• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE LATIHAN SELF TALK INTRUKSIONAL TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK DASAR SERVIS TINGGI DAN LOB BERTAHAN ATLET BULUTANGKIS PEMULA USIA 10-12 TAHUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE LATIHAN SELF TALK INTRUKSIONAL TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK DASAR SERVIS TINGGI DAN LOB BERTAHAN ATLET BULUTANGKIS PEMULA USIA 10-12 TAHUN."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH METODE LATIHAN SELF TALK INTRUKSIONAL TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK DASAR SERVIS TINGGI DAN LOB BERTAHAN

ATLET BULUTANGKIS PEMULA USIA 10-12 TAHUN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh : Erpan Herdiana

0901392

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH METODE LATIHAN SELF TALK INRTUKSIONAL

TERHADAP PENGUASAAN TEHNIK DASAR SERVIS TINGGI

DAN LOB BERTAHAN ATLET USIA 10-12 TAHUN

Oleh Erpan Herdiana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Erpan Herdiana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Erpan Herdiana NIM : 0901392

JUDUL : Pengaruh Metode Self-Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik

Dasar Servis Tinggi dan Lob Bertahan Atlet Bulutangkis Usia 10-12 Tahun

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I

Yusuf Hidayat, M.Si NIP.196808301999031001

Pembimbing II

Drs. Satriya

NIP. 196002101987031004

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Kepelatihan Olahraga

(4)

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

(5)

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i

PENGARUH METODE LATIHAN SELF TALK INTRUKSIONAL TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK DASAR

SERVIS TINGGI DAN LOB BERTAHAN ATLET BULUTANGKIS PEMULA

USIA 10-12 TAHUN

Erpan Herdiana

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin menguji seberapa besar pengaruh metode latihan self talk intruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar servis tinggi dan lob bertahan dalam permainan bulutangkis. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan desain kelompok kontrol tanpa pre-test yang dilakukan pada atlit bulutangkis usia dini di klub bulutangkis Baleendah berjumlah 20 atlit yang dipilih secara acak (random assigment) yaitu 10 atlit ditugaskan pada kelompok eksperimen dan 10 atlit ditugaskan pada kelompok kontrol. Ada dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes keterampilan dasar lob bertahan dan servis tinggi. Teknik analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji perbedaan dua rata-rata (independent sampel t test). Hasil analisis terbukti bahwa metode latihan self talk intruksional dapat berpengaruh terhadap penguasaan teknik dasar servis tinggi dan lob bertahan, hasil analisis independet sampel t test pada katerampilan servis tinggi mendapatkan nilai t sebesar 5,598 dan signifikan pada 0,000, kemudian pada keterampilan lob bertahan didapat nilai t sebesar 3,755 dan signifikan pada 0,000, selain itu pada hasil analisis keseluruhan didapat juga nilai t sebesar 5,497 dan signifikan pada 0,000. Dilihat dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa self talk intruksional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tehnik dasar lob bertahan dan servis tinggi. Dari hasil penelitian tersebut peneiliti berasumsi bahwa pelatihan mental khususnya dalam permainan bulutangkis sangat menunjang untuk keberhasilan hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan dan servis tinggi. Proses pembiasaan dan latihan mental self talk intruksional akan memudahkan atlet melakukan tahapan–tahapan gerak yang dilatihkan serta membangaun aspek mental sejak dini. Oleh karena itu sebaiknya para pelatih sudah harus mulai menerapkan latihan-latihan aspek mental untuk memperbaiki dan mencapai prestasi yang maksimal dalam pembinaan atlit bulutangkis usia dini.

