MAKALAH KEPERAWATAN ANAK II MAKALAH KEPERAWATAN ANAK II
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : DIARE KRONIS DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : DIARE KRONIS
KELOMPOK IV KELOMPOK IV
PROGRAM ALIH JENIS 2/ B19 PROGRAM ALIH JENIS 2/ B19 Zita Triwika
Zita Triwika
Ramona Irfan Kadji Ramona Irfan Kadji
YogaTrilintang Pamungkas YogaTrilintang Pamungkas Yoga Hadi Narendra
Yoga Hadi Narendra Bayu Triantoro Bayu Triantoro Clara Agustina Clara Agustina
Yhunika Nur Mastiyas Yhunika Nur Mastiyas Antonia Andasari Antonia Andasari 131611123071 131611123071 131611123072 131611123072 131611123073 131611123073 131611123074 131611123074 131611123075 131611123075 131611123076 131611123076 131611123077 131611123077 131611123078 131611123078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA SURABAYA
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.1.Latar Belakang
Diare diartikan sebagai pengeluaran tinja yang berair (encer), dapat berupa Diare diartikan sebagai pengeluaran tinja yang berair (encer), dapat berupa diare aktif dan kronis, terinflamasi dan non-inflamasi, atau disebabkan virus, diare aktif dan kronis, terinflamasi dan non-inflamasi, atau disebabkan virus, bakteri dan
bakteri dan parasit. Diarparasit. Diare bukanlah e bukanlah sebuah penyakit, sebuah penyakit, tetapi stetapi sebuah gejala ebuah gejala atauatau hasil dari berbagai jenis penyakit termasuk infeksi pernafasan (terutama pada hasil dari berbagai jenis penyakit termasuk infeksi pernafasan (terutama pada anak-anak) dan gangguan saluran pencernaan; dapat pula merupakan efek anak-anak) dan gangguan saluran pencernaan; dapat pula merupakan efek samping dari pengobatan.
samping dari pengobatan.
Penyebab utama kematian pada anak di bawah 5 tahun adalah komplikasi Penyebab utama kematian pada anak di bawah 5 tahun adalah komplikasi kelahiran prematur, pneumonia, asfiksia lahir, diare dan malaria.5,9 juta anak kelahiran prematur, pneumonia, asfiksia lahir, diare dan malaria.5,9 juta anak di bawah usia 5 tahun meninggal pada tahun 2015.Lebih dari setengah dari di bawah usia 5 tahun meninggal pada tahun 2015.Lebih dari setengah dari kematian anak usia dini karena kondisi yang bisa dicegah atau diobati dengan kematian anak usia dini karena kondisi yang bisa dicegah atau diobati dengan akses ke pelayanan kesehatan intervensi sederhana.Penyakit diare adalah akses ke pelayanan kesehatan intervensi sederhana.Penyakit diare adalah penyebab
penyebab utama utama kedua kedua kematian kematian pada pada anak-anak anak-anak di di bawah bawah lima lima tahun, tahun, dandan bertanggung jawab untuk membunuh sekitar 760.000 anak setiap tahun.Angka bertanggung jawab untuk membunuh sekitar 760.000 anak setiap tahun.Angka kejadian diare pada anak di dunia mencapai 1 miliar kasus tiap tahun, dengan kejadian diare pada anak di dunia mencapai 1 miliar kasus tiap tahun, dengan korban meninggal sekitar 4 juta jiwa. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar korban meninggal sekitar 4 juta jiwa. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 adalah 3,5%, angka kejadian ini menurun (Riskesdas) tahun 2013 adalah 3,5%, angka kejadian ini menurun dibandingkan data Riskesdas tahun 2007 yaitu 9,0% untuk semua kelompok dibandingkan data Riskesdas tahun 2007 yaitu 9,0% untuk semua kelompok umur. Bila dilihat per kelompok umur insiden diare tertinggi tercatat pada umur. Bila dilihat per kelompok umur insiden diare tertinggi tercatat pada anak umur <1 tahun yaitu 5,5%.Sedangkan pada umur 1-4 tahun angka anak umur <1 tahun yaitu 5,5%.Sedangkan pada umur 1-4 tahun angka insiden diare tercatat sebanyak 5.1% (Riskesdas, 2013). Sejalan dengan hasil insiden diare tercatat sebanyak 5.1% (Riskesdas, 2013). Sejalan dengan hasil survei
survei morbiditas diare Kemenmorbiditas diare Kementerian Kesehatan RI terian Kesehatan RI pada tahun pada tahun 2010, ang2010, angkaka morbiditas diare menurut kelompok umur terbesar adalah 6-11 bulan yaitu morbiditas diare menurut kelompok umur terbesar adalah 6-11 bulan yaitu sebesar 21,65% lalu kelompok umur 12-17 bulan sebesar 14,43%, kelompok sebesar 21,65% lalu kelompok umur 12-17 bulan sebesar 14,43%, kelompok umur 24-29 bulan sebesar 12,37%, sedangkan proporsi terkecil pada umur 24-29 bulan sebesar 12,37%, sedangkan proporsi terkecil pada kelompok umur 54-59 bulan yaitu
kelompok umur 54-59 bulan yaitu 2,06%.2,06%.
Diare kronis ditandai dengan adanya buang air besar encer 3 kali per hari Diare kronis ditandai dengan adanya buang air besar encer 3 kali per hari aatau lebih selama lebih dari 2 minggu dan ditemukan a
aatau lebih selama lebih dari 2 minggu dan ditemukan adanya “danya “ Red Red FlagsFlags”” yaitu melena, demam yang persisten, penurunan berat badan atau yaitu melena, demam yang persisten, penurunan berat badan atau keterlambatan tumbuh kembang, dan anemia (Kea
keterlambatan tumbuh kembang, dan anemia (Keating, 2005).ting, 2005).
Burns et al (2013) menjelaskan manajemen tindakan pada penderita diare Burns et al (2013) menjelaskan manajemen tindakan pada penderita diare kronis yaitu penangangan sesuai penyebab yang mendasari. Misalnya pada kronis yaitu penangangan sesuai penyebab yang mendasari. Misalnya pada diare nonspesifik kronik/
diare nonspesifik kronik/Toddler’s DiarrheaToddler’s Diarrhea harus diberi normalisasi diet, harus diberi normalisasi diet, penanganan malabsorbsi karbohidrat, dan rujuk
penanganan malabsorbsi karbohidrat, dan rujuk pasien pada gastroenterologistpasien pada gastroenterologist jika
jika terjadi terjadi diare diare pada pada bayi bayi baru baru lahir, lahir, pasien pasien dengan dengan keterlambatan keterlambatan tumbuhtumbuh kembang, dan pasien dengan keluhan fisik seperti anoreksia, nyeri perut, kembang, dan pasien dengan keluhan fisik seperti anoreksia, nyeri perut,
menimbulkan komplikasi diantaranya yaitu malnutrisi, gangguan tumbuh menimbulkan komplikasi diantaranya yaitu malnutrisi, gangguan tumbuh kembang, dan gangguan kognitif.
kembang, dan gangguan kognitif.
Diare merupakan penyebab utama kekurangan gizi pada anak-anak di Diare merupakan penyebab utama kekurangan gizi pada anak-anak di bawah
bawah lima lima tahun tahun (WHO, (WHO, 2016). 2016). Diare Diare dapat dapat berlangsung berlangsung beberapa beberapa harihari sampai beberapa minggu, dan dapat meninggalkan tubuh tanpa air dan garam sampai beberapa minggu, dan dapat meninggalkan tubuh tanpa air dan garam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Kebanyakan orang yang yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Kebanyakan orang yang meninggal akibat diare sebenarnya meninggal karena dehidrasi berat. meninggal akibat diare sebenarnya meninggal karena dehidrasi berat. Anak-anak yang kekurangan gizi atau memiliki gangguan imunitas serta anak yang kekurangan gizi atau memiliki gangguan imunitas serta orang-orang yang hidup dengan HIV adalah yang paling berisiko diare yang orang yang hidup dengan HIV adalah yang paling berisiko diare yang mengancam jiwa (WHO, 2016). Anak-anak yang meninggal akibat diare mengancam jiwa (WHO, 2016). Anak-anak yang meninggal akibat diare sering menderita kekurangan gizi yang mendasari, yang membuat mereka sering menderita kekurangan gizi yang mendasari, yang membuat mereka lebih rentan terhadap diare. Setiap episode diare, pada gilirannya, membuat lebih rentan terhadap diare. Setiap episode diare, pada gilirannya, membuat kekurangan gizi mereka bahkan lebih buruk. Oleh karena itu, penting bagi kekurangan gizi mereka bahkan lebih buruk. Oleh karena itu, penting bagi perawat
perawat untuk untuk memahami memahami konsep konsep teori teori diare diare kronis kronis sebagai sebagai acuan acuan untukuntuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada anak dengan diare memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada anak dengan diare kronis.
kronis. 1.2.Tujuan 1.2.Tujuan
a.
a. Tujuan UmumTujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep teori dan asuhan keperawatan Mahasiswa mampu memahami konsep teori dan asuhan keperawatan pada anak dengan diare kronis.
pada anak dengan diare kronis. b.
b. Tujuan KhususTujuan Khusus Mahasiswa mampu : Mahasiswa mampu :
Memahami konsep teori yang meliputi definisi, etiologi,Memahami konsep teori yang meliputi definisi, etiologi, patofisiologi,
patofisiologi, manifestasi manifestasi klinis, klinis, pemeriksaan pemeriksaan penunjang,penunjang, penatalaksanaan, dan komplikasi pada diare kronis.
penatalaksanaan, dan komplikasi pada diare kronis.
Memahami proses asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,Memahami proses asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnosis, dan intervensi pada anak dengan diare analisa data, diagnosis, dan intervensi pada anak dengan diare kronis.
BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1 DefinisiDefinisi
Diare kronis (persisten) adalah buang air besar dengan konsistensi cair/encer Diare kronis (persisten) adalah buang air besar dengan konsistensi cair/encer lebih dari 3 kali perhari selama lebih dari 2 minggu, pada anak-anak, kadang lebih dari 3 kali perhari selama lebih dari 2 minggu, pada anak-anak, kadang disertai penurunan berat badan (Bhutta et all, 2004 dalam Burns, Catherine E., disertai penurunan berat badan (Bhutta et all, 2004 dalam Burns, Catherine E., et al 2009). Klasifikasi diare menurut Limbos (2005) dalam Burns et al (2009) et al 2009). Klasifikasi diare menurut Limbos (2005) dalam Burns et al (2009) dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
dibagi menjadi 4 jenis, yaitu : a.
a. Diare OsmotikDiare Osmotik
Terjadi ketika partikel aktif yang mempengaruhi tingkat osmotik dalam Terjadi ketika partikel aktif yang mempengaruhi tingkat osmotik dalam usus menarik cairan ke saluran cerna. Kondisi ini terjadi pada
usus menarik cairan ke saluran cerna. Kondisi ini terjadi pada dumpingdumping syndrome
syndrome, defisiensi laktase,, defisiensi laktase, overfeeding overfeeding , sindrom malabsorpsi, dan, sindrom malabsorpsi, dan konsumsi cairan hipertonik dalam jumlah berlebihan.
konsumsi cairan hipertonik dalam jumlah berlebihan. b.
b. Diare SekretorikDiare Sekretorik
Terjadi ketika terjadi sekresi aktif air dan elektrolit dari sel Crypt mukosa Terjadi ketika terjadi sekresi aktif air dan elektrolit dari sel Crypt mukosa di usus halus ke dalam lumen usus. Oleh karenanya cenderung terjadi di usus halus ke dalam lumen usus. Oleh karenanya cenderung terjadi pengeluaran ti
pengeluaran tinja nja berair berair (encer) (encer) dalam dalam volume volume besar besar walaupun walaupun anak tanak tidakidak mengkonsumsi makanan. Hal ini melibatkan produksi endotoksin dari mengkonsumsi makanan. Hal ini melibatkan produksi endotoksin dari bakteri, kelainan kongenital, gangguan m
bakteri, kelainan kongenital, gangguan mukosa dan tumor.ukosa dan tumor. c.
c. Gangguan MotilitasGangguan Motilitas
Gangguan motilitas menyebabkan diare namun tidak terjadi malabsorpsi, Gangguan motilitas menyebabkan diare namun tidak terjadi malabsorpsi, defisiensi garam empedu dan enzim pankreas dapat menyebabkan diare defisiensi garam empedu dan enzim pankreas dapat menyebabkan diare oleh karena mencegah atau menghabat proses absorpsi normal.
oleh karena mencegah atau menghabat proses absorpsi normal. Toddler”sToddler”s Diarrhea
Diarrhea diduga disebabkan oleh adanya peningkatan motilitas usus. diduga disebabkan oleh adanya peningkatan motilitas usus. d.
d. Proses InflamasiProses Inflamasi
Invasi bakteri, parasit dan virus, penyakit celiac, dan
Invasi bakteri, parasit dan virus, penyakit celiac, dan Inflamatory Inflamatory BowelBowel syndrome
syndrome atau prosedur bedah dapat merubah anatomi dan kemampuan atau prosedur bedah dapat merubah anatomi dan kemampuan fungsional dari usus. Peristaltis abnormal untuk alasan apapun dapat fungsional dari usus. Peristaltis abnormal untuk alasan apapun dapat mengakibatkan terjadinya diare.
mengakibatkan terjadinya diare. 2.2
2.2 Etiologi dan Faktor ResikoEtiologi dan Faktor Resiko a.
a. EtiologiEtiologi
Penyebab umum diare kronik yang sering ditemukan pada anak anak Penyebab umum diare kronik yang sering ditemukan pada anak anak sesuai kelompok umurnya menurut Burns, et al (2013) adalah sebagai sesuai kelompok umurnya menurut Burns, et al (2013) adalah sebagai berikut:
berikut:
Penyebab Umum Diare Kronis yang
Penyebab Umum Diare Kronis yang Ditemukan pada Anak-AnakDitemukan pada Anak-Anak
Usia Penyebab
Usia Penyebab
0
0
–
–
6 bulan 6 bulan 1.1. Malabsorpsi Karbohidrat (didapat, kongenital)Malabsorpsi Karbohidrat (didapat, kongenital) 2.sorbitol/fruktosa, larutan tinggi karbohidrat) sorbitol/fruktosa, larutan tinggi karbohidrat) 4.
4. PostenteritisPostenteritis 5.
5. InfeksiInfeksi 6.
6. Fibrosis Kistik atau kondisi absorpsi lemak yang lainFibrosis Kistik atau kondisi absorpsi lemak yang lain 7.
7. Neuroblastoma (jarang) Neuroblastoma (jarang) 8.
8. Immunodefisiensi (HIV/AIDS)Immunodefisiensi (HIV/AIDS) 9.
9. LymphangiectasiaLymphangiectasia 10.
10. Penyakit HirchsprungPenyakit Hirchsprung 11.
11. Enteropati Neonatal maupun InfanEnteropati Neonatal maupun Infan 12.
12. Terapi RadiasiTerapi Radiasi 7
7
–
–
24 bulan 24 bulan Delapan kondisi awal di atas ditambah :Delapan kondisi awal di atas ditambah : 1.1. Diare Nonspesifik KronisDiare Nonspesifik Kronis 2.
2. Pertumbuhan usus kecil yang berlebihan (Pertumbuhan usus kecil yang berlebihan (overgrowthovergrowth)) 3.
3. Penyakit CeliacPenyakit Celiac 4.
4. Graft vs Host enterophatyGraft vs Host enterophaty 5.
5. Autoimmune Enteropathy Autoimmune Enteropathy 6.
6. Terapi RadiasiTerapi Radiasi >24 bulan
>24 bulan 1.1. Intake jus buah/minuman berkarbohidrat tinggiIntake jus buah/minuman berkarbohidrat tinggi 2.
2. InfeksiInfeksi 3.
3. Pertumbuhan bakteri di usus halus yang berlebihPertumbuhan bakteri di usus halus yang berlebih 4.
4. Penyakit CeliacPenyakit Celiac 5.
5. Sindrome MunchausenSindrome Munchausen 6.
6. Grant vs host enteropathyGrant vs host enteropathy 7.
7. Malabsorpsi karbohidratMalabsorpsi karbohidrat 8.
8. Irritable Bowel Syndrome Irritable Bowel Syndrome 9.
9. Hipolaktase tipe dewasaHipolaktase tipe dewasa 10.
10. EncopresisEncopresis 11.
11. Inflamatory Bowel Disease Inflamatory Bowel Disease 12.
12. Penggunaan laksatif berlebihanPenggunaan laksatif berlebihan 13.
13. Terapi radiasiTerapi radiasi 14.
14. Defisiensi Laktase yang didapat pada anak, terutamaDefisiensi Laktase yang didapat pada anak, terutama pada keturunan Afrika, Asia dan Timur T
pada keturunan Afrika, Asia dan Timur Tengahengah (Keating, 2005)
(Keating, 2005) 15.
15. Perforasi AppendixPerforasi Appendix
Tabel 2.1. Penyebab diare yang umum ditemukan pada anak-anak Tabel 2.1. Penyebab diare yang umum ditemukan pada anak-anak
sesuai kelompok umur. sesuai kelompok umur.
Sedangkan Perry (2010) menjelaskan bahwa diare kronis disebabkan oleh Sedangkan Perry (2010) menjelaskan bahwa diare kronis disebabkan oleh kondisi kronis, yaitu : seperti Sindrom Malabsorpsi oleh karena Penyakit kondisi kronis, yaitu : seperti Sindrom Malabsorpsi oleh karena Penyakit Celiac, Intoleransi Laktosa dan Sindroma Usus Pendek, penanganan diare Celiac, Intoleransi Laktosa dan Sindroma Usus Pendek, penanganan diare akut yang tidak adekuat,
akut yang tidak adekuat, Inflammatory Inflammatory Bowel Bowel Syndrome,,Syndrome Immunodefisiensi, dan CNSD (
Immunodefisiensi, dan CNSD (Chronic Non Specific Diarrhea/childhoodChronic Non Specific Diarrhea/childhood and toddler diarrhea
and toddler diarrhea).).
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : a.
malabsorpsi disebabkan oleh beberapa penyakit/kondisi. Ball & malabsorpsi disebabkan oleh beberapa penyakit/kondisi. Ball & Bindler (2008) menjelaskan penyebab Sindroma Malabsorpsi adalah Bindler (2008) menjelaskan penyebab Sindroma Malabsorpsi adalah Penyakit Celiac, Intoleransi Laktosa dan Sindroma Usus Pendek
Penyakit Celiac, Intoleransi Laktosa dan Sindroma Usus Pendek
Penyakit CeliacPenyakit Celiac
Penyakit Celiac disebut juga
Penyakit Celiac disebut juga gluteninduced gluteninduced enteropathy, enteropathy, glutengluten sensitive
sensitive enteropathy, enteropathy, atau atau celiac celiac spruesprue adalah enteropathy yang adalah enteropathy yang diperantarai imun pada proximal/awal usus halus yang dipicu oleh diperantarai imun pada proximal/awal usus halus yang dipicu oleh respon imun yang tidak seharusnya karena mengkonsumsi gluten respon imun yang tidak seharusnya karena mengkonsumsi gluten dan protein terkait gluten yang ditemukan pada gandum, rye dan dan protein terkait gluten yang ditemukan pada gandum, rye dan barley (Hockenberry, 2009).
barley (Hockenberry, 2009).
Faktor predisposisi genetik merupakan faktor penting pada Faktor predisposisi genetik merupakan faktor penting pada perkembangan
perkembangan Penyakit Penyakit Celiac. Celiac. Reseptor Reseptor membran membran yang yang terlibatterlibat adalah presentasi Antigen pada T sel CD4+, memainkan peran adalah presentasi Antigen pada T sel CD4+, memainkan peran yang krusial pada karakteristik respon imun pada Penyakit Celiac. yang krusial pada karakteristik respon imun pada Penyakit Celiac. Saat reaksi inflamasi diaktivasi oleh gluten, T sel CD4+ Saat reaksi inflamasi diaktivasi oleh gluten, T sel CD4+ memproduksi Sitokin, yang berkontribusi pada rusaknya usus. memproduksi Sitokin, yang berkontribusi pada rusaknya usus. Kerusakan terdiri dari infiltrasi lamina propria, hiperplasia crypt, Kerusakan terdiri dari infiltrasi lamina propria, hiperplasia crypt, dan atropi dan penipisan filia usus (Perry, 2010).
dan atropi dan penipisan filia usus (Perry, 2010).
Atropi dan penipisan fillia usus mengurangi luas permukaan Atropi dan penipisan fillia usus mengurangi luas permukaan penyerapan
penyerapan di di usus, usus, Nutrisi Nutrisi yang yang mengalami mengalami malabsorpsi malabsorpsi adalahadalah lemak, vitamin yang larut dalam lemak, dan karbohidrat (Broyles, lemak, vitamin yang larut dalam lemak, dan karbohidrat (Broyles, 2009).
2009).
Intoleransi LaktosaIntoleransi Laktosa
Intoleransi Laktosa adalah gangguan kongenital maupun didapat Intoleransi Laktosa adalah gangguan kongenital maupun didapat dimana anak tidak memproduksi laktase, enzim yang diperlukan dimana anak tidak memproduksi laktase, enzim yang diperlukan untuk mencerna laktosa. (Towle & Adam, 2008). Laktosa adalah untuk mencerna laktosa. (Towle & Adam, 2008). Laktosa adalah sebuah disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa, dan sebuah disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa, dan ditemukan secara eksklusif pada susu mamalia. Laktosa ditemukan secara eksklusif pada susu mamalia. Laktosa membutuhkan enzim laktase, yang diproduksi pada usus halus, membutuhkan enzim laktase, yang diproduksi pada usus halus, untuk menghidrolisa 2 monosakarida tersebut agar terpisah, untuk menghidrolisa 2 monosakarida tersebut agar terpisah, sehingga dapat diserap pada usus halus, laktosa yang tidak dapat sehingga dapat diserap pada usus halus, laktosa yang tidak dapat diserap meningkatkan tekanan osmotik pada usus sehingga diserap meningkatkan tekanan osmotik pada usus sehingga menarik cairan dan elektrolit ke dalam usus sehingga menarik cairan dan elektrolit ke dalam usus sehingga mengakibatkan tinja cair atau diare. Laktosa yang tidak dapat mengakibatkan tinja cair atau diare. Laktosa yang tidak dapat diserap dimetabolime oleh bakteri di dalam usus menghasilkan gas diserap dimetabolime oleh bakteri di dalam usus menghasilkan gas (metana, karbon dioksida dan hidrogen) sehingga mengakibatkan (metana, karbon dioksida dan hidrogen) sehingga mengakibatkan sendawa dan flatus (kentut) (Burns et all, 2009).
sendawa dan flatus (kentut) (Burns et all, 2009).
Sindroma Usus PendekSindroma Usus Pendek
Sindroma usus pendek adalah gangguan penyerapan yang terjadi Sindroma usus pendek adalah gangguan penyerapan yang terjadi ketika terjadi penurunan area permukaan mukosa, biasanya sebagai ketika terjadi penurunan area permukaan mukosa, biasanya sebagai
kongenital (atresia jejunum dan ileum, gastroschisis), iskemia kongenital (atresia jejunum dan ileum, gastroschisis), iskemia (necrotizing
(necrotizing enterocolitisenterocolitis), dan trauma atau perlukaan vaskuler), dan trauma atau perlukaan vaskuler (volvulus). Penyebab lain termasuk volvulus yang menyebabkan (volvulus). Penyebab lain termasuk volvulus yang menyebabkan reseksi masif, Penyakit Hirschprung bersegmen panjang dan reseksi masif, Penyakit Hirschprung bersegmen panjang dan omphalocele (Perry, 2010)
omphalocele (Perry, 2010) b.
b. Penanganan Diare Akut yang tidak adekuat (Diare Persisten)Penanganan Diare Akut yang tidak adekuat (Diare Persisten)
Diare akut merupakan penyebab utama terjadinya kondisi sakit pada Diare akut merupakan penyebab utama terjadinya kondisi sakit pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, dan diartikan sebagai peningkatan anak-anak di bawah usia 5 tahun, dan diartikan sebagai peningkatan frekuensi BAB secara -tiba dan disertai perubahan konsistensi tinja, frekuensi BAB secara -tiba dan disertai perubahan konsistensi tinja, seringkali disebabkan oleh agen infeksius pada saluran pencernaan. seringkali disebabkan oleh agen infeksius pada saluran pencernaan. Dapat juga dihubungkan dengan infeksi saluran pernafasan atas Dapat juga dihubungkan dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), infeksi saluran kemih, terapi antibiotik, atau penggunaan (ISPA), infeksi saluran kemih, terapi antibiotik, atau penggunaan laksatif (Perry, 2010). Diare akut yang tidak tertangani dengan baik, laksatif (Perry, 2010). Diare akut yang tidak tertangani dengan baik, dapat mengarah menjadi Diare Kronis apabila terus berlangsung dapat mengarah menjadi Diare Kronis apabila terus berlangsung selama lebih dari 2 minggu.
selama lebih dari 2 minggu. c.
c. Inflamatory BowelSyndrome Inflamatory BowelSyndrome Inflamatory
Inflamatory Bowel Bowel SyndromeSyndrome adalah kondisi inflamasi kronis pada adalah kondisi inflamasi kronis pada usus halus dan/atau usus besar yang termasuk diantaranya 2 gangguan: usus halus dan/atau usus besar yang termasuk diantaranya 2 gangguan: Penyakit Crohn dan Kolitis Ulseratif.
Penyakit Crohn dan Kolitis Ulseratif.
Penyakit CrohnPenyakit Crohn
Penyakit Crohn adalah kondisi autoimun kronis yang dapat terjadi Penyakit Crohn adalah kondisi autoimun kronis yang dapat terjadi di semua bagian saluran pencernaan dan dapat mempengaruhi ke 3 di semua bagian saluran pencernaan dan dapat mempengaruhi ke 3 level mukosa usus.
level mukosa usus.
Kolitis UlseratifKolitis Ulseratif
Kolitis ulseratif biasanya terjadi di usus besar dan hanya Kolitis ulseratif biasanya terjadi di usus besar dan hanya mempengaruhi lapisan mukosa dan sub-mukosa dinding usus besar mempengaruhi lapisan mukosa dan sub-mukosa dinding usus besar (Broyles, 2009).
(Broyles, 2009). Inflamatory
Inflamatory Bowel Bowel SyndromeSyndrome terjadi ketika usus merespon pemicuterjadi ketika usus merespon pemicu lingkungan (virus, alergi, imunologi) yang diidentifikasi oleh sistem lingkungan (virus, alergi, imunologi) yang diidentifikasi oleh sistem imun sebagai hal yang mengancam dan berbahaya dan menyebabkan imun sebagai hal yang mengancam dan berbahaya dan menyebabkan injuri sehingga terjadi vasokonstriksi. Kemudian dilanjutkan dengan injuri sehingga terjadi vasokonstriksi. Kemudian dilanjutkan dengan pelepasan
pelepasan mediator mediator sel sel terlokalisir, terlokalisir, termasuk termasuk histamin, histamin, yangyang mengakibatkan vasodilatasi kapiler. Kapiler menjadi
mengakibatkan vasodilatasi kapiler. Kapiler menjadi distended distended // meregang karena penuh dengan darah, mukosa menjadi bengkak dan meregang karena penuh dengan darah, mukosa menjadi bengkak dan menebal. Permeabilitas kapiler meningkat dan bengkak usus yang menebal. Permeabilitas kapiler meningkat dan bengkak usus yang semakin parah, Usus yang bengkak menjadi rentan dan perlukaan semakin parah, Usus yang bengkak menjadi rentan dan perlukaan menembus barier mukosa, kemudian terjadi ruptur pada dinding usus. menembus barier mukosa, kemudian terjadi ruptur pada dinding usus. Enzim pencernaan dan bakteri usus mengenai jaringan yang luka, Enzim pencernaan dan bakteri usus mengenai jaringan yang luka,
inflamasi yang terdiri atas protein plasma menarik lebih banyak cairan inflamasi yang terdiri atas protein plasma menarik lebih banyak cairan pada usus sehingga terjadi diare.(Pott, NL., &
pada usus sehingga terjadi diare.(Pott, NL., & Mandleco BL., 2012).Mandleco BL., 2012). d.
d. ImmunodefisiensiImmunodefisiensi
Kondisi imunodefisiensi menyebabkan anak menjadi rentan terhadap Kondisi imunodefisiensi menyebabkan anak menjadi rentan terhadap infeksi virus, bakteri dan parasit. Invasi patogen pada saluran cerna infeksi virus, bakteri dan parasit. Invasi patogen pada saluran cerna mengakibatkan peningkatan sekresi sel mukosa usus oleh karena mengakibatkan peningkatan sekresi sel mukosa usus oleh karena enterotoksin, mediator sitotoksin atau penurunan absorpsi karena enterotoksin, mediator sitotoksin atau penurunan absorpsi karena kerusakan dan inflamasi saluran cerna.
kerusakan dan inflamasi saluran cerna. e.
e. Diare Kronis yang tidak spesifik Diare Kronis yang tidak spesifik (Chronic Non Spesific Diarrhea) (Chronic Non Spesific Diarrhea) Disebut juga
Disebut juga Irritable Colon Irritable Colon dan dan Childhood and Toddler’s DiarrheaChildhood and Toddler’s Diarrhea.. Merupakan penyebab umum terjadinya diare kronis pada anak pada Merupakan penyebab umum terjadinya diare kronis pada anak pada usia 6-54 bulan. Seringkali dijumpai tinja yang cair pada anak, dengan usia 6-54 bulan. Seringkali dijumpai tinja yang cair pada anak, dengan partikel
partikel makanan makanan yang yang belum belum dicerna, dicerna, dan dan diare diare terjadi terjadi selama selama lebihlebih dari 2 minggu. Anak dengan diare non spesifik kronis tumbuh dengan dari 2 minggu. Anak dengan diare non spesifik kronis tumbuh dengan normal dan tidak dijumpai terjadinya malnutrisi, tidak ada darah dalam normal dan tidak dijumpai terjadinya malnutrisi, tidak ada darah dalam tinja, dan tidak ada infeksi usus. Pemilihan diet yang kurang tepat dan tinja, dan tidak ada infeksi usus. Pemilihan diet yang kurang tepat dan alergi makanan telah dikaitkan sebagai penyebab diare kronis. alergi makanan telah dikaitkan sebagai penyebab diare kronis. Konsumsi jus dan pemanis buatan seperti sorbitol, sebuah bahan Konsumsi jus dan pemanis buatan seperti sorbitol, sebuah bahan pengganti
pengganti makanan makanan yang yang ditemukan ditemukan pada pada banyak banyak makanan makanan dandan minuman kemasan komersil secara berlebihan, dapat menjadi faktor minuman kemasan komersil secara berlebihan, dapat menjadi faktor penyebabnya (Perry, 2009
penyebabnya (Perry, 2009)) b.
b. Faktor ResikoFaktor Resiko a.
a. Berusia 6-11 bulanBerusia 6-11 bulan b.
b. Status gizi kurang/burukStatus gizi kurang/buruk
Status gizi yang buruk/kurang mengakibatkan turunnya imunitas pada Status gizi yang buruk/kurang mengakibatkan turunnya imunitas pada anak, sehingga rentan terjadi infeksi pada saluran cerna. Infeksi pada anak, sehingga rentan terjadi infeksi pada saluran cerna. Infeksi pada saluran cerna oleh bakteri, virus dan parasit dapat mengakibatkan saluran cerna oleh bakteri, virus dan parasit dapat mengakibatkan diare.
diare. c.
c. Pemakaian AntibiotikPemakaian Antibiotik
Pemakaian antibiotik dapat mengakibatkan hilangnya flora normal Pemakaian antibiotik dapat mengakibatkan hilangnya flora normal dalam saluran cerna yang berfungsi sebagai agen dalam mekanisme dalam saluran cerna yang berfungsi sebagai agen dalam mekanisme pertahanan tubuh dari infeksi
pertahanan tubuh dari infeksi d.
2.4.
2.4. Manifestasi KlinisManifestasi Klinis a.
a. Adanya BAB encer 3 kali per hari atau lebih selama lebih dari 2 minggu ;Adanya BAB encer 3 kali per hari atau lebih selama lebih dari 2 minggu ; bila
bila dijumpai dijumpai diare diare cair cair 10 10 kali kali per per hari hari dan dan terdapat terdapat partikel partikel makanan makanan yangyang belum dicerna merupakan tipe “
belum dicerna merupakan tipe “Toddler’s DiarrheaToddler’s Diarrhea”” b.
b. Konsistensi Tinja, adanya lemak, darah, lendir, pus, partikel makananKonsistensi Tinja, adanya lemak, darah, lendir, pus, partikel makanan c.
c. Nyeri perut, kembung, sendawa, flatus. Nyeri perut, kembung, sendawa, flatus. d.
d. Adanya “Red Flags” (Keating, 2005)Adanya “Red Flags” (Keating, 2005)
Hematochezia atau melenaHematochezia atau melena
Demam yang persistenDemam yang persisten
Penurunan berat badan atau perlambatan perkembanganPenurunan berat badan atau perlambatan perkembangan
AnemiaAnemia 2.5.
2.5. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang a.
a. Tinja : Kultur tinja, pH tinja, Partikel bahan makanan, partikel darah,Tinja : Kultur tinja, pH tinja, Partikel bahan makanan, partikel darah, leukosit, adanya lemak pada tinja (pH normal tinja >5,5, karbohidrat negatif) leukosit, adanya lemak pada tinja (pH normal tinja >5,5, karbohidrat negatif) b.
b. Darah : Uji darah lengkap Darah : Uji darah lengkap (hitung darah, elektrolit, albumin)(hitung darah, elektrolit, albumin) c.
c. Urine : tes Urine Lengkap, kultur urin pada anak-anak.Urine : tes Urine Lengkap, kultur urin pada anak-anak. d.
d. Radiologi : X-Ray, CT-Scan, MRI Thorax dan abdomenRadiologi : X-Ray, CT-Scan, MRI Thorax dan abdomen
Pemeriksaan berikut ini dapat dilakukan sesuai indikasi berdasarkan riwayat, Pemeriksaan berikut ini dapat dilakukan sesuai indikasi berdasarkan riwayat, pemeriksaan fisik, dan pertimbangan diagnosis banding :
pemeriksaan fisik, dan pertimbangan diagnosis banding :
ESR (Erythrocyte sedimentation rate), CRP (C Reaktif Protein)ESR (Erythrocyte sedimentation rate), CRP (C Reaktif Protein)
Pemeriksaan hormonal untuk mengkaji tumor di saluran cerna (VasoactivePemeriksaan hormonal untuk mengkaji tumor di saluran cerna (Vasoactive intestinal peptide, gastrin, secretin, Urine assay untuk 5-hydroxytryptamine intestinal peptide, gastrin, secretin, Urine assay untuk 5-hydroxytryptamine [5-HT])
[5-HT])
Test hidrogen pernafasan untuk intoleransi laktose dan Test hidrogen pernafasan untuk intoleransi laktose dan sukrosasukrosa
Serologi Virus, seperti HIV atau CMVSerologi Virus, seperti HIV atau CMV
Test Klorida keringat untuk menguji Kistik FibrosisTest Klorida keringat untuk menguji Kistik Fibrosis
Endoskopi, tes barium (Burns, et al, 2013)Endoskopi, tes barium (Burns, et al, 2013) 2.6.
2.6. PenatalaksanaanPenatalaksanaan
Penatalaksanaan bagi penderita diare kronis bertujuan untuk rehidrasi, Penatalaksanaan bagi penderita diare kronis bertujuan untuk rehidrasi, mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit serta memberikan diet nutrisi mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit serta memberikan diet nutrisi yang adekuat. Burns et al (2013) menjelaskan manajemen tindakan pada yang adekuat. Burns et al (2013) menjelaskan manajemen tindakan pada penderita diare kronisadalah sebagai berikut :
penderita diare kronisadalah sebagai berikut : a.
a. Tangani penyebab yang mendasari.Tangani penyebab yang mendasari. b.
b. Pada Diare Nonspesifik kronik/Pada Diare Nonspesifik kronik/Toddler’s DiarrheaToddler’s Diarrhea : : Normalisasi
Normalisasi diet diet ; ; hindarkan hindarkan makanan makanan dan dan minuman minuman yang yang memicu memicu diare;diare; hindarkan minuman yang mengandung sorbitol dan fruktosa; kurangi intake hindarkan minuman yang mengandung sorbitol dan fruktosa; kurangi intake cairan tidak lebih dari 90 mL/kgBB/24 jam (berikan separuhnya berupa cairan tidak lebih dari 90 mL/kgBB/24 jam (berikan separuhnya berupa
susu); tingkatkan asupan lemak hingga 35-40% pada diet makanan; susu); tingkatkan asupan lemak hingga 35-40% pada diet makanan; tingkatkan konsumsi serat untuk memadatkan tinja.
tingkatkan konsumsi serat untuk memadatkan tinja. c.
c. Tangani malabsorpsi karbohidrat dengan mengurangi laktosa atau sukrosa ;Tangani malabsorpsi karbohidrat dengan mengurangi laktosa atau sukrosa ; tambahkan lactase atau sakrosidase sesuai indikasi berdasarkan jenis tambahkan lactase atau sakrosidase sesuai indikasi berdasarkan jenis intoleransi karbohidrat.
intoleransi karbohidrat. d.
d. Sindroma malabsorpsi post gastroenteritis (terjadi pada infan denganSindroma malabsorpsi post gastroenteritis (terjadi pada infan dengan penurunan
penurunan berat berat badan badan dan dan terdapat terdapat gumpalan gumpalan lemak lemak pada pada tinja) tinja) dapatdapat diberikan
diberikan predigested predigested formulaformula (mis : Pregistmil), jika mampu ditoleransi (mis : Pregistmil), jika mampu ditoleransi selama 3-4 minggu. Formula elemental dapat diberikan jika tidak terjadi selama 3-4 minggu. Formula elemental dapat diberikan jika tidak terjadi intoleransi.
intoleransi. e.
e. Berikan suplemen ZincBerikan suplemen Zinc
Pemberian mineral Seng (Zinc) sangat penting untuk mempercepat perbaikan Pemberian mineral Seng (Zinc) sangat penting untuk mempercepat perbaikan kondisi penderita, karena telah terbukti menurunkan insiden diare, durasi kondisi penderita, karena telah terbukti menurunkan insiden diare, durasi buang
buang air air besar besar pada pada anak. anak. WHO WHO merekomendasikan merekomendasikan pemberian pemberian tablet tablet ZincZinc 10 mg/hari pada anak dengan diare pada usia di bawah 6 bulan, dan 20 10 mg/hari pada anak dengan diare pada usia di bawah 6 bulan, dan 20 mg/hari pada anak dia atas usia 6 bulan, dan diberikan selama 10-14 hari mg/hari pada anak dia atas usia 6 bulan, dan diberikan selama 10-14 hari (Sellen & Khan, 2011). Tidak perlu dikuatirkan efek samping pemberian (Sellen & Khan, 2011). Tidak perlu dikuatirkan efek samping pemberian Zinc, karena menurut penelitian, Harvey & Fischer (2006) menyatakan Zinc, karena menurut penelitian, Harvey & Fischer (2006) menyatakan suplemen zinc adalah pengobatan yang aman dan efektifuntuk diare. Zinc suplemen zinc adalah pengobatan yang aman dan efektifuntuk diare. Zinc juga
juga telah telah terbukti terbukti amandalam amandalam studi studi suplementasi suplementasi jangka jangka panjang. panjang. YangYang paling parah efek samping
paling parah efek samping dari percobaan suplementasi dari percobaan suplementasi adalah muntah dalamadalah muntah dalam beberapa kasus dan sedikit penurunan dalam status tembagadi beberapa anak. beberapa kasus dan sedikit penurunan dalam status tembagadi beberapa anak. f.
f. Rujuk pasien pada gastroenterologist :Rujuk pasien pada gastroenterologist : 1).
1). Diare pada bayi baru lahir.Diare pada bayi baru lahir. 2).
2). Pasien dengan perlambatan atau terhentinya pertumbuhanPasien dengan perlambatan atau terhentinya pertumbuhan 3).
3). Pasien dengan keluhan fisik abnormal (Anoreksia, nyeri perut, sendawaPasien dengan keluhan fisik abnormal (Anoreksia, nyeri perut, sendawa kronis, muntah, kelemahan)
kronis, muntah, kelemahan) 4).
4). Menderita kesakitan yang parahMenderita kesakitan yang parah 2.7.
2.7. KomplikasiKomplikasi
Diare Kronis apabila tidak ditangani dengan baik, maka akan menimbulkan Diare Kronis apabila tidak ditangani dengan baik, maka akan menimbulkan dampak yang berbahaya pada anak. Malnutrisi akan terjadi ketika nutrient dampak yang berbahaya pada anak. Malnutrisi akan terjadi ketika nutrient yang terkandung dalam makanan tidak diabsorpsi secara optimal di saluran yang terkandung dalam makanan tidak diabsorpsi secara optimal di saluran cerna. Ketidakseimbangan asupan nutrisi dengan kebutuhan tubuh akan cerna. Ketidakseimbangan asupan nutrisi dengan kebutuhan tubuh akan memperlambat pertumbuhan pada anak, anak dapat mengalami “
memperlambat pertumbuhan pada anak, anak dapat mengalami “ stunting stunting ”” maupun “
maupun “ failure failure to to thrivethrive”. Dampak pada perkembangan anak”. Dampak pada perkembangan anak dapat puladapat pula berupa gangguan
berupa gangguan perkembangan/kognitif. Penelitian perkembangan/kognitif. Penelitian Moore (1989-1998) Moore (1989-1998) yangyang dikutip oleh Putra (2011) menemukan diare yang terjadi pada anak dalam 2 dikutip oleh Putra (2011) menemukan diare yang terjadi pada anak dalam 2 tahun pertama kehidupan akan mempengaruhi fungsi kognitif hal ini tahun pertama kehidupan akan mempengaruhi fungsi kognitif hal ini
dihubungkan dengan kehilangan nutrisi dan dehidrasi selama diare. Hal ini dihubungkan dengan kehilangan nutrisi dan dehidrasi selama diare. Hal ini dihubungkan dengan konsep bahwa 2 tahun pertama kehidupan anak dihubungkan dengan konsep bahwa 2 tahun pertama kehidupan anak merupakan periode kritikal perkembangan otak. Diare yang terjadi pada anak merupakan periode kritikal perkembangan otak. Diare yang terjadi pada anak 0-2 tahun berhubungan secara signifikan dengan keterlambatan pertumbuhan 0-2 tahun berhubungan secara signifikan dengan keterlambatan pertumbuhan pada waktu anak berumur 2-7 tahun.
pada waktu anak berumur 2-7 tahun.
Pertumbuhan normal anak dapat dibandingkan antara panjang/tinggi badan Pertumbuhan normal anak dapat dibandingkan antara panjang/tinggi badan anak dengan tabel/kurva Z-Score WHO untuk masing-masing anak laki-laki anak dengan tabel/kurva Z-Score WHO untuk masing-masing anak laki-laki dan perempuan. Pertumbuhan anak yang berada di bawah garis median di dan perempuan. Pertumbuhan anak yang berada di bawah garis median di bawah
bawah kurva kurva -2SD -2SD menunjukkan menunjukkan status status nutrisi nutrisi anak anak yang yang kurang kurang bahkanbahkan dianggap malnutrisi bila di bawah kurva -3SD. Tabel Z-Score WHO dapat dianggap malnutrisi bila di bawah kurva -3SD. Tabel Z-Score WHO dapat dilihat di lampiran 1- lampiran 4.
dilihat di lampiran 1- lampiran 4.
Perkembangan normal anak diukur melalui 4 komponen kemampuan yang Perkembangan normal anak diukur melalui 4 komponen kemampuan yang dimiliki anak dalam rentang umur yaitu :
dimiliki anak dalam rentang umur yaitu : a.
a. Motorik kasarMotorik kasar b.
b. BahasaBahasa c.
c. Adaptif/motorik halus, danAdaptif/motorik halus, dan d.
d. Personal-sosial.Personal-sosial.
Tingkat Perkembangan anak dapat diukur dengan menggunakan lembar Tingkat Perkembangan anak dapat diukur dengan menggunakan lembar DDST II (
DDST II ( Denver Denver developmental developmental Screening Screening Test Test ). Lembar DDST II dapat). Lembar DDST II dapat dilihat di lampiran 5.
dilihat di lampiran 5.
Prognosis pada kondisi diare kronis tergantung pada penyakit yang mendasari. Prognosis pada kondisi diare kronis tergantung pada penyakit yang mendasari. Prognosis yang buruk didapatkan pada kondisi Immunodefisiensi akibat Prognosis yang buruk didapatkan pada kondisi Immunodefisiensi akibat infeksi HIV dan penyakit Crohn. Penyakit Celiac, intoleransi laktosa, CNSD, infeksi HIV dan penyakit Crohn. Penyakit Celiac, intoleransi laktosa, CNSD, alergi makanan memliki prognosis yang cukup baik, pembatasan makanan alergi makanan memliki prognosis yang cukup baik, pembatasan makanan yang mengandung bahan pemicu dapat mengurangi bahkan menghilangkan yang mengandung bahan pemicu dapat mengurangi bahkan menghilangkan kejadian diare kronis.
BAB III BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
3.1 Konsep Asuhan KeperawatanKonsep Asuhan Keperawatan 3.1.1.
3.1.1. PengkajianPengkajian 3.1.1.1.
3.1.1.1. AnamnesaAnamnesa a.
a. Identitas : meliputi identitas anak dan orang tua/ wali , hari danIdentitas : meliputi identitas anak dan orang tua/ wali , hari dan tanggal masuk, dan nomor rekam medis
tanggal masuk, dan nomor rekam medis b.
b. Keluhan utamaKeluhan utama
Yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klnis Yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klnis berupa BAB yang encer/cair lebih dari 3x dalam satu hari dan terjadi berupa BAB yang encer/cair lebih dari 3x dalam satu hari dan terjadi
selama lebih dari 2 minggu. selama lebih dari 2 minggu. c.
c. Riwayat Kesehatan SekarangRiwayat Kesehatan Sekarang
Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yangPaliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah dilakukan. Diare dapat disebabkan oleh karena infeksi, telah dilakukan. Diare dapat disebabkan oleh karena infeksi, malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis.
malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis.
Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebihKuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebih dari 3 kali dalam sehari dengan atau tanpa darah atau lendir, dari 3 kali dalam sehari dengan atau tanpa darah atau lendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi, awitan, badan terasa mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi, awitan, badan terasa lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Regional,perut teras mules, anus terasa basah.Regional,perut teras mules, anus terasa basah.
Skala/keparahan, kondisi lemah dapat menurunkan daya tahanSkala/keparahan, kondisi lemah dapat menurunkan daya tahan tubuh dan aktivitas sehari-hari.
tubuh dan aktivitas sehari-hari.
Timing Timing , gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yang, gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yang terjadi karena infeksi atau faktor lain, lamanya untuk diare akut terjadi karena infeksi atau faktor lain, lamanya untuk diare akut 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare kronis > 14 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare kronis > 14 hari.
hari.
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan buang air Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik desertai atau tanpa dengan muntah, tinja dapat cair berkali-kali baik desertai atau tanpa dengan muntah, tinja dapat bercampur
bercampur lendir lendir dan dan atau atau darah. darah. Keluhan Keluhan lain lain yang yang mungkinmungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume urine menurun dan gejala penurunan kesadaran.
volume urine menurun dan gejala penurunan kesadaran. d.
d. Riwayat Kesehatan yang laluRiwayat Kesehatan yang lalu
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, penyakit infeksi hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, penyakit infeksi yang sedang diderita dan riwayat penyakit infeksi sebelumnya, yang sedang diderita dan riwayat penyakit infeksi sebelumnya, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain.
e.
e. Riwayat Pertumbuhan dan PerkembanganRiwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting
penting karena karena setiap setiap individu individu mempunyai mempunyai ciri-ciri ciri-ciri struktur struktur dandan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan pengkajian fisik dan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan pengkajian fisik dan tindakan harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan. tindakan harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan. Untuk pertumbuhan (panjang/tinggi badan dan berat badan) dapat Untuk pertumbuhan (panjang/tinggi badan dan berat badan) dapat menggunakan kurva Z-score WHO yang tercatat pada KMS yang menggunakan kurva Z-score WHO yang tercatat pada KMS yang dimiliki anak, untuk perkembangan (motorik kasar, bahasa, dimiliki anak, untuk perkembangan (motorik kasar, bahasa, adaptif/motorik halus dan personal-sosial) dapat dikaji dengan adaptif/motorik halus dan personal-sosial) dapat dikaji dengan menggunakan lembar pengkajian
menggunakan lembar pengkajian Denver Development Denver Development ScreeningScreening Test
Test(DDST) atau Denver II(DDST) atau Denver II f.
f. Riwayat Kesehatan KeluargaRiwayat Kesehatan Keluarga
PenyakitPenyakit
Apakah ada anggota keluarga atau tetangga yang sedang Apakah ada anggota keluarga atau tetangga yang sedang menderita diare, atau penyakit infeksi lain (berhubungan dengan menderita diare, atau penyakit infeksi lain (berhubungan dengan distribusi penularan)
distribusi penularan)
Lingkungan rumah dan komunitasLingkungan rumah dan komunitas
Lingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygiene yang Lingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygiene yang kurang mudah terkena kuma penyebab diare.
kurang mudah terkena kuma penyebab diare.
Perilaku yang mempengaruhi kesehatanPerilaku yang mempengaruhi kesehatan
BAB yang tidak pada tempat (sembarang)/ di sungai dan cara BAB yang tidak pada tempat (sembarang)/ di sungai dan cara bermain
bermain anak anak yangkurang yangkurang higienis higienis dapat dapat mempermudahmempermudah masuknya kuman lewat Fecal-oral.
masuknya kuman lewat Fecal-oral.
Persepsi keluargaPersepsi keluarga
Kondisi lemah dan mencret yang berlebihan perlu suatu Kondisi lemah dan mencret yang berlebihan perlu suatu keputusan untuk penangan awal atau lanjutan ini bergantung pada keputusan untuk penangan awal atau lanjutan ini bergantung pada tingkat pengetahuan dan penglaman yang dimiliki oleh anggota tingkat pengetahuan dan penglaman yang dimiliki oleh anggota keluarga.
keluarga. g.
g. Pola Fungsi kesehatanPola Fungsi kesehatan
Pola NutrisiPola Nutrisi
Makanan yang terinfeksi, pengelolaan yang kurang hygiene Makanan yang terinfeksi, pengelolaan yang kurang hygiene berpengaruh
berpengaruh terjadinya terjadinya diare, diare, sehingga sehingga status status gizi gizi dapat dapat berubahberubah ringan samapai jelek dan dapat terjadi hipoglikemia. Kehilangan ringan samapai jelek dan dapat terjadi hipoglikemia. Kehilangan Berat Badan dapat dimanifestasikan tahap-tahap dehidrasi. Dietik Berat Badan dapat dimanifestasikan tahap-tahap dehidrasi. Dietik pada
pada anak anak <1tahun/> <1tahun/> 1tahun 1tahun dengan dengan Berat Berat badan badan <7 <7 kg kg dapatdapat diberikan ASI/ susu formula dengan rendahlaktosa, umur >1 diberikan ASI/ susu formula dengan rendahlaktosa, umur >1 tahun dengan BB >7 kg dapat diberikan makanan padat atau cair. tahun dengan BB >7 kg dapat diberikan makanan padat atau cair.
Pola eliminasiPola eliminasi
BAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir, darah BAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir, darah dapat mendukung secara makroskopis terhadap kuman penyebab dapat mendukung secara makroskopis terhadap kuman penyebab dan cara penangana lebih lanjut. BAK perlu dikaji untuk output dan cara penangana lebih lanjut. BAK perlu dikaji untuk output terhadap kehilangan cairan lewat urine.
terhadap kehilangan cairan lewat urine.
Pola istirahatPola istirahat
Pada bayi, anak dengan diare kebutuhan istirahat dapat Pada bayi, anak dengan diare kebutuhan istirahat dapat terganggu karena frekuensi diare yang berlebihan, sehingga terganggu karena frekuensi diare yang berlebihan, sehingga menjadi rewel.
menjadi rewel.
Pola aktivitasPola aktivitas
Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3.1.1.2.
3.1.1.2. Pengkajian FisikPengkajian Fisik a.
a. Sistem NeurologiSistem Neurologi
Subyektif,Subyektif, klien tidak sadar, kadang-kadang disertai kejangklien tidak sadar, kadang-kadang disertai kejang
Inspeksi,Inspeksi,Keadaan umum klien yang diamati mulai pertama kaliKeadaan umum klien yang diamati mulai pertama kali bertemu
bertemu dengan dengan klien. klien. Keadaan Keadaan sakit sakit diamati diamati apakahapakah berat,sedang,
berat,sedang, ringan ringan atau atau tidak tidak tampak tampak sakit. sakit. Kesadaran Kesadaran diamatidiamati komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma. komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma.
Palpasi,Palpasi, adakah parese, anesthesia.adakah parese, anesthesia.
Perkusi,Perkusi, refleks fisiologis dan refleks patologis.refleks fisiologis dan refleks patologis.
b.
b. Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Subyektif Subyektif , klien merasa haus, mata berkunang-kunang,, klien merasa haus, mata berkunang-kunang,
Inspeksi:Inspeksi:
K
K e
epa
pala,
la,
kesimetrisan muka, cephal hematoma (-), caputkesimetrisan muka, cephal hematoma (-), caput sucedum (-), warna dan distibusi rambut serta kondisi kulit sucedum (-), warna dan distibusi rambut serta kondisi kulit kepala kering, pada neonatus dan bayi ubun-ubun besar tampak kepala kering, pada neonatus dan bayi ubun-ubun besar tampak cekung.cekung.
M
Ma
atta
a,,
Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakahAmati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosis icterus. Reflek mata dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syok atau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syok hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.
Hidung,
Hidung,
pada klien pada klien dengan dehidrasi dengan dehidrasi berat dapat berat dapat menimbulkanmenimbulkan asidosis metabolik sehingga kompensasinya adalah alkalosis asidosis metabolik sehingga kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan mengambil respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan mengambil O2,nampak adanya pernafasan cuping hidung.Telinga,
Telinga,
adakah infeksi telinga (OMA, OMP) berpengaruhadakah infeksi telinga (OMA, OMP) berpengaruh padapada kemungkinani kemungkinani nfeksi nfeksi parenteal parenteal yang yang pada pada akhirnyaakhirnya menyebabkan terjadinya diare (Lab. IKA FKUA, 1984).
menyebabkan terjadinya diare (Lab. IKA FKUA, 1984).
Palpasi,Palpasi,
K
K e
epa
pala
la
,,Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering,Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering, sedangkan untuk anak-anak ubun-ubun besar sudah menutup sedangkan untuk anak-anak ubun-ubun besar sudah menutup maximal umur 2 tahun.maximal umur 2 tahun.
M
Ma
atta
a,,
tekanan bola mata dapat menurun,tekanan bola mata dapat menurun,Telinga,
Telinga,
nyeri tekan, mastoiditis.nyeri tekan, mastoiditis. c.c. Sistem IntegumenSistem Integumen
Subyektif,Subyektif, kulit keringkulit kering
Inspeksi,Inspeksi,kulit kering, sekresi sedikit, selaput mokosa keringkulit kering, sekresi sedikit, selaput mokosa kering
Palpasi,Palpasi, tidak tidak berkeringat, berkeringat, turgor turgor kulit kulit (kekenyalan (kekenyalan kulitkulit kembali dalam 1 detik = dehidrasi ringan, 1-2 detik = dehidrasi kembali dalam 1 detik = dehidrasi ringan, 1-2 detik = dehidrasi sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat.
sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat. d.
d. Sistem KardiovaskulerSistem Kardiovaskuler
Subyektif,Subyektif, badan badan terasa terasa panas panas tetapi tetapi bagian bagian tangan tangan dan dan kakikaki terasa dingin
terasa dingin
Inspeksi,Inspeksi, pucat, tekanan pucat, tekanan vena juvena jugularis menurun, gularis menurun, pulasisi ictuspulasisi ictus cordis (-), adakah pembesaran jantung, suhu tubuh meningkat. cordis (-), adakah pembesaran jantung, suhu tubuh meningkat.
Palpasi,Palpasi, suhu suhu akral akral dingin dingin karena karena perfusi perfusi jaringanjaringan menurun,
menurun,heart rateheart rate meningkat karena vasodilatasi pembuluhmeningkat karena vasodilatasi pembuluh darah, tahanan perifer menurun sehingga cardiac output darah, tahanan perifer menurun sehingga cardiac output meningkat. Kaji frekuensi, irama dan kekuatan nadi.
meningkat. Kaji frekuensi, irama dan kekuatan nadi.
Perkusi,Perkusi, normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasarnormal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasar pada
pada kausus kausus diare diare akut akut masih masih dalam dalam batas batas normal normal (batas (batas kirikiri umumnya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah kiri dari garis umumnya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada ruang interkostalis ke 4,5 dan 8.
midsternal pada ruang interkostalis ke 4,5 dan 8.
Auskultasi,Auskultasi, pada pada dehidrasiberat dehidrasiberat dapat dapat terjaditerjadi gangguansirkulasi, auskulatasi bunyi jantung S1, S2, murmur gangguansirkulasi, auskulatasi bunyi jantung S1, S2, murmur atau bunyi tambahan lainnya. Kaji tekanan darah.
atau bunyi tambahan lainnya. Kaji tekanan darah. e.
e. Sistem PernafasanSistem Pernafasan
Subyektif,Subyektif, sesak atau tidaksesak atau tidak
Inspeksi,Inspeksi, bentuk bentuk simetris, simetris, ekspansi, ekspansi, retraksi retraksi interkostal interkostal atauatau subcostal. Kaji frekuensi, irama dan tingkat kedalaman subcostal. Kaji frekuensi, irama dan tingkat kedalaman pernafasan,
pernafasan, adakah adakah penumpukan penumpukan sekresi, sekresi, stridor stridor pernafaspernafas inspirasi atau ekspirasi.
Palpasi,Palpasi, kajik adanya massa, nyeri tekan, kesemitrisankajik adanya massa, nyeri tekan, kesemitrisan ekspansi, tacti vremitus (-).
ekspansi, tacti vremitus (-).
Auskultasi,Auskultasi, dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafasdengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas, nada dan durasi. Adakah ronchi, wheezing vesikuler, intensitas, nada dan durasi. Adakah ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta seperti broncho untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta seperti broncho pnemonia atau infeksi lainnya.
pnemonia atau infeksi lainnya. f.
f. Sistem PencernaanSistem Pencernaan
Subyektif,Subyektif, Kelaparan, hausKelaparan, haus
Inspeksi,Inspeksi,BAB, BAB, konsistensi konsistensi (cair, (cair, padat, padat, lembek),lembek), frekuensilebih dari 3 kali dalam sehari, adakah bau, disertai frekuensilebih dari 3 kali dalam sehari, adakah bau, disertai lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun, retraksi (-) lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun, retraksi (-) dankesemitrisan abdomen.
dankesemitrisan abdomen.
Auskultasi,Auskultasi, Bising usus (dengan menggunakan diafragmaBising usus (dengan menggunakan diafragma stetoskope), peristaltik usus meningkat (gurgling) > 5-20 detik stetoskope), peristaltik usus meningkat (gurgling) > 5-20 detik dengan durasi 1 detik.
dengan durasi 1 detik.
Perkusi,Perkusi, mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), heparmendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar dan lien tidak membesar suara tymphani.
dan lien tidak membesar suara tymphani.
Palpasi,Palpasi, adakahnyueri tekan, superfisial pemuluh darah, massaadakahnyueri tekan, superfisial pemuluh darah, massa (-). Hepar dan lien tidak teraba.
(-). Hepar dan lien tidak teraba. g.
g. Sistem PerkemihanSistem Perkemihan
Subyektif,Subyektif, kencing sedikit lain dari biasanyakencing sedikit lain dari biasanya
Inspeksi,Inspeksi,testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labiotestis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio mayor menutupi labio minor, pembesaran scrotum (-), mayor menutupi labio minor, pembesaran scrotum (-), rambut(-). Frekuensi, warna dan bau serta cara pengeluaran kencing ). Frekuensi, warna dan bau serta cara pengeluaran kencing spontan atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24 jam spontan atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24 jam atau sesuai ketentuan.
atau sesuai ketentuan.
Palpasi,Palpasi, adakah pembesaran scrotum,infeksi testis atauadakah pembesaran scrotum,infeksi testis atau femosis.
femosis. h.
h. Sistem MuskuloskletalSistem Muskuloskletal
Subyektif,Subyektif, lemahlemah
Inspeksi,Inspeksi,klien tampak lemah, aktivitas menurunklien tampak lemah, aktivitas menurun
Palpasi,Palpasi, hipotoni, kulit kering, elastisitas menurun. Kemudianhipotoni, kulit kering, elastisitas menurun. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan, dilanjutkan dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan, kekuatan otot.
3.1.2.
3.1.2. Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan (NANDA) yang bisa muncul pada anak dengan Diagnosa keperawatan (NANDA) yang bisa muncul pada anak dengan diare kronis adalah sebagai berikut:
diare kronis adalah sebagai berikut:
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairanKekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan tubuh berlebih
tubuh berlebih
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
berhubungan dengan dengan penuruan penuruan berat berat badan badan akibat akibat faktor faktor biologisbiologis (glukoneogenesis)
(glukoneogenesis)
Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan kurangKerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan kurang pengetahuan (orang tua) tentang pemeliharaan integitras kulit
pengetahuan (orang tua) tentang pemeliharaan integitras kulit
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan iramaPenurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung (aritmia)
jantung (aritmia)
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasiKetidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatanAnsietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Resiko syok (hipovolemia) berhubungan dengan kekuranganResiko syok (hipovolemia) berhubungan dengan kekurangan volume cairan akibat kehilangan ciran tubuh berlebih
volume cairan akibat kehilangan ciran tubuh berlebih
Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan denganResiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan kegagalan untuk tumbuh
kegagalan untuk tumbuh
Resiko kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan denganResiko kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan kelebihan volume cairan
kelebihan volume cairan 3.1.3.
3.1.3. Intervensi KeperawatanIntervensi Keperawatan Diagnosa Keperawatan/ Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Masalah Kolaborasi Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan Tujuan
Tujuan dan dan Kriteria Kriteria Hasil Hasil IntervensiIntervensi Kekurangan volume
Kekurangan volume cairan
cairan
Definisi: Penurunan cairan Definisi: Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, intravaskuler, interstisial, dana tau intraseluler. Ini dana tau intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saat tanpa kehilangan cairan saat tanpa perubahan pada natrium. perubahan pada natrium.
Batasan karakteristik: Batasan karakteristik:
Perubahan Perubahan status status mentalmental
Penurunan tekanan darahPenurunan tekanan darah
Penurunan tekanan nadiPenurunan tekanan nadi
Penurunan volume nadiPenurunan volume nadi
Penurunan turgor kulitPenurunan turgor kulit
NOC: NOC: ❖
❖ Fluid balanceFluid balance ❖
❖ HydrationHydration ❖
❖ Nutritional Nutritional Status: Status: FoodFood and Fluid Intake
and Fluid Intake Kriteria hasil:
Kriteria hasil: ❖
❖ Mempertahankan urineMempertahankan urine output sesuai dengan output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine usia dan BB, BJ urine normal,
normal, ❖
❖ Tekanan darah, nadi,Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas suhu tubuh dalam batas normal normal NIC: NIC: Fluid management Fluid management ●
● Timbang popok/pembalutTimbang popok/pembalut jika diperlukan.
jika diperlukan. ●
● Pertahankan Pertahankan catatancatatan intake dan output yang intake dan output yang akurat
akurat ●
● Monitor status hidrasiMonitor status hidrasi (kelembaban membran (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), tekanan darah ortostatik), jika diperlukan
jika diperlukan ●
● Monitor hasil lab yangMonitor hasil lab yang sesuai dengan retensi sesuai dengan retensi
Penurunan turgor lidahPenurunan turgor lidah
Penurunan haluaran urinPenurunan haluaran urin
Penurunan pengisian venaPenurunan pengisian vena
Membran mukosa keringMembran mukosa kering
Kulit keringKulit kering
Peningkatan hematocritPeningkatan hematocrit
Peningkatan suhu tubuhPeningkatan suhu tubuh
Peningkatan Peningkatan frekuensifrekuensi nadi
nadi
Penurunan berat badanPenurunan berat badan
HausHaus
KelemahanKelemahan
Faktor yang berhubungan: Faktor yang berhubungan:
Kehilangan cairan aktifKehilangan cairan aktif
Kegagalan Kegagalan mekanismemekanisme regulasi
regulasi
❖
❖ Tidak ada tanda tandaTidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, turgor kulit baik, membran mukosa membran mukosa lembab, tidak ada rasa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan haus yang berlebihan ❖
❖ Orientasi terhadap waktuOrientasi terhadap waktu dan tempat baik
dan tempat baik ❖
❖ Jumlah Jumlah dan dan iramairama pernapasan
pernapasan dalam dalam batasbatas normal
normal ❖
❖ Elektrolit, Elektrolit, Hb, Hb, HmtHmt dalam batas normal
dalam batas normal ❖
❖ pH pH urin urin dalam dalam batasbatas normal
normal ❖
❖ Intake oral dan intravenaIntake oral dan intravena adekuat
adekuat
cairan (BUN, Hmt , cairan (BUN, Hmt , osmolalitas urin, albumin, osmolalitas urin, albumin, total protein )
total protein ) ●
● Monitor vital sign setiapMonitor vital sign setiap 15menit
15menit – – 1 jam 1 jam ●
● Kolaborasi Kolaborasi pemberianpemberian cairan IV dan resusitasi cairan IV dan resusitasi ●
● Monitor status nutrisiMonitor status nutrisi ●
● Berikan cairan oralBerikan cairan oral ●
● Berikan Berikan penggantianpenggantian nasogatrik sesuai output nasogatrik sesuai output (50
(50 – – 100cc/jam) 100cc/jam) ●
● Dorong keluarga untukDorong keluarga untuk membantu pasien makan membantu pasien makan ●
● Kolaborasi dokter jikaKolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih tanda cairan berlebih muncul memburuk
muncul memburuk ●
● Pasang kateter jika perluPasang kateter jika perlu ●
● Monitor intake dan urinMonitor intake dan urin output setiap 8 jam
output setiap 8 jam
Diagnosa Keperawatan/ Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Masalah Kolaborasi Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan Tujuan
Tujuan dan dan Kriteria Kriteria Hasil Hasil IntervensiIntervensi Ketidakseimbangan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh Definisi: Asupan nutrisi Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan metabolik metabolik Batasan Karekteristik: Batasan Karekteristik: DiareDiare
Kelemahan otot untukKelemahan otot untuk menelan
menelan
Bising usus berlebihanBising usus berlebihan
NOC: NOC: a.
a. Nutritional status: Nutritional status: Adequacy of nutrient Adequacy of nutrient b.
b. Nutritional Status: food Nutritional Status: food and Fluid Intake
and Fluid Intake c.
c. Weight ControlWeight Control
Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan keperawatannutrisi kurang keperawatannutrisi kurang teratasi dengan indikator: teratasi dengan indikator:
Albumin serum ( N 37Albumin serum ( N 37 – – 52 gr/dl) 52 gr/dl) Hematokrit ( 40Hematokrit ( 40 – – 50 gr/dl 50 gr/dl (P) dan 45-55gr/dl (L)) (P) dan 45-55gr/dl (L))
Kaji adanya alergi makananKaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli giziKolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
dibutuhkan pasien
Yakinkan diet yang dimakanYakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi untuk mencegah konstipasi Ajarkan pasien bagaimanaAjarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan membuat catatan makanan harian.
harian.
Monitor adanya penurunanMonitor adanya penurunan BB dan gula darah
Masalah Keperawatan / Masalah Keperawatan / masalah Kolaborasi masalah Kolaborasi Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan Tujuan
Tujuan dan dan Kriteria Kriteria Hasil Hasil IntervensiIntervensi Kerusakan Integeritas
Kerusakan Integeritas Kulit
Kulit
Definisi: Perubahan atau Definisi: Perubahan atau gangguan epidermis dan gangguan epidermis dan
NOC NOC::
Tissue Integrity: Skin and Tissue Integrity: Skin and Mucous Membranes
Mucous Membranes
Wound Healing: primer dan Wound Healing: primer dan
NIC
NIC:: Pressure ManagementPressure Management
▪
▪Anjurkan Anjurkan pasien pasien untukuntuk
menggunakan pakaian yang menggunakan pakaian yang longgar
longgar
Kurang informasiKurang informasi
Nyeri Abdomen Nyeri Abdomen
Faktor yang berhubungan Faktor yang berhubungan
Faktor biologisFaktor biologis
Faktor ekonomiFaktor ekonomi
KetidakmampuanKetidakmampuan mencerna makanan mencerna makanan KetidakmampuanKetidakmampuan mengabsorbsi nutrien mengabsorbsi nutrien Hemoglobin ( 12Hemoglobin ( 12 – – 14 % 14 % (P) dan 13-16% (L)) (P) dan 13-16% (L))
Total iron binding capacityTotal iron binding capacity ( 360-390 gr/dl)
( 360-390 gr/dl)
Limfosit 20,0Limfosit 20,0 – – 40,0 % 40,0 %
Monitor lingkungan selamaMonitor lingkungan selama makan
makan
Jadwalkan Jadwalkan pengobatan pengobatan dandan tindakan tidak selama jam tindakan tidak selama jam makan
makan
Monitor turgor kulitMonitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambutMonitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kusam, total protein, Hb dan kadar Ht
kadar Ht
Monitor mual dan muntahMonitor mual dan muntah
Monitor pucat, kemerahan,Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan dan kekeringan jaringan konjungtiva
konjungtiva
Monitor intake nuntrisiMonitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien danInformasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat keluarga tentang manfaat nutrisi
nutrisi
Kolaborasi dengan dokterKolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan. adekuat dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler atauAtur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan fowler tinggi selama makan
Kelola pemberan anti emetikKelola pemberan anti emetik
Anjurkan banyak minumAnjurkan banyak minum
Pertahankan terapi IV linePertahankan terapi IV line
Catat Catat adanya adanya edema,edema, hiperemik, hipertonik papila hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval