dihadapi guru ketika menerapkan model pembelajaran PAIKEM, kontekstual, dan ekspositori dalam membelajarkan menulis buku harian yaitu sebagai berikut. Kendala yang dihadapi guru ketika menerapkan model pembelajaran PAIKEM adalah membangkitkan motivasi siswa untuk bertanya atau memberikan pertanyaan agar siswa mampu mengoreksi dan kritis dalam bertanya serta tanggapan yang diberikan atas pertanyaan yang diberikan oleh guru. Menjauhkan rasa takut serta memotivasi siswa untuk berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru adalah salah satu kendala yang sering dialami oleh guru. Selain itu, kendala yang dialami siswa

menerapkan model pembelajaran PAIKEM ketika guru memberikan tugas berupa menuliskan pengalaman – pengalaman yang pernah dialami siswa dalam sebuah buku harian. Dalam kegiatan menulis buku harian menuntut kreativitas siswa dalam menulis agar mampu menulis buku harian dengan baik. Namun, untuk menuntun siswa kreatif dalam menulis masih dirasa sulit, karena siswa sering dihadapkan pada suatu masalah menentukan topik atau tema yang harus ditulis atau untuk memulai menulis siswa terkadang merasa bingung kalimat apa yang harus digunakan pertama untuk memulai menulis buku harian tersebut. Kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual yaitu dalam menyampaikan pembelajaran guru mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata. Walaupun guru sudah berusaha mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata yang sering terjadi disekeliling siswa, namun rupanya siswa masih sulit memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Hal tersebut diutarakan oleh siswa melalui ekspresi yang dimunculkan melalui raut wajahnya. Memahami ekspresi wajah siswa yang menyiratkan makna bahwa mereka belum paham terhadap materi pelajaran yang disampaikan, sehingga guru harus mengulangi pelajaran yang disampaikan sampai siswa benar – benar paham terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Secara umum kendala yang dihadapi oleh siswa dalam menerapkan model pembelajaran ekspositori atau biasa dikenal dengan ceramah yaitu kesulitan untuk menjelaskan materi pelajaran agar diterima dengan penuh oleh siswa tanpa adanya penurunan informasi materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu, ketika menerapkan model pembelajaran ekspositori dalam menyampaikan materi pelajaran kendala yang dihadapi adalah membangkitkan semangat siswa mengikuti pelajaran karena jam pelajaran bahasa

(9)

Indonesia di kelas VII dimulai siang hari sehingga siswa cenderung mengantuk. Pembahasan

Dalam pembelajaran menulis buku harian, guru menerapkan model pembelajaran agar siswa belajar secara efektif dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hamdayama ( 2016 : 130) bahwa dalam proses belajar mengajar guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang diharapkan. Adapun model pembelajaran yang digunakan guru, yaitu model pembelajaran PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan), kontekstual, dan model pembelajaran ekspositori.

Kegiatan guru membangkitkan semangat dan antusias siswa terkait dengan materi yang disampaikan oleh guru dengan melemparkan celotehan – celotehan yang bersifat humor untuk menciptakan suasana yang kreatif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar melalui penerapan model pembelajaran PAIKEM, adalah salah satu cara yang dijadikan alternatif oleh guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamdayama (2016 : 150 ) menyatakan model pembelajaran PAIKEM adalah proses pembelajaran guru dengan menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, memiliki daya cipta dan kemampuan berkreasi, dan mampu menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan sehingga siswa mampu memusatkan perhatiannya secara penuh pada proses pembelajaran. Selain itu, Syah dan Kariadinata (2009 : 1) PAIKEM adalah model pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses

pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Penerapan model pembelajaran ekspositori dilakukan guru ketika menyampaikan materi mengenai buku harian dan memberikan informasi kepada siswa mengenai hal – hal perlu diperhatikan oleh siswa sebelum menulis buku harian. Hal ini dilakukan oleh guru agar siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru secara maksimal. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hamdayama (2016 : 141) yang mengatakan model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa supaya siswa dapat menguasai materi secara optimal. Melalui penerapan model pembelajaran tersebut, siswa akan lebih memahami unsur – unsur yang perlu diperhatikan dalam menulis buku harian dan bahasa ekspresif yang harus digunakan siswa dalam menulis sebuah buku harian. Berdasarkan hal tersebut Djamarah dan Zain (2006 : 97 ) menyatakan bahwa meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada anak didik, tetapi metode ini tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pembelajaran.

