• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN DESAIN E-LEARNING DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DAN DESAIN E-LEARNING DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Ketentuan Penulisan untuk Visi Pustaka :

1. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia disertai abstrak (tidak lebih dari 200 kata). 2. Naskah Belum pernah dimuat di media lain.

3. Identitas penulis disebutkan dengan jelas dan lengkap.

4. Sistematika penulisan harus artikel mencakup : Judul, nama penulis, abstrak (berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris), Kata Kunci, Pendahuluan, pembahasan, (untuk peneli tian : latar belakang masalah, perumusan masalah, metode dan hasil penelitian), penutup, daftar pustaka dengan nama belakang tahun penerbitan, judul buku kota penerbitan, nama penerbit. Untuk makalah lengkap dengan nama penulis, judul, nama seminar, lokasi, tanggal dan tahun.

5. Naskah yang masuk akan di seleksi oleh Dewan Redaksi dan apabila perlu akan dilakukan penyempurnaan tanpa mengubah isi naskah.

6. Bagi tulisan yang dimuat akan diberi imbalan / honor.

7. Naskah dikirim dalam bentuk digital diketik menggunakan MS-WORD, tipe huruf Times New Roman, font 12, jarak 2 spasi, panjang 12-20 hal. Ukuran kertas A4 ke email :

visi_pustaka@pnri.go.id atau ke alamat surat : Redaksi Visi Pustaka, Pusat Jasa Perpus takaan dan Informasi Blok D Lt. 4 Perpustakaan Nasional RI. Jl. Salemba raya 28A Jakarta Pusat

PENDAHULUAN

Penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan dan pelatihan sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan, terutama di Indonesia yang wilayahnya tersebar di berbagai daerah yang sangat berjauhan. Sehubungan dengan hal tersebut, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis teknologi informasi menjadi tidak terelakkan lagi.

Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional kedalam bentuk digital, baik secara isi maupun sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning

di lembaga pendidikan (sekolah, training centre, dan universitas) maupun industri dan perusahaan (Effendy & Zhuang, 2005).

Setiap tahunnya jumlah lulusan peserta Pendidikan dan Pelatihan Teknis Pengelolaan Perpustakaan yang dibiayai oleh APBN tidak lebih dari 30 orang, sedangkan jika melihat jumlah tenaga teknis pengelola perpustakaan yang masih perlu mengikuti Diklat tersebut adalah sejumlah 16.965 orang. Melihat kenyataan tersebut maka Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpus-takaan Nasional RI merintis pengembangan

e-learning diklat tenaga perpustakaan yang akan dimulai dengan Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan.

Pengembangan e-learning di Pus-diklat Perpustakaan Nasional RI sudah dirintis sejak tahun 2007, namun sampai sekarang belum juga dapat digunakan karena menghadapi beberapa kendala. Pada tahun 2010, pengembangan e-learning

di Pusdiklat sudah sampai pada tahap pembuatan Learning Management System

(LMS) yang nantinya akan diletakkan di situs Pusdiklat namun LMS ini belum teruji apakah sudah benar-benar memenuhi kriteria penyelenggaraan e-learning untuk

Abstract

The purpose of this research is to analyze and design e-learning for the holding of Technical Library Management Training using Learning Technology Systems Architecture Standard (IEEE P1484.1/ D11). The approach used in this research is to see the condition of e-learning of Technical Library Management Training which is currently available for later comparison with the results of the analysis of the layers that exist in the Learning Technology System Architecture Standard document (IEEE P1484.1/D11). In this way it can be seen how far the components that exist in this standard are met by e-learning of Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan. Further analysis of the layers in the document LTSA is used to make the design of e-learning of Technical Library Management Training. The analysis produced the design of e-learning of Technical Library Management Training based on the mapping of web browser to LTSA System Components.

Keywords: analysis, design, technical library management training, e-learning, Learning Technology

System Architecture (LTSA)

ANALISIS DAN DESAIN E-LEARNING DIKLAT TEKNIS

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN

STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE

(IEEE P1484.1)

Sri Palupi , Meuthia Rachmaniah , Abdul Rahman Saleh

1. Lulusan Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan

2. Ketua Komisi Pembimbing, Dosen pada Departemen Ilmu Komputer IPB

3. Anggota komisi pembimbing, Dosen pada Departemen Ilmu

(2)

Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan. Terkait dengan kendala belum adanya

Learning Management System yang sudah teruji dan sesuai standar untuk penyelenggaraan e-learning bagi diklat tersebut, maka penelitian ini melakukan analisis dan desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan.

Penelitian terdahulu yang terkait dengan e-learning antara lain dilaku-kan oleh Fadjriya (2001) dalam tesisnya tentang perancangan sistem untuk pem-buatan e-training dengan menggunakan standar LTSA. Penelitian lain, dilaku-kan oleh Utami, et.al pada Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI, 2006) tentang merancang dan membangun aplikasi distance learning berdasarkan standar sistem arsitektur LTSA.

Perihal yang membedakan kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu apabila kedua penelitian tersebut melakukan perancangan sistem mengguna-kan standar LTSA, maka pada penelitian ini tidak sampai pada tahap perancangan sistem melainkan hanya sampai pada tahap pembuatan desain e-learning. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis dan desain e-learning bagi penyelenggaraan Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan meng-gunakan Standar Learning Technology System Architecture (IEEE P1484.1/ D11, 2002-11-28). Analisis dan desain dilakukan dengan menggunakan suatu standar yang diakui secara internasional.