Kata-kata kunci : Self Talk Intruksional, Keterampilan Dasar Servis Tinggi

(6)

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 6

A.KAJIAN PUSTAKA ... 6

1. Hakekat Permainan Bulutangkis... 6

a. Pengertian dan Karakteristik Permainan Bulutangkis ... 6

b. Keterampilan Teknik Dasar Bermain Bulutangkis ... 8

2. Teknik Dasar Servis Tinggi dan Lob Bertahan ... 9

a. Pengertian Teknik Dasar Servis Tinggi ... 9

(7)

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vii

c. Pengertian Teknik Dasar Lob Bertahan………... 12

d. Komponen dan Indikator Teknik Dasar Lob Bertahan……… ... 13

3. Metode Latihan Self-talk Intruksional ... 15

a. Pengertian Metode Pelatihan Mental ... 15

b. Pengertian Self-talk Sebagai Metode Latihan Mental ... 16

c. Fungsi Self-talk Intruksional dan Motivasional……… ... 18

B.KERANGKA PEMIKIRAN ... 19

C.HIPOTESIS PENELITIAN ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A.Metode penelitian ... 21

B.Penentuana Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

1. Populasi Penelitian... 21

2. Sampel Penelitian ... 21

C. Definisi Istilah ... 22

D. Design Penelitian... 23

E. Instrumen Penelitian ... 24

1. Tes keterampilan dasar lob bertahan ... 24

2. Tes keterampilan dasar servis tinggi... 26

F. Prosedur penelitian... 28

(8)

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

viii

4. Uji Hipotesis ……….. ... 35

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Kesimpulan... 44

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA……… 45

LAMPIRAN – LAMPIRAN……….. ... 47

(9)

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(10)

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu buktinya antara lain munculnya klub-klub bulutangkis yang tersebar hampir disetiap daerah. Olahraga bulutangkis di Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat, baik dari segi pembinaan maupun dari segi prestasi. Hal ini menjelaskan bahwa semakin banyak perkumpulan bulutangkis atau pusat latihan bulutangkis di tiap-tiap daerah yang membina atlet-atlet usia dini dengan harapan akan dapat membantu meningkatkan prestasi bulutangkis nasional. Seperti halnya cabang olahraga lainnya, prestasi terbaik merupakan dambaan untuk setiap atlet maupun pelatih, dan untuk mencapai hal itu tidaklah mudah, oleh karena itu prestasi yang optimal membutuhkan pembinaan dalam waktu yang cukup lama.

Bulutangkis sebagai olahraga prestasi telah mendapat perhatian yang relatif besar dari masyarakat yang ditunjukan dengan adanya dukungan terbesar dalam bentuk wadah-wadah pembinaan atlet usia dini oleh Pengurus Cabang Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia di setiap kota dan kabupaten. Sekolah atau diklat adalah suatu wadah pembinaan atlet bulutangkis usia dini yang keberadaannya memainkan peranan penting, karena para pesertanya adalah anak-anak usia sekolah yang merupakan bibit-bibit atau sumber daya manusia yang sangat diharapkan bagi perkembangan prestasi olahraga bulutangkis di masa mendatang. Terlebih ditengah menurunnya prestasi bulutangkis nasional di tingkat internasional. Hampir disetiap pertandingan internasional dalam sepuluh tahun terakhir para atlet Indonesia dominasinya masih kalah jauh dari atlet-atlet Cina dan Korea.

(11)

2

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

maupun beregu. Menurunnya kondisi prestasi atlet bulutangkis Indonesia di kancah internasional sering dikaitkan dengan kurang siapnya atlet untuk bertanding atau sering disebut-sebut mental atlet bulutangkis Indonesia masih kurang siap atau matang. tapi apakah latihan mental dimasukan pada periodisasi latihan ? dengan menerapkan pelatihan mental pada saat latihan akan membantu mempermudah seorang atlet untuk menguasai keterampilan dasar dalam bermain bulutangkis. Anandito, (2011) dan Hadinata, (2012) dalam situs www.bulutangkis.com mengungkapkan :

Di indonesia masih terlantarnya pembinaan aspek mental/psikologi yang ditenggarai sebagai salah satu masalah paling fatal dalam pembinaan prestasi bulutangkis nasional, maka khendaknya Indonesia memperhatikan bahwa latihan mental itu penting dan sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi atlet

