• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

1

L A P O R A N

K I N E R J A

DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK

DAN PERBEKALAN KESEHATAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

(2)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ini dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ini adalah media pertanggungjawaban yang menggambarkan pencapaian kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan selama periode tahun 2015 dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai target yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan adalah hasil kerja keras dan peran serta seluruh pegawai, dan kerjasama lintas program dan lintas sektor di lingkungan Kementerian Kesehatan serta dukungan dari Provinsi maupun

Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dan para stakeholder. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih

dan penghargaan kepada semua pihak atas dukungan, peran serta dan kerja sama yang telah terjalin dengan baik.

Kami menyadari Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya penyusunan Laporan Kinerja ini di masa mendatang.

Akhir kata, semoga Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Tahun 2015 ini dapat memberikan informasi dan manfaat dalam penyusunan kebijakan dan perencanaan program dan kegiatan khususnya di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan,

maupun bagi para stakeholders terkait.

Jakarta, 04 Januari 2016

(3)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

3

IKHTISAR EKSEKUTIF

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran atau target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyusun laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran strategis dan sekaligus sebagai alat kendali atas pelaksanaan kegiatan selama tahun 2015 yang merupakan tahun awal pelaksanaan Renstra Kementerian Kesehatan periode 2015-2019.

Informasi yang tertuang dalam Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal. Laporan ini berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung.

Laporan Kinerja merupakan sarana bagi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang apa yang sudah dicapai dan bagaimana proses pencapaian hal-hal yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja yang telah dibuat dan ditandatangani di awal tahun serta sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Hasil capaian kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa secara umum Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan telah memenuhi bahkan melebihi target yang telah ditetapkan. Pencapaian tersebut diukur dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan yang tertuang di dalam Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 sebagai berikut:

Sasaran No. Indikator Kinerja Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah

1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas

77% 79,38% 103,09%

2. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar

55% 57,34% 104,25%

(4)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

4

Sosialisasi yang terus menerus kepada petugas Provinsi di setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di sepanjang tahun 2015 adalah salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pencapaian indikator kinerja kegiatan melebihi target yang telah ditetapkan, karena indikator kinerja tahun 2015 merupakan indikator baru yang berbeda dengan indikator kinerja periode tahun 2010-2014, baik dari segi definisi operasionalnya, cara perhitungan maupun cara pengumpulan data dan pelaporannya.

Untuk itu Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menerbitkan buku “Petunjuk

Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019” yang telah dibagikan kepada seluruh petugas Provinsi sebagai pedoman

dalam melaksanakan pengumpulan, perhitungan dan pelaporan data indikator kinerja kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di daerahnya masing-masing.

Selain itu, dikeluarkannya surat keputusan Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan nomor HK.02.04/5/1025/2015 tanggal 8 Juni 2015 tentang penunjukan panitia pengumpulan dan pengolahan data indikator kinerja kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di 34 Provinsi memungkinkan terbangunnya koordinasi dan komunikasi dengan daerah yang ikut mendukung pencapaian indikator kinerja kegiatan melebihi target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan memiliki komitmen yang kuat dalam mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki.

Analisis atas pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka memberikan hasil evaluasi yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan. Capaian kinerja sebagai hasil yang diperoleh berdasarkan pendayagunaan sumber daya maupun sumber dana yang ada menjadi salah satu kekuatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. Sedangkan uraian permasalahan yang dihadapi

merupakan sebuah kendala dan tantangan yang harus diatasi dalam upaya peningkatan kinerja yang

disusun berdasarkan kemampuan melihat peluang dan tantangan di masa mendatang.

Dari hasil analisis tersebut, beberapa strategi pemecahan masalah yang dapat dijadikan masukan dan/atau bahan pertimbangan untuk merumuskan rencana kinerja di tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Perlu dilaksanakan advokasi kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk peningkatan alokasi anggaran obat, vaksin dan perbekalan kesehatan.

2. Perlu peningkatan koordinasi internal dan eksternal khususnya dalam hal perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

3. Melaksanakan peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Provinsi dan

Kabupaten/Kota serta melakukan pembinaan terhadap SDM pengelola obat secara

berkesinambungan.