Learning Technology System Architecture

(LTSA) merupakan suatu standar untuk sistem teknologi pembelajaran yang menyediakan suatu kerangka kerja untuk mengetahui sistem yang ada dan yang akan dibangun. LTSA adalah se-buah arsitektur yang berbasis ke-pada komponen-komponen abstrak. Implementasi sistem teknologi pembelajaran

dapat dipetakan dari/ke LTSA (IEEE, 2002). Dokumen LTSA yang digunakan sebagai standar pada penelitian ini adalah IEEE P1484.1/D11, 2002-11-28.

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai Februari hingga Juni 2011 bertempat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Perpus-takaan Nasional RI, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11 Jakarta Pusat.

Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara melihat kondisi e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan yang ada saat ini untuk kemudian dibandingkan dengan hasil analisis layer 1 s.d. 4 dari 5 layer yang ada pada dokumen standar Learning Technology System Architecture (IEEE P1484.1). Dengan cara ini akan dapat dilihat sejauh mana komponen-komponen yang ada pada standar tersebut sudah ter-penuhi oleh e-learning diklat tersebut.

Selanjutnya hasil analisis layer-layer

pada dokumen LTSA akan digunakan untuk membuat desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan yang sesuai standar.

Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

A. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk men-dapatkan pemahaman mengenai Standar Learning Technology System Architecture.

B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara:

a. Melakukan pengamatan langsung atau observasi terhadap:

1) Penyelenggaraan Diklat Teknis Pengelolaan Per-pustakaan secara klasikal

di Pusdiklat Perpustakaan

Nasional RI.

2) Kondisi saat ini mengenai kesiapan penyelenggaraan

e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan. b. Wawancara dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian. C. Analisis e-learning berdasar standar LTSA dibandingkan dengan kondisi terkini penyelenggaraan Diklat Teknis Pengelolaan Perpus-takaan.

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap layer 1, 2, 3, dan 4 dari LTSA, sedangkan layer 5 tidak dianalisis karena penelitian tidak sampai pada tahap perancangan sistem. Analisis dilakukan dengan melihat kondisi yang ada saat ini. Selanjutnya, dilakukan perbandingan antara kondisi terkini e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan dengan hasil analisis e-learning berdasar standar LTSA (Komponen-komponen Sistem LTSA). Komponen Sistem LTSA ditunjuk-kan pada Gambar 2. Gambar 1 menunjuk-kan 5 layer LTSA.

Gambar 1 Lima layer LTSA (IEEE, 2002)

Lima Layer LTSA, terdiri atas (IEEE, 2002): 1) Layer 1: Learner and Environment Interaction. Layer ini ber-fokus kepada akuisisi learner, transfer,

pertukaran, formulasi dan penemuan pengetahuan dan atau informasi melalui interaksi dengan lingkungan. 2) Layer 2:

Learner-Related Design Features. Layer ini berfokus kepada pengaruh yang di-miliki learner pada perancangan sistem

teknologi pembelajaran. 3) Layer 3: System Components. Layer ini mendeskrip-sikan arsitektur berbasis komponen yang di identifikasi pada layer 2. 4) Layer 4 : S t a k e h o l d e r P e r s p e c t i v e a n d

P r i o r i t i e s . Layer ini mendeskripsikan sistem teknologi pembelajaran dari ber-bagai perspektif dengan mengacu pada layer 3. Setiap stakeholder memiliki perspektif yang berbeda terhadap sistem pembelajaran.

Analisis terhadap perspektif dapat menghasilkan: a.Verifikasi dan validasi komponen LTSA pada sistem, b. Penentuan komponen LTSA yang tidak perlu dan perlu ditekankan pada sistem, dan c. Indikasi berbagai prioritas perancangan level tinggi dan level rendah. 5) Layer 5: Operational Components and Inter-operability (codings, APIs, protocols).

Layer ini mendeskripsikan komponen dan antar muka yang bersifat generik dari arsitektur pembelajaran berbasis teknologi informasi seperti yang diidentifikasi pada layer 4.

Gambar 2 Komponen-komponen LTSA Layer 3 (IEEE, 2002)

Lapisan ini menerapkan perbaikan lapisan diatasnya sebagai kumpulan dari komponen sistem. LTSA mengidentifikasi empat proses: learner entity, evaluation, coach dan delivery; dua tempat penyimpanan:

learner records dan learning resources,

dan tiga belas informasi mengalir di-antara komponen ini: behavior, assessment, learner information (tiga kali), query, catalog info, locator (dua kali), learning content, multimedia, interaction context,

(3)

Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan. Terkait dengan kendala belum adanya

Learning Management System yang sudah teruji dan sesuai standar untuk penyelenggaraan e-learning bagi diklat tersebut, maka penelitian ini melakukan analisis dan desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan.

Penelitian terdahulu yang terkait dengan e-learning antara lain dilaku-kan oleh Fadjriya (2001) dalam tesisnya tentang perancangan sistem untuk pem-buatan e-training dengan menggunakan standar LTSA. Penelitian lain, dilaku-kan oleh Utami, et.al pada Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI, 2006) tentang merancang dan membangun aplikasi distance learning berdasarkan standar sistem arsitektur LTSA.

Perihal yang membedakan kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu apabila kedua penelitian tersebut melakukan perancangan sistem mengguna-kan standar LTSA, maka pada penelitian ini tidak sampai pada tahap perancangan sistem melainkan hanya sampai pada tahap pembuatan desain e-learning. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis dan desain e-learning bagi penyelenggaraan Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan meng-gunakan Standar Learning Technology System Architecture (IEEE P1484.1/ D11, 2002-11-28). Analisis dan desain dilakukan dengan menggunakan suatu standar yang diakui secara internasional.

Learning Technology System Architecture

(LTSA) merupakan suatu standar untuk sistem teknologi pembelajaran yang menyediakan suatu kerangka kerja untuk mengetahui sistem yang ada dan yang akan dibangun. LTSA adalah se-buah arsitektur yang berbasis ke-pada komponen-komponen abstrak. Implementasi sistem teknologi pembelajaran

dapat dipetakan dari/ke LTSA (IEEE, 2002). Dokumen LTSA yang digunakan sebagai standar pada penelitian ini adalah IEEE P1484.1/D11, 2002-11-28.

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai Februari hingga Juni 2011 bertempat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Perpus-takaan Nasional RI, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11 Jakarta Pusat.

Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara melihat kondisi e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan yang ada saat ini untuk kemudian dibandingkan dengan hasil analisis layer 1 s.d. 4 dari 5 layer yang ada pada dokumen standar Learning Technology System Architecture (IEEE P1484.1). Dengan cara ini akan dapat dilihat sejauh mana komponen-komponen yang ada pada standar tersebut sudah ter-penuhi oleh e-learning diklat tersebut.

Selanjutnya hasil analisis layer-layer

pada dokumen LTSA akan digunakan untuk membuat desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan yang sesuai standar.

Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

A. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk men-dapatkan pemahaman mengenai Standar Learning Technology System Architecture.

B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara:

a. Melakukan pengamatan langsung atau observasi terhadap:

1) Penyelenggaraan Diklat Teknis Pengelolaan Per-pustakaan secara klasikal

di Pusdiklat Perpustakaan

Nasional RI.

2) Kondisi saat ini mengenai kesiapan penyelenggaraan

e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan. b. Wawancara dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian. C. Analisis e-learning berdasar standar LTSA dibandingkan dengan kondisi terkini penyelenggaraan Diklat Teknis Pengelolaan Perpus-takaan.

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap layer 1, 2, 3, dan 4 dari LTSA, sedangkan layer 5 tidak dianalisis karena penelitian tidak sampai pada tahap perancangan sistem. Analisis dilakukan dengan melihat kondisi yang ada saat ini. Selanjutnya, dilakukan perbandingan antara kondisi terkini e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan dengan hasil analisis e-learning berdasar standar LTSA (Komponen-komponen Sistem LTSA). Komponen Sistem LTSA ditunjuk-kan pada Gambar 2. Gambar 1 menunjuk-kan 5 layer LTSA.

Gambar 1 Lima layer LTSA (IEEE, 2002)

Lima Layer LTSA, terdiri atas (IEEE, 2002): 1) Layer 1: Learner and Environment Interaction. Layer ini ber-fokus kepada akuisisi learner, transfer,

pertukaran, formulasi dan penemuan pengetahuan dan atau informasi melalui interaksi dengan lingkungan. 2) Layer 2:

Learner-Related Design Features. Layer ini berfokus kepada pengaruh yang di-miliki learner pada perancangan sistem

teknologi pembelajaran. 3) Layer 3: System Components. Layer ini mendeskrip-sikan arsitektur berbasis komponen yang di identifikasi pada layer 2. 4) Layer 4 : S t a k e h o l d e r P e r s p e c t i v e a n d

P r i o r i t i e s . Layer ini mendeskripsikan sistem teknologi pembelajaran dari ber-bagai perspektif dengan mengacu pada layer 3. Setiap stakeholder memiliki perspektif yang berbeda terhadap sistem pembelajaran.

Analisis terhadap perspektif dapat menghasilkan: a.Verifikasi dan validasi komponen LTSA pada sistem, b. Penentuan komponen LTSA yang tidak perlu dan perlu ditekankan pada sistem, dan c. Indikasi berbagai prioritas perancangan level tinggi dan level rendah. 5) Layer 5: Operational Components and Inter-operability (codings, APIs, protocols).

Layer ini mendeskripsikan komponen dan antar muka yang bersifat generik dari arsitektur pembelajaran berbasis teknologi informasi seperti yang diidentifikasi pada layer 4.

Gambar 2 Komponen-komponen LTSA Layer 3 (IEEE, 2002)

Lapisan ini menerapkan perbaikan lapisan diatasnya sebagai kumpulan dari

komponen sistem. LTSA mengidentifikasi

empat proses: learner entity, evaluation, coach dan delivery; dua tempat penyimpanan:

learner records dan learning resources,

dan tiga belas informasi mengalir di-antara komponen ini: behavior, assessment, learner information (tiga kali), query, catalog info, locator (dua kali), learning content, multimedia, interaction context,

(4)

D. Pembuatan desain e-learning

Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan

Setelah mendapatkan hasil dari analisis terhadap layer demi layer dari LTSA, dilakukan pembuatan desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Per-pustakaan dengan mengacu pada hasil analisis tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis pada komponen-komponen sistem LTSA (layer 3) maka dilakukan pemetaan ter-hadap kondisi terkini e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan. Pemetaan tersebut mendapatkan hasil bahwa dari 16 komponen yang ada dalam standar LTSA hanya 5 komponen yang terpenuhi oleh e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan. Ke-lima komponen tersebut yaitu Leaner Entity, Coach, Evaluation, Multimedia,

dan Learning Content. Tabel 1 menunjuk-kan pemetaan komponen sistem LTSA terhadap e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan.

Tabel 1 Pemetaan Komponen LTSA Ter-hadap E-Learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan

Berdasarkan kondisi yang ada saat ini dalam pengembangan e-learning

Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan di Pusdiklat Perpustakaan Nasional RI, maka komponen yang telah ada adalah

calon peserta, SDM Pengelola, instruktur, konten e-learning, Learning Management System, dan website Pusdiklat. Dari komponen yang telah ada ini dapat di-analisis perspektif dan prioritas stake-holder di Pusdiklat Perpustakaan Nasional RI. Komponen-komponen yang telah ada tersebut dapat dipetakan ke beberapa komponen sistem LTSA (layer 3) yaitu: a) calon peserta diklat dipetakan ke Entity Learner; b) SDM pengelola dipetakan ke Evaluation; c) instruktur dipetakan ke Coach; d) konten

e-learning dipetakan ke Learning Content

dan Multimedia.

E-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan telah memiliki Learning Management System yang diletakkan di website Pusdiklat, sehingga komponen-komponen yang telah ada ini dapat dipetakan kepada salah satu contoh ilustrasi implementasi komponen-komponen sistem yang ada dalam standar LTSA yaitu

web browser. Web browser merupakan salah satu contoh integrasi yang sangat erat (tight component integration) terhadap seluruh komponen-komponen sistem yang ada pada standar LTSA sehingga dapat dijadikan acuan untuk membuat desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan yang sesuai dengan standar LTSA. Gambar 2 menyajikan contoh integrasi yang erat terhadap komponen sistem LTSA.

Gambar 3 Web browser sebagai contoh integrasi yang erat terhadap komponen sistem LTSA

(IEEE, 2002)

Gambar 3 menyajikan ilustrasi pemetaan web browser terhadap komponen sistem LTSA. Komponen “Human” dalam web browser dipetakan kepada Learner Entity dalam komponen sistem LTSA. “Human Interface” dipeta-kan kepada Behavior dan Multimedia.

Presentation Tool (browser) dipetakan kepada Evaluation, Assessment, Coach, Locator, dan Delivery. “Courseware database” dipetakan kepada Learning Resources. “Student Records” (data-base) dipetakan kepada Learner Records. Tabel 2 memperlihatkan pemetaan web browser terhadap komponen sistem LTSA.

Tabel 2 Pemetaan Web Browser Terhadap Komponen Sistem LTSA

Berikut adalah pemetaan sekaligus desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan dengan mengacu pada pemetaan web browser terhadap komponen sistem LTSA:

Gambar 4 Desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan mengacu pada pemetaan

web browser terhadap komponen sistem LTSA

1) Human

Human atau manusia di dalam komponen sistem LTSA diwakili oleh

Learner Entity atau entitas siswa. Dalam desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan ini maka entitas siswa di-petakan ke peserta pelatihan (siswa). Ketika siswa mendaftar untuk mengikuti

e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan maka ia berada dalam suatu lingkungan pelatihan dan akan berinter-aksi dengan administrator, instruktur, materi pelatihan, dan siswa lainnya. 2) Human Interface atau Antarmuka

Pengguna

Interaksi yang terjadi antara siswa dengan sistem e-learning memerlukan

human interface (antarmuka pengguna). Dalam hal ini yang menjadi interface

adalah sistem operasi Windows, yang memungkinkan siswa mengakses materi pelatihan yang berbentuk multimedia dan memungkinkan sistem mencatat perilaku siswa (behavior) selama berinter-aksi dengan sistem.

Behavior atau perilaku siswa dalam standar LTSA adalah aliran data dari proses Entitas siswa menuju proses Evaluasi yang membawa informasi mengenai aktivitas dan perilaku siswa yang akan dinilai oleh proses Evaluasi. Jadi ketika siswa sudah berhasil mengakses materi e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Per-pustakaan melalui aliran data multimedia yang menyajikan presentasi berupa video,

audio, teks, dan grafik dari proses delivery ke entitas siswa, maka perilakunya diamati termasuk berapa kali mengakses materi pelatihan, mengikuti ujian dan kuis, melaku-kan diskusi dengan instruktur dan siswa lain, serta respon siswa berupa suara, tulisan dan penggunaan keyboard dan

mouse.

Di dalam sistem teknologi pembelajaran seperti e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan ini, implementasi aliran

Data Siswa E-Learning

(5)

D. Pembuatan desain e-learning

Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan

Setelah mendapatkan hasil dari analisis terhadap layer demi layer dari LTSA, dilakukan pembuatan desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Per-pustakaan dengan mengacu pada hasil analisis tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis pada komponen-komponen sistem LTSA (layer 3) maka dilakukan pemetaan ter-hadap kondisi terkini e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan. Pemetaan tersebut mendapatkan hasil bahwa dari 16 komponen yang ada dalam standar LTSA hanya 5 komponen yang terpenuhi oleh e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan. Ke-lima komponen tersebut yaitu Leaner Entity, Coach, Evaluation, Multimedia,

dan Learning Content. Tabel 1 menunjuk-kan pemetaan komponen sistem LTSA terhadap e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan.

Tabel 1 Pemetaan Komponen LTSA Ter-hadap E-Learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan

Berdasarkan kondisi yang ada saat ini dalam pengembangan e-learning

Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan di Pusdiklat Perpustakaan Nasional RI, maka komponen yang telah ada adalah

calon peserta, SDM Pengelola, instruktur, konten e-learning, Learning Management System, dan website Pusdiklat. Dari komponen yang telah ada ini dapat di-analisis perspektif dan prioritas stake-holder di Pusdiklat Perpustakaan Nasional RI. Komponen-komponen yang telah ada tersebut dapat dipetakan ke beberapa komponen sistem LTSA (layer 3) yaitu: a) calon peserta diklat dipetakan ke Entity Learner; b) SDM pengelola dipetakan ke Evaluation; c) instruktur dipetakan ke Coach; d) konten

e-learning dipetakan ke Learning Content

dan Multimedia.

