PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA
PELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DAN PENGARUHNYA
BAGI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Warudoyong Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran 2012/2013 )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : LILIS SURYATI
0908108
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE DEMONTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Warudoyong Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran 2012/2013 )
OLEH : LILIS SURYATI
0908108
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
PEMBIMBING I
Dr. H.Y Suyitno, M.Pd NIP : 19500908 198101 1 001
PEMBIMBING II
Drs. Nana Djumhana, M.Pd NIP : 19590508 198403 1 002
Mengetahui
Ketua Prodi PGSD FIP UPI Bandung
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA
PELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DAN PENGARUHNYA
BAGI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Warudoyong Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran 2012/2013 )
Oleh Lilis Suryati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Lilis Suryati
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Lilis Suryati , 2013
ABSTRAK
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
Oleh : Lilis Suryati
Lilis Suryati , 2013
Lilis Suryati , 2013
D. Prosedur Penelitian………..……… 39
E. Instrumen Penelitian
F. Analisis Data
………. ………..
42
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskrifsi Sekolah ...
B. Hasil Penelitian ………...………..……… 64
C. Pembahasan Penelitian ………..……….……... 64
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ………. 68
B. Rekomendasi……… 69
DAFTAR PUSTAKA ………... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi era globalisasi, dewasa ini lembaga pendidikan di negara
kita terus berupaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan di era globalisasi. Peningkatan kualitas proses dan hasil
pendidikan akan berpengaruh tehadap lulusan suatu lembaga pendidikan. Banyak
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan yaitu
perbaikan dan penyempurnaan : kurikulum, bahan-bahan intruksional, manajemen
pendidikan, peningkatan kualitas guru dan proses belajar-mengajar (Proses
Pembelajaran). Proses belajar–mengajar merupakan interaksi antara
komponen-komponen pembelajaran sehingga tercipta situasi belajar-mengajar yang
memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan. Adapun
komponen-komponen pembelajaran terdiri dari tujuan, bahan, metode dan alat (media) dan
evaluasi. Ke-empat komponen itu saling berhubungan dan saling berpengaruh.
Diantara komponen pendidikan yang terkait dalam sistem pendidikan, guru
sebagai komponen pendidikan mempunyai peran yang paling dominan atas
keberhasilan proses belajar mengajar. Keberhasilan proses belajar-mengajar tidak
terlepas dari bagaimana cara pendidik mengajar dan bagaimana siswa belajar sebab
baik tidaknya hasil proses belajar mengajar dapat dilihat dan dirasakan oleh pendidik
dan siswa itu sendiri. Seorang guru harus mengenal berbagai cara atau metode
disesuaikan dengan keadaan lingkungan, meskipun tidak ada satu metode yang paling
tepat untuk segala tujuan dan kondisi. Karenanya guru dituntut harus memiliki
sejumlah kemampuan untuk menciptakan situasi yang melahirkan suasana proses
belajar dan mengajar yang dapat menarik dan merangsang minat belajar siswa, agar
mencapai tujuan yang diharapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (1996 :
46) yang menyatakan : keberhasilan seorang guru di dalam menyelenggarakan proses
belajar mengajar sangat ditentukan oleh keterampilan memilih metoda mengajar
sesuai bahan pengajaran yang akan disampaikan.
Metode pengajaran merupakan faktor penunjang dalam menyampaikan
pembelajaran, seperti yang telah dikemukakan oleh Sudjana dalam bukunya
Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (2000:76) bahwa : “Metode mengajar adalah cara
yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran.”
Banyak metode yang dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Penggunaan
metode secara bervariasi bertujuan agar proses pembelajaran lebih menarik, tidak
membuat siswa bosan, meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar yang
salah satunya adalah metode Demonstrasi. Menurut Sudjana (2009:79) “Metode
Demonstrasi adalah tukar-menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman
secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas
dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan
Penggunaan metode Demonstrasi dalam proses pembelajaran berpengaruh
terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat
dengan adanya siswa lebih mengingat materi pelajaran, kreatifitas dan cara berfikir
siswa lebih tergali, siswa terdorong untuk mempelajari materi tersebut, siswa lebih
menguasai materi pelajaran, siswa lebih percaya diri, siswa dapat melakukan
hubungan sosial, siswa lebih disiplin dalam belajar, kesungguhan siswa dalam
mengerjakan tugas, siswa lebih bertanggung jawab, dan nilai yang cukup memuaskan.
