• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN KEPALA URUSAN TATA USAHA KANTOR DEPDIKBUD KECAMATAN : Studi Kasus Di Lingkungan Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBINAAN KEPALA URUSAN TATA USAHA KANTOR DEPDIKBUD KECAMATAN : Studi Kasus Di Lingkungan Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINAAN KEPALA URUSAN

TATA USAHA KANTOR DEPDIKBUD

KECAMATAN

(STUDI KASUS Dl LINGKUNGAN KANTOR DEPDIKBUD

KABUPATEN MAJALENGKA)

T E S I S

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Tahap II IKIP Bandung

untuk memenuhi sebagian Syarat Memperoleh

Ge'.ar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

O l e h :

ENDI ROCHAENDI

NRM. 9596055

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG

PROGRAM PASCA SARJANA

(2)

Disetujui dan disahkan oleh Penibimbing

Prof. Dil/H. ENGKOSWARA, M.Ed

Penibimbing I

•JJJ

Prof. Dr. Achmad Sanusi, S.H., MPA Penibimbing II

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG

PROGRAM PASCA SARJANA

(3)

kupersembahkan tesis ini:

untuk Isteriku tercinta Erma Rahmawati serta anakku Kharizmma Phrattamma Nloorfathw

Adhitamma Ginong Pratidina IMoorractimar

ayahku Sarta Sasmita

Ibuku Jasi (Icih)

adikku Taofik Hidayat, Robaah Nurdini dan Sobarin Sakur

teman-temanku Toto Ranta, Muhidin, Surya Prayitno,

Asep Suteja dan seluruh kerabat, teman dan famili lainnya.

\

s. \

jAbiltAvi awaI TiAri mi b*si Ww* kebailtAti

pcrtcr\s*h&tm\iAUebertasiUti

(4)

ABSTRAK

PEMBINAAN KEPALA URUSAN TATA USAHA KANTOR DEPDIKBUD KECAMATAN

(STUDI KASUS DI LINGKUNGAN KANTOR DEPDIKBUD

KABUPATEN MAJALENGKA) <<. .,' , J.>;-.'

Oleh : Endi Rochaendi

Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan sebagai tenaga administrasi kependidikan, mempunyai kedudukan yang strategis dan penting dalam

upaya memberikan pelayanan administratif kepada tenaga kenpendidikan seperti Kepala Kantor Depdikbud Kecamatan, para Pengawas TK/SD, para Penilik Luar Sekolah (Generasi Muda, Keolahragaan, Pendidikan Masyarakat dan Kebudayaan), guru-guru Taman kanak/Sekolah Dasar dan Kepala Taman

Kanak-kanak/Sekolah Dasar. Meskipun bukan dalam posisi kunci dan pelaksana terdepan, tetapi keberadaan mereka berpengaruh langsung juga terhadap lancarnya pelaksanaan pendidikan di tingkat kecamatan. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, mereka berperan untuk mengembangkan dan mendayagunakan segi-segi tata usaha, data dan statistik, kepegawaian dan perlengkapan kependidikan serta memberi warna supaya hal-hal tersebut bisa dilakukan secara produktif dalam art!

efisien dan efektif.

Mengingat begitu pentingnya tanggung jawab Kepala Urusan Tata Usaha

Kantor Depdikbud Kecamatan dalam upaya menunjang kelancaran penyelenggaraap -^

pendidikan dan tugas-tugas umum lainnya secara administratif, maka selayaknyalifv:f .

kemampuannya dibina dengan baik, teratur, terus menerus, terprograrh,

berkelanjutan dan melalui suatu sistem pembinaan yang kondusif sehingga benar-benar memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan

tugas yang diembannya. Dengan kata lain kualitas kemampuannya perlu

ditingkatkan sehingga memberikan dampak positif bagi pelaksanaan pekerjaannya. Hal. ini perlu ditempuh mengingat kondisi Kepala Urusan Tata Usaha Kantor

Depdikbud Kecamatan masih memerlukan upaya peningkatan dan pengembangan melalui pembinaan seiring dengan" lajunya perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan masalah-masalah pendidikan dan semakin komprehensifnya tugas-tugas administratif. Tentunya hal tersebut bukan satu-satunya faktor, sebab masih

disadari bahwa faktor-faktor lain juga ikut berpengaruh seperti iklim pembinaan dan

pengembangan, peran dan komitmen pembina, kebijaksanaan program pembinaan dan lain-lainnya. Khususnya tentang minat, motivasi, disiplin, loyalitas, dan adanya

keinginan para Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan untuk

dibina.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pelaksanaan pembinaan Kepala

Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di Kabupaten Majalengka secara

umumnya sudah dapat dilaksanakan. Isi pembinaan yang tercakup dalam model

tersebut meliputi aspek (a) sikap yaitu upaya perubahan perilaku dan karakteristjk ^

yang menyangkut moral, etika dan etos kerja, (b) pengetahuan yaitu penguasaeinP'"

terhadap masalah-masalah yang diemban dan apresiasi terhadap pekerjaannya, dan (c) keterampilan yaitu upaya penguasan terhadap materi tugas, program dan

tanggung jawab yang dilaksanakan.

v

(5)

\<-Dalam penelitian tersebut juga ditemukan bahwa program pembinaan di

samping melalui penataran, pendidikan dan latihan, rapat dinas para Kepala Urusan, pengembangan karier (promosi, mutasi/rotasi), pengawasan melekat, penugasan

individu dan pemberian hukuman juga melalui wadah Kelompok Kerja Kepala Urusan

(K3Ur) yang merupakan hasil transplantasi sistem gugus mutu yang sekarang

berkembang. Dan hal itu merupakan model khas pembinaan Kepala Urusan Tata

Usaha di lingkungan Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka.

Sayangnya, sistem pembinaan yang sekarang berlaku belum mencapaiv i tingkat yang diharapkan. Masih banyak kekurangan yang ditemui, antara lain dalarii*\\ hal kewenangan fungsional yang masih lebih besar di tangan Kanwil Depdikbud, sasaran pembinaan lebih terfokus kepada masalah administrasi, dilaksanakan sepanjang diperlukan, distribusi kesempatan mengikuti program pembinaan belum

dilaksanakan secara terbuka dan kurang merata serta terdapat kecenderungan

pembinaan yang dilaksanakan masih kurang transparan, subyektifitas, masih

diwarnai alasan politis dan mengacu pada sistem favoritisme.

Sebagai saran yang jelevan adalah untuk keperluan di masa datang hendaknya dikembangkan pula pendekatan empowerment (pemberdayaan) dalam

membentuk mutu sikap, pengetahuan dan keterampilan Kepala Urusan Tata Usaha

Kantor Depdikbud Kecamatan di Kabupaten Majalengka.

Terlepas dari kenyataan bahwa mungkin saja penelitian yang bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif (studi kasus), menggunakan populasi dan sample terbatas (1 orang Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten, 1 orang Kepala Sub Bagian Kepegawaian, 15 orang Kepala Kantor Depdikbud Kecamatan dan 15 orang Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan) serta menggunakan teknik wawancara, pengamatan dan studi dokumentasi masih belum berhasil secara paripurna dan obyektif, tetapi diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan v evaluasi yang menguntungkan bagi pelaksanaan pembinaan mutu sikap,;,,

pengetahuan dan kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbua *

Kecamatan secara khusus dan tenaga administrasi kependidikan pada umumnya di

masa yang akan datang.

Majalengka, April 1999

(6)

DAFTAR ISI

habman

KATA PENGANTAR i

ABSTRAKSI v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

BAB I PENDAHULUAN 1 v

A.

LATAR BELAKANG MASALAH

V

B. PERUMUSAN MASALAH 7

C. TUJUAN PENELITIAN 9

D. KEGUNAAN PENELITIAN 9

E. KERANGKA PEMIKIRAN 10

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

A. KONSEP ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PEMBINAAN KEPALA URUSAN TATA USAHA

KANTOR DEPDIKBUD KECAMATAN 12

B. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PEMBINAAN KEPALA URUSAN

TATA USAHA KANTOR DEPDIKBUD KECAMATAN 17 C. KONSEP PEMBINAAN TENAGA ADMINISTRASI

KEPENDIDIKAN 22

1. PENGERTIAN PEMBINAAN 22

2. TUJUAN PEMBINAAN 24

3. SASARAN PEMBINAAN 26

4. PRINSIP-PRINSIP PEMBINAAN 28 \

5.