E-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan telah memiliki Learning Management System yang diletakkan di website Pusdiklat, sehingga komponen-komponen yang telah ada ini dapat dipetakan kepada salah satu contoh ilustrasi implementasi komponen-komponen sistem yang ada dalam standar LTSA yaitu

web browser. Web browser merupakan salah satu contoh integrasi yang sangat erat (tight component integration) terhadap seluruh komponen-komponen sistem yang ada pada standar LTSA sehingga dapat dijadikan acuan untuk membuat desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan yang sesuai dengan standar LTSA. Gambar 2 menyajikan contoh integrasi yang erat terhadap komponen sistem LTSA.

Gambar 3 Web browser sebagai contoh integrasi yang erat terhadap komponen sistem LTSA

(IEEE, 2002)

Gambar 3 menyajikan ilustrasi pemetaan web browser terhadap komponen sistem LTSA. Komponen “Human” dalam web browser dipetakan kepada Learner Entity dalam komponen sistem LTSA. “Human Interface” dipeta-kan kepada Behavior dan Multimedia.

Presentation Tool (browser) dipetakan kepada Evaluation, Assessment, Coach, Locator, dan Delivery. “Courseware database” dipetakan kepada Learning Resources. “Student Records” (data-base) dipetakan kepada Learner Records. Tabel 2 memperlihatkan pemetaan web browser terhadap komponen sistem LTSA.

Tabel 2 Pemetaan Web Browser Terhadap Komponen Sistem LTSA

Berikut adalah pemetaan sekaligus desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan dengan mengacu pada pemetaan web browser terhadap komponen sistem LTSA:

Gambar 4 Desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan mengacu pada pemetaan

web browser terhadap komponen sistem LTSA

1) Human

Human atau manusia di dalam komponen sistem LTSA diwakili oleh

Learner Entity atau entitas siswa. Dalam desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan ini maka entitas siswa di-petakan ke peserta pelatihan (siswa). Ketika siswa mendaftar untuk mengikuti

e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan maka ia berada dalam suatu lingkungan pelatihan dan akan berinter-aksi dengan administrator, instruktur, materi pelatihan, dan siswa lainnya. 2) Human Interface atau Antarmuka

Pengguna

Interaksi yang terjadi antara siswa dengan sistem e-learning memerlukan

human interface (antarmuka pengguna). Dalam hal ini yang menjadi interface

adalah sistem operasi Windows, yang memungkinkan siswa mengakses materi pelatihan yang berbentuk multimedia dan memungkinkan sistem mencatat perilaku siswa (behavior) selama berinter-aksi dengan sistem.

Behavior atau perilaku siswa dalam standar LTSA adalah aliran data dari proses Entitas siswa menuju proses Evaluasi yang membawa informasi mengenai aktivitas dan perilaku siswa yang akan dinilai oleh proses Evaluasi. Jadi ketika siswa sudah berhasil mengakses materi e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Per-pustakaan melalui aliran data multimedia yang menyajikan presentasi berupa video,

audio, teks, dan grafik dari proses delivery ke entitas siswa, maka perilakunya diamati termasuk berapa kali mengakses materi pelatihan, mengikuti ujian dan kuis, melaku-kan diskusi dengan instruktur dan siswa lain, serta respon siswa berupa suara, tulisan dan penggunaan keyboard dan

mouse.

Di dalam sistem teknologi pembelajaran seperti e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan ini, implementasi aliran

Data Siswa E-Learning

(6)

data multimedia sangat erat kaitannya dengan implementasi aliran data behavior

untuk memperbaiki respon siswa terhadap sistem teknologi pembelajaran.

3) Presentation Tool (browser)

Presentation Tool menyajikan lingkungan pelatihan e-learning yang berupa web browser yang dapat diakses oleh siswa. Presentation Tool (browser)

terdiri atas beberapa komponen sistem LTSA:

a. Evaluation

Evaluation atau proses Evaluasi adalah proses yang menghasilkan ukuran/penilaian atas entitas siswa. Desain evaluasi untuk e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan mem-perhatikan ketentuan antara lain sebagai berikut:

 Evaluasi dilakukan secara online

yang terdiri dari pre-test, formative-test dan post-test.

 Setiap tes evaluasi untuk sebuah

materi terdiri atas beberapa set soal untuk menghindari siswa mengerjakan set soal sama lebih dari 1 kali.

 Jawaban siswa akan disimpan di

dalam penyimpanan data Data Siswa. b. Assessment

Assessment adalah aliran data dari proses Evaluasi ke proses instruktur yang menyajikan informasi mengenai kondisi terkini perilaku siswa seperti waktu yang dibutuhkan untuk menjawab soal, jumlah jawaban yang benar, materi apa yang telah diambil, nilai total dsb. Informasi ini akan dikirimkan oleh admin kepada instruktur.

Instruktur akan mengolah informasi tersebut dan melakukan analisa sep-erti apakah perlu dilakukan peruba-han parameter belajar, materi atau rujukan tambahan yang perlu diberikan kepada siswa untuk memperbaiki kinerja siswa selanjutnya, dan sebagainya. Informasi ini selain dikirimkan oleh admin, instruktur

dapat melihatnya sendiri di penyimpanan data Data Siswa (Learner Records).

c. Coach

Instruktur berperan seperti halnya guru di dalam kelas konvensional yaitu bertanggung jawab atas pembuatan mau-pun perubahan materi pelatihan, pem-buatan soal, melakukan analisa terhadap prestasi siswa dan menyediakan waktu untuk membimbing siswa memahami materi pelatihan dengan cara menjawab pertanyaan siswa, menjadi fasilitator dalam forum diskusi, memberi informasi tentang bahan rujukan tambahan dan sebagainya.