Dalam pelaksanaan proses pendidikan di sekolah, diantaranya diberikan
berbagai jenis mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan di sekolah
yaitu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan bagian dari materi
pelajaran yang disajikan di Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran IPA disajikan
pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Secara singkat IPA adalah
pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya
(Darmojo dalam Samatowa, 2006:2). IPA adalah “ilmu pengetahuan yang
mempunyai obyek dan menggunakan metode ilmiah” (Samatowa, 2006:3). lPA
adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara vang
terkontrol.
Penerapan metode Demonstrasi pada pembelajaran IPA diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Situasi dan kondisi proses pembelajaran di kelas V
SD Negeri Warudoyong Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur berdasarkan
nilai yang diperoleh rata-rata siswa pada pembalajaran IPA adalah 5,4 sedangkan
KKM yang harus dicapai siswa pada pembelajaran IPA adalah 6,7 terdiri dari 9 orang
KKM sekitar 73,52 % . Dari hasil observasi dan identifikasi masalah selama peneliti
mengajar dapat digambarkan dari hasil observasi dan identifikasi masalah selama
peneliti mengajar antara lain :
1. Kondisi siswa dalam pembelajaran kurang kondusif kelihatan monoton
2. Hasil belajar siswa belum memenuhi KKM
3. Penggunaan metode Demonstrasi jarang dilakukan dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis sangat tertarik untuk melakukan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Penerapan Metode Demonstrasi Pada
Pembelajaran IPA tentang Daur Air dan Pengaruhnya bagi Manusia Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas, maka rumusan masalah dapat dirumuskan sbb :
1. Bagaimanakah rencana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan
metode demonstrasi?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode
Demonstrasi pada pembelajaran IPA ?
3. Bagaimanakah dengan penerapan metode Demonstrasi pada pembelajaran IPA
dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan penerapan metode
demonstrasi pada pembelajran IPA.
2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode
demonstrasi pada pembelajaran IPA.
3. Untuk mendeskripsikan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada berbagai pihak yaitu untuk
siswa, guru, dan sekolah antara lain :
1. Manfaat untuk Siswa
Meningkatkan pengetahuan siswa dalam pembelajaran IPA tema daur air dan
meningkatkan aktivitas kegiatan siswa pembelajaran dengan menggunakan metode
Demonstrasi.
2. Manfaat untuk Guru
Menambah pengetahuan dalam mengelola perencanaan pembelajaran IPA tema
daur air dan memberikan perbaikan cara mengajar untuk meningkatkan
kemampuan profesional dan kreativitas guru sekolah dasar.
3. Manfaat untuk Sekolah
Meningkatkan kualitas peserta didik dalam pembelajaran perubahan
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah :
Penggunaan Metode Demonstrasi pada pembelajaran IPA tentang Daur Air dan
pengaruhnya bagi manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa .
F. Definisi Operasional
1. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah bagaimana proses terjadinya sesuatu, yang mana dapat
membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta
(data) yang benar”. Dengan kata lain metode Demonstrasi yaitu salah satu cara
penyajian pelajaran memperagakan atau menunjukkan kepada siswa proses, situasi,
atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun benda tiruan
yang disertai dengan penjelasan lisan”.
b. Teori Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi menurut Ruslan (1996:12) adalah ”Salah satu cara
menyajikan pelajaran dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama”. Menurut Sudjana (2009:87) ” metode Demonstrasi tukar
menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan
maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti
c. Prinsip-prinsip Metode Demonstrasi
Memperhatikan taraf atau tingkat kemampuan murid
Pembagian tugas kepada setiap siswa untuk bergiliran melakukan
Demonstrasi
Petunjuk dan pelaksanaan Demonstrasi harus jelas dipahami siswa
Demonstrasi dapat dilakukan dengan berulang-ulang
d. Langkah-langkah Metode Demonstrasi
Langkah-langkah metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
1). Perencanaan Demonstrasi
a. Tujuan Demonstrasi harus jelas
b. Materi pelajaran harus sesuai dengan metode Demonstrasi
c. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan Demonstrasi
d. Membuat garis besar yang akan diDemonstrasikan
2). Pelaksanaan Demonstrasi
a. Memeriksa peralatan yang akan digunakan de3montrasi
b. Memberi petunjuk pelaksanaan Demonstrasi
c. Pokok-pokok Demonstrasi harus mencapai sasaran
d. Memperhatikan keadaan siswa dalam pelaksanaan Demonstrasi
e. Demonstrasi diselingi humor agar tidak tegang
f. Memberikan kesempatan untuk melakukan Demonstrasi berkali-kali
3). Tindak lanjut Demonstrasi
a. Membuat hasil/kesimpulan dari Demonstrasi
c. Membuat penilaian terhadap pelaksanaan Demonstrasi.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar diperoleh setelah proses pembelajaran berlangsung yang tergambar
dalam indikator sebagai penjabaran dari Kompetensi Dasar yang diukur dengan tes.
Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti satu kegiatan
belajar mengajar yang ditampilkan dalam beberapa bentuk hasil belajar yaitu adanya
perubahan perilaku dalam bentuk pengetahuan (kognitif), sikap (apektif) dan
keterampilan (psikomotor). Hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang
belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi membentuk kecakapan dan
penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.” Pengertian lainnya hasil
belajar merupakan salah satu unsur yang penting dalam kegiatan pembelajaran yang
merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman-pengalaman belajarnya.
3. Mata Pelajaran IPA
Salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum SD adalah mata pelajaran
IPA. IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan gejala-gejalanya melalui
proses dan menghasilkan suatu produk sains.
Dalam mata pelajaran IPA yang menjadi fokus dalam pembelajaran adalah
adanya interaksi antara siswa dengan obyek atau alam secara langsung. Oleh karena
siswa dapat mengamati dan memahami obyek IPA. Dengan demikian siswa dapat
menenukan konsep dan membangunnya dalam struktur kognitifnya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari materi pelajaran yang
disajikan di Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran IPA disajikan pengetahuan tentang
alam semesta dengan segala isinya. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang
rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
4. Materi Daur Air
Salah satu materi yang ada dalam mata pelajaran IPA yang diberikandi semester II
di kelas V SD adalah daur air dan pengaruhnya bagi manusia . Materi daur air ini
termasuk kedalam kajian konsep dalam pembelajaran IPA. Dalam KTSP materi daur
air dan pengaruhnya bagi manusia merupakan salah satu kompetensi dasar yang
harus ditempuh di kelas V SD. Materi Daur air meliputi pengertian air, manfaat air
dan proses daur air.
Penelitian tindakan kelas dilakukan di SDN Warudoyong Kecamatan
Cikalongkulon kabupaten Cianjur dengan Subjek penelitian adalah seluruh siswa
kelas V yang berjumlah 34 orang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 19 orang
perempuan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode
Penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode penelitian tindakan
kelas. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut :
Zainal Aqib (2006:13) menyatakan bahwa “PTK merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan tejadi dalam
sebuah kelas pada waktu berlangsungnya kegiatan belajar mengajar”.
Pendapat lain yang mengemukakan tentang pengertian PTK adalah dari
Kusumah dan Dwitagama, (2009:9) adalah :
Menyatakan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Dari pengertian di atas, diperoleh gambaran bahwa PTK dilakukan oleh
guru yang difokuskan pada situasi kelas dan mempunyai tujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran. Dalam hal ini menandakan bahwa
guru dapat meneliti dengan cermat sebuah pembelajaran yang sedang
dilaksanakan di kelasnya. Melalui penelitian tindakan kelas guru dapat mencoba
menerapkan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa di kelas tersebut, baik dari segi metodenya, teknik, dan
strategi belajar mengajarnya sehingga pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan demikian guru dapat memperbaiki pelaksanaan pembelajaran
Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam literatur berbahasa Inggris disebut
classroom action research (CAR), merupakan penelitian yang dilakukan oleh
guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya sebagai guru, sehinggga hasil belajar
siswa meningkat
Dari pengertian-pengertian di atas, diperoleh gambaran bahwa PTK
dilakukan oleh guru yang difokuskan pada situasi kelas dan mempunyai tujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran. Dari beberapa pengertian
ditemukan karakteristik dari PTK yang membedakan dari penelitian lain, yaitu
penelitian ini karena adanya kerisauan pada diri seorang guru akan kinerjanya
setelah melakukan refleksi, memiliki tujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran, penelitian difokuskan di dalam kelas, adanya
tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan.