(5)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

5

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ……….……. 1

Kata Pengantar ……….……….…..…… 2

Ikhtisar Eksekutif ………. 3

Daftar Isi ……….…… 5

Daftar Tabel ………..………..…... 6

Daftar Gambar …..………...……….….… 7

Daftar Lampiran ………..………..…... 9

BAB I : Pendahuluan ………...……….…….…… 10

A. Latar Belakang ………..…………..….…… 10

B. Maksud dan Tujuan ……..………..……..…….. 10

C. Tugas Pokok dan Fungsi ………...……….….. 10

D. Sistematika Penulisan ………..………...……….. 12

BAB II : Perencanaan Kinerja ……….………….………. 13

A. Perencanaan Kinerja ………..……… 13

B. Perjanjian Kinerja ……….……….. 14

BAB III : Akuntabilitas Kinerja ………...…………...… 15

A. Capaian Kinerja ……….………..……… 15

B. Realisasi Anggaran ……….…..………..….. 26

(6)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

6

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaian Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ……….…...…. 3

Tabel 2. Indikator Kinerja dan Target Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 ……….………..….……. 13

Tabel 3. Definisi Operasional Indikator Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan ……….……….….… 14

Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 …………..………..….…… 14

Tabel 5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan ………..…... 15

Tabel 6. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan ……… 16

Tabel 7. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan ……….. 16

Tabel 8. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin ……….…...… 17

Tabel 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan

Vaksin di Puskesmas Tahun 2015 ………... 18

Tabel 10. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015 ………... 22

Tabel 11. Realisasi Anggaran Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ………...………..… 27

(7)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 ... 12

Gambar 2. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan ……… 15

Gambar 3. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan …...…… 16

Gambar 4. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan …….... 16

Gambar 5. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin ...… 17

Gambar 6. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015-2019 ……..………... 18

Gambar 7. Grafik Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas di 34 Provinsi Tahun 2015 ………..…….…….…. 19

Gambar 8. Grafik Jumlah Item Obat dan Vaksin yang Tersedia di Puskesmas di 34 Provinsi Tahun 2015 ………. 19

Gambar 9. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Penerapan Katalog Obat Bagi Industri

Farmasi di Jakarta Tahun 2015 ………. 21

Gambar 10. Dokumentasi Kegiatan Evaluasi Implementasi Pengadaan Obat Berdasarkan e-Catalogue dengan RS Pemerintah, RS Swasta, Industri Farmasi dan Distributor di Jakarta tahun 2015 ………. 21

Gambar 11. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015-2019 ………...… 22

Gambar 12. Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015 ……….………..….. 22

Gambar 13. Grafik Skor Rata-Rata Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Berdasarkan Provinsi Tahun 2015 ………... 23

(8)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

8

Gambar 16. Dokumentasi Kegiatan Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan

Perbekkes Tahun 2015 di Semarang, Jawa Tengah ……… 25

Gambar 17. Dokumentasi Kegiatan Rapat Konsultasi Teknis Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 di Solo, Jawa Tengah ………. 26

Gambar 18. Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 ………...………...….. 27

(9)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Tahun 2015 ………....……. 32

Lampiran 2. Data Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015 .. 34

(10)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis yang tercantum di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Penyusunan laporan kinerja ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/Pedoman Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

Laporan kinerja menggambarkan ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan kinerja. Ikhtisar pencapaian sasaran tersebut menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian indikator kinerja kegiatan organisasi, penjelasan atas pencapaian kinerja, serta pembandingan capaian indikator kinerja dengan tahun berjalan terhadap target kinerja lima tahunan yang direncanakan.

Laporan kinerja ini juga sebagai salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam rangka mewujudkan pemerintahan

yang baik (good governance), transparansi dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan

pemacu peningkatan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dan dokumen perjanjian kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan tahun 2015. Laporan kinerja memberikan informasi yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja di tahun mendatang, serta pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran.

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Visi dan Misi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mengikuti visi dan misi

Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7

(11)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

11

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang

kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Tujuan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mendukung tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:

1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;

2. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial

dan finansial di bidang kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/MENKES/PER/VIII/2010 dan perubahannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 35 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang obat publik dan perbekalan kesehatan.

Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan kesehatan;

2. Pelaksanaan kegiatan di bidang analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan kesehatan;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan kesehatan;

4. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan.

(12)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

12

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini disajikan latar belakang serta maksud dan tujuan penyusunan laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 berikut penjelasan umum mengenai struktur organisasi pada sub bab tugas pokok dan fungsi, serta sistematika penulisan.

Bab II : Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan mengenai ringkasan/ikhtisar perencanaan dan perjanjian kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan tahun 2015.

Bab III : Akuntabilitas Kinerja

Pada bab ini disajikan capaian kinerja organisasi beserta analisisnya berikut realisasi anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi dalam kurun waktu satu tahun.

Bab IV : Penutup

Pada bab ini diuraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi, langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi di masa yang akan datang, serta pemanfaatan laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015.

(13)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

13

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana strategis sebagai pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara sistematis, terarah dan terpadu.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 melaksanakan kegiatan Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian dan alat kesehatan adalah sebagai berikut:

Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja beserta target kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2, dan definisi operasional serta cara perhitungan dari indikator kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel 3.

No. Indikator Kinerja Target

2015 2016 2017 2018 2019

1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas

77% 80% 83% 86% 90%

2. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar

55% 60% 65% 70% 75% Tabel 2. Indikator Kinerja dan Target Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019

(14)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

14

NO INDIKATOR KINERJA URAIAN

1 Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas

Definisi Operasional :

Tersedianya obat dan vaksin indikator di Puskesmas untuk program pelayanan kesehatan dasar.

Pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator.

Perhitungan :

Menghitung persentase ketersediaan obat/ vaksin Puskesmas dengan menggunakan rumus berikut:

Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas x 100% Jumlah (n) Puskesmas yang melapor x Jumlah total item obat indikator

2 Persentase instalasi

Instalasi Farmasi Kab/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin atau manajemen pengelolaan obat sesuai standar dengan skor minimal 70.

Perhitungan :

Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin atau manajemen pengelolaan obat sesuai standar (S) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah IF Kab/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan

vaksin sesuai standar x 100% Jumlah IF Kab/Kota seluruh Indonesia

Tabel 3. Definisi Operasional Indikator Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyusun perjanjian kinerja mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Target ini menjadi komitmen bagi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk mencapainya dalam kurun waktu tahun 2015.

No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

1. Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah

1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas

77%

2. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar

55%

(15)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

15

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja menggunakan alat ukur berupa indikator sebagaimana yang telah ditetapkan pada dokumen perencanaan kinerja.

Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja dengan target kinerja dari masing-masing indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan kinerja. Melalui pengukuran kinerja diperoleh gambaran pencapaian masing-masing indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan kegiatan di masa yang akan datang agar setiap kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Untuk mencapai kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan diperlukan dukungan sumber daya manusia. Keadaan pegawai negeri sipil di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan pada tahun 2015 berjumlah 39 orang dengan rincian sebagaimana yang diuraikan pada tabel berikut ini:

Keterangan JUMLAH

Menurut Jabatan

Jabatan Struktural 14 Jabatan Fungsional Tertentu 1 Jabatan Fungsional Umum 24

Jumlah 39

Tabel 5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan

(16)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

16

Keterangan JUMLAH

Menurut Golongan

Golongan II 3 Golongan III 26 Golongan IV 10

Jumlah 39

Tabel 6. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan

Gambar 3. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan

Keterangan JUMLAH

Menurut Pendidikan

S2 Non Apoteker 2 S2 dan Apoteker 6 Apoteker 18 Dokter Gigi 1

S1 5

D3 5

SMA 2

Jumlah 39

Tabel 7. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan

(17)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

17

Keterangan JUMLAH

Menurut Jenis Kelamin

Pria 27 Wanita 12

Jumlah 39

Tabel 8. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin

Gambar 5. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin

Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung tercapainya kinerja organisasi. Berdasarkan analisis beban kerja, secara ideal jumlah pegawai negeri sipil yang dibutuhkan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan adalah 69 orang. Saat ini jumlah pegawai 39 orang sehingga dengan kondisi yang ada masih diperlukan peningkatan jumlah pegawai di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

Secara teknis sumber daya manusia dapat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan apabila mencukupi dari sisi jumlah dan kualitas serta profesional di bidangnya. Apabila sumber daya manusia yang dimiliki mempunyai motivasi tinggi, kreatif dan mampu mengembangkan inovasi maka pencapaian kinerja tentunya akan semakin baik. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan antara lain melalui penugasan pegawai untuk mengikuti kegiatan sebagai berikut:

1. Training program on medical product integrity and supply chain security yang diselenggarakan oleh APEC di Filipina.

2. Workshop on global medical product integrity and supply chain security yang diselenggarakan oleh APEC di Filipina.

3. Peningkatan kinerja pegawai Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan yang dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara.

4. Sosialisasi elektronik monitoring dan evaluasi katalog obat (e-monev e-katalog) di Jakarta.

(18)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

18

1. Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas.

a. Kondisi yang dicapai:

Realisasi indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas tahun 2015 sebesar 79,38%, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019 yaitu sebesar 77% dengan capaian sebesar 103,09%.

Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015

Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas

77% 79,38% 103,09% Tabel 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di

Puskesmas Tahun 2015

Gambar 6. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015-2019

Hasil tersebut diperoleh dari periode pelaporan bulan November dimana Jumlah Puskesmas yang melapor sebanyak 1.013 dari 1.328 Puskesmas sampel dan terdapat empat Provinsi yang Puskesmasnya sama sekali tidak mengirimkan laporan (135 Puskesmas), yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Papua Barat. Provinsi dengan persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas tertinggi adalah D.I. Yogyakarta (92,73%).

(19)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

19

Gambar 7. Grafik Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas di 34 Provinsi Tahun 2015

(20)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

20

b. Permasalahan:

Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas tahun 2015 menghadapi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1) Laporan yang dikirimkan oleh Provinsi setiap bulannya tidak lengkap dan tidak tepat

waktu seperti yang telah dituangkan di dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 yang sudah disosialisasikan kepada seluruh Provinsi.

2) Jumlah tenaga kefarmasian yang terbatas dan kompetensi yang belum sesuai di Puskesmas.

3) Seringnya mutasi tenaga kefarmasian yang bertugas di Instalasi Farmasi. 4) Kurangnya koordinasi antara Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Provinsi.

c. Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas antara lain sebagai berikut :

1) Pemberian reward bagi petugas/pengelola data di daerah.

2) Melakukan peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota.

3) Melakukan pembinaan terhadap SDM pengelola obat secara berkesinambungan.

4) Perlu dibangun koordinasi yang baik untuk pelaporan data ketersediaan obat dan vaksin dari unit pelayanan ke instansi penanggung jawab kesehatan di daerah (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi)

d. Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator:

1) Penerimaan dan Stok Opname Obat dan Perbekkes Haji di Arab Saudi. 2) Pengadaan Obat, Vaksin, dan Perbekalan Kesehatan.

3) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Pemerintah dalam Rangka Penetapan harga E-Catalogue Tahun 2016.

4) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Program Kesehatan Nasional. 5) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat dan Perbekkes Haji.

6) Bimbingan Teknis Penerapan Aplikasi E-Logistik Sistem. 7) Pemeliharaan Sistem E-Logistik.

8) Pembekalan Penerapan Sistem e-Logistik untuk Dinkes Provinsi. 9) Penyusunan dan Evaluasi Harga Obat.

10) Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Monitoring Harga Obat. 11) Monitoring Harga Obat di Apotek dan Rumah Sakit.

12) Penerapan E-Catalogue.

13) Penetapan Harga Obat dalam Sistem E-Catalogue.

(21)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

21

Gambar 9. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Penerapan Katalog Obat Bagi Industri farmasi di Jakarta Tahun 2015

Gambar 10. Dokumentasi Kegiatan Evaluasi Implementasi Pengadaan Obat Berdasarkan e-Catalogue dengan RS Pemerintah, RS Swasta, Industri Farmasi dan Distributor di Jakarta

Tahun 2015

2. Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar.

a. Kondisi yang dicapai:

(22)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

22

sesuai standar (skor minimal 70), dimana target tahun 2015 adalah 55%. Realisasi tahun 2015 diperoleh sebesar 57,34% sehingga capaiannya adalah 104,25%.

Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015

Persentase instalasi farmasi kabupaten/kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar

55% 57,34% 104,25% Tabel 10. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di

Puskesmas Tahun 2015

Gambar 11. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015-2019

Realisasi tersebut merupakan kontribusi dari 293 IFK yang terdistribusi pada 186 dari 301 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Barat, 81 dari 147 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Tengah, serta 26 dari dari 63 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Timur.

(23)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

23

Dari 34 Provinsi yang telah mengumpulkan data capaian skor IFK yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar, masih terdapat dua belas Provinsi yang mempunyai skor rata-rata di bawah 70, yaitu Maluku, Kalimantan Utara, NTT, Banten, Papua Barat, Papua, Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan DKI Jakarta.

(24)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

24

b. Permasalahan:

Permasalahan terjadi dalam penilaian dan pengiriman data capaian indikator persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar, dilihat dari pengumpulan data dan teknik perhitungan skor IFK sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

1) Prosedur Pengumpulan Data

Dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 telah diatur prosedur pengisian dan penyampaian penilaian Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar secara berjenjang. Beberapa permasalahan atau kendala yang ditemukan, antara lain sebagian besar Kabupaten/Kota menyampaikan hasil penilaiannya tidak tepat waktu kepada Dinas Kesehatan Provinsi sehingga menyebabkan Provinsi terlambat melakukan rekapitulasi dan menyampaikan hasilnya kepada Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

2) Masih ditemukan Kabupaten/Kota yang menggunakan substansi penilaian IFK sesuai standar periode 2010-2014 yang berbeda dengan penilaian IFK sesuai standar periode 2015-2019.

3) Beberapa Kabupaten/Kota melakukan perhitungan skor sub komponen tidak sesuai dengan prosedur, padahal terkait teknik perhitungan sudah dijelaskan dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 yang sudah dibagikan ke tiap Provinsi.

c. Upaya Pemecahan Masalah:

Untuk meningkatkan ketepatan dan kepatuhan Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam melakukan penilaian dan pelaporan, maka dilakukan berbagai upaya antara lain Sosialisasi Penilaian Indikator IFK yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar, khususnya terkait manfaat dan teknik perhitungan/penilaian.

d. Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator:

1) Revisi Pedoman Tata Laksana Penilaian Tenaga Kefarmasian.

2) Revisi Pedoman Supervisi dan Evaluasi Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

3) Penyusunan Standard Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Instalasi Farmasi Pemerintah.

4) Pemilihan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

5) Bimbingan Teknis Manajemen Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Sektor Pemerintah.

(25)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

25

Gambar 14 & 15. Dokumentasi Kegiatan Pemberian Penghargaan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota di Jakarta Tahun 2015

(26)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

26

Dalam mencapai sasaran strategis kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan selain melaksanakan kegiatan yang mendukung langsung pencapaian indikator kinerja kegiatan juga melakukan kegiatan dukungan manajemen administrasi perkantoran sebagai berikut:

1. Penyusunan Program dan Rencana Kerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2016. 2. Penyusunan Laporan SAK dan SABMN.

3. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Luar Negeri. 4. Peningkatan Kinerja Pegawai Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes. 5. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran. 6. Pengadaan Sarana Perkantoran.

7. Rapat Konsultasi Teknis Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 8. Pemantauan Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 9. Evaluasi Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

10. Penyelesaian Administrasi Perbendaharaan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes. 11. Biaya Operasional Instalasi Farmasi.

12. Tata Laksana Pengelolaan Obat Program Kesehatan pada Instalasi Farmasi Pusat. 13. Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes.

Gambar 17. Dokumentasi Kegiatan Rapat Konsultasi Teknis Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 di Solo, Jawa Tengah

B. REALISASI ANGGARAN

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan semula didukung oleh anggaran DIPA tahun 2015 sebesar Rp. 1.483.192.100.000,- (satu

trilyun empat ratus delapan puluh tiga milyar seratus sembilan puluh dua juta seratus ribu rupiah).

Dalam perjalanan pelaksanaan kegiatan, terjadi revisi DIPA akibat adanya refocusing anggaran

(27)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

27

milyar seratus lima juta delapan ratus empat puluh sembilan ribu rupiah). Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan kemudian mendapatkan tambahan anggaran berupa hibah luar negeri

(HLN) GAVI untuk pengadaan vaksin DPT HB-HiB, ADS (Auto Disable Syringe) dan safety box atas

permintaan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL),

sehingga nilai anggaran DIPA tahun 2015 terakhir menjadi Rp. 1.631.612.131.000,- (satu trilyun enam

ratus tiga puluh satu milyar enam ratus dua belas juta seratus tiga puluh satu ribu rupiah).

Nilai anggaran yang terealisasi sebesar Rp. 1.599.658.624.605,- (satu trilyun lima ratus

sembilan puluh sembilan milyar enam ratus lima puluh delapan juta enam ratus dua puluh empat ribu enam ratus lima rupiah) dengan persentase sebesar 98,04%.

Tabel 11. Realisasi Anggaran Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015

Gambar 18. Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

No Kegiatan Pagu Realisasi Prosentase

Kegiatan yang Mendukung Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

1 Penerimaan dan Stok Opname Obat dan Perbekkes Haji di Arab Saudi

1.059.440.000 1.058.689.850 99,93% 2 Pengadaan Obat, Vaksin, dan

Perbekalan Kesehatan

1.498.524.761.000 1.471.206.662.956 98,18% 3 Penyediaan Vaksin (GAVI) 115.506.282.000 113.747.345.131 98,48% 4 Penyusunan Rencana Kebutuhan

Obat Pemerintah dalam Rangka Penetapan harga E-Catalogue Tahun 2016

707.732.000 699.615.800 98,85%

Kegiatan Alokasi

(Rp)

Realisasi

Rp %

Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

(28)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

28

5 Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Program Kesehatan Nasional

66.080.000 58.476.100 88,49% 6 Penyusunan Rencana Kebutuhan

Obat dan Perbekkes Haji

143.693.000 105.022.045 73,09% 7 Bimbingan Teknis Penerapan Aplikasi

E-Logistik Sistem

299.950.000 260.603.207 86,88% 8 Pemeliharaan Sistem E-Logistik 314.705.000 307.525.600 97,72% 9 Pembekalan Penerapan Sistem

e-Logistik untuk Dinkes Provinsi

306.642.000 305.590.900 99,66% 10 Penyusunan dan Evaluasi Harga

Obat

188.140.000 168.872.500 89,76% 11 Pertemuan Evaluasi dan

Perencanaan Monitoring Harga Obat

340.442.000 337.890.250 99,25% 12 Monitoring Harga Obat di Apotek dan

Rumah Sakit

312.500.000 229.015.700 73,29% 13 Penerapan E-Catalogue 652.548.000 582.206.300 89,22% 14 Penetapan Harga Obat dalam Sistem

E-Catalogue

342.484.000 282.021.900 82,35% 15 Aplikasi dan Sosialisasi Elektronik

Monitoring dan Evaluasi Katalog Obat

1.020.120.000 772.746.900 75,75% 16 Evaluasi Pengadaan dan Penerimaan

Obat, Perbekalan Kesehatan dan Vaksin

59.056.000 46.725.000 79,12%

Kegiatan yang Mendukung Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar

1 Revisi Pedoman Tata Laksana Penilaian Tenaga Kefarmasian

78.570.000 54.139.900 68,91% 2 Revisi Pedoman Supervisi dan

Evaluasi Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

290.241.000 194.988.000 67,18% 3 Penyusunan Standard Pengelolaan

Obat dan Perbekalan Kesehatan di Instalasi Farmasi Pemerintah

142.942.000 29.864.000 20,89% 4 Pemilihan Tenaga Kefarmasian

Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota

224.056.000 166.744.500 74,42% 5 Bimbingan Teknis Manajemen

Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Sektor Pemerintah

372.376.000 333.213.600 89,48% 6 Pembekalan Teknis Pengelolaan

Obat dan Perbekkes

335.521.000 330.675.400 98,56%

Kegiatan Dukungan Manajemen Administrasi Perkantoran

1 Penyusunan Program dan Rencana Kerja Dit. Bina Obat Publik dan

(29)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

29

Perbekkes Tahun 2016 2 Penyusunan Laporan SAK dan

SABMN

73.840.000 53.378.300 72,29% 3 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Manusia Luar Negeri

222.068.000 196.344.040 88,42% 4 Peningkatan Kinerja Pegawai Dit.

Bina Obat Publik dan Perbekes

440.508.000 440.505.400 100,00% 5 Penyelenggaraan Operasional dan

Pemeliharaan Perkantoran

4.361.100.000 3.240.046.176 74,29% 6 Pengadaan Sarana Perkantoran 1.124.198.000 498.025.750 44,30% 7 Rapat Konsultasi Teknis Obat Publik

dan Perbekalan Kesehatan

631.752.000 631.287.000 99,93% 8 Pemantauan Program Obat Publik

dan Perbekalan Kesehatan

393.374.000 293.353.500 74,57% 9 Evaluasi Program Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan

257.461.000 252.720.900 98,16% 10 Penyelesaian Administrasi

Perbendaharaan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes

63.816.000 61.811.250 96,86% 11 Biaya Operasional Instalasi Farmasi 2.619.911.000 2.593.697.950 99,00% 12 Tata Laksana Pengelolaan Obat

Program Kesehatan pada Instalasi Farmasi Pusat

46.652.000 31.823.000 68,21%

TOTAL 1.631.612.131.000 1.599.658.624.605 98,04%

Tabel 12. Realisasi Anggaran per-Kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015

Dari Tabel 12, tampak bahwa dalam hal penyelesaian kegiatan di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, kinerja dapat diperoleh melampaui target pencapaian tanpa harus menghabiskan seluruh anggaran. Dengan demikian, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan telah berhasil melakukan penghematan (efisiensi) anggaran.

Tahun 2015 Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menerima Piagam

Penghargaan dari KPPN Jakarta VII untuk kategori “Satuan Kerja dengan Rekonsiliasi dan LPJ Terbaik

2015”. Penghargaan tersebut diberikan sebagai apresiasi atas kerja keras Direktorat Bina Obat Publik

dan Perbekalan Kesehatan dalam melaksanakan rekonsiliasi yang baik, benar, dan tepat waktu. Kategori dan penilaian dititikberatkan pada hasil rekonsiliasi dan kecepatan/ketepatan penyerahan LPJ.

(30)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

30

(31)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

31

BAB IV

PENUTUP

Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 dilakukan sesuai tugas dan fungsi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 dan perubahannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 35 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang diuraikan secara rinci di dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019.

Laporan kinerja ini disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/Pedoman Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

Laporan kinerja menggambarkan pencapaian kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan kinerja. Sebagai pelaksana kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian dan alat kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan telah berhasil merealisasikan target yang telah ditetapkan di dalam dokumen perencanaan. Hal ini tampak pada pencapaian indikator kinerja kegiatan pada tahun 2015 telah mencapai bahkan melebihi target yang telah ditetapkan.

Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas terealisasi sebesar 79,38% dari target 77%. Sementara untuk indikator Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar terealisasi sebesar 57,34% dari target 55%. Dari segi anggaran, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan berhasil mencapai realisasi sebesar 98,04% yaitu Rp. 1.599.658.624.605,- dari alokasi Rp. 1.631.612.131.000,-. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi motivasi dan acuan dalam perencanaan kegiatan pada periode berikutnya, sehingga pelaksanaan kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien.

Untuk pelaksanaan kegiatan di periode mendatang diperlukan penguatan terutama dalam perencanaan penyusunan rencana kebutuhan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan, penyusunan e-katalog obat, koordinasi antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam hal sosialisasi dan pelaporan indikator kinerja kegiatan, mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian dokumen anggaran sesuai standar yang berlaku, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara periodik.

(32)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

32

Lampiran 1

(33)
(34)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

34

Lampiran 2

Data Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015

NASIONALProvinsi

6 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1%

(sebagai HCL) Ampul 730 7 58 21 17 1 11 11 30 2 61 50 126 29 99 11 49 7 12 0 1 15 16 14 2 6 1 15 12 0 0 16 7 0 23

13Metilergometrin Maleat inj 0,200

mg-1 ml Ampul 625 13 64 16 17 2 11 7 17 1 43 37 110 18 91 8 44 7 11 0 2 9 14 8 1 6 2 16 14 0 0 10 10 0 16

d 79.38 78.23 69.74 83.96 85.53 65.00 83.44 75.29 76.63 70.00 77.80 89.60 77.99 74.87 85.57 92.73 81.62 85.45 87.00 0.00 90.00 82.78 83.57 80.94 90.00 77.50 80.00 87.83 83.24 0.00 0.00 66.39 84.17 0.00 69.70

Jumlah Puskesmas yang melapor Jumlah Puskesmas Sasaran

Persentase Ketersediaan Obat/Vaksin di Puskesmas :

Jumlah Puskesmas yang Memiliki Item Obat dan Vaksin No. Nama Obat Satuan

(35)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015

35

Lampiran 3

Data Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015

NO PROVINSI JUMLAH IFK JUMLAH IFK SESUAI STANDAR

PERSENTASE (%)

1 ACEH 23 1 4.35

2 SUMATERA UTARA 33 4 12.12

3 JAMBI 11 11 100.00

4 BENGKULU 10 7 70.00

5 SUMATERA BARAT 19 15 78.95

6 BANGKA BELITUNG 7 6 85.71

7 RIAU 12 8 66.67

8 KEPULAUAN RIAU 7 4 57.14

9 SUMATERA SELATAN 17 15 88.24

10 LAMPUNG 15 10 66.67

11 DKI JAKARTA 6 0 0.00

12 BANTEN 8 5 62.50

13 JAWA BARAT 27 21 77.78

14 JAWA TENGAH 35 35 100.00

15 DI. YOGYAKARTA 5 5 100.00

16 JAWA TIMUR 38 21 55.26

17 BALI 9 9 100.00

18 KALIMANTAN BARAT 14 10 71.43

19 KALIMANTAN TIMUR 10 7 70.00

20 KALIMANTAN SELATAN 13 11 84.62

21 KALIMANTAN TENGAH 14 8 57.14

22 SULAWESI SELATAN 24 3 12.50

23 SULAWESI TENGAH 13 11 84.62

24 SULAWESI TENGGARA 14 8 57.14

25 SULAWESI BARAT 6 1 16.67

26 SULAWESI UTARA 15 6 40.00

27 GORONTALO 6 5 83.33

28 NUSA TENGGARA BARAT 10 7 70.00

29 NUSA TENGGARA TIMUR 22 10 45.45

30 MALUKU 11 3 27.27

31 MALUKU UTARA 10 2 20.00

32 PAPUA BARAT 13 6 46.15

33 PAPUA 29 15 51.72

34 KALIMANTAN UTARA 5 3 60.00

511 293 57.34

Gambar

Tabel 1. Sasaran, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaian Direktorat Bina Obat Publik dan
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010
Tabel 2. Indikator Kinerja dan Target Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019
Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para calon penyedia atas Dokumen Pengadaan Jasa Jahit Pakaian Dinas Harian (PDH) Pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean

Hasil pemeriksaan darah rutin pada saat masuk dan keluar rumah sakit menunjukkan nilai rata-rata yang normal kecuali eritrosit d m trombosit yang sedikit lebih rendah

PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Persamaan regresi nilai prediksi fungsi paru dari rentang tangan belum bisa dikatakan akurat untuk diaplikasikan pada anak- anak di Indonesia dengan riwayat asma

5.2 Peserta yang datang tanpa surat panggilan atau tidak sesuai surat panggilan dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan sebagai peserta, akan dipulangkan dengan biaya sendiri;. 5.3

cara memberi yang baik. 6) Guru meminta peserta didik bersama-sama mengucapkan “aku selalu mengucapkan alhamdulillah ”. Lalu guru meminta peserta didik untuk mencontohkannya.. 7)

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis tumbuhan bawah, mengetahui keanekaragaman dan jenis tumbuhan bawah yang dominan, dan

[r]