Dalam kaitannya dengan e-learning

Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan, instruktur harus berlatar belakang salah satu ilmu yang diajarkan dalam kurikulum e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan dan menguasai bidang yang akan diajarnya serta mem-punyai kemampuan teknis dalam pem-buatan materi pelatihan dan mengguna-kan perangkat teknologi informasi yang dapat menunjang tugasnya.

d. Locator

Instruktur mengirimkan aliran data

Locator ke proses Delivery untuk men-dapat petunjuk mengenai kode materi pelatihan. Selain Locator yang berupa aliran data, ada Locator yang berupa aliran kontrol, yaitu yang dikirimkan oleh proses Delivery ke Learning Re-sources. Hasilnya adalah identifikasi materi belajar untuk ditelusur di dalam

Learning Resources.

e. Delivery

Delivery adalah suatu abstraksi proses yang mengubah informasi yang diper-oleh melalui materi pelatihan menjadi suatu presentasi, yang dapat dikirimkan ke entitas siswa melalui aliran data multi-media. Materi yang dikirimkan bisa ber-bentuk teks, grafik, power point, audio

maupun video, yang kesemuanya harus menggunakan format penyampaian ber-basis web.

Proses delivery dapat dikombinasi-kan dengan proses evaluasi melalui aliran data interaction context untuk kan kesamaan yang erat agar mendapat-kan pengalaman belajar yang responsif dan interaktif.

Metode implementasi proses

delivery dapat sangat bervariasi, contohnya presentasi dan pertanyaan, konferensi melalui video, dengan tutor manusia, dan mengubah suatu ontologi menjadi suatu presentasi, dan sebagainya. 4). Coursewaredatabase(web servers)

atau Database Pelatihan

Courseware database atau data-base pelatihan dipetakan ke Learning Resources atau database Sumber Belajar. Learning Resources adalah suatu tempat penyimpanan data Sumber Belajar. Didalamnya tersimpan materi pelatihan, link ke jurnal elektronik, presentasi, tutorial, tutor, peralatan, eksperimen, laboratorium dan materi belajar lainnya. Learning Resources ter-simpan dalam database server.

5) Student Records (database) atau Data Siswa

Student Records (database) dipeta-kan ke Learner Records atau Database

Siswa dalam komponen sistem LTSA. Seluruh data siswa akan tersimpan dalam Database Siswa ini seperti profil, kinerja,

preferences, dan sebagainya. Database

Siswa akan disimpan di dalam database server.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1) E-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional RI belum sesuai dengan standar

LTSA. Dari 16 komponen sistem LTSA (layer 3) hanya 5 komponen saja yang terpenuhi oleh e-learning

Diklat Teknis Pengelolaan Per-pustakaan, yaitu Entitas Siswa

(Leaner Entity), Instruktur (Coach),

Evaluasi (Evaluation), Multimedia, dan Materi Belajar (Learning Content)

sedangkan komponen yang belum ada adalah: Pengiriman (Delivery),

Data Siswa (Learner Record), Sumber Belajar (Learning Resources), Perilaku (Behavior), Penilaian (Assessment), Informasi Siswa (Learner Informa-tion), kueri (Query), Info Katalog

(Catalog Info), Locator, Konteks Interaksi (Interaction Context) dan Parameter Belajar (Learning Parameters).

2) Analisis terhadap layer 1 - 4 standar LTSA dibandingkan dengan kondisi

e-learning Diklat Teknis Pengelo-laan Perpustakaan di Pusdiklat Per-pustakaan Nasional RI mendapatkan hasil bahwa web browser merupakan contoh yang sesuai untuk mengem-bangkan e-learning ini karena pemetaan web browser terhadap komponen sistem LTSA menghasil-kan integrasi yang sangat erat.

3) Pembuatan desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan mengacu kepada pemetaan web browser terhadap komponen sistem LTSA.

4) Desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan ini dapat dijadikan rekomendasi dalam pengembangan e-learning diklat tersebut dan menjadi pedoman bagi pengembangan e-learning

diklat perpustakaan lainnya. Saran

1) Desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan yang

(7)

data multimedia sangat erat kaitannya dengan implementasi aliran data behavior

untuk memperbaiki respon siswa terhadap sistem teknologi pembelajaran.

3) Presentation Tool (browser)

Presentation Tool menyajikan lingkungan pelatihan e-learning yang berupa web browser yang dapat diakses oleh siswa. Presentation Tool (browser)

terdiri atas beberapa komponen sistem LTSA:

a. Evaluation

Evaluation atau proses Evaluasi adalah proses yang menghasilkan ukuran/penilaian atas entitas siswa. Desain evaluasi untuk e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan mem-perhatikan ketentuan antara lain sebagai berikut:

 Evaluasi dilakukan secara online

yang terdiri dari pre-test, formative-test dan post-test.

 Setiap tes evaluasi untuk sebuah

materi terdiri atas beberapa set soal untuk menghindari siswa mengerjakan set soal sama lebih dari 1 kali.

 Jawaban siswa akan disimpan di

dalam penyimpanan data Data Siswa. b. Assessment

Assessment adalah aliran data dari proses Evaluasi ke proses instruktur yang menyajikan informasi mengenai kondisi terkini perilaku siswa seperti waktu yang dibutuhkan untuk menjawab soal, jumlah jawaban yang benar, materi apa yang telah diambil, nilai total dsb. Informasi ini akan dikirimkan oleh admin kepada instruktur.