TEKNIK PEMBINAAN

tfe^

6. POKOK-POKOK PEMBINAAN 32

D. KEPEMIMPINAN SEBAGAI FAKTOR KUNCI 34 E. KONSEP MOTIVASI SEBAGAI SATU TEORI PENDUKUNG 43 F. KESIMPULAN STUDI KEPUSTAKAAN (PREMIS) 50

BAB-III PROSEDUR PENELITIAN 52

A. METODE PENELITIAN 52

B. POPULASI DAN SAMPLE DATA 54

C. TEKNIK DAN ANALISA DATA 56

D. PELAKSANAAN PENELITIAN 57

E. KEABSAHAN HASIL PENELITIAN 58

vii

(7)

v<-BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 60

A. ISI PEMBINAAN 60

B. PERAN PEMBINA 68

C. KOORDINASI PEMBINAAN 78

D. KEBIJAKSANAAN STRATEGIS 84

E. PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN 90

F. FAKTOR PENGHAMBAT DAN FAKTOR PENDUKUNG 120

1. TANTANGAN DAN KENDALA 120

2. FAKTOR PENDUKUNG 131

G. JMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN TINDAK LANJUT . 134

W?1

-BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

142^v>

A. KESIMPULAN 142

B. REKOMENDASI 142

DAFTAR KEPUSTAKAAN 146

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 149

"J-,"•:

(8)

DAFTAR TABEL

hcfcman

TABEL 1 LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN GOLONGAN

KEPANGKATAN KEPALA URUSAN TATA USAHA ,tj v..

KANTOR DEPDIKBUD KECAMATAN %*£'k>

-t--*aV

(9)

GAMBAR 1

GAMBAR 2

GAMBAR 3

GAMBAR 4

GAMBAR 5

DAFTAR GAMBAR

KERANGKA BERPIKIR PEMBINAAN KEPALA URUSAN

KANTOR DEPDIKBUD KECAMATAN

MATRIK DIMENSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

HUBUNGAN KEBUTUHAN DENGAN MOTIVASI

HUBUNGAN USAHA DENGAN MOTIVAS!

KOORDINASI PEMBINAAN KEPALA URUSAN TATA USAHA KANTOR DEPDIKBUD KECAMATAN

hatarron

-j'Ah -"II

11

16

46

47

82

•ifir y

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini pengembangan sumber daya manusia (human resources) telah

menjadi fokus perhatian utama dan upaya terpenting dari langkah-langkah

pembangunan di negara kita yang sekarang memasuki Pembangunan Jangka

Panjang Tahap ke-ll (PJPT-II). Bahkan menurut Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan (1992 : 1) pengembangan sumber daya manusia telah menjadi-v

semacam

etalase pagelaran

keunggulan dan rahasia keberhasilan

supermasV*^'

kejayaan

setiap bangsa. Senada dengan itu Ohmae (Depdikbud, 1992 : 1)

menyatakan bahwa

"the key to a nation future is its human resources. The

quality and number of it's educated people now determines a country likely

prosperity ordecline

" (kunci perkembangan bangsa di masa depan adaiah sumber

daya manusia. Kualitas dan kuantitas tenaga terdidik pada saat ini merupakan faktor

penentu kejayaan atau kemunduran suatu bangsa). Sejalan dengan itu pula Sujak

(1990 : VIII) mengemukakan bahwa manusia merupakan salah satu sumber yang

ada dalam organisasi yang mempunyai nilai prakarsa dan menjadi pemeran sentral

pendayagunaan sumber-sumber lain. Atau menurut aliran Stoic (Association For

Supervision And Curriculum Development, 1984 : 9) menyatakan bahwa manusia

adalah ukuran bagi semua hal (man is the measure all things).

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dijelaskan bahwa pengembangan

sumber daya manusia adalah upaya dan kegiatan untuk mewujudkan manus^

Indonesia seutuhnya yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu : manusia yang

beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos

kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rokhani.

Pengembangan sumber daya manusia adalah upaya untuk membentuk manusia

karya yang terampil, ahli, dan memiliki motivasi yang tinggi serta bermental ideologi

(11)

Upaya pengembangan sumber daya manusia sangat berkaitan erat dengan

pembinaan pegawai, sehingga apabila meminjam istilah Mudjito (1992 : 4)

mengarah kepada pertaruhan untuk penempatan diri dalam mobilitas kearah struktur

akupasi yang lebih layak. Dalam hubungan ini, salah satunya adalah upaya untuk

mengembangkan sumber daya manusia dan membina para pengelola proses ^

pendidikan (petugas pendidikan) seperti guru, pengawas TK/SD, pembina pendidikarv^

dan tenaga kependidikan lainnya. Diantara sebentang daftar tenaga kependidikan

tersebut, Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan sebagai tenaga

administrasi kependidikan di tingkat kecamatan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari kegiatan pengelolaan pendidikan.

Hanya sayangnya sampai saat ini pembinaan kepegawaian terhadap Kepala

Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan nampaknya masih belum menjadi

perhatian utama. Kemampuan serta potensi mereka masih belum dikembangkan

secara maksimal dengan berbagai pertimbangan (terbatasnya dana, peluang dan

kesempatan). Pengembangannya baru sebatas pengoptimalan tugas dan fungsinya

sebagai kepala urusan, belum menyentuh kepada upaya untuk merubah sikap dan

perilaku, mengubah wawasan dan pandangannya. serta membentuk kemampuan

profesi yang diperlukan. Sehingga kadang-kadang bisa dimaklumi apabila ada

sebagian kecil kepala urusan yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya ^

hanya dengan seadanya. Dalam arti pelaksanaan tugas yang dijalankan belum dapdf^C*

mengembangkan, meningkatkan, dan menambah wawasan profesinya serta tidak

memberikan konservasi nilai-nilai.

Padahal peranan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan

merupakan rangkaian peranan yang sating ketergantungan satu sama lainnya

khususnya dengan atasannya untuk keberhasilan pengelolaan pendidikan dasar

pada tingkat Sekolah Dasar. Meskipun bukan dalam

posisi kunci,

tetapi merupakan

the man behind the system. Akses mereka merupakan inti terdepan dalam

pelayanan administrasi pendidikan dalam pengertian ketatausahaan dengan bentuk

kegiatannya adalah penyusunan keterangan-keterangan dan pencatatan secara

tertulis dan sistematis yang diperlukan untuk memperoleh sesuatu ikhtisar dari

(12)

jelas dapat diasumsikan bahwa para Kepala Urusan Tata Usaha tersebut memegang

peranan penting dalam mempengaruhi maju mundur jalannya pendidikan khususnya

dalam menyelesaikan pekerjaan yang bersifat administratif.