Dalam hal ini menandakan bahwa guru dapat meneliti dengan cermat
sebuah pembelajaran yang sedang laksanakan di kelasnya. Melalui penelitian
tindakan kelas guru dapat mencoba menerapkan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa di kelas tersebut, baik
dari segi metodenya, teknik, dan strategi belajar mengajarnya sehingga
pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian guru dapat
memperbaiki pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan di dalam
kelasnya. PTK merupakan tugas dan tanggung jawab guru terhadap kelasnya.
Meskipun menggunakan kaidah penelitian ilmiah, PTK berbeda dengan
Selanjutnya menurut pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto, (2008:3)
tentang pengertian dari PTK :
PTK adalah merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Dari beberapa pengertian di atas ditemukan karakteristik dari PTK yang
membedakan dari penelitian lain, yaitu penelitian ini karena adanya kerisauan
pada diri seorang guru akan kinerjanya setelah melakukan refleksi, memiliki
tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran, penelitian difokuskan
di dalam kelas, adanya tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan.
Karakteristik dari PTK menurut Zainal Aqib (2008: 16) adalah sebagai
berikut:
1)Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. 2)Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.
3)Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
4)Bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek instruksional. 5)Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dalam beberapa siklus.
Selain ditemukannya karakteristik dari PTK juga terdapat beberapa prinsip
dasar dari PTK (Kusumah dan Dwitagama, 2009:11) adalah sebagai berikut:
1)Berkelanjutan, PTK merupakan upaya yang berkelanjutan secara
siklustis.
2)Integral, PTK merupakan bagian integral dari konteks yang diteliti.
3)Ilmiah, diagnosis masalah berdasar pada kejadian nyata.
4)Motivasi dari dalam, motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh
dari dalam
5)Lingkup, masalah tidak dibatasi pada masalah pembelajaran di dalam dan
luar ruang kelas.
Selain itu dalam PTK guru mempunyai peran bertindak sebagai pengajar
merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya dan biasanya interaksi yang
terjadi antara guru dan siswa berlangsung secara unik. Keterlibatan guru dalam
berbagai kegiatan kreatif dan inovatif yang bersifat pengembangan mengharuskan
guru mampu melakukan PTK di kelasnya
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada
metode Kemmis dan Mc Taggart (Soedarsono, 1997:16). Metode ini terdiri dari
empat komponen yaitu:
1. Rencana : Tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan atau perubahan dan sikap sebagai solusi.
2) Tindakan : Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai perbaikan,
peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
3) Observasi : Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang
dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
4) Refleksi : Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil
atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil
refleksi peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan
terhadap rencana awal.
Bedasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan
suatu kegiatan yang berkesinambungan satu sama lain. Langkah pertama yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah menyusun rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Rencana dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan setiap
melaksanakan tindakan berdasarkan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Langkah selanjutnya yaitu kegiatan observasi dapat dilakukan bersamaan dengan
berlangsungnya pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilakukan oleh observer yang
akan mengamati berlangsungnya proses pembelajaran. Selama berlangsungnya
tindakan, dilakukan observasi. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh seorang
observer dengan menggunakan panduan berupa lembar observasi. Selain adanya
kegiatan observasi, peneliti menuliskan temuan-temuan selama proses
pembelajaran berlangsung dalam catatan lapangan. Setiap selesai melaksanakan
satu kali tindakan, peneliti melakukan wawancara dengan siswa. Hasil
wawancara, observasi, catatan lapangan, hasil diskusi dengan observer dijadikan
sebagai bahan analisis dan refleksi dari setiap tindakan yang telah dilaksanakan.
Kegiatan akhir dari rangkaian kegiatan PTK adalah tahap refleksi. Refleksi
dilaksanakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari tindakan yang
telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi ini memberikan kemudahan untuk
melakukan perubahan pada tindakan berikutnya.
Keempat langkah tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan untuk
memperoleh hasil yang diinginkan, maka sistem pelaksanaannya pun dipersiapkan
sebelumnya dengan matang, mulai dari tindakan I siklus I sampai tindakan 2
siklus II.