Instruktur akan mengolah informasi tersebut dan melakukan analisa sep-erti apakah perlu dilakukan peruba-han parameter belajar, materi atau rujukan tambahan yang perlu diberikan kepada siswa untuk memperbaiki kinerja siswa selanjutnya, dan sebagainya. Informasi ini selain dikirimkan oleh admin, instruktur

dapat melihatnya sendiri di penyimpanan data Data Siswa (Learner Records).

c. Coach

Instruktur berperan seperti halnya guru di dalam kelas konvensional yaitu bertanggung jawab atas pembuatan mau-pun perubahan materi pelatihan, pem-buatan soal, melakukan analisa terhadap prestasi siswa dan menyediakan waktu untuk membimbing siswa memahami materi pelatihan dengan cara menjawab pertanyaan siswa, menjadi fasilitator dalam forum diskusi, memberi informasi tentang bahan rujukan tambahan dan sebagainya.

Dalam kaitannya dengan e-learning

Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan, instruktur harus berlatar belakang salah satu ilmu yang diajarkan dalam kurikulum e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan dan menguasai bidang yang akan diajarnya serta mem-punyai kemampuan teknis dalam pem-buatan materi pelatihan dan mengguna-kan perangkat teknologi informasi yang dapat menunjang tugasnya.

d. Locator

Instruktur mengirimkan aliran data

Locator ke proses Delivery untuk men-dapat petunjuk mengenai kode materi pelatihan. Selain Locator yang berupa aliran data, ada Locator yang berupa aliran kontrol, yaitu yang dikirimkan oleh proses Delivery ke Learning Re-sources. Hasilnya adalah identifikasi materi belajar untuk ditelusur di dalam

Learning Resources.

e. Delivery

Delivery adalah suatu abstraksi proses yang mengubah informasi yang diper-oleh melalui materi pelatihan menjadi suatu presentasi, yang dapat dikirimkan ke entitas siswa melalui aliran data multi-media. Materi yang dikirimkan bisa ber-bentuk teks, grafik, power point, audio

maupun video, yang kesemuanya harus menggunakan format penyampaian ber-basis web.

Proses delivery dapat dikombinasi-kan dengan proses evaluasi melalui aliran data interaction context untuk kan kesamaan yang erat agar mendapat-kan pengalaman belajar yang responsif dan interaktif.

Metode implementasi proses

delivery dapat sangat bervariasi, contohnya presentasi dan pertanyaan, konferensi melalui video, dengan tutor manusia, dan mengubah suatu ontologi menjadi suatu presentasi, dan sebagainya. 4). Coursewaredatabase(web servers)

atau Database Pelatihan

Courseware database atau data-base pelatihan dipetakan ke Learning Resources atau database Sumber Belajar. Learning Resources adalah suatu tempat penyimpanan data Sumber Belajar. Didalamnya tersimpan materi pelatihan, link ke jurnal elektronik, presentasi, tutorial, tutor, peralatan, eksperimen, laboratorium dan materi belajar lainnya. Learning Resources ter-simpan dalam database server.

5) Student Records (database) atau Data Siswa

Student Records (database) dipeta-kan ke Learner Records atau Database

Siswa dalam komponen sistem LTSA. Seluruh data siswa akan tersimpan dalam Database Siswa ini seperti profil, kinerja,

preferences, dan sebagainya. Database

Siswa akan disimpan di dalam database server.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1) E-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional RI belum sesuai dengan standar

LTSA. Dari 16 komponen sistem LTSA (layer 3) hanya 5 komponen saja yang terpenuhi oleh e-learning

Diklat Teknis Pengelolaan Per-pustakaan, yaitu Entitas Siswa

(Leaner Entity), Instruktur (Coach),

Evaluasi (Evaluation), Multimedia, dan Materi Belajar (Learning Content)

sedangkan komponen yang belum ada adalah: Pengiriman (Delivery),

Data Siswa (Learner Record), Sumber Belajar (Learning Resources), Perilaku (Behavior), Penilaian (Assessment), Informasi Siswa (Learner Informa-tion), kueri (Query), Info Katalog

(Catalog Info), Locator, Konteks Interaksi (Interaction Context) dan Parameter Belajar (Learning Parameters).

2) Analisis terhadap layer 1 - 4 standar LTSA dibandingkan dengan kondisi

e-learning Diklat Teknis Pengelo-laan Perpustakaan di Pusdiklat Per-pustakaan Nasional RI mendapatkan hasil bahwa web browser merupakan contoh yang sesuai untuk mengem-bangkan e-learning ini karena pemetaan web browser terhadap komponen sistem LTSA menghasil-kan integrasi yang sangat erat.

3) Pembuatan desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan mengacu kepada pemetaan web browser terhadap komponen sistem LTSA.

4) Desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan ini dapat dijadikan rekomendasi dalam pengembangan e-learning diklat tersebut dan menjadi pedoman bagi pengembangan e-learning

diklat perpustakaan lainnya. Saran

1) Desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan yang

(8)

sesuai dengan standar LTSA hendaknya dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan e-learning

diklat tersebut di Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Perpustakaan Nasional RI.

2) Jika Pusdiklat Perpustakaan Nasional RI ingin e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan sesuai dengan standar LTSA yang memiliki interoperabilitas yang tinggi, maka desain e-learning Diklat Teknis Pengelolaan Perpustakaan yang sesuai dengan standar LTSA harus direalisasikan.

3) Proses pendeskripsian komponen operasional dan interoperability sistem hendaknya mengacu pada layer 5 standar LTSA dan dapat menjadi bahan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Empy dan Hartono Zhuang. 2005.

E-learning: Konsep dan Aplikasinya. Yogyakarta: ANDI.

Fadjriya, Andry. 2001.