Pada pelaksanaan tugasnya sehari-hari, Kepala Urusan Tata Usaha Kantor

Depdikbud Kecamatan mempunyai pekerjaan yang berdimensi banyak. Disebabkan

karena terdapatnya ketentuan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0304/O/1984 tentang Perincian Tugas

Satuan Organisasi, Koordinator Urusan Administrasi, Pengawas, dan Penilik di

lingkungan Instansi Vertikal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan utamanya

dalam pasal 108. 109 dan pasal 110 belum dapat dilaksanakan, maka mereka

memiliki tugas rangkap. Tugas pokoknya di samping menyusun rencana dan program kerja tahunan Kantor Depdikbud Kecamatan, melakukan urusan rumah tangga kantor, melakukan urusan keuangan, memberikan pelayanan ketata

usahaan kepada tenaga kependidikan (Kepala Kantor Depdikbud Kecamatan,

Pengawas TK/SD, Penilik Dikmas, Penilik Kebudayaan, Penilik Olahraga dan

Penilik Generasi Muda),dan menyusun laporan tahunan, juga disibukan dengan v

urusan-urusan lainnya seperti

(a) urusan data dan statistik

(menyusun instrument"

pengumpulan, pengolahan dan analisis data TK/SDAA/ajib Belajar, pendidikan

masyarakat, pembinaan generasi muda, keolahragaan dan pengembangan

kebudayaan, melakukan pengumpulan dan penyimpanan data serta penyusunan

statistik TK/SDAA/ajib Belajar, pendidikan masyarakat, pembinaan generasi muda,

keolahragaan dan pengembangan kebudayaan, menyajikan dan memberikan pelayanan data dan informasi TK/SDA/Vajib Belajar, pendidikan masyarakat,

pembinaan generasi muda, keolahragaan dan pengembangan kebudayaan, dan

memilih data untuk bahan penyusunan rencana dan program Kantor Depdikbud Kecamatan termasuk kepegawaian, perlengkapan, serta sarana dan prasarana fisik

lainnya), (b) urusan kepegawaian (mempersiapkan rencana pengadaan,

penempatan, pemindahan dan pemerataan pegawai, mempersiapkan usul kenaikan pangkat, kenaikan gaji, cuti, kenaikan pangkat pengabdian, pemberian tanda

penghargaan, serta pemberhentian dan pemensiunan pegawai, mempersiapkan usMy)

formasi pegawai, melakukan pengetikan penggandaan, pengarsipan darf^*

(13)

menyajikan data dan informasi serta menyusun statistik kepegawaian) dan

(c)

urusan perlengkapan(menyusun rencana pengadaan, penyimpanan, perawatan,

inventarisasi dan usul penghapusan perlengkapan, melakukan pencatatan,

penyimpanan, pendistribusian, perawatan, inventarisasi barang perlengkapan,

menyusun inventarisasi barang perlengkapan dan mempersiapkan usul penghapusan barang perlengkapan).

Tampak bahwa pekerjaan administrasi baik dalam bentuk teknis maupun

proses dalam pengelolaan pendidikan yang dilakukan Kepala Urusan Tata Usaha

Kantor Depdikbud Kecamatan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, dan

mempunyai beban bekerja yang tidak ringan. Dalam arti kemampuan yang dimiliki

ditinjau dari cakupan (coverage) beban kerja, beium seimbang dengan tugas-tugas

yang dipikulnya.

Meskipun belum ada penelitian yang khusus, diperkirakan belum optimalnya Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan untuk melaksanak

tugas-tugasnya selain karena beban kerja yang terlalu berat juga oleh latar belakang pendidikan yang dimilikinya. Hal ini setidak-tidaknya menyangkut dua hal, yaitu

pertama,sebagian besar Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan yang berkualifikasi kurang, dan yang keduabanyak diantaranya Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan yang kurang sesuai antara latar belakang

pendidikan mereka dengan tugas yang mereka laksanakan.

Sementara untuk menjadi Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud

Kecamatan yang layak sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0349/U/1996 tentang Uraian Jabatan

Struktural di lingkungan Instansi Vertikal Depdikbud haruslah memiliki Ijazah D-3 yang relevan, telah mengikuti pelatihan Administrasi Umum dan pengalaman dalam bidang k'etatausahaan minimal 2 (dua) tahun. Namun dalam kenyataannya Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di lingkungan Kantor Depdikbud

Kabupaten Majalengka memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda dan>

sangat bervariasi. Berdasarkan data maupun hasil pra-penelitian ke Kantor

Depdikbud Kecamatan-kecamatan masih banyak ditemukan Kepala Urusan Tata

Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan yang memiliki ijazah SMP/sederjat dan SMTA/sederajat. Di samping itu sebagian besar diantaranya belum pernah mengikuti

(14)

kursus/pelatihan administrasi umum. Sebagai gambaran faktual, di halaman berikut

[image:14.595.46.543.51.735.2]

disajikan kondisi dan perpomace para kepala urusan tersebut.

Tabel 1 Latar belakang pendidikan dan golongan kepangkatan Kepala Urusan

Kantor Depdikbud Kecamatan di Kabupaten Majalengka.

Pendidikan

Golongan Kepangkatan

Jumlah II III

a b c d a b c d

SMP/Sederajat - - - - 1 - - • - 1

- \

SMTA/Sederajat - - - 3 4 3 - -

10*

D-i/D-ll/ D-lll/Sederajat

- - - - 1 - - - 1

S-1 Sederajat . - - - - 1 2 - - 3

Jumlah - - - 3 7 5 - - 15

\ «

Sumber: Dokumentasi KantorCepdikbud Kab. Majalengka, 1998.

' Dari jumlah 15 orang Kepala Urusan Kantor Depdikbud Kecamatan di

Kabupaten Majalengka, pendidikannya berlatar belakang SMP sebanyak 1 (satu) orang, SMA sebanyak 5 (lima) orang, SMEA sebanyak 3 (tiga) orang, KPAA sebanyak 2 (dua) orang, SGPLB sebanyak 1 (satu) orang, S-1 Administrasi

Pendidikan 1 (satu) orang, S-1 Filsapat Pendidikan sebanyak 1 (satu) orang dan S-1

Administrasi Negara sebanyak 1 (satu) orang. Oleh sebab itu sudah barang tentu

Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di dalam melaksanakap tugasnya akan ditentukan pula oleh latar belakang pendidikan yang dimilikinya.

Karena latar belakang pendidikan yang beragam, untuk kepentingan tugasnya

jelas diperlukan pembinaan sehingga memiliki pola yang sama dalam penyelesaian

pekerjaannya. Pembinaan terhadap para Kepala Urusan diharapkan dapat menjadi

waHana untuk berkembangnya suatu budaya yang akan membentuk keterlibatan

yang lebih jauh dari para kepala urusan dalam setiap gerak dan langkah

(15)

kerja yang positif, memperbaiki produktifitas kerja dan lebih kreatif. Melalui pembinaan adalah intensitas pengendalian/daya dorong dalam upaya agar Kepala

Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan tetap dapat melaksanakan tugas

dengan sebaik-baiknya.

Lebih jauh juga dapat menempatkanthe right man in the right place (orang

yang tepat pada tempat yang tepat). Di samping itu juga mengarah kepada kondisi-kondisi seperti yang dilansir Saydam, (1996 : 6-37) untuk meningkatkan loyalitas, hubungan kerja, moril dan semangat kerja, disiplin kerja dan mental spritualnya. Juga \

Tangyong dan Satori (1986 :3) yaitu : (1) untuk

untuk menggugah semangat

agkr^V

tetap meningkatkan kemampuan profesionalnya, (2) agar mampu dan mau meningkatkan kemampuan profesionalnya, (3) menciptakan iklim yang sehat

dan bumi yang subur bagi usaha peningkatan kemampuan profesionai dan (4)

harapan adanya keseragaman tindakan di dalam menunaikan tugas sehari-hari.

Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan adanya rasa tanggung jawab, rasa

pengabdian, kesungguhan dan kegairahan bekerja, bagi segenap pegawai untuk

melaksanakan tugasnya dan mencapai prestasi dengan sebaik-baiknya (Musanef, 1996 : 20). Atau dalam makna lain bahwa pembinaan profesi itu diarahkan agar

Kepala Urusan itu dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan produktif.

.- Arah terpenting dari pembinaan ini adalah perubahan sikap, perilaku, dan

kemampuan serta pengembangan wawasan dan pengetahuan. Pada aspek sikap akan terbentuknya kedewasaan dan kemandirian serta memandang pekerjaan

sebagai bagian yang integral dari kepentingan hidupnya. Sementara pada aspek. vi

perilaku akan menciptakan pola pikir positif dan pembentukan pribadi yang tanggapT^ *

dan tangguh dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan. Perubahan pada aspek kemampuan dapat membentuk potensi seseorang menjadi mampu untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara kreatif, strategis dan konsepsional. Sedangkan perubahan wawasan dan pengetahuan menjadikan seseorang mampu menganalisa terhadap berbagai^aspek pekerjaannya. Atau menurut Musanef (1996

(16)

7 .

baik dalam bentuk kuantitas maupun kualitas yang memadai sehingga mampu

menghasilkan prestasi kerja yang optimal. ., -v.

Sehubungan dengan pemikiran tersebut di atas, penulis tertarik untuk^V

mengadakan penelitian mengenai,"Pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan, sebuah studi kasus di lingkungan Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka. Karena tetap aktual untuk diteliti dan memiliki relevansi tinggi dengan keberhasilan pendidikan serta nampaknya pula penelitian terhadap pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan masih belum dan jarang menjadi perhatian para peneliti.

Penelitian ini dilaksanakan guna memberikan sumbangan bagi pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan dan mengungkapkan makna-makna baru yang diperlukan untuk pengembangan selanjutnya dan sebagai informasi untuk meningkatkan kualitas' pembinaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud

Kecamatan. Sebab pembinaan akan memberikan suatu jalan ke arah tindakan

yang lebih baik. ^.."%

B. PERUMUSAN MASALAH

Pembinaan Kepegawaian seperti yang tercantum dalam TAP MPR-RI Nomor : ll/MPR/1998 diarahkan pada makin terwujudnya kepegawaian negara yang andal, mantap dan memiliki kesetiaan penuh kepada politik negara dengan mengembangkan karier berdasarkan prestasi kerja, kemampuan profesional, keahlian dan keterampilan serta kemantapan sikap mental aparat berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 terus dilaksanakan secara berencana melalui upaya pendidikan dan latihan, penugasan, bimbingan dan konsultasi serta melalui pengembangan motivasi, kode etik dan disiplin kedinasan yang sehat dan . didukung sistem informasi kepegawaian yang mantap serta dilengkapi sistem pemberian penghargaan yang wajar.

Berdasarkan pada tujuan tersebut di atas, Departemen Pendidikan dan^U

(17)

kualitas sumber daya personil tenaga kependidikan dan tenaga administrasi

kependidikan. Pembinaan ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan

keterampilan serta memupuk kegairahan dan etos kerja yang sebaik-baiknya gurm^i

menghasilkan prestasi kerja yang optimal. Dalam hubungan ini, di satu pihaK penunaian misi itu harus terwujud dalam bentuk penyediaan tenaga kependidikan

dan tenaga administrasi kependidikan yang memadai baik jenis dan mutunya maupun jumlah dan penyebarannya. Di pihak lain, hasil pengamatan menunjukan bahwa kemampuannya masih memerlukan banyak upaya pembinaan yang sungguh-sungguh untuk mewujudkannya lebih lanjut.

Mengingat ruang lingkup masalah di atas demikian luas dan kompleks,

sementara kemampuan dan waktu penelitian terbatas, maka dalam pengkajian

selanjutnya lebih diarahkan pada fokus masalah sebagai berikut : Bagaimana

kegiatan Pembinaan kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud

Kecamatan di lingkungan Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka Jawa Barat

dilaksanakan ? Fokus masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan penelitian. Secara garis besar, eriam buah pertanyaan-pertanyaan di buat dalam

penelitian ini. W^'U

1.

Apa isi pembinaan Kepala Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan ?

2.

Peran apa yang dilaksanakan Pembina dalam melakukan pembinaan

Kepala Urusan tersebut ?

3. Bagaimana koordinasi pembinaan tersebut dilaksanakan ?

4. Kebijaksanaan apa yang menjadi dasar bagi pelaksanaan pembinaan

Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan tersebut ? 5. Bagaimanakah program/bentuk pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha

Kantor Depdikbud Kecamatan ?

6. Masalah-masalah apa yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan

tenaga administrasi kependidikan khususnya dalam upaya pembinaan

Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan baik berupa

tantangan dan kendala maupun sebagai faktor potensi dan kekuatan ?

(18)

-V.

0,.

Dalam pelaksanaan pengumpulan data, keenam pertanyaan penelitian

tersebut dirinci ke dalam beberapa pertanyaan yang lebih operasional.

C. TUJUAN PENELITIAN

„ Tujuan utama penelitian ini adalah menemukan prinsip-prinsip administrasi pendidikan dalam pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud

Kecamatan di lingkungan Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka Jawa Barat.

Sedangkan tujuan khususnya, penyusunan penelitian ini dimaksudkan untuk dapat menjawab pertanyaan mengenai bagaimanakah sistem pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di lingkungan Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka-Jawa Barat, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan

kualitas kemampuan profesinya. Serta lebih jauh dapat mendapatkan gambaraW^j

tentang isi, peran pembina, koordinasi, kebijaksanaan dasar, dan program

pembinaan tersebut. Pada sisi lainnya pula dapat digambarkan spesifikasi keadaan

masalah dan faktor pendukung dari kegiatan pembinaan yang dilakukan.

D. KEGUNAAN PENELITIAN

1. KEGUNAAN TEORITIS

Penelitian ini berusaha mengkaji dan mendeskripsikan secara mendalam

pelaksanaan pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan.

Oleh karena itu hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memperkaya

khasanah studi administrasi pendidikan, terutama dalam pengelolaan pelaksanaan

pendidikan. Sehingga pada akhirnya informasi yang berhasil diungkapkan dalam^a .

tesis penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan dan l'

peningkatan mutu dan keberhasilan pendidikan.

(19)

10

mengembangkan model pengelolaan pembinaan yang ideal dan akseptable secara

konkret dan jelas bagi peningkatan kemampuan profesional tenaga administrasi

kependidikan (Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan).

•v

2. KEGUNAAN PRAKTIS

Secara praktis tesis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

akselarasi pembangunan pendidikan dalam peningkatan kualitas pembinaan Kepala

Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan yang sesuai kondisi daerah

khususrrya di kabupaten Majalengka serta mempunyai nilai terapan bagi

penyelenggaraan pembinaan di daerah lain. --.,!•

Kegunaan praktis ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan acuan alternati^

untuk memberikan arah dan konsep yang jelas mengenai pelaksanaan pembinaan

bagi peningkatan kemampuan profesional Kepala Urusan Tata Usaha Kantor

Depdikbud Kecamatan. Atau dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Kantor

Depdikbud Kabupaten Majalengka dan Kantor Depdikbud Kecamatan binaannya untuk menyelenggarakan kegiatan pembinaan agar lebih efektif mencapai tujuan dan

dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pembina. Dan lebih khusus untuk peneliti

adalah dapat dijadikan media menambah wawasan tentang praktek pelaksanaan

pembinaan.

i-E. KERANGKA PEMIKIRAN

Dari latar belakang masalah, perumusan masalah dan sejumiah pertanyaa^f

penelitian, maka kerangka pemikiran (paradigma penelitian) ini dapat digambarkan

(20)

TO > -o -Z. TO CO O c o r n c o o TO > c o 7s

7 s m

m r

-r~ () 7s Co 2 o

TO JU 7s

. , c: 7n

C O r n > 2: TO 7<

m m 5

1

cz 7sm

() " D 7 c:

5

> o — < co

>

7 s

D O

O

TO c o

>

>

-z.

5*

z > "

D > D

m z m

T "O T>

D 7s O

_ _ m

7s -n 7>:

C D

m C O

c: > cz u o 7s m

O

1

C D

> > cz

2 ^ 5

> — i

Jh 111

> 7" Z

(21)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A.

METODE PENELITIAN

~;'..J

Sejalan dengan tujuan penelitiannya yaitu untuk mendapatkan gambaran

mengenai (a) isi kegiatan pembinaan, (b) peran pembina, (c) koordinasi pembinaan,

(d) kebijaksanaan strategis, (e) program pembinaan, dan (d) masalah-masalah yang

dihadapi dalam melakukan pembinaan baik berupa tantangan dan kendala maupun

sebagai faktor potensi dan kekuatan (faktor pendukung)/pengembangan alternatif

tindakan, maka metode penelitian yang digunakan menggunakan penelitian yang

bersifat deskriptif.

