• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SERVICE QUALITY WITH CHARACTER SEBAGAI WELLNESS DESTINATION TERHADAP CUSTOMER BEHAVIORAL INTENTION DI KEMBANG SPA : Survei pada wisatawan yang berkunjung di Kembang Spa Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SERVICE QUALITY WITH CHARACTER SEBAGAI WELLNESS DESTINATION TERHADAP CUSTOMER BEHAVIORAL INTENTION DI KEMBANG SPA : Survei pada wisatawan yang berkunjung di Kembang Spa Bandung."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SERVICE QUALITY WITH CHARACTER SEBAGAI

WELLNESS DESTINATION TERHADAP CUSTOMER

BEHAVIORAL INTENTION DI KEMBANG SPA

(Survei pada wisatawan yang berkunjung di Kembang Spa Bandung)

Skripsi

Diajukan untuk Mengikuti Ujian Sidang Skripsi pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh

Shaskia Shinta Rialny

0905999

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH SERVICE QUALITY WITH CHARACTER SEBAGAI WELLNESS DESTINATION TERHADAP CUSTOMER BEHAVIORAL

INTENTION DI KEMBANG SPA

(Survei pada wisatawan yang berkunjung di Kembang Spa)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. Vanessa Gaffar, SE.,AK., MBA NIP. 19740307 200212 2001

Pembimbing II

Rini Andari S.Pd., SE.Par., MM NIP. 1981091621 008122 002

Mengetahui : Ketua Program Studi

Manajemen Pemasaran Pariwisata,

HP. Diyah Setiyorini, MM NIP. 19761031 200812 2 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis,

(3)

Pengaruh Service Quality with Character Sebagai Wellness

Destination Terhadap Customer Behavioral Intention Di

Kembang Spa

Oleh

Shaskia Shinta Rialny

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Shaskia Shinta Rialny 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Shaskia Shinta Rialny, 0905999, Pengaruh Service Quality with Character Sebagai Wellness Destination Terhadap Customer Behavioral Intention Di Kembang Spa. Di bawah bimbingan Dr.Vanessa Gaffar, SE.,Ak.,MBA dan Rini Andari, S.Pd.,SE.Par.,MM. (Survei pada wisatawan yang berkunjung di Kembang Spa Bandung).

Pariwisata setiap tahunnya semakin menunjukkan perkembangannya dan eksistensinya dengan pesat. Industri-industri pariwisata di seluruh dunia pun semakin berkembang dan berusaha untuk menarik perhatian parawisatawan. Salah satu industry pariwisata tersebut ialah Wisata Spa.Wisata spa merupakan salah satu industri pariwisata yang menjadi tren dan mengalami pertumbuhan yang pesat. Wisata Spa semakin dibutuhkan dalam suatu destinasi pariwisata, karena aktivitas pariwisata tidak dapat terlepas dari pleasure dan healing para wisatawan baik itu secara langsung atau tidak langsung. Di Indonesia wisata spa merupakan salah satu aspek wisata yang menjanjikan, karena Indonesia memiliki kekhasan tersendiri dalam teknik spa, melalui herbal dan jamu yang tidak dimiliki Negara lainnya. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang menjadi destinasi wisata terfavorit di Indonesia, salah satunya Kota Bandung yang semakin dikenal dengan one stop tourist destinations, dimana para wisatawan dapat menemukan berbagai daya tarik wisata, mulai dari wisata alam, budaya, kuliner, hiburan, dan spa. Kembang Spa merupakan salah satu spa tradisional Indonesia yang terletak di Kota Bandung. Atmosfer Kota Parahyangan yang sejuk dan menjadikan Kembang Spa sangat potensial dalam memanjakan wisatawan. Kualitas pelayanan menjadi ujung tombak utama dalam industri spa, karena wisatawan berhubungan langsung dengan terapis selama melakukan perawatan spa. Kualitas Pelayanan harus memiliki karakter khas agar para pengunjung yang dating puas dan akan dengan sukarela merekomendasikan Kembang Spa kepada kerabatnya. Dalam penelitian ini, variabel bebas (X) yang digunakan yaitu Service Quality with Character yang terdiri dari trustworthiness, respect, responsibility, fairness, caring ,dan citizenship. Variabel tidak terikat (Y) yaitu Customer Behavioral Intention. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah survei dengan teknik systematic random sampling, maka diperoleh jumlah sampel sebesar 100 responden. Teknik analisis data dan uji hipotesis yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda.

Kata kunci : Service Quality, Character, Customer Behavioral Intention,

(5)

Shaskia ShintaRialny, 0905999, The Effect of Service Quality with Character as a Wellness Destination to Customer Behavioral Intention AtKembang Spa. Supervised byDr.VanessaGaffar, SE.,Ak.,MBA and RiniAndari,S.Pd.,SE.Par. ,MM. (Survey on tourists who visited Kembang Spa Bandung ).

Tourism industry has developed very rapidly from year to year. This phenomenon showing that its development and existence are very potential. One of the tourism industry is Spa and Wellness Tourism. Wellness and spa tourism is one of the industry that will growth massively. Spas are increasingly required in a tourism destination , because the activity of tourism can not be separated from the pleasure and healing the tourists either directly or indirectly. Spa tourism in Indonesia is one of the promising tourism aspect, because Indonesia has its own peculiarities in spa techniques , through herbs and herbal medicine that are not owned by other countries. West Java is one of the provinces in Indonesia which became favorite tourist destination in Indonesia. Bandung is getting known as a one stop tourist destinations, where tourists can find a variety of attractions, ranging from natural attractions, cultural, culinary, entertainment and spa. Kembang Spa is one of the traditional Indonesian spa that is located in Dago Pakar, Bandung. The city of Parahyangan has a cool atmosphere and it makes Kembang Spa is potential for spa sensation . Service quality is one of the important factor in the spa industry, because tourists are directly related to the therapist during the spa treatments. Quality of Service must have a distinctive character that can makes the visitors will come to repurchase and would recommend to her relatives about Kembang Spa In this study , the independent variable (X) is the Service Quality with Character consisting of trustworthiness , respect , responsibility , fairness , caring , and citizenship . Dependent variable (Y) is Customer Behavioral Intentio. This type of research is descriptive verification , and the method used is a survey with systematic random sampling technique and the sample size is 100 respondents . Techniques of data analysis and hypothesis testing technique that used in this researchis multiple regression analysis.

(6)

Shaskia Shinta Rianly, 2014

Pengaruh Service Quality With Character Sebagai Wellness Destination Terhadap Customer DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 13

1.3 Tujuan Penelitian ... 14

1.4 Kegunaan Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... ... 15

2.1 Kajian Pustaka ... ... 15

2.1.1 Service Quality with Character... ... 15

2.1.1.1 Service Quality with Character Bagian Dari New Wave Value...... 15

2.1.1.2 Definisi Service Quality ... 20

2.1.1.3 Dimensi Service Quality with Character ... 22

2.1.2 Customer Behavioral Intention ... ... 26

2.1.2.1 Definisi dan Konsep Customer Behavioral Intention ... 26

2.1.2.2 Dimensi Customer Behavioral Intention ... 29

2.1.3 Konsep Pariwisata ... 31

2.1.3.1 Wisata Kesehatan ... 34

(7)

Shaskia Shinta Rianly, 2014

2.1.4 Pengaruh Service Quality with Character Terhadap Customer

Behavioral Intention ... 39

2.1.5 Orisinalitas Penelitian ... 40

2.2 Kerangka Pemikiran ... 42

2.3 Hipotesis... ... 49

BAB III OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN ... 51

3.1 Objek Penelitian ... 51

3.2 Metodelogi Penelitian ... 52

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 52

3.2.1.1 Jenis Penelitian ... 52

3.2.1.2 Metodelogi yang Digunakan ... 53

3.2.2 Operasional Variabel ... 54

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 57

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 59

3.2.4.1 Populasi ... 59

3.2.4.2 Sampel ... 60

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 61

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 62

3.2.6 Validitas, Reliabilitas dan Hasil Pengujian ... 63

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 63

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 68

3.2.7 Teknik Rancangan Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 70

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif ... 70

3.2.7.2 Regresi Berganda... 71

3.2.7.3 Pengujian Hipotesis ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

4.1 Profil Perusahaan dan Tamu Kembang Spa ... 76

4.1.1 Profil Perusahaan ... 76

(8)

Shaskia Shinta Rianly, 2014

Pengaruh Service Quality With Character Sebagai Wellness Destination Terhadap Customer

4.1.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan ... 77

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 79

4.1.1.4 Struktur Organisasi Kembang Spa ... 82

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan Asal Daerah... ... 84

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan, Pekerjaan, dan Penghasilan... ... 85

4.1.4 Pengalaman Responden ... 87

4.1.4.1 Pengalaman Responden Berdasarkan Sumber Informasi dan Rekan Berkunjung ke Kembang Spa... ... 87

4.1.4.2 Pengalaman Responden Mengenai Frekuensi Data Berkunjung, Waktu Berkunjung dan Lama Berkunjung di Kembang Spa... ... 89

4.1.4.3 Pengalaman Responden Berdasarkan Paket Perawatan Spa yang Dipilih dan Pengeluaran di Kembang Spa... ... 92

4.1.4.4 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Berkunjung dan Frekuensi Berkunjung di Kembang Spa... ... 94

4.2 Tanggapan Terhadap Service Quality with Character di Kembang Spa ... 95

4.2.1 Tangapan Responden Terhadap Trustworthiness ... 96

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Respect ... 97

4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Responsibility ... 99

4.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Fairness ... 100

4.2.5 Tanggapan Responden Terhadap Caring ... 101

4.2.6 Tanggapan Responden Terhadap Citizenship ... 103

4.2.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Service Quality with Character di Kembang Spa ... 104

(9)

Shaskia Shinta Rianly, 2014

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Repurchase Intention ... 107

4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Word Of Mouth ... 108

4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Customer Feedback ... 110

4.3.4 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Customer Behavioral Intention di Kembang Spa ... 111

4.4 Pengaruh Service Quality with Character Terhadap Customer Behavioral Intention di Kembang Spa ... 113

4.4.1 Hasil Uji Asumsi Regresi ... 113

4.4.1.1 Hasil Uji Asumsi Normalitas ... 113

4.4.1.2 Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas ... 115

4.4.1.3 Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas ... 116

4.4.1.4 Hasil Uji Asumsi Autokorelasi ... 117

4.4.1.5 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 118

4.4.1.6 Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji F) ... 119

4.4.1.7 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Parsial ... 120

4.4.1.8 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Service Quality with Character Sebagai Wellness Destination Terhadap Customer Behavioral Intention di Kembang Spa ... 122

4.4.2 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 123

4.4.2.1 Implikasi Temuan Teoritik ... 123

4.4.2.2 Implikasi Temuan Bersifat Empirik ... 125

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 127

5.1 Kesimpulan ... 127

5.2 Rekomendasi ... 129

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Pra Penelitian

(10)

Shaskia Shinta Rianly, 2014

Pengaruh Service Quality With Character Sebagai Wellness Destination Terhadap Customer

2. Kuesioner Penelitian

3. Kodingan Karakteristik Penelitian

4. Kodingan Penelitian

5. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

6. Hasil Uji Asumsi Regresi

7. Teknik Analisis Regresi Berganda

8. Jadwal Bimbingan

9. SK Seminar Proposal Penelitian

(11)

Shaskia Shinta Rianly, 2014

DAFTAR TABEL

No.

Tabel Judul Hal.

1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia 1

1.2 Perbedaan Antara Spa Budaya Barat dan Spa Tradisional Indonesia 3

1.3 Daftar Spa Di Kota Bandung Tahun 2012 5

1.4 Jasa Perawatan Spa yang Ada di Kembang Spa 6

1.5 Jumlah Pengunjung Kembang Spa Bandung Tahun 2011-2012 7

1.6 Implementasi Service Quality with Character Kembang Spa Bandung 12

2.1 Perbedaan Antara Service Quality Di Era Vertikal dan Horizontal 19

2.2 Definisi Kualitas Pelayanan Menurut Para Ahli 20

2.3 Orisinalitas Penelitian 40

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian 54

3.2 Jumlah Pengunjung Kembang Spa Setiabudi Bandung Tahun 2012 60

3.3 Intrepretasi Besarnya Koefisien Korelasi 64

3.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel (X) Service Quality with Character dan Variabel (Y) Customer Behavioral Intention

65

3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian 69

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan Asal Daerah

83

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan, Pekerjaan, dan Penghasilan

86

4.3 Sumber Informasi dan Rekan Berkunjung ke Kembang Spa 87

4.4 Pengalaman Responden Mengenai Frekuensi Berkunjung, Waktu Berkunjung, dan Lama Berkunjung di Kembang Spa

90

4.5 Jenis Paket Perawatan Spa yang Dipilih dan Pengeluaran di Kembang Spa

(12)

Shaskia Shinta Rianly, 2014

Pengaruh Service Quality With Character Sebagai Wellness Destination Terhadap Customer

4.6 Alasan dan Frekuensi Berkunjung di Kembang Spa 94

4.7 Tanggapan Responden Terhadap Trustworthiness 96

4.8 Tanggapan Responden Terhadap Respect 97

4.9 Tanggapan Responden Terhadap Responsibility 99

4.10 Tanggapan Responden Terhadap Fairness 100

4.11 Tanggapan Responden Terhadap Caring 102

4.12 Tanggapan Responden Terhadap Citizenship. 103

4.13 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Service Quality with Character di Kembang Spa

104

4.14 Tanggapan Responden Terhadap Repurchase Intention 107

4.15 Tanggapan Responden Terhadap Word Of Mouth 108

4.16 Tanggapan Responden Terhadap Customer Feedback 110

4.17 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Customer Behavioral Intention di Kembang Spa

111

4.18 Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas 117

4.19 Hasil Uji Asumsi Autokorelasi 118

4.20 Output Service Quality with Character Sebagai Wellness Destination Terhadap Customer Behavioral Intention di Kembang Spa

118

4.21 Output ANOVA 120

(13)

Shaskia Shinta Rianly, 2014

DAFTAR GAMBAR

No.

Gambar Judul Hal.

1.1 Intensitas Jumlah Kunjungan Kembang Spa Bandung 8

1.2 Sumber Informasi Pengunjung Kembang Spa Bandung 10

2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Behavioral Intention 28

2.2 Elemen Health Tourism 35

2.3 Kerangka Pemikiran Service Quality with Character Terhadap Customer Behavioral Intention

48

2.4 Paradigma Penelitian Service Quality with Character Terhadap Customer Behavioral Intention

49

3.1 Regresi Berganda 75

4.1 Struktur Organisasi Kembang Spa 82

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan Asal Daerah.

85

4.3 Sumber Informasi dan Rekan Berkunjung Ke Kembang Spa 89

4.4 Frekuensi Berkunjung, Waktu Berkunjung, dan Lama Berkunjung di Kembang Spa.

91

4.5 Paket Perawatan Spa yang Dipilih dan Pengeluaran di Kembang Spa 93

4.6 Alasan dan Frekuensi Berkunjung di Kembang Spa 94

4.7 Garis Kontimum Service Quality with Character Kembang Spa 106

4.8 Garis Kontimum Customer Behavioral Intention Kembang Spa 113

4.9 Histogram Dependent Variabel Customer Behavioral Intention di Kembang Spa

114

4.10 Normal Probability Plot 115

4.11 Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas 116

(14)

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi yang serba mudah dan canggih ini manusia sangat

terfasilitasi dari semua sudut kehidupannya. Fasilitas yang disediakan pun dapat

dengan mudah ditemukan dan didapatkan di berbagai tempat untuk mendukung

pergerakan manusia. Namun, persaingan yang kian ketat dalam masa ini bukan

hanya terjadi dalam setiap individu, namun juga kelompok bahkan antar negara.

Persaingan yang terjadi pun bukan hanya dalam satu bidang, namun juga terjadi

dalam segala bidang, salah satunya adalah persaingan dalam pariwisata.

Kepariwisataan Indonesia memiliki daya saing yang cukup baik dan

membanggakan bila dibandingkan dengan Negara lainnya. Hal ini dapat dilihat

dari peningkatan jumlah wisatawan. Setiap tahunnya, Indonesia sendiri memiliki

peningkatan dalam jumlah kunjungan wisatawan, terutama wisatawan

mancanegara. Berikut tabel yang menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara yang datang ke Indonesia.

TABEL 1.1

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA

Tahun Wisatawan Mancanegara

Rata-Rata Pengeluaran

/orang (US $) Devisa (juta US $) Per Kunjungan Per Hari

2007 5.505.759 970,98 107,70 5,345.98

2008 6.234.497 1.178,54 137,38 7,347.60

2009 6.323.730 995,93 129,57 6,297.99

(15)

Tahun Wisatawan Mancanegara

Rata-Rata Pengeluaran

/orang (US $) Devisa (juta US $) Per Kunjungan Per Hari

2011 7.649.731 1.118,26 142,69 8,554.39

2012*) 7.277.496 Data Belum Tersedia

Keterangan : Angka sementara Januari - November

Sumber : Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Republik Indonesia, 2013

Dari Tabel di atas, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya ada kenaikan

jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia dari tahun 2007

hingga tahun 2012. Pada tahun 2011 jumlah wisatawan mancanegara juga

meningkat, menjadi 7.649.731 dari tahun sebelumnya yang berjumlah 7.002.944.

Hal ini merupakan prestasi baik yang berhasil dicapai oleh Indonesia berkat

peranan pemerintah swasta dan masyarakat Indonesia.

Indonesia, merupakan Negara di Asia Pasifik yang memiliki jutaan potensi

menarik di setiap daerahnya. Dimulai dari keindahan alamnya, kekayaan budaya,

dan ragam kreativitas yang memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Salah

satu kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia adalah budaya perawatan dan

kesehatan tradisional spa Indonesia. Berdasarkan UU No. 10 tahun 2009, ada 13

sektor usaha pariwisata, yaitu : (1) Daya Tarik Wisata, (2) Kawasan Pariwisata,

(3) Jasa Transportasi Wisata, (4) Jasa Perjalanan Wisata, (5) Jasa Makanan dan

Minuman, (6) Penyediaan Akomodasi, (7) Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan

dan Rekreasi, (8) Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi

dan Pameran, (9) Jasa Informasi Pariwisata, (10) Jasa Konsultan Pariwisata, (11)

Jasa Pramu Wisata, (12) Wisata Tirta, (13) Spa. Dan sektor spa merupakan salah

(16)

Hal ini didukung dengan pernyataan dari Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata, Jero Wacik, yang menjelaskan bahwa industri spa di Indonesia

termasuk tiga Negara di kawasan Asia yang memiliki perkembangan industri spa

yang cukup meningkat. Pengusaha spa yang tergabung dalam Asosiasi Spa

Indonesia (ASPI) bersama Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga

berusaha membangun persepsi yang tepat tentang spa dengan dikeluarkannya tata

cara pendaftaran usaha pariwisata spa dalam Peraturan Menteri

No.PM.97/HK.501/MKP/2010 dan standarisasi industri spa. Hal ini menunjukkan

bahwa pemerintah serius dalam mengembangkan dan mempromosikan industri

spa di Indonesia.

Bahan baku rempah-rempah yang memadai, sistem industri yang baik, dan

karasteristik yang khas merupakan keunggulan yang dimiliki Indonesia. Spa di

Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas yang tidak dapat ditemui di Negara

lain, seperti yang dapat dilihat dari data berikut.

TABEL 1.2

PERBEDAAN ANTARA SPA BUDAYA BARAT DAN SPA TRADISIONAL INDONESIA

NO JENIS PERAWATAN SPA TRADISIONAL INDONESIA

SPA

INTERNASIONAL

1. Produk perawatan

Diambil dari ekstrak

Indonesia yang mengacu pada rasa ikhlas, mengabdi, dan sabar.

Sebelum melakukan pijat diiringi doa dan transfer energi baik dari terapis ke klien

Konsep Barat yang mengacu pada profesionalisme dan tepat waktu. Tanpa merasa ada ikatan dan tidak mengutamakan transfer energi baik dari terapis ke klien

3. Jenis pijatan Javanese massage, Balinese

massage

(17)

NO JENIS PERAWATAN SPA TRADISIONAL INDONESIA

SPA

INTERNASIONAL

4. Jenis perawatan Lulur, boreh Body exfoliating, masker

5. Terapi olah fisik Tari-tarian tradisional, pencak

silat

Aerobik, Pilates, yoga, fitness

6. Terapi jiwa Semedi, nembang, tapa

ngambang

8. Terapi air Mandi rempah, mandi bunga Thalassotheraphy, hot

spring theraphy

9. Tempat-tempat pemandian

bersejarah Taman Sari, Langenharjo

Baden Baden, Jerman;Bath, Inggris

10. Asal aromaterapi Tumbuh-tumbuhan Indonesia Tumbuh-tumbuhan

Subtropis/Eropa Sumber : Pendidikan Spa Terapis, LPPMS, 2009

Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ciri khas

kebudayaan spa tersendiri, yaitu kekayaan tradisi dan budaya yang khas penuh

dengan kearifan lokal. Iklim tropis yang dimiliki Indonesia pun menjadikan

Indonesia bisa menghasilkan minyak esensial asli Indonesia yang berkualitas. Hal

inilah yang menjadikan perkembangan industri spa di Indonesia potensial dan

menjanjikan. Perkembangan industri spa yang cemerlang ini terjadi di berbagai

provinsi dan kota besar yang ada di Indonesia.

Kota Bandung, sebagai ibukota provinsi Jawa Barat memiliki magnet

tersendiri sebagai salah satu destinasi pariwisata di Indonesia. Berbagai jenis

wisata pun dapat ditemui di Kota Bandung, yaitu wisata belanja, wisata kuliner,

wisata heritage dan bangunan bersejarah, wisata pantai, wisata hiburan, dan wisata

spa. Dengan semakin berkembangnya industri pariwisata di Kota Bandung,

jumlah spa pun semakin bertambah banyak, lokasinya pun tersebar luas, mulai

(18)

wisata spa di Kota Bandung, semakin melengkapi konsep Kota Bandung sebagai

one stop recreation, yang memiliki tiap aspek pariwisata.

Kota Bandung adalah destinasi pariwisata yang menawarkan kesejukan

dan ketenangan dalam beriwisata spa, dan munculnya spa-spa berkualitas di Kota

Bandung yang tidak kalah bersaing dengan spa-spa lainnya yang menjadikan

industri spa di Kota Bandung semakin menjanjikan. Dan berikut daftar spa di

Kota Bandung yang telah memiliki izin resmi dari Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Bandung.

TABEL 1.3

DAFTAR SPA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012

No Nama Spa Kategori Spa

1. Martha Tilaar Saloon and Spa Day and Destination Spa

2. Roger’s Saloon and Spa Day Spa

3. Zen Family Spa and Reflexology Day and Destination Spa

4. Everyday Spa Day Spa

5. Selaras Spa Day Spa

6. The Lammars Spa Day and Destination Spa

7. Amaia Spa Day and DEstination Spa

8. Lemongrass Spa Day and Destination Spa

9. Bali Heaven Spa Day Spa

10. Jadul Village Spa Day and Destination Spa

11. Kembang Spa Day and Destination Spa

12. Mariaty’s Spa Day and Destination Spa Sumber :Diolah dari berbagai sumber, 2013

Pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa terdapat 12 spa di Kota Bandung pada

tahun 2012 yang terdiri dari dua kategori, yaitu Day Spa dan Destination Spa.

Menurut Louise Jumarani (2009:25), Day Spa merupakan spa yang menyediakan

(19)

tengah kota atau daerah yang mudah dijangkau, dan Destination Spa yang

menyediakan perawatan spa dengan tujuan khusus meningkatkan kualitas

kesehatan dan berlokasi didekat destinasi pariwisata. Dan salah satu spa dengan

perpaduan Day Spa dengan Destination Spa adalah Kembang Spa. Kembang Spa

merupakan spa dengan perpaduan unsur budaya Jawa, Bali, dan Parahyangan

yang kental dengan teknik spa tradisional Indonesia.

Kembang Spa adalah salah satu spa yang banyak dikunjungi turis, baik itu

turis mancanegara ataupun lokal, karena lokasinya yang berdekatan dengan

hotel-hotel tempat menginap wisatawan dan tujuan wisata yang ada disekitarnya, namun

juga memiliki pemandangan yang indah. Kembang Spa menawarkan paket-paket

perawatan spa yang bertujuan untuk kecantikan, kesehatan, serta ketenangan jiwa

dan pikiran dengan konsep tradisional Jawa dan Bali. Tabel 1.4 berikut

merupakan jasa perawatan yang ditawarkan oleh Kembang Spa.

TABEL 1.4

JASA PERAWATAN SPA YANG ADA DI KEMBANG SPA

No. Jasa Perawatan Spa

1. Traditional Massage and Herbal Hot Stone Therapy

2. Balinese Massage

3. Traditional Massage

4. Full Body Reflexy

5. Foot and Hand Reflexy

6. Kembang Spa Body Scrub/Lulur

7. Herbal Bath & Milk Bath

8. Body Steam

9. Kembang Spa Massage Package

10. Kembang Spa Wellness Package

11. Kembang Spa Beautiful Package Sumber : Kembang Spa, 2013

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa Kembang Spa memiliki beragam jasa

(20)

yaitu Wellness Destination, pengunjung dapat merasakan wisata kesehatan yang

sesungguhnya. Tabel 1.5 berikut adalah jumlah kunjungan Kembang Spa

Bandung.

TABEL 1.5

JUMLAH PENGUNJUNG KEMBANG SPA BANDUNG TAHUN 2011-2012

No. 2011 Total

1. Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

2151 216 188 197 193 236 241 225 223 212 220

2012 Total

2. Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

1647 230 212 202 225 216 160 202 198 198 204

Sumber :Sales & Marketing Kembang Spa, 2012

Tabel 1.5 di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah

pengunjung pengguna jasa spa di Kembang Spa dari periode tahun 2011 sampai

tahun 2012. Penurunan yang mencapai 504 pengunjung bukan tanpa sebab.

Menurut Marketing Manager Kembang Spa, jumlah pengunjung Kembang Spa

memang cenderung menurun dan tidak stabil setiap bulannya. Perkembangan spa

di Kota Bandung yang terus meningkat, menjadikan setiap pelaku di bisnis jasa

spa harus mampu memberikan dan meningkatkan kualitas yang diberikan, baik itu

dari kualitas produk yang dimiliki maupun kualitas pelayanannya dalam

menciptakan kepuasan pengunjung.

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat,

diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis,

(21)

pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (

word-of-mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan. Kepuasan memang menjadi tolak

ukur perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, namun dengan berkembangnya

industri spa di Kota Bandung dengan konsep dan pasar yang saling bersaing,

setiap perusahaan spa harus mampu menciptakan konsumen yang tidak hanya

puas, namun dapat menjadikan konsumen datang kembali serta

merekomendasikan perusahaan kepada teman dan kerabatnya dan hal inilah yang

disebut dengan behavioral intention.

Behavioral Intention merupakan intensi atau niat berperilaku konsumen

salah satunya menyangkut repurchase intention dan perilaku word-of-mouth

(giving recommendation). Repurchase terjadi pada saat konsumen membeli

kembali produk atau jasa pada perusahaan yang sama untuk untuk kedua kalinya

atau lebih, dan alasan utama untuk membeli lagi dipicu oleh pengalaman

pelanggan terhadap produk atau jasa. Gambar 1.1 berikut merupakan hasil pra

penelitian tentang jumlah intensitas kunjungan konsumen di Kembang Spa

(kuesioner terlampir).

Sumber : Pra penelitian, Maret 2013

(22)

INTENSITAS JUMLAH KUNJUNGAN KEMBANG SPA BANDUNG

Gambar 1.1 di atas menunjukkan hasil pra penelitian mengenai intensitas

kunjungan konsumen di Kembang Spa. Pra penelitian ini dilakukan pada bulan

Maret 2013 dengan jumlah 75 orang yang berkunjung ke Kembang Spa Bandung.

Berdasarkan hasil survei dapat dilihat bahwa jumlah konsumen yang pernah

melakukan pembelian ulang lebih dari satu kali berjumlah 17 orang, sementara

yang sudah melakukan kunjungan lebih dari dua kali hanya 8 orang, dan sisanya

adalah konsumen yang baru melakukan kunjungan pertama kali. Dapat dilihat

bahwa pembelian dan kunjungan ulang konsumen masih sangat rendah hanya 11

persen dari 100 persen jumlah pengunjung Kembang Spa, kebanyakan konsumen

yang datang adalah konsumen yang memang pertama kali datang ke Kembang

Spa.

Sementara perilaku word-of-mouth atau giving recommendation

merupakan salah satu elemen penting dalam perusahaan untuk mengetahui

pendapat mereka tentang jasa dan produk yang digunakan. Word-of-mouth jelas

sangat menguntungkan karena dengan terciptanya perilaku tersebut, dengan

sendirinya konsumen yang datang akan merekomendasikan Kembang Spa kepada

orang lain dengan sukarela tanpa harus dibayar oleh perusahaan. Dan berikut

Gambar 1.2 adalah survei mengenai sumber informasi yang didapatkan konsumen

(23)

13%

23%

45% 19%

Media Iklan/Promosi

Internet

Itinerary Tour

Rekomendasi Teman/Keluarga

Sumber :Pra Penelitian, Maret 2013

GAMBAR 1.2

SUMBER INFORMASI PENGUNJUNG KEMBANG SPA BANDUNG

Gambar 1.2 di atas dapat dilihat sumber informasi yang diperoleh

konsumen mengenai sumber informasi konsumen yang berkunjung ke Kembang

Spa. Sebanyak 10 orang atau 13 persen konsumen mendapatkan informasi tentang

Kembang Spa melalui media iklan seperti, brosur, banner, dan kupon voucher,

kemudian 23 persen konsumen mendapatkan informasi melalui fasilitas media

sosial dan search engine di internet yang terhubung pada situs jejaring sosial dan

blog di internet yang berisi informasi tentang Kembang Spa, dan 45 persen

konsumen mandapatkan informasi melalui itenarary tour & travel yang mereka

gunakan. Sumber informasi melalui teman dan keluarga sebesar 19 persen. Hal

tersebut tentu menjelaskan bahwa rekomendasi dari konsumen Kembang Spa

masih rendah.

Menurut Sales & Marketing Kembang Spa, motivasi tamu yang

berkunjung ke Kembang Spa adalah untuk mencari ketenangan dan untuk

merilekskan tubuh dan pikiran, serta ingin merasakan suasana spa tradisional yang

berasal dari suara, wangi, serta teknik dan gerakan spa. Para tamu yang

(24)

Kembang Spa ialah menenangkan jiwa dan raga dari penatnya rutinitas

sehari-hari, yang secara mudah dapat didapatkan, karena lokasinya yang mudah

dijangkau dan pelayanannya yang ramah.

Namun di era sekarang, dengan adanya perkembangan teknologi, terutama

teknologi komunikasi dan informasi, telah mendorong dunia semakin horizontal.

Komunikasi antara konsumen tidak lagi dapat dibatasi dan berlangsung secara

real-time. Kualitas pelayanan pun harus bisa mengikuti zaman, konsep service

tidak lagi mencukupi. Service yang berorientasi pada kepuasan pelanggan tidaklah

cukup. Pelanggan pun tidak bisa dipahami hanya dengan aturan dan layanan saja.

Jauh lebih dalam, pemasar harus bisa memahami apa yang menjadi anxiety dan

desire mereka. Sebab itu, layanan membutuhkan dua hal, yakni konsistensi

sekaligus fleksibilitas. Service dalam era ini disebut dengan Service with

character (Hermawan Kartajaya,2010:199).

Pelayanan yang menjiwai karakter perusahaan merupakan suatu elemen

penting dalam membangun keberhasilan perusahaan. Pelayanan yang menjiwai

karakter berfokus bukan terhadap permintaan konsumen, tetapi berfokus terhadap

kebutuhan konsumen. Dan dalam pelaksanaanya perusahaan berfokus untuk

memberikan pelayanan yang paling relevan dengan kebutuhan dan hasrat

konsumen, yang menjadikan konsumen benar-benar merasa terbantu oleh

perusahaan. Dan ini lah yang disebut dengan Service Quality with Character.

Terdapat 6 Pillars of Character untuk mendiskripsikan apa itu karakter,

(25)

yang dikembangkan menjadi 18 prinsip Service Quality with Character dan

implementasinya di Kembang Spa yang dapat dilihat pada Tabel 1.6 berikut.

TABEL 1.6

IMPLEMENTASI SERVICE QUALITY WITH CHARACTER KEMBANG SPA BANDUNG

Dimensi Character

Prinsip Service Quality with Character

Implementasi Service Quality with Character di Kembang

Spa

Trustworthiness

- Honest in Service

- Serve in the right way and consistently

- Serve with commitment

 Mengajarkan sikap jujur kepada terapis

 Menerapkan sistem harga yang transparan .

 Memberikan layanan sesuai dengan komitmen Kembang Spa sebagai Wellness Destination Spa.

Respect

- Make customer as a friend - Show Sincerity to customer - Create experiences and involve

customers

 Memahami kebutuhan konsumen akan perawatan spa yang tepat.

 Memberikan pelayanan ramah dan sepenuh hati.

Responsibility

- Service script in natural way - Prevents service failure - Always ready to serve and

make things done

 Memberikan pelayanan khas Indonesia namun tetap beradaptasi dengan konsumen mancanegara.

Fairness

- Allow customer to know what they should know

- Never let customers down - Avoid personal biases in

serving customers

 Terbuka dalam memberitahu produk dan teknik yang dipakai.

 Memonitor kondisi dan kesiapan karyawan/terapis.

Caring

- Show kindness in every service touch point

- Consider customer’s hidden needs in all service processes - Know what customer feels is

good, able to serve it is great

 Menyebarkan keramahan dalam setiap diri terapis serta memberikan batasan yang jelas dalam memberikan pelayanan.

Citizenship - Implement service ethically, live company’s values - Spread the caring spirit to

society

- Encourage customers to be more environmental conscious

 Menjaga budaya dan memegang teguh etika perusahaan.

 Dengan menggunakan bahan dan produk natural dan aman bagi lingkungan. Kembang Spa secara tidak langsung mengajak konsumen mencintai alam. Sumber :Sales & Merketing Kembang Spa Bandung, 2013

Tabel 1.6 di atas dapat dilihat apabila Kembang Spa memiliki keenam

(26)

harapan bahwa keenam pilar utama tersebut dapat menciptakan Customer

Behavioral Intention terhadap Kembang Spa, yang kelak akan terus mampu

bersaing dan menciptakan rekomendasi yang dilakukan konsumen sehingga akan

tercipta loyalitas konsumen. Oleh sebab itu, penulis memilih untuk mengkaji

penelitian mengenai Pengaruh Service Quality with Character Sebagai

Wellness Destination Terhadap Customer Behavioral Intention Di Kembang

Spa” (Survei pada wisatawan yang berkunjung di Kembang Spa Bandung).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Service Quality with Character yang terdiri dari

trustworthiness, respect, responsibility, fairness, caring dan

citizenship.

2. Bagaimana Customer Behavioral Intention di Kembang Spa Bandung.

3. Seberapa besar pengaruh Service Quality with Character terhadap

Customer Behavioral Intention Kembang Spa Bandung secara parsial

dan simultan.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh hasil temuan mengenai:

1. Service Quality with Character yang terdiri dari trustworthiness,

respect, responsibility, fairness, caring, dan citizenship.

(27)

3. Pengaruh Service Quality with Character terhadap Customer

Behavioral Intention Kembang Spa Bandung secara parsial dan

simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Kegunaan teoritis:

Secara teoritis, hasil penelitian ini dilakukan sebagai pengembangan

ilmu pemasaran pariwisata dan memberikan nilai tambah pengetahuan

dan wawasan terutama dalam insutri spa dengan mengkaji pemahaman

mengenai Service Quality with Character maupun Customer

Behavioral Intention di Kembang Spa Bandung.

2. Kegunaan praktis:

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan bagi pihak industri spa khususnya bagi Kembang Spa dalam

membangun dan menjaga karakter pelayanan. Selain itu, diharapkan

hasil penelitian ini dapat menjadi evaluasi strategi yang sebaiknya

perlu diprioritaskan, ditambahkan, ataupun diganti untuk dapat

meningkatkan kunjungan konsumen dalam upaya membangun

(28)

BAB III

OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis bagaimana service quality with character

Kembang Spa dengan tagline Wellness Destination dan pengaruhnya terhadap

customer behavioral intention. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu

manajemen pemasaran. Adapun objek penelitian terdiri dari dua variabel yaitu

variabel X, dan variabel Y. Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2011:38),

”Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari” sedangkan menurut

Sekaran (2006:115), ”Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau

membawa variasi pada nilai”.

Sugiyono (2011:39) mengartikan variabel independent atau variabel bebas

sebagai variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau

timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel independent (bebas) adalah

service quality with character (X) yang memiliki yang mmiliki enam dimensi

yang terdiri dari trustworthiness(X1.1), respect(X1.2), responsibility(X1.3),

fairness(X1.4), caring(X1.5), dan citizenship(X1.6). Sedangkan variabel terikat

menurut Sugiyono (2011:39) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependent (terikat) yaitu

intensi berprilaku konsumen (customer behavioral intention) yang terdiri dari

(29)

Penelitian ini dilaksanakan di suatu usaha spa dalam industri pariwisata,

yaitu jasa pelayanan dan perawatan di Kembang Spa. Unit analisis atau responden

dalam penelitian ini adalah wisatawan yang memutuskan untuk menggunakan jasa

dan perawatan yang ada di Kembang Spa.

3.2 Metodelogi Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metodelogi yang Digunakan

3.2.1.1Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif.

Menurut Sugiyono (2011:53) penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri baik satu variabel atau

lebih (variabel yang berdiri sendiri tanpa membuat perbandingan dan/atau mencari

hubungan variabel satu sama lain). Hal serupa dikemukakan oleh Cooper dan

Schindler (2006:159) yang menjelaskan bahwa "Jika suatu riset berkaitan dengan

menemukan siapa, apa, dimana, kapan dan berapa banyak, maka studinya adalah

deskriptif".

Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai

service quality with character dan gambaran mengenai customer behavioral

intention setelah merasakan pengalaman perawatan di Kembang Spa, sedangkan

verifikatif menurut Sugiyono (2012:54), “Penelitian verifikatif adalah penelitian

yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih

sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda”. Penelitian verifikatif

(30)

melalui pengumpulan data di lapangan. Dalam penelitian ini akan diuji mengenai

service quality with character yang diberikan Kembang Spa terhadap customer

behavioral intention.

3.2.1.2 Metodelogi yang digunakan

Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu deskriptif dan verifikatif yang

dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian

yang digunakan adalah metode explanatory survey.

Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2011:7), yang dimaksud metode

survei yaitu:

Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecill tapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif. Distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Menurut Sugiyono (2011:7), metode explanatory survey adalah metode

penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari merupakan data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan

antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Adapun penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu

tahun. Oleh karena itu, metode yang digunakan adalah Cross Section Method

menurut Cooper dan Schindler (2006:160) yaitu “Metode yang dilakukan hanya

(31)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini dioperasionalisasikan dalam

dua variabel utama. Variabel independent (bebas) yang teliti adalah service

quality with character (X) yang memiliki yang memiliki enam dimensi yaitu

trustworthiness, respect, responsibility, fairness, caring, dan citizenship.

Sedangkan variabel dependent (terikat) yaitu customer behavioral intention (Y)

terdiri dari repurchase intention, word of mouth, dan customer feedback.

Menurut Silalahi (2009:201) mengungkapkan bahwa “Operasionalisasi

variabel merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi sejumlah variabel

operasional atau variabel empiris (indikator, item) yang menunjuk langsung pada

hal-hal yang dapat diamati atau diukur”. Secara lebih rinci operasionalisasi

variabel dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel Sub-variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No

Item

Service Quality with Character adalah salah satu konsep layanan perusahaan di era New Wave yang dapat diandalkan untuk bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat. (Kartajaya, 2010:198)

Trustworthiness kuat, dan tepat janji,

jangan sampai over promise, under

(32)

Variabel Sub-variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No menjalani perawatan di Kembang Spa

Always ready to serve and make things harga, teknik spa, dan produk spa yang diberikan dan digunakan terhadap pelayanan yang ditawarkan

(33)

Variabel Sub-variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(Kartajaya, 2010:123) Tingkat kejelasan karyawan terapis dalam menjelaskan tahap

needs in all service processes karyawan dan terapis

Kembang Spa Ordinal 20 jawa dan bali melalui teknik spa, lagu, dan minuman khas

Customer Behavioral Intention merupakan keinginan konsumen untuk berperilaku yang merupakan faktor penting dalam memperhitungkan efektivitas perusahaan (Gour C. Saha and Theingi

2009:350)

Repurchase Intention

Tingkat keinginan untuk melakukan pembelian ulang di Kembang Spa

Ordinal tidak beralih ke alternatif spa lainnya

(34)

Variabel Sub-variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No memberikan advice atau saran apabila ada orang lain yang bertanya

Ordinal 27

Tingkat keinginan untuk mempengaruhi dan mengajak kerabat atau teman untuk juga ikut berkunjung ke Kembang

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

3.2.3 Jenis Dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.

Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara, maka

sumber data disebut responden, sedangkan jika penelitian menggunakan teknik

observasi, maka sumber data bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu.

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer

dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2012:193) berdasarkan sumbernya, data

(35)

1. Data Primer (Primary Data Source)

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti

untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam

penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode

pengumpulan data berupa survei ataupun observasi.

2.Data Sekunder (Secondary Data Source)

Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel

yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber

data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal),

berbagai internet, website, perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan,

membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk

menyajikan data sekunder.

Cooper & Schindler (2006:163) menyatakan ”Studi yang telah dibuat oleh

orang lain untuk keperluan mereka sendiri dapat menjadi suatu data sekunder”.

Sumber data primer adalah pelaku yang terlibat langsung dengan karakter yang

diteliti sedangkan sumber data sekunder adalah karakter hasil liputan lain.

Sekaran (2006:60) menyatakan bahwa data primer adalah responden individu,

kelompok fokus, dan panel yang secara khusus ditentukan oleh peneliti dan di

mana pendapat bisa dicari terkait persoalan tertentu dari waktu ke waktu, atau

sumber umum seperti majalah atau buku tua.

Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan sumber data berupa data

primer, yaitu melalui kuesioner penelitian kepada pengunjung Kembang Spa,

(36)

sekunder didapat melalui penelitian-penelitian terdahulu melalui jurnal dan

internet mengenai service quality with character terhadap customer behavioral

intention.

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.2.4.1Populasi

Dalam pengumpulan data dan menganalisa suatu data, langkah pertama

yang sangat penting adalah memnentukan populasi. Populasi dibutuhkan sebagai

sumber data dalam penelitian, karena dari populasi tersebut akan diperoleh suatu

pemecahan masalalah yang akan menunjang keberhasilan penelitian.

Sugiyono (2012:49) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”, sedangkan Sekaran (2008:122) menyatakan bahwa

“Populasi merupakan kumpulan semua elemen dalam populasi di mana sampel

diambil” sehingga populasi sasaran (target population) harus ditentukan dengan

jelas oleh peneliti.

Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah

tamu yang melakukan pembelian paket perawatan spa ke Kembang Spa Bandung.

(37)

TABEL 3.2

JUMLAH PENGUNJUNG KEMBANG SPA BANDUNG 2012

Pengunjung Jumlah (Orang)

Pengunjung 2457

Jumlah 2457

Sumber: Bagian Marketing Kembang Spa, 2012

Berdasarkan Tabel 3.2, maka jumlah populasi pada tahun 2012 adalah

2.457 orang. Oleh karena itu populasi yang akan diambil adalah dari tamu

Kembang Spa yang berkunjung untuk membeli perawatan spa yaitu sebesar 2.457

orang.

3.2.4.2Sampel

Penelitian yang dilaksanakan tidak pada semua populasi yang telah

ditentukan melainkan pada beberapa orang yang disebut dengan sampel. Sugiyono

(2012:116) mengemukakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Peneliti diperkenankan untuk

mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan untuk mewakili bagian

yang lain yang diteliti.

Penentuan ukuran sampel (n) dan populasi (N) yang dalam penelitian ini

menggunakan rumus sample Slovin (Umar, 2003:141) yaitu sebagai berikut:

n =

Keterangan :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

(38)

Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

n = =

Berdasarkan hasil dari perhitungan di atas, diperoleh hasil sampel sebesar

96,08 tetapi untuk jaminan keakuratan, sebaiknya sampel ditambah sedikit lebih

banyak dari jumlah matematikanya. Berdasarkan ukuran sampel (n) minimal,

maka dalam penelitian ini ditetapkan ukuran sampel (n) sebanyak 100 responden

agar lebih representatif.

3.2.4.3Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2012:56), “Teknik Sampling adalah merupakan teknik

pengambilan sampel”. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel,

untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik

sampling terdiri dari beberapa macam. Teknik penarikan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sampel probabilitas sampling dengan teknik yang

digunakan ialah systematic random sampling. Menurut Sugiyono (2011:64)

mengemukakan bahwa metode pengambilan acak sistematis adalah metode untuk

mengambil sampel yang sistematis dengan jarak atau interval tertentu dari suatu

kerangka sampel yang telah diuraikan. “ Dengan demikian tersedianya suatu

populasi sasaran yang tersusun (ordered population target) merupakan pra-syarat

penting bagi dimungkinkannya pelaksanaan pengambilan sampel dengan metode

(39)

Langkah-langkah teknik penarikan sampel dalam penelitian ini, sebagai

berikut :

1.Menentukan populasi sasaran. Dalam hal ini populasi sasaran adalah tamu

yang berkunjung ke Kembang Spa dan membeli jasa perawatan spa.

2.Menentukan sebuah check point pada obyek yang akan diteliti, dalam hal

ini check pointnya adalah Kembang Spa.

3.Menentukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling.

Dalam penelitian ini waktu konkrit yang digunakan peneliti adalah pukul

13.00-21.00 WIB (waktu rentan kepadatan tamu Kembang Spa).

4.Melakukan orientasi secara cermat terhadap check point, dengan

memperhatikan secara cermat berapa jumlah tamu yang datang.

5.Menentukan ukuran kecukupan sampel yang diambil.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012:193), “Teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari suatu

penelitian adalah mendapatkan data melalui wawancara yang dapat dilakukan

secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap

muka maupun dengan menggunakan telepon, angket dan observasi yang dapat

dibedakan menjadi participant observation dan non participant observation

selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat

(40)

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Wawancara, pengumpulan data yang dilaksanakan pada pihak perusahaan

untuk memperoleh data primer mengenai perusahaan dan kepada responden

yang berkunjung ke Kembang Spa Bandung.

2. Observasi, pengamatan terhadap objek penelitian dan data yang diperlukan

dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh service quality with character

terhadap customer behavioral intention pada Kembang Spa Bandung.

3. Kuesioner atau angket, teknik pengumpulan data melalui penyebaran

seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi sampel

penelitian, kuesioner atau angket berlaku sebagai daftar primer. Kuesioner

berisi pernyataan mengenai karakteristik responden.

4. Studi kepustakaan/literatur, pengumpulan informasi yang berhubungan

dengan teori-teori dan gambaran umum mengenai produk yang relevan

dengan masalah dan variabel yang diteliti.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.2.6.1Hasil Pengujian Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar.

Insrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

(41)

Pengujian Validitas dapat menggunakan rumus korelasi sederhana atau

sering kali disebut sebagai korelasi Pearson. Adapun rumus korelasi Product

Moment yang dikemukakan oleh Pearson dapat dijabarkan sebagai berikut:

Sumber : Sugiyono (2010:249)

= Kuadrat faktor variabel Y

∑XY = Jumlah perkalian faktor korelasi variable X dan Y

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi

dapat diliat pada tabel berikut.

TABEL 3.3

INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI

Besarnya Nilai Interpretasi

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2010: 250)

Sedangkan pengujian keberartian koefiseien korelasi (t) dilakukan dengan

taraf signifikasi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut:

1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi

α=0,05

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel

(42)

3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung < rtabel

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program

SPSS 20 for windows. Berdasarkan pengujian kuesioner terhadap 30 responden

dengan tingkat signifikasi 5%, maka didapat nilai rtabel sebesar 0,361. Berikut ini

adalah hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti

kepada 30 responden penelitian.

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL (X) SERVICE QUALITY WITH CHARACTER DAN VARIABEL (Y) CUSTOMER

BEHAVIORAL INTENTION

No Variabel r hitung r tabel Keterangan

Service Quality with Character (X)

Trustworthiness

1 Tingkat kejujuran terapis Kembang Spa selama

memberikan pelayanan tentang perawatan spa 0,697 0,361 Valid

2

Tingkat konsistensi kualitas pelayanan yang diberikan dari awal hingga akhir perawatan di Kembang Spa

0,621 0,361 Valid

3 Tingkat ketepatan waktu perawatan yang diberikan

terapis Kembang Spa 0,781 0,361 Valid

4

Tingkat komitmen Kembang Spa dengan teknik spa yang diberikan sebagai spa yang mengusung budaya tradisional Jawa dan Bali

0,741 0,361 Valid

Respect

1 Tingkat perhatian karyawan dan terapis terhadap

keinginan dan kebutuhan konsumen 0,495 0,361 Valid

2 Tingkat ketulusan karyawan dan terapis Kembang

Spa selama melayani konsumen 0,656 0,361 Valid

3 Tingkat pengalaman konsumen menjalani perawatan spa dengan tema tradisional Jawa dan

(43)

No Variabel r hitung r tabel Keterangan

Bali

4

Tingkat pengalaman relaksasi kesehatan yang dirasakan setelah menjalani perawatan di Kembang Spa

0,678 0,361 Valid

Responsibility

1 Tingkat adaptasi karyawan dan terapis terhadap

perilaku dan budaya konsumen 0,570 0,361 Valid

2 Tingkat inisiatif karyawan dan terapis dalam

memberikan pelayanan 0,708 0,361 Valid

3 Tingkat keoptimalan kinerja karyawan dan terapis

Kembang Spa dalam memberikan pelayanan 0,684 0,361 Valid

4 Tingkat ketanggapan karyawan dan terapis dalam memberikan pelayanan sesuai kebutuhan konsumen

0,696

0,361 Valid

Fairness (X4)

1

Tingkat transparansi harga, teknik spa, dan produk spa yang diberikan dan digunakan terhadap pelayanan yang ditawarkan

0,643 0,361 Valid

2 Tingkat kejelasan terapis dalam menjelaskan tahap

perawatan spa kepada konsumen 0,480 0,361 Valid

3 Tingkat kecepatan karyawan dan terapis dalam

menangani keluhan 0,529 0,361 Valid

Caring

1 Tingkat keramahan karyawan dan terapis Kemban

Spa 0,780 0,361 Valid

2 Tingkat kenyamanan ruangan, alunan lagu, harum

relaksasi dan pelayanan yang diberikan 0,775 0,361 Valid

3 Tingkat ketersediaan air dan fasilitas pendukung

lainnya (tissue,handuk,sabun,dll) 0,865 0,361 Valid

4 Tingkat empati karyawan dan terapis Kembang Spa

terhadap konsumen 0,673 0,361 Valid

(44)

No Variabel r hitung r tabel Keterangan

1 Tingkat kesopanan karyawan dan terapis Kembang

Spa 0,625 0,361 Valid

2

Tingkat kemenarikan dalam membawa dan memperkenalkan budaya Jawa dan Bali melalui teknik spa, lagu, dan minuman khas

0,780 0,361 Valid

Customer Behavioral Intentions (Y)

Repurchase Intention

1 Tingkat keinginan untuk melakukan pembelian

ulang di Kembang Spa 0,617 0,361 Valid

2 Tingkat keinginan untuk tetap setia terhadap

Kembang Spa 0,749 0,361 Valid

3 Tingkat keinginan untuk tidak beralih ke spa

alternatif lainnya 0,635 0,361 Valid

Word Of Mouth

1 Tingkat keinginan untuk membicarakan hal positif

tentang Kembang Spa 0,593 0,361 Valid

2 Tingkat keinginan untuk merekomendasikan

Kembang Spa kepada orang lain 0,778 0,361 Valid

3 Tingkat keinginan untuk memberikan advice atau

saran apabila ada orang lain yang bertanya 0,846 0,361 Valid

4

Tingkat keinginan untuk mempengaruhi dan mengajak kerabat untuk berkunjung ke Kembang Spa

0,719 0,361 Valid

Costumer Feedback

1 Tingkat keinginan untuk memberikan saran kepada

Kembang Spa 0,649 0,361 Valid

2 Tingkat keinginan untuk memberikan kritik kepada

Kembang Spa 0,776 0,361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Tabel 3.4 dengan hasil pengujian validitas di atas menunjukkan bahwa

(45)

karena nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan rtabel yaitu sebesar 0,361

dengan responden sebanyak 30 responden.

3.2.6.2Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu ukuran untuk menentukan suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data.

Suharsimi Arikunto (2009:247) menyatakan bahwa reliabilitas menunjukan

tingkat keterandalan tertentu.

Pada penelitian ini reliabilitas dicari dengan menggunakan rumus alpha

atau Cronbach’s alpha (α) dikarenakan instrumen pertanyaan kuesioner yang

dipakai merupakan rentangan antara beberapa nilai dalam hal ini menggunakan

skala likert 1 sampai dengan 5.

Rumus alpha atau Cronbach’s alpha (α) sebagai berikut :

Sumber : Husen Umar (2009:170)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan

 = jumlah varians butir tiap pertanyaan

Jumlah varian butir tiap pertanyaan dapat dicari dengan cara mencari nilai

varians tiap butir yang kemudian dijumlahkan (

2) sebagai berikut :

(46)

Sumber : Husen Umar (2009:170)

Keterangan :

n = jumlah sampel σ = nilai varians

x = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Reliabilitas variabel dapat diketahui dengan menggunakan software

komputer SPSS (Statistical Product for Service Solution) 20.0, hal ini

dikarenakan Cα masing-masing variabel lebih besar dibandingkan dengan

koefisien alpha cronbach yang bernilai 0,700 atau VR >0,70.

Uma Sekaran (2006:177) mengemukakan:

Alpha cronbach merupakan keadaan yang menunjukan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi atau satu sama lain. Alpha cronbach dihitung dalam hal rata-rata interkorelasi antar item yang mengukur konsep.Semakin dekat Alpha cronbach dengan angka 1 maka semakin tinggi keandalan konsisitensi internal.

Koefisien Alpha cronbach () merupakan statistik paling umum yang

dugunakan untuk menguji realibilitas suatu instrumen. Pengujian ini dilakukan

dengan menggunakan software komputer SPSS (Statistical Product for Service

Solution) 20.0.Berikut tabel uji reliabilitas instrumen penelitian:

TABEL 3.5

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

No Variabel Cα hitung Cα minimal Keterangan

1 Service Quality with Character 0,863 0,700 Reliabel

2 Customer Behavioral Intention 0,722 0,700 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013

Jika koefisien internal seluruh item r hitung ≥ r tabel dengan tingkat

signifikansi 10% , maka keseluruhan item pertanyaan dapat dikatakan reliabel

(47)

bahwa nilai Cα hitung untuk variabel service quality with character dan customer

behavioral intention lebih besar dibandingkan nilai Cα minimal.

3.2.7 Teknik Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.2.7.1Rancangan Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah kumpalan data mentah

menjadi informasi yang mudah dipahami. Alat penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuisioner (angket). Pada penelitian ini digunakan dua jenis

analisis yaitu analisis deskriptif dan analisis verifikatif, khususnya bagi variabel

yang bersifat kualitatif dan kuantitatif berupa hipotesis dengan menggunakan uji

statistik. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab sedangkan

analisis kuantitatif menitikberatkan pengungkapan perilaku variabel penelitian.

Dengan menggunakan kedua metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi

yang bersifat komperhensif. Analisis penelitian antara lain:

1. Analisis deskriptif Variabel X (Service Quality with Character)

a.Analisis deskriptif Variabel (Trustworthiness)

b.Analisis deskriptif Variabel (Respect)

c.Analisis deskriptif Variabel (Responsibility)

d.Analisis deskriptif Variabel (Fairness)

e.Analisis deskriptif Variabel (Caring)

f. Analisis deskriptif Variabel (Citizenship)

2. Analisis deskriftip variabel Y (Customer Behavioral Intention)

(48)

b.Analisis deskriptif Variabel (Word of Mouth)

c.Analisis deskriptif Variabel (Customer Feedback)

Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna

serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan

demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab

masalah yang diajukan.

Proses untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah metode analisis verifikatif, maka dilakukan analisis

regresi berganda. Dalam hal ini, analisis regresi berganda digunakan untuk

menentukan besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel

dependen (Y) baik secara langsung ataupun tidak langsung.

3.2.7.2Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),

bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi

(dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah

variabel independennya minimal 2 (Sugiyono, 2010:277). Penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda. Persamaan regresi untuk enam prediktor

adalah:

Gambar

Tabel
TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE
TABEL 1.2 PERBEDAAN ANTARA SPA BUDAYA BARAT DAN SPA TRADISIONAL
Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ciri khas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alat pengering terasi ini berfungsi untuk mengeringkan udang (rebon) yang diolah menjadi terasi agar waktu pengeringan lebih cepat dan tidak bergantung pada

Hal ini sesuai dengan daya terima pada warna, aroma, rasa dan tekstur yang memiliki nilai daya terima paling tinggi pada bolu tanpa substitusi (kontrol) diikuti oleh bolu

Evaluasi yang telah dilaksanakan oleh penulis pada Tn.W di Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember diperoleh data: klien dapat membina hubungan saling percaya

Beberapa upaya dalam program diseminasi telah dilakukan oleh BPTP untuk memperkenalkan varietas unggul baru secara langsung kepada responden (petani dan penyuluh)

Berdasarkan Gambar 2, hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan suhu, lama perendaman dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata ( p &gt;0,05)

dalam melakukan gerak dasar lokomotor berjalan dan berlari Prosentase ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan dari sebelumnya 2 siswa atau 56,67% sekarang

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan Karya Tulis akhir ini yang berjudul

Tingkah laku merupakan sikap individu yang dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya yang termasuk dalam sikap ini diantaranya selalu mentaati peraturan