Perancangan E-Training Berbasis Web

Menggunakan Standard “Learning Technology System Architecture”

Studi Kasus: PT. Harrisma Service Centre [tesis]. Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia. IEEE. 2002.

IEEE P1484.1/D11, 2002-11-28 Draft Standard for LearningTech-nology -- Learning Technology Systems Architecture (LTSA). http://isotc.iso.org/livelink/livelink [diakses pada 13 April 2010]

[Perpusnas]

Perpustakaan Nasional RI. 2002. Kajian Kebutuhan dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kepus-takawanan. Jakarta: Perpusnas.

Utami, et.al. 2006.

Web Aplikasi Educourse (Distance Learning) Mengadopsi Standar Learning Technology System Architecture

(IEEE P1484.1/D11). Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kegiatan riset, utamanya di perguruan tinggi, sangat memerlukan dukungan literatur jurnal yang memiliki tingkat kebaruan yang tinggi. Tersedianya jurnal yang konsisten terbit secara berkala, me-mungkinkan para peneliti mempublikasi-kan hasil riset dengan cepat. Peneliti sebagai produsen ilmu dan teknologi sangat terbantu dengan adanya jurnal ilmiah, terlebih yang memiliki reputasi internasional, serta berperan besar dalam penyebaran informasi ilmiah. Menurut Haeffner−Cavaillon dan Claude (2009), evaluasi kegiatan riset, selain kan dengan peer review, dapat dilaku-kan dengan metode bibliometrik yang berkembang dan telah lazim digunakan.

Metode ini mendasarkan pada data sitiran yang terdapat pada publikasi jurnal, dan melakukan pengukuran dengan beberapa indikator. Durieux dan Pierre (2010), menyebutkan adanya be-berapa indikator bibliometri diantaranya: indikator kuantitas (quantity indicators),

yang mengukur produktivitas peneliti dan indikator kualitas (quality indicators),

yang mengukur kualitas atau kinerja hasil riset.

Indikator kuantitas dimaksudkan untuk mengukur produktivitas peneliti atau kelompok peneliti. Metode yang di-gunakan yaitu dengan menghitung jumlah artikel yang diterbitkan oleh peneliti atau kelompok peneliti dalam kurun waktu tertentu. Ukuran-ukuran yang lazim di-pakai di antaranya: jumlah publikasi per satuan waktu, serta jumlah publikasi per peneliti atau kelompok peneliti per satuan waktu. Indikator kualitas cukup luas di-gunakan untuk mengukur kualitas riset, yang dilakukan dengan menghitung angka pengaruh suatu artikel, jurnal, ataupun peneliti. Pengaruh diukur dari banyaknya sitiran yang diperoleh. Semakin banyak sitiran diperoleh, semakin besar angka kinerja dan kualitas. Ukuran-ukuran yang lazim dipakai diantaranya: jumlah sitasi per satuan waktu, jumlah sitasi per peneliti atau kelompok peneliti per satu-an waktu, jumlah sitasi per publikasi per satuan waktu, indikator pengaruh atau

Abstract

This bibliometric research measures the research performance by calculating and analyzing the level and mean of the collaboration on Indonesian Journal of Chemistry (IJC) 2007-2011. It uses Subramanyam formula to calculate the level of collaboration. The result shows that most of the articles in IJC are written through collaboration with the level of 0.82 and mean of 3.05 writers per article. From the year of 2007 until 2011, it tends to show improvement on both collaboration and

mean figures. The IJC has taken other institution’s writer’s interests since Gadjah Mada University

has contributed only 21.35%. 75 local institutions share 59.06% while 52 foreign institutions share 40.94%.

Maryono dan Sri Junandi*

INDONESIAN JOURNAL OF CHEMISTRY 2007-2011:

ANALISIS KOLABORASI DAN INSTITUSI

( INDONESIAN JOURNAL OF CHEMISTRY 2007-2011:

COLLABORATION AND INSTITUTION ANALYSIS )

Gambar

Gambar 1 Lima layer LTSA (IEEE, 2002)
Tabel 1 Pemetaan Komponen LTSA Ter- Ter-hadap  E-Learning  Diklat Teknis  Pengelolaan Perpustakaan
Tabel 1 Pemetaan Komponen LTSA Ter- Ter-hadap  E-Learning  Diklat Teknis  Pengelolaan Perpustakaan

Referensi

Dokumen terkait

Laktosa membutuhkan enzim laktase, yang diproduksi pada usus halus, membutuhkan enzim laktase, yang diproduksi pada usus halus, untuk menghidrolisa 2 monosakarida

Model Problem Based Learning dikembangkan dalam pembelajaran IPS muatan ekologis dilakukan dengan menganalisis masalah lingkungan hidup dalam konteks lokal sesuai

dengan solusi perkongruenan

Pada latihan nomor 1 Anda dapat memilih KD tertentu dalam kajian bilangan, geometri dan pengukuran atau pengolahan data. Misalkan Anda Guru Kelas IV. Jika Anda memilih KD nomor

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan kepada guru mata pelajaran khususnya mata pelajaran matematika untuk menerapkan pendekatan reciprocal teaching

Fitur yang diuji adalah fitur yang berhubungan dengan konten aplikasi yaitu informasi kegiatan praktek dokter hewan dalam pelayanan hewan pelanggan, manajemen

Az eredményül kapott két különbség-mátrixot a változó-párok alapján kétváltozós formába alakítottam, amin páros sta- tisztikai próbával

Penyalaan lampu lalu-lintas untuk sistem prioritas ini pada status normal hanya boleh sebuah lampu hijau atau lampu kuning yang menyala, sementara persimpangan lainnya menyala