Dengan pertimbangan bahwa masalah yang sedang diteliti berlangsung pada

masa sekarang dan menggambarkan suatu sifat individu, keadaan maupun lainnya.

Lebih jauh pula dengan metode ini dapat menguraikan atau menggambarkan suatu

keadaan atau peristiwa yang didasarkan kepada fakta-fakta pada saat penelitian

dilaksanakan. Hal tersebut senada dengan ucapan Surakhmad (1982) yang,

menjelaskan bahwa metode deskriptif memusatkan diri pada pemecahan masalah-."

masalah yang ada sekarang/pada masa sekarang pada masalah-masalah aktual.

Atau menurut Singarimbun (1989 : 4) penelitian deskriptif dimaksudkan untuk

pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, misalnya perceraian,

pengangguran, keadaan gizi, preferensi terhadap pontile tertentu dan Iain-Iain. Peneliti

mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian

-hipotesa. Hal ini guna menemukan suatu pola praktis yang mungkin dapat

dikembangkan menjadi suatu teori atau memperkuat teori yang ada (Nasution, 1988

:11).

Disamping itu dalam kegiatan penelitian ini mempergunakan pendekatan

kualitatif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (1989 : 64) penelitian kualitatif adalah

penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala atau peristiwa dan kejadian

yang telah terjadi saat sekarang, dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan

kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk kemudian ia tuangkanatau

-digambarkan sebagaimana adanya. Senada dengan itu Nasution (1988 :

(22)

56

pembinaan, dan kendala-kenoala yang dihadapi serta alternatif pemecahannya.

Untuk

efesiensi

waktu

setelah

wawancara

kemudian

melaksanakan

observasi/pengamatan yaitu suatu proses untuk mengamati berbagai sumber daya

yang menunjang pelaksanaan proses pembinaan tersebut.

: ;

Sementara itu daftar kuesioner (daftar isian) pada penelitian ini diberikan

kepada Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan yang ditujukan

untuk mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan perlakuan pembinaan profesi

yang diterimanya dalam upaya peningkatan tugas. Daftar isian (kuesioner) yang

dibuat terpola kepada pendapat, sikap dan apa yang diketahui serta sejauhmana

proses pembinaan profesi tersebut dilaksanakan oleh Kepala Kantor Depdikbud

Kabupaten (Kepala Sub Bagian Kepegawaian) dan Kepala Kantor Depdikbud

Kecamatan bagi upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional Kepala Urusan

Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan. Daftar isian (kuesioner) yang diberikan

kepada para Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan hanya

bersifat cross validasi dalam arti untuk melakukan koreksi atas pelaksanaan kegiatan

pembinaan yang dilakukan Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten dan Kepala Kantor

Depdikbud Kecamatan.

Studi bibliografi adalah kegiatan studi untuk pengumpulan informasi dari^

literatur/buku-buku dalam rangka menggali teori-teori dasar dan konsep pembinaan

profesi yang telah diketemukan para ahli terdahulu, dan memperoleh orientasi yang

lebih luas mengenai proses pembinaan tersebut.

B.

POPULASI DAN SAMPLE DATA

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Atau menurut Hadi (1986 :

220) mengemukakan bahwa populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang

paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Malah Suradinata ( 1996 : 1)

mengatakan bahwa populasi adalah himpunan semua unsur atau elemen yang

menjadi obyek peneltitian. Atau bisa didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan unit

analisis yang karakteristiknya telah diduga atau diketahui. Sedangkan Soewarno (

1987 : 2) mengemukakan bahwa istilah populasi adalah dalam pengertian teknis

yakni keseluruhan elemen-elemen yang akan diamati atau dipelajari.

(23)

57

menjelaskan lebih lanjut bahwa penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai upaya

untuk mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka,

berusaha memahami dan menafsirkan pikiran mereka tentang dunia mereka.

Dipertegas oleh Bogdan dan Biklen (1982) bahwa penelitian kualitatif adalah

berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi perilaku

manusia dalam suatu situasi tertentu menurut persepsi sendiri.

Untuk mempertajam masalah dalam menganalisa masalah yang sedang

diselidiki, digunakan pula studi bibliografis yaitu kegiatan studi/ sesuatu cara

memperoleh informasi atau data melalui penelaahan terhadap berbagai sumber

tertulis/literatur, seperti buku-buku, majalah, brosur, hasil penelitian terdahulu,

surat-surat keputusan dan sebagainya. Data-data yang diperoieh tersebut kemudian

dirangkum untuk mempelajari konsep dasar dari proses pembinaan profesi di

lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Informasi dari hasil penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan

studi bibliografis tersebut kemudian disintesiskan sehingga menemukan berbagai

penjelasan mengenai kegiatan pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor

Depdikbud Kecamatan. Dan kemudian hasilnya dapat dipertimbangkan sebagai

alternatif kebijakan untuk meningkatkan pelaksanaan pembinaan profesi secara

teknis operasional. . . ^

Intrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data secara obyek% .•

adalah peneliti sendiri yang dibantu oleh lembar observasi, tape recorder dan catatan

lapangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Biklien (1982 :73-74) yang

menyatakan bahwa keberhasilan penelitian sangat tergantung kepada ketelitian

catatan lapangan (field notes) yang dibuat peneliti. Sedangkan teknik pengumpulan

data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari wawancara,

observasi/pengamatan,

daftar isian atau kuesioner (angket),dan studi

literatur/bibliografis (studi dokumentasi.

Wawancara adalah salah satu alat pengumpulan data/informasi dengan cara

bertanya langsung kepada responden. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan

terhadap Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten, Kepala Sub Bagian Kepegawaian,

dan Kepala Kantor Depdikbud Kecamatan dengan jalan tatap muka dan

menggunakan daftar pertanyaan untuk mengungkapkan bagaimana kegiatan

(24)

55

sasaran dapat berupa manusia, organisasi, sekolah atau unit lainnya.

Dengan demikian populasi adalah sekelompok subyek penelitian yang

dijadikan sumber data dalam penelitian yang berupa sekelompok manusia, nilai, test,

gejala, benda ataupun peristiwa.

Populasi penelitian ini meliputi keseluruhan karakteristik, unsur, nilai atau

faktor yang menyangkut kegiatan pembinaan kemampuan Kepala Urusan Tata

Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di Kabupaten Majalengka. Adapun karakteristik

dari populasi yang ingin diketahui adalah isi pembinaan, peran pembina, koordinasi v

pembinaan, program pembinaan, dan masalah-masalah yang dihadapi guna./

meningkatkan kemampuan profesional Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud

Kecamatan.

Sedangkan penentuan sample pada penelitian ini didasarkan kepada

pandangan bagaimana sample tersebut dapat memberikan infrormasi sebanyak

mungkin sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk keperluan tersebut pengambilan

sample dalam penelitian ini dilaksanakan dengan teknik purposif (purposive

sampling) . Adapun sample yang dijadikan responden sebagai nara sumber dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kepala Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka,

b.

Kepala Sub Bagian Kepegawaian Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka.

c. Kepala Kantor Depdikbud Kecamatan se-Kabupaten Majalengka. d. kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan.

Untuk Kepala Kantor Depdikbud Kecamatan dan Kepala Urusan Tata Usaha

-Kantor Depdikbud Kecamatan disesuaikan dengan jumlah -Kantor

Depdikbud-Kecamatan sebanyak 17 buah. Penentuan sample ini dipertimbangkan, karena (a)

jumlah sample/responden tidak besar dan dengan pencacahan lengkaplah dapat

memberikan gambaran yang refresentatif, (b) ingin mendapatkan presisi yang

memberikan penduga yang mendekati nilai sesungguhnya, (c) ingin mencukupi

rencana analisa dan (d) tenaga, biaya dan waktu yang memungkinkan dan tidak

(25)

56

C. TEKNIK ANALISA DATA

Tujuan pokok dari penelitian adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian untuk mengungkapkan fenomena sosial atau fenomena alami tertentu.

Dalam mencapai tujuan pokok tersebut, perumusan konsep, pengumpulan data, v

pemprosesan data, pembuatan analisa data dan interpretasi data merupakan."

langkah-langkah yang harus ditempuh.

Effendi (191 : 263) mengemukakan bahwa analisa data adalah proses

penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinpretasikan.

Analisa data dalam suatu penelitian merupakan suatu langkah yang penting, karena

dapat memberikan informasi terhadap penelitian yang dilaksanakan sehingga dari

penelitian ini dapat ditarik kesimpuian. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut: pengecekan data, penyeleksian data, klasifikasi data, tabulasi data, analisa

data dan penafsiran data.

Dalam kegiatan pengecekan data, kegiatan yang dilaksanakan adalah

mengecek kelengkapan data dalam arti memeriksa isi instrumen pengumpulan data

dan mengecek macam isian serta menyortir atau memilih data sedemikian rupa

sehingga hanya data yang terpakai saja yang ada/sesuai dengan tujuan penelitian.

Sedangkan pada klasifikasi data, merupakan kegiatan pengelompokan datav

berdasarkan ketagori tertentu sesuai masalah dan variable penelitian. MaksudnysT

untuk memudahkan dalam pengolahan data dan penyimpulannya. Kegiatan

berikutnya adalah kegiatan mentabulasi data, yaitu memberikan skor terhadap

item-item yang perlu diberi skor dan mengubah jenis data disesuaikan atau

dimodifikasikan dengan teknik analisa data yang akan digunakan. Data yang ditabulasikan memiliki fungsi untuk mengecek apakah jawaban responden atas satu

pertanyaan konsisten dengan jawaban atas pertanyaan lainnya, mendapatkan

deskripsi ciri atau karakteristik responden atas dasar analisa dan mempelajari

distribusi-distribusi hasil penelitian serta menentukan klasifikasi yang paling baik.

Dalam tahap akhir adalah kegiatan analisa dan penafsiran data. Kegiatan

tersebut merupakan langkah yang penting, karena dapat memberikan informasi

terhadap penelitian yang dilaksanakan. Sehingga dari penelitian ini dapat ditarik

(26)

57

menurut Surakhmad (1982 : 109-110) adalah suatu usaha yang konkret untuk

membuat data berbicara, sebab betapapun jumlah dan tingginya nilai data yang

terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data) apabila tidak disusun - ,

dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematik yang baik, niscaya data

itu--'-tetap merupakan bahan-bahan yang membisu seribu bahasa.

D. PELAKSANAAN PENELITIAN

Dalam melaksanakan penelitian mengenai pembinaan Kepala Urusan Tata

Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di Kabupaten Majalengka, dilaksanakan dalam

beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

Pertama, tahap Pralapangan atau disebut juga sebagai tahap orientasi yaitu

kegiatan yang dilaksanakan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan

sebelum penelitian itu dilaksanakan. Tujuan dari tahap kegiatan ini adalah guna

memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap masalah yang hendak diteliti.

Langkah-langkahnya terdiri atas : (1) penyusunan rancangan penelitian, (2) memilih

lapangan penelitian, (3) mengurus perijinan, (4) menjajaki dan menilai keadaan „'

lapangan, (5) memilih dan memanpaatkan informan dan (6) menyiapkan

perlengkapan penelitian dan (7) memperhatikan etika penelitian guna mengetahui

kebiasaan, tabu dan hal-hal lain subyek yang akan diteliti.

Kedua,

tahap eksplorasi yaitu kegiatan pekerjaan lapangan untuk mengumpulkan

berbagai data dan informasi baik melalui wawancara, observasi, daftar isian maupun

studi bibliografis. Langkah-langkah yang ditempuh pada tahap ini adalah (1) usaha

peneliti agar berusaha memahami latar penelitian, (2) melakukan persiapan baik

berupa daya dan upaya maupun sarana penunjang lainnya memasuki lapangan

penelitian dan (3) pelaksanaan pengumpulan data.

Ketiga,

tahap analisa data yaitu kegiatan untuk melakukan penyederhanaan data ke

dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Arah kegiatannya tertuju

kepada usaha untuk mendapatkan tema/kesimpulan dari penelitian tersebut dan

menyimpulkan hasil-hasil penelitian. Namun sebelumnya terhadap data yang v

terkumpul dilakukan pula kegiatan member chek yaitu kegiatan untuk mengecek,

kebenaran dari data atau informasi yang di dapat atau yang telah terkumpul. Lebih

(27)

58

informasi yang benar dan lengkap sehingga data tersebut bisa dianalisa sesuai

dengan tema penelitian. Bentuk kegiatan pada tahap analisa data

adalatj;,,,,]

pengolahan data, analisa dan pelaporan.

Dengan tahap-tahap tersebut diharapkan penelitian mengenai pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan dapat memberikan

konklusi yang berguna bagi pengembangan kegiatan-kegiatan peningkatan prestasi kerjanya dan memperbaharui gagasan serta pemikiran dalam meningkatkan sikap, pengetahuan dan kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud

Kecamatan.

E. KEABSAHAN HASIL PENELITIAN

Lincoin dan Guba (1981) dan Nasution (1988 :114-124) menyatakan bahwa

absahnya suatu hasil penelitian didukung oleh empat kriteria antara lain : (a) kredibilitas (validitas internal) yaitu menunjukan seberapa jauh kebenaran_hasiU,

e"-V-•> penelitian dapat dipercaya, (b) trasferabilitas (validitas eksternal) yaitu sampajw

sejauhmana hasil penelitian dapat diaplikasikan atau dipergunakan, (c)

dependabilitas (reliabilitas) yaitu seberapa jauh hasil penelitian bergantung pada

kehandalan dan (d) cohfirmabilitas (obyektifitas) yaitu sejauhmana hasil peneiitian

dapat dibuktikan kebenarannya dan cocok dengan data yang ada dan telah terkumpul. Kriteria tersebut dimanpaatkan guna mencegah subyektifitas dan validitas •

tafsiran peneliti.

Kredibilitas hasil penelitian dapat dicapai melalui empat aspek yaitu : (a)

kegiatan triangulasi yang diartikan sebagai proses mencek kebenaran data yang

diperoleh dengan cara membandingkannya dengan sumber lain tentang hal yang sama_pada berbagai fase penelitian dengan menggunakan metode yang berlainan sampai dicapai titik kejenuhan (redundancy) (Nasution, 1988 : 115), (b) peer debriefing yaitu kegiatan pembicaraan dengan para kolega untuk membahas dan

(28)

59

dinilai kesesuaian dan kebenarannya mengenai informasi yang telah diberikan. Tingkat transferabilitas suatu hasil penelitian adalah upaya untuk mengaplikasikan hasil penelitian pada situasi lain. Pada tingkat ini hasil penelitiannya diterapkan, diserahkan kepada pembaca dan pemakai. Bila pemakai melihat ada

dalam penelitian itu yang serasi bagi situasi yang dihadapinya, maka di situ tampak

adanya transfer (Nasution, 1988 : 119). Sejalan dengan tujuan penelitiannya, maka

kemungkinan besar temuan dari penelitian ini dapat diterapkan pada situasi lain&v

dengan atau tanpa penyesuaian.

Dependabilitas atau ketergantungan pada kehandalan yang diusahakan

dengan cara mempelajari laporan-laporan lapangan dan laporan-iaporan lainnya

sampai laporan penelitian ini selesai sehingga dapat mengetahui kekonsitenitas

peneliti dalam berbagai aspek penelitian. Kegiatan ini biasa disebut juga dengan

audit trail yang mengacu kepada hasil.

Konfirmabilitas hasil penelitian adalah usaha untuk membuktikan keberadaan

dan kebenaran hasil penelitian sesuai dengan data yang ada atau telah terkumpul.

Prosesnya dilakukan dengan cara mencatat selengkap mungkin hasil wawancara, obsexvasi dan studi dokumenter, menyusun hasil analisa data ke dalam deskripsi

yang lebih jelas, melakukan sintesa data guna membuat kesimpulan dan meiaporkan seluruh proses penelitian mulai dari tahap pralapangan sampai pengolahan data.

-j-;t ;.

(29)

BABV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Kegiatan pembinaan terhadap para Kepala Urusan Tata Usaha Kantors

Depdikbud Kecamatan mempunyai peluang untuk meningkatkan dan"

mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan para Kepala Urusan

tersebut. Hanya sayangnya, dalam pembinaan yang sekarang dilaksanakan ternyata

masih diwarnai, antara lain :

1. Kewenangan fungsionai pembinaan lebih besar ditangan Kanwil Depdikbud

Propinsi Jawa Barat. Usaha manajerial hanya untuk meyakinkan bahwa keputusan dari atas dilakukan di bawah tanpa ada perubahan.

2. Sasaran pembinaan lebih terfokus pada urusan administratif dengan

menggunakan jalur tunggal dan searah.

3. Masih ada kecenderungan program pembinaan dilaksanakan sepanjang diperlukan dan sebagian besar tidak terjadwal.

4. Distribusi kesempatan mengikuti program pembinaan belum dilaksanakan secara terbuka dan kurang merata dalam arti belum setiap orang diberi

kesempatan yang sama.

,-5.

Terdapat kecenderungan pembinaan yang dilaksanakan masih kurang"

transparan, bersifat subyektifitas dan masih diwarnai dengan alasan politis

serta didasarkan pada sistem favoritisme.

B. REKOMENDASI

Melihat hasil yang diperoleh dari pembinaan Kepala Urusan Tata Usaha

Kantor Depdikbud Kecamatan mencapai hasil yang baik dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan, maka pada saat sekarang dan

masa .mendatang di samping mempertahankan pembinaan yang sudah dilaksanakan

dalam kondisi maksimal adalah mencoba meningkatkan kualitas pembinaan tersebut.

Kelemahan dan kekurangan di berbagai jenis komponen dan segi pembinaan lainnya

(30)

143

dapat dikurangi selaras dengan semangat pembaharuan. Hasil yang telah diperoleh hendaknya dapat menjadi bahan evaluasi bagi peningkatan keberhasilan pembinaan ,

pada masa-masa mendatang. u'!

Usaha peningkatan kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor

Depdikbud Kecamatan dalam mutu sikap, pengetahuan dan keterampilan mempunyai

peranan penting dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas pekerjaaannya

dalam bidang tata usaha kantor, pengelolaan data dan statistik, pengelolaan

kepegawaian dan perlengkapan. Agar pembinaan dapat mencapai sasarannya, (a)

adanya perumusan yang jelas mengenai konsep dasar pembinaan tenaga

administrasi kependidikan yang menjadi bahan pedoman bagi penyelenggaraan

pembinaan tenaga administrasi kependidikan, (b) merupakan hal yang paling baik apabila para pembina tersebut berusaha semaksimai mungkin meningkatkan layanan pembinaan kepada Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan melalui pendekatan manusiawi dan pemberdayaan (empowerment), (c) Lebih bijaksananya, apabila para pembina memiliki keinginan untuk menata kembali program-program

pembinaan yang telah dilaksanakan sehingga berkembang sesuai dengan situasi dan v

kpndisi dengan cara peninjauan kembali (remodifiskasi) terhadap kebijaksanaan"

dalam pembinaan pegawai sehingga memudahkan untuk menerjemahkan dalam

operasionalnya di lapangan, dan (d) membuat suatu petunjuk khusus mengenai

pembinaan tenaga administrasi kependidikan yang dapat dimanpaatkan bagi pengembangan sikap, pengetahuan dan kemampuan secara jelas dan mudah

ditafsirkan dalam implementasinya, serta (e) pembinaan yang dilaksanakan hendaknya lebih banyak mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan tenaga

administrasi kependidikan.

Di sisi lain juga, untuk meningkatkan kemampuan Kepala Urusan Tata Usaha

Kantor Dedpdikbud Kecamatan sehingga mencapai keberhasilan yang produktif,

hendaknya para pembina dapat menyusun strategi dan metode pembinaan yang validatif, variatif, dinamis, evaluatif serta menarik dan berbobot sehingga dapat

merangsang Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan untuk bekerja

dan melaksanakan tugasnya secara proporsional dan bertanggung jawab. Untuk

maksud tersebut, maka para pembina diharapkan mengikuti patokan-patokan yang

sudah baku dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai

(31)

144 X;

horizontal dan vertikal yang melibatkan berbagai satuan unit kerja tampaknya sangat

mendukung keberhasilan pelaksanaan pembinaan, sehingga perlu diperhatikan dan

dilaksanakan seoptimal mungkin. Niat, minat, motivasi dan kesungguhan kerja

merupakan faktor-faktor pendukung lain yang perlu diperhatikan oleh setiap pembina

dan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan di kabupaten

Majalengka. Dalam arti pelaksanaan pembinaan akan berhasil dengan baik bila diikuti dengan kemauan, kemampuan dan semangat yang tinggi dari para pembina

dan yang dibina untuk melaksanakannya.

Keberhasilan pelaksanaan pembinaan ditentukan oleh banyak faktor, akan

tetapi faktor yang paling menentukan adalah kemauan dan kesediaan, gairah dan semangat kerja serta kemampuan manajerial Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan itu sendiri. Di samping itu pencapaian keberhasilan

pembinaan harus didukung pula oleh sikap, pola dan tindakan Kepala Urusan Tata.,, Usaha sehingga memungkinkan lahirnya iklim kerja yang harmonis dan kondusif.:,

Dalam situasi kerja seperti itu para Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud

Kecamatan akan merasa termotivasi untuk melaksanakan tugas mereka secara

optimal. Pada sisi lainnya juga hendaknya kualifikasi pendidikan para Kepala Urusan

Tata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan lebih ditingkatkan. Yang tadinya rata-rata

memiliki kualifikasi pendidikan setingkat Sekolah Menengah dapat ditingkatkan

minimal Diploma 3 Administrasi Perkantoran dengan dukungan dana dan fasilitas dari pemerintah. Sebab tingkat pendidikan akan memperlihatkan korelasi yang cukup positif dengan keberhasilan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.

Secara khusus dalam kegiatan pembinaan yang dilaksanakan masih

memperlihatkan kelemahan dan kekurangan. Pembinaan yang masih diwarnai sifat subyektifitas, atas dasar favoritisme dan alasan politis serta hal-hal lainnya yang memprihatinkan, mohon menjadi perhatian agar hal-hal tersebut bisa dihilangkan. Meskipun kadar obyektifitas yang menjadi tuntutan utama belum bisa diwujudkan, v tetapi kegiatan pembinaan diharapkan dapat memberikan akses yang cukup"

berharga dan memberikan kontribusi bagi kepentingan perbaikan mutu sikap, pengetahuan dan keterampilan Kepala Urusan Tata Usaha Kantor Depdikbud

Kecamatan dalam memberikan solusi bagi pelaksanaan tugas pekerjaannya yang

lebih baik. Dan itu membutuhkan pengorbanan dan kesadaran. Minimal kegiatan

(32)

145

Pembinaan melalui wadah Kelompok Kerja Kepala Urusan (K3Ur) hendaknya

lebih menjadi perhatian utama, supaya bisa berhasil dalam melaksanakan fungsinya.

Wadah ini bisa dihidupkan sebagai alternatif dalam upaya menjalin kerjasama dan

koordinasi yang lebih baik, di samping sebagai media pertukaran pengalaman dalam

suasana kekerabatan sesama para Kepala Urusan.

Pembinaan Kepala UrusanTata Usaha Kantor Depdikbud Kecamatan bukan konsep yang ragu-ragu yangtidak memiliki arti apa-apa. Tetapi harus memiliki makna mendalam bagi perbaikan dan pembaharuan. Langit masih biru, walaupun

(33)

DAFFAR KEPUSTAKAAN

Anthoni, Dearden Bedford, 1992. SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN. Binarupa Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 1985. PROSEDUR PENELITIAN. SUATU PENDEKATAN PRAKTIS. Bina Aksara, Jakarta.