Secara garis besar langkah-langkah yang dilaksanakan pada penelitian ini,
Gambar 3.1
Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam Penelitian Tindakan Kelas (Kasbolah, 1998:15)
Pelaksanaan
Perencanaan tindakan 1 Observasi
Refleksi tindakan 1 SIKLUS 1
Pelaksanaan
Perencanaan tindakan 2 Observasi
Refleksi tindakan 2 SIKLUS 2
Kesimpulan dan rekomendasi Observasi awal
C. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan di SDN Warudoyong Kecamatan
Cikalongkulon kabupaten Cianjur dengan Subjek penelitian adalah seluruh siswa
kelas V yang berjumlah 34 orang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 19 orang
perempuan.
Pertimbangan pemilihan sekolah yang dijadikan tempat penelitian, yaitu:
1) SDN Warudoyong Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur
merupakan tempat peneliti bekerja sebagai guru, sehingga peneliti telah
mengenal situasi, lingkungan sekolah dan mempermudah dalam
mendapatkan informasi.
2) Siswa kelas V yang dijadikan subjek penelitian dapat diajak bekerjasama
karena mereka telah mengenal peneliti.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode siklus
berulang dan berkelanjutan yang berpatokan pada metode yang dikemukakan oleh
Kemmis dan Mc Taggart. Penggunaan metode ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran. Metode ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi.
1. Tahap Perencanaan
Dalam PTK tahap kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah membuat
perencanaan. Tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
a. Permintaan ijin kepada Kepala SD Negeri Warudoyong Kecamatan
Cikalongkulon Kabupaten Cianjur .
b. Observasi dan wawancara
Observasi dan wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran awal
mengenai situasi, kondisi dan proses pembelajaran IPA khususnya di kelas
V. Kegiatan observasi meliputi pengamatan terhadap kondisi kelas, sikap
dan perilaku siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran serta
kemampuan siswa dalam menerima dan memahami materi pelajaran yang
telah disampaikan.
c. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran didalam
kelas yang dirasakan perlu adanya perubahan.
d. Merumuskan pendekatan, metode dan media yang digunakan
Kegiatan selanjutnya dalam tahap perencanaan adalah merumuskan
pendekatan, metode dan media yang akan digunakan dalam setiap
tindakan.
e. Membuat perencanaan pembelajaran
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana kegiatan pembelajaran yaitu
RPP
f. Menetapkan instrumen penelitian
Instrumen penelitian pada saat tindakan sangat diperlukan. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian berupa lembar observasi, catatan lapangan dan
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Pelaksanaan penelitian terdiri proses pembelajaran, evaluasi dan refleksi pada
setiap siklus. Penelitian terdiri dari dua siklus yaitu:
Observasi awal dan identifikasi masalah
Siklus I
1) Merencanakan pembelajaran membuat RPP dan LKS 1 untuk siklus 1
2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan.
3) Melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi itu sendiri dilakukan oleh seorang observer.
4) Melaksanakan evaluasi dan refleksi guna pelaksanaan pada siklus 2
Siklus II
1) Membuat rencana pembelajaran RPP dan LKS 2 sebagai hasil dari
refleksi pada siklus 1
2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap yang
direncanakan.
3) Melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung.
4) Melaksanakan evaluasi dan refleksi terhadap permasalahan kemudian
menyimpulkan dan merekomendasikan.
3. Tahap Observasi
Observasi dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung dan dilakukan oleh
seorang observer untuk menemukan titik kelemahan dalam proses pembelajaran
4. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara melihat hasil analisis pelaksanaan
pembelajaran yang tercatat pada lembar observasi, catatan lapangan dan hasil
wawancara. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan upaya perbaikan untuk digunakan pada
siklus berikutnya. Hasil dari refleksi digunakan sebagai bahan perbaikan dalam
merencanakan tindakan selanjutnya. Sehingga guru dapat melakukan perbaikan
pada pembelajaran selanjutnya.
D. Instrumen Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan adanya instrumen. Instrumen ini
mempermudah peneliti memperoleh data. Instrumen penelitian dapat digunakan
untuk melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Instrumen penelitian yang digunakan peneliti pada saat melaksanakan PTK
yaitu:
1. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Lembar observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk
mengamati aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Sasaran pengamatan dalam lembar observasi adalah penerapan pendekatan
yang digunakan, kegiatan guru dan siswa dalam setiap tahap pembelajaran.