Latihan keterampilan Psikologi (Psychological skill training) adalah program latihan yang disusun secara metodis, sistematis, dan komprehensif sebagai sebuah metode/teknik melatih yang ditujukan untuk membina dan mengembangkan keterampilan teknik, taktik, fisiologis dan psikologis secara simultan pada saat yang bersamaan. PST pun bersifat komperhensif, artinya merupakan teknik belajar untuk mengembangkan beragam aspek baik fisik, teknik, taktik, maupun psikoligis (Pavlioud & Doganis, dalam Hidayat 2004:3).

Latihan keterampilan psikologis dibedakan menjadi Advance skill dan basic skill techniques. Advance skill techniques ditujukan untuk atlet elit, terdiri

(12)

3

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Seperti halnya pada cabang-cabang olahraga lainnya keberhasilan proses latihan dalam bulutangkis di tentukan oleh empat faktor atau aspek penting yaitu aspek latihan fisik, teknik, taktik dan mental, seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1988:100), “ada empat aspek latihan yang perlu di perhatikan dan dilatih secara

seksama oleh atlet, yaitu latihan, fisik, teknik, taktik dan mental” Keempat faktor

tersebut harus dilatihkan dari sejak atlet pemula sampai elit, dan sesuai dengan uraian sebelumnya salah satu metode atau teknik latihan mental yang terbukti efektif untuk meningkatkan aspek fisik, teknik, taktik, dan mental adalah metode latihan self talk. Hidayat (2012:100) mengemukakan bahwa:

self talk adalah sebuah teknik kognitif yang melibatkan aktivasi proses mental untuk mengubah atau mempengaruhi pola-pola pikiran dalam bentuk dialog internal seseorang terhadap dirinya sendiri baik secara tertutup maupun terbuka, dan intruksional maupun motivasional”.

Sesuai dengan uraian di atas self talk mempunyai dua fungsi pokok, yaitu fungsi self talk intruksional dan motivasional, Self talk intruksional adalah suatu metode latihan yang berkenaan dengan pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk meningkatkan penampilan gerakan yang benar melalui pemusatan perhatian pola-pola gerakan yang sesuai (Hidayat, 2012:105), sedangkan menurut Theodorakis, dkk, (Hidayat, 2012:105), self talk motivasional adalah metode latihan mental yang berkenaan dengan pernyataan-pernyataan yang dirancang untuk membantu penampilan melalui peningkatan kepercayaan diri, usaha, energi yang dikeluarkan, dan penciptaan mood positif

Sesuai dengan uraian di atas self talk sebagai metode latihan mental dapat digunakan untuk fungsi penguasaan keterampilan gerak dan .peningkatan aspek-aspek mental, dan dalam kaitan itulah penulis tertarik untuk mengkajinya lebih lanjut dalam kontek permainan bulutangkis

(13)

4

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang memukul shuttlecock ke bidang lapangan lain secara diagonal dan bertujuan sebagai pembuka permainan dan merupakan suatu pukulan yang penting dalam permainan bulutangkis. Servis panjang adalah servis dasar anda, servis ini mengarahkan satelkok tinggi dan jauh ke belakang, satelkok akan berbalik dan jatuh sedekat mungkin dengan garis batas lapangan bagian belakang, Grice, (Hidayat & Subarjah 2010:50), selain itu, servis panjang juga bisa sangat menyulitkan untuk dipukul apalagi dengan smash sebab satelkok akan jatuh dalam keadaan tegak lurus dengan lantai (Davis dalam Hidayat & Subarjah 2010:50)

Lob bertahan adalah pukulan lob yang melambung sangat tinggi dengan tujuan untuk mempersiapkan diri dengan memperbaiki posisi untuk selanjutnya memiliki cukup waktu untuk menerima serngan berikutnya (Subarjah & Hidayat 2010:54). Lob bertahan termasuk jenis pukulan yang paling sering digunakan dan berperan penting terutama dalam permainan tunggal. Lebih lanjut Hidayat menjelaskan keterampilan dasar yang pertama kali harus dipelajari dan dikuasai oleh atlet pemula adalah teknik dasar lob bertahan dan servis tinggi karena paling mudah dipelajari dan dikuasai.