Association For Supervision and Curriculum Development (Alih bahasa Abd. Rachman Abror, 1984. KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN BAGI PERBAIKAN ' ,

DAN PENINGKATAN PENGAJARAN. Nurcahaya, Jogjakarta.

%?J.

Biro Organisasi Depdikbud, 1995. PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAWASAN

MELEKAT UNTUK SEMUA PEJABAT ESELON V DI LINGKUNGAN

KANTOR DEPDIKBUD. Depdikbud, Jakarta.

-, 1997. KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 0349/U/1996 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN INSTANSI VERTIKAL '

DEPDIKBUD. Depdikbud, Jakarta.

Bogdan, Robert C. and Sari Knop Biklen, 1982. QUALITATIVE RESEARCH FOR EDUCATION : AND INTRODUCTIONTO THEORY AND METHODS. Ally and

Baconlnc, Boston.

Castetter, William B, 1981. THE PERSONEL FUNCTION IN EDUCATIONAL

ADMINISTRATION. Mac Milan Publishing Co, New York.

Cook, Sarah and Steve Macaulay, 1997. PERFECT EMPOWERMENT. Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Davis, Keith and John W. Newstrom, 1985. HUMAN BEHAVIOR AWORK. Mc. Graw^

'<-Hill Inc, New York.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988. MONITOR, PENGAWASAN DAN

SUPERVISI, Proyek Peningkatan Kemampuan Perencanaan Pendidikan dan

Kebudayaan Daerah, Jakarta.

, 1991. KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 0304/O/1984 TENTANG

PERINCIAN TUGAS SATUAN ORGANISASI, KORMIN, PENGAWAS DAN

PENILIK DI LINGKUNGAN DEPDIKBUD, Kantor Depdikbud Kabupaten Majalengka.

1 igg3. HIMPUNAN PERATURAN PENGELOLAAN

PENDIDIKAN, Direktorat Pendidikan Dasar Dirjen Dikdasmen, Jakarta.

(34)

147

Engkoswara, 1987. DASAR-DASAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN. Depdikbud,

Jakarta.

Flippo, Edwin B., 1991. MANAJEMEN PERSONALIA, (a.b. Masud). Erlangga,

Jakarta.

Halsey, George D., 1994. BAGAIMANA MEMIMPIN DAN MENGAWASI PEGAWAil£ ,

ANDA, Rineka Cipta, Jakarta. r^7<7

Heidjrachman dan Suad Husnan, 1995. MANAJEMEN PERSONALIA. BPPE,

Jogjakarta.

Indrafachrudi, Soekarto. 1990. MENGANTAR BAGAIMANA MEMIMPIN SEKOLAH

• YANG BAIK. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Jauch, Lawrence R. dan William F. Glueck., 1988. BUSINESS POLICY AND

STRATEGIC MANAGEMENT. 5 ND EDITION. Mc-Graw-Hill Inc, New York.

Juse, 1991. GUGUS KENDALI MUTU. PRINSIP-PRINSIP DASAR TENTANG

KENDALI MUTU. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Juran, JM., 1995. KEPEMIMPINAN MUTU. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat, 1995. SURAT EDARAN KEPALA KANWIL .

DEPDIKBUD PROPINSI JAWA BARAT NOMOR : 4058/102/KP/1995

TENTANG POLA PENGEMBANGAN KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN

KANWIL DEPDIKBUD PROPINSI JAWA BARAT, Bandung.

' iH^v' •

Lincoln, IS. dan Guba. E.G., 1985. NATURALISTIK INQUIRY. Sage Publishing IncV*1'^

London.

Marshall, Edward M, 1995. TRANSFORMING COLLABORATIVE.

Moekijat, 1991. ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA. Mandar Maju,

Bandung.

Moenir, AS., 1988. KEPEMIMPINAN KERJA. PERANAN, TEKNIK DAN

KEBERHASILANNYA. Bina Aksara, Jakarta.

1996. PENDEKATAN MANUSIAWI DAN ORGANISASI TERHADAP PEMBINAAN KEPEGAWAIAN. Toko Gunung Agung, Jakarta.

Moleong, L.J., 1990. METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF. Remadja Rosda

Karya, Bandung.

Musanef, 1996. MANAJEMEN KEPEGAWAIAN INDONESIA. Toko Gung Agung,

Jakarta.

Nasution, S. 1992. METODE PENELITIAN NATURALISTIK KUALITATIF. Tarsiti^

(35)

148

Nitisemito, Alex S., 1988. MANAJEMEN PERSONALIA. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Saydam, Gozali, 1996. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. Toko Gunung3;,

Agung, Jakarta. ''7-.;-.

Siagian, Sondang P., 1984. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA INSANI. Gunung

Agung, Jakarta.

-. 1988. FILSAFAT ADMINISTRASI. Gunung Agung, Jakarta.

, 1988. PERILAKU ADMINISTRASI. Gunung Agung, Jakarta. , 1996. PERANAN STAF DALAM MANAJEMEN. Toko Gunung

Agung, Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (Editor), 1989. METODOLOGI PENELITIAN

SURVEY. LP3S, Jakarta.

Stoner, James. AF., 1986. MANAGEMENT. Erlangga, Jakarta.

Sujak, Abi., 1990. KEPEMIMPINAN MANAJER. EKSISTENSI DALAM PERILAKU

ORGANISASI. Rajawali Pers, Jakarta.

Supriadi, Dedi. 1997. KREATIFITAS, KEBUDAYAAN DAN PERKEMBANGAN IPTEK^f

Alfabeta, Bandung. '-""*lC>

Suradinata, Muchkiar. 1996. BAHAN KUALIAH METODOLOGI PENELITIAN. PPS

IKIP, Bandung.

Tangyong AF, Wahyudi dan Djam'an Satori, 1986. CBSA. BAGAIMANA MEMBINA

GURU SECARA PROFESIONAL. Balitbang Depdikbud, Jakarta.

Terry, GR. dan LW. Rue, 1985. DASAR-DASAR MANAJEMEN. Bina Aksara,

Jakarta.

Tilaar HAR. 1991. SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL YANG KONDUSIF BAGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT INDUSTRI MODERN BERDASARKAN

PANCASILA. Kongres Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.

Wahjosumidjo, 1993. KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Yusril, Muhamad, 1993. PENDEKATAN MUTU TERPADU. Bappenas-PPKLP Unpad,

Bandung.

Zainun, Buchori, 1995. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA^

Gambar

Tabel 1Latarbelakangpendidikan dan golongan kepangkatan Kepala Urusan

Referensi

Dokumen terkait

Dari pembahasan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung strategi pemasaran yang mencakup strategi produk-pasar (penentuan segmen pasar, penentuan pasar

Partikel atau droplet yang berukuran kurang dari 10 mikron dapat mencapai paru-paru, namun droplet yang berukuran lebih dari 50 mikron mungkin tidak mencapai

adalah sistem operasi Windows, yang memungkinkan siswa mengakses materi pelatihan yang berbentuk multimedia dan memungkinkan sistem mencatat perilaku siswa (behavior)

Beberapa penelitian yang dilakukan dalam pengenalan citra wajah mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi wajah ketika citra wajah sebagai input dari algoritma pengenalan

Dari percobaan yang dilakukan tersebut, dapat ditentukan rapat massa larutan menggunakan piknometer dan dapat ditentukan volume molar parsialnya yang didasarkan pada grafik

Pada aplikasi game My Name is Dug terdapat minigames yang dapat dimainkan oleh user dan dapat dihubungkan dengan perangkat lainnya menggunakan teknologi Bluetooth untuk bermain

Berdasarkan hasil analisis tentang perbandingan organoleptik dalam pengolahan kue dengan menggunakan bahan biasa dan bahan instant, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: Aroma dari

Hal-hal yang dapat mendorong supresifitas tanah, yaitu (1) patogen tidak terus menerus berada di tanah, (2) patogen dijumpai terus menerus namun hanya