2. Lembar Pedoman Wawancara
Lembar pedoman wawancara digunakan dalam penelitian untuk
diperlukan untuk mempermudah melakukan wawancara. Lembar
wawancara ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai kesulitan
yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran serta tanggapan siswa
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung di ruangan kelas dengan menggunakan perpustakaan sekolah.
3. Dokumentasi kegiatan/Foto
Untuk mengabadikan kegiatan-kegiatan selama proses pembelajaran
dapat digunakan kamera foto. Foto dapat dijadikan sebagai bukti fisik
mengenai penelitian yang dilaksanakan.
4. Lembar Tes akhir
Tes akhir merupakan langkah yang perlu dilakukan setelah
pembelajaran disampaikan. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil
belajar siswa.
F. Pengolahan dan Analisis Data
Data penelitian yang diperoleh dari kumpulan instrumen yang digunakan
pada penelitian. Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis. Data kualitatif bisa langsung
ditafsirkan, karena data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dan observasi
Hasil penafsiran kemudian dideskrifsikan dan disimpulkan.
1. Analisis terhadap Hasil Pembelajaran Siswa
Analisis terhadap hasil belajar setelah mengalami pembelajaran IPA
untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dengan teknik perhitungan sebagai
berikut :
R (rata-rata kelas)
=X 100 %
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran
Siklus Jumlah Soal No Soal Skor Skor Total
Tabel 3.2 Prosentase Nilai dan Kategorinya
No Nilai Prosentase Kategori
1. ≥ 90 ≥ 90% Baik Sekali
2. 70 - 89 70% - 89% Baik
3. 50 – 69 50% – 69% Cukup
4. 30 – 49 30% – 49% Kurang
5. ≤ 29 ≤ 29% Sangat Kurang
(Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdikbud : 1980)
2. Analisis Hasil Observasi Guru dan Siswa
Analisis hasil dari observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dilakukan
Dengan teknik penilaian :
R (rata-rata)
=X 100 %
Tabel 3.3
Kategori Aktivitas Guru dan Siswa
Skor Rata-rata Kategori
4 4,00 – 3,50 Sangat Baik
3 3,49 – 3,00 Baik
2 2,99 – 2,50 Sedang
1 < 2,50 Kurang
G. Jadwal Penelitian
Jadwal Pelaksanaan penelitian siklus I sampai siklus II dimulai pada bulan
Maret 2013, untuk lebih jelas penulis menjabarkan melalui jadwal pelaksanaannya
Tabel 3.4. Jadwal penelitian
NO Kegiatan
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembuatan proposal X
2. Revisi proposal X X
3. Penyusunan skripsi dan bimbingan X X X X X X X X X X X X
4. Penyusunan Instrumen X X X
5. Pelaksanaan Penelitian X X
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD
Negeri Warudoyong Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur pada
Siswa kelas V dan pembahasan yang terdapat pada Bab IV, maka peneliti
dapat menyimpulkan semua hasil penelitian sebagai berikut :
1. Perencanaan Pembelajaran (RPP) pada pembelajran IPA tema daur air dan
pengaruhnya bagi manusia dengan penerapan metode demontrasi cukup
efektif dan berhasil. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
demontrasi harus betul-betul dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran
(RPP) sesuai dengan langkah-langkahnya. RPP yang dilaksanakan meliputi
bahan/materi yang akan diajarkan, alat atau media yang akan digunakan dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga apa yang akan direncanakan
betul betul terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan. Perencanaan
pembelajaran mengacu pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran antara
lain mengacu pada tujuan instruksional, bahan pengajaran, kegiatan belajar,
metode dan alat bantu mengajar, dan evaluasi atau penilaian. Perencanaan
pembelajaran ini sudah sesuai dengan langkah-langkahnya yaitu merumuskan
tujuan instruksional khusus, pengembangan alat evaluasi, menetapkan
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi ternyata
membawa dampak adanya peningkatan aktifitas kegiatan guru dan belajar
siswa terbukti dari tiap siklusnya ada peningkatan. pada siklus I diperoleh dari
aktivitas guru adalah 2,77 atau dikatagorikan sedang sementara aktivitas siswa
adalah 3 atau dikatagorikan baik. Pada siklus 2 aktivitas guru adalah 3,6 atau
dikatagorikan baik dan aktivitas siswa adalah 2,16 atau dikatagorikan sedang.