Berdasarkan pokok-pokok uraian di atas, penulis ingin mengkaji salah satu fungsi self talk yaitu self talk intruksional dalam kaitannya dengan penguasaan keterampilan dasar bermain bulutangkis dan merumuskannya didalam sebuah

judul penelitian “Pengaruh metode latihan self talk intruksional terhadap

penguasaan teknik dasar servis tinggi dan lob bertahan” Penelitian akan di laksanakan di klub bulutangkis PB. Baleendah, Kabupaten Bandung

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumus-kan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

(14)

5

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Apakah metode latihan self talk intruksional memberikan pengaruh terhadap penguasaan teknik lob bertahan dalam permainan bulutangkis, atlet klub bulutangkis PB. Baleendah ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin menguji seberapa besar pengaruh metode latihan self talk intruksional terhadap penguasaan keterampilan dasar servis tinggi dan lob bertahan dalam permainan bulutangkis.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini bisa dibagi kedalam dua bagian yaitu : 1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi ilmiah bagi guru, pelatih, pemain dan pembina olahraga bulutangkis, khususnya berkenaan dengan penguasaan keterampilan servis tinggi dan lob bertahan dalam permainan bulutangkis.

2. Manfaat praktis

a. Bagi penulis dengan penelitian ini dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan dalam pelatihan permainan bulutangkis dengan menerapkan strategi latihan self talk intruksional

b. Sebagai masukan informasi bagi atlet yang mengikuti kegitan diklat PB. Baleendah tentang perlunya metode latihan self talk intruksional untuk membina penguasaan keterampilan servis tinggi dan lob bertahan dalam permainan Bulutangkis.

(15)

6

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

(16)

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 21 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk menguji pengaruh metode latihan mental self talk intruksional terhadap hasil latihan lob bertahan dan servis tinggi, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono, (2012:3) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu”. Adapuun tentang metode eksperimen, Sugiyono (2012:109) menambahkan

bahwa: “Metode eksperimen sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendali”.

B.Penentuan Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:119), sedangkan menurut Arikunto (2010:173), populasi diartikan sebagai “keseluruhan subjek

penelitian”. Berdasarkan kedua pengertian di atas, maka populasi dapat diartikan sebagai suatu subjek yang mempunyai sifat-sifat atau karakteristik yang berbeda dan dapat dipakai dalam penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Atlet pemula Bulutangkis yang berjumlah 68 orang.

2. Sampel

(17)

22

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian yang representatif. Sampel ialah bagian yang mewakili populasi (Ali, 2011:84) Dengan kata lain sampel merupakan kelompok yang digunakan dalam penelitian dimana data diperoleh. Sesuai dengan karakteristik sampel yang dibutuhkan yaitu (1) atlet pemula yang baru belajar bulutangkis tidak lebih dari tiga bulan (2) jenis kelamin putera dan puteri, (3) berusia antara 10 sampai 12 tahun,

Sampel dipilih dan ditentukan dengan menggunakan teknik tertentu, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling. Proses teknik random sampling ini dilakukan dua tahapan, yaitu random

selection dan random assignment (Ali, 2011:263). Tahap random selection adalah

tahap pemilihan sampel secara acak dari jumlah populasi yang ada, dalam hal ini ditentukan 20 orang sampel dari 68 anggota populasi yang berisikan ke 20 orang tersebut terdiri atas 10 siswa putra dan 10 siswa putri. Selanjutnya masuk pada tahap kedua menggunakan random assignment, pada tahap ini ke 20 sampel ditugaskan atau ditempatkan secara acak ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jadi masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang sampel, masing-masing 5 siswa putra dan 5 siswa putri. Berikut disajikan tabelnya dibawah ini:

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Kelompok Jumlah Sampel

Putra Putri

1 Eksperimen 5 5

2 Kontrol 5 5

Jumlah Sampel 10 10

C. Definisi Istilah

(18)

23

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

variabel bebas dan variabel keterampilan dasar lob bertahan dan servis tinggi sebagai variabel terikat. Definisi istilah ketiga variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Self talk adalah sebuah teknik kognitif berkenaan dengan apa yang dikatakan oleh atlet kepada diri sendiri baik secara terbuka maupun tertutup, positif atau negatif, dan intruksional maupun motivasional (Hidayat, 2012:100);

2. Self talk instruksional adalah jenis self-talk sebagai metode latihan mental yang digunakan untuk fungsi pengembangan, pelaksanaan keterampilan gerak, dan meningkatkan penampilan, dan strategi bermain (Hidayat, 2012:102);

3. Keterampilan dasar lob bertahan adalah jenis keterampilan teknik dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan arah kok melambung tinggi ke bagian belakang lapangan lawan dengan tujuan untuk bertahan/ mendapatkan pritas ke posisi semuala Kumar, (Hidayat, 2012:26)

4. Keterampilan dasar servis tinggi adalah jenis keterampilan teknik dasar memukul yang dilakukan dengan gerakan forehand dan dengan ayunan raket dari bawah ke atas untuk mengarahkan kok tinggi dan jauh ke belakang daerah lawan (Hidayat, 2012:21)

D. Design Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah posttest only control group design, dimana pada desain ini tanpa pre-test tapi hanya menggunakan post-test, tes dilakukan setelah diberikan perlakuan dengan adanya kelompok pembanding yang tidak diberikan perlakuan self talk intruksional yaitu kelompok kontrol, desain ini dapat digambarkan di bawah ini:

(19)

24

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

X O2

O2

Gambar 3.1 (Sumber: Memahami riset perilaku dan sosial, Ali, 2011:276) Keterangan: X = Perlakuan; O2 = Post-test (tes akhir)

Pada kelompok 1 (kelompok eksperimen) diberikan perlakuan metode latihan self talk intruksional selama 12 kali pertemuan dan tes akhir diberikan satu hari

setelah pertemuan ke dua belas. Adapun untuk kelompok 2 (kelompok kontrol) hampir sama dengan kelompok eksperimen, namun sesuai dengan namanya kelompok kontrol tidak diberi perlakuan dan berfungsi sebagai kelompok pembanding (Ali, 2011:275).

E. Instrumen Penelitian

Sesuai dengan jumlah variabel terikat dalam penelitian ini, maka ada dua instrumen penelitian yang digunakan, yaitu tes keterampilan dasar lob bertahan dan servis tinggi. Kedua tes tersebut di adaptasi dari Hidayat (2004), validitas dan reliabilitas kedua tes tersebut disajikan pada tabel 3.1. di bawah ini:

Tabel 3.2 Validitas dan reliabilitas tes keterampilan dasar servis tinggi dan lob berahan

No Jenis Tes Validitas Reliabilitas

1 Keterampilan dasar servis tinggi 0,60 0,87 2 Keterampilan dasar lob bertahan 0,74 0,90

(Sumber, Latihan keterampilan psikologis dalam belajar keterampilan gerak, Hidayat, 2004:140)

(20)

25

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Seperti telah disebutkan, tes ini diadaptasi dari tes keterampilan dasar lob bertahan yang dikembangkan oleh Hidayat (2004:139), prosedur pelaksanaan tesnya diuraikan sebagai berikut:

a. Deskripsi tes

Jenis tes keterampilan dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan arah kok melambung ke bagian belakang lapangan lawan dengan tujuan untuk bertahan atau mendapatkan keseimbangan pada posisi semula.

b. Tujuan tes

Mengukur ketepatan memukul keterampilan hasil latihan atlet dalam melakukan keterampilan dasar lob bertahan kearah sasaran tertentu dengan arah kok melambung ke bagian belakang lapangan lawan

c. Peralatan

Lapangan bulutangkis standart, raket, satelkok, meteran, dua buah tiang besi setinggi 2,72 meter, pita yang direntangkan sejajar di atas net dengan jarak 4.27 meter, dan tinggi 3 meter dari lantai, alat tulis dan formulir pengisian skor.

d. Petugas pelaksanaan pengetesan

Terdiri dari 5 orang, dua orang sebagai pengumpan, satu orang penghitung, pencatat, dan pengambil satelkok.

e. Pelaksanaan tes

(1) Penyaji berdiri di tengah-tengah lapangan atau pada titik yang sudah ditentukan paling dekat dengan net 3,35 meter dari net.

(21)

26

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(3) Penyaji melakukan servis ke zona partisipan dan bergerak memukul satelkok sehingga melewati tali setinggi 3 meter dari permukaan lantai yang dipasang pada tiang net.

(4) Setiap partisipan mendapatkan dua kali kesempatan, dan setiap kali kesempatan di sediakan 6 satelkok, sehingga partisipan mendapatkan 12 kesempatan untuk melakukan pukulan.

(5) Apabila satelkok mengenai tali setinggi 3 meter dari permukaan lantai yang dipasang pada tiang net dan ajatunya tidak sampai pada zona skor maka diadakan pukulan ulang.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :

(22)

27

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Instrumen Servis Tinggi

Seperti halnya tes lob bertahan, tes keterampilan teknik dasar servis tinggi yang digunakan diadaptasi dari tes yang dikembangkan oleh Hidayat (2004:138), prosedur tesnya diuraikan sebagai berikut:

a. Deskrpsi tes

Jenis tes keterampilan dasar memukul yang dilakukan dari dengan gerakan forehand dan dengan ayunan raket dari bawah ke atas untuk mengerahkan kok tinggi jauh ke belakang daerah lawan.

b. Tujuan tes

Mengukur ketepatan memukul keterampilan hasil latihan atlet dalam melakukan keterampilan dasar servis tinggi kearah sasaran tertentu dengan pukulan tinggi dan panjang.

c. Peralatan

Lapangan bulutangkis standar, raket, satelkok, net, alat tulis, dan pita yang direntangkan sejajar dengan net berjarak 4,27 meter dari tinggi net 2,44 dari permukaan lapangan.

d. Petugan pelaksanaan pengetesan

Tiga orang, teridiri satu orang penghitung, pencatat, dan pengambil satelkok. e. Pelaksanaan tes

(1) Kok (shuttle cock), yang jatuh pada sasaran terluar (terjauh) atau di bidang area diberi nilai 5, kemudian 3, dan kok (suttle cock), yang jatuh di luar target sasaran (terdalam) masih pada bagian kotak servis diberi nilai 1;

(2) Apabila kok (shuttle cock), mengenai tali setinggi 2,44 meter dari per-mukaan lantai yang dipasang sejajar dengan tiang net dengan jarak 4,27 meter dari net dan jatuhnya tidak sampai di zona skor maka diadakan pukulan ulang;

(23)

28

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lapangan atau apabila kok (shuttle cock), tidak melewati di atas tali 2,44 cm dari pemukaan lantai yang dipasang pada tiang net;

(4) Servis yang tidak memenuhi sarat dianggap tidak sah dan tidak diberi nilai; (5) Kok (shuttle cock) yang tidak lewat di atas tali atau jatuh di kotak servis yang

salah atau servis untuk ganda tidak diberi nilai;

(6) Kok (shuttle cock) yang jatuh pada bagian garis, dianggap jatuh pada bagian yang bernilai tinggi;