Guru mengaitkan pelajaran yang disampaikan dengan kehidupan nyata siswa melalui pemberian contoh – contoh pengalaman yang mungkin dialami oleh siswa dalam kehidupan nyata, yang nantinya akan berguna ketika siswa menuliskan pengalaman – pengalaman yang pernah dialami dalam sebuah buku harian. Dalam hal ini guru menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan nyata yang dialami oleh siswa, agar materi yang disampaikan bisa dicerna dan dipahami oleh siswa dengan baik. Hal itu, sejalan dengan pendapat Hamdayama (2016: 136) menyatakan model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan

(10)

dengan situasi dunia nyata. Selain itu, Nurhadi ( dalam Muslich, 2007 : 41) menyatakan model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan siswa sehari – hari. Melalui kegiatan pembelajaran dengan mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata yang dialami oleh siswa, siswa akan lebih memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Begitu pula dengan hasil tulisan yang akan dihasilkan oleh siswa, dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual tersebut diharapkan membawa pengaruh baik terhadap hasil tulisan siswa. Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan hasil penelitian Sri Rahayu pada tahun 2013 yang menyatakan dengan penerapan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran menulis, siswa menjadi antusias mengikuti pelajaran dan mampu menghasilkan tulisan yang bermanfaat bagi kehidupan mereka kelak.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru yang mengajar di kelas VII, guru mengungkapkan bahwa alasan guru memilih model pembelajaran kontekstual, ekspositori, dan PAIKEM lebih kepada menyesuaikan dengan kondisi siswa di kelas. Dalam hal ini, penerapan model – model pembelajaran tersebut selama guru mengajar materi pelajaran yang sama yaitu tentang buku harian sudah tercapai cukup maksimal. Hal itu menunjukan bahwa guru sudah berhasil dalam menggunakan berbagai jenis model pembelajaran yang sudah disesuaikan dengan pelajaran yang akan disampaikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang mengajar di kelas VII, bagi seorang guru suatu kendala pasti selalu ada dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun kendala – kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran dalam membelajarkan

menulis buku harian sebagai berikut. (1) Menjauhkan rasa takut serta memotivasi siswa untuk berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru adalah salah satu kendala yang sering dialami oleh guru. Kendala yang dialami guru ketika menerapkan model pembelajaran PAIKEM dalam kegiatan pembelajaran ternyata sejalan dengan pendapat Djamarah dan Zain (2006 : 96 ) menyatakan bahwa tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.

Secara umum kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual yaitu dalam menyampaikan pembelajaran guru mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata. Walaupun guru sudah berusaha mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata yang sering terjadi disekeliling siswa, namun rupanya siswa masih sulit memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Hal tersebut diutarakan oleh siswa melalui ekspresi yang dimunculkan melalui raut wajahnya. Memahami ekspresi wajah siswa yang menyiratkan makna bahwa mereka belum paham terhadap materi pelajaran yang disampaikan, sehingga guru harus mengulangi pelajaran yang disampaikan sampai siswa benar – benar paham terhadap materi yang diajarkan oleh guru.

Kemudian kendala guru ketika menerapkan model pembelajaran ekspositori atau dikenal dengan metode ceramah yaitu guru kesulitan untuk menjelaskan materi pelajaran agar diterima dengan penuh oleh siswa tanpa adanya penurunan informasi materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

SIMPULAN DAN SARAN

Model – model pembelajaran yang digunakan guru dalam membelajarkan menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan meliputi tiga jenis model pembelajaran yaitu :(1) model pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan), (2) model

(11)

pembelajaran ekspositori, (3) model pembelajaran kontekstual. Ketiga jenis model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam membelajarkan menulis buku harian ini sudah direkomendasikan dalam kurikulum. Setelah dilakukan mengecekan melalui kegiatan cross check RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di kelas sudah sesuai.

Alasan guru – guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII menggunakan model pembelajaran PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan), ekspositori, dan kontekstual dalam membelajarkan menulis buku harian kelas VII di SMP Negeri 2 Sawan, yaitu untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, aktif, kreatif, dan menyenangkan, melatih siswa berfikir kritis dan kreatif dalam menemukan ide yang akan dikembangkan dalam menulis sebuah buku harian.

Kendala – kendala yang dihadapi guru dalam membelajarkan menulis buku harian siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan pada saat menerapkan model pembelajaran PAIKEM, ekspositori dan kontekstual, yaitu menjauhkan rasa takut serta memotivasi siswa untuk berani bertanya dan menjawab pertanyaan, kesulitan menjelaskan materi pelajaran agar benar - benar dimengerti dan dipahami oleh siswa tanpa menurunkan tentang informasi materi yang disampaikan guru, dan membangkitkan imajinasi siswa terhadap sesuatu yang akan dijadikan ide atau tema dalam menulis buku harian.

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, ada empat saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini.

Pertama, saran untuk guru bahasa

Indonesia yaitu, guru bahasa Indonesia hendaknya terus mampu mengembangkan dan menerapkan berbagai jenis model pembelajaran dalam membelajarkan menulis buku harian dan mampu memberikan motivasi dan apresiasi kepada siswa sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran menulis

buku harian. Kedua, saran untuk sekolah yaitu Saran untuk sekolah yakni hasil penelitian ini dapat direkomendasikan untuk dibaca oleh guru-guru bahasa Indonesia agar dapat melakukan pembelajaran menulis buku harian yang lebih baik. Ketiga, saran untuk mahasiswa calon guru yaitu Saran untuk mahasiswa calon guru yaitu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melaksanakan menulis buku harian khususnya pada siswa SMP kelas VII. Keempat, bagi peneliti lain yaitu Peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis dengan cakupan yang lebih luas, sehingga jangkauan wawasan penelitian ini semakin luas.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri Djamarah, Syaiful. 2006. Strategi

Belajar Mengajar. Jakarta: PT

RINEKA CIPTA.

Hamdayama, Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT Bumi. Aksara. Rahayu, Sri. 2013. Penerapan Model

Pembelajaran Kontekstual dan

Pembelajaran Menulis Pada Siswa Kelas XII SMKN 1 Denpasar. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Sri, Darmayanti Ni Putu. 2013. Penerapan

Model Inkuiri dalam Pembelajaran Fakta dan Opini di Kelas X SMK N 1 Sukasada. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Syah, Muhibin & Kariadinata, Rahayu. 2009. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Rayon Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Jati.

Referensi

Dokumen terkait

Langkah untuk mendesain/mengembangkan kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi (seks) bagi anak di lingkungan keluarga dilakukan dengan cara: 1) melakukan analisis

Gus Dur tidak memcampur adukkan keimanan antar pemeluk agama, karna selain bertentangan dengan dogma ajaran agama Islam hal itu tentunya pasti di tolak oleh semua agama

Kinerja karyawan sudah sesuai dengan standar kuantitas yang ditetapkan perusahaan.. 3

Pengujian Rangkaian Photodioda dilakukan untuk menghetahui kinerja dari photodioda saat menerima sinar dari inframerah, pengujian dilakukan dengan memberikan warna

Pendidikan non-formal berperan penting dalam membentuk minat saya menjadi wirausaha8. Pengalaman kerja orang lain

Demikian pula dalam menyampaikan pendidikan tauhid dalam keluarga harus pula menggunakan metode atau cara yang dapat dilakukan oleh para orang tua, dan dapat dengan

[r]

Directions : For each question, you will see a picture in your test book and you will hear four short statements, They will not be printed in your test book, so you must