Berdasarkan hal tersebut maka aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dari
kurang aktiv meningkat menjadi aktiv. Dan aktivitas Guru meningkat dalam
membimbing siswa baik secara kelompok maupun individu, mengarahkan
siswa dalam mengarahkan tugas yang diberikan terutama dalam pelaksanaan
demontrasi, dan penggunaan pasilitas yang optimal sehingga mendukung
pelaksanaan pembelajaran.
3. Penerapan metode demontrasi pada pembelajaran IPA tentang daur air dan
pengaruhnya bagi manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa terbukti
dari hasil belajar tiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus 1 hasil
belajar siswa rata-rata 7,39 dan yang tuntas baru 23 siswa, yang belum tuntas
berjumlah 11 siswa ini membuktikan bahwa pembelajaran pada siklus I belum
sesuai dengan harapan. Pada siklus II hasil belajar siswa rata-rata 8,20 dan
yang tuntas (94,11%) dengan kategori baik sekali ini membuktikan bahwa
pembelajaran pada siklus 2 sudah sesuai dengan harapan.
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka berikut ini disajikan
saran-saran mudah-mudahan menjadi masukan dan bermanfaat bagi semua pihak yang
terlibat dalam peningkatan kualitas pendidikan.
1. Bagi Siswa
Siswa hendaknya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan
penerapan metode demontrasi dalam menemukan dan mencari sendiri suatu
konsep yang konkrit.
2. Bagi Guru
Dalam memilih metode/strategi pembelajaran, guru sebaiknya terlebih dahulu
merancang metode/strategi apa yang akan digunakan, menyiapkan
bahan-bahan materi, sumber belajar, perkembangan siswa dan pengunaan alat atau
media yang akan disajikan kepada siswa dalam bentuk RPP.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam meningkatkan
pembelajaran IPA sekaligus pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan
pembelajaran yang lebih baik terutama dalam penggunaan metode demontrasi
atau metode yang sesuai dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini terbatas pada hasil dan aktivitas belajar. Untuk itu, bagi peneliti
selanjutnya lebih meningkatkan dan menambah wawasan yang lebih luas dan
bermanfaat terutama tentang penerapan metode/strategi dalam pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2008), Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : P.T Bumi Aksara.
Depdiknas, (2003), Undang-Undang SISDIKNAS 2003, Fokusmedia Bandung.
Dimyati, M, (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Bineka Cipta.
Hanafiah, R., (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama.
Hermawan, R. dkk. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS.
Hamalik, O. (1985). Mengajar Asas Metode Teknik Jilid II. Bandung. CV. Pustaka.
………., (1991). Pendekatan Baru dan Strategi Belajar Mengajar
Berdasarkan CBSA. Bandung. CV. Sinar Baru.
Haryanto.(2007), Sains. Jakarta.Erlangga
Ilman M. (1974). Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Wijaya
Kusumah, W. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.
Makmun, A.S.( 2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosdakarya.
Muhammad, A (1992). Guru dalam Proses Belajar Mengajar . Bandung. CV. Sinar Baru.
……….., (1991). Konsep dan Penerapan CBSA dalam Pengajaran.
Jakarta : Sarana Panca Karya
Poerwadarminta, W.J.S. (2006). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
……….... dan Hamijaya (1992). Pedoman Pelaksanaan CBSA dalam Proses
Belajar Mengajar. Jakarta : Nine Karya Jaya.
Syah, M, (1989), Cara Belajar siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung. CV. Sinar Baru.
……….., (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung. CV. Sinar
Baru Algensindo.
Tabran, R. (1996). Metode Pembelajaran. Jakarta. CV. Sinar Baru.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2006), Kurikulum
Pembelajaran Bandung : UPI.
Uzer, U, (1993). Upaya Oftimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : PT. Rosdakarya.
Wiriaatmadja, R. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Winataputra, U.S., (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.
Widodo, A. (2007). Pendidikan IPA di SD. Bandung : UPI Press.