(7) Penilain skor kesempatan pertama digabungkan dengan skor kesem-patan kedua.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.3 (Sumber: Pengaruh intervensi strategi multiteknik terhadap hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri: Hidayat, 2012:138)

(24)

29

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prosedur penelitian menjelaskan tentang tahap dan langkah-langkah penelitian. Secara umum ada tiga tahap penelitian, yaitu tahap persiapan, pelak-sanaan, dan pelaporan. Setiap tahapan terdiri atas beberapa langkah kegiatan, seperti diuraikan berikut ini:

1. Tahap persiapan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

(1) Pengajuan judul pada dosen pembimbing, penyusunan proposal, dan seminar proposal penelitian;

(2) Pengajuan surat izin penelitian ke dan dari Jurusan Pendidikan Olahraga, Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang kemudian diserahkan ke pihak PB. Baleendah;

(3) Melakukan studi pendahuluan ke lokasi peneliatan di PB. Baleendah

(4) Pelatihan teknik pembelajaran imajeri mental yang dilaksanakan dari tanggal 19 sampai 23 Oktober 2012 di Kampus FPOK UPI;

2. Tahap pelaksanaan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

(1) Pemberian perlakuan metode latihan self talk intruksional terhadap kelompok eksperimen selama 12 kali pertemuan; Jadwal dan program perlakuan dapat dilihat pada lampiran

(2) Pelaksanaan post-test atau tes akhir untuk melihat pengaruh perlakuan metode selft talk intruksional terhadap hasil latihan keterampilan dasar lob bertahan dan servis tinggi. Tes akhir dilaksanakan satu hari setelah pertemuan ke-12, yaitu pada hari jumat, tanggal 15 Februari 2013;

3. Tahap pelaporan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:

(1) Melakukan pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul;

(2) Membuat interpretasi, membuat kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian;

(25)

30

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G. Teknik analisi data

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh metode latihan self talk intruksional terhadap hasil latihan lob bertahan dan servis tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 20. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(1) Membuat deskripsi statistik kedua kelompok (eksperimen dan kontrol); (2) Melakukan uji asumsi normalitas dan homogenitas

(3) Melakukan uji hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (T-test).

(4) Melakukan uji perbandingan hasil latihan keterampilan dasar lob bertahan dengan servis tinggi sebagai dampak dari perlakukan metode latihan self talk intruksional.

(26)

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Dari hasil pengolahan data dan analisis dapat diambil kesimpulan dari proses pelatihan bulutangkis di PB. Baleendah bahwa metode latihan self talk intruksional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap teknik dasar servis tinggi

2. Dari hasil pengolahan data dan analisis pun dapat diambil kesimpulan bahwa metode latihan self talk intruksional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap teknik dasar servis lob bertahan

B.Saran

1. Bagi atlet

Pelatihan mental khususnya dalam permainan bulutangkis sangat menunjang untuk keberhasilan hasil latihan keterampilan dasar lob bertahan dan servis tinggi. Proses pembiasaan dan latihan mental self talk intruksional akan memudahkan atlet melakukan tahapan – tahapan gerak yang di latihkan serta membangaun aspek mental sejak dini.

2. Bagi Pelatih

Latiahan bulutangkis yang selama ini sangat baik dari aspek fisik dan tehnik yang di terapkan oleh pelatih terhadap atlet PB. baleendah, namun dengan adanya sentuhan latihan mental Self talk intruksional yang diterapkan akan membawa perubahan yang lebih baik terhadap atlet dari apsek psikomotorik dan mental.

(27)

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

44

(28)

45

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Ali, M. (2011) Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung:Cendekia Utama

Arikuno Suharsimi (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta: Rineka cipta

Departemen Pendidikan Nasional (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Grice,T (1996). BULUTANGKIS (Petunjuk Praktis Untuk Pemula dan Lanjut) Jakarta: Rajagrafindo Persada

Hardy, J (2006). Speking clearly: A critical review of the self talk literature. Psychology of sport & exercise, 7, 81-97

Harsono (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching, Jakarta : C.V. Tambak kusuma

Hidayat,Y (2004) Pengaruh intervensi strategi multiteknik terhadap hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri. UGM (Universitas Gajah Mada): Yogyakarta.

Hidayat,Y (2012). Modul Intervensi Strategi Multitehnik Latihan Mental Untuk Pelatih Bulutangkis. Bandung:UPI

Ibrahim.R & Komarudin (2012) Psikologi Kepelatihan FPOK:UPI.

Kolovelonis, et al (2011) The Effects of Intructional Self-Talk on Students` Motor Task Performance in Physical Education. Journal Psychology of Sport and Exercise

Priyatno,D (2010). Teknik mudah dan cepat melakukan data penelitian dengan SPSS: Yogyakarta

Poole,J (1968) Belajar Bermain Bulutangkis Bandung:Pionir Jaya

Subarjah.H & Hidayat.Y (2010) Modul Permainan Bulutangkis. Bandung:UPI

(29)

46

Erpan Herdiana, 2013

Pengaruh Metode Latihan Self Talk Intruksional Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Servece Tinggai Dan Lob Bertahan Atlet Bulu Tangkis Pemula Usia 10-12 Tahun

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sugiyono (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d, Bandung: Alfabeta

Tohar (1992). Olahrga Pilihan Bulutangkis Semarang:Ikip Semarang Press

Uyanto. S (2009). Pedoman analisis data dengan SPSS Graha Ilmu:Yogyakarta

____ www.zona-prasko.blogspot.com. (2012) menjelaskan ukuran raket bulutangkis yang di unduh pada tanggal 12 mei 2013

____ www.cumanulissaja.blogspot.com (2012) pengertian keterampilan yang di unduh pada tanggal 12 mei 2013

____ www.teknikbermainbulutangkisuntukpemula.com (2012) Teknik dasar bulutangkis

yang di unduh pada tanggal 12 mei 2013

Gambar

Tabel 3.1 Sampel Penelitian
Tabel 3.2 Validitas dan reliabilitas tes keterampilan dasar  servis tinggi dan lob berahan
Gambar 3.2 (Sumber: Pengaruh intervensi strategi multiteknik terhadap hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri, Hidayat, 2012:139)
Gambar 3.3 (Sumber: Pengaruh intervensi strategi multiteknik terhadap hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri: Hidayat, 2012:138)

Referensi

Dokumen terkait

Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, perlu rnenetapkan Tugas Mengajar Dosen clan 'l'r-rgas Tel<nisi Semester Gasal 2009 120 10.. Bahwa untuk keperluan dimaksud

Penggunaan media himpunan garis untuk meningkatkan kemampuan siswa tunagrahita ringan dalam memahami konsep pembagian bilangan bulat sampai 20.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Aplikasi multimedia paduan informasi ini digunakan untuk membuat jenis buku panduan yang interaktif dan menarik dengan dilengkapi gambar berbeda dengan buku yang masih harus di

Sehingga masalah yang muncul adalah, rentang waktu antara perkembangan ilmu komunikasi yang awalnya dikenal retorika pada masa Yunani kuno, sampai pada pencatatan

Sedangkan pada tradisi Sejarah Filsafat Barat semenjak periodesasi awalnya (Yunani Kuno/Klasik: 600 SM – 400 SM), para pemikir pada masa itu sudah mulai mempermasalahkan

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai keanggotaan anggota MWA yang mewakili unsur masyarakat, Dosen, dan Tenaga Kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

Dalam tujuan Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan ditujukan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas yang dideskripsikan dengan …. Filsafat - Wikipedia bahasa

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mencoba meneliti membandingkan pengaruh latihan Overhead throw dengan pullover toss dalam upaya peningkatan